FILSAFAT DIMITRI.rtf
Transcript of FILSAFAT DIMITRI.rtf
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
1/70
Logika Menentang Agama
"Man tamanthaqa faqad fazandaqa" , demikian ungkapan terkenal
dari tokoh besar di dunia Islam, Ibn Taimiyyah. Arti harfiahnya kira-kira
adalah, "Barang siapa menggunakan logika maka ia telah kafir." Apakah
sikap seperti ini dapat dibenarkan? Ataukah memang mutlak salah? Apa
implikasi ika sikap seperti ini dibenarkan? !an apa pula konsekuensinya ika
ia mutlak salah? Ataukah sikap seperti ini relatif, bisa benar sekaligus bisa
salah seara bersamaan atau seara fu##y? !an apa-kah konsekuensinya ika
kebenaran sikap seperti ini fu##y atau relatif?
Logika adalah kaidah-kaidah berfikir. $ubyeknya akal-akal rasional.
%byeknya adalah proposisi bahasa. &roposisi bahasa menerminkan realitas,
apakah itu realitas di alam nyata ataupun realitas di alam fikiran. 'aidah-
kaidah berfikir dalam logika bersifat nisaya atau mesti. &enolakan terhadap
kaidah berfikir ini mustahil (tidak mungkin). Bahkan mustahil pula dalam
semua khayalan yang mungkin (all possible intelligebles). *ontohnya,
sesuatu apapun pasti sama dengan dirinya sendiri, dan tidak sama dengan
yang bukan dirinya. &rinsip berfikir ini telah tertanam seara nisaya seak
manusia lahir. Tertanam seara spontan. !an selalu hadir kapan saa fikiran
digunakan. !an harus selalu diterima kapan saa realitas apapun dipahami.
Bahkan, lebih auh, prinsip ini sesungguhnya adalah satu dari +atak nisaya
seluruh yang mauud (the ery property of being). Tidak mengakui prinsip ini,
yang biasa disebut dengan prinsip non-kontradiksi, akan menghanurkan
seluruh kebenaran dalam alam bahasa maupun dalam semua alam lain.
Tidak menerimanya berarti meruntuhkan seluruh bagunan agama, filsafat,
sains dan teknologi, dan seluruh pengetahuan manusia.$ebagai ontoh perkataan Ibn Taimiyyah di atas, ika misal
pernyataan itu benar, maka menggunakan kaidah logika adalah salah.
'arena menggunakan kaidah logika salah, maka prinsip non-kontradiksi
salah. 'alau prinsip non-kontradiksi salah . Artinya seluruh kebenaran tiada
bermakna, tidak bisa dibenarkan ataupun disalahkan, atau bisa dibenarkan
dan disalahkan sekaligus. 'alalu seluruh keberadaan tidak bermakna, maka
pernyataan itu sendiri "Man tamanthaa faad fa#andaa" uga nafi. Tak
bermakna. Tak perlu dipikirkan.
Menerima kebenaran pernyataan beliau tersebut sama saa dengan
mengkafirkan beliau. 'arena ika peenyataan tersebut benar, maka untuk
membenarkannya telah digunakan kaidah logika. !an karena beliau telah
menggunakan kaidah logika, menurut pernyataan-nya sendiri beliau kafir.
1
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
2/70
/adi sebaiknya pernyataan pengkafiran orang yang menggunakan logika ini
benar-benar ditolak. &ernyataan ini salah. $alah. !an mustahil benar. 'arena
kalau benar, semua orang yang berfikir benar kafir. !an ini mustahil.
Wa qul jaa al-haqqa wazahaaqal-baathil, innal-baathila kaana
zahuuqa." !alam pandangan saya, Islam elas menentang adanya
relatiisme 'ebenaran. !alam Islam yang benar pasti benar dan tidak
mungkin salah. $edang yang salah pasti salah dan tak mungkin benar.
!alam dunia dikenali adanya golongan relatiis kebenaran yang disebut
sufastaiyyah. 0olongan relatiis kebenaran ini merupakan pe+aris ma#hab
pemikiran sophisme, yang bermula pada abad ke-1 dan ke-2 $M di 3unani
melalui pemikiran &rotagoras, 4ippias, &rodius, 0iorgias dan lain-lain.
Beberapa pemikiran yang mendasari gelombang filsafat pasa-modernis uga
merupakan erminan dari pandangan golongan ini. !alam maalah 5mmat
6o.78Thn.I89 Agustus :;;1, hal 9an Mohd 6or >an !aud
menelaskan bah+a Akidah Islam elas menentang keras sikap golongan
sufastaiyyah ini. Bagi golongan sufastaiyyah, benar itu bisa salah dan salah
itu bisa benar. Bagi golongan shopisme 3unsni, semua yang elas-elas ada ini
dianggap tidak memiliki keberadaan. /adi ada dan tiada sama saa. Bagi
golongan positiis pasa- =enaisane, semua yang tidak bisa diukur tidakbisa ditentukan benar salahnya. Bagi pengikut Mar dan 4egel,
kontradiksibukan saa mungkin teradi, tapi menadi arah gerakan alam yang
sering disebut sebagai dialektika 4egel. Bagi golongan relatiis pasa-
modern, yang mendasarkan pemiokirannya pada language games ala
>ittgenstein ataupun =ussel setiap propisisi adalah bahasa, dan setiap
bahasa nilai kebenarannya relatif, karena itu setiap keberanan itu relatif.
Adapun sufastaiyyah, misalnya sama. Menghanurkan kaidah dasarlogoka. 3aitu prinsip non-kontradiksi. 4anya &rotagoras meniadakannya
dalam tingkatan ada-tidaknya segala sesuatu, para positiis meniadakannya
pada tingkatan hal yang tidak bisa diindra, Mar dan 4egel meniadaknnya
sebagai +atak umum segala yang mauud, dan >ittgenstein maupun =ussel
menghilangkan otoritas fikiran untuk menerapkan kaidahnaya kepada alam
di luar fikiran. 4asilnya sama. =untuhnya seluruh bangunan pengetahuan
manusia. =untuhnya suatu bangunan keyakinan manusia. Bahkan keyakinan
tentang adanya dirinya sendiri @ 6auud#ubihi min d#aalik.
&enerapan kaidah-kaidah berfikir yang benar telah menghantarkan
para filosof besar pada keyakinan yang pasti akan keberadaan Tuhan.
$oraets dengan The Most eaut! -nya. &lato dengan arhetype -nya.
Aristoteles dengan prime-moer-nya.. Ibn Arabi dengan al-jamu
2
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
3/70
bainal-addaad(#oin#indentia in opposito$ium) nya. $uhra+ardi dengan %u$-
i-qahi$ nya. Mulla $hadra dan Mulla 4adi $ab#aary dengan Al->uud Al-
Muthla-nya. /elas-elas penerapan logika bagi mereka tidak menentang
agama. Malah sebaliknya, me-real-kan agama sampai ke seluruh pori-pori
rohaninya yang mingkin. Atau dengan kata lain, menapai hakikat. !alam
dialog terakhir $orates, digambarkan betapa figur filsuf ini mati tersenyum
setelah menyebut nama Tuhan sebelum akhir hayatnya. Tentang Aristoteles,
sebuah ri+ayat menyatakan bah+a ia adalah seorang nabi yang didustakan
ummatnya. Tentang Ibn Arabi, tidak ada yang menyangsingkan
sebagai salah seorang sufi terbesar sepanang searah dengan tak terhitung
pengalaman ruhani yang tertulis di kurang lebih 9 kitabnya. $edang Mulla
$hadra , tuuh kali hai ke Mekkah dengan beralan dari Cum (Iran) hanya
untuk memenuhi panggilan kekasih-6ya. Alih-alih logika menentang agama,
malah logika adalah kendaraan super-eeutie untuk menapai hakikat.
!an sekali lagi alih-alih logika menentang agama , tanpa logika agama tak-
kan dapat terpahami. /adi apakah logika menentang agama?
