fisika dasar
-
Upload
haris-yusuf-nya-waly -
Category
Documents
-
view
31 -
download
10
description
Transcript of fisika dasar
Ringkasan fisika
RINGKASAN MATERI FISIKA
OLEH:NAMA:ABRAR
NIM:PO 7131212001
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
BAB 1
BESARAN DAN SATUAN
A. BESARAN
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka
dan mempunyai satuan.
Berdasarkan cara memperolehnya besaran di bagi 2 yaitu :
Besaran Fisika yaitu besaran yang di peroleh dari pengukuran.
Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan
Berdasarkan dari arah dan nilainya besaran di kelompokkan menjadi 2,yaitu :
Besaran skalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah. Contoh:
massa, panjang, waktu, energi, usaha, suhu, kelajuan dan jarak.
Besaran vector yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh: gaya, berat, kuat
arus, kecepatan, percepatan dan perpindahan.
Berdasarkan jenis satuannya besaran di kelompokkan menjadi 2,yaitu :
Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dan tidak
tersusun atas besaran lain.
Tabel Besaran Pokok dan Satuannya
Besaran pokok Satuan Internasional
Massa Kilogram (Kg)
Panjang Meter (m)
Waktu Sekon (s)
Kuat arus Ampere (A)
Suhu Kelvin (K)
Intensitas cahaya Kandela (Kd)
Jumlah zat Mole (mol)
Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang di turunkan dari besaran turunan.
Jenis-jenis besaran turunan:
Dimensi besaran
• DIMENSI adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol
(lambang) besaran pokok.
• Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa
(mass), panjang (length) dan waktu (time).
Pembagian dimensi:
• Dimensi Primer meliputi M (untuk satuan massa), L (untuk satuan panjang) dan T
(untuk satuan waktu).
• Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua Besaran Turunan yang dinyatakan
dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L T-2 atau dimensi Percepatan : L
T-2.
Tabel yang menunjukkan dimensi
No Besaran pokok Satuan Lambang satuan Dimensi
1 Panjang Meter M [L]
2 Massa Kilogram Kg [M]
3 Waktu Sekon S [T]
4 Kuat arus Ampere A [E]
5 Intensitas cahaya Kandela Cd [J]
6 Suhu Kelvin K [θ ¿
7 Jumlah zat Mole mol [N]
Konstanta dalam fisika
kecepatan cahaya hampa udara (c) 2,99792458 x 108 ms−1
permeabilitas ruang hampa (μo) 4π x 10−7=12,566370614…x 10−7Hm−1
permitivitas ruang hampa (εo) 1/(μoc2) = 8,854187817…x 10−12 Fm−1
konstanta gravitasi (G) 6,67259 x 10−11 m3 kg−1 s−2
konstanta Planck (h) 6,6260755 x 10−34 Js
konstanta Avogadro (NA) 6,0221367 x 1023 mol−1
konstanta Boltzmann (k) 1,380658 x 10−23 JK−1
konstanta Stefan−Boltzmann (σ) 5,67051 x 10−8 Wm−2 K−4
analisa vektor
Pengertian Vektor dan Notasi Vektor
• Besaran yang mempunyai besar dan arah disebut dengan vektor (vector).
• besaran yang hanya mempunyai besar (magnitude) saja seperti massa, waktu maupun
temperatur disebut denganskalar (scalar).
• Notasi vektor dan teknik-teknik dengan menggunakan analisis vektor sangat berguna
untuk menjelaskan hukum-hukum fisika .
Vektor terbagi 3:
1. Vektor Bebas (free vector) : vektor yang boleh digeser sejajar dirinya dengan
panjang dan arah tetap.
2. Vektor meluncur (sliding vector) : vektor yang boleh digeser sepanjang garis
kerjanya, misalnya gaya yang bekerja sepanjang garis lurus.
3. . Vektor terikat (binding vector) : vektor yang terikat pada sistem koordinat yang
menunjukkan posisi tertentu. Kecuali bila digunakan untuk menyatakan letak atau
posisi, pada umumnya orang bekerja dengan vektor bebas .
Penjumblahan vektor
1. Metode segitiga
langkah-langkahnya:
Lukis vektor pertama sesuai dengan nilai dan arahnya,
Lukis vektor kedua sesuai nilai dan arahnya dengan titik tangkapnya (titik
pangkal) berimpit pada ujung vektor pertama,
Hubungkan titik tangkap vektor pertama dengan ujung vektor kedua.
2. Metode jajargenjang
langkah-langkahnya:
Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal berimpit,
Lukis sebuah jajargenjang dengan kedua vektor tersebut sebagai sisinya,
Resultan kedua vektor adalah diagonal jajargenjang yang titik pangkalnya
sama dengan titik pangkal kedua vektor.
3. Metode poligon
langkah-langkahnya:
Lukis vektor pertama,
Lukis vektor kedua, dengan pangkalnya berimpit di ujung vektor pertama,
Lukis vektor ketiga, dengan pangkalnya berimpit di ujung vektor kedua dan
seterusnya,
Hubungkan pangkal vektor pertama dengan ujung dari vektor yang terakhir
dilukis.
4. Metode analisis
Menentukan resultan vektor menggunakan rumus kosinus
Menentukan arah resultan vektor menggunakan rumus sinus
Manfaat vektor:
Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran sama atau tidak. Dua besaran sama
jika keduanya memiliki dimensi yang sama atau keduanya termasuk besaran vektor
atau skalar.
dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar.
dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan
besaran fisis tersebut dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
B. Satuan
Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu
besaran.
Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan.
Sehingga para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan
satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional serta
memiliki standar yang sudah baku.
Rsin α
=F1
sin (α−β)+
F2
sin β
R=√F12+F2
2+2 F1 ∙ F2∙ cosα
Jenis-jenis satuan
Satuan baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional atau disebut dengan satuan internasional (SI). Contoh: meter,
kilogram,dll.
Satuan tidak baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya
digunakan pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.
Sistem satuan
Sistem satuan internasional terbagi 2 yaitu:
• Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
• Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
Tabel satuan baku
Besaran pokok Satuan MKS Satuan CGS
Massa Kilogram(Kg) Gram (g)
Panjang Meter(m) Centimeter (cm)
Waktu Sekon(S) Sekon(S)
Kuat arus Ampere(A) Statampere (statA)
Suhu kelvin(K) Kelvin(K)
Intensitas cahaya Cendela(Kd) Cendela(Kd)
Jumlah zat Kilomol Mol
Awalan-awalan satuan yang dipakai, ditetapkan oleh Komite Internasional pada tahun
1960 - 1975, yaitu :
faktor awalan Simbol
1018 eksa- E
1015 Pete- P
1012 Tera- T
109 Giga- G
106 Mega- M
103 Kilo- K
102 Hekto- H
101 Deka- Da
10-1 Desi- D
10-2 Senti- C
10-3 Mili- M
10-6 Mikro- μ
10-9 Nano- N
10-12 Piko- P
10-15 Femto- F
10-18 Atto- A
BAB 2
USAHA DAN ENERGI
A. USAHA
Usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut
mengalami perpindahan.Dalam fisika, usaha berkaitan dengan suatu perubahan. Seperti kita
ketahui, gaya dapat menghasilkan perubahan. Apabila gaya bekerja pada benda yang diam ,
benda tersebut bisa berubah posisinya. Sedangkan bila gaya bekerja pada benda yang
bergerak, benda tersebut bisa berubah kecepatannya.
Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya adalah hasil kali antara komponen gaya yang
segaris dengan perpindahan dengan besarnya perpindahan. Usaha juga bisa didefinisikan
sebagai suatu besaran scalar yang di akibatkan oleh gaya yang bekerja sepanjang lintasan.
Persamaan usaha:
keterangan:W=Usaha(J)
F=Gaya yang bekerja(N)
S=perpindahan(m)
B. ENERGI
Energi (disebut juga tenaga) adalah kemampuan untuk melakukan usaha.
Bentuk-Bentuk Energi
Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk
bergerak. Benda yang bergerak atau memiliki kemampuan untuk bergerak, memiliki
energi mekanik. Air terjun yang berada di puncak tebing memiliki energi mekanik yang
cukup besar, demikian juga dengan angin.
W =Fs
Hukum kekekalan energi mekanik ‘
Hukum kekekalan energi mengatakan bahwa’’Energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain”.
Berdasarkan hukum tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada peristiwa jatuhnya buah
kelapa, energi berubah bentuk dari energi potensial menjadi energi kinetik.
Energi potensial tidak hilang begitu saja. Namun, berubah sedikit demi sedkit
sampai akhirnya menjadi energi kinetik semua. Pada perubahan tersebut, jumlah energi
potensial dan kinetik pada kelapa akan sama setiap saat. Dengan kata lain, energi mekanik
pada batu akan selalu tetap. Inilah yang disebut dengan hukum kekekalan energi mekanik.
Persamaan:
Keterangan:
E=energi mekanik(J),Ep=energi potensial(J),Ek=energi kinetik.
Ada dua macam energi mekanik yaitu ; energi kinetik dan energi potensial.
a) Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau kelajuannya.
Energi kinetik dirumuskan :
Keterangan:
Ek = energi kinetik (joule atau J), m = massa (kg), v = kelajuan
b) Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya. Energi
potensial dapat dirumuskan:
Ek=12
m v2
E=Ep+Ek
Keterangan:
Ep = energi potensial gravitasi (joule atau J), m = massa (kg), g = percepatan gravitasi
(m/s2), h = ketinggian benda dari acuan (m).
Energi Bunyi
Energi bunyi adalah energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-partikel udara
disekitar sebuah sumber bunyi. Contoh : Ketika radio atau televisi beroperasi, pengeras
suara secara nyata menggerakkan udara didepannya. Caranya dengan menyebabkan
partikel-partikel udara itu bergetar. Energi dari getaran partikel-partikel udara ini sampai
ditelinga, sehingga kamu dapat mendengar.
Energi kalor
Energi kalor adalah energi yang dihasilkan oleh gerak internal partikel-partikel
dalam suatu zat. Contoh : apabila kedua tanganmu digosok-gosokkan selam beberapa
detik maka tanganmu akan terasa panas. Umumnya energi kalor dihasilkan dari gesekan.
Energi kalor menyebabkan perubahan suhu dan perubahan wujud.
Energi Cahaya
Energi Cahaya adalah energi yang dihasilkan oleh radiasi gelombang
elektromagnetik
Energi Listrik
Energi Listrik adalah energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang bergerak
melalui kabel.
Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan oleh reaksi inti dari bahan radioaktif.
Ada dua jenis energi nuklir yaitu energi nuklir fisi dan fusi. Energi nuklir fisi terjadi pada
Ep=mgh
reaktor atom PLTN. Ketika suatu inti berat (misal uranium) membelah (fisi), energi nuklir
cukup besar dibebaskan dalam bentuk energi kalor dan energi cahaya. Energi nuklir juga
dibebaskan ketika inti-inti ringan (misalnya hidrogen) bertumbukan pada kelajuan tinggi
dan bergabung (fusi). Energi matahari dihasilkan dari suatu reaksi niklir fusi dimana inti-
inti hidrogen bergabung membentuk inti helium.
Konsep Energi dan Perubahannya dalam keseharian
1. Konversi energi
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk lainnya.
Contoh
2. Konverter energi
Konverter energi adalah alat atau benda yang melakukan konversi energi. Beberapa
konverter energi yaitu:
Setrika listrik mengubah energi listrik menjadi kalor
Ayunan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial energi potensial
menjadi energi kinetik
Rem mobil mengubah energi kinetik menjadi energi kalor.
C. Daya
Daya rata-rata (sering disebut sebagai "daya" saja bila konteksnya jelas) adalah kerja
rata-rata atau energi yang dihantarkan per satuan waktu. Daya sesaat adalah limit daya rata-
rata ketika selang waktu Δt mendekati nol.Daya didefinisikan sebagai besar usaha persatuan
waktu. Jika usaha diberi notasi W. waktu t dan daya P, maka secara matematis dapat ditulis:
P=Wt
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur
tertentu dalam kehidupan.Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik
(intangible).Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun
hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap).Selain itu, dikenal pula istilah
sumber daya yang dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak
terbarukan (non-renewable resources).Ke dalam sumber daya dapat pulih termasuk tanaman
dan hewan (sumber daya hayati).
BAB 3
MOMENTUM
A. Momentum
Momentum merupakan hasil kali antara massa dengan kecepatan benda
Keterangan: P¿Momentum(Kg m/s)
m¿massa benda (kg)
v¿kecepatan benda (m/s)
B. Implus
Impuls benda didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan selang waktu gaya
itu bekerja pada benda.
Keterangan: I¿besar impuls(Ns)
F¿gaya yang bekerja pada benda(N)
∆ t=¿selang waktu(s)
Hubungan momentum dengan impuls
Hukum newton II menyatakan bahwa Jika suatu benda yang bergerak dikenai gaya
maka benda itu akan mengalami percepatan F = m a.
P=m×V
I=F .∆ t
Bila F tersebut disubtitusikan ke persamaan impuls, maka :
• I = F ∆t
• I = m.a. ∆t
• I = m. ∆v
• I = ∆P
Keterangan:setiap benda yang diberikan impuls pasti akan berubah momentumnya.
Hukum kekebalan momentum
GLB adalah gerak yang percepatannya 0 dan kecepatannya tetap. Percepatan sebuah
benda nol jika benda tidak dipengaruhi gaya. Keadaan ini akan sesuai dengan benda
yang tidak di pengaruhi oleh impuls. Impuls akan merubah momentum benda. Berarti
jika tidak dipengaruhi impuls maka momentumnya kekal (kecepatan tetap).
Kesimpulannya : jika I = 0 maka
Pawal = Pakhir
D. Tumbukan
Tumbukan merupakan peristiwa suatu benda yang bergerak mengenai benda lain yang
sedang bergerak atau diam.
