FISLAFAT IlLMU

25
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Atas nama Allah yang maha pengasih dan penyayang. Segala puji bagi-Nya, pencipta segenap alam raya. Salam sejahtera semoga selalu terlimpahkan kepada insan mulia, nabi Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat, serta semua pengikutnya sampai akhir masa. Berbagai problematika kehidupan dewasa ini semakin kompleks saja. Dari berbagai belahan bumi ini, terutama yang di alami oleh dunia Islam sendiri semakin meruncing. Keterpurukan kita sebagai kaum muslim hanya mampu bernostalgia pada masa lalu, dimana kejayaan dan peradaban begitu menghebohkan dunia pada saat itu. Dimulai dari sisnilah Ilmu atau keilmuan yang akan dapat mengangkat derajat manusia baik dihadapan Allah maupun dihadapan sesama manusia. Islam sangat besar dalam menaruh perhatiannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan berkembanganya ilmu pengetahuan di masyarakat muslim. Dengan sentuhan yang diberikan oleh al-Qur’an yang secara langsung mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan, di masyarakat islam muncul tradisi keilmuan yang berbeda dengan masyarakat agama lain yang dapat membentuk peradaban yang mempunyai ciri khas tersendiri. 1

description

ingin mengerti filsafat dan konstelasi yang beredar disekitarnya

Transcript of FISLAFAT IlLMU

Page 1: FISLAFAT IlLMU

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Atas nama Allah yang maha pengasih dan penyayang. Segala puji bagi-

Nya, pencipta segenap alam raya. Salam sejahtera semoga selalu terlimpahkan

kepada insan mulia, nabi Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat, serta semua

pengikutnya sampai akhir masa.

Berbagai problematika kehidupan dewasa ini semakin kompleks saja. Dari

berbagai belahan bumi ini, terutama yang di alami oleh dunia Islam sendiri

semakin meruncing. Keterpurukan kita sebagai kaum muslim hanya mampu

bernostalgia pada masa lalu, dimana kejayaan dan peradaban begitu

menghebohkan dunia pada saat itu.

Dimulai dari sisnilah Ilmu atau keilmuan yang akan dapat mengangkat

derajat manusia baik dihadapan Allah maupun dihadapan sesama manusia. Islam

sangat besar dalam menaruh perhatiannya dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan berkembanganya ilmu pengetahuan di masyarakat muslim.

Dengan sentuhan yang diberikan oleh al-Qur’an yang secara langsung mendorong

berkembangnya ilmu pengetahuan, di masyarakat islam muncul tradisi keilmuan

yang berbeda dengan masyarakat agama lain yang dapat membentuk peradaban

yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Sebuah asumsi menyatakan bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari

negara-negara barat dianggap sebagai pengetahuan yang sekuler, oleh karenanya

ilmu tersebut harus ditolak, atau minimal ilmu pengetahuan tersebut harus

dimaknai dan diterjemahkan dengan pemahaman secara Islami. Ilmu pengetahuan

yang sesungguhnya yang merupakan hasil dari pembacaan terhadap ayat-ayat

Allah SWT telah kehilangan dimensi spiritualitasnya, maka berkembanglah ilmu

atau sains yang tidak punya kaitan sama sekali dengan agama. Tidak

mengherankan jika kemudian ilmu dan teknologi yang seharusnya memberi

manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi kehidupan manusia ternyata berubah

1

Page 2: FISLAFAT IlLMU

menjadi alat yang digunakan untuk kepentingan sesaat yang justru menjadi

“penyebab” terjadinya malapetaka yang merugikan manusia.

Mencermati makna wahyu yang pertama sesungguhnya mengehendaki

ummat Islam mengkaji ilmu dengan بسم ربك dengan tujuan hasil bacaan dan

kajian itu nantinya bermanfaat bagi manusia. Begitupun dalam pandangan

aksiologis, ilmu pengetahuan harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi

kehidupan manusia. Artinya ilmu pengetahuan menjadi instrumen penting dalam

setiap proses pembangunan sebagai usaha untuk mewujudkan kemaslahatan hidup

manusia seluruhnya. Dengan demikian, ilmu pengetahuan haruslah memberikan

manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia dan bukan sebaliknya.

