fisika lingkungan- Hujan Asam
-
Upload
rheza-al-blitariy -
Category
Documents
-
view
129 -
download
21
description
Transcript of fisika lingkungan- Hujan Asam
MAKALAH
HUJAN ASAM DI DAERAH KOTA MALANG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan I
Dosen Pengampu
H. Ir. M. Djamil, MT
Disusun Oleh :
Kelompok MAHAMERU
MUHAMMAD IBADURROHMAN 115090301111001
RIZA RAHMA 115090301111002
DENY DWI YULIANTO 115090313111007
REZHA PAHLEVI 115090300111026
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya. Tugas makalah yang berjudul “Hujan Asam di Daerah
Kota Malang” merupakan terstruktur mata kuliah Fisika Lingkungan I yang
diampu oleh dosen H. Ir. M. Djamil, MT.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada bapak H. Ir. M.
Djamil, MT selaku dosen mata kuliah Fisika Lingkungan yang telah membimbing
penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.
Penulis menyadari ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kepentingan kualitas dan kuantitas di masa yang akan datang.
Semoga proposal makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi yang
menggunakannya.
Malang, November 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN.................................................................................1
2. HUJAN ASAM......................................................................................2
2.1. Sejarah dan Pengertian Hujan Asam.........................................................2
2.2. Sebab-Sebab & Proses Terbentuknya Hujan Asam..................................2
2.3. Bahaya Hujan Asam..................................................................................5
2.4. Pencegahan Hujan Asam...........................................................................7
3. Hujan di Daerah Kota Malang...............................................................9
4. Kesimpulan..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
1. PENDAHULUAN
Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat
pencemar dan dengan pH 5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H2O yang
ada pada air hujan bereaksi dengan CO2 di udara. Reaksi tersebut menghasilkan
asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan
asam-asam kuat, maka pH-nya akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan
asam.
Hujan asam sebenarnya dapat mencegah global warming, gas buang
seperti SO2 penyebab hujan asam mampu memantulkan sinar matahari keluar
atmosfer bumi sehingga dapat mencegah kenaikan temperatur bumi. Akan tetapi,
efek samping dari hujan asam menghasilkan kerusakan lingkungan yang lebih
parah dibandingkan global warming. Sebenarnya “hujan asam” merupakan istilah
yang kurang tepat untuk menggambarkan jatuhnya asam-asam dari atmosfer ke
permukaan bumi. Istilah yang lebih tepat seharusnya adalah deposisi asam, karena
pengendapan asam dari atmosfir ke permukaan bumi tidak hanya melalui air hujan
tetapi juga melalui kabut, embun, salju, aerosol bahkan pengendapan langsung.
Istilah deposisi asam lebih bermakna luas dari hujan asam.
Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang
mempengaruhi kegiatan ekonomi, sosial dan politik (Nam et.al, 2001). Kejadian
hujan asam yang sering terjadi beberapa dekade ini menjadi isu yang cukup
penting untuk dibahas. Pemahaman akan femonena hujan asam diharapkan
mampu menggugah perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk
menghadapinya serta mengetahui cara-cara untuk menanggulanginya.
Hubungan antara emisi kimia ke atmosfer dengan dampak yang ditimbulkan
akibat hujan asam sangat kompleks baik dari segi lingkungan ekosistem,
kesehatan manusia maupun pada benda-benda (Landsberg, 1995).
1
2. HUJAN ASAM
2.1. Sejarah dan Pengertian Hujan Asam
Hujan asam Sebenarnya sudah lama diselidik. Pada abad 19 di Inggris
dilaporkan bahwa hutan yang jatuhnya air hujan searah dengan lokasi sebuah
pabrik telah terjadi kerusakan yang berat. Hal ini membuat penasaran seorang ahli
kimia Inggris asal Scotlandia bernama Robert Angus Smith (15 February 1817–12
May 1884) di tahun 1852. Karenanya Ia terkenal sebagai “Bapak Hujan Asam”.
