FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS...

161
i ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, LEVERAGE DAN FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Riska Novaliani NIM: 1113081000060 JURURSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017

Transcript of FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS...

i

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, LEVERAGE DAN

FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Riska Novaliani

NIM: 1113081000060

JURURSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017

i

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, LEVERAGE DAN

FIRM AGE TERHADAP PROFITABILITAS

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2012-2016)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Riska Novaliani

NIM: 1113081000060

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA

NIDN. 2004 1070 02

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H / 2017 M

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Selasa 11 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

Nama : Riska Novaliani

NIM : 1113081000060

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Leverage dan Firm

Age Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2012-2016)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 April 2017

1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )

NIP. 19731221 200501 2 002 Penguji I

2. Leis Suzanawati, SE., M.Si ( )

NIP. 19720809 200501 2 004 Penguji II

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Selasa 26 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Riska Novaliani

NIM : 1113081000060

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Leverage dan Firm

Age Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2012-2016)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa di

atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 September 2017

1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )

NIP. 19731221 200501 2 002 Ketua

2. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA ( )

NIDN. 2004 1070 02 Sekretaris

3. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM ( )

NIDN. 0311 0658 05 Penguji Ahli

4. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA ( )

NIDN. 2004 1070 02 Pembimbing

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Riska Novaliani

NIM : 1113081000060

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Leverage dan Firm

Age Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2012-2016)

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, September 2017

Yang Menyatakan

(Riska Novaliani)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama : Riska Novaliani

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 9 November 1995

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Komplek Puri Pamulang Blok G1/30, Kecamatan

Pamulang, Kota Tangerang Selatan

No. Telp : 085921724682

Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN

2000 – 2001 TK Dewi Sartika

2001 – 2004 SDN 03 Pagi Jakarta

2004 – 2007 SDN Pamulang Barat

2007 – 2010 SMPN 17 Tangerang Selatan

2010 – 2013 SMAN 6 Tangerang Selatan

2013 – 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. PENGALAMAN ORGANISASI

2015 Anggota Divisi Seni dan Budaya Himpunan

Mahasiswa Jurusan Manajemen periode tahun

2014-2015

vi

ABSTRACT

The study aims to analyze the influence of intellectual capital (measured

by VACA, VAHU, STVA), leverage and firm age on profitability. Data’s study is

annual financial report of 13 consumer goods companies which listed in Indonesia

Stock Exchange in the periods 2012-2014. The study is using the method of analysis

of the regression panel data with a random effect model by using program Eviews

9.0 and Microsoft Excel 2013.

The result show that partially VACA positive significant influence to

Profitability with the sig. 0,0000<0,05. STVA positive significant influence to

Profitability with the sig. 0,0001<0,05. Leverage negative significant influence to

Profitability with the sig. 0,0000<0,05. VAHU not influence to Profitability with

the sig. 0.0822>0.05. Firm Age not influence to Profitability with the sig.

0.3473>0.05. The result show that according simultan Intellectual Capital,

Leverage and Firm Age significant influence to Profitability with the sig.

0.000000<0.05. The magnitude of the coefficient of determination (Adjusted R

Square) was equal to 0.965422. This means that the dependent variable was

96.5422% profitability can be explained by the five independent variables while

remaining 3.4578% was explained by the variable or other factors outside the

model.

Keyword : Profitability, Intellectual Capital, Leverage, Firm Age

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital

(diukur dengan VACA, VAHU dan STVA), Leverage dan Umur Perusahaan

terhadap Profitabilitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

laporan keuangan tahunan 13 perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Penelitian ini menggunakan metode

regresi panel data dengan pendekatan model fixed effect menggunakan program

Eviews 9 dan Microsoft Excel 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel VACA

berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas dengan nilai sig.

0,0000<0.05. STVA berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas dengan

nilai sig. 0,0001<0,05. Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap

Profitabilitas dengan nilai sig. 0,0000<0,05. VAHU tidak memiliki pengaruh

terhadap Profitabilitas dengan nilai sig. 0.0822>0.05. Umur Perusahaan tidak

memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas dengan nilai sig. 0.3473>0.05. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel

VACA, VAHU, STVA, Leverage dan Umur Perusahaan berpengaruh terhadap

Profitabilitas dengan nilai sig. 0.000000<0.05. Besarnya koefisien determinasi

(Adjusted R Square) adalah sebesar 0.965422. Hal ini berarti bahwa 96.5422%

variabel dependen yaitu profitabilitas dapat dijelaskan oleh lima variabel

independen, sedangkan sisanya sebesar 3.4578% dijelaskan oleh variabel atau

faktor-faktor lainnya diluar model.

Kata kunci : Profitabilitas, Intellectual Capital, Leverage, Umur Perusahaan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta

salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,

beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Leverage

dan Firm Age Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor

Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2012-2016)” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi (S.E) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi

Manajemen Universitas Islam Negeri Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:

1. Kedua orangtua tercinta dan kakak saya Reziana Oktaviani yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang

dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

4. Bapak Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyusun skripsi dari sejak awal penulisan sampai skripsi ini

selesai.

5. Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen pembimbing akademik yang telah

meluangkan waktu dan membimbing juga memberikan arahan selama masa

perkuliahan berlangsung.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu

yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

ix

7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya

melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan

administrasi, keuangan dan lain-lainnya.

8. Allianshe (Shaumi, Cindy, Adel) dan Suci Febriyanti yang telah

menghabiskan waktu bersama dalam suka duka dan membantu menyelesaikan

skripsi maupun perkuliahan. Semoga Allah SWT selalu melindungi kalian dan

membalas kebaikan-kebaikan kalian. Sukses untuk kita semua.

9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Keuangan 2013 dan Manajemen

2013. Terimakasih atas rasa kekeluargaan, dukungan dan motivasi yang telah

diberikan selama masa perkuliahan. Semoga Allah SWT selalu memudahkan

langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

10. Teman-teman KKN MENYAPA (Sintia, Iis, Fiqi, Alizza, Aly, Sonhaji, Bea,

Toto, Bie, A Yuli) yang telah memberikan kenangan dan pengalaman hidup

berharga selama satu bulan melakukan kegiatan pengabdian di Kampung

Curug Nanggung.

11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian telah

dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih banyak

atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun

kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik bagi pembaca

maupun bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, September 2017

Penulis

Riska Novaliani

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................................iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................................vi

ABSTRAK ...................................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 12

A. Landasan Teori .................................................................................................. 12

1. Stakeholder Theory ........................................................................................ 12

2. Legitimacy Theory ......................................................................................... 13

3. Resource Based Theory .................................................................................. 13

4. Intellectual Capital ........................................................................................ 14

5. Value Added Intelectual Coefficient (VAICTM) ............................................... 25

6. Leverage ........................................................................................................ 30

7. Umur Perusahaan ........................................................................................... 32

8. Profitabilitas .................................................................................................. 33

B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen............................. 37

C. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 40

D. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 48

xi

E. Hipotesis ........................................................................................................... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 50

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 50

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................. 50

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 53

D. Metode Analisis Data ........................................................................................ 53

1. Estimasi Model Data Panel ............................................................................ 55

a. Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS) ............................ 55

b. Metode Fixed Effect Model (FEM) ............................................................. 55

c. Metode Random Effect Model (REM) ........................................................ 56

2. Tahap Analisis Data ....................................................................................... 57

a. Uji Chow ................................................................................................... 57

b. Uji Hausman .............................................................................................. 59

3. Uji Dasar Asumsi Klasik ................................................................................ 59

a. Uji Normalitas ........................................................................................... 60

b. Uji Multikolineritas .................................................................................... 60

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................... 61

d. Uji Autokorelasi......................................................................................... 62

4. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 63

a. Uji t (Uji Signifikansi Parsial) .................................................................... 63

b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan) ................................................................ 65

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)................................................................... 66

E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................................... 67

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 71

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................... 71

1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................. 71

2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian .......................................... 72

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................................... 87

1. Deskriptif Sampel .......................................................................................... 87

2. Deskriptif Variabel ........................................................................................ 88

3. Uji Analisis Model Regresi Data Panel .......................................................... 99

4. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel ..................................... 104

5. Uji Dasar Asumsi Klasik .............................................................................. 107

xii

6. Uji Hipotesis ................................................................................................ 111

7. Analisis Regresi Data Panel ......................................................................... 118

8. Interpretasi................................................................................................... 122

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 128

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 128

B. Implikasi ......................................................................................................... 129

C. Saran ............................................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 132

LAMPIRAN .............................................................................................................. 139

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-rata 6 Variabel Utama pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi di BEI Tahun 2012-2016 ....................................... 6

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 44

Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel ............................................................ 51

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 52

Tabel 4.1 Nama Sampel Perusahaan ................................................................ 88

Tabel 4.2 Deskripsi Rata-rata ROA ................................................................. 89

Tabel 4.3 Deskripsi Rata-rata VACA .............................................................. 90

Tabel 4.4 Deskripsi Rata-rata VAHU .............................................................. 92

Tabel 4.5 Deskripsi Rata-rata STVA ............................................................... 94

Tabel 4.6 Deskripsi Rata-rata Leverage ........................................................... 95

Tabel 4.7 Deskripsi Rata-rata AGE ................................................................. 97

Tabel 4.8 Uji Common Effect (OLS) ............................................................... 100

Tabel 4.9 Uji Fixed Effect ............................................................................... 101

Tabel 4.10 Uji Random Effect ......................................................................... 103

Tabel 4.11 Uji Chow ....................................................................................... 105

Tabel 4.12 Uji Hausman ................................................................................. 106

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 109

Tabel 4.14 Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 110

Tabel 4.15 Uji Autokorelasi ............................................................................ 110

Tabel 4.16 Uji T (Parsial) ................................................................................ 112

Tabel 4.17 Uji F (Simultan) ............................................................................ 116

Tabel 4.18 Koefisien Determinasi R2 .............................................................. 118

xiv

Tabel 4.19 Uji Terpilih Fixed Effect Model ..................................................... 120

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 48

Gambar 4.1 Uji Normalitas ............................................................................. 108

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan ........................................................... 139

Lampiran 2: Daftar Rincian Data Perusahaan 2012-2016 ................................ 140

Lampiran 3: Hasil Output Uji Regresi Data Panel ........................................... 143

Lampiran 4: Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel .............. 145

Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik .................................................. 146

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,

2010). Jumlah laba bersih sering dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau

kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva dan ekuitas pemegang

saham. Besarnya laba juga digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.

Setiap perusahaan yang berorientasi profit pasti mengharapkan untuk

memperoleh laba yang maksimal sehingga dapat memaksimalkan nilai

perusahaannya dan pada akhirnya dapat mensejahterahkan pemegang saham.

Berdasarkan kegiatan utama yang dijalankan, jenis perusahaan terbagi ke

dalam tiga kategori, yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan

perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang

mengolah sendiri bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi

melalui proses produksi untuk kemudian dijual kepada konsumen. Terdapat

tiga sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri

barang konsumsi. Dilihat dari pembagian sektor tersebut, sektor industri

barang konsumsi merupakan kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan

masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di sektor industi

barang konsumsi mempunyai aktivitas operasi yang tinggi sehingga

2

menyebabkan perusahaan harus mampu mengelola setiap aktivitasnya untuk

dapat memperoleh laba yang maksimal.

Persaingan yang terjadi dalam industri manufaktur tentunya membuat

setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerjanya agar dapat tercapainya

tujuan perusahaan. Menurut situs resmi Kemenprin, industri manufaktur

merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang paling diminati oleh

investor asing seiring pulihnya perdagangan internasional khususnya sektor

industri barang dan konsumsi yang mempunyai peran aktif dalam pasar modal

di mana pada awal tahun 2011 sektor barang dan konsumsi mengalami

kenaikan sebesar 41,93% dibandingkan sektor lainnya. Pada tahun 2013,

Kemenprin juga mencatatkan bahwa industri barang dan konsumsi menjadi

penopang daya tahan sektor manufaktur yang tumbuh sebesar 28%. Kenaikan

ini merupakan kenaikan tertinggi kedua dari sepuluh sektor yang ada serta

sektor dengan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya

yang menjadi bagian dalam industri manufaktur. Dengan demikian,

perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan yang

tepat dalam hal pendanaan agar perusahaan dapat berkembang, bertahan

hidup, bersaing dengan perusahaan lainnya serta memiliki pengaruh terhadap

nilai perusahaan.

Dewasa ini, perkembangan kegiatan bisnis mulai berkembang dengan

pesat dan kompleks. Inovasi teknologi dan persaingan yang ketat memaksa

perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya sehingga

mengacu perubahan yang dapat terus menerus memiliki daya saing dan

3

memiliki konsep untuk going concern (Widarsono, n.d). Pada era informasi

dan pengetahuan, kunci kesuksesan suatu perusahaan tidak lagi ditentukan

oleh aset berwujud (tangible asset) yang dimiliki perusahaan, namun aset

tidak berwujudlah (intangible asset). Aset tidak berwujud (intangible asset),

terutama pengetahuan menjadi semakin penting di dalam era saat ini (Santoso

dan Setiawan, n.d). Maka agar dapat bertahan dengan cepat perusahaan harus

mengubah pola bisnis mereka dengan didasarkan pada pengetahuan

(Sawarjuwono dan Kadir, 2003).

Munculnya intellectual capital pada awal 1990-an mendapat perhatian

lebih oleh para akademisi, perusahaan maupun para investor. Intellectual

capital dipandang sebagai pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan

kekayaan perusahaan. Menurut Mayo (2000), mengukur kinerja perusahaan

dari perspektif keuangan sangatlah akurat tetapi sebenarnya yang akan

menjadi dasar penggerak nilai dari keuangan tersebut adalah SDM. SDM

dengan segala pengetahuan, ide, dan inovasi disebut human capital. Human

capital merupakan bagian dari intellectual capital yang sangat penting untuk

kemajuan dan pertumbuhan perusahaan di masa datang sehingga menjadi

faktor penentu untuk menilai kinerja perusahaan. Intellectual capital dianggap

sebagai “pencipta nilai tambah ekonomi (economic value creator)” bagi

perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan yang

kesinambungan jangka panjang.

Namun, sayangnya di Indonesia intellectual capital masih belum

dikenal. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan di Indonesia masih

4

menggunakan dasar konvensional dalam membangun bisnisnya, sehingga

produk yang dihasilkan masih miskin kandungan teknologi. Di samping itu,

perusahaan masih belum memberikan perhatian lebih kepada human capital

dan structural capital yang merupakan elemen pembangunan intellectual

capital perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Implementasi intellectual

capital memang merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja di Indonesia

tetapi juga di lingkungan bisnis global. Pada umumnya kalangan bisnis masih

belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki

perusahaan. Nilai lebih ini dihasilkan oleh intellectual capital yang dapat

diperoleh dari budaya pengembangan perusahaan maupun kemampuan

perusahaan dalam memotivasi karyawannya sehingga produktivitas

perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan dapat meningkat (Warno, 2011).

Adanya nilai lebih yang dimiliki oleh setiap perusahaan menjadi suatu

fenomena adanya ketertarikan peneliti dalam mengukur nilai lebih tersebut.

Namun, masalah sebenarnya yaitu terletak pada pengukurannya, pengukuran

yang tepat terhadap intellectual capital perusahaan belum dapat ditetapkan.

Para peneliti berusaha menemukan cara yang dapat diandalkan dalam

mengukur aset tidak berwujud tersebut, disamping itu pengakuan mengenai

pengaruh intellectual capital dalam menciptakan nilai perusahaan dan

keunggulan kompetitif telah meningkat, namun ukuran yang tepat masih terus

dikembangkan (Basyar, n.d). Menurut Pulic (1998) menyarankan sebuah

pengukuran tidak langsung terhadap intellectual capital yaitu dengan

mengukur efisiensi dari nilai tambah yang dihasilkan oleh kemampuan

5

intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient – VAIC).

Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu

human capital (VAHU – value added human capital), structural capital

(STVA – structural capital value added), dan physical capital (VACA – value

added capital employed). Tujuan utama dalam komponen ini adalah

menciptakan nilai tambah dalam mengetahui ukuran tentang physcal capital

(dana-dana keuangan) dan intellectual potential (nilai yang melekat pada

karyawan atas kemampuan yang dihasilkan). Hal ini dinyatakan bahwa kedua

tujuan tersebut telah ditunjukkan oleh VAIC bahwa secara efisiensi

dimanfaatkan oleh perusahaan.

Hutang atau leverage juga termasuk faktor yang dapat mempengaruhi

naik turunnya tingkat profitabilitas perusahaan dalam setiap periode. Sartono

(2010:257) mengemukakan bahwa suatu perusahaan menggunakan hutang

dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut lebih besar

dari pada biaya aset dan sumber dananya karena dapat menurunkan pajak

perusahaan. Namun, dalam teori Pecking Order menjelaskan bahwa

perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru

mempunyai tingkat utang yang lebih kecil.

Umur perusahaan menunjukan sudah berapa lama perusahaan tersebut

berdiri dalam menjalankan usahanya. Umur perusahaan memiliki hubungan

yang positif terhadap profitabilitas. Perusahaan yang telah lama berdiri

umumnya memiliki profitabilitas yang lebih tinggi daripada perusahaan yang

baru berdiri kerena perusahaan yang baru berdiri memiliki pengeluaran tinggi

6

dalam investasi. Perusahaan yang telah lama berdiri juga menunjukan bahwa

perusahaan tersebut mampu bertahan dalam kurun waktu lama dengan kondisi

kondisi yang berubah-ubah, baik dalam kondisi boom maupun dalam kondisi

krisis, sehingga dapat dikatakan perusahaan kuat dan stabil. Perusahaan yang

kuat dan stabil akan meningkatkan kredibilitas di mata investor sehingga

investor tidak segan untuk menanamkan modalnya yang menghasilkan

peningkatan profitabilitas (Rusmawati, 2016).

Dari pengamatan sepintas yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

variabel value added capital employed (VACA), value added human capital

(VAHU), structural capital value added (STVA), leverage dan firm age

perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di

BEI tahun 2012-2016 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Rata-rata 6 Variabel Utama pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi di BEI Tahun 2012-2016

No Variabel Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 ROA 0.1392 0.1302 0.1085 0.1082 0.1239

Perubahan (%) - -6.5% -16.7% -0.3% 14.6%

2 VACA 0.3979 0.3947 0.3507 0.3317 0.3424

Perubahan (%) - -0.8% -11.1% -5.4% 3.2%

3 VAHU 3.4696 3.2607 2.5580 2.7378 3.0964

Perubahan (%) - -6.0% -21.6% 7.0% 13.1%

4 STVA 0.5987 0.5567 0.5180 0.5223 0.5541

Perubahan (%) - -7.0% -7.0% 0.8% 6.1%

5 LEV 0.3925 0.4178 0.4238 0.4017 0.3795

7

Perubahan (%) - 6.4% 1.4% -5.2% -5.5%

6 AGE 3.6353 3.6635 3.6909 3.7174 3.7431

Perubahan (%) - 0.8% 0.7% 0.7% 0.7%

Sumber: Data diolah

Ditinjau dari ROA perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 1.1, tahun

2012 sampai dengan 2016 rata-rata ROA perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi cenderung mengalami penurunan tahun ke tahun,

kecuali tahun 2016 yang mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu 14,6%. Nilai

ROA yang semakin mendekati 100% berarti semakin baik profitabilitas

perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Sedangkan

rendahnya ROA suatu perusahaan menunjukkan keuntungan atau profit yang

diterima suatu perusahaan atas dikeluarkannya modal untuk aktifitas

perusahaannya menunjukkann keuntungan yang sedikit. Tabel 1.1

menunjukkan bahwa rata-rata variabel independen (VACA, VAHU, STVA,

DAR dan AGE) perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi pada

tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami fluktuasi. VACA perusahaan

mengalami penurunan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 sedangkan pada tahun

2016 mengalami kenaikan. VAHU perusahaan mengalami penurunan pada

tahun 2013 dan 2014 dan mengalami kenaikan pada tahun 2015 dan 2016.

