LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

30
LAPORAN FIELD LAB BLOK 7 SISTEM RESPIRASI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU Di Susun Oleh : Anggita Ramadhanti R. P 1413010001 Mahidin 1413010006 Bagus Susetio Wicaksono 1413010014 Mufida Rizqiyani Husna 1413010016 Hudaya Taufiq 1413010017 Gylang Adi Prakoso 1413010018 Desi Dwi Nurchasanah 1413010041 Britania Cahya Kiyenda 1413010047 Raden Maghfira Kurnia K 1413010049 Nur Rizki Fajrin Khotami 1413010050 Preceptor Fakultas : dr. Paramita Septianawati Preceptor Lapangan : dr. Purwanto

description

respirasi

Transcript of LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Page 1: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

LAPORAN FIELD LAB

BLOK 7 SISTEM RESPIRASI

BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU

Di Susun Oleh :

Anggita Ramadhanti R. P 1413010001

Mahidin 1413010006

Bagus Susetio Wicaksono 1413010014

Mufida Rizqiyani Husna 1413010016

Hudaya Taufiq 1413010017

Gylang Adi Prakoso 1413010018

Desi Dwi Nurchasanah 1413010041

Britania Cahya Kiyenda 1413010047

Raden Maghfira Kurnia K 1413010049

Nur Rizki Fajrin Khotami 1413010050

Preceptor Fakultas :

dr. Paramita Septianawati

Preceptor Lapangan :

dr. Purwanto

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2014

Page 2: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................................

B. Tujuan .................................................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................

BAB III. LAPORAN HASIL KEGIATAN ..........................................................................

BAB IV. PEMBAHASAN ....................................................................................................

BAB V. PENUTUP................................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................

B. Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

LAMPIRAN .........................................................................................................................

Page 3: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

BAB I

PENDAHULUAN

A.PENDAHULUAN

Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade

terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi

pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah,

sehingga pada tahun 1993 Badan Kesehatan Dunia(WHO) mencanangkan TB sebagai global

emergency. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan

urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas),

diagnosis dan terapi yang cukup lama. Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian

utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan

ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC

paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu

penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang

menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.

Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan

bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan

Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka

insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000

penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. ( WHO,2002)

Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang

disebabkan oleh bakteri Mycobakterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB

menyerang paru, tetapi dapat pula mengenai organ lain. Sumber penularannya adalah pasien

BTA positif.Penularan dapat terjadi lewat percikan dahak/ droplet nuclei. Faktor risiko

penularan TB antara lain: tergantung tingkat pajanan dengan percikan dahak, pasien dengan

BTA positif risiko penularannya lebih besar dari BTA negatif, risiko penularan tiap tahun

ditunjukan dengan Annual Risk of Tuberculosis(ARTI),ARTI di Indonesia bervariasi antara

1-3%. Hanya 10% dari yang terinfeksi kuman TB akan menjadi sakit. Faktor yang

mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena Tb adalahdaya tahan tubuh yang rendah(pada

Page 4: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

kasus HIV/AIDS) dan malnutrisi(gizi buruk) Upaya penanggulangan TB dilakukan dengan

strategi DOTS(Directly Observed Treatment Short course). Upaya ini telah terbukti

sebagai strategi penanggulanagan yang secara ekonomi paling efektif. Penerapan DOTS

dengan baik dapat mencegah terjadinya MDR-TB(Multi Drug Resistent-TB). Strategi DOTS

terdiri dari5 komponen kunci:

1. Komitmen politis

2. Pemeriksaan dahak mikroskopis

3. Pengobatan jangka pendek yang sesuai standar bagi semua kasus TB

4. Jaminan tersedianya OAT yang bermutu

5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil

pengobatan

Kegiatan fieldlab dalam rangka program penanggulangan penyakit menular

Tuberculosis ini mencoba menjelaskan tentang kegiatan apasaja yang dilaksanakan Unit

Pelayanan Kesehatan dalam upaya penanggulangan TB. Upaya penatalaksanaan TB

meliputi penemuan pasien dan pengobatan. Kegiatan penemuan pasien terdiri dari

penjaringan suspek,diagnosis,penentuan klasifikasi penyakit dan menentukan tipe pasien.