Integrasi keilmuan sangat diperlukan dalam membangun dunia Islam. Ilmu

pengetahuan yang telah masuk kerana bipolar-dikotomis tidak akan sanggup

mencapai kesejahteraan manusia. Untuk itu mempelajari filsafat ilmu, dengan

memahami konsep-konsep Islam dan tradisi keilmuan dengan baik, akan

meluruskan persepsi manusia yang salah, akan meluaskan pandangan yang

sempit, dan akan mengembalikan kejayaan Islam dimata dunia. Saat ini bukan

masanya lagi disiplin ilmu agama (Islam) menyendiri dan steril dari kontak dan

intervensi ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu kealaman dan begitu pula ilmu-ilmu

sosial dan kealaman tidak boleh seteril dari keilmuan Islam

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat dibuat

beberapa poin masalah sebagai berikut:

1. Bagaiman tradisi keilmuan Islam?

2 Apa saja pengaruh keilmuan Islam terhadap dunia barat modern.?

2

Page 3: FISLAFAT IlLMU

PEMBAHASAN

TRADISI KEILMUAN ISLAM

2.1. Pengertian Ilmu dan Pengetahuan

Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem,

dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sementara

itu, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik

mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah

informasi yang berupa pikiran sehat (common sense), sedangkan ilmu sudah

merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan

mekanisme tertentu. Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi

tidak berarti semua ilmu adalah pengetahuan.

kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami,

mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu

pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan.

Istilah ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science,

yang berasal dari bahasa Latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang

berarti mempelajari , mengetahui. The Liang Gie (1987) memberikan

pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari

penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional

empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan

pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin

dimengerti manusia.1

Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus

dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu

mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Dari aktivitas ilmiah dengan

metode ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan dapatlah dihimpun

sekumpulan pengetahuan yang baru atau disempurnakan pengetahuan yang

telah ada, sehingga di kalangan ilmuwan pada umumnya terdapat

1 Ihsan Fuad, Filsafat Ilmu, Jakarta : Rineka Cipta, 2010. h. 108

3

Page 4: FISLAFAT IlLMU

kesepakatan bahwa ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan yang

sistematis.2

Menurut Bahm (dalam Koento Wibisono,1997) definisi ilmu

pengetahuan melibatkan enam macam komponen yaitu masalah (problem),

sikap (attitude), metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan

(conclusion), dan pengaruh (effects).3.

2.2. Sejarah Kemunculan Ilmu

Pada hakekatnya ilmu pengetahuan lahir karena hasrat ingin tahu

dalam diri manusia. hasrat ingin tahu timbul oleh banyaknya aspek

kehidupan yang masih samar atau bahkan gelap. Dalam usahanya untuk

mencapai kebenaran tersebut selalu mengadakan penelitian secara ilmiah.

Penelitian secara ilmiah dilakukan manusia untuk menyalurkan hasrat ingin

tahu yang mencapai taraf keilmuan, disertai dengan keyakinan bahwa setiap

gejala dapat ditelaah dan dicari sebab akibatnya (causalitas). Namun,

pengetahuan pada awalnya masih dikaitkan dengan mitos-mitos atau berbau

mistik.

Proses berpikir manusia menuntut mereka untuk menemukan sebuah

metode belajar dari pengalaman dan memunculkan keinginan untuk

menyusun sesuatu hal secara empiris, serta dapat diukur. Dalam sejarah

tercatat bangsa Yunanilah yang pertama diakui oleh dunia sebagai perintis

terbentuknya ilmu karena telah berhasil menyusunnya secara sistematis.

Implikasi dari hal tersebut manusia akan mencoba merumuskan semua hal

termasuk asal-muasal mitos-mitos karena mereka menyadari bahwa hal

tersebut dapat dijelaskan asal-usulnya dan kondisi sebenarnya. Sehingga

sesuatu hal yang remang-remang -yang berupa tahu atau pengetahuan- dapat

dibuktikan kebenaran sementaranya dan dapat dipertanggungjawabkan pada

saat itu. Dari sinilah awal kemenangan ilmu pengetahuan atas mitos-mitos,

dan kepercayaan tradisional yang berlaku di masyarakat.

2 surajiyo, filsafat ilmu dan perkembangannya di indonesia, jakarta : Bumi Aksara, 2009. H. 56

3 Ihsan Fuad, Filsafat Ilmu, Jakarta : Rineka Cipta, 2010. h. 111

4

Page 5: FISLAFAT IlLMU

Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan bermula dari tahu,

berulang-ulang menjadi sebuah pengetahuan, namun masih dipengaruhi

oleh mitos dan mistis yang masih sulit untuk dirasionalkan dan belum dapat

dipertanggungjawabkan. Dari proses berpikir bukan hanya sekedar tahu

itulah lahirnya sebuah ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan adalah salah satu jembatan untuk mencapai

kebenaran yang hakiki setelah berkolaborasi dengan yang lain.