STVA pada tahun 2013 dan 2014 mengalami nilai penurunan yang sama yaitu

7%, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan. Leverage

cenderung naik turun dari tahun ke tahun, penurunan paling besar dialami

pada tahun 2016 sebesar 5,5%. Firm age cenderung stabil dari tahun ke tahun

dengan kenaikan sebesar 0,7%.

8

Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat

inkonsistensi hasil penelitian. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kartika

dan Hatane (2012) menunjukkan bahwa VACA berpengaruh negatif

signifikan terhadap profitabilitas, VAHU tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas dan STVA berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas. Sedangkan dalam penelitian Hanum, dkk (2015) disebutkan

bahwa VACA berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, VAHU

berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas dan STVA tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nejad, dkk (2015) ditemukan

bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Selain

itu, hasil penelitian Suryamis dan Oetomo (2014) menemukan bahwa leverage

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2014) menunjukkan bahwa leverage

berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Suryamis dan Oetomo (2014)

yang meneliti pengaruh leverage, umur perusahaan dan ukuran perusahaan

terhadap profitabilitas, hasil penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil tersebut konsisten

dengan penelitian Rusmawati (2016) yang menunjukan bahwa umur

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Dikarenakan terdapat perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan

mengenai profitabilitas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

9

mengenai profitabilitas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

yaitu terletak pada rentang waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan pada

rentang waktu periode 2012-2016 yang dilakukan pada objek penelitian

perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa laporan

keuangan masing-masing perusahaan, yang dapat dilihat dengan mengakses

website www.idx.co.id dan www.sahamok.com.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan membahas mengenai

pengaruh intellectual capital, leverage dan firm age terhadap profitabilitas.

Adapun judul dari penelitian tersebut adalah: “Analisis Pengaruh Intellectual

Capital, Leverage dan Firm Age Terhadap Profitabilitas” (Studi Kasus pada

Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012- 2016).”

10

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan, maka

rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value added

capital employed (VACA), value added human capital (VAHU),

structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan

secara individual (parsial) terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value added

capital employed (VACA), value added human capital (VAHU),

structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan

secara bersama-sama (simultan) terhadap profitabilitas (ROA)

perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara value added capital

employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural

capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan terhadap

profitabilitas (ROA).

2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara value added capital

employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural

11

capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan terhadap

profitabilitas (ROA).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi

ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengetahuan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan pada khususnya. Hasil

penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa jurusan

manajemen keuangan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta

dapat digunakan sebagai pedoman pustaka untuk penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat

keputusan terhadap kebijakan keuangan agar dapat memaksimumkan

nilai perusahaan.

b. Bagi institusi diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif

dan dapat berguna untuk ilmu pengetahuan khususnya di bidang

manajemen keuangan dan sebagai perbandingan dengan penelitian

sebelumnya.

c. Bagi peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

profitabilitas. Selain itu, melalui penelitian ini juga menambah ilmu

pengetahuan penulis khususnya di bidang manajemen keuangan.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Stakeholder Theory

Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan

untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder mereka

dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut kepada para

stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki

hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi

mempengaruhi mereka (sebagai contoh melalui sponsorship, inisiatif

pengamanan dan lain-lain), bahkan ketika mereka memilih untuk tidak

menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat

secara langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan

hidup organisasi (Deegan, 2004).

Lebih lanjut Deegan (2004) menyatakan bahwa teori stakeholder

menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau

ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih

secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan,

sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya,

untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau diakui oleh stakeholder.

Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu

manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan

13

melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan

hubungan-hubungan di lingkungan perusahaaan mereka. Namun demikian,

tujuan yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong

manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-

aktifitas mereka, dan meninimalkan kerugian kerugian bagi stakeholder.

2. Legitimacy Theory

Teori legitimasi berhubungan erat dengan teori stakeholder. Teori

legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari cara

untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan norma yang

berlaku di masyarakat (Deegan, 2004). Menurut Deegan (2004), dalam

perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secara sukarela

melaporkan aktifitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal ini

adalah yang diharapkan komunitas. Teori legitimasi bergantung pada

premis bahwa terdapat “kontrak sosial” antara perusahaan dengan

masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi. Kontrak sosial adalah

suatu cara untuk menjelaskan sejumlah besar harapan masyarakat tentang

bagaimana seharusnya organisasi melaksanakan operasinya, harapan sosial

ini tidak tetap, namun berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini menuntut

perusahaan untuk responsif terhadap lingkungan di mana mereka

beroperasi (Deegan, 2004).

3. Resource Based Theory

Resources Based Theory (RBT) adalah suatu teori yang membahas

mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan bagaimana

14

perusahaan tersebut dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang

dimilikinya dengan baik (Bontis, 2000). Teori ini menjelaskan bahwa

kinerja perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

penggunaan yang efektif dan efisien dari aset berwujud maupun tak

berwujud yang dimiliki oleh perusahaan atau intellectual ability. RBT

dapat menjelaskan bahwa perusahaan dengan kemampuan mengelola

intellectual capital dengan maksimal dalam hal ini seluruh sumber daya

yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik

(physical capital) maupun structural capital dapat menciptakan nilai bagi

perusahaan tersebut. Asumsi dari teori ini adalah bagaimana perusahaan

mendapatkan nilai tambah (value added) dengan mengelola sumber daya

yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan perusahaan. Penciptaan nilai

tambah bagi perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Intellectual Capital

Menurut Bontis (1998) modal intelektual adalah seperangkat tak

berwujud (sumber daya, kemampuan dan kompetensi) yang menggerakkan

kinerja organisasi dan penciptaan nilai.

Sangkala (2006) mendefinisikan Intellectual Capital sebagai hasil

dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang

ditransformasikan dalam aset yang bernilai bagi perusahaan. Salah satu

area yang menarik perhatian akademisi maupun praktisi adalah terkait

dengan kegunaan intellectual capital sebagai salah satu alat untuk

15

menentukan nilai perusahaan (Edvinsson dan Malone, 1997 dalam Ulum

(2008)).

Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti

mengidentifikasi tiga konstruk utama dari modal intelektual, yaitu: Human

Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Customer Capital (CC).

Menurut Bontis et al. (2000), secara sederhana HC merepresentasikan

individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh

karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance,

education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis.

Mengacu pada pandangan Bontis dalam Sanchez et al., Cut Zurnali

(2008) mengemukakan bahwa modal intelektual dibentuk dari sistem

hubungan antar blok (system of inter-relational blocks), sebagai berikut:

a. Modal Manusia (Human Capital)

Pengetahuan individual yang tak terlihat dari para

anggota yang dimiliki organisasi. Human capital ini

didefinisikan sebagai kombinasi dari pendidikan (education),

warisan genetik (genetic inheritance), pengalaman dan sikap

(experience and attitudes) terhadap hidup dan pekerjaan. Ini

diukur sebagai fungsi volume (function of volume).

b. Modal Struktural (Structural Capital)

Pengetahuan tak terlihat yang merangkul organisasi

(tacit knowledge that embraces the organization). Ini mengenal

keberagaman yang sangat besar dari pemenuhan hubungan

16

untuk mengelola perusahaan dalam sebuah cara yang

terkoordinasi (a coordinated manner). Tanpa modal struktural,

intellectual capital hanya merupakan human capital.

c. Modal Pelanggan (Customer Capital)

Pengetahuan yang komprehensif dalam bidang

pemasaran (marketing) dan hubungan dengan pelanggan

(customer relations). Hal ini mencakup pengembangan

pengetahuan mengenai pelanggan, pemasok dan asosiasi

industrial atau yang berkaitan dengan pemerintah. Customer

capital ini dapat diukur sebagai sebuah fungsi lamanya usia

perusahaan (function of longevity).

Namun, menurut Zurnali (2008), modal intektual lebih dari sekedar

penjumlahan ketiga elemen ini. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

membiarkan pengetahuan dari sebuah perusahaan bekerja dan

menciptakan nilai. Modal intelektual mampu menghasilkan peningkatan

nilai organisasi dan dimaksudkan untuk membolehkan perusahaan

mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada lebih baik dari yang

didapatkan para pesaing dan memberikan peningkatan penghasilan di

masa depan.

Menurut Zurnali (2008), dalam kaitannya dengan organisasi publik

seperti instansi-instansi pemerintah dan universitas, maka komponen-

komponen yang tepat untuk mengukur modal intelektual adalah sebagai

berikut: Human Capital – the set of explicit and tacit knowledge of the

17

institutions’personnel acquired through formal and informal educational

and actualization processes embodied in their activities (seperangkat

pengetahuan yang terlihat dan tersembunyi yang didapat oleh personal

institusi melalui proses pendidikan formal dan informal yang diterapkan

dalam kegiatan-kegiatan mereka); Structural Capital – the explicit

knowledge related to the internal process of dissemination,

communication and management of scientific and technical knowledge in

the institution (can be both institutional and technological (pengetahuan

yang terlihat yang berkaitan dengan proses internal dari penyebaran,

pengkomunikasian dan manajemen ilmiah dan pengetahuan teknis dalam

organisasi atau dapat dua-duanya yaitu keorganisasian dan teknologi); dan

Relational Capital – gathers the wide set of economical, political and

institutional relationships developed and maintained by institution

(perangkat yang luas secara ekonomi, politik dan hubungan institusional

yang dikembangkan dan dipelihara oleh institusi).

Sebagai tambahan, menurut Zurnali (2008), organisasi-organisasi

publik mempunyai permintaan eksternal yang terus-menerus untuk

transparansi dan informasi yang lebih besar dalam hal penggunaan dana

publik dan dengan adanya otonomi daerah atau otonomi kampus, tuntutan

ini menjadi lebih besar lagi terhadap organisasi, manajemen dan alokasi

anggaran mereka. Situasi ini memerlukan sistem pelaporan dan

manajemen yang baru (new management and reporting systems).

18

Mengacu pada pendapat Elena (2004), Zurnali (2008) menjelaskan

bahwa intellectual capital management dan knowledge management

menyediakan metodologi yang efisien untuk mengidentifikasi, mengukur,

mengelola dan menyebarkan pengetahuan, inilah yang disebut dengan

suatu cara yang pantas (a proper way) untuk memperbaiki transparansi

dan manajemen internal. Intellectual Capital Management (ICM) dan

Knowledge Management (KM) adalah seperangkat kegiatan manajerial

yang ditujukan pada pengidentifikasian dan pemberian nilai aset-aset

pengetahuan (knowledge assets) organisasi. Pengaruh aset-aset ini melalui

pembagian pengetahuan dan menciptakan pengetahuan baru.

Menurut Zurnali (2008), sistem pelaporan dan manajemen baru

akan membolehkan organisasi berada dalam posisi menciptakan

transparansi dalam penggunaan dana publik, menjelaskan pencapaian riset,

pelatihan, inovasi dan manfaat lainnya kepada para stakeholder dan

mengilustrasikan pengembangan aset tak terlihat.

Lebih lanjut Bontis et al. (2000) menyebutkan bahwa SC meliputi

seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk

dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals,

strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih

besar dari nilai materialnya. Customer Capital (CC) merupakan

pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer

relationship di mana suatu organisasi mengembangkan hal tersebut

melalui proses berbisnis (Bontis et al., 2000).

19

Ulrich (1998) memberikan lima alasan mengapa modal intelektual

merupakan isu dan aset penting bagi perusahaan, yakni:

a. Modal intelektual merupakan satu-satunya kekayaan perusahaan yang

bernilai (appreciable). Aset lain seperti bangunan, pabrik, peralatan,

mesin, dan sebagaimana harus didepresiasi begitu aset tersebut

digunakan, sedangkan modal intelektual justru bertambah begitu

digunakan.

b. Pekerjaan yang berhubungan dengan pengetahuan semakin bertambah

jumlahnya. Hal tersebut diindikasikan oleh semakin banyaknya

lapangan kerja yang muncul dari sektor jasa. Perekonomian jasa

tumbuh pesat secara langsung dalam industri jasa seperti ritel,

investasi, informasi, pendidikan, konsultasi, dan hiburan; serta secara

tidak langsung dalam industri manufaktur tradisional seperti otomotif,

barang dalam kemasan, dan peralatan instalasi. Pada umumnya jasa

bertumpu pada jalinan relasi yang didasari kompetensi dan komitmen

individu. Oleh sebab itu, arti penting modal intelektual semakin

meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian jasa.

c. Personil dengan modal intelektual tinggi menjadi volunteer, karena

sebagai yang terbaik memiliki peluang besar untuk mencari

kesempatan kerja di sejumlah perusahaan. Bukan berarti mereka

bersedia bekerja secara cuma-cuma (tanpa bayaran), namun mereka

memiliki banyak pilihan tempat bekerja sehingga mereka menjadi

volunteer di perusahaan tertentu. Komitmen para volunteer cenderung

20

terbentuk karena ikatan emosional mereka pada suatu perusahaan.

Mereka lebih tertarik pada aspek makna dan tantangan pekerjaan

daripada imbalan finansial. Para karyawan yang memiliki mindset

seperti umumnya lebih cenderung berpindah ke perusahaan lain.

d. Intensitas persaingan dan maraknya kebijakan downsizing serta

delayering menyebabkan tuntutan, tekanan, dan stres kerja meningkat

drastis. Bila hal itu tidak diimbangi dengan perbaikan kualitas

kehidupan kerja, maka akan banyak karyawan berbakat dan berpotensi

tinggi yang tidak betah dan memilih untuk pindah perusahaan.

e. Sebagian besar investasi pada modal intelektual yang dilakukan saat

ini salah fokus. Di bawah corporate citizenship, banyak eksekutif

senior yang membicarakan isu-isu pekerjaan dan keluarga. Program

semacam itu menyiratkan bahwa setelah semua urusan bisnis

dirampungkan, barulah disediakan waktu untuk keperluan citizenship

karyawan. Padahal, modal intelektual menentukan keberhasilan atau

kegagalan perusahaan.

Pengukuran Intellectual Capital

Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan ke

dalam dua kategori, yaitu: pengukuran non moneter dan pengukuran

moneter (Tan et al., 2007). Hartono (2001) menguraikan beberapa

keunggulan menggunakan pengukuran non moneter dalam mengukur

intangible assets perusahaan. Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut:

21

a. Pengukuran secara non moneter akan mudah menunjukan unsur-unsur

yang membangun intellectual capital dalam perusahaan, sedangkan

secara moneter hal itu akan sulit dilakukan.

b. Pengaruh internal development dalam pembentukan intellectual

capital tidak dapat diukur dengan pengukuran atribut moneter.

c. Pengkapitalisasian biaya menjadi aset akan mengakibatkan adanya

manipulasi terhadap laba.

Luthy (1998) mengelompokkan metode pengukuran intellectual

capital ke dalam dua kelompok besar, yaitu: metode yang dilakukan

dengan component by component evaluation dan metode pengukuran yang

dilakukan dengan mengukur nilai intelectual assets dalam istilah keuangan

pada tingkat organisasi tanpa mengacu pada komponen-komponen

individual intellectual capital.

Luthy (1998) mengungkapkan bahwa dalam metode component by

component evaluation terdapat dua cara yang digunakan untuk

mengklasifikasikan komponen-komponen intellectual capital, yaitu model

Edvinsson/Malone yang merupakan dasar dari pendekatan Skandia

“Navigator”. Pendekatan ini telah diilustrasikan dan dipublikasikan dalam

suplemen laporan tahunan Skandia kepada para pemegang saham. Model

Brooking yang menjadi dasar “Dream Ticket” dan pendekatan target yang

diilustrasikan sebagai bagian dari audit intellectual capital. Sedangkan

dalam metode pengukuran dengan menggunakan dasar keuangan pada

22

tingkatan perusahaan (Luthy, 1998) menganjurkan penggunaan metode

Market to Book Value, Tobin’s “Q” dan Calculated Intangible Value.

Seiring dengan semakin banyak riset terhadap metode pengukuran

intellectual capital, Sveiby (2001) mencoba mengklasifikasikan 21 metode

pengukuran yang ada ke dalam empat kelompok besar. Keempat

kelompok itu adalah sebagai berikut (Luthy, 1998):

a. Direct Intellectual Capital Methods (DIC)

Estimasi nilai dolar dari aset tidak berwujud dilakukan dengan

cara mengidentifikasi komponen-komponen yang bervariasi. Sekali

komponen-komponen ini dapat diidentifikasikan, komponen-

komponen tersebut langsung dapat dievaluasi baik sscara individu

maupun sebagai suatu koefisien agregat (aggregat coefficient).

b. Market Capitalization Methods (MCM)

Perhitungan terhadap perbedaan antara kapitalisasi pasar

perusahaan dengan ekuitas pemegang sahamnya sebagai nilai dari

intellectual capital atau intangible assets perusahaan.

c. Return On Assets (ROA)

Rata-rata laba sebelum pajak dalam suatu periode dibagi

dengan nilai aset berwujud. Hasil dari pembagian ini merupakan retun

on assets perusahaan yang dapat dibandingkan dengan rata-rata

industri.

23

d. Scorecard Methods (SC)

Komponen-komponen dari aset tidak berwujud atau intellectual

capital diidentifikasikan dan indikator-indikator yang ada dilaporkan

dalam bentuk scorecards atau grafik. Metode scorecard ini hampir

sama dengan metode direct intellectual capital yang mengharapkan

tidak ada estimasi yang dibuat dari nilai dollar aset tidak berwujud.

Metode-metode ini memiliki manfaat sebagai berikut (Sveiby,

2001):

1) Metode-metode yang menawarkan penilaian dalam dolar

seperti return on asset dan market capitalization method

digunakan dalam situasi merger, akuisisi dan penilaian harga

pasar saham. Metode ini juga dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan yang berada dalam industri yang

sama. Metode ini juga sangat tepat untuk mengilustrasikan nilai

keuangan aset tidak berwujud. Metode ini telah mengalami

pembuktian yang cukup lama dalam bidang akuntansi sehingga

mudah dikomunikasikan di antara para praktisi akuntansi.

Kelemahan metode ini adalah perubahan segala sesuatu ke

dalam nilai uang akan memberi kedangkalan makna

(Sawarjuwono dan Kadir, 2003).

2) Manfaat direct intellectual capital dan metode scorecard

adalah kemampuannya untuk menghasilkan gambaran yang

lebih komprehensif dari kondisi kesehatan setiap level

24

organisasi. Metode-metode ini lebih menggambarkan kejadian

yang sebenarnya dan pelaporan dapat lebih cepat dan lebih

akurat pada pengukuran keuangan. Metode-metode ini sangat

berguna bagi organisasi non laba, departemen internal,

organisasi sektor publik dan untuk tujuan yang berhubungan

dengan kegiatan sosial maupun lingkungan. Kelemahan metode

ini terletak pada indikator-indikator yang bersidat kontekstual

dan harus sesuai untuk setiap organisasi dan setiap tujuan, di

mana perbandingannya sangat sulit (Sawarjuwono dan Kadir,

2003). Metode-metode ini masih baru sehingga tidaklah mudah

untuk diterima oleh para manajer yang biasa melihat segala

sesuatu dari perspektif keuangan.