B.TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan, diharapkan mahasiswa mampu:

1. Mendemonstrasikan algoritma penemuan suspek dan kasus TB dengan dengan strategi

DOTS.

2. Mendemonstrasikan alur pencatatan dan pelaporan kasus TB dengan strategi

DOTS

3.Mendemonstrasikan cara pemantauan dan evaluasi pengobatan kasus TB dengan strategi

DOTS

Page 5: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks

Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan

termasuk dalam ordo Actinomycetales. Kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M.

tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M.microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks

tersebut, M. Tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai.

Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk

mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan

bagian lain tubuh manusia Penyebab tuberkulosis paru adalah kuman Mycobacterium

tuberculosa, yang berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam

pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman

TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di

tempat gelap dan lembab. Oleh karena itu dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman

(tidur), tertidur lama selama beberapa tahun (Depkes, 2002).

M. tuberculosis merupakan kuman berbentuk batang, berukuran panjang 5μ dan lebar

3μ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob, pada pewarnaan gram maka warna

tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu M. tuberculosis disebut

sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Pada dinding sel M. Tuberculosis lapisan lemak

berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan yang ada dibawahnya, hal ini

menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.

Lipoarabinomannan,

yaitu suatu molekul lain dalam dinding sel M. tuberculosis, yang berperan dalam interaksi

antara inang dan patogen, sehingga M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) atau juga dikenali sebagai Chronic

Obstructive Pulmonary Disease (COPD) merupakan obstruksi saluran pernafasan yang

progresif dan ireversibel; terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya.

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) bukanlah penyakit tunggal, tetapi merupakan satu

istilah yang merujuk kepada penyakit paru kronis yang mengakibatkan gangguan pada sistem

pernafasan. Secara klinis, bronkitis kronik didefinisikan sebagai manifestasi batuk kronik

yang produktif selama 3 bulan sepanjang dua tahun berturut-turut. Sementara emfisema

didefinisikan sebagai pembesaran alveolus di hujung terminal bronkiol yang permanen dan

Page 6: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

abnormal disertai dengan destruksi pada dinding alveolus serta tanpa fibrosis yang jelas. The

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) guidelines mendefinisikan

PPOK sebagai penyakit yang ditandai dengan gangguan pernafasan yang ireversibel,

progresif, dan berkaitan dengan respon inflamasi yang abnormal pada paru akibat inhalasi

partikel-partikel udara atau gas-gas yang berbahaya.

Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di seluruh

dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan dengan peningkatan kepekaan

saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang (wheezing), sesak napas

(breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness), dispnea, dan batuk (cough) terutama

pada malam atau dini hari. (PDPI, 2006; GINA, 2009). Menurut National Heart, Lung and

Blood Institute (NHLBI, 2007), pada individu yang rentan, gejala asma berhubungan dengan

inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi dan hiperesponsivitas dari saluran pernapasan

yang bervariasi derajatnya.

Page 7: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

BAB III

LAPORAN HASIL KEGIATAN

1. Responden 1

Nama : Tn. K

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 75 tahun

Alamat : Tambak Negara RT 05 RW 02, Rawalo ,Banyumas

Pekerjaan : Petani

a. Hasil

1) Hasil Anamnesis :

a. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : Batuk berdahak

Lokasi : -

Onset dan kronologi : 1 bulan yang lalu, tiba-tiba

Kualitas : Batuk disertai dahak ,ketika batuk terasa sakit

di dada

Kuantitas : Batuknya pada malam hari ,mengganggu

aktifitas

Faktor pemberat : Pada saat beraktifitas

Faktor peringan : Istirahat ,minum obat

Gejala penyerta : Sesak napas, perut sakit, lemas, pusing ,kadang

demam

b. Riwayat penyakit dahulu

Belum pernah menderita penyakit serupa

c. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada yang menderita penyakit paru ,tidak ada keturunan yang menderita

penyakit serupa.

