filsafat umum [helenisme]

17
Filsafat Umum HELENISME DAN ABAD PERTENGAHAN Disusun Oleh: Bryan Yunadi Makrifatul Chusnia T. Muhammad Aidil UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

description

membahas tentang masa helenisme setelah masa aristoteles

Transcript of filsafat umum [helenisme]

Filsafat UmumHELENISME DAN ABAD PERTENGAHAN

Disusun Oleh:Bryan Yunadi Makrifatul ChusniaT. Muhammad Aidil

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRYBanda AcehTahun Ajaran 2014/2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi WabarakaatuhAlhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan ummatnya yang setia mengikuti ajarannya.Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok mata kuliah Filsafat umum, dalam penulisan ini masih jauh dari yang diharapakan,maka kritik dan saran dari pihak lain sangat kami harapakan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak terutama Bapak Hazal Fitri atas bantuan yang telah diberikan kepada kami, semoga amal dan ibadah kita diterima disisi Allah SWT.

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSetelah filusuf Yunani klasik mencapai puncaknya dengan munculnya Aristoteles, pemikiran filsafat Yunani merosot. Karena 5 abad sepeninggalan Aristoteles terjadi kekosongan, sehingga tidak ada ahli pikir yang menghasilkan buah pemikiran filsafatnya seperti Plato atau Aristoteles baru kira-kira 5 abad kemudian bangkitlah pemikir yang genial seperti dia, yaitu Plotimus. Selama kira-kira lima abad itu ada juga pemikir-pemikir yang berpengaruh, akan tetapi tidak sedalam pemikiran Plato dan Aristoteles. Pokok-pokok yang menjadi bahan pemikiran telah membeku, yaitu tentang jiwa, tubuh, pengamatan, pemikiran dan lain sebagainya, sedangkan pokokpermasalahan filsafat dipusatkan pada cara hidup manusia, sehingga orang yang dikatakan bijaksana adalah orang yang mengatur hidupnya menurut budinya.Zaman abad pertengahan ialah zaman dimana filsafat abad pertengahan dicirikan dengan adanya hubungan erat antara agama Kristen dan filsafat. Abad pertengahan memiliki sebutan lain misalnya abad kegelapan, skolalistik atau masa patristic, yang semuanya menggambarkan corak pemikiran filsafatan keilmuan yang dibentuk sesuai dengan perkembangan peradaban Kristen. Abad ini ditandai dengan runtuhnya budaya Romawi dan upaya untuk kembali membangun peradaban berdasarkan ajaran filsafat yunani dan ajaran Agama Kristen, ajaran filsafat berlangsung di gereja pada awalnya kemudian mengalami perpecahan dikarenakan dominasi kuat secara bertahap berbagi aspek kehidupan. Ilmu Filsafat berkembang dengan lambat tetapi pasti sejalan dengan kontak budaya islam dan semangat untuk kembali pada kejayaan peradaban yunani.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah helenisme ?2. Apa pengertian helenisme ?3. Bagaimana filsafat pada abad pertengahan ?4. Siapa saja tokoh tokoh yang lahir pada abad pertengahan ?