Fisika Dasar
-
Upload
ratih-noviyanti -
Category
Documents
-
view
233 -
download
1
Transcript of Fisika Dasar
Nama : Ratih Noviyanti
NIM / Kelas : 1113031028 / C
Tugas : Pengukuran dan Santuan
Peranan pengukuran sangatlah penting bahkan sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Pengukuran setiap besaran fisik mencakup perbandingan
besaran tersebut dengan beberapa nilai satuan besaran tersebut. Dengan demikian,
hasil pengukuran mengandung dua hal yaitu nilai dan satuan. Sesuatu yang dapat
diukur (dinyatakan dengan angka) dan memiliki satuan disebut besaran. Terdapat
beberapa alat ukur yang tergolong pengukuran besaran panjang yaitu pengukuran
besar dengan mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Untuk pengukuran
besaran massa berupa timbangan atau neraca digital dan neraca o’hauss sedangkan
untuk pengukuran besaran waktu adalah am analog, jam digital, jam dinding, jam
matahari, dan stopwatch. Pengukuran adalah suatu perbandingan nilai besaran yang
diukur dengan suatu ukuran dari besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Satuan
merupakan sesuatu hal yang digunakan untuk menjadi pembanding dalam suatu
pengukuran. Satuan Internasiona (International System Units) yang berlaku secara
mendunia. SI diambil dari system metric yang talah digunakan di Prancis setelah
revolusi 1789. Dalam satuan SI ada 2 sistem metrik yaitu MKS (meter-kilogram-
sekon) dan system CGS (centimeter-gram-sekon) sebagai satuan standar panjang,
massa, dan waktu. Kita mengenal 7 satuan pokok SI yaitu meter (m), kilogram (kg),
sekon (s), ampere (A), Kelvin (K), candela (cd), dan mol (mol). Hal itu akan
diuraikan mejadi standar yang digunakan dalam menetapkan satuan bearan pokok.
Besaran pokok adalah besaran yang harganya ditentukan. Sebagai contoh, besaran
pokok – panjang, satuan standar untuk panjang dalam S.I. (Sistem Internasional)
yaitu meter. Besaran pokok – massa, satuan standar untuk massa dalam S.I. (Sistem
Internasional) yaitu kilogram. Besaran pokok – waktu, satuan standar untuk waktu
dalam S.I. (Sistem Internasional) yaitu sekon. Jadi, besaran pokok adalah besaran
yang satuannya telah ditetapkan dengan baku. Terdapat 7 (tujuh) besaran pokok, yaitu
panjang, massa, waktu, temperatur, arus listrik, intensitas cahaya, dan jumlah zat.
Besaran turunan adalah besaran yang tersusun lebih dari satu besaran pokok. Besaran
turunan itu diturunkan dari besaran-besaran pokok, misalnya kecepatan, percepatan,
kakas (gaya), tekanan, energi, dan banyak lagi besaran-besaran lainnya.
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran,
terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir . Hasil
pengukuran dalam fisika tidak pernah eksak, selalu terjadi kesalahan pada waktu
mengukurnya. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting, semua angka nol
yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting, semua angka nol
yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan
tanda desimal adalah angka penting, angka nol yang terletak di belakang angka bukan
nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting, angka nol
yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda
desimal adalah angka tidak penting, angka nol yang terletak di depan angka bukan
nol yang pertama adalah angka tidak penting. Aturan parkalian dan pembagian dalam
angka penting haruslah hasil akhir dari perkalian atau pembagian harus memiliki
jumlah angka penting paling sedikit yang digunakan dalam perkalian atau pembagian
tersebut. Sedangkan Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya tidak boleh
lebih akurat dari angka yang paling tidak akurat/teliti. Banyak atau sedikitnya angka
penting dalam hasil penjumlahan atau pengurangan tidak berpengaruh. Dan pada
pengakaran banyaknya angka penting hasil operasi sama dengan banyaknya angka
penting dalam blangan yang diakarkan atau dipangkatkan.
Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai berikut :x= xo ± Δx.
Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar xo dan Δx adalah
ketidakpastiannya. Salah mutlak (SM) adalah kesalahan maksimum yang mungkin
terjadi. Kesalahan yang sebenarnya mungkin saja terjadi lebih besar daripada salah
mulak, dengan rumus : SM = 1/2 x satuan terkecil .Sedangkan salah relative (SR)
kesalahan pengukuran dibandingkan dengan hasil pengukuran atau SR = SM/Hasil
Pengukuran.
