FISIOLOGI SARAF
-
Upload
jayjay-amburadul-buanget -
Category
Documents
-
view
14 -
download
8
Transcript of FISIOLOGI SARAF
FISIOLOGI SARAF (NERVOUS HUMAN PHYSIOLOGY)
dr. Suparyanto, M.Kes
NEURON
Dendrit Badan sel Akson Neurit Mielin Sel Schwan berguna regenerasi sel saraf
IMPULS SARAF
Sel dalam keadaan istirahat diluar bermuatan (+) dan didalam (-) menimbulkan potensial membran
Potensial membran ini akibat adanya “pompa Na-K” dimana mengeluarkan K, dan memasukan Na dari sel (3K, 2Na)
K tinggi diluar, Na tinggi didalam Pada saat ada rangsangan saraf menyebabkan pompa Na-K berhenti Rangsangan menyebabkan permiabilitas Na meningkat 5000x sehingga ion dalam sel
berubah jadi positif dan diluar negatif perubahan ini disebut depolarisasi Perbedaan polaritas ini menyebabkan aliran impuls yang disebut potensial aksi
+++++-----++++ --------++++------
POTENSIAL AKSI
Perubahan mendadak seperti denyutan dalam potensial membran yang berlangsung 1/10.000 s/d 1/1.000 detik, akibat adanya beda potensial
Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan saraf dan menimbulkan isyarat saraf Potensial aksi terdiri 2 stadium :
1. Depolarisasi membran2. Repolarisasi membrane
DEPOLARISASI
Depolarisasi adalah perubahan ion didalam sel dari negatif menjadi positif Perubahan ion tsb akibat permiabilitas Na yang meningkat Permiabilitas Na yg meningkat akibat adanya rangsangan ke sel Rangsangan dapat disebabkan oleh: listrik, zat kimia, Potensial positive didalam sel disebut: Potensial Reversal
REPOLARISASI
Potensial Reversal (potensial positif) menyebabkan permiabilitas Na tertutup, akibatnya hanya ion K saja yg keluar sel
Akibat keluarnya ion K dari dalam sel menyebabkan potensial didalam sel berubah lagi dari positif menjadi negatif
Perubahan potensial positif menjadi negatif didalam sel disebut: Repolarisasi
TRANSMISI IMPULS
Potensial aksi menyebabkan vesikel dalam bongkol sinap, mengeluarkan neurotransmiter
Neurotransmiter adalah zat kimia yang meneruskan impuls dari neuron ke sel lainya Contoh neurotransmiter: asetilkolin, noradrenalin, dopamin, histamin
NEUROTRANSMITER
Ada yang bersifat mempercepat (eksitasi) atau memperlambat (inhibisi) Contoh neurotrnsmiter eksitasi: asetilkolin, asam glutamat, zat P, enkafalin, endorfin Contoh neurotransmiter inhibisi: nor epineprin, epineprin, dopamin, glisin, asam
gama aminobutirat, serotonin
SINAP
Sinap adalah hubungan satu neuron (akson) dengan neuron lain, otot atau kelenjar Pada sinap hubungan neurit (akson) dapat pada dendrit atau badan sel, tetapi tidak
pada sesama neurit (akson) lain
MACAM NEURON
Neuron sensori adalah neuron yang membawa impuls dari reseptor ke SSP Neuron konektor adalah neouron yang menghubungkan neuron sensori dan neuron
motorik di medula spinalis dalam proses gerak reflek Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari SSP ke efektor
SISTEMA LOKOMOTORIUS
Reseptor Saraf sensoris SSP Saraf motoris Efektor
CONTOH RESEPTOR
Oculi Auris Integenum Lingua Nasal Baroreseptor Glomus aorticus Glomus karoticus
MACAM RANGSANGAN
Listrik Kimia
o Asamo Basao Garam
Fisikao Suarao Sinaro Traumao Warna
FUNGSI HEMISFER
Fungsi hemisfer kiri:1. Fungsi motorik/sensorik tubuh kanan2. Fungsi berbahasa3. Berpikir matematik atau logis
Fungsi hemisfer kanan:1. Fungsi motorik/sensorik tubuh kiri2. Mengendalikan ruang3. Pemikiran abstrak/imajiner/seni
