FILSAFAT DIMITRI.rtf

download FILSAFAT DIMITRI.rtf

of 70

Transcript of FILSAFAT DIMITRI.rtf

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    1/70

    Logika Menentang Agama

    "Man tamanthaqa faqad fazandaqa" , demikian ungkapan terkenal

    dari tokoh besar di dunia Islam, Ibn Taimiyyah. Arti harfiahnya kira-kira

    adalah, "Barang siapa menggunakan logika maka ia telah kafir." Apakah

    sikap seperti ini dapat dibenarkan? Ataukah memang mutlak salah? Apa

    implikasi ika sikap seperti ini dibenarkan? !an apa pula konsekuensinya ika

    ia mutlak salah? Ataukah sikap seperti ini relatif, bisa benar sekaligus bisa

    salah seara bersamaan atau seara fu##y? !an apa-kah konsekuensinya ika

    kebenaran sikap seperti ini fu##y atau relatif?

    Logika adalah kaidah-kaidah berfikir. $ubyeknya akal-akal rasional.

    %byeknya adalah proposisi bahasa. &roposisi bahasa menerminkan realitas,

    apakah itu realitas di alam nyata ataupun realitas di alam fikiran. 'aidah-

    kaidah berfikir dalam logika bersifat nisaya atau mesti. &enolakan terhadap

    kaidah berfikir ini mustahil (tidak mungkin). Bahkan mustahil pula dalam

    semua khayalan yang mungkin (all possible intelligebles). *ontohnya,

    sesuatu apapun pasti sama dengan dirinya sendiri, dan tidak sama dengan

    yang bukan dirinya. &rinsip berfikir ini telah tertanam seara nisaya seak

    manusia lahir. Tertanam seara spontan. !an selalu hadir kapan saa fikiran

    digunakan. !an harus selalu diterima kapan saa realitas apapun dipahami.

    Bahkan, lebih auh, prinsip ini sesungguhnya adalah satu dari +atak nisaya

    seluruh yang mauud (the ery property of being). Tidak mengakui prinsip ini,

    yang biasa disebut dengan prinsip non-kontradiksi, akan menghanurkan

    seluruh kebenaran dalam alam bahasa maupun dalam semua alam lain.

    Tidak menerimanya berarti meruntuhkan seluruh bagunan agama, filsafat,

    sains dan teknologi, dan seluruh pengetahuan manusia.$ebagai ontoh perkataan Ibn Taimiyyah di atas, ika misal

    pernyataan itu benar, maka menggunakan kaidah logika adalah salah.

    'arena menggunakan kaidah logika salah, maka prinsip non-kontradiksi

    salah. 'alau prinsip non-kontradiksi salah . Artinya seluruh kebenaran tiada

    bermakna, tidak bisa dibenarkan ataupun disalahkan, atau bisa dibenarkan

    dan disalahkan sekaligus. 'alalu seluruh keberadaan tidak bermakna, maka

    pernyataan itu sendiri "Man tamanthaa faad fa#andaa" uga nafi. Tak

    bermakna. Tak perlu dipikirkan.

    Menerima kebenaran pernyataan beliau tersebut sama saa dengan

    mengkafirkan beliau. 'arena ika peenyataan tersebut benar, maka untuk

    membenarkannya telah digunakan kaidah logika. !an karena beliau telah

    menggunakan kaidah logika, menurut pernyataan-nya sendiri beliau kafir.

    1

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    2/70

    /adi sebaiknya pernyataan pengkafiran orang yang menggunakan logika ini

    benar-benar ditolak. &ernyataan ini salah. $alah. !an mustahil benar. 'arena

    kalau benar, semua orang yang berfikir benar kafir. !an ini mustahil.

    Wa qul jaa al-haqqa wazahaaqal-baathil, innal-baathila kaana

    zahuuqa." !alam pandangan saya, Islam elas menentang adanya

    relatiisme 'ebenaran. !alam Islam yang benar pasti benar dan tidak

    mungkin salah. $edang yang salah pasti salah dan tak mungkin benar.

    !alam dunia dikenali adanya golongan relatiis kebenaran yang disebut

    sufastaiyyah. 0olongan relatiis kebenaran ini merupakan pe+aris ma#hab

    pemikiran sophisme, yang bermula pada abad ke-1 dan ke-2 $M di 3unani

    melalui pemikiran &rotagoras, 4ippias, &rodius, 0iorgias dan lain-lain.

    Beberapa pemikiran yang mendasari gelombang filsafat pasa-modernis uga

    merupakan erminan dari pandangan golongan ini. !alam maalah 5mmat

    6o.78Thn.I89 Agustus :;;1, hal 9an Mohd 6or >an !aud

    menelaskan bah+a Akidah Islam elas menentang keras sikap golongan

    sufastaiyyah ini. Bagi golongan sufastaiyyah, benar itu bisa salah dan salah

    itu bisa benar. Bagi golongan shopisme 3unsni, semua yang elas-elas ada ini

    dianggap tidak memiliki keberadaan. /adi ada dan tiada sama saa. Bagi

    golongan positiis pasa- =enaisane, semua yang tidak bisa diukur tidakbisa ditentukan benar salahnya. Bagi pengikut Mar dan 4egel,

    kontradiksibukan saa mungkin teradi, tapi menadi arah gerakan alam yang

    sering disebut sebagai dialektika 4egel. Bagi golongan relatiis pasa-

    modern, yang mendasarkan pemiokirannya pada language games ala

    >ittgenstein ataupun =ussel setiap propisisi adalah bahasa, dan setiap

    bahasa nilai kebenarannya relatif, karena itu setiap keberanan itu relatif.

    Adapun sufastaiyyah, misalnya sama. Menghanurkan kaidah dasarlogoka. 3aitu prinsip non-kontradiksi. 4anya &rotagoras meniadakannya

    dalam tingkatan ada-tidaknya segala sesuatu, para positiis meniadakannya

    pada tingkatan hal yang tidak bisa diindra, Mar dan 4egel meniadaknnya

    sebagai +atak umum segala yang mauud, dan >ittgenstein maupun =ussel

    menghilangkan otoritas fikiran untuk menerapkan kaidahnaya kepada alam

    di luar fikiran. 4asilnya sama. =untuhnya seluruh bangunan pengetahuan

    manusia. =untuhnya suatu bangunan keyakinan manusia. Bahkan keyakinan

    tentang adanya dirinya sendiri @ 6auud#ubihi min d#aalik.

    &enerapan kaidah-kaidah berfikir yang benar telah menghantarkan

    para filosof besar pada keyakinan yang pasti akan keberadaan Tuhan.

    $oraets dengan The Most eaut! -nya. &lato dengan arhetype -nya.

    Aristoteles dengan prime-moer-nya.. Ibn Arabi dengan al-jamu

    2

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    3/70

    bainal-addaad(#oin#indentia in opposito$ium) nya. $uhra+ardi dengan %u$-

    i-qahi$ nya. Mulla $hadra dan Mulla 4adi $ab#aary dengan Al->uud Al-

    Muthla-nya. /elas-elas penerapan logika bagi mereka tidak menentang

    agama. Malah sebaliknya, me-real-kan agama sampai ke seluruh pori-pori

    rohaninya yang mingkin. Atau dengan kata lain, menapai hakikat. !alam

    dialog terakhir $orates, digambarkan betapa figur filsuf ini mati tersenyum

    setelah menyebut nama Tuhan sebelum akhir hayatnya. Tentang Aristoteles,

    sebuah ri+ayat menyatakan bah+a ia adalah seorang nabi yang didustakan

    ummatnya. Tentang Ibn Arabi, tidak ada yang menyangsingkan

    sebagai salah seorang sufi terbesar sepanang searah dengan tak terhitung

    pengalaman ruhani yang tertulis di kurang lebih 9 kitabnya. $edang Mulla

    $hadra , tuuh kali hai ke Mekkah dengan beralan dari Cum (Iran) hanya

    untuk memenuhi panggilan kekasih-6ya. Alih-alih logika menentang agama,

    malah logika adalah kendaraan super-eeutie untuk menapai hakikat.

    !an sekali lagi alih-alih logika menentang agama , tanpa logika agama tak-

    kan dapat terpahami. /adi apakah logika menentang agama?

    3

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    4/70

    'eharusan atau 'emestian ($eharusnya)

    !alam kerangka befikir fihiy, ada suatu istilah yang amat pentingD

    fardhu. Eardhu adalah ke+aiban yang harus dilakukan. Eardhu ain artinya

    ke+aiban bagi tiap indiidu. Eardhu kifayah artinya ke+aiban bagi setiap

    kelompok orang (masyarakat). $etiap Muslim harus melakukan sesuatu yang

    di-fardhu-kan oleh Islam, +alaupun dalam kasus fardhu kifayah, ke+aiban ini

    gugur pada saat ada Muslim lain yang telah menunaikannya.

    Berfikir dengan kerangka fih, membuat seorang berfikir fardhu-

    haram-makruh-sunnah-mubah. /ika fardhu dan sunnah memperoleh pahala.

    /ika haram memperoleh dosa. /ika mubah tidak memperoleh apa-apa. Berfikir

    seperti seorang pedagang. Barang dagangannya "amal". Labanya "pahala" F

    "surga". =uginya "dosa" F "neraka".

    !ari sudut pandang ini, mungkin ada orang yang bertanya D

    menggunakan logika dalam Islam ini hukumnya apa apakah fardhu atau

    lainnya? Atau lebih gamblang lagi apakah seorang Muslim harus

    menggunakan logikanya untuk menapai Tauhid atau tidak? 5ntuk mena+ab

    pertanyaan ini , mungkin perlu kita tinau terlebih dahulu dua istilah dalamlogika matematika, ne#essa$! & suffi#ient #ondition. $yarat perlu (atau

    syarat mesti), dan syarat ukup. Apa yang dimaksud dengan syarat mesti? B

    disebut syarat mesti dari A ika keberadaan (kebenaran) A memestikan8mem-

    pasti-kan keberadaan (kebenaran) B.

    'ontohn!a(

    B G adalah bilangan nyata positif.

    A G adalah bilangan nyata yang lebih dari 7.

    Maka B adalah syarat mesti dari A.

    )pa a$tin!a*

    /ika A benar (yaitu adalah suatu bilangan nyata yang lebih dari 7), pasti B

    benar (yaitu pasti adalah suatu bilangan nyata yang positif).

    !i sisi lain apa yang dimaksud dengan syarat ukup? B disebutsyarat ukup dari A ika keberadaan (kebenaran) B men-ukup-kan atau

    mem-pasti-kan atau men-implikasi-kan keberadaan (kebenaran) A.

    'ontohn!a

    B G ada dua benda bermuatan listrik berada pada arak tertentu,

    4

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    5/70

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    6/70

    6on-'ontradiksi s !ialektika

    =umah tua itu kosong. 6amun ketika dile+ati, terdengar rintihan.

    'ami pun berlari terbirit-birit."&asti ada hantu di dalamnya." !emikian hadir-

    nya dan demikian penting prinsip non-kontradiksi ini, sehingga tidak ada

    satu saat pun yang lolos dari kehadiran dan kenisayaannya. $eperti

    ungkapan penyimpulan yang dikutip di atas. 'alau di susun lagi urutan

    penyimpulannya adalah sebagai berikut. /ika ada suara dari sebuah rumah,

    pasti ada yang mengeluarkan suara tersebut dalam rumah itu. >alaupun

    terdapat fakta bah+a di rumah tua itu tidak ada orang, tapi karena ada

    rintihan dari suara itu, kita tetap yakin ada yang mengeluarkan suara

    rintihan tersebut. Ada berkontradiksi dengan tidak ada, dan karena

    kontradiksi tidak mungkin, tidak mungkin tidak ada yang mengeluarkan

    suara rintihan tersebut. 'arena itu kita tetap yakin ada yang mengeluarkan

    suara, yaitu (mungkin) hantu.

    'etidak-mungkinan teradinya kontradiksi logis dalam realitas ini

    disebut dengan prinsip non-kontradiksi. &rinsip ini menadi dasar sekaligus

    hakikat logika klasik (the ery nature of lassial logis). /ika diringkas searasimbolis adalah sebagai berikut, A tidak sama dengan (bukan A) dan A sama

    dengan A sendiri. Tidak ada satu kebenaran apapun yang bisa ditahkik tanpa

    menggunakan prinsip ini sebelumnya. Meyakini kebenaran prinsip non-

    kontradiksi merupakan syarat mesti (ne#essa$! #ondition) bagi meyakini

    seluruh kebenaran lain. !an keyakinan kebenaran prinsip ini ternyata hadir

    dalam kesadaran setiap insan.

    %rang yang meyakini prinsip non-kontradiksi peraya bah+a ika

    suatu proposisi tertentu benar, tidak mungkin pada saat yang sama ia salah.

