fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

download fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

of 37

Transcript of fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    1/37

    1

    ABSTRAK

    Getaran selaras adalah gerakan bolak-balik yang melewati titik

    kesetimbangan dalam waktu tertentu. Getaran selaras terjadi pada suatu benda

    yang digantungkan ke suatu pegas. Getaran memiliki periode (T), yaitu waktu

    yang diperlukan untuk terjadinya satu getaran lengkap. Karena adanya benda yang

    digantungkan pada pegas, maka pegas tersebut mengalami pertambahan panjang,

    disebabkan oleh berat banda yang digantungkan tersebut.

    Setiap benda memiliki konstanta/tetapan pegas yang berbeda, tergantung pada

    jenis pegas dan bahan serta banyaknya lilitan pada pegas tersebut. Oleh karena itu

    setiap pegas akan memberikan respon yang berbeda terhadap perlakuan yang

    diberikan, misalnya tarikan di ujung pegas yang mengakibatkan simpangan.

    Berdasarkan data yang telah diperoleh nilai konstanta pegas dengan cara statis

    yaitu 4,20 N/m dan nilai konstatnta pegas untuk cara dinamis yaitu 2,98 N/m.

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    2/37

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangDi dalam kehidupan sehari-hari, pasti banyak peralatan-peralatan yang

    memanfaatkan sifat dari pegas. Tak bisa dihindari penggunaan pegas tersebut

    sangat dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari kita. Bukti konkret penggunaan

    pegas di kehidupan kita adalah penggunaan pegas di dalam springbed ataupun

    kursi sofa. Ternyata dengan memanfaatkan sifat dari pegas, dapat diperoleh

    sebuah keuntungan. Dengan adanya pegas di dalamspringbedataupun kursi dapat

    menjadikan keduanya elastis sehingga lebih nyaman ketika digunakan.

    Sebuah pegas yang apabila diberi beban dan simpangan akan menimbulkan

    sebuah gerakan, yaitu gerakan harmonik. Gerak harmonik itu sendiri dipengaruhi

    oleh gaya dari sebuah pegas. Dan gaya dari pegas itu juga dipengaruhi oleh faktor

    nilai tetapan pegas itu sendiri. Oleh karena itu akan dilakukan percobaan tetapan

    pegas untuk lebih memahaminya.

    1.2PermasalahanPermasalahan yang akan muncul pada percobaan pegas ini adalah

    menghitung tetapan (k) dengan cara statis maupun dinamis.

    1.3TujuanTujuan dari praktikum pegas ini adalah untuk menentukan nilai tetapan

    pegas (k).

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    3/37

    3

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Osilasi

    Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak

    periodik. Jika suatu partikel dalam gerak peiodik bergerak bolak-balik melalui

    lintasan yang sama, maka geraknya disebut gerak osilasi atau vibrasi (getaran).

    Bumi penuh dengan gerak osilasi, misalnya osilasi roda keseimbangan arloji,

    dawai biola, massa yang diikat pada pegas, atom dalam molekul atau dalam kisi

    zat padat, molekul udara ketika ada gelombang bunyi dan sebagainya.

    (D. Halliday, 1999,443)Periode (T) suatu gerakan harmonik berulang di dalam suatu sistem, yaitu

    yang bergetar atau berotasi dengan cara berulang-ulang, adalah waktu yang

    dibutuhkan bagi sistem tersebut untuk menyelesaikan satu putaran penuh. Dalam

    kasus getaran (osilasi), periode merupakan waktu total bagi gerakan bolak-balik

    sistem. Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang dibuat persatuan waktu atau

    banyaknya putaran perdetik. Karena (T) adalah waktu satu putaran maka dapat

    dirumuskan :

    f = ......... ..(2.1)

    (Frederick J. Bueche, Eugene Heat, 2006, 90)

    Satuan internasiaonal untuk frekuensi adalah putaran per detik, atau hertz

    (Hz). Posisi pada saat tidak ada gaya yang bekerja pada partikel yang berosilasi

    disebut posisi seimbang. Simpangan (pergeseran), linier atau sudut, adalah jarak,

    linier atau sudut, partikel yang berisolasi dari posisi seimbangnya pada sembarang

    saat. Dinyatakan dalam tenaga, dapat dikatakan bahwa partikel yang mengalami

    gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik yang tenaga potensialnya

    minimum (titik sembarang). Bandul berayun adalah contoh yang baik, tenaga

    potensialnya mencapai harga minimum di titik terendah ayunan, yaitu titik

    seimbangnya.