JARAS SENSORIS
Jaras sensoris hádala jaras mulai dari reseptor sampai cortex sensoris cerebro, berfungsi membawa impuls dari reseptor ke SSP
Badan sel saraf sensoris ada di ganglion radik posterior dekat medulla spinalis Kerusakan pada jaras sensoris akan menyebabkan anestesia
Ada dua jalur:1. Jaras untuk sentuhan/posisi, mulai dari reseptor menuju ganglion radix posterior terus
ke serabut sentralis naik didalam kolumna dorsalis dan menyilang di medulla oblongata dan berakhir di cortex sensoris cerebri
2. Untuk jaras nyeri/suhu, muali dari reseptor lewat ganglion radix pos kemudian memotong medulla spinallis terus naik pada traktus antero lateral sisi yg berlawanan dan berakhir di cortex sensoris cerebri
JARAS MOTORIK
Jaras motoris adalah jaras mulai dari cortex motorik cerebri sampai efektor (otot, kelenjar)
Jaras menyilang di medulla oblongata Dibagi dua:
1. UMN (upper motor neuron)2. LMN (lower motor neuron)
UPPER MOTOR NEURON
UMN adalah jaras saraf mulai cortex motorik cerebrum sampai cornu anterior medulla spinalis
Kerusakan pada jaras UMN akan menyebabkan paralisa yang bersifat spastik
LOWER MOTOR NEURON
LMN adalah jaras saraf mulai dari cornu anterior medulla spinalis sampai efektor Kerusakan LMN akan mengakibatkan paralise yang bersifat flacid (layuh)
GERAK OTOT
Bagian otot yang berperan untuk gerak adalah:o Aktino Miosin
Impuls dari SSP lewat saraf motorik sampai di motor end plate, bongkol sinaptiknya akan mengeluarkan acetil kolin, bila kontak dengan (aktin & miosin) akan menyebabkan kontraksi
GERAK REFLEK
Adalah gerak yang tidak disadari, hal tsb terjadi karena impuls dari saraf sensoris langsung dibelokan ke saraf motorik lewat saraf konektor yang berada di medulla spinalis, sehingga impuls tidak melalui otak (hal tsb yang menyebakan kita tidak menyadari adanya gerak reflek)
TONUS OTOT
Tonus otot adalah kontraksi otot dalam keadaan siaga untuk mempertahankan postur tubuh
Otot tidak pernah istirahat, selalu berkontraksi untuk mempertahankan tonus yang berguna untuk mempertahankan postur tubuh
Asal rangsangan tonus1. Spindel otot (sensoris)2. Mata3. Organ vestibuler
KOORDINASI GERAK OTOT
Pada gerak lengan bawah, makao Otot Penggerak Utama adalah m. bisep o Otot Antagonis adalah m. trisepo Otot Fiksasi adalah otot depan dan bawah bahu
Sehingga gerak lengan bawah dapat teratur, konstan, terkoordinasi
ORGANISASI SISTEM SARAF
Tugas pokok terpenting dari sistem saraf adalah mengatur kegiatan tubuh. Ini dapat dicapai dengan mengatur :
o Kontraksi otot rangka diseluruh tubuh
o Kontraksi otot polos didalam organ internalo Sekresi kelenjar ekskresi dan endokrin
PENGOLAHAN INFORMASI
Sebenarnya > 99 % dari semua informasi sensoris terus dibuang oleh otak karena tidak penting, misal :
o Orang sama sekali tidak menyadari bahwa kulitnya bersentuhan dengan pakaian
o Orang tidak menyadari bahwa tekanan kursi pada tempat duduknya
Tempat pengaturan penghantaran impuls ada pada sinap Pengaturan sinap dapat berupa eksitasi maupun inhibisi Jadi sinap merupakan tempat melakukan tindakan selektif Hanya sebagian kecil informasi sensoris yang menyebabkan reaksi motorik segera,
sebagian besar sisanya untuk mengatur kegiatan motorik dimasa yang akan datang dan untuk digunakan dalam proses berpikir