3
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
4/70
'eharusan atau 'emestian ($eharusnya)
!alam kerangka befikir fihiy, ada suatu istilah yang amat pentingD
fardhu. Eardhu adalah ke+aiban yang harus dilakukan. Eardhu ain artinya
ke+aiban bagi tiap indiidu. Eardhu kifayah artinya ke+aiban bagi setiap
kelompok orang (masyarakat). $etiap Muslim harus melakukan sesuatu yang
di-fardhu-kan oleh Islam, +alaupun dalam kasus fardhu kifayah, ke+aiban ini
gugur pada saat ada Muslim lain yang telah menunaikannya.
Berfikir dengan kerangka fih, membuat seorang berfikir fardhu-
haram-makruh-sunnah-mubah. /ika fardhu dan sunnah memperoleh pahala.
/ika haram memperoleh dosa. /ika mubah tidak memperoleh apa-apa. Berfikir
seperti seorang pedagang. Barang dagangannya "amal". Labanya "pahala" F
"surga". =uginya "dosa" F "neraka".
!ari sudut pandang ini, mungkin ada orang yang bertanya D
menggunakan logika dalam Islam ini hukumnya apa apakah fardhu atau
lainnya? Atau lebih gamblang lagi apakah seorang Muslim harus
menggunakan logikanya untuk menapai Tauhid atau tidak? 5ntuk mena+ab
pertanyaan ini , mungkin perlu kita tinau terlebih dahulu dua istilah dalamlogika matematika, ne#essa$! & suffi#ient #ondition. $yarat perlu (atau
syarat mesti), dan syarat ukup. Apa yang dimaksud dengan syarat mesti? B
disebut syarat mesti dari A ika keberadaan (kebenaran) A memestikan8mem-
pasti-kan keberadaan (kebenaran) B.
'ontohn!a(
B G adalah bilangan nyata positif.
A G adalah bilangan nyata yang lebih dari 7.
Maka B adalah syarat mesti dari A.
)pa a$tin!a*
/ika A benar (yaitu adalah suatu bilangan nyata yang lebih dari 7), pasti B
benar (yaitu pasti adalah suatu bilangan nyata yang positif).
!i sisi lain apa yang dimaksud dengan syarat ukup? B disebutsyarat ukup dari A ika keberadaan (kebenaran) B men-ukup-kan atau
mem-pasti-kan atau men-implikasi-kan keberadaan (kebenaran) A.
'ontohn!a
B G ada dua benda bermuatan listrik berada pada arak tertentu,
4
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
5/70
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
6/70
6on-'ontradiksi s !ialektika
=umah tua itu kosong. 6amun ketika dile+ati, terdengar rintihan.
'ami pun berlari terbirit-birit."&asti ada hantu di dalamnya." !emikian hadir-
nya dan demikian penting prinsip non-kontradiksi ini, sehingga tidak ada
satu saat pun yang lolos dari kehadiran dan kenisayaannya. $eperti
ungkapan penyimpulan yang dikutip di atas. 'alau di susun lagi urutan
penyimpulannya adalah sebagai berikut. /ika ada suara dari sebuah rumah,
pasti ada yang mengeluarkan suara tersebut dalam rumah itu. >alaupun
terdapat fakta bah+a di rumah tua itu tidak ada orang, tapi karena ada
rintihan dari suara itu, kita tetap yakin ada yang mengeluarkan suara
rintihan tersebut. Ada berkontradiksi dengan tidak ada, dan karena
kontradiksi tidak mungkin, tidak mungkin tidak ada yang mengeluarkan
suara rintihan tersebut. 'arena itu kita tetap yakin ada yang mengeluarkan
suara, yaitu (mungkin) hantu.
'etidak-mungkinan teradinya kontradiksi logis dalam realitas ini
disebut dengan prinsip non-kontradiksi. &rinsip ini menadi dasar sekaligus
hakikat logika klasik (the ery nature of lassial logis). /ika diringkas searasimbolis adalah sebagai berikut, A tidak sama dengan (bukan A) dan A sama
dengan A sendiri. Tidak ada satu kebenaran apapun yang bisa ditahkik tanpa
menggunakan prinsip ini sebelumnya. Meyakini kebenaran prinsip non-
kontradiksi merupakan syarat mesti (ne#essa$! #ondition) bagi meyakini
seluruh kebenaran lain. !an keyakinan kebenaran prinsip ini ternyata hadir
dalam kesadaran setiap insan.
%rang yang meyakini prinsip non-kontradiksi peraya bah+a ika
suatu proposisi tertentu benar, tidak mungkin pada saat yang sama ia salah.
!an kalau proposisi tertentu benar, maka proposisi lain yang berkontradiksi
dengan proposisi itu pasti salah. $ebaliknya ika suatu proposisi tertentu
salah, tidak mungkin pada saat yang sama ia benar.
'ontohn!a(
/ika kita meyakini proposisi bah+a " Tuhan (Allah) itu $atu." benar, maka
proposisi bah+a "Tuhan (Allah) itu dua" atau "Tuhan (Allah) itu tiga" pasti
salah. 'enapa ? 'arena pernyataan bah+a sesuatu itu satu elas
berkontradiksi dengan sesuatu itu bukan satu (yaitu dalam hal ini dua atau
tiga).
$elanutnya karena elas bah+a proposisi "Tuhan(Allah) itu dua"
atau "Tuhan(Allah) itu tiga" salah, tidak mungkin mereka benar. &ara
6
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
7/70
materialis, atau lebih akurat lagi Maris, tidak peraya pada kesahihan
prinsip non-kontradiksi. Bahkan lebih auh, mereka peraya bah+a ustru
kontradiksi-lah hal yang paling hakiki yang ada merupakan detak antung
seluruh gerak alam ini. $trukturnyaG ika ada tesa maka ada anti-tesa yang
kontradiktif terhadap tesa. $etelah itu dua halyang berkontradiksi itu
tersintesakan dalam suatu kesatuan. 'esatuan ini lalu menadi tesa baru,
menadi suatu titik tolak baru. !emikianlah, tiga hal ini, tesa-antitesa-
sintesa, berulang-ulang terus tanpa berhenti dan tanpa batas. Ia bergerak
bersama eksistensi dan merentang seauh rentangan keberadaan.
'ontoh logika dialektis ini adalah sebagai be$ikut.
Tesa F ksistensi itu ada.
Anti-Tesa F ksistensi bukanlah sesuatu, karena ia adalah segala sesuatu,sehingga karena itu eksistensi tidak mauud (tidak ada). 'arenaitu teradi sintesa, yaitu sesuatu yang ada tapi tidak sepenuhnyaada yang tidak lain adalah gerak. 'esimpulannya? ksistensinyata itu menadi.
Tesa F $esuatu itu hidup.
Anti-Tesa F $esuatu yang hidup selalu berubah dan berkembang. /ika Aberubah menadi A maka A sebenarnya telah mati dan kematianA merupakan syarat bagi kehidupan A.
$intesa F $etiap mauud hidup memba+a kematiannya sendiri setiap saatuntuk memperoleh kehidupannya.
Bukan menadi tuuan makalah ini untuk mengkritik logika dialektis
sebagai logika dialektis, +alaupun itu sebenarnya bukan hal yang sulit. 3ang
menadi onern dalam makalah ini adalah pertanyaan berikutD "Apakah
benar klaim kaum materialis (Maris) bah+a logika dialektis seperti ini
menggugurkan prinsi non-kontradiksi? " /a+abannya elas, salah.
Argumennya adalah sebagai berikut.
+e$tama G /ika prinsip non-kontradiksi gugur, maka suatu proposisi bisa
sekaligus benar dan salah, sehingga tidak perlu kita yakini
(bahkan tidak perlu kita biarakan) apakah pernyataan (proposisi)
kaum materialis ini benar atau pun salah.
edua G &engertian kontradiksi yang dimaksud oleh mereka (kaummaterialis) bukan kontradiksi dalam logika klasik. *ontohnya
dalam ontoh kedua. 'ehidupan A dan kematian A diartikan
sebagai suatu kontradiksi. &adahal menurut logika klasik, ini tidak
memenuhi syarat kesamaan subyek (A berbeda dengan A).
