FILSAFAT POLITIK
-
Upload
agung-fandy-fattah -
Category
Documents
-
view
20 -
download
11
description
Transcript of FILSAFAT POLITIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1.2 Identitas Buku
a. Judul Buku : Filsafat Umum b. Penerbit:PT Remaja Rosdakarya Bandung c. Nama Pengarang:Prof. Dr. Ahmad Tafsird. Tahun Terbit:1990e. Tempat :Bandungf. BAB yang dibahas:BAB III-BAB VIII
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AKAL DAN HATI PADA ZAMAN YUNANI KUNO
Ciri umum filsafat yunani ialah rasionalisme. Rasionalisme yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih dulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya.
PLATO
Menurut plato, kebenaran umum (definisi) itu bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif seperti pada Socrates. Pengertian umum itu sudah tersedia di sana di alam idea. Define pada Socrates dapat saja diartikan tidak memiliki realitas. Menurut plato esensi itu mempunyai realitas. Realitasnya ya dialam idea itu. Dengan demikian jelaslah bahwa kebenaran umum itu memang ada bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea. Plato memperkuat Socrates dalam menghadapi kaum sofis. Plato dengan ajaran idea yang lepas dari objek yang berada dialam idea, bukan hasil abstraksi seperti pada Socrates, jelas memperkuat posisi Socrates dalam menghadapi sofisme. Idea itu umum, berarti berlaku umum. Sama dengan gurunya itu, plato juga berpendapat bahwa selain kebenaran yang umum itu adakebenaran yang khusus yaitu kongkretisasi idea dialam ini.
ARISTOTELES
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, sebuah kota di thrace. Ayahnya meninggal tatkala ia masih amad muda. Ia diambil oleh proxenus, dan orang in memberikan pendidikan yang istimewa kepadanya. Tatkala aristoteles berumur 18 tahun, ia dikirim ke Athena dan dimasukkan ke academia plato. Waktu itu memang merupakan kebiasaan orang mengirimkan anaknya ketempat yang jauh yang merupakan pusat-pusat perkembangan intelektual. Di sanalah ia belajar, tentu saja pada plato. Di dalam dunia filsafat, aristoteles terkenal sebagai bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional karena nantinya berkembang apa yang disebut logika modern. Logika aristoteles itu sering juga disebut logika formal.
Filsafat yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah aristoteles selesai menggelarkan pemikirannya. Akan tetapi, sifat rasional itu masih digunakan selama beberapa abad sesudah aristoteles, sebelum filsafat benar-benar memasuki dan tenggelam dalam abad pertengahan.
AKAL DAN HATI PADA ABAD PERTENGAHAN
PLOTINUS
Kehidupan Plotinus
Plotinus dilahirkan pada tahun 204 di mesir, mungkin didaerah lycopolis. Pada tahun 232 ia pergi alexsandria untuk belajar filsafat, pada seorang guru bernama animonius saccas, selama 11 tahun. Pada tahun 243 ia mengikuti raja gordianus III berperang melawan Persia ia ingin menggunakan kesempatan itu untuk mempelajari kebudayaan parsi dan india. Akan tetapi, sebelum ia sempat mempelajarinya raja gordianus terbunuh pada tahun 244. Plotinus dengan susah payah dapat melarikan diri keantakya (Antioch).
Metafisika Plotinus
System metafisika Plotinus ditandai oleh konsep transendens. Menurut pendapatnya, didalam pikiran terdapat tiga realitas: the one, the mind, dan the soul.
Etika dan Estetika Plotinus
Etika Plotinus dimulai dengan pandangannya tentang politik. Ia mengatakan bahwa seseorang adalah wajar memenuhi tugas-tugasnya sebagai warga Negara sekalipun ia tidak tertarik pada masalah politik. Keindahan itu, katanya, menyatakan dirinya terutama dalam penglihatan, tetapi ada juga keindahan untuk didengar.
AGUSTINUS
Riwayat Hidup Agustinus
Agustinus lahir di tagasta, Numidia (sekarang Algeria), pada 13 november 354. Ayahnya, patricius, adalah seorang pejabat pada kekaisaran romawi, yang tetap kafir sampai kematiannya pada tahun 370. Ibunya, monica (monnica) adalah penganut Kristen yang amat taat. Dalam bahasa latin agustinus dikenal dengan nama aurelius augustinus.
Teori Agustinus Tentang Jiwa
Menurut agustinus, jiwa tidak mempunyai bagian karena ia immaterial. Akan tetapi, jiwa mempunyai tiga kegiatan pokok: pertama mengingat, kedua mengerti, dan ketiga mau. Oleh karena itu, jiwa memiliki atau menggambarkan ketritunggalan alam (the cosmic trinity).
ANSELMUS
Ia berasal dari keluarga bangsawan diaosta, italia, pada tahun 1033. Didalam filsafat anselmus kelihatan iman merupakan tema sentral pemikirannya. Ungkapan ini menggambarkan bahwa ia mendahulukan
iman daripada akal. Arti ungkapan itu kira-kira percaya agar mengerti,secara lebih sederhana percayalah terlebih dahulu supaya mengerti.
THOMAS AQUINAS
Kehidupan Thomas Aquinas
Ia lahir di roccasecca, italia, pada tahun 1225 dari keluarga bangsawan,baik bapaknya maupun ibunya. Pada masa mudanya dia hidup bersama pamannya yang menjadi pimpinan ordo di monte casino. Ia berada disana pada tahun 1230-1239.
Pemikiran Aquinas Dalam Teologi
Menurut Aquinas alam ini tidak kekal. Sekalipun demikian, menurut pendapatnya akal tidak dapat membuktikan apakah alam ini kekal ataukah tidak kekal.
Aquinas Tentang jiwa
Pandangan Aquinas tentang jiwa amat sederhana. Katanya, jiwa dan ragamempunyai hubungan yang pasti: raga menghadirkan matter dan jiwa menghadirkan form, yaitu prinsip-prinsip hidup yang actual.
Teori politik Aquinas
Aquinas, yang filsafat politiknya mewakili pemikiran politik abad ke-13, menekankan moral sebagai suatu idea pemerintahan. Menurut Aquinas, keadaan Negara tidak dapat dipisahkan dari sifat social manusia. Dari aristoteles ia meminjam istilah manusia hewan yang berpolitik. Karena manusia tidak di lengkapi untuk mempertahankan diri sebagaimana perlengkapan binatang, maka manusia memerlukan kebersamaan dengan manusia lain dalam mencapai tujuan-tujuannya.
AKAL DAN HATI PADA ZAMAN MODERN
RENAISSANCE
Ini istilah bahasa prancis. Dalam bahasa latin, re + nasci berate lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di eropa, dan lebih khusus lagi di italia, sepanjang abad ke 15 dan ke-16. Zaman ini sering disebut sebagai zaman humanisme. Maksud ungkapan ini ialah manusia diangkat dari abad pertengahan. Pada abad pertengahan itu manusia dianggap kurang dihargai sebagai manusia.