Setiap dua benda yang bertumbukan akan memiliki tingkat kelentingan atau
elastisitas. Tingkat elastisitas ini dinyatakan dengan koefisien restitusi (e). Koefisien
restitusi didefinisikan sebagai nilai negatif dari perbandingan kecepatan relatif
sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif sebelumnya.
e=−Δ vΔ v
Atau :
Berdasarkan nilai koefisien restitusi inilah , tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
Tumbukan lenting sempurna
Tumbukan elastis sempurna atau lenting sempurna adalah tumbukan dua benda atau
lebih yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi
kinetik. Pada tumbukan ini memiliki koefisien restitusi satu, e = 1.
dan
Tumbukan lenting sebagian
tumbukan lenting sebagian berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapi tidak
berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Tumbukan ini memiliki nilai koefisien
restitusi kurang dari satu, 0<e<1.
dan
Tumbukan tidak lenting sama sekali
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda bersatu,
sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama yaitu v1' = v2' =
v'.
e=−vA−vB
v A−vB
m1 v1+m2 v2=m1 v1' +m2 v2
'
1¿−v1
' −v2'
v1−v2
m1 v1+m2 v2=m1 v1' +m2 v2
'
e¿−v1
' −v2'
v1−v2
pada tumbukan tidak lenting sama sekali besarnya koefisien restitusi adalah nol (e
=0).
mA v A+mB vB=(mA +mB)v '
BAB 4
ZAT DAN KALOR
A. Zat
Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Setiap zat / materi terdiri dari partikel-partikel / molekul-molekul yang menyusun zat
tersebut.
Wujud zat:
Zat cair
Zat padat
Zat gas
Perubaha wujud zat
Membeku
Mencair
Menguap
Mengembun
Menyublim
Massa jenis
keterangan: ρ=Massa jenis(Kg/m3)
m¿ Massa zat ( Kg )
V¿Volume (m3 )
B. Kalor
kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu
ρ=mV
benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat diterima / dilepaskan oleh suatu
benda.Serta suatu bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan suhu dari yang bersuhu
tinggi sampai yang bersuhu rendah.
Rumus kalor:
Kalor jenis
Perbandingan antara kapasitas panas dengan massa benda.
rumus kalor jenis:
Kapasitas kalor
Perbandingan antara jumlah kalor yang diterima benda dengan kenaikan suhunya.
rumus kapasitas kalor:
Perpindahan kalor
• Secara Konduksi (Hantaran)
• Secara Konveksi (Aliran)
• Secara Radiasi (Pancaran)
Q=m× c× ∆ t
c= Qm ×∆ t
H=m× c
Keterangan:
- Bahan yang baik dalam menghantarkan kalor disebut konduktor.
- Bahan yang tidak baik dalam menghantarkan kalor disebut isolator.
C. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Kohesi merupakan gaya tarik antar molekul sejenis,Adhesi merupakan gaya tarik
antar molekul tidak sejenis.
Contohnya:
Nyamuk dapat hinggap di atas permukaan air.
Pisau silet dapat mengapung di air walaupun massa jenisnya lebih
besar dari massa jenis air.
Tetes air hujan yang jatuh pada permukaan berbentuk bulatan.
Sudut kontak
Sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding.
Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya
kohesi) dan gaya tarik-menarik antara zat yang berbeda (adhesi).
Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair pada pipa
kapiler.
Tekanan
Gaya yang bekerja pada suatu luasan tertentu menghasilkan tekanan. Besarnya
tekanan berbanding lurus dengan gaya yang bekerja.
Rumus:
Keterangan:P=tekanan(N/m2)
F=gaya(N)
A=luas(m2)
Tekanan hidrostatis
Tekanan fluida disebabkan oleh partikel-partikel yang memiliki massa dan selalu
bergerak. Seluruh fluida memberikan tekanan sama besar ke segala arah walaupun
dalam keadaan diam di suatu tempat.
Rumus:
Hukum archimedes
“Jika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida maka benda tersebut akan
mengalami gaya tekan ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang
dipindahkan“.
Rumus:
keterangan:FA = gaya angkat ke atas pada benda (N)
ρ a = massa jenis zat cair (kg/m3)
Va = volume zat cair yang terdesak (m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Prinsip pascal
P= FA
P = ρ.g.h
FA = ρa×Va×g
“Tekanan yang diberikan pada zat cair pada ruang tertutup akan di teruskan ke
segala arah dan sama besar’’.
Rumus:
GAS
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut :
Gas bersifat transparan
Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.
Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.
Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Pkeluar=Pmasuk
F keluar
A keluar=
Fmasuk
Amasuk
F keluar
Fmasuk=
Akeluar
Amasuk
Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Gas selalu
akan memenuhi ruang tidak peduli berapapun suhunya. Yang akan berubah adalah
tekanannya.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas adalah manometer.
Tekanan didefinisikan gaya per satuan luas, jadi dapat ditulis :
Keterangan : F = gaya (N)
P = tekanan (Pa)
A = luas penampang (m2)
Gas ideal
Gas ideal adalah gas yang memenuhi syarat sebagai berikut :
Gas ideal terdiri dari partikel-partikel (atom-atom maupun molekul dalam
jumlah yang sangat banyak.
Ukuran partikel gas sangat kecil dibanding dengan bejana sehingga dapat
diabaikan.
Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang (acak).
Partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruangan dalam bejana.
Pada partikel gas berlaku hukum hukum newton tentang gerak.
Setiap tumbukan antar partikel dengan dinding terjadi tumbukan lenting
sempurna.
Hokum – hokum gas ideal
Hukum boyle (1627-1691)
P= FA
Robert Boyle menyatakan tentang sifat gas bahwa “massa gas (jumlah mol)
dan temperatur suatu gas dijaga konstan, sementara volume gas diubah ternyata
tekanan yang dikeluarkan gas juga berubah sedemikian hingga perkalian antara
tekanan (P) dan volume (V) , selalu mendekati konstan”.
Rumus :
Keterangan : P1 : tekanan gas (N/m2)
V1 : volume gas (m3)
P2 : Tekanan gas 2 (N/m2)
V2 : Volume gas 2 (m3)
Hukum Gay Lussac (1778-1850)
Hukum Gay L ussac, menyatakan bahwa ”pada volume konstan, tekanan gas
berbanding lurus dengan suhu mutlak”, dituliskan :
Rumus : Keterangan : P : tekanan gas (N/m2)
T : suhu mutlak (K)
Hukum Dalton
“dua buah ruangan mempunyai volume dan tekanan gas yang berbeda tapi
suhunya sama. Apabila dihubungkan, gas pada ruang memiliki tekanan yang sama”.
Dituliskan :
Rumus :
P1 ∙ V 1=P2 ∙V 2=KONSTAN
P1
T1=
P2
T 2
P1V 1+P2 V 2=PC V C
Keterangan : P1 : tekanan gas (N/m2)
V1 : volume gas (m3)
P2 : Tekanan gas 2 (N/m2)
V2 : Volume gas 2 (m3)
Azas black
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena adanya
perbedaan suhu.Dalam Fisika, pengertian kalor berbeda dengan suhu.Kalor sebagai
bentuk energi menyatakan jumlah (kuantitas) panas, sedangkan suhu menyatakan
ukuran derajat panas.Karena kalor sebagai bentuk energi, maka berlaku hukum
kekekalan energi untuk kalor. Menurut Joseph Black, kalor yang diterima sama
dengan kalor yang dilepas. Pernyataan ini disebut AZAS BLACK.
Rumus Azas Black :
Kalor yang diterima/dilepaskan sebanding dengan massa zat, penurunan/kenaikan
suhu dan kalor jenis zat.
