Fix (Pendelolaan Lab)
description
Transcript of Fix (Pendelolaan Lab)
TUGAS I
PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA“PENGADAAN DAN PENGGUNAAN DALAM PENGELOLAAN
LABORATORIUM”
OLEH:
PUTU METRI PRADNYANI NIM 1313031039
KADEK WIDIASTARI NIM 1313031041
MUTHIA ZAHRA NABILA NIM 1313031042
NI PUTU WAHYUNI NIM 1313031044
NI WAYAN SRI RATMINI NIM 1313031046
NI MADE BUDI RAHAYU NIM 1313031072
KELAS C
SEMESTER V
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
PENGADAAN DAN PENGGUNAAN DALAM PENGELOLAAN LABORATORIUM
Sains merupakan komponen penting dari ilmu filsafat. Dengan demikian pengajaran
sains menjadi salah satu hal yang pokok dalam penanaman nilai-nilai dasar ilmu pengetahuan
kepada para siswa. Dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan
dan juga bisa sebagai penunjang dari kegiatan kelas, atau merupakan kegiatan utama ada di
dalam kelas hingga kegiatan di dalam kelas adalah penunjang.
Laboratorium merupakan tempat dilaksanakannya berbagai percobaan untuk
mendukung pembelajaran kimia. Pentingnya laboratorium dalam menunjang pembelajaran di
kelas sangat diyakini oleh semua guru kimia ataupun IPA. Namun kenyataannya, masih
banyak sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas laboratorium, sehingga hal ini menjadi
kendala dalam pelaksanaan praktikum di sekolah. Penelitian yang dilakukan Jiyono di
lapangan menunjukkan masih banyaknya peralatan dan bahan kimia di laboratorium yang
dikirimkan ke sekolah belum dimanfaatkan secara optimal (Ace Suryadi dan Tilaar, 1994 :
119).
Pengelolaan alat dan bahan laboratorium kimia meliputi empat aspek kegiatan yaitu,
aspek pengadaan alat dan bahan kimia, aspek penggunaan alat dan bahan kimia, aspek
pemeliharaan alat dan bahan kimia, dan aspek pemusnahan alat dan bahan kimia. Namun kali
ini, kami hanya membahas dua aspek yaitu, aspek pengadaan alat dan bahan kimia dan aspek
penggunaan alat dan bahan kimia. Berikut deskripsi kegiatan pada masing-masing aspek
pengelolaan tersebut, sehingga lebih jelas dalam melaksanakan pengelolaan laboratorium
kimia.
A. Aspek Pengadaan Alat dan Bahan Kimia
Pengadaan alat dan bahan laboratorium dapat diperoleh dari proyek penyediaan
fasilitas laboratorium sekolah oleh Diknas (pemerintah) dan pembelian oleh sekolah.
Proses pengadaan alat dan bahan kimia, diawali dengan perencanaan pengadaan
alat dan bahan kimia yang akan dibeli oleh sekolah. Dalam proses perencanaan dimulai
dengan mencatat alat dan bahan kimia yang diperlukan untuk praktikum kimia.
Pencatatan alat dan bahan kimia dilakukan oleh guru kimia beserta laboran dikordinir
oleh kepala laboratorium kimia. Kepala laboratorium kimia membuat usulan (proposal)
tentang perencanaan pengadaan alat dan bahan kimia yang dibutuhkan di sekolah dalam
satu tahun ajaran.
Mekanisme selanjutnya usulan yang dibuat oleh kepala laboratorium kimia
dilanjutkan kepada pimpinan sekolah melalui wakasek bidang sarana dan prasarana.
Usulan yang sudah berada di pihak pimpinan kemudian digabung dengan usulan dari
kepala laboratorium lainnya atau usulan sarana lainnya, sehingga menjadi rekap
pengadaan alat dan bahan praktikum. Proses pembelian dapat ditempuh melalui petugas
yang ditunjuk, atau melalui panitia pengadaan alat dan bahan. Panitia pengadaan alat dan
bahan selanjutnya mengadakan alat dan bahan dapat dilakukan melalui tender atau
pembelian langsung sesuai dengan peraturan yang berlaku. Keanggotaan panitia
sebaiknya terdiri dari beberapa orang yang memahami tentang alat dan bahan yang akan
diadakan.