Letak penyimpanan memori ada di korteks serebri, dan proses penyimpanan informasi disebut daya ingat
Setiap isyarat sensoris ke otak melalui serangkaian sinap, sinap tersebut lebih dapat menghantarkan isyarat yang sama pada kesempatan berikutya, proses ini disebut : fasilitasi
TINGKAT SISTEM SARAF
1. Tingkat Medulla Spinalis2. Tingkat Otak lebih rendah3. Tingkat otak lebih tinggi / korteks
TINGKAT MEDULLA SPINALIS
Pada dasarnya semua reaksi motorik di medulla spinalis bersifat otomatis dan terjadi hampir segera sebagai reaksi terhadap isyarat sensoris yang disebut : Reflek
Contoh : Otot teregang tiba tiba diterima oleh muscle spindle (sensoris) diteruskan ke medulla spinalis langsung diteruskan ke motor neuron cornu anterior diteruskan ke Otot (efektor) maka terjadilah kontraksi
TINGKAT OTAK RENDAH
Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur didalam otak yang lebih rendah, seperti :
o Medulla Oblongatao Ponso Mesensefalono Hipotalamuso Talamuso Serebelumo Ganglia basalis
Tekanan darah arteria & pernafasan diatur oleh medulla oblongata & pons
Keseimbangan diatur oleh serebelum, medulla oblongata, pons, mesensefalon Gerakan yang terkoordinasi antara kepala, seluruh tubuh, mata diatur oleh
mesensefalon, serebelum, gamglia basalis Reflek makanan seperti pengeluaran air liur diatur oleh medulla oblongata, pons,
mesensefalon, hipotalamus
TINGKAT OTAK TINGGI
Proses motorik yang disadari dan gerakan motor halus dan terkoordinasi, diatur oleh kortek serebri (area motorik serebri)
Penerimaan impuls dilakukan oleh area sensoris cerebri Korteks serebri merupakan suatu daerah penyimpanan informasi yang luas sekali Cortex serebri juga berfungsi sebagai proses berpikir
REFERENSI
1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
2. Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC
3. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia4. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and
Company Gienview5. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey6. Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC7. Ganong, 1995, Review of Medical Physiology, Philadelphia8. Guyton, 1995, Tex Book of Medical Physiology, Philadelphia9. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta10. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta11. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2,
EGC, Jakarta
ANATOMI SARAF (NERVOUS HUMAN ANATOMY)
Dr. Suparyanto, M.Kes
SISTEM SARAF
1. Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri cerebrum dan medulla spinalis2. Sistem Saraf Tepi (SST) terdiri nervi cranialis & nervi spinalis3. Sistem Saraf Otonom (SSO) terdiri nervi simpatis & nervi parasimpatis
ANATOMI CEREBRUM
Otak besar (cerebrum) Otak kecil (cerebellum) Batang otak (truncus enchepali), terdiri mesencephalon, pons, medulla oblongata
LOBUS CEREBRUM Lobus frontalis (depan) Lobus parietalis (atas) Lobus temporalis (samping) Lobus oksipitalis (belakang)
PERMUKAAN CEREBRUM Sulkus sentralis (tengah) Sulkus lateralis (samping) Girus prasentralis (area motorik) Girus pascasentralis (area sensorik)
VENTRIKULI CEREBRI: rongga yang terdapat didalam otak
2 Ventriculus lateralis 1 Ventriculus tertius 1 Ventriculus quartus Plexus choroidalis: tempat produksi cairan cerebro spinalis Ventrikel berisi CSS (cairan serebro spinalis)