    Sebuah partikel yang berosilasi, bergerak bolak-balik di sekitar titik

    seimbang melalui potensial yang berubah-ubah menurut konstanta disebut dengan

    osilator harmonik sederhana. Sebuah benda bermassa m yang diikatkan pada

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    4/37

    4

    pegas ideal dengan konstanta gaya (k) dan bebas bergerak di atas permukaan

    horizontal tanpa gesekan merupakan salah satu contoh osilator harmonik

    sederhana.

    Persoalan osilator harmonik sederhana menjadi penting karena dua alasan

    yang berikut : Pertama, kebanyakan persoalan yang menyangkut getaran mekanis

    untuk amplitudo yang kecil kembali menjadi osilator harmonik sederhana atau

    kombinasi getaran yang demikian. Kedua, muncul banyak persoalan fisis seperti

    misalnya dalam bidang akustika, optika, mekanika, rangkaian elektris, dan bahkan

    dalam fisika atom.(D. Halliday,1999,443-447)

    2.2 Gerakan Harmonik Sederhana

    Suatu system yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana adalah

    sebuah benda yang tertambat ke sebuah pegas. Adapun syarat dari sebuah gerak

    harmonik sederhana yaitu bila percepatan sebuah benda berbanding lurus dan

    arahnya berlawanan dengan simpangan, benda itu akan bergerak dengan gerak

    harmonik sederhana.

    Gerak harmonik sederhana merupakan getaran yang dialami suatu sistem,

    yaitu sistem hooken. Sistem hooken adalah sistem yang kembali pada konfigurasi

    awalnya setelah berubah bentuk dan kemungkinan dilepaskan lebih lanjut, ketika

    sistem semacam ini diregangkan dengan jarak x(untuk penekanan, x adalah

    negatif). Di dalam sebuah pegas, terdapat gaya pemulih, yaitu gaya yang

    berlawanan dengan perpindahan sistem, yang merupakan hal yang penting agar

    getaran terjadi. Dengan kata lain, gaya pemulih selalu berarah sedemikian

    sehingga mendorong atau menarik sistem kembali pada posisi

    keseimbangannya.(Frederick J. Bueche, Eugene Heat, 2006,90-91)Sebuah gaya pemulih yang ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh

    hokum Hooke. Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam

    ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Sifat elastisitas

    adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali kebentuk semula.

    Hukun Hooke menyatakan bahwa besarnya gaya secara proporsional akan

    berbanding lurus dengan pertambahan panjang yang dapat ditulis :

    F = -k. x...................(2.2)

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    5/37

    5

    Dalam persamaan tersebut, x adalah panjang setelah diberi gaya atau

    pertambahan panjang yang dialami pegas. F merupakan gaya pemulih dan k

    adalah suatu ketetapan atau konstanta pegas. (Sutrisno, 1986, 81)

    Misalnya untuk sistem pegas, hukum Hooke juga berlaku, ketika sebuah

    gaya menekan atau menarik sebuah pegas, maka terjadi perubahan pada bentuk

    pegas, yakni memendek jika diberikan tekanan atau memanjang jika ditarik.

    Namun tidak semua pegas mudah untuk ditarik atau ditekan. Pegas pada sistem

    suspensi mobil memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding pegas pada

    umumnya. Kekuatan ini merupakan modulus elastik yaitu yang dikenal sebagai

    konstanta pegas k.

    Pada persamaan Hukun Hooke tanda minus menunjukkan bahwa pegas akan

    cenderung melawan perubahan. Jika kita menariknya maka pegas akan menarik

    kita dengan gaya F sebesar k dikali panjang tarikan kita x, dan jika pegas kita

    tekan, ia melawan dengan menekan kita.(Muhammad Ishaq, 2007, 89)

    Hukum Hooke berlaku pada suatu bahan selama perubahan panjang tidak

    terlalu besar. Daerah dimana hokum Hooke berlaku disebut daerah elastis.

    Jika suatu bahan mengalami perubahan panjang melampaui daerah elastis,

    maka akan mengalami perubahan bentuk permanen. Daerah diluar daerah elastis

    disebut daerah plastik. Dalam daerah disebut bersifat permanen. Jika sebuah pegas

    ditarik melebihi batas elastik, maka pegas tidak kembali lagi pada panjang semula

    karena struktur atom dalam pegas telah mengalami perubaha.(Sutrisno, 1986, 82)

    2.3 Konstanta Pegas

    Pegas yang ujung mula-mula berada pada titik xO bila diberi beban dengan

    massa m, maka pegas tersebut akan bertambahnya panjang sebesar x, sehingga :

    x = x2x1.........(2.3)

    Berdasarkan hokum Hooke peristiwa dirumuskan dengan

    F = -kx.......................................................(2.4)

    Bila setelah diberi massa m pegas kita getarkan yaitu dengan cara menarik

    pada beban jarak tertentu lalu dilepaskan, maka waktu pergetaran selaras pegas

    atau periode dirumuskan :

    T = (2.5)

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    6/37

    6

    dengan W =

    maka T = 2R .......(2.6)Tenaga kinetik benda telah diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan

    usaha karena adanya gerak. Gaya elastis yang dilakukan oleh pegas ideal dan gaya

    lain yang berlaku serupa disebut bersifat konservatif.