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui sejarah helenisme.2. Untuk mengetahui pengertian helenisme.3. Untuk mengetahui filsafat pada abag pertengahan.4. Untuk mengetahui tokoh tokoh yang lahir pada abad pertengahan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sejarah HelenismeSebelum lahirnya filsafat islam, baik dari di dunia timur maupun di dunia barat telah terdapat bermmacam-macam alam pikiran , diantaranya yang terkenal pikiran mesir kuno, pikiran sumeria babilonia, asyuria pikiran india, cina dan pikiran yunani. Jadi, pikiran-pikiran iran dan india sedikit banyak telah memberikan sumbanganya pada pembentukan filsafat islam, tetapi yang tampak jelas sekali hubunganya, bahkan menjadi sumber (bukan sumber utama) bagi filsafat islam ialah filsafat yunani.Filsafat yunani yang sampai kepada sampai kedunia islam seperti yang di tinggalkan oleh orang-orang yunani sendiri, baik melalui orang-orang Masehi Nestoriah dan Jakobites maupun melalui golongan-golongan lainnya. Akan tetapi filsafat sampai kepada mereka melalui pemikiran helenisme Romawi yang mempunyai ciri khas dan corak tertentu yang memepengaruhi filsafat itu sendiri. Oleh karna itu, tidak semua pikiran-pikiran filsafat yang sampai kepada dunia islam barasal dari yunani, baik dalam teks-teks aslinya maupun ulasan -ulasanya . melainkan hasil dari dua fase yang berturut-turut , yaitu fase Helenisme dan fase Helenisme Romawi. Oleh karna itu, dalam pikiran filsafat terdapat dua corak yang berbeda atau dua corak yang bercampur, sesuai dengan perbedaan alam pikiran pada masa yang membicarakanya.Setelah filusuf Yunani klasik mencapai puncaknya dengan munculnya Aristoteles, pemikiran filsafat Yunani merosot. Karena 5 abad sepeninggalan Aristoteles terjadi kekosongan, sehingga tidak ada ahli pikir yang menghasilkan buah pemikiran filsafatnya seperti Plato atau Aristoteles baru kira-kira 5 abad kemudian bangkitlah pemikir yang genial seperti dia, yaitu Plotimus. Selama kira-kira lima abad itu ada juga pemikir-pemikir yang berpengaruh, akan tetapi tidak sedalam pemikiran Plato dan Aristoteles. Pokok-pokok yang menjadi bahan pemikiran telah membeku, yaitu tentang jiwa, tubuh, pengamatan, pemikiran dan lain sebagainya, sedangkan pokok permasalahan filsafat dipusatkan pada cara hidup manusia, sehingga orang yang dikatakan bijaksana adalah orang yang mengatur hidupnya menurut budinya. Zaman sesudah Aristoteles memang zaman yang berbeda sekali dengan zaman Aristoteles. Zaman ini adalah zaman yang baru, yang dimulai dengan zaman pemerintahan Alexander yang Agung, zaman yang disebut zaman Helenisme.Ditaklukannya Asia Barat Daya oleh Alexander Agung (333 323 SM), telah dianggap sebagai permulaan dari suatu zaman yang baru, yang disebut zaman Helenis, atau disebut juga Helenisme. Yang dimaksud dengan istilah ini ialah pergerakan kebudayaan sejak zaman Alexander, dimana bahasa Yunani dan peradaban yunani mendapatkan tempat yang tertinggi dalam kehidupan orang zaman itu, khususnya dalam kalangan orang-orang terkemuka dikota. Kemenangan-kemenangan Alexander Agung, berarti pula kemajuan Helenisme dinegara asalnya Yunani, khususnya Macedonia.