Nama : Ratih Noviyanti
NIM / Kelas : 1113031028 / C
Tugas 2 Memahami Vektor dan Skalar Dalam Menjelaskan Sifat Fisik
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai saja, tetapi tidak
mempunyai arah. Besaran skalar selalu bernilai positif. Contohnya adalah panjang
meja sekolah kita adalah 1 meter. Tidak mungkin panjang meja -1 meter. Contoh lain
adalah luas. Pak Hary mempunyai tanah seluas 4 hektar. Tidak mungkin akan
dikatakan Pak Hary mempunyai tanah seluas -4 hektar. Contoh besaran skalar yang
lain selain panjang dan luas adalah kelajuan, jarak, volume, massa, suhu, waktu,
jumlah zat. Sedangkan besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan
arah. Besaran vektor bisa bernilai negatif. Tanda negatif biasanya digunakan untuk
menunjukkan arah. Contohnya adalah gaya. Sebagai contoh, Andi mendorong mobil
dengan gaya 100 newton ke arah utara. Berarti jika Andi mendorong mobil ke arah
selatan dengan gaya 100 newton, maka dikatakan Andi mendorong mobilnya dengan
gaya -100 Newton. Contoh besaran vektor yang lain adalah Usaha, percepatan,
perpindahan, kecepatan.
Pada bidang datar, vektor mempunyai dua komponen
yaitu pada sumbu x dan sumbu y, tampak seperti pada Gambar
1.18. Sebuah vektor dapat saja mempunyai satu komponen bila
vektor tersebut berada pada salah satu sumbu x atau y.
Komponen vektor adalah vektor-vektor yang bekerja pada saat
yang bersamaan sehingga menghasilkan satu vektor dengan
arah tertentu (resultan). Oleh karena vektor tergantung pada
besar dan arah, maka vektor tersebut dapat dipindahkan titik
tangkapnya asal besar dan arahnya tetap.
Dengan menggunakan metode segitiga dan poligon, kita dapat melukis vektor
resultan dari dua buah vektor atau lebih. Dari gambar vektor resultan tersebut, kita
dapat menentukan besar dan arah vektor resultan dengan melakukan pengukuran
(bukan menghitung). Cara menentukan vektor resultan seperti ini disebut metode
grafis. Langkah-langkah menentukan besar dan arah vektor resultan dengan metode
grafis, adalah sebagai berikut :
1. tetapkan sumbu X positif sebagai acuan menentukan arah. Ingat, sudut positif
diukur dengan arah berlawanan arah jarum jam, sedangkan sudut negatif
diukur dengan arah searah jarum jam.
2. gambar setiap vektor yang akan dijumlahkan (lihat kembali menggambar
penjumlahan vektor menggunakan jajaran genjang)
a. Arah vektor digambar terhadap sumbu x positif dengan menggunakan
busur derajat
3. gambar vektor Resultan dengan metode segitiga (untuk 2 vektor) dan metode
poligon (lebih dari 2 vektor)
4. ukur panjang vektor Resultan dengan mistar, sedangkan arah vektor Resultan
diukur terhadap sumbu x positif dengan busur derajat
5. Tentukan besar dan arah vektor Resultan :
a. Besar vektor Resultan sama dengan hasil kali panjang vektor resultan (langkah 4) dengan skala panjang (langkah 2b)
b. Arah vektor resultan sama dengan sudut yang dibentuk oleh vektor resultan terhadap sumbu x positif yang telah diukur dengan busur derajat
Hasil kali vector dua buah vector A dab B dinyatakan dalam AxB didefinisikan vector yang mempunyai besar yang dinyatakan sebagai C = A X B dan C = sin AB sin θ. θ adalah sudut terkecil yang dibentuk oleh vector A dan B. Arah
vector C tegak lurus pada bidang yang memuat dan B. Perkalian vector berlaku hukum antikumulatif yaitu A x B = -B x A. perklian vector berlaku hokum distributuf yaitu C x ( A + B ) = C x A + C x B.
Nama : Ratih Noviyanti
NIM / Kelas : 1113031028 / C
Gaya dan Gerak
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak.