    !an kalau proposisi tertentu benar, maka proposisi lain yang berkontradiksi

    dengan proposisi itu pasti salah. $ebaliknya ika suatu proposisi tertentu

    salah, tidak mungkin pada saat yang sama ia benar.

    'ontohn!a(

    /ika kita meyakini proposisi bah+a " Tuhan (Allah) itu $atu." benar, maka

    proposisi bah+a "Tuhan (Allah) itu dua" atau "Tuhan (Allah) itu tiga" pasti

    salah. 'enapa ? 'arena pernyataan bah+a sesuatu itu satu elas

    berkontradiksi dengan sesuatu itu bukan satu (yaitu dalam hal ini dua atau

    tiga).

    $elanutnya karena elas bah+a proposisi "Tuhan(Allah) itu dua"

    atau "Tuhan(Allah) itu tiga" salah, tidak mungkin mereka benar. &ara

    6

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    7/70

    materialis, atau lebih akurat lagi Maris, tidak peraya pada kesahihan

    prinsip non-kontradiksi. Bahkan lebih auh, mereka peraya bah+a ustru

    kontradiksi-lah hal yang paling hakiki yang ada merupakan detak antung

    seluruh gerak alam ini. $trukturnyaG ika ada tesa maka ada anti-tesa yang

    kontradiktif terhadap tesa. $etelah itu dua halyang berkontradiksi itu

    tersintesakan dalam suatu kesatuan. 'esatuan ini lalu menadi tesa baru,

    menadi suatu titik tolak baru. !emikianlah, tiga hal ini, tesa-antitesa-

    sintesa, berulang-ulang terus tanpa berhenti dan tanpa batas. Ia bergerak

    bersama eksistensi dan merentang seauh rentangan keberadaan.

    'ontoh logika dialektis ini adalah sebagai be$ikut.

    Tesa F ksistensi itu ada.

    Anti-Tesa F ksistensi bukanlah sesuatu, karena ia adalah segala sesuatu,sehingga karena itu eksistensi tidak mauud (tidak ada). 'arenaitu teradi sintesa, yaitu sesuatu yang ada tapi tidak sepenuhnyaada yang tidak lain adalah gerak. 'esimpulannya? ksistensinyata itu menadi.

    Tesa F $esuatu itu hidup.

    Anti-Tesa F $esuatu yang hidup selalu berubah dan berkembang. /ika Aberubah menadi A maka A sebenarnya telah mati dan kematianA merupakan syarat bagi kehidupan A.

    $intesa F $etiap mauud hidup memba+a kematiannya sendiri setiap saatuntuk memperoleh kehidupannya.

    Bukan menadi tuuan makalah ini untuk mengkritik logika dialektis

    sebagai logika dialektis, +alaupun itu sebenarnya bukan hal yang sulit. 3ang

    menadi onern dalam makalah ini adalah pertanyaan berikutD "Apakah

    benar klaim kaum materialis (Maris) bah+a logika dialektis seperti ini

    menggugurkan prinsi non-kontradiksi? " /a+abannya elas, salah.

    Argumennya adalah sebagai berikut.

    +e$tama G /ika prinsip non-kontradiksi gugur, maka suatu proposisi bisa

    sekaligus benar dan salah, sehingga tidak perlu kita yakini

    (bahkan tidak perlu kita biarakan) apakah pernyataan (proposisi)

    kaum materialis ini benar atau pun salah.

    edua G &engertian kontradiksi yang dimaksud oleh mereka (kaummaterialis) bukan kontradiksi dalam logika klasik. *ontohnya

    dalam ontoh kedua. 'ehidupan A dan kematian A diartikan

    sebagai suatu kontradiksi. &adahal menurut logika klasik, ini tidak

    memenuhi syarat kesamaan subyek (A berbeda dengan A).

    7

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    8/70

    $ehingga ini sebenarnya bukan merupakan kontradiksi dalam

    logika klasik.

    $elayaknya kita lebih berhati-hati dalam mengkritik sesuatu,

    apakah sesuatu yang kita kritik itu berdasar lingua-frana ( language-frame)

    yang benar atau sebenarnya kita hanyalah mengkritik suatu pendapat

    menurut imainasi atau language-frame yang kita buat sendiri. Adalah satu

    kenyataan bah+a 4egel, lepas dari kenyataan bah+a dia adalah filsuf besar,

    telah mengkritik sesuatu yang tidak atau belum ia pahami dengan baik,

    yaitu prinsip non-kontradiksi. >alhasil, alih-alih kritiknya sahih, malah ia

    telah mengkritik prinsip non-kontradiksi menurut penafsiran dan

    pemahamannya sendiri. Ada sebuah erita luu

    etika seo$ang suami unda be$tan!a kepada ist$in!a o$ang /awa0

    !ang sedang di W'( ")tos* )tos*" 1st$in!a pun be$piki$, jo$ok bene$

    suamin!a ini * )tos menu$ut bahasa unda a$tin!a sudah. edang

    menu$ut bahasa /awa a$tin!a,ke$as. /adi apa !ang akan te$jadi si ist$i

    langsung mendamp$at suamin!a*

    Absolutisme ersus =elatiisme

    /ika seekor kuing benar-benar berada di rumah, dan kita yakin

    bah+a "kuing ada di rumah", dan kita katakan bah+a "kuing ada di

    rumah", maka elas keyakinan kita maupun proposisi yang kita nyatakan

    bernilai benar seara mutlak. Inilah yang saya maksudkan dengan

    absolutisme. $etiap peyakin kebenaran, mesti seorang absolutis. !apatkahpernyataan ini kita buktikan seara lebih elas?

    Mari kita mulai dulu dengan menyusun beberapa struktur lingua-

    frana untuk pembahasan kita saat ini. Apa yang dimaksudkan dengan alam

    dalam pembahasan kita dalam suatu himpunan. !alam makalh ini akan ada

    tiga alamD alam mental, tidak lain adalah himpunan obyek dalam fikiran

    manusiaD alam eksternal, tidak lain adalah himpunan obeyek di luar fikiran

    manusiaD dan alam bahasa, tidak lain himpunan bahasa yang digunakan

    manusia. !alam ontoh di paragraf sebelumnya, keberadaan kuing di

    rumah meruuk pada suatu obyek dalam alam eksternal. $edang keyakinan

    akan keberadaan kuing di fikiran meruuk pada alam mental. !an pernyatan

    "'uing ada di rumah" meruuk pada alam bahasa.

    8

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    9/70

    $eseorang disebut absolutis, ika dan hanya ika, ia yakin ketiga

    alam tersebut, -mental, eksternal dan bahasa-, dalam kondisi tertentu,

    mungkin selaras. Artinya setiap hal yang ada di alam eksternal yang

    difikirkan oleh manusia mungkin ekialen dengan fikiran manusia tentang

    hal itu. Lebih lanut setiap hal dalam fikiran manusia yang dinyatakan dalam

    bahasa mungkin pula ekialen dengan pernyataanya di alam bahasa.

    !engan bahasa yang lebih mudah, absolutisyakin bah+a mental

    manusia mungkin menapai kebenaran mutlak tentang suatu obyek nyata,

    dalam arti, sesuaatu "fikiran" atau "keyakinan" dalam alam mental disebut

    benar ika ia menerminkan keadaan obyektif sebenarnya di alam eksternal.

    Lebih auh, absolutis, yakin bah+a bahasa mungkin digunakan untuk

    menyatakan kebenaran tersebut.

    $ebaliknya seorang disebut relativis, ika dan hanya ika, ia bukan

    absolutis. Artinya, seorang disebut relatiis ika salah satu atau kedua

    kriteria di ba+ah ini terpenuhiD

    1a !akin bahwa tidak mungkin apa !ang ada di alam ekste$nal ini eki2alen

    dengan apa !ang ada di alam mental.

    1a !akin bahwa tidak mungkin men!atakan apa !ang aada di alam mentaldengan suatu bahasa !ang aku$at.

    &oin pertama menghanurkan hubungan antara alam mental

    manusia dengan alam eksternal. Artinya seluruh bangunan pengetahuan dan

    keyakinan manusia runtuh, karena semua pengetahuan dan keyakinan

    manusia tidak ekialen dengan apa pun dalam realitas sebenarnya. &oin

    kedua menghanurkan kemungkinan untuk mengkomunikasikan

    pengetahuan dan keyakinan manusia apa pun.

    =elatiisme seati dalam defenisi seperti di atas tidak mempunyai

    signifikansi sedikitpun untuk di bahas, karena elas semua proposisinya pun

    hanur. 'enapa? 'arena seluruh bangunan pengetahuan dan keyakinan

    sendiri pun termasuk proposisi-nya (poin pertama dan poin kedua) tersebut

    tidak me+akili kenyataan apa pun (berdasar poin pertama), atu ika tidak,

    seluruh pengetahuan dan keyakinannya sendiri termasuk proposisi-nya (poin

    pertama dan kedua) tidak mungkin dikomunikasikan sama sekali (berdasar

    poin kedua).

    Eilsafat barat modern menyandarkan dirinya dalam berbagai

    relatiisme parsial yang akan diuraikan di ba+ah ini. =ene !esartes, yang

    sering disebut sebagai Bapak Eilsafat Modern, mengatakan dalam "3e

    4is#ou$s de la Methode".

    9

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    10/70

    Berhubung indra ada kalanya menipu kita, saya berniat

    menganggap bah+a apa yang biasa ditampilkan oleh indra kita itu

    sebenarnya tidak ada. !isamping itu, mengingat bah+a ada orang-orang

    yang keliru ketika menalar masalah geometri yang paling sederhana,

    sampai-sampai melakukan paralogi, serta mengingat pila bah+a saya sendiri

    pun mungkin keliru seperti yang lain, maka saya buang semua penalaran

    yang sebelumnya pernah saya buat sebagai pembuktian. !an terakhir

    karena beranggapan bah+a sekua fikiran yang munul pada +aktu kita

    sadar dapat uga datang ketika sedang tidur tanpa ada yang benar satu pun.

    $aya memutuskan untuk berpendapat bah+a segala pendapat yang pernah

    terlintas dalam angan-angan tidal lebih benar daripada ilusi-ilusi dalam

    mimpi saya. 6amun segera sesudahnya saya menyadari bah+a sementara

    saya berfikir bah+a semuanya tidak benar, saya sebagai yang memikirkanya

    haruslah merupakan sesuatu. $aya perhatikan bah+a kebenaran ini G $aya

    berfikir, adi saya ada ('ogito e$go sum) begitu kokoh dan meyakinkan,

    sehingga anggapan kaum skeptis yang paling berlebihan-pun tidak mampu

    menggoyahkannya.

    Pertama, !esartes meyakini ketidak-absahan indera karena

    indera mungkin salah. Kedua, !esartes meyakini ketidak-absahanpenalaran kerana penalaran mungkin salah. Ketiga, !esartes meyakini

    ketidak-absahan pemikiran karena fikiran tidak mampu membadakan yang

    khayal (atau mimpi) dan yang nyata.

    /elas a$gumentasi 4es#a$tes ini salah. enapa*

    Pertama, karena argumentasi ini menghanurkan dirinya sendiri. !engan

    tiga proposisi berturut-turut ini, elas 4ubungan antara alam eksternal dan

    alam fikiran manusia terputus total. $egala enis penalaran apapun nafi.

    $egala enis pemikiranapa pun tidak absah, $ehingga ika benar seseorang

    meyakini ketiga proposisi ini, tidak mungkin ia mempunyai pengetahuan

    ataupun keyakinan apa pun.

    Kedua, dalam tiap proposisi dalam argumentasi tersebut terdapat kesalahan

    pengambilan kesimpulan karena terlalu menggeneralisasi. *ontohnya adalah

    proposisi pertama, karena indera mungkin salah, maka kita mesti meyakini

    bah+a indera mungkin salah, tidak bisa digeneralisasikan menadi bah+a

    indera selalu salah sehingga ia tidak mingkin pula ia benar. !emikian pula

    teradi pada proposisi kedua dan ketiga.

    $aya yakin !esartes sendiri tidak meyakini ketiga proposisi

    tersebut dalam artian yang hakiki. *ontoh yang elas adalah ketika !esartes

    10

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    11/70

    menyatakan *ogito ergo sum (Aku berfikir, maka aku ada). $ebenarnya saat

    ini, !esaartes telah menggunakan metode penalaran silogisme AristotelesD

    &remis minor G $esuatu yang berfikir pasti ada.

    &remis minor G Aku befikir.

    'onklusi G Aku ada.

