Fitriadi Widodo, ST. 10402423 -...
-
Upload
hoangduong -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Fitriadi Widodo, ST. 10402423 -...
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERPARKIRAN OTOMATIS DENGAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MIKROKONTROLER AVR
ATMEGA32Fitriadi Widodo, ST. 10402423
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI
Tulisan ini menjelaskan tentang bagaimana membuat sistem perparkiran yang telah ada menjadi lebih efisien dengan mengimplementasikan teknologi kartu tag RFID pada sistem perparkiran serta untuk keamanan. Rancang bangun ini menjelaskan tentang bagian dari sistem perparkiran otomatis yang akan memantau sistem perparkiran menggunakan tag RFID sebagai kartu untuk akses masuk areal perparkiran. Rancang Rancang bangun ini menggunakan reader jenis ID-10, reader dengan jangkauan minimal. ID-10 memiliki internal antena yang dapat membaca tag RFID sampai jarak ±12 cm. ID-10 mendukung output data berformat ASCII, Wiegand26 dan Magnetic ABA Track2. Tag yang dapat dibaca oleh ID-10 adalah tag yang berformat EM4001 125KHz (Low Radio Frequency). Data bukti kedatangan dan keluarnya mobil dari areal perparkiran akan diambil melalui RFID tag yang berfungsi sebagai kartu akses masuk. Data dalam RFID tag akan dibaca oleh RFID reader dan akan diproses oleh mikrokontroller yang kemudian akan dikirim ke komputer (sebagai pusat data) melalui kabel serial. Komputer akan mencatat kedatangan dan keluarnya mobil, serta image foto dari pemilik kartu akses parkir tersebut, selain itu komputer bertugas mengirim perintah untuk membuka pintu gerbang masuk atau keluar areal perparkiran.
Kata kunci : Mikrokontroler, RFID, AVR ATMega32, Parkir
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penggunaan RFID (Radio
Frequency Identification) sebagai sensor
dalam dunia industri masih jarang
digunakan di Indonesia, tetapi di Eropa
aplikasi RFID sudah banyak digunakan
dalam berbagai industri
RFID bekerja dengan
menggunakan frekwensi radio, sehingga
alat ini bersifat nirkabel dengan jarak
yang lebih jauh bila dibandingkan
dengan kode batang. Tidak seperti
halnya sistem identifikasi elektronik
yang lain seperti kode batang yang
mengharuskan pembacaan dilakukan
secara manual yaitu dengan cara
membaca hasil tag kode batang yang
telah di cetak menggunakan infra merah
dan memerlukan sudut khusus untuk
pembacaaanya serta memasukkan data
kode batang jika kode batang tersebut
tidak bisa dibaca., sedangkan RFID
memungkinkan untuk melakukan
pembacaan secara otomatis dan cepat.
Selain itu juga, RFID mampu
melakukan perubahan data yang sudah
disimpan kapan saja tidak seperti kode
batang yang tidak memungkinkan
perubahan data tanpa mengganti tag.
Karena bekerja dengan gelombang radio
maka pembacaan tidak membutuhkan
garis pandang (line of sight) seperti
dalam kode batang. Pembacaan dapat
menembus penghalang seperti kertas,
karton, kaca, buku, dan bahan non-metal
lainnya.
Dalam hal ini penggunaan RFID
dapat digunakan juga dalam mengontrol
barang di pabrik, pada aplikasi
perparkiran sistematis dan otomatis.
Dengan pengontrolan sistematis ini
diharapkan kendaraan dapat lebih mudah
diawasi waktu masuk dan keluar dari
kawasan khusus perparkiran
berlangganan. Contoh dari aplikasi ini
adalah pada sistem perparkiran di
perkantoran dimana pengguna adalah
anggota tetap dari perkantoran tesebut.
1.2 Batasan Masalah
Dalam rancangan ini, t a g
RFID digunakan sebagai kartu
berlangganan parkir menggantikan
kertas atau kartu jenis kode batang
dalam input masuk ke dalam
perparikiran. RFID digunakan
karena memiliki kelebihan dibanding
kode batang, di antaranya
pembacaan otomatis, mampu dibaca
tanpa garis pandang, dan jumlah
data yang tersimpan lebih banyak
dibanding kode batang.