Penelitiannya pada polusi udara pada tahun 1852, menemukan apa yang kemudian
dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam adalah hujan dengan pH air kurang dari
5,7. Hujan asam biasanya terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan
sulfat dalam polusi udara. Hal ini biasanya terjadi karena peningkatan emisi sulfur
dioksida dan nitrogen oksida di atmosfer.
Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi
kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith
menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam
tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam
dapat mengarah pada kehancuran alam.
Walaupun hujan asam ditemukan pada tahun 1852, baru pada tahun 1970-
an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai
fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat
meningkat pada tahun 1990-an setelah di New York Times memuat laporan dari
Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire tentang banyaknya
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
2.2. Sebab-Sebab & Proses Terbentuknya Hujan Asam
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan Pengotor
dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur oksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam
2
nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang
asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan
yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan
sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri
kadang-kadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini
ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang utama hujan asam. Masalah
hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan
industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap
untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam,
karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk sirkulasi udara regional yang
memiliki jangkauan lebih luas. Seing sekali, hujan asam terjadi di daerah yang
jauh dari lokasi sumbernya, dimana daerah pegunungan cenderung memperoleh
lebih banyak karena tingginya curah hujan disini.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan
dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga
listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting
di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan
anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian
Barat telah merusak hutan-hutan diNew York dan New England. Pembangkit
tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
3
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-
benar difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk
menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam
dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”.
Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah
dan deposisi kering (Laras, 2006). Bhatfi et.al (1992) mengemukakan bahwa
hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam
lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-
zat tersebut.
Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam
ini mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan ,
tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity
( kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis
tumbuhan/hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel
yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke
bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam
tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon (Laras, 2006).
Proses yang terlibat dalam pemecahan Asam ( catatan: bahwa hanya SO2 dan NOX memegang
peran penting dalam hujan asam).
4
Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon
tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin
dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas
kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan
asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH
dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut ,
makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.
2.3. Bahaya Hujan Asam
Hujan asam tidak memiliki ciri – ciri khusus yang bisa menjadi pembeda dari
hujan air biasa karena warna dan rasa airnya hampir sama. Terkadang hujan asam
juga terjadi dalam bentuk lain seperti hujan salju. Namun, beberapa studi
kesehatan menyebutkan bahwa polusi yang menyebabkan hujan asam bisa
meningkatkan resiko seseorang untuk terserang gangguan jantung dan paru –
paru. Tapi kulit bisa merasakan hujan asam jika air hujan yang mengenai kulit
langsung membuat gatal-gatal, memerah. Untuk orang dengan kekebalan tubuh
rendah akan langsung mengalami pusing.
Bahaya yang dirasakan oleh manusia juga tidak terjadi secara langsung,
bahkan untuk beberapa orang yang tidak terlalu sensitif dengan perubahan pH,
berenang di kolam yang sudah tercemar hujan asam tidak akan menyebabkan efek
langsung, seperti dilansir epa.gov, Selasa (15/3/2011). Tapi polusi yang
menyebabkan hujan asam yaitu sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx)
dapat membahayakan dan merusak kesehatan manusia. Gas-gas ini di atmosfer
berinteraksi untuk membentuk sulfat halus dan partikel nitrat yang dapat dibawa
hingga jarak yang jauh oleh angin dan terhirup jauh ke dalam paru-paru manusia.
Partikel halus juga bisa menembus ruangan. Banyak studi ilmiah telah
mengidentifikasi hubungan antara peningkatan kadar partikel halus dan
peningkatan penyakit dan kematian dini karena gangguan jantung dan paru-paru,
seperti asma dan bronkitis.