2.3. Perkembangan Keilmuan Islam

Keilmuan Islam ini terlihat sejak kemunculan agama Islam itu sendiri

yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, saat beliau menerima wahyu

pertama dengan perintah “ iqra’ (bacalah).

Dominasi para teolog Kristen pada masa-masa awal Islam mewarnai

aktivitas ilmiah pergerakan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari

semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah ancillla theologia

atau abdi agama4. Atau dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk

mendukung kebenaran agama. Agama Kristen menjadi problema

kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan

kebenaran sejati5. Usaha-usaha menghidupkan kembali keilmuan hanya

sesekali dilakukan oleh raja-raja besar seperti Alfred dan Charlemagne6.

Pada saat itulah di Timur terutama di wilayah kekuasaan Islam terjadi

perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat. Di saat Eropa pada zaman

Pertengahan lebih berkutat pada isu-isu keagamaan, maka peradaban dunia

Islam melakukan penterjemahan besar-besaran terhadap karya-karya filosof

Yunani, dan berbagai temuan di lapangan ilmiah lainnya7.

Menurut Harun Nasution, keilmuan berkembang pada zaman Islam

klasik (650-1250 M). Keilmuan ini dipengaruhi oleh persepsi tentang 4 Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta : PT Bumi

Aksara, 2007), hlm. 855 . Ibid.6 Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu : Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, cetakan

keempat, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 167 Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu,cet. II (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar Offset, 2002), hlm. 128

5

Page 6: FISLAFAT IlLMU

bagaimana tingginya kedudukan akal seperti yang terdapat dalam al-Qur`an

dan hadis. Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama dari Yunani

melalui filsafat dan sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban

Yunani di Dunia Islam Zaman Klasik, seperti Alexandria (Mesir),

Jundisyapur (Irak), Antakia (Syiria), dan Bactra (Persia)8. W. Montgomery

Watt menambahkan lebih rinci bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir

diduduki oleh orang Arab pada abad ketujuh, ilmu pengetahuan dan filsafat

Yunani dikembangkan di berbagai pusat belajar. Terdapat sebuah sekolah

terkenal di Alexandria, Mesir, tetapi kemudian dipindahkan pertama kali ke

Syiria, dan kemudian –pada sekitar tahun 900 M– ke Baghdad9.

Sekitar abad ke 6-7 Masehi obor kemajuan ilmu pengetahuan berada

di pangkuan peradaban Islam. Dalam lapangan kedokteran muncul nama-

nama terkenal seperti: Al-Ḥāwī karya al-Rāzī (850-923) merupakan sebuah

ensiklopedi mengenai seluruh perkembangan ilmu kedokteran sampai

masanya. Rhazas mengarang suatu Encyclopedia ilmu kedokteran dengan

judul Continens, Ibnu Sina (980-1037) menulis buku-buku kedokteran (al-

Qonun) yang menjadi standar dalam ilmu kedokteran di Eropa. Al-

Khawarizmi (Algorismus atau Alghoarismus) menyusun buku Aljabar pada

tahun 825 M, yang menjadi buku standar beberapa abad di Eropa. Ia juga

menulis perhitungan biasa (Arithmetics), yang menjadi pembuka jalan

penggunaan cara desimal di Eropa untuk menggantikan tulisan Romawi.

Ibnu Rushd (1126-1198) seorang filsuf yang menterjemahkan dan

mengomentari karya-karya Aristoteles. Al Idris (1100-1166) telah membuat

70 peta dari daerah yang dikenal pada masa itu untuk disampaikan kepada

Raja Boger II dari kerajaan Sicilia10.

Dalam bidang kimia ada Jābir ibn Ḥayyān (Geber) dan al-Bīrūnī (362-

442 H/973-1050 M). Sebagian karya Jābir ibn Ḥayyān memaparkan

metode-metode pengolahan berbagai zat kimia maupun metode

8 Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998), hlm.79 W. Montgomery Watt, Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa

Abad Pertengahan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), hlm. 44-4510 Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, (Yogykarta :

Liberty, 1996), hlm 42.