1.3 Tujuan Penulisan
Metode penelitian ini adalah
untuk membuat sebuah sistem
pengontrol pada mobil yang akan masuk
sebuah kawasan khusus dengan
keanggotaan yang sudah terkontrol dan
bersifat anggota tetap. Sehingga setiap
kendaraan yang masuk kawasan dapat
dengan mudah terkontrol waktu masuk
dan waktu keluarnya. Sistem ini
didukung oleh aplikasi Visual Basic 6.0
sebagai Graphic User Interface (GUI)
untuk mengontrol waktu masuk dan
keluarnya mobil , waktu lama parkir ,
data mengenai mobil yang masuk ke
dalam kawasan dan data statistik dari
sistem tersebut. Sistem ini berbasis pada
RFID sebagai prototipe kontrol terhadap
masuknya kendaraan - kendaraan ke
dalam suatu kawasan perparkiran.
Penggunaaan RFID akan mempercepat
sistem aplikasi dan mengurangi human
error untuk kesalahan dalam
penginputan data identitas kendaraan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Mikrokontroler adalah single
chip computer yang memiliki
kemampuan untuk diprogram dan
digunakan untuk tugas-tugas berorientasi
kontrol. Mikrokontroler hadir dengan
dua alasan utama , yang pertama adalah
kebutuhan pasar (market need) dan
kedua adalah perkembangan teknologi
baru.
Karena kemampuannya yang
tinggi, bentuk yang kecil, konsumsi daya
yang rendah, dan harga yang murah
maka mikrokontroler begitu banyak
digunakan di dunia. Sistem yang
dibangun memerlukan beberapa
perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software). Berikut ini
akan dijelaskan beberapa perangkat yang
digunakan dalam sistem mikrokontroler
dan perangkat lain yang digunakan
dalam pembuatan alat untuk tugas akhir
ini.
2.1 Mikrokontroller AVR ATMega32
Perkembangan teknologi AVR (
Alf and Vegard Rics Processor )
memberikan suatu teknologi yang
memiliki kapabilitas yang sangat maju,
tetapi dengan biaya yang sangat murah.
Mikrokontroller AVR memiliki
arsitektur RICS 8 bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16 bit
( 16-bits word ) dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam satu siklus
clock.
Mikrokontroler AVR merupakan
low-power CMOS 8-bit, yang
merupakan pengembangan arsitektur
RISC ( Radius Instruction Structure
Chip ). Dengan mengeksekusi instruksi
dalam single clock cycle, AVR bisa
mencapai 1 MIPS per MHz sehingga
desain sistemnya dapat mengoptimalkan
konsumsi daya dan kecepatan proses.
2.2 Radio Freguency Identification
(RFID)
RFID merupakan teknologi
identifikasi yang fleksibel, mudah
digunakan, dan cocok untuk operasi
sistem otomatis. RFID
mengkombinasikan keunggulan yang
tidak tersedia pada teknologi identifikasi
yang lain. RFID tersedia dalam peralatan
yang hanya dapat dibaca saja (Read
Only) atau yang dapat dibaca dan ditulis
(Read/Write), tidak memerlukan kontak
langsung maupun jalur cahaya seperti
cahaya infra merah dalam mengakses
kode batang untuk dapat beroperasi,
dapat berfungsi pada berbagai variasi
kondisi lingkungan, dan menyediakan
tingkat integritas data yang tinggi .
Radio Frequency Identification (RFID)
merupakan salah satu bentuk teknologi
auto-ID yang merupakan teknologi
identifikasi objek dengan menggunakan
frekuensi gelombang radio untuk
membaca informasi dari sebuah alat
pembawa informasi yang disebut tag
RFID atau transponder (Transmitter +
Responder). Proses pembacaan atau
penulisan informasi ke dalam tag RFID
dilakukan melalui interface yang disebut
reader RFID. RFID transponder atau
tag berisi identitas obyek tag. Data ini
terdiri dari merk , jenis, model dan
nomor serial yang unik berupa kode
ASCII, atau data yang diperlukan untuk
memberikan abstraksi keterangan
pemilik tag.[3]
Kegunaan dari sebuah sistem
RFID adalah untuk memungkinkan data
ditransmisikan oleh sebuah peralatan
portabel, yang disebut tag, yang mana
tag tersebut dibaca oleh sebuah pembaca
RFID dan memproses data yang terbaca
tersebut sesuai dengan kebutuhan
aplikasi yang akan digunakan.