7
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
8/70
$ehingga ini sebenarnya bukan merupakan kontradiksi dalam
logika klasik.
$elayaknya kita lebih berhati-hati dalam mengkritik sesuatu,
apakah sesuatu yang kita kritik itu berdasar lingua-frana ( language-frame)
yang benar atau sebenarnya kita hanyalah mengkritik suatu pendapat
menurut imainasi atau language-frame yang kita buat sendiri. Adalah satu
kenyataan bah+a 4egel, lepas dari kenyataan bah+a dia adalah filsuf besar,
telah mengkritik sesuatu yang tidak atau belum ia pahami dengan baik,
yaitu prinsip non-kontradiksi. >alhasil, alih-alih kritiknya sahih, malah ia
telah mengkritik prinsip non-kontradiksi menurut penafsiran dan
pemahamannya sendiri. Ada sebuah erita luu
etika seo$ang suami unda be$tan!a kepada ist$in!a o$ang /awa0
!ang sedang di W'( ")tos* )tos*" 1st$in!a pun be$piki$, jo$ok bene$
suamin!a ini * )tos menu$ut bahasa unda a$tin!a sudah. edang
menu$ut bahasa /awa a$tin!a,ke$as. /adi apa !ang akan te$jadi si ist$i
langsung mendamp$at suamin!a*
Absolutisme ersus =elatiisme
/ika seekor kuing benar-benar berada di rumah, dan kita yakin
bah+a "kuing ada di rumah", dan kita katakan bah+a "kuing ada di
rumah", maka elas keyakinan kita maupun proposisi yang kita nyatakan
bernilai benar seara mutlak. Inilah yang saya maksudkan dengan
absolutisme. $etiap peyakin kebenaran, mesti seorang absolutis. !apatkahpernyataan ini kita buktikan seara lebih elas?
Mari kita mulai dulu dengan menyusun beberapa struktur lingua-
frana untuk pembahasan kita saat ini. Apa yang dimaksudkan dengan alam
dalam pembahasan kita dalam suatu himpunan. !alam makalh ini akan ada
tiga alamD alam mental, tidak lain adalah himpunan obyek dalam fikiran
manusiaD alam eksternal, tidak lain adalah himpunan obeyek di luar fikiran
manusiaD dan alam bahasa, tidak lain himpunan bahasa yang digunakan
manusia. !alam ontoh di paragraf sebelumnya, keberadaan kuing di
rumah meruuk pada suatu obyek dalam alam eksternal. $edang keyakinan
akan keberadaan kuing di fikiran meruuk pada alam mental. !an pernyatan
"'uing ada di rumah" meruuk pada alam bahasa.
8
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
9/70
$eseorang disebut absolutis, ika dan hanya ika, ia yakin ketiga
alam tersebut, -mental, eksternal dan bahasa-, dalam kondisi tertentu,
mungkin selaras. Artinya setiap hal yang ada di alam eksternal yang
difikirkan oleh manusia mungkin ekialen dengan fikiran manusia tentang
hal itu. Lebih lanut setiap hal dalam fikiran manusia yang dinyatakan dalam
bahasa mungkin pula ekialen dengan pernyataanya di alam bahasa.
!engan bahasa yang lebih mudah, absolutisyakin bah+a mental
manusia mungkin menapai kebenaran mutlak tentang suatu obyek nyata,
dalam arti, sesuaatu "fikiran" atau "keyakinan" dalam alam mental disebut
benar ika ia menerminkan keadaan obyektif sebenarnya di alam eksternal.
Lebih auh, absolutis, yakin bah+a bahasa mungkin digunakan untuk
menyatakan kebenaran tersebut.
$ebaliknya seorang disebut relativis, ika dan hanya ika, ia bukan
absolutis. Artinya, seorang disebut relatiis ika salah satu atau kedua
kriteria di ba+ah ini terpenuhiD
1a !akin bahwa tidak mungkin apa !ang ada di alam ekste$nal ini eki2alen
dengan apa !ang ada di alam mental.
1a !akin bahwa tidak mungkin men!atakan apa !ang aada di alam mentaldengan suatu bahasa !ang aku$at.
&oin pertama menghanurkan hubungan antara alam mental
manusia dengan alam eksternal. Artinya seluruh bangunan pengetahuan dan
keyakinan manusia runtuh, karena semua pengetahuan dan keyakinan
manusia tidak ekialen dengan apa pun dalam realitas sebenarnya. &oin
kedua menghanurkan kemungkinan untuk mengkomunikasikan
pengetahuan dan keyakinan manusia apa pun.
=elatiisme seati dalam defenisi seperti di atas tidak mempunyai
signifikansi sedikitpun untuk di bahas, karena elas semua proposisinya pun
hanur. 'enapa? 'arena seluruh bangunan pengetahuan dan keyakinan
sendiri pun termasuk proposisi-nya (poin pertama dan poin kedua) tersebut
tidak me+akili kenyataan apa pun (berdasar poin pertama), atu ika tidak,
seluruh pengetahuan dan keyakinannya sendiri termasuk proposisi-nya (poin
pertama dan kedua) tidak mungkin dikomunikasikan sama sekali (berdasar
poin kedua).
Eilsafat barat modern menyandarkan dirinya dalam berbagai
relatiisme parsial yang akan diuraikan di ba+ah ini. =ene !esartes, yang
sering disebut sebagai Bapak Eilsafat Modern, mengatakan dalam "3e
4is#ou$s de la Methode".
9
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
10/70
Berhubung indra ada kalanya menipu kita, saya berniat
menganggap bah+a apa yang biasa ditampilkan oleh indra kita itu
sebenarnya tidak ada. !isamping itu, mengingat bah+a ada orang-orang
yang keliru ketika menalar masalah geometri yang paling sederhana,
sampai-sampai melakukan paralogi, serta mengingat pila bah+a saya sendiri
pun mungkin keliru seperti yang lain, maka saya buang semua penalaran
yang sebelumnya pernah saya buat sebagai pembuktian. !an terakhir
karena beranggapan bah+a sekua fikiran yang munul pada +aktu kita
sadar dapat uga datang ketika sedang tidur tanpa ada yang benar satu pun.
$aya memutuskan untuk berpendapat bah+a segala pendapat yang pernah
terlintas dalam angan-angan tidal lebih benar daripada ilusi-ilusi dalam
mimpi saya. 6amun segera sesudahnya saya menyadari bah+a sementara
saya berfikir bah+a semuanya tidak benar, saya sebagai yang memikirkanya
haruslah merupakan sesuatu. $aya perhatikan bah+a kebenaran ini G $aya
berfikir, adi saya ada ('ogito e$go sum) begitu kokoh dan meyakinkan,
sehingga anggapan kaum skeptis yang paling berlebihan-pun tidak mampu
menggoyahkannya.
Pertama, !esartes meyakini ketidak-absahan indera karena
indera mungkin salah. Kedua, !esartes meyakini ketidak-absahanpenalaran kerana penalaran mungkin salah. Ketiga, !esartes meyakini
ketidak-absahan pemikiran karena fikiran tidak mampu membadakan yang
khayal (atau mimpi) dan yang nyata.
/elas a$gumentasi 4es#a$tes ini salah. enapa*
Pertama, karena argumentasi ini menghanurkan dirinya sendiri. !engan
tiga proposisi berturut-turut ini, elas 4ubungan antara alam eksternal dan
alam fikiran manusia terputus total. $egala enis penalaran apapun nafi.
$egala enis pemikiranapa pun tidak absah, $ehingga ika benar seseorang
meyakini ketiga proposisi ini, tidak mungkin ia mempunyai pengetahuan
ataupun keyakinan apa pun.
Kedua, dalam tiap proposisi dalam argumentasi tersebut terdapat kesalahan
pengambilan kesimpulan karena terlalu menggeneralisasi. *ontohnya adalah
proposisi pertama, karena indera mungkin salah, maka kita mesti meyakini
bah+a indera mungkin salah, tidak bisa digeneralisasikan menadi bah+a
indera selalu salah sehingga ia tidak mingkin pula ia benar. !emikian pula
teradi pada proposisi kedua dan ketiga.