    Ini dapa dilihat langsung dalam pernyataan !esartes dalam dua

    paragraf berikutnya "3a dis#ou$s de la methode"D "a!a pe$hatikan bahwa

    dalam dalil "sa!a be$fiki$, jadi sa!a ada" tak ada suatu pun yang menamin

    kebenarannya selain bah+a saya melihat dengan sangat elas bah+a untuk

    berfikir saya harus ada."Analisa historis mungkin menelaskan kenyataan bah+a mungkin

    bagi kita untuk memahami "kesalahan logika" !esartes sebagai upaya

    untuk mela+an sketisisme yang meraalela saat itu.

    Lain lagi dengan Emmanuel Kant, yang membatasi alam eksternal

    di mana hukum logika berlaku. Menurut 'antD ilmu matematis memiliki

    kebenaran absolut, ilmu pengetahuan yang berasal dari pengalaman

    indera+i memiliki kebenaran relatif, dan subyek-subyek metafisika tak

    mungkin diapai oleh akal manusia sama sekali. &ernyataan 'ant ini

    mempunyai dua kemungkinan.

    Pertama, pernyataan bah+a suyek-subyek metafisika tak mungkin diapai

    oleh akal manusia dalam arti harfiah. Tapi, bagaimana mungkin kita bisa

    menilai pernyataan 'ant ini salah atau benar, sedang pernyataan itu sendiri

    menyangkut hal yang meta-fisis sehingga hal ini tak mungkin diapai oleh

    akal kita sama sekali?

    Kedua, ika artinya subyek-subyek metafisika tak mungkin dibahasakan

    sama sekali oleh akal manusia. !alam hal ini, karena proposisi hal ini pula

    termasuk hal yang metafisis, proposisi ini pun tak mungkin dibahasakan

    sama sekali. /adi seharusnya biarkanlah proposisi ini melanglang buana

    dalam alam mental kita tanpa pernah dinyatakan bahkan oleh 'ant sendiri.

    Relativisme parsialenis lain mungkin seperti apa yang dinyatakan oleh

    Ludwig Wittgensteindalam Tractatus-nyaD

    "esuatu !ang memang dapat dikatakan ha$uslah diungkapkan se#a$a

    jelas, sedang sesuatu !ang tidak dapat dikatakan sebaikn!a didiamkan

    saja."

    11

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    12/70

    $eara khusus, >ittgenstein menyebutkan tiga hal yang tidak dapat

    diungkapkan seara elas - yang disebutnya sebagai The Mystical-,

    sehingga sebaiknya didiamkan saa, yaitu D

    "$ubyek tidak termasuk dalam lingkup dunia, melainkan hanya

    merupakan suatu batas dunia."

    "ematian bukanlah me$upakan suatu pe$istiwa kehidupan, sebab

    kematian itu bukan me$upakan kehidupan !ang dijalani."

    ")llah tidak men!atakan di$i-%!a dalam dunia."

    /adi, ika seseorang meyakini proposisi >ittgenstein tersebut, ia tidak

    akan pernah mempermasalahkan adanya dirinya sendiri sebagai subyek, ada

    atau tidaknya kematian bahkan ada atau tidaknya Tuhan.

    =elatiisme parsial ala >ittgenstein tidak mengakui adanya alam

    mental, dan >ittgenstein langsung merelasikan alam kenyataan dengan

    alam bahasa. Lebih lanut, ia membatasi alam eksternal yang dapat

    dirlasikan seara ekialen dengan bahasa yang akurat, yaitu alam non-

    mistikal. Maka ika benar >ittgenstein berpendapat seperti ini, elas

    pendapatnya salah. 'enapa? 'arena argumentasinya menghanurkan dirinya

    sendiri.

    &ada saat >ittgeinstein membahas ketiga hal yang termasuk ke

    dalam The M!st#al, subyek, kematian, dan Allah, karena mereka semua tidak

    termasukdalam lingkup dunia, maka dari-mana ia memperoleh kesimpula

    itu? 'alau dikatakan dari alam bahasa itu sendiri, bukankah menurutnya

    setiap proposisi harus elas? !an bukankah menurutnya setiap proposisiharus elas? !an bukankah menurutnya elas adalah me+akili suatu keadaan

    faktual tertentu? /adi seara otomatis, karena >ittgenstein memperoleh

    kesimpulan tentang subyek, kematian, dan Allah dari alam eksternalnya, ia

    musti memperolehnya dari alam mentalnya. /adi argumentasi >ittgenstein

    memestikan keberadaan alam mental, minimal alam mentalnya sendiri.

    &roposisi, "$esuatu yang memang dapat dikatakan haruslah

    diungkapkan seara elas, sedang sesuatu yang tidak dapat dikatakansebaiknya didiamkan saa," Ini sendri tidak elas. 'enapa? 'arena masih bisa

    dipertanyakan lagi apa arti elas dan arti "elas" bagi setiap orang relatif.

    Misalnya D mungkin kata "gaya" elas artinya bagi seorang fisika+an, tapi

    tidak elas artinya bagi fisika+an lain. Misalnya lagi dapatkan Anda

    menelaskan kepada sya kapan sebuah ambu yang dimakan seseorang

    12

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    13/70

    masih disebut ambu atau sudah menadi bukan ambu? /adi karena arti

    "elas" itu relatif, tentu ia tidak diamin elas artinya bagi setiap orang. Arinya

    proposisi ini sendiri, didiamkan saa. !idiamkan seperti rumput yang

    bergoyang.

    'eadaan orang yang meyakini paham relatiis ini mengingatkan

    saya pada "hummum bukmun um!un fahum laa !a$jiuun." (Mereka tuli,

    bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali). =elatiis seolah

    kehilangan seluruh inderanya, karena mereka sendirilah yang menafikannya.

    'emudian bagaimana mereka bisa mengreksi kebenaran seluruh

    pengetahuan dan keyakinannya?

    'embali pada pembahasan semula, seorang yang meyakini

    pengetahuan ataupun keyakinan apapun mesti adalah absolutis. 'enapa?

    'arena ika ia tidak absolutis maka mustahil ia yakin apa pun yang ada

    dalam fikirannya mempuyai relasi dengan suatu yang benar-benar ada di

    alam nyata atau mustahil ia yakin bah+a ppernyataan keyakinan dalam

    alam bahasa sesuai dengan apa yang ada dalam fikirannya sendiri.

    $ehingga, ia tidak akan meyakini apapun atau +alaupun meyakini terpaksa

    diam seribu bahasa akan keyakinannya tersebut.

    $ebagai penutup, saya mengaak anda semua merenungiD wa quljaa al-haqqa wa zahaaqal-baathil, innal baathila kaana zahuuqa. (!an

    katakan, telah tiba kebenaran dan telah lenyap kebatilan, dan sesungguhnya

    kebatilan itu benar-benar sirna). 3ang benar tetap benar, dan harus kita

    katakan benar. 3ang salah tetap salah, dan mestilah sirna.

    Mustahilnya &ositiisme

    Materialis meyakini ke-real-an materi, bahkan kekekalan materi, dan

    tak peraya adanya hal - hal yang immaterial. $ebaliknya rasionalis, dengan

    menerima prinsip-prinsip nisaya rasional seperti prinsip non-kontradiksi dan

    kausalitas, peraya adanya hal - hal yang immaterial. !i antara kedua kutub

    ini terdapat segolongan besar manusia yang selalu dalam keadaan ragu-ragu

    (syak) dan tidak pernah bisa yakin. /elas tidak mungkin untuk meyakini hal -

    hal immaterial apa pun, apalagi Tuhan, ika seseorang masih terkadang

    terombang-ambing oleh gelombang materialisme. Allad#iina yuJminuuna bil-

    ghoib .... &eraya kepada yang ghaib tidak mungkin didirikan ika i+a masih

    13

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    14/70

    tergoyah oleh materialisme. !emikian materialisnya sebagian orang

    sehingga +alaupun elas dalam Curan disebutkan >a nahnu arobu ilaihi

    min hablil-+ariidi (!an 'ami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya),

    mereka melakukan maksiyat K maksiyat seolah Tuhan itu tak ada.

    Mendasarkan dirinya pada epistemologi positiisme, sebagian besar

    materialis akan terebak ke dalam aksiologi pragmatisme dan praisme ala

    Eranis Baon, yang menganggap tidak perlunya mempelaari apa pun

    keuali yang memberikan manfaat material langsung pada kita. !an sesuai

    dengan +atak kegelapan materi, mereka akan terebak pada hedonisme

    yang musti berakhir dengan nihilisme. Apa itu nihilisme? $emuanya nihil dan

    kosong. $etelah hidup, mati dan titik. Akhir semuanya adalah kegelapan, ke-

    tidaktahu-an mutlak "!ari mana, untuk apa dan ke mana manusia dalam

    kehidupannya", dan kengerian hidup yang tak berarti.

    Akar materialisme modern dan post-modern adalah faham

    empirisme dan positiisme. " Tidak ada pengetahuan atas sesuatu yang

    tidak bisa diukur." !emikian ungkapan terkenal Lord 'elin yang merupakan

    hakikat empirisme. Anak empirisme, - yang auh lebih ekstrim lagi-, adalah

    positiisme logik. Belaar di lingkungan >ina (!er >einer 'reis) dari Morit#

    $hilk dan =udolf *arnapp, Alfred /ules Ayer, - tokoh positiisme logik yangmengakui bah+a gagasan dalam bukunya merupakan abaran dari aaran

    Bertrand =ussel dan Lud+ig >ittgenstein-, mengatakan, "$uatu ara yang

    sederhana untuk merumuskan hal itu adalah dengan mengatakan bah+a

    suatu kalimat mengandung makna, ika dan hanya ika proposisi yang

    diungkapkan itu dapat dianalisa atau dapat ditasdik seara empirik".

    Berlindung di balik keberhasilan sains modern pasa-=enaisane-yang

    berpunak pada karya 6e+ton "&rinipia", /ohn Loke, 0eorge Berkeleymaupun !aid 4ume telah meletakkan dasar-dasar bagi empirisme maupun

    positiisme, yang kemudian mempengaruhi Ayer, =ussel, >ittgenstein dan

    banyak filosof modern maupun pasa-modern.

    !oktrin empirisme dan positiisme bersandar pada beberapa

    proposisi dasar berikut ini. &engalaman indera+i adalah sumber pertama

    pengetahuan manusia, dan tidak ada pengetahuan rasional apa pun yang

    mendahului pengalaman. &engalaman indera+i adalah asas satu-satunya

    untuk menegaskan (men-tashdiq, to assent) kebenaran suatu proposisi.

    (!alam bentuk ekstrimnya, suatu proposisi dianggap mempunyai makna ika

    ia dapat ditasdik seara empirik).

    $uatu proposisi, ika mungkin menapai pengalaman indera+i yang

    memberi petunuk tentangnya, meskipun kita tidak memiliki pengalaman

    14

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    15/70

    seperti itu, mempunyai arti dan perlu dibahas. /elas proposisi-proposisi ini

    mustahil Buktinya? Terlalu banyak. Tapi disini akan diberikan beberapa bukti

    yang ukup simpel.

    Pertama, karena dalam pengamatan pengalaman apa pun, mau tidak mau

    kita mesti menerima prinsip non-kontradiksi terlebih dahulu, sehingga kita

    bisa mengidentifikasi bah+a AFA, dan A bukanlah bukan A. Tanpa menerima

    prinsip ini terlebih dahulu, - yang elas merupakan prinsip nisaya rasional

    tak terindera-, tidak mungkin mengidentifikasi semua pengalaman indera,

    sehingga semua pengalaman indera kehilangan maknanya.

    Kedua, pengalaman indera+i kehilangan seluruh makna obyektifnya tanpa

    menerima terlebih dahulu prinsip kausalitas. Apa yang diterima mata adalah

    image 8 bayangan, bukan benda yang dilihatnya sebagai dirinya sendiri.

    &rinsip kausalitaslah yang memberikan suatu relasi antara image dengan

    benda sebenarnya, bah+a image adalah suatu akibat yang disebabkan oleh

    benda yang dilihat.J Tanpa menerima prinsip kausalitas, - yang elas

    merupakan prinsip nisaya rasional tak terindera-, seluruh penangkapan

    image indera kita tidak memestikan apa pun tentang apa yang diindera @

    Ketiga, bahkan pengalaman indera+i saa tidak mampu mentahkik

    (membenarkan, menegaskan) adanya materi. 'arena seperti yang dikatakan

    tadi, tanpa prinsip kausalitas, hasil pengalaman indera tak lain hanya kesan-

    kesan subyektif yang tidak menunukkan adanya apa pun yang diindera.

    Keempat, dan bagaimana mungkin pengalaman indera+i membuktikan

    kesalahan inheren pada penginderaan dengan dirinya sendiri ? Apa beda

    oase fatamorgana dengan oase seati bagi indera penglihatan kita?

