Fiqih III

39
1 HUKUM ISLAM TENTANG KELUARGA Standar Kompetensi : 1. Memahami hukum Islam tentang keluarga. Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan ketentuan hukum perkawinan dalam Islam. 1.2 Menjelaskan hukum perceraian dalam Islam 1.3 Menjelaskan hikmah perkawinan. 1.4 Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut undang-undang di Indonesia. TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur‟an. a. Q.S. An Nisa’ 3 4 b. Q.S. Ar Rum 21 c. Q.S. An Nisa 22-23 GAMBAR

description

SMK GONDANG

Transcript of Fiqih III

Page 1: Fiqih III

1

HUKUM ISLAM TENTANG KELUARGA

Standar Kompetensi : 1. Memahami hukum Islam tentang keluarga. Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan ketentuan hukum perkawinan dalam Islam. 1.2 Menjelaskan hukum perceraian dalam Islam 1.3 Menjelaskan hikmah perkawinan. 1.4 Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut undang-undang di Indonesia.

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur‟an.

a. Q.S. An Nisa’ 3 – 4

b. Q.S. Ar Rum 21

c. Q.S. An Nisa 22-23

GAMBAR

Page 2: Fiqih III

2

IFTITAH Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia , yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya.

Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram Cinta mengandung segala makna kasih sayang , keharmonisan , penghargaan dan kerinduan , disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka , lapang dan sempit.

Islam adalah agama fitrah karena itulah Islam tidaklah membelenggu perasaan manusia. Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya. Islam membersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram. MATERI POKOK Pernikahan dalam Islam (Munakahat) Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bertemu, berkumpul. Menurut istilah nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam. Menurut U U No : 1 tahun 1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME. Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia, yang berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani rokhaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlainan jenis, teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, yang dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga. Rasulullah SAW bersabda :

يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة ف ليت زوج فإنو أغض للبصر وأحصن للفرج ومن ل (رواه البخارى و مسلم)يستطع ف عليو بالصوم فإنو لو وجاء

Artinya :”Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah sanggup menikah, maka nikahlah. Karena nikah itu dapat menundukkan mata dan memelihara faraj (kelamin) dan barang siapa tidak sanggup maka hendaklah berpuasa karena puasa itu dapat melemahkan syahwat”. (HR. Bukhori Muslim) A. HUKUM NIKAH

Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah, artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, sunat, makruh dan haram. Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut : 1. Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah. 2. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah sedangkan bila tidak menikah

khawatir akan terjerumus ke dalam perzinaan. 3. Sunat, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih sanggup mengendalikan

dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan. 4. Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki keinginan atau

hasrat tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah tanggungan-nya. 5. Haram, yaitu orang yang akan melakukan perkawinan tetapi ia mempunyai niat yang buruk,

seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya. B. TUJUAN NIKAH Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan pernikahan dalam Islam dalam diuraikan sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah). Ketentraman dan kebahagiaan adalah idaman setiap orang. Nikah merupakan salah satu cara supaya hidup menjadi bahagia dan tentram. Allah SWT berfirman :

Page 3: Fiqih III

3

Artinya :” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. “.(Ar-Rum : 21) 2. Membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satu cara untuk membina

kasih sayang antara suami, istri dan anak. ( lihat QS. Ar- Rum : 21)

Artinya :”Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. “.(Ar- Rum : 21) 3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual yang syah dan diridhai Allah SWT 4. Melaksanakan Perintah Allah swt. Karena melaksanakan perintah Allah swt maka menikah

akan dicatat sebagai ibadah. Allah swt., berfirman :

Artinya :" Maka nikahilah perempuan-perempuan yang kamu sukai". (An-Nisa' : 3) 5. Mengikuti Sunah Rasulullah saw. Rasulullah saw., mencela orang yang hidup membujang

dan beliau menganjurkan umatnya untuk menikah. Sebagaimana sabda beliau dalam haditsnya:

(رواه البخارى و مسلم)ألنكاح سنت فمن رغب عن سنت ف ليس من Artinya :"Nikah itu adalah sunahku, barang siapa tidak senang dengan sunahku, maka bukan golonganku". (HR. Bukhori dan Muslim) 6. Untuk memperoleh keturunan yang syah. Allah swt., berfirman :

Artinya :” Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia “. (Al-Kahfi : 46) (Selengkapnya bukalah situs ini http://yulyanidewi07.multiply.com) Sebelum pernikahan berlangsung dalam agama Islam tidak mengenal istilah pacaran akan tetapi dikenal dengan nama “khitbah”. Khitbah atau peminangan adalah penyampaian maksud atau permintaan dari seorang pria terhadap seorang wanita untuk dijadikan istrinya baik secara langsung oleh si peminang atau oleh orang lain yang mewakilinya. Yang diperbolehkan selama khitbah, seorang pria hanya boleh melihat muka dan telapak tangan. Wanita yang dipinang berhak menerima pinangan itu dan berhak pula menolaknya. Apabila pinangan diterima, berarti antara yang dipinang dengan yang meminang telah terjadi ikatan janji untuk melakukan pernikahan. Semenjak diterimanya pinangan sampai dengan berlangsungnya pernikahan disebut dengan masa pertunangan. Pada masa pertungan ini biasanya seorang peminang atau calon suami memberikan suatu barang kepada yang dipinang (calon istri) sebagai tanda ikatan cinta yang dalam adat istilah Jawa disebut dengan peningset. Hal yang perlu disadari oleh fihak-fihak yang bertunangan adalah selama masa pertunangan, mereka tidak boleh bergaul sebagaimana suami istri karena mereka belum syah dan belum terikat oleh tali pernikahan. Larangan-larang agama yang berlaku dalam hubungan pria dan wanita yang bukan muhrim berlaku pula bagi mereka yang berada dalam masa pertunangan.

Adapun wanita-wanita yang haram dipinang dibagi menjadi 2 kelolmpok yaitu :

- Yang haram dipinang dengan cara sindiran dan terus terang adalah wanita yang termasuk muhrim, wanita yang masih bersuami,wanita yang berada dalam masa iddah talak roj‟i dan wanita yang sudah bertunangan.

- Yang haram dipinang dengan cara terus terang, tetapi dengan cara sindiran adalah wanita yang berada dalam iddah wafat dan wanita yang dalam iddah talak bain (talak tiga).

C. RUKUN NIKAH DAN SYARATNYA.

Syah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun serta syarat nikah. ( lihat tabel )

Page 4: Fiqih III

4

TABEL : 1

RUKUN SYARATNYA

1. Calon Suami Beragama Islam Atas kehendak sendiri Bukan muhrim Tidak sedang ihrom haji

2. Calon Istri Beragama Islam Tidak terpaksa Bukan Muhrim Tidak bersuami Tidak sedang dalam masa idah Tidak sedang ihrom haji atau umroh

3. Adanya Wali a. Mukallaf (Islam, dewasa, sehat akal) (Ali Imron : 28) b. Laki-laki merdeka c. Adil d. Tidak sedang ihrom haji atau umroh

4. Adanya 2 Orang Saksi - Syaratnya sama dengan no : 3

5. Adanya Ijab dan Qobul Dengan kata-kata " nikah " atau yang semakna dengan itu.

Berurutan antara Ijab dan Qobul

Keterangan : - Contoh Ijab : Wali perempuan berkata kepada pengantin laki-laki : "Aku nikahkan anak

perempuan saya bernama si Fulan binti …… dengan ....... dengan mas kawin seperangkat sholat dan 30 juz dari mushaf Al-Qur’an".

بهر عدوات الصالة وثالثي جزأ من مصحاف القران ... أنكحتك وزوجتك فالنة بنت حاا

- Contoh Qobul : Calon suami menjawab: "Saya terima nikah dan perjodohannya dengan diri saya dengan mas kawin tersebut di depan". Bila dilafalkan dengan bahasa arab sebagai berikut :

قبلت نكحها وت زوجها لن فسى بالمهر المذكور - Perempuan yang menikah tanpa seizin walinya maka nikahnya tidak syah. Rasulullah

saw, bersabda : Artinya :"Perempuan mana saja yang menikah tanpa seizin walinya maka pernikahan itu batal (tidak syah)". (HR. Empat Ahli Hadits kecuali Nasai).

Saksi harus benar-benar adil. Rasulullah saw., bersabda :

(روه امحد )انكاح إا بول وشاىدى عدل Artinya:"Tidak syah nikah seseorang melainkan dengan wali dan 2 orang saksi yang adil". (HR. Ahmad) Setelah selesai aqad nikah biasanya diadakan walimah, yaitu pesta pernikahan. Hukum mengadakan walimah adalah sunat muakkad. Rasulullah SAW bersabda :”Orang yang sengaja tidak mengabulkan undangan berarti durhaka kepada Allah dan RasulNya’. (HR. Bukhori) MUHRIM Menurut pengertian bahasa muhrim berarti yang diharamkan. Menurut Istilah dalam ilmu fiqh muhrim adalah wanita yang haram dinikahi. Penyebab wanita yang haram dinikahi ada 4 macam : 1. Wanita yang haram dinikahi karena keturunan

a. Ibu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah). b. Anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya). c. Saudara perempuan sekandung (sekandung, sebapak atau seibu). d. Saudara perempuan dari bapak.

Page 5: Fiqih III

5

e. Saudara perempuan dari ibu. f. Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah. g. Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah.

2. Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan a. Ibu yang menyusui. b. Saudara perempuan sesusuan

3. Wanita yang haram dinikahi karena perkawainan a. Ibu dari isrti (mertua) b. Anak tiri (anak dari istri dengan suami lain), apabila suami sudah kumpul dengan

ibunya. c. Ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah di cerai atau belum. Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,

terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. (An-Nisa: 22)

d. Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum.

4. Wanita yang haram dinikahi karena mempunyai pertalian muhrim dengan istri.

Misalnya haram melakukan poligami (memperistri sekaligus) terhadap dua orang bersaudara, terhadap perempuan dengan bibinya, terhadap seorang perempuan dengan kemenakannya. (lihat An-Nisa : 23)

Wali nikah di bagi menjadi 2 macam yaitu wali nasab dan wali hakim : 1. Wali nasab yaitu wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita yang

akan dinikahkan. Adapun Susunan urutan wali nasab adalah sebagai berikut : a. Ayah kandung, ayah tiri tidak syah jadi wali b. Kakek (ayah dari ayah mempelai perempuan) dan seterusnya ke atas c. Saudara laki-laki sekandung d. Saudara laki-laki seayah e. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung f. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah g. saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah h. Anak laki-laki dari sdr laki-laki ayah yang sekandung dengan ayah i. Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah

2. Wali hakim, yaitu seorang kepala Negara yang beragama Islam. Di Indonesia, wewenang

presiden sebagai wali hakim di limpahkan kepada pembantunya yaitu Menteri Agama. Kemudian menteri agama mengangkat pembantunya untuk bertindak sebagai wali hakim, yaitu Kepala Kantor Urusan Agama Islam yang berada di setiap kecamatan. Wali hakim bertindak sebagai wali nikah apabila memenuhi kondisi sebagai berikut : a. Wali nasab benar-benar tidak ada b. Wali yang lebih dekat (aqrob) tidak memenuhi syarat dan wali yang lebih jauh (ab‟ad)

tidak ada. c. Wali aqrob bepergian jauh dan tidak memberi kuasa kepada wali nasab urutan

berikutnya untuk berindak sebagai wali nikah. d. Wali nasab sedang berikhram haji atau umroh e. Wali nasab menolak bertindak sebagi wali nikah f. Wali yang lebih dekat masuk penjara sehingga tidak dapat berintak sebagai wali nikah g. Wali yang lebih dekat hilang sehingga tidak diketahui tempat tinggalnya.

Wali hakim berhak untuk bertindak sebagai wali nikah, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinnya :”Dari Aisyah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda : Tidak sah nikah seseorang kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil, jika wali-wali itu menolak jadi wali nikah maka sulthan (wali hakim) bertindak sebagi wali bagi orang yang tidak mempunyai wali”.(HR. Darulquthni)

Page 6: Fiqih III

6

D. KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

Agar tujuan pernikahan tercapai, suami istri harus melakukan kewajiban-kewajiban hidup berumah tangga dengan sebaik-baiknya dengan landasan niat ikhlas karena Allah SWT semata. Allah SWT berfirman : Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (An-Nisa : 34). Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya: “Istri adalah penaggung jawab rumah tangga suami istri yang bersangkutan”. (HR. Bukhori Muslim). Secara umum kewajiban suami istri adalah sebagi berikut : Kewajiban Suami Kewajiban suami yang terpenting adalah : a. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan

kemampuan yang diusahakan secara maksimal.(lihat At-Thalaq:7) b. Bergaul dengan istri secara makruf, yaitu dengan cara yang layak dan patut

misalnya dengan kasih sayang, menghargai, memperhatikan dan sebagainya. c. Memimpin keluarga, dengan cara membimbing, memelihara semua anggota keluarga

dengan penuh tanggung jawab. (Lihat An-Nisa : 34) d. Membantu istri dalam tugas sehari-hari, terutama dalam mengasuh dan mendidik anak-

anaknya agar menjadi anak yang shaleh. (At-Tahrim:6) Kewajiban Istri a. Patuh dan taat pada suami dalam batas-batas yang sesuai dengan ajaran Islam. Perintah

suami yang bertentangan dengan ajaran Islam tidak wajib di taati. b. memelihara dan menjaga kehormatan diri dan keluarga serta harta benda suami. c. Mengatur rumah tangga dengan baik sesuai dengan fungsi ibu sebagai kepala rumah

tangga. d. Memelihara dan mendidik anak terutama pendidikan agama. Allah swt, berfirman:

Artinya :"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka". (At-Tahrim : 6) e. Bersikap hemat, cermat, ridha dan syukur serta bijaksana pada suami.