Dalam pengoperasian RFID
terjadi kontak antara transponder (tag)
atau perangkat pembawa data yang
terbuat dari silikon chip dilengkapi
sebuah radio antena kecil dan reader
yang terhubung dengan sistem
komputer. Kontak antara RFID tag
dengan reader tidak dilakukan secara
kontak langsung atau mekanik
melainkan dengan pengiriman
gelombang elektromagnet.
Bila dibandingkan dengan
barcode atau kode batang, RFID
memilki beberapa keunggulan yaitu sulit
untuk dipalsukan, maka RFID dapat
menyediakan tingkat keamanan yang
tinggi, sedangkan barcode dapat
dipalsukan dengan memfotokopi
barcode maka barcode hasil fotokopi
dapat digunakan. Selain itu RFID dapat
bekerja dalam jarak yang cukup jauh
bahkan bisa mencapai 6,096 meter untuk
perlalatan RFID yang memiliki frekuensi
tinggi. Hal ini juga merupakan salah satu
kelebihan RFID dibandingkan barcode .
Gambar 1 Bagan rangkaian reader[4]
2.2.1 RFID Reader ID-10
Pembaca RFID merupakan
peralatan yang dapat berkomunikasi
dengan RFID tag secara wireless.
Sebuah pembaca RFID harus
melaksanakan dua buah tugas, yaitu:
• Menerima perintah dari
software aplikasi
• Berkomunikasi dengan tag
RFID
Tag reader berfungsi untuk
membaca data yang ada pada tag
melewati RF interface. Untuk
menambah fungsi reader, maka
dilengkapi dengan internal storage, dan
aplikasi perangkat lunak untuk
menyimpan data pada komputer
database. Pada prakteknya tag reader
dapat berupa perangkat keras yang
terletak pada suatu tempat yang tetap.
Pada aplikasinya tag reader dapat
membaca sendiri tag yang dideteksi
(smart self). Tag reader smart self dapat
mendeteksi ketika ada penambahan tag
atau ada tag yang keluar.
Saluran (channel) dari reader ke
tag disebut dengan saluran forward
(forward channel), saluran dari tag ke
reader disebut dengan saluran bacward
(bacward channel).
Pembaca RFID merupakan
penghubung antara software aplikasi
dengan antena yang akan
mentransmisikan gelombang radio ke
tag RFID. Gelombang radio yang
ditransmisikan oleh antena berpropagasi
pada ruangan di sekitarnya. Akibatnya
data dapat berpindah secara wireless ke
tag RFID yang berada berdekatan
dengan antenna.[2]
Antena RFID tersebut menerima
sinyal dari RFID reader lalu mengirim
kembali sinyal tersebut ke RFID reader
disertai dengan data yang terdapat pada
RFID tag tersebut berupa kode ASCII
yang berbeda disetiap tag..
Reader ID -10 adalah merupakan
salah satu pembaca RFID modul yang
sederhana, tepat dan mudah disesuaikan
penggunaannya dalam pembuatan
rancang bangun tugas akhir ini. ID-10
memiliki internal antenna yang dapat
membaca tag RFID sampai jarak
maksimal 12 cm. Dengan merangkai
ID-10 dengan komponen yang sesuai
dengan datasheet, pelengkap seperti
access control unit, dan lain-lain, maka
ID-10 dapat dirubah menjadi sebuah
“wireless ID designs”. Semua pembaca
RFID berseri ID termasuk ID-10
mendukung output data berformat
ASCII, Wiegand26 dan Magnetic ABA
Track2, dimana format tersebut adalah
format yang dikeluarkan produsen untuk
RFID reader jenis ID-10. Tag yang
dapat dibaca oleh ID-10 adalah tag yang
berformat EM4001 125KHz (low radio
frequency). Gambar 2.4 menunjukkan
tampilan ID-10. [3]
Pada sistem RFID umumnya, tag
atau transponder ditempelkan pada suatu
objek. Setiap tag dapat membawa
informasi yang unik, di antaranya: serial
number, model, warna, pemilik, dan data
lain dari objek tersebut. Ketika tag ini
melalui medan yang dihasilkan oleh
pembaca RFID yang beroperasi pada
frekuensi yang sama, tag akan
mentransmisikan informasi yang ada
pada tag kepada pembaca RFID,
sehingga proses identifikasi objek dapat
dilakukan.
