FISIOLOGI SARAF

17
FISIOLOGI SARAF (NERVOUS HUMAN PHYSIOLOGY) dr. Suparyanto, M.Kes NEURON Dendrit Badan sel Akson Neurit Mielin Sel Schwan berguna regenerasi sel saraf IMPULS SARAF Sel dalam keadaan istirahat diluar bermuatan (+) dan didalam (-) menimbulkan potensial membran Potensial membran ini akibat adanya “pompa Na-K” dimana mengeluarkan K, dan memasukan Na dari sel (3K, 2Na) K tinggi diluar, Na tinggi didalam Pada saat ada rangsangan saraf menyebabkan pompa Na-K berhenti Rangsangan menyebabkan permiabilitas Na meningkat 5000x sehingga ion dalam sel berubah jadi positif dan diluar negatif perubahan ini disebut depolarisasi Perbedaan polaritas ini menyebabkan aliran impuls yang disebut potensial aksi +++++-----++++ --------++++------ POTENSIAL AKSI Perubahan mendadak seperti denyutan dalam potensial membran yang berlangsung 1/10.000 s/d 1/1.000 detik, akibat adanya beda potensial Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan saraf dan menimbulkan isyarat saraf Potensial aksi terdiri 2 stadium : 1. Depolarisasi membran 2. Repolarisasi membrane

Transcript of FISIOLOGI SARAF

Page 1: FISIOLOGI SARAF

FISIOLOGI SARAF (NERVOUS HUMAN PHYSIOLOGY)

dr. Suparyanto, M.Kes

NEURON

Dendrit Badan sel Akson Neurit Mielin Sel Schwan berguna regenerasi sel saraf

IMPULS SARAF

Sel dalam keadaan istirahat diluar bermuatan (+) dan didalam (-) menimbulkan potensial membran

Potensial membran ini akibat adanya “pompa Na-K” dimana mengeluarkan K, dan memasukan Na dari sel (3K, 2Na)

K tinggi diluar, Na tinggi didalam Pada saat ada rangsangan saraf menyebabkan pompa Na-K berhenti Rangsangan menyebabkan permiabilitas Na meningkat 5000x sehingga ion dalam sel

berubah jadi positif dan diluar negatif  perubahan ini disebut depolarisasi Perbedaan polaritas ini menyebabkan aliran impuls yang disebut potensial aksi

                              +++++-----++++                              --------++++------

POTENSIAL AKSI

Perubahan mendadak seperti denyutan dalam potensial membran yang berlangsung 1/10.000 s/d 1/1.000 detik, akibat adanya beda potensial

Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan saraf dan menimbulkan isyarat saraf Potensial aksi terdiri 2 stadium :

1. Depolarisasi membran2. Repolarisasi membrane

DEPOLARISASI

Depolarisasi adalah perubahan ion didalam sel dari negatif menjadi positif   Perubahan ion tsb akibat permiabilitas Na yang meningkat Permiabilitas Na yg meningkat akibat adanya rangsangan ke sel Rangsangan dapat disebabkan oleh: listrik, zat kimia, Potensial positive didalam sel disebut: Potensial Reversal

REPOLARISASI

Potensial Reversal (potensial positif) menyebabkan  permiabilitas Na tertutup, akibatnya hanya ion K saja yg keluar sel

Page 2: FISIOLOGI SARAF

Akibat keluarnya ion K dari dalam sel menyebabkan potensial didalam sel berubah lagi dari positif menjadi negatif

Perubahan potensial positif menjadi negatif didalam sel disebut: Repolarisasi

TRANSMISI IMPULS

Potensial aksi menyebabkan vesikel dalam bongkol sinap, mengeluarkan neurotransmiter

Neurotransmiter adalah zat kimia yang meneruskan impuls dari neuron ke sel lainya Contoh neurotransmiter: asetilkolin, noradrenalin, dopamin, histamin