E. TALAK 1. Pengertian dan Hukum Talak. Menurut bahasa talak berarti melepaskan ikatan. Menurut

istilah talak ialah lepasnya ikatan pernikahan dengan lafal talak. Asal hukum talak adalah makruh, sebab merupakan perbuatan halal tetapi sangat dibenci oleh Allah swt. Nabi Muhammad saw, bersabda :

الق (رواه ابوداود)أبغض الحالل عند هللا الط Artinya :"Perbuatan halal tetapi paling dibenci oleh Allah adalah talak". (HR. Abu Daud). Hal-hal yang harus dipenuhi dalam talak ( rukun talak) ada 3 macam :

a. Yang menjatuhkan talak(suami), syaratnya: baligh, berakal dan kehendak sendiri. b. Yang dijatuhi talak adalah istrinya. c. Ucapan talak, baik dengan cara sharih (tegas) maupun dengan cara kinayah (sindiran). Cara sharih, misalnya “saya talak engkau!” atau “saya cerai engkau!”. Ucapan talak dengan cara sharih tidak memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan cara sharih, maka jatuhlah talaknya walupun tidak berniat mentalaknya. Cara kinayah, misalnya “Pulanglah engkau pada orang tuamu!”, atau “Kawinlah engkau dengan orang lain, saya sudah tidak butuh lagi kepadamu!”, Ucapan talak cara kinayah

Page 7: Fiqih III

7

memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan cara kinayah, padahal sebenarnya tidak berniat mentalaknya, maka talaknya tidak jatuh.

2. Lafal dan Bilangan Talak. Lafal talak dapat diucapkan/dituliskan dengan kata-kata yang jelas atau dengan kata-kata sindiran. Adapun bilangan talak maksimal 3 kali, talak satu dan talak dua masih boleh rujuk (kembali) sebelum habis masa idahnya dan apabila masa idahnya telah habis maka harus dengan akad nikah lagi. (lihat Al-Baqoroh : 229). Pada talak 3 suami tidak boleh rujuk dan tidak boleh nikah lagi sebelum istrinya itu nikah dengan laki-laki lain dan sudah digauli serta telah ditalak oleh suami keduanya itu".

3. Macam-Macam Talak. Talak dibagi menjadi 2 macam yaitu : a. Talak Raj'i yaitu talak dimana suami boleh rujuk tanpa harus dengan akad nikah lagi.

Talak raj‟I ini dijatuhkan suami kepada istrinya untuk pertama kalinya atau kedua kalinya dan suami boleh rujuk kepada istri yang telah ditalaknya selama masih dalam masa iddah.

b. Talak Bain. Talak bain dibagi menjadi 2 macam yaitu talak bain sughro dan talak bain kubra.

Talak bain sughro yaitu talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum dicampuri dan talak khuluk (karena permintaan istri). Suami istri boleh rujuk dengan cara akad nikah lagi baik masih dalam masa idah atau sudah habis masa idahnya.

Talak bain kubro yaitu talak yang dijatuhkan suami sebanyak tiga kali (talak tiga) dalam waktu yang berbeda. Dalam talak ini suami tidak boleh rujuk atau menikah dengan bekas istri kecuali dengan syarat :

Bekas istri telah menikah lagi dengan laki-laki lain.

Telah dicampuri dengan suami yang baru.

Telah dicerai dengan suami yang baru.

Telah selesai masa idahnya setelah dicerai suami yang baru.

4. Macam-macam Sebab Talak. Talak bisa terjadi karena : a. Ila' yaitu sumpah seorang suami bahwa ia tidak akan mencampuri istrinya. Ila'

merupakan adat arab jahiliyah. Masa tunggunya adalah 4 bulan. Jika sebelum 4 bulan sudah kembali maka suami harus menbayar denda sumpah. Bila sampai 4 bulan/lebih hakim berhak memutuskan untuk memilih membayar sumpah atau mentalaknya.

b. Lian, yaitu sumpah seorang suami yang menuduh istrinya berbuat zina. sumpah itu diucapkan 4 kali dan yang kelima dinyatakan dengan kata-kata : "Laknat Allah swt atas diriku jika tuduhanku itu dusta". Istri juga dapat menolak dengan sumpah 4 kali dan yang kelima dengan kata-kata: "Murka Allah swt, atas diriku bila tuduhan itu benar".

c. Dzihar, yaitu ucapan suami kepada istrinya yang berisi penyerupaan istrinya dengan ibunya seperti : "Engkau seperti punggung ibuku ". Dzihar merupakan adat jahiliyah yang dilarang Islam sebab dianggap salah satu cara menceraikan istri.

d. Khulu' (talak tebus) yaitu talak yang diucapkan oleh suami dengan cara istri membayar kepada suami. Talak tebus biasanya atas kemauan istri. Penyebab talak antara lain :

Istri sangat benci kepada suami.

Suami tidak dapat memberi nafkah.

Suami tidak dapat membahagiakan istri. e. Fasakh, ialah rusaknya ikatan perkawinan karena sebab-sebab tertentu yaitu :

o Karena rusaknya akad nikah seperti :

diketahui bahwa istri adalah mahrom suami.

Salah seorang suami / istri keluar dari ajaran Islam.

Semula suami/istri musyrik kemudian salah satunya masuk Islam. o Karena rusaknya tujuan pernikahan, seperti :

Terdapat unsur penipuan, misalnya mengaku laki-laki baik ternyata penjahat.

Suami/istri mengidap penyakit yang dapat mengganggu hubungan rumah tangga.

Suami dinyatakan hilang.

Suami dihukum penjara 5 tahun/lebih.

5. Hadhonah. Hadhonah artinya mengasuh dan mendidik anak yang masih kecil. Jika suami/istri bercerai maka yang berhak mengasuh anaknya adalah : a. Ketika masih kecil adalah ibunya dan biaya tanggungan ayahnya. b. Jika si ibu telah menikah lagi maka hak mengasuh anak adalah ayahnya.

F. IDDAH

Page 8: Fiqih III

8

Secara bahasa iddah berarti ketentuan. Menurut istilah iddah ialah masa menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai suaminya sebelum ia menikah dengan laki-laki lain. Masa iddah dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada bekas suaminya apakah dia akan rujuk atau tidak. 1. Lamanya Masa Iddah.

a. Wanita yang sedang hamil masa idahnya sampai melahirkan anaknya. (Lihat QS. At-Talak :4)

b. Wanita yang tidak hamil, sedang ia ditinggal mati suaminya maka masa idahnya 4 bulan 10 hari. (lihat QS. Al-Baqoroh ayat 234)

c. Wanita yang dicerai suaminya sedang ia dalam keadaan haid maka masa idahnya 3 kali quru' (tiga kali suci). (lihat QS. Al-Baqoroh : 228)

d. Wanita yang tidak haid atau belum haid masa idahnya selama tiga bulan. (Lihat QS, At-Talaq :4 )

e. Wanita yang dicerai sebelum dicampuri suaminya maka baginya tidak ada masa iddah. (Lihat QS. Al-Ahzab : 49)

2. Hak Perempuan Dalam Masa Iddah. a. Perempuan yang taat dalam iddah raj'iyyah (dapat rujuk) berhak mendapat dari suami

yang mentalaknya: tempat tinggal, pakaian, uang belanja. Sedang wanita yang durhaka tidak berhak menerima apa-apa.

b. Wanita dalam iddah bain (iddah talak 3 atau khuluk) hanya berhak atas tempat tinggal saja. (Lihat QS. At-Talaq : 6)

c. Wanita dalam iddah wafat tidak mempunyai hak apapun, tetapi mereka dan anaknya berhak mendapat harta warits suaminya.

G. RUJUK.

Rujuk artinya kembali. Maksudnya ialah kembalinya suami istri pada ikatan perkawinan setelah terjadi talak raj'i dan masih dalam masa iddah. Dasar hukum rujuk adalah QS. Al-Baqoroh: 229, yang artinya sebagai berikut: "Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki rujuk". 1. Hukum Rujuk.

Mubah, adalah asal hukum rujuk.

Haram, apabila si istri dirugikan serta lebih menderita dibanding sebelum rujuk.

Makruh, bila diketahui meneruskan perceraian lebih bermanfaat.

Sunat, bila diketahui rujuk lebih bermanfaat dibanding meneruskan perceraian.

Wajib, khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu. 2. Rukun Rujuk.

1. Istri, syaratnya : pernah digauli, talaknya talak raj'i dan masih dalam masa iddah. 2. Suami, syaratnya : Islam, berakal sehat dan tidak terpaksa. 3. Sighat (lafal rujuk). 4. Saksi, yaitu 2 orang laki-laki yang adil.

H. PERKAWINAN MENURUT UU No: 1 tahun 1974.

1. Garis besar Isi UU No : 1 tahun 1974. UU No : 1 tahun 1974 tentang Perkawinan terdiri dari 14 Bab dan 67 Pasal. 2. Pencatatan Perkawinan. Dalam pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa : "Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku". Ketentuan tentang pelaksanaan pencatatan perkawinan ini tercantun dalam PP No : 9 Tahun 1975 Bab II pasal 2 sampai 9.

3. Syahnya Perkawinan. Dalam pasal 2 ayat 1 ditegaskan bahwa : "Perkawina adalah syah apabila dilakukan

menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaanya itu". 4. Tujuan Pekawinan. Dalam Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa tujuan perkawina adalah untuk membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

5. Talak. Dalam Bab VIII pasal 29 ayat 1 dijelaskan bahwa : "Perceraian hanya dapat dilakukan di

depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah fihak.

6. Batasan Dalam Berpoligami.

Dalam pasal 3 ayat 1 diljelaskan bahwa :"Pada dasarnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami".

Page 9: Fiqih III

9

Dalam pasal 4 dan 5 ditegaskan bahwa dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari seorang ia wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya.

Pengadilan hanya memberi ijin berpoligami apabila :

Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri.

Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

Dalam pengajuan berpoligami harus dipenuhi syarat-syarat :

Adanya persetujuan dari istri.

Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka.

Adanya jaminan bahwa suami akan belaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka.

RANGKUMAN

- Nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam.

- hukum nikah dapat berubah menurut situasi dan kondisi, bisa menjadi wajib, sunat, makruh dan bisa juga menjadi haram.

- Agar tercapai kebahagiaan yang sebenarnya yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, seorang muslim dalam pernikahan harus memenuhi syarat dan rukun nikah.

- Talak adalah suatu perbuatan yang halal tapi sangat dibenci oleh Allah SWT. - Iddah ialah masa menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai suaminya sebelum ia

menikah dengan laki-laki lain. Masa iddah dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada bekas suaminya apakah dia akan rujuk atau tidak.

KAMUS ISTILAH a. Nikah = bertemu b. Muhrim = orang yang haram dinikahi c. Talak = melepaskan d. sharih = tegas e. kinayah = sindiran f. Hadhonah = mengasuh anak KAUL HIKMAH Pernikahan Ideal = Pernikahan Sekufu ? Mungkin sekali diantara kita yang masih bertanya-tanya apakah pernikahannya adalah pernikahan yang ideal. Dan apakah pernikahan yang ideal itu sama dengan pernikahan sekufu. Dalam bahasa kufu yang dimaksud adalah kafa'ah yang artinya setaraf, sederajat atau sebanding. Tetapi jodoh memang sebuah rahasia Allah SWT yang setiap orang tidak dapat menentukannya sendiri. AL-KISAH Ini adalah sebuah kisah pernikahan yang sangat indah di jamannya, kisah pernikahan antara puteri seorang ulama besar tokoh tabi‟in Madinah yang bernama Al imam Asy-syaikh Sa‟id bin Musayyib Rahimahullah dengan seorang pemuda salah satu dari muridnya yang bernama Abu Wada‟ah. Seorang Syaikh yang dengan berani menolak pinangan Amirul Mukminin Abdul Malik bin marwan - yang raja-raja romawi gentar pada wibawanya- , untuk dinikahkan dengan putranya yang bernama Al walid bin Abdul Malik. Pernah ada seseorang yang bertanya kepadanya,” Mengapa kau tolak pinangan Amirul Mukminin lalu kau nikahkan puterimu dengan orang awam, mengapa ? Syaikh itupun menjawab : “Puteriku adalah amanat dileherku, maka kupilihkan apa yang sesuai untuk kebaikan dan keselamatan dirinya. “ “Apa maksud pernyataan itu wahai syaikh, ?” Bagaimana pandangan kalian bila misalnya puteriku pindah di istana Bani Umayyah lalu bergemilang diantara ranjang dan perabotannya? Para pembantu mengelilingi disisi kanan dan kirinya, dan dia mendapati dirinya menjadi isteri dari seorang Khalifah. Bagaimana keteguhan agamanya nantinya ?” jawab syaikh tersebut. Inilah seorang Syaikh yang menjadikan dunianya sebagai kendaraan dan perbekalannya untuk akhiratnya. Dia membeli untuk dirinya dan keluarganya akhirat dengan dunianya

Page 10: Fiqih III

10

PENILAIAN Pilihlah jawaban yang paling tepat tersedia dengan memberi tanda silang (X)! 1. Orang yang akan menikah menjadi wajib hukumnya apabila ....