Pengadaan alat dan bahan yang berasal dari bantuan pemerintah pusat, mestinya
diawali dengan usulan atau proposal yang direncanakan oleh sekolah. Oleh karena itu,
kepala laboratorium kimia senantiasa sudah siap dengan data alat dan bahan kimia yang
diperlukan oleh sekolah. Jika suatu saat ada permintaan usulan dari pihak diknas,
sehingga sekolah sudah dengan segera dapat memenuhi permintaan. Hal ini dilakukan
untuk menghindari terbengkalainya bantuan atau dropping alat dan bahan kimia dari
pusat yang terkadang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan di sekolah. (I Gusti Lanang
Wiratma dan I Wayan Subagia, 2015:11-13)
Pengadaan alat dan bahan adalah salah satu pembagian tugas yang biasanya
penanggung jawabnya adalah koordinator laboratorium yang bertugas:
1) bertanggung jawab atas administrasi laboratorium.
2) bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium
mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan
3) bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan dan perbaikan alat-alat
laboratorium.
B. Kriteria Pengadaan Alat Kimia
1.) Alat berkualitas baik
Alat berkualitas baik tidak mudah rusak sehingga dapat berfungsi dalam waktu yang
lama. Tidaklah mudah bagi guru menetapkan suatu alat itu berkualitas baik, kecuali
alat-alat strukturnya bersifat statis dan sederhana seperti statif, mistar, klem,
bosshed, dan sejenisnya yang tidak bergerak. Alat-alat bergerak seperti kereta
dinamika, pemusing atau (centriefuge), pewaktu ketik, dan pembangkit getaran,
alat-alat ukur listrik dan alat-alat ukur. Yang kualitasnya ditinjau dari segi
ketahananya, hanya dapat diketahui setelah digunakan dalam waktu yang lama.
Dalam hal seperti ini yang dapat dilakukan guru ialah mencari tahu tentang
”reputasi” pembuatannya atau pemasoknya dimasa-masa lalu, lalu mendasarkan
pemukiranny atas informasi tersebut. Kaulitas alat ditinjau dari segi ketelitiannya
dapat dinilai segera, jika ada standard yang dapat digunakan sebagai pembanding.
Dengan standard disini dimaksud alat yang sudah diketahui berketelitian baik.
2.) Alat “tahan siswa” (student proof)
Alat-alat yang khusus dibuat agar tahan siswa maksudnya alat tidak mudah
rusak/jika digunakan oleh siswa. Istilah tahan siswa ini muncul karena sudah umum
diketahui siswa sering bersikap kurang berhati-hati ingin mencoba-coba, ingin
mengetahui yang akan terjadi jika dilakukan tindakan tertentu pada suatu alat.
Contoh alat tahan siswa adalah neraca pegas yang dilengkapi mekanisme pencegah
agar neraca tidak dapat direnggangkan sampai melewati batas renggang tertentu
yang dapat menyebabkan pegasnya kehilangan elastisitasnya dengan mekanisme
tertentu, tabung mikroskop tidak dapat bergeser sehingga objektif tidak menabrak
kaca preparat. Sebelum mencapai kaca preparat, pergeseran tabung sudah berhenti
oleh satu mekanisme tertentu. Jika alat terbuat dari plastic, plastic yang digunakan
adalah plastic yang tidak mudah pecah. Ampere meter dan voltmeter dilindungi
terhadap arus atau tegangan terlalu besar dengan menggunakan diode perlindungan.
3.) Ketelitiannya memadai
Ketelitian alat sekitar lebih kurang 95 % atau lebih dari itu, pemeriksaan ketelitian
dapat dilakukan segera jika alat pembandingnya ada.
4.) Alat berukuran cukup besar
Untuk keperluan demonstrasi alat yang digunakan cukup besar sehingga hal-hal
yang perlu diperhatikan siswa dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa.
5.) Ada jaminan atau garansi
Semua alat perluada jaminan atau garansi dari pembuat atau pemasoknya yang
menyatakan bahwa kerusakan dijamin dalam bekerja selama waktu tertentu.
Namun,agak sukar menentukan lama waktu garansi, karena ada alat yang
penggunaannya mungkin hanya sekali atau hanya beberapa kali dalam setahun.
