FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS...
Transcript of FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS...
i
ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, LEVERAGE DAN
FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Riska Novaliani
NIM: 1113081000060
JURURSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017
i
ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, LEVERAGE DAN
FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Riska Novaliani
NIM: 1113081000060
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA
NIDN. 2004 1070 02
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H / 2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Selasa 11 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
Nama : Riska Novaliani
NIM : 1113081000060
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Leverage dan Firm
Age Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2017
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )
NIP. 19731221 200501 2 002 Penguji I
2. Leis Suzanawati, SE., M.Si ( )
NIP. 19720809 200501 2 004 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Selasa 26 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nama : Riska Novaliani
NIM : 1113081000060
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Leverage dan Firm
Age Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa di
atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 September 2017
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )
NIP. 19731221 200501 2 002 Ketua
2. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA ( )
NIDN. 2004 1070 02 Sekretaris
3. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM ( )
NIDN. 0311 0658 05 Penguji Ahli
4. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA ( )
NIDN. 2004 1070 02 Pembimbing
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Riska Novaliani
NIM : 1113081000060
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Leverage dan Firm
Age Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2016)
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, September 2017
Yang Menyatakan
(Riska Novaliani)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama : Riska Novaliani
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 9 November 1995
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Komplek Puri Pamulang Blok G1/30, Kecamatan
Pamulang, Kota Tangerang Selatan
No. Telp : 085921724682
Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN
2000 – 2001 TK Dewi Sartika
2001 – 2004 SDN 03 Pagi Jakarta
2004 – 2007 SDN Pamulang Barat
2007 – 2010 SMPN 17 Tangerang Selatan
2010 – 2013 SMAN 6 Tangerang Selatan
2013 – 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. PENGALAMAN ORGANISASI
2015 Anggota Divisi Seni dan Budaya Himpunan
Mahasiswa Jurusan Manajemen periode tahun
2014-2015
vi
ABSTRACT
The study aims to analyze the influence of intellectual capital (measured
by VACA, VAHU, STVA), leverage and firm age on profitability. Data’s study is
annual financial report of 13 consumer goods companies which listed in Indonesia
Stock Exchange in the periods 2012-2014. The study is using the method of analysis
of the regression panel data with a random effect model by using program Eviews
9.0 and Microsoft Excel 2013.
The result show that partially VACA positive significant influence to
Profitability with the sig. 0,0000<0,05. STVA positive significant influence to
Profitability with the sig. 0,0001<0,05. Leverage negative significant influence to
Profitability with the sig. 0,0000<0,05. VAHU not influence to Profitability with
the sig. 0.0822>0.05. Firm Age not influence to Profitability with the sig.
0.3473>0.05. The result show that according simultan Intellectual Capital,
Leverage and Firm Age significant influence to Profitability with the sig.
0.000000<0.05. The magnitude of the coefficient of determination (Adjusted R
Square) was equal to 0.965422. This means that the dependent variable was
96.5422% profitability can be explained by the five independent variables while
remaining 3.4578% was explained by the variable or other factors outside the
model.
Keyword : Profitability, Intellectual Capital, Leverage, Firm Age
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital
(diukur dengan VACA, VAHU dan STVA), Leverage dan Umur Perusahaan
terhadap Profitabilitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
laporan keuangan tahunan 13 perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Penelitian ini menggunakan metode
regresi panel data dengan pendekatan model fixed effect menggunakan program
Eviews 9 dan Microsoft Excel 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel VACA
berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas dengan nilai sig.
0,0000<0.05. STVA berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas dengan
nilai sig. 0,0001<0,05. Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap
Profitabilitas dengan nilai sig. 0,0000<0,05. VAHU tidak memiliki pengaruh
terhadap Profitabilitas dengan nilai sig. 0.0822>0.05. Umur Perusahaan tidak
memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas dengan nilai sig. 0.3473>0.05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel
VACA, VAHU, STVA, Leverage dan Umur Perusahaan berpengaruh terhadap
Profitabilitas dengan nilai sig. 0.000000<0.05. Besarnya koefisien determinasi
(Adjusted R Square) adalah sebesar 0.965422. Hal ini berarti bahwa 96.5422%
variabel dependen yaitu profitabilitas dapat dijelaskan oleh lima variabel
independen, sedangkan sisanya sebesar 3.4578% dijelaskan oleh variabel atau
faktor-faktor lainnya diluar model.
Kata kunci : Profitabilitas, Intellectual Capital, Leverage, Umur Perusahaan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Leverage
dan Firm Age Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016)” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S.E) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi
Manajemen Universitas Islam Negeri Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:
1. Kedua orangtua tercinta dan kakak saya Reziana Oktaviani yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang
dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
4. Bapak Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyusun skripsi dari sejak awal penulisan sampai skripsi ini
selesai.
5. Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen pembimbing akademik yang telah
meluangkan waktu dan membimbing juga memberikan arahan selama masa
perkuliahan berlangsung.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu
yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.
ix
7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya
melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan
administrasi, keuangan dan lain-lainnya.
8. Allianshe (Shaumi, Cindy, Adel) dan Suci Febriyanti yang telah
menghabiskan waktu bersama dalam suka duka dan membantu menyelesaikan
skripsi maupun perkuliahan. Semoga Allah SWT selalu melindungi kalian dan
membalas kebaikan-kebaikan kalian. Sukses untuk kita semua.
9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Keuangan 2013 dan Manajemen
2013. Terimakasih atas rasa kekeluargaan, dukungan dan motivasi yang telah
diberikan selama masa perkuliahan. Semoga Allah SWT selalu memudahkan
langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.
10. Teman-teman KKN MENYAPA (Sintia, Iis, Fiqi, Alizza, Aly, Sonhaji, Bea,
Toto, Bie, A Yuli) yang telah memberikan kenangan dan pengalaman hidup
berharga selama satu bulan melakukan kegiatan pengabdian di Kampung
Curug Nanggung.
11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian telah
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih banyak
atas motivasi yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun
kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik bagi pembaca
maupun bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri.
Jakarta, September 2017
Penulis
Riska Novaliani
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v
ABSTRACT ...................................................................................................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 12
A. Landasan Teori .................................................................................................. 12
1. Stakeholder Theory ........................................................................................ 12
2. Legitimacy Theory ......................................................................................... 13
3. Resource Based Theory .................................................................................. 13
4. Intellectual Capital ........................................................................................ 14
5. Value Added Intelectual Coefficient (VAICTM) ............................................... 25
6. Leverage ........................................................................................................ 30
7. Umur Perusahaan ........................................................................................... 32
8. Profitabilitas .................................................................................................. 33
B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen............................. 37
C. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 40
D. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 48
xi
E. Hipotesis ........................................................................................................... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 50
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................. 50
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 53
D. Metode Analisis Data ........................................................................................ 53
1. Estimasi Model Data Panel ............................................................................ 55
a. Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS) ............................ 55
b. Metode Fixed Effect Model (FEM) ............................................................. 55
c. Metode Random Effect Model (REM) ........................................................ 56
2. Tahap Analisis Data ....................................................................................... 57
a. Uji Chow ................................................................................................... 57
b. Uji Hausman .............................................................................................. 59
3. Uji Dasar Asumsi Klasik ................................................................................ 59
a. Uji Normalitas ........................................................................................... 60
b. Uji Multikolineritas .................................................................................... 60
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................... 61
d. Uji Autokorelasi......................................................................................... 62
4. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 63
a. Uji t (Uji Signifikansi Parsial) .................................................................... 63
b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan) ................................................................ 65
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)................................................................... 66
E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................................... 67
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 71
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................... 71
1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................. 71
2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian .......................................... 72
B. Analisis dan Pembahasan ................................................................................... 87
1. Deskriptif Sampel .......................................................................................... 87
2. Deskriptif Variabel ........................................................................................ 88
3. Uji Analisis Model Regresi Data Panel .......................................................... 99
4. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel ..................................... 104
5. Uji Dasar Asumsi Klasik .............................................................................. 107
xii
6. Uji Hipotesis ................................................................................................ 111
7. Analisis Regresi Data Panel ......................................................................... 118
8. Interpretasi................................................................................................... 122
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 128
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 128
B. Implikasi ......................................................................................................... 129
C. Saran ............................................................................................................... 130
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 132
LAMPIRAN .............................................................................................................. 139
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-rata 6 Variabel Utama pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi di BEI Tahun 2012-2016 ....................................... 6
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 44
Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel ............................................................ 51
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 52
Tabel 4.1 Nama Sampel Perusahaan ................................................................ 88
Tabel 4.2 Deskripsi Rata-rata ROA ................................................................. 89
Tabel 4.3 Deskripsi Rata-rata VACA .............................................................. 90
Tabel 4.4 Deskripsi Rata-rata VAHU .............................................................. 92
Tabel 4.5 Deskripsi Rata-rata STVA ............................................................... 94
Tabel 4.6 Deskripsi Rata-rata Leverage ........................................................... 95
Tabel 4.7 Deskripsi Rata-rata AGE ................................................................. 97
Tabel 4.8 Uji Common Effect (OLS) ............................................................... 100
Tabel 4.9 Uji Fixed Effect ............................................................................... 101
Tabel 4.10 Uji Random Effect ......................................................................... 103
Tabel 4.11 Uji Chow ....................................................................................... 105
Tabel 4.12 Uji Hausman ................................................................................. 106
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 109
Tabel 4.14 Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 110
Tabel 4.15 Uji Autokorelasi ............................................................................ 110
Tabel 4.16 Uji T (Parsial) ................................................................................ 112
Tabel 4.17 Uji F (Simultan) ............................................................................ 116
Tabel 4.18 Koefisien Determinasi R2 .............................................................. 118
xiv
Tabel 4.19 Uji Terpilih Fixed Effect Model ..................................................... 120
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 48
Gambar 4.1 Uji Normalitas ............................................................................. 108
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan ........................................................... 139
Lampiran 2: Daftar Rincian Data Perusahaan 2012-2016 ................................ 140
Lampiran 3: Hasil Output Uji Regresi Data Panel ........................................... 143
Lampiran 4: Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel .............. 145
Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik .................................................. 146
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,
2010). Jumlah laba bersih sering dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau
kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva dan ekuitas pemegang
saham. Besarnya laba juga digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.
Setiap perusahaan yang berorientasi profit pasti mengharapkan untuk
memperoleh laba yang maksimal sehingga dapat memaksimalkan nilai
perusahaannya dan pada akhirnya dapat mensejahterahkan pemegang saham.
Berdasarkan kegiatan utama yang dijalankan, jenis perusahaan terbagi ke
dalam tiga kategori, yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan
perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
mengolah sendiri bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi
melalui proses produksi untuk kemudian dijual kepada konsumen. Terdapat
tiga sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri
barang konsumsi. Dilihat dari pembagian sektor tersebut, sektor industri
barang konsumsi merupakan kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan
masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di sektor industi
barang konsumsi mempunyai aktivitas operasi yang tinggi sehingga
2
menyebabkan perusahaan harus mampu mengelola setiap aktivitasnya untuk
dapat memperoleh laba yang maksimal.
Persaingan yang terjadi dalam industri manufaktur tentunya membuat
setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerjanya agar dapat tercapainya
tujuan perusahaan. Menurut situs resmi Kemenprin, industri manufaktur
merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang paling diminati oleh
investor asing seiring pulihnya perdagangan internasional khususnya sektor
industri barang dan konsumsi yang mempunyai peran aktif dalam pasar modal
di mana pada awal tahun 2011 sektor barang dan konsumsi mengalami
kenaikan sebesar 41,93% dibandingkan sektor lainnya. Pada tahun 2013,
Kemenprin juga mencatatkan bahwa industri barang dan konsumsi menjadi
penopang daya tahan sektor manufaktur yang tumbuh sebesar 28%. Kenaikan
ini merupakan kenaikan tertinggi kedua dari sepuluh sektor yang ada serta
sektor dengan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya
yang menjadi bagian dalam industri manufaktur. Dengan demikian,
perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam hal pendanaan agar perusahaan dapat berkembang, bertahan
hidup, bersaing dengan perusahaan lainnya serta memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Dewasa ini, perkembangan kegiatan bisnis mulai berkembang dengan
pesat dan kompleks. Inovasi teknologi dan persaingan yang ketat memaksa
perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya sehingga
mengacu perubahan yang dapat terus menerus memiliki daya saing dan
3
memiliki konsep untuk going concern (Widarsono, n.d). Pada era informasi
dan pengetahuan, kunci kesuksesan suatu perusahaan tidak lagi ditentukan
oleh aset berwujud (tangible asset) yang dimiliki perusahaan, namun aset
tidak berwujudlah (intangible asset). Aset tidak berwujud (intangible asset),
terutama pengetahuan menjadi semakin penting di dalam era saat ini (Santoso
dan Setiawan, n.d). Maka agar dapat bertahan dengan cepat perusahaan harus
mengubah pola bisnis mereka dengan didasarkan pada pengetahuan
(Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
Munculnya intellectual capital pada awal 1990-an mendapat perhatian
lebih oleh para akademisi, perusahaan maupun para investor. Intellectual
capital dipandang sebagai pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan
kekayaan perusahaan. Menurut Mayo (2000), mengukur kinerja perusahaan
dari perspektif keuangan sangatlah akurat tetapi sebenarnya yang akan
menjadi dasar penggerak nilai dari keuangan tersebut adalah SDM. SDM
dengan segala pengetahuan, ide, dan inovasi disebut human capital. Human
capital merupakan bagian dari intellectual capital yang sangat penting untuk
kemajuan dan pertumbuhan perusahaan di masa datang sehingga menjadi
faktor penentu untuk menilai kinerja perusahaan. Intellectual capital dianggap
sebagai “pencipta nilai tambah ekonomi (economic value creator)” bagi
perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan yang
kesinambungan jangka panjang.
Namun, sayangnya di Indonesia intellectual capital masih belum
dikenal. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan di Indonesia masih
4
menggunakan dasar konvensional dalam membangun bisnisnya, sehingga
produk yang dihasilkan masih miskin kandungan teknologi. Di samping itu,
perusahaan masih belum memberikan perhatian lebih kepada human capital
dan structural capital yang merupakan elemen pembangunan intellectual
capital perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Implementasi intellectual
capital memang merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja di Indonesia
tetapi juga di lingkungan bisnis global. Pada umumnya kalangan bisnis masih
belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki
perusahaan. Nilai lebih ini dihasilkan oleh intellectual capital yang dapat
diperoleh dari budaya pengembangan perusahaan maupun kemampuan
perusahaan dalam memotivasi karyawannya sehingga produktivitas
perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan dapat meningkat (Warno, 2011).
Adanya nilai lebih yang dimiliki oleh setiap perusahaan menjadi suatu
fenomena adanya ketertarikan peneliti dalam mengukur nilai lebih tersebut.
Namun, masalah sebenarnya yaitu terletak pada pengukurannya, pengukuran
yang tepat terhadap intellectual capital perusahaan belum dapat ditetapkan.
Para peneliti berusaha menemukan cara yang dapat diandalkan dalam
mengukur aset tidak berwujud tersebut, disamping itu pengakuan mengenai
pengaruh intellectual capital dalam menciptakan nilai perusahaan dan
keunggulan kompetitif telah meningkat, namun ukuran yang tepat masih terus
dikembangkan (Basyar, n.d). Menurut Pulic (1998) menyarankan sebuah
pengukuran tidak langsung terhadap intellectual capital yaitu dengan
mengukur efisiensi dari nilai tambah yang dihasilkan oleh kemampuan
5
intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient – VAIC).
Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu
human capital (VAHU – value added human capital), structural capital
(STVA – structural capital value added), dan physical capital (VACA – value
added capital employed). Tujuan utama dalam komponen ini adalah
menciptakan nilai tambah dalam mengetahui ukuran tentang physcal capital
(dana-dana keuangan) dan intellectual potential (nilai yang melekat pada
karyawan atas kemampuan yang dihasilkan). Hal ini dinyatakan bahwa kedua
tujuan tersebut telah ditunjukkan oleh VAIC bahwa secara efisiensi
dimanfaatkan oleh perusahaan.
Hutang atau leverage juga termasuk faktor yang dapat mempengaruhi
naik turunnya tingkat profitabilitas perusahaan dalam setiap periode. Sartono
(2010:257) mengemukakan bahwa suatu perusahaan menggunakan hutang
dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut lebih besar
dari pada biaya aset dan sumber dananya karena dapat menurunkan pajak
perusahaan. Namun, dalam teori Pecking Order menjelaskan bahwa
perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru
mempunyai tingkat utang yang lebih kecil.
Umur perusahaan menunjukan sudah berapa lama perusahaan tersebut
berdiri dalam menjalankan usahanya. Umur perusahaan memiliki hubungan
yang positif terhadap profitabilitas. Perusahaan yang telah lama berdiri
umumnya memiliki profitabilitas yang lebih tinggi daripada perusahaan yang
baru berdiri kerena perusahaan yang baru berdiri memiliki pengeluaran tinggi
6
dalam investasi. Perusahaan yang telah lama berdiri juga menunjukan bahwa
perusahaan tersebut mampu bertahan dalam kurun waktu lama dengan kondisi
kondisi yang berubah-ubah, baik dalam kondisi boom maupun dalam kondisi
krisis, sehingga dapat dikatakan perusahaan kuat dan stabil. Perusahaan yang
kuat dan stabil akan meningkatkan kredibilitas di mata investor sehingga
investor tidak segan untuk menanamkan modalnya yang menghasilkan
peningkatan profitabilitas (Rusmawati, 2016).
Dari pengamatan sepintas yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
variabel value added capital employed (VACA), value added human capital
(VAHU), structural capital value added (STVA), leverage dan firm age
perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2016 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Rata-rata 6 Variabel Utama pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi di BEI Tahun 2012-2016
No Variabel Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 ROA 0.1392 0.1302 0.1085 0.1082 0.1239
Perubahan (%) - -6.5% -16.7% -0.3% 14.6%
2 VACA 0.3979 0.3947 0.3507 0.3317 0.3424
Perubahan (%) - -0.8% -11.1% -5.4% 3.2%
3 VAHU 3.4696 3.2607 2.5580 2.7378 3.0964
Perubahan (%) - -6.0% -21.6% 7.0% 13.1%
4 STVA 0.5987 0.5567 0.5180 0.5223 0.5541
Perubahan (%) - -7.0% -7.0% 0.8% 6.1%
5 LEV 0.3925 0.4178 0.4238 0.4017 0.3795
7
Perubahan (%) - 6.4% 1.4% -5.2% -5.5%
6 AGE 3.6353 3.6635 3.6909 3.7174 3.7431
Perubahan (%) - 0.8% 0.7% 0.7% 0.7%
Sumber: Data diolah
Ditinjau dari ROA perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 1.1, tahun
2012 sampai dengan 2016 rata-rata ROA perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi cenderung mengalami penurunan tahun ke tahun,
kecuali tahun 2016 yang mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu 14,6%. Nilai
ROA yang semakin mendekati 100% berarti semakin baik profitabilitas
perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Sedangkan
rendahnya ROA suatu perusahaan menunjukkan keuntungan atau profit yang
diterima suatu perusahaan atas dikeluarkannya modal untuk aktifitas
perusahaannya menunjukkann keuntungan yang sedikit. Tabel 1.1
menunjukkan bahwa rata-rata variabel independen (VACA, VAHU, STVA,
DAR dan AGE) perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi pada
tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami fluktuasi. VACA perusahaan
mengalami penurunan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 sedangkan pada tahun
2016 mengalami kenaikan. VAHU perusahaan mengalami penurunan pada
tahun 2013 dan 2014 dan mengalami kenaikan pada tahun 2015 dan 2016.