A. yang menikah itu belum mempunyai kemampuan apapun B. karena kebutuhan biologis C. kedua orang tua sudah menyetujuinya D. orang itu sudah bekerja dan mempunyai rumah sendiri E. orang itu sudah mampu dan sangat mendesak untuk nikah

2. kata

Kalimat di atas di ucapkan ketika . . . .

A. seorang calon istri menerima lamaran dari calon suami B. wali perempuan menikahkan putrinya C. calon istri menerima mas kawin dari calon suami D. calon suami menerima nikahnya calon istri E. janji seorang calon suami kepada calon istri

(ابوداود رواه) الطال اا عند ااالل أب ض .3

Bila kita melihat makna yang terkandung dalam hadits di atas, maka talak hukumnya . . . . A. makruh B. jaiz C. sunat D. mubah E. haram

4. Diantara sebab jatuhnya talak adalah bila seorang suami menuduh istrinya berbuat zina dengan sumpah dan istrinya menolak tuduhan tersebut dengan sumpah pula. Istilah ini disebut .... A. zihar B. khuluk C. ila‟ D. fasakh E. li‟an

5. Isteri yang ditalak atau dicerai mati, serta belum dicampuri suaminya maka : A. harus menunggu tiga bulan lamanya B. ia menunggu empat kali suci C. mempunyai iddah tiga kali suci D. wanita itu tidak beriddah E. iddahnya tiga bulan sepuluh hari

6. Dalam iddah raji'ah, isteri yang setia berhak mendapat .... A. sandang pangan dan tempat tinggal B. pendidikan dan pelatihan C. pelayanan seperti layaknya suami isteri D. hanya berupa pakaian saja E. mahar mas kawin serta belanja sehari-hari

7. Apabila ada seorang suami yang mentalak bain isterinya yang hamil, maka isteri mendapat .... A. harta waris dari suaminya B. izin pulang ke rumah orang tuanya C. kesempatan untuk menikah lagi D. pakaian, belanja bulanan dan tempat tinggal E. wasiat tentang harta kekayaan orang tuanya

8. Menurut ajaran Islam, yang lebih kita utamakan dalam memilih pasangan hidup adalah .... A. agama dan pendidikan B. golongan, suku dan kebangsaan C. rupa dan adat istiadat setempat D. pangkat, golongan dan penghasilan E. harta dan tingkat keturunan dalam masyarakat

9. Sementara itu bagi orang yang telah berhasrat tetapi belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah, hukum nikah atasnya adalah .... A. wajib B. mubah C. sunnat D. haram

Page 11: Fiqih III

11

E. makruh 10. Kalau nikah ditujukan semata-mata hanya kepada kepuasan biologis, maka akan timbul

dampak negatif sebagai berikut, kecuali .... A. perempuan tua tidak berguna lagi dalam kehidupan B. kecenderungan pria beristri muda, istri tua diceraikan C. pemenuhan kebutuhan biologis menjadi tujuan pokok D. mengakibatkan peledakan penduduk bumi E. harkat dan martabat manusia terpelihara, karena fitrah biologisnya terpenuhi

11. Rukun nikah adalah suatu perkara yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan nikah, jika tidak maka nikahnya tidak sah. Rukun nikah itu adalah sebagai berikut, kecuali .... A. calon suami B. calon istri C. ijab kabul D. 2 orang saksi E. bapak pengantin wanita

12. Pernikahan berstatus sah jika antara lain ada walinya. Adapun orang yang sah menjadi wali pengatin wanita sebagai berikut, kecuali .... A. bapak pengantin wanita B. saudara laki-laki sebapak C. anak laki-laki dari saudara sebapak D. kakek mempelai wanita E. saudara tiri laki-laki dari mempelai wanita

13. Kewajiban material suami kepada istrinya adalah .... A. memberi perlindungan keselamatan kepada istrinya B. memberi kesehatan badan dan rohani istri C. memberi nafkah istri sesuai kemampuannya D. memperhatikan keadaan istrinya E. meningkatkan mutu keislaman istrinya

14. Kewajiban immaterial suami terhadap istrinya adalah sebagai berikut, kecuali .... A. bergaul dengan baik terhadap istrinya B. memperhatikan keadaan istri C. meningkatkan kualitas keislaman istri D. menjaga dan melindungi istri E. memberikan kebebasan istrinya dalam segala hal

15. Firman Allah swt., : Artinya : "Dan bergaullah dengan istri-istrimu ...." A. secara patut B. secara benar C. menurut kesenanganmu D. secara sederhana E. menurut tuntunan agama

16. Dibawah ini yang bukan merupakan tujuan nikah adalah ….. A. supaya hidup manusia tenteram dan bahagia B. melaksanakan perintah Allah swt. C. membina rasa kasih sayang D. mengikuti sunah Rasulullah saw. E. terpenuhinya kebutuhan biologis semata

17. Syarat sahnya ijab kabul adalah sebagai berikut, kecuali : A. tidak bersambung antara ijab dan qobul B. berurutan antara ijab dan qabul C. tidak dengan kata-kata nikah D. diucapkan oleh ayah mempelai wanita E. dengan kata-kata : "saya nikahkan ...."

18. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : 1) Wanita tersebut termasuk muhrim 2) Wanita yang termasuk iddah wafat 3) Wanita yang masih bersuami 4) Wanita yang dalam iddah talak bain 5) Wanita yang sudah bertunangan Dari pernyataan-pernyataan tersebut wanita yang haram di pinang dengan cara sindiran dan terus terang adalah : A. 1, 2 dan 3 B. 2, 4 dan 5

Page 12: Fiqih III

12

C. 1, 3 dan 5 D. 2, 3, 4 dan 5 E. 2, 3 dan 4

19. Talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya dengan jalan tebusan dari fihak istri, baik dengan jalan mengembalikan mas kawin atau dengan memberikan sejumlah uang yang disetujui oleh mereka berdua disebut …. A. khulu‟ B. ila‟ C. fasakh D. dzihar E. li‟an

20. Berikut ini adalah termasuk kewajiban suami dalam kehidupan berumah tangga, kecuali …. A. Memberikan nafkah, sandang pangan kepada istri dan anak-anaknya B. Memimpin serta membimbing istri dan anak-anaknya agar bertaqwa C. Menggauli istrinya secara ma‟ruf D. Memelihara istri dan anak-anaknya dari bencana dunia akherat E. Menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak disukai suami

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ! 1. Jelaskan pengertian nikah menurut bahasa dan menurut agama Islam ! 2. Apa yang dimaksud dengan muhrim ? Jelaskan ! 3.

Tulis kembali ayat tersebut di atas dan terjemahkan ! 4. Apa yang kamu ketahui tentang akad nikah ? Jelaskan ! 5. Sebutkan kewajiban istri dalam kaitannya sebagai ibu rumah tangga ! 6. Mengapa perbuatan talak halal tetapi dibenci oleh Allah swt.,? Jelaskan. 7. Sebutkan hikmah orang melakukan pernikahan ! 8. Sebutkan urutan yang berhak menjadi wali nikah ! 9. Jelaskan pengertian masa iddah dan macam-macamnya ! 10.

Berilah harokat hadits di atas kemudian artikan ke dalam bahasa Indonesia ! 11. Bagaimana pernikahan wanita hamil ? Jelaskan !

KAIFA Isilah kolom-kolom berikut sesuai dengan pertanyaan!

1R 1H A D O N A H

2M K 3K

U H H

2K H I T B A H U

R 3M U M A Y L S

4L I A N U

M 5H

4T 6M A K 5R U H 7K I N A Y A H

I L 8D Z I H A R

N A

A 9K A F A R A T

Y 10M

A

H Pertanyaan Mendatar : 1. Hak mengasuh anak akibat berceraian 2. Meminang atau melamar

Menurun : 1. Allah swt, mengasihi orang-

orang mukmin 2. Keluarga yang haram dinikahi 3. Talak tebus 4. Lepasnya ikatan perkawinan

7. Mentalak istri dengan cara sindiran

Page 13: Fiqih III

13

3. Orang yang sudah cukup umur 4. Sumpah seorang suami menuduh istrinya berzina 5. Dengan kebijaksanaan 6. Menikah bagi pejaka yang belum punya penghasilan 7. Mencerai istri dengan cara sindiran 8. Ucapan suami yang menyerupakan istrinya dengan

ibunya 9. Denda karena sumpah 10. Perkawinan yang dilarang agama

MAWARIS

Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum Islam tentang waris. Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan ketentuan hukum waris 2.2 Menjelaskan contoh pelaksanaan hokum waris. 2.3 Menjelaskan warisan dalam UU RI No. 7 tahun 1989 2.4 Menjelaskan hikmah waris dalam kehidupan sehari-hari

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur‟an.

a. Q.S. An Nisa’ 11

b. Q.S. An Nisa’ 12

Page 14: Fiqih III

14

GAMBAR

APPERSEPSI/IFTITAH Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar terjadinya perpecahan, bahkan

pertumpahan darah antara sesama saudara atau kerabat dalam masalah memperebutkan harta waris. Sehubungan dengan hal itu, jauh sebelumnya, Allah SWT telah mempersiapkan dan menciptakan tentang aturan-aturan membagi harta waris secara adil dan baik. Hamba Allah

diwajibkan melaksanakan hukum-Nya dalam dalam semua aspek kehidupan. URAIAN MATERI A. KETENTUAN MAWARIS 1. Pengertian.

Dalam mawaris terdapat beberapa istilah antara lain : a. Mawaris menurut bahasa berasal dari bentuk jamak miratsun, mauruts yang dalam bahasa

Indonesia bermakna peninggalan orang meninggal yang diwariskan kepada ahli warisnya . Mawaris juga sering disebut dengan ilmu faraid yang secara bahasa dari jamak faradah , yang dalam konteks ilmu mawaris adalah ilmu yang telah ditetapkan oleh syara‟ Sedangkan ilmu Mawaris sendiri dapat diartikan ilmu untuk mengetahui orang yang berhak nenerima harta pusaka / warisan , orang yang dapat menerima warisan , kadar pembagian yang diterima oleh masing – masing ahli waris , dan tata cara pembagiannya. Jadi mawaris ialah harta-harta peninggalan atau harta-harta pusaka dari orang yang meninggal yang dapat diwarisi oleh orang-orang yang dapat menerimanya.

b. Muwaris ialah orang yang meninggalkan harta warisan. c. Waris (ahli waris) ialah orang yang berhak menerima warisan dari orang yang

meninggal. d. Faroid ialah ilmu yang mempelajari tentang pembagian harta warisan.

2. Beberapa Ketentuan Mawarits.

a. Pembagian warisan dalam Islam dilakukan secara adil, demokratis dan mengangkat derajat kaum wanita sekalipun bagiannya separo dari bagian laki-laki karena adanya tanggung jawab pria lebih besar ketimbang kaum perempuan, yang pada zaman jahiliyah wanita dianggap harta warisan.

b. Ketentuan Pembagian Warisan. Ketentuan pembagian warisan didasarkan pada firman Allah swt., surat An-Nisa : 7 Artinya : "Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit ataupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan". (An-Nisa : 7) Selanjutnya mengenai bagiannya masing-masing dapat dilihat pada surat An-Nisa : 11 - 12

B. HARTA BENDA SEBELUM DIWARISI

Sebelum harta dibagi-bagikan kepada ahli waris harus dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Diambil untuk biaya perawatan mayat sewaktu sakit. Misalnya biaya pengobatan, biaya

rumah sakit dan sebaginya. 2. Diambil untuk biaya pengurusan mayat. Misalnya kain kafan, papan dan lain-lainnya. 3. Diambil untuk hak harta itu sendiri. Misalnya zakat. 4. Diambil untuk membayar hutang, nadzar, sewa dan lain-lain. 5. Diambil untuk wasiat apabila ada.

Page 15: Fiqih III

15

Setelah hak tersebut diselesaikan barulah harta peninggalan simayat dibagikan. Bagian ahli waris yang telah ditetapkan oleh Allah swt, dalam Al-Qur'an disebut dengan " Furudul Muqoddaroh ", yaitu 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8, 2/3 dan sisa ( ashobah ).