Di rumuskan :
Keterangan: Q = kalor, satuannya Joule (J)
m = massa, satuannya kg
c = kalorjenis, satuannya J/kg°C
∆t = selisih suhu, satuannya °C
Rambatan / perpindahan kalor
o KONDUKSI
Qditerima=Qlepas
Q=m∙c ∙∆ t
Konduksi adalah Perambatan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian
zat perantaranya, biasanya terjadi pada benda padat.
Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan suhu antar dua
tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat bersuhu tinggi ke
tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat tersebut menjadi sama, maka
rambatan kalor pun akan terhenti.
Berdasarkan kemampuan suatu zat menghantarkan kalor secara konduksi, zat dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator.Konduktor adalah
zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik, sedangkan isolator adalah
kebalikannya, yaitu zata yang sukar menghantarkan kalor.
perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam, luas penampang
penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta panjang penghantar
yang dilalui oleh kalor tersebut.
o KONVEKSI
Konveksi : Perambatan kalor yang disertai perpindahan bagian-bagian zat,
karena perbedaan massa jenis.Perpindahan kalor secara konveksi berbeda dengan
perpindahan kalor secara konduksi, di mana pada peristiwa konveksi terjadi gerakan
massa atau gerakan partikel partikel zat perantara, sedangkan pada peristiwa
konduksi, hal ini tidak terjadi.rambatan kalor secara konveksi bergantung pada
koefisien konveksi termal zat yang memindahkan kalor, luas permukaan perpindahan
kalor, serta beda suhu antara tempat kalor dialirkan dengan tempat pembuangan kalor.
Secara matematis, dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
H = h .A . ( T 2 - T 1 )
H = h .A . ∆T
Keterangan :
H = kalor yang meranbat tiap satu satuan waktu ( Js−1 )
h = koefisien konveksi termal ( Js−1 m−2˚C−1 )
A = luas penampang perpindahan kalor pada tabung ( m2 )
∆T = perbedaan suhu ( ˚C )
o RADIASI
Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat
perantara, berbeda halnya dengan konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan
medium. Pancaran kalor secara radiasi mengikuti Hukum Stefan Boltzmann:
W = e .s . T4
Keterangan : W = intensitas/energi radiasi yang dipancarkan per
satuan luas per satuan waktu
s = konstanta Boltzman =5,672 x 10-8 watt/cm2.ºK4
e = emisivitas (o < e < 1)
T = suhu mutlak (ºK)
BAB 5
CAHAYA
A. Cahaya
Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan
massa.Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa
macam warna.
Cahaya mempunyai beberapa sifat yaitu :
1. Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
2. Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
3. Dapat mengalami pelenturan (difraksi)
4. Dapat dijumlahkan (interferensi)
5. Dapat diuraikan (dispersi)
6. Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
7. Bersifat sebagai gelombang dan partikel
Macam-macam berkas cahaya:
1. Berkas mengumpul (Konvergen)
2. Berkas Menyebar ( divergen)
3. Berkas Sejajar.
Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya ada 2 yaitu :
Pemantulan Difuse ( pemantulan cahaya baur) yaitu : pemantulan cahaya
kesegala arah
Pemantulan cahaya teraturyaitu pemantulan cahaya yang mempunyai arah
teratur
Hukum Pemantulan Cahaya
• Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
• Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
Pemantulan pada permukaan datar
Pemantulan cahaya pada permukaan datar di contohkan pada cermin yang
permukaan yang datar .Sifat pembentukan bayangan pada cermin datar:
• Jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin
• Tinggi bayangan = tinggi benda
• Bayangan bersifat tegak dan maya, dibelakang cermin
Pemantulan pada permukaan cermin cembung dan cekung
Pemantulan pada cermin cekung
Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cekung :
• Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
• Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
• Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik itu
juga.
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa tersebut untuk menentukan sifat
bayangan benda yang berada di depan cermin cekung :
• Benda berada di ruang 3 ( dibelakang titik pusat kelengkungan M )
Bayangan dihasilkan dari perpotongan sinar pantul sinar istimewa pertama dan kedua
Sifat bayangan : diruang 2 , diperkecil, terbalik dan nyata
• Untuk benda di ruang 2 ( antara M dan F )
Bayangan dihasilkan dari perpotongan sinar pantul sinar istimewa pertama dan kedua
Sifat bayangan : diruang 2 , diperkecil, terbalik dan nyata
• Untuk benda di ruang 2 ( antara M dan F )
Bayangan dihasilkan dari perpotongan sinar pantul sinar istimewa pertama dan kedua
Sifat bayangan : diruang 4, diperbesar, tegak dan diperbesar.
Pemantulan pada cermin cembung
Cermin cembung bersifat divergen, yaitu bersifat memencarkan sinar. Berkas sinar
sejajar sumbu utama dipantulkan berpencar
Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu :
• Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik
fokusnya
• Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama
• Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
seolah olah sinar datang dari titik tersebut.
Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilukiskan dengan menggunakan
dua dari tiga sinar istimewa tersebut :
Sifat bayangan yang dibentuk cermin cembung yaitu : diperkecil, tegak dan maya
karena terbentuk dari perpotongan perpanjangan sinar pantul
Persamaan Umum Cermin Lengkung
Jika kita tinjau dari titik fokus (f ) maka didapat persamaan :
Pembiasan cahaya
Pembiasan pada Lensa Cembung
Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cembung :
• Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
• Sinar melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
• Sinar datang melalui titik pusat optik tidak dibiaskan.
Sifat Bayangan :
a. Bila benda di ruang I, maka, Bayangan maya (di depan lensa), tegak, diperbesar
b. Bila benda di ruang II, maka, Bayangan nyata, terbalik, diperbesar
c. Bila benda di ruang III, maka, Bayangan nyata, terbalik, diperkecil
Pembiasan pada Lensa Cekung
Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cekung :
• Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus.
• Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
• Sinar datang melalui pusat optik tidak dibiaskan.
Sifat Bayangan :
Maya, tegak, diperkecil.
Pembiasan pada satu bidang batas dan dua bidang batas ( lensa prisma )
Pembiasan cahaya pada prisma dan kaca plan paralel
a. kaca plan paralel
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua
sisinya dibuat sejajar.
b. Prisma
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila
seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai
bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang
pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Kita dapatkan persamaan sudut puncak prisma :
Keterangan :
β = sudut puncak atau sudut pembias prisma
r1 = sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara-prisma
i2 = sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-udara
Penguraian cahaya ( disperse )
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya.
Cahaya berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu
mengalami deviasi terbesar. Contoh pada Sebuah prisma atau kisi kisi mempunyai
kemampuan untuk menguraikan cahaya menjadi warna warna spektralnya. Indeks
cahaya suatu bahan menentukan panjang gelombang cahaya mana yang dapat
diuraikan menjadi komponen komponennya. Untuk cahaya ultraviolet adalah prisma
dari kristal, untuk cahaya putih adalah prisma dari kaca, untuk cahaya infrared adalah
prisma dari garam batu.
Catatan :
Untuk menghilangkan dispersi antara sinar ungu dan sinar merah digunakan susunan
Prisma Akhromatik. Ftot = F kerona - Fflinta = 0.Untuk menghilangkan deviasi suatu
warna, misalnya hijau, digunakan susunan prisma pandang lurus. Dtot = Dkerona -
Dflinta = 0.