    Pegas spiral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

    1. Pegas spiral yang dapat meregang memanjang karena gaya tarikmisalnya pegas spiral pada neraca pegas.

    2. Pegas spiral yang dapat meregang memendek karena gaya dorongmisalnya pada jok tempat duduk jok mobil.

    Timbulnya gaya meregang pada pegas spiral sebagai reaksi adanya

    pengaruh gaya tarik atau gaya dorong sebagai aksi suatu gaya diletakkan bekerja

    jika gaya itu dapat menyebabkan perubahan pada benda. Misalnya gaya berat dari

    suatu benda yang digantungkan. Pada ujung bagian bawah spiral menyebabkan

    pegas spiral berubah meregang memanjang dan sekaligus timbul gaya regang

    yang besarnya sama dengan berat benda digantung.

    (addesanjaya.blogspot.com/2010/10/konstanta pegas.html).

    2.4 Formulasi MatematikaPersamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua hukum gerak, yaitu

    hokum II Newton dan hokum Hooke. Bila pegas tidak tertarik atau tertekan,

    simpangan benda adalah nol, benda dalam titik keseimbangan. Bila benda ditarik,

    simpangan benda positif. Bila pegas adalah satu-satunya gaya luar yang bekerjapada benda namun berlawanan arah dengannya.

    F = m.a

    -kx = m.a

    - = a

    a + . x = 0

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    7/37

    7

    +

    x = 0 .... (2.7)

    Persamaan 2.7 merupakan persamaan getaran selaras. Dalam getaran

    selaras, benda berosilasi diantara dua posisi dalam waktu (periode) tertentu

    dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga mekaniknya. Dengan kata lain, simpangan

    maksimum(amplitudo) getaran tetap.

    Tanpa menunjukkan langkah-langkah perhitungannya, persamaan 2.7 dapat

    berbentuk :

    x(t) : A Sin (wt ) (2.8)dengan A, w, dan adalah tetapan. A disebut amplitudo, w adalah frekuensi

    sudut, dalam persamaan di atas, bernilai dan adalah sudut fase awal.Besaran(wt + ) disebut fase getaran. Sudut fase awal () adalah faktor dalam

    persamaan yang dilibatkan untuk menggambarkan posisi benda yang

    berosilasi.(D. Halliday. 1999. 449)

    2.5 Osilasi Dua-BendaDalam alam seringkali kita menjumpai sistem berosilasi dua-benda dengan

    massa salah satu benda tidak dapat diambil sama dengan tak terhingga dan kita

    harus meninjau gerak kedua benda itu dalam suatu kerangka inersial yang sesuai.

    Contoh-contoh untuk sistem ini, antara lain, molekul diatomik seperti H2, CO,

    HCL dan sebagainya, yang dapat berosilasi sepanjang sumbu simetrinya.

    Gandengan(Coupling) antara kedua atom yang membentuk molekul bersifat

    elektromagnetik, tetapi untuk keperluan kita sekarang, kita dapat membayangkan

    bahwa kedua atom tersebut seolah-olah dihubungkan oleh pegas tak bermassa

    yang sangat kecil.

    Suatu hal yang tak terduga dalam osilator dua benda ini adalah bahwa

    dengan sedikit mendefinisikan kembali suku-sukunya dan dengan

    memperkenalkan suatu konsep baru. (D. Holliday, 1999, 474)

    2.6 Hukum II NewtonHukum pertama Newton menerangkan bagaimana suatu objek ketika tidak

    ada suatu gaya yang bekerja padanya. Ini juga pada saat diam ataupun bergerak

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    8/37

    8

    dalam garis lurus dengan kecepatan konstan. Hukum kedua Newton menjawab

    bagaimana jika ada suatu gaya yang bekerja pada suatu benda.

    Percepatan benda juga bergantung pada massa, kita dapat memahaminya

    dengan percobaan sebagai berikut. Jika kita memberi suatu gaya pada suatu

    benda. Benda tersebut akan mempunyai percepatan sebesar a.

    Jika kita memberi sebuah gaya 2 kali lipat dari gaya semula, percepatan

    akan bertambah 2 kali lipatnya. Dan jika kita memberikan gaya sebesar 3 kali

    lipat dari gaya awal, percepatan akan bertambah 3 kali lipat, dan begitu

    seterusnya. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan percepatan suatu benda berbalik

    dengan massanya.