C. AHLI WARIS

1. Sebab-sebab seseorang memperoleh harta waris (asbabul irtsi) yaitu : a. Karena nasab (hubungan keturunan / darah). b. Karena perkawinan, yakni sebagai suami/istri. c. Karena memerdekakan mayat (jika mayat pernah menjadi budak). d. Karena ada hubungan sesama muslim. ( jika orang Islam tidak mempunyai ahli waris

bisa di serahkan ke Baitul Maal ). 2. Sebab-sebab seseorang tidak mendapat harta waris ialah sebagai berikut

a. a.Hamba(budak) ia tidak cakap memiliki sebagaimana firman Allah swt. (Q.S. An-Nahl:75).

b. Pembunuh, orang yang membunuh tidak dapat mewarisi harta dari yang dibunuh. Sabda Rasulullah SAW yang artinya: ”Yang membunuh tidak dapat mewarisi sesuatu dari yang dibunuhnya”(H.R. Nasai)

c. Murtad dan kafir, orang yang keluar dari Islam, yaitu antara pewaris atau yang mati, murtad salah satunya

3. Golongan ahli waris.

Orang yang berhak mendapat bagian harta warisan semuanya berjumlah 25 orang, 15 orang dari fihak laki-laki dan 10 orang dari fihak perempuan. Dan apabila dari 15 orang dari fihak laki-laki itu ada semua maka yang berhak menerima hanya ada 3 saja (lihat bagan) dan apabila 10 orang dari fihak perempuan itu ada semua maka yang berhak menerima ada lima saja (lihat bagan), dan apabila 25 orang itu ada semua yang berhak menerima ada 5 orang ( lihat bagan ). Untuk lebih jelasnya lihat bagan sebagai berikut :

4. Ahli Waris Dzawil Furudl dan Ashobah. Ahli waris dzawil furudl ialah ahli waris yang sudah ditentukan secara jelas besar kecilnya. Misalnya 1/2, 1/3, 1/4 dan sebagainya. Sedang ahli waris Ashobah ialah ahli waris yang belum tentu bagianya, mungkin menerima semua harta atau tidak sama sekali. Adapun bagian-bagian dari ahli waris dzawil furudl adalah sebagai berikut : a. Yang mendapat bagian setengah (1/2).

1) Anak perempuan tunggal.

Ahli Waris Dari Fihak Laki-laki : 1). Anak laki-laki 2). Cucu laki-laki dari anak laki-laki 3). Ayah 4). Kakek dari ayah & terus ke atas 5). Saudara laki-laki sekandung 6). Saudara laki-laki sebapak 7). Saudara laki-laki seibu 8). Anak laki-laki dari saudara laki- Laki sekandung 9). Anak laki-laki sebapak 10). Paman seibu sebapak 11). Paman sebapak 12). Anak laki-laki paman seibu sebapak 13). Anak laki-laki paman sebapak dg. bapak 14). Suami 15). Orang yang memerdekakan mayat

Ahli Waris dari Fihak Perempuan 1). Anak perempuan 2). Cucu perempuan dari anak laki-laki 3). Ibu 4). Ibu dari bapak 5). Ibu dari Ibu 6). Saudara perempuan sekandg. 7). Saudara perempuan sebapak 8). Saudara perempuan seibu 9). Istri 10). Wanita yang memerdekakan mayat

1). Istri 2). Anak perempuan 3). Cucu perempua dr. anak laki-laki 4). Sdr. pr. sekdng. 5). Ibu

1). Suami/Istri 2). Ayah 3). Ibu 4). Anak laki-laki 5). Anak perempuan

1). Ayah 2). Anak laki 3). Suami

Page 16: Fiqih III

16

2) Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki. 3) Saudara perempuan sekandung. 4) Saudara perempuan sebapak (jika no : 3 tidak ada) 5) Suami, jika istri yang meninggal tidak punya anak.

b. Yang mendapat bagian seperempat (1/4). 1) Suami, jika istri mempunyai anak. 2) Istri, jika suami yang meninggal tidak punya anak.

c. Yang mendapat bagian seperdelapan (1/8) 1) Istri, jika suami mempunyai anak.

d. Yang mendapat bagian dua pertiga (2/3) 1) Dua anak perempuan atau lebih, jika tidak ada anak laki-laki. 2) Dua cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki jika tidak ada anak perempuan. 3) Dua saudara perempuan sekandung /lebih. 4) Dua saudara perempuan sebapak/lebih jika tidak ada saudara pr. sekandung.

e. Yang mendapat bagian sepertiga (1/3)

1) Ibu, jika yang meninggal tidak mempunyai anak atau saudara perempuan. 2) Dua orang saudara perempuan/lebih, jika yang meninggal tidak punya anak atau orang

tua. f. Yang mendapat bagian seperenam (1/6)

1) Ibu, jika bersama anak/cucu dari anak laki-laki. 2) Ayah, jika bersama anak/cucu. 3) Kakek, jika bersama anak/cucu sedangkan ayahnya tidak ada. 4) Nenek, jika tidak ada ibu. 5) Saudara seibu, jika tidak ada anak.

Adapun yang tidak masuk dalam ahli waris dzawil furudl berarti ia mendapat bagian ashobah. Ashobah terbagi tiga jenis yaitu ashabah binafsihi, ashobah bighairi dan ashobah yang menghabiskan bagian tertentu. Ashobah binafsihi adalah yang ashobah dengan sendirinya. Tertib ashobah binafsihi sebagai berikut: a. Anak laki-laki b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki terus kebawah c. Ayah d. Kakek dari garis ayah keatas e. Saudara laki-laki kandung f. Saudara laki-laki seayah g. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung sampai kebawah h. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah sampai kebawah i. Paman kandung j. Paman seayah k. Anak laki-laki paman kandung sampai kebawah l. Anak laki-laki paman seayah sampai kebawah m. Laki-laki yang memerdekakan yang meninggal Ashobah dengan dengan saudaranya a. Anak perempuan bersama anak laki-laki atau cucu laki. b. Cucu perempuan bersama cucu laki-laki c. Saudara perempkuan kandung bersama saudara laki-laki kandung atau saudara laki-

laki seayah. d. Saudara perempuan seayah bersama saudara laki-laki seayah. Ashobah yang menghabiskan bagian tertentu a. Anak perempuan kandung satu orang bersama cucu perempuan satu atau lebih (2/3). b. Saudara perempuan kandung bersama saudara perempuan seayah (2/3)

5. Hijab dan Mahjub.

Hijab berarti tutup/tabir, maksudnya ialah seorang yang menjadi penghalang atas ahli waris lainnya untuk menerima harta waris. Hijab dibagi menjadi 2 macam yaitu : a. Hijab hirman, yakni tertutup secara mutlak Misalnya : Anak dan cucu sama-sama ahli

waris, namun cucu tidak mendapat harta karena ada anak laki-laki. b. Hijab nuqson, yakni hijab yang hanya sekedar mengurangi jumlah yang diterima ahli waris.

D. PENGHITUNGAN WARISAN

Page 17: Fiqih III

17

Dalam ilmu faroid bagian ahli waris yang sudah ditentukan adalah 1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/8, 1/6, maka dalam perhitungan harus dicari KPT (Kelipatan Persekutuan Terkecil) nya yang dalam ilmu faroid disebut dengan asal masalah. Contoh : Bapak H. Muin meninggal dunia dengan meninggalkan warisan sebanyak Rp. 50.000.000,-. Setelah diambil untuk pengurusan mayat tinggal Rp. 48.000.000,-. Berapakah bagianya masing-masing dari ahli waris tersebut dibawah ini ? a. Istri, b. Ibu, c. anak laki-laki, d. 2 anak perempuan : Jawab : a. Istri = 1/8 3 3/24 x Rp. 48.000.000,- = Rp. 6.000.000,- b. Ibu = 1/6 4 4/24 x Rp. 48.000.000,- = Rp. 8.000.000,- c. anak laki-laki = sisa 17 17/24 x Rp. 48.000.000,- = Rp.34.000.000,- d. 2 anak perempuan Anak laki-laki dan perempuan mendapatkan sisa dengan perbandingan 2 : 1 jadi , 1 anak laki-laki x 2 = 2 2 anak perempuan x 1 = 2 Jumlah = 4 1 anak laki-laki = 2/4 x Rp.34.000.000,- = Rp.17.000.000,- 2 anak perempuan = 2/4 x Rp.34.000.000,- = Rp.17.000.000,- masing-masing anak perempuana = Rp. 17.000.000,- = Rp. 8.500.000,-

2 E. ADAT DAN WARISAN

Menurut hukum adat, ahli waris adalah mereka yang paling dekat dengan generasi berikutnya, yaitu mereka yang menjadi besar dari keluarga yang mewariskan. Misalnya anak angkat dianggap sebagai anak sehingga mendapat harta warisan. Namun harta yang dapat diwariskan kepada anak angkat adalah harta yang diperoleh ketika waktu hidup bapak angkatnya. Ada persamaan dan pebedaan antara adat dan warisan. Persamaannya adalah : a. Waktu pembagian setelah dikurangi biaya pengurusan mayat. b. Bagian ahli waris laki-laki 2 kali bagian perempuan (sepikul segendongan) Pebedaannya adalah : b) Dalam hukum adat dibedakan antara yang diperoleh sewaktu hidup dan harta yang

diperoleh dari orang tuanya. c) Dalam hukum adat anak angkat berhak menerima warisan sedang dalam hukum Islam

tidak berhak menerima. F. HIKMAH WARISAN

Hikmah pembagian harta warisan akan membawa manfaat antara lain : 1. Untuk menghindari keserakahan yang bertentangan dengan syariat Islam. 2. Untuk menjalin ikatan persaudaraan berdasarkan hak dan kewajiban yang seimbang 3. Untuk menghindari fitnah sesama ahli waris. 4. Untuk menunjukkan ketaatan kita kepada Allah swt dan kepada RasulNya. 5. Untuk mewujudkan kemaslahatan hidup keluarga dan masyarakat.

G. WARISAN MENURUT UU NO: 7 TAHUN 1989.

Dalam UU NO: 7 tahun 1989 BAB III pasal 49 berbunyi : "Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang beragama Islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkaan hukum Islam, wakaf dan sodaqoh. Bertitik tolak dari UU NO: 7 tahun 1989 itu maka wewenang Pengadilan Agama dalam hal warisan ialah : a. Menentukan siapa yang menjadi ahli waris. b. Menentukan harta mana saja yang menjadi warisan. c. Menentukan bagianya masing-masing ahli waris. d. Melaksanakan pembagian warisan. Hukum waris dalam Islam bersumber dari wahyu Allah SWT dan diperjelas oleh rasulNya. Hukum waris ini diciptakan untuk dilaksanakan secara wajib oleh seluruh umat Islam. Semenjak hukum itu diciptakan tidak pernah mengalami perubahan, karena perbuatan mengubah hukum Allah SWT ialah dosa. Semenjak dahulu sampai sekarang umat Islam senantiasa memegang teguh hukum waris yang diciptakan Allah yang bersumber pada kitab suci Al-Qur‟an dan Hadits Rasulullah SAW. Dalam Undang undang no 7 Tahun 1989, hukum waris itu dicamtumkan secara sistematis dalam 5 bab yang tersebar atas 37 fasal dengan perincian sebagai berikut: Bab. I terdiri atas 1 pasal , ketentuan umum. Bab. II terdiri atas 5 pasal, berisi tentang ahli waris Bab. III. Terdiri atas 16 pasal, berisi tentang besarnya bagian ahli waris Bab. IV terdiri atas 2 pasal, berisi tentang aul dan rad.

Page 18: Fiqih III

18

Bab. V terdiri atas 13 pasal, berisi masalah wasiat Demikianlah selayang pandang tentang Undang-Undang no 7 tahun 1989, Prinsipnya sama dengan hukum yang bersumber dengan Al-Qur‟an dan Hadits.

RANGKUMAN 1. Mawaris ialah harta-harta peninggalan atau harta-harta pusaka dari orang yang meninggal

yang dapat diwarisi oleh orang-orang yang dapat menerimanya. 2. Faroid ialah ilmu yang mempelajari tentang pembagian harta warisan. 3. Pembagian warisan dalam Islam dilakukan secara adil, demokratis dan mengangkat derajat

kaum wanita sekalipun bagiannya separo dari bagian laki-laki. 4. Ahli waris dzawil furudl ialah ahli waris yang sudah ditentukan secara jelas besar kecilnya. 5. Ahli waris ashobah ialah ahli waris yang belum tentu bagianya, mungkin menerima semua

harta atau tidak sama sekali.