    Bagaimana mungkin sesuatu yang mungkin salah mem-benar-kan (men-

    tashdi) kebenaran dirinya sendiri?

    Kelima, sehingga bagaimana mungkin semua eksperimen dilakukan? /ika

    keberadaan materi saa tidak mampu ditahkik dan kesalahan inheren tak

    bisa teratasi.

    Keenam, dan bahkan bukankah semua proposisi yang dinyatakan tersebut

    tidak dapat diindera ? $ehingga ika mereka termasuk pengetahuan primer

    (sumber pengetahuan), maka karena proposi pertama mempersyaratkan

    keter-indera-an sumber-sumber pengetahuan, elas menurut dirinya sendiri

    seluruh proposisi ini bukan pengetahuan primer. Atau pun, ika mereka

    15

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    16/70

    merupakan suatu pengetahuan yang perlu di-tashdi, proposisi kedua

    meniadakam kemungkinan untuk men-tashdi ketiga proposisi ini. !an, mari

    kita persilahkan para positiis menelaskan kemungkinan membenarkan

    untuk melakukan suatu eksperimen untuk mengui kebenaran ketiga

    proposisi ini berdasarkan proposisi ketiga?

    Ada satu pertanyaan yang penting, mungkin. 'enapa mereka

    terebak ke dalam pemikiran se-naif itu? $uatu analisa historis pra-

    =enaisane membuat saya, -yang bodoh dan hina ini-, memberanikan diri

    untuk membuat satu hipotesis sederhana. &emahaman dogmatis keagamaan

    ropa pra-=enaissane yang menekan akal manusia dan kemanusiaan

    membuat akal manusia menari kemerdekaan dirinya pada #aman

    =enaissane dengan semangat anti-agama, sebagaimana sebelumnya

    "agama" telah menegaskan otoritasnya yang mutlak dan memookkan

    "akal". !an ini adalah akar dari sekularisme ?

    'ausalitas dan 'orespondensi

    =angka-nya rangka dari seluruh sains maupun ilmu pengetahuan.

    Tidak lebih dan tidak kurang. Itulah prinsip kausalitas. 'etika 6e+ton melihat

    apel atuh, konon, ia berfikir mestinya ada sesuatu yang me+uudkan

    atuhnya apel. Ini-lah yang menisayakan adanya graitasi dalam fisika.

    'etika Mendell melihat keteraturan sifat - sifat hereditas, ia berfikir mestinya

    ada sesuatu yang me+uudkan keteraturan sifat K sifat hereditas. 'eyakinan

    ini menumbuhkan teori genetika.

    &rinsip kausalitas berbunyi , "$egala sesuatu membutuhkan sebab

    untuk meng- ada, keuali keberadaan itu sendiri." $ifat penting kausalitas

    pertama adalah keselarasanD yaitu satu sebab yang sama akan

    menghasilkan akibat yang sama. $elain itu adalah sifat kesemasaan sebab

    dan akibat, serta sifat relasi eksistensial antara sebab dan akibat.

    &rinsip kausalitas adalah hukum dasar alam. 'arena tanpa menerima

    prinsip kausalitas sebagai hukum dasar alam, yang merupakan salah satu

    dari the 2e$! p$ope$ties of being, tidak mungkin kita menisayakan satu

    hukum apa pun yang bersifat umum bagi alam. !an dia bukanlah merupakan

    hasil "korespondensi" atau "penghubung-hubungan" yang dilakukan oleh

    16

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    17/70

    rasio manusia berdasarkan pengalaman indera+inya, sebagai-mana yang

    dikatakan oleh sebagian orang. 'arena bahkan semua pengalaman indera+i

    kehilangan maknanya, bahkan seluruh alam materi tidak bisa ditahkik

    keberadaannya tanpa menerima prinsip kausalitas dulu sebelumnya. !an

    bagaimana mungkin sebagian orang tersebut menelaskan adanya hal K hal

    yang berkorespondesi seara berulang - ulang tapi tidak diyakini mempunyai

    hubungan kausalitas. Misalnya sesudah malam datanglah siang dan sesudah

    siang datanglah malam. 'enapa tidak ada seorangpun yang berfikir bah+a

    siang adalah penyebab malam dan malam adalah penyebab siang?

    Maka, mestilah diterima ke - obyektif - an prinsip kausalitas, dan

    meyakini bah+a prinsip ini bukanlah prinsip psikologis saa. $ehingga dengan

    mata kausalitas mestilah diterima adanya penyebab seluruh alam materi ini,

    yang pasti bukanlah alam materi itu sendiri, atau sebagian darinya, karena

    materi bukanlah keberadaan sehingga mesti selalu memerlukan sebab untuk

    mengada. $ungguh ini adalah merupakan bukti yang terang tentang adanya

    alam immaterial, yang sebagian orang menyebutnya alam spiritual atau

    alam intelligebles. $ebagaimana para fisika+an meyakini eksistensi

    elektron? Atau lebih terang lagi?

    'embali 'epada &rima-&rinipia

    'emustahilan adanya kontradiksi dalam semua yang mauud. Ini

    adalah hakikat inti prima-prinipia, yang disebut dengan prinsip non-

    kontradiksi (anun tanaudh). $eara lebih terperini prima - prinipia ini

    terdiri atas tiga prinsipD identitas (anun d#atiyyah), non-kontradiksi (qanun

    tanaqudh) dan ketiadaan batas (qanun imtinaJ).

    &rinsip identitas artinya sesuatu selalu identik dengan dirinya

    sendiri. &rinsip non-kontradiksi artinya sesuatu pasti tidak sama dengan yang

    bukan dirinya sendiri. &rinsip ketiadaan batas artinya sesuatu tidak mungkin

    sekaligus sesuatu dan bukan sesuatu tersebut pada saat yang bersamaan.

    *ontohnyaD

    17

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    18/70

    Tuhan itu )da. 4an )da memiliki makna han!a ka$ena menu$ut qanun

    dzati!!ah )da itu bena$-bena$ )da. emudian, menu$ut qanun

    tanaqudh, )da itu pasti tidak sama dengan tidak )da. 4an lebih tegas

    lagi, menu$ut qanun imtina5 , Tuhan itu )da dan mustahil tidak )da.

    !emikianlah, tidak ada satu kebenaran apa pun yang dapat di-

    tashdi tanpa mengakui prima - prinipia. 'arena berarti benar bisa

    sekaligus salah, dan sebaliknya. !an bahkan tidak ada satu konsepsi apa

    pun, baik tunggal maupun maemuk, yang dapat diterima tanpa sebelumnya

    mengakui prima - prinipia. 'arena segala sesuatu kehilangan identitasnya

    dan tak mungkin diberi identitas tanpa menerima prinsip ini sebelumnya.

    'eberadaannya dalam akal manusia nisaya, dan elas bukan

    merupakan prinsip yang bisa diturunkan dari fakta maupun prinsip lain.

    'arena ustru prinsip ini-lah tempat semua bangunan pengetahuan manusia

    bertumpu.

    !an kebenarannya dalam alam obyektif tidak mungkin dapat

    dibantah. 'arena dengan menolak kebenarannya kita akan kehilangan

    keseluruhan makna semua yang mauud.

    !an penolakan kepadanya hanyalah karena perbedaan istilahtentang kontradiksi. $ehingga seara hakiki tidak mengubah kebenaran

    prinsip ini yang Mutlak. $ehingga benarlah ika dikatakan prinsip dasar

    seluruh bangunan pengetahuan manusia adalah suatu ilmu hudhuriy. 'arena

    prima-prinipia yang merupakan kenyataan yang paling nyata dari yang

    nyata ternyata telah hadir dalam akal manusia tanpa memerlukan suatu

    usaha rasional apa pun.

    Bahkan sebagian filsuf yakin bah+a pada hakikatnya semua ilmu

    bersifat hudhuriy. 'arena bukankah semua ilmu lain lahir dari, oleh dan

    untuk prima - prinipia ini ? !an bahkan, prinsip kesegalaan,- tidak lain

    adalah prima - prinipia -, telah ada seara nisaya pada i+a manusia,

    sehingga terkadang manusia disebut sebagai mikro-kosmos. >alaupun

    seara material manusia sebagian keil dari alam materi, namun sebagai

    intellegebles, manusia mengandung hakikat semua yang mauud. $ehingga

    tak salah ika dikatakan bah+a, seluruh yang ada ua seluruh yang ada telah

    seara nisaya ada dalam i+a manusia, in potentia , dengan memahami

    bah+a belum tentu teraktualisasi sempurna. Apakah itu yang dimaksudkan

    dengan Tuhan tak mungkin ditampung apapun keuali di albi muJmin?

    !an semoga Ia menernihkan al-al dari ha+a nafsu sehingga elas

    tampak semuapyang benar sebagaimana adanya, kabulkan 3aa Allah

    tunukilah hatiku yang sesat lagi gelap ini.

    18

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    19/70

    oleh !imitri Mahayana

    +++.s-s-net.omdimitri

    19

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    20/70

    M6*A=I '$AT5A6 =ALITA$Pengantar untuk ter!emahan The Philosophy o" Mulla #adra$

    %leh & Armahedi Mah'ar

    %rang seagama, filsafatnya bisa saa berbeda. Begitu sebaliknya,

    orang yang berbeda agama, bisa saa filsafatnya sama. 6amun kesamaan

    filosofis itu, biasanya, hanyalah pada garis besar saa. &ada uraian rini

    biasanya terdapat perbedaan yang menyolok. &erbedaan itu terletak pada

    tambahan terhadap pandangan pokok yang berbeda. Itulah kita umpai pada

    eksistensialime Islam di abad pertengahan dan eksistensialisme Barat di

    a+al abad-. 'edua bentuk eksistensialisme itu sama-sama mengatakanbah+a eksistensi mendahului esensi. Atau, dengan perkataan lain, +uud

    lebih pokok daripada hakekat. >alaupun begitu yang dipersoalkan berbeda.

    ksistensialisme &ranis abad mempersoalkan eksistensi dan esensi

    manusia, sedangkan eksistensialisme Iran abad pertengahan

    mempersoalkan eksistensi dan esensi realitas seara umum terutama Tuhan.

    ksistensialisme sendiri telah digantikan searta berturut-turut oleh

    strukturalisme dan pasa-strukturalisme. &asa-strukturalisme sebagaiarian dari filsafat posmodern yang pluralistik, relatiistik dan anarkhis itu

    telah membuang semua bentuk esensialisme dari metafisika, bukan sekedar

    merendahkannya seperti yang dilakukan oleh eksistensialisme modern. &ost-

    modernisme telah telah membuang semua esensi sehingga yang tinggal

    adalah eksistensi-eksistensi yang banyak tang tak lain dari benda-benda

    material di luar dan dalam tubuh kita. Tentu saa pandangan materialisme

    pasa-modernis itu sangat kontroersial, karena benda-benda itu tanpa

    esensinya, yaitu gerak dan interaksi antar sesamanya seperti yang dipahami

    oleh sains, tak mungkin melahirkan kehidupan, manusia dan bahkan pemikir-

    pemikir posmodernis itu sendiri.

    Tampaknya kaum pasa-modernis telah terlena oleh permainan bit-

    bit imai elektronik yang menari-nari di layar kaa dari game wat#h anak-

    anak, di layar 2ideogame &laystation ketika anak lebih besar, di monitor

    komputer ketika dia de+asa dan di layar teleisi selama hidupnya sehingga

    tak sanggup berpikir mendalam dan mendasar terpesona dengan permainan

    bahasa dan katakata, melupakan makna hakiki dari apa yang

    direpresentasikan oleh kata-kata itu yaitu benda-benda di luar kita dan

    pikiran-pikiran dalam diri kita yang merupakan misteri abadi yang ingin

    dipeahkan para filosof dari masa ke masa. 3ang manakah dari kedua

    realitas itu yang fundamental, yang sebenar-benarnya ada.

    20

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    21/70

    APAKA( )A*+ #E,E*AR*)A A-A& MATER. ATA/ .-E0

    /ika kita ditanya Napa yang sebenarnya ada?O, maka kita pasti tahu

    bah+a itu pasti pertanyaan filosofis. Apapun a+aban kita, dia akan

    menerminkan keyakinan kita tentang realitas. Maksudnya begini. =ealitas

    adalah suatu kenyataan yang sebenarnya ada bukan hanya ada dalam

    khayalan atau pikiran sesorang.

    6ah, kalau kita diperhatikan definisi ini, maka tampak bah+a kata

    yang sebenarnya merupakan embel-embel filosofis yang elas

    memusingkan seorang a+am. $ebaliknya, bagi seseorang yang mempunyai

    keendrungan filosofis, ustru akan timbul keresahan ika pertanyaan ini tidak

    tera+ab. 5ntuk elasnya marilah kita ikuti perdebatan filosofis berikut ini.

