Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

11
PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA TIDAK LANGSUNG DAN PENGARUH DAYA BERAT TERHADAP TEKANAN DARAH ARTERI Tujuan Umum : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung dan memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri. Tahapan : 1. Sebelum berlatih mahasiswa mempelajari dasar-dasar teori mengenai ketrampilan yang akan dilakukan. Pemahaman tentang prosedur latihan dilakukan dengan melihat demontrasi yang diperagakan oleh instruktur. 2. Persiapan alat : a. Stetoskop b. Tensimeter 3. Mahasiswa berlatih dengan saling periksa dengan temannya. 4. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi badan : a. Berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badan b. Duduk dengan kedua lengan lurus kebawah c. Berdiri dengan kedua lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badan. Pengukuran dilakukan tiga kali pada tiap-tiap posisi badan dan hasil yang diambil adalah hasil rata-ratanya. Dasar Teori Tekanan darah merupakan besaran yang sangat penting dalam dinamika peredaran darah (hemodinamika). Tinggi tekanan darah pada berbagai macam pembuluh darah tidak sama; tekanan darah pada arteri lebih tinggi dibanding tekanan darah pada vena.

description

Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

Transcript of Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

Page 1: Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI

SECARA TIDAK LANGSUNG DAN PENGARUH DAYA BERAT

TERHADAP TEKANAN DARAH ARTERI

Tujuan Umum : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tekanan darah arteri secara

tidak langsung dan memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah

arteri.

Tahapan :

1. Sebelum berlatih mahasiswa mempelajari dasar-dasar teori mengenai ketrampilan yang

akan dilakukan. Pemahaman tentang prosedur latihan dilakukan dengan melihat

demontrasi yang diperagakan oleh instruktur.

2. Persiapan alat :

a. Stetoskop

b. Tensimeter

3. Mahasiswa berlatih dengan saling periksa dengan temannya.

4. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi badan :

a. Berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badan

b. Duduk dengan kedua lengan lurus kebawah

c. Berdiri dengan kedua lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badan.

Pengukuran dilakukan tiga kali pada tiap-tiap posisi badan dan hasil yang diambil adalah

hasil rata-ratanya.

Dasar Teori

Tekanan darah merupakan besaran yang sangat penting dalam dinamika peredaran darah

(hemodinamika). Tinggi tekanan darah pada berbagai macam pembuluh darah tidak sama;

tekanan darah pada arteri lebih tinggi dibanding tekanan darah pada vena.

Pemeriksaan fisik seorang penderita, pengukuran tekanan darah arteri sudah menjadi

keharusan; pengukuran ini selalu dilakukan disamping pemeriksaan-pemeriksaan lain.

Sampai sekarang dikenal dua macam cara pengukuran tekanan darah arteri, yaitu:

1. Pengukuran tekanan darah arteri secara langsung (direct methode), dilaksanakan dengan

jalan menembus arteri / cara invasif dan kemudian memasukan salah satu ujung sebuah

pipa/ tube/catheter ke dalam arteri tersebut sedangkan ujung pipa yang lain dihubungkan

dengan sebuah manometer.

2. Pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung (indirect methode). Pengukuran

tekanan darah arteri secara tidak langsung dilakukan dengan teknik yang sederhana, tanpa

menembus arteri/non invasive dan dapat dilakukan dimana saja jika diperlukan.

Page 2: Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

Tujuan pengukuran tekanan darah arteri secara langsung maupun tidak langsung adalah

untuk mengetahui tinggi tekanan darah arteri pada waktu systole ventrikel (tekanan sistolik)

dan pada waktu disate ventrikel (tekanan diastolik).

Tinggi tekanan darah arteri rata-rata; TR=TD +1/3 (TS -TD) mmhg

Keterangan:

TR - Tinggi tekanan darah arteri rata-rata

TS - Tinggi tekanan sistolik

TD - Tinggi tekanan diastolik

Tekanan darah pada sistem arteri bervariasi sesuai dengan siklus jantung, yaitu

memuncak pada waktu systole dan sedikit menurun pada waktu diastole. Beda antara tekanan

sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi. Pada waktu ventrikel berkontraksi, darah akan

dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaan ini disebut keadaan sistolik, tekanan darah ini disebut

tekanan sistolik. Pada saat ventrikel rileks darah dari atrium masuk ventrikel, tekan darah ini

disebut tekanan diastolik.

