fisiologi cairan tubuh

16
BAB I PENDAHULUAN Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil adalah penting untuk hemostatis. Beberapa masalah paling penting dalam pengobatan klinis timbul akibat abormalitas dalam sistem pengaturan yang mempertahankan kekonstanan cairan tubuh. Total jumlah volume cairan tubuh dan total jumlah yang terlarut, demikian juga konsentrasinya, relatif konstan selama kondisi steady-state, seperti yang dibutuhkan untuk hemostatis. Kekonstanan ini sangat hebat karena adanya pertukaran cairan dan zat terlarut yang terus- menerus dengan lingkungan eksternal, seperti juga dalam berbagai kompartemen tubuh lainnya. Cairan ditambahkan ke dalam tubuh dari dua sumber utama yaitu berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan dan dari sintesis dalam tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat. Asupan cairan sangat bervariasi pada masing-masing orang dan bahkan pada orang yang sama pada hari berbeda, bergantung pada cuaca, kebiasaan dan tingkat aktivitas. 1 Cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh diatur sedemikian rupa agar fungsi organ vital dapat dipertahankan. Keseimbangan distribusi cairan dan elektrolit diatur melalui mekanisme pengaturan yang beraneka ragam yang terjalin dalam satu kesatuan. Apabila terjadi gangguan keseimbangan, segera akan diikuti oleh mekanisme kompensasi untuk mempertahankan kondisi optimal 1

description

cairan

Transcript of fisiologi cairan tubuh

BAB IPENDAHULUAN

Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil adalah penting untuk hemostatis. Beberapa masalah paling penting dalam pengobatan klinis timbul akibat abormalitas dalam sistem pengaturan yang mempertahankan kekonstanan cairan tubuh. Total jumlah volume cairan tubuh dan total jumlah yang terlarut, demikian juga konsentrasinya, relatif konstan selama kondisi steady-state, seperti yang dibutuhkan untuk hemostatis. Kekonstanan ini sangat hebat karena adanya pertukaran cairan dan zat terlarut yang terus-menerus dengan lingkungan eksternal, seperti juga dalam berbagai kompartemen tubuh lainnya. Cairan ditambahkan ke dalam tubuh dari dua sumber utama yaitu berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan dan dari sintesis dalam tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat. Asupan cairan sangat bervariasi pada masing-masing orang dan bahkan pada orang yang sama pada hari berbeda, bergantung pada cuaca, kebiasaan dan tingkat aktivitas.1Cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh diatur sedemikian rupa agar fungsi organ vital dapat dipertahankan. Keseimbangan distribusi cairan dan elektrolit diatur melalui mekanisme pengaturan yang beraneka ragam yang terjalin dalam satu kesatuan. Apabila terjadi gangguan keseimbangan, segera akan diikuti oleh mekanisme kompensasi untuk mempertahankan kondisi optimal sehingga fungsi organ vital dapat dipertahankan. Agar keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal terus-menerus, diperlukan sistem irigasi yang memadai, maksudnya ada masukan, pendistribusian, pengolahan dan keluaran yang masing-masing diatur melalui mekanisme tersendiri satu sama lain saling berkaitan.2Dengan alasan tersebut, maka referat ini disusun dengan harapan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai fisiologi cairan tubuh pada manusia. Dengan demikina, diharapkan penulis dan pembaca dapat memberikan terapi yang tepat dan sesuai pada pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan mempertahankan jenis terapi cairan dan elektrolit yang sesuai dengan gangguan yang dialami pasien.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia < 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan. Hal ini terlihat pada tabel berikut :

Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara 2 kompartemen utama : cairan ekstraseluler dan intraseluler. Kemudian cairan ekstraseluler dibagi menjadi cairan interstisial dan plasma darah. Ada juga kompartemen cairan yang lebih kecil yang disebut sebagai cairan transeluler. Kompartemen ini meliputi cairan dalam rongga sinovial, peritoneum, perikardial, intraokuler dan cairan serebrospinal. Kompartemen ini juga biasanya dipertimbangkan sebagai jenis cairan ekstraseluler khusus, walaupun pada beberapa kasus komposisinya dapat berbeda dengan yang di plasma atau cairan interstisial. Cairan transeluler seluruhnya berjumlah sekitar 1 sampai 2 liter.