6.) Sering alat dipakai
Seringnya alat dipakai seperti dikemungkinan pada butir di atas, mungkin ada alat
yang hanya akan digunakan sekali atau beberapa kali dalam kurun waktu siswa
belajar di sekolah, sedangkan harganya mahal, contoh alat seperti itu ialah alat tetes
minyak Milikan, neraca Cevendish.
C. Beberapa Hal yang perlu diperhatikan saat Pengadaan Bahan Kimia
Sebelum pengusulan pengadaan bahan, maka perlu dilakukan analisis kebutuhan
yang meliputi: (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) bahan apa yang akan dibeli
(dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur pembelian
(lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian (biasanya awal
tahun pelajaran baru). Kegiatan untuk menentukan bahan yang harus diadakan di
laboratorium memerlukan kerja sama yang baik antara pengguna, dalam hal ini adalah
guru yang merencanakan kegiatan praktik dengan teknisi laboran yang akan
mempersiapkan bahan kegiatan.
Oleh karena itu, pengadaan bahan untuk menunjang kegiatan praktik harus
mendapat masukan dari para guru penanggungjawab mata pelajaran kimia. Untuk itu
maka sangat diperlukan koordinasi antar guru yang bertanggungjawab dalam
penggunaan laboratorium dengan teknisi laboran.
Sebelum melaksanakan pengadaan bahan, perancanaan sangat diperlukan yang
meliputi:
1. Identifikasi
Tahapan ini adalah langkah awal untuk mencoba mengidentifikasi bahan apa saja
yang dibutuhkan untuk melaksanakan praktik di laboratorium. Langkah ini idealnya
dilakukan bersama guru-guru kimia yang akan menggunakan laboratorium untuk
kegiatan praktik. Guru kimia penanggungjawab praktik mempelajari kurikulum,
kemudian menentukan topik-topik praktik yang akan dilakukan. Berdasarkan topik
praktik yang akan dilaksanakan, maka disusunlah manual atau petunjuk praktikum
untuk setiap topik. Berdasarkan manual atau petunjuk praktikum yang menggunakan
laboratorium dapat teridentifikasi kebutuhan bahan minimal yang harus ada di
laboratorium. Dengan demikian usulan mengenai kebutuhan bahan dapat bersumber
dari setiap guru mata pelajaran kimia yang akan menggunakan laboratorium sebagai
sarana praktik atau diidentifikasi sendiri oleh laboran berdasarkan manual atau
petunjuk praktikum yang diberikan oleh guru kimia.
2. Pemilihan bahan yang sesuai
Bahan yang diperlukan sesuai dengan identifikasi pada petunjuk praktikum
kemudian ditentukan bahan-bahan yang diperlukan. Bahan-bahan yang diperlukan
kemudian di pilih-pilih mana yang perlu diadakan dalam jumlah banyak dan sedikit.
3. Penyusunan daftar usulan kebutuhan
Apabila sudah dapat ditentukan spesifikasi bahan yang diperlukan maka selanjutnya
adalah menyusun daftar usulan bahan laboratorium. Usulan daftar bahan
laboratorium dimaksudkan untuk memudahkan dalam meneliti dan menentukan
anggaran. Usulan bahan laboratorium harus menyatakan spesifikasi yang jelas
mengenai bahan yang diusulkan, serta jumlah satuan yang diperlukan dan harga
satuan sehingga memperkecil kesalahan dalam proses pengadaan.
Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan bahan yang akan dibeli yang
dikumpulkan dari usulan guru kimia yang dikoordinasi oleh penanggung jawab
laboratorium. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih dahulu di toko atau
perusahaan mana bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan
kerja sama dengan perusahaan atau toko bahan kimia tertentu, sehingga akan
memperoleh harga yang relatif murah dan sewaktu-waktu memerlukan tambahan bahan
kimia di luar jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.