STVA pada tahun 2013 dan 2014 mengalami nilai penurunan yang sama yaitu
7%, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan. Leverage
cenderung naik turun dari tahun ke tahun, penurunan paling besar dialami
pada tahun 2016 sebesar 5,5%. Firm age cenderung stabil dari tahun ke tahun
dengan kenaikan sebesar 0,7%.
8
Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat
inkonsistensi hasil penelitian. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kartika
dan Hatane (2012) menunjukkan bahwa VACA berpengaruh negatif
signifikan terhadap profitabilitas, VAHU tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas dan STVA berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas. Sedangkan dalam penelitian Hanum, dkk (2015) disebutkan
bahwa VACA berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, VAHU
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas dan STVA tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nejad, dkk (2015) ditemukan
bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Selain
itu, hasil penelitian Suryamis dan Oetomo (2014) menemukan bahwa leverage
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2014) menunjukkan bahwa leverage
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Suryamis dan Oetomo (2014)
yang meneliti pengaruh leverage, umur perusahaan dan ukuran perusahaan
terhadap profitabilitas, hasil penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil tersebut konsisten
dengan penelitian Rusmawati (2016) yang menunjukan bahwa umur
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Dikarenakan terdapat perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai profitabilitas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
9
mengenai profitabilitas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
yaitu terletak pada rentang waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan pada
rentang waktu periode 2012-2016 yang dilakukan pada objek penelitian
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa laporan
keuangan masing-masing perusahaan, yang dapat dilihat dengan mengakses
website www.idx.co.id dan www.sahamok.com.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan membahas mengenai
pengaruh intellectual capital, leverage dan firm age terhadap profitabilitas.
Adapun judul dari penelitian tersebut adalah: “Analisis Pengaruh Intellectual
Capital, Leverage dan Firm Age Terhadap Profitabilitas” (Studi Kasus pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012- 2016).”
10
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value added
capital employed (VACA), value added human capital (VAHU),
structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan
secara individual (parsial) terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value added
capital employed (VACA), value added human capital (VAHU),
structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan
secara bersama-sama (simultan) terhadap profitabilitas (ROA)
perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara value added capital
employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural
capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan terhadap
profitabilitas (ROA).
2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara value added capital
employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural
11
capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan terhadap
profitabilitas (ROA).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi
ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengetahuan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan pada khususnya. Hasil
penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa jurusan
manajemen keuangan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
dapat digunakan sebagai pedoman pustaka untuk penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
keputusan terhadap kebijakan keuangan agar dapat memaksimumkan
nilai perusahaan.
b. Bagi institusi diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif
dan dapat berguna untuk ilmu pengetahuan khususnya di bidang
manajemen keuangan dan sebagai perbandingan dengan penelitian
sebelumnya.
c. Bagi peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas. Selain itu, melalui penelitian ini juga menambah ilmu
pengetahuan penulis khususnya di bidang manajemen keuangan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Stakeholder Theory
Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan
untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder mereka
dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut kepada para
stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki
hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi
mempengaruhi mereka (sebagai contoh melalui sponsorship, inisiatif
pengamanan dan lain-lain), bahkan ketika mereka memilih untuk tidak
menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat
secara langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan
hidup organisasi (Deegan, 2004).
Lebih lanjut Deegan (2004) menyatakan bahwa teori stakeholder
menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau
ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih
secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan,
sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya,
untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau diakui oleh stakeholder.
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu
manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan
13
melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan
hubungan-hubungan di lingkungan perusahaaan mereka. Namun demikian,
tujuan yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong
manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-
aktifitas mereka, dan meninimalkan kerugian kerugian bagi stakeholder.
2. Legitimacy Theory
Teori legitimasi berhubungan erat dengan teori stakeholder. Teori
legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari cara
untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan norma yang
berlaku di masyarakat (Deegan, 2004). Menurut Deegan (2004), dalam
perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secara sukarela
melaporkan aktifitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal ini
adalah yang diharapkan komunitas. Teori legitimasi bergantung pada
premis bahwa terdapat “kontrak sosial” antara perusahaan dengan
masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi. Kontrak sosial adalah
suatu cara untuk menjelaskan sejumlah besar harapan masyarakat tentang
bagaimana seharusnya organisasi melaksanakan operasinya, harapan sosial
ini tidak tetap, namun berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini menuntut
perusahaan untuk responsif terhadap lingkungan di mana mereka
beroperasi (Deegan, 2004).
3. Resource Based Theory
Resources Based Theory (RBT) adalah suatu teori yang membahas
mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan bagaimana
14
perusahaan tersebut dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya dengan baik (Bontis, 2000). Teori ini menjelaskan bahwa
kinerja perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
penggunaan yang efektif dan efisien dari aset berwujud maupun tak
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan atau intellectual ability. RBT
dapat menjelaskan bahwa perusahaan dengan kemampuan mengelola
intellectual capital dengan maksimal dalam hal ini seluruh sumber daya
yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik
(physical capital) maupun structural capital dapat menciptakan nilai bagi
perusahaan tersebut. Asumsi dari teori ini adalah bagaimana perusahaan
mendapatkan nilai tambah (value added) dengan mengelola sumber daya
yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan perusahaan. Penciptaan nilai
tambah bagi perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Intellectual Capital
Menurut Bontis (1998) modal intelektual adalah seperangkat tak
berwujud (sumber daya, kemampuan dan kompetensi) yang menggerakkan
kinerja organisasi dan penciptaan nilai.
Sangkala (2006) mendefinisikan Intellectual Capital sebagai hasil
dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang
ditransformasikan dalam aset yang bernilai bagi perusahaan. Salah satu
area yang menarik perhatian akademisi maupun praktisi adalah terkait
dengan kegunaan intellectual capital sebagai salah satu alat untuk
15
menentukan nilai perusahaan (Edvinsson dan Malone, 1997 dalam Ulum
(2008)).
Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti
mengidentifikasi tiga konstruk utama dari modal intelektual, yaitu: Human
Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Customer Capital (CC).
Menurut Bontis et al. (2000), secara sederhana HC merepresentasikan
individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh
karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance,
education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis.
Mengacu pada pandangan Bontis dalam Sanchez et al., Cut Zurnali
(2008) mengemukakan bahwa modal intelektual dibentuk dari sistem
hubungan antar blok (system of inter-relational blocks), sebagai berikut:
a. Modal Manusia (Human Capital)
Pengetahuan individual yang tak terlihat dari para
anggota yang dimiliki organisasi. Human capital ini
didefinisikan sebagai kombinasi dari pendidikan (education),
warisan genetik (genetic inheritance), pengalaman dan sikap
(experience and attitudes) terhadap hidup dan pekerjaan. Ini
diukur sebagai fungsi volume (function of volume).
b. Modal Struktural (Structural Capital)
Pengetahuan tak terlihat yang merangkul organisasi
(tacit knowledge that embraces the organization). Ini mengenal
keberagaman yang sangat besar dari pemenuhan hubungan
16
untuk mengelola perusahaan dalam sebuah cara yang
terkoordinasi (a coordinated manner). Tanpa modal struktural,
intellectual capital hanya merupakan human capital.
c. Modal Pelanggan (Customer Capital)
Pengetahuan yang komprehensif dalam bidang
pemasaran (marketing) dan hubungan dengan pelanggan
(customer relations). Hal ini mencakup pengembangan
pengetahuan mengenai pelanggan, pemasok dan asosiasi
industrial atau yang berkaitan dengan pemerintah. Customer
capital ini dapat diukur sebagai sebuah fungsi lamanya usia
perusahaan (function of longevity).
Namun, menurut Zurnali (2008), modal intektual lebih dari sekedar
penjumlahan ketiga elemen ini. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
membiarkan pengetahuan dari sebuah perusahaan bekerja dan
menciptakan nilai. Modal intelektual mampu menghasilkan peningkatan
nilai organisasi dan dimaksudkan untuk membolehkan perusahaan
mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada lebih baik dari yang
didapatkan para pesaing dan memberikan peningkatan penghasilan di
masa depan.
Menurut Zurnali (2008), dalam kaitannya dengan organisasi publik
seperti instansi-instansi pemerintah dan universitas, maka komponen-
komponen yang tepat untuk mengukur modal intelektual adalah sebagai
berikut: Human Capital – the set of explicit and tacit knowledge of the
17
institutions’personnel acquired through formal and informal educational
and actualization processes embodied in their activities (seperangkat
pengetahuan yang terlihat dan tersembunyi yang didapat oleh personal
institusi melalui proses pendidikan formal dan informal yang diterapkan
dalam kegiatan-kegiatan mereka); Structural Capital – the explicit
knowledge related to the internal process of dissemination,
communication and management of scientific and technical knowledge in
the institution (can be both institutional and technological (pengetahuan
yang terlihat yang berkaitan dengan proses internal dari penyebaran,
pengkomunikasian dan manajemen ilmiah dan pengetahuan teknis dalam
organisasi atau dapat dua-duanya yaitu keorganisasian dan teknologi); dan
Relational Capital – gathers the wide set of economical, political and
institutional relationships developed and maintained by institution
(perangkat yang luas secara ekonomi, politik dan hubungan institusional
yang dikembangkan dan dipelihara oleh institusi).
Sebagai tambahan, menurut Zurnali (2008), organisasi-organisasi
publik mempunyai permintaan eksternal yang terus-menerus untuk
transparansi dan informasi yang lebih besar dalam hal penggunaan dana
publik dan dengan adanya otonomi daerah atau otonomi kampus, tuntutan
ini menjadi lebih besar lagi terhadap organisasi, manajemen dan alokasi
anggaran mereka. Situasi ini memerlukan sistem pelaporan dan
manajemen yang baru (new management and reporting systems).
18
Mengacu pada pendapat Elena (2004), Zurnali (2008) menjelaskan
bahwa intellectual capital management dan knowledge management
menyediakan metodologi yang efisien untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengelola dan menyebarkan pengetahuan, inilah yang disebut dengan
suatu cara yang pantas (a proper way) untuk memperbaiki transparansi
dan manajemen internal. Intellectual Capital Management (ICM) dan
Knowledge Management (KM) adalah seperangkat kegiatan manajerial
yang ditujukan pada pengidentifikasian dan pemberian nilai aset-aset
pengetahuan (knowledge assets) organisasi. Pengaruh aset-aset ini melalui
pembagian pengetahuan dan menciptakan pengetahuan baru.
Menurut Zurnali (2008), sistem pelaporan dan manajemen baru
akan membolehkan organisasi berada dalam posisi menciptakan
transparansi dalam penggunaan dana publik, menjelaskan pencapaian riset,
pelatihan, inovasi dan manfaat lainnya kepada para stakeholder dan
mengilustrasikan pengembangan aset tak terlihat.
Lebih lanjut Bontis et al. (2000) menyebutkan bahwa SC meliputi
seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk
dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals,
strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih
besar dari nilai materialnya. Customer Capital (CC) merupakan
pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer
relationship di mana suatu organisasi mengembangkan hal tersebut
melalui proses berbisnis (Bontis et al., 2000).
19
Ulrich (1998) memberikan lima alasan mengapa modal intelektual
merupakan isu dan aset penting bagi perusahaan, yakni:
a. Modal intelektual merupakan satu-satunya kekayaan perusahaan yang
bernilai (appreciable). Aset lain seperti bangunan, pabrik, peralatan,
mesin, dan sebagaimana harus didepresiasi begitu aset tersebut
digunakan, sedangkan modal intelektual justru bertambah begitu
digunakan.
b. Pekerjaan yang berhubungan dengan pengetahuan semakin bertambah
jumlahnya. Hal tersebut diindikasikan oleh semakin banyaknya
lapangan kerja yang muncul dari sektor jasa. Perekonomian jasa
tumbuh pesat secara langsung dalam industri jasa seperti ritel,
investasi, informasi, pendidikan, konsultasi, dan hiburan; serta secara
tidak langsung dalam industri manufaktur tradisional seperti otomotif,
barang dalam kemasan, dan peralatan instalasi. Pada umumnya jasa
bertumpu pada jalinan relasi yang didasari kompetensi dan komitmen
individu. Oleh sebab itu, arti penting modal intelektual semakin
meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian jasa.
c. Personil dengan modal intelektual tinggi menjadi volunteer, karena
sebagai yang terbaik memiliki peluang besar untuk mencari
kesempatan kerja di sejumlah perusahaan. Bukan berarti mereka
bersedia bekerja secara cuma-cuma (tanpa bayaran), namun mereka
memiliki banyak pilihan tempat bekerja sehingga mereka menjadi
volunteer di perusahaan tertentu. Komitmen para volunteer cenderung
20
terbentuk karena ikatan emosional mereka pada suatu perusahaan.
Mereka lebih tertarik pada aspek makna dan tantangan pekerjaan
daripada imbalan finansial. Para karyawan yang memiliki mindset
seperti umumnya lebih cenderung berpindah ke perusahaan lain.
d. Intensitas persaingan dan maraknya kebijakan downsizing serta
delayering menyebabkan tuntutan, tekanan, dan stres kerja meningkat
drastis. Bila hal itu tidak diimbangi dengan perbaikan kualitas
kehidupan kerja, maka akan banyak karyawan berbakat dan berpotensi
tinggi yang tidak betah dan memilih untuk pindah perusahaan.
e. Sebagian besar investasi pada modal intelektual yang dilakukan saat
ini salah fokus. Di bawah corporate citizenship, banyak eksekutif
senior yang membicarakan isu-isu pekerjaan dan keluarga. Program
semacam itu menyiratkan bahwa setelah semua urusan bisnis
dirampungkan, barulah disediakan waktu untuk keperluan citizenship
karyawan. Padahal, modal intelektual menentukan keberhasilan atau
kegagalan perusahaan.
Pengukuran Intellectual Capital
Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu: pengukuran non moneter dan pengukuran
moneter (Tan et al., 2007). Hartono (2001) menguraikan beberapa
keunggulan menggunakan pengukuran non moneter dalam mengukur
intangible assets perusahaan. Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut:
21
a. Pengukuran secara non moneter akan mudah menunjukan unsur-unsur
yang membangun intellectual capital dalam perusahaan, sedangkan
secara moneter hal itu akan sulit dilakukan.
b. Pengaruh internal development dalam pembentukan intellectual
capital tidak dapat diukur dengan pengukuran atribut moneter.
c. Pengkapitalisasian biaya menjadi aset akan mengakibatkan adanya
manipulasi terhadap laba.
Luthy (1998) mengelompokkan metode pengukuran intellectual
capital ke dalam dua kelompok besar, yaitu: metode yang dilakukan
dengan component by component evaluation dan metode pengukuran yang
dilakukan dengan mengukur nilai intelectual assets dalam istilah keuangan
pada tingkat organisasi tanpa mengacu pada komponen-komponen
individual intellectual capital.
Luthy (1998) mengungkapkan bahwa dalam metode component by
component evaluation terdapat dua cara yang digunakan untuk
mengklasifikasikan komponen-komponen intellectual capital, yaitu model
Edvinsson/Malone yang merupakan dasar dari pendekatan Skandia
“Navigator”. Pendekatan ini telah diilustrasikan dan dipublikasikan dalam
suplemen laporan tahunan Skandia kepada para pemegang saham. Model
Brooking yang menjadi dasar “Dream Ticket” dan pendekatan target yang
diilustrasikan sebagai bagian dari audit intellectual capital. Sedangkan
dalam metode pengukuran dengan menggunakan dasar keuangan pada
22
tingkatan perusahaan (Luthy, 1998) menganjurkan penggunaan metode
Market to Book Value, Tobin’s “Q” dan Calculated Intangible Value.
Seiring dengan semakin banyak riset terhadap metode pengukuran
intellectual capital, Sveiby (2001) mencoba mengklasifikasikan 21 metode
pengukuran yang ada ke dalam empat kelompok besar. Keempat
kelompok itu adalah sebagai berikut (Luthy, 1998):
a. Direct Intellectual Capital Methods (DIC)
Estimasi nilai dolar dari aset tidak berwujud dilakukan dengan
cara mengidentifikasi komponen-komponen yang bervariasi. Sekali
komponen-komponen ini dapat diidentifikasikan, komponen-
komponen tersebut langsung dapat dievaluasi baik sscara individu
maupun sebagai suatu koefisien agregat (aggregat coefficient).
b. Market Capitalization Methods (MCM)
Perhitungan terhadap perbedaan antara kapitalisasi pasar
perusahaan dengan ekuitas pemegang sahamnya sebagai nilai dari
intellectual capital atau intangible assets perusahaan.
c. Return On Assets (ROA)
Rata-rata laba sebelum pajak dalam suatu periode dibagi
dengan nilai aset berwujud. Hasil dari pembagian ini merupakan retun
on assets perusahaan yang dapat dibandingkan dengan rata-rata
industri.
23
d. Scorecard Methods (SC)
Komponen-komponen dari aset tidak berwujud atau intellectual
capital diidentifikasikan dan indikator-indikator yang ada dilaporkan
dalam bentuk scorecards atau grafik. Metode scorecard ini hampir
sama dengan metode direct intellectual capital yang mengharapkan
tidak ada estimasi yang dibuat dari nilai dollar aset tidak berwujud.
Metode-metode ini memiliki manfaat sebagai berikut (Sveiby,
2001):
1) Metode-metode yang menawarkan penilaian dalam dolar
seperti return on asset dan market capitalization method
digunakan dalam situasi merger, akuisisi dan penilaian harga
pasar saham. Metode ini juga dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan yang berada dalam industri yang
sama. Metode ini juga sangat tepat untuk mengilustrasikan nilai
keuangan aset tidak berwujud. Metode ini telah mengalami
pembuktian yang cukup lama dalam bidang akuntansi sehingga
mudah dikomunikasikan di antara para praktisi akuntansi.
Kelemahan metode ini adalah perubahan segala sesuatu ke
dalam nilai uang akan memberi kedangkalan makna
(Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
2) Manfaat direct intellectual capital dan metode scorecard
adalah kemampuannya untuk menghasilkan gambaran yang
lebih komprehensif dari kondisi kesehatan setiap level
24
organisasi. Metode-metode ini lebih menggambarkan kejadian
yang sebenarnya dan pelaporan dapat lebih cepat dan lebih
akurat pada pengukuran keuangan. Metode-metode ini sangat
berguna bagi organisasi non laba, departemen internal,
organisasi sektor publik dan untuk tujuan yang berhubungan
dengan kegiatan sosial maupun lingkungan. Kelemahan metode
ini terletak pada indikator-indikator yang bersidat kontekstual
dan harus sesuai untuk setiap organisasi dan setiap tujuan, di
mana perbandingannya sangat sulit (Sawarjuwono dan Kadir,
2003). Metode-metode ini masih baru sehingga tidaklah mudah
untuk diterima oleh para manajer yang biasa melihat segala
sesuatu dari perspektif keuangan.