Sifat gelombang cahaya
Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang
elektromagnetik.Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x
100.000.000 m/s.
Sifat-sifat cahaya :
o Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
o Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
o Dapat mengalami pelenturan (difraksi)
o Dapat dijumlahkan (interferensi)
o Dapat diuraikan (dispersi)
o Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
o Bersifat sebagai gelombang dan partikel
Hukum Pemantulan Cahaya
Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
Pemantulan pada Cermin Datar
Sifat pembentukan bayangan pada cermin datar :
o Jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin
o Tinggi bayangan = tinggi benda
o Bayangan bersifat tegak dan maya, dibelakang cermin
Pemantulan pada Cermin Cekung
o Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cekung :
o Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
o Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
o Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui
titik itu juga.
Pemantulan pada Cermin Cembung
o Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cembung :
o Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus.
o Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
o Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui
titik itu juga.
Sifat Bayangan :
Maya, tegak, diperkecil.
Perhitungan Pembentukan Bayangan
Pembiasan pada Lensa Cembung
o Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cembung :
o Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
o Sinar melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
o Sinar datang melalui titik pusat optik tidak dibiaskan.
Sifat Bayangan :
a. Bila benda di ruang I, maka
Bayangan maya (di depan lensa), tegak, diperbesar
b. Bila benda di ruang II, maka
Bayangan nyata (dibelakang lensa), terbalik, diperbesar
c. Bila benda di ruang III, maka
Bayangan nyata, terbalik, diperkecil
Pembiasan pada Lensa Cekung
o Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cekung :
o Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik
fokus.
o Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu
utama.
o Sinar datang melalui pusat optik tidak dibiaskan.
Polarisasi
Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang
bergerak secara oscillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk
gelombang elektromagnetik, maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E dan juga
merupakan medan magnet, H yang keduanya saling beroscilasi dan saling tegak lurus
satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah rambatan.
Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan),
absorbsi (penyerapan), pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan.
1. Polarisasi karena refleksi
Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar
biasnya membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar
dengan bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku ip +
r = 90° atau r = 90° – ip.
2. Polarisasi karena absorbsi selektif
Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan
polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya
dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah
getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi polaroid.
Selektif Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar
gelombang cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar. Seberkas sinar
yang telah melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga
sinar yang telah melewati polaroid adalah sinar yang terpolarisasi.
3. polarisasi karena pemantulan dan pembiasan
polarisasi karena pemantulan dan pembiasan dapat terjadi apabila cahaya yang
dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan saling tegak lurus atau membentuk sudut
90o.Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang terpolarisasi
sempurna, sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian. Sudut datang
sinar yang dapat menimbulkan cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang
dibiaskan merupakan sinar yang terpolarisasi.
Sudut datang seperti ini dinamakan sudut polarisasi (ip) atau sudut Brewster. Pada
saat sinar pantul dan sinar bias saling tegak lurus (membentuk sudut 90o) akan
berlaku ketentuan bahwa :
i + r = 90o atau r = 90o – i.
4. Polarisasi karena Hamburan
Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa
terhamburnya cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang
menyelubungi Bumi.Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat
terpolarisasi.Itulah sebabnya pada hari yang cerah langit kelihatan berwarna biru.Hal
itu disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan paling efektif dibandingkan
dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya.
Alat optic,Mata, mikroskop, kaca pembesar, dan teropong bintang.
Alat Optik
Cermin dan lensa serta prinsip kerjanya memberikan sarana pemahaman bagi
pemanfaatannya untuk mempermudah dan membantu kehidupan manusia.Alat-alat
yang bekerja berdasarkan prinsip optik (cermin dan lensa) digolongkan sebagai alat
optik.
Mata
Salah satu alat optik alamiah yang merupakan salah satu anugerah dari Sang
Pencipta adalah mata.Di dalam mata terdapat lensa kristalin yang terbuat dari bahan
bening, berserat, dan kenyal. Lensa kristalin atau lensa mata berfungsi mengatur
pembiasan yang disebabkan oleh cairan di depan lensa. Cairan ini dinamakan aqueous
humor.Intensitas cahaya yang masuk ke mata diatur oleh pupil.
Mikroskop
Perbesaran bayangan yang dihasilkan dengan menggunakan lup yang hanya
menggunakan sebuah lensa cembung kurang maksimal dan terbatas.Untuk
mendapatkan perbesaran yang lebih besar diperlukan susunan alat optik yang lebih
baik.Perbesaran yang lebih besar dapat diperoleh dengan membuat susunan dua buah
lensa cembung.Susunan alat optik ini dinamakan mikroskop yang dapat menghasilkan
perbesaran sampai lebih dari 20 kali.
Kaca Pembesar
Kaca pembesar atau lup digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa
dilihat dengan mata secara langsung.Lup menggunakan sebuah lensa cembung atau
lensa positif untuk memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat
dengan jelas.Bayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar.
Untuk mendapatkan bayangan semacam ini objek harus berada di depan lensa dan
terletak diantara titik pusat O dan titik fokus F lensa. untuk menghasilkan bayangan
yang diinginkan, lup dapat digunakan dalam dua macam cara, yaitu dengan mata
berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak berakomodasi.
Teropong Bintang
Bintang-bintang di langit yang letaknya sangat jauh tidak dapat dilihat secara
langsung oleh mata.Teropong atau teleskop dapat digunakan untuk melihat bintang
atau objek yang letaknya sangat jauh.
Teropong terdiri atas dua lensa cembung, sebagaimana mikroskop.Pada teropong
jarak fokus lensa objektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler (fob >
fok).Teropong digunakan dengan mata tidak berakomodasi agar tidak cepat lelah
karena teropong digunakan untuk mengamati bintang selama berjam-jam.Dengan
mata tidak berakomodasi, bayangan lensa objektif harus terletak di titik fokus lensa
okuler. Dengan demikian, panjang teropong (atau jarak antara kedua lensa) adalah
d = fob + fok
dimana fob adalah jarak fokus lensa objektif dan fok adalah jarak fokus lensa okuler.
Adapun perbesaran P yang dihasilkan oleh teropong adalah
BAB 6
LISTRIK
A. Arus listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.Arus listrik dapat
diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan
sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere ( ) seperti di
dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang
terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi
terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit
bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar
2 x 10-7Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang
dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara
Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari
percabangan tersebut.
Untuk arus yang konstan, besar arus dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:
di mana adalah arus listrik, adalah muatan listrik, dan adalah waktu (time).
Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:
Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang
waktu 0 hingga melalui integrasi:
Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaranskalar karena baik muatan
maupun waktu merupakan besaran skalar. Dalam banyak hal sering digambarkan arus listrik
dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah
tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas
ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir keluar melalui dua
percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus listrik yang mengalir
keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke dalam sehingga
. Panah arus hanya menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar,
bukan arah dalam ruang.
Arah arus
Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-) baterai
(kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)
Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan
positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional. Pembawa muatan
positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada
kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik adalah partikel-partikel
elektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan listrik mengalir berlawan arah dengan
arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini:
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan
positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak
pada arah berlawanan.
Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan
bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan
pembawa muatan negatif.