    1awaban pertama& materialisme ilmiah

    Apakah realitas yang sebenarnya ada? Berikut ini adalah salah satu

    a+aban ilmiah yang umum. 3ang sebenarnya ada adalah benda-benda.

    Tetapi para filosof akan terus bertanya, Apa sebenarnya benda-benda seperti

    kursi, sepatu, batu, udara dan lain sebagainya itu? /a+aban ilmiah akanmengatakan bah+a semua benda-benda itu terdiri dari atom-atom yaitu

    bagian benda terkeil yang tak dapat dipisahkan lagi.

    /a+aban ini mirip dengan a+aban !emokritus di #aman dahulu

    kala. Belasan abad setelah !emokritus, nama atom pun diberikan !alton

    pada #at terkeil yang ditemukan oleh para ahli kimia. 6amun searah sains

    menemukan bah+a atomnya !alton, bukanlah atomos seperti yang

    dipahami oleh !emokritus. /ika atomos adalah bagian benda terkeil yang

    tak mempunyai bagian lebih keil lagi, tidak demikianlah atom dalam kimia

    modern.

    $oalnya, di a+al abad lalu, para fisika+an menemukan bah+a

    setiap atom #at kimia itu terdiri dari bagian-bagian yang lebih keil lagi yaitu

    inti dan elektron. Masih di paruh pertama abad yang lalu para fisika+an pun

    menemukan kenyataan bah+a inti atom itu pun terdiri dari dua enis partikel

    atau butiran yang lebih keil lagi yaitu dua enis nukleon yaitu proton dan

    netron.

    &aruh kedua abad yang lalu, para fisika+an menemukan lebih

    dari seratus partikel elementer yang setara tapi lebih berat dari nukleon

    sehingga orang mulai uriga bah+a partikel elementer bukanlah bagian

    terkeil semua benda Memang begitulah keadaanya ketika ditemukan

    bah+a proton, netron dan partikel-partikel elementer lainnya yang lebih

    21

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    22/70

    berat dari pada itu ternyata terdiri dari partikel-partikel yang lebih keil lagi

    yaitu partikel-partikel uark.

    >alaupun begitu, sampai sekarang seara eksperimental belum

    pernah ditemukan tanda-tanda tentang adanya subpartikel yang lebih keil

    dari uark, kendati seara matematis subpartikel itu tersebut sudah patut

    dapat diduga. !engan demikian inilah a+aban terakhir para ilmu+an

    modern ika ditanya apa yang sebenarnya ada. Tapi marilah kita lihat apakah

    a+aban itu memuaskan kaum filosof.

    5ntuk sebagian orang a+aban itu memang memuaskan, yaitu bagi

    kaum materialis. Tapi buat sebagian lagi, yaitu kaum idealis, hal itu sangat

    tidak memuaskan. $oalnya, sebagai filsuf seati mereka terus bertanya. Apa

    sebenarnya uark dan lepton itu? $oalnya, mana buktinya bah+a partikel-

    partikel itu benar-benar ada. Bukankah kita tak bisa melihatnya. Bukankah

    kaum materialis adalah seorang empiris yang mengaku semua pengetahuan

    dapat diperoleh hanya melalui indra? NNAh, Anda salah mengertiO a+ab

    kaum materialis. N'ata melalui bukan berarti langsung saa, tetapi bisa

    tidak langsungO, begitu lanut mereka. Nksistensi partikel-partikel

    fundamentalO, kata mereka, Nbukan hanya bisa diduga di dalam pikiran. !ia

    hanyalah konsep yang ada di pikiran manusia. !ia adalah konsep yangpaling ringkas yang bisa digunakan untuk mereka-reka semua pengalaman

    empiris manusia.O

    1awaban kedua& idealisme religius

    Begitulah a+ab kaum materialis. Maka para filosof idealispun

    tersenyum-senyum mendengarkannya. N>ah-+ah, bagaimana Anda ini. /adi

    sesuatu yang hanya ada di pikiran manusia merupakan bagian terkeil dari

    semua yang ada di alam semesta ini. 'alau begitu, kamilah yang benar.$emua realitas sebenarnya terdiri dari pikiran atau ide bukan benda-benda.

    4idup idealisme.O Begitulah kira-kira argumentasi mutakhir penganut

    idealisme.

    Maka kita kaum a+am yang religiuspun senang atas kemenangan

    kaum idealis ini. $oalnya, dengan demikian sederetan realitas religius, yang

    hanya bisa diyakini melalui iman dan tak dapat dibuktikan seara empiris

    atau ilmiah, sekarang memperoleh legitimasinya. $emua yang ada, ada

    dalam pikiran, yaitu Npikiran semesta yang memikirkan dirinya sendiriO

    seperti kata 4egel seorang idealime absolut di abad ke-:; yang ustru

    diperkuat oleh pernyataan $tephen 4a+king di abad yang mengatakan

    hukum-hukum alam tak lain dari pada pikiran Tuhan1P:Q

    1[1]Stephen Hawking, dalam bukunaA Brief History of Time!"antam, #$nd$n % &ew '$(k 1988), menuli*kan

    kalimat te(akhi(na +If we find the anwer to that, it would be the ultimate triumph of human reason --- for then we

    22

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    23/70

    Tentu saa menadi seorang idealis tak perlu harus menadi seorang

    hegelian dengan logika dialektiknya yang non-ilmiah itu. 6yatanya, idealisme

    monistik absolut itu kini ternyata merupakan ideologi yang populer di

    kalangan para anti-sains Raman Baru di dunia Barat yang munul semenak

    tahun 9-an yang bereksperimen dengan teknik-teknik meditasi untuk

    menapai kebenaran mutlak.

    Mereka menari kebenaran tidak dengan menelaah alam luar,

    tetapi dengan menukik langsung ke alam batin i+anya. $ebagian dari

    mereka merasa memperolehnya, dan merekapun menyampaikan

    penemuannya sebagai nabi-nabi baru di akhir #aman. Berbagai agama dan

    aliran kebatinan baru di Barat banyak mengklaim hal seperti itu. Mereka

    menyebut dirinya sebagai bagian dari gerakan Raman Baru.

    Akan tetapi, mereka ini minoritas di negerinya sendiri. $ebagian lagi

    ustru bertanya lebih lanut. NApa sebenarnya itu pikiran?O. &ikiran bagi kaum

    materialis tak lain dari pola-pola dalam otak manusia. Bukan hanya pada

    otak manusia tetapi uga di luar otak manusia yaitu di benda-benda

    penyimpan informasi seperti misalnya buku-buku, pita kaset audio dan ideo,

    piringan laser, *! danlain sebagainya.

    N>ah-+ah,O uar pengikut idealisme, NBanyak sekali pola yang adadi sana tapi tak semuanya mempunyai makna.O Ah tentu saa hanya pola

    yang mempunyai makna. Makna itu diberikan oleh manusia melalui

    komunikasi yang uga terpola antar sesama. /adi pikiran itu tak lain dari

    Nkumpulan pola bermakna yang saling memaknaiO. &ola bermakna itulah

    yang disebut NtandaO. 6ah sebagian tanda itu dibuat manusia, sebagian

    lagi bersifat alamiah. $ains itu membaa tanda-tanda alamiah.

    &ara strukturalis menganggap tanda-tanda itu membentuk struktur-struktur non-material statik yang ada di alam pikitran yang lepas dari otak-

    otak manusia dan media informasi di luar otak manusia. $edangkan kaum

    pasa-strukturalis ustru melihat proses tanda menandai itu tak dapat

    dilepaskan dari otak manusia dan media teknologi yang ada sebagai

    peroanangannya dan kedua yang disebut terakhir ini tak lain dari materi.

    Tanda-tanda itu bukan statis tetapi dinamis yang terus berkembang dengan

    eolusi perkembangan materi.

    1awaban #intesis& Proses Kreati"

    !engan demikian, marilah kita simak lebih auh, tibalah kita pada

    suatu pandangan berputar yang mengatakan bah+a =ealitas pada

    would truly know the mind of God

    23

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    24/70

    hakekatnya adalah materi yang terdiri tanda-tanda yang ada pada materi.

    Atau bisa uga kita katakan bah+a realitas adalah proses tanda-menanda

    yang bermain di atas kumpulan tanda-tanda. Lebih pendek, lagi realitas

    adalah proses yang menafsir-dirinya sendiri. Atau, dengan perkataan lain,

    realitas adalah proses interpretasi diri.

    'reasi dan kognisi, alias ipta dan ita, tak lain dari pada dua modus

    yang berbeda dari interpretasi. 3ang satu disebut kreasi, yang lain disebut

    refleksi. /ika penekanannya pada proses menulis, yaitu melahirkan tanda-

    tanda, maka proses itu mengarang diri atau kreasi diri. /ika proses itu

    bersifat memasukkan tanda-tanda, maka proses itu adalah proses membaa

    dan memahami bersifat refleksif. &roses selalu mempunyai dua sisiG menulis

    dan membaaD kreatif dan kognitifD berbuat dan mengetahui.

    !engan demikian kita tibalah kita pada filsafat proses. Eilsafat

    proses non-dialektik modern, yang dikembangkan oleh Alfred 6orth

    >hitehead2PQdi a+al abad ke-, mempunyai a+aban mengenai apa itu

    realitas. =ealitas itu bukan benda-benda ataupun pikiran yang abadi. =ealitas

    adalah proses yang terdiri dari rangkaian peristi+a-peristi+a yang bersifat

    sementara. =ekannya di &ranis, 4enry Bergson3P7Q, berpendapat bah+a

    hakekat proses itu adalah eolusi kreatif yang digerakkan oleh semangathidup atau elan ital.

    /adi, menurut filsafat proses yang benar-benar ada adalah peristi+a-

    peristi+a dan hakekat proses itu adalah kreatiitas. Tampaknya, dengan ini,

    semua terelaskan dan bisa memuaskan semua orang. 3ang ideal dan yang

    material tak lain dari aspek-aspek saa dari setiap proses. Bagi orang yang

    beragama ika proses itu adalah semesta maka keseluruhan hukum-hukum

    alam merupakan aspek ideal bagi alam semesta. !an ini, menurut ilmu+anatheis $tephen 4a+king, dapat diibaratkan sebagai pikiran Tuhan.

    Bagi yang atheis kedua aspek itu ada bagaikan 3in dan 3ang dalam

    Taoisme. Itulah sebabnya pada dasa+arsa-dasa+arsa terakhir ini buku-buku

    dengan udul NThe Tao of 6O berlimpah setelah diterbitkannya NThe Tao of

    +h!si#sO4P2Q, karangan Eritof *apra, laku keras. !engan pandangan ini maka

    pasangan Tuhan dan Alam adalah pasangan aspek =ealitas yang dinamis

    kreatif. !an inilah aaran oleh mistikus-mistikus agama Raman Baru yang

    mendapat angin dengan buku Eritof *apra, 0ary Ruka dan lain-lainnya.

    2[2]-l.(ed &$(th /itehead, matematikawan ngg(i* penuli* buku Process and Reality, be(bia(a eternal obectsaitu

    uni!ersal essencesang te(u* mene(u* menelu*up dan kelua( apa ang di*ebutna ma*a(akat $(gani*me ang

    te(di(i da(i keadiankeadian aktual alia* particular e"istents ia adalah pene(u* e$lu*i$ni*me "e(g*$n dengan

    a(a menempu(nakanna dengan mema*ukkan penemuanpenemuan .i*ika ba(u te$(i (elatiita* dan te$(i kuantum

    3[3]Hen( "e(g*$n, #reati!e $!olution

    4[4](it$. ap(a, The Tao of Physics !"antam "$$k*, &ew'$(k 1980)

    24

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    25/70

    &andangan yang mirip +ahdatul +uud ini mendapat legitimasinya

    dalam arsitektur komputer alias mesin komputasi elektronik yang mulai

    mendominasi dunia di dasa+arsa-dasa+arsa akhir abad yang baru silam.

    $etiap komputer terdiri dari piranti lunak, alias soft+are, berupa program dan

    piranti keras, alias hard+are, berupa rangkaian elektronik yang semakin

    lama semakin kompleks, keil dan anggih. Maka, orang pun

    mengidentifikasi alam sebagai komputer dan hukum-hukum alam sebagai

    program komputer semesta.

    /ika alam itu sebuah komputer, maka bagian terkeil alam semesta

    yaitu partikel-partikel fundamental dapat dianggap sebagi prosesor. Teori

    kuantum mengatakan sebuah partikel uga merupakan gelombang materi

    yang mengikuti persamaan matematis yang disebut persamaan gelombang

    $hrodinger. Bagi seumlah pemikir filosofis kuantum, fungsi gelombang

    yang memenuhi persamaan tersebut diidentikkan dengan modul-modul

    program bagi prosesor partikel.