Tidak satupun metode yang dapat memenuhi semua tujuan yang

diinginkan, sehingga salah satu metode harus dipilih untuk memenuhi satu

tujuan dengan satu situasi dan audience yang berbeda. Pengelompokkan

yang lainya dilakukan terhadap metode pengukuran intellectual capital

(Luu et al., 2001) dari Australia. Mereka mengelompokan intellectual

capital ke dalam dua kelompok, yaitu external measures dan internal

measures.

Suatu metode dikelompokkan ke dalam pengukuran internal,

karena pengukuran dan pelaporan terhadap aktiva tidak berwujud. Metode

ini ditujukan untuk memperbaiki manajemen dalam hal pengambilan

keputusan bisnis. Fokus lebih pada penganggaran, training dan sumber

25

daya manusia. Metode-metode yang dikelompokkan ke dalam kelompok

ini adalah human resources accounting, the intangible aseet monitor, the

skandia navigator, dan balance scorecards. Sedangkan metode yang

dikelompokkan ke dalam pengukuran eksternal merupakan metode yang

menilai bagaimana pengaruh aktiva tidak berwujud terhadap kinerja

perusahaan yang merupakan faktor utama penyebab perbedaan yang

sangat besar antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan yang ada pada

pasar modal. Metode-metode yang dikelompokkan dalam kelompok ini

adalah market to book value, tobin’s “Q”, calculated intangible value, dan

pendekatan yang baru yaitu real option-based approach.

5. Value Added Intelectual Coefficient (VAICTM)

Metode VAICTM dikembangkan oleh Pulic (1998), didesain untuk

menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud

(tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki

perusahaan. VAICTM merupakan instrumen untuk mengukur kinerja

intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat

mungkin untuk dilakukan, karena dikontruksi dari akun-akun dalam

laporan keuangan perusahaan (neraca, laba rugi).

Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan value added. Value Added (VA) adalah indikator paling

objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai

selisih antara output dan input.

26

Output mempresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk

dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input mencakup seluruh beban

yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini

adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk di dalam

input karena peran aktifnya dalam proses value creation, intelectual

potential (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung

sebagai biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen input. Oleh sebab

itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja

sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity).

VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC) dan

Structural Capital (SC). Hubungan lainnya dari VA adalah Capital

Employed (CE), yang dalam hal ini dilabeli dengan VACA. VACA adalah

indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital.

Pulic mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE menghasilkan return yang

lebih besar daripada perusahaan yang lain, berarti perusahaan tersebut

lebih baik dalam memanfaatkan CE (dana yang tersedia).

Hubungan selanjutnya adalah VA dan HC. Value Added Human

Capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan

dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. VAHU

mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai dalam

perusahaan (Tan et al., 2007).

Hubungan yang ketiga adalah Structural Capital Value Added

(STVA) yang menunjukkan kontribusi Structural Capital (SC) dalam

27

penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 rupiah dari VA, dan merupakan indikasi bagaimana

kontribusi SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang

independen sebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation (Pulic,

1999). Artinya semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka

akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. SC adalah VA

dikurangi HC. Koefisien yang telah dihitung sebelumnya akan

dijumlahkan dan hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam

indikator yang baru yaitu VAIC.

Rasio terakhir adalah menghitung kemampuan intelektual

perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung

sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator

baru yang unik, yaitu VAICTM (Tan et al., 2007).

Secara lebih ringkas, formulasi dan tahapan perhitungan VAICTM

adalah sebagai berikut:

Tahap Pertama: Menghitung Value Added (VA)

Va dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1999).

VA = OUT – IN

Di mana:

OUT : Output (total penjualan dan pendapatan)

IN : Input (beban penjualan dan biaya-biaya lain, selain beban

karyawan).

28

Tahap Kedua: Menghitung Value Added Capital Empoyed (VACA)

VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit

dari physical capital. Rasio ini menunjukan kontribusi yang dibuat oleh

setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.

VACA = VA/CE

Di mana:

VACA : Value Added Capital Employed (rasio dari VA terhadap CE)

VA : Value Added

CE : Capital Employed (total ekuitas)

Tahap Ketiga: Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)

VAHU menujukan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan

dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukan

kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC

terhadap value added organisasi.

VAHU = VA/HC

Di mana:

VAHU : Value Added Human Capital (rasio dari VA terhadap HC)

VA : Value Added

HC : Human Capital (beban karyawan)

Tahap Keempat: Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)

Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana

keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

29

STVA = SC/VA

Di mana:

STVA : Structural Capital Value Added (rasio dari SC terhadap VA)

SC : Structural Capital (VA – HC)

VA : Value Added

Tahap Kelima: Menghitung Value Added Intelectual Coefficient

(VAICTM)

VAICTM mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang

dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator).

VAICTM merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya yaitu:

VACA, VAHU, dan STVA.

VAICTM = VACA + VAHU + STVA

Keunggulan metode VAICTM adalah karena data yang dibutuhkan

relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data

yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-

angka keuangan yang standar yang umumnya tersedia dari laporan

keuangan perusahaan. Alternatif pengukuran IC lainnya terbatas hanya

menghasilkan indikator keuangan dan non-keuangan yang unik yang

hanya untuk melengkapi profil suatu perusahaan secara individu.

Indikator-indikator tersebut, khususnya indikator non-keuangan, tidak

tersedia atau tidak tercatat oleh perusahaan yang lain (Tan et al., 2007).

Konsekuensinya, kemampuan untuk menerapkan pengukuran IC alternatif

30

tersebut secara konsisten terhadap sampel yang besar dan terdivesifikasi

menjadi terbatas (Firer dan Williams, 2003).

6. Leverage

Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of

funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan

maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham,

(Sartono, 2008). Sedangkan Sjahrian (2009) mendefinisikan leverage

adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang berasal dari

pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar

meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Selanjutnya

definisi leverage menurut Fakhrudin (2008) merupakan jumlah utang yang

digunakan untuk membiayai atau membeli aset-aset perusahaan.

Perusahaan yang memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai

perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat diketahui bahwa

leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana yang memiliki biaya

atau beban tetap yang bersal dari pinjaman dengan maksud agar

meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham sehingga dapat

menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap utang

maupun aset.

31

Beberapa literatur membedakan leverage menjadi tiga, yaitu:

a. Operating leverage

Operating leverage menurut Brigham dan Houston (2006)

adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di

dalam operasi suatu perusahaan. Operating leverage sebagai ukuran

bauran relatif dari biaya variabel dan biaya tetap suatu usaha, yaitu

margin kontribusi dibagi laba operasi. Dengan menggunakan operating

leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan

mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih

besar, (Sartono, 2008).

b. Financial Leverage

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang

memiliki beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan

tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya

sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang

saham, (Sartono, 2008). Selanjutnya Rodoni (2010) mendefinisikan

financial leverage adalah penggunaan modal pinjaman di samping

modal sendiri dan untuk itu perusahaan harus membayar beban tetap

berupa bunga.

c. Combined Leverage

Combined leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik

baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya

32

untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa (Sartono,

2008).

Terdapat beberapa jenis rasio yang ada dalam rasio leverage.

Kasmir (2012) mengemukakan bahwa, dalam praktiknya, terdapat

beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan, antara

lain Debt to asset ratio, Debt to equity ratio, Long term to equity ratio,

Tangible assets debt coverage, Current liabilities to net worth, Times

interest earned dan Fixed chared coverage. Selanjutnya Menurut Fahmi

(2012) secara umum terdapat tujuh rasio leverage, yaitu Debt to Total

Assets atau Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Times interest earned, Cash

flow coverage, Long- term debt to total capitalization, Fixed charge

coverage, Cash flow adequancy.

7. Umur Perusahaan

Menurut Daljono (2000) dalam Syafi’i (2013:10-11), firm age atau

umur perusahaan adalah seberapa lama perusahaan mampu bertahan,

bersaing, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam

perekonomian. Usia perusahaan menunjukkan informasi yang dapat

diperoleh para investor. Semakin lama suatu perusahaan beroperasi atau

semakin tua usia perusahaan, maka perusahaan tersebut kemungkinan

besar akan menyediakan informasi tentang perusahaan yang lebih banyak

dan lebih luas daripada perusahaan yang baru berdiri.

Perusahaan yang lebih tua memiliki lebih banyak pengalaman di

bidangnya dan lebih banyak mengenal lingkungan, sehingga kemungkinan

33

mengalami kegagalan lebih kecil. Perusahaan yang belum lama berdiri

akan lebih sulit untuk berkembang dibandingkan perusahaan yang telah

lama berdiri (Berlinger dan Robbins (1986), dalam Imam Syafi’i (2013)).

8. Profitabilitas

Profitabilitas menurut Harahap (2008:219) adalah kemampuan

perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan

kas, aset, modal. Semakin besar risiko yang dihadapi maka semakin besar

keuntungan yang diharapkan. Risiko yang timbul akan sejalan dengan

kemampuan laba yang diharapkan.

Menurut Sartono (2010:122), rasio profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan

penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Perusahaan yang berhasil

meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan

tersebut mampu mengelola modal yang dimilikinya secara efektif dan

efisien.

Menurut Fahmi (2012:82), Return on asset sering juga disebut

sebagai return on investment, karena ROA ini melihat sejauh mana

investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian

keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut

sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau

ditempatkan.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

34

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh

laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya

adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan (Kasmir,

2012:196).

Menurut Sartono (2010:122-125) dalam bukunya terdapat beberapa

macam rasio profitabilitas yaitu:

a. Gross Profit Margin = Penjualan−Harga pokok penjualan

Penjualan

Rasio ini mengukur laba bersih dari penjualan dihitung dengan membagi

laba bersih dengan penjualan.

b. Net Profit Margin = Laba setelah pajak

Penjualan

Rasio ini mengukur profitabilitas dengan cara membagi laba setelah pajak

dengan penjualan.

c. Return On Investment = Laba setelah pajak

Total aktiva

Return on investment atau return on asset menunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

d. Return On Equity = Laba setelah pajak

Modal sendiri

Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba

yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.

e. Profit Margin = EBIT

Penjualan

Rentabilitas Ekonomis = EBIT

Total aktiva

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari

aset perusahaan, sebelum pengaruh pajak dan hutang.

35

f. Earning Power Ratio = Penjualan

Total aktiva x

Laba setelah pajak

Penjualan

Earning power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan

pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran

aktiva.

Dalam penelitian ini, ROA digunakan sebagai variabel

profitabilitas untuk mengukur efisiensi perusahaan. Return on asset (ROA)

adalah perbandingan antara laba sesudah pajak dengan total aktiva, atau

dapat dikatakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset.

Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

oleh perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan tersebut dari segi

penggunaan aset. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil ROA, semakin

kecil pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan dan posisi

perusahaan akan kurang baik.

Rasio profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat, tidak hanya

bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di

luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau

kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas

bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir

(2014), yaitu:

a. Tujuan Profitabilias

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode tertentu;

36

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang;

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri;

5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal sendiri dsb.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh menurut Kasmir (2014:198) adalah:

a. Manfaat Profitabilitas

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode;

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang;

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;

4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri;

5) Mengentahui seluruh produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

37

B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

1. Pengaruh Value Added Capital Employed terhadap Profitabilitas

Capital employed (CE) menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam mengelola sumber daya berupa capital asset yang apabila dikelola

dengan baik akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. VACA

merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber

dayanya yang berupa capital asset. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan

capital asset yang baik, maka perusahaan dapat meningkatkan kinerja

keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar (Kusumo, 2012).

Pemanfaatan efisiensi CE yang digunakan dapat meningkatkan ROA,

karena modal yang digunakan merupakan nilai aset yang berkontribusi

pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Semakin

baik perusahaan mengelola ketiga komponen intellectual capital,

menunjukkan semakin baik perusahaan mengelola aset. Bila perusahaan

mampu mengelola aset dengan baik dan dapat menekan biaya operasional

sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil kemampuan

intelektual perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa capital

employed memiliki pengaruh sigfnifikan terhadap profitabilitas dan

hubungan positif.

2. Pengaruh Value Added Human Capital terhadap Profitabilitas

Human capital (HC) menggambarkan sumber daya manusia

dengan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang unggul, maka

dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga mencapai

38

keunggulan kompetitif. Indikasi gaji dan tunjangan yang diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan, mampu meningkatkan karyawan dalam

mendukung kinerja perusahaan sehingga HC dapat menciptakan value

added serta meningkatkan pendapatan dan profit perusahaan. Laba

akuntansi merupakan ukuran return bagi pemegang saham (shareholder),

sementara value added merupakan ukuran yang lebih akurat yang

diciptakan oleh stakeholder (Ulum, 2008). Value added yang dimiliki

perusahaan salah satunya dihasilkan oleh efisiensi dari human capital.

Artinya, perusahaan mampu memaksimalkan pengetahuan, keahlian,

jaringan sehingga menciptakan nilai, sehingga hal ini juga dapat

menguntungkan shareholder karena manajemen mampu mengelola

organisasi untuk kepentingan mereka. Salah satu ukuran kepentingan

shareholder yaitu ROA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa human

capital memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan hubungan

positif.

3. Pengaruh Structural Capital Value Added terhadap Profitabilitas

Structural capital (SC) menggambarkan modal yang dibutuhkan

perusahaan untuk memenuhi proses rutinitas perusahaan dalam

menghasilkan kinerja yang optimal, serta kinerja bisnis secara

keseluruhan, misalnya sistem operasional perusahaan, proses

manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk

intellectual property yang dimiliki perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir,

2003). Tanpa diiringi oleh pengelolahan SC yang baik maka akan

39

menghambat produktivitas karyawan dalam menghasilkan value added

(Basyar, n.d). Manajemen yang mampu mengelolah SC dengan baik akan

membantu meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan

pendapatan dan profit perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa structural

capital memiliki pengaruh sigfnifikan terhadap profitabilitas dan

hubungan positif.

4. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas

Brigham dan Houston (2009:104) menyatakan bahwa rasio hutang

yang lebih rendah dapat mengurangi resiko jika terjadi likuidasi. Hal

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang lebih besar

dari pada hutangnya sehingga perusahaan dapat mengelola aktivanya yang

dapat memberikan pengaruh positif dan berdampak pada kenaikan

profitabilitas perusahaan. Berdasarkan Pecking Order Theory, semakin

besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus

ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2014) menyebutkan bahwa adanya

pengaruh negatif antara rasio hutang terhadap profitabilitas. Artinya

apabila rasio hutang mengalami kenaikan maka profitabilitas perusahaan

akan menurun. Hal tersebut dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan

dalam membayar bunga atas hutang sehingga menyebabkan kesulitan

keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan.

40

5. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Profitabilitas

Umur perusahaan menunjukan sudah berapa lama perusahaan

tersebut berdiri dalam menjalankan usahanya. Umur perusahaan memiliki

hubungan yang positif terhadap profitabilitas. Perusahaan yang telah lama

berdiri umumnya memiliki profitabilitas yang lebih tinggi daripada

perusahaan yang baru berdiri kerena perusahaan yang baru berdiri

memiliki pengeluaran tinggi dalam investasi. Perusahaan yang telah lama

berdiri juga menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu bertahan

dalam kurun waktu lama dengan kondisi kondisi yang berubah-ubah, baik

dalam kondisi boom maupun dalam kondisi krisis, sehingga dapat

dikatakan perusahaan kuat dan stabil. Perusahaan yang kuat dan stabil

akan meningkatkan kredibilitas dimata investor sehingga investor tidak

segan untuk menanamkan modalnya yang menghasilkan peningkatan

profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Rusmawati (2016)

menyebutkan bahwa adanya pengaruh positif signifikan antara umur

perusahaan terhadap profitabilitas.

C. Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian

yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu:

1. Kartika dan Hatane (2012) meneliti tentang hubungan antara modal

intelektual dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri

dari Value added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital

(VAHU), Structural Capital Value added (STVA). Variabel dependennya

41

adalah profitabilitas yang diwakili ROA. Hasil penelitian menunjukan

bahwa VACA berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas,

VAHU tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan STVA

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

2. Sari dan Abundanti (2012) meneliti tentang hubungan antara Leverage dan

pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian

menunjukan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap

profitabilitas berpengaruh positif signifikan dan leverage berpengaruh

negatif signifikan terhadap profitabilitas.

3. Akbar (2014) melakukan penelitian yang berjudul Working Capital

Management and Corporate Performance: Evidences from Textile Sector

of China. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NTC, leverage, dan size

berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabiltas, sedangkan

production efficiency berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

4. Nejad, dkk (2015) melakukan penelitian yang berjudul Effect of Working

Capital Management on the Profitability of Listed Companies in Tehran

Stock Exchange. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CCC, size, dan

current ratio berpengaruh signifikan terhadap profitablitas, sedangkan

leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

5. Hanum, dkk (2015) meneliti tentang hubungan antara modal intelektual

dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri dari Value

added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital (VAHU),

Structural Capital Value added (STVA). Variabel dependennya adalah

42

profitabilitas yang diwakili ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa VACA berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas,

VAHU berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas dan STVA

tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

6. Nuryaman (2015) meneliti tentang hubungan antara modal intelektual

dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri dari Value

added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital (VAHU),

Structural Capital Value added (STVA). Variabel dependennya adalah

profitabilitas yang diwakili ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa VACA berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas,

VAHU tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan STVA

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

7. Halim dan Faisal (2016) meneliti tentang hubungan antara modal

intelektual dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri

dari Value added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital

(VAHU), Structural Capital Value added (STVA). Variabel dependennya

adalah profitabilitas yang diwakili ROE dan EPS. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap

profitabilitas.

8. Ratnasari dan Budiyanto (2016) meneliti tentang hubungan antara

leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas.

43

9. Rusmawati (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Struktur Hutang, dan Umur Perusahaan Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverages. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas, sedangkan struktur hutang dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

10. Fadri dan Wahidahwati (2016) meneliti tentang hubungan antara modal

intelektual dengan profitabilitas di mana variabel independennya terdiri

dari Value added Capital Employed (VACA), Value added Human Capital

(VAHU), Structural Capital Value added (STVA). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara intellectual capital

terhadap profitabilitas perbankan syariah.

Rangkuman dari penelitian terdahulu yang mempunyai hubungan

dengan analisis profitabilitas terdapat pada tabel 2.1 berikut ini

44

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No

Peneliti dan

Judul

Penelitian

Variabel Persamaan Perbedaan Hasil

Penelitian

1

Martha

Kartika dan

Saarce Elsye

Hatane

(2012)

“Pengaruh

Intellectual

Capital pada

Profitabilitas

Perusahaan

Perbankan

yang

Terdaftar di

BEI”

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA.

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Metode

Analisis

Tidak ada

Independen

Leverage,

firm age

Dependen

Tidak ada

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

VACA

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

profitabilitas

VAHU tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

profitabilitas

STVA

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

profitabilitas

2

Putu Indah

Purnama Sari

dan Nyoman

Abundanti

(2012)

“Pengaruh

Pertumbuhan

Perusahaan

dan Leverage

Terhadap

Profitabilitas

Independen

Leverage

dan

pertumbuhan

perusahaan

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Independen

Leverage

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Metode

Analisis Tidak ada

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA, firm

age

Dependen

Tidak ada

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

Growth)

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

profitabilitas.

Leverage

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

profitabilitas.

3

Ahsan Akbar

(2014)

“Working

Capital

Management

and

Independen

Net Trade

Cycle

(NTC),

Leverage,

Size, dan

Independen

Leverage

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

NTC,

leverage, dan

size

berpengaruh

negatif

signifikan

45

No

Peneliti dan

Judul

Penelitian

Variabel Persamaan Perbedaan Hasil

Penelitian

Corporate

Performance:

Evidences

from Textile

Sector of

China”

Production

Efficiency.