MEDULLA SPINALIS
Radix ventralis: cabang saraf yang keluar dari medulla spinalis bagian depan Radix dorsalis: cabang saraf yang keluar dari medulla spinalis bagianbelakang Ganglion radix posterior: bagian dari radix posterior yang membesar (tempat badan
sel) Cornu anterior: bagian dalam dari medulla spinalis yang berwarna abu-abu dan
berbentuk seperti tanduk di bagian depan Cornu posterior: bagian dalam dari medulla spinalis yang berwarna abu-abu dan
berbentuk seperti tanduk di bagianbelakang Duramater: lapisan terluar Arachnoid mater: lapisan tengah Piamater: lapisan dalam Filum terminale: ujung daripada medulla spinalis yang berbentuk lancip seperti jarum Cauda equine: kumpulan nervi spinalis yang berbentuk seperti ekor kuda, pada bagian
akhir medulla spinalis
JARAS MOTORIK
Jaras mulai dari cortex motorik cerebri sampai efektor (otot, kelenjar) Jaras menyilang di medulla oblongata Dibagi dua:
o UMN (upper motor neuron) jaras mulai cortex motorik cerebri sampai cornu anterior medulla spinalis
o LMN lower motor neuron) jaras mulai cornu anterior medulla spinalis sampai efektor
JARAS SENSORIS
Jaras mulai dari reseptor sampai cortex sensoris cerebri berfungsi membawa impuls dari reseptor ke SSP
Badan sel saraf sensoris ada di Ganglion radik posterior dekat medulla spinalis Kerusakan pada jaras sensoris menyebabkan anesthesia
MENINGES (pembungkus otak)
Duramater: lapisan luar Arachnoidmater: lapisan tengah Piamater: lapisan dalam
NERVI CRANIALIS
1. N. Olfaktorius(1)2. N. Opticus(2)3. N. Okulomotorius (3)4. N. Trochlearis(4)5. N. Trigeminus(5)6. N. Abdusen(6)7. N. Fasialis(7)8. N. Vestibulo-cochlearis(8)9. N. Glosofaringius(9)10. N. Vagus(10)11. N. Aksesorius(11)12. N. Hipoglosus(12)
NERVI SPINALIS
N. Cervicalis = 8 N. Thoracalis = 12 N. Lumbalis = 5 N. Sakralis = 5 N. coxcigeus = 1
SISTEM SARAF OTONOM Saraf Simpatis: terdiri T1 s/d T12 ditambah L1 dan L2 Saraf Parasimpatis: terdiri Saraf cranialis: 3, 7, 9, 10/11 ditambah Saraf spinalis: S 2,
3, 4
SARAF SIMPATIS SSO yg berasal dari saraf spinal T1 – L2 Saraf simpatis memulai reaksi “melawan/kabur” S.simpatis bersinap di trunkus simpatis Serabut preganglionik Serabut postganglionik
SARAF PARASIMPATIS SSO yg berasal dari s.cranial 3,7,9,10/11 dan s.spinal S 2,3,4 Saraf parasimpatis mengendalikan tubuh dlm keadaan yg lebih santai S.parasimpatis bersinap di viscera (ganglion mikroskopis)
N.3 mengurus m. konstriktor pupil dan m.siliaris, sinap ganglion siliaris N.7 mengurus glandula.submandibularis dan glandula.sublingualis, sinap
ganglion.submandibularis N.7 mengurus glandula. lakrimalis, sinap ganglion.sfenopalatina
N.9 mengurus glandula.parotis, sinap di ganglion.otikum N.10/11 mengurus viscera thorax, abdomen dan colon (kecuali: colon.descenden,
sigmoid, rectum, dan anus)
REFERENSI
1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
2. Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC
3. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia4. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and
Company Gienview5. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey6. Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC7. Ganong, 1995, Review of Medical Physiology, Philadelphia8. Guyton, 1995, Tex Book of Medical Physiology, Philadelphia9. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta10. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta11. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2,