d. Riwayat social ekonomi

Tidak memiliki asuransi kesehatan

e. Riwayat kebiasaan

Merokok ,suka minum manis-manis ,suka makan gorengan

2) Hasil Pemeriksaan Fisik :

Page 8: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah: 130/80 mmHg

Berat badan : 47 kg

3) Hasil Pemeriksaan Penunjang

Foto thorax : Terdapat corakan bronkovaskuler sampai 1/3 lateral

4) Terapi Farmakologi :

Dilakukan terapi oksigen yaitu nebulasi

Obat Levofloxacin diberikan 1x/sehari

Obat Ranitidine untuk sakit perut diberikan 2x/sehari

Obat Batuk diberikan 2x/sehari

Obat Sesak bentuk sirup diberikan 2x/sehari ,1 sendok obat

2. Responden 2

Nama : Tn. G

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 7 tahun

Alamat : Meri

Pekerjaan : Pelajar

1) Hasil Anamnesis

a. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : Batuk

Onset / kronologi : 2 tahun lalu

Kualitas : batuk terus menerus dengan dahak

Kuantitas : batuk hanya saat malam hari

Faktor pemberat : setelah capai dan makan makanan berminyak

Faktor peringan : minum obat

Gejala penyerta : muntah

b. Riwayat penyakit dahulu

Sakit serupa : sudah pernah

Waktu : 5 tahun yang lalu

Riwayat berobat : minum obat batuk dari dokter

c. Riwayat penyakit keluarga

Sakit serupa : tidak ada

Penyakit keturunan : tidak ada

Page 9: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Kebiasaan : makan makanan berminyak dan bermain ke

tetangga sebelah yang menderita batuk lama juga

2) Pemeriksaan fisik

Tidak dilakukan pemeriksaan fisik / pemeriksaan fisik sudah dilakukan di

awal

3) Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang / pemeriksaan penunjang sudah

dilakukan di awal

4) Farmakoterapi

Dokter memberikan obat OAT dan obat batuk untuk menekan batuknya. Adek

G di berikan edukasi seperti jangan sering lari-lari dan menghindari makanan

yang b isa merangsang batuk seperti gula dan gorengan.

3. Responden 3

Nama : Tn. X

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 24 Tahun

Alamat : Sidamuli, Kec. Rawalo, Kab. Banyumas

Pekerjaan : Buruh Pabrik di PT

1) Hasil anamnesis

a. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : Batuk disertai darah dan meminta obat karena sedang

menjalani pengobatan yang berjalan sudah 2 bulan

Onset/Kronologi : Dirasakan sejak bulan juli

Kualitas keluhan : Batuk yang disertai dahak dan darah

Kuantitas keluhan : Mengganggu aktivitas

Faktor pemberat : Saat bekerja

Faktor peringan : Saat minum obat

Gejala Penyerta : -

b. Riwayat penyakit dahulu

-

c. Riwayat penyakit keluarga

-

Page 10: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

d. Riwayat Sosial Ekonomi

Mempunyai BPJS

e. Pola Kehidupan

Dahulu seorang perokok, tetapi % tahun belakangan ini sudah berhenti, tidak

mengkonsumsi alkohol, tidur tidak teratur, pola makan tidak teratur, konsumsi air

putih ± 8 gelas sehari

2) Farmakoterapi

Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin, vitamin dan obat

anti nyeri.

4. Responden 4

Nama : Tn. F

Usia :19 Tahun

Jenis Kelamin :Laki-Laki

Alamat :Pangebatan RT/RW 007/07, Bantarkawung

Pekerjaan :Pelajar

Status Pernikahan : Belum Menikah

1) Hasil anamnesis

a. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : nyeri perut di sisi kiri dan kanan

Onset dan kronologis : nyeri dirasakan sejak kecil awalnya pasien

menderita hernia, kemudian pasien melakukan operasi. Setelah itu terkena usus

buntu, kemudian melakukan operasi lagi, tapi masih nyeri perut, kemudian

dilakukan pemeriksaan pa dan didapatkan diagnosis tb usus (limfadenitis

tuberculosa kaseosa)