Rapat arus
Rapat arus (bahasa Inggris: current density) adalah aliran muatan pada suatu luas penampang
tertentu di suatu titik penghantar. Dalam SI, rapat arus memiliki satuan Ampere per meter
persegi (A/m2).
di mana adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah sama
dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika muatannya
negatif, dan dA adalah vektor luas elemen yang tegak lurus terhadap elemen. Jika arus listrik
seragam sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga seragam dan sejajar
terhadap dA sehingga persamaan menjadi:
maka
di mana adalah luas penampang total dan adalah rapat arus dalam satuan A/m2.
Kelajuan hanyutan
Saat sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya bergerak
secara acak tanpa perpindahan bersih ke arah mana pun juga. Sedangkan saat arus listrik
mengalir melalui penghantar, elektron tetap bergerak secara acak namun mereka cenderung
hanyut sepanjang penghantar dengan arah berlawanan dengan medan listrik yang
menghasilkan aliran arus. Tingkat kelajuan hanyutan (bahasa Inggris: drift speed) dalam
penghantar adalah kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10-5 dan 10-4
m/s dibandingkan dengan sekitar 106 m/s pada sebuah penghantartembaga.
Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron yang mengalir melalui suatu titik dalam rangkaian listrik tiap satuan waktu.Satuan
arus listrik adalah Coulomb/detik atau Ampere.Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tahanan listrik adalah Ampere Meter (Clamp Ampere).
I = Q/t
I : Arus listrik dalam Ampere (A)
Q : Muatan listrik dalam Coulomb
t : Waktu dalam detik
Pengertian Tahanan
Tahanan/ hambatan adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik dengan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian itu. Satuan tahanan adalah
Ohm.Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan adalahOhm Meter.
R = V / I
R : Tahanan dalam Ohm
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
Pengertian Tegangan
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik,
makin tinggi perbedaan potensial maka akan makin besar tegangan listrik demikian juga
sebaliknya. Satuan tegangan listrik adalah Volt (V).Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur tegangan listrik adalah Votl Meter.
V = I x R
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
R : Resistansi (hambatan) dalam Ohm
Hukum Ohm
Besarnya arus listrik yang mengalir pada sebuah konduktor (penghantar) akan
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.Jika sebuah benda
penghantar mempunyai resistansi yang tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan kepadanya, maka dalam kondisi ini berlaku hukum
Ohm..
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically pada tahun 1827 (Wikipedia)
V = I x R
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
R : Tahanan (Resistansi) dalam Ohm
Hukum Kirchoff
Suatu aliran arus listrik dalam rangkaian tertutup berlaku persamaan berikut: "Jumlah Aljabar
dari hasilkali-hasilkali kekuatan arus dan tahanan disetiap bagian adalah sama dengan jumlah
Aljabar dari gaya-gaya gerak listriknya".
Jika berbagai arus listrik bertepatan di suatu titik, maka jumlah Aljabar dari kekuatan arus-
arus tersebut adalah 0 (nol) di titik pertepatan tadi.
Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah arus listrik
yang keluar dari titik percabangan
E1 = V1 + V2 + V3
E1 - V1 - V2 -V3 = 0
E1 - (V1 + V2 + V3) = 0
E1 : Tegangan sumber dalam Volt (V)
V1, V2, V3 : Tegangan di masing-masik resistor
I = I1 + I2 + I3
I - I1 - I2 - I3 = 0
I - (I1 + I2 + I3) = 0
I : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere
Ia + Ib + Ic = I1 + I2 + I3
Ia + Ib + Ic -I - I1 - I2 - I3 = 0
Ia + Ib + Ic - (I1 + I2 + I3) = 0
Ia, Ib, Ic : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere
Medan magnet
Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) disekeliling
kawat. Medan tersebut terorientasi menurut aturan tangan kanan.
Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan
muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang
bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet
dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan
medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet adalah medan vektor:
yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut
waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum kompasyang diletakkan di
dalam medan tersebut.
Sifat
Hasil kerja Maxwell telah banyak menyatukan listrik statis dengan kemagnetan, yang
menghasilkan sekumpulan empat persamaan mengenai kedua medan tersebut. Namun,
berdasarkan rumus Maxwell, masih terdapat dua medan yang berbeda yang menjelaskan
gejala yang berbeda. Einsteinlah yang berhasil menunjukkannya dengan relativitas khusus,
bahwa medan listrik dan medan magnet adalah dua aspek dari hal yang sama (tensortingkat
2), dan seorang pengamat bisa merasakan gaya magnet di mana seorang pengamat bergerak
hanya merasakan gaya elektrostatik. Jadi, dengan menggunakan relativitas khusus, gaya
magnet adalah wujud gaya elektrostatik dari muatan listrik yang bergerak, dan bisa
diprakirakan dari pengetahuan tentang gaya elektrostatik dan gerakan muatan tersebut (relatif
terhadap seorang pengamat).
Medan Listrik dan Medan Magnet
Kuat suatu medan listrik (E) berbanding lurus dengan beda potensial yang diberikan dan
berbanding terbalik dengan jarak antara kedua konduktor. Kuat medan listrik dapat
dinyatakan dengan persamaan :
E = V / d
medan listrik E juga dapat dituliskan persamaannya
E = F / q
E = q / 4πεr^2
Dimana E adalah kuat medan listrik (V/m), V adalah beda potensial yang diberikan (V),
dan d adalah jarak antara konduktor (m).
Ketika arus mengalir melalui suatu konduktor maka akan terbentuk suatu medan magnetik di
sekeliling konduktor tersebut. Medan magnetik itu tidak terlihat dengan kasat mata tetapi
dapat dideteksi menggunakan kompas(jarum kompas tampak bergerak). Jika dua buah
konduktor tersebut didekatkan maka medan magnetik dari keduanya akan berinteraksi
sehingga konduktor –konduktor tersebut akan mengalami gaya tarik – menarik atau tolak –
menolak.
Kuat medan magnet menyatakan seberapa besar kerapatan dari fluks medan magnetik
tersebut pada suatu titik. Kekuatan medan magnet akan sebanding dengan arus yang
diberikan dan berbanding terbalik dengan jarak dari konduktor. Kerapatan fluks magnet dapat
dinyatakan dengan persamaan :
B = kI / d
Dimana B adalah kerapatan fluks magnetik (Tesla). I adalah arus (Ampere), d adalah jarak
dari konduktor (meter), dan k adalah konstanta.
k = μ / 2π
Dalam kasus pada toroida dengan ukuran diameter yang berbeda. Jika kedua toroida tersebut
memiliki jumlah lilitan(N) yang sama, dan dialiri arus (I) yang sama maka Kuat medan
magnet (H) dapat dinyatakan dengan
persamaan :
H = I x N / l = ampere / meter
Dimana H adalah kuat medan magnet (A/m), N adalah jumlah lilitan, I adalah arus yang
melewati lilitan (Ampere), dan l adalah panjang lintasan atau lilitan.