Jadi bila kita menarik atau mendorong benda hingga benda itu bergerak maka kita
telah memberikan gaya terhadap benda tersebut. Pengertian lain dari gaya adalah
bahwa gaya merupakan penyebab timbulnya percepatan atau perlambatan. Besar
kecilnya gaya dapat diukur menggunakan alat yang bernama neraca pegas atau
dinamometer. Sedangkan satuan gaya dinyatakan dalam satuan Newton yang biasa
ditulis dengan huruf N. Gaya dapat dirumuskan sebagai berikut :
F = m . a , dimana F menyatakan gaya, m adalah massa, dan a adalah percepatan.
Gerak adalah perpindahan posisi benda dari tempat asalnya karena adanya
gaya. Terdapat berbagai macam gerak diantaranya
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Dalam GLB kelajuan dan kecepatan hampir sulit dibedakan karena lintasannya
yang lurus menyebabkan jarak dan perpindahan yang ditempuh besarnya sama.
Dapat dirumuskan untuk GLB, bahwa : v = dimana s adalah jarak dalam meter, t
adalah waktu dalam sekon, dan v adalah kecepatan dalam m/s.
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Benda yang mengalami gerak lurus berubah beraturan memiliki kecepatan
yang berubah seiring dengan perubahan waktu. Kecepatan akhir pada saat tertentu
berbeda dengan kecepatan awal pada saat t = 0 yaitu saat peninjauan gerak dilakukan.
Persamaan untuk menentukan kecepatan akhir , jarak yang ditempuh, dan hubungan
antara kecepatan akhir dengan jarak, serta grafik hubungan v – t dapat dinyatakan
sebagai berikut.
vt = vo + at
s = vo t + ½ at2
vt2 = vo
2 + 2as
s = . t
Massa dan Berat
Massa merupakan ukuran inersia/kelembaman suatu benda (kemampuan
mempertahankan keadaan suatu gerak). Makin besar massa suatu benda, makin sulit
mengubah keadaan gerak benda tersebut. Satuan Sistem Internasional untuk massa
adalah Kilogram (kg). Lambang massa adalah m
Berat adalah gaya, gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda. Untuk
melihat perbedaannya, misalnya kita membawa sebuah benda ke bulan.
Secara matematis, berat di tulis sebagai berikut :
w = m g
w adalah inisial dari weight (kata berat dalam bahasa Inggris). m adalah lambang
massa dan g adalah lambang gaya gravitasi. Satuan Berat adalah kg m/s2.
Hukum Newton
I. Suatu benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan selama tak ada
gaya yang bekerja padanya.
II. Gaya = Massa x Percepatan ( F= m.a )
III. Aksi = Reaksi
Nama : Ratih Noviyanti
NIM/Kelas : 1113031028/C
Jurusan : Pendidikan Kimia
HUKUM OHM
Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor
pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung
konduktor I = , V = I.R
HUKUM KIRCHOFF 1
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal
dengan Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi “ Jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”.
Yang kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I.
Secara matematis dinyatakan
Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai
berikut:
HUKUM KIRCHOFF 2
Hukum Kirchoff 2 berbunyi : " Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL
(E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol". Maksud dari jumlah
penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang
dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau
diserap.
Gambar:
Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan
beberapa aturan sebagai berikut :
Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.
Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen
dianggap positif.
Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama.
Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar,
bila negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.
HAMBATAN LISTRIK
Hambatan listrik yaitu hasil bagi potensial antara ujung-ujung penghantar dengan
kuat arus yang mengalir pada penghantar tersebut. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut : R = p ,diamana R = hambatan kawat pengantar (), p = panjang
kawat penghantar (m), l = luas penampang kawat penghantar (m2), a = hambatan jenis
kawat penghantar (m)
GAYA GERAK LISTRIK
Baterai adalah sumber energi listrik. Jika baterai tidak kehilangan energy dalam,maka
beda potensial di antara kedua ujung terminal-terminalnya disebut gaya gerak listrik
(GGL). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : Vab= -I.r ,dimana Vab=
tegangan di antara kutub baterai (V), =GGL baterai (V), I= arus yang mengalir (A),
r= hambatan dalam baterai().
HUKUM FARADAY
“ Massa sebagai zat yang dipisahkan oleh suatu arus listrik pada proses elektrolisa
berbanding lurus dengan tara kimia listrik masing-masing “ .