Dependen

Profitabilitas

Metode

Analisis Tidak ada

STVA, firm

age

Dependen

Tidak ada

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

terhadap

profitabiltas,

sedangkan

production

efficiency

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

profitabilitas.

4

Davood

Asefi Nejad,

dkk (2015)

“Effect of

Working

Capital

Management

on the

Profitability

of Listed

Companies in

Tehran Stock

Exchange”

Independen

Cash

Conversion

Cycle

(CCC),

leverage,

firm size,

dan current

ratio.

Dependen

Proftabilitas

(ROA)

Independen

Leverage

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Metode

Analisis Tidak ada

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA, firm

age

Dependen

Tidak ada

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

CCC, size,

dan current

ratio

berpengaruh

signifikan

terhadap

profitablitas,

sedangkan

leverage

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

profitabilitas.

5

Malina

Hanum, dkk

(2015)

“Intellectual

Capital and

Firm

Performance

of

Commercial

Banks in

Malaysia”

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Profitabilitas

(ROA dan

ROE)

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Metode

Analisis

Tidak ada

Independen

Leverage,

firm age

Dependen

Tidak ada

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

VACA

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

profitabilitas

VAHU

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

profitabilitas

STVA tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

profitabilitas

46

No

Peneliti dan

Judul

Penelitian

Variabel Persamaan Perbedaan Hasil

Penelitian

6

Nuryaman

(2015) “The

Influence of

Intellectual

Capital on

The Firm’s

Value with

The

Financial

Performance

as

Intervening

Variable”

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Profitabilitas

(ROA dan

ROE)

Intervening

Kinerja

Keuangan

(PBV)

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Metode

Analisis

Tidak ada

Independen

Leverage,

firm age

Dependen

ROE

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

VACA dan

STVA

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

profitabilitas

VAHU tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

profitabilitas

7

Abdul Halim

dan Hasan

Basridan

Faisal (2016)

“Pengaruh

Intellectual

Capital

Terhadap

Profitabilitas

dan

Dampaknya

Terhadap

Harga Saham

Perusahaan

Sektor

Keuangan

yang

Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia”

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Profitabilitas

(ROE dan

EPS)

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Tidak ada

Metode

Analisis

Tidak ada

Independen

Leverage,

firm age

Dependen

Profitabilita

s (ROA)

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

Intellectual

capital

berpengaruh

terhadap

profitabilitas

(ROE dan

EPS)

8

Linda

Ratnasari dan

Budiyanto

(2016)

“Pengaruh

Leverage,

Likuiditas,

Ukuran

Independen

Leverage,

likuiditas,

ukuran

perusahaan

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Independen

Leverage

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Metode

Analisis Tidak ada

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA, firm

age

Leverage

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

profitabilitas.

Likuiditas

47

No

Peneliti dan

Judul

Penelitian

Variabel Persamaan Perbedaan Hasil

Penelitian

Perusahaan

Terhadap

Profitabilitas

Perusahaan

Otomotif di

BEI”

Dependen

Tidak ada

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

dan ukuran

perusahaan

tidak

berpengaruh

terhadap

profitabilitas

9

Yunni

Rusmawati

Dj (2016)

“Pengaruh

Ukuran

Perusahaan,

Struktur

Hutang, dan

Umur

Perusahaan

Terhadap

Profitabilitas

Pada

Perusahaan

Food and

Beverages”

Independen

Ukuran

perusahaan,

struktur

hutang, dan

umur

perusahaan.

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Independen

Umur

perusahaan

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Metode

Analisis Tidak ada

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA,

leverage

Dependen

Tidak ada

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

Umur

perusahaan

berpengaruh

signifikan

terhadap

profitabilitas,

sedangkan

struktur

hutang dan

ukuran

perusahaan

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

profitabilitas.

10

Zainal Fadri

dan

Wahidahwati

(2016)

“Pengaruh

Intellectual

Capital

Terhadap

Profitabilitas

dan

Produktivitas

pada

Perbankan

Syariah di

Indonesia”

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Profitabilitas

(ROA) dan

Produktivita

s (ATO)

Kontrol

Firm size

dan leverage

Independen

Modal

Intelektual

(VAIC):

VACA,

VAHU,

STVA

Dependen

Profitabilitas

(ROA)

Metode

Analisis

Tidak ada

Independen

Leverage,

firm age

Dependen

Produktivita

s (ATO)

Metode

Analisis

Regresi

Data Panel

Terdapat

pengaruh

positif antara

intellectual

capital

terhadap

profitabilitas

perbankan

syariah.

Terdapat

pengaruh

positif antara

intellectual

capital

terhadap

produktivitas

perbankan

syariah.

Sumber: kumpulan penelitian terdahulu

48

D. Kerangka Pemikiran

Dari pemaparan tinjauan pustaka di atas, maka susunan kerangka

berpikir teoritis yang dibangun adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Perusahaan Industri Barang Konsumsi Terdaftar di BEI (2012-2016)

Intellectual Capital

VACA

VAHU

STVA

Leverage

Umur Perusahaan

Profitabilitas (ROA)

Uji Regresi Data Panel

Fixed Effect Common Effect Random Effect

Pemilihan Model Regresi Data Panel

Uji Chow Uji Hausman

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan

49

E. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Parsial

H0 : bi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value

added capital employeed (VACA), value added human capital (VAHU),

structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan

terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.

Ha : bi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value added

capital employeed (VACA), value added human capital (VAHU),

structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan

terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.

2. Simultan

H0 : b1–b5 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

value added capital employeed (VACA), value added human capital

(VAHU), structural capital value added (STVA), leverage dan umur

perusahaan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.

Ha : b1–b5 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel value

added capital employeed (VACA), value added human capital (VAHU),

structural capital value added (STVA), leverage dan umur perusahaan

terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh intellectual capital

(VACA, VAHU dan STVA), leverage dan umur perusahaan terhadap

profitabilitas (ROA). Dengan studi kasus pada perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa laporan

keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh BEI melalui situs resminya

www.idx.co.id.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun

pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu

mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas (Usman, 2003). Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan kelompok industri

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 di

mana data diperoleh dari sumber data sekunder. Sumber data sekunder adalah

data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan

kedua (Usman, 2003).

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan

dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 1999). Teknik

penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

51

purposive sampling. yakni metode pengambilan atas dasar penentuan

karakteristik dan kriteria tertentu yang sudah ditentukan (Sugiyono, 2009).

Adapun kriteria penarikan sampel yang digunakan peneliti yaitu sebagai

berikut:

1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2012-2016.

2. Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan lengkap selama

periode penelitian untuk faktor-faktor yang diteliti yaitu intellectual

capital, leverage dan umur perusahaan.

3. Perusahaan selalu menghasilkan profit atau dengan kata lain tidak

mengalami kerugian selama periode pengamatan yaitu tahun 2012-

2016 (Halim dan Faisal, 2016).

Alasan pemilihan sampel dengan kriteria tersebut bertujuan untuk

menghindari bias yang disebabkan oleh adanya perbedaan yang ekstrim.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 13 perusahaan. Keterangan

dalam proses pengambilan sampel penelitian dapat dijelaskan pada tabel

3.1berikut ini:

Tabel 3.1

Proses Pengambilan Sampel

No Keterangan

Tidak

Memenuhi

Kriteria

Akumulasi

1

Perusahaan industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode

-

37

52

penelitian yaitu tahun 2012-2016.

2

Perusahaan yang memiliki data

laporan keuangan lengkap selama

periode penelitian untuk faktor- faktor

yang diteliti yaitu intellectual capital,

leverage dan umur perusahaan.

7 30

3

Perusahaan selalu menghasilkan profit

atau dengan kata lain tidak mengalami

kerugian selama periode pengamatan

yaitu tahun 2014-2016.

17 13

Jumlah Sampel 13

Tahun Penelitian 5

Jumlah Total Sampel Selama

Periode Penelitian

65

Sumber: Data diolah 2017

Perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA

2 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA

3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP

4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR

5 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI

6 PT Gudang Garam Tbk. GGRM

7 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP

8 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA

9 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF

10 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF

11 PT Merck Tbk. MERK

12 PT Pyridam Farma Tbk. PYFA

13 PT Akasha Wira International Tbk. ADES

53

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode

studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah

literatur, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan

topik pembahasan dalam penelitian ini. Sedangkan dokumentasi dilakukan

dengan mengumpulkan sumber-sumber data dokumenter seperti laporan

tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan bentuk data panel (pool) yakni data yang

merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data seksi

silang (cross section). Oleh karena itu, data panel memiliki gabungan

karakteristik keduanya yaitu data yang terdiri atas beberapa objek dan meliputi

beberapa waktu (Winarno, 2009: 91).

Uji regresi panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen (bebas) yang terdiri dari value added capital employed

(VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added

(STVA), debt to total asset ratio dan firm size terhadap variabel dependen

return on asset (ROA). Pengelolaan data dalam pennelitian ini menggunakan

software Eviews 9 untuk menjelasakan hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen melalui data panel.

Ketika kita melakukan suatu observasi perilaku unit ekonomi seperti

rumah tangga, perusahaan, atau negara, kita tidak hanya akan melakukan

observasi terhadap unit-unit tersebut didalam waktu bersamaan, tetapi juga

54

perilaku unit-unit tersebut pada berbagai periode waktu. Menurut Widarjono

(2009:229), penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai

beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel yang merupakan

gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data

yang lebih banyak sehingga akan lebih menghasilkan degree of freedom yang

lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross

section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah

penghilangan variabel (omitted-variabel).

Model regresi panel dalam penelitian ini adalah:

Keterangan :

Y = Variabel dependen (Profitabilitas)

∝ = Konstanta

𝛽1-𝛽5 = Koefisien regresi

𝑋1 = Variabel independen 1 (Value Added Capital Employed)

𝑋2 = Variabel independen 2 (Value Added Human Capital)

𝑋3 = Variabel independen 3 (Structural Capital Value Added)

𝑋4 = Variabel independen 4 (Debt to Total Asset Ratio)

𝑋5 = Variabel independen 5 (Age)

𝜖 = Faktor error

Y = ∝ + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4 + 𝛽5𝑋5 + 𝜀

55

1. Estimasi Model Data Panel

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel

dapat dilakukan melalui tiga pendekatan (Widarjono, 2009:231), antara

lain:

a. Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)

Pooled least square model merupakan metode estimasi model

regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan

koefisien slope yang konstan antar waktu dan cross section (common

effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu

maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan

sam11a dalam berbagai kurun waktu (Widarjono, 2009:231).

Pada dasarnya model common effect sama seperti OLS dengan

meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan

data time series atau data cross section saja melainkan data panel yang

diterapkan dalam bentuk pooled. Bentuk untuk model ordinary least

square adalah (Widarjono, 2009:231):

untuk i = 1, 2,…, n dan t = 1, 2,…, t

b. Metode Fixed Effect Model (FEM)

Teknik model fixed effect adalah teknik mengestimasi data

panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya

perbedaan intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya

perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + 𝛽4𝑋4𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡

56

waktu (time in variant). Di samping itu, model ini juga

mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan

dan antar waktu. Salah satu cara paling sederhana untuk mengetahui

perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep adalah

berbeda antar perusahaan sedangkan slopenya tetap sama antar

perusahaan (Widarjono, 2009:232).

Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan

fixed effect model atau least square dummy variabel (LSDV) atau

disebut juga covariance model. Persamaan pada estimasi dengan

menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis dalam bentuk sebagai

berikut (Widarjono, 2009: 232) :

dimana: i = 1, 2,…, n dan t = 1, 2,…, t D = dummy

c. Metode Random Effect Model (REM)

Random effect model merupakan metode estimasi model

regresi data panel dengan asumsi koefisien slop konstan dan intercept

berbeda antar individu dan antar waktu (random effect). Dimasukannya

variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili

ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga

membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of

freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah

ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error terms)

Y𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + 𝛽4𝑋4𝑖𝑡 + 𝛽5𝐷1𝑖 + 𝛽6𝐷2𝑖

+ ⋯ + 𝜀𝑖𝑡

57

yang dikenal dengan metode Random Effect. Model ini akan

mengestimasi data panel di mana variabel gangguan mungkin saling

berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat

digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized

Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan

efisiensi dari least square (Widarjono, 2009:235).

Bentuk umum untuk Randon Effect adalah:

Dimana:

ui ~ N (0, δu2) = komponen cross section error

vt ~ N (0, δv2) = komponen time series error

wit ~ N (0, δw2) = komponen eror kombinasi

2. Tahap Analisis Data

Menurut Widarjono (2009:238), untuk memilih model mana yang

paling tepat digunakan untuk pengolahan data panel, maka terdapat

beberapa pengujian yang dapat dilakukan, antara lain:

a. Uji Chow

Menurut Widarjono (2009:238), Uji Chow adalah pengujian

untuk memilih apakah model yang digunakan pooled least square

model atau fixed effect model. Dalam pengujian ini dilakukan dengan

hipotesis sebagai berikut:

H0: Pooled least square model (PLS)

Ha: Fixed effect model (FEM)

𝑌𝑖𝑡 =∝1+ 𝑏𝑗𝑋𝑖𝑡𝑗

+ 𝜀𝑖𝑡 dengan 𝑖𝑡 = u𝑖 + v𝑡 + w𝑖𝑡

58

Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan

membandingkan perhitungan F statistik dengan F tabel. Perbandingan

dipakai apabila hasil F hitung lebih besar (>) dari F tabel, maka H0

ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed

effect model.. Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil (<) dari F

tabel, maka H0 diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah

common effect model (Gujarati, 2009:257).

Menurut Baltagi (2005:13), perhitungan F statistik untuk Uji

Chow dapat dilakukan dengan rumus:

Dimana:

RRSS : Restricted residual sums of square error dari model

common effect

URSS : Unrestricted residual sums of square error dari model

fixed effect

N : Jumlah individual (cross section)

T : Jumlah series waktu (time series)

K : Jumlah variabel independen dan dependen

Sedangkan F tabel diperoleh dari:

F0 =(RRSS − URSS)/(N − 1)

URSS/(NT − N − K)

F-tabel = | α : df (n-1, nt – n – k) |

59

b. Uji Hausman

Menurut Widarjono (2009:240-241), Hausman Test adalah

pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau

random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. Uji

ini dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa

LSDV di dalam model fixed effect dan GLS adalah efisien sedangkan

model OLS adalah tidak efisien, di lain pihak alternatifnya metode

OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu uji hipotesis nulnya

adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga Uji Hausman

bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut. Pengujian

dilakukan dengan estimasi berikut:

H0: Random Effect Model

H1: Fixed Effect Model

Jika chi-square hitung > chi-square tabel berarti H0 ditolak,

artinya model yang digunakan adalah fixed effect model. Jika chi-

sqaure hitung < vhi-square tabel berarti H1 ditolak, artinya model yang

digunakan adalah fixed effect model (Gujarati dan Porter, 2009).

3. Uji Dasar Asumsi Klasik

Salah satu asumsi yang digunakan dalam metode OLS adalah tidak

ada hubungan linear antara variabel independen. Sebelum melakukan uji

statistic maka model harus diuji dahulu masalah ketepatan modelnya

melalui uji spesifikasi dan diagnosis model. Asumsi-asumsi yang

60

melatarbelakangi penggunaan metode OLS adalah sebagai berikut

(Widarjono, 2010:75):

a. Uji Normalitas

Menurut Winarno (2011), untuk mengetahui normalitas sebuah

data dapat dilakukan dengan melihat koefisien Jarque Bera dan

probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat saling mendukung.

1) Bila nilai Jarque Bera tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka

Ho diterima dan data berdistribusi normal.

2) Bila probabilitas lebih besar dari 5% (bila menggunakan tingkat

signifikansi tersebut), maka Ho diterima dan data berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolineritas

Menurut Suliyanto (2011), multikolinearitas merupakan

peristiwa di mana terjadi linier yang mendekat sempurna antar dua

variabel bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna

di antara variabel bebas atau tidak. Menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Adanya

multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antar variabel independen

dapat dideteksi dengan beberapa cara, salah satunya yaitu Tolerance

dan Variance Inflation Factor (VIF). Dalam penelitian ini

menggunakan uji multikolinieritas metode Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF) dimana nilai batas korelasi antar variabel

61

independen tidak lebih dari 0.90. (Ghozali, 2013) Adapun persamaan

uji multikolinearitas sebagai berikut:

𝑉𝐼𝐹 = 1

(1 − 𝑅12)

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti terdapat variabel gangguan yang

tidak konstan. Masalah heteroskedastisitas lebih sering muncul pada

data cross section daripada time series. Dalam hal ini, apabila nilai

probabilitasnya > a 5% (0,05) maka data tersebut bebas dari masalah

heteroskedastisitas. Namun, apabila nilai probabilitasnya < a 5% (0,05)

maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdapat masalah

heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data yang tidak

mengandung heteroskedastisitas atau bebas dari masalah

heteroskedastisitas (Widarjono, 2010).

Ada dua cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas yaitu metode grafik dan metode statistik. Metode

grafik relatif lebih mudah dilakukan namun memiliki kelemahan yang

cukup signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi

tampilannya. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit

menginterprestasikan hasil grafik plots. Sementara itu, metode statistik

memiliki beberapa cara dalam mendeteksi heteroskedastisitas

diantaranya yaitu Glesjer, White, Breusch-Pagan-Godfrey, Harvey dan

Park. Dalam penelitian ini, cara yang digunakan dalam mendeteksi

heteroskedastisitas adalah metode statistik cara Uji White. Adapun

62

persamaan deteksi heteroskedastisitas dengan Uji White dapat ditulis

sebagai berikut:

𝑌𝑖 = 𝐵1 + 𝐵2𝑋2𝑖 + 𝐵3𝑋3 + µ𝑖

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama

lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan”

pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi

“gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode

berikutnya. Pada data cross section (silang waktu), masalah

autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi

yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,

2013). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi diantaranya yaitu metode Durbin-Watson

(DW test), metode Lagrange Multiplier (LM test), metode Breusch-

Godfrey (B-G test) dan metode Run Test. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM test) untuk mendeteksi

63

autokorelasi. Adapun rumus uji autokorelasi secara umum dapat

dituliskan sebagai berikut:

𝑦 = 𝛽0 + 𝛽1𝑥 + 𝑢

Sementara itu, untuk deteksi autokorelasi dengan uji Lagrange

Multiplier (LM test) dapat ditulis persamaan sebagai berikut:

𝐿𝑀 = (𝑛 – 𝑞)𝑅2𝑢

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji t (Uji Signifikansi Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh intellectual capital, solvablitas dan umur perusahaan secara

individual dalam menerangkan variasi profitabilitas.

Penelitian ini juga dilakukan untuk mecari pengaruh paling

besar di antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel

dependen dapat dilihat dari tabel Coefficients, pada kolom

Standardized Coefficients dengan nilai tertinggi.

Uji t dapat dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi t.

Apabila tingkat signifikansi dari t hitung < tingkat signifikansi yang

ditentukan (α = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

64

Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) yang

hendak diuji adalah sebagai berikut:

1) Ho : b1 = 0; value added capital employed tidak memiliki pengaruh

secara parsial terhadap profitabilitas.

Ha : b1 ≠ 0; value added capital employed memiliki pengaruh

secara parsial terhadap profitabilitas.

2) Ho : b2 = 0; value added human capital tidak memiliki pengaruh

secara parsial terhadap profitabilitas.

Ha : b2 ≠ 0; value added human capital memiliki pengaruh secara

parsial terhadap profitabilitas.