Nilai normal tekanan sistolik dan diastolik yaitu 120/80 mmHg. Tingginya tekanan darah

dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya aktivitas fisik, emosi, rasa sakit, suhu sekitar,

penggunaan kopi, tembakau dan lain-lain.

Tinggi tekanan darah arteri pada orang dewasa normal dalam keadaan istirahat dalam

posisi berbaring adalah 120 mmHg untuk tekanan sistolik, 70 mmHg untuk tekanan diastolik

(120/70 mmHg). Tinggi tekanan darah ini bervariasi antara lain karena umur, jenis kelamin

dan posisi badan atau bagian badan. Yang mempengaruhi variasi tekanan arteri karena posisi

badan atau bagian badan adalah karena gaya berat. Orang yang berdiri tegak, tekanan darah

arteri pada kaki lebih tinggi daripada tekanan darah arteri pada kepala, sedangkan orang yang

berbaring, tinggi tekanan darah arteri di seluruh badan adalah sama. Dalam hal ini pada orang

yang berdiri tegak, tekanan darah arteri yang di kaki mendapat tekanan hidrostatis, kolom

darah di dalam badan, sedangkan yang di kepala tidak. Pada orang yang berbaring, kolom

darah di dalam badan terletak horizontal (tegak lurus terhadap gaya berat) sehingga pengaruh

gaya berat terhadap seluruh kolom darah adalah sama beratnya.

Pada berat jenis darah yang normal, tinggi tekanan hidrostatis ini adalah 0,77mmHg7cm

pada arah gaya berat. Dengan demikian, jika tinggi tekanan darah arteri rata-rata setinggi

jantung misalnya 110 mmHg, maka tinggi tekanan darah arteri rata-rata di kaki yang letaknya

105 cm di bawah jantung adalah 100+(105 X 0,77) mmHg-180 mmHg. Sedangkan tinggi

tekanan darah arteri rata-rata di kepala yang letaknya 50 cm di atas jantung adalah 100 - (50 X

0,77) mmHg-62 mmHg. Pada orang yang berbaring, seluruh badan terletak pada bidang

Horizontal sehingga tekanan darah arteri rata-rata disepanjang badan sama tingginya.

Page 3: Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

Alat yang digunakan:

1. Stetoskop, alat ini terdiri dari:

a. Earpiece, ujung bagian telinga yang dipasang ditelinga pemeriksa pada waktu

memeriksa penderita

b. Chest piece : Ujung bagian dada yang diletakan diatas dada penderita pada waktu

pemeriksaan. Ujung ini ada dua macam:

- Ujung yang berbentuk corong.

- Ujung yang lebar dengan diafragma.

Ujung berbentuk corong dipergunakan untuk mendengar bunyi dengan berbagai

frekuensi, sedangkan yang lebar dengan diafragma hanya untuk bunyi dengan frekuensi

yang tinggi saja, bunyi frekuensi rendah diredam oleh diafragma.

Ujung corong ini tidak boleh ditekan terlalu keras di atas kulit sebab kulit yang

terenggang karena tekanan yang keras itu dapat berfungsi sebagai diafragma sehingga

yang berfrekuensi rendah tidak terdengar.

2. Spygmomanometer dan balut Riva Rocci (Tensimeter)

Alat ini terdiri atas sebuah manometer yang dihubungkan dengan sebuah kantong

yang berbentuk balut, berdinding keras sehingga tidak dapat direnggangkan dan dapat diisi

udara di dalamnya. Kantong atas balut ini disebut Riva Roci. Balut Riva Rod ini

dihubungkan pula dengan sebuah pompa udara yang berguna untuk memasukan udara dari

dalam balut.

Manometer yang dipergunakan pada pengukuran ini dapat manometer yang memakai

pegas dan dapat pula manometer air raksa. Dengan memompa udara ke dalam balut, maka

tekanan udara di dalam balut akan naik dan pompa balut ini lalu mendesak jaringan yang

terbalut sehingga arteri di bagian tengah terjepit. Dengan terjepitnya arteri ini maka aliran

darah di dalamnya dapat dihentikan. Untuk mengalirkan darah ini kembali, udara di dalam

balut dikeluarkan dengan memutar kran yang terdapat di tangkai pompa udara

Cara Pemeriksaan tekanan darah:

- Siapkan tensimeter dan stetoskop.

- Penderita dalam keadaan duduk / berbaring / berdiri.

- Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan karena pakaian

- Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak

terlalu ketat, kira-kira 2,5 - 5 cm di atas siku.

- Tempatkan lengan penderita sedemikian sehingga siku dalam keadaan sedikit fleksi.