Tidak satupun metode yang dapat memenuhi semua tujuan yang
diinginkan, sehingga salah satu metode harus dipilih untuk memenuhi satu
tujuan dengan satu situasi dan audience yang berbeda. Pengelompokkan
yang lainya dilakukan terhadap metode pengukuran intellectual capital
(Luu et al., 2001) dari Australia. Mereka mengelompokan intellectual
capital ke dalam dua kelompok, yaitu external measures dan internal
measures.
Suatu metode dikelompokkan ke dalam pengukuran internal,
karena pengukuran dan pelaporan terhadap aktiva tidak berwujud. Metode
ini ditujukan untuk memperbaiki manajemen dalam hal pengambilan
keputusan bisnis. Fokus lebih pada penganggaran, training dan sumber
25
daya manusia. Metode-metode yang dikelompokkan ke dalam kelompok
ini adalah human resources accounting, the intangible aseet monitor, the
skandia navigator, dan balance scorecards. Sedangkan metode yang
dikelompokkan ke dalam pengukuran eksternal merupakan metode yang
menilai bagaimana pengaruh aktiva tidak berwujud terhadap kinerja
perusahaan yang merupakan faktor utama penyebab perbedaan yang
sangat besar antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan yang ada pada
pasar modal. Metode-metode yang dikelompokkan dalam kelompok ini
adalah market to book value, tobin’s “Q”, calculated intangible value, dan
pendekatan yang baru yaitu real option-based approach.
5. Value Added Intelectual Coefficient (VAICTM)
Metode VAICTM dikembangkan oleh Pulic (1998), didesain untuk
menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud
(tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki
perusahaan. VAICTM merupakan instrumen untuk mengukur kinerja
intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat
mungkin untuk dilakukan, karena dikontruksi dari akun-akun dalam
laporan keuangan perusahaan (neraca, laba rugi).
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added. Value Added (VA) adalah indikator paling
objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai
selisih antara output dan input.
26
Output mempresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk
dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input mencakup seluruh beban
yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini
adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk di dalam
input karena peran aktifnya dalam proses value creation, intelectual
potential (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung
sebagai biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen input. Oleh sebab
itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja
sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity).
VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC) dan
Structural Capital (SC). Hubungan lainnya dari VA adalah Capital
Employed (CE), yang dalam hal ini dilabeli dengan VACA. VACA adalah
indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital.
Pulic mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE menghasilkan return yang
lebih besar daripada perusahaan yang lain, berarti perusahaan tersebut
lebih baik dalam memanfaatkan CE (dana yang tersedia).
Hubungan selanjutnya adalah VA dan HC. Value Added Human
Capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan
dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. VAHU
mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai dalam
perusahaan (Tan et al., 2007).
Hubungan yang ketiga adalah Structural Capital Value Added
(STVA) yang menunjukkan kontribusi Structural Capital (SC) dalam
27
penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dari VA, dan merupakan indikasi bagaimana
kontribusi SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang
independen sebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation (Pulic,
1999). Artinya semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka
akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. SC adalah VA
dikurangi HC. Koefisien yang telah dihitung sebelumnya akan
dijumlahkan dan hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam
indikator yang baru yaitu VAIC.
Rasio terakhir adalah menghitung kemampuan intelektual
perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung
sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator
baru yang unik, yaitu VAICTM (Tan et al., 2007).
Secara lebih ringkas, formulasi dan tahapan perhitungan VAICTM
adalah sebagai berikut:
Tahap Pertama: Menghitung Value Added (VA)
Va dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1999).
VA = OUT – IN
Di mana:
OUT : Output (total penjualan dan pendapatan)
IN : Input (beban penjualan dan biaya-biaya lain, selain beban
karyawan).
28
Tahap Kedua: Menghitung Value Added Capital Empoyed (VACA)
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit
dari physical capital. Rasio ini menunjukan kontribusi yang dibuat oleh
setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
VACA = VA/CE
Di mana:
VACA : Value Added Capital Employed (rasio dari VA terhadap CE)
VA : Value Added
CE : Capital Employed (total ekuitas)
Tahap Ketiga: Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU menujukan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan
dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukan
kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC
terhadap value added organisasi.
VAHU = VA/HC
Di mana:
VAHU : Value Added Human Capital (rasio dari VA terhadap HC)
VA : Value Added
HC : Human Capital (beban karyawan)
Tahap Keempat: Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
29
STVA = SC/VA
Di mana:
STVA : Structural Capital Value Added (rasio dari SC terhadap VA)
SC : Structural Capital (VA – HC)
VA : Value Added
Tahap Kelima: Menghitung Value Added Intelectual Coefficient
(VAICTM)
VAICTM mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang
dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator).
VAICTM merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya yaitu:
VACA, VAHU, dan STVA.
VAICTM = VACA + VAHU + STVA
Keunggulan metode VAICTM adalah karena data yang dibutuhkan
relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data
yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-
angka keuangan yang standar yang umumnya tersedia dari laporan
keuangan perusahaan. Alternatif pengukuran IC lainnya terbatas hanya
menghasilkan indikator keuangan dan non-keuangan yang unik yang
hanya untuk melengkapi profil suatu perusahaan secara individu.
Indikator-indikator tersebut, khususnya indikator non-keuangan, tidak
tersedia atau tidak tercatat oleh perusahaan yang lain (Tan et al., 2007).
Konsekuensinya, kemampuan untuk menerapkan pengukuran IC alternatif
30
tersebut secara konsisten terhadap sampel yang besar dan terdivesifikasi
menjadi terbatas (Firer dan Williams, 2003).
6. Leverage
Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of
funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan
maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham,
(Sartono, 2008). Sedangkan Sjahrian (2009) mendefinisikan leverage
adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang berasal dari
pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Selanjutnya
definisi leverage menurut Fakhrudin (2008) merupakan jumlah utang yang
digunakan untuk membiayai atau membeli aset-aset perusahaan.
Perusahaan yang memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai
perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat diketahui bahwa
leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana yang memiliki biaya
atau beban tetap yang bersal dari pinjaman dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham sehingga dapat
menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap utang
maupun aset.
31
Beberapa literatur membedakan leverage menjadi tiga, yaitu:
a. Operating leverage
Operating leverage menurut Brigham dan Houston (2006)
adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di
dalam operasi suatu perusahaan. Operating leverage sebagai ukuran
bauran relatif dari biaya variabel dan biaya tetap suatu usaha, yaitu
margin kontribusi dibagi laba operasi. Dengan menggunakan operating
leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan
mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih
besar, (Sartono, 2008).
b. Financial Leverage
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang
memiliki beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan
tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya
sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang
saham, (Sartono, 2008). Selanjutnya Rodoni (2010) mendefinisikan
financial leverage adalah penggunaan modal pinjaman di samping
modal sendiri dan untuk itu perusahaan harus membayar beban tetap
berupa bunga.
c. Combined Leverage
Combined leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik
baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya
32
untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa (Sartono,
2008).
Terdapat beberapa jenis rasio yang ada dalam rasio leverage.
Kasmir (2012) mengemukakan bahwa, dalam praktiknya, terdapat
beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan, antara
lain Debt to asset ratio, Debt to equity ratio, Long term to equity ratio,
Tangible assets debt coverage, Current liabilities to net worth, Times
interest earned dan Fixed chared coverage. Selanjutnya Menurut Fahmi
(2012) secara umum terdapat tujuh rasio leverage, yaitu Debt to Total
Assets atau Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Times interest earned, Cash
flow coverage, Long- term debt to total capitalization, Fixed charge
coverage, Cash flow adequancy.
7. Umur Perusahaan
Menurut Daljono (2000) dalam Syafi’i (2013:10-11), firm age atau
umur perusahaan adalah seberapa lama perusahaan mampu bertahan,
bersaing, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam
perekonomian. Usia perusahaan menunjukkan informasi yang dapat
diperoleh para investor. Semakin lama suatu perusahaan beroperasi atau
semakin tua usia perusahaan, maka perusahaan tersebut kemungkinan
besar akan menyediakan informasi tentang perusahaan yang lebih banyak
dan lebih luas daripada perusahaan yang baru berdiri.
Perusahaan yang lebih tua memiliki lebih banyak pengalaman di
bidangnya dan lebih banyak mengenal lingkungan, sehingga kemungkinan
33
mengalami kegagalan lebih kecil. Perusahaan yang belum lama berdiri
akan lebih sulit untuk berkembang dibandingkan perusahaan yang telah
lama berdiri (Berlinger dan Robbins (1986), dalam Imam Syafi’i (2013)).
8. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Harahap (2008:219) adalah kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan
kas, aset, modal. Semakin besar risiko yang dihadapi maka semakin besar
keuntungan yang diharapkan. Risiko yang timbul akan sejalan dengan
kemampuan laba yang diharapkan.
Menurut Sartono (2010:122), rasio profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Perusahaan yang berhasil
meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan
tersebut mampu mengelola modal yang dimilikinya secara efektif dan
efisien.
Menurut Fahmi (2012:82), Return on asset sering juga disebut
sebagai return on investment, karena ROA ini melihat sejauh mana
investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut
sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau
ditempatkan.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
34
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya
adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan (Kasmir,
2012:196).
Menurut Sartono (2010:122-125) dalam bukunya terdapat beberapa
macam rasio profitabilitas yaitu:
a. Gross Profit Margin = Penjualan−Harga pokok penjualan
Penjualan
Rasio ini mengukur laba bersih dari penjualan dihitung dengan membagi
laba bersih dengan penjualan.
b. Net Profit Margin = Laba setelah pajak
Penjualan
Rasio ini mengukur profitabilitas dengan cara membagi laba setelah pajak
dengan penjualan.
c. Return On Investment = Laba setelah pajak
Total aktiva
Return on investment atau return on asset menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
d. Return On Equity = Laba setelah pajak
Modal sendiri
Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba
yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
e. Profit Margin = EBIT
Penjualan
Rentabilitas Ekonomis = EBIT
Total aktiva
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
aset perusahaan, sebelum pengaruh pajak dan hutang.
35
f. Earning Power Ratio = Penjualan
Total aktiva x
Laba setelah pajak
Penjualan
Earning power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan
pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran
aktiva.
Dalam penelitian ini, ROA digunakan sebagai variabel
profitabilitas untuk mengukur efisiensi perusahaan. Return on asset (ROA)
adalah perbandingan antara laba sesudah pajak dengan total aktiva, atau
dapat dikatakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset.
Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
oleh perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan tersebut dari segi
penggunaan aset. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil ROA, semakin
kecil pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan dan posisi
perusahaan akan kurang baik.
Rasio profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat, tidak hanya
bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di
luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau
kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas
bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir
(2014), yaitu:
a. Tujuan Profitabilias
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu;
36
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang;
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri;
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri dsb.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh menurut Kasmir (2014:198) adalah:
a. Manfaat Profitabilitas
1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode;
2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang;
3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri;
5) Mengentahui seluruh produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
37
B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
1. Pengaruh Value Added Capital Employed terhadap Profitabilitas
Capital employed (CE) menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam mengelola sumber daya berupa capital asset yang apabila dikelola
dengan baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. VACA
merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber
dayanya yang berupa capital asset. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan
capital asset yang baik, maka perusahaan dapat meningkatkan kinerja
keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar (Kusumo, 2012).
Pemanfaatan efisiensi CE yang digunakan dapat meningkatkan ROA,
karena modal yang digunakan merupakan nilai aset yang berkontribusi
pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Semakin
baik perusahaan mengelola ketiga komponen intellectual capital,
menunjukkan semakin baik perusahaan mengelola aset. Bila perusahaan
mampu mengelola aset dengan baik dan dapat menekan biaya operasional
sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil kemampuan
intelektual perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa capital
employed memiliki pengaruh sigfnifikan terhadap profitabilitas dan
hubungan positif.
2. Pengaruh Value Added Human Capital terhadap Profitabilitas
Human capital (HC) menggambarkan sumber daya manusia
dengan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang unggul, maka
dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga mencapai
38
keunggulan kompetitif. Indikasi gaji dan tunjangan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan, mampu meningkatkan karyawan dalam
mendukung kinerja perusahaan sehingga HC dapat menciptakan value
added serta meningkatkan pendapatan dan profit perusahaan. Laba
akuntansi merupakan ukuran return bagi pemegang saham (shareholder),
sementara value added merupakan ukuran yang lebih akurat yang
diciptakan oleh stakeholder (Ulum, 2008). Value added yang dimiliki
perusahaan salah satunya dihasilkan oleh efisiensi dari human capital.
Artinya, perusahaan mampu memaksimalkan pengetahuan, keahlian,
jaringan sehingga menciptakan nilai, sehingga hal ini juga dapat
menguntungkan shareholder karena manajemen mampu mengelola
organisasi untuk kepentingan mereka. Salah satu ukuran kepentingan
shareholder yaitu ROA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa human
capital memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan hubungan
positif.
3. Pengaruh Structural Capital Value Added terhadap Profitabilitas
Structural capital (SC) menggambarkan modal yang dibutuhkan
perusahaan untuk memenuhi proses rutinitas perusahaan dalam
menghasilkan kinerja yang optimal, serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, misalnya sistem operasional perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk
intellectual property yang dimiliki perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir,
2003). Tanpa diiringi oleh pengelolahan SC yang baik maka akan
39
menghambat produktivitas karyawan dalam menghasilkan value added
(Basyar, n.d). Manajemen yang mampu mengelolah SC dengan baik akan
membantu meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan profit perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa structural
capital memiliki pengaruh sigfnifikan terhadap profitabilitas dan
hubungan positif.
4. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas
Brigham dan Houston (2009:104) menyatakan bahwa rasio hutang
yang lebih rendah dapat mengurangi resiko jika terjadi likuidasi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang lebih besar
dari pada hutangnya sehingga perusahaan dapat mengelola aktivanya yang
dapat memberikan pengaruh positif dan berdampak pada kenaikan
profitabilitas perusahaan. Berdasarkan Pecking Order Theory, semakin
besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus
ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2014) menyebutkan bahwa adanya
pengaruh negatif antara rasio hutang terhadap profitabilitas. Artinya
apabila rasio hutang mengalami kenaikan maka profitabilitas perusahaan
akan menurun. Hal tersebut dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan
dalam membayar bunga atas hutang sehingga menyebabkan kesulitan
keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan.
40
5. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Profitabilitas
Umur perusahaan menunjukan sudah berapa lama perusahaan
tersebut berdiri dalam menjalankan usahanya. Umur perusahaan memiliki
hubungan yang positif terhadap profitabilitas. Perusahaan yang telah lama
berdiri umumnya memiliki profitabilitas yang lebih tinggi daripada
perusahaan yang baru berdiri kerena perusahaan yang baru berdiri
memiliki pengeluaran tinggi dalam investasi. Perusahaan yang telah lama
berdiri juga menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu bertahan
dalam kurun waktu lama dengan kondisi kondisi yang berubah-ubah, baik
dalam kondisi boom maupun dalam kondisi krisis, sehingga dapat
dikatakan perusahaan kuat dan stabil. Perusahaan yang kuat dan stabil
akan meningkatkan kredibilitas dimata investor sehingga investor tidak
segan untuk menanamkan modalnya yang menghasilkan peningkatan
profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Rusmawati (2016)
menyebutkan bahwa adanya pengaruh positif signifikan antara umur
perusahaan terhadap profitabilitas.
C. Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian
yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu:
1. Kartika dan Hatane (2012) meneliti tentang hubungan antara modal
intelektual dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri
dari Value added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital
(VAHU), Structural Capital Value added (STVA). Variabel dependennya
41
adalah profitabilitas yang diwakili ROA. Hasil penelitian menunjukan
bahwa VACA berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas,
VAHU tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan STVA
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
2. Sari dan Abundanti (2012) meneliti tentang hubungan antara Leverage dan
pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap
profitabilitas berpengaruh positif signifikan dan leverage berpengaruh
negatif signifikan terhadap profitabilitas.
3. Akbar (2014) melakukan penelitian yang berjudul Working Capital
Management and Corporate Performance: Evidences from Textile Sector
of China. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NTC, leverage, dan size
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabiltas, sedangkan
production efficiency berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
4. Nejad, dkk (2015) melakukan penelitian yang berjudul Effect of Working
Capital Management on the Profitability of Listed Companies in Tehran
Stock Exchange. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CCC, size, dan
current ratio berpengaruh signifikan terhadap profitablitas, sedangkan
leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
5. Hanum, dkk (2015) meneliti tentang hubungan antara modal intelektual
dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri dari Value
added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital (VAHU),
Structural Capital Value added (STVA). Variabel dependennya adalah
42
profitabilitas yang diwakili ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa VACA berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas,
VAHU berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas dan STVA
tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
6. Nuryaman (2015) meneliti tentang hubungan antara modal intelektual
dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri dari Value
added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital (VAHU),
Structural Capital Value added (STVA). Variabel dependennya adalah
profitabilitas yang diwakili ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa VACA berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas,
VAHU tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan STVA
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
7. Halim dan Faisal (2016) meneliti tentang hubungan antara modal
intelektual dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri
dari Value added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital
(VAHU), Structural Capital Value added (STVA). Variabel dependennya
adalah profitabilitas yang diwakili ROE dan EPS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap
profitabilitas.
8. Ratnasari dan Budiyanto (2016) meneliti tentang hubungan antara
leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan
terhadap profitabilitas.
43
9. Rusmawati (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Struktur Hutang, dan Umur Perusahaan Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverages. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas, sedangkan struktur hutang dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
10. Fadri dan Wahidahwati (2016) meneliti tentang hubungan antara modal
intelektual dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri
dari Value added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital
(VAHU), Structural Capital Value added (STVA). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara intellectual capital
terhadap profitabilitas perbankan syariah.
Rangkuman dari penelitian terdahulu yang mempunyai hubungan
dengan analisis profitabilitas terdapat pada tabel 2.1 berikut ini
44
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti dan
Judul
Penelitian
Variabel Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
1
Martha
Kartika dan
Saarce Elsye
Hatane
(2012)
“Pengaruh
Intellectual
Capital pada
Profitabilitas
Perusahaan
Perbankan
yang
Terdaftar di
BEI”
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA.
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Metode
Analisis
Tidak ada
Independen
Leverage,
firm age
Dependen
Tidak ada
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
VACA
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas
VAHU tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
STVA
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas
2
Putu Indah
Purnama Sari
dan Nyoman
Abundanti
(2012)
“Pengaruh
Pertumbuhan
Perusahaan
dan Leverage
Terhadap
Profitabilitas
”
Independen
Leverage
dan
pertumbuhan
perusahaan
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Independen
Leverage
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Metode
Analisis Tidak ada
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA, firm
age
Dependen
Tidak ada
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
Growth)
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas.
Leverage
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas.