    $ebenarnya, seara teoritis, bukan hanya partikel yang mempunyai

    persamaan gelombang. Atom, molekul, batu, bumi dan benda-benda besar

    lainnya pun, termasuk makhluk hidup, uga mempunyai persamaan

    gelombang. %leh karena itu tak mengherankan ika seumlah penganutagama Raman Baru mengidentifikasi ruh manusia dengan fungsi gelombang

    kuantumnya. $oalnya seperti halnya ruh manusia yang bebas

    mengendalikan tubuhnya, begitu uga fungsi gelombang suatu sistem

    dianggap mengendalikan perilaku sistem tersebut.

    4al ini tentu sangat menggelikan buat kaum materialis. $oalnya

    buat mereka, fungsi gelombang dalam fisika kuantum hanyalah merupakan

    peralatan matematis untuk menghitung peluang keadaan suatu sistem. /adisebagai perangkat matematis, fungsi gelombang itu hanya ada di pikiran

    manusia. Artinya begini. 'onsep fungsi gelombang dan konsep-konsep

    abstrak lainnya tak lain dari pola-pola keadaan otak manusia. !engan

    sendirinya, bagi kaum materialis, pikiran manusia tak lain dari sifat-sifat dari

    proses dan keadaan yang dimiliki oleh otak manusia sebagai sistem materi

    biologis yang sangat kompleks.

    /adi bagi kaum materialis, yang benar-benar ada adalah materi dan

    pikiran, i+a dan lain sebagainya yang nonmaterial tak lain dari karakteristik

    yang dimiliki oleh sistem-sistem material. Maksudnya pikiran itu tak lain dari

    pada pola-pola dalam proses elektrokimia+i di otak. $ebaliknya, kaum idealis

    menganggap yang benar-menar ada adalah pikiran dan keseluruhan ide-ide

    yang ada di dalamnya, sedangkan sistem-sistem material seperti partikel

    25

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    26/70

    elementer tak lain tak bukan adalah konstruksi pikiran manusia. !ua-duanya

    menganggap bah+a salah satu, materi atau ide, benar-benar NAdaO

    sedangkan yang lain NadaO relatif terhadapnya. Tetapi apa sebenarnya NAdaO

    itu?

    APAKA( 2A-A3 .T/ #E,E*AR*)A0

    Bagi banyak orang pengertian NA!AO adalah sesuatu konsep yang

    paling abstrak yang tak perlu didefinisikan atau dielaskan dengan konsep-

    konsep lain. /ustru konsep-konsep lain memerlukan konsep NadaO untuk ika

    ingin dielaskan melaui definisi. 'arena itu setiap definisi ada akan

    merupakan definisi melingkar yang menggunakan kata itu sendiri. Misalya

    ada orang yang mendefinisikan A!A sebagai Nsesuatu yang dimiliki oleh

    semua benda yang adaO.

    %leh karena itu ada dua ekstrim yang menanggapi kebuntuan logika

    ini. $atu ara menganggap bah+a A!A tidak bisa didefinisikan atau

    ditangkap pikiran akan tetapi hanya bisa langsung ditangkap oleh intuisi

    intelektual. 4al ini barangkali dapat masuk akal orang kebanyakan, tetapi

    pakah A!Anya Tuhan uga demikian? Tentu ada orang berpendapat NA!AOnya

    sesuatu yang mutlak tak sama dengan NadaOnya sesuatu yang relatif. Akantetapi tidaklah demikian halnya dengan Mulla $hadra yang berpendapat A!A

    itu tunggal dan semua untuk semua benda, baik yang konkret maupun yang

    abstrak. >alaupun begitu NA!AO-6ya Tuhan adalah A!A murni, sedangkan

    NadaO nya yang lain berampur dengan esensi.

    !engan posisi seperti ini, dia pun menyelesaikan banyak persoalan.

    3ang pertama adalah persoalan pembuktian adanya Tuhan. 'arena Tuhan

    adalah A!A murni, maka mengatakan NTuhan itu tidak adaO adalah suatukemustahilan. $oalnya ika Tuhan tidak ada, itu berarti bah+a NA!A itu tidak

    adaO. Bukankah itu suatu kemustahilan. %leh karena itu Tuhan itu tidak bisa

    tidak harus ada alias +aibul +uud. 'arena NAda itu tidak adaO adalah suatu

    yang kontradiksi, maka pernyataan kebalikannyalah yang benar.

    Bagi sebagian orang pembuktian ontologis seperti ini mungkin

    merupakan suatu yang menggelikan, karena hal ini sama saa upaya untuk

    membuktikan bah+a NA!A itu adaO yaitu sesuatu yang tak perlu dibuktikan.

    !an ini bersumber pada kebiasaan kebahasaan khas para filosof, yaitu

    menganggap kata sifat sebagai kata benda. NA!AO yang merupakan subyek

    itu adalah kata benda dan NadaO yang merupakan adalah kata sifat. Bahkan

    Immanuel 'ant memberi tahu kita bah+a NadaO itu pun bukan kata sifat,

    tetapi kata keadaan yang menerangkan kata sifat.

    26

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    27/70

    6amun buat pengikut Mulla $hadra, pembuktian ini merupakan

    argumentasi terunggul karena tak memerlukan yang lain selain !iri6ya

    sendiri. &embuktian-pembuktian eksistensi Tuhan yang lain memulai

    argumennya dari sesuatu yang bukan Tuhan yaitu alam. 'eunggulan lain dari

    identifikasi Tuhan sebagai A!A murni adalah terselesaikannya persoalan !#at

    dan $ifat yang menghantui para ahli ilmu kalam.

    &ada a+alnya, ketika ulama Muta#ilah, yang merupakan pelopor

    ilmu kalam, membuktikan keesaan Tuhan dan keadilan6ya dengan

    menggunakan logika 3unani sebenarnya mereka menalankan suatu

    tuntutan da+ah untuk mela+an da+ah pendeta 6asrani yang

    menggunakannya terlebih dahulu. $alah satu konsep yang diperlukan untuk

    itu adalah +uud alias A!A dan menadikannya sebagai sifat Tuhan yang

    paling pokok.

    'ata >uud itu sendiri sebenarnya tak ada dalam Curan. >alaupun

    begitu, kata ini nyatanya diterapkan oleh para ulama ilmu kalam pada Allah

    s+t sebagai salah satu $ifat6ya, bahkan sebagai $ifat pertama. Tak

    mengherankan ika konsep +uud ini dalam kaitannya dengan Tuhan

    menimbulkan seumlah kontoersi di dunia pemikiran Islam. !i dunia

    keilmuan 'alam, diperdebatkan apakah sifat mempunyai +uud atau tidak.!ikalangan tasa+uf, diperdebatkan mengenai wihdatul wujud ataupun

    wihdatul s!uhud. !i kalangan filsafat diperdebatkan prioritas wujud dan

    mahi!ah.

    &ersoalan dasarnya adalah kenyataan bah+a Curan dalam meruuk

    Tuhan, menggunakan berbagai nama yang berbeda yang bersesuaian

    dengan $ifat-sifat6ya. &ertanyaan timbul apakah sifat itu ada seara

    independen, ataukah hanya berada di dalam pikiran manusia? 'alau sifat itumenyangkut benda-benda konkret yang bisa dilihat dan dipegang, maka

    sifat-sifat itu ada yang independen artinya lepas dari benda itu, ada pula

    yang tak dapat dilepaskan dari benda tersebut. $ifat-sifat pertama disebut

    sifat-sifat aksidental, sedangkan sifat-sifat enis kedua disebut sebagai sifat

    esensial (hakiki) atau esensi alias hakekat.

    MA*AKA( )A*+ -A(/L/& EK#.#TE*#. ATA/ E#E*#.

    !ari pengalaman sehari-hari, kita memang tak bisa menyangsikan

    realitas luar dan realitas dalam pikiran kita. 'edua-duanya ada, kedua-

    duanya dapat diadikan subyek alias pokok kalimat berupa kata benda.

    $emua yang ada dapat diadikan pokok kalimat. Inilah yang disebut oleh

    Aristoteles sebagi substansi. Bagi Aristoteles, substansi atau d#at itulah yang

    27

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    28/70

    mempunyai eksistensi. 3ang lainnya, yaitu kata kera, kata sifat dan lain

    sebagainya merupakan keterangan alias aksiden yang ditambahkan atau

    esensi yang melekat pada substansi. &engetahuan kita tentang substansi itu

    termasuk aksiden. Tetapi pengetahuan kita tentang diri kita termasuk esensi

    begitu uga pengetahuan Tuhan tentang diri6ya. Begitu pula $ifatKsifat Tuhan

    lainnya. Lalu manakah lebih fundamental antara keduanya?

    1awaban Mu4ta'ilah

    Bagi kaum Muta#ilah sebagian dari sifat-sifat Tuhan bersifat

    esensial, termasuk +uud, esa, ilm dan lain sebagainya. $ekarang timbul

    pertanyaan, apakah sifat-sifat itu abadi atau tidak. /a+ab yang umum,

    tentulahG ya, sifat-sifat itu abadi. 6ah, kalau sifat-sifat itu abadi, apakah sifat-

    sifat itu ada atau tidak. Tentu saa a+abnyaG sifat-sifat itu ada. /ika tidak ada,

    bagaimana pula sifat-sifat itu akan disebut dalam firman-firman6ya.

    !isinilah kaum Muta#ilah berkeberatan. 'alau sifat-sifat itu ada dan

    abadi, maka dengan sendirinya Tuhan mempunyai sekutu alias syirk. Tentu

    saa ini bertentangan dengan sifat Tuhan yang paling pokok yaitu

    keesaan6ya. 5ntuk menyelesaikan persoalan pelik ini, mereka mengatakan

    sifat-sifat itu tidak ada, yang ada hanyalah nama-nama yang diberikan olehTuhan untuk menelaskan pada manusia. Metoda penelitian kaum Muta#ilah

    adalah penggunaan Manthi (Logika) untuk menafsirkan ayat-ayat Curan

    sui. !ari penalaran seperti itu mereka hanya mengenal dua realitas, 3ang

    Mutlak dan yang nisbi, dengan urang tak terseberangi antara keduanya,

    keuali dengan iman yang rasional.

    1awaban (ikmatul Masya4iyyah'aum filosof Masyaiyyah, seperti Ibn $ina, punya pendapat lain,

    +alaupun sama-sama menganggap tinggi logika 3unani. Tuhan itu ada dan

    $ifat-$ifat6ya uga ada. 4anya saa keberadaan !#at Tuhan berbeda dengan

    keberadaan $ifat-$ifat Tuhan. !#at atau substansi, 'eberadaan atau

    eksistensi Tuhan bersifat primer, sedangkan yang keberadaan $ifat-$ifat

    tuhan, termasuk esensi6ya bersifat sekunder. Tak terbayangkan yang kedua

    tanpa yang pertama. $ebaliknya tidak demikian. /adi, ksistensi Ilahi

    mendahului sensi6ya. !alam bahasa ilmu 'alam, !#at mendahului $ifat.

    !#at dan $ifat, sama-sama merupakan realitas yang nyata. Begitulah

    pandangan ma#hab &eripatetisme Islam atau 4ikmatul Masyaiyyah yang

    ditegakkan para pendirinya dengan menggunakan nalar rasional terhadap

    konsep-konsep intelektual. Berbeda dengan ontologi 'alam yang hanya

    28

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    29/70

    memahami dua realitas, 3ang Mutlak dan yang 6isbi, para filosof mengakui

    adanya perenangan diskrit antara keduanya seperti kaum neoplatonis

    1awaban (ikmatul Wahdatiyah

    Akan tetapi para ahli sufi aliran +uudiyah, misalnya Ibn Arabi, yang

    berla+anan dengan pandangan para filosof. 'atanya, +uud itu hanya satu,

    yaitu Tuhan. Benda-benda lain tak punya +uud apa lagi sifat-sifatnya.

    $edangkan $ifat-$ifat Tuhan yang mereka sebut a!an tsabitah (realitas-

    realitas tetap) itu adalah bentuk-bentuk dalam pengetahuan6ya.

    $ebenarnya, ayan tsabitah itu uga dikenal oleh para pemikir

    lainnya di kalangan muslim dan non muslim. 'aum mutakalimun

    menyebutnya malumat (yang diketahui) dan kaum falasifah menyebutnya

    sebagai mahi!!at (quidditas, ke-apa-an atau esensi). Aristoteles

    menyebutnya mo$phe (bentuk-bentuk) dan gurunya, &lato, menyebutnya

    eidos(ide-ide).