    Jadi dapat dihubungkan massa, percepatan dan gaya secara matematis,

    hokum II Newton.

    F = m . a ....(2.9)

    (Id.wikipedia.org/wiki/hokum newton)

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    9/37

    9

    BAB III

    METOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Peralatan dan Bahan

    Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi : ember

    1 buah, beban pemberat 1 set, stopwatch 1 buah, statip 1 set, timbangan 0-610

    gram, pegas 1set(besar dan kecil).

    3.2 Cara Kerja

    Dalam praktikum ini terdapat 2 cara dalam menentukan tetapan pegas, yaitu

    cara statis dan cara dinamis.

    3.2.1 Cara Statis

    Langkah pertama yang dilakukan yaitu ember digantungkan pada

    pegas menggunakan statip, sehingga menunjukkan angka nol. Lalu satu

    persatu beban yang telah dipersiapkan ditambahkan pada ember. Massa beban

    dan kedudukan ember di setiap penambahan beban dicatat dan diulangi

    sampai 5 macam beban yang berbeda. Kemudian satu persatu beban

    dikeluarkan sambil dicatat massa beban dan kedudukan ember setiap terjadi

    pengurangan beban. Langkah-langkah tersebut diulangi lagi untuk pegas yang

    lain. Rangkaian peralatan percobaan untuk tetapan pegas seperti di bawah ini

    Gambar 3.2

    Keterangan gambar rancanganpercobaan :

    a. Statipb. Mistar (penggaris)c. Pegasd. Embere. Beban pemberat

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    10/37

    10

    3.2.2 Cara Dinamis

    Langkah pertama yang dilakukan yaitu ember digantungkan pada

    pegas besar lalu diberi beban pemberat dan simpangan menuju pusat bumi

    sejauh 10cm, setelah itu dilepaskan dan waktu untuk 15 getaran dicatat.

    Kemudian ditambahkan beban hingga lima kali penambahan, waktu untuk 15

    kali getaran juga dicatat setiap penambahan beban pemberat. Semua langkah

    tersebut dilakukan juga untuk pegas kecil.

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    11/37

    11

    BAB IV

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisis data

    4.1.1 Cara statis

    Pegas 1(pegas kecil), xo=12 cm

    No.m1 (gram)

    (penambahan)X1 (cm)

    m1 (gram)

    (pengurangan)X2 (cm)

    1. 61,3 23 306,5 44,5

    2. 120,8 27,5 242,5 38,5

    3. 184,7 33,5 184,7 33,5

    4. 242,2 38,5 242,2 27,5

    5. 306,5 44,5 61,3 23

    Tabel 4.1 cara statis dengan pegas kecil

    Pegas 2(pegas besar), xo=12 cm

    No.m1 (gram)

    (penambahan)X1 (cm)

    m1 (gram)

    (pengurangan)X2 (cm)

    1. 61,3 34 306,5 66,5

    2. 120,8 41,5 242,5 57,5

    3. 184,7 50 184,7 50

    4. 242,2 57,5 242,2 41,5

    5. 306,5 66,5 61,3 34

    Tabel 4.2 cara statis dengan pegas besar

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    12/37

    12

    4.1.2 Cara dinamis

    Pegas 1(pegas kecil )

    N

    O

    m1

    (gra

    m)

    t1

    (seko

    n)

    m2

    (gra

    m)

    t2

    (seko

    n)

    m3

    (gra

    m)

    t3

    (seko

    n)

    m4

    (gra

    m)

    t4

    (seko

    n)

    m5

    (gra

    m)

    t5

    (seko

    n)

    1 58,7 11,66 57,6 11,95 59,9 12,69 61,8 12,04 57,8 11,61

    2 58,7 11.46 57,6 11,84 59,9 12,10 61,8 11,99 57,8 10,83

    3 58,7 11,37 57,6 12,02 59,9 11,76 61,8 12,00 57,8 11,70

    4 58,7 11,48 57,6 12,04 59,9 11,85 61,8 12,14 57,8 11,74

    5 58,7 11,52 57,6 11,87 59,9 12,34 61,8 11,82 57,8 11,75

    Tabel 4.3 cara dinamis dengan pegas kecil

    Pegas 2(pegas besar)

    N

    O

    m1

    (gra

    m)

    t1

    (seko

    n)

    m2

    (gra

    m)

    t2

    (seko

    n)

    m3

    (gra

    m)

    t3

    (seko

    n)

    m4

    (gra

    m)

    t4

    (seko

    n)

    m5

    (gra

    m)

    t5

    (seko

    n)