NEUROTRANSMITER

Ada yang bersifat mempercepat (eksitasi) atau memperlambat (inhibisi) Contoh neurotrnsmiter eksitasi: asetilkolin, asam glutamat, zat P, enkafalin, endorfin Contoh neurotransmiter inhibisi: nor epineprin, epineprin, dopamin, glisin, asam

gama aminobutirat, serotonin

SINAP

Sinap adalah hubungan satu neuron (akson) dengan neuron lain, otot atau kelenjar Pada sinap hubungan neurit (akson) dapat pada dendrit atau badan sel, tetapi tidak

pada sesama neurit (akson) lain

MACAM NEURON

Neuron sensori adalah neuron yang membawa impuls dari reseptor ke SSP Neuron konektor adalah neouron yang menghubungkan neuron sensori dan neuron

motorik di medula spinalis dalam proses gerak reflek Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari SSP ke efektor

SISTEMA LOKOMOTORIUS

Reseptor Saraf sensoris SSP Saraf motoris Efektor

CONTOH RESEPTOR

Oculi Auris Integenum Lingua Nasal Baroreseptor Glomus aorticus Glomus karoticus

Page 3: FISIOLOGI SARAF

MACAM RANGSANGAN

Listrik Kimia

o Asamo Basao Garam

Fisikao Suarao Sinaro Traumao Warna

FUNGSI HEMISFER

Fungsi hemisfer kiri:1. Fungsi motorik/sensorik tubuh kanan2. Fungsi berbahasa3. Berpikir matematik atau logis

Fungsi hemisfer kanan:1. Fungsi motorik/sensorik tubuh kiri2. Mengendalikan ruang3. Pemikiran abstrak/imajiner/seni

JARAS SENSORIS

Jaras sensoris hádala jaras mulai dari reseptor sampai cortex sensoris cerebro, berfungsi membawa impuls dari reseptor ke SSP

Badan sel saraf sensoris ada di ganglion radik posterior dekat medulla spinalis Kerusakan pada jaras sensoris akan menyebabkan anestesia

Ada dua jalur:1. Jaras untuk sentuhan/posisi, mulai dari reseptor menuju ganglion radix posterior terus

ke serabut sentralis naik didalam kolumna dorsalis dan menyilang di medulla oblongata dan berakhir di cortex sensoris cerebri

2. Untuk jaras nyeri/suhu, muali dari reseptor lewat ganglion radix pos kemudian memotong medulla spinallis terus naik pada traktus antero lateral sisi yg berlawanan dan berakhir di cortex sensoris cerebri

JARAS MOTORIK

Jaras motoris adalah jaras mulai dari cortex motorik cerebri sampai efektor (otot, kelenjar)

Jaras menyilang di medulla oblongata Dibagi dua:

1.      UMN (upper motor neuron)2.      LMN (lower motor neuron)

UPPER MOTOR NEURON

Page 4: FISIOLOGI SARAF

UMN adalah jaras saraf mulai cortex motorik cerebrum sampai cornu anterior medulla spinalis

Kerusakan pada jaras UMN akan menyebabkan paralisa yang bersifat spastik

LOWER MOTOR NEURON

LMN adalah jaras saraf mulai dari cornu anterior medulla spinalis sampai efektor Kerusakan LMN akan mengakibatkan paralise yang bersifat flacid (layuh)

GERAK OTOT

Bagian otot yang berperan untuk gerak adalah:o Aktino Miosin

Impuls dari SSP lewat saraf motorik sampai di motor end plate, bongkol sinaptiknya akan mengeluarkan acetil kolin, bila kontak dengan (aktin & miosin) akan menyebabkan kontraksi

GERAK REFLEK

Adalah gerak yang tidak disadari, hal tsb terjadi karena impuls dari saraf sensoris langsung dibelokan ke saraf motorik lewat saraf konektor yang berada di medulla spinalis, sehingga impuls tidak melalui otak (hal tsb yang menyebakan kita tidak menyadari adanya gerak reflek)

TONUS OTOT

Tonus otot adalah kontraksi otot dalam keadaan siaga untuk mempertahankan postur tubuh

Otot tidak pernah istirahat, selalu berkontraksi untuk mempertahankan tonus yang berguna untuk mempertahankan postur tubuh

Asal rangsangan tonus1.      Spindel otot (sensoris)2.      Mata3.      Organ vestibuler

KOORDINASI GERAK OTOT

Pada gerak lengan bawah, makao Otot Penggerak Utama adalah m. bisep o Otot Antagonis adalah m. trisepo Otot Fiksasi adalah otot depan dan bawah bahu