5
Sedangkan efek ekologi hujan asam paling jelas terlihat pada pohon, danau,
sungai, hutan dan hewan. Bahkan bangunan bisa mengalami efek korosif karena
hujan asam, yang dapat merusak komponen pembangkit listrik, pabrik dan
kendaraan bermotor. Hujan asam dapat membunuh beberapa spesies ikan yang
rentan dengan perubahan pH air dan menurunkan keragaman hayati. Selain itu,
untuk pH rendah juga dapat meningkatkan level aluminium di dalam air yang
dapat membuat ikan stres kronis dan keracunan.
Gambar tersebut memberi penjelasan bagaimana asap dari pabrik pabrik
dan asap kendaraan yang mengandung gas CO2, NO2, SO2, menempel atau
6
menyatu di awan, lalu awan tertiup dan terbawa angin sampai ke tempat yang
jauh, kemudian ketika hujan, awan tersebut melarutkan partikel partikel polutan
(zat penyusun polusi) sehingga membentuk senyawan zat asam seperti H2SO4
dan HNO3.
H2SO4 adalah nama lain dari asam sulfat atau yang lebih dikenal dengan
air aki, dan HNO3 adalah lambang senyawa asam nitrat yang termasuk kategori
air keras, digunakan untuk campuran yang mampu melarutkan emas dan juga
sebagai bahan peledak. Jika sampai tanah terkena air hujan asam maka bisa
dipastikan tanah tersebut menjadi tidak subur, mikroorganisme tanah mati, dan
tumbuhan pun akan bernasib demikian, dan jika kadar zat asam dalam hujan asam
sangat tinggi, dapat membuat tembok ataupun genting bangunan menjadi rapuh.
2.4. Pencegahan Hujan Asam
Mengingat dampak hujan asam yang luas, maka perlu dilakukan upaya
pencegahan terbentuknya hujan asam. Upaya pencegahan terbentuknya hujan
asam antara lain :
a. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama di Indonesia.
Minyak bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi, untuk mengurangi emisi
zat pembentuk asam dapat digunakan gas alam sebagai sumber bahan bakar.
Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang seperti
methanol, etanol, dan hidrogen. Namun penggunaan bahan bakar non-belerang ini
juga perlu diperhatikan karena akan membawa dampak pula terhadap lingkungan.
b. Desulfurisasi adalah proses penghilangan unsur belerang. Desulfurisasi
dapat dilakukan pada waktu :
1.) Sebelum pembakaran
Kandungan belerang dapat dikurangi saat proses produksi bahan bakar.
Misalnya, batubara dapat dicuci untuk membersihkan batubara dari pasir, tanah,
7
dan kotoran lain serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit sampai 50-
90%.
2.) Selama pembakaran
Pengendalian pencemaran selama pembakaran dapat dilakukan
dengan Lime Injection in Multiple Burners (LIMB). Caranya dengan
menginjeksikan kapur Ca(OH)2 dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran
diturunkan dengan alat pembakaran khusus. Teknologi LIMB ini dapat
mengurangi emisi SO2 sampai 80% dan NOx 50%.
3.) Setelah pembakaran
Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing. Prinsip
teknologi ini adalah mengikat SO2dalam gas limbah di cerobong asap dengan
absorben. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat.
b. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
8
Gambar 17. Tindakan reduce, reuse dan recycle
Sumber : http://www.auick.org
1.) Reduce
Menerapkan prinsip Reduce dapat dilakukan dengan mengurangi
penggunaan sumber daya alam. Contohnya dengan mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil terutama batu bara dan minyak bumi. Telah kita ketahui bahwa
bahan bakar fosil ini paling banyak digunakan dalam kegiatan pabrik, transportasi
dan pembangkit listrik. Oleh karena itu cara paling mudah yang dapat kamu
lakukan adalah dengan menghemat listrik, menggunakan angkutan umum atau
bersepeda saat pergi ke sekolah, mengurangi penggunaan plastik.
2.) Reuse
Dengan memanfaatkan dan menggunakan kembali barang bekas kita
sudah dapat menerapkan prinsip reuse. Contohnya memakai kembali botol atau
kaleng bekas, menggunakan kotak makanan yang dapat dipakai kembali saat
kamu membeli makanan.