3
Ahsan Akbar
(2014)
“Working
Capital
Management
and
Independen
Net Trade
Cycle
(NTC),
Leverage,
Size, dan
Independen
Leverage
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
NTC,
leverage, dan
size
berpengaruh
negatif
signifikan
45
No
Peneliti dan
Judul
Penelitian
Variabel Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Corporate
Performance:
Evidences
from Textile
Sector of
China”
Production
Efficiency.
Dependen
Profitabilitas
Metode
Analisis Tidak ada
STVA, firm
age
Dependen
Tidak ada
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
terhadap
profitabiltas,
sedangkan
production
efficiency
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas.
4
Davood
Asefi Nejad,
dkk (2015)
“Effect of
Working
Capital
Management
on the
Profitability
of Listed
Companies in
Tehran Stock
Exchange”
Independen
Cash
Conversion
Cycle
(CCC),
leverage,
firm size,
dan current
ratio.
Dependen
Proftabilitas
(ROA)
Independen
Leverage
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Metode
Analisis Tidak ada
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA, firm
age
Dependen
Tidak ada
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
CCC, size,
dan current
ratio
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitablitas,
sedangkan
leverage
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas.
5
Malina
Hanum, dkk
(2015)
“Intellectual
Capital and
Firm
Performance
of
Commercial
Banks in
Malaysia”
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Profitabilitas
(ROA dan
ROE)
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Metode
Analisis
Tidak ada
Independen
Leverage,
firm age
Dependen
Tidak ada
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
VACA
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas
VAHU
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas
STVA tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
46
No
Peneliti dan
Judul
Penelitian
Variabel Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
6
Nuryaman
(2015) “The
Influence of
Intellectual
Capital on
The Firm’s
Value with
The
Financial
Performance
as
Intervening
Variable”
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Profitabilitas
(ROA dan
ROE)
Intervening
Kinerja
Keuangan
(PBV)
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Metode
Analisis
Tidak ada
Independen
Leverage,
firm age
Dependen
ROE
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
VACA dan
STVA
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas
VAHU tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
7
Abdul Halim
dan Hasan
Basridan
Faisal (2016)
“Pengaruh
Intellectual
Capital
Terhadap
Profitabilitas
dan
Dampaknya
Terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Sektor
Keuangan
yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia”
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Profitabilitas
(ROE dan
EPS)
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Tidak ada
Metode
Analisis
Tidak ada
Independen
Leverage,
firm age
Dependen
Profitabilita
s (ROA)
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
Intellectual
capital
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
(ROE dan
EPS)
8
Linda
Ratnasari dan
Budiyanto
(2016)
“Pengaruh
Leverage,
Likuiditas,
Ukuran
Independen
Leverage,
likuiditas,
ukuran
perusahaan
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Independen
Leverage
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Metode
Analisis Tidak ada
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA, firm
age
Leverage
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas.
Likuiditas
47
No
Peneliti dan
Judul
Penelitian
Variabel Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
Perusahaan
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Otomotif di
BEI”
Dependen
Tidak ada
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
dan ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
9
Yunni
Rusmawati
Dj (2016)
“Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Struktur
Hutang, dan
Umur
Perusahaan
Terhadap
Profitabilitas
Pada
Perusahaan
Food and
Beverages”
Independen
Ukuran
perusahaan,
struktur
hutang, dan
umur
perusahaan.
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Independen
Umur
perusahaan
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Metode
Analisis Tidak ada
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA,
leverage
Dependen
Tidak ada
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
Umur
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas,
sedangkan
struktur
hutang dan
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas.
10
Zainal Fadri
dan
Wahidahwati
(2016)
“Pengaruh
Intellectual
Capital
Terhadap
Profitabilitas
dan
Produktivitas
pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia”
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Profitabilitas
(ROA) dan
Produktivita
s (ATO)
Kontrol
Firm size
dan leverage
Independen
Modal
Intelektual
(VAIC):
VACA,
VAHU,
STVA
Dependen
Profitabilitas
(ROA)
Metode
Analisis
Tidak ada
Independen
Leverage,
firm age
Dependen
Produktivita
s (ATO)
Metode
Analisis
Regresi
Data Panel
Terdapat
pengaruh
positif antara
intellectual
capital
terhadap
profitabilitas
perbankan
syariah.
Terdapat
pengaruh
positif antara
intellectual
capital
terhadap
produktivitas
perbankan
syariah.
Sumber: kumpulan penelitian terdahulu
48
D. Kerangka Pemikiran
Dari pemaparan tinjauan pustaka di atas, maka susunan kerangka
berpikir teoritis yang dibangun adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Perusahaan Industri Barang Konsumsi Terdaftar di BEI (2012-2016)
Intellectual Capital
VACA
VAHU
STVA
Leverage
Umur Perusahaan
Profitabilitas (ROA)
Uji Regresi Data Panel
Fixed Effect Common Effect Random Effect
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Uji Chow Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan
49
E. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Parsial
H0 : bi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value
added capital employeed (VACA), value added human capital (VAHU),
structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan
terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.
Ha : bi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value added
capital employeed (VACA), value added human capital (VAHU),
structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan
terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.
2. Simultan
H0 : b1–b5 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
value added capital employeed (VACA), value added human capital
(VAHU), structural capital value added (STVA), leverage dan umur
perusahaan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.
Ha : b1–b5 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value
added capital employeed (VACA), value added human capital (VAHU),
structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan
terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh intellectual capital
(VACA, VAHU dan STVA), leverage dan umur perusahaan terhadap
profitabilitas (ROA). Dengan studi kasus pada perusahaan industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh BEI melalui situs resminya
www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun
pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu
mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas (Usman, 2003). Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan kelompok industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 di
mana data diperoleh dari sumber data sekunder. Sumber data sekunder adalah
data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan
kedua (Usman, 2003).
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan
dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 1999). Teknik
penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
51
purposive sampling. yakni metode pengambilan atas dasar penentuan
karakteristik dan kriteria tertentu yang sudah ditentukan (Sugiyono, 2009).
Adapun kriteria penarikan sampel yang digunakan peneliti yaitu sebagai
berikut:
1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2012-2016.
2. Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan lengkap selama
periode penelitian untuk faktor-faktor yang diteliti yaitu intellectual
capital, leverage dan umur perusahaan.
3. Perusahaan selalu menghasilkan profit atau dengan kata lain tidak
mengalami kerugian selama periode pengamatan yaitu tahun 2012-
2016 (Halim dan Faisal, 2016).
Alasan pemilihan sampel dengan kriteria tersebut bertujuan untuk
menghindari bias yang disebabkan oleh adanya perbedaan yang ekstrim.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 13 perusahaan. Keterangan
dalam proses pengambilan sampel penelitian dapat dijelaskan pada tabel
3.1berikut ini:
Tabel 3.1
Proses Pengambilan Sampel
No Keterangan
Tidak
Memenuhi
Kriteria
Akumulasi
1
Perusahaan industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode
-
37
52
penelitian yaitu tahun 2012-2016.
2
Perusahaan yang memiliki data
laporan keuangan lengkap selama
periode penelitian untuk faktor- faktor
yang diteliti yaitu intellectual capital,
leverage dan umur perusahaan.
7 30
3
Perusahaan selalu menghasilkan profit
atau dengan kata lain tidak mengalami
kerugian selama periode pengamatan
yaitu tahun 2014-2016.
17 13
Jumlah Sampel 13
Tahun Penelitian 5
Jumlah Total Sampel Selama
Periode Penelitian
65
Sumber: Data diolah 2017
Perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Kode
1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA
2 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR
5 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI
6 PT Gudang Garam Tbk. GGRM
7 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP
8 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA
9 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF
10 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF
11 PT Merck Tbk. MERK
12 PT Pyridam Farma Tbk. PYFA
13 PT Akasha Wira International Tbk. ADES
53
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode
studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah
literatur, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan
topik pembahasan dalam penelitian ini. Sedangkan dokumentasi dilakukan
dengan mengumpulkan sumber-sumber data dokumenter seperti laporan
tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan bentuk data panel (pool) yakni data yang
merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data seksi
silang (cross section). Oleh karena itu, data panel memiliki gabungan
karakteristik keduanya yaitu data yang terdiri atas beberapa objek dan meliputi
beberapa waktu (Winarno, 2009: 91).
Uji regresi panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen (bebas) yang terdiri dari value added capital employed
(VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added
(STVA), debt to total asset ratio dan firm size terhadap variabel dependen
return on asset (ROA). Pengelolaan data dalam pennelitian ini menggunakan
software Eviews 9 untuk menjelasakan hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen melalui data panel.
Ketika kita melakukan suatu observasi perilaku unit ekonomi seperti
rumah tangga, perusahaan, atau negara, kita tidak hanya akan melakukan
observasi terhadap unit-unit tersebut didalam waktu bersamaan, tetapi juga
54
perilaku unit-unit tersebut pada berbagai periode waktu. Menurut Widarjono
(2009:229), penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai
beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel yang merupakan
gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data
yang lebih banyak sehingga akan lebih menghasilkan degree of freedom yang
lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross
section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah
penghilangan variabel (omitted-variabel).
Model regresi panel dalam penelitian ini adalah:
Keterangan :
Y = Variabel dependen (Profitabilitas)
∝ = Konstanta
𝛽1-𝛽5 = Koefisien regresi
𝑋1 = Variabel independen 1 (Value Added Capital Employed)
𝑋2 = Variabel independen 2 (Value Added Human Capital)
𝑋3 = Variabel independen 3 (Structural Capital Value Added)
𝑋4 = Variabel independen 4 (Debt to Total Asset Ratio)
𝑋5 = Variabel independen 5 (Age)
𝜖 = Faktor error
Y = ∝ + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4 + 𝛽5𝑋5 + 𝜀
55
1. Estimasi Model Data Panel
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel
dapat dilakukan melalui tiga pendekatan (Widarjono, 2009:231), antara
lain:
a. Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)
Pooled least square model merupakan metode estimasi model
regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan
koefisien slope yang konstan antar waktu dan cross section (common
effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu
maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan
sam11a dalam berbagai kurun waktu (Widarjono, 2009:231).
Pada dasarnya model common effect sama seperti OLS dengan
meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan
data time series atau data cross section saja melainkan data panel yang
diterapkan dalam bentuk pooled. Bentuk untuk model ordinary least
square adalah (Widarjono, 2009:231):
untuk i = 1, 2,…, n dan t = 1, 2,…, t
b. Metode Fixed Effect Model (FEM)
Teknik model fixed effect adalah teknik mengestimasi data
panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya
perbedaan intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya
perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + 𝛽4𝑋4𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
56
waktu (time in variant). Di samping itu, model ini juga
mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan
dan antar waktu. Salah satu cara paling sederhana untuk mengetahui
perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep adalah
berbeda antar perusahaan sedangkan slopenya tetap sama antar
perusahaan (Widarjono, 2009:232).
Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan
fixed effect model atau least square dummy variabel (LSDV) atau
disebut juga covariance model. Persamaan pada estimasi dengan
menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis dalam bentuk sebagai
berikut (Widarjono, 2009: 232) :
dimana: i = 1, 2,…, n dan t = 1, 2,…, t D = dummy
c. Metode Random Effect Model (REM)
Random effect model merupakan metode estimasi model
regresi data panel dengan asumsi koefisien slop konstan dan intercept
berbeda antar individu dan antar waktu (random effect). Dimasukannya
variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili
ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga
membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of
freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah
ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error terms)
Y𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + 𝛽4𝑋4𝑖𝑡 + 𝛽5𝐷1𝑖 + 𝛽6𝐷2𝑖
+ ⋯ + 𝜀𝑖𝑡
57
yang dikenal dengan metode Random Effect. Model ini akan
mengestimasi data panel di mana variabel gangguan mungkin saling
berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat
digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized
Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan
efisiensi dari least square (Widarjono, 2009:235).
Bentuk umum untuk Randon Effect adalah:
Dimana:
ui ~ N (0, δu2) = komponen cross section error
vt ~ N (0, δv2) = komponen time series error
wit ~ N (0, δw2) = komponen eror kombinasi
2. Tahap Analisis Data
Menurut Widarjono (2009:238), untuk memilih model mana yang
paling tepat digunakan untuk pengolahan data panel, maka terdapat
beberapa pengujian yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Uji Chow
Menurut Widarjono (2009:238), Uji Chow adalah pengujian
untuk memilih apakah model yang digunakan pooled least square
model atau fixed effect model. Dalam pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut:
H0: Pooled least square model (PLS)
Ha: Fixed effect model (FEM)
𝑌𝑖𝑡 =∝1+ 𝑏𝑗𝑋𝑖𝑡𝑗
+ 𝜀𝑖𝑡 dengan 𝑖𝑡 = u𝑖 + v𝑡 + w𝑖𝑡
58
Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan
membandingkan perhitungan F statistik dengan F tabel. Perbandingan
dipakai apabila hasil F hitung lebih besar (>) dari F tabel, maka H0
ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed
effect model.. Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil (<) dari F
tabel, maka H0 diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah
common effect model (Gujarati, 2009:257).
Menurut Baltagi (2005:13), perhitungan F statistik untuk Uji
Chow dapat dilakukan dengan rumus:
Dimana:
RRSS : Restricted residual sums of square error dari model
common effect
URSS : Unrestricted residual sums of square error dari model
fixed effect
N : Jumlah individual (cross section)
T : Jumlah series waktu (time series)
K : Jumlah variabel independen dan dependen
Sedangkan F tabel diperoleh dari:
F0 =(RRSS − URSS)/(N − 1)
URSS/(NT − N − K)
F-tabel = | α : df (n-1, nt – n – k) |
59
b. Uji Hausman
Menurut Widarjono (2009:240-241), Hausman Test adalah
pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau
random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. Uji
ini dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa
LSDV di dalam model fixed effect dan GLS adalah efisien sedangkan
model OLS adalah tidak efisien, di lain pihak alternatifnya metode
OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu uji hipotesis nulnya
adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga Uji Hausman
bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut. Pengujian
dilakukan dengan estimasi berikut:
H0: Random Effect Model
H1: Fixed Effect Model
Jika chi-square hitung > chi-square tabel berarti H0 ditolak,
artinya model yang digunakan adalah fixed effect model. Jika chi-
sqaure hitung < vhi-square tabel berarti H1 ditolak, artinya model yang
digunakan adalah fixed effect model (Gujarati dan Porter, 2009).
3. Uji Dasar Asumsi Klasik
Salah satu asumsi yang digunakan dalam metode OLS adalah tidak
ada hubungan linear antara variabel independen. Sebelum melakukan uji
statistic maka model harus diuji dahulu masalah ketepatan modelnya
melalui uji spesifikasi dan diagnosis model. Asumsi-asumsi yang
60
melatarbelakangi penggunaan metode OLS adalah sebagai berikut
(Widarjono, 2010:75):
a. Uji Normalitas
Menurut Winarno (2011), untuk mengetahui normalitas sebuah
data dapat dilakukan dengan melihat koefisien Jarque Bera dan
probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat saling mendukung.
1) Bila nilai Jarque Bera tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka
Ho diterima dan data berdistribusi normal.
2) Bila probabilitas lebih besar dari 5% (bila menggunakan tingkat
signifikansi tersebut), maka Ho diterima dan data berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolineritas
Menurut Suliyanto (2011), multikolinearitas merupakan
peristiwa di mana terjadi linier yang mendekat sempurna antar dua
variabel bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna
di antara variabel bebas atau tidak. Menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Adanya
multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antar variabel independen
dapat dideteksi dengan beberapa cara, salah satunya yaitu Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF). Dalam penelitian ini
menggunakan uji multikolinieritas metode Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF) dimana nilai batas korelasi antar variabel
61
independen tidak lebih dari 0.90. (Ghozali, 2013) Adapun persamaan
uji multikolinearitas sebagai berikut:
𝑉𝐼𝐹 = 1
(1 − 𝑅12)
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti terdapat variabel gangguan yang
tidak konstan. Masalah heteroskedastisitas lebih sering muncul pada
data cross section daripada time series. Dalam hal ini, apabila nilai
probabilitasnya > a 5% (0,05) maka data tersebut bebas dari masalah
heteroskedastisitas. Namun, apabila nilai probabilitasnya < a 5% (0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdapat masalah
heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data yang tidak
mengandung heteroskedastisitas atau bebas dari masalah
heteroskedastisitas (Widarjono, 2010).
Ada dua cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas yaitu metode grafik dan metode statistik. Metode
grafik relatif lebih mudah dilakukan namun memiliki kelemahan yang
cukup signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi
tampilannya. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit
menginterprestasikan hasil grafik plots. Sementara itu, metode statistik
memiliki beberapa cara dalam mendeteksi heteroskedastisitas
diantaranya yaitu Glesjer, White, Breusch-Pagan-Godfrey, Harvey dan
Park. Dalam penelitian ini, cara yang digunakan dalam mendeteksi
heteroskedastisitas adalah metode statistik cara Uji White. Adapun
62
persamaan deteksi heteroskedastisitas dengan Uji White dapat ditulis
sebagai berikut:
𝑌𝑖 = 𝐵1 + 𝐵2𝑋2𝑖 + 𝐵3𝑋3 + µ𝑖
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan”
pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode
berikutnya. Pada data cross section (silang waktu), masalah
autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi
yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,
2013). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi diantaranya yaitu metode Durbin-Watson
(DW test), metode Lagrange Multiplier (LM test), metode Breusch-
Godfrey (B-G test) dan metode Run Test. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM test) untuk mendeteksi
63
autokorelasi. Adapun rumus uji autokorelasi secara umum dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝑦 = 𝛽0 + 𝛽1𝑥 + 𝑢
Sementara itu, untuk deteksi autokorelasi dengan uji Lagrange
Multiplier (LM test) dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
𝐿𝑀 = (𝑛 – 𝑞)𝑅2𝑢
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh intellectual capital, solvablitas dan umur perusahaan secara
individual dalam menerangkan variasi profitabilitas.
Penelitian ini juga dilakukan untuk mecari pengaruh paling
besar di antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel
dependen dapat dilihat dari tabel Coefficients, pada kolom
Standardized Coefficients dengan nilai tertinggi.
Uji t dapat dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi t.
Apabila tingkat signifikansi dari t hitung < tingkat signifikansi yang
ditentukan (α = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
64
Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) yang
hendak diuji adalah sebagai berikut:
1) Ho : b1 = 0; value added capital employed tidak memiliki pengaruh
secara parsial terhadap profitabilitas.
Ha : b1 ≠ 0; value added capital employed memiliki pengaruh
secara parsial terhadap profitabilitas.
2) Ho : b2 = 0; value added human capital tidak memiliki pengaruh
secara parsial terhadap profitabilitas.
Ha : b2 ≠ 0; value added human capital memiliki pengaruh secara
parsial terhadap profitabilitas.
3) Ho : b3 = 0; structural capital value added tidak memiliki
pengaruh secara parsial terhadap profitabilitas.
Ha : b3 ≠ 0; structural capital value added memiliki pengaruh
secara parsial terhadap profitabilitas.
4) Ho : b4 = 0; leverage tidak memiliki pengaruh secara parsial
terhadap profitabilitas.