Sehingga gerak lengan bawah dapat teratur, konstan, terkoordinasi

ORGANISASI SISTEM SARAF

Tugas pokok terpenting dari sistem saraf adalah mengatur kegiatan tubuh. Ini dapat dicapai dengan mengatur :

o Kontraksi otot rangka diseluruh tubuh

Page 5: FISIOLOGI SARAF

o Kontraksi otot polos didalam organ internalo Sekresi kelenjar ekskresi dan endokrin

PENGOLAHAN INFORMASI

Sebenarnya > 99 % dari semua informasi sensoris terus dibuang oleh otak karena tidak penting, misal :

o Orang sama sekali tidak menyadari bahwa kulitnya bersentuhan dengan pakaian

o Orang tidak menyadari bahwa tekanan kursi pada tempat duduknya

Tempat pengaturan penghantaran impuls ada pada sinap Pengaturan sinap dapat berupa eksitasi maupun inhibisi Jadi sinap merupakan tempat melakukan tindakan selektif Hanya sebagian kecil informasi sensoris yang menyebabkan reaksi motorik segera,

sebagian besar sisanya untuk mengatur kegiatan motorik dimasa yang akan datang dan untuk digunakan dalam proses berpikir

Letak penyimpanan memori ada di korteks serebri, dan proses penyimpanan informasi disebut daya ingat

Setiap isyarat sensoris ke otak melalui serangkaian sinap, sinap tersebut lebih dapat menghantarkan isyarat yang sama pada kesempatan berikutya, proses ini disebut : fasilitasi

TINGKAT SISTEM SARAF

1. Tingkat Medulla Spinalis2. Tingkat Otak lebih rendah3. Tingkat otak lebih tinggi / korteks

TINGKAT MEDULLA SPINALIS

Pada dasarnya semua reaksi motorik di medulla spinalis bersifat otomatis dan terjadi hampir segera sebagai reaksi terhadap isyarat sensoris yang disebut : Reflek

Contoh : Otot teregang tiba tiba diterima oleh muscle spindle (sensoris) diteruskan ke medulla spinalis langsung diteruskan ke motor neuron cornu anterior diteruskan ke Otot (efektor) maka terjadilah kontraksi

TINGKAT OTAK RENDAH

Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur didalam otak yang lebih rendah, seperti :

o Medulla Oblongatao Ponso Mesensefalono Hipotalamuso Talamuso Serebelumo Ganglia basalis

Tekanan darah arteria & pernafasan diatur oleh medulla oblongata & pons

Page 6: FISIOLOGI SARAF

Keseimbangan diatur oleh serebelum, medulla oblongata, pons, mesensefalon Gerakan yang terkoordinasi antara kepala, seluruh tubuh, mata diatur oleh

mesensefalon, serebelum, gamglia basalis Reflek makanan seperti pengeluaran air liur diatur oleh medulla oblongata, pons,

mesensefalon, hipotalamus

TINGKAT OTAK TINGGI

Proses motorik yang disadari dan gerakan motor halus dan terkoordinasi, diatur oleh kortek serebri (area motorik serebri)

Penerimaan impuls dilakukan oleh area sensoris cerebri Korteks serebri merupakan suatu daerah penyimpanan informasi yang luas sekali Cortex serebri juga berfungsi sebagai proses berpikir

REFERENSI

1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

2. Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC

3. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia4. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and

Company Gienview5. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey6. Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC7. Ganong, 1995, Review of Medical Physiology, Philadelphia8. Guyton, 1995, Tex Book of Medical Physiology, Philadelphia9. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta10. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta11. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2,

EGC, Jakarta

ANATOMI SARAF (NERVOUS HUMAN ANATOMY)

Dr. Suparyanto, M.Kes

SISTEM SARAF

1. Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri cerebrum dan medulla spinalis2. Sistem Saraf Tepi (SST) terdiri nervi cranialis & nervi spinalis3. Sistem Saraf Otonom (SSO) terdiri nervi simpatis & nervi parasimpatis

ANATOMI CEREBRUM

Otak besar (cerebrum) Otak kecil (cerebellum) Batang otak (truncus enchepali), terdiri mesencephalon, pons, medulla oblongata