Menurut hasil penelitian I Gusti Lanang Wiratma dan I Wayan Subagia (2014)
mekanisme yang ditempuh dalam pengadaan bahan oleh sekolah dengan cara membuat
analisis kebutuhan yang dilakukan oleh laboran, kepala laboratorium kimia, dan guru
kimia. Dilanjutkan dengan membuat usulan (amprah) kepada pimpinan sekolah yang
membidangi sarana prasarana, yang selanjutnya diajukan dalam rencana kegiatan
anggaran sekolah (RKAS). Jika usulan tersebut disetujui maka dilanjutkan dengan
proses pembelian. Dalam proses pembelian ada berbagai variasi cara yang dilakukan
oleh sekolah, misalnya: pembelian bahan melalui panitia pengadaan, ada yang dibelikan
langsung ke distributor oleh wakasek sarana prasarana, dan ada yang dibelikan langsung
ke distributor oleh bendahara komite sekolah. Selain itu, bahan kimia juga didrop
langsung oleh pemerintah. Sehingga bahan yang dating tidak sesuai dengan kebutuhan
bahan.
Dalam aspek pengadaan zat (chemicals) laboratorium kimia SMA digunakan
format D4 (daftar Usulan zat). Dalam format ini spesifikasi zat yang akan direncanakan
untuk diadakan harus jelas. Untuk melihat data ini dapat dilihat pada etiket (label
keterangan) yang tertera pada botol atau kemasan zat yang akan dibeli. Oleh karena itu,
etiket zat harus dijaga agar jangan sampai hilang, jika hilang maka untuk mengenalinya
kembali memerlukan analisis dan waktu yang relatif lama.
D. Pengadaan Alat dan Bahan ditinjau dari Dua Keadaan
1. Pengadaan untuk lab yang baru
Pengadaan alat dan bahan untuk lab baru memiliki tujuan secara umum yaitu untuk
meningkatkan mutu pendidikan sains danb berfungsi sebagai lab. Tradisional dan
sebagai lab non tradisional
2. Pengadaan untuk melengkapi atau mengganti alat yang rusak atau habis
Pengadaan alat dan bahan untuk mengganti yang memilki kriteria sebagai berikut.
a. Alat yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi
b. Bahan yang habis
c. Bahan yang kadaluarsa
E. Aspek Penggunaan Alat dan Bahan Kimia
Penggunaan alat dan bahan kimia pada umumnya untuk keperluan praktikum dalam
pembelajaran dan untuk penelitian. Para pihak yang menggunakan adalah siswa, guru
kimia dan mungkin juga sekolah untuk keperluan tertentu. Penggunaan alat dan bahan
kimia oleh guru kimia dan siswa terutama dalam pembelajaran praktikum kimia untuk
mendukung teori-teori kimia. Dalam proses penggunaan alat dan bahan kimia peran
laboran sangan penting, terutama dalam proses penyiapan dan pencatatan alat dan bahan
kimia yang digunakan dalam praktikum.
Mekanisme yang dapat ditempuh dalam penggunaan alat dan bahan kimia yaitu
guru kimia yang akan melaksanakan pelajaran praktikum, satu minggu sebelum
praktikum sudah melakukan kordinasi dengan laboran, dan melakukan pemesanan atau
amprah yang berisi tentang alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum. Pemesanan
akan lebih baik dilakukan dengan tertulis dan juga memberikan penuntun praktikum
kepada laboran. Dengan demikian laboran memiliki waktu yang leluasa untuk
menyiapkan alat dan bahan yang tepat sesuai dengan yang akan digunakan praktikum.
Penggunaan alat dan bahan dalam praktikum oleh siswa diawali dengan membuat
pesanan ditulis pada blanko pemesanan alat dan bahan yang diisi oleh siswa, diajukan
kepada laboran, selanjutnya siswa mengambil alat dan bahan di meja persiapan dengan
pengawasan oleh laboran. Pada akhir praktikum alat dan bahan yang digunakan oleh
siswa dikembalikan dalam keadaan bersih, ditaruh pada tempat penyimpanan alat dengan
pengawasan laboran.
Pengelolaan dan penggunaan peralatan Lab adalah merupakan hal yang harus
diketahui dengan pasti oleh setiap petugas Lab yang akan mengoperasikan alat tersebut.
Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi yaitu siap untuk
dipakai (ready for use), bersih, terkalibrasi, tidak rusak dan beroperasi dengan baik.
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk (manual-operation),
mana tahu sesewaktu ada kerusakan kecil/atau kerusakan besar, maka buku manual ini
akan dapat dimanfaatkan oleh technician/technisi lab. Technisi Lab yang ada harus
senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan kemungkinan alat tidak
beroperasi dengan baik dapat terjadi. Bagi petugas Lab maupun tenaga skill yang ada.