2.2.2 Tag RFID
Tag RFID ialah sebuah benda
kecil yang dapat ditempelkan pada
benda yang ingin diberikan datanya,
misalnya barang hasil produksi, hewan
ternak atau bahkan manusia. Tag RFID
mengandung silicon chip dan antenna
yang memungkinkan mereka untuk
menerima dan merespon frekuensi radio.
Jenis dan bentuknya disesuaikan dengan
kebutuhan untuk pembuatan tugas akhir
ini digunakan tag jenis kartu. [3]
Gambar 2.5 menunjukkan isi dari sebuah
silicon chip yang berada didalam tag
RFID. Secara garis besar RFID tag
terbagi kedalam tiga jenis yaitu pasif,
semi aktif atau bisa disebut juga semi
aktif dan aktif
2.2.3 Cara Kerja RFID
Ketika sebuah RFID tag
melewati zona elektromagnetik peralatan
pembaca tag, maka RFID tag tersebut
akan mendeteksi sinyal pengaktifan dari
peralatan pembaca tag, dan
mengirimkan sinyal balik sesuai dengan
yang tersimpan dalam memori tag
sebagai respon. Peralatan pembaca tag
kemudian menterjemahkan data yang
dikirimkan oleh RFID tag tersebut
sesuai dengan kebutuhan. [4]
Proses pembacaan kode-kode
data yang terdapat pada RFID tag
dilakukan menggunakan gelombang
radio, sehingga proses identifikasi
barang atau orang menjadi jauh lebih
mudah. Seseorang atau barang cukup
melewati suatu gerbang atau pintu yang
telah terdapat zona elektromagnetik dari
reader RFID, maka identitas dari barang
ataupun sesorang tersebut langsung
dapat diketahui. RFID tag mempunyai
bermacam-macam bentuk, misalnya
berbentuk sebuah kartu identitas.[4]
Walaupun berbentuk suatu
kartu, RFID tag ini telah berisi antenna
internal sehingga dapat menerima dan
bereaksi terhadap data yang dipancarkan
melalui frekwensi radio dari suatu
pembaca RFID tag (RFID transceiver).[4]
2.3 Komunikasi Data Serial RS232
Serial Port merupakan hal yang
penting dalam mikrokontroller, karena
dengan serial port kita dapat dengan
mudah menghubungkan mikrokontroller
dengan komputer atau perangkat
lainnya, serial port sering dikenal
dengan istilah UART , serial port pada
mikrokontroller terdiri atas dua pin yaitu
RXD dan TXD, RXD berfungsi untuk
menerima data dari komputer/perangkat
lainnya, TXD berfungsi untuk mengirim
data ke komputer/perangkat lainnya. [6]
Pada prinsipnya, komunikasi
serial ialah komunikasi dimana
pengiriman data dilakukan per bit,
sehingga lebih lambat dibandingkan
komunikasi parallel seperti pada port
printer yang mampu mengirim 8 bit
sekaligus dalam sekali detak atau satu
clock.
2.4 IC MAX-232
IC MAX-232 merupakan chip
tunggal yang bekerja pada tegangan 5
volt dan membutuhkan beberapa
kapasitor eksternal. Tegangan keluaran
dari chip ini digunakan sebagai
pembangkit sinyal dari RS232. Pada
kenyataannya, tidak ada aturan dalam
penempatan MAX232.
2.5 IC Regulator
Pada rangkaian ini diperlukan
adanya IC regulator, tujuannya untuk
pensuplai tegangan dan daya yang
dibutuhkan pada rangkaian ini, Misalnya
7805 adalah regulator untuk mendapat
tegangan 5 Volt, 7812 regulator
tegangan 12 Volt dan seterusnya.
Sedangkan seri 79XX misalnya adalah
7905 dan 7912 yang berturut-turut
adalah regulator tegangan negatif 5 dan
12 Volt
2.6 Pemrograman Dengan Visual
Basic 6.0
Visual basic 6.0 merupakan
bahasa pemrograman yang
menggunakan bahasa basic sebagai dasar
untuk pembuatan programnya. Sistem
ini menggunakan bahasa pemrograman
visual yang membuat seorang
programmer lebih mudah mendesain
tampilan program (user intyerface).