3) Ho : b3 = 0; structural capital value added tidak memiliki

pengaruh secara parsial terhadap profitabilitas.

Ha : b3 ≠ 0; structural capital value added memiliki pengaruh

secara parsial terhadap profitabilitas.

4) Ho : b4 = 0; leverage tidak memiliki pengaruh secara parsial

terhadap profitabilitas.

Ha : b4 ≠ 0; leverage memiliki pengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas.

5) Ho : b5 = 0; umur perusahaan tidak memiliki pengaruh secara

parsial terhadap profitabilitas.

Ha : b5 ≠ 0; umur perusahaan memiliki pengaruh secara parsial

terhadap profitabilitas.

65

b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat (Ghozali, 2011:98).

Uji statistik F ini dilakukan untuk menunjukkan apakah value

added capital employed, value added human capital, structural capital

value added, leverage, dan umur perusahaan secara simultan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap profitabilitas. Uji F dapat

dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi F. Apabila tingkat

signifikansi dari F hitung < tingkat signifikansi yang ditentukan (α =

0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) yang

hendak diuji adalah sebagai berikut:

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 = 0; value added capital employed, value

added human capital, structural

capital value added, leverage, dan

umur perusahaan tidak memiliki

pengaruh secara simultan terhadap

profitabilitas.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0; value added capital employed, value

added human capital, structural

capital value added, leverage, dan

66

umur perusahaan memiliki pengaruh

secara simultan terhadap

profitabilitas.

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Menurut Ghozali (2011:97) koefisien determinasi (R2) pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam

model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti

meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti

menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2. Nilai Adjusted

R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan

ke dalam model (Ghozali, 2011:97).

67

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

profitabilitas (ROA). Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Agus

Sartono, 2010:123). Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung

ROA adalah:

(Wiagustini, 2010:81)

2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

value added capital employed (VACA), value added human capital

(VAHU), structural capital value added (STVA), leverage (DAR), dan

umur perusahaan (age).

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:

a. Intellectual Capital

Intellectual capital adalah informasi dan pengetahuan yang

diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai (Williams

dalam Purnomosidhi, 2006). Pulic (1998) mengusulkan Koefisien

Nilai Tambah Intelektual (Value Added Intellectual Coefficient/VAIC)

untuk menyediakan informasi tentang efisiensi penciptaan nilai dari

aset berwujud dan tidak berwujud dalam perusahaan. Perhitungan

ROA = Laba bersih setelah pajak

Total aktiva

68

intellectual capital pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan

konsep perhitungan berdasarkan formulasi yang diciptakan oleh Pulic

(1998). VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) adalah sebuah

prosedur analitis yang dirancang untuk memungkinkan manajemen,

pemegang saham dan pemangku kepentingan lain yang terkait untuk

secara efektif memonitor dan mengevaluasi efisiensi nilai tambah

dengan total sumber daya perusahaan dan masing-masing komponen

sumber daya utama. Adapun formulasi perhitungan VAIC (Value

Added Intellectual Coefficient) adalah sebagai berikut:

Di mana :

VAIC : Value Added Intellectual Coefficient

VA = Output – Input

(Pendapatan – Total Beban, kecuali beban karyawan)

VACA = VA/CE

(VA / Total Ekuitas)

VAHU = VA / HC

(VA / Beban Karyawan)

STVA = SC / VA

(VA – Beban Karyawan) / VA

VAIC = VACA + VAHU + STVA

69

VA : Value Added

VACA : Value Added Capital Employed

VAHU : Value Added Human Capital

STVA : Structural Capital Value Added

Output : Total penjualan dan pendapatan

Input : Beban dan biaya-biaya, selain beban karyawan

CE : Capital Employed (Total Ekuitas)

HC : Human Capital (Beban Karyawan)

Dengan demikian, variabel intellectual capital yang digunakan

dalam penelitian ini adalah value added capital employed (VACA),

value added human capital (VAHU) dan structural capital value

added (STVA).

b. Leverage

Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan debt to

total assets ratio. Debt to total assets ratio merupakan rasio yang

menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk

menjamin utang. Rumus yang digunakan untuk menghitung leverage

adalah:

c. Umur Perusahaan

Kamaliah (2009) mengemukakan bahwa perusahaan yang

berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak sehingga akan

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = Total utang

Total aktiva x 100%

70

lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang

perusahaan. Umur perusahaan dapat diukur dengan persamaan:

Age = LN (Tahun penelitian – Tahun perusahaan berdiri)

71

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dan analisis

data yang berhubungan anatara variabel dependen dengan variabel

independen. Variabel independen meliputi value added capital employed

(VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value

added (STVA), leverage (DAR) dan umur perusahaan. Sedangkan untuk

variabel dependennya yaitu profabilitas yang diukur dengan ROA. Dalam

bab ini juga akan dibahas mengenai pengumpulan data analisis deskriptif,

pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan

selama penelitian. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi

panel dengan menggunakan aplikasi E-views 9.

Objek penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor

industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

perusahaan periode 2012-2016. Data ini diperoleh dari situs resmi BEI

yaitu www.idx.co.id. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari 37 perusahaan. Dari keseluruhan populasi, dilakukan teknik

pengambilan sampel purposive sampling dengan menyeleksi perusahaan

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Dan

72

berdasarkan teknik pengambilan sampel maka diperoleh 13 perusahaan

yang layak dijadikan sampel dalam penelitian ini.

2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian

a. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) didirikan pada tanggal

26 Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi

secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di

Gedung Plaza Mutiara, LT. 16, Jl. DR. Ide Agung Gede Agung,

Kav.E.1.2 No 1 & 2 (Jl. Lingkar Mega Kuningan), Jakarta Selatan

12950. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di

Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di

beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan

distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa

Tengah.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Tiga

Pilar Sejahtera Food Tbk, antara lain: PT Tiga Pilar Corpora

(pengendali) (16,01%), JP Morgan Chase Bank NA Non-Treaty

Clients (9,33%), PT Permata Handrawina Sakti (pengendali) (9,20%),

Trophy 2014 Investor Ltd (9,09%), Primanex Pte, Ltd (pengendali)

(6,59%), Morgan Stanley & Co. LLC-Client Account (6,52%),

Pandawa Treasures Pte., Ltd (5,40%) dan Primanex Limited

(pengendali) (5,38%). TPS Food memiliki anak usaha yang juga

tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu Golden Plantation Tbk (GOLL).

73

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan TPS Food meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian,

peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan

kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan

perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack,

industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga

listrik, pengolahan dan distribusi beras. Merek-merek yang dimiliki

TPS Food, antara lain: Ayam 2 Telor, Mie Instan Superior, Mie

Kremezz, Bihunku, Beras Cap Ayam Jago, Beras Istana Bangkok,

Gulas Candy, Pio, Growie, Taro, Fetuccini, Shorr, Yumi, HAHAMIE,

Mikita, Hayomi, Din Din dan Juzz and Juzz.

Pada tanggal 14 Mei 1997, AISA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham

AISA 45.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan

Parga Penawaran Rp950,- kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni

1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI).

b. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA)

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya Kalbar

Tbk) (CEKA) didirikan 03 Februaru 1968 dengan nama CV Tjahaja

Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor

pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri

Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat,

74

sedangkan lokasi pabrik terletak di Kawasan Industri Jababeka,

Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Wilmar

Cahaya Indonesia Tbk, adalah PT Sentratama Niaga Indonesia

(pengendali) (87,02%). Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan

perusahaan dibawah Grup Wilmar International Limited. Wilmar

International Limited adalah sebuah perusahaan yang mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri

minyak nabati (minyak kelapa sawit beserta produk-produk

turunannya), biji tengkawang, minyak tengkawang dan minyak nabati

spesialitas untuk industri makanan dan minuman; bidang perdagangan

lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang

barang-barang keperluan sehari-hari. Saat ini produk utama yang

dihasilkan CEKA adalah crude palm oil (CPO) dan palm kernel serta

turunannya.

Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari

Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan

nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli 1996.

75

c. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02

September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1

Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha

Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk

(INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP

berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.

Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910, Indonesia, sedangkan pabrik

perusahaan dan anak usaha berlokasi di pulau Jawa, Sumatera,

Kalimatan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF memiliki 80,53%

saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk

usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP),

Hong Kong.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu

penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi

dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi,

pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan

pengembangan.

Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham ICBP (IPO) kepada masyarakat sebanyak

76

1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan

harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober

2010.

d. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan

mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat

Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23,

Jakarta 11440 dan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Pemegang

saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mayora Indah Tbk, yaitu

PT Unita Branindo (32,93%), PT Mayora Dhana Utama (26,14%) dan

Jogi Hendra Atmadja (25,22%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang industri,

perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan

bidang usaha industri biskuit (Roma, Danisa, Royal Choice, Better,

Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich,

Coffeejoy, Chees’kress.), kembang gula (Kopiko, KIS, Tamarin dan

Juizy Milk), wafer (beng beng, Astor, Roma), coklat (Choki-choki),

kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta

menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri.

Pada tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

77

Saham MYOR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan

nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.300,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 1990.

e. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) didirikan 08 Maret

1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai

beroperasi komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu

pabrik ROTI berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar

blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa

Barat, dan pabrik lainnya berlokasi di Kawasan Industri Jababeka

Cikarang blok U dan W – Bekasi, Pasuruan, Semarang, Makassar,

Purwakarta, Palembang, Cikande dan Medan. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Nippon Indosari Corpindo Tbk, antara

lain: Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (31,50%), Bonlight

Investments., Ltd (25,03%) dan Pasco Shikishima Corporation

(8,50%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha

utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti

(roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan

merek "Sari Roti". Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan roti

tawar dan roti manis.

78

Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan

nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran

Rp1.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010.

f. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

Gudang Garam Tbk (dahulu PT Perusahaan Rokok Tjap)

(GGRM) didirikan tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1958. Kantor pusat Gudang Garam beralamat

di Jl. Semampir II / 1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang

berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-Kartasura, Karanganyar dan

Sumenep. Selain itu, GGRM juga memiliki kantor perwakilan di Jl.

Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan Jl. Pengenal 7 – 15, Surabaya – Jawa

Timur. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Gudang

Garam Tbk adalah PT Suryaduta Investama (69,29%) dan PT

Suryamitra Kusuma (6,26%). PT Suryaduta Investama merupakan

induk usaha dan induk usaha terakhir GGRM.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan GGRM bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait

dengan industri rokok. Gudang Garam memproduksi berbagai jenis

rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan nikotin (LTN) serta produk

tradisional sigaret kretek tangan. Merek-merek rokok GGRM, antara

79

lain: Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam, Gudang Garam Merah,

Gudang Garam Gold, Surya, Surya Pro Mild dan GG Mild.

Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri

Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

GGRM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.250,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990.

g. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau dikenal dengan nama

HM Sampoerna Tbk (HMSP) didirikan tanggal 27 Maret 1905 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1913 di Surabaya

sebagai industri rumah tangga. Kantor pusat HMSP berlokasi di Jl.

Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya. HM Sampoerna memiliki 5

pabrik, yakni: dua pabrik Sigaret Kretek Mesin (SKM) di Pasuruan

dan Karawang serta lima pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan

lokasi sebagai berikut: tiga pabrik di Surabaya serta masing-masing

satu pabrik di Malang dan Probolinggo. Sampoerna bermitra dengan

38 Mitra Produksi Sigaret (MPS). HMSP juga memiliki kantor

perwakilan korporasi di One Pacific Place, lantai 18, Sudirman Central

Business District (SCBD), Jln. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53, Jakarta

12190.

80

Induk usaha HM Sampoerna adalah PT Philip Morris Indonesia

(menguasai 92,50% saham HMSP), sedangkan induk usaha utama HM

Sampoerna adalah Philip Morris International, Inc. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HMSP meliputi

manufaktur dan perdagangan rokok serta investasi saham pada

perusahaan-perusahaan lain. Merek-merek rokok HM Sampoerna,

antara lain: A Mild, Dji Sam Soe, Sampoerna Kretek, U mild dan

mendistribusikan Marlboro.

Pada tahun 1990, HMSP memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

HMSP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp12.600,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 15 Agustus 1990.

h. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA)

Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) didirikan tanggal 30

April 1976 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1976. Kantor pusat DVLA beralamat di South Quarter, Tower C,

Lanta 18-19, Jl. R.A. Kartini Kav. 8, Jakarta 12430 dan pabriknya

berada di Bogor. Induk usaha Darya-Varia Laboratoria Tbk adalah

Blue Sphere Singapore Pte Ltd (menguasai 92,13% saham DVLA),

merupakan afiliasi dari United Laboratories Inc, perusahaan farmasi di

Filipina.

81

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan DVLA adalah bergerak dalam bidang manufaktur,

perdagangan, jasa dan distribusi produk-produk farmasi, produk-

produk kimia yang berhubungan dengan farmasi, dan perawatan

kesehatan. Kegiatan utama DVLA adalah menjalankan usaha

manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi. Merek-

merek yang dimiliki oleh Darya-Varia, antara lain: Natur-E, Enervon-

C, Decolgen, Neozep, Cetapain, Paracetamol Infuse, dan Prodiva.

Pada tanggal 12 Oktober 1994, DVLA memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham DVLA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan

nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Nopember 1994.

i. PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF)

Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) didirikan tanggal 16

Agustus 1971. Kantor pusat KAEF beralamat di Jln. Veteran No. 9,

Jakarta 10110 dan unit produksi berlokasi di Jakarta, Bandung,

Semarang, Watudakon (Mojokerto), dan Tanjung Morawa – Medan.

Kimia Farma mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1817 yang

pada saat itu bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku

obat. Pemegang saham pengendali Kimia Farma (Persero) Tbk adalah

82

Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen

(Saham Seri A Dwiwarna) dan 90,02% di saham Seri B.

Pada tahun 1958, pada saat Pemerintah Indonesia

menasionalisasikan semua Perusahaan Belanda, status KAEF tersebut

diubah menjadi beberapa Perusahaan Negara (PN). Pada tahun 1969,

beberapa Perusahaan Negara (PN) tersebut diubah menjadi satu

Perusahaan yaitu Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan

Bhinneka Kimia Farma disingkat PN Farmasi Kimia Farma. Pada

tahun 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah status Perusahaan

Negara tersebut diubah menjadi Persero dengan nama PT Kimia Farma

(Persero).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan KAEF adalah menyediakan barang dan/atau jasa yang

bermutu tinggi khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi,

kesehatan, industri makanan/minuman dan apotik. Saat ini, Kimia

Farma telah memproduksi sebanyak 361 jenis obat yang terdiri dari

beberapa kategori produk, yaitu obat generik, produk kesehatan

konsumen (Over The Counter (OTC), obat herbal dan komestik),

produk etikal, antiretroviral, narkotika, kontrasepsi, dan bahan baku.

Pada tanggal 14 Juni 2001, KAEF memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham KAEF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 saham

seri B dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga

83

penawaran Rp200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 2001.

j. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September

1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966.

Kantor pusat Kalbe berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend.

Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510, sedangkan fasilitas

pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H.

Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pemegang

saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe Farma Tbk, antara

lain: PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT

Diptanala Bahana (9.49%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9.47%), PT

Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta Charisma (8.61%).

Semua pemegang saham ini merupakan pemegang saham pengendali

dan memiliki alamat yang sama yakni, di Jl. Let.Jend. Suprapto Kav.

4, Jakarta 10510.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,

perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam

bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi,

produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman

kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan

primer.

84

Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

(IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.

k. PT Merck Tbk (MERK)

Merck Tbk (dahulu PT Merck Indonesia Tbk) (MERK)

didirikan 14 Oktober 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada

tahun 1974. Kantor pusat Merck berlokasi di Jl. T.B. Simatupang No.

8, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760. Pemegang saham yang memiliki

5% atau lebih saham Merck Tbk, antara lain: Merck Holding GmbH,

Jerman (73,99%) dan Emedia Export Company mbH, Jerman

(12,66%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan MERK adalah bergerak dalam bidang industri, perdagangan,

jasa konsultasi manajemen, jasa penyewaan kantor/properti dan

layanan yang terkait dengan kegiatan usaha. Kegiatan utama Merck

saat ini adalah memasarkan produk-produk obat tanpa resep dan obat

peresepan; produk terapi yang berhubungan dengan kesuburan,

diabetes, neurologis dan kardiologis; serta menawarkan berbagai

instrumen kimia dan produk kimia yang mutakhir untuk bio-riset, bio-

85

produksi dan segmen-segmen terkait. Merek utama yang dipasarkan

Merck adalah Sangobion dan Neurobion.

Pada tanggal 23 Juni 1981, MERK memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham MERK (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.680.000 dengan

nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp1.900,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Juli 1981.

l. PT Pyridam Farma Tbk (PYFA)

Pyridam Farma Tbk (PYFA) didirikan dengan nama PT

Pyridam pada tanggal 27 Nopember 1977 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat PYFA terletak di Ruko

Villa Kebon Jeruk Blok F3, Jl. Raya Kebon Jeruk, Jakarta 11530 dan

pabrik berlokasi di Desa Cibodas, Pacet, Cianjur, Jawa Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Pyridam Farma

Tbk, antara lain: PT Pyridam Internasional (53,85%), Sarkri Kosasih,

IR (11,54%) dan Rani Tjandra (11,54%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PYFA meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat

kesehatan, dan industri kimia lainnya, serta melakukan perdagangan,

termasuk impor, ekspor dan antar pulau, dan bertindak selaku agen,

grosir, distributor dan penyalur dari segala macam barang. Kegiatan

86

usaha Pyridam Farma meliputi produksi dan pengembangan obat-

obatan (farmasi) serta perdagangan alat-alat kesehatan.

Pada tanggal 27 September 2001, PYFA memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham PYFA (IPO) kepada masyarakat sebanyak

120.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga

penawaran Rp105,- per saham dan disertai Waran Seri I sebanyak

60.000.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Oktober 2001.

m. PT Akasha Wira International Tbk (ADES)

Akasha Wira International Tbk (dahulu Ades Waters Indonesia

Tbk) (ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun

1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor

pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B.

Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 – Indonesia. Pemegang saham

mayoritas Akasha Wira International Tbk adalah Water Partners

Bottling S.A. (91,94%), merupakan perusahaan joint venture antara

The Coca Cola Company dan Nestle S.A. kemudian pada tanggal 3

Juni 2008, Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte. Ltd.,

perusahaan berbadan hukum Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti

dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar.

87

Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak dalam bidang

usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan (merek

Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan besar produk-produk

kosmetika.

Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran

perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Deskriptif Sampel

Penelitian ini menggunakan 13 perusahaan sebagai sampel

penelitian. Ketiga belas perusahaan tersebut adalah perusahaan manfukatur

sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang data perusahaannya lengkap dari tahun 2012-2016 dan

memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini adalah

daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:

88

Tabel 4.1

Nama Sampel Perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode

1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA

2 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA

3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP

4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR

5 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI

6 PT Gudang Garam Tbk. GGRM

7 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP

8 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA

9 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF

10 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF

11 PT Merck Tbk. MERK

12 PT Pyridam Farma Tbk. PYFA

13 PT Akasha Wira International Tbk. ADES

Sumber: Data diolah

2. Deskriptif Variabel

Pada bagian ini akan dideskripsikan dari data masing-masing variabel

yang menampilkan karakteristik dari sampel yang digunakan dalam penelitian

ini. Karakteristik sampel tersebut meliputi: nilai rata-rata sampel, nilai

maksimum, dan nilai minimum untuk masing-masing variabel. Deskripsi

dalam penelitian ini meliputi 6 variabel, yaitu profitabilitas (ROA), value

added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU),

structur capital value added (STVA), leverage (DAR) dan umur perusahaan

(AGE). Adapun perhitungan data variabel pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

89

1. Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan

menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan

pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset yang dimiliki untuk

menghasilkan keuntungan perusahaan (operating asset)

Tabel 4.2

Deskripsi Rata-rata ROA

No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016

1 AISA 6.56% 6.91% 5.12% 4.12% 7.77%

2 CEKA 5.68% 6.08% 3.19% 7.17% 17.51%

3 ICBP 12.86% 10.51% 10.16% 11.01% 12.56%

4 MYOR 8.97% 10.90% 3.98% 11.02% 10.75%

5 ROTI 12.38% 8.67% 8.80% 10.00% 9.58%

6 GGRM 9.80% 8.63% 9.27% 10.16% 10.60%

7 HMSP 37.89% 39.48% 35.87% 27.26% 30.02%

8 DVLA 13.86% 10.57% 6.55% 7.84% 9.93%

9 KAEF 9.91% 8.72% 7.97% 7.82% 5.89%

10 KLBF 18.85% 17.41% 17.06% 15.02% 15.44%

11 MERK 18.93% 25.17% 25.32% 22.22% 20.68%

12 PYFA 3.91% 3.54% 1.54% 1.93% 3.08%

13 TSPC 21.43% 12.62% 6.14% 5.03% 7.29%

Rata-rata 13.92% 13.02% 10.85% 10.82% 12.39%

Maksimum 37.89% 39.48% 35.87% 27.26% 30.02%

Minimum 3.91% 3.54% 1.54% 1.93% 3.08%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data hasil ROA dari masing-masing perusahaan pada

tabel 4.2, diketahui rata-rata tingkat ROA dari tahun 2014-2015 terus

menurun kecuali pada tahun 2016 yang mengalami peningkatan. Nilai

rata-rata ROA dari tahun 2012-2016 masing-masing adalah 13,29%,

13,02%, 10,85%, 10,82% dan 12,39 %. Untuk tingkat ROA maksimum

pada tahun 2012-2016 dimiliki oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

yaitu masing-masing sebesar 37,89% ; 39,48% ; 35,87% ; 27,26% dan

90

30,02%. Sedangkan untuk tingkat ROA minimum pada tahun 2012-2016

dimiliki oleh PT Pyridam Farma Tbk yaitu masing-masing sebesar 3,91% ;

3,54% ; 1,54% ; 1,93% dan 3,08%.

Nilai ROA yang semakin mendekati 100% berarti semakin baik

profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat

menghasilkan laba. Sedangkan rendahnya ROA suatu perusahaan

menunjukkan keuntungan atau profit yang diterima suatu perusahaan atas

dikeluarkannya modal untuk aktifitas perusahaannya menunjukkann

keuntungan yang sedikit.

2. Value Added Capital Empoyed (VACA)

Value added capital employed (VACA) menggambarkan seberapa

banyak value added yang dihasilkan dari modal fisik yang digunakan.

Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan CE (Capital

Employed)-nya jika 1 unit dari CE menghasilkan return lebih besar

daripada perusahaan lain. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE

dengan baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan

tersebut (Pulic, 2000 dalam Pramudita, 2012).

Tabel 4.3

Deskripsi Rata-rata VACA

No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016

1 AISA 0.12 0.17 0.13 0.14 0.14

2 CEKA 0.16 0.24 0.15 0.25 0.32

3 ICBP 0.21 0.20 0.20 0.22 0.23

4 MYOR 0.28 0.24 0.15 0.25 0.28

5 ROTI 0.28 0.29 0.32 0.35 0.32

91

6 GGRM 0.19 0.19 0.21 0.21 0.22

7 HMSP 0.96 0.98 1.00 0.44 0.47

8 DVLA 0.40 0.37 0.21 0.24 0.28

9 KAEF 0.51 0.51 0.49 0.49 0.48

10 KLBF 0.39 0.39 0.36 0.33 0.32

11 MERK 0.56 0.62 0.45 0.55 0.49

12 PYFA 0.45 0.48 0.46 0.51 0.53

13 TSPC 0.65 0.45 0.43 0.33 0.38

Rata-rata 0.40 0.39 0.35 0.33 0.34

Maksimum 0.96 0.98 1.00 0.55 0.53

Minimum 0.12 0.17 0.13 0.14 0.14

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data hasil VACA dari masing-masing perusahaan

pada tabel 4.3, terlihat bahwa nilai VACA perusahaan sektor industri

barang konsumsi periode 2012-2016 secara keseluruhan memiliki nilai

yang berfluktuasi. Perusahaan dengan VACA tertinggi pada tahun 2012-

2014 adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dengan nilai masing-

masing 0,96 ; 0,98 dan 1,00. Pada tahun 2015 tingkat VACA tertinggi

dimiliki oleh PT Merck Tbk dengan nilai 0,55 dan pada tahun 2016

dimiliki oleh PT Pyridam Farma Tbk dengan nilai 0,53. Sedangkan untuk

nilai VACA minimum dari tahun 2012-2016 dimiliki oleh PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk dengan nilai masing-masing 0,12 ; 0,17 ; 0,13 ; 0,14

dan 0,14.

Rata-rata nilai VACA cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hal

ini mengidikasikan bahwa perusahaan belum mampu menciptakan value

added dengan memanfaatkan pengelolaan modal perusahaan yang baik

92

sehingga jika kedepannya nilai ini akan terus menurun, profitabilitas

perusahaan juga akan mengalami penurunan.

3. Value Added Human Capital (VAHU)

Value added human capital mengidikasikan kemampuan tenaga

kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang

dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Semakin banyak value added

dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan

menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia

secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang

pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Pulic,

2000 dalam Pramudita, 2012).

Tabel 4.4

Deskripsi Rata-rata VAHU

No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016

1 AISA 6.38 5.83 3.71 3.11 3.43

2 CEKA 6.18 8.03 4.39 4.36 7.32

3 ICBP 3.86 2.53 2.61 2.83 3.30

4 MYOR 5.61 5.13 3.06 5.85 6.63

5 ROTI 3.64 2.34 1.96 2.05 1.74

6 GGRM 4.94 4.61 3.98 4.64 4.10

7 HMSP 4.24 4.20 3.81 3.48 3.61

8 DVLA 1.65 1.40 1.54 1.53 1.82

9 KAEF 1.33 1.26 1.26 1.25 1.24

10 KLBF 2.37 2.35 2.25 2.11 2.25

11 MERK 1.77 2.14 2.25 2.03 2.17

12 PYFA 1.10 1.09 0.99 1.05 1.09

13 TSPC 2.03 1.49 1.45 1.29 1.57

93

Rata-rata 3.47 3.26 2.56 2.74 3.10

Maksimum 6.38 8.03 4.39 5.85 7.32

Minimum 1.10 1.09 0.99 1.05 1.09

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data hasil VAHU dari masing-masing perusahaan

pada tabel 4.4, diketahui rata-rata tingkat VAHU pada tahun 2012-2016

mengalami fluktuasi. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang terdaftar di

sektor industri barang konsumsi masih ada yang belum dapat menciptakan

nilai tambah dari proses pemanfaatan sumber daya manusia yang ada di

perusahaan atau human capital sehingga menyebabkan profitabilitas

perusahaan menurun jika perusahaan belum dapat mengoptimalkan

pemanfaatan human capital yang ada di dalam perusahaan.

Untuk tahun 2012, rata-rata nilai VAHU adalah 3,47. Nilai VAHU

maksimum tahun 2012 dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

dengan nilai 6,38. Tahun 2013, rata-rata nilai VAHU adalah 3,26 dan nilai

maksimum 8,03 yang dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

Tahun 2014, rata-rata nilai VAHU adalah 2,56 dan nilai maksimum 4,39

dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Tahun 2015, rata-rata

nilai VAHU adalah 2,74 dan nilai maksimum 5,85 yang dimiliki oleh PT

Mayora Indah Tbk. Tahun 2016, rata-rata nilai VAHU adalah 3,10 dan

nilai maksimum 7,32 yang dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia

Tbk. Sedangkan untuk nilai VAHU minimum dari tahun 2012-2016

dimiliki oleh PT Pyridam Farma Tbk dengan nilai masing-masing 1,10 ;

1,09 ; 0,99 ; 1,05 dan 1,09.

94

4. Structural Capital Value Added (STVA)

Structural capital value added (STVA) menunjukkan kontribusi

structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah

SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan

indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Pulic

menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC, yang hal ini telah

diverifikasi melalui penelitian empiris pada sektor industri tradisional

(Pulic, 2000 dalam Pramudita, 2012).

Tabel 4.5

Deskripsi Rata-rata STVA

No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016

1 AISA 0.84 0.83 0.73 0.68 0.71

2 CEKA 0.84 0.88 0.77 0.77 0.86

3 ICBP 0.74 0.60 0.62 0.65 0.70

4 MYOR 0.82 0.81 0.67 0.83 0.85

5 ROTI 0.73 0.57 0.49 0.51 0.43

6 GGRM 0.80 0.78 0.75 0.78 0.76

7 HMSP 0.76 0.76 0.74 0.71 0.72

8 DVLA 0.39 0.29 0.35 0.35 0.45

9 KAEF 0.25 0.21 0.20 0.20 0.19

10 KLBF 0.58 0.57 0.56 0.53 0.56

11 MERK 0.43 0.53 0.55 0.51 0.54

12 PYFA 0.09 0.08 -0.01 0.04 0.08

13 TSPC 0.51 0.33 0.31 0.23 0.36

Rata-rata 0.60 0.56 0.52 0.52 0.55

Maksimum 0.84 0.88 0.77 0.83 0.86

Minimum 0.09 0.08 -0.01 0.04 0.08

Sumber: Data diolah

95

Berdasarkan data hasil STVA dari masing-masing perusahaan pada

tabel 4.5, diketahui rata-rata tingkat STVA dari tahun 2012-2016

cenderung mengalami penurunan. Tahun 2012, rata-rata nilai STVA

adalah 0,60 dan nilai maksimum 0,84 dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya

Indonesia Tbk. Tahun 2013, rata-rata nilai STVA adalah 0,56 dan nilai

maksimum 0,88 dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Tahun

2014, rata-rata nilai STVA adalah 0,52 dan nilai maksimum 0,77 dimiliki

oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Tahun 2014, rata-rata nilai STVA

adalah 0,52 dan nilai maksimum 0,83 dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya

Indonesia Tbk. Tahun 2015, rata-rata nilai STVA adalah 0,52 dan nilai

maksimum 0,83 dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk. Tahun 2015, rata-

rata nilai STVA adalah 0,55 dan nilai maksimum 0,86 dimiliki oleh PT

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Sedangkan untuk nilai STVA minimum

dari tahun 2012-2016 dimiliki oleh PT Pyridam Farma Tbk dengan nilai

masing-masing 0,09 ; 0,08 ; -0,01 ; 0,04 dan 0,08.

5. Leverage

Tabel 4.6

Deskripsi Rata-rata Leverage

No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016

1 AISA 0.47 0.53 0.51 0.56 0.54

2 CEKA 0.55 0.51 0.58 0.57 0.38

3 ICBP 0.32 0.38 0.40 0.38 0.36

4 MYOR 0.63 0.59 0.60 0.54 0.52

5 ROTI 0.45 0.57 0.56 0.56 0.51

6 GGRM 0.36 0.42 0.43 0.40 0.37

96

7 HMSP 0.49 0.48 0.52 0.16 0.20

8 DVLA 0.22 0.23 0.22 0.29 0.30

9 KAEF 0.31 0.34 0.39 0.42 0.51

10 KLBF 0.22 0.25 0.22 0.20 0.18

11 MERK 0.27 0.27 0.23 0.26 0.22

12 PYFA 0.35 0.46 0.44 0.37 0.37

13 TSPC 0.46 0.40 0.41 0.50 0.50

Rata-rata 0.39 0.42 0.42 0.40 0.38

Maksimum 0.63 0.59 0.60 0.57 0.54

Minimum 0.22 0.23 0.22 0.16 0.18

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data hasil DAR dari masing-masing perusahaan pada

tabel 4.6, diketahui rata-rata tingkat DAR pada tahun 2012-2016

mengalami fluktuasi. Rata-rata tingkat DAR pada tahun 2012 sebesar 0,39.

Untuk tingkat DAR maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Mayora

Indah Tbk sebesar 0,63 sedangkan untuk tingkat DAR minimum pada

tahun 2012 dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk sebesar 0,22. Rata-rata

tingkat DAR pada tahun 2013 sebesar 0,42. Untuk tingkat DAR

maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk sebesar

0,59 sedangkan untuk tingkat DAR minimum pada tahun 2013 dimiliki

oleh PT Darya-Varia Laboratoria Tbk sebesar 0,23. Rata-rata tingkat DAR

pada tahun 2014 sebesar 0,42. Untuk tingkat DAR maksimum pada tahun

2014 dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk sebesar 0,60 sedangkan untuk

tingkat DAR minimum pada tahun 2014 dimiliki oleh Darya-Varia

Laboratoria Tbk sebesar 0,22. Pada tahun 2015 rata-rata tingkat DAR

adalah sebesar 0,40. Untuk tingkat DAR maksimum pada tahun 2015

97

dimiliki oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk sebesar 0,57 sedangkan

untuk tingkat DAR minimum pada tahun 2015 dimiliki oleh PT Hanjaya

Mandala Tbk sebesar 0,16. Pada tahun 2016 rata-rata tingkat DAR adalah

sebesar 0,38. Untuk tingkat DAR maksimum pada tahun 2016 dimiliki

oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 0,54 sedangkan untuk

tingkat DAR minimum pada tahun 2016 dimiliki oleh PT Delta Djakarta

Tbk sebesar 0,18.

6. Umur Perusahaan

Tabel 4.7

Deskripsi Rata-rata AGE

No. Emiten 2012 2013 2014 2015 2016

1 AISA 3.09 3.14 3.18 3.22 3.26

2 CEKA 3.78 3.81 3.83 3.85 3.87

3 ICBP 3.40 3.43 3.47 3.50 3.53

4 MYOR 3.56 3.58 3.61 3.64 3.66

5 ROTI 2.83 2.89 2.94 3.00 3.04

6 GGRM 3.99 4.01 4.03 4.04 4.06

7 HMSP 4.60 4.61 4.62 4.62 4.63

8 DVLA 3.85 3.87 3.89 3.91 3.93

9 KAEF 3.71 3.74 3.76 3.78 3.81

10 KLBF 3.83 3.85 3.87 3.89 3.91

11 MERK 3.74 3.76 3.78 3.81 3.83

12 PYFA 3.58 3.61 3.64 3.66 3.69

13 TSPC 3.30 3.33 3.37 3.40 3.43

Rata-rata 3.64 3.66 3.69 3.72 3.74

Maksimum 4.60 4.61 4.62 4.62 4.63

Minimum 2.83 2.89 2.94 3.00 3.04

Sumber: Data diolah

98

Berdasarkan data hasil age dari masing-masing perusahaan pada

tabel 4.7, diketahui rata-rata tingkat age pada tahun 2012-16 terus

mengalami peningkatan dengan nilai masing-masing yaitu sebesar 3,64 ;

3,66 ; 3,69 ; 3,72 dan 3,74. Untuk tingkat age maksimum pada tahun

2012-2016 dimiliki oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk yaitu

masing-masing sebesar 4,60 ; 4,61 ; 4,62 ; 4,62 dan 4,63. Sedangkan untuk

tingkat age minimum pada tahun 2012-2016 dimiliki oleh PT Nippon

Indosari Corpindo Tbk yaitu masing-masing sebesar 2,83 ; 2,89 ; 2,94 ;

3,00 dan 3,04

Rata-rata tingkat age yang dimiliki perusahaan semakin meningkat

sehingga hal ini mampu menunjukkan seberapa lama perusahaan tersebut

telah berdiri, dan semakin lama perusahaan tersebut berdiri maka akan

semakin banyak pula pengalaman perusahaan tersebut yang telah

dilaluinya. Dibuktikan dengan nilai age yang paling tinggi dimiliki oleh

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dikarenakan perusahaan tersebut

yang paling lama berdiri dibandingkan dengan perusahaan lain, yaitu pada

tahun 1913. Begitupun dengan nilai age yang paling rendah dimiliki oleh

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dikarenakan perusahaan tersebut yang

paling baru berdiri dibandingkan dengan perusahaan lain, yaitu pada tahun

1995.

99

3. Uji Analisis Model Regresi Data Panel

Model regresi data panel (pool) yaitu data yang merupakan

gabungan antara data seksi silang (cross section) dengan data runtun

waktu (time series). Penggunaan data panel dalam sebuah observasi

penelitian memiliki beberapa keuntungan seperti yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya. Agar hasil dari data panel sesuai dan menghasilkan

hasil akhir yang terbaik ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan

untuk mengestimasi model regresi dengan menggunakan data panel.

Dalam pembahasan teknik estimasi model regresi data panel, ada 3

pendekatan yang bisa digunakan yaitu: memilih antara Common Effect

Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model (Widarjono,

2009:238).

a. Pendekatan Common Effect

Dalam pendekatan Common Effect (OLS) tidak memperhatikan

dimensi individu maupun waktu sehingga diestimasikan perilaku data

perusahaan sama dalam beberapa kurun waktu (Widarjono, 2009:231).

Berikut ini adalah tampilan model Common Effect (OLS) yang

didapatkan dari pengolahan software Eviews 9.0.

100

Tabel 4.8

Uji Common Effect (OLS)

b. Pendekatan Fixed Effect

Pendekatan ini didasarkan pada adanya perbedaan intersep

antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time in

variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa

koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu

(Widarjono, 2009:233).

Berikut ini adalah tampilan model Fixed Effect yang

didapatkan dari pengolahan software Eviews 9.0.

Sumber: Data diolah

101

Tabel 4.9

Uji Fixed Effect

Sumber: Data diolah

102

c. Pendekatan Random Effect

Pendekatan ini mengestimasi data panel dengan asumsi

koefisien slope konstan dan intersep berbeda antara individu dan antar

waktu (Random Effect) (Widarjono, 2009:235).

Berikut ini adalah tampilan model Random Effect yang

didapatkan dari pengolahan program Eviews 9.0.

103

Tabel 4.10

Uji Random Effect

Sumber: Data diolah

104

4. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel

a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk menentukan metode mana yang

paling tepat digunakan untuk mengestimasi data panel dalam

penelitian ini dengan membandingkan antara model common effect

atau fixed effect. Berikut adalah hipotesis, hasil dari Uji Chow dan

keputusan yang diambil berdasarkan Uji Chow dengan pengolahan

menggunakan software Eviews 9.0.

Hipotesis dalam uji Chow adalah :

H0 : Probability > 0,05 : model mengikuti Common Effect Model

H1 : Probability < 0,05 : model mengikuti Fixed Effect Model

Menurut Widarjono (2009:238) dasar penolakan terhadap

hipotesis diatas adalah dengan membandingkan perhitungan antara

Fhitung dengan Ftabel. Perbandingan yang dipakai adalah sebagai berikut:

Jika hasil dari Fhitung > Ftabel = H0 ditolak

Jika hasil dari Fhitung < Ftabel = H0 diterima

Dimana:

α : Tingkat signifikansi yang dipakai (alpha)

n : Jumlah individual (cross section)

nt : jumlah cross section x jumlah time series

k : Jumlah variabel independen

Ftabel = {α : df(n-1, nt – n – k)}

105

Tabel 4.11

Uji Chow

Sumber: Data diolah

Seperti yang dapat dilihat pada output diatas tabel 4.11 nilai

prob menunjukkan sebesar 0,0038 untuk Cross-section F, yang berarti

kurang dari 0,05. Selain itu untuk Fhitung didapatkan sebesar 2,968205

dengan Ftabel sebesar 5% : (12,47) = 1,96. Dari hipotesis diatas dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak karena dari probabilty lebih kecil dari

0,05 (0,0001 < 0,05) dan Fhitung yang lebih besar dari Ftabel (2,968205 >

1,96), sehingga dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan 95 persen

model Fixed Effect lebih baik dari pada model Common Effect.

b. Uji Hausman

Setelah tahapan pengujian signifikansi antara model Fixed

Effect dan model Common Effect yang diperoleh model Fixed Effect

lebih baik dari pada model Common Effect. Kemudian dilakukan

pengujian kembali dengan menggunakan Uji Hausman yang

digunakan untuk memilih model yang paling tepat antara Fixed Effect

atau Random Effect.