2.2 Helenisme Hellenisme diambil dari bahasa Yunani kunoHellenizeinyang berarti berbicara atau berkelakuan seprti orang Yunani.Hellenisme klasik:yaitu kebudayaan Yunani yang berkembang pada abad ke-6 dan ke-5 SM.Hellenisme secara umum: istilah yang menunjukkan kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya Yunani dan budaya Asia kecil, Syiria, Metopotamia, dan mesir yang lebih tua. Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 SM (masa Alexander Agung atau meninggalnya Aristoteles) hingga 20 SM. Hellenisme ditandai dengan fakta bahwa perbatasan antara berbagai negara dan kebudayaan menjadi hilang. Kebudayaan yang berbeda yang ada di jaman ini melebur menjadi satu yang menumpang gagasan-gagasan agama, politik dan ilmu pengetahuan. Hellenisme di bagi menjadi dua fase, yaitu fase Hellenisme dan fase Hellenisme Romawi. Fase Hellenisme adalah fase yang ketika pemikiran filsafat hanya dimiliki oleh orang-orang Yunani. Adapun fase Hellenisme Romawi ialah fase yang sudah datang sesudah fase hellenisme, dan meliputi semua pemikiran filsafat yang ada pada masa kerajaan romawi, yang ikut serta membicarakan peninggalan pikiran Yunani, antara lain pemikiran Romawi di barat dan di timur yang ada di mesir dan di siria. Fase ini dimulai dari akhir abad ke-4 sebelum masehi sampai pertengahan abad ke-6, Masehi di Bizantium dan roma, atau sampai masa penerjemahan di dunia arab.Sebelum filsafat yunani muncul, kebudayaa yunani telah mencitrakan khas berpikir yang filosofi, sebagaimana mitos-mitos yang berkembang di yunani adalah bagian yang menentukan kelahiran filsafat. Dalam filsafat yunani, unsur-unsur agama bersahaja yang berhalal sangat kental, antara lain kepercayaan tentang adanya bnyak zat yang membekasi alam dan yang menjadi sumber segala peristiwa alamiah, meskipundalam bentuk yang berada dengan ajaran agama Yunani sendiri, karena zat yang berbilang dalam agama itu dinamakan dewa-dewa, sedangkan dalam filsafat disebut akal benda-benda langit,sebagaimana yang paham tentang akal bulan dengan akal manusia.Ciri pemikiran filsafat yunani ialah adanya cara berpikir yang tidak relawan dengan realitas yang ada atau keberadaan yang benar-benar nyata menurut pemahaman filosofis bukan eksistensi yang sesungguhnya, karena setiap realitas menyembunyikan hakikatnya yang paling hakiki, sebagaimana adanya api yang kemudian padam.Meskipun Plato dan Aristoteles telah berhasil memadukan pikiran-pikiran filsafat yang sebelumnya, keduanya tidak dapat melarutkan sama sekali, karena pikiran-pikiran filsafat tersebut adalah pemikiran bermacam-macam aliran yang boleh jadi berbeda-beda pandangannya terhadap hidup dan alam ini. Aliran-aliran ini adalah:1. Natural phylosophydengan Democritas sebagai tokohnya dan filosof-filosof Lonia, yang menghargai alam dan wujud benda setinggi-tingginya,2. Aliran Ketuhanan yang mengakui zat-zat yang metafisik, diwakili oleh aliran Elea dan Socrates, yang mengatakan bahwa sumber alam indrawi adalah sesuatu yang berada di luarnya.3. Aliran Mistik dengan Pythagoras sebagai tokohnya, yang bermaksud memperkecil atau mengingkari nilai alam indrawi.4. Aliran Kemanusiaan yang menghargai manusia setinggi-tinggi dan mengakui kesanggupannya untuk mencapai pengetahuan, serta menganggap manusia sebagai ukuran kebenaran.Aliran-aliran filsafat tersebut telah mempengaruhi hasil pemikiran filosof-filosof yang mendatang, bagaimana pun kuat dan besarnya filosof-filosof. Pada fase Hellenisme-Romawi, meskipun keseluruhan masa hellenisme-romawi mempunyai corak yang sama, apabila mengingat perkembangannya, maka dapat dibagi menjadi tiga masa, dan tiap-tiap masa mempunyai corak tersendiri.Masa pertama,dimulai dari empat abad sebelum masehi. Aliran-aliran yang terdapat di dalamnya ialah:1. Aliran Stoa (Ar-Riwaqiyyah) dengan Zeno sebagai pendirinya. Ia mengajarkan agar manusia jangan sampai bisa digerakkan oleh kegembiraan atau kesedihan (jadi tahan diri dalam menghadapinya) dan menyerahkan diri