EGC, Jakarta
Jaras Nyeri dan Suhu Juni 29, 2010
Lintasan Traktus Medula Spinalis
Jaras Asendens salah satunya berupa jaras nyeri dan suhu
Terdapat 3 serabut jaras nyeri dan suhu:
Serabut ordo I: membentuk traktus dorsolateralis (Lissauer) Serabut ordo II: membentuk trjatus spinothalamikus lateralis
Serabut ordo III: membentuk tractus thalamokortikalis
Serabut saraf sensorik masuk ke radiks dorsalis medulla spinalis (membentuk traktus dorsolateralis). Sampai di susbtansia alba, serabut saraf sensorik, bercabang menjadi 2 dan berjalan asendens atau desendens ke beberapa segmen sebelum bersinaps dengan neuron tingkat ke dua dalam substansia grisea kornu dorsalis
Akson neuron tingkat kedua dalam substansia grisea menyilang menuju sisi kontralateral dan akson ini bergabung dengan serabut lain dalam traktus spinothalamikus lateralis (serabut ordo II)
Serabut tadi terus menuju thalamus, lalu bersinap dengan neuron tingkat ketiga (membentuk kumpulan tractus thalamokortikalis)
Neuron tingkat ketiga menyebarkan impuls ke korteks sensorik
Sensasi nyeri dan suhu di dalam thalamus disadari, tapi lokasinya tidak dapat ditentukan. Segenap sensasi ini secara sadar diterima dan dilokalisasi saat impuls diterima dikorteks somestetik primer dan sekunder lobus parietalis
Terdapat pula jaras tidak langsung spinoretikularis thalamik untuk nyeri
Referensi
Price S. A., Wilson L. M., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC
Budiman Gregory, 2003. Jaras-Jaras Neuroanatomi (Sebuah Buku Mewarnai dengan Penjelasan yang Ringkas). Jakarta: Sagung Seto
Tinggalkan komentar
from → Fisiologi
NyeriJuni 29, 2010
Nyeri (menurut The International Association for the Study of Pain / IASP) merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan
Klasifikasi Nyeri
Nyeri Nyeri Nosiseptif Nyeri Somatik Somatik Superfisial (Kulit)
Somatik Dalam
Nyeri Viseral
Nyeri Non-Nosiseptif Nyeri Neuropatik
Nyeri Psikogenik
Nyeri Nosiseptif: nyeri timbul sebagai akibat perangsangan pada nosiseptor (serabut A-δ dan serabut C) oleh rangsang mekanik, termal, kimiawi
Nyeri Somatik: nyeri timbul pada organ non-viseral, misal nyeri pasca bedah, nyeri metastatic, nyeri tulang, dan nyeri artritik
Nyeri Somatic Superfisial: menimbulkan nyeri di kulit berupa rangsang mekanis, suhu, kimiawi, listrik. Kulit punya banyak saraf sensorik sehingga kerusakan kulit menimbulkan sensasi lesi nyeri yang akurat (yang terbatas dermatom)
Nyeri Somatic Dalam: Nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi, dan arteri. Struktur tadi memiliki lebih sedikit reseptor sehingga lokasi nyeri sering tidak jelas.
Nyeri Viseral: nyeri berasal dari organ dalam, biasanya akibat distensi organ berongga, misal usus, kandung empedu, pancreas, jantung. Nyeri visceral sering kali diikuti referred pain dan sensasi otonom (mual, muntah)
Nyeri Neuropatik: nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf, seringkali persisten, walaupun penyebabnya sudah tidak ada, nyeri dirasa seperti terbakar, tersengat listrik, alodinia, disestesi.
Nyeri Psikogenik: nyeri yang tidak memenuhi criteria nyeri somatic, dan nyeri neuropatik, dan memenuhi criteria untuk depresi atau kelainan psikosomatik.