Dengan adanya Manajemen Laboratorium yang baik akan tercipta pekerjaan yang mantap.
Sebelum proses penggunaan alat dan bahan kimia, pengguna harus mengetahui
lebih dulu mengenai kegunaan alat dan bahan-bahan kimia yang kita gunakan maka dari
itu diperlukan pengenalan awal mengenai hal tersebut.
1. Pengenalan Bahan Kimia Berbahaya Di Laboratorium
Seperti yang kita ketahui, bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia
banyak yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar. Ada yang bersifat
mudah terbakar, beracun, dan berbau tajam yang dapat berdampak pada kesehatan,
merusak benda-benda di sekitarnya, bahkan dapat mematikan makhluk hidup.
Contoh bahan kimia berbahaya yang sering kita jumpai di laboratorium antara lain
aluminium sulfat, amoniak, asam sulfat, formalin, kloroform, asam klorida, dan
natrium hidroksida. Untuk mengenali bahan-bahan kimia, dapat dilihat dari sifatnya
yaitu:
1. Bahan kimia mudah terbakar.
Bahan kimia mudah terbakar yaitu pelarut dan pereaksi, bahan anorganik, gas
dan lain sebagainya.
2. Bahan kimia pengoksidasi.
Suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat
menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan
lainnya.
3. Bahan kimia mudah meledak.
Suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi
kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu
yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
4. Bahan radioaktif.
Bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif
dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Suatu bahan kimia
dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang
mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat
5. Bahan korosif dan penyebab korosi.
Bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Menyebabkan cacat permanen
pada jaringan tubuh yang terkena bahan korosif. Bahan yang dapat menimbulkan
rasa nyeri yang dapat menyebabkan imflamasi pada kulit.
6. Bahan beracun (toksik)
Bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan atau kontak lewat kulit.
2. Ketepatan Penggunaan Alat Laboratorium
Kegiatan yang dilakukan di laboratorium selalu menggunakan alat-alat untuk
mempermudah kegiatan tersebut. Alat adalah suatu benda yang digunakan dalam
melakukan kegiatan praktikum, eksperimen, dan penelitian. Alat-alat laboratorium
memiliki bentuk yang khas dan unik dengan fungsi yang berbeda-beda. Alat
praktikum yang ada di laboratorium terbagi menjadi dua, yaitu alat-alat yang tidak
menggunakan sumber listrik dan alat yang menggunakan sumber listrik.
a. Alat-Alat Laboratorium yang tidak Menggunakan Sumber Listrik
Alat-alat laboratorium yang tidak menggunakan sumber listrik antara lain sebagai
berikut.
1) Tabung reaksi, digunakan untuk mereaksikan zat kimia.
2) Rak tabung reaksi, digunakan untuk menyimpan atau meletakkan tabung
reaksi ketika sedang digunakan.
3) Gelas kimia, digunakan untuk membuat larutan dan sebagai wadah larutan.
4) Labu erlenmeyer, mulut tabung didesain lebih kecil dari bagian bawah
sehingga cocok digunakan untuk menampung larutan atau bahan kimia yang
dikhawatirkan dapat tumpah ketika dikocok.
5) Corong kaca, digunakan untuk membantu memasukkan larutan ke dalam
suatu wadah. Pada corong sering ditambahkan kertas saring, sehingga dapat
digunakan untuk menyaring campuran tertentu.
6) Kaki tiga, digunakan sebagai dudukan atau penyangga gelas kimia yang
dipanaskan.
7) Kawat kasa, digunakan sebagai pembatas antara api dan gelas kimia yang
dipanaskan. Biasanya kawat kasa dipasangkan dengan kaki tiga.
8) Pipet tetes, digunakan untuk mengambil larutan dan meneteskan larutan
dalam jumlah tertentu.
9) Batang pengaduk, digunakan untuk mengaduk suatu zat yang dilarutkan
dalam cairan.
10) Labu ukur, digunakan untuk menakar suatu larutan atau bahan kimia dengan
volume tertentu sesuai dengan volume labu ukur. Dengan demikian terdapat
labu ukur dengan berbagai volume, misalnya 50 mL, 100 mL, 250 mL, dan
sebagainya.
11) Gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume suatu larutan kimia.
12) Termometer, digunakan untuk mengukur suhu.
