fix pleno 29

36
Penanganan Pasien Perioperatif pada Apendisitis Dipresentasikan Oleh Kelompok B- 7 Nova Geby Barika 10-2009-004 Edward Suryadi Tirta 10-2009-030 Sherly Kulalean 10-2009-072 Ari Herlina Setiyono 10-2009-112 Stefanus Widy 10-2009-155 Sarah Regina Christy 10-2009-230 Andersen 10-2009-234 Nurul Mazni binti Abdullah 10- 2009-300 Thirumurugan Nyanesegram 10-2009- 334

description

sdffffffgd

Transcript of fix pleno 29

Penanganan Pasien Perioperatif pada Apendisitis

Dipresentasikan Oleh Kelompok B-

7

Nova Geby Barika 10-2009-004Edward Suryadi Tirta 10-2009-030Sherly Kulalean 10-2009-072Ari Herlina Setiyono 10-2009-112Stefanus Widy 10-2009-155Sarah Regina Christy 10-2009-230Andersen 10-2009-234Nurul Mazni binti Abdullah 10-2009-300Thirumurugan Nyanesegram10-2009-334

Pukul 21.00 WIB, seorang pemuda laki-laki, 20 tahun, 50 kg, diantar ke UGD karena sakit perut yang terlokalisir di kanan bawah bila ditekan. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dijadwalkan untuk emergency appendectomy.

Kasus

Tidak ada

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Pria 20 tahun nyeri pada perut kanan bawah jika ditekan, dan dijadwalkan akan dilakukan apendektomi

Rumusan masalah

Laki-laki 20 tahun nyeri perut kanan bawah jika di

tekan, akan dilakukan apendektomi

Persiapan preoperasi

Kunjungan preoperasi

Premedikasi

Anestesi

Jenis Anestesi

Obat Anestesi

Terapi cairan

Kebutuhan cairan basal

Terapi Cairan

perioperatif

Maximum allow blood

loss

sequesterEstimasi

volume darah

Penanganan pasien pasca operasi

Memperkenalkan diri dengan pasien, menjalin hubungan komunikasi dokter dan pasien

Mengetahui riwayat penyakit sekarang, dahulu

Melakukan pemeriksaan fisikMelakukan cek hasil pemeriksaan penunjangMemberitahukan jam puasaInform consentKonseling

Kunjungan pre-operasi

AnamnesisIdentitas pasienRiwayat penyakit sekarang dan dahulu :

- Alergi- Obat-obatan- Past medical history- Last oral intake

Lanjutan...

PEMERIKSAAN FISIK :Tanda-tanda vitalTingkat kesadaran pasien secara kualitatif dan

atau kuantitatif (GCS)Pemeriksaan khusus : Nyeri tekan Mc. Burney,

nyeri lepas (Blumberg sign), nyeri kontra lateral (rovsing sign), Dunphy’s sign, psoas sign, obturator sign

Rectal toucherAuskultasiPemeriksaan kulit daerah anestesiPemeriksaan spirometri dan EKGPengukuran berat badan

Lanjutan...

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah lengkap

HbTrombosit (platelet)HematokritLeukositPlasma protrombin time (PTT)Activated partial protrombin time (APTT)Clotting time

Lanjutan...

Informed consentSurat pernyataan setuju dan memberikan izin

kepada seseorang untuk melaukan tindakan medisInformed = diberi penjelasanInformation = motivasiConstinous = sadarConsent = memberikan izin/menyetujui

Konseling

Lanjutan...

Pemberian obat premedikasi bertujuan:Menimbulkan rasa nyaman pada pasienMemudahkan/memperlancar induksi,

rumatan, dan sadar dari anestesiMengurangi jumlah obat-obatan anestesiMengurangi timbulnya hipersalivasi,

bradikardi, mual, dan muntah pascaanestesiMengurangi stres fisiologis (takikardia, napas

cepat, dll)Mengurangi keasaman lambung

Obat Premedikasi

Obat premedikasiAnalgetik narkotik

Morfin. Dosis dewasa 5-10 mg (0,1 -0,2 mg/kgBB) intramuskular.

Antikolinergik Atropin. Dosis 0,4-0,6 mg intramuskular,

bekerja setelah 10-15BenzodiazepinPelemas otot

Suksinil kolin

Lanjutan...

Pemberian Anestesi

Anestesi Umumadalah tindakan menghilangkan rasa

nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel). Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, amnesia, dan relaksasi otot.

Cara pemberianPerektalInhalasi: derivat eter kecuali halotan dan

nitrogen

Jenis Anestesi

Parenteralkelompok barbiturat (thiopental, tiomilal,

metoheksital), propofol, etomidat, ketamin, droperidol, benzodiazepin (midazolam, diazepam, lorazepam), dan beberapa anestetik IV yang lebih berefek analgesik, misalnya fentanil, sulfentanil, alfentanil, remifentanil, miperidin, dan morfin.

Anestesi LokalAnestesi lokal adalah tindakan menghilangkan

nyeri/sakit secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran

1. Tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,

2. Batas keamanan lebar,3. Mula kerja singkat,4. Masa kerja cukup lama, 5. Larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat

disterilkan tanpa mengalami perubahan, dan efeknya reversibel

Syarat-syarat anestesi lokal

1. Anestesi permukaan, yaitu pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal di atas selaput mukosa seperti mata, hidung, atau faring.

2. Anestesi infiltrasi, yaitu penyuntikan lokal langsung diarahkan di sekitar tempat lesi, luka, atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan.