6

Page 7: FISLAFAT IlLMU

pemurniannya. Sebagian besar kata untuk menunjukkan zat dan bejana-

bejana kimia yang belakangan menjadi bahasa orang-orang Eropa berasal

dari karya-karyanya. Sementara itu, al-Bīrūnī mengukur sendiri gaya berat

khusus dari beberapa zat yang mencapai ketepatan tinggi11.

Selain disiplin-disiplin ilmu di atas, sebagian umat Islam juga

menekuni logika dan filsafat. Sebut saja al-Kindī, al-Fārābī (w. 950 M), Ibn

Sīnā atau Avicenna (w. 1037 M), al-Ghazālī (w. 1111 M), Ibn Bājah atau

Avempace (w. 1138 M), Ibn Ṭufayl atau Abubacer (w. 1185 M), dan Ibn

Rushd atau Averroes (w. 1198 M). Menurut Felix Klein-Franke, al-Kindī

berjasa membuat filsafat dan ilmu Yunani dapat diakses dan membangun

fondasi filsafat dalam Islam dari sumber-sumber yang jarang dan sulit, yang

sebagian di antaranya kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh al-

Fārābī. Al-Kindī sangat ingin memperkenalkan filsafat dan sains Yunani

kepada sesama pemakai bahasa Arab, seperti yang sering dia tandaskan, dan

menentang para teolog ortodoks yang menolak pengetahuan asing.

Menurut Betrand Russell, Ibn Rushd lebih terkenal dalam filsafat

Kristen daripada filsafat Islam. Dalam filsafat Islam dia sudah berakhir,

dalam filsafat Kristen dia baru lahir. Pengaruhnya di Eropa sangat besar,

bukan hanya terhadap para skolastik, tetapi juga pada sebagian besar

pemikir-pemikir bebas non-profesional, yang menentang keabadian dan

disebut Averroists. Di Kalangan filosof profesional, para pengagumnya

pertama-tama adalah dari kalangan Franciscan dan di Universitas Paris.

Rasionalisme Ibn Rushd inilah yang mengilhami orang Barat pada abad

pertengahan dan mulai membangun kembali peradaban mereka yang sudah

terpuruk berabad-abad lamanya yang terwujud dengan lahirnya zaman

pencerahan atau renaisans12.

Pada zaman itu Islam juga menjadi pemimpin di bidang Ilmu Alam.

Istilah zenith, nadir, dan azimut membuktikan hal itu. Angka yang masih

dipakai sampai sekarang, yang berasal dari India telah dimasukkan ke Eropa

11 W. Montgomery Watt, Op.Cit., hlm. 60-6112 Russell, Betrand, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-

Politik dari Zaman Kuno hingga sekarang. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm 567

7

Page 8: FISLAFAT IlLMU

oleh bangsa Arab. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam

tiga bidang, yaitu13:

a. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskan

sedemikian rupa, sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang

ini.

b. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan,

astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan.

c. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.

2.4. Peranan Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Sebagaimana dijelaskan di atas, orang yang pertama kali belajar dan

mengajarkan filsafat dari orang-orang sophia atau sophist (500 – 400 SM)

adalah Socrates (469 – 399 SM), kemudian diteruskan oleh Plato (427 – 457

SM). Setelah itu diteruskan oleh muridnya yang bernama Aristoteles (384 –

322 SM). Setelah zaman Aristoteles, sejarah tidak mencatat lagi generasi

penerus hingga munculnya Al-kindi pada tahun 801 M. Al-kindi banyak

belajar dari kitab-kitab filsafat karangan Plato dan Aristoteles. Oleh raja Al-

Makmun dan raja Harun Al-Rasyid pada zaman Abbasiyah, Al-kindi

diperintahkan untuk menyalin karya Plato dan Aristoteles tersebut kedalam

bahasa Arab.

Imam al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab

mengatakan, bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan

yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber

dari al-Qur’an al-Karim14

Sepeninggal Al-kindi, muncul filosof-filosof Islam kenamaan yang

terus mengembangkan filsafat. Filosof-filosof itu diantaranya adalah: Al-

farabi, Ibnu Sina, Jamalludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad

Iqbal dan Ibnu Rushd.

13 Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Op.Cit., hlm. 42-4314 Quraish shihab, Membumikan Alquran, Bandung: Penerbit Mizan, 1992, cet. i.

hlm .41

8

Page 9: FISLAFAT IlLMU

Berbeda dengan filosof-filosof Islam terdahulunya yang lahir dan

besar di Timur, Ibn Rushd dilahirkan di Barat (Spanyol). Filosof Islam

lainnya yang lahir di Barat adalah Ibnu Baja (Avempace) dan Ibnu Tufail

(Abubacer).