13) Pembakar spiritus, digunakan sebagai sumber api untuk memanaskan larutan
atau bahan kimia.
14) Buret, digunakan untuk menitrasi larutan.
15) Penjepit tabung reaksi, digunakan untuk menjepit tabung reaksi selama proses
pemanasan.
16) Mortal dan alu, digunakan untuk menggerus dan menghaluskan suatu zat.
17) Cawan porselin, digunakan untuk merekasikan atau mengubah suatu zat pada
suhu tinggi.
18) Kaca arloji, digunakan sebagai penutup gelas kimia dan tempat menimbang
bahan.
19) Statif, digunakan untuk menegakkan corong atau buret.
20) Kertas saring, digunakan untuk menyaring larutan.
21) Pipet gondok, dipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan
terdapat gondokan di bagian atasnya.
22) Plat tetes, sebagai tempat untuk mereaksikan zat dalam jumlah kecil.
23) Kertas indikator, digunakan untuk menentukan pH larutan.
24) Kawat kasa, digunakan sebagai alas penyebaran panas.
25) Bola hisap, digunakan untuk menghisap larutan yang akan diukur.
26) Pipet volume, digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.
b. Alat-Alat Laboratorium yang Menggunakan Sumber Listrik
Alat-alat laboratorium yang menggunakan sumber listrik antara lain sebagai
berikut.
1) Lemari asam, digunakan untuk menyimpan larutan yang bersifat asam. Cara
menggunakannya harus dinyalakan terlebih dahulu tombolnya. Pintu hanya
boleh terbuka setengah badan. Gunakan masker dan sarung tangan ketika
membukanya.
2) Oven, digunakan untuk mengeringkan alat-alat yang akan digunakan. Oven
hanya dapat digunakan untuk alat-alat yang tahan panas.
3) Centrifuge, digunakan untuk memisahkan dan mengendapkan padatan dari
larutan. Cara kerjanya dengan memasukkan larutan ke dalam tabung yang
berada di dalam centrifuge. Jumlah tabung tersebut tidak boleh hanya hanya
satu, karena di khawatirkan larutan yang berada di dalam tabung akan
menyembur.
4) Eksikator, digunakan untuk mendinginkan zat. Zat yang akan didinginkan
terlebih dahulu dimasukkan ke dalam krus. Lalu krus dimasukkan ke dalam
eksikator.
5) Neraca, digunakan untuk menimbang jumlah zat yang diperlukan. Cara
menggunakannya harus dipastikan bahwa neraca tersebut berada dalam
keadaan yang stabil. Tekan tombol untuk menyalakan neraca, beri alas seperti
perkamen ketika akan mulai menimbang zat. Harus diperhatikan juga
kapasitas minimum dan maksimum bahan yang akan ditimbang.
Ada hal-hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan alat laboratorium
yang menggunakan sumber listrik, antara lain sebagai berikut.
1. Memeriksa kelengkapan alat seperti kabel dan tombol-tombol. Kelengkapan
yang tidak memadai atau tidak tersedia akan membuat kesulitan saat
mengoperasikan alat tersebut.
2. Menjauhkan dari air. Alat yang menggunakan sumber listrik, mutlak harus
dijauhkan dari air karena akan membuat alat menjadi rusak atau dapat
menyebabkan terjadinya hubungan singkat.
3. Mengetahui kegunaan alat. Kamu dapat membaca petunjuk praktikum atau
menanyakan langsung kepada guru atau petugas laboratorium.
4. Mengetahui prosedur penggunaan alat. Kamu dapat membaca buku petunjuk
penggunaan alat dan bila kurang jelas dapat menanyakannya kepada guru atau
petugas.
5. Mengetahui cara kerja alat. Meskipun tidak mutlak diperlukan, tetapi setidaknya
dapat membantu memahami cara menggunakan alat dengan benar. Kamu dapat
memperoleh informasi dari berbagai sumber atau dengan bertanya kepada guru.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Tabel 1. Contoh Form Daftar Perencanaan Kebutuhan atau Pengadaan Alat Kimia
No Kode Barang Nama Barang Satuan Jumlah Spesifikasi Keterangan
Catatan:....................................
Wks.SarPras Singaraja,............................