BAB III. PERANCANGAN ALAT
Secara keseluruhan sistem kontrol
yang dibuat ini terbagi menjadi dua
bagian utama yaitu bagian server
(komputer database) dan client
(pengguna), yang masing-masing terdiri
dari perangkat keras ( hardware ) dan
perangkat lunak ( software )
Perangkat keras dipergunakan
untuk mendeteksi dan membaca kode
RFID, masukan PIN ( Personal
Identification Number ) berupa kode
ACII sebagai kode akses keamanan dan
penggunaan, serta display penunjuk
informasi berupa LCD dan komputer.
Perangkat lunak difokuskan untuk
mengatur kerja sistem yang dibangun,
sehingga dapat bekerja sesuai dengan
tahapan yang diinginkan.
3.1 Konsep Dasar
Pada awalnya sistem perparkiran
telah banyak diterapkan di kota – kota
besar baik secara dengan cara
menggunakan jasa juru parkir atau pun
dengan sistem kertas tanda parkir.
Namun untuk perkembangan lebih jauh
agar lebih efisien baik dalam segi waktu,
manajemen, database, perangkat dan
keamanan maka perlu dikembangkan
sebuah sistem perparkiran yang lebih
baik
. Pada dasarnya alat yang
diterapkan dalam sistem perparkiran ini
menggunakan RFID sebagai alat
identifikasi utama, selain image dari
pengguna perparkiran itu sendiri,
mikrokontroler sebagai pengontrol dan
komputer sebagai pengawas dan
pengendali. Dengan bantuan
mikrokontroler sebagai pengontrolnya
dan komputer sebagai pengawas, maka
penetapan keputusan terhadap suatu
kondisi memungkinkan untuk dilakukan
oleh alat ini adalah secara autonomous,
atau secara langsung dan otomatis.
Karena menggunakan database serta
memunculkan data image pengguna,
maka dibutuhkan sebuah program yang
akan menyimpan data dari setiap
keadaan pada alat ke dalam komputer.
Selain program pada sisi komputer
selaku pengawas, program lainnya
adalah untuk sistem pengendali pada sisi
mikrokontroler.
Langkah perancangan pertama
kali adalah membuat suatu diagram blok.
Kemudian gabungan blok tersebut akan
membentuk suatu sistem secara
keseluruhan menjadi alat yang
diharapkan.
Pada blok rangkaian diatas
menjelaskan cara kerja rangkaian yang
dibagi berdasarkan blok rangkaian. Pada
rangkain ini tag RFID akan dibaca oleh
RFID reader yang nantinya selanjutnya
akan diproses oleh mikrokontroler. Pada
mikrokontroler data dari tag RFID yang
berupa kode ASCII akan diteruskan ke
database komputer melalui kabel serial.
Selanjutnya dikomputer akan dilakukan
proses pemeriksaan data antara
pengguna yang memegang kartu tag
RFID dengan data yang ada dalam
komputer, jika data yang ada cocok
maka data pada database komputer akan
memberikan hasil data kepada
mikrokontroler yang selanjutnya
mikrokontroler akan melakukan
eksekusi membukakan pintu gerbang.
Setelah pengguna dengan mobilnya
melewati pintu gerbang maka detektor
infra merah akan mendeteksi lewatnya
mobil dan akan memberi sinyal ke
mikrokontroler untuk menutup kembali
gerbang. Jika pengguna tidak
mempunyai tag RFID pribadi, seperti
yang telah diberikan pengelola atau
perusahaan maka akan diberikan tag
RFID sementara untuk masuk kedalam
kawasan perparkiran.
Pada rangkaian tersebut terdapat
rangaian input berupa sensor RFID ,
rangkaian sistem minimum
mikrokontroler, rangkaian power supply,
rangkaian penggerak motor dc untuk
pintu gerbang, rangkaian LCD untuk
display dan rangkaian untuk komunikasi
data dengan kabel serial.
3.2 Perancangan Perangkat Keras
Sistem yang dibuat
menggunakan perangkat keras yang
terdiri dari beberapa rancangan yang
kemudian dijadikan satu.