Ibnu Baja dan Ibnu Tufail merupakan pendukung rasionalisme

Aristoteles. Akhirnya kedua orang ini bisa menjadi sahabat.

Sedangkan Ibnu Rushd yang lahir dan dibesarkan di Cordova, Spanyol

meskipun seorang dokter dan telah mengarang buku ilmu kedokteran

berjudul Colliget, yang dianggap setara dengan kitab Canon karangan Ibnu

Sina, lebih dikenal sebagai seorang filosof15.

Spanyol Islam telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat

brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan

penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada

abad ke-12 M16. Kemajuan-kemajuan umat Islam ini bertahan hingga

beberapa abad sebelum akhirnya meredup seiring dengan runtuhnya dinasti

Umayyah dan dinasti Abbasiyah.

Atas inisiatif Al-Hakam (961 – 976 M), karya-karya ilmiah dan

filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga, Cordova dengan

perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu manyaingi Baghdad

sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan

oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan

persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.

Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu

Bakr Muhammad ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah.

15 Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibn Rusyd, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 148 – 152

16 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Grafindo Persada, 2007), hlm. 101

9

Page 10: FISLAFAT IlLMU

Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena

keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti Al-

Farabi dan Ibnu Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis

dan eskatalogis. Magnum opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid.

Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi

Asy, sebuah dusun kecil disebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut

tahun 1185 M. ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan

filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.

2.5. Pengaruh Keilmuan Islam dalan dunia Modern

S ebelum masa pencerahan, atau yang dikenal dengan The Dark

Ages, tradisi keilmuwan Barat bisa dikatakan terpuruk. Tidak semua

masyarakat tersentuh oleh pendidikan, kecuali kaum rohaniawan dan teolog.

Merebakanya kebodohan serta buta huruf telah menjadi hal yang

mengkhawatirkan.

Masyarakat awam (bukan pendeta) yang dipekerjakan dalam bidang

pertanian, dan buruh bangunan dilarang membaca dan menulis pada era

Orde Cisterian tahun 1098. Selama zaman kegelapan nyaris tak ada seorang

pun di kalangan masyarakat Eropa yang mampu baca tulis kecuali kaum

rohaniawan, dan mereka menggunakan keterampilan itu hanya untuk

membaca alkitab. (Russel, 2004)

Pada awalnya dunia barat menolak keilmuan Islam seperti

berkembangnya filsafat ajaran Ibnu Rushd dianggap dapat membahayakan

iman kristiani oleh para pemuka agama Kristen, sehingga sinode gereja

mengeluarkan dekrit pada Tahun 1209, lalu disusul dengan putusan Papal

Legate pada tahun 1215 yang melarang pengajaran dan penyebaran filsafat

ajaran Ibnu Rushd.

Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan keilmuan barat

dipengaruhi pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya

10

Page 11: FISLAFAT IlLMU

pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam

di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada dan

Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-

buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim. Pusat penerjemahan itu adalah

Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan

universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa adalah universitas

Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya

Ibn Rusyd. Diakhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah

universitas. Didalam universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh

dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu

pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah

pemikiran Al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd.

Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung

sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali

(renaisance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya

pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan

Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa

latin.

Apalagi dengan penyerangan Tentara Salib mereka, mereka

menemukan peradaban Islam yang berkembang di sebagian Eropa dan

Timur Tengah. Terutama di walayah-wilayah pusat peradaban seperti;

Andalusia, Baghdad dan Damuaskus. Terpukaunya mereka pada peradaban

ini, memicu mereka untuk berbondong-bondong ikut menimba ilmu

pengetahuan di negeri Muslim. Selain itu mereka juga telah mencuri

sumber-sumber ilmu pengetahuan dari negeri Muslim yang mereka bawa ke

Eropa melalui perang Salib.17

17 Hitti, Philip K. Sejarah bangsa Arab. (Jakarta: Serambi. 2010) hal. 77

11

Page 12: FISLAFAT IlLMU

Para sarjana Kristen yang mengunjungi Andalusia tak sengaja

menemukan terjemahan Latin dari Terjemahan Arab atas karya pemikir

seperti Plato dan Aristoteles. Kebanyakan hasil karya ini ditemukan di

Toledo, tempat berkembangnya industri penerjamahan. Dari Toledo, buku-

buku masuk ke wilayah Eropa barat, pada akhirnya menemukan jalan ke

arah kepustakaan gereja dan biara.