$aya yakin !esartes sendiri tidak meyakini ketiga proposisi
tersebut dalam artian yang hakiki. *ontoh yang elas adalah ketika !esartes
10
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
11/70
menyatakan *ogito ergo sum (Aku berfikir, maka aku ada). $ebenarnya saat
ini, !esaartes telah menggunakan metode penalaran silogisme AristotelesD
&remis minor G $esuatu yang berfikir pasti ada.
&remis minor G Aku befikir.
'onklusi G Aku ada.
Ini dapa dilihat langsung dalam pernyataan !esartes dalam dua
paragraf berikutnya "3a dis#ou$s de la methode"D "a!a pe$hatikan bahwa
dalam dalil "sa!a be$fiki$, jadi sa!a ada" tak ada suatu pun yang menamin
kebenarannya selain bah+a saya melihat dengan sangat elas bah+a untuk
berfikir saya harus ada."Analisa historis mungkin menelaskan kenyataan bah+a mungkin
bagi kita untuk memahami "kesalahan logika" !esartes sebagai upaya
untuk mela+an sketisisme yang meraalela saat itu.
Lain lagi dengan Emmanuel Kant, yang membatasi alam eksternal
di mana hukum logika berlaku. Menurut 'antD ilmu matematis memiliki
kebenaran absolut, ilmu pengetahuan yang berasal dari pengalaman
indera+i memiliki kebenaran relatif, dan subyek-subyek metafisika tak
mungkin diapai oleh akal manusia sama sekali. &ernyataan 'ant ini
mempunyai dua kemungkinan.
Pertama, pernyataan bah+a suyek-subyek metafisika tak mungkin diapai
oleh akal manusia dalam arti harfiah. Tapi, bagaimana mungkin kita bisa
menilai pernyataan 'ant ini salah atau benar, sedang pernyataan itu sendiri
menyangkut hal yang meta-fisis sehingga hal ini tak mungkin diapai oleh
akal kita sama sekali?
Kedua, ika artinya subyek-subyek metafisika tak mungkin dibahasakan
sama sekali oleh akal manusia. !alam hal ini, karena proposisi hal ini pula
termasuk hal yang metafisis, proposisi ini pun tak mungkin dibahasakan
sama sekali. /adi seharusnya biarkanlah proposisi ini melanglang buana
dalam alam mental kita tanpa pernah dinyatakan bahkan oleh 'ant sendiri.
Relativisme parsialenis lain mungkin seperti apa yang dinyatakan oleh
Ludwig Wittgensteindalam Tractatus-nyaD
"esuatu !ang memang dapat dikatakan ha$uslah diungkapkan se#a$a
jelas, sedang sesuatu !ang tidak dapat dikatakan sebaikn!a didiamkan
saja."
11
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
12/70
$eara khusus, >ittgenstein menyebutkan tiga hal yang tidak dapat
diungkapkan seara elas - yang disebutnya sebagai The Mystical-,
sehingga sebaiknya didiamkan saa, yaitu D
"$ubyek tidak termasuk dalam lingkup dunia, melainkan hanya
merupakan suatu batas dunia."
"ematian bukanlah me$upakan suatu pe$istiwa kehidupan, sebab
kematian itu bukan me$upakan kehidupan !ang dijalani."
")llah tidak men!atakan di$i-%!a dalam dunia."
/adi, ika seseorang meyakini proposisi >ittgenstein tersebut, ia tidak
akan pernah mempermasalahkan adanya dirinya sendiri sebagai subyek, ada
atau tidaknya kematian bahkan ada atau tidaknya Tuhan.
=elatiisme parsial ala >ittgenstein tidak mengakui adanya alam
mental, dan >ittgenstein langsung merelasikan alam kenyataan dengan
alam bahasa. Lebih lanut, ia membatasi alam eksternal yang dapat
dirlasikan seara ekialen dengan bahasa yang akurat, yaitu alam non-
mistikal. Maka ika benar >ittgenstein berpendapat seperti ini, elas
pendapatnya salah. 'enapa? 'arena argumentasinya menghanurkan dirinya
sendiri.
&ada saat >ittgeinstein membahas ketiga hal yang termasuk ke
dalam The M!st#al, subyek, kematian, dan Allah, karena mereka semua tidak
termasukdalam lingkup dunia, maka dari-mana ia memperoleh kesimpula
itu? 'alau dikatakan dari alam bahasa itu sendiri, bukankah menurutnya
setiap proposisi harus elas? !an bukankah menurutnya setiap proposisiharus elas? !an bukankah menurutnya elas adalah me+akili suatu keadaan
faktual tertentu? /adi seara otomatis, karena >ittgenstein memperoleh
kesimpulan tentang subyek, kematian, dan Allah dari alam eksternalnya, ia
musti memperolehnya dari alam mentalnya. /adi argumentasi >ittgenstein
memestikan keberadaan alam mental, minimal alam mentalnya sendiri.
&roposisi, "$esuatu yang memang dapat dikatakan haruslah
diungkapkan seara elas, sedang sesuatu yang tidak dapat dikatakansebaiknya didiamkan saa," Ini sendri tidak elas. 'enapa? 'arena masih bisa
dipertanyakan lagi apa arti elas dan arti "elas" bagi setiap orang relatif.
Misalnya D mungkin kata "gaya" elas artinya bagi seorang fisika+an, tapi
tidak elas artinya bagi fisika+an lain. Misalnya lagi dapatkan Anda
menelaskan kepada sya kapan sebuah ambu yang dimakan seseorang
12
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
13/70
masih disebut ambu atau sudah menadi bukan ambu? /adi karena arti
"elas" itu relatif, tentu ia tidak diamin elas artinya bagi setiap orang. Arinya
proposisi ini sendiri, didiamkan saa. !idiamkan seperti rumput yang
bergoyang.
'eadaan orang yang meyakini paham relatiis ini mengingatkan
saya pada "hummum bukmun um!un fahum laa !a$jiuun." (Mereka tuli,
bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali). =elatiis seolah
kehilangan seluruh inderanya, karena mereka sendirilah yang menafikannya.
'emudian bagaimana mereka bisa mengreksi kebenaran seluruh
pengetahuan dan keyakinannya?
'embali pada pembahasan semula, seorang yang meyakini
pengetahuan ataupun keyakinan apapun mesti adalah absolutis. 'enapa?
'arena ika ia tidak absolutis maka mustahil ia yakin apa pun yang ada
dalam fikirannya mempuyai relasi dengan suatu yang benar-benar ada di
alam nyata atau mustahil ia yakin bah+a ppernyataan keyakinan dalam
alam bahasa sesuai dengan apa yang ada dalam fikirannya sendiri.
$ehingga, ia tidak akan meyakini apapun atau +alaupun meyakini terpaksa
diam seribu bahasa akan keyakinannya tersebut.
$ebagai penutup, saya mengaak anda semua merenungiD wa quljaa al-haqqa wa zahaaqal-baathil, innal baathila kaana zahuuqa. (!an
katakan, telah tiba kebenaran dan telah lenyap kebatilan, dan sesungguhnya
kebatilan itu benar-benar sirna). 3ang benar tetap benar, dan harus kita
katakan benar. 3ang salah tetap salah, dan mestilah sirna.
Mustahilnya &ositiisme
Materialis meyakini ke-real-an materi, bahkan kekekalan materi, dan
tak peraya adanya hal - hal yang immaterial. $ebaliknya rasionalis, dengan
menerima prinsip-prinsip nisaya rasional seperti prinsip non-kontradiksi dan
kausalitas, peraya adanya hal - hal yang immaterial. !i antara kedua kutub
ini terdapat segolongan besar manusia yang selalu dalam keadaan ragu-ragu
(syak) dan tidak pernah bisa yakin. /elas tidak mungkin untuk meyakini hal -
hal immaterial apa pun, apalagi Tuhan, ika seseorang masih terkadang
terombang-ambing oleh gelombang materialisme. Allad#iina yuJminuuna bil-
ghoib .... &eraya kepada yang ghaib tidak mungkin didirikan ika i+a masih
13
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
14/70
tergoyah oleh materialisme. !emikian materialisnya sebagian orang
sehingga +alaupun elas dalam Curan disebutkan >a nahnu arobu ilaihi
min hablil-+ariidi (!an 'ami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya),
mereka melakukan maksiyat K maksiyat seolah Tuhan itu tak ada.