- Carilah arteri brachialis, biasanya terletak di sebelah medial tendo biseps.

Page 4: Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

- Dengan satu jari meraba a. Brachialis, pompa manset dengan cepat sampai kira-kira 30

mmHg di atas tekanan ketika pulsasi a. Brachialis menghilang.

- Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan a. Brachialis teraba kembali.

- Inilah tekanan sistolik palpatoir.

- Sekarang ambillah stetoskop, pasang corong bel stetoskop pada a. Brachialis.

- Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpair.

- Kemudian secara perlahan turunkan tekanan manset sengan kecepatan kira-kira 2-3 mmHg

perdetik. Perhatikan saat dimana denyutan a. Brachialis terdengar. Inilah tekanan sistolik.

Lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah dan kemudian

menghilang. Tekanan pada saat itu adalah tekanan diastolik.

- Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi manometer selalu

vertikal, dan pada waktu rnembaca hasilnya, mata harus berada segaris horisontal dengan

level air raksa

- Pengulangan pengukuran dilakukan setelah menunggu beberapa menit setelah pengukuran

pertama.

Page 5: Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA TIDAK LANGSUNG DAN PENGARUH DAYA BERAT TERHADAP TEKANAN DARAH ARTERI

Nama Mahasiswa : No.Mahasiswa :

A. Data ProbandusJenis Kelamin :Umur/Tanggal Lahir : Tahun/……Tinggi Badan : cmBerat Badan : kg

B. Hasil pengukuran tekanan darah cara auskultatoir

1. Pada probandus dengan posisi badan berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badanTekanan sistolik : mmHg Tekanan diastolic : mmHgTekanan darah : / mmHg

2. Pada probandus dengan posisi badan duduk dengan kedua lengan lurus ke bawah.Tekanan sistolik : mmHg Tekanan diastolic : mmHgTekanan darah : / mmHg

3. Pada probandus dengan posisi badan berdiri dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sTekanan sistolik : mmHg Tekanan diastolic : mmHgTekanan darah : / mmHg

Pembahasan :

Kesimpulan:

Tanda Tangan Instruktur

( ……………………….. )

Kediri, 2012

Tanda Tangan Mahasiswa

( ……………………….. )

Page 6: Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

DAFTAR PUSTAKA

1. Berne, R.M., arid levy, M.N., 1981. Cardivascular Physiology. The C.V. Mosby Company,

St. Louis.

2. Delp. M.M.n. and Manning, R.T., 1975. Major's Physical Diagnosis. W.B. Saunders

Company, Philadelpia.

3. Ganong, W.F., 1979., Review of Medical Physiology, edisi IX, edisi Asia, Lange Medical

Publication, Los Altos.

4. Rushmer, R.F., 1975, Structure and Function of The Cardiovascular System., W.B.

Saunders Company, Philadelpia.

Page 7: Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

Check list Ketrampilan medik:

NO KRITERIASKOR

0 1 2

A.

1.

2.

3.

B.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

ANAMNESE

Mengucapkan salam pada/awal wawancara

Menanyakan identiias dan mampu mengumpulkan informasi

yang dibutuhkan.

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

penderita memberikan instruksi penderita untuk diperiksa

tekanan darahnya

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Menempatkan penderita dalam keadaan duduk /

berbaringdengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan

bebas tekanan oleh pakaian.

Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa,

mengecek saluran pipa dan meletakan manometer vertikal.

Menggunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka

Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari

lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas siku)

dan sejajar jantung diperiksa dari pakaian

Dapat meraba pulsasi arteria brachialis di fossa cubiti sebelah

medial

Dengan satu jari meraba pulsasi a. brachialis dengan cepat

sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan

hasilnya

Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi

arteria teraba kembali / melaporkan hasil sebagai tekanan

sistolik palpatoir

Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat

perabaan pulsasi

Memompa kembali manset sampai tekanan 30 mmHg di atas

tekanan sistolik palpatoir.

Mendengarkan, sambil menurunkan perlahan-lahan / 3 mmHg

perdetik dan melaporkan saat mana mendengar bising

pertama/sebagai tekanan sistolik

Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising

Page 8: Fisiologi ( Pengukuran Tekanan Darah)

12.

yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising

lagi/sebagai tekanan diastolik

Laporan hasil nomor 10 dan 11 dalam batas-batas normal dari

pengukuran observer

Keterangan :

0 : tidak dilakukan

1 : dilakukan, tetapi kurang benar

2 : dilakukan dengan benar.