    Bagi Ibn Arabi, apa yang kita hadapi sebagai benda-benda fisik itu

    tak lain dari bayangan realitas-realitas tetap itu. Inilah pandangan irfan

    Wihdatul Wujud alias kesatuan =ealitas. !alam pandangan ini Wujud atau

    eksistensi mendahului mahi!!at atau esensi. &ara arifin ini menurigaipenggunakan rasio atau al, sebagai gantinya mereka menggunakan intuisi

    atau pengalaman batin mengenai realitas sebagai sumber utama

    pengetahuannya di samping. !ari pengalaman mistik mereka, mereka

    meyimpulkan adanya enang realitas dan kesadaran yang bersifat diskrit.

    1awaban (ikamatul .syra5iyah

    $eorang sufi lainnya dari &ersia, $yihabuddin $uhra+ardi yang ugaseorang kritikus taam filsafat Ibn $ina, berusaha mengekspresikan

    pengalaman kesatuan mistiknya dalam pandangan yang sama sekali lain.

    'atanya, +uud, alias eksistensi, hanya ada dalam pikiran manusia. 3ang

    benar-benar ada hanyalah esensi-esensi itu yang tak lain dari pada bentuk-

    bentuk ahaya dari Maha *ahaya yang tak lain dari pada Tuhan. *ahaya itu

    $atu dan benda-benda yang banyak lagi berbeda-beda itu hanyalah gradasi

    intensitasnya atau kebenderangannya. !alam pandangan metafisika ahaya

    &ersi ini, +uud bersifat sekunder, dan sifat-sifat atau esensi bersifat primer.

    !alam bahasa filosofis, ini berarti esensi lebih fundamental atau mendahului,

    seara logis, eksistensi. Inilah pandangan filsafat iluminasionisme alias

    7ikmatul 1s!$aqi. $uhra+ardi, pendiri ma#hab Isyraiyah, mengambil

    kesimpulannya melalui suatu penelitian filosofis yang menggabungkan

    29

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    30/70

    metoda intuitif mistikus dengan metoda rasional filosofis sebagai

    pelengkapnya.

    1awaban #intesa& (ikmatul Muta4aliyah

    &andangan $uhra+ardi itu menadi dominan di kalangan filsuf

    &ersia di masa keayaan !aulah $hafa+iyah di Iran yang kemudian dikenal

    sebagai ma#hab Isfahan. Begitulah Mula $hadra diaarkan oleh gurunyaG Mir

    !amad. Akan tetapi dia uga sangat mengagumi pandangan Ibn Arabi yang

    menakubkan itu. %leh karena itu dia membalik aaran Isyraiyah dengan

    mengambil pandangan Ibnu Arabi tentang prioritas eksistensi atau +uud

    terhadap esensi atau mahiyah, namun dia menolak pandangan Ibn Arabi

    tentang ketunggalan +uud. Bagi Mulla $adra benda-benda sekitar kita di

    alam bukanlah tanpa eksistensi atau ilusi, namun uga ada seperti adanya

    Tuhan. $edangkan sifat-sifat atau esensi yang tidak mempunyai eksistensi

    sama sekali. sensi adalah kebalikan dari eksistensi.

    /ika Tuhan adalah Ada dan benda-benda uga ada, maka tak dapat

    seara logika dihindarkanlah kesimpulan bah+a segala benda-benda adalah

    Tuhan atau pantheisme seperti yang dituduhkan seara salah oleh para

    ulama terhadap pandangan +ihdatul +uud. $olusi Mulla $adra dalam hal iniadalah gagasan Tas!kikul Wujud atau gradasi +uud yang mengatakan

    bah+a ksistensi alias +uud mempunyai gradasi yang kontinu seperti

    halnya ahaya yang diidentifikasi sebagai sensi oleh $uhra+ardi.

    /adi, menurut Mulla $hadra, dari Ada Mutlak hingga Tiada terdapat

    gradasi Nada-ada nisbiO yang tak terhingga banyaknya. !engan perkataan

    lain, realitas alam semesta merentang dari kutub Tiada ke kutub A!A mutlak.

    Inilah pandangan kesatuan realitas ersi Mulla $hadra yang disebutnyasebagai 7ikmatul Mutaali!!ah. &andangan ini merupakan sintesa besar yang

    meliputi pandangan teologis kalam, pandangan filosofis hikmat dan

    pandangan mistis irfan.

    $eara tabular kita dapat melukiskan pokok-pokok pikiran

    tradisional Islam sebagai berikut

    KalamMutazilah

    Hikmat

    Masyaiyah

    HikmatIsyraqiyah

    IrfanWujudiyah

    Hikmat

    Mutaaliyah

    Eksistensi

    (wujud)riil riil mental riil riil

    Esensi(mahiyya

    h)Riil riil riil mental mental

    30

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    31/70

    Hubungan

    Eksistensi

    Esensi

    eksistensimendahului

    esensi

    eksistensimendahului

    esensi

    esensimendahulu

    ieksistensi

    eksistensimendahului

    esensi

    eksistensimendahului

    esensi

    Strukturealitas Polaritasmutlak/nisbi jenjangeksistensi gradasiesensi jenjangesensi gradasieksistensi

    Met!daKeilmuan

    Rasio

    Wahyu

    Rasio

    Wahyu

    Rasio,Intuisi,Wahyu

    Intuisi,Wahyu

    Rasio,Intuisi,Wahyu

    31

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    32/70

    #(A-R.A*.#ME -A* WAWA#A* %*T%L%+.# K%*TEMP%RER

    $atu hal yang menarik pada pandangan Mulla $hadra ini adalah

    pandangannya tentang gerak substantif atau ha$akatul jawha$i!ah yang

    berbiara tentang teradinya perubahan tingkat +uud pada benda-benda di

    alam semesta. Berbeda dengan pemikiran filosofis sebelumnya, yang

    menganggap spesies sebagai suatu yang tetap, dalam pandangan Mulla

    $hadra batu dimungkinkan menadi tanaman, tanaman menadi he+an dan

    seterusnya yang sekarang dikenal sebagai pandangan eolusionisme.

    6amun, berbeda dengan eolusionisme materialistik biologi

    modern, gerak eolusioner Mulla $hadra bukanlah perubahan-perubahan

    material bersifat aak yang diseleksi alam seperti pandangan !ar+inisme,namun merupakan perubahan substantif menuu tingkat +uud yang lebih

    tinggi karena tarikan >uud Tertinggi atau Tuhan &enipta $emesta. !alam

    bahasa filosofis kontemporer, dapat dikatakan bah+a pandangan eolusionis

    $hadra sebagai pandangan teleologis yang mengikuti asas finalisme.

    !alam hal ini, Mulla $hadra telah memberikan landasan filosofis

    yang kokoh bagi eolusionisme spiritualistik /alaluddin =umi. 'ompleksitas

    +a+asan Neolusionisme spiritualistikO Mulla $adra dapat dibaa dalam buku

    yang Anda pegang ini. &ertanyaannya kiniG Apakah pandangan

    eolusionisme spiritualistik ini konsisten dengan pandangan keilmuan

    sekarang. 5ntuk mena+ab pertanyaan ini, hendaknya diingat bah+a

    eolusionisme spiritualistik adalah suatu pandangan falsafi yang bersifat

    umum yang meliputi seluruh semesta sedangkan pandangan eolusionisme

    materialistik hanya menakup dunia kehidupan atau dunia biologis.

    &andangan eolusionisme yang bersifat uniersal di dunia modern

    dipelopori oleh aliran italisme5P1Qbuah pikiran 4enry Bergson filsof &ranis

    yang hidup di a+al abad . Berbeda dengan dar+inisme, eolusionisme

    Bergson melihat dinamika kehidupan pada elan ital atau ruh kehidupan

    yang kreatif tersimpan dalam esensi setiap materi. &andangan filosofis ini

    sangat populer di kalangan seniman dan agama+an di a+al abad ,

    sebelum esensi digusur oleh kaum eksitensialis di pertengahan abad dan

    digusur keluar +aana filosofis oleh para pemikir pos-strukturalis. $edangkan

    dar+inisme ilmiah atau neo-dar+inisme tetap mendominasi intelektualitas

    para ilmu+an, bahkan akhir-akhir ini diperluas untuk ranah sosial dan

    5[5]Hen( "e(g*$n, penuli* #reati!e $!olution, mengaukan wawa*an e$lu*i$ni*me antida(winian ang be(*i.at

    itali*tik bukan mekani*tik :ekan *enega(ana ;ie((e

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    33/70

    kultural oleh =ihard !a+kin6P

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    34/70

    menadi semaam komputer biologis yang sangat-teramat keil, akan tetapi

    teramat-sangat anggih. 3ang menarik adalah pernyataan Erank Tippler

    bah+a alam akhirat itu identik dengan realitas irtual dalam super-komputer

    biokosmik tersebut. Lebih menarik lagi adalah kenyataan bah+a Mulla

    $hadra uga mengatakan bah+a hakekat alam akhirat adalah alamul mitsal.

    $ementara itu fungsi gelombang kuantum agatraya, yang dapat

    dianggap metaprogram bagi superkomputer biokosmos tersebut di atas,

    diidentifikasikan oleh Tipler sebagai =uh 'udus di kalangan 'risten atau

    )qlul )wwaldi kalangan filsuf muslim tradisional. Bagi kalangan tasa+uf

    Akal &ertama itu disebut %u$ Muhammad atau 7aqiqat Muhammadi!ah,

    sedangkan bagi Mulla $hadra, Akal &ertama itu tak lain dari Ilmu Tuhan

    tentang !iri6ya sendiri.

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    35/70

    KE#.MP/LA*

    Tampaknya, pandangan Mulla $adra sebagai arian dari filsafat

    perennial dapat digunakan sebagai penangkal nihilisme posmodern yang

    bukan saa meniadakan esensi tetapi uga meniadakan eksistensi melalui

    proses dekonstruksi destruktifnya. &andangan Mulla $hadra ustru serasi

    dengan pandangan holisme, kutub lain dari intelektualisme posmodern.

    Akan tetapi identifikasi =ealitas dengan 'esadaran, dalam +aana holitik

    posmodern, lebih ook dengan perennialisme dengan arian

    $uhra+ardianisme di kalangan Islam dan Sedanta di kalangan 4induisme.

    Sarian $hadrianisme dengan pasangan Ada8Tiada ini lebih mirip dengan

    arian Taoisme *ina yang dipandang orientalis /epang Isut#u sebagai

    padanan bagi >ihdatul >uudnya Ibn Arabi.

    $eorang mistikus tentunya akan melihat arian-arian intelektual

    perennialisme sebagai pandangan-pandangan tentang gaah yang dilihat

    oleh simelek dari sudut yang berbeda-beda. Bagaimanapun berbedanya,

    pandangan-pandangan ini lebih utuh dari bayangan gaah oleh empat orang

    buta seperti yang dikisahkan /alaluddin =umi dalam Matsna+i-nya yang

    terkenal itu. 3ang perlu digaris ba+ahi ialah kenyataan bah+a orang-orang

    buta dalam kisah =umi itu sebenarnya tak lain dari ilmu+an-ilmu+an yang

    melihat segala sesuatu seara empiris positiistik. !an orang melek itu tak

    lain dari simbolisme filsuf yang melihat realitas lebih logis komprehensif.

    6amun, tak ada yang mengetahui gaah keuali gaah itu sendiri dan ini tak

    lain dari simbolisasi =ealitas Mutlak yang identik dengan 'esadaran $emesta

    dalam +aana agama-agama pasa-modernis Raman Baru.

    Mudah-mudahan, pengantar ini menadi embatan antara pikiran

    pasa-modernis yang pluralistik masyarakat kontemporer dengan pikirantradisionalis yang monistik seperti yang direpresentasikan oleh pikiran filsuf

    Islam terbesar di kalangan $yiah yang dipaparkan oleh Ea#lur =ahman

    seara kritis. >alaupun kritik-kritiknya terasa agak asing, karena

    keenderungan modernistik almarhum Ea#lur =ahman, beliau berhasil

    menunukkan dengan adil keluasan dan kedalaman +a+asan $hadrianisme,

    yang merupakan filsafat tinggi akademisi Iran $yiah, kepada kalangan $unni

    tanpa memberikan sikap a priori yang bersumber pada perbedaan keyakinan

    teologis yang fundamental. $emoga buku ini menadi embatan menuu

    upaya pemahaman kembali kha#anah +a+asan monistik tradisional Islam

    yang lebih menyeluruh terutama sumbangan pemikiran ulama-ulama

    6usantara di masa silam. Amin ya =abbal alamin.