Kwalitas keluhan : mengganggu aktivitas sehari-hari

Kuantitas keluhan : jika diambil angka 1-10 berada pada anka

kisaran 7-8, tergolong berat

Factor memperberat keluhan : beraktivitas, kecuali istirahat

Factor memperingan keluhan : istirahat/ tidur

Gejala penyerta :nyeri dada, demam

b. Riwayat penyakit dahulu

Belum Pernah Terkena Penyakit Yg Serupa

Hernia

Page 11: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Usus Buntu

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak Ada Penyakit Yang Serupa

Tidak Punya Riwayat Penyakit Tuberculosis

Tidak Pnya Pnyakit Kronis Yang Lain

d. Riwayat Social Ekonomi

Menggunakan Bpjs Kesehatan

Yang Membiayai Adalah Kakanya

Anak Ke 2 Dari Empat Bersaudara

e. Riwayat Alergi Obat

Pasien Mengaku Tidak Pnya Riwayat Alergi Obat

f. Kebisaan Pribadi

Tinggal Diasrama

Kadang Kadang Merokok

Tidak Mengkonsumsi Alcohol

2) Hasil pemeriksaan fisik

Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 Mmhg

Suhu : -

Nadi : -

Respirasi : -

Pemeriksaan Fisik Thorax

Inspeksi : -

Palpasi : -

Perkusi : -

Auskultasi : -

Berat Badan :61 Kg

Tinggi Badan : -

3) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi :Normal

Pemeriksaan Bta :Negatif

Pemeriksaan Darah : HB= 11,3; SGOT : 18; SGPT : 20

Page 12: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

5. Responden 5

Nama : Ny. S

Jenis kelamin : perempuan

Usia : 37 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Desa Tinggar Wangi, Kecamatan Jatilawang, Kab Banyumas

1) Hasil anamnesis

a. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : sesak napas

Onset/kronologi : sejak hampir satu tahun yang lalu

Kualitas : rasa sesaknya sangat terasa sehingga tidak bisa tidur.

Kuantitas : sangat menggangu aktivitas

Faktor pemberat : Saat beraktivitas, Saat terkena asap, Saat merasa kedinginan

Faktor peringan : Setelah konsumsi obat, Setelah diterapi nebulizer

Gejala Penyerta : meriang, pusing, sakit tenggorokan

b. Riwayat penyakit dahulu

Tahun 2007 didiagnosis TB paru, Tahun 2008 dinyatakan sembuh oleh

Dokter.

c. Riwayat penyakit keluarga

-

d. Riwayat social ekonomi

-

2) Hasil pemeriksaan fisik

Kami tidak dapat melakukan pemeriksaan fisik hanya melihat dr. Puji

melakukan perkusi dan auskultasi kepada pasien.

3) Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan thorax : hasilnya normal, namun terdapat sedikit corakan di bronkusnya.

Pemeriksaan sputum : setahun yang lalu awal berobat ke balai pengobatan paru pasien

di periksa sputumnya dan hasilnya negatif.

6. Responden 6

Nama : Tn. S

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 47 tahun

Page 13: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Alamat : Tinggar Wangi, Kecamatan Jatilawang, Kab Banyumas

Pekerjaan : Penjual Burung Dara

1) Hasil anamnesis

a. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : Sesak

Onset / kronologi : 1 tahun yang lalu

Kualitas : sampai mengganggu aktifitas

Kuantitas : sesah setipa saat ketika aktifitas

Faktor pemberat : aktifitas

Faktor peringan : istirahat

Gejala penyerta : Batuk kering, sakit perut

b. Riwayat penyakit dahulu

Penyakit ` : TBC

Waktu : tahun 2007

Riwayat berobat : lengkap (OAT 6 Bulan)

c. Riwayat penyakit keluarga

Sakit serupa : Istri

d. Riwayat social ekonomi

Pasien berobat dengan BPJS

2) Farmakoterapi

- Nebulizer

- Salbutamol

- cefixime 100mg => 2x1 sehari

- Ranitidine 150mg =>2x1 sehari

- Ambroxol 30mg 2x1 => sehari

7. Responden 7

Nama : ibu x 

Usia : 30 tahun 

Alamat : kebasen

Pekerjaan : ibu rumah tangga

1) Hasil anamnesis

a. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : nyeri dada

Page 14: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Onset : 3 bulan yang lalu

Kualitas : seperti ditusuk-tusuk

Kuantitas : setiap saat

Faktor pemberat : saat bangun tidur, saat beraktivitas

Faktor peringan : ketika dahak dapat dikeluarkan

Gejala penyerta : batuk berdahak berwarna hijau dan susah keluar dahak, sakit

kepala, kadang demam tinggi

b. Riwayat penyakit dahulu

Sakit serupa : sudah pernah, dengan batuk berdarah dan demam yang tinggi.