Ha : b4 ≠ 0; leverage memiliki pengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas.
5) Ho : b5 = 0; umur perusahaan tidak memiliki pengaruh secara
parsial terhadap profitabilitas.
Ha : b5 ≠ 0; umur perusahaan memiliki pengaruh secara parsial
terhadap profitabilitas.
65
b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat (Ghozali, 2011:98).
Uji statistik F ini dilakukan untuk menunjukkan apakah value
added capital employed, value added human capital, structural capital
value added, leverage, dan umur perusahaan secara simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap profitabilitas. Uji F dapat
dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi F. Apabila tingkat
signifikansi dari F hitung < tingkat signifikansi yang ditentukan (α =
0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) yang
hendak diuji adalah sebagai berikut:
Ho : b1, b2, b3, b4, b5 = 0; value added capital employed, value
added human capital, structural
capital value added, leverage, dan
umur perusahaan tidak memiliki
pengaruh secara simultan terhadap
profitabilitas.
Ha : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0; value added capital employed, value
added human capital, structural
capital value added, leverage, dan
66
umur perusahaan memiliki pengaruh
secara simultan terhadap
profitabilitas.
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Ghozali (2011:97) koefisien determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2. Nilai Adjusted
R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
ke dalam model (Ghozali, 2011:97).
67
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
profitabilitas (ROA). Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Agus
Sartono, 2010:123). Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung
ROA adalah:
(Wiagustini, 2010:81)
2. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
value added capital employed (VACA), value added human capital
(VAHU), structural capital value added (STVA), leverage (DAR), dan
umur perusahaan (age).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:
a. Intellectual Capital
Intellectual capital adalah informasi dan pengetahuan yang
diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai (Williams
dalam Purnomosidhi, 2006). Pulic (1998) mengusulkan Koefisien
Nilai Tambah Intelektual (Value Added Intellectual Coefficient/VAIC)
untuk menyediakan informasi tentang efisiensi penciptaan nilai dari
aset berwujud dan tidak berwujud dalam perusahaan. Perhitungan
ROA = Laba bersih setelah pajak
Total aktiva
68
intellectual capital pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan
konsep perhitungan berdasarkan formulasi yang diciptakan oleh Pulic
(1998). VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) adalah sebuah
prosedur analitis yang dirancang untuk memungkinkan manajemen,
pemegang saham dan pemangku kepentingan lain yang terkait untuk
secara efektif memonitor dan mengevaluasi efisiensi nilai tambah
dengan total sumber daya perusahaan dan masing-masing komponen
sumber daya utama. Adapun formulasi perhitungan VAIC (Value
Added Intellectual Coefficient) adalah sebagai berikut:
Di mana :
VAIC : Value Added Intellectual Coefficient
VA = Output – Input
(Pendapatan – Total Beban, kecuali beban karyawan)
VACA = VA/CE
(VA / Total Ekuitas)
VAHU = VA / HC
(VA / Beban Karyawan)
STVA = SC / VA
(VA – Beban Karyawan) / VA
VAIC = VACA + VAHU + STVA
69
VA : Value Added
VACA : Value Added Capital Employed
VAHU : Value Added Human Capital
STVA : Structural Capital Value Added
Output : Total penjualan dan pendapatan
Input : Beban dan biaya-biaya, selain beban karyawan
CE : Capital Employed (Total Ekuitas)
HC : Human Capital (Beban Karyawan)
Dengan demikian, variabel intellectual capital yang digunakan
dalam penelitian ini adalah value added capital employed (VACA),
value added human capital (VAHU) dan structural capital value
added (STVA).
b. Leverage
Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan debt to
total assets ratio. Debt to total assets ratio merupakan rasio yang
menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin utang. Rumus yang digunakan untuk menghitung leverage
adalah:
c. Umur Perusahaan
Kamaliah (2009) mengemukakan bahwa perusahaan yang
berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak sehingga akan
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = Total utang
Total aktiva x 100%
70
lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang
perusahaan. Umur perusahaan dapat diukur dengan persamaan:
Age = LN (Tahun penelitian – Tahun perusahaan berdiri)
71
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dan analisis
data yang berhubungan anatara variabel dependen dengan variabel
independen. Variabel independen meliputi value added capital employed
(VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value
added (STVA), leverage (DAR) dan umur perusahaan. Sedangkan untuk
variabel dependennya yaitu profabilitas yang diukur dengan ROA. Dalam
bab ini juga akan dibahas mengenai pengumpulan data analisis deskriptif,
pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan
selama penelitian. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
panel dengan menggunakan aplikasi E-views 9.
Objek penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan periode 2012-2016. Data ini diperoleh dari situs resmi BEI
yaitu www.idx.co.id. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 37 perusahaan. Dari keseluruhan populasi, dilakukan teknik
pengambilan sampel purposive sampling dengan menyeleksi perusahaan
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Dan
72
berdasarkan teknik pengambilan sampel maka diperoleh 13 perusahaan
yang layak dijadikan sampel dalam penelitian ini.
2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian
a. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) didirikan pada tanggal
26 Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di
Gedung Plaza Mutiara, LT. 16, Jl. DR. Ide Agung Gede Agung,
Kav.E.1.2 No 1 & 2 (Jl. Lingkar Mega Kuningan), Jakarta Selatan
12950. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di
Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di
beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan
distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa
Tengah.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk, antara lain: PT Tiga Pilar Corpora
(pengendali) (16,01%), JP Morgan Chase Bank NA Non-Treaty
Clients (9,33%), PT Permata Handrawina Sakti (pengendali) (9,20%),
Trophy 2014 Investor Ltd (9,09%), Primanex Pte, Ltd (pengendali)
(6,59%), Morgan Stanley & Co. LLC-Client Account (6,52%),
Pandawa Treasures Pte., Ltd (5,40%) dan Primanex Limited
(pengendali) (5,38%). TPS Food memiliki anak usaha yang juga
tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu Golden Plantation Tbk (GOLL).
73
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan TPS Food meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian,
peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan
kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan
perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack,
industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga
listrik, pengolahan dan distribusi beras. Merek-merek yang dimiliki
TPS Food, antara lain: Ayam 2 Telor, Mie Instan Superior, Mie
Kremezz, Bihunku, Beras Cap Ayam Jago, Beras Istana Bangkok,
Gulas Candy, Pio, Growie, Taro, Fetuccini, Shorr, Yumi, HAHAMIE,
Mikita, Hayomi, Din Din dan Juzz and Juzz.
Pada tanggal 14 Mei 1997, AISA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham
AISA 45.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan
Parga Penawaran Rp950,- kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni
1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI).
b. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA)
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya Kalbar
Tbk) (CEKA) didirikan 03 Februaru 1968 dengan nama CV Tjahaja
Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor
pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri
Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat,
74
sedangkan lokasi pabrik terletak di Kawasan Industri Jababeka,
Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk, adalah PT Sentratama Niaga Indonesia
(pengendali) (87,02%). Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan
perusahaan dibawah Grup Wilmar International Limited. Wilmar
International Limited adalah sebuah perusahaan yang mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Singapura.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri
minyak nabati (minyak kelapa sawit beserta produk-produk
turunannya), biji tengkawang, minyak tengkawang dan minyak nabati
spesialitas untuk industri makanan dan minuman; bidang perdagangan
lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang
barang-barang keperluan sehari-hari. Saat ini produk utama yang
dihasilkan CEKA adalah crude palm oil (CPO) dan palm kernel serta
turunannya.
Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari
Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan
nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli 1996.
75
c. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02
September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1
Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha
Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP
berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.
Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910, Indonesia, sedangkan pabrik
perusahaan dan anak usaha berlokasi di pulau Jawa, Sumatera,
Kalimatan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF memiliki 80,53%
saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk
usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP),
Hong Kong.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu
penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi
dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi,
pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan
pengembangan.
Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham ICBP (IPO) kepada masyarakat sebanyak
76
1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan
harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober
2010.
d. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan
mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat
Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23,
Jakarta 11440 dan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Pemegang
saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mayora Indah Tbk, yaitu
PT Unita Branindo (32,93%), PT Mayora Dhana Utama (26,14%) dan
Jogi Hendra Atmadja (25,22%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang industri,
perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan
bidang usaha industri biskuit (Roma, Danisa, Royal Choice, Better,
Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich,
Coffeejoy, Chees’kress.), kembang gula (Kopiko, KIS, Tamarin dan
Juizy Milk), wafer (beng beng, Astor, Roma), coklat (Choki-choki),
kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta
menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri.
Pada tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
77
Saham MYOR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan
nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.300,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 1990.
e. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)
Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) didirikan 08 Maret
1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai
beroperasi komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu
pabrik ROTI berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar
blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa
Barat, dan pabrik lainnya berlokasi di Kawasan Industri Jababeka
Cikarang blok U dan W – Bekasi, Pasuruan, Semarang, Makassar,
Purwakarta, Palembang, Cikande dan Medan. Pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham Nippon Indosari Corpindo Tbk, antara
lain: Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (31,50%), Bonlight
Investments., Ltd (25,03%) dan Pasco Shikishima Corporation
(8,50%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha
utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti
(roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan
merek "Sari Roti". Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan roti
tawar dan roti manis.
78
Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran
Rp1.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010.
f. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
Gudang Garam Tbk (dahulu PT Perusahaan Rokok Tjap)
(GGRM) didirikan tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1958. Kantor pusat Gudang Garam beralamat
di Jl. Semampir II / 1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang
berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-Kartasura, Karanganyar dan
Sumenep. Selain itu, GGRM juga memiliki kantor perwakilan di Jl.
Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan Jl. Pengenal 7 – 15, Surabaya – Jawa
Timur. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Gudang
Garam Tbk adalah PT Suryaduta Investama (69,29%) dan PT
Suryamitra Kusuma (6,26%). PT Suryaduta Investama merupakan
induk usaha dan induk usaha terakhir GGRM.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan GGRM bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait
dengan industri rokok. Gudang Garam memproduksi berbagai jenis
rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan nikotin (LTN) serta produk
tradisional sigaret kretek tangan. Merek-merek rokok GGRM, antara
79
lain: Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam, Gudang Garam Merah,
Gudang Garam Gold, Surya, Surya Pro Mild dan GG Mild.
Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri
Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
GGRM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.250,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990.
g. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau dikenal dengan nama
HM Sampoerna Tbk (HMSP) didirikan tanggal 27 Maret 1905 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1913 di Surabaya
sebagai industri rumah tangga. Kantor pusat HMSP berlokasi di Jl.
Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya. HM Sampoerna memiliki 5
pabrik, yakni: dua pabrik Sigaret Kretek Mesin (SKM) di Pasuruan
dan Karawang serta lima pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan
lokasi sebagai berikut: tiga pabrik di Surabaya serta masing-masing
satu pabrik di Malang dan Probolinggo. Sampoerna bermitra dengan
38 Mitra Produksi Sigaret (MPS). HMSP juga memiliki kantor
perwakilan korporasi di One Pacific Place, lantai 18, Sudirman Central
Business District (SCBD), Jln. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53, Jakarta
12190.
80
Induk usaha HM Sampoerna adalah PT Philip Morris Indonesia
(menguasai 92,50% saham HMSP), sedangkan induk usaha utama HM
Sampoerna adalah Philip Morris International, Inc. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HMSP meliputi
manufaktur dan perdagangan rokok serta investasi saham pada
perusahaan-perusahaan lain. Merek-merek rokok HM Sampoerna,
antara lain: A Mild, Dji Sam Soe, Sampoerna Kretek, U mild dan
mendistribusikan Marlboro.
Pada tahun 1990, HMSP memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
HMSP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp12.600,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 15 Agustus 1990.
h. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA)
Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) didirikan tanggal 30
April 1976 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun
1976. Kantor pusat DVLA beralamat di South Quarter, Tower C,
Lanta 18-19, Jl. R.A. Kartini Kav. 8, Jakarta 12430 dan pabriknya
berada di Bogor. Induk usaha Darya-Varia Laboratoria Tbk adalah
Blue Sphere Singapore Pte Ltd (menguasai 92,13% saham DVLA),
merupakan afiliasi dari United Laboratories Inc, perusahaan farmasi di
Filipina.
81
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan DVLA adalah bergerak dalam bidang manufaktur,
perdagangan, jasa dan distribusi produk-produk farmasi, produk-
produk kimia yang berhubungan dengan farmasi, dan perawatan
kesehatan. Kegiatan utama DVLA adalah menjalankan usaha
manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi. Merek-
merek yang dimiliki oleh Darya-Varia, antara lain: Natur-E, Enervon-
C, Decolgen, Neozep, Cetapain, Paracetamol Infuse, dan Prodiva.
Pada tanggal 12 Oktober 1994, DVLA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham DVLA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan
nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Nopember 1994.
i. PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF)
Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) didirikan tanggal 16
Agustus 1971. Kantor pusat KAEF beralamat di Jln. Veteran No. 9,
Jakarta 10110 dan unit produksi berlokasi di Jakarta, Bandung,
Semarang, Watudakon (Mojokerto), dan Tanjung Morawa – Medan.
Kimia Farma mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1817 yang
pada saat itu bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku
obat. Pemegang saham pengendali Kimia Farma (Persero) Tbk adalah
82
Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen
(Saham Seri A Dwiwarna) dan 90,02% di saham Seri B.
Pada tahun 1958, pada saat Pemerintah Indonesia
menasionalisasikan semua Perusahaan Belanda, status KAEF tersebut
diubah menjadi beberapa Perusahaan Negara (PN). Pada tahun 1969,
beberapa Perusahaan Negara (PN) tersebut diubah menjadi satu
Perusahaan yaitu Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan
Bhinneka Kimia Farma disingkat PN Farmasi Kimia Farma. Pada
tahun 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah status Perusahaan
Negara tersebut diubah menjadi Persero dengan nama PT Kimia Farma
(Persero).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan KAEF adalah menyediakan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi,
kesehatan, industri makanan/minuman dan apotik. Saat ini, Kimia
Farma telah memproduksi sebanyak 361 jenis obat yang terdiri dari
beberapa kategori produk, yaitu obat generik, produk kesehatan
konsumen (Over The Counter (OTC), obat herbal dan komestik),
produk etikal, antiretroviral, narkotika, kontrasepsi, dan bahan baku.
Pada tanggal 14 Juni 2001, KAEF memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham KAEF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 saham
seri B dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
83
penawaran Rp200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 2001.
j. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September
1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966.
Kantor pusat Kalbe berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend.
Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510, sedangkan fasilitas
pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H.
Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pemegang
saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe Farma Tbk, antara
lain: PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT
Diptanala Bahana (9.49%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9.47%), PT
Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta Charisma (8.61%).
Semua pemegang saham ini merupakan pemegang saham pengendali
dan memiliki alamat yang sama yakni, di Jl. Let.Jend. Suprapto Kav.
4, Jakarta 10510.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,
perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam
bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi,
produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman
kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan
primer.
84
Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
(IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.
k. PT Merck Tbk (MERK)
Merck Tbk (dahulu PT Merck Indonesia Tbk) (MERK)
didirikan 14 Oktober 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1974. Kantor pusat Merck berlokasi di Jl. T.B. Simatupang No.
8, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760. Pemegang saham yang memiliki
5% atau lebih saham Merck Tbk, antara lain: Merck Holding GmbH,
Jerman (73,99%) dan Emedia Export Company mbH, Jerman
(12,66%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan MERK adalah bergerak dalam bidang industri, perdagangan,
jasa konsultasi manajemen, jasa penyewaan kantor/properti dan
layanan yang terkait dengan kegiatan usaha. Kegiatan utama Merck
saat ini adalah memasarkan produk-produk obat tanpa resep dan obat
peresepan; produk terapi yang berhubungan dengan kesuburan,
diabetes, neurologis dan kardiologis; serta menawarkan berbagai
instrumen kimia dan produk kimia yang mutakhir untuk bio-riset, bio-
85
produksi dan segmen-segmen terkait. Merek utama yang dipasarkan
Merck adalah Sangobion dan Neurobion.
Pada tanggal 23 Juni 1981, MERK memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham MERK (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.680.000 dengan
nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp1.900,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Juli 1981.
l. PT Pyridam Farma Tbk (PYFA)
Pyridam Farma Tbk (PYFA) didirikan dengan nama PT
Pyridam pada tanggal 27 Nopember 1977 dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat PYFA terletak di Ruko
Villa Kebon Jeruk Blok F3, Jl. Raya Kebon Jeruk, Jakarta 11530 dan
pabrik berlokasi di Desa Cibodas, Pacet, Cianjur, Jawa Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Pyridam Farma
Tbk, antara lain: PT Pyridam Internasional (53,85%), Sarkri Kosasih,
IR (11,54%) dan Rani Tjandra (11,54%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan PYFA meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat
kesehatan, dan industri kimia lainnya, serta melakukan perdagangan,
termasuk impor, ekspor dan antar pulau, dan bertindak selaku agen,
grosir, distributor dan penyalur dari segala macam barang. Kegiatan
86
usaha Pyridam Farma meliputi produksi dan pengembangan obat-
obatan (farmasi) serta perdagangan alat-alat kesehatan.
Pada tanggal 27 September 2001, PYFA memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham PYFA (IPO) kepada masyarakat sebanyak
120.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
penawaran Rp105,- per saham dan disertai Waran Seri I sebanyak
60.000.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Oktober 2001.
m. PT Akasha Wira International Tbk (ADES)
Akasha Wira International Tbk (dahulu Ades Waters Indonesia
Tbk) (ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun
1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor
pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B.
Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 – Indonesia. Pemegang saham
mayoritas Akasha Wira International Tbk adalah Water Partners
Bottling S.A. (91,94%), merupakan perusahaan joint venture antara
The Coca Cola Company dan Nestle S.A. kemudian pada tanggal 3
Juni 2008, Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte. Ltd.,
perusahaan berbadan hukum Singapura.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti
dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar.
87
Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak dalam bidang
usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan (merek
Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan besar produk-produk
kosmetika.
Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran
perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskriptif Sampel
Penelitian ini menggunakan 13 perusahaan sebagai sampel
penelitian. Ketiga belas perusahaan tersebut adalah perusahaan manfukatur
sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang data perusahaannya lengkap dari tahun 2012-2016 dan
memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini adalah
daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:
88
Tabel 4.1
Nama Sampel Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode
1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA
2 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR
5 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI
6 PT Gudang Garam Tbk. GGRM
7 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP
8 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA
9 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF
10 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF
11 PT Merck Tbk. MERK
12 PT Pyridam Farma Tbk. PYFA
13 PT Akasha Wira International Tbk. ADES
Sumber: Data diolah
2. Deskriptif Variabel
Pada bagian ini akan dideskripsikan dari data masing-masing variabel
yang menampilkan karakteristik dari sampel yang digunakan dalam penelitian
ini. Karakteristik sampel tersebut meliputi: nilai rata-rata sampel, nilai
maksimum, dan nilai minimum untuk masing-masing variabel. Deskripsi
dalam penelitian ini meliputi 6 variabel, yaitu profitabilitas (ROA), value
added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU),
structur capital value added (STVA), leverage (DAR) dan umur perusahaan
(AGE). Adapun perhitungan data variabel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
89
1. Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan
menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan
pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset yang dimiliki untuk
menghasilkan keuntungan perusahaan (operating asset)
Tabel 4.2
Deskripsi Rata-rata ROA
No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 6.56% 6.91% 5.12% 4.12% 7.77%
2 CEKA 5.68% 6.08% 3.19% 7.17% 17.51%
3 ICBP 12.86% 10.51% 10.16% 11.01% 12.56%
4 MYOR 8.97% 10.90% 3.98% 11.02% 10.75%
5 ROTI 12.38% 8.67% 8.80% 10.00% 9.58%
6 GGRM 9.80% 8.63% 9.27% 10.16% 10.60%
7 HMSP 37.89% 39.48% 35.87% 27.26% 30.02%
8 DVLA 13.86% 10.57% 6.55% 7.84% 9.93%
9 KAEF 9.91% 8.72% 7.97% 7.82% 5.89%
10 KLBF 18.85% 17.41% 17.06% 15.02% 15.44%
11 MERK 18.93% 25.17% 25.32% 22.22% 20.68%
12 PYFA 3.91% 3.54% 1.54% 1.93% 3.08%
13 TSPC 21.43% 12.62% 6.14% 5.03% 7.29%
Rata-rata 13.92% 13.02% 10.85% 10.82% 12.39%
Maksimum 37.89% 39.48% 35.87% 27.26% 30.02%
Minimum 3.91% 3.54% 1.54% 1.93% 3.08%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data hasil ROA dari masing-masing perusahaan pada
tabel 4.2, diketahui rata-rata tingkat ROA dari tahun 2014-2015 terus
menurun kecuali pada tahun 2016 yang mengalami peningkatan. Nilai
rata-rata ROA dari tahun 2012-2016 masing-masing adalah 13,29%,
13,02%, 10,85%, 10,82% dan 12,39 %. Untuk tingkat ROA maksimum
pada tahun 2012-2016 dimiliki oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
yaitu masing-masing sebesar 37,89% ; 39,48% ; 35,87% ; 27,26% dan
90
30,02%. Sedangkan untuk tingkat ROA minimum pada tahun 2012-2016
dimiliki oleh PT Pyridam Farma Tbk yaitu masing-masing sebesar 3,91% ;
3,54% ; 1,54% ; 1,93% dan 3,08%.
Nilai ROA yang semakin mendekati 100% berarti semakin baik
profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat
menghasilkan laba. Sedangkan rendahnya ROA suatu perusahaan
menunjukkan keuntungan atau profit yang diterima suatu perusahaan atas
dikeluarkannya modal untuk aktifitas perusahaannya menunjukkann
keuntungan yang sedikit.
2. Value Added Capital Empoyed (VACA)
Value added capital employed (VACA) menggambarkan seberapa
banyak value added yang dihasilkan dari modal fisik yang digunakan.
Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan CE (Capital
Employed)-nya jika 1 unit dari CE menghasilkan return lebih besar
daripada perusahaan lain. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE
dengan baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan
tersebut (Pulic, 2000 dalam Pramudita, 2012).
Tabel 4.3
Deskripsi Rata-rata VACA
No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 0.12 0.17 0.13 0.14 0.14
2 CEKA 0.16 0.24 0.15 0.25 0.32
3 ICBP 0.21 0.20 0.20 0.22 0.23
4 MYOR 0.28 0.24 0.15 0.25 0.28
5 ROTI 0.28 0.29 0.32 0.35 0.32
91
6 GGRM 0.19 0.19 0.21 0.21 0.22
7 HMSP 0.96 0.98 1.00 0.44 0.47
8 DVLA 0.40 0.37 0.21 0.24 0.28
9 KAEF 0.51 0.51 0.49 0.49 0.48
10 KLBF 0.39 0.39 0.36 0.33 0.32
11 MERK 0.56 0.62 0.45 0.55 0.49
12 PYFA 0.45 0.48 0.46 0.51 0.53
13 TSPC 0.65 0.45 0.43 0.33 0.38
Rata-rata 0.40 0.39 0.35 0.33 0.34
Maksimum 0.96 0.98 1.00 0.55 0.53
Minimum 0.12 0.17 0.13 0.14 0.14
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data hasil VACA dari masing-masing perusahaan
pada tabel 4.3, terlihat bahwa nilai VACA perusahaan sektor industri
barang konsumsi periode 2012-2016 secara keseluruhan memiliki nilai
yang berfluktuasi. Perusahaan dengan VACA tertinggi pada tahun 2012-
2014 adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dengan nilai masing-
masing 0,96 ; 0,98 dan 1,00. Pada tahun 2015 tingkat VACA tertinggi
dimiliki oleh PT Merck Tbk dengan nilai 0,55 dan pada tahun 2016
dimiliki oleh PT Pyridam Farma Tbk dengan nilai 0,53. Sedangkan untuk
nilai VACA minimum dari tahun 2012-2016 dimiliki oleh PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk dengan nilai masing-masing 0,12 ; 0,17 ; 0,13 ; 0,14
dan 0,14.
Rata-rata nilai VACA cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hal
ini mengidikasikan bahwa perusahaan belum mampu menciptakan value
added dengan memanfaatkan pengelolaan modal perusahaan yang baik
92
sehingga jika kedepannya nilai ini akan terus menurun, profitabilitas
perusahaan juga akan mengalami penurunan.
3. Value Added Human Capital (VAHU)
Value added human capital mengidikasikan kemampuan tenaga
kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Semakin banyak value added
dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia
secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang
pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Pulic,
2000 dalam Pramudita, 2012).
Tabel 4.4
Deskripsi Rata-rata VAHU
No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 6.38 5.83 3.71 3.11 3.43
2 CEKA 6.18 8.03 4.39 4.36 7.32
3 ICBP 3.86 2.53 2.61 2.83 3.30
4 MYOR 5.61 5.13 3.06 5.85 6.63
5 ROTI 3.64 2.34 1.96 2.05 1.74
6 GGRM 4.94 4.61 3.98 4.64 4.10
7 HMSP 4.24 4.20 3.81 3.48 3.61
8 DVLA 1.65 1.40 1.54 1.53 1.82
9 KAEF 1.33 1.26 1.26 1.25 1.24
10 KLBF 2.37 2.35 2.25 2.11 2.25
11 MERK 1.77 2.14 2.25 2.03 2.17
12 PYFA 1.10 1.09 0.99 1.05 1.09
13 TSPC 2.03 1.49 1.45 1.29 1.57
93
Rata-rata 3.47 3.26 2.56 2.74 3.10
Maksimum 6.38 8.03 4.39 5.85 7.32
Minimum 1.10 1.09 0.99 1.05 1.09
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data hasil VAHU dari masing-masing perusahaan
pada tabel 4.4, diketahui rata-rata tingkat VAHU pada tahun 2012-2016
mengalami fluktuasi. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang terdaftar di
sektor industri barang konsumsi masih ada yang belum dapat menciptakan
nilai tambah dari proses pemanfaatan sumber daya manusia yang ada di
perusahaan atau human capital sehingga menyebabkan profitabilitas
perusahaan menurun jika perusahaan belum dapat mengoptimalkan
pemanfaatan human capital yang ada di dalam perusahaan.
Untuk tahun 2012, rata-rata nilai VAHU adalah 3,47. Nilai VAHU
maksimum tahun 2012 dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
dengan nilai 6,38. Tahun 2013, rata-rata nilai VAHU adalah 3,26 dan nilai
maksimum 8,03 yang dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
Tahun 2014, rata-rata nilai VAHU adalah 2,56 dan nilai maksimum 4,39
dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Tahun 2015, rata-rata
nilai VAHU adalah 2,74 dan nilai maksimum 5,85 yang dimiliki oleh PT
Mayora Indah Tbk. Tahun 2016, rata-rata nilai VAHU adalah 3,10 dan
nilai maksimum 7,32 yang dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk. Sedangkan untuk nilai VAHU minimum dari tahun 2012-2016
dimiliki oleh PT Pyridam Farma Tbk dengan nilai masing-masing 1,10 ;
1,09 ; 0,99 ; 1,05 dan 1,09.
94
4. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural capital value added (STVA) menunjukkan kontribusi
structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah
SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan
indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Pulic
menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC, yang hal ini telah
diverifikasi melalui penelitian empiris pada sektor industri tradisional
(Pulic, 2000 dalam Pramudita, 2012).
Tabel 4.5
Deskripsi Rata-rata STVA
No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 0.84 0.83 0.73 0.68 0.71
2 CEKA 0.84 0.88 0.77 0.77 0.86
3 ICBP 0.74 0.60 0.62 0.65 0.70
4 MYOR 0.82 0.81 0.67 0.83 0.85
5 ROTI 0.73 0.57 0.49 0.51 0.43
6 GGRM 0.80 0.78 0.75 0.78 0.76
7 HMSP 0.76 0.76 0.74 0.71 0.72
8 DVLA 0.39 0.29 0.35 0.35 0.45
9 KAEF 0.25 0.21 0.20 0.20 0.19
10 KLBF 0.58 0.57 0.56 0.53 0.56
11 MERK 0.43 0.53 0.55 0.51 0.54
12 PYFA 0.09 0.08 -0.01 0.04 0.08
13 TSPC 0.51 0.33 0.31 0.23 0.36
Rata-rata 0.60 0.56 0.52 0.52 0.55
Maksimum 0.84 0.88 0.77 0.83 0.86
Minimum 0.09 0.08 -0.01 0.04 0.08
Sumber: Data diolah
95
Berdasarkan data hasil STVA dari masing-masing perusahaan pada
tabel 4.5, diketahui rata-rata tingkat STVA dari tahun 2012-2016
cenderung mengalami penurunan. Tahun 2012, rata-rata nilai STVA
adalah 0,60 dan nilai maksimum 0,84 dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk. Tahun 2013, rata-rata nilai STVA adalah 0,56 dan nilai
maksimum 0,88 dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Tahun
2014, rata-rata nilai STVA adalah 0,52 dan nilai maksimum 0,77 dimiliki
oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Tahun 2014, rata-rata nilai STVA
adalah 0,52 dan nilai maksimum 0,83 dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk. Tahun 2015, rata-rata nilai STVA adalah 0,52 dan nilai
maksimum 0,83 dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk. Tahun 2015, rata-
rata nilai STVA adalah 0,55 dan nilai maksimum 0,86 dimiliki oleh PT
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Sedangkan untuk nilai STVA minimum
dari tahun 2012-2016 dimiliki oleh PT Pyridam Farma Tbk dengan nilai
masing-masing 0,09 ; 0,08 ; -0,01 ; 0,04 dan 0,08.
5. Leverage
Tabel 4.6
Deskripsi Rata-rata Leverage
No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 0.47 0.53 0.51 0.56 0.54
2 CEKA 0.55 0.51 0.58 0.57 0.38
3 ICBP 0.32 0.38 0.40 0.38 0.36
4 MYOR 0.63 0.59 0.60 0.54 0.52
5 ROTI 0.45 0.57 0.56 0.56 0.51
6 GGRM 0.36 0.42 0.43 0.40 0.37
96
7 HMSP 0.49 0.48 0.52 0.16 0.20
8 DVLA 0.22 0.23 0.22 0.29 0.30
9 KAEF 0.31 0.34 0.39 0.42 0.51
10 KLBF 0.22 0.25 0.22 0.20 0.18
11 MERK 0.27 0.27 0.23 0.26 0.22
12 PYFA 0.35 0.46 0.44 0.37 0.37
13 TSPC 0.46 0.40 0.41 0.50 0.50
Rata-rata 0.39 0.42 0.42 0.40 0.38
Maksimum 0.63 0.59 0.60 0.57 0.54
Minimum 0.22 0.23 0.22 0.16 0.18
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data hasil DAR dari masing-masing perusahaan pada
tabel 4.6, diketahui rata-rata tingkat DAR pada tahun 2012-2016
mengalami fluktuasi. Rata-rata tingkat DAR pada tahun 2012 sebesar 0,39.
Untuk tingkat DAR maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Mayora
Indah Tbk sebesar 0,63 sedangkan untuk tingkat DAR minimum pada
tahun 2012 dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk sebesar 0,22. Rata-rata
tingkat DAR pada tahun 2013 sebesar 0,42. Untuk tingkat DAR
maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk sebesar
0,59 sedangkan untuk tingkat DAR minimum pada tahun 2013 dimiliki
oleh PT Darya-Varia Laboratoria Tbk sebesar 0,23. Rata-rata tingkat DAR
pada tahun 2014 sebesar 0,42. Untuk tingkat DAR maksimum pada tahun
2014 dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk sebesar 0,60 sedangkan untuk
tingkat DAR minimum pada tahun 2014 dimiliki oleh Darya-Varia
Laboratoria Tbk sebesar 0,22. Pada tahun 2015 rata-rata tingkat DAR
adalah sebesar 0,40. Untuk tingkat DAR maksimum pada tahun 2015
97
dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk sebesar 0,57 sedangkan
untuk tingkat DAR minimum pada tahun 2015 dimiliki oleh PT Hanjaya
Mandala Tbk sebesar 0,16. Pada tahun 2016 rata-rata tingkat DAR adalah
sebesar 0,38. Untuk tingkat DAR maksimum pada tahun 2016 dimiliki
oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 0,54 sedangkan untuk
tingkat DAR minimum pada tahun 2016 dimiliki oleh PT Delta Djakarta
Tbk sebesar 0,18.
6. Umur Perusahaan
Tabel 4.7
Deskripsi Rata-rata AGE
No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 3.09 3.14 3.18 3.22 3.26
2 CEKA 3.78 3.81 3.83 3.85 3.87
3 ICBP 3.40 3.43 3.47 3.50 3.53
4 MYOR 3.56 3.58 3.61 3.64 3.66
5 ROTI 2.83 2.89 2.94 3.00 3.04
6 GGRM 3.99 4.01 4.03 4.04 4.06
7 HMSP 4.60 4.61 4.62 4.62 4.63
8 DVLA 3.85 3.87 3.89 3.91 3.93
9 KAEF 3.71 3.74 3.76 3.78 3.81
10 KLBF 3.83 3.85 3.87 3.89 3.91
11 MERK 3.74 3.76 3.78 3.81 3.83
12 PYFA 3.58 3.61 3.64 3.66 3.69
13 TSPC 3.30 3.33 3.37 3.40 3.43
Rata-rata 3.64 3.66 3.69 3.72 3.74
Maksimum 4.60 4.61 4.62 4.62 4.63
Minimum 2.83 2.89 2.94 3.00 3.04
Sumber: Data diolah
98
Berdasarkan data hasil age dari masing-masing perusahaan pada
tabel 4.7, diketahui rata-rata tingkat age pada tahun 2012-16 terus
mengalami peningkatan dengan nilai masing-masing yaitu sebesar 3,64 ;
3,66 ; 3,69 ; 3,72 dan 3,74. Untuk tingkat age maksimum pada tahun
2012-2016 dimiliki oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk yaitu
masing-masing sebesar 4,60 ; 4,61 ; 4,62 ; 4,62 dan 4,63. Sedangkan untuk
tingkat age minimum pada tahun 2012-2016 dimiliki oleh PT Nippon
Indosari Corpindo Tbk yaitu masing-masing sebesar 2,83 ; 2,89 ; 2,94 ;
3,00 dan 3,04
Rata-rata tingkat age yang dimiliki perusahaan semakin meningkat
sehingga hal ini mampu menunjukkan seberapa lama perusahaan tersebut
telah berdiri, dan semakin lama perusahaan tersebut berdiri maka akan
semakin banyak pula pengalaman perusahaan tersebut yang telah
dilaluinya. Dibuktikan dengan nilai age yang paling tinggi dimiliki oleh
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dikarenakan perusahaan tersebut
yang paling lama berdiri dibandingkan dengan perusahaan lain, yaitu pada
tahun 1913. Begitupun dengan nilai age yang paling rendah dimiliki oleh
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dikarenakan perusahaan tersebut yang
paling baru berdiri dibandingkan dengan perusahaan lain, yaitu pada tahun
1995.
99
3. Uji Analisis Model Regresi Data Panel
Model regresi data panel (pool) yaitu data yang merupakan
gabungan antara data seksi silang (cross section) dengan data runtun
waktu (time series). Penggunaan data panel dalam sebuah observasi
penelitian memiliki beberapa keuntungan seperti yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya. Agar hasil dari data panel sesuai dan menghasilkan
hasil akhir yang terbaik ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan
untuk mengestimasi model regresi dengan menggunakan data panel.
Dalam pembahasan teknik estimasi model regresi data panel, ada 3
pendekatan yang bisa digunakan yaitu: memilih antara Common Effect
Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model (Widarjono,
2009:238).
a. Pendekatan Common Effect
Dalam pendekatan Common Effect (OLS) tidak memperhatikan
dimensi individu maupun waktu sehingga diestimasikan perilaku data
perusahaan sama dalam beberapa kurun waktu (Widarjono, 2009:231).
Berikut ini adalah tampilan model Common Effect (OLS) yang
didapatkan dari pengolahan software Eviews 9.0.
100
Tabel 4.8
Uji Common Effect (OLS)
b. Pendekatan Fixed Effect
Pendekatan ini didasarkan pada adanya perbedaan intersep
antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time in
variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa
koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu
(Widarjono, 2009:233).
Berikut ini adalah tampilan model Fixed Effect yang
didapatkan dari pengolahan software Eviews 9.0.
Sumber: Data diolah
102
c. Pendekatan Random Effect
Pendekatan ini mengestimasi data panel dengan asumsi
koefisien slope konstan dan intersep berbeda antara individu dan antar
waktu (Random Effect) (Widarjono, 2009:235).
Berikut ini adalah tampilan model Random Effect yang
didapatkan dari pengolahan program Eviews 9.0.
104
4. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk menentukan metode mana yang
paling tepat digunakan untuk mengestimasi data panel dalam
penelitian ini dengan membandingkan antara model common effect
atau fixed effect. Berikut adalah hipotesis, hasil dari Uji Chow dan
keputusan yang diambil berdasarkan Uji Chow dengan pengolahan
menggunakan software Eviews 9.0.
Hipotesis dalam uji Chow adalah :
H0 : Probability > 0,05 : model mengikuti Common Effect Model
H1 : Probability < 0,05 : model mengikuti Fixed Effect Model
Menurut Widarjono (2009:238) dasar penolakan terhadap
hipotesis diatas adalah dengan membandingkan perhitungan antara
Fhitung dengan Ftabel. Perbandingan yang dipakai adalah sebagai berikut:
Jika hasil dari Fhitung > Ftabel = H0 ditolak
Jika hasil dari Fhitung < Ftabel = H0 diterima
Dimana:
α : Tingkat signifikansi yang dipakai (alpha)
n : Jumlah individual (cross section)
nt : jumlah cross section x jumlah time series
k : Jumlah variabel independen
Ftabel = {α : df(n-1, nt – n – k)}
105
Tabel 4.11
Uji Chow
Sumber: Data diolah
Seperti yang dapat dilihat pada output diatas tabel 4.11 nilai
prob menunjukkan sebesar 0,0038 untuk Cross-section F, yang berarti
kurang dari 0,05. Selain itu untuk Fhitung didapatkan sebesar 2,968205
dengan Ftabel sebesar 5% : (12,47) = 1,96. Dari hipotesis diatas dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak karena dari probabilty lebih kecil dari
0,05 (0,0001 < 0,05) dan Fhitung yang lebih besar dari Ftabel (2,968205 >
1,96), sehingga dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan 95 persen
model Fixed Effect lebih baik dari pada model Common Effect.
b. Uji Hausman
Setelah tahapan pengujian signifikansi antara model Fixed
Effect dan model Common Effect yang diperoleh model Fixed Effect
lebih baik dari pada model Common Effect. Kemudian dilakukan
pengujian kembali dengan menggunakan Uji Hausman yang
digunakan untuk memilih model yang paling tepat antara Fixed Effect
atau Random Effect.