Dari tanda-tanda diatas, Eropa mulai memiliki secercah harapan

menuju masa pencerahan, banyak dikalangan masyarakat mengahabiskan

waktu mereka untuk membaca, menulis dan menghasilkan karya seni.

Disamping itu, para ilmuwan, filsuf dan juga teolog memulai aktivitas

eksperimen mereka secara bertahap. Hingga pada saat ini – tidak bisa

dipungkiri, kita bisa menikmati karya-karya temuan dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi dari peradaban Barat.

Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara

yang sangat kejam, tetapi ia telah membidangi gerakan-gerakan penting di

Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan

Yunani klasik (renaisance) pada abad ke-14 M, rasionalisme pada abad ke-

17 M, dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.

Meskipun kelahiran ilmu pengetahuan bersumber dari Yunani Kuno,

namun perkembangannya justru dimulai sejak masa keemasan dunia Islam

dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang. Namun, menurut

berbagai sumber menyimpulkan bahwa terjadi distorsi terhadap fakta

sejarah pada saat dark age. Ada semacam upaya penghapusan jejak hasil

peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan ilmuwan muslim yang pernah

menorehkan keilmuan yang begitu gemilang.

12

Page 13: FISLAFAT IlLMU

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem,

dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sementara

itu, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik

mengenai metafisik maupun fisik.

Dalam sejarah tercatat bangsa Yunanilah yang pertama diakui oleh

dunia sebagai perintis terbentuknya ilmu karena telah berhasil menyusunnya

secara sistematis.

Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang,

yaitu:

a. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskan

sedemikian rupa, sehingga dapat dikenal dunia Barat.

b. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan,

astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan.

c. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.

Spanyol Islam telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat

brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan

penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada

abad ke-12 M. Kemajuan-kemajuan umat Islam ini bertahan hingga

beberapa abad sebelum akhirnya meredup seiring dengan runtuhnya dinasti

Umayyah dan dinasti Abbasiyah.

13

Page 14: FISLAFAT IlLMU

Islam telah ikut andil dalam terbitnya zaman Pencerahan di Eropa.

Barat seharusnya berterima kasih pada Islam yang telah memicu lahirnya

tradisi keilmuwan mereka, dan juga konsep skolastisisme yang amat

berpengaruh bagi teologi dan metafisikaKristen, yang sejatinya telah

mengadopsi pemikiran Ilmuwan Muslim, meskipun nilai-nilai

samawiyahnya telah dicaraikan.

Tanpa berkembangnya tradisi keilmuwan, negara tidak dapat

berkembang dan maju. Oleh karena itu sampai saat ini, terlihat bahwa Barat

telah mengusai seluruh aspek kehidupan seperti; pendidikan, ekonomi,

sosial dan politik. Semua ini berawal dari sebuah tradisi keilmuwan.

3.2. Saran

Islam pernah berjaya di masa lalu, namun kejayaan itu kini seakan

lenyap tiada tersisa. Untuk itu kami menyarankan kepada segenap umat

Islam agar menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama disamping

ibadah, karena hanya dengan ilmu pengetahuanlah umat Islam bisa

mengejar ketertinggalannya.

14

Page 15: FISLAFAT IlLMU

DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Grafindo

Persada, 2007)

Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1998)

Hitti, Philip K. Sejarah bangsa Arab. (Jakarta: Serambi. 2010)

Ihsan Fuad, Filsafat Ilmu, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Ihsan Fuad, Filsafat Ilmu, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu : Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, cetakan

keempat, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004)

Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu,cet. II (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar Offset, 2002),

Russell, Betrand, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-

Politik dari Zaman Kuno hingga sekarang. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002),

Quraish shihab, Membumikan Alquran, Bandung: Penerbit Mizan, 1992

Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta : PT Bumi

Aksara, 2007),

surajiyo, filsafat ilmu dan perkembangannya di indonesia, jakarta : Bumi Aksara,

2009.

Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, (Yogykarta :

Liberty, 1996),

Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM,

W. Montgomery Watt, Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa

Abad Pertengahan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), hlm. 44-45

W. Montgomery Watt,

Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibn Rusyd, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975)

15