    1 58,7 15.65 57,6 15,42 59,9 15,52 61,8 15,66 57,8 15,41

    2 58,7 16,50 57,6 15,55 59,9 15,68 61,8 15,74 57,8 14,96

    3 58,7 15,49 57,6 15,57 59,9 15.62 61,8 15,73 57,8 15,30

    4 58,7 15,20 57,6 15,32 59,9 15,40 61,8 15,76 57,8 15,20

    5 58,7 15,60 57,6 15,4 59,9 15,36 61,8 15,76 57,8 15,43

    Tabel 4.4 cara dinamis dengan pegas besar

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    13/37

    13

    4.2 Perhitungan

    4.2.1 Cara statis dengan pegas kecil

    Penambahan massa

    1) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,0613 . 9,8

    0,23

    = 2,61 N/m

    2) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,1208 . 9,8

    0,275

    = 4,30 N/m

    3) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,1847 . 9,8

    0,335

    = 5,40 N/m

    4) m . g = k . xk = m . g

    x

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    14/37

    14

    = 0,2422 . 9,8

    0,385

    = 6,16 N/m

    5) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,3065 . 9,8

    0,445

    = 6,74 N/m

    Rata-rata tetapan pegas I penambahan massa:

    = 2,61+ 4,30 + 5,40 + 6,16 + 6,745

    = 25,21

    5

    = 5,042 N/m

    Pengurangan massa

    1) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,3065 . 9,8

    0,445

    = 6,74 N/m

    2) m . g = k . xk = m . g

    x

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    15/37

    15

    = 0,2422 . 9,8

    0,385

    = 6,16 N/m

    3) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,1847 . 9,8

    0,335

    = 5,40 N/m

    4) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,1208 . 9,8

    0,275

    = 4,30 N/m

    5) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,0613 . 9,8

    0,23

    = 2,61 N/m

    Rata-rata tetapan pegas pengurangan massa I:

    = 2,61+ 4,30 + 5,40 + 6,16 + 6,745

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    16/37

    16

    = 25,21

    5

    = 5,042 N/m

    Tetapan pegas I:

    = 5,042+5,0422

    = 5,042 N/m

    4.2.2 Cara statis dengan pegas besar

    Penambahan massa

    1) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,0613 . 9,8

    0,34

    = 1,76 N/m

    2) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,1208 . 9,8

    0,415

    = 2,85 N/m

    3) m . g = k . xk = m . g

    x

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    17/37

    17

    = 0,1847 . 9,8

    0,50

    = 3,62 N/m

    4) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,2422 . 9,8

    0,575

    = 4,12 N/m

    5) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,3065 . 9,8

    0,665

    = 4,51 N/m

    Rata-rata tetapan pegas 2 penambahan massa:

    = 1,76 + 2,85 +3,62 + 4,12 + 4,515

    = 16,86

    5

    = 3,372 N/m

    Pengurangan massa

    1) m . g = k . xk = m . g

    x

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    18/37

    18

    = 0,3065 . 9,8

    0,665

    = 4,51 N/m

    2) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,2422 . 9,8

    0,575

    = 4,12 N/m

    3) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,1847 . 9,8

    0,50

    = 3,62 N/m

    4) m . g = k . xk = m . g

    x

    = 0,1208 . 9,8

    0,415

    = 2,85 N/m

    5) m . g = k . xk = m . g

    x

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    19/37

    19

    = 0,0613 . 9,8

    0,34

    = 1,76 N/m

    Rata-rata tetapan pegas pengurangan massa I:

    = 2,61+ 4,30 + 5,40 + 6,16 + 6,745

    = 16,86

    5

    = 3,372 N/m

    Tetapan pegas 2 :

    = 3,372 + 3,3722

    = 3,372 N/m

    Jadi rata-rata tetapan pegas statis adalah :

    = 5,042 + 3,372

    2

    = 4,20 N/m

    4.2.2 Cara dinamis dengan pegas kecil

    Pegas 1(pegas kecil)

    1. Pegas dengan beban 0,0587 kgT = K = 4

    2 m

    T2

    = 42. 0,0587

    ( 11,50/15 )2

    = 3,85 N/m

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    20/37

    20

    2. Pegas dengan beban 0,0576 kgT =

    K = 42

    m

    T2

    = 42. 0,0576

    ( 11,95/15 )2

    = 3,67 N/m

    3. Pegas dengan beban 0,0599 kgT = K = 42 m

    T2

    = 42. 0,0599

    ( 12,14/15 )2

    = 3,68 N/m

    4. Pegas ditambah beban 0,0618 kgT = K = 4

    2 m

    T2

    = 42. 0,0618

    ( 12/15 )2

    = 3,79 N/m

    5. Pegas dengan beban 0,0578 kgT = K = 42 m

    T2

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    21/37

    21

    = 42. 0,0578

    ( 11,52/15 )2

    = 3,91 N/m

    Rata-rata tetapan pegas kecil cara dinamis

    = 3,85 + 3,67 + 3,68 + 3,79 + 3,915

    = 18,9

    5

    = 3,78 N/m

    4.2.3 Cara dinamis dengan pegas besar

    Pegas 2(pegas besar)