106

Berikut adalah hipotesis hasil dari Uji Hausman dan keputusan

yang diambil berdasarkan Uji Hausman dengan pengolahan

menggunakan software Eviews 9.0.

Pengujian Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut:

H0 : Probability > 0,05 : model mengikuti Random Effect Model

H1 : Probability < 0,05 : model mengikuti Fixed Effect Model

Menurut Widarjono (2009:240) dasar penolakan terhadap

hipotesis di atas adalah dengan membandingkan antara nilai statistic

Hausman dan nilai kritisnya.

Jika nilai statistik Hausman > nilai kritisnya = H0 ditolak

Jika nilai statistik Hausman < niali kritisnya = H0 diterima

Tabel 4.12

Uji Hausman

Seperti yang dapat dilihat pada output tabel 4.12. nilai prob

menunjukkan sebesar 0,0003 untuk Cross-section Random, yang

berarti lebih kecil dari 0,05. Selain itu untuk nilai statistik Hausman

didapat sebesar 23,657660. Sementara nilai kritis (Chi-square) dengan

df sebesar 5 pada α = 5% adalah sebesar 11,070 yang berarti nilai

statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis (Chisquare). Dengan

Sumber: Data diolah

107

demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dengan

tingkat keyakinan 95 persen yang berarti model model yang paling

tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah model Fixed Effect.

5. Uji Dasar Asumsi Klasik

Hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresi

yang paling sesuai adalah model Fixed Effect dengan data perusahaan

2014-2016. Syarat agar dapat menggunakan persamaan regresi tersbut

adalah dengan terpenuhinya asumsi klasik untuk mendapatkan estimator

yang linear, tidak bias dan mempunyai varian yang minimum atau BLUE

(Best Linear Unbiased Estimator) dari suatu persamaan regresi dengan

metode kuadrat kecil (Least Square). Persyaratan asumsi klasik yang harus

dipenuhi adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, normalitas data diketahui dengan

membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan x2 tabel. Jika nilai

Jarque-Bera (JB) ≤ x2tabel maka nilai residual terstandarisasi

dinyatakan berdistribusi normal (Suliyanto, 2011:75).

Menurut Winarno (2011), untuk mengetahui sebuah data

berdisitribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat

probabilitasnya, apabila lebih besar dari 5% (bila menggunakan tingkat

signifikansi tersebut), maka data berdistribusi normal.

108

Berikut adalah hipotesis, hasil dari uji normalitas dan

keputusan yang diambil berdasarkan uji normalitas dengan pengolahan

menggunakan software Eviews 9.0.

Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai

berikut :

H0 : residual dari model berdistribusi normal

H1 : residual dari model tidak berdistribusi normal

Gambar 4.1

Uji Normalitas

Pada hasil grafik histogram Profitabilitas (ROA) diatas

menunjukkan nilai Jarque-Bera (JB) sebesar 5,161617 yang jika

dibandingkan dengan niai x2 tabel dengan df sebesar 5 pada α = 5%

adalah sebesar 11,070. Karena nilai statistik Jarque-Bera (JB)

(5,161617) ≤ nilai x2 tabel (11,070) dan nilai probabilitas yang lebih

besar dari 5% yaitu 0,075713 maka dapat disimpulkan bahwa data

yang dipakai dalam penelitian ini terstandarisasi berdistribusi normal.

Sumber: Data diolah

109

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi panel ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen atau tidak. Adanya multikolinearitas masih menghasilkan

estimatir BLUE, tetapi menyebabkan suatu model mempunyai varian

yang besar (Widarjono, 2009:104).

Menurut Ghozali (2013:83) ada aturan dalam menentukan ada

tidaknya multikolinearitas dalam suatu model, yaitu:

Jika koefisien korelasi > 0,90 maka diduga adanya multikolinearitas

dalam model.

Jika koefisien korelasi < 0,90 maka diduga tidak adanya

multikolinearitas dalam model.

Tabel 4.13

Uji Multikolinearitas

VACA VAHU STVA LEV AGE

VACA 1.00000 -0.31693 -0.32082 -0.17537 0.47404

VAHU -0.31693 1.00000 0.87112 0.39184 0.11800

STVA -0.32082 0.87112 1.00000 0.26830 0.12441

LEV -0.17537 0.39184 0.26830 1.00000 -0.41225

AGE 0.47404 0.11800 0.12441 -0.41225 1.00000

Sumber: Data diolah

Dari matriks korelasi diatas terlihat bahwa hubungan antara

variabel independennya semuanya berada dibawah 0,90 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terbebas

dari masalah multikolinearitas.

110

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

white dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Probability > 0,05 : tidak ada heteroskedastisitas

H1 : Probability < 0,05 : ada heteroskedastisitas

Tabel 4.14

Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil uji heteroskedastisitas di atas dapat dilihat bahwa

nilai probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar

0,4127 maka dapat disimpulkan H0 diterima yang berarti data dalam

penelitian ini tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau

dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Tabel 4.15

Uji Autokorelasi

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi dengan menggunakan

uji LM Test di atas dapat diketahui bahwa nilai probability Chi-Square

Sumber: Data diolah

111

> 0.05 (0.4436>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa data dalam

penelitian ini menunjukkan tidak terjadi gejala autokorelasi.

6. Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

(independen) secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel

terikat (dependen) dengan menganggap variabel bebas lainnya bersifat

konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan thitung dengan

ttabel. Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 65 dengan 5

variabel independen dengan tingkat signifikansi atau nilai kritis

sebesar 5%. Dengan demikian perhitungan nilai ttabel dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

ttabel = {α ; df = ( n – k )}

= 5% ; df = (65 – 5)

= 0,05 ; df = 60

= 1,67065

112

Tabel 4.16

Uji t (Parsial)

Dengan demikian, nilai estimasi pada t tabel sebesar 1,67065

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap

Profitabilitas (ROA)

Variabel value added capital employed (VACA) memiliki

koefisien sebesar 0,293334, standar error sebesar 0,029533,

signifikansi sebesar 0,0000 dan nilai thitung sebesar 9,932531. Nilai

kritis ttabel berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel

(9,932531 > 1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan membandingkan

nilai ρ dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel value added

capital employed (VACA) adalah sebesar 0,0000. Nilai α yang

digunakan pada penelitian ini adalah 0,05. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa nilai ρ lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05).

Sumber: Data diolah

113

Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat diindikasikan

bahwa H0 ditolak sedangkan Ha diterima. Sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa variabel value added capital employed (VACA)

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

2) Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap

Profitabilitas (ROA)

Variabel value added human capital (VAHU) memiliki

koefisien sebesar -0,007515, standar error sebesar 0,004232,

signifikansi sebesar 0,0822 dan nilai thitung sebesar -1,775981. Nilai

kritis ttabel berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai thitung lebih kecil nilai ttabel

(-1,775981<1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan membandingkan

nilai ρ dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel value added

capital employed (VAHU) adalah sebesar 0,0822. Nilai α yang

digunakan pada penelitian ini adalah 0,05. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa nilai ρ lebih besar dari nilai α (0,0822 > 0,05).

Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat diindikasikan

bahwa H0 diterima sedangkan Ha ditolak. Sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa variabel value added human capital (VACA)

tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

114

3) Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap

Profitabilitas (ROA)

Variabel structural capital value added (STVA) memiliki

koefisien sebesar 0,246293, standar error sebesar 0,056677,

signifikansi sebesar 0,0001 dan nilai thitung sebesar 4,345535. Nilai

kritis ttabel berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai thitung lebih besar nilai

ttabel (4,345535 > 1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan

membandingkan nilai ρ dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel

value added capital employed (VAHU) adalah sebesar 0,0001.

Nilai α yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,05. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai ρ lebih kecil dari nilai α

(0,0001 < 0,05). Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat

diindikasikan bahwa H0 ditolak sedangkan Ha diterima. Sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel structural capital value

added (STVA) berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas (ROA).

4) Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas (ROA)

Variabel leverage (DAR) memiliki koefisien sebesar -

0,190708, standar error sebesar 0,041794, signifikansi sebesar

0,0000 dan nilai thitung sebesar -4,563049. Nilai kritis ttabel

berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa nilai thitung lebih kecil nilai ttabel (-0,190708 <

115

1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan membandingkan nilai ρ

dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel leverage (DAR) adalah

sebesar 0,0000. Nilai α yang digunakan pada penelitian ini adalah

0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai ρ lebih

kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05). Berdasarkan hasil perbandingan

tersebut dapat diindikasikan bahwa H0 ditolak sedangkan Ha

diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel

leverage (DAR) berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas (ROA).

5) Pengaruh Umur Perusahaan (AGE) terhadap Profitabilitas (ROA)

Variabel umur perusahaan (AGE) memiliki koefisien

sebesar 0,051004, standar error sebesar 0,053726, signifikansi

sebesar 0,3473 dan nilai thitung sebesar 0,949334. Nilai kritis ttabel

berdasarkan perhitungan adalah 1,67065. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa nilai thitung lebih kecil nilai ttabel (0,949334 <

1,67065). Selanjutnya, dilihat dengan membandingkan nilai ρ

dengan nilai α. Nilai probabilitas ρ variabel umur perusahaan

(AGE) adalah sebesar 0,3473. Nilai α yang digunakan pada

penelitian ini adalah 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa nilai ρ lebih besar dari nilai α (0,3473 > 0,05). Berdasarkan

hasil perbandingan tersebut dapat diindikasikan bahwa H0 diterima

sedangkan Ha ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

116

variabel umur perusahaan (AGE) tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas (ROA).

b. Uji Signifikansi F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh seluruh variabel

independen secara keseluruhan atau simultan terhadap variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel. Jika Fhitung < Ftabel berarti H0 diterima atau variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Tabel 4.17

Uji F (Simultan)

Dari data regresi di atas, maka bisa dilihat bahwa variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dengan

probabilitas sebesar 0,000000 yang berarti di bawah 0,05. Selain itu,

dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel taraf kesalahan 5% dan

degree of freedom (df1) = 5 dan (df2) = 59 maka diperoleh nilai Ftabel

sebesar 2,37 sementara nilai Fhitung 106,1119 yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel.

Sumber: Data diolah

117

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti variabel independen (VACA, VAHU, STVA,

Leverage dan Umur Perusahaan) secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Squred)

Koefisien determinasi (adjusted R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu.

Nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan varian variabel dependen amat terbatas (Ghozali,

2011:97).

Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1).

Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model

regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen

antara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.

Menurut Gujarati dalam Ghozali (2011:97-99) jika dalam uji empiris

didapat nilai R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.

Secara sistematis jika R2 = 1, maka hasil adjusted R2 = R2 = 1

sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k)/(n-k). Jika k>1,

maka R2 akan bernilai negatif.

118

Tabel 4.18

Uji Koefisien Determinasi R2

Nilai Adjusted R-squared dari model di atas didapat sebesar

0,965422 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen

Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital

(VAHU), Structural Capital Value Added (STVA), Leverage dan

Umur Perusahaan dalam menjelaskan variabel dependen profitabilitas

(ROA) adalah sebesar 96,5422% sedangkan sisanya 0,034578 atau

3,4578% variabel profitabilitas (ROA) dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain yang tidak terdapat pada model yang ada pada penelitian ini.

7. Analisis Regresi Data Panel

Dalam penelitian ini menguji pengaruh variabel independen

(bebas) yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value Added

Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA),

Leverage (DAR), Umur Perusahaan (AGE) terhadap variabel dependen

(terikat) yaitu Profitabilitas (ROA) pada perusahaan sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2016. Setelah

Sumber: Data diolah

119

melakukan serangkaian pengujian model regresi data panel yaitu Uji Chow

dan Uji Hausman maka model yang tepat digunakan dalam penelitian ini

adalah model Fixed Effect Model (FEM).

Dari hasil analisis regresi data panel dengan menggunakan model

Fixed Effect maka diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut:

ROAit = 0,293334X1 + 0,246293X3 – 0,190708X4 + Ɛit

120

Tabel 4.19

Uji Terpilih Fixed Effect Model

Sumber: Data diolah

121

Berdasarkan hasil regresi di atas, maka dapat diinterpretasikan

sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil regresi di atas diperoleh besarnya konstanta

profiabilitas (ROA) sebesar -0,208694 dengan signifikansi 0,3275 >

0,05 menunjukkan bahwa nilai konstanta tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas. Hasil ini berarti bahwa jika seluruh variabel

independen konstan atau 0 maka profitabilitas (ROA) cenderung

negatif atau tidak ada. Nilai konstanta yang tidak signifikan

menyebabkan tingkat koefisien determinasi menjadi tinggi. Agar

sebuah model masuk dalam kategori baik, maka nilai signifikansi atas

konstanta harus tidak signifikan (Hadi, 2009).

b. Besarnya koefisien X1 atau Value Added Capital Employed (VACA)

sebesar 0,293334 mengartikan bahwa jika variabel X1 atau Value

Added Capital Employed (VACA) mengalami kenaikan sebesar 1%

sedangkan variabel lainnya diasumsikan bernilai konstan, maka akan

menaikkan nilai variabel Y atau Profitabilitas (ROA) sebesar

0,293334.

c. Besarnya koefisien X3 atau Structural Capital Value Added (STVA)

sebesar 0,246293 mengartikan bahwa jika variabel X3 atau Structural

Capital Value Added (STVA) mengalami kenaikan sebesar 1%

sedangkan variabel lainnya diasumsikan bernilai konstan, maka akan

menaikkan nilai variabel Y atau Profitabilitas (ROA) sebesar

0,246293.

122

d. Besarnya koefisien X4 atau Leverage (DAR) sebesar -0,190708

mengartikan bahwa jika variabel X4 atau Leverage mengalami

kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya diasumsikan bernilai

konstan, maka akan menurunkan nilai variabel Y atau Profitabilitas

(ROA) sebesar 0,190708.

8. Interpretasi

Hasil interpretasi terhadap penelitian ini adalah sebagi berikut :

a. Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap

Profitabilitas (ROA)

Variabel value added capital employed (VACA) memiliki

koefisien sebesar 0,293334 dan probabilitas sebesar 0,0000<0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahwa variabel value

added capital employed (VACA) memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap profitabilitas (ROA).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hanum, dkk (2015), Nuryaman (2015), Fadri dan Wahidahwati

(2016) yang menyatakan bahwa Value Added Capital Employed

(VACA) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa perusahaan sampel

memiliki kemampuan dalam melakukan pengelolaan dana yang

tersedia seperti ekuitas dan laba bersih dalam menciptakan nilai

tambah perusahaan yang dapat meningkatkan profitabilitas (ROA)

perusahaan. Rata-rata nilai tambah yang diciptakan perusahaan dengan

123

mengelola dana yang tersedia selama periode penelitian adalah sebesar

0,550 atau sebesar 55% yang masing-masing per tahunnya memiliki

rata-rata sebesar 0,598 (59,8%), 0,556 (55,6%), 0,518 (51,8%), 0,522

(52,2%) dan 0,554 (55,4%).

Efektifnya pengelolaan aset tersebut membentuk kinerja yang

optimal serta dapat menunjang profitabilitas secara berkelanjutan

(sustainable). Hal tersebut juga dapat diindikasikan bahwa dengan

semakin besarnya capital employed efficiency maka akan

menyebabkan semakin besarnya profitabilitas perusahaan. Selain itu,

pengetahuan terhadap manajemen keuangan, manajemen dana dan

manajemen hutang serta manajemen kredit menjadi kunci sukses

perusahaan dalam meningkatkan profitabilitasnya.

b. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap

Profitabilitas (ROA)

Variabel value added human capital (VAHU) memiliki

koefisien sebesar -0,007515 dan probabilitas 0,0822>0,05. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel value added human

capital (VACA) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

(ROA).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kartika dan Hatane (2012) dan Nuryaman (2015) yang

menyatakan bahwa Value Added Human Capital (VAHU) tidak

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

124

Adapun faktor-faktor yang dapat mengakibatkan human capital

tidak dapat memberikan value added pada perusahaan antara lain

kurangnya pemanfaatan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki,

kurangnya gaji dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada

karyawan, kurangnya memotivasi karyawan dalam meningkatkan

pendapatan dan profit perusahaan.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahan

manufaktur sektor industri barang konsumsi. Seperti yang kita ketahui,

perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah barang

mentah menjadi barang jadi, di mana proses produksi barang dilakukan

di pabrik yang lebih banyak diolah dengan menggunakan mesin. Oleh

karena itu, teknologi mesin yang digunakan dalam industri barang

konsumsi lebih memberikan value added dibandingkan dengan kinerja

sumber daya manusianya.

c. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap

Profitabilitas (ROA)

Variabel structural capital value added (STVA) memiliki

koefisien sebesar 0,246293 dan probabilitas ebesar 0,0001<0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel structural capital

value added (STVA) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas (ROA).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kartika dan Hatane (2012), Nuryaman (2015), Fadri dan

125

Wahidahwati (2016) yang menyatakan bahwa Structural Capital Value

Added (STVA) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

Hal ini menjelaskan bahwa semakin meningkatnya modal

struktural akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dapat

diketahui bahwa perusahaan dengan modal struktural yang besar akan

meningkatkan profitabilitas. STVA merupakan representasi kinerja

yang optimal, seperti pengelolaan sistem, prosedur dan database.

Berdasarkan hasil penelitian, STVA pada perusahaan sampel mampu

meningkatkan produktivitas karyawan dalam meningkatkan

profitabilitas perusahaan karena proses rutinitas yang ada di

perusahaan seperti yang telah dijelaskan di atas dapat meningkatkan

motivasi karyawan dalam menciptakan value added yang berdampak

pada meningkatnya profitabilitas perusahaan.

d. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas (ROA)

Variabel leverage (DAR) memiliki koefisien sebesar -0,190708

dan probabilitas sebesar 0,0000<0,05. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas (ROA).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sari dan Abundanti (2012), Akbar (2014), Ratnasari dan

Budiyanto (2016) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas.

126

Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai

dengan hutang. Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva

berasal dari kreditur bukan dari pemegang saham maupun investor

(Sudarmadji dan Sularto, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hasil

tersebut sesuai dengan teori Pecking Order yang menyatakan bahwa

perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi

justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Artinya, semakin

besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai hutang perusahaan

untuk membiayai aktiva perusahaan sehingga nilai profitabilitas

perusahaan akan menurun karena beban bunga yang semakin besar.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel

memiliki aktiva yang lebih besar dari pada hutangnya sehingga

perusahaan dapat mengelola aktivanya yang dapat memberikan

pengaruh postif dan berdampak pada profitabilitas perusahaan.

e. Pengaruh Umur Perusahaan (AGE) terhadap Profitabilitas (ROA)

Variabel umur perusahaan (AGE) memiliki koefisien sebesar

0,051004 dan probabilitas sebesar 0,3473<0,05. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa variabel umur perusahaan (AGE) tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis yang

diajukan. Hal ini dapat timbul diduga karena umur perusahaan yang

diprediksi berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam

127

meningkatkan profitabilitas ternyata tidak tepat karena umur

perusahaan tidak menentukan perusahaan mempunyai laba yang lebih

tinggi atau lebih rendah. Laba yang diperoleh perusahaan bukan

tergantung pada umurnya tetapi pada hasil usaha perusahaan tersebut

apakah menghasilkan laba atau tidak dan bagaimana perusahaan

tersebut mengelola keuangan sehingga umur perusahaan tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

128

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan intellectual

capital, leverage dan firm age terhadap profitabilitas perusahaan sektor

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2012-2016 dengan menggunakan teknik analisis regresi data panel.