Rancangan tersebut yaitu :
1. Rancangan RFID reader
menggunakan ID-10
2. Rancangan rangkaian infra merah
3. Rancangan rangkaian
mikrokontroller
4. Rancangan komunikasi serial antara
komputer dengan mikrokontroller
5. Rancangan LCD display
6. Rancangan Rangkaian Motor DC
dan L293D
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
(Software)
Perancangan software pada
sistem ini dilakukan pada sisi pengguna.
Pada sisi pengguna, pemograman
dilakukan untuk menghubungkan
minimum sistem mikrokontroler dengan
RFID, sensor infra merah, LCD dan
pintu gerbang. Sedangkan pada sisi
server pemograman dilakukan untuk
untuk mengolah data base pelanggan
dan menghubungkannya dengan
komputer.
Software yang digunakan pada sisi
pengguna berupa bahasa pemograman
BASCOM AVR untuk memprogram
mikrokontroler AVR ATMega32.
Dengan menggunakan pemrograman
bahasa BASCOM AVR diharapkan
waktu desain (developing time) akan
menjadi lebih singkat.
Setelah program dalam bahasa
BASCOM AVR ditulis, dilakukan
kompilasi agar tidak terdapat kesalahan
(error) sehingga proses download dapat
dilakukan. Mikrokontroler AVR
mendukung sistem download secara ISP
(In-System Programming).
Pada sisi server pengendalian
dilakukan oleh komputer. Program untuk
koneksi dengan PC menggunakan
fasilitas Visual Basic 6.0 dan sebagai
database digunakan database yang
desediakan dari Visual Bbasic,
BAB 4. PENGUJIAN ALAT
Setelah semua perangkat keras
dan perangkat lunak telah diselesaikan,
serangkaian pengujian sistem dilakukan
pada alat. Tujuan dari pengujian ini
adalah untuk mengetahui kinerja yang
berupa kehandalan dan ketepatan
eksekusi antara program dengan modul
yang telah dibuat. Sehingga akan
diperoleh kesimpulan apakah program
yang dibuat dapat mengontrol sistem
yang ada.
Pengujian yang dilakukan terbagi
menjadi beberapa tahap, pengujian
terhadap rangkaian RFID reader,
pengujian komunikasi serial (baik
terhadap komputer ataupun
mikrokontroller AVR ATMega32), dan
pengujian sistem secara keseluruhan.
4.1 Pengujian Rangkaian RFID
Reader dan Akses Ke Komputer
Pengujian terhadap rangkaian
RFID reader dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh range
pembacaan yang dapat terdeteksi oleh
RFID reader dan mengetahui output dari
RFID yang merupakan data serial
menuju ke komputer.
Pengujian dilakukan
dengan memberikan tegangan 12 Volt,
hal ini dikarenakan di dalam rangkaian
digunakan LM7805 yang merupakan
voltage regulator yang menghasilkan
output stabil sebesar 5 Volt. Dimana
tegangan 5 Volt yang memang
dibutuhkan oleh RFID reader untuk
dapat bekerja. Saat tag didekatkan pada
rangkaian, LED akan menyala dan level
tegangan yang dihasilkan oleh output D1
(pin menuju data ke mikrokontroler)
4.2 Pengujian Pada Power Supply
Pengujian pada power supply
dengan menggunakan IC LM7805 , diuji
pada input dari adaptor bernilai 12 Volt
DC menuju IC LM7805 dan output dari
IC LM7805.
4.3 Pengujian Aplikasi Sistem
Perparkiran Otomatis dan Rangkaian
Sistem.
Pada pengujian ini diujikan
kecepatan akses data berupa tag yang
akan dibaca reader RFID pada rangkaian
, dan selanjutnya diproses oleh
mikrokontroler sebagai pengendali.
Setelah itu di proses database
dari ID Tag RFID ke dalam komputer
menggunakan aplikasi yang telah dibuat.
Dari hasil pengujian terlihat
bahwa setiap tag ID berbeda dalam
kecepatan pengolahan data sampai pintu
gerbang terbuka, ini bisa dikarenakan
kecepatan pengolahan data dikomputer.
Dari keseluruhan data yang didapat,
kecepatan yang dihasilkan dalam
pengaksesan aplikasi tidak terlalu
berbeda waktu prosesnya.