106
Berikut adalah hipotesis hasil dari Uji Hausman dan keputusan
yang diambil berdasarkan Uji Hausman dengan pengolahan
menggunakan software Eviews 9.0.
Pengujian Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut:
H0 : Probability > 0,05 : model mengikuti Random Effect Model
H1 : Probability < 0,05 : model mengikuti Fixed Effect Model
Menurut Widarjono (2009:240) dasar penolakan terhadap
hipotesis di atas adalah dengan membandingkan antara nilai statistic
Hausman dan nilai kritisnya.
Jika nilai statistik Hausman > nilai kritisnya = H0 ditolak
Jika nilai statistik Hausman < niali kritisnya = H0 diterima
Tabel 4.12
Uji Hausman
Seperti yang dapat dilihat pada output tabel 4.12. nilai prob
menunjukkan sebesar 0,0003 untuk Cross-section Random, yang
berarti lebih kecil dari 0,05. Selain itu untuk nilai statistik Hausman
didapat sebesar 23,657660. Sementara nilai kritis (Chi-square) dengan
df sebesar 5 pada α = 5% adalah sebesar 11,070 yang berarti nilai
statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis (Chisquare). Dengan
Sumber: Data diolah
107
demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dengan
tingkat keyakinan 95 persen yang berarti model model yang paling
tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah model Fixed Effect.
5. Uji Dasar Asumsi Klasik
Hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresi
yang paling sesuai adalah model Fixed Effect dengan data perusahaan
2014-2016. Syarat agar dapat menggunakan persamaan regresi tersbut
adalah dengan terpenuhinya asumsi klasik untuk mendapatkan estimator
yang linear, tidak bias dan mempunyai varian yang minimum atau BLUE
(Best Linear Unbiased Estimator) dari suatu persamaan regresi dengan
metode kuadrat kecil (Least Square). Persyaratan asumsi klasik yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, normalitas data diketahui dengan
membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan x2 tabel. Jika nilai
Jarque-Bera (JB) ≤ x2tabel maka nilai residual terstandarisasi
dinyatakan berdistribusi normal (Suliyanto, 2011:75).
Menurut Winarno (2011), untuk mengetahui sebuah data
berdisitribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat
probabilitasnya, apabila lebih besar dari 5% (bila menggunakan tingkat
signifikansi tersebut), maka data berdistribusi normal.
108
Berikut adalah hipotesis, hasil dari uji normalitas dan
keputusan yang diambil berdasarkan uji normalitas dengan pengolahan
menggunakan software Eviews 9.0.
Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai
berikut :
H0 : residual dari model berdistribusi normal
H1 : residual dari model tidak berdistribusi normal
Gambar 4.1
Uji Normalitas
Pada hasil grafik histogram Profitabilitas (ROA) diatas
menunjukkan nilai Jarque-Bera (JB) sebesar 5,161617 yang jika
dibandingkan dengan niai x2 tabel dengan df sebesar 5 pada α = 5%
adalah sebesar 11,070. Karena nilai statistik Jarque-Bera (JB)
(5,161617) ≤ nilai x2 tabel (11,070) dan nilai probabilitas yang lebih
besar dari 5% yaitu 0,075713 maka dapat disimpulkan bahwa data
yang dipakai dalam penelitian ini terstandarisasi berdistribusi normal.
Sumber: Data diolah
109
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi panel ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen atau tidak. Adanya multikolinearitas masih menghasilkan
estimatir BLUE, tetapi menyebabkan suatu model mempunyai varian
yang besar (Widarjono, 2009:104).
Menurut Ghozali (2013:83) ada aturan dalam menentukan ada
tidaknya multikolinearitas dalam suatu model, yaitu:
Jika koefisien korelasi > 0,90 maka diduga adanya multikolinearitas
dalam model.
Jika koefisien korelasi < 0,90 maka diduga tidak adanya
multikolinearitas dalam model.
Tabel 4.13
Uji Multikolinearitas
VACA VAHU STVA LEV AGE
VACA 1.00000 -0.31693 -0.32082 -0.17537 0.47404
VAHU -0.31693 1.00000 0.87112 0.39184 0.11800
STVA -0.32082 0.87112 1.00000 0.26830 0.12441
LEV -0.17537 0.39184 0.26830 1.00000 -0.41225
AGE 0.47404 0.11800 0.12441 -0.41225 1.00000
Sumber: Data diolah
Dari matriks korelasi diatas terlihat bahwa hubungan antara
variabel independennya semuanya berada dibawah 0,90 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terbebas
dari masalah multikolinearitas.
110
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji
white dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Probability > 0,05 : tidak ada heteroskedastisitas
H1 : Probability < 0,05 : ada heteroskedastisitas
Tabel 4.14
Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil uji heteroskedastisitas di atas dapat dilihat bahwa
nilai probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar
0,4127 maka dapat disimpulkan H0 diterima yang berarti data dalam
penelitian ini tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau
dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.15
Uji Autokorelasi
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi dengan menggunakan
uji LM Test di atas dapat diketahui bahwa nilai probability Chi-Square
Sumber: Data diolah
111
> 0.05 (0.4436>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini menunjukkan tidak terjadi gejala autokorelasi.
6. Uji Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
(independen) secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel
terikat (dependen) dengan menganggap variabel bebas lainnya bersifat
konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan thitung dengan
ttabel. Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 65 dengan 5
variabel independen dengan tingkat signifikansi atau nilai kritis
sebesar 5%. Dengan demikian perhitungan nilai ttabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
ttabel = {α ; df = ( n – k )}
= 5% ; df = (65 – 5)
= 0,05 ; df = 60
= 1,67065
112
Tabel 4.16
Uji t (Parsial)
Dengan demikian, nilai estimasi pada t tabel sebesar 1,67065
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap
Profitabilitas (ROA)
Variabel value added capital employed (VACA) memiliki
koefisien sebesar 0,293334, standar error sebesar 0,029533,
signifikansi sebesar 0,0000 dan nilai thitung sebesar 9,932531. Nilai
kritis ttabel berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel
(9,932531 > 1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan membandingkan
nilai ρ dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel value added
capital employed (VACA) adalah sebesar 0,0000. Nilai α yang
digunakan pada penelitian ini adalah 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa nilai ρ lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05).
Sumber: Data diolah
113
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat diindikasikan
bahwa H0 ditolak sedangkan Ha diterima. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa variabel value added capital employed (VACA)
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
2) Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap
Profitabilitas (ROA)
Variabel value added human capital (VAHU) memiliki
koefisien sebesar -0,007515, standar error sebesar 0,004232,
signifikansi sebesar 0,0822 dan nilai thitung sebesar -1,775981. Nilai
kritis ttabel berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai thitung lebih kecil nilai ttabel
(-1,775981<1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan membandingkan
nilai ρ dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel value added
capital employed (VAHU) adalah sebesar 0,0822. Nilai α yang
digunakan pada penelitian ini adalah 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa nilai ρ lebih besar dari nilai α (0,0822 > 0,05).
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat diindikasikan
bahwa H0 diterima sedangkan Ha ditolak. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa variabel value added human capital (VACA)
tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
114
3) Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap
Profitabilitas (ROA)
Variabel structural capital value added (STVA) memiliki
koefisien sebesar 0,246293, standar error sebesar 0,056677,
signifikansi sebesar 0,0001 dan nilai thitung sebesar 4,345535. Nilai
kritis ttabel berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai thitung lebih besar nilai
ttabel (4,345535 > 1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan
membandingkan nilai ρ dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel
value added capital employed (VAHU) adalah sebesar 0,0001.
Nilai α yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,05. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai ρ lebih kecil dari nilai α
(0,0001 < 0,05). Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat
diindikasikan bahwa H0 ditolak sedangkan Ha diterima. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel structural capital value
added (STVA) berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
4) Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas (ROA)
Variabel leverage (DAR) memiliki koefisien sebesar -
0,190708, standar error sebesar 0,041794, signifikansi sebesar
0,0000 dan nilai thitung sebesar -4,563049. Nilai kritis ttabel
berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa nilai thitung lebih kecil nilai ttabel (-0,190708 <
115
1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan membandingkan nilai ρ
dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel leverage (DAR) adalah
sebesar 0,0000. Nilai α yang digunakan pada penelitian ini adalah
0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai ρ lebih
kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05). Berdasarkan hasil perbandingan
tersebut dapat diindikasikan bahwa H0 ditolak sedangkan Ha
diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel
leverage (DAR) berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
5) Pengaruh Umur Perusahaan (AGE) terhadap Profitabilitas (ROA)
Variabel umur perusahaan (AGE) memiliki koefisien
sebesar 0,051004, standar error sebesar 0,053726, signifikansi
sebesar 0,3473 dan nilai thitung sebesar 0,949334. Nilai kritis ttabel
berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa nilai thitung lebih kecil nilai ttabel (0,949334 <
1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan membandingkan nilai ρ
dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel umur perusahaan
(AGE) adalah sebesar 0,3473. Nilai α yang digunakan pada
penelitian ini adalah 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa nilai ρ lebih besar dari nilai α (0,3473 > 0,05). Berdasarkan
hasil perbandingan tersebut dapat diindikasikan bahwa H0 diterima
sedangkan Ha ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
116
variabel umur perusahaan (AGE) tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas (ROA).
b. Uji Signifikansi F (Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh seluruh variabel
independen secara keseluruhan atau simultan terhadap variabel
dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Jika Fhitung < Ftabel berarti H0 diterima atau variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Tabel 4.17
Uji F (Simultan)
Dari data regresi di atas, maka bisa dilihat bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dengan
probabilitas sebesar 0,000000 yang berarti di bawah 0,05. Selain itu,
dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel taraf kesalahan 5% dan
degree of freedom (df1) = 5 dan (df2) = 59 maka diperoleh nilai Ftabel
sebesar 2,37 sementara nilai Fhitung 106,1119 yang berarti terdapat
pengaruh yang signifikan karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel.
Sumber: Data diolah
117
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel independen (VACA, VAHU, STVA,
Leverage dan Umur Perusahaan) secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Squred)
Koefisien determinasi (adjusted R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu.
Nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan varian variabel dependen amat terbatas (Ghozali,
2011:97).
Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1).
Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model
regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen
antara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
Menurut Gujarati dalam Ghozali (2011:97-99) jika dalam uji empiris
didapat nilai R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.
Secara sistematis jika R2 = 1, maka hasil adjusted R2 = R2 = 1
sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k)/(n-k). Jika k>1,
maka R2 akan bernilai negatif.
118
Tabel 4.18
Uji Koefisien Determinasi R2
Nilai Adjusted R-squared dari model di atas didapat sebesar
0,965422 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen
Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital
(VAHU), Structural Capital Value Added (STVA), Leverage dan
Umur Perusahaan dalam menjelaskan variabel dependen profitabilitas
(ROA) adalah sebesar 96,5422% sedangkan sisanya 0,034578 atau
3,4578% variabel profitabilitas (ROA) dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang tidak terdapat pada model yang ada pada penelitian ini.
7. Analisis Regresi Data Panel
Dalam penelitian ini menguji pengaruh variabel independen
(bebas) yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value Added
Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA),
Leverage (DAR), Umur Perusahaan (AGE) terhadap variabel dependen
(terikat) yaitu Profitabilitas (ROA) pada perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2016. Setelah
Sumber: Data diolah
119
melakukan serangkaian pengujian model regresi data panel yaitu Uji Chow
dan Uji Hausman maka model yang tepat digunakan dalam penelitian ini
adalah model Fixed Effect Model (FEM).
Dari hasil analisis regresi data panel dengan menggunakan model
Fixed Effect maka diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut:
ROAit = 0,293334X1 + 0,246293X3 – 0,190708X4 + Ɛit
121
Berdasarkan hasil regresi di atas, maka dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil regresi di atas diperoleh besarnya konstanta
profiabilitas (ROA) sebesar -0,208694 dengan signifikansi 0,3275 >
0,05 menunjukkan bahwa nilai konstanta tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Hasil ini berarti bahwa jika seluruh variabel
independen konstan atau 0 maka profitabilitas (ROA) cenderung
negatif atau tidak ada. Nilai konstanta yang tidak signifikan
menyebabkan tingkat koefisien determinasi menjadi tinggi. Agar
sebuah model masuk dalam kategori baik, maka nilai signifikansi atas
konstanta harus tidak signifikan (Hadi, 2009).
b. Besarnya koefisien X1 atau Value Added Capital Employed (VACA)
sebesar 0,293334 mengartikan bahwa jika variabel X1 atau Value
Added Capital Employed (VACA) mengalami kenaikan sebesar 1%
sedangkan variabel lainnya diasumsikan bernilai konstan, maka akan
menaikkan nilai variabel Y atau Profitabilitas (ROA) sebesar
0,293334.
c. Besarnya koefisien X3 atau Structural Capital Value Added (STVA)
sebesar 0,246293 mengartikan bahwa jika variabel X3 atau Structural
Capital Value Added (STVA) mengalami kenaikan sebesar 1%
sedangkan variabel lainnya diasumsikan bernilai konstan, maka akan
menaikkan nilai variabel Y atau Profitabilitas (ROA) sebesar
0,246293.
122
d. Besarnya koefisien X4 atau Leverage (DAR) sebesar -0,190708
mengartikan bahwa jika variabel X4 atau Leverage mengalami
kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya diasumsikan bernilai
konstan, maka akan menurunkan nilai variabel Y atau Profitabilitas
(ROA) sebesar 0,190708.
8. Interpretasi
Hasil interpretasi terhadap penelitian ini adalah sebagi berikut :
a. Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap
Profitabilitas (ROA)
Variabel value added capital employed (VACA) memiliki
koefisien sebesar 0,293334 dan probabilitas sebesar 0,0000<0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahwa variabel value
added capital employed (VACA) memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas (ROA).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hanum, dkk (2015), Nuryaman (2015), Fadri dan Wahidahwati
(2016) yang menyatakan bahwa Value Added Capital Employed
(VACA) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa perusahaan sampel
memiliki kemampuan dalam melakukan pengelolaan dana yang
tersedia seperti ekuitas dan laba bersih dalam menciptakan nilai
tambah perusahaan yang dapat meningkatkan profitabilitas (ROA)
perusahaan. Rata-rata nilai tambah yang diciptakan perusahaan dengan
123
mengelola dana yang tersedia selama periode penelitian adalah sebesar
0,550 atau sebesar 55% yang masing-masing per tahunnya memiliki
rata-rata sebesar 0,598 (59,8%), 0,556 (55,6%), 0,518 (51,8%), 0,522
(52,2%) dan 0,554 (55,4%).
Efektifnya pengelolaan aset tersebut membentuk kinerja yang
optimal serta dapat menunjang profitabilitas secara berkelanjutan
(sustainable). Hal tersebut juga dapat diindikasikan bahwa dengan
semakin besarnya capital employed efficiency maka akan
menyebabkan semakin besarnya profitabilitas perusahaan. Selain itu,
pengetahuan terhadap manajemen keuangan, manajemen dana dan
manajemen hutang serta manajemen kredit menjadi kunci sukses
perusahaan dalam meningkatkan profitabilitasnya.
b. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap
Profitabilitas (ROA)
Variabel value added human capital (VAHU) memiliki
koefisien sebesar -0,007515 dan probabilitas 0,0822>0,05. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel value added human
capital (VACA) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
(ROA).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kartika dan Hatane (2012) dan Nuryaman (2015) yang
menyatakan bahwa Value Added Human Capital (VAHU) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
124
Adapun faktor-faktor yang dapat mengakibatkan human capital
tidak dapat memberikan value added pada perusahaan antara lain
kurangnya pemanfaatan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki,
kurangnya gaji dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan, kurangnya memotivasi karyawan dalam meningkatkan
pendapatan dan profit perusahaan.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahan
manufaktur sektor industri barang konsumsi. Seperti yang kita ketahui,
perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah barang
mentah menjadi barang jadi, di mana proses produksi barang dilakukan
di pabrik yang lebih banyak diolah dengan menggunakan mesin. Oleh
karena itu, teknologi mesin yang digunakan dalam industri barang
konsumsi lebih memberikan value added dibandingkan dengan kinerja
sumber daya manusianya.
c. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap
Profitabilitas (ROA)
Variabel structural capital value added (STVA) memiliki
koefisien sebesar 0,246293 dan probabilitas ebesar 0,0001<0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel structural capital
value added (STVA) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kartika dan Hatane (2012), Nuryaman (2015), Fadri dan
125
Wahidahwati (2016) yang menyatakan bahwa Structural Capital Value
Added (STVA) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
Hal ini menjelaskan bahwa semakin meningkatnya modal
struktural akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dapat
diketahui bahwa perusahaan dengan modal struktural yang besar akan
meningkatkan profitabilitas. STVA merupakan representasi kinerja
yang optimal, seperti pengelolaan sistem, prosedur dan database.
Berdasarkan hasil penelitian, STVA pada perusahaan sampel mampu
meningkatkan produktivitas karyawan dalam meningkatkan
profitabilitas perusahaan karena proses rutinitas yang ada di
perusahaan seperti yang telah dijelaskan di atas dapat meningkatkan
motivasi karyawan dalam menciptakan value added yang berdampak
pada meningkatnya profitabilitas perusahaan.
d. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas (ROA)
Variabel leverage (DAR) memiliki koefisien sebesar -0,190708
dan probabilitas sebesar 0,0000<0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif signifikan
terhadap profitabilitas (ROA).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sari dan Abundanti (2012), Akbar (2014), Ratnasari dan
Budiyanto (2016) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
126
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan hutang. Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva
berasal dari kreditur bukan dari pemegang saham maupun investor
(Sudarmadji dan Sularto, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hasil
tersebut sesuai dengan teori Pecking Order yang menyatakan bahwa
perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi
justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Artinya, semakin
besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai hutang perusahaan
untuk membiayai aktiva perusahaan sehingga nilai profitabilitas
perusahaan akan menurun karena beban bunga yang semakin besar.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel
memiliki aktiva yang lebih besar dari pada hutangnya sehingga
perusahaan dapat mengelola aktivanya yang dapat memberikan
pengaruh postif dan berdampak pada profitabilitas perusahaan.
e. Pengaruh Umur Perusahaan (AGE) terhadap Profitabilitas (ROA)
Variabel umur perusahaan (AGE) memiliki koefisien sebesar
0,051004 dan probabilitas sebesar 0,3473<0,05. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa variabel umur perusahaan (AGE) tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis yang
diajukan. Hal ini dapat timbul diduga karena umur perusahaan yang
diprediksi berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam
127
meningkatkan profitabilitas ternyata tidak tepat karena umur
perusahaan tidak menentukan perusahaan mempunyai laba yang lebih
tinggi atau lebih rendah. Laba yang diperoleh perusahaan bukan
tergantung pada umurnya tetapi pada hasil usaha perusahaan tersebut
apakah menghasilkan laba atau tidak dan bagaimana perusahaan
tersebut mengelola keuangan sehingga umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
128
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan intellectual
capital, leverage dan firm age terhadap profitabilitas perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2016 dengan menggunakan teknik analisis regresi data panel.