KAMUS ISTILAH KATA-KATA PENTING a. Mawaris = harata peninggalan orang yang meninggal yang diwariskan kepada ahli warisnya . b. Mawaris = harta-harta peninggalan atau harta-harta pusaka dari orang yang meninggal

yang dapat diwarisi oleh orang-orang yang dapat menerimanya. c. Muwaris = orang yang meninggalkan harta warisan. d. Ahli waris = orang yang berhak menerima warisan dari orang yang meninggal. e. Faroid = ilmu yang mempelajari tentang pembagian harta warisan. f. Nasab = pertalian, pertlian keluarga PERNIK=PERNIK (TANBIH / KAUL HIKMAH /SYAIR / NYANYIAN / INGAT / KISAH TELADAN DLL ) PENILAIAN PILIHAN GANDA I. Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara 5 alternatif jawaban dengan memberi tanda

silang ( X ) 1. Mawaris merupakan suatu masalah yang dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur'an, hal ini

disebabkan : A. Al-Qur'an senatiasa menjelaskan suatu masalah secara rinci B. Al-Qur'an merupakan pedoman hidup yang menjelaskan selurus aspek kehidupan C. untuk menghindari agar manusia tidak membagi warisan menurut kehendak sendiri D. kecenderungan manusia menjadi serakah dalam masalah harta E. agar menjadi petunjuk bagi umat manusia

2. Dalam pembagian harta waris anak laki-laki memperoleh bagian dua kali dari bagian anak perempu-an hal ini berdasarkan . . . . A. adat istiadat B. Hadits Rasulullah saw. C. ijmak para sahabat D. Al-Qur'an E. ijtihad para ulama'

3. Jika orang yang meninggal meninggalkan ahli waris 2 anak laki-laki dan dua anak perempuan maka setiap anak perempuan mendapatkan . . . . A. 1/6 B. 1/3 C. 1/8 D. ½ E. /5

4. Pada masa masyarakat Arab Jahiliyah, wanita tidak berhak mendapat harta warisan, karena wanita dianggap …. A. orang yang memberi warisan B. harta warisan C. orang yang tidak berhak atas warisan D. orang yang sudah kaya E. orang yang sudah punya warisan

5. Arti paling tepat dari ayat tersebut ialah :

Page 19: Fiqih III

19

A. Dan bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak B. Dan bagi orang perempuan ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak C. Dan bagi orang kerabat ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak D. Dan bagi saudara ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak E. Dan bagi kerabat ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak

6. Sebelum harta waris dibagikan kepada ahli waris harus dilakukan hal-hal sebagai berikut, kecuali : A. diambil untuk biaya perawatan mayat sewaktu sakit B. diambil untuk biaya pengurusan mayat seperti membeli kafan dan sebagainya C. diambil untuk hak dari harta itu sendiri seperti zakat dan sebagainya D. diambil untuk membayar hutang apabila mayat punya hutang E. diambil untuk diberikan kepada istri/suaminya

7. Dari pernyataan berikut ini yang bukan termasuk ahli waris menurut Al-Qur'an adalah . . . A. anaka laki-laki B. saudara pr. sekandung C. cucu laki-laki dr. anak laki-laki D. cucu pr. dari anak perempuan E. anak perempuan

8. Ahli waris yang bagian-bagiannya tidak ditentukan, yakni bisa mendapat seluruh harta, atau sisa, atau mungkin tidak mendapat sama sekali, disebut …. A. ashobahasbabul irstsi B. ahli waris dzawil furudh C. furudhul muqoddaroh D. hijab E. mahjub

9. Tersebut di bawah ini yang bukan merupakan sebab-sebab seseorang dapat memperoleh harta warisan, ialah ….. A. karena nasab B. karena memerdekakan mayat C. karena sudah baligh D. karena perkawinan E. karena hubungan sesama muslim

10. Orang yang berhak mendapat bagian harta warisan semuanya berjumlah 25 orang, yaitu 15 orang dari fihak laki-laki dan 10 orang dari fihak perempuan. Apabila 25 orang itu ada semua, maka yang berhak mendapatkan harta warisan hanya 5 saja, yaitu : A. suami/istri, ayah, kakek, anak laki-laki, anak perempuan B. suami/istri, ibu, nenek, anak laki-laki, anak perempuan C. suami/istri, cucu laki-laki, anak laki-laki, anak perempuan, ayah D. ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, cucu laki-laki E. suami/istri, ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan

11. Orang yang berhak mendapatkan harta warisan dari fihak laki-laki semuanya berjumlah 15 orang apabila dari 15 orang tersebut ada semua, maka yang berhak mendapatkan hanya 3 saja, yaitu : A. ayah, anak laki-laki, cucu laki-laki. B. ayah, anak laki-laki, kakek C. ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki sekandung D. ayah, anak laki-laki, suami E. anak laki-laki, cucu laki-laki, saudara laki-laki sekandung

12. Tersebut di bawah ini adalah merupakan ahli waris yang mendapat bagian 1/8 : A. anak perempuan tunggal B. dua anak perempuan C. ibu, jika bersama anak/cucu D. istri, jika suami mempunyai anak E. suami, jika istri mempunyai anak

13. Tersebut di bawah ini adalah merupakan ahli waris yang berhak mendapatkan sisa (ashabah) : A. anak perempuan tunggal B. ibu, jika yang meninggal tidak mempunyai anak C. istri, jika suami tidak meninggalkan anak D. anak laki-laki jika bersama anak perempuan E. dua anak perempuan, jika tidak ada anak laki-laki

14. Tersebut di bawah ini adalah merupakan ahli waris yang ditetapkan oleh Allah swt, dalam Al-Qur'an dan Hadits . . . . A. 1/2, 1/3, 2/3, 1/4, 1/5, 1/6 B. 1/2, 1/3, 1/4,1/6,2/5, 2/3

Page 20: Fiqih III

20

C. 1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/3, 1/6 D. 1/3, 1/6, 1/8, 1/5, 1/4, 2/3 E. 1/2, 1/3, 1/4, 1/5, 1/6, 1/7

15. Menambah angka penyebut disamakan dengan jumlah pembilangnya, bila penyebut lebih kecil dari jumlah pembilangnya, disebut dengan . . . A. hijab B. aul C. mahjub D. ashobah E. radd

16. Bp. H. Muhson meninggal dunia dengan meninggalkan harta warisan sebanyak Rp. 24.000.000,-. Berapakah bagian masing-masing ahli waris yang terdiri dari : istri, 1 anak laki-laki, dan satu anak perempuan ? A. istri Rp 3.000.000,-, 1 anak laki-laki Rp 11.000.000,-, 1 anak pr. Rp 10.000.000,- B. istri Rp 6.000.000,-, 1 anak laki-laki Rp 12.000.000,-, 1 anak pr. Rp 6.000.000,- C. istri Rp 4.000.000,-, 1 anak laki-laki Rp 10.000.000,-, 1 anak pr. Rp 5.000.000,- D. istri Rp 5.000.000,-, 1 anak laki-laki Rp 12.500.000,-, 1 anak pr. Rp 6.500.000,- E. istri Rp 3.000.000,-, 1 anak laki-laki Rp 14.000.000,-, 1 anak pr. Rp 7.000.000,-

17. Ibu Fatimah meninggal dunia dengan meninggalkan harta warisan sebanyak Rp. 12.000.000,-. Adapun ahli warisnya terdiri dari : suami, ibu, 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Berapakah bagian ahli waris dari satu orang anak perempuan ? A. Rp 3.000.000,- B. Rp 1.750.000,- C. Rp 2.000.000,- D. Rp 7.000.000,- E. Rp 3.500.000,-

18. Apabila ada sengketa mengenai harta warisan, maka pemerintah Indonesia telah membuat undang-undang yang mengatur tentang masalah tersebut lewat Pengadilan Agama melalui .... A. UU No. : 17 tahun 1998 B. UU No. : 14 tahun 1989 C. UU No. : 7 tahun 1994 D. UU No. : 17 tahun 1993 E. UU No. : 7 tahun 1989

19. Tersebut di bawah ini merupakan hikmah dari pembagian harta warisan kecuali : A. untuk menghindari keserakahan yang bertentangan dengan syari at Islam B. untuk menjalin ikatan persaudaraan berdasarkan hak dan kewajiban secara seimbang C. untuk menghindari perselisihan sesama ahli waris D. untuk menunjukkan ketaatan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya E. untuk menjadikan masyarakat yang adil dan makmur

20. Bapak H. Miun meninggal dunia dengan meninggalkan harta warisan sebanyak Rp.72.000.000,-. Ahli warisnya terdiri dari : istri, ibu dan 3 anak laki-laki. Berapakah bagian dari istri Bp. H. Miun ? A. Rp. 9 juta B. Rp. 17 juta C. Rp. 51 juta D. Rp. 12 juta E. Rp. 18 juta

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas ! 1. Apa yang dimaksud dengan mawaris ? Jelaskan ! 2. Jelaskan pengertian-pengerian di bawah ini ! a. Muwaris ialah b. Ahli waris ialah c. Faroid ialah 3. Sebutkan sebab-sebab orang dapat menjadi ahli waris ! 4. Mengapa dalam pembagian harta pusaka dalam Hukum Waris Islam, bagian laki-laki lebih

banyak daripada bagian wanita ? Jelaskan. 5. Sebelum harta waris dibagikan kepada ahli waris yang berhak, apa yang harus diselesaikan

dahulu terhadap harta tersebut ? Jelaskan ! 6. Jelaskanlah perbedaan ahli waris ashabah dan ahli waris furudul muqaddarah ! 7. Seseorang meninggal dunia, sedangkan ahli waris yang ada adalah 2 anak laki-laki, 1 anak

perempuan, ayah, kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara perempuan sekandung.

Page 21: Fiqih III

21

Sebutkan siapa saja yang berhak dan tidak berha memperoleh harta warisan ? berikan alasannya.

8. Bagaimana pendapatmu jika ada keluarga muslim dalam pembagian harta warisan tidak mengguna-kan cara seperti dalam ilmu Faraid ?

9. Apa perbedaan hukum adat dan hukum Islam dalam pembagian warisan ? Jelaskan 10. Seseorang meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris : 2 anak perempuan, ibu, bapak,

sauda-ra perempuan sekandung. Harta yang ditinggalkan senilai Rp 15.000.000,-. Ia masih mempunyai hu-tang di bank sebanyak Rp 3.000.000,-. Hitunglah berapa bagian masing-masing !

TUGAS / KEGIATAN INDIVIDU Carilah isi dari UU NO: 7 tahun 1989 dengan mendonload lewat internet kemudian kamu pelajari kandungan isinya. TUGAS / KEGIATAN KELOMPOK Sebutkan perbedaan dan persamaan hukum waris dan hukum adat dengan kompilasi hukum Islam.

No Persamaan Perbedaan

1

2

3

4

5

PORTOFOLIO Tulislah pengalaman kamu mengenai pembagian harta warisan yang dilakukan oleh orang disekitar kamu! Bagaimana tata cara pembagiannya, sesuai dengan ilmu faroid atau menurut hukum adat.

Page 22: Fiqih III

22

KHILAFAH / SISTEM PEMERINTAHAN

Standar Kompetensi : 3. Memahami konsep Islam tentang pemerintahan Kompetensi Dasar : 3.1 Menjelaskan ketentuan konsep Islam tentang khilafah 3.2 Menjelaskan hak dan kewajiban rakyat 3.3 Menjelaskan majlis syura dan ahlul halli wal aqdi

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur‟an.

a. Q.S. Al Baqarah : 247

b. Q.S. Al Maidah : 77

c. Q.S. Al A‟raf : 142

Page 23: Fiqih III

23

d. Q.S. An Nur : 48

GAMBAR

APPERSEPSI/IFTITAH

SISTEM pemerintahan (politik) Islam sangat jauh berbeda dengan sistem politik, ideologi-

ideologi dan isme-isme akal manusia. Islam memiliki tafsiran dan bentuk yang khusus dan

istimewa tentang pemerintahan. Tafsirannya jauh lebih bijaksana dan adil daripada ajaran-ajaran

lainnya. Hal ini mungkin tidak jelas kalau kita bandingkan dengan pemerintahan umat Islam yang

ada di dunia hari ini. Sebab bagi saya negara-negara umat Islam hari ini tidak menjalankan Islam

yang syumul (menyeluruh). Mereka tidak mengikuti jejak sejarah kegemilangan Islam di zaman

Rasul dan Khulafaur Rasyidin serta Salafussoleh. Sistem pemerintahan Islam adalah sistem pemerintahan yang menggunakan Al Quran dan

Sunnah sebagai rujukan dalam semua aspek hidup, seperti dasar undang-undang, mahkamah perundangan, pendidikan, dakwah dan perhubungan, kebajikan, ekonomi, sosial, kebudayaan dan penulisan, kesehatan, pertanian, sain dan teknologi, penerangan dan peternakan. Dasar negaranya adalah Al Quran dan Sunnah. Para pemimpin dan pegawai-pegawai pemerintahannya adalah orang-orang baik, bertanggung jawab, jujur, amanah, adil, faham Islam, berakhlak mulia dan bertakwa. Dasar pelajaran dan pendidikannya ialah dasar pendidikan Rasulullah, yang dapat melahirkan orang dunia dan orang Akhirat, berwatak abid dan singa, bertugas sebagai hamba dan khalifah ALLAH. URAIAN MATERI KHILAFAH / SISTEM PEMERINTAHAN A. Pengertian, Dasar dan Tujuan Pemerintahan

1. Pengertian Khilafah Menurut bahasa kata khilafah dari bahasa Arab (khalafa) yang artinya menggantikan atau manjadi khalifah/penguasa. Dapat pula diartikan kekuasaan atau pemerintahan Sedangkan menurut istilah khilafah berarti struktur pemerintah yang pelaksanaannya diatur berdasarkan syariat Islam.