tanpa syarat kepada suatu keharusan yang tidak bisa ditolak dan yang menguasai segala sesuatu.2. Alir epicure, dengan epicure sebagai pendirinya. Aliran ini mengajarkan bahwa kebahagian manusia merupakan tujuan utama.3. Aliran skiptis (ragu-ragu) yang meliputi aliran phyro dan aliran akademi baru. Aliran skeptis mengajarkan bahwa untuk sampai pada kebenarannya, manusia haruspercaya dulu bahwa segala sesuatu itu tidak benar, kecuali sesudah dapat dibuktikan kebenarannya. Ajaran lain ialah bahwa pengetahuan manusia adalah tidak akan sampai pada kebenaran, atau dengan perkataan lain mengingkari kebenaran mutlak (objektif)4. Aliran eliktika-pertama (aliran seleksi)Masa kedua, dimulai dari pertengahan abad sebelum masehi sampai pertengahan abad ketiga masehi. Aliran ini terdapat pada masa ini ialah:(1) aliran peripateki terakhir; (2)aliran stoa baru; (3) aliran epicure baru; (4) aliran pythagoras; dan (5) aliran filsafat yahudi dan plato. Filsafat hellanisme- yahudi ialah sesuatu pemikiran filsafat, yaitu filsafat yahudi dipertemukan dengan kepercayaan yahudi, dengan jalan penggabungan atau mendekatkan salah satunya kepada yang lain, atau membuat susunan baru yang mengandung kedua unsur tersebut.Masa ketiga, dimulai dari abad ketiga. Masehi sampai pertengahan abad keenam masehi di bizantium dan roma, atau sampai pertengahan abad ketujuh atau kedelapan di iskandariah dan timur dekat (asia kecil). Pada masa ketiga ini, kita mengenal aliran-aliran; (1) neoplatonisme; (2) iskadariyah; (3) filsafat diasia kecil, yang terdapat di antiochia, harran, ar-ruha, dam nissibis. Aliran-aliran ini merupakan kegiatan terakhir menjelang timbulnya aliran bagdad yaitu aliran filsafat islam.Diantara aliran-aliran filsafat dari masa ketiga, neoplanisme-lah yang terpenting dan yang paling banyak pengaruhnya terhadap filsafat islam.Aliran neoplatonisme merupakan rangkaian terakhir atau rangkain sebelum terakhir dari fase hellenisme-romawi, yaitu fase mengulang yang lama dan bukan fase mencipta yang baru. Neoplatonisme ini juga masih berkisar pada filsafat yunani, tasawuf timur yang meramu dari masa filsafat yunani serta menggabungkannya. Oleh karena itu, di dalamnya terdapat ciri-ciri filsafat yunani yang kadang-kadang bertentangan agama-agama langit, yaitu agama yahudi dan agama masehi, karena dasar filsafat tersebut ialah kepercayaan rakyat yang memepercayai sumber kekuasaan yang banyak. Karena sistem pilihan ini pula, di dalam neoplatonisme terdapat unsur-unsur platoisme, Phthagoras, Aristoteles, Stoa, dan manusia, religiusitas dan keberhalaan.Uberweg dalam bukunyaGeschihte der Philosophiemengatakan bahwa aliran Neoplatonisme dimulai dari abad pertama masehi dan berakhir pada pertengahan abad keempat masehi, sedang menurut penulis lainnya berakhir pada pertengahan abad ke tujuh masehi adalah masa aliran iskandariyah yang mengantikan aliran neoplatonisme.Perbedaan kedua aliran tersebut ialah:1. Neoplatonisme berkisar pada segi metafisika pada filsafat yunani, yang boleh jadi dalam beberapa hal berlawanan dengan agama masehi, sedangkan aliaran iskandariyah lebih condong kepada matematika serta alam dan meninggalkan lapangan metafisika, dan keadaan ini bisa menyebabkan tidak adanya perlawanan dengan agama masehi.2. Neoplatonisme lebih banyak mendasarkan pikirannya kepada seleksi dan pemaduan, sedangkan aliran iskandariyah lebih banyak mengadakan ulasan-ulasan terhadap pikiran-pikiran filsafat. Ulasan-ulasan yang sampai kepada kaum muslimin datang dari aliran iskandariyah dan aliran-aliran hellenisme-Romawi. Ada tiga ulasan, yaitu: (1) ulasan dari golongan peripatetik dari masa sebelum neoplatonisme, terutama dari iskandar Aphrodisias; (2)ulasan dari aliran neoplatonisme, terutama dari Porphyrius; mungkin ulasan ini bisa menjelaskan adanya usaha dari Al-Farabi dan ibnu sina untuk mempertemukan agama dengan filsafat-filsafat; (3) ulasan dari orang-orang iskandariyah seperti Hermias, Stephanus, dan Joannes Philoponos.