Page 7: FISIOLOGI SARAF

LOBUS CEREBRUM Lobus frontalis (depan) Lobus parietalis (atas) Lobus temporalis (samping) Lobus oksipitalis (belakang)

PERMUKAAN CEREBRUM Sulkus sentralis (tengah) Sulkus lateralis (samping) Girus prasentralis (area motorik) Girus pascasentralis (area sensorik)

VENTRIKULI CEREBRI: rongga yang terdapat didalam otak

2 Ventriculus lateralis 1 Ventriculus tertius 1 Ventriculus quartus Plexus choroidalis: tempat produksi cairan cerebro spinalis Ventrikel berisi CSS (cairan serebro spinalis)

MEDULLA SPINALIS

Radix ventralis: cabang saraf yang keluar dari medulla spinalis bagian depan Radix dorsalis: cabang saraf yang keluar dari medulla spinalis bagianbelakang Ganglion radix posterior: bagian dari radix posterior yang membesar (tempat badan

sel) Cornu anterior: bagian dalam dari medulla spinalis yang berwarna abu-abu dan

berbentuk seperti tanduk di bagian depan Cornu posterior: bagian dalam dari medulla spinalis yang berwarna abu-abu dan

berbentuk seperti tanduk di bagianbelakang Duramater: lapisan terluar Arachnoid mater: lapisan tengah Piamater: lapisan dalam Filum terminale: ujung daripada medulla spinalis yang berbentuk lancip seperti jarum Cauda equine: kumpulan nervi spinalis yang berbentuk seperti ekor kuda, pada bagian

akhir medulla spinalis

JARAS MOTORIK

Jaras mulai dari cortex motorik cerebri sampai efektor (otot, kelenjar) Jaras menyilang di medulla oblongata Dibagi dua:

o UMN (upper motor neuron) jaras mulai cortex motorik cerebri sampai cornu anterior medulla spinalis

o LMN lower motor neuron) jaras mulai cornu anterior medulla spinalis sampai efektor

JARAS SENSORIS

Page 8: FISIOLOGI SARAF

Jaras mulai dari reseptor sampai cortex sensoris cerebri berfungsi membawa impuls dari reseptor ke SSP

Badan sel saraf sensoris ada di Ganglion radik posterior dekat medulla spinalis Kerusakan pada jaras sensoris menyebabkan anesthesia

MENINGES (pembungkus otak)

Duramater: lapisan luar Arachnoidmater: lapisan tengah Piamater: lapisan dalam

NERVI CRANIALIS

1. N. Olfaktorius(1)2. N. Opticus(2)3. N. Okulomotorius (3)4. N. Trochlearis(4)5. N. Trigeminus(5)6. N. Abdusen(6)7. N. Fasialis(7)8. N. Vestibulo-cochlearis(8)9. N. Glosofaringius(9)10. N. Vagus(10)11. N. Aksesorius(11)12. N. Hipoglosus(12)

NERVI SPINALIS

N. Cervicalis = 8 N. Thoracalis = 12 N. Lumbalis = 5 N. Sakralis = 5 N. coxcigeus = 1

SISTEM SARAF OTONOM Saraf Simpatis: terdiri T1 s/d T12 ditambah L1 dan L2 Saraf Parasimpatis: terdiri Saraf cranialis: 3, 7, 9, 10/11 ditambah Saraf spinalis: S 2,

3, 4

SARAF SIMPATIS SSO yg berasal dari saraf spinal T1 – L2 Saraf simpatis memulai reaksi “melawan/kabur” S.simpatis bersinap di trunkus simpatis Serabut preganglionik Serabut postganglionik

SARAF PARASIMPATIS SSO yg berasal dari s.cranial 3,7,9,10/11 dan s.spinal S 2,3,4 Saraf parasimpatis mengendalikan tubuh dlm keadaan yg lebih santai S.parasimpatis bersinap di viscera (ganglion mikroskopis)

Page 9: FISIOLOGI SARAF

N.3 mengurus m. konstriktor pupil dan m.siliaris, sinap ganglion siliaris N.7 mengurus glandula.submandibularis dan glandula.sublingualis, sinap

ganglion.submandibularis N.7 mengurus glandula. lakrimalis, sinap ganglion.sfenopalatina