Mendasarkan dirinya pada epistemologi positiisme, sebagian besar
materialis akan terebak ke dalam aksiologi pragmatisme dan praisme ala
Eranis Baon, yang menganggap tidak perlunya mempelaari apa pun
keuali yang memberikan manfaat material langsung pada kita. !an sesuai
dengan +atak kegelapan materi, mereka akan terebak pada hedonisme
yang musti berakhir dengan nihilisme. Apa itu nihilisme? $emuanya nihil dan
kosong. $etelah hidup, mati dan titik. Akhir semuanya adalah kegelapan, ke-
tidaktahu-an mutlak "!ari mana, untuk apa dan ke mana manusia dalam
kehidupannya", dan kengerian hidup yang tak berarti.
Akar materialisme modern dan post-modern adalah faham
empirisme dan positiisme. " Tidak ada pengetahuan atas sesuatu yang
tidak bisa diukur." !emikian ungkapan terkenal Lord 'elin yang merupakan
hakikat empirisme. Anak empirisme, - yang auh lebih ekstrim lagi-, adalah
positiisme logik. Belaar di lingkungan >ina (!er >einer 'reis) dari Morit#
$hilk dan =udolf *arnapp, Alfred /ules Ayer, - tokoh positiisme logik yangmengakui bah+a gagasan dalam bukunya merupakan abaran dari aaran
Bertrand =ussel dan Lud+ig >ittgenstein-, mengatakan, "$uatu ara yang
sederhana untuk merumuskan hal itu adalah dengan mengatakan bah+a
suatu kalimat mengandung makna, ika dan hanya ika proposisi yang
diungkapkan itu dapat dianalisa atau dapat ditasdik seara empirik".
Berlindung di balik keberhasilan sains modern pasa-=enaisane-yang
berpunak pada karya 6e+ton "&rinipia", /ohn Loke, 0eorge Berkeleymaupun !aid 4ume telah meletakkan dasar-dasar bagi empirisme maupun
positiisme, yang kemudian mempengaruhi Ayer, =ussel, >ittgenstein dan
banyak filosof modern maupun pasa-modern.
!oktrin empirisme dan positiisme bersandar pada beberapa
proposisi dasar berikut ini. &engalaman indera+i adalah sumber pertama
pengetahuan manusia, dan tidak ada pengetahuan rasional apa pun yang
mendahului pengalaman. &engalaman indera+i adalah asas satu-satunya
untuk menegaskan (men-tashdiq, to assent) kebenaran suatu proposisi.
(!alam bentuk ekstrimnya, suatu proposisi dianggap mempunyai makna ika
ia dapat ditasdik seara empirik).
$uatu proposisi, ika mungkin menapai pengalaman indera+i yang
memberi petunuk tentangnya, meskipun kita tidak memiliki pengalaman
14
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
15/70
seperti itu, mempunyai arti dan perlu dibahas. /elas proposisi-proposisi ini
mustahil Buktinya? Terlalu banyak. Tapi disini akan diberikan beberapa bukti
yang ukup simpel.
Pertama, karena dalam pengamatan pengalaman apa pun, mau tidak mau
kita mesti menerima prinsip non-kontradiksi terlebih dahulu, sehingga kita
bisa mengidentifikasi bah+a AFA, dan A bukanlah bukan A. Tanpa menerima
prinsip ini terlebih dahulu, - yang elas merupakan prinsip nisaya rasional
tak terindera-, tidak mungkin mengidentifikasi semua pengalaman indera,
sehingga semua pengalaman indera kehilangan maknanya.
Kedua, pengalaman indera+i kehilangan seluruh makna obyektifnya tanpa
menerima terlebih dahulu prinsip kausalitas. Apa yang diterima mata adalah
image 8 bayangan, bukan benda yang dilihatnya sebagai dirinya sendiri.
&rinsip kausalitaslah yang memberikan suatu relasi antara image dengan
benda sebenarnya, bah+a image adalah suatu akibat yang disebabkan oleh
benda yang dilihat.J Tanpa menerima prinsip kausalitas, - yang elas
merupakan prinsip nisaya rasional tak terindera-, seluruh penangkapan
image indera kita tidak memestikan apa pun tentang apa yang diindera @
Ketiga, bahkan pengalaman indera+i saa tidak mampu mentahkik
(membenarkan, menegaskan) adanya materi. 'arena seperti yang dikatakan
tadi, tanpa prinsip kausalitas, hasil pengalaman indera tak lain hanya kesan-
kesan subyektif yang tidak menunukkan adanya apa pun yang diindera.
Keempat, dan bagaimana mungkin pengalaman indera+i membuktikan
kesalahan inheren pada penginderaan dengan dirinya sendiri ? Apa beda
oase fatamorgana dengan oase seati bagi indera penglihatan kita?
Bagaimana mungkin sesuatu yang mungkin salah mem-benar-kan (men-
tashdi) kebenaran dirinya sendiri?
Kelima, sehingga bagaimana mungkin semua eksperimen dilakukan? /ika
keberadaan materi saa tidak mampu ditahkik dan kesalahan inheren tak
bisa teratasi.
Keenam, dan bahkan bukankah semua proposisi yang dinyatakan tersebut
tidak dapat diindera ? $ehingga ika mereka termasuk pengetahuan primer
(sumber pengetahuan), maka karena proposi pertama mempersyaratkan
keter-indera-an sumber-sumber pengetahuan, elas menurut dirinya sendiri
seluruh proposisi ini bukan pengetahuan primer. Atau pun, ika mereka
15
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
16/70
merupakan suatu pengetahuan yang perlu di-tashdi, proposisi kedua
meniadakam kemungkinan untuk men-tashdi ketiga proposisi ini. !an, mari
kita persilahkan para positiis menelaskan kemungkinan membenarkan
untuk melakukan suatu eksperimen untuk mengui kebenaran ketiga
proposisi ini berdasarkan proposisi ketiga?
Ada satu pertanyaan yang penting, mungkin. 'enapa mereka
terebak ke dalam pemikiran se-naif itu? $uatu analisa historis pra-
=enaisane membuat saya, -yang bodoh dan hina ini-, memberanikan diri
untuk membuat satu hipotesis sederhana. &emahaman dogmatis keagamaan
ropa pra-=enaissane yang menekan akal manusia dan kemanusiaan
membuat akal manusia menari kemerdekaan dirinya pada #aman
=enaissane dengan semangat anti-agama, sebagaimana sebelumnya
"agama" telah menegaskan otoritasnya yang mutlak dan memookkan
"akal". !an ini adalah akar dari sekularisme ?
'ausalitas dan 'orespondensi
=angka-nya rangka dari seluruh sains maupun ilmu pengetahuan.
Tidak lebih dan tidak kurang. Itulah prinsip kausalitas. 'etika 6e+ton melihat
apel atuh, konon, ia berfikir mestinya ada sesuatu yang me+uudkan
atuhnya apel. Ini-lah yang menisayakan adanya graitasi dalam fisika.
'etika Mendell melihat keteraturan sifat - sifat hereditas, ia berfikir mestinya
ada sesuatu yang me+uudkan keteraturan sifat K sifat hereditas. 'eyakinan
ini menumbuhkan teori genetika.
&rinsip kausalitas berbunyi , "$egala sesuatu membutuhkan sebab
untuk meng- ada, keuali keberadaan itu sendiri." $ifat penting kausalitas
pertama adalah keselarasanD yaitu satu sebab yang sama akan
menghasilkan akibat yang sama. $elain itu adalah sifat kesemasaan sebab
dan akibat, serta sifat relasi eksistensial antara sebab dan akibat.