    1. Pegas dengan beban 0,0587 kgT = K = 4

    2 m

    T2

    = 42. 0,0587

    ( 15,68/15 )2

    = 2,13 N/m

    2. Pegas dengan beban 0,0576 kgT =

    K = 4

    2

    mT2

    = 42. 0,0576

    ( 15,45/15 )2

    = 2,14 N/m

    3. Pegas dengan beban 0,0599 kgT =

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    22/37

    22

    K = 42 m

    T2

    = 42. 0,0599

    ( 15,51/15 )2

    = 2,22 N/m

    4. Pegas ditambah beban 0,0618 kgT = K = 4

    2 m

    T2

    = 42. 0,0618

    ( 15,73/15 )2

    = 2,25 N/m

    5. Pegas dengan beban 0,0578 kgT = K = 4

    2 m

    T2

    = 42. 0,0578

    ( 15,26/15 )2

    = 2,23 N/m

    Rata-rata tetapan pegas besar cara dinamis

    = 2,13 + 2,14 +2,22 + 2,25 +2,235= 10,97

    5

    = 2,19 N/m

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    23/37

    23

    Jadi rata-rata tetapan pegas cara dinamis adalah :

    = 3,78 + 2,192

    = 2,98 N/m

    4.3 Grafik

    Gambar grafik linear tetapan pegas I, dengan w(berat) sebagai ordinat dan x

    (pertambahan panjang) sebagai absis

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0,7

    0,8

    0,9

    1

    0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04 0,045 0,05

    Grafik 1.1 grafik tetapan pegas 1

    Gambar grafik linear tetapan pegas II, dengan w(berat) sebagai ordinat dan x(

    pertambahan panjang)sebagai absis

    0

    0,02

    0,04

    0,06

    0,08

    0,1

    0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1

    Grafik 2.1 grafik tetapan pegas 2

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    24/37

    24

    4.2 Pembahasan

    Pada percobaan pegas I didapatkan titik temu yang menghasilkan garis

    linear dimana penambahan dan pengurangan massa menghasilkan besar tetapan

    yang sama persis, sehingga garis yang terjadi tepat melewati semua titik.

    Sedangkan pada percobaan pegas II, penambahan dan pengurangan massanya

    menghasilkan besar tetapan yang berbeda sedikit, sehingga garis linear yang

    terjadi tidak tepat melewati semua titik.

    Hal ini terjadi dikarenakan beberapa hal, yaitu kurangnya ketelitian

    praktikan atau tidak tepatnya alat pengukur. Kesalahan ini dapat juga disebabkan

    karena kepegasan dari pegas II sudah berubah, setelah penambahan beban pada

    percobaan sebelumnya. Untuk mengatasi hal itu, maka harga tetapan pegas yang

    diperoleh dirata-rata untuk memperoleh harga tetapan pegas.

    Pada percobaan dengan cara dinamis, harga tetapan pegas pada penambahan

    dan pengurangan massa berbeda, baik pada pegas I maupun pada pegas II. Ini

    disebabkan kemungkinan karena kesalahan pencatatan waktu yang kurang tepat,

    atau kepegasan dari kedua pegas sudah berubah setelah percobaan sebelumnya.

    Oleh karena itu untuk memperoleh harga tetapan pegasnya, harga tetapan dari

    masing-masing percobaan dirata-rata.

    Jika dilihat pada analisa data yang ada, hasil tetapan pegas yang didapat

    tidak jauh berbeda. Adapun masalah-masalah yang dapat menyebabkan perbedaan

    hasil akhir antara lain:

    1. Pembulatan dalam perhitungan

    Seperti yang kita tahu tetapan pegas yang didapat dari percobaan ini

    menghasilkan suatu nilai yang bernilai desimal. Dari situlah, sehingga dijadikan

    pembulatan dimana pembulatan tersebut akan menimbulkan ketidakakuratan darinilai tetapan pegas

    2. Kesalahan alat karena alat tidak bekerja sempurna

    Alat yang dipakai saat praktikum tetapan pegas ini kemungkinan tidak

    bekerja sempurna sehingga data-data yang didapat kurang akurat

    3.Kesalahn praktikan,kurang cermat dalam mengambil data,kurang hati-hati

    dalam percobaan sehingga mempengaruhi dalam perolehan data

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    25/37

    25

    Untuk cara statis,dalam menganalisa data dalam percobaan kami

    menggunakan regresi linier dan menggunakan alat. Sedangkan untuk cara

    dinamis,sebagai massa awal adalah massa ember dan digetarkan sebanyak 15 kali.