Berdasarkan hasil pengujian secara statistik, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pengujian secara parsial melalui uji t dengan tingkat signifikansi α
5% atau 0,05 ditemukan bahwa variabel value added capital employed
(VACA) berpengaruh positif dan sginifikan terhadap profitabilitas (ROA),
variabel value added human capital (VAHU) tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA), variabel structural capital value added (STVA)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), variabel
leverage (DAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
(ROA), variabel firm age tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).
2. Hasil pengujian secara simultan (bersamaan) melalui uji t dengan tingkat
signifikansi α 5% atau 0,05 ditemukan bahwa variabel value added capital
employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural
capital value added (STVA), leverage (DAR) dan firm age berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
129
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut:
1. Bagi Inverstor
Para investor diharapkan dapat lebih mempertimbangkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) perusahaan sektor
industri barang konsumsi seperti intellectual capital (Value Added Capital
Employed, Value Added Human Capital, Structural Capital Value Added),
leverage dan firm age. Sehingga dengan menganalisis faktor-faktor
tersebut investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam
berinvestasi, tentunya investor menginginkan keuntungan dalam setiap
investasi. Namun, dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut investor
diharapkan dapat memperoleh investasi yang berkualitas di masa sekarang
dan di masa yang akan datang.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan diharapkan dapat melakukan perbaikan kinerja
keuangan dengan menganalisa kembali faktor-faktor fundamental yang
dapat mempengaruhi kinerja keuangan seperti pemanfaatan modal
intelektual, leverage serta umur perusahaan yang menjadi tolak ukur
perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya, karena
dengan memperhatikan hal tersebut perusahaan dapat tumbuh dan
130
berkembang secara sustainable dalam lingkungan bisnis yang semakin
maju.
3. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan yang lebih mendalam serta sebagai dasar acuan untuk kajian
penelitian selanjutnya mengenai kinerja keuangan. Serta diharapkan dapat
menambah perbendaharaan atas pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu ekonomi di bidang manajemen keuangan.
C. Saran
Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis
memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya agar
hasil penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik.
1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan 5 variabel
independen yang terdiri dari Value added capital employed (VACA),
Value added human capital (VAHU), Structural capital value added
(STVA), leverage dan firm age. Diharapkan penelitian selanjutnya mampu
memasukkan variabel-variabel lain yang lebih efektif dalam model
penelitiannya sehingga mampu memberikan gambaran perubahan dari
profitabilitas (ROA).
2. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Observasi penelitian dilakukan selama 5 periode berturut-turut yaitu pada
tahun 2012-2016. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada
131
objek lain di luar objek penelitian yang sudah digunakan oleh penulis,
sehingga dapat memberikan implikasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu, diharapkan penelitian
selanjutnya dapat memperluan periode penelitian dengan cara
memperpanjang periode penelitian dengan menambah jumlah tahun
pengamatan, sehingga hasil penelitian dapat memberikan kesimpulan yang
lebih akurat mengingat periode yang digunakan lebih panjang dari
penelitian yang digunakan oleh penulis.
3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode analisis
regresi data panel Fixed Effect dengan bantuan software Eviews 9.0
sebagai alat bantu analisis penelitian. Diharapkan untuk penelitian
selanjutnya dapat menggunakan teknik analisis yang berbeda dengan
peneliti dan dengan menggunakan alat bantu analisis yang lebih akurat
sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik.
4. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji F dan Uji t satu arah. Diharapkan penelitian selanjutnya
dapat menggunakan uji statistik yang berbeda sehingga implementasi yang
diberikan dapat menghasilkan gambaran yang bervariasi.
132
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ahsan. “Working Capital Management and Corporate Performance:
Evidences from Textile Sector of China”, European Academic Research,
Vol. II, Issue 9, December 2014.
Baltagi, Badi H. “Econometric Analysis of Panel Data”, 3rd Ed, John Wiley and
Sons Ltd, West Sussex, 2005.
Basyar, F. (n.d). “Pengaruh Modal Intelektual (Intellectual Capital/IC) terhadap
Return On Asset Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2007 2009”, Jurnal Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen, 2013.
Bontis, Keow, dan Richardson. “Intellectual Capital and Bussines Perfomance in
Malaysian Industries”. Journal of Intellectual Capital, Vol. 1 No. 1, hal.
85-100, 2000.
Bontis, Nick. “Intellectual Capital: An Exploratory Study that Develops Measures
and Models”, Management Decision, Vol. 36 (2): 63-76, 1998.
Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”,
Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”,
Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Deegan, C. “Financial Accounting Theory”, McGraw-Hill Book Company,
Sydney, 2004.
Edvinsson, L. and M. Malone. “Intellectual Capital: Realizing Your Company’s
True Value by Finding Its Hidden Brainpower”, Harper Collins, New
York, 1997.
133
Fadri, Zainal dan Wahidahwati. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Profitabilitas dan Produktivitas pada Perbankan Syariah di Indonesia”,
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 5 (11), November 2016.
Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2012.
Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2013.
Fakhrudin. H. “Istilah Pasar Modal A-Z”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008.
Firer, dan Williams,. “Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate
Perfomance”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 4 No. 3, hal 348-360,
2003.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,
2013.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Gujarati dan Porter. “Dasar-Dasar Ekonometrika”, Salemba Empat, Jakarta,
2009.
Hadi, S. “Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Akuntansi dan Keuangan”,
Ekonisia, Yogyakarta, 2009.
Halim, Abdul dan Faisal, Hasan Basridan. “Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Profitabilitas dan Dampaknya Terhadap Harga Saham
Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 23 (2): 124-141, September 2016.
Hanum, Malina dkk. “Intellectual Capital and Firm Performance of Commercial
Banks in Malaysia”, Asian Economic and Financial Review, Vol. 2 (4):
577-590), 2015.
134
Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Cetakan
Kesebelas, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2013.
Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Hartono, Budi. “Intellectual Capital: Sebuah Tantangan Akuntansi Masa Depan”,
Media Akuntansi, Edisi 2, Thn VIII, hal 65-72, Oktober 2001.
Kamaliah. “Analisis Pengaruh Rasio Aknvitas. Leverage Keuangan. Ukuran. Dan
Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Wholesale And
Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Jurnal Ekonomi, Vol. 17 (3),
Desember 2009.
Kartika, Martha dan Hatane, Saarce Elsye. “Pengaruh Intellectual Capital pada
Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1 (2), Surabaya, 2012.
Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.
Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” Edisi Revisi, Cetakan keempat
belas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014.
Kusumo. Bambang Parto. “Studi Empiris Pengaruh Modal Intelekual terhadap
Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Nilai Pasar Pada
Perusahaan yang terdaftar di BEI”, Jurnal Universitas Diponegoro,
2012.
Luthy, D.H. “Intellectual Capital and it’s Measurement”, Utah State University,
Logan, UT, 2000.
Luu, Nghi., Janice Wykes, Peter Williams and Tony Weir. “Invisible Value: The
case for Measuring And Reporting Intellectual Capital”, ISR, No. 142,
July 2001.
135
Mayo, A. “The Role of Employee Development in The Growth of Intellectual
Capital”, Personal Review, Vol. 29 (4), 2000.
Nejad, Davood Asefi dkk, “Effect of Working Capital Management on the
Profitability of Listed Companies in Tehran Stock Exchange”, Journal of
Life Science and Biomedicine, Vol.5, No.1, 2015.
Nuryaman. “The Influence of Intellectual Capital on The Firm’s Value with
The Financial Performance as Intervening Variable”, Social and
Behavioral Sciences, Vol. 211 (2015): 292 – 298, September 2015.
Pulic, A. “Measuring the performance of intellectual potential in knowledge
economy”, 1998, available at: www.measuring-ip.at/OPapers/
Pulic/Vaictxt/vaictxt.html.
Pulic, A., 1999. ”Basic Information on VAIC”. http://ihyaul.staff.umm.ac.id
(diakses pada 11 Juli 2017).
Purnomoshidi, Bambang. ”Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan
Publik di BEJ”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9, 2006.
Ratnasari, Linda dan Budiyanto. “Pengaruh Leverage, Likuiditas, Ukuran
Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif di BEI”,
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 5 (6), Juni 2016.
Rodoni. A. dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2010.
Rusmawati, Yunni. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Hutang, dan Umur
Perusahaan Terhadap Profitabilitas”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen,
Vol. 1, No. 1, 2016.
Sangkala. “Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun Daya
Saing Perusahaan”, YAPENSI, Jakarta, 2006.
136
Santoso, E.C., & Setiawan, R. (n.d). “Modal Intelektual dan Dampaknya bagi
Keberhasilan Organisasi” Jurnal Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Kristen Maranatha Bandung, Vol. 4 (1).
Sari, P.I., & Abundanti, N. “Pengaruh PertumbuhanPerusahaan dan Leverage
Terhadap Profitabilitas”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Bali, 2012.
Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat,
BPFE, Yogyakarta, 2008.
Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat,
BPFE, Yogyakarta, 2010.
Sawarjuwono, T., & Kadir, A.P. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran,
dan Pelaporan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5 (1), 35-37, 2003.
Sjahrian, Dermawan. “Manajemen Keuangan”, Edisi Tiga, Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2009.
Soehartono, Irwan. “Metodologi Penelitian Sosial”, Remaja Rosda, Bandung,
1999.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D)”, Alfabeta, Bandung, 2009.
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”, ANDI,
Yogyakarta, 2011.
Suryamis, G., & Oetomo, H.W. “Pengaruh Leverage, Umur Perusahaan, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas”, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol. 3, No. 9, 2014.
Sveiby, Karl Erik. “Intellectual Capital: Thingking Ahead”, Australian CPA.
June, page 18-21, 1998.
137
Syafi’i, Imam. “Karakteristik Perusahaan dan Struktur Modal Pada Perusahaan
Sektor Makanan dan Minuman”, Jurnal Manajemen, Vol. 11, No. 3, hlm
1-30, 2013.
Tan, H.P, Plowman, D., & Hancock, P. “Intellectual Capital and Financial
Returns of Companies”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 (1), hal. 76
95, 2007.
Ulum, I. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10 (2), hal. 77-84, 2008.
Ulrich, D. “Intellectual Capital = Competence x Commitment”, Sloan
Management Review, Winter 1998: 15 – 26, 1998.
Usman, Husaini. “Metodologi Penelitian Sosial”, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Warno. “Intellectual Capital: Perspektif Pengakuan, Pengukuran, dan
Implementasi”, Jurnal STIE Semarang, Vol. 3 (3), 2011.
Wiagustini, Ni luh Putu. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Udayana
University Press, Denpasar, 2010.
Widarjono, Agus. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”, Unit Penerbit dan
Percetakan (UPP STIM YKPN), Yogyakarta, 2010.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Edisi Ketiga,
EKONISIA, Yogyakarta, 2009.
Widarsono, A. (n.d). “Human Resources Scorecard: Linking People, Strategy and
Performance”, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI BHMN) Bandung.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,
Edisi Kedua, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta,
2009.
138
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,
Edisi Ketiga, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN),
Yogyakarta, 2011.
Zurnali, Cut. “Modal Intellektual”, http://id.wikipedia.org (diakses pada tanggal
25 Mei 2017).
http://www.kemenperin.go.id/artikel/7014/Manufaktur-Ditopang-Sektor-Barang-
Konsumsi (diakses pada tanggal 28 April 2017).
www.idx.co.id
www.sahamok.com
139
LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode
1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA
2 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR
5 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI
6 PT Gudang Garam Tbk. GGRM
7 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP
8 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA
9 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF
10 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF
11 PT Merck Tbk. MERK
12 PT Pyridam Farma Tbk. PYFA
13 PT Akasha Wira International Tbk. ADES
140
Lampiran 2: Daftar Rincian Data Perusahaan 2012-2016
Emiten Tahun ROA VACA VAHU STVA LEV AGE
AISA 2012 6.56% 0.1248 6.3806 0.8433 0.4742 3.0910
AISA 2013 6.91% 0.1735 5.8286 0.8284 0.5306 3.1355
AISA 2014 5.12% 0.1289 3.7089 0.7304 0.5137 3.1781
AISA 2015 4.12% 0.1357 3.1126 0.6787 0.5622 3.2189
AISA 2016 7.77% 0.1403 3.4259 0.7081 0.5392 3.2581
CEKA 2012 5.68% 0.1563 6.1755 0.8381 0.5491 3.7842
CEKA 2013 6.08% 0.2421 8.0266 0.8754 0.5061 3.8067
CEKA 2014 3.19% 0.1456 4.3926 0.7723 0.5814 3.8286
CEKA 2015 7.17% 0.2541 4.3586 0.7706 0.5693 3.8501
CEKA 2016 17.51% 0.3197 7.3174 0.8633 0.3773 3.8712
ICBP 2012 12.86% 0.2100 3.8559 0.7407 0.3248 3.4012
ICBP 2013 10.51% 0.1960 2.5315 0.6050 0.3762 3.4340
ICBP 2014 10.16% 0.1969 2.6111 0.6170 0.3962 3.4657
ICBP 2015 11.01% 0.2190 2.8296 0.6466 0.3830 3.4965
ICBP 2016 12.56% 0.2338 3.3035 0.6973 0.3599 3.5264
MYOR 2012 8.97% 0.2847 5.6135 0.8219 0.6305 3.5553
MYOR 2013 10.90% 0.2366 5.1307 0.8051 0.5944 3.5835
MYOR 2014 3.98% 0.1505 3.0568 0.6729 0.6041 3.6109
MYOR 2015 11.02% 0.2539 5.8525 0.8291 0.5420 3.6376
MYOR 2016 10.75% 0.2822 6.6270 0.8491 0.5152 3.6636
ROTI 2012 12.38% 0.2796 3.6436 0.7255 0.4468 2.8332
ROTI 2013 8.67% 0.2896 2.3423 0.5731 0.5680 2.8904
ROTI 2014 8.80% 0.3191 1.9639 0.4908 0.5550 2.9444
ROTI 2015 10.00% 0.3529 2.0544 0.5133 0.5608 2.9957
ROTI 2016 9.58% 0.3241 1.7410 0.4256 0.5058 3.0445
GGRM 2012 9.80% 0.1891 4.9426 0.7977 0.3590 3.9890
GGRM 2013 8.63% 0.1882 4.6085 0.7830 0.4206 4.0073
GGRM 2014 9.27% 0.2135 3.9779 0.7486 0.4293 4.0254
GGRM 2015 10.16% 0.2098 4.6419 0.7846 0.4015 4.0431
GGRM 2016 10.60% 0.2177 4.0956 0.7558 0.3715 4.0604
HMSP 2012 37.89% 0.9598 4.2439 0.7644 0.4930 4.5951
HMSP 2013 39.48% 0.9755 4.2024 0.7620 0.4835 4.6052
HMSP 2014 35.87% 0.9999 3.8140 0.7378 0.5244 4.6151
HMSP 2015 27.26% 0.4440 3.4787 0.7125 0.1577 4.6250
HMSP 2016 30.02% 0.4713 3.6064 0.7227 0.1960 4.6347
DVLA 2012 13.86% 0.3965 1.6523 0.3948 0.2169 3.8501
DVLA 2013 10.57% 0.3705 1.4038 0.2877 0.2314 3.8712
DVLA 2014 6.55% 0.2060 1.5403 0.3508 0.2215 3.8918
141
Emiten Tahun ROA VACA VAHU STVA LEV AGE
DVLA 2015 7.84% 0.2374 1.5326 0.3475 0.2926 3.9120
DVLA 2016 9.93% 0.2791 1.8168 0.4496 0.2950 3.9318
KAEF 2012 9.91% 0.5098 1.3283 0.2471 0.3057 3.7136
KAEF 2013 8.72% 0.5132 1.2589 0.2056 0.3429 3.7377
KAEF 2014 7.97% 0.4865 1.2562 0.2039 0.3898 3.7612
KAEF 2015 7.82% 0.4881 1.2542 0.2027 0.4246 3.7842
KAEF 2016 5.89% 0.4764 1.2393 0.1931 0.5076 3.8067
KLBF 2012 18.85% 0.3909 2.3730 0.5786 0.2173 3.8286
KLBF 2013 17.41% 0.3933 2.3466 0.5738 0.2488 3.8501
KLBF 2014 17.06% 0.3634 2.2495 0.5555 0.2151 3.8712
KLBF 2015 15.02% 0.3259 2.1064 0.5253 0.2014 3.8918
KLBF 2016 15.44% 0.3183 2.2507 0.5557 0.1814 3.9120
MERK 2012 18.93% 0.5621 1.7653 0.4335 0.2681 3.7377
MERK 2013 25.17% 0.6183 2.1375 0.5322 0.2651 3.7612
MERK 2014 25.32% 0.4506 2.2452 0.5546 0.2273 3.7842
MERK 2015 22.22% 0.5546 2.0313 0.5077 0.2620 3.8067
MERK 2016 20.68% 0.4869 2.1736 0.5399 0.2168 3.8286
PYFA 2012 3.91% 0.4541 1.0985 0.0897 0.3544 3.5835
PYFA 2013 3.54% 0.4815 1.0862 0.0793 0.4638 3.6109
PYFA 2014 1.54% 0.4648 0.9910 -0.0091 0.4373 3.6376
PYFA 2015 1.93% 0.5111 1.0464 0.0443 0.3672 3.6636
PYFA 2016 3.08% 0.5260 1.0872 0.0802 0.3684 3.6889
ADES 2012 21.43% 0.6547 2.0322 0.5079 0.4625 3.2958
ADES 2013 12.62% 0.4528 1.4857 0.3269 0.3997 3.3322
ADES 2014 6.14% 0.4336 1.4460 0.3084 0.4141 3.3673
ADES 2015 5.03% 0.3252 1.2927 0.2265 0.4973 3.4012
ADES 2016 7.29% 0.3756 1.5687 0.3625 0.4992 3.4340
145
Lampiran 4: Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel
Hasil Uji Chow
Hasil Uji Hausman
146
Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Multikolinearitas
VACA VAHU STVA LEV AGE
VACA 1.00000 -0.31693 -0.32082 -0.17537 0.47404
VAHU -0.31693 1.00000 0.87112 0.39184 0.11800
STVA -0.32082 0.87112 1.00000 0.26830 0.12441
LEV -0.17537 0.39184 0.26830 1.00000 -0.41225
AGE 0.47404 0.11800 0.12441 -0.41225 1.00000
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji White)
Hasil Uji Autokorelasi (LM Test)