2. Dasar-dasar Khlifah

Khilafah yang dibangun dan dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW berlandaskan pada dasar-dasar pokok yang pada prinsipnya untuk menegakkan kalimat Allah SWT. Dasar-dasar tersebut antara lain : a. Dasar Tauhid atau mengesakan Allah SWT.

Dalam Al-Qur‟an dijelaskan sebagai berikut :

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (QS. Al Ihlas : 1)

163. dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah : 163)

b. Dasar persamaan derajat sesama umat manusia.

Page 24: Fiqih III

24

Pada dasarnya setiap manusia itu derajatnya sama, yang membedakan satu sama lain hanyalah karena ketaqwaannya. Firman Allah SWT dalam Al Qur‟an

13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujarat : 13)

c. Dasar persatuan Islamiyah.

Yaitu prinsip untuk menggalang persatuan dan kesatuan dalam Islam. Allah SWT menjelaskan dalam Al Qur‟an sebagai berikut :

103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran : 103)

d. Dasar musyawarah atau kedaulatan rakyat. Allah SWT menjelaskan dalam Al Qur‟an sebagai berikut :

38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.(QS. Asy Syura : 38)

e. Dasar keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Firman Alah SWT :

90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS. An Nahl : 90) Kelima dasar atau prinsip tersebut harus senantiasa dijadikan landasan dalam menetapkan setiap kebijakan khilafah (pemerintahan) sehingga tujuan dapat terwujud dengan sebaik-baiknya.

3. Tujuan Khilafah Secara umum tujuan khilafah ialah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin serta memperoleh ampunan dan ridha Allah SWT. Sebagaimana dilukiskan dalam Al Qur‟an sebagai berikut :

Page 25: Fiqih III

25

15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun".(QS Saba‟ : 15) Secara khusus tujuan khilafah adalah sebagai berikut : a. Melanjutkan kepemimpinan agama Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat (bukan

sebagai pengganti Nabi) b. Berupaya untuk memelihara keamanan dan ketahanan agama dan negara. c. Mengupayakan kesejahteraan lahir dan batin dalam rangka memperoleh kebahagiaan

di dunia dan akherat d. Mewujudkan dasar-dasar khilafah (pemerintahan) yang adil dalam seluruh aspek

kehidupan umat Islam.

4. Hikmah Khilafah Salah satu hikmah khilafah itu adanya pengendalian dan pemenuhan aspirasi rakyat yang beragam dapat dipadukan, kepentingan yang beragam dapat diakomodasikan, sehingga meskipun pada dasarnya manusia itu mempunyai karakter yang berbeda akan tetapi atas nama negara mereka dapat dipersatukan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan dengan menghargai perbedaan yang ada.

B. Khalifah, Syarat-syarat pengangkatannya, Hak dan Kewajiban Rakyat 1. Pengertian Khalifah

Kata Khalifah mengandung arti pengganti, yaitu pengganti kedudukan yang ditinggalkan pendahulunya. Khalifah dapat juga diartikan orang yang memegang tampuk pemerintahan atau orang yang diberi tugas menjalankan pemerintahan.

Khalifah dalam arti khusus yaitu kepala negara setelah Rasulullah SAW atau pengganti-pengganti Rasulullah sebagai kepala negara, tetapi tidak menggantikan kedudukan beliau sebagai nabi.

Khalifah pertama dalam struktur pemerintahan Islam adalah Abu Bakar Shidiq, kedua Umar bin Khatab, ketiga Utsman bin Affan dan keempat Ali bin Abu Thalib. Keempat sahabat utama yang memangku jabatan khalifah itu disebut Khulafaur Rasyidin. Arti dari Khulafaur Rasyidin adalah para kepala negara yang bijaksana.

Jabatan khalifah berikutnya dipangku oleh para pemuka dari Bani Umayah seperti Mu‟awiyah bin Abi Sofyan, Umar bin Abdul Aziz dan lain-lain. Pada masa Abbasiyah dipegang oleh Harun Al-Rasyid dan lain-lain. Adapun pimpinan negara sesudahnya tidak dinamakan khalifah tetapi bisa juga disebut Amir, Sultan atau dengan nama yang secara umum disebut sebagai kepala negara (Presiden).

2. Syarat-syarat Khalifah

Untuk menjadi khalifah seseorang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Islam b. Berpengetahuan luas c. Mampu melakukan pengawasan d. Adil e. Tidak cacat (badan dan panca indra) f. Dipilih oleh Ahklul Halli wal Aqdi atau secara lansung oleh rakyat.

3. Cara Pengangkatan dan Bai‟at Khalifah a. Cara Pengangkatan Khalifah

Ada beberapa cara dalam pengangkatan khalifah, antara lain : 1. Pemilihan secara langsung.

Artinya setiap umat Islam yang sudah berhak untuk memilih dapat mengajukan pilihannnya siapa yang dikehendaki untuk menjadi khalifah melalui pemilihan umum atau referendum.

2. Pemilihan secara tidak langsung.

Page 26: Fiqih III

26

Yaitu pemilihan oleh ahlul wal aqdi atau wakil-wakil rakyat yang berhak memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan umat Islam. Cara yang kedua ini bisa juga dilakukan yaitu dengan cara dipilih oleh para pemimpin umat, atau diusulkan oleh khalifah terdahulu. Misalnya pemimpin Umar bin Khatab atas usulan Abu Bakar Shidiq sebelum beliau wafat.

b. Bai‟at Khalifah Bai‟at artinya sumpah kesetiaan atau sumpah kepercayaan atau yang banyak dikenal sekarang adalah pelantikan. Adapun isinya berupa ikrar pengangkatan seseorang menjadi khalifah berdasarkan Al Qur‟an dan Hadits serta janji melaksanakan keadilan dalam arti yang sebesar-besarnya.

4. Hukum Pengangkatan Khalifah Para ulama telah sepakat bahwa mengangkat khalifah diantara kaum muslimin hukumnya fardhu kifayah bagi seluruh kaum muslimin. Alasan mereka adalah : a. Allah menjanjikan akan menjadikan khalifah di muka bumi bagi orang-orang yang

beriman dan beramal shaleh (lihat QS. An Nur : 55) b. Para sahabat mendahulukan musyawarah tentang khalifah dari pada mengurusi

jenazah Rasulullah SAW. Ini menunjukkan bahwa masalah khalifah terutama pengangkatan khalifah dianggap sebagai masalah yang prinsip dan penting.

c. Secara rasional tidak mungkin suatu masyarakat akan dapat berkembang dengan baik, sejahtera lahir dan batin tanpa adanya pemimpin yang bertanggungjawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya.

5. Hak dan Kewajiban Rakyat

Hak rakyat yang harus dipenuhi negara ialah : a. Hak hidup dan jaminan keamanan b. Hak memperoleh keadilan c. Hak mengemukakan pendapat d. Hak kebebesan beragama

Adapun kewajibannya ialah :

a. Patuh dan tunduk pada khalifah (QS. An Nisa : 59) b. Cinta tanah air (QS. Al Baqarah : 193) c. Menciptakan dan memelihara persatuan dan kesatuan (QS. Ali Imran : 103)

C. Majlis Syura

1. Pengertian Majlis Syura Menurut bahasa majlis syura artinya tempat musyawarah. Adapun menurut istilah ialah lembaga permusyawaratan atau badan yang ditugasi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui musyawarah. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT sebagai berikut :

38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. Asy Syura : 38)

2. Pengertian Ahlul Halli wal Aqdi Ahlul Halli wal Aqdi ialah wakil rakyat yang menjadi anggota majlis permusyawaratan. Menurut Imam Fahrudin ar Razi, Ahlul Halli wal Aqdi ialah para alim ulama dan kaum cendekiawan yang dipilih oleh rakyat untuk mewakili mereka. Dengan demikian syarat menjadi Ahlul Halli wal Aqdi harus mempunyai dua persyaratan penting yaitu : a. Mereka harus terdiri dari para ilmuwan b. Mereka dipilih oleh rakyat atau memperoleh kepercayaan dari rakyat.

3. Syarat-syarat menjadi anggota Majlis Syura

Untuk menjadi anggota majlis syura seseorang harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain : a. Memiliki kepribadian jujur, adil dan penuh tanggung jawab. Rasulullah SAW bersabda :

Page 27: Fiqih III

27

كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو

Artinya “Kamu semua adalah pemimpin dan akan diminta pertangung jawaban atas kepemimpinannya” (HR. Bukhari dan Muslim)

b. Memiliki pengetahuan yang luas sesuai dengan bidang keahliannya dan bertaqwa kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman :

7. Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.(QS. Ali Imran : 7) [183] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah. [184] Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.

c. Memiliki keberanian untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan serta teguh dalam pendirian meskipun resikonya besar. Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi SAW sebagai berikut :

قل الحق ولو كان مراArtinya “Katakan yang benar meskipun pahit” (HR. Ibnu Hibban)

4. Hak dan Kewajiban Majlis Syura Berikut ini disajikan beberapa hak dan kewajiban Majlis Syura sebagai lembaga tertinggi negara yaitu : a. Memilih, mengangkat dan memberhentikan khalifah b. Mewakili rakyat dalam bermusyawarah dengan khalifah untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan dan berbagai kepentingan rakyat. c. Membuat undang-undang bersama khalifah demi memantapkan pelaksanaan hukum

Allah d. Menetapkan garis-garis program negara yang akan dilaksanakan oleh khalifah e. Menetapkan anggaran belanja negara f. Merumuskan gagasan dan strategi untuk mempercepat tercapainya tujuan negara g. Menghadiri sidang Majlis Syura setiap saat persidangan.

5. Hikmah Adanya Majlis Syura

Hikmah Majlis Syura adalah mewujudkan perintah Allah dan meniru Rasulullah SAW dalam bermusyawarah, melahirkan tanggung jawab bersama, melahirkan keputusan yang terbaik, menghindari perselisihan, memilih pemimpin yang terbaik, memberikan pendidikan politik, menjalin hubungan sesama manusia yang harmonis, menciptakan persatuan, keadilan dan kerukunan. Semuanya itu harus dilandasi dengan nilai-nilai spiritual yang tinggi.

Page 28: Fiqih III

28

PENILAIAN PILIHAN GANDA I. Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara 5 alternatif jawaban dengan memberi tanda

silang ( X ) 1. Pengertian Ahlul Halli Wal Aqdi ialah ………

a. para wakil rakyat yang menjadi anggota lembaga social b. para wakil rakyat yang menjadi anggota Majlis Syura c. para wakil rakyat yang duduk di gedung MPR d. para wakil rakyat yang mengajukan suara di gedung DPR e. para wakil rakyat yang memperjuangkan kepentingan rakyat, meski bukan anggota Majlis

Syura

كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو . .2Hadits terdebut adalah menunjukkan wakil rakyat harus memenuhi syarat dalam hal …… a. berkepribadian jujur, adil dan penuh tanggung jawab b. berpengetahhuan luas sesuai tanggung jawabnya c. memiliki keberanian untuk berpendapat d. berjiwa ikhlas, dinamis dan kreatif e. mewakili rakyat dalam bermusyawarah

3. Potongan ayat

……… Terjemahannya ialah بلدة طيبة ورب غفور

a. Negara Islam yang diridhoi Allah b. Negara yang baik dan Tuhamnu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun c. Negara yang baik, rakyatnya selalu memohon ampun d. Negara yang baik, negara yang diridhoi Allah e. Negara yang baik, negara Islam yang subur

4. Menurut bahasa kata khilafah berasal dari bahasa arab …………… yang berarti pengganti

a. .إمارة d. خليفة

b. .إمامة e. خلف

c. .خلف

وعد اا الذين ءامنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في اارض كما استخلف الذين .5 من قبلهم ولمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبد لنهم من بعد خوفهم أمنا

Kandungan ayat tersebut adalah …….. a. janji Allah kepada orang-orang beriman dan beramal sholeh, mereka akan berkuasa di

bumi b. janji Allah kepada mu‟min dan shalihin akan mendapat balasan baik dunia dan akhirat c. janji Allah kepada mu‟min dan shalihin akan mendapat kemakmuran d. janji Allah kepada para shalihin akan menjadi penguasa di bumi, bahagia di dunia e. janji Allah kepada para shalihin mereka akan kokoh dan makmur di dunia

6. Hukum mengangkat khalifah menurut jumhur ulama adalah ……… a. Fardhu „ain d. mubah b. Sunah muakad e. wajib c. Fardu kifayah

7. Negara yang baik, tenang, tentram, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT adalah ……. a. syarat-syarat khilafah d. dasar-dasar khilafah b. hikmah khilafah e. tujuan khilafah c.