&rinsip kausalitas adalah hukum dasar alam. 'arena tanpa menerima
prinsip kausalitas sebagai hukum dasar alam, yang merupakan salah satu
dari the 2e$! p$ope$ties of being, tidak mungkin kita menisayakan satu
hukum apa pun yang bersifat umum bagi alam. !an dia bukanlah merupakan
hasil "korespondensi" atau "penghubung-hubungan" yang dilakukan oleh
16
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
17/70
rasio manusia berdasarkan pengalaman indera+inya, sebagai-mana yang
dikatakan oleh sebagian orang. 'arena bahkan semua pengalaman indera+i
kehilangan maknanya, bahkan seluruh alam materi tidak bisa ditahkik
keberadaannya tanpa menerima prinsip kausalitas dulu sebelumnya. !an
bagaimana mungkin sebagian orang tersebut menelaskan adanya hal K hal
yang berkorespondesi seara berulang - ulang tapi tidak diyakini mempunyai
hubungan kausalitas. Misalnya sesudah malam datanglah siang dan sesudah
siang datanglah malam. 'enapa tidak ada seorangpun yang berfikir bah+a
siang adalah penyebab malam dan malam adalah penyebab siang?
Maka, mestilah diterima ke - obyektif - an prinsip kausalitas, dan
meyakini bah+a prinsip ini bukanlah prinsip psikologis saa. $ehingga dengan
mata kausalitas mestilah diterima adanya penyebab seluruh alam materi ini,
yang pasti bukanlah alam materi itu sendiri, atau sebagian darinya, karena
materi bukanlah keberadaan sehingga mesti selalu memerlukan sebab untuk
mengada. $ungguh ini adalah merupakan bukti yang terang tentang adanya
alam immaterial, yang sebagian orang menyebutnya alam spiritual atau
alam intelligebles. $ebagaimana para fisika+an meyakini eksistensi
elektron? Atau lebih terang lagi?
'embali 'epada &rima-&rinipia
'emustahilan adanya kontradiksi dalam semua yang mauud. Ini
adalah hakikat inti prima-prinipia, yang disebut dengan prinsip non-
kontradiksi (anun tanaudh). $eara lebih terperini prima - prinipia ini
terdiri atas tiga prinsipD identitas (anun d#atiyyah), non-kontradiksi (qanun
tanaqudh) dan ketiadaan batas (qanun imtinaJ).
&rinsip identitas artinya sesuatu selalu identik dengan dirinya
sendiri. &rinsip non-kontradiksi artinya sesuatu pasti tidak sama dengan yang
bukan dirinya sendiri. &rinsip ketiadaan batas artinya sesuatu tidak mungkin
sekaligus sesuatu dan bukan sesuatu tersebut pada saat yang bersamaan.
*ontohnyaD
17
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
18/70
Tuhan itu )da. 4an )da memiliki makna han!a ka$ena menu$ut qanun
dzati!!ah )da itu bena$-bena$ )da. emudian, menu$ut qanun
tanaqudh, )da itu pasti tidak sama dengan tidak )da. 4an lebih tegas
lagi, menu$ut qanun imtina5 , Tuhan itu )da dan mustahil tidak )da.
!emikianlah, tidak ada satu kebenaran apa pun yang dapat di-
tashdi tanpa mengakui prima - prinipia. 'arena berarti benar bisa
sekaligus salah, dan sebaliknya. !an bahkan tidak ada satu konsepsi apa
pun, baik tunggal maupun maemuk, yang dapat diterima tanpa sebelumnya
mengakui prima - prinipia. 'arena segala sesuatu kehilangan identitasnya
dan tak mungkin diberi identitas tanpa menerima prinsip ini sebelumnya.
'eberadaannya dalam akal manusia nisaya, dan elas bukan
merupakan prinsip yang bisa diturunkan dari fakta maupun prinsip lain.
'arena ustru prinsip ini-lah tempat semua bangunan pengetahuan manusia
bertumpu.
!an kebenarannya dalam alam obyektif tidak mungkin dapat
dibantah. 'arena dengan menolak kebenarannya kita akan kehilangan
keseluruhan makna semua yang mauud.
!an penolakan kepadanya hanyalah karena perbedaan istilahtentang kontradiksi. $ehingga seara hakiki tidak mengubah kebenaran
prinsip ini yang Mutlak. $ehingga benarlah ika dikatakan prinsip dasar
seluruh bangunan pengetahuan manusia adalah suatu ilmu hudhuriy. 'arena
prima-prinipia yang merupakan kenyataan yang paling nyata dari yang
nyata ternyata telah hadir dalam akal manusia tanpa memerlukan suatu
usaha rasional apa pun.
Bahkan sebagian filsuf yakin bah+a pada hakikatnya semua ilmu
bersifat hudhuriy. 'arena bukankah semua ilmu lain lahir dari, oleh dan
untuk prima - prinipia ini ? !an bahkan, prinsip kesegalaan,- tidak lain
adalah prima - prinipia -, telah ada seara nisaya pada i+a manusia,
sehingga terkadang manusia disebut sebagai mikro-kosmos. >alaupun
seara material manusia sebagian keil dari alam materi, namun sebagai
intellegebles, manusia mengandung hakikat semua yang mauud. $ehingga
tak salah ika dikatakan bah+a, seluruh yang ada ua seluruh yang ada telah
seara nisaya ada dalam i+a manusia, in potentia , dengan memahami
bah+a belum tentu teraktualisasi sempurna. Apakah itu yang dimaksudkan
dengan Tuhan tak mungkin ditampung apapun keuali di albi muJmin?
!an semoga Ia menernihkan al-al dari ha+a nafsu sehingga elas
tampak semuapyang benar sebagaimana adanya, kabulkan 3aa Allah
tunukilah hatiku yang sesat lagi gelap ini.
18
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
19/70
oleh !imitri Mahayana
+++.s-s-net.omdimitri
19
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
20/70
M6*A=I '$AT5A6 =ALITA$Pengantar untuk ter!emahan The Philosophy o" Mulla #adra$
%leh & Armahedi Mah'ar
%rang seagama, filsafatnya bisa saa berbeda. Begitu sebaliknya,
orang yang berbeda agama, bisa saa filsafatnya sama. 6amun kesamaan
filosofis itu, biasanya, hanyalah pada garis besar saa. &ada uraian rini
biasanya terdapat perbedaan yang menyolok. &erbedaan itu terletak pada
tambahan terhadap pandangan pokok yang berbeda. Itulah kita umpai pada
eksistensialime Islam di abad pertengahan dan eksistensialisme Barat di
a+al abad-. 'edua bentuk eksistensialisme itu sama-sama mengatakanbah+a eksistensi mendahului esensi. Atau, dengan perkataan lain, +uud
lebih pokok daripada hakekat. >alaupun begitu yang dipersoalkan berbeda.
ksistensialisme &ranis abad mempersoalkan eksistensi dan esensi
manusia, sedangkan eksistensialisme Iran abad pertengahan
mempersoalkan eksistensi dan esensi realitas seara umum terutama Tuhan.
ksistensialisme sendiri telah digantikan searta berturut-turut oleh
strukturalisme dan pasa-strukturalisme. &asa-strukturalisme sebagaiarian dari filsafat posmodern yang pluralistik, relatiistik dan anarkhis itu
telah membuang semua bentuk esensialisme dari metafisika, bukan sekedar
merendahkannya seperti yang dilakukan oleh eksistensialisme modern. &ost-
modernisme telah telah membuang semua esensi sehingga yang tinggal
adalah eksistensi-eksistensi yang banyak tang tak lain dari benda-benda
material di luar dan dalam tubuh kita. Tentu saa pandangan materialisme
pasa-modernis itu sangat kontroersial, karena benda-benda itu tanpa
esensinya, yaitu gerak dan interaksi antar sesamanya seperti yang dipahami
oleh sains, tak mungkin melahirkan kehidupan, manusia dan bahkan pemikir-
pemikir posmodernis itu sendiri.