Misalkan zat A dan B bersama-sama dipisahkan oleh suatu arus listrik yang besarnya
sama dan dalam waktu yang sama pula, maka : mA : mB = zA ; zB
BA = berat atom ; v = valensi atom , BA/v = berat ekivalen , zA : zB =
Nama : Ratih Noviyanti
NIM / Kelas : 1113031028 / C
Jurusan : Pendidikan Kimia
EKIPARTISI ENERGI DAN ENERGI DALAM
A. EKIPARTISI ENERGI
Teori ekipartisi energy atau Teorema ekipartisi energi menyatakan bahwa
energi gas didistribusikan secara merata pada setiapderajat keebasan, di mana pada
setiap derajat kebebsan terdistribusikan energi sebesar ½ Kt
1 . Derajat kebebasan dari suatu benda adalah banyaknya bentuk energi yang
dimiliki oleh benda itu. Bentuk-bentuk energi ini harus saling tidak bergantngan.
Misalya sebuah atom dipaska untuk bergerak hanya pada arah sumbu X maka energi
atomini hanya mempunyai satu macam bentuk yaitu berupa energi kinetic yang
Vx
besarnya sama dengan m0V2x Jadi, kita katakana atom ini mempunyai satu derajat
kebebasan.
2. Gas Monoatomik
Jika atom diletakan dalam ruang hampa, atom mempunyai kemungkinanuntuk
bererak dalam tiga arah yaitu sumbu X, Y dan Z. dngan demikian,atom mempunyai
tiga bentuk energi kinetic translasi yaitu: m0V2x , : m0V2
y dan m0V2x yang saling
tidak bergantungan. Jadi, atom ini dikatakan mempunyai tiga derajat kebeasan.
Ek = m0V2x + m0V2
y + m0V2x
Ek =
Ek =
B. ENERGI INTERNAL
Energi internal atau energi dalam, U, merupakan jumlah energi kinetik translasi
dari semua atom. Jumlah ini sama dengan energi kinetik rata-rata per molekul
dikalikan jumlah total molekul, N maka U = f.( NkT ) dengan f = derajat kebebasan
, N = jumlah partikel gas , k = tetapan Boheman (1,38.10-23) J/K dan U = f.( Nrt )
dimana n = jumlah mil zat dan R = konstanta gas (8,314 J/ mol K)
Dengan f adalah derajat kebebasan molekul gas. Energi dalam akan lebih besar
pada suatu temperatur tertentu daripada untuk gas monoatomik, tetapi tetap hanya
merupakan fungsi dari temperatur untuk gas ideal.
Berdasarkan persamaan diatas, dapat ditulis rumus energi dalam gas berdasarkan
derajat kebebasannya, sebagai berikut :
1) Gas monoatomik (f = 3), contohnya: He, Ne, Ar
2) Gas diatomik seperti H2, N2, dan O2
a. Pada suhu rendah (±250K) : f = 3
b. Pada suhu sedang (±500K) : f = 5
c. Pada suhu (±1000K) : f = 7
Nama : Ratih Noviyanti
NIM / Kelas : 1113031028 / C
Jurusan : Pendidikan Kimia
GELOMBANG
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium.
Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium
perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi
getaran). Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara
lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan
dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah
jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik. Gelombang transversal
arah rambatannya tegak lurus dengan arah rambatannya. Gelombang logitudinal arah
rambatannya searah dengan arah rambatannya.
Gelombang memiliki karakteristik (ciri-ciri) secara umum :
1. Dapat dipantulkan atau dicerminkan (refleksi).
2. Dapat dibiaskan (refraksi)
Pembiasan dapat terjadi ketika gelombang melewati dua medium yang berbeda.
3. Dapat dilenturkan (difraksi)
Difraksi (lenturan) terjadi ketika gelombang melewati sebuah celah sempit.
4. Dapat digabungkan atau dipadukan (interferensi)
Interferensi gelombang terjadi ketika ada dua buah gelombang yang bersatu
(berpadu) sehingga menghasilkan pola interferensi maksimum dan minimum.
5. Dapat dikutubkan (polarisasi)
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian atau seluruh arah getar
gelombang.