2.3 Filsafat Pada Abad PertengahanFilsafat pada abad pertengahan diawali oleh Bhoethius diakhiri oleh Nicolaus Cusanus (1401-1464), Abad pertengahan juga bias dikatangan abad gelap karena pendapat ini di dasarkan pada sejarah gereja yang saat itu kehidupan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, para pemikir ilmuan saat itu tidak bisa meluapkan apa yang ada di otak mereka karena pada saat itu memberontak apa yang telah diajarkan oleh gereja maka akan dikenakan hukuman mati.Nicolaus Cusanus membedakan tiga macam pengenalan yaitu pancaindra, rasio, dan intuisi. Pengetahuan yang luas membuat Nicolaus tidak hanya skedar menjadi eksponen abad pertengahan. Ia juga mencintai eksperimen sehingga membawanya pada pemikiran ilmu masa modern.Setelah masa Nicolaus berlangsung serupa, muncul dan bangkitlah periode renaissance. Sementara ilmu pengetahuan arab dalam kemunduran, eropa mulai menggeliat dari tidurnya menyaksikan kemunduran peradaban islam. Mereka akhirnya sadar akan ketertinggalan dan keterbelakangan ilmu pengetahuan mereka dan pada akhirnya pada abad ke-13 M mereka mulai mengadakan perubahan yang sangat menggemilangkan.Tokoh-tokoh renaissance, seperti Francis Bacon, Ddescater, Newton, Kpler, Nnicolaus Copernicus, Galileo, Lavoiser, Muler, Pasteur, Koch, Darwin, Linnaeus, Lamarck, Cuvier, dan Dalton, mempercepat kemajuan ilmiah. Bertrand Rusell (1979:512) menyatakan bahwa capernicus, kepler, Galileo, dan newton, adalah empat orang besar yang sangat menonjol keahlianya dalam menciptakan ilmu pengetahuan.Pada abad pertengahan perguruan tinggi bertambah banyak, badan-badan keilmuan bagai jamur dimusim hujan, dan cabang-cabang keilmuan alam berlipat ganda. Melalui media masa modern, ilmu pengetahuan mengalami lompatan-lomptan jauh. Alam tempat yang relative singkat telah mencapai zaman atom, zaman roket, atau zaman modern.2.4 Ilmu PengetahuanIlmu pengetahuan Helenistik pun terpengaruh oleh campuran pengetahuan dari berbagai kebudayaan. Kota Alexandria memainkan peranan penting di sini sebagai tempat pertemuan antara Timur dan Barat. Sementara Athena tetap merupakan pusat filsafat yang masih menjalankan ajaran-ajaran filsafat Plato dan Aristoteles, Alexandaria menjadi pusat ilmu pengetahuan. Dengan perpustakaannya yang sangat besar, kota itu menjadi pusat matematika, astronomi, biologi, dan ilmu pengobatan.2.4 Dalam Konteks AgamaCiri umum pembentukan agama baru sepanjang periode Hellenisme adalah muatan ajaran mengenai bagaimana umat manusia dapat terlepas dari kematian. Ajaran ini sering kali merupakan rahasia. Dengan menerima ajaran dan menjalankan ritual-ritual tertentu, orang yang percaya dapat mengharapkan keabadian jiwa dan kehidupan yang kekal. Suatu wawasan menyangkut hakikat sejati alam semesta dapat menjadi sama pentingnya dengan upacara agama untuk mendapatkan keselamatan.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanHellenisme diambil dari bahasa Yunani kunoHellenizeinyang berarti berbicara atau berkelakuan seprti orang Yunani.Hellenisme klasik:yaitu kebudayaan Yunani yang berkembang pada abad ke-6 dan ke-5 SM.Hellenisme secara umum: istilah yang menunjukkan kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya Yunani dan budaya Asia kecil, Syiria, Metopotamia, dan mesir yang lebih tua.Pola fikir filsafat Helenisme yunani pasca Aristoteles diantaranya Epikuros (filosof yang memuja kesenangan hidup, ia menafikan dan menihilkan peran tuhan di dunia, menurutnya tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati kesenangan), stoa dan skeptic dari periode etik, kemudian ada juga neopythaqoras, philon dan Plotinus dari peride religi.

3.2 SaranDemikianlah penyusunan makalah ini,kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kami manusia yang berpendidikan dan berilmu. Dan apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami memohon maaf.

DAFTAR PUSTAKA

Bakry H., Disekitar Filsafat Skolastik Kristen, Firdaus, Jakarta 1991.Abdul Hakim Atang, M.A., Drs., Filsafat Umum, CV. Pustaka Setia, 2008.Salam Burhanuddin, Drs., Pengantar Filsafat, PT Bumi Aksara, 2000.Hanafi, A, Filsafat Skolastik, Pustaka Al husna, Jakarta 1983.