8. Di bawah ini yang bukan merupakan dasar-dasar khilafah ialah ……. a. Mengesakan Allah d. gotong royong b. Musyawarah e. persamaan derajat c. keadilan

9. Suatu Negara yang pelaksanaannya diatur berdasarkan hukum Islam disebut …… a. Khalifah d. rabithal b. Imanah e. khilafah c. imamah

10. Contoh khalifah yang dipilih langsung oleh rakyat ialah ……..

Page 29: Fiqih III

29

a. Umar bin Khatab d. Abu Bakar b. Umar bin Abdul Aziz e. Usman bin AFfan c. Sultan Salim

11. Umar bin Khattab menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah, adalah melalui ……. a. usulan khalifah terdahulu d. persetujuan rakyat b. ditunjuk secara aklamasi e. pemilihan oleh para pemimpin umat c. pemilu secara langsung

12. Hak-hak rakyat yang harus dipenuhi dan dilindungi oleh negara adalah sebagaimana berikut ini, kecuali …… a. Mendapatkan keadilan d. hak hidup dan jaminan keamanan b. Bebas berpendapat e. menciptakan keamanan dan ketentraman c. Bebas memeluk agama

13. Prinsip persamaan derajat dalam tata pemerintahan Islam adalah didasarkan pada ……….

a. وامرىم شورى بينهم d. واعتصموا حببل اا مجيعا وا تفرقوا b. ان اكرمكم عند اا اثقاكم e. واهلكم الو واحد c. بلدة طيبة ورب غفور

14. Potongan ayat dalam QS. Ayat Al Hujarat : 13 yang berbunyi :

ان اكرمكم عند اا اثقاكمAdalah merupakan dasar-dasar khilafah, tepatnya dalam bidang…………… a. mentauhidkan Allah d. persamaan derjat b. musyawarah e. kesejahteraan c. persatuan Islamiyah

15. Yang tidak termasuk hikmah bermusyawah adalah …… a. melahirkan keputusan yang baik dan bijaksana b. melahirkan tanggung jawab bersama c. menjalin hubungan kasih sayang bersama d. menghindari perselisihan e. mengurangi dan menghindarkan keluh kesah

فإن تنازعتم في شيئ .16potongan arti ayat tersebut adalah …………. a. maka jika pendapatmu berbeda tentang suatu masalah b. jika ada perbedaan pendapat antara kamu tentang suatu masalah, maka …. c. Jika kamu berlainan layanan, tentang suatu masalah d. Kemudian jika kamu berlainan pendapatan tentang suatu masalah maka e. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang suatu masalah..

17. Di bawah ini yang bukan termasuk hak dan kewajiban majlis syura ialah …… a. membuat undang-undang bersama dengan khalifah b. merumuskan gagasan untuk mempercepat tercapainya tujuan Negara c. menetapkan anggaran belanja Negara d. menciptakan persatuan dan kesatuan e. mewakili rakyat dalam musyawarah

18. Contoh Negara/pemerintahan yang menjalankan hokum syariat Islam ialah ……. a. Indonesia d. Malaysia b. India e. Singapura c. Philipina

19. Kedaulatan rakyat termasuk salah satu dasar dalam pemerintahan Islam, hal ini sesuai dengan ayat

a. وامرىم شورى بينهم d. واعتصموا حببل اا مجيعا وا تفرقوا b. ان اكرمكم عند اا اثقاكم e. واهلكم الو واحد c. بلدة طيبة ورب غفور

20. Menurut Imam Fahruddin al Razi, Ahlul Halli wal Aqdi, ialah …….. a. anggota Majlis Syura dari partai pemerintah b. anggota DPR/MPR yang ahli dalam bidangnya c. wakil rakyat dari alim ulama d. wakil rakyat dari kaum cendikiawan

Page 30: Fiqih III

30

e. wakil rakyat dari alim ulama dan kaum cendikiawan

قل الحق ولو كان مرا .21Hadits tersebut di atas menunjukkan diantara syarat-syarat menjadi Ahlul Halli wal Aqdi adalah a. tanggung jawab , adil dan jujur b. berpengetahuan yang luas c. berjiwa ikhlas, dinamis dan kreatif d. sensitive terhadap kepentingan rakyat e. berani memperjuangkan yang kebenaran dan keadilan , teguh pendirian

22. Pengertian Majlis Syura yaitu ……. a. tempat yang digunakan untuk musyawarah b. permusyawaratan rakyat c. ruang siding milik Negara d. anggota DPR/MPR yang bermusyawarah e. lembaga Negara yang bertugas untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui

musyawarah 23. Tanpa adanya khalifah sulit bagi umat Islam untuk dapat melaksanakan kewajiban agama.

Oleh karena itu mengangkat khalifah hukumnya … a. fardhu kifayah d. fardhu „ain b. sunah muakad e. wajib c. mubah

24. Yang tidak termasuk hikmah khilafah ialah ……….. a. memajukan kesejahteraan umat b. berakhlak mulia, bersikap adail dan jujur c. terselenggaranya persatuan dan kesatuan umat d. dapat menampakkan syariat Islam e. memberikan contoh kepemimpinan dan sistem pemerintah

25. Ayat yang menunjukkan tujuan khilafah secara umum adalah ...........

a. وعد اا الذين ءامنوا منكم وعملوا الصااات b. واعتصموا حببل اا مجيعا وا تفرقوا c. كلوا من رز ربكم واشكروا لو بلدة طيبة ورب غفور

d. كلوا من رز من اا

e. اعدلوا ىو اقرب للتقوا 26. Yang paling berhak memilih dan menetapkan khalifah dalam pemerintahan Islam adalah Ahlul

Halli wal Aqdi, mereka adalah ….. a. orang yang ahli dan menetapkan khalifah b. semua rakyat yang memenuhi syarat c. wakil-wakil rakyat yang duduk di Majlis Syura d. anggota Dewan Pertimbangan Agung e. anggota Komisi Pemilihan Umum

27. Khalifah dan seluruh aparatur Negara wajib memenuhi hak-hak rakyat. Di bawah ini adalah termasuk hak-hak rakyat , kecuali ……. a. jaminan keamanan d. memperoleh keadilan b. memperoleh pekerjaan e. kebebasan perpendapat c. kebebasan beragama

28. Di bawah ini dalil yang menunjukkan perintah untuk bermusyawarah dalam suatu perkara ialah

a. وامرىم شورى بينهم d. واعتصموا حببل اا مجيعا وا تفرقوا b. ان اكرمكم عند اا اثقاكم e. واهلكم الو واحد c. بلدة طيبة ورب غفور

ومن مات وليس في عنقو بيعة ما ميتة جاىلية .29Hadits tersebut di atas menunjukkan kewajiban ……………bagi khalifah terpilih. a. membuat program kerja b. mengucapkan sumpah setia c. menjalankan garis-garis besar haluan Negara

Page 31: Fiqih III

31

d. memegang amanat e. memperhatikan rakyat kecil agar nantinya tak mati jahiliyah

30. Yang bukan merupakan hak dan kewajiban Majlis Syura ialah … a. membuat undang-undang b. menetapkan RAPBD c. melahirkan tanggung jawab d. merumuskan gagasan untuk tujuan Negara e. mengangkat dan memberhentikan khalifah

ESAY

1. Jelaskan pengertian-pengertian ! a. Khilafah c. Khalifah b. Majlis Syura d. Ahlul Halli wal Aqdi

2. Jelaskan tujuan khilafah! 3. Sebutkan dasar-dasar khilafah ! 4. Jelaskan hak dan kewajiban rakyat ! 5. Berikan tanggapan terhadap pemerintahan Indonesia kaitanya dengan sistem

pemerintahan yang Islami (Khilafah) ?

Page 32: Fiqih III

32

PERADILAN ISLAM (QADHA)

Standar Kompetensi : 4. Memahami konsep Islam tentang peradilan Islam. Kompetensi Dasar : 4.1 Menjelaskan konsep peradilan Islam 4.2 Menjelaskan hakim dan saksi dalam peradilan Islam 4.3 Menjelaskan pengertian penggugat dan tergugat dalam peradilan Islam 4.4 Menjelaskan tentang sumpah dan bukti dalam peradilan Islam

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur‟an.

Q.S. An Nisa’ 58

Q.S. An Nisa’ 135

Q.S. Al Maidah 42

Q.S. Asy Syura 41

GAMBAR

Page 33: Fiqih III

33

APPERSEPSI/IFTITAH URAIAN MATERI PERADILAN (QADHA)

A. Arti, Fungsi dan Hikmah Peradilan 1. Pengertian Peradilan

Istilah peradilan diambil dari kata-kata qadha ( ) yang terjemahannya adalah memutuskan, memberi keputusan dan menyelesaikan. Peradilan menurut istilah ialah suatu lembaga pemerintahan/negara yang ditugaskan untuk menyelesaikan/menetapkan keputusan atas setiap perkara dengan adil berdasarkan hukum yang berlaku. Sedangkan pengertian pengadilan adalah tempat untuk mengadili suatu perkara, Dan orang yang bertugas mengadili suatu perkara disebut qadli atau hakim.

2. Fungsi Peradilan Sebagai lembaga negara yang ditugasi untuk menyelesaikan dan memutuskan

setiap perkara dengan adil, maka peradilan berfungsi untuk menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat yang dibina melalui tegaknya hukum. Peradilan Islam bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan umat dengan tegaknya hukum Islam. Karena itu peradilan Islam mempunyai tugas pokok : a. Mendamaikan kedua belah pihak yang bersengketa b. Menetapkan sangsi dan menerapkannya kepada para pelaku perbuatan yang

melanggar hukum.

3. Hikmah Peradilan Sesuai dengan fungsi dan tujuan peradilan sebagaimana dijelaskan yang sangat

besar bagi kehidupan umat. Hikmah peradilan antara lain dapat mewujudkan masyarakat yang bersih, aparatur

pemerintah yang bersih dan bewibawa, keadilan bagi seluruh rakyat, keamanan, ketentraman, kedamaian dan suasana yang mendorong untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

B. Hakim

1. Pengertian Hakim Hakim ialah orang yang diangkat oleh pemerintah untuk menyelesaikan persengketaan dan memutuskan hukum suatu perkara dengan adil. Dengan kata lain hakim adalah orang yang bertugas untuk mengadili, ia mempunyai kedudukan yang terhormat selama berlaku adil.

2. Syarat-syarat Hakim Syarat-syarat menjadi hakim ialah : a. Beragama Islam b. Baligh c. Berakal sehat d. Merdeka e. Adil f. Laki-laki g. Memahami hukum yang ada dalam Al Qur‟an dan Hadits h. Faham tentang ijma‟ ulama serta perbedaan-perbedaan tradisi umat i. Faham bahasa Arab j. Faham metode ijtihad k. Dapat mendengar, melihat, mengerti baca tulis dan memiliki ingatan yang kuat

3. Macam-macam Hakim dan Konsekwensinya

Hakim ada tiga macam, yaitu : a. Hakim yang mengetahui kebenaran dan melaksanakan hukum sesuai dengan

kebenaran, maka ia dijamin masuk surga. b. Hakim yang mengetahui kebenaran tetapi ia memutuskan perkara tidak dengan

ukuran kebenaran, maka ia masuk neraka. c. Hakim yang menetapkan hukum dengan kebodohannya, ia pun masuk neraka. Rasulullah SAW mengelompokkan hakim itu menjadi tiga golongan sebagaimana hadits sebagai berikut :

Page 34: Fiqih III

34

Artinya : “ Hakim ada tiga macam, satu di surga dan dua di neraka. Hakim yang mengetahui kebenaran dan menetapkan hukum berdasarkan kebenaran, ia masuk surga, hakim yang mengetahui kebenaran dan menetapkan hukum bertentangan dengan kebenaran, ia masuk neraka, hakim yang menetapkan hukum dengan kebodohannya ia masuk neraka.” (HR. Abu Dawud dan yang lain)

4. Etika Hakim Adab atau etika hakim adalah melaksanakan tata tertib pengadilan, memperlakukan orang-orang yang berperilaku sama dalam tempat duduk, kata-kata dan perhatian dan tidak boleh menerima hadiah dari orang-orang yang berperkara. Rasulullah SAW bersabda : Artinya :”Allah melaknat orang yang menyuap dan yang disuap dalam (keputusan) hukum.” HR. Ahmad dan Turmudzi)

5. Kedudukan Hakim Wanita Madzhab Maliki, Syafi‟i dan Hambali tida memperbolehkan mengangkat hakim wanita. Dasarnya adalah hadits Nabi SAW sebagai berikut : Artinya :”Suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada orang perempuan tidak akan berbahagia.” (HR. Bukhari) Sedangkan Imam Hanafi membolehkan mengangkat hakim wanita untuk menyelesaikan segala urusan kecuali masalah had dan qishash. Bahkan Ibnu Jarir Al Thabari membolehkan mengangkat hakim wanita untuk segala urusan.

C. Saksi 1. Pengertian Saksi

Saksi adalah orang yang diperlukan oleh pengadilan untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan suatu perkara demi tegaknya hukum dan tercapainya keadilan dalam pengadilan dan harus jujur dalam memberikan kesaksiannya. Karena itu seorang saksi harus terpelihara dari pengaruh/tekanan dari luar maupun tekanan dari dalam sidang pengadilan.

2. Syarat-syarat Menjadi Saksi a. Orang Islam b. Sudah dewasa atau baligh sehingga dapat membedakan antara yang hak dan yang

batil c. Berakal sehat d. Orang yang merdeka e. Adil, sesuai dengan firman Allah SWT sebagai berikut :

2. apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena

Page 35: Fiqih III

35

Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.