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Durasi
Nyeri Akut: nyeri yang mereda setelah penyembuhan
Nyeri Kronik: nyeri yang tetap berlanjut walaupun di beri pengobatan dan nyeri tidak memiliki makna biologic. Nyeri kronik merupakan suatu sindrom kompleks yang memerlukan pendekatan multidisiplin untuk penanganan
Sifat Nyeri Akut Nyeri Kronik
Awitan, Durasi Awitan mendadak; durasi singkat, <6 bulan
Awitan bertahap; menetap, >6 bulan
Intensitas Sedang-parah Sedang-parah
Kausa Spesifik, dapat di identifikasi secara biologis
Kausa mungkin jelas, mungkin tidak
Respon fisiologik Hiperaktivitas autonom yang dapat diperkirakan: tekanan darah, nadi, napas meningkat; dilatasi pupil; pucat; perspirasi; mual dan/atau muntah
Aktivitas autonom normal
Respon emosi/perilaku Cemas, tidak mampu konsentrasi, gelisah, distress, tapi tetap optimis nyeri akan hilang
Depresi, lelah, imobilitas atau inaktivitas fisik; menarik diri dari lingkungan social; tidak ada harapan akan kesembuhan;
memperkirakan nyeri akan berlangsung lama
Respon terhadap analgesik Meredakan nyeri secara efektif Sering kurang dapat meredakan nyeri
Macam Nyeri yang lain
Nyeri Setempat: terjadi karena iritasi pada ujung saraf penghantar impuls nyeri. Biasanya terus menerus atau hilang timbul (intermiten). Nyeri bertambah pada sikap tertentu atau karena gerakan. Pada penekanan nyeri dapat bertambah hebat atau diluar masa dapat ditimbulkan nyeri tekan
Referred Pain (nyeri pindah): nyeri yang dirasakan ditempat lain bukan di tempat kerusakan jaringan penyebab nyeri. Misal pada infark miokard, nyeri dirasa di bahu kiri; pada kolesistitis, nyeri dirasa di bahu kanan
Nyeri Radikular: serupa referred pain, tapi nyeri radikular berbatas tegas, terbatas pada dermatomnya, sifat nyeri lebih keras dan terasa pada permukaan tubuh. Nyeri timbul karena perangsangan pada radiks (baik tekanan, terjepit, sentuhan, regangan, tarikan)
Nyeri akibat spasmus otot (pegal): terjadi ketika otot dalam keadaan tegang (akibat kerja berat), keadaan tegang mental juga berperan terjadinya ketegangan pada otot
Mekanisme Nyeri
Proses nyeri terjadi saat simuli nosiseptor oleh stimulus noxious (nyeri) sampai terjadinya pengalaman subyektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan kimia. Selama proses tersebut terdapat 4 proses
Transduksi: aktivasi reseptor, adanya stimulus nyeri yang mengakibatkan stimulasi nosiseptor, disini stimulus noxious dirubah menjadi potensial aksi
Transmisi: potensial aksi ditransmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan nyeri. Tahap dimulai dari konduksi impuls dari neuron aferen primer ke kornu dorsalis medulla spinalis, kemudian akan bersinaps pada neuron susunan saraf pusat, lalu naik keatas menuju batang otak dan thalamus. Selanjutnya terjadi hubungan timbal balik antara thalamus antara pusat yang labih tinggi di otak yang mengurusi respon persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri. Tapi rangsangan nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi nyeri dan sebaliknya persepsi nyeri bisa terjadi tanpa stimulasi nosiseptif
Modulasi: sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi sinyal yaitu kornu dorsalis medulla spinalis
Persepsi: pesan nyeri di relay menuju ke otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan
Referensi
Price S. A., Wilson L. M., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC
Sidharta Priguna. 2009. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian Rakyat
Sudoyo Aru W., dkk, 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV, Jakarta: FKUI