N.9 mengurus glandula.parotis, sinap di ganglion.otikum N.10/11 mengurus viscera thorax, abdomen dan colon (kecuali: colon.descenden,

sigmoid, rectum, dan anus)

REFERENSI

1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

2. Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC

3. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia4. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and

Company Gienview5. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey6. Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC7. Ganong, 1995, Review of Medical Physiology, Philadelphia8. Guyton, 1995, Tex Book of Medical Physiology, Philadelphia9. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta10. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta11. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2,

EGC, Jakarta

Jaras Nyeri dan   Suhu Juni 29, 2010

Lintasan Traktus Medula Spinalis

Jaras Asendens salah satunya berupa jaras nyeri dan suhu

Terdapat 3 serabut jaras nyeri dan suhu:

Serabut ordo I: membentuk traktus dorsolateralis (Lissauer) Serabut ordo II: membentuk trjatus spinothalamikus lateralis

Serabut ordo III: membentuk tractus thalamokortikalis

Serabut saraf sensorik masuk ke radiks dorsalis medulla spinalis (membentuk traktus dorsolateralis). Sampai di susbtansia alba, serabut saraf sensorik, bercabang menjadi 2 dan berjalan asendens atau desendens ke beberapa segmen sebelum bersinaps dengan neuron tingkat ke dua dalam substansia grisea kornu dorsalis

Page 10: FISIOLOGI SARAF

Akson neuron tingkat  kedua dalam substansia grisea menyilang menuju sisi kontralateral dan akson ini bergabung dengan serabut lain dalam traktus spinothalamikus lateralis (serabut ordo II)

Serabut tadi terus menuju thalamus, lalu bersinap dengan neuron tingkat ketiga (membentuk kumpulan tractus thalamokortikalis)

Neuron tingkat ketiga menyebarkan impuls ke korteks sensorik

Sensasi nyeri dan suhu di dalam thalamus disadari, tapi lokasinya tidak dapat ditentukan. Segenap sensasi ini secara sadar diterima dan dilokalisasi saat impuls diterima dikorteks somestetik primer dan sekunder lobus parietalis

Terdapat pula jaras tidak langsung spinoretikularis thalamik untuk nyeri

Referensi

Price S. A., Wilson L. M., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC

Budiman Gregory, 2003. Jaras-Jaras Neuroanatomi (Sebuah Buku Mewarnai dengan Penjelasan yang Ringkas). Jakarta: Sagung Seto

Tinggalkan komentar

from → Fisiologi

NyeriJuni 29, 2010

Nyeri (menurut The International Association for the Study of Pain / IASP) merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan

Klasifikasi Nyeri

Nyeri Nyeri Nosiseptif Nyeri Somatik Somatik Superfisial (Kulit)

Somatik Dalam

Nyeri Viseral

Nyeri Non-Nosiseptif Nyeri Neuropatik

Nyeri Psikogenik

Nyeri Nosiseptif: nyeri timbul sebagai akibat perangsangan pada nosiseptor (serabut A-δ dan serabut C) oleh rangsang mekanik, termal, kimiawi

Page 11: FISIOLOGI SARAF

Nyeri Somatik: nyeri timbul pada organ non-viseral, misal nyeri pasca bedah, nyeri metastatic, nyeri tulang, dan nyeri artritik

Nyeri Somatic Superfisial: menimbulkan nyeri di kulit berupa rangsang mekanis, suhu, kimiawi, listrik. Kulit punya banyak saraf sensorik sehingga kerusakan kulit menimbulkan sensasi lesi nyeri yang akurat (yang terbatas dermatom)

Nyeri Somatic Dalam: Nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi, dan arteri. Struktur tadi memiliki lebih sedikit reseptor sehingga lokasi nyeri sering tidak jelas.

Nyeri Viseral: nyeri berasal dari organ dalam, biasanya akibat distensi organ berongga, misal usus, kandung empedu, pancreas, jantung. Nyeri visceral sering kali diikuti referred pain dan sensasi otonom (mual, muntah)

Nyeri Neuropatik: nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf, seringkali persisten, walaupun penyebabnya sudah tidak ada, nyeri dirasa seperti terbakar, tersengat listrik, alodinia, disestesi.