3.) Recycle
Jika kita tidak dapat mengurangi penggunaan suatu barang dan kita tidak
dapat menggunakan benda itu kembali maka langkah terbaik yang dapat kamu
lakukan adalah dengan melakukan daur ulang barang tersebut. Barang yang dapat
kamu daur ulang antara lain kaca, kertas, plastik dan logam.
3. Hujan di Daerah Kota Malang
Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk bergerak mengelilingi
Matahari ( revolusi ). Bumi, selain bergerak mengelilingi Matahari, juga bergerak
berputar terhadap sumbunya ( rotasi ). Tetapi sumbu rotasi Bumi ini tidak sejajar
terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat.
9
Akibat dari miringnya sumbu rotasi Bumi itu, Matahari tidak selalu terlihat di atas
khatulistiwa Bumi, Matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan
Bumi. Selama setengah tahun, Matahari lebih banyak menerangi Bumi bagian
utara, dan setengah tahun berikutnya Matahari lebih banyak menerangi Bumi
bagian selatan.
Fenomena ini akan berulang dalam satu kali revolusi Bumi yaitu selama 1 tahun.
Jika dilihat oleh manusia di Bumi, Matahari seolah bergerak dari utara ke selatan
dan sebaliknya. Hal inilah yang dimaksud dengan gerak semu tahunan Matahari.
Gerak semu ini adalah peredaran matahari jika dilihat dari bumi sepanjang tahun.
Pada tanggal 21 Juni, matahari akan terbit di koordinat 23,5 derajat, atau sejauh
23,5 derajat arah utara dari khatulistiwa. Sebaliknya di bulan Desember tanggal
22, matahari terbit di -23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah selatan
khatulistiwa.
Posisi kota malang dimana terletak di lintang 7,06° - 8,02° atau berada
sedikit ke selatan dari posisi garis khatulistiwa mengakibatkan kota malang
mendapatkan pengaruh yang signifikan terhadap posisi matahari selama matahari
berada di lintang selatan yaitu 22 Desember sampai 21 Maret matahari berada di
lintang selatan dimana puncaknya terjadi ketika tanggal 22 Desember. Ketika
matahari berada di lintang selatan atau di selatan negara indonesia secara umum
atau di selatan kota malang secara khususnya, maka matahari akan mengakibatkan
musim hujan di sekitar pulau jawa sebelah selatan. Hal ini terjadi disebabakan
ketika matahari berada di selatan Indonesia, maka matahari berada di atas
samudra hindia.
Ketika matahari berada di atas samudra hindia maka matahari akan
memanaskan air laut di samudra hindia. Panasnya air laut ini mengakibatkan 2
hal, yaitu yang pertama udara yang berada diatas air laut akan ikut panas dan
sebagian air laut menguap menjadi uap air dan menjadi mendung. Panasnya air
laut ini mengakibatkan tekanan udara menjadi ringan. Kemudian udara naik,
sehingga udara di lintang utara akan mengalir ke selatan melalui jalur bawah,
sehinggan pada tanggal-tanggal itu mengakibatkan kota-kota di jawa bagian
selatan berangin kencang dengan arah angin dari utara ke selatan. Udara di lintang
10
selatan yang naik tadi akan bergantian mengalir ke daerah lintang utara melalui
jalur atas. Udara dari bagian lintang selatan tadi mengalir ke utara ikut membawa
mendung yang disebabkan air laut ikut menguap tadi. Kemudian mendung ini
akan berubah menjadi hujan ketika bertemu dengan udara dari lintang selatan
yang bersuhu dingin dan bergerak kencang melalui jalur bawah tadi sehinggan
aakan turun hujan disertai dengan angin yang kencang. Posisi kota malang yang
berada di pulau jawa bagian selatan ini rawan dengan hujan yang disertai dengan
angin yang kencang.