Peranan Kapasitor dalam Penggunaan Energi Listrik
Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar.Besarnya
energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan
capasitansi (C).Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan.Sedangkan beban listrik yang digunakan
umumnya bersifat induktif dan kapasitif.Di mana beban induktif (positif) membutuhkan daya
reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif
(negatif) mengeluarkan daya reaktif. Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga
tidak dapat dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi
listrik pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik adalah banyaknya
peralatan yang bersifat induktif.Berarti dalam menggunakan energi listrik ternyata pelanggan
tidak hanya dibebani oleh daya aktif (kW) saja tetapi juga daya reaktif (kVAR). Penjumlahan
kedua daya itu akan menghasilkan daya nyata yang merupakan daya yang disuplai oleh PLN.
Jika nilai daya itu diperbesar yang biasanya dilakukan oleh pelanggan industri maka rugi-rugi
daya menjadi besar sedang daya aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke konsumen
berkurang. Dengan demikian produksi pada industri itu akan menurun hal ini tentunya tidak
boleh terjadi untuk itu suplai daya dari PLN harus ditambah berarti penambahan biaya.
Karena daya itu P = V.I, maka dengan bertambah besarnya daya berarti terjadi penurunan
harga V dan naiknya harga I. Dengan demikian daya aktif, daya reaktif dan daya nyata
merupakan suatu kesatuan yang kalau digambarkan seperti segi tiga siku-siku pada Gambar 1
Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kW) dengan daya nyata
(kVA) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.
cos r = pf = P (kW) / S (kVA) ........(1) P (kW) = S (kVA) . cos r................(2)
Seperti kita ketahui bahwa harga cos r adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu
pada saat harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga cos r = 1 dan ini disebut
juga dengan cos r yang terbaik. Namun dalam kenyataannya harga cos r yang ditentukan oleh
PLN sebagai pihak yang mensuplai daya adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga cos r < 0,8
berarti pf dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah) maka kapasitas daya aktif (kW)
yang dapat digunakan pelanggan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring
dengan semakin menurunnya pf sistem kelistrikan pelanggan. Akibat menurunnya pf itu
maka akan muncul beberapa persoalan sbb:
a. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi-rugi.
b. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan.
Secara teoritis sistem dengan pf yang rendah tentunya akan menyebabkan arus yang
dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi daya (daya
reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar. Dengan demikian denda harus dibayar
sebabpemakaian daya reaktif meningkat menjadi besar. Denda atau biaya kelebihan daya
reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian kVARH yang tercata dalam sebulan lebih tinggi
dari 0,62 jumlah kWH pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata-rata kurang dari 0,85.
Sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah menggunakan rumus
sbb:
[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk
Dimana : B = pemakaian k VARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH
Untuk memperbesar harga cos r (pf) yang rendah hal yang mudah dilakukan adalah
memperkecil sudut r sehingga menjadi r1berarti r>r1.Sedang untuk memperkecil sudut r itu
hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil komponen daya reaktif (kVAR).Berarti
komponen daya reaktif yang ada bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa
dilakukan dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.
Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban (induktor dan kapasitor) arahnya
berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Bila daya reaktif menjadi kecil sementara
daya aktif tetap maka harga pf menjadi besar akibatnya daya nyata (kVA) menjadi kecil
sehingga rekening listrik menjadi berkurang. Sedangkan keuntungan lain dengan
mengecilnya daya reaktif adalah :
Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem.
Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat.
Proses Kerja Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian
beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor.
Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian
elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya
dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang
berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada
saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif
ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-)
akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.
Rugi-rugi daya sebelum dipasang kapasitor :
Rugi daya aktif = I2 R Watt .............(5)
Rugi daya reaktif = I2 x VAR.........(6)
Rugi-rugi daya sesudah dipasang kapasitor :
Rugi daya aktif = (I2 - Ic2) R Watt ...(7)
Rugi daya reaktif = (I2 - Ic2) x VAR (8)
Pemasangan Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada
dua cara :
1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
a. Sisi primer dan sekunder transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban
Perawatan Kapasitor
Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki pf supaya tahan lama tentunya harus dirawat
secara teratur.Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang
tidak terlindungi dari debu dan kotoran.Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa
kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber.Kemudian karena kapasitor ini masih
mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus
dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus
dilakukan meliputi :
Pemeriksaan kebocoran
Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
Pemeriksaan isolator
Sistem Mikroprosesor
Selain komponen induktor pemborosan pemakaian listrik bisa juga terjadi karena:
Tegangan tidak stabil
Ketidak stabilan tegangan bisa menyebabkan terjadinya pemborosan energi
listrik.Ketidakstabilan itu dapat diartikan tegangan pada suatu fase lebih besar, lebih kecil
atau berfluktuasi terhadap teganga standar.Sedangkan akibat pembrosan energi listrik itu
maka timbul panas sehingga bisa menyebabkan pertama kerusakan isolator peralatan yang
dipakai.Ke dua memperpendek daya isolasi pada lilitan. Sementara itu dengan
ketidakseimbangan sebesar 3% saja dapat memperbesar suhu motor yang sedang beroperasi
sebesar 18% dari keadaan semula. Hal ini tentunya akan menimbulkan suara bising pada
motor dengan kecepatan tinggi.
Harmonik
Harmonik itu bisa menimbulkan panas, hal ini terjadi karena adanya energi listrik yang
berlebihan.Harmonik itu bisa muncul karena peralatan seperti komputer, kontrol motor
dll.Harmonik merupakan suatu keadaan timbulnya tegangan yang periodenya berbeda dengan
periode tegangan standar.Periode itu bisa 180 Hz (harmonik ke-3), 300 Hz (harmonik ke-5)
dan seterusnya.Harmonik pada transformator lebih berbahaya, hal ini karena adanya
sisrkulasi arus akibat panas yang berlebih.Sehingga hal ini bisa mengurangi kemampuan
peralatan proteksi yang menggunakan power line carrier sebagai detektor kondisi normal.
Untuk mengoptimalkan pemakaian energi listrik bisa digunakan beban-beban tiruan berupa
LC yang dilengkapi dengan teknologi mikroprosesor.Sehingga ketepatan dan keandalan
dalam mendeteksi kualitas daya listrik bisa diperoleh.Mikroprosesor itu berfungsi untuk
mengolah komponen-komponen yang menentukan kualitas tenaga listrik.Seperti
keseimbangan beban antar fasa, harmonik dan surja. Apabila terdapat ketidakseimbangan
antara fasa satu dengan fasa yang lainnya, maka mikroprosesor akan memerintahkan beban-
beban LC untuk membuka atau menutup agar arus disuplai ke fasa satu sehingga selisih arus
antara fasa satu dengan fasa yang lainnya tidak ada. Banyaknya L atau C yang dibuka atau
ditutup tergantung dari kondisi ketidakseimbangan beban yang terdeteksi oleh mikroprosesor.
Kondisi harmonik yang terdeteksi bisa dihilangkan dengan menggunakan filter LC.
Keuntungan alat ini adalah :
Mampu mereduksi daya sampai 30%.
Meningkatkan pf antara 95-100%
Dapat mengeliminasi terjadinya harmonik.