Tampaknya kaum pasa-modernis telah terlena oleh permainan bit-
bit imai elektronik yang menari-nari di layar kaa dari game wat#h anak-
anak, di layar 2ideogame &laystation ketika anak lebih besar, di monitor
komputer ketika dia de+asa dan di layar teleisi selama hidupnya sehingga
tak sanggup berpikir mendalam dan mendasar terpesona dengan permainan
bahasa dan katakata, melupakan makna hakiki dari apa yang
direpresentasikan oleh kata-kata itu yaitu benda-benda di luar kita dan
pikiran-pikiran dalam diri kita yang merupakan misteri abadi yang ingin
dipeahkan para filosof dari masa ke masa. 3ang manakah dari kedua
realitas itu yang fundamental, yang sebenar-benarnya ada.
20
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
21/70
APAKA( )A*+ #E,E*AR*)A A-A& MATER. ATA/ .-E0
/ika kita ditanya Napa yang sebenarnya ada?O, maka kita pasti tahu
bah+a itu pasti pertanyaan filosofis. Apapun a+aban kita, dia akan
menerminkan keyakinan kita tentang realitas. Maksudnya begini. =ealitas
adalah suatu kenyataan yang sebenarnya ada bukan hanya ada dalam
khayalan atau pikiran sesorang.
6ah, kalau kita diperhatikan definisi ini, maka tampak bah+a kata
yang sebenarnya merupakan embel-embel filosofis yang elas
memusingkan seorang a+am. $ebaliknya, bagi seseorang yang mempunyai
keendrungan filosofis, ustru akan timbul keresahan ika pertanyaan ini tidak
tera+ab. 5ntuk elasnya marilah kita ikuti perdebatan filosofis berikut ini.
1awaban pertama& materialisme ilmiah
Apakah realitas yang sebenarnya ada? Berikut ini adalah salah satu
a+aban ilmiah yang umum. 3ang sebenarnya ada adalah benda-benda.
Tetapi para filosof akan terus bertanya, Apa sebenarnya benda-benda seperti
kursi, sepatu, batu, udara dan lain sebagainya itu? /a+aban ilmiah akanmengatakan bah+a semua benda-benda itu terdiri dari atom-atom yaitu
bagian benda terkeil yang tak dapat dipisahkan lagi.
/a+aban ini mirip dengan a+aban !emokritus di #aman dahulu
kala. Belasan abad setelah !emokritus, nama atom pun diberikan !alton
pada #at terkeil yang ditemukan oleh para ahli kimia. 6amun searah sains
menemukan bah+a atomnya !alton, bukanlah atomos seperti yang
dipahami oleh !emokritus. /ika atomos adalah bagian benda terkeil yang
tak mempunyai bagian lebih keil lagi, tidak demikianlah atom dalam kimia
modern.
$oalnya, di a+al abad lalu, para fisika+an menemukan bah+a
setiap atom #at kimia itu terdiri dari bagian-bagian yang lebih keil lagi yaitu
inti dan elektron. Masih di paruh pertama abad yang lalu para fisika+an pun
menemukan kenyataan bah+a inti atom itu pun terdiri dari dua enis partikel
atau butiran yang lebih keil lagi yaitu dua enis nukleon yaitu proton dan
netron.
&aruh kedua abad yang lalu, para fisika+an menemukan lebih
dari seratus partikel elementer yang setara tapi lebih berat dari nukleon
sehingga orang mulai uriga bah+a partikel elementer bukanlah bagian
terkeil semua benda Memang begitulah keadaanya ketika ditemukan
bah+a proton, netron dan partikel-partikel elementer lainnya yang lebih
21
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
22/70
berat dari pada itu ternyata terdiri dari partikel-partikel yang lebih keil lagi
yaitu partikel-partikel uark.
>alaupun begitu, sampai sekarang seara eksperimental belum
pernah ditemukan tanda-tanda tentang adanya subpartikel yang lebih keil
dari uark, kendati seara matematis subpartikel itu tersebut sudah patut
dapat diduga. !engan demikian inilah a+aban terakhir para ilmu+an
modern ika ditanya apa yang sebenarnya ada. Tapi marilah kita lihat apakah
a+aban itu memuaskan kaum filosof.
5ntuk sebagian orang a+aban itu memang memuaskan, yaitu bagi
kaum materialis. Tapi buat sebagian lagi, yaitu kaum idealis, hal itu sangat
tidak memuaskan. $oalnya, sebagai filsuf seati mereka terus bertanya. Apa
sebenarnya uark dan lepton itu? $oalnya, mana buktinya bah+a partikel-
partikel itu benar-benar ada. Bukankah kita tak bisa melihatnya. Bukankah
kaum materialis adalah seorang empiris yang mengaku semua pengetahuan
dapat diperoleh hanya melalui indra? NNAh, Anda salah mengertiO a+ab
kaum materialis. N'ata melalui bukan berarti langsung saa, tetapi bisa
tidak langsungO, begitu lanut mereka. Nksistensi partikel-partikel
fundamentalO, kata mereka, Nbukan hanya bisa diduga di dalam pikiran. !ia
hanyalah konsep yang ada di pikiran manusia. !ia adalah konsep yangpaling ringkas yang bisa digunakan untuk mereka-reka semua pengalaman
empiris manusia.O
1awaban kedua& idealisme religius
Begitulah a+ab kaum materialis. Maka para filosof idealispun
tersenyum-senyum mendengarkannya. N>ah-+ah, bagaimana Anda ini. /adi
sesuatu yang hanya ada di pikiran manusia merupakan bagian terkeil dari
semua yang ada di alam semesta ini. 'alau begitu, kamilah yang benar.$emua realitas sebenarnya terdiri dari pikiran atau ide bukan benda-benda.
4idup idealisme.O Begitulah kira-kira argumentasi mutakhir penganut
idealisme.
Maka kita kaum a+am yang religiuspun senang atas kemenangan
kaum idealis ini. $oalnya, dengan demikian sederetan realitas religius, yang
hanya bisa diyakini melalui iman dan tak dapat dibuktikan seara empiris
atau ilmiah, sekarang memperoleh legitimasinya. $emua yang ada, ada
dalam pikiran, yaitu Npikiran semesta yang memikirkan dirinya sendiriO
seperti kata 4egel seorang idealime absolut di abad ke-:; yang ustru
diperkuat oleh pernyataan $tephen 4a+king di abad yang mengatakan
hukum-hukum alam tak lain dari pada pikiran Tuhan1P:Q
1[1]Stephen Hawking, dalam bukunaA Brief History of Time!"antam, #$nd$n % &ew '$(k 1988), menuli*kan
kalimat te(akhi(na +If we find the anwer to that, it would be the ultimate triumph of human reason --- for then we
22
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
23/70
Tentu saa menadi seorang idealis tak perlu harus menadi seorang
hegelian dengan logika dialektiknya yang non-ilmiah itu. 6yatanya, idealisme
monistik absolut itu kini ternyata merupakan ideologi yang populer di
kalangan para anti-sains Raman Baru di dunia Barat yang munul semenak
tahun 9-an yang bereksperimen dengan teknik-teknik meditasi untuk
menapai kebenaran mutlak.
Mereka menari kebenaran tidak dengan menelaah alam luar,
tetapi dengan menukik langsung ke alam batin i+anya. $ebagian dari
mereka merasa memperolehnya, dan merekapun menyampaikan
penemuannya sebagai nabi-nabi baru di akhir #aman. Berbagai agama dan
aliran kebatinan baru di Barat banyak mengklaim hal seperti itu. Mereka
menyebut dirinya sebagai bagian dari gerakan Raman Baru.
Akan tetapi, mereka ini minoritas di negerinya sendiri. $ebagian lagi
ustru bertanya lebih lanut. NApa sebenarnya itu pikiran?O. &ikiran bagi kaum
materialis tak lain dari pola-pola dalam otak manusia. Bukan hanya pada
otak manusia tetapi uga di luar otak manusia yaitu di benda-benda
penyimpan informasi seperti misalnya buku-buku, pita kaset audio dan ideo,
piringan laser, *! danlain sebagainya.