6. Dapat diuraikan (dispersi)
Intensitas Gelombang didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap
satuan luas tiap satuan waktu. Karena energi tiap satuan waktu kita ketahui sebagai
pengertian daya, maka intensitas bisa dikatakan juga daya tiap satuan luas. Secara
matematis : , dimana :
I : Intensitas bunyi (W/m2)
P : Energi tiap waktu atau daya (W)
A : Luas (m2)
Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang dimaksud
sama dengan luas permukaan bola, yaitu :
Sehingga :
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa intensitas bunyi yang didengar di suatu titik
(tempat) berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.Intensitas bunyi terendah yang
umumnya didengar manusia memiliki nilai 10-12 W/m2. Biasanya disebut sebagai
intensitas ambang (I0). Jangkauan intensitas bunyi ini sangat lebar berkaitan dengan
kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi sebanding dengan
intensitasnya.
Resonansi merupakan proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda
lain yang bergetar, hal ini terjadi dikarenakan suatu benda bergetar pada frekwensi
yang sama dengan frekwensi benda yang terpengaruhi.
l = panjang kolom udara di atas permukaan air dalam tabung (m)
n = resonansi ke-n (n = 1, 2, 3, …)
λ = panjang gelombang (m) ; λ = V (cepat rambat suara di udara) x F(frekwensi)
Nama : Ratih Noviyanti
NIM / Kelas :1113031028 / C
Jurusan : Pendidikan Kimia
RESONANSI
Resonansi merupakan proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda
lain yang bergetar, hal ini terjadi dikarenakan suatu benda bergetar pada frekwensi
yang sama dengan frekwensi benda yang terpengaruhi.
Rumus resonansi yaitu : , dengan
l = panjang kolom udara di atas permukaan air dalam tabung (m)
n = resonansi ke-n (n = 1, 2, 3, …)
λ = panjang gelombang (m) ; λ = V (cepat rambat suara di udara) x F(frekwensi)
GELOMBANG TEGAK
Gelombang stasioner disebut juga gelombang berdiri atau gelombang tegak,
merupakan jenis gelombang yang bentuk gelombangnya tidak bergerak melalui
medium, namun tetap diam. Persamaan gelombang tegak (standing wave) adalah y =
2A sin kx cosωt. Ciri sebuah gelombang tegak adalah kenyataan bahwa amplitudo
tidaklah sama untuk partikelpartikel yang berbeda-beda tetapi berubah dengan
kedudukan x dari partikel tersebut.
GELOMBANG TRANSVERSAL
Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak
lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada
tali. Arah getar gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal
sehingga arah getar dan arah rambatnva satins.
Gambar Gelombang Transversal
GELOMBANG LONGITUDINAL
Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar
dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan
maju mundur. Ketika slinki digerakkan maju¬mundu- maka pada slinki akan
terbentuk rapatan dan renggangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Satu
panjang gelombang pada gelombang longitudinal didefinisikan sebagai jarak antara
dua pusat rapatan yang berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan yang
berdekatan.
Rumus dari kedua gelombang tersebut diantaranya adalah:
V= λ f V= λ/T
Keterangan:
T = periode gelombang
V = cepat rambat gelombang (m/s)
λ= panjang gelombang (m)
f = frekuensi gelombang (Hz)
Gambar Gelombang Longitudinal
Nama : Ratih Noviyanti
NIM / Kelas : 113031028 /C
Jurusan : Pendidikan Kimia
CAHAYA
Cahaya merupakan rambatan gelombang yang dihasilkan oleh kombinasi medan listrik dan medan magnetik yang dapat kita lihat dan kita rasakan pengaruhnya. Cahaya memiliki sifat-sifar sebagai berikut :
1. Dapat dilihat oleh mata2. Memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar (transversal)
3. Merambat menurut garis lurus
4. Memiliki energi
5. Dipancarkan dalam bentuk radiasi
6. Dapat mengalami pemantulan, pembiasan interferensi, difraksi (lenturan), dan polarisasi (terserap sebagian arah getarnya)
PEMANTULAN CAHAYA
1. Hukum Pemantulan Cahaya oleh Snellius
a) Sinar dating, garis normal, dan garis pantul terletak pada satu bidang dan berpotongan pada titik bidang itu