II.1 Kompartemen cairan intraselulerSekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada dalam 75 triliun sel dan keseluruhannya disebut cairan intraseluler. Jadi, cairan intraseluler merupakan 40% dari berat badan total pada pria.1 Pada orangdewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular.3II.2 Kompartemen cairan ekstrselulerSeluruh cairan di luar sel disebut cairan ekstraseluler. Cairan ini merupakan 20% dari berat badan atau sekitar 14 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg. Dua kompartemen terbesar dari cairan ekstraseluler adalah cairan interstisial (yang merupakan tiga perempat cairan ekstrseluler atau sekitar 11-12 liter pada orang dewasa) dan plasma darah (merupakan cairan ekstraseluler atau sekitar 3 liter pada orang dewasa).1

II.3 Elektrolit dan non-elektrolitSelain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non elektrolit :1. Elektrolit Merupakan Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen). KationKation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkankation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K+). Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodium dan potassium ini. Anion Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) danbikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-).2. Non-elektrolitMerupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zatlainnya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.

II.4 Proses pergerakan cairan tubuhCairan tubuh umumnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Pergerakan cairan yang normal melalui dinding kapiler ke dalam jaringan tergantung pada kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh cairan pada dinding pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena. Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam 3 fase, yaitu :1. Fase IPlasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan traktus gastrointestinal.2. Fase IICairan interstisial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel3. Fase IIICairan substansi yang ada didalamnya berpindah dari cairan interstisial masuk ke dalam sel.

Pembuluh darah kapiler dan membran sel relatif impermeabel terhadap kebanyakan zat terlarut tapi sangat permeabel terhadap air (permeabel selektif) sehingga perpindahan air dan zat terlarut diantara bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme transport pasif dan aktif. Mekanisme transport pasif tidak membutuhkan energi sedangkan mekanisme transport aktif membutuhkan energi. Difusi dan osmosis adalah mekanisme transport pasif. Sedangkan mekanisme transport aktif berhubungan pompa Na-K yang memerlukan ATP. a. DifusiDifusi adalah proses bergeraknya molekul melalui pori-pori. Larutan akan bergerak dari konsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdifusi melalui pori-pori tersebut. Kecepatan difusi suatu zat melewati sebuah membram sel tergantung pada : Permeabilitas air terhadap membran Perbedaan konsentrasi antar dua sisi Perbedaan tekanan antara masing-masing sisi karena tekanan akan memberikan energi kinetik yang lebih besar. Potensial listrik yang menyeberangi membran akan memberi muatan pada zat tersebut.Difusi dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu :1) Difusi melalui membran selDifusi antara cairan interstisial dan cairan intraseluler dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu : Secara langsung melewati lapisan lemak pada membran sel Melalui kanal protein dalam membran sel Melalui ikatan dengan protein karier yang reversibel yang dapat melewati membran (difusi yang terfasilitasi)2) Difusi melalui endotel kapilerDinding kapiler mempunyai ketebalan 0,5 m terdiri dari satu lapis sel endotel dengan dasar membran. Celah interseluler mempunyai jarak 6-7 nm, memisahkan masing-masing sel dari sel di dekatnya. Hanya substansi dengan berat molekul rendah yang larut dalam air seperti natrium, klorida, kalium dan glukosa yang dapat melewati celah intersel.substansi dengan molekul yang besar seperti plasma sangat sulit untuk menembus celah endotel (kecuali pada hati dan paru-paru) b. OsmosisOsmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan yang berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler permeabel terhadap air sehingga tekanan osmotik cairan tubuh seluruh kompartemennya sama. c. Pompa Na-KPompa Na-K merupakan suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam.