Dari data yang telah diambil saat
proses perparkiran dengan menggunakan
cara yang ada pada umumnya, memakan
waktu lebih lama beberapa detik
dibandingkan dengan menggunakan
RFID. Aplikasi perpakiran dengan
metode lama menggunakan input dari
keyboard lalu diproses dan ini memakan
waktu juga. Dan juga kesalahan manusia
dalam pemasukan data parkir dengan
aplikasi lama lebih besar dibandingkan
dengan sara abru, dimana data yang ada
pada kartu RFID sudah valid dan tidak
dapat diubah lagi, sehingga mengurangi
kesalahan manusia saat aplikasi
dijalankan.
Ketepatan RFID card saat dibaca
oleh reader dimana sebuah alat
elektronik walaupun sudah di patenkan
akan selalau benar tetapi suatu saat pasti
akan terjadi suatu kesalahan, untuk
pembuktian maka penulis membuat data
untuk mengetahui seberapa tepat kartu
RFID terbaca oleh reader, yang dilihat
pada koneksi hyperterminal.
Dari data pengamatan
diperlihatkan bahwa kartu tag tersebut
kode ASCII nya untuk 100 kali
percobaan nilainya benar dan kode
ASCII ini tidak dapat berubah pada
setiap kartu kecuali ada unsur lain yang
merusak kode ASCII pada setiap chip
yang berisi kode ASCII di setiap kartu
oleh panas, patah atau sebab lain yang
membuat kode ASCII tidak bisa dikenali
kembali.
BAB V. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis pada bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan dan juga
saran-saran untuk kelanjutan maupun
perbaikan sistem yang telah selesai
dirancang ini.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan seluruh pengujian
yang telah dilakukan, dimulai dari
pengujian rangkaian RFID reader,
pengujian komunikasi serial terhadap
komputer dan terhadap mikrokontroler ),
serta pengujian sistem secara
keseluruhan dapat diambil kesimpulan
bahwa seluruh blok rangkaian telah diuji
dan hasil yang didapat sesuai dengan
yang diharapkan pada perancangan alat
sebagaimana yang ada pada BAB III.
Dan telah berhasil dibangun sistem
perparkiran otomatis dengan
menggunakan RFID berbasis
Mikrokontroler. Untuk pembacaan
reader ID-10 terhadap tag RFID dengan
serial number yang dimiliki tag selalu
tepat. Dan dalam penggunaan sistem
perparkiran ini dapat disimpulkan
efisien, karena proses aplikasi data
masuk dan keluar areal perparkiran
hanya memakan waktu rata-rata 5,49
detik untuk seluruh proses aplikasi
dimulai membaca tag sampai pintu
gerbang terbuka. Nilai ini lebih cepat
daripada menggunakan aplikasi
perparkiran dengan metode lama, nilai
tambahnya terletak pada kecepatan akses
antara kartu dan database tanpa
menginput ulang data kendaraan
kedalam komputer. Untuk pintu keluar
juga demikian sama halnya, dimana
pengguna tidak perlu direpotkan kertas
kartu parkir yang hilang ataupun tidak
bisa terbaca petugas parkir. Tidak
sesuainya jarak antara literatur dan
kenyataan disebabkan karena tag RFID
yang dipakai adalah jenis tag pasif dan
juga bisa disebabkan karena terhalang
benda logam.
Untuk tingkat keamanan yang
tinggi pada sistem ini dapat dinilai
bagus, sebab tag yang digunakan tidak
dapat dipalsukan. Sistem ini dapat
berfungsi sebagai alat monitoring
terhadap kedatangan dan keluar
kendaraan dari areal perparkiran
sebagaimana yang diharapkan pada
tujuan dibuatnya aplikasi sistem
perparkiran otomatis ini. Selain itu
dengan adanya tambahan data seperti
image foto pelanggan dan data nomor
mobil pelanggan membuat sistem
keamanan menjadi lebih terjaga.