    Sehingga periode di dapat dari pembagian antar waktu yang diperlukan untuk 15

    kali getaran dan banyaknya getaran yaitu 15 kali

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    26/37

    26

    BAB V

    KESIMPULAN

    Dari percobaan tetapan pegas yang telah di lakukan didapatkan kesimpulan bahwa

    1. Tiap-tiap pegas memiliki tetapan pegas yang berbeda-beda,hal inidibuktikan dengan hasil pengukuran cara statis dan cara dinamis yang

    berbeda. Berdasarkan hasil pengukuran bahwa nilai tetapan pegas cara

    statis adalah 4,20 N/m, sedangkan nilai tetapan pegas cara dinamis adalah

    2,98 N/m.

    2. Dari percobaan tersebut dapat juga disimpulkan bahwa penambahanbeban sebanding dengan pertambahan panjang.

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    27/37

    27

    Ralat perhitungan cara dinamis

    Ralat pengukuran

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas besar m= 0.0587 kg

    No. t (detik) t - (t- )21. 15.650 -0.058 0.003364

    2. 16.500 0.792 0.627264

    3. 15.490 -0.218 0.047524

    4. 15.200 -0.508 0.258064

    5. 15.700 -0.008 0.000064

    =15.708 ( t - )2

    = 0.936280

    Tabel 1.1

    Ralat Mutlak:

    ( - t) 2 = n ( n - 1)

    = 0.936280 1/220

    = 0.216365432

    Ralat Nisbi: I = / x 100 %= 0.216365432 x 100 %

    15.708

    = 1.377421897 %

    Keseksamaan : K = 100 % - I

    = 100 % - 1.377421897 %

    K = 98.6225781 %

    1/2

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    28/37

    28

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas besar m= 0.0576 kg

    No. t (detik) t - ( t - )21. 15.42 -0.032 0.001024

    2. 15.55 0.098 0.009604

    3. 15.57 0.118 0.013924

    4. 15.32 -0.132 0.017424

    5. 15.4 -0.052 0.002704

    = 15.452 ( t -

    ) 2 = 0.044680

    Tabel 1.2

    Ralat Mutlak:

    ( t - ) 2 = n ( n - 1)

    = 0.044680 1/220

    = 0.047265209

    Ralat Nisbi: I = / x 100 %= 0.047265209 x 100 %

    15.452

    = 0.305884087 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 0.305884087 %

    K = 99.69411591 %

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    29/37

    29

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas besar m= 0.0599 kg

    No. t (detik) t - ( t - )21. 15.520 -0.036 0.001296

    2. 15.680 0.124 0.015376

    3. 15.620 0.064 0.004096

    4. 15.400 -0.156 0.024336

    5. 15.560 0.004 0.000016

    = 15.556 ( t - )

    2 = 0.045120

    Tabel 1.3

    Ralat Mutlak:

    ( t - ) 2 = n ( n - 1)

    = 0.044680 1/220

    = 0.047265209

    Ralat Nisbi: I = / x 100 %= 0.047497368 x 100 %

    15.556

    = 0.305331501 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 0.305331501%

    K = 99.6946685 %

    1/2

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    30/37

    30

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas besar m= 0.0618 kg

    Tabel 1.4

    Ralat Mutlak:

    ( t -

    )

    2

    = n ( n - 1)

    = 0.006800 1/220

    = 0.018439089

    Ralat Nisbi: I = / x 100 %= 0.018439089 x 100 %

    15.730

    = 0.117222434 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 0.117222434 %

    K = 99.88277757%

    No. t (detik) t - ( t - )21. 15.66 -0.070 0.004900

    2. 15.74 0.010 0.000100

    3. 15.73 0.000 0.000000

    4. 15.76 0.030 0.000900

    5. 15.76 0.030 0.000900

    = 15.730 ( t - ) 2 = 0.006800

    1/2

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    31/37

    31

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas besar m= 0.0578 kg

    No. t (detik) t - ( t - )21. 15.410 0.150 0.022500

    2. 14.960 -0.300 0.090000

    3. 15.300 0.040 0.001600

    4. 15.200 -0.060 0.003600

    5. 15.430 0.170 0.028900

    = 15.260 ( t - ) 2 = 0.146600

    Tabel 1.5

    Ralat Mutlak:

    ( t - ) 2 = n ( n - 1)

    = 0.146600 1/220

    = 0.085615419

    Ralat Nisbi: I = / x 100 %= 0.085615419 x 100 %

    15.260

    = 0.561044687 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 0.561044687 %

    K = 99.43895531 %

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    32/37

    32

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas kecil m= 0.0587 kg

    No. t (detik) t -

    ( t -

    )

    2

    1. 11.660 0.162 0.026244

    2. 11.460 -0.038 0.001444

    3. 11.370 -0.128 0.016384

    4. 11.480 -0.018 0.000324

    5. 11.520 0.022 0.000484

    = 11.498 ( t - ) 2 = 0.044880

    Tabel 1.6

    Ralat Mutlak:

    ( t - ) 2 = n ( n - 1)

    = 0.044880 1/220= 0.047370877

    Ralat Nisbi: I = / x 100 %= 0.047370877 x 100 %

    11.498

    = 0.411992322 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 0.411992322 %

    K = 99.58800768 %

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    33/37

    33

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas kecil m= 0.0576 kg

    No. t (detik) t - t ( t - )2

    1. 11.95 0.014 0.000196

    2. 11.84 -0.096 0.009216

    3. 12.02 0.084 0.007056

    4. 12.04 0.104 0.010816

    5. 11.83 -0.106 0.011236

    = 11.936 ( t -

    )

    2= 0.038520

    Tabel 1.7

    Ralat Mutlak:

    ( t - ) 2 = n ( n - 1)

    = 0.038520 1/220

    = 0.047370877

    Ralat Nisbi: I = / x 100 %= 0.047370877 x 100 %

    11.498

    = 0.043886217 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 0.043886217 %

    K = 99.63232057 %

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    34/37

    34

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas kecil m= 0.0599 kg

    No. t (detik) t - ( t - )2

    1. 12.690 0.542 0.293764

    2. 12.100 -0.048 0.002304

    3. 11.760 -0.388 0.150544

    4. 11.850 -0.298 0.088804

    5. 12.340 0.192 0.036864

    = 12.148 ( t - ) 2 = 0.572280

    Tabel 1.8

    Ralat mutlak:

    ( t - ) 2 = n ( n - 1)

    = 0.572280 1/2

    20

    = 0.169156732

    Ralat Nisbi: I = / t x 100 %

    = 0.051807335x 100 %

    12.148= 1.39246569 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 1.39246569 %

    K = 98.60753431 %

    1/2

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    35/37

    35

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas kecil m= 0.0618 kg

    No. t (detik) t - ( t - )2

    1. 12.04 0.042 0.001764

    2. 11.99 -0.008 0.000064

    3. 12 0.002 0.000004

    4. 12.14 0.142 0.020164

    5. 11.82 -0.178 0.031684

    = 11.998 ( t - )2

    = 0.053680

    Tabel 1.9

    Ralat Mutlak:

    ( t - ) 2 = n ( n - 1)

    = 0.053680 1/2

    20

    = 0.051807335

    Ralat Nisbi: I = / t x 100 %

    = 0.051807335x 100 %

    11.998

    = 0.431799762 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 0.431799762 %

    K = 99.56820024 %

    1/2

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    36/37

    36

    Ralat t percobaan 1, percobaan dinamis dengan pegas kecil m= 0.0578 kg

    No. t (detik) t - ( t - )21. 11.780 -0.014 0.000196

    2. 11.760 -0.034 0.001156

    3. 11.840 0.046 0.002116

    4. 11.790 -0.004 0.000016

    5. 11.800 0.006 0.000036

    = 11.794 ( t - ) 2 = 0.003520

    Tabel 1.10

    Ralat Mutlak:

    ( t - ) 2 = n ( n - 1)

    = 0.003520 1/2

    20

    = 0.051807335

    Ralat Nisbi: I = / x 100 %= 0.013266499 x 100 %

    11.794= 0.112485155 %

    Keseksamaan: K = 100 % - I

    = 100 % - 0.112485155 %

    K = 99.88751485 %

    1/2

  • 7/27/2019 fisdas-1-lapressoftcopypegasg2-120921224851-phpapp01

    37/37

    DAFTAR PUSTAKA

    F.J. Bueche.2006.FISIKA UNIVERSITAS.Erlangga, Jakarta.

    Halliday, David.1999.FISIKA.Erlangga, Jakarta.

    Id.wikipedia.org/wiki/hokum-newton.051013;20.00 WIB

    Ishaq, Mohammad.2007Fisika Dasar Edisi 2.Graha Ilmu, Bandung.

    Sutrisno, 1986.SERI FISIKA DASAR MEKANIKA, ITB, Bandung.