II.5 Keseimbangan cairan dan elektrolit Cairan tubuh yang terbagi menjadi kompartemen-kompartemen cairan dalam keadaan normal relatif konstan. Antara kompartemen satu dengan yang lainnya dibatasi oleh membran yang semipermeabel. Masing-masing kompartemen cairan mengandung elektrolit yang sangat berperan dalan mempertahankan keseimbangan cairan pada masing-masing kompartemen tersebut. Ada beberapa macam mekanisme pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit antara masing-masing kompartemen, sebagai berikut :1) Keseimbangan DonnanApabila 2 macam cairan, air dan larutan NaCl ditempatkan pada masing-masing sisi dari suatu membran yang permeabel terhadap ion Na dan Cl, maka keduanya akan melewati membran tersebut sehingga konsentrasi dikedua sisi membran sama. Apabila pada suatu sisi dari membran terdapat NaCl sedang di sisi lain garam Na dari suatu protein (Na-R) sedangkan membran tersebut tidak permeabel terhadap ion R (protein) tetapi permeabel terhadap ion lain, maka NaCl akan bergerak menuju sisi ion R tersebut.2) Osmolalitas dan osmolaritasOsmolalitas suatu cairan adalah jumlah osmol dari solut per kilogram solven. Osmolaritas suatu cairan adalah jumlah osmol dari salute per liter cairan.Faktor determinan yang menentukan osmolalitas cairan ekstraseluler ialah kadar ion Na. Bila kadar ion Na naik maka osmolaritas naik, air akan ditarik dari sel untuk mempertahankan kembali osmolalitas tetap isotonis. Bila terjadi hiponatremi akut maka akan menyebabkan penambahan jumlah air seluler tanpa memandang seluruh cairan tubuh total. Perubahan kadar ion Na lebih sering disebabkan oleh perubahan volume air. Sedangkan faktor determinan osmolalitas cairan intraseluler adalah kadar ion K.

3) Tekanan koloid osmotikKoloid merupakan molekul protein dengan BM lebih dari 20.000-30.000. walaupun hanya merupakan 0,5% dari osmolalitas plasma total, namun mempunyai arti yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat kecil, sehingga mempunyai efek menahan air dalam komponen plasma serta mempertahankan air antar kompartemen cairan dalam tubuh. Bila tekanan koloid osmotik turun akan merupakan faktor penyebab dalam timbulnya edema paru. Tekanan ini sebagian besar dipengaruhi oleh plasma protein.4) Kekuatan starlingTekanan koloid osmotik plasma kira-kira 25 mmHg sedang tekanan darah 36 mmHg pada ujung arteri dari kapiler darah dan 15 mmHg pada ujung vena. Keadaan ini menyebabkan terjadinya difusi air dan ion-ion yang dapat berdifusi keluar dari kapiler masuk ke cairan interstisial pada akhir arteri. 5) Pompa natriumPompa intrasel yang tidak dapat berdifusi cenderung menarik air ke dalam sel. Natrium masuk ke dalam sel dengan cara difusi dari kadar ekstrasel yang tinggi ke intrasel yang rendah. Keadaan ini diimbangi dengan pompa natrium yang ada dalam sel ke cairan ekstraseluler. Pompa natrium tergantung dari persediaan ATP.

II.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolitTerdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit, diantaranya adalah :1) Usia 2) Jenis kelamin3) Stres4) Sel-sel lemak5) Kondisi sakit6) Diet7) Pengobatan 8) Tindakan medis9) Pembedahan