5.2 Saran
Saran – saran yang dapat
digunakan agar untuk pengembangan
alat ini agar lebih baik dan aplikatif
dimasa mendatang adalah untuk
penggunaan tag pasif atau semi aktif,
dapat diganti menjadi tag aktif agar jarak
baca dapat dijangkau reader dari jarak
jauh. Untuk lebih meningkatkan kualitas
keamanan data, dapat dikembangkan
dengan menambahkan pengamanan
lainnya seperti webcam , gambar mobil
yang akan ada didatabase. Fungsi tag
RFID ini juga dapat dikembangkan
menjadi alat absensi karyawan pada
perusahaan ataupun fungsi lainnya
sebagai ID nasional untuk kepentingan
lainnya yang mendukung format RFID
sebagai kartu multi akses.
Gambar 2 Rangkaian Utama Sistem Perparkiran
Gambar 3 Aplikasi VB Untuk Parkir Dengan RFID
Gambar 4 Aplikasi Software Untuk Mencocokkan Kartu Dengan Data
Tabel 1 Hasil Pengujian Kecepatan Proses Masuk Atau Keluar Mobil
No. Tag ID Kecepatan
Pembacaan
RFID Reader
Kecepatan Proses
Aplikasi Komputer
Kecepatan
membuka gerbang
Jumlah
kecepatan
proses1 ID 1 1,1 detik 3,60 detik 0,8 detik 5,50 detik2 ID 2 1,1 detik 3,60 detik 0,8 detik 5,50 detik3 ID 3 1,0 detik 3,65 detik 0,8 detik 5,45 detikRata – Rata 1,03 detik 3,62 detik 0,8 detik 5,49 detik
Gambar 5 Flowchart Program Untuk Mikrokontroler dan Data ke Komputer
Input Data Sementara ke
PC
BacaTag RFID Dengan RFID Reader
Buka Pintu Gerbang
Kirim Data Ke PC dan Proses
Data
Tutup Pintu Gerbang
Baca IR Sensor
SELESAI
MULAI
Beri Tag RFID
Gambar 6 Pengujian Kartu RFID Dengan Hyperterminal
Tabel 2 Pengujian Kebenaran Data Kode ASCII Dari 1 Buah Kartu Tag RFID
No. Kode ASCII Kode ASCII Sama Dengan Data?1 78000912F291 YA2 78000912F291 YA3 78000912F291 YA4 78000912F291 YA5 78000912F291 YA6 78000912F291 YA7 78000912F291 YA8 78000912F291 YA9 78000912F291 YA10 78000912F291 YA
DAFTAR PUSTAKA[1.]http://avrwiki.com/wiki/index.php/M
ain_Page , juli 2007
[2.]http://www.arsys.or.id/?p=76 , 20
desember 2006
[3.]http://www.sony-
ak.com/articles/5/rfid_introduction.p
hp , 20 desember 2006
[4.]http://www.cert.or.id/~budi/courses/
ec5010/projects/erwin-report.pdf,
februari 2007
[5.]http://www.atmel.com/dyn/resources
/prod_documents/2503S.pdf , juni
2007
[6.]http://pdf1.alldatasheet.com/datashee
t-pdf/view/27224/TI/MAX232.html
[7.], februari 2007
[8.]http://id.wikipedia.org/wiki/RFID ,
juni 2007
[9.]Budiharto, Widodo. Teknik
Interfacing Komputer dan
Mikrokontroler, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2005.
[10.]M.Agus, J.Alam. Belajar Sendiri
Microsoft Visual Basic 6, Elex
Media Komputindo, Jakarta, 1999
[11.]Kurniadi, Adi. Pemrograman
Microsoft Visual Basic 6 Cet. 4, Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2001
[12.]http://io.ppi-
jepang.org/article.php?id=11,
februari 2007
[13.]http://www.manningsrfid.com/pdfs/
IDSpecs.pdf, februari 2007
[14.]http://www.adilamtech.com.au/RFI
D/ID%20SERIES%20SR_2004-2-
10_%20rev13.pdf , februari 2007
[15.]http:// www.adilamtech.com.au/ RFI
D /ID%20SERIES%20SR(2005-3-
1)%20rev19.pdf , februari 2007
[16.]http://blogs.netindonesia.net/yusuf.
wibisono/archive/2006/03/16.aspx ,
februari 2007
[17.]http://www.dudung.net/print_artikel
.php?id=966&cat=1 , februari 2007
[18.]http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2007/052007/24/ca
krawala/lainnya02.htm , 24 mei 2007