Dengan demikian pemakaian energi listrik bisa dihemat yaitu dengan cara mengoptimalkan
konsumsi energi masing-masing peralatan yang digunakan, memperkecil gejala harmonik dan
menstabilkan tegangan. Sehingga energi tersisa bisa dimanfaatkan untuk sektor lain yang
lebih membutuhkan. Sedang dampak negatif dari pemborosan energi listrik itu pertama
menciptakan ketidakseimbangan beban fasa-fasa listrik yang pada gilirannya akan
mempengaruhi over heating pada motor dan penurunan life isolator. Ke dua bagi PLN
sebagai penyuplai energi listrik tentunya harus menyediakan energi listrik yang lebih besar
lagi.
1. Energi Potensial Listrik
Konsep energi sangat berguna dalam mekanika. Hukum kekekalan energi memungkinkan
kita memecahkan persoalan-persoalan tanpa perlu mengetahui gaya secara rinsi. Sebagai
contoh gaya gravitasi menarik suatu benda menuju ke permukaan bumi. Baik gaya gravitasi
Fg maupun kuat medan gravitasi (percepatan gravitasi=g) berarah vertikal ke bawah.
Jika mengangkat sebuah benda melawan gaya gravitasi bumi, itu berarti kita melakukan
usaha pada benda, dan sebagai akibatnya energi potensial gravitasi benda bertambah
Konsep energi juga berguna dalam listrik.Gaya listrik F yang dikerjakan pada suatu muatan
Uji positif q’ oleh suatu muatan negatif adalah mengarah ke muatan negatif. Vektor kuat
medan listrik E= F/q’, juga mengarah ke muatan negatif.
Untuk menggerakkan muatan uji menjauhi muatan negatif, kita harus melakukan usaha pada
muatan uji.Sebagai akibatnya energi potensial listrik muatan uji bertambah (gambar 2).
Gamba 1 Gambar 2
Konsep energi potensial listrik, mirip dengan konsep energi potensial garavitasi. Untuk itu
kita akan menurunkan rumus Energi Potensial Listrik sebagai berikut :
Usaha yang dilakukan gaya (Fw), untuk memindahkan muatan penguji
+q’, dari titik P ke Titik Q adalah W =- Fw . S = -Fw.Δr=-F.(r2-r1)
W adalah besaran skalar, gaya F diberi tanda (-) negatif karena gaya Coulomb berlawanan
arah dengan arah perpindahah Fw=Fq = gaya Coulomb.
W = -k.Q q’/r1 2 x (r2-r1) = – kQ.q’/r1.r2 (r2-r1)
W = -k Q.q’(1/r1 – 1/r2)= k Q.q’(1/r2-1/r1)
W = k Q.q’(1/r2-1/r1) = Δ EP = EP2 – EP1
Jadi usaha yang dilakukan W= pertambahan energi Potensial.
Kesimpulan : Energi Potensial Listrik adalah usaha yang dilakukan gaya Coulomb, untuk
memindahkan muatan uji +q’ dari suatu titik ke titik lainnya.
Jika titik Q, berada di jauh tak terhingga,sehingga r2= ˜ dan 1/r2=0 maka Energi Potensial
Listrik dapat dirumuskan sebagai berikut: Energi Potensial Listrik dari dua muatan Q dan q’
adalah :
Ep = k Q.q’/r, EP termasuk besaran skalar
E= Energi Potensial Listrik satuannya Joule
k = Konstanta = 9.109 N C-2 m2, r= jarak (m)
Q + muatan sumber, q’= muatan uji (Coulomb)
2. Potensial Listrik (V)
Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan penguji , rumus potensial listrik
sebagai berikut : V = Ep /q’ atau seperti pada gambar berikut
Potensial listrik di titik P dirumuskan :
V = k Q/r
V = Potensial Listrik (Volt)
k = Konstanta Listrik = 9.109 NC-2 m2
Q = Muatan sumber (Coulomb)
r = jarak dari muatan sampai titik P
capacitors
Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan dan
energi listrik. Pada prinsipnya, kapasitor terdiri dari dua konduktor yang berdekatan namun
terpisah satu sama lain, yang membawa muatan yang sama besar namun berlawanan jenis.
Kedua konduktor tersebut dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator) yang disebut bahan (zat)
dielektrik. Zat dielektrik yang digunakan sebagai menyekat akan membedakan jenis
kapasitor, seperti kertas, mika, plastik, pasta dan lain sebagainya.
Kapasitas suatu kapasitor (kapasitansi) bergantung semata-mata pada susunan geometris
konduktor dan bukan pada muatan atau beda potensialnya. Kapasitas suatu kapasitor keping
keping sejajar berbanding lurus dengan luas keping dan berbanding terbalik terhadap jarak
pemisahnya:
dengan
C = kapasitas kapasitor (farad)
ε = permitivitas bahan dielektrik (C/Nm2)
A = luas penampang keping (meter2)
d = jarak pemisah kedua lempeng (meter)
Permitivitas bahan dari sebuah dielektrik pada kapasitor didefinisikan sebagai :
ε = εr.εo
dengan
εr = konstanta dielektrik
εo = permitivitas vakum (C/Nm2)
εo = 8,85 x 10-12 C/Nm2
Kegunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik adalah:
mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan, bila tiba-
tiba arus listrik diputuskan dan dinyalakan
menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala elektronik
memilih panjang gelombang pada radio penerima
sebagai filter dalam catu daya (power supply)
Rangkaian Kapasitor
- Paralel
Apabila dua buah kapasitor atau lebih dihubungkan secara paralel, kapasitansi ekivalen
kombinasinya adalah jumlah kapasitansi tunggal :
Ceq = C1+ C2 + C3 + …… kapasitor parallel
- Seri
Apabila dua buah kapasitor atau lebih dihubungkan secara seri, kebalikan kapasitansi
ekivalen diperoleh dengan menjumlahkan kebalikan muatan-muatan kapasitor tunggalnya :
1/Ceq = 1/C1+ 1/C2 + 1/C3 + …… kapasitor seri
Alat Ukur Listrik
Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik seperti
kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), hambatan listrik (R), daya listrik (P), dll. Alat
ukur listrik ini ada yang berupa alat ukur analog dan ada juga yang berupa alat ukur digital.
Berikut adalah gambar alat-alat ukur listrik yang dibedakan berdasarkan fungsinya
- Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat
arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen
internalnya yang tidak mendukung . Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus
maupun beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan
eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut
hambatan shunt)
Galvanometer analog
- Ampermeter
Ampermeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dalam
suatu rangkaian tertutup. Dalam pemasangannya, ampermeter ini harus dihubungkan paralel
dengan sebuah hambatan shunt Rsh. Peasangan hambatan shunt ini tidak lain bertujuan untuk
meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat mengukur kuat arus listrik yang lebih
besar dari nilai standarnya. Berikut adalah ilustrasi pengukuran kuat arus listrik menggunakan
ampermeter.
- Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau
tegangan pada ujung-ujung komponen elektronika yang sedang aktif, seperti kapasitor aktif,
resistor aktif, dll. Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk mengukur beda potensial suatu
sumber tegangan, seperti batere, catu daya, aki, dll. Voltmeter dapat dibuat dari sebuah
galvanometer dan sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan
pemasangan hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer,
sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.
- Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur hambatan suatu
komponen, seperti resistor, dan hambatan kawat penghantar.Tidak seperti ampermeter dan
voltmeter, ohmmeter dapat bekerja sesuai dengan fungsinya jika pada alat tersebut terdapat
sumber tegangan, misalnya batere.