Pemberian anestetik lokal

3. Anestesi blok, yaitu penyuntikan lokal langsung ke saraf utama atau pleksus saraf. Misalnya anestesi spinal, anestesi epidural, dan anestesi kaudal.Pada anestesi spinal, penyuntikan dilakukan ke dalam ruang subaraknoid di antara konus medularis dan bagian akhir ruang subaraknoid.

OBAT ANESTESI LOKAL/REGIONAL

Golongan Amida Golongan Ester

Lidokain Prokain

Etidokain Kloroprokain

Prilokain Tetrakain

Mepivakain Benzokain

Bupivakain Kokain

Ropivakain -

Dibukain -

Obat Dosis Lama (menit)

Perineum, tungkai bawah

Abdomen bawah

Blok setinggi T4

Analgesik murni

Ditambah epinefrin

ProkainTetrakain Lidokainbupivakain

756-8254-6

1258-1450-756-12

20014-2075-10012-20

459060120-150

60120-15060-90120-150

Dosis dan lama kerja obat anestetik spinal

Terapi Cairan

Dewasa 30-40ml/kgBB/hariAnak- anak

- 10 kg pertama : 100 ml/kg- 10 kg kedua : 50 ml/kg- kg selebihnya : 20 ml/kgContoh: anak dengan berat badan 25 kg, maka kebutuhan cairan basalnya adalah:

100 ml x 10 kg = 1000 cc -> 10 kg pertama50 ml x 10 kg = 500 cc -> 10 kg kedua20 ml x 5 kg = 100 cc -> 5 kg sisanya

total = 25 kg = 1600 cc/24jam

Kebutuhan cairan basal

Rumus lain untuk menentukan kebutuhan basal cairan tubuh adalah rumus holiday-segar

Untuk mengganti cairan karena perdarahan atau kehilangan cairan (hipovolemik, dehidrasi karena puasa)

TERAPI CAIRAN PREOPERATIF

Usia Jumlah kebutuhan (ml/kgBB/jam)

DewasaAnak-anakBayiNeonatus

1,5-22-44-6

3

Dilakukan untuk mengganti cairan yang hilang selama proses bedah

Terapi Cairan Intraoperatif

Tingkat kerusakan jaringan

Kebutuhan cairan tambahan

Operasi kecil Operasi sedangOperasi besar

0-2 ml/kgBB/jam2-4 ml/kgBB/jam4-8 ml/kgBB/jam

Untuk penghitungan estimasi volume darah dapat dipakai rumus berikut

BloodVol = Weight * AvgBloodVolContoh : pria dengan BB 50 kg, maka

volume darah rata-ratanya adalah 75 ml x 50 kg = 3750 ml.

Estimasi volume darah

Usia Rata-rata volume darah (ml)

Laki-laki dewasaPerempuan dewasaInfantNeonatusPrematur neonatus

7565808596

20% dari estimasi volume darahDapat diukur dari:

Botol penampung darah yang disambung dengan pipa penghisap darah

Kasa yang penuh darah (4x4cm) mengandung ± 10 ml darah

Tampon besar dapat menyerap ± 100ml darahContoh : pria dengan BB 50 kg, maka

volume darah rata-ratanya adalah 75 ml x 50 kg = 3750 ml.

Maximal allowable blood loss = 20% x 3750 ml = 750 ml

Maximum allow blood loss

Adalah cairan yang hilang memasuki rongga ketiga (third space)

Sequesterisasi oleh karena pengangkutan Extra Cellular Fluid (ECF) melalui epithel diperkirakan 1-5% BB atau 15 cc/ kg BB

Pembagiannya adalah saluran pencernaan 7cc/kgBB, saluran empedu 2cc/kgBB dan sisanya dalam saluran getah bening

Sequester

Jenis-jenis cairan

KristaloidKeunggulan : mudah dan cepat pemberiannya,

kompatibel dengan obat, serumsikness (-), dan murah

Kerugian : diperlukan volume yang lebih banyak (2,5-4 kali) dari volume darah yang hilang. Kristaloid mempunyai waktu paruh intravaskuler 20-30 menit

Lanjutan...

Cairan koloidDapat bertahan lebih lama di dalam pembuluh

darah. Disebut juga sebagai plasma ekspander.Contoh cairan ini antara lain : Dekstran,

Haemacel, Albumin, Plasma DarahTransfusi darah

Packed red blood cellFresh frozen plasmaplatelet

Nyeri pascabedah dapat menyebabkan : takikardia, hipertensi dan gangguan oksigenasi sehingga

kebutuhan oksigen meningkat menunda pemulihan dan menyebabkan

gangguan peristaltis usus menyebabkan imobilitas dan menghambat

proses batuk sehingga dapat menyebabkan retensi sputum dan sekunder infeksi pada paru.

Terapi analgetik pasca bedah

Pemberian dapat dikombinasi agar efek lebih kuat (opioid + non-opioid)

Contoh obatGolongan Opioid : Morfin dosis 5-30mg 4x/hari,

Fentanil dosis 1-3 mcg/kg iv/imGolongan non-opiod : Acetaminophen dosis

500mg 4x/hari, NSAID (Ketorolac dosis 30 mg diberikan secara intravena)

Cek tanda-tanda vitalTetap puasakan hingga fungsi usus kembali normalBerikan minum mulai 15 ml/jam selama 4 – 5 jam

lalu naikkan menjadi 30 ml/jamKeesokan harinya, beri makanan saring dan hari

berikutnya makanan lunak. Satu hari pasca-operasi, pasien dianjurkan untuk

duduk tegak di tempat tidur selama 2 x 30 menit. Besoknya, pasien dapat berdiri. Hari ketujuh jahi-tan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pu-lang.

Penanganan Pasca-Operasi

Sekian dan Terima Kasih