Untuk dapat dikatan adil, seorang saksi harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut : a. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa besar b. Menjauhkan diri dari kebiasaan berbuat dosa kecil c. Menjauhkan diri dari perbuatan bid‟ah d. Dapat mengendalikan diri dan jujur pada saat marah e. Berakhlak mulia

D. Penggugat dan Bukti (Bayyinah)

1. Pengertian Penggugat dan Syarat-syaratnya Materi yang dipersoalkan oleh kedua belah pihak yang terlibat perkara dalam proses peradilan disebut gugatan. Sedangkan penggugat adalah orang yang mengajukan gugatan karena merasa dirugikan oleh pihak tergugat (orang yang digugat). Penggugat dalam mengajukan gugatannya harus dapat membuktikan kebenaran gugatannya disertai bukti-bukti yang akurat, saksi-saksi yang adil atau dengan melakukan sumpah.

2. Bukti (Bayyinah) Barang bukti atau bayyinah adalah segala sesuatu yang ditunjukkan oleh penggugat untuk memperkuat kebenaran dakwaannya. Barang bukti tersebut dapat berupa surat-surat resmi, dokumen dan barang-barang lain yang dapat memperjelas masalah (dakwaan) terhadap terdakwa.

E. Tergugat dan Sumpah 1. Pengertian Tergugat

Orang yang terkena gugatan dari penggugat disebut tergugat. Tergugat membela diri dengan membantah kebenaran gugatan dengan menunjukkan bukti-bukti administrasi dan bahan-bahan yang meyakinkan di samping melakukan sumpah. Rasulullah SWA bersabda : Artinya :”Orang yang mendakwa (penggugat) harus menunjukkan bukti dan terdakwa (tergugat) harus bersumpah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Tujuan Sumpah dan Sumpah Tergugat Dalam syariat Islam ada dua tujuan sumpah, yaitu : a. Menyatakan tekad untuk melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan

bertanggung jawab terhadap tugas tersebut. b. Membuktikan dengan sungguh-sungguh bahwa yang bersangkutan berada dalam

pihak benar. Tujuan sumpah yang kedua inilah yang dilakukan di pengadilan. Sumpah

tergugat adalah sumpah yang dilakukan oleh tergugat dalam rangka mempertahankan diri dari tuduhan penggugat di samping harus menunjukkan bukti-bukti tertulis dan bahan-bahan yang meyakinkan.

3. Syarat-syarat Orang yang Bersumpah

Orang yang bersumpah harus memenuhi tiga syarat berikut ini : a. Mukallaf, artinya orang yang sudah akil baligh b. Didorong oleh kemauan diri sendiri tanpa paksaan dari siapapun c. Disengaja, bkan karena terlanjur dan lain sebagainya Lafal-lafal sumpah Ada tiga kalimat yang diucapkan untuk bersumpah, yaitu : a. . b. . c. . Bagi orang yang melanggar sumpah wajib membayar kafarat (denda), seperti yang disebutkan pada QS. Al Maidah : 89

Page 36: Fiqih III

36

89. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). a. Memberikan makanan pokok kepada sepuluh orang fakir miskin, masing-masing

mendapat bagian ¾ liter b. Memberikan pakaian yang pantas kepada seluruh orang fakir miskin c. Memerdekan seorang hamba sahaya Jika tidak dapat melaksanakan salah satu dari ketiga hal tersebut, maka disuruh berpuasa selama tiga hari.

PENILAIAN PILIHAN GANDA I. Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara 5 alternatif jawaban dengan memberi tanda

silang ( X ) 1. Seorang hakim boleh langsung memutuskan perkara, apabila telah ada bukti di bawah ini

…….. a. Pengtakuan terdakwah d. keyakinan para hakim b. Barang bukti e. sumpah penggugat c. Saksi yang menguatkan

2. Hadits yang menunjukkan larangan hakim menjatuhkan hukuman dalam keadaan marah ialah a. لعن اهللا الراشى والمرتشى فى الحكم b. التقبل شهادة أهل دين على غير دين أهلهم c. اليقضين الحاكم بين اثنين وهو غضبان d. اليفلح قوم ولو أمرهم أمرأة e. التقبل شهادة خصم وال ظنين

لعن اهللا الراشى والمرتشى فى الحكم. .3Berdasarkan hadits terdebut, seorang hakim tidak diperkenankan ………. a. menetapkan hokum dalamkeadaan sakit b. menerima hadiah dari orang yang sedang berpekara c. menunjukkan vonis dengan tergesa-gesa d. mengadakan lobi dengan pihak-pihak terkait e. mengadili saudaranya

4. Selain dalam kasus hudud dan qishsas, seorang wanita dibolehkan menjadi hakim. Demikian pendapatnya ….. a. Imam Syafi‟I d. Imam Hambali b. Abu Hanifah e. Imam Maliki c. Ibnu Jarir Thobari

5. Yang bukan merupakan syarat-syarat hakim ialah ……… a. Menetapkan sangsi d. Berlaku adil b. Memahami ijma‟ e. Memahami hokum-hukum al Qur‟an c. Sehat jasmani dan rohani

قاض عرف الحق فحكم بخالفه فهو فى النار .6Arti potongan hadits di atas adalah ……… a. Kebanyakan hakim akan masuk neraka b. Hakim menetapkan hukum karena kebodohannya, masuk neraka

Page 37: Fiqih III

37

c. Ada tiga macam hakim, satu di surga dan dua di neraka d. Hakim yang menerima suap, ia masuk neraka e. Hakim yang mengetahui kebenaran dan ia masih menetapkan hukum bertentangan

dengan kebenaran, ia masuk neraka 7. Orang yang diangkat oleh pemerintah untuk menyelesaikan persengketaan dan memutuskan

suatu perkara dengan adil ialah ……. a. Qodha d. Mujtahid b. Mufti e. Qodhi c. Fuqaha

8. Yang termasuk hikmah peradilan ialah ............ a. terciptanya perdamaian b. terciptanya keadilan c. terciptanya kesejahteraan masyarakat d. masyarakat mengetahui hukum e. terwujudnya aparatur pemerintah yang jujur dan berwibawa

9. Dalam bahasa Arab peradilan disebut dengan Qadha ( قضى ) yang artinya a. Memutuskan, menyelesaikan d. Tidak berat sebelah b. Memberi hukuman e. Tuntutan pengadilan c. Tempat untuk mengadili

10. Kata pengadilan berasal dari kata ADIL yang artinya ……… a. Menentukan, menetapkan d. Tempat untuk mengadili b. Menempatkan sesuatu pada tempatnya e. Bijaksana c. Sama rata sma rasa

11. Potongan ayat Al qur‟an yang terjemahannya “ Jadilah kamu sebagai penegak hokum hokum keadilan” ialah …. a. .كونوا قوامين بالقسط b. الرجال قوامين على النساء c. إعدلوا هو أقرب للتقوى d. وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل e. واشهدوا ذوى عدل منكم

12. Untuk menyatakan tekad untuk melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, merupakan ….. a. Pengertian sumpah d. Hikmah sumpah b. Lafadz sumpah e. Tujuan sumpah c. Syarta-syarat sumpah

واشهدوا ذوى عدل منكم. .13Atas dasar ayat tersebut, salah satu syarat saksi harus ……. a. Islam d. Adil b. Baligh e. Laki-laki c. Berakal

14. Berikut ini yang tidak termasuk bayyinah adalah …….. a. Saksi d. sumpah b. Pasal dan ayat perkara e. barang-barang bukti c. Pengakuan terdakwah

15. Syarat-syarat sumpah adalah …….. a. Akil baligh, jujur, sungguh-sungguh d. Mukallaf, kemauan sendiri, merdeka b. Mukallaf, kemauan sendiri, disengaja e. Mukallaf, sungguh-sungguh, Islam c. Disengaja, sungguh-sungguh, jujur

16. Penggugat dalam mengajukan gugatannya harus menunjukkan barang bukti yang disebut …. a. المدعى d.المدعى عليه b. البينة e.المحكومبه c. المحكومبه

17. Materi yang dipersoalkan kedua belah pihak yang terlibat perkara dalam peradilan disebut … a. Penggugat d. Gugatan b. Dakwaan e. Tergugat c. Barang bukti

18. Kifarat bagi orang yang melanggar sumpah adalah ………. a. Memerdekakan budak atau memberi makan 10 orang fakir miskin atau memberi pakaian

pantas kepada 10 orang fakir miskin b. memberi makan 10 orang fakir miskin atau memberi pakaian pantas kepada 10 orang fakir

miskin atau puasa 3 hari c. memerdekakan budak atau memberi makan 60 orang miskin atau puasa 3 hari d. memerdekakan budak atau memberi pakaian 10 orang miskin atau puasa 60 hari

Page 38: Fiqih III

38

e. memberi makan 60 orang miskin atau memberi pakaian 60 orang miskin atau puasa 30 hari

ان رسول اهللا ص.م. قضى بشاهد ويمين. .19Kata yang digaris bawahi tersebut di atas, mempunyai arti ……. a. Saksi d. Sumpah b. Saksi dan sumpah e. Bukti dan sumpah c. Saksi dan bukti

20. Dibawah ini potongan hadits yang menunjukkan tentang hakim yang masuk surga adalah ……. a. رجل لم يعرف الحق للناس على جهل b. رجل لم يعرف الحق للناس على جهل c. رجل عرف الحق فلم يقض به وجار فى الحكم d. رجل عرف الحق فقضى به e. رجل عرف الحق فكم بخالفه

21. Kifarat melanggar sumpah adalah memilih salah satu dari memberi makan 10 orang miskin atau memberi pakaian 10 orang miskin atau berpuasa 3 hari. Pernyataan tersebut dinyatakan dalam ……. a. QS. Al-Maidah : 89 d. QS. Al-Maidah : 90 b. QS. Al-An‟am : 89 e. QS. Al-An‟am : 90 c. QS. An-Nisa‟ : 98

عدلت شهادة الزور باإلشراك باهللا .22Hadits tersebut menandaskan bahwa persaksian dusta itu dosanya disamakan dengan …… a. Kafir d. Syirik b. Kadzib e. Kibir c. Riya‟

23. Diantara syart-syarat orang yang bersumpah adalah mikallaf, pengertian mukallaf ialah ….. a. Orang yang dibebani hokum syara‟ d. Orang yang baru masuk Islam b. Kehendak sendiri e. Bukan orang yang lemah c. Sengaja

24. Yang tidak termasuk syarat-syarat gugatan ialah ……. a. Gugatan disampaikan secara tertulis b. Gugatan harus diuraikan dengan jelas c. Tuntutan harus sesuai dengan kejadian perkara d. Tuntutan dengan setinggi-tingginya e. Memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

25. Menurut hadits Nabi, ada tiga macam hakim yaitu …….. a. hakim yang mengerti kebenaran dan menetapkan hukum dengan kebenaran, ia masuk

surga b. hakim yang mengerti kebenaran dan menetapkan hukum bertentangan dengan kebenaran,

ia masuk neraka c. hakim yang menghakimi dengan kebodohannya, ia masuk neraka d. kebanyakan hakim masuk neraka e. yang benar adalah a, b, dan c

26. Keputusan/ketetapan yang dijatuhkan hakim disebut…….. a. Sangsi d. Vonis hakim b. Eksekusi e. Fungsi hakim c. Tanggung jawab hakim

27. Diantara syarat-syarat daksi ialah ia harus dhabit. Yang dimaksud dengan dhanit ialah ….. a. Bukan musuhnya d. Bukan orang buta b. Merdeka e. Adil c. Kuat ingatan

﴿ هو الذى يأتى بالشهادة قبل أن يسئلها رواه مسلم ﴾ .28 Menurut potongan hadits ini menunjukkan bahwa …….. a. Saksi harus memberikan keterangan yang berkaitan dengan suatu perkara b. Daksi yang hadir itu dapat memberatkan atau meringankan suatu perkara c. Kesaksian sukarela adalah akhlak yang terpuji, karena merupakan kesaksian yang masih

murni d. Menjadi saksi itu merupakan panggilan hati nurani e. Saksi yang tidak memberikan keterangan yang sebenarnya harus ditolak kesaksiannya

29. Seorang hakim boleh lengsung memutuskan perkara, apabila telah ada ………. a. Barang bukti d. Pengakuan terdakwa b. Dua orang saksi yang adil e. Sumpah penggugat c. Keyakinan para hakim

30. Penggugat dalam mengajukan gugatannya, ia harus menunjukkan barabg bukti yang disebut a. Mudda‟I d. Al-Yami‟in

Page 39: Fiqih III

39

b. Mudda‟a „alaih e. Al-Nayyinah c. Saksi

ESAY

1. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang peradilan!

a. Pengertian b. Fungsi c. Hikmah

2. Sebutkan macam-macam hakim dan konsekwensinya ! 3. Jelaskan bagaimana kedudukan hakim wanita menurut Islam ! tulis kembali hadits tersebut dengan harokatnya dan البينة على المدعى واليمين على المدعى عليه .4

terjemahkan ! 5. Sebutkan macam-macam peradilan di Indonesia