Yang Mengajukan
Menyetujui
Kepala SMA
Lampiran 2
Tabel 2. Contoh Form Peminjaman Alat dan Barang Laboratorium Kimia
NoKode
Barang
Nama
BarangSatuan Jumlah
Nama
Peminjam
Tanggal
PeminjamanKeperluan
Tanggal
PengembalianKondisi
Catatan:....................................
Mengetahui
Laboratorium Kimia Singaraja,............................
Yang Mengajukan
Menyetujui
Kepala Lab.Kimia
Lampiran 3
Berikut ini merupakan form D4 yang digunakan untuk mengadakan bahan kimia :
Tabel 3. Form Pengadaan Zat di Laboratorium
F.
FORMAT D4
DAFTAR PENGADAAN ZAT DI LABORATORIUM
NAMA SEKOLAH :
No.
Urut
No.
IndukNo. Kode Nama Zat Rumus Kimia
Spesifikasi Jumlah Harga
satuanHarga total
pa Teknis Wujud
............................., .....................20...
Mengetahui
Kepala sekolah, Kepala lab Petugas lab
________________ ______________ _________________
Lampiran 4
Gambar 1. Penjadwalan Penggunaan Laboratorium
Lampiran 5
Gambar 2. Skema Pengadaan
Gambar 3. Pengadaan Alat dan Bahan Laboratorium di Sekolah
Lampiran 6
Gambar 4. Struktur Organisasi Laboratorium IPA SMA
Gambar 5. Struktur Organisasi Laboratorium IPA SMP
DAFTAR PUSTAKA
Budimarwanti. Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia diambil dari
www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan%2520alat%2520dan
%2520bahan%2520di%2520laboratorium%2520kimia.pdf diakses pada 16
September 2015
Fisika. 2010. Pengelolaan Laboratorium. (Online) http://tommysiburian-
fisika.blogspot.co.id/. Diakses 30 September 2015.
http://laboratoriumstag.blogspot.co.id/2010/03/peran-dan-tugas-laboran.html pada tanggal 17
September 2015
http://rumus-kimia.com/ketepatan-penggunaan-alat-laboratorium/ pada 30 September 2015
http://www.slideshare.net/sayatikae/pengelolaan-lab-ipa-1-2-laboratorium-dan-pengadaan-
bahan pada tanggal 30 Spetember 2015
http://www.rofayuliaazhar.com/2014/04/struktur-organisasi-dan-job-description.html pada
tanggal 17 September 2015
Madridista, Donny. “Pengelolaan Laboratorium”. 1 Oktober 2015.
https://www.academia.edu/11213170/makalah_pengelolaan_laboratorium
Moran, L., & Masciangioli, T. (Ed). 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia.
Washington DC: The National Academies Press
Pedoman Pendayagunaan Laboratorium dan Alat Pendidikan IPA,1994/1995
Jakarta.Depdikbud.
Riandi. Pengelolaan Laboratorium diambil dari
www
.file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196305011988031-
RIANDI/Bahan_Kuliah/Pengelolaan_Laboratorium.pdf diakses pada 16
September 2015
Suprayitno, Totok. 2011. Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia
Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Suroso AY, Anna P. Kadiawarman. 2002. Sains dan Kehidupan. ( Ensiklopedi )
Susilowati. 2012. Administrasi dan Inventarisasi Laboratorium IPA, diambil dari
www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/susilowati-spdsi-mpdsi/
administrasi-dan-pengelolaan-laboratorium-ipa.pdf diakses pada 16 September
2015
Widyarti Sri. 2005. Strategi Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bahan Pelatihan
Manajemen Laboratorium,Biologi UNP.
Wiratma, I. G. L. dan I Wayan Subagia. 2014. Pengelolaan Laboratorium Kimia pada SMA
Negeri di Kota Singaraja: (Acuan Pengembangan Model Panduan Pengelolaan
Laboratorium Kimia Berbasis Kearifan Lokal Tri Sakti): Jurnal Pendidikan
Indonesia | 425
Wiratma, I. G. L. dan I Wayan Subagia. 2015. Buku Panduan Pengelolaan Laboratorium
Kimia SMA Berbasis Kearifan Lokal Tri Sakti. Singaraja: UNDIKSHA
Wirjosoemanto Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium Common Texbook (Edisi Revisi).
Bandung,Universitas Pendidikan Indonesia.