II.7 Masukan dan keluaran cairanDalam keadaan normal masukan cairan dipenuhi melalui minum atau makanan yang masuk kedalam tubuh secara per-oral. Selanjutnya proses metabolisme di dalam tubuh juga akan memberikan kontrbusi terhadap air tubuh total. Keluaran cairan tubuh dalam keadaan normal dapat terjadi melalui urin, insensibel dan melalui saluran cerna. Pada keadaan patologis, kehilangan cairan bisa melalui gastrointestinal (muntah dan mencret), insensibel yang berlebihan, poliuri, trauma dan lainnya. Kebutuhan air setiap hari dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain :1) Berdasarkan umur 0-1 th memerlukan air sekitar 120 ml/kgbb 1-3 th memerlukan air sekitar 100 ml/kgbb 3-6 th memerlukan air sekitar 90 ml/kgbb 7 th memerlukan air sekitar 70 ml/kgbb Dewasa, memerlukan air sekitar 40-50 ml/kgbb 2) Berdasarkan berat badan 0-10 kg= 100 ml/kgbb 10-20 kg= 1000 ml + 50 ml/kgbb (diatas 10 kg) Di atas 20 kg= 1500 ml + 20 ml/kgbb (di atas 20 kg) Dewasa= 40-50 ml/kgbb3) Mengukur perbedaan masukan dan keluaranUkur perbedaan tersebut (termasuk urin, muntah, insensible water loss, dll) serta kebutuhan minimum perhari. Perbedaan ini sebaiknya tidak lebih besar dari 200-400 ml/hari insensible water loss kira-kira 15 ml/kgbb/hari. Kehilangan akibat suhu (derajat Celcius) kurang lebih 10% dari kebutuhan perhari. 4) Hitung perbedaan berat badan sebelum dan sesudah sakitSelisih berat sebelumnya dan sekarang, kemudian kurangi dengan hasil katabolisme normal selama puasa (0,5 kg/hari). 5) Menghitung kelebihan atau kekurangan elektrolit

Untuk mengetahui imbang masukan dan keluaran cairan tubuh, dilakukan penilaian klinis non-invasif, bahkan kalau perlu dilakukan penilaian invasif dengan memasang kanul vena sentral.

a. Penilaian non-invasifDilakukan penilaian pencatatan perubahan tanda dan gejala klinis sebelum dilakukan terapi cairan, selama terapi dan sampai terapi dinyatakan terapi.Parameter yang dinilai : Perubahan tingkat perubahan Perubahan hemodinamik Perubahan kimia darah dari pemeriksaan laboratorium (misalnya asam basa dan elektrolit). Perubahan perfusi perifer atau turgor kulit Produksi urin, diusahakan produksi urin paling sedikit 0,5 ml/kgbb/jamb. Penilaian invasifDilakukan pemasangan kateter vena sentral melalui vena di lengan atas, vena subklavia atau vena jugularis. Kanulasi ini disamping untuk mengukur tekanan vena sentral juga digunakan untuk jalur infus jangka panjang dan nutrisi parenteral. Apabila dilakukan kanulasi vena sentral, bisa digunakan sebagai penuntun dalam program terapi cairan, terutama pada pasien kritis yang memerlukan terapi cairan.

BAB IIIKESIMPULAN

Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil adalah penting untuk hemostatis. Cairan ditambahkan ke dalam tubuh dari dua sumber utama yaitu berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan dan dari sintesis dalam tubuh. Asupan cairan sangat bervariasi pada masing-masing orang dan bahkan pada orang yang sama pada hari berbeda. Keseimbangan distribusi cairan dan elektrolit diatur melalui mekanisme pengaturan yang beraneka ragam yang terjalin dalam satu kesatuan.Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Proses pergerakan cairan tubuh antar kompartemen dapat berlangsung secara osmosis, difusi dan pompa Na-K. Keseimbangan cairan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penilaian kebutuhan cairan dan elektrolit dapat dinilai dengan mengetahui besar masukan dan keluaran cairan.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C ; Hall, John E. 1997. Buku Ajar : Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, cetakan I. EGC. Jakarta. Hal.375. Mangku, Gde ; Senapati, Tjokorda gde agung. 2009. Buku Ajar : Ilmu Anestesi dan Reanimasi. PT.Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta. Hal. 272.Yaswir, Risnawati. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Diakses dari http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_1no_2/80-85.pdfIrawan, M. Anwari. 2007. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral. Diakses dari http://www.pssplab.com/journal/01.pdf

11