    35

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    36/70

    36

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    37/70

    pistemologi Islam

    &embahasan ilmu pengetahuan dalam Islam dapat ditinau dari dua

    sisiG ontologi dan epistemologi. >alaupun pembahasan tersebut dalam

    literatur Islam tidak tersusun seara rapi dan tersendiri, kita dapat

    menemukan pembahasan tersebut dalam beberapa kaian filsafat seperti

    pembahasan yang berkaitan dengan non meterialnya ilmu, tingkatan-tingkatan ilmu, terbaginya ilmu ke dalam beberapa bagian, dll.

    $eara ontologis, kita bisa membahas ilmu dari keberadaanya,

    apakah ia materi ataukah bukan. 'ita sama sekali tidak membahas tentang

    gambaran atau omprehensif ilmu.

    Adapun dari sisi epistemologi, kita bisa membahas ilmu dari sisi

    representifnya setelah kita membuktikan seara ontologis tentang

    keberadaan ilmu tersebut. /adi, bisa dikatakan bah+a kaian epistemologi ini

    sebenarnya adalah pembahasan deraat kedua. Meskipun demikian, seara

    subtansial pembahasan epistemologi ini sangat berbeda dengan

    pembahasan pertama tadi.

    !alam kaian kedua ini kita dapat meninau bagian-bagian ilmu

    seperti pembagian ilmu kepada representatif dan udgement (ustifikasi)D

    ataupun pembagian lainnya kepada empirial kno+ledge dan intuitif

    kno+ledge (ilmu husuli dan hudhu$i)D atau pada aksioma dan disursi dan

    pembahasan tentang seondary intelligible (makul stani).

    Banyak filosof Islam menurahkan segala kemampuan mereka untuk

    mengkai pembahasan seputar epistemologi ini. $alah satu pembahasan

    yang menadikan pertentangan di antara filosof muslim adalah berkaitan

    dengan tolok ukur benar dan salah. &ara filosof Islam berpendapat bah+a

    antara alam understanding (dzihni) dan alam eternal (kha$iji) memiliki

    hubungan yang erat. 0ambaran yang dimiliki oleh ilmu Kalam understanding

    (zihn)- tidak sekedar gambaran yang tidak memiliki kenyataan. Apa saa dari

    gambaran yang ia tampung itu memiliki kenyataan (realitas).Akan tetapi,

    para filosof yang lainnya memiliki pendapat berbeda. Bagi mereka,

    hubungan antara alam understanding dan eternal bukanlah hubungan

    gambar dengan obeknya.

    37

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    38/70

    5ntuk memudahkan kita memahami pendapat ini ada satu

    pendekatan yang sangat mudah untuk kita erna bersama. 'etika kita

    menggambar kuda di atas kanas, apa yang ada di atas kanas tersebut

    ingin memberikan pesan kepada kita bah+a gambar tersebut memiliki obek

    dan ia adalah kuda yang ada di alam realitasG bernafas, makan, minum,

    beralan, dll.

    Ini salah satu dari bahasan yang terdapat dalam filsafat Islam tentang

    ilmu. %leh karna itu, alangkah baiknya kalau kita gambarkan beberapa

    masalah seara uniersal tentang ilmu baik dari sisi ontologis ataupun

    epistemilogis, +alaupun pada akhirnya, kaian ini hanya difokuskan pada

    bahasan kedua (epistemologi)

    #/M,ER6#/M,ER .LM/

    Ilmu manusia tersusun dari hal-hal yang sederhana. *ontohnya,

    kalau kita hendak mengetahui manusia, maka kita terlebih dahulu harus

    mengetahui definisi manusia sehingga kita dapat membedakan antaramanusia dari yang lainnya. &engetahuan kita tentang manusia tersusun dari

    beberapa hal-hal yang simple yaitu bah+a manusia itu berpikir, berbadan,

    dan perasa. Akan tetapi, yang menadi obek kaian para filosof Islam ialahG

    dari manakah manusia mendapatkan ilmu-ilmu simple tersebut? !engan

    metode atau perangkat apakah manusia mendapatkan ilmu-ilmu simple

    tersebut? !ari sinilah munulnya perbedaan antara filosof-filosof dari #aman

    3unani sampai sekarangG antara &lato dan Aristoteles, antara Aessina dan$yuhra+ardi, antara kaum paripatetik dan intuitiis, serta antara rasionalis

    dan empiris.

    ,ATA#A* .LM/

    $ebelum kita memasuki bagian kedua dalam rangkaian pembahasan

    tentang ilmu, alangkah baiknya kalau kita a+ali bahasan ini pada

    keperayaan dan penerimaan tentang realitas alam karena ini adalah sebuah

    piakan mendasar dalam segala maam pembahasan yang ada di alam agad

    raya ini khususnya dalam kaian ini.Tidaklah mungkin bagi kita untuk

    memulai segala maam aktiitas, baik aktiitas berfikir ataupun hal-hal yang

    bersifat praktis, tanpa berlandaskan atau berpiak pada kenyataan realitas

    alam, bah+a di alam ini, ada sesuatu yang membuat kita terobsesi untuk

    mengetahui ataupun mendapatkannya. 'aian seperti ini murni ontologis

    38

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    39/70

    karena pembahasan tentang keberadaan bukanlah representasi dari sesuatu

    itu.

    'ita akan kembali seenak melihat masa lalu peralanan pemikiran

    manusia di alam ini. &ada #aman dulu, 3unani adalah pusat peradaban

    manusia. !ari situlah bermulanya tradisi berpikir. Munul beberapa aliran

    yang menyatakan bah+a manusia tidak mungkin akan berhasil

    mendapatkan kebenaran, atau bah+a manusia adalah tolok ukur benar dan

    salah. $emua

    bergantung persepsi manusia terhadap sesuatu. /ika sesuatu itu

    menurut A benar, belum tentu bagi B uga benar.

    $ampai pada akhirnya, munullah $orates yang memba+a obor

    kebenaran berkaitan dengan tradisi berpikir ini (+alaupun pada akhirnya

    harus meminum raun sebagai akibat dari "ulah"nya). 5saha keilmuannya itu

    kemudian diteruskan oleh &lato dan dikembangkan oleh Aristoteles sehinggatersusunlah logika a$istotelian. 'emudian, bergantilah #aman. Munullah

    generasi muda yang menganut paham ragu. Mereka meragukan segala

    yang pernah dirintis oleh generasi sebelum mereka. Mereka skeptis.

    &aham skeptisisme ini, pertama kali dietuskan oleh &rotagoras (2U1-

    2: $M) !ia berpendapat bah+a persepsi manusia adalah tolok ukur benar

    dan salah. 'emudian, paham ini dikembangkan seara ekstrim oleh

    0eorgias(2U7-791 $M) yang berpendapat bah+a hakikat itu tidak ada.'alaupun ada, tidak mungkin bagi manusia untuk mengetahuinya. 'alaupun

    bisa untuk diketahui, hakikat itu tidak dapat ditransfer kepada yang lainnya

    (tak dapat dipahamkan kepada yang lainnya.)

    /ika kita amati seara seksama, kita dapat memberikan beberapa

    asumsi dari pernyataan-pernyatan mereka itu. &ertama, mereka

    melontarkan pernyataan-pernyataan tersebut demi kepentingan politik pada

    #amannya. 'edua, mereka ingin meletakkan manusia pada deraat terendah

    (artinya. Ini adalah satu penghinaan terhadap manusia). 'etiga, mereka

    hanya sekadar Nbermain-mainO dengan bahasa. !engan demikian segala

    maam tolok ukur etika, agama, politik, dan kebenaran akan rubuh.

    Akibatnya, segala maam bentuk pelanggaran-pelanggaran etika, agama,

    dan politik dapat dibenarkan dengan ustifikasi-ustifikasi mereka. &ada

    39

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    40/70

    akhirnya, tidak akan tersisa tempat bagi kebenaran absolut. $tatement

    dalam paham skeptisme --atau diistilahkan dengan sophistika-- yaitu Ntidak

    ada pengetahuan absolut yang dapat diyakini oleh manusiaO dapat kita teliti

    seara seksama, sebagaimana akan kami uraikan berikut ini.

    KR.T.K TER(A-AP PA(AM #%P(.#T.KA

    Ada beberapa premis yang harus kita pahami sebelum kita mengkitik

    paham ini, yaitu sebagai berikut.

    :. !engan melihat kembali searah munulnya paham ini, kita dapat

    memahami apa yang diinginkan oleh penganut paham ini dan latar

    belakang apakah yang menadikan mereka berpaham demikian.

    'emampuan beretorika di dalam pengadilan yang dapat NmengubahO

    dan memenangkan kesalahan. Tentu, ini semua mereka dapatkan

    dengan membuat beberapa pengelabuan dan pembohongan terhadapmanusia a+am ataupun orang-orang yang berkepentingan politik di

    #amannya. $alah satu ara yang mereka gunakan untuk mengelabui

    orang a+am adalah dengan bahasa yang diputarbalikkan. *ontohnya,

    pernyataan sepertiG )gh$e men#intai iste$in!a, begitu pula )g$eei.

    !alam kalimat ini dapat kita temukan dengan elas penyamaran

    bahasa karena kalimat tersebut bisa menimbulkan pemahaman

    beragam. &emahaman yang mungkin munul adalahG :) Aghremenintai isterinya begitu pula Agreei menintai isteri Aghre. ) Aghre

    menintai istrinya dan Agreei menintai isterinya sendiri. 7) Aghre

    menintai Agreei. !engan meniptakan pemahaman yang beragam

    dari statement tersebut, mereka dapat menyatakan bah+a tidak

    kebenaran absolut bagi manusia. Alasannya, manusia untuk dapat

    memahami pikiran orang lainnya menggunakan alat berupa huruf-

    huruf yang tersusun menadi kata-kata, dan kata-kata tersebut

    tersusun menadi bahasa. $ementara itu, bahasa dapat dipahami

    seara beragam dan bergantung terhadap asumsi masing-masing

    indiidu. Akibatnya, kebenaran pun mengalami hal yang sama.

    /ika kita memfokuskan kritikan pada masalah bahasa maka dapat

    kita sodorkan beberapa kritik, yaitu sebagai berikut.

    40

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    41/70

    a. !i dalam bahasa uga terdapat beberapa aturan yang harus diaga

    oleh penggunanya. Bila aturan ini tidak diaga, akan teradi

    kesalahpahaman audien.

    b. =ealitas yang ada di hadapan kita tak dapat diubah dengan hanya

    menggunakan bahasa. *ontohnya, bila kita memiliki pengetahuan

    bah+a api itu panas dan membakar maka siapapun tak akan dapat

    mengubahnya dengan bahasa sehingga kita dapat meyakini bah+a

    api itu dingin dan tak membakar.

    Ada sebuah anekdot dalam hal ini. !ahulu kala, hidup seorang

    bernama /uha. Ia datang ke suatu perkampungan dan membohongi

    penduduk setempat dengan mengatakan bah+a di kampung A sedang

    dibagikan makanan seara gratis. Akibatnya, seluruh penduduk tadi

    berbondong-bondong meninggalkannya menuu kampung yang ia

    sebutkan. Melihat kenyataan demikan, dia pun akhirnya beranggapanbah+a apa yang ia katakan ada kemungkinan benarnya. Lalu, ia pun

    berangkat menuu ke kampung tersebut.

    Anekdot tersebut terlihat pas untuk menggambarkan kaum

    sophis. Mereka menyebarluaskan paham Ntidak ada kebenaran absolut

    yang dapat diyakini oleh manusiaO dengan kemampuan retorika

    mereka. A+alnya, paham ini disebarluarkan untuk sekedar untuk

    menari sesuap makanan di pengadilan dan untuk kepentingan politik.6amun akhirnya, ketika masyarakat a+am meyakininya, mereka pun

    ikut meyakininya.

    'ita dapat mengaukan kritik terhadap pendapat mereka dari

    sudut pandang lainnya yang lebih logis. $etiap manusia selalu

    merasakan adanya kebutuhan terhadap suatu obek (misalnya,

    kebutuhan terhadap makanan) di dalam kehidupannya sehari-hari. !ari

    situlah ia merasa dirinya ada dan obeknya itu pun ada. Manusia dapat

    saa mengatakan bah+a dirinya mengingkari keberadaan realitas

    seara mutlak, tetapi itu semua hanya sebatas erbal (kata-kata),

    bukan satu keyakinan yang ada pada lubuk hati ataupun akal budinya.

    4al ini disebabkan segala maam bentuk pengingkaran terhadap

    realitas seara mutlak adalah keyakinan pada keberadaan realitas itu

    41

  • 8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf

    42/70

    sendiri. &aling sedikit, ia telah menyadari bah+a dirinya yang telah

    mengingkari realitas. Artinya, tanpa disadarinya, dia telah meyakini

    adanya dua hal. &ertama, dirinya sendiri. 'edua, realitas yang akan ia

    ingkari (+alaupun realitas itu dalam bentuk sebuah gambaran yang

    ada di a