Hujan yang terjadi di kota malang ini dapat menjadi hujan asam yang
disebabkan rekasi air hujan dengan SO2 dan NO2. Menurut Santosa (2005) proses
pemanasan meliputi loncatan listrik, pembakaran bahan bakar minyak dapat
menghasilkan gas pencemar SO2 dan NO2. Pemanasan berupa loncatan listrik
dengan suhu tinggi dapat menghasilkan gas NO2, sedangkan pembakaran bahan
bakar minyak (BBM) terutama menghasilkan gas SO2 dan hanya sedikit sebagai
SO3. Sulfur dioksida (SO2) yang berasal dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(batu bara dan minyak bumi) dan oksida nitrogen (NOx) hasil buangan kendaraan
bermotor dapat menimbulkan gangguan bau, gangguan dalam sistem pernafasan
manusia dan menghambat pertumbuhan tanaman. Pada keadaan kelembaban
tinggi SO2 dapat membentuk asam sulfat yang sifatnya sangat korosif pada
berbagai benda –benda logam. Gas-gas polutan ini dapat bereaksi dengan uap air
maupun air hujan dan menghasilkan asam sulfat dan asam nitrat (Sutamihardja,
1986).
11
Data tingkat keasaman (pH) curah hujan pada bulan juni 2013 di atas,
hujan di daerah malang telah masuk pada katagori hujan asam, karena pH nya
dibawah pH hujan normal (5.6). Peningkatan hujan asam di kota malang menjadi
semakin parah disebabkan aktivitas penduduk kota malang. Emisi pembakaran
BBM yang dapat mengakibatkan emisi SO2 diperparah dengan penambahan
jumlah kendaraan bermotor yang semakin besar. Hal ini semakin diperparah
dengan semakin kerapnya terjadi kemacetan di jalan raya yang dapat
menyebabkan emisi SO2 semkian tinggi.
4. Kesimpulan
Hujan asam merupakan salah satu fenomena alam yang sangat
berpengaruh terhadap kelestarian makhluk hidup dan lingkungan. Hujan asam
adalah hujan dengan pH air kurang dari 5,7. Hujan asam biasanya terjadi karena
adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat dalam polusi udara. Hal ini
biasanya terjadi karena peningkatan emisi sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen
oksida (NOx) di atmosfer.
12
Hujan asam dapat dapat terjadi karena faktor alam dan faktor manusia.
Dalam intensitas rendah hujan asam bermanfaat untuk menanggulangi pemanasan
global, namun karena aktifitas manusia khususnya dalam bidang industri dan
transportasi yang semakin lama semakin berkembang pesat menyebabkan hujan
asam intensitas tinggi yang berakibat pada kerusakan lingkungan, selain itu juga
dapat berakibat fatal pada kesehatan jika mengenai manusia. Oleh karenanya
diperlukan pencegahan untuk mengurangi fenomena hujan asam agar kelestarian
lingkungan dapat terjaga.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Hujan Asam; Penyebab dan Proses Pembentukannya. http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-penyebab-dan-proses-pembentukannya/ (diakses tanggal 17 November 2013)
Anonim. 2013. Bahaya Hujan Asam. http://note-why.blogspot.com/2013/01/bahaya-hujan-asam.html (diakses tanggal 17 November 2013)
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Informasi_Kimia_Air_Hujan.bmkg
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam
http://tipspedia.net/artikel-hujan-asam
Nadhifah, Farah. 2013. Pengertian dan Ciri-ciri Hujan Asam. http://green.kompasiana.com/polusi/2013/05/12/pengertian-dan-ciri-ciri-hujan-asam-559174.html (diakses 17 November 2013)
Sumahamijaya, Inra. 2009. Hujan Asam Menghancurkan Bumi. http://majarimagazine.com/2009/03/hujan-asam-mencegah-global-warming-menghancurkan-bumi/ (diakses tanggal 17 November 2013)
14