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara parsial melalui uji t dengan tingkat signifikansi α

5% atau 0,05 ditemukan bahwa variabel value added capital employed

(VACA) berpengaruh positif dan sginifikan terhadap profitabilitas (ROA),

variabel value added human capital (VAHU) tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas (ROA), variabel structural capital value added (STVA)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), variabel

leverage (DAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

(ROA), variabel firm age tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).

2. Hasil pengujian secara simultan (bersamaan) melalui uji t dengan tingkat

signifikansi α 5% atau 0,05 ditemukan bahwa variabel value added capital

employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural

capital value added (STVA), leverage (DAR) dan firm age berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

129

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-

pihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut:

1. Bagi Inverstor

Para investor diharapkan dapat lebih mempertimbangkan faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) perusahaan sektor

industri barang konsumsi seperti intellectual capital (Value Added Capital

Employed, Value Added Human Capital, Structural Capital Value Added),

leverage dan firm age. Sehingga dengan menganalisis faktor-faktor

tersebut investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam

berinvestasi, tentunya investor menginginkan keuntungan dalam setiap

investasi. Namun, dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut investor

diharapkan dapat memperoleh investasi yang berkualitas di masa sekarang

dan di masa yang akan datang.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan diharapkan dapat melakukan perbaikan kinerja

keuangan dengan menganalisa kembali faktor-faktor fundamental yang

dapat mempengaruhi kinerja keuangan seperti pemanfaatan modal

intelektual, leverage serta umur perusahaan yang menjadi tolak ukur

perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya, karena

dengan memperhatikan hal tersebut perusahaan dapat tumbuh dan

130

berkembang secara sustainable dalam lingkungan bisnis yang semakin

maju.

3. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan yang lebih mendalam serta sebagai dasar acuan untuk kajian

penelitian selanjutnya mengenai kinerja keuangan. Serta diharapkan dapat

menambah perbendaharaan atas pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya ilmu ekonomi di bidang manajemen keuangan.

C. Saran

Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis

memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya agar

hasil penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik.

1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan 5 variabel

independen yang terdiri dari Value added capital employed (VACA),

Value added human capital (VAHU), Structural capital value added

(STVA), leverage dan firm age. Diharapkan penelitian selanjutnya mampu

memasukkan variabel-variabel lain yang lebih efektif dalam model

penelitiannya sehingga mampu memberikan gambaran perubahan dari

profitabilitas (ROA).

2. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perusahaan sektor

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Observasi penelitian dilakukan selama 5 periode berturut-turut yaitu pada

tahun 2012-2016. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada

131

objek lain di luar objek penelitian yang sudah digunakan oleh penulis,

sehingga dapat memberikan implikasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu, diharapkan penelitian

selanjutnya dapat memperluan periode penelitian dengan cara

memperpanjang periode penelitian dengan menambah jumlah tahun

pengamatan, sehingga hasil penelitian dapat memberikan kesimpulan yang

lebih akurat mengingat periode yang digunakan lebih panjang dari

penelitian yang digunakan oleh penulis.

3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode analisis

regresi data panel Fixed Effect dengan bantuan software Eviews 9.0

sebagai alat bantu analisis penelitian. Diharapkan untuk penelitian

selanjutnya dapat menggunakan teknik analisis yang berbeda dengan

peneliti dan dengan menggunakan alat bantu analisis yang lebih akurat

sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik.

4. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji F dan Uji t satu arah. Diharapkan penelitian selanjutnya

dapat menggunakan uji statistik yang berbeda sehingga implementasi yang

diberikan dapat menghasilkan gambaran yang bervariasi.

132

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ahsan. “Working Capital Management and Corporate Performance:

Evidences from Textile Sector of China”, European Academic Research,

Vol. II, Issue 9, December 2014.

Baltagi, Badi H. “Econometric Analysis of Panel Data”, 3rd Ed, John Wiley and

Sons Ltd, West Sussex, 2005.

Basyar, F. (n.d). “Pengaruh Modal Intelektual (Intellectual Capital/IC) terhadap

Return On Asset Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2007 2009”, Jurnal Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen, 2013.

Bontis, Keow, dan Richardson. “Intellectual Capital and Bussines Perfomance in

Malaysian Industries”. Journal of Intellectual Capital, Vol. 1 No. 1, hal.

85-100, 2000.

Bontis, Nick. “Intellectual Capital: An Exploratory Study that Develops Measures

and Models”, Management Decision, Vol. 36 (2): 63-76, 1998.

Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”,

Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”,

Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Deegan, C. “Financial Accounting Theory”, McGraw-Hill Book Company,

Sydney, 2004.

Edvinsson, L. and M. Malone. “Intellectual Capital: Realizing Your Company’s

True Value by Finding Its Hidden Brainpower”, Harper Collins, New

York, 1997.

133

Fadri, Zainal dan Wahidahwati. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap

Profitabilitas dan Produktivitas pada Perbankan Syariah di Indonesia”,

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 5 (11), November 2016.

Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2012.

Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2013.

Fakhrudin. H. “Istilah Pasar Modal A-Z”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008.

Firer, dan Williams,. “Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate

Perfomance”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 4 No. 3, hal 348-360,

2003.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21

Update PLS Regresi”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,

2013.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

Gujarati dan Porter. “Dasar-Dasar Ekonometrika”, Salemba Empat, Jakarta,

2009.

Hadi, S. “Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Akuntansi dan Keuangan”,

Ekonisia, Yogyakarta, 2009.

Halim, Abdul dan Faisal, Hasan Basridan. “Pengaruh Intellectual Capital

Terhadap Profitabilitas dan Dampaknya Terhadap Harga Saham

Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,

Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 23 (2): 124-141, September 2016.

Hanum, Malina dkk. “Intellectual Capital and Firm Performance of Commercial

Banks in Malaysia”, Asian Economic and Financial Review, Vol. 2 (4):

577-590), 2015.

134

Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Cetakan

Kesebelas, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, 2013.

Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Hartono, Budi. “Intellectual Capital: Sebuah Tantangan Akuntansi Masa Depan”,

Media Akuntansi, Edisi 2, Thn VIII, hal 65-72, Oktober 2001.

Kamaliah. “Analisis Pengaruh Rasio Aknvitas. Leverage Keuangan. Ukuran. Dan

Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Wholesale And

Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Jurnal Ekonomi, Vol. 17 (3),

Desember 2009.

Kartika, Martha dan Hatane, Saarce Elsye. “Pengaruh Intellectual Capital pada

Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”, Jurnal

Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1 (2), Surabaya, 2012.

Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.

Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” Edisi Revisi, Cetakan keempat

belas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014.

Kusumo. Bambang Parto. “Studi Empiris Pengaruh Modal Intelekual terhadap

Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Nilai Pasar Pada

Perusahaan yang terdaftar di BEI”, Jurnal Universitas Diponegoro,

2012.

Luthy, D.H. “Intellectual Capital and it’s Measurement”, Utah State University,

Logan, UT, 2000.

Luu, Nghi., Janice Wykes, Peter Williams and Tony Weir. “Invisible Value: The

case for Measuring And Reporting Intellectual Capital”, ISR, No. 142,

July 2001.

135

Mayo, A. “The Role of Employee Development in The Growth of Intellectual

Capital”, Personal Review, Vol. 29 (4), 2000.

Nejad, Davood Asefi dkk, “Effect of Working Capital Management on the

Profitability of Listed Companies in Tehran Stock Exchange”, Journal of

Life Science and Biomedicine, Vol.5, No.1, 2015.

Nuryaman. “The Influence of Intellectual Capital on The Firm’s Value with

The Financial Performance as Intervening Variable”, Social and

Behavioral Sciences, Vol. 211 (2015): 292 – 298, September 2015.

Pulic, A. “Measuring the performance of intellectual potential in knowledge

economy”, 1998, available at: www.measuring-ip.at/OPapers/

Pulic/Vaictxt/vaictxt.html.

Pulic, A., 1999. ”Basic Information on VAIC”. http://ihyaul.staff.umm.ac.id

(diakses pada 11 Juli 2017).

Purnomoshidi, Bambang. ”Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan

Publik di BEJ”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9, 2006.

Ratnasari, Linda dan Budiyanto. “Pengaruh Leverage, Likuiditas, Ukuran

Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif di BEI”,

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 5 (6), Juni 2016.

Rodoni. A. dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media,

Jakarta, 2010.

Rusmawati, Yunni. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Hutang, dan Umur

Perusahaan Terhadap Profitabilitas”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen,

Vol. 1, No. 1, 2016.

Sangkala. “Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun Daya

Saing Perusahaan”, YAPENSI, Jakarta, 2006.

136

Santoso, E.C., & Setiawan, R. (n.d). “Modal Intelektual dan Dampaknya bagi

Keberhasilan Organisasi” Jurnal Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Kristen Maranatha Bandung, Vol. 4 (1).

Sari, P.I., & Abundanti, N. “Pengaruh PertumbuhanPerusahaan dan Leverage

Terhadap Profitabilitas”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Bali, 2012.

Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat,

BPFE, Yogyakarta, 2008.

Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat,

BPFE, Yogyakarta, 2010.

Sawarjuwono, T., & Kadir, A.P. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran,

dan Pelaporan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5 (1), 35-37, 2003.

Sjahrian, Dermawan. “Manajemen Keuangan”, Edisi Tiga, Mitra Wacana Media,

Jakarta, 2009.

Soehartono, Irwan. “Metodologi Penelitian Sosial”, Remaja Rosda, Bandung,

1999.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D)”, Alfabeta, Bandung, 2009.

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”, ANDI,

Yogyakarta, 2011.

Suryamis, G., & Oetomo, H.W. “Pengaruh Leverage, Umur Perusahaan, dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas”, Jurnal Ilmu dan Riset

Manajemen, Vol. 3, No. 9, 2014.

Sveiby, Karl Erik. “Intellectual Capital: Thingking Ahead”, Australian CPA.

June, page 18-21, 1998.

137

Syafi’i, Imam. “Karakteristik Perusahaan dan Struktur Modal Pada Perusahaan

Sektor Makanan dan Minuman”, Jurnal Manajemen, Vol. 11, No. 3, hlm

1-30, 2013.

Tan, H.P, Plowman, D., & Hancock, P. “Intellectual Capital and Financial

Returns of Companies”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 (1), hal. 76

95, 2007.

Ulum, I. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10 (2), hal. 77-84, 2008.

Ulrich, D. “Intellectual Capital = Competence x Commitment”, Sloan

Management Review, Winter 1998: 15 – 26, 1998.

Usman, Husaini. “Metodologi Penelitian Sosial”, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.

Warno. “Intellectual Capital: Perspektif Pengakuan, Pengukuran, dan

Implementasi”, Jurnal STIE Semarang, Vol. 3 (3), 2011.

Wiagustini, Ni luh Putu. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Udayana

University Press, Denpasar, 2010.

Widarjono, Agus. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”, Unit Penerbit dan

Percetakan (UPP STIM YKPN), Yogyakarta, 2010.

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Edisi Ketiga,

EKONISIA, Yogyakarta, 2009.

Widarsono, A. (n.d). “Human Resources Scorecard: Linking People, Strategy and

Performance”, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI BHMN) Bandung.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,

Edisi Kedua, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta,

2009.

138

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,

Edisi Ketiga, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN),

Yogyakarta, 2011.

Zurnali, Cut. “Modal Intellektual”, http://id.wikipedia.org (diakses pada tanggal

25 Mei 2017).

http://www.kemenperin.go.id/artikel/7014/Manufaktur-Ditopang-Sektor-Barang-

Konsumsi (diakses pada tanggal 28 April 2017).

www.idx.co.id

www.sahamok.com

139

LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode

1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA

2 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA

3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP

4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR

5 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI

6 PT Gudang Garam Tbk. GGRM

7 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP

8 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA

9 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF

10 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF

11 PT Merck Tbk. MERK

12 PT Pyridam Farma Tbk. PYFA

13 PT Akasha Wira International Tbk. ADES

140

Lampiran 2: Daftar Rincian Data Perusahaan 2012-2016

Emiten Tahun ROA VACA VAHU STVA LEV AGE

AISA 2012 6.56% 0.1248 6.3806 0.8433 0.4742 3.0910

AISA 2013 6.91% 0.1735 5.8286 0.8284 0.5306 3.1355

AISA 2014 5.12% 0.1289 3.7089 0.7304 0.5137 3.1781

AISA 2015 4.12% 0.1357 3.1126 0.6787 0.5622 3.2189

AISA 2016 7.77% 0.1403 3.4259 0.7081 0.5392 3.2581

CEKA 2012 5.68% 0.1563 6.1755 0.8381 0.5491 3.7842

CEKA 2013 6.08% 0.2421 8.0266 0.8754 0.5061 3.8067

CEKA 2014 3.19% 0.1456 4.3926 0.7723 0.5814 3.8286

CEKA 2015 7.17% 0.2541 4.3586 0.7706 0.5693 3.8501

CEKA 2016 17.51% 0.3197 7.3174 0.8633 0.3773 3.8712

ICBP 2012 12.86% 0.2100 3.8559 0.7407 0.3248 3.4012

ICBP 2013 10.51% 0.1960 2.5315 0.6050 0.3762 3.4340

ICBP 2014 10.16% 0.1969 2.6111 0.6170 0.3962 3.4657

ICBP 2015 11.01% 0.2190 2.8296 0.6466 0.3830 3.4965

ICBP 2016 12.56% 0.2338 3.3035 0.6973 0.3599 3.5264

MYOR 2012 8.97% 0.2847 5.6135 0.8219 0.6305 3.5553

MYOR 2013 10.90% 0.2366 5.1307 0.8051 0.5944 3.5835

MYOR 2014 3.98% 0.1505 3.0568 0.6729 0.6041 3.6109

MYOR 2015 11.02% 0.2539 5.8525 0.8291 0.5420 3.6376

MYOR 2016 10.75% 0.2822 6.6270 0.8491 0.5152 3.6636

ROTI 2012 12.38% 0.2796 3.6436 0.7255 0.4468 2.8332

ROTI 2013 8.67% 0.2896 2.3423 0.5731 0.5680 2.8904

ROTI 2014 8.80% 0.3191 1.9639 0.4908 0.5550 2.9444

ROTI 2015 10.00% 0.3529 2.0544 0.5133 0.5608 2.9957

ROTI 2016 9.58% 0.3241 1.7410 0.4256 0.5058 3.0445

GGRM 2012 9.80% 0.1891 4.9426 0.7977 0.3590 3.9890

GGRM 2013 8.63% 0.1882 4.6085 0.7830 0.4206 4.0073

GGRM 2014 9.27% 0.2135 3.9779 0.7486 0.4293 4.0254

GGRM 2015 10.16% 0.2098 4.6419 0.7846 0.4015 4.0431

GGRM 2016 10.60% 0.2177 4.0956 0.7558 0.3715 4.0604

HMSP 2012 37.89% 0.9598 4.2439 0.7644 0.4930 4.5951

HMSP 2013 39.48% 0.9755 4.2024 0.7620 0.4835 4.6052

HMSP 2014 35.87% 0.9999 3.8140 0.7378 0.5244 4.6151

HMSP 2015 27.26% 0.4440 3.4787 0.7125 0.1577 4.6250

HMSP 2016 30.02% 0.4713 3.6064 0.7227 0.1960 4.6347

DVLA 2012 13.86% 0.3965 1.6523 0.3948 0.2169 3.8501

DVLA 2013 10.57% 0.3705 1.4038 0.2877 0.2314 3.8712

DVLA 2014 6.55% 0.2060 1.5403 0.3508 0.2215 3.8918

141

Emiten Tahun ROA VACA VAHU STVA LEV AGE

DVLA 2015 7.84% 0.2374 1.5326 0.3475 0.2926 3.9120

DVLA 2016 9.93% 0.2791 1.8168 0.4496 0.2950 3.9318

KAEF 2012 9.91% 0.5098 1.3283 0.2471 0.3057 3.7136

KAEF 2013 8.72% 0.5132 1.2589 0.2056 0.3429 3.7377

KAEF 2014 7.97% 0.4865 1.2562 0.2039 0.3898 3.7612

KAEF 2015 7.82% 0.4881 1.2542 0.2027 0.4246 3.7842

KAEF 2016 5.89% 0.4764 1.2393 0.1931 0.5076 3.8067

KLBF 2012 18.85% 0.3909 2.3730 0.5786 0.2173 3.8286

KLBF 2013 17.41% 0.3933 2.3466 0.5738 0.2488 3.8501

KLBF 2014 17.06% 0.3634 2.2495 0.5555 0.2151 3.8712

KLBF 2015 15.02% 0.3259 2.1064 0.5253 0.2014 3.8918

KLBF 2016 15.44% 0.3183 2.2507 0.5557 0.1814 3.9120

MERK 2012 18.93% 0.5621 1.7653 0.4335 0.2681 3.7377

MERK 2013 25.17% 0.6183 2.1375 0.5322 0.2651 3.7612

MERK 2014 25.32% 0.4506 2.2452 0.5546 0.2273 3.7842

MERK 2015 22.22% 0.5546 2.0313 0.5077 0.2620 3.8067

MERK 2016 20.68% 0.4869 2.1736 0.5399 0.2168 3.8286

PYFA 2012 3.91% 0.4541 1.0985 0.0897 0.3544 3.5835

PYFA 2013 3.54% 0.4815 1.0862 0.0793 0.4638 3.6109

PYFA 2014 1.54% 0.4648 0.9910 -0.0091 0.4373 3.6376

PYFA 2015 1.93% 0.5111 1.0464 0.0443 0.3672 3.6636

PYFA 2016 3.08% 0.5260 1.0872 0.0802 0.3684 3.6889

ADES 2012 21.43% 0.6547 2.0322 0.5079 0.4625 3.2958

ADES 2013 12.62% 0.4528 1.4857 0.3269 0.3997 3.3322

ADES 2014 6.14% 0.4336 1.4460 0.3084 0.4141 3.3673

ADES 2015 5.03% 0.3252 1.2927 0.2265 0.4973 3.4012

ADES 2016 7.29% 0.3756 1.5687 0.3625 0.4992 3.4340

142

Lampiran 3: Hasil Output Uji Regresi Data Panel

Common Effect Model (PLS)

143

Fixed Effect Model (FEM)

144

Random Effect Model (REM)

145

Lampiran 4: Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel

Hasil Uji Chow

Hasil Uji Hausman

146

Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Multikolinearitas

VACA VAHU STVA LEV AGE

VACA 1.00000 -0.31693 -0.32082 -0.17537 0.47404

VAHU -0.31693 1.00000 0.87112 0.39184 0.11800

STVA -0.32082 0.87112 1.00000 0.26830 0.12441

LEV -0.17537 0.39184 0.26830 1.00000 -0.41225

AGE 0.47404 0.11800 0.12441 -0.41225 1.00000

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji White)

Hasil Uji Autokorelasi (LM Test)