Waktu : pada Februari 2015

c. Riwayat penyakit keluarga

Ibu penderita terkena diabetes mellitus

2) Hasil pemeriksaan fisik

Inspeksi : tidak ada ketertinggalan gerak paru, keadaan umum pasien

terlihat menahan sakit

Auskultasi : terdengar suara ronki

Perkusi : pekak

3) Hasil pemeriksaan penunjang

Dilakukan foto rontgen thorax pada bulan Februari dengan hasil terdapat

corakan bronkovaskuler yang meningkat dan terdapat banyak di basis pulmo.

4) Farmakoterapi

Diberikan obat ekspektoran sirup untuk mengeluarkan dahak, obat antibiotik

untuk mengobati penyebab sakit yang diberikan selama 3 hari, dan obat anti nyeri

untuk menahan rasa sakit.

8. Responden 8

Nama : ibu x 

Usia : 62 tahun 

Alamat : Banjaranyar, Pekuncen

Pekerjaan : penjual mie ayam

1) Hasil anamnesis

a. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : sesak napas

Onset : 5 tahun yang lalu

Page 15: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Kualitas : seperti ditusuk-tusuk dadanya

Kuantitas : setiap saat

Faktor pemberat : saat beraktivitas berat

Faktor peringan : ketika istirahat, sehabis minum obat

Gejala penyerta : batuk berdahak disertai darah, sakit kepala, kadang demam

tinggi, nyeri dada

b. Riwayat penyakit dahulu

Pada bulan Juli mengalami kecelakaan, sehingga fraktur pada costae II

sinistra, dan sampai sekarang masih dipasang pen

Sakit serupa : sudah pernah, dengan batuk berdarah dan demam yang tinggi

Riwayat berobat : dahulu pernah berobat di margono, namun sejak 4 tahun yang

lalu di rujuk ke Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru

c. Riwayat penyakit keluarga

Sakit serupa : ayahnya sakit serupa dah sudah meninggal

d. Kebiasaan : sekarang sudah berhenti merokok, sebelum sakit adalah

perokok aktif selama lebih dari 10 tahun tetapi setelah mengalami sakit sejak

sudah bukan perokok aktif. Sering tidak pakai masker kalau jualan di pinggir

jalan.

2) Pemeriksaan fisik

Inspeksi : ada ketertinggalan gerak paru (dada kiri lebih tertinggal

dibanding dada kanan), keadaan umum pasien terlihat menahan sakit, barrel chest

Auskultasi : terdengar suara ronki dan wheezing

Perkusi : pekak

3) Pemeriksaan penunjang

Tidak diketahui karena pada saat check up kemarin, hasil photo rontgennya tidak

dibawa

4) Farmakoterapi

Diberikan obat antipiretik, antibiotik,analgesik, dan ekspektoran

9. Responden 9

Nama : Tn. T

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 57 tahun

Alamat : Dukuh Waluh

Page 16: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Pekerjaan : Petani

b. Hasil

5) Hasil Anamnesis :

f. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : Sesak

Lokasi : -

Onset dan kronologi : 1 bulan yang lalu, tiba-tiba

Kualitas : Mengganggu aktifitas, cukup sesak

Kuantitas : Sesak saat beraktfitas

Faktor pemberat : Pada saat beraktifitas

Faktor peringan : Istirahat ,minum obat

Gejala penyerta : Batuk, pusing ,nyeri

g. Riwayat penyakit dahulu

Pernah menderita keluhan yang sama beberapa tahun lalu

h. Riwayat penyakit keluarga

Istrinya mengeluh sesak yang sama.

i. Riwayat social ekonomi

Tidak memiliki asuransi kesehatan

j. Riwayat kebiasaan

Pernah Merokok beberapa tahun lalu, tetapi sudah berhenti.