Nyeri Psikogenik: nyeri yang tidak memenuhi criteria nyeri somatic, dan nyeri neuropatik, dan memenuhi criteria untuk depresi atau kelainan psikosomatik.

Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Durasi

Nyeri Akut: nyeri yang  mereda setelah penyembuhan

Nyeri Kronik: nyeri yang tetap berlanjut walaupun di beri pengobatan dan nyeri tidak memiliki makna biologic. Nyeri kronik merupakan suatu sindrom kompleks yang memerlukan pendekatan multidisiplin untuk penanganan

Sifat Nyeri Akut Nyeri Kronik

Awitan, Durasi Awitan mendadak; durasi singkat, <6 bulan

Awitan bertahap; menetap, >6 bulan

Intensitas Sedang-parah Sedang-parah

Kausa Spesifik, dapat di identifikasi secara biologis

Kausa mungkin jelas, mungkin tidak

Respon fisiologik Hiperaktivitas autonom yang dapat diperkirakan: tekanan darah, nadi, napas meningkat; dilatasi pupil; pucat; perspirasi; mual dan/atau muntah

Aktivitas autonom normal

Respon emosi/perilaku Cemas, tidak mampu konsentrasi, gelisah, distress, tapi tetap optimis nyeri akan hilang

Depresi, lelah, imobilitas atau inaktivitas fisik; menarik diri dari lingkungan social; tidak ada harapan akan kesembuhan;

Page 12: FISIOLOGI SARAF

memperkirakan nyeri akan berlangsung lama

Respon terhadap analgesik Meredakan nyeri secara efektif Sering kurang dapat meredakan nyeri

Macam Nyeri yang lain

Nyeri Setempat: terjadi karena iritasi pada ujung saraf penghantar impuls nyeri. Biasanya terus menerus atau hilang timbul (intermiten). Nyeri bertambah pada sikap tertentu atau karena gerakan. Pada penekanan nyeri dapat bertambah hebat atau diluar masa dapat ditimbulkan nyeri tekan

Referred Pain (nyeri pindah): nyeri yang dirasakan ditempat lain bukan di tempat kerusakan jaringan penyebab nyeri. Misal pada infark miokard, nyeri dirasa di bahu kiri; pada kolesistitis, nyeri dirasa di bahu kanan

Nyeri Radikular: serupa referred pain, tapi nyeri radikular berbatas tegas, terbatas pada dermatomnya, sifat nyeri lebih keras dan terasa pada permukaan tubuh. Nyeri timbul karena perangsangan pada radiks (baik tekanan, terjepit, sentuhan, regangan, tarikan)

Nyeri akibat spasmus otot (pegal): terjadi ketika otot dalam keadaan tegang (akibat kerja berat), keadaan tegang mental juga berperan terjadinya ketegangan pada otot

Mekanisme Nyeri

Proses nyeri terjadi saat simuli nosiseptor oleh stimulus noxious (nyeri) sampai terjadinya pengalaman subyektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan kimia. Selama proses tersebut terdapat 4 proses

Transduksi: aktivasi reseptor, adanya stimulus nyeri yang mengakibatkan stimulasi nosiseptor, disini stimulus noxious dirubah menjadi potensial aksi

Transmisi: potensial aksi ditransmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan nyeri. Tahap dimulai dari konduksi impuls dari neuron aferen primer ke kornu dorsalis medulla spinalis, kemudian akan bersinaps pada neuron susunan saraf pusat, lalu naik keatas menuju batang otak dan thalamus. Selanjutnya terjadi hubungan timbal balik antara thalamus antara pusat yang labih tinggi di otak yang mengurusi respon persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri. Tapi rangsangan nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi nyeri dan sebaliknya persepsi nyeri bisa terjadi tanpa stimulasi nosiseptif

Modulasi: sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi sinyal yaitu kornu dorsalis medulla spinalis

Persepsi: pesan nyeri di relay menuju ke otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan

Referensi

Page 13: FISIOLOGI SARAF

Price S. A., Wilson L. M., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC

Sidharta Priguna. 2009. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian Rakyat

Sudoyo Aru W., dkk, 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV, Jakarta: FKUI