b) Sudut antara sinar pantul ( r ) dan garis normal sama dengan sudut antara sinar datang( I ) dan garis normal ( i = r ). Garis normal adalah garis yang tegak lurus bidang datar
2. Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baura) Pemantulan Teratur- Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan
sejajar juga- Banyak sinar pantul yang mengenai
mata pengamat sehingga benda tampak bersinar terang
- Terjadi pada benda yang permukaannya rata
gambar pemantulan teratur dan baurb) Pemantulan Teratur
- Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan ke segala arah- sedikit sinar pantul yang mengenai mata pengamat sehingga benda
tampak suram dan terjadi pada benda yang permukaannya kasar (tidak rata)
PEMBIASANHukum Snellius Pada Pembiasan
Cahaya merambat dari medium 1 dengan kecepatan v1 dan sudut datang i menuju ke medium 2. Saat di medium 2 kecepatan cahaya berubah menjadi v2 dan cahaya dibiaskan dengan sudut bias r seperti diperlihatkan pada gambar disamping
Pada gambar di samping terlihat sinar datang (i) > sinar bias (r) atau dengan kata lain sinar bias mendekati garis nornal....terjadi ketika sinar menembus batas
bidang dari medium yang renggang ke medium yang lebih rapat. bila sinar berasal dari sebaliknya yakni dari medium rapat ke medium yang lebih rengang maka sinar menjauhi garis normal (i < r)
DIFRAKSIDifraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan a)
gelombang pada saat gelombang tersebut melintas melalui bukan atau mengelilingi ujung penghalang. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan panjang gelombang. Makin kecilpanghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu, b)makin besar pembelokannya. Berikut adalag gambar difraksi padacelah lebar (a) dan celah sempit (b).
INTERFERENSIInteraksi antara dua gerakan gelombang atau lebih yang memengaruhi suatu
bagian medium yang sama sehingga gangguan sesaat pada gelombang paduan merupakan jumlah vector gangguan-gangguan sesaat pada masing-masing gelombang merupakan penjelasan fenomena interferensi. Interferensi terjadi pada dua gelombang koheren, yaitu gelombang yang memiliki frekuensi dan beda fase sama. Berikut
ganbar interferensi pada tali.
Nama : Ratih Noviyanti
NIM / Kelas : 113031028 / C
Jurusan : Pendidikan Kimia
RADIASI BENDA HITAM
Benda hitam adalah benda dimana radiasi yang jatuh akan diserap
seluruhnya,pengertian benda hitam sempurna dapat dianalogikan dengan suatu lubang
kecila pada sebuah dinding berongga :
Seberkas sinar masuk pada lubang sebuah dinding
berongga sinar ini.
Dipantulkan berkali-kali oleh dinding rongga dan setiap
kali dipantulkan
intensitasnya berkurang karena sebagian sinar diserap oleh dinding sampai suatu saat
energinya menjadi kecil hampir mendekati nol.
Jadi dapat dikatakan sinar yang mengenai lubang tidak keluar lagi itulah
sebabnya lubang itu dinamakan benda hitam . Sebaliknya pada waktu benda
berongga tersebut dipanaskan misalnya pada suhu T maka melalui lubang akan
dipancarkan radiasi dan dinamakan radiasi benda hitam.
EFEK FOTO LISTRIK
Efek foto listrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu
zat (logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki
energi lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam. Efek fotolistrik ini
ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa cahaya (foton) yang
mengenai logam bersifat sebagai partikel.
Energi kinetik foto elektron yang terlepas:
Ek = h f - h fo
Ek maks = e Vo , dimana
h f = energi foton yang menyinari logam
h fo = Fo frekuensi ambang = fungsi kerja
= energi minimum untuk melepas elektron
e = muatan elektron = 1.6 x 10-19C
Vo = potensial penghenti
Proses kebalikan foto listrik adalah proses pembentukan sinar X yaitu proses
perubahan energi kinetik elektron yang bergerak menjadi gelombang elektromagnetik
(disebut juga proses Bremmsstrahlung).
Kesimpulan:
1. Agar elektron dapat lepas dari permukaan logam maka f > fo atau l < lo
2. Ek maksimum elektron yang terlepas tidak tergantung pada intensitas cahaya
yang digunakan, hanya tergantung pada energi atau frekuensi cahaya. Tetapi
intensitas cahaya yang datang sebanding dengan jumlah elektron yang terlepas
dari logam.