6) Hasil Pemeriksaan Fisik :

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah: -

Berat badan : -

Auskultasi : wheezing

7) Hasil Pemeriksaan Penunjang

Foto thorax : Terdapat corakan bronkovaskuler sampai 1/3 lateral

8) Terapi Farmakologi :

Dilakukan terapi oksigen yaitu nebulasi

Obat Salbutamol sebagai bronkodilator

Obat Ambroxol sebagai mukolitik

Obat Azithromycin sebagai antibiotik

10. Responden 10

Page 17: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

BAB IV

PEMBAHASAN

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pada Field lab yang dilaksanakan di balai kesehatan paru nasional pada hari Senin 2

November 2015 pukul 08.00- 10.30 didapatkan salah satu kasus yang menarik bagi kami

untuk dibahas yaitu pasien dengan diagnosis tuberkulosis ekstra paru. Tuberculosis ekstra

paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Micobacterium tuberculosis yang menyerang

di bagian selain paru. Diketahui bahwa pasien seorang laki-laki berumur 18 tahun yang

sedang mengalami pengobatan tuberculosis ekstra paru yang telah dijalani 6 bulan ini. Saat

masih kecil diketahui bahwa pasien pernah operasi hernia dan pada bulan Maret mengalami

operasi usus buntu/ apendisitis. Kemudian pada bukan April kemarin pasien di diagnosis

mengalami tuberculosis ekstra paru yaitu pada bagian usus. Pasien tinggal di sebuah pondok

dengan teman kamar sebelahnya mengalami batuk yang tak kunjung sembuh. Pemeriksaan

foto thorax yang dilakukan tidak terlihat kelainan pada paru pasien.

B.Saran

Pada Field lab kali ini telah dilaksanakan dengan lancar dan baik. Preseptor lapangan

juga telah banyak membantu kami dengan berbagi ilmu yang baru bagi kami dengan

berinteraksi dengan pasien langsung. Dan mengamati proses pelayanan kesehatan yang

Page 18: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

dilakukan di balai kesehatan paru nasional. Walaupun balai pengobatan masih dalam

pembangunan namun tidak terlalu menganggu kegiatan Field lab kali ini. Mungkin kedepan

bisa diberikan waktu untuk diskusi tentang alur pengobatan di balai pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ranuh, IG. G, Pendekatan Risiko Tinggi Dalam Pengelolaan Pelayanan

KesehatanAnak. Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak. FK-UNAIR 1980.

Santosa, G. Masalah Batuk pada Anak. Continuing Education Anak. FK-UNAIR. 1980.

Gawat Darurat Dibidang Pulmonologi .Simposium Gawat Darurat Pada Anak.

Surabaya. 1987.

DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

Bimbingan Ketrampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada

Anak. Jakarata, :10 ,1991.

Baratawidjaja, K. (1990) “Asma Bronchiale”, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,

Jakarta : FK UI.

Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.

Crockett, A. (1997) “Penanganan Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta : Hipocrates.

Crompton, G. (1980) “Diagnosis and Management of Respiratory Disease”, Blacwell

Scientific Publication.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan

Keperawatan”, Jakarta : EGC.

Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.

Hudak & Gallo (1997) “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1, Jakarta :

EGC.

Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit”, Jakarta : EGC.

Pullen, R. L. (1995) “Pulmonary Disease”, Philadelpia : Lea & Febiger.

Rab, T. (1996) “Ilmu Penyakit Paru”, Jakarta : Hipokrates.

Staff Pengajar FK UI (1997) “Ilmu Kesehatan Anak”, Jakarta : Info Medika.

Page 19: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

Sundaru, H. (1995) “Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta : FK UI.

Page 20: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)

LAMPIRAN

Page 21: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)
Page 22: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)
Page 23: LAPORAN FIELD LAB FIX (Kurang Responden Dan Pembahasannya)