N>ah-+ah,O uar pengikut idealisme, NBanyak sekali pola yang adadi sana tapi tak semuanya mempunyai makna.O Ah tentu saa hanya pola
yang mempunyai makna. Makna itu diberikan oleh manusia melalui
komunikasi yang uga terpola antar sesama. /adi pikiran itu tak lain dari
Nkumpulan pola bermakna yang saling memaknaiO. &ola bermakna itulah
yang disebut NtandaO. 6ah sebagian tanda itu dibuat manusia, sebagian
lagi bersifat alamiah. $ains itu membaa tanda-tanda alamiah.
&ara strukturalis menganggap tanda-tanda itu membentuk struktur-struktur non-material statik yang ada di alam pikitran yang lepas dari otak-
otak manusia dan media informasi di luar otak manusia. $edangkan kaum
pasa-strukturalis ustru melihat proses tanda menandai itu tak dapat
dilepaskan dari otak manusia dan media teknologi yang ada sebagai
peroanangannya dan kedua yang disebut terakhir ini tak lain dari materi.
Tanda-tanda itu bukan statis tetapi dinamis yang terus berkembang dengan
eolusi perkembangan materi.
1awaban #intesis& Proses Kreati"
!engan demikian, marilah kita simak lebih auh, tibalah kita pada
suatu pandangan berputar yang mengatakan bah+a =ealitas pada
would truly know the mind of God
23
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
24/70
hakekatnya adalah materi yang terdiri tanda-tanda yang ada pada materi.
Atau bisa uga kita katakan bah+a realitas adalah proses tanda-menanda
yang bermain di atas kumpulan tanda-tanda. Lebih pendek, lagi realitas
adalah proses yang menafsir-dirinya sendiri. Atau, dengan perkataan lain,
realitas adalah proses interpretasi diri.
'reasi dan kognisi, alias ipta dan ita, tak lain dari pada dua modus
yang berbeda dari interpretasi. 3ang satu disebut kreasi, yang lain disebut
refleksi. /ika penekanannya pada proses menulis, yaitu melahirkan tanda-
tanda, maka proses itu mengarang diri atau kreasi diri. /ika proses itu
bersifat memasukkan tanda-tanda, maka proses itu adalah proses membaa
dan memahami bersifat refleksif. &roses selalu mempunyai dua sisiG menulis
dan membaaD kreatif dan kognitifD berbuat dan mengetahui.
!engan demikian kita tibalah kita pada filsafat proses. Eilsafat
proses non-dialektik modern, yang dikembangkan oleh Alfred 6orth
>hitehead2PQdi a+al abad ke-, mempunyai a+aban mengenai apa itu
realitas. =ealitas itu bukan benda-benda ataupun pikiran yang abadi. =ealitas
adalah proses yang terdiri dari rangkaian peristi+a-peristi+a yang bersifat
sementara. =ekannya di &ranis, 4enry Bergson3P7Q, berpendapat bah+a
hakekat proses itu adalah eolusi kreatif yang digerakkan oleh semangathidup atau elan ital.
/adi, menurut filsafat proses yang benar-benar ada adalah peristi+a-
peristi+a dan hakekat proses itu adalah kreatiitas. Tampaknya, dengan ini,
semua terelaskan dan bisa memuaskan semua orang. 3ang ideal dan yang
material tak lain dari aspek-aspek saa dari setiap proses. Bagi orang yang
beragama ika proses itu adalah semesta maka keseluruhan hukum-hukum
alam merupakan aspek ideal bagi alam semesta. !an ini, menurut ilmu+anatheis $tephen 4a+king, dapat diibaratkan sebagai pikiran Tuhan.
Bagi yang atheis kedua aspek itu ada bagaikan 3in dan 3ang dalam
Taoisme. Itulah sebabnya pada dasa+arsa-dasa+arsa terakhir ini buku-buku
dengan udul NThe Tao of 6O berlimpah setelah diterbitkannya NThe Tao of
+h!si#sO4P2Q, karangan Eritof *apra, laku keras. !engan pandangan ini maka
pasangan Tuhan dan Alam adalah pasangan aspek =ealitas yang dinamis
kreatif. !an inilah aaran oleh mistikus-mistikus agama Raman Baru yang
mendapat angin dengan buku Eritof *apra, 0ary Ruka dan lain-lainnya.
2[2]-l.(ed &$(th /itehead, matematikawan ngg(i* penuli* buku Process and Reality, be(bia(a eternal obectsaitu
uni!ersal essencesang te(u* mene(u* menelu*up dan kelua( apa ang di*ebutna ma*a(akat $(gani*me ang
te(di(i da(i keadiankeadian aktual alia* particular e"istents ia adalah pene(u* e$lu*i$ni*me "e(g*$n dengan
a(a menempu(nakanna dengan mema*ukkan penemuanpenemuan .i*ika ba(u te$(i (elatiita* dan te$(i kuantum
3[3]Hen( "e(g*$n, #reati!e $!olution
4[4](it$. ap(a, The Tao of Physics !"antam "$$k*, &ew'$(k 1980)
24
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
25/70
&andangan yang mirip +ahdatul +uud ini mendapat legitimasinya
dalam arsitektur komputer alias mesin komputasi elektronik yang mulai
mendominasi dunia di dasa+arsa-dasa+arsa akhir abad yang baru silam.
$etiap komputer terdiri dari piranti lunak, alias soft+are, berupa program dan
piranti keras, alias hard+are, berupa rangkaian elektronik yang semakin
lama semakin kompleks, keil dan anggih. Maka, orang pun
mengidentifikasi alam sebagai komputer dan hukum-hukum alam sebagai
program komputer semesta.
/ika alam itu sebuah komputer, maka bagian terkeil alam semesta
yaitu partikel-partikel fundamental dapat dianggap sebagi prosesor. Teori
kuantum mengatakan sebuah partikel uga merupakan gelombang materi
yang mengikuti persamaan matematis yang disebut persamaan gelombang
$hrodinger. Bagi seumlah pemikir filosofis kuantum, fungsi gelombang
yang memenuhi persamaan tersebut diidentikkan dengan modul-modul
program bagi prosesor partikel.
$ebenarnya, seara teoritis, bukan hanya partikel yang mempunyai
persamaan gelombang. Atom, molekul, batu, bumi dan benda-benda besar
lainnya pun, termasuk makhluk hidup, uga mempunyai persamaan
gelombang. %leh karena itu tak mengherankan ika seumlah penganutagama Raman Baru mengidentifikasi ruh manusia dengan fungsi gelombang
kuantumnya. $oalnya seperti halnya ruh manusia yang bebas
mengendalikan tubuhnya, begitu uga fungsi gelombang suatu sistem
dianggap mengendalikan perilaku sistem tersebut.
4al ini tentu sangat menggelikan buat kaum materialis. $oalnya
buat mereka, fungsi gelombang dalam fisika kuantum hanyalah merupakan
peralatan matematis untuk menghitung peluang keadaan suatu sistem. /adisebagai perangkat matematis, fungsi gelombang itu hanya ada di pikiran
manusia. Artinya begini. 'onsep fungsi gelombang dan konsep-konsep
abstrak lainnya tak lain dari pola-pola keadaan otak manusia. !engan
sendirinya, bagi kaum materialis, pikiran manusia tak lain dari sifat-sifat dari
proses dan keadaan yang dimiliki oleh otak manusia sebagai sistem materi
biologis yang sangat kompleks.
/adi bagi kaum materialis, yang benar-benar ada adalah materi dan
pikiran, i+a dan lain sebagainya yang nonmaterial tak lain dari karakteristik
yang dimiliki oleh sistem-sistem material. Maksudnya pikiran itu tak lain dari
pada pola-pola dalam proses elektrokimia+i di otak. $ebaliknya, kaum idealis
menganggap yang benar-menar ada adalah pikiran dan keseluruhan ide-ide
yang ada di dalamnya, sedangkan sistem-sistem material seperti partikel
25
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
26/70
elementer tak lain tak bukan adalah konstruksi pikiran manusia. !ua-duanya
menganggap bah+a salah satu, materi atau ide, benar-benar NAdaO
sedangkan yang lain NadaO relatif terhadapnya. Tetapi apa sebenarnya NAdaO
itu?
APAKA( 2A-A3 .T/ #E,E*AR*)A0
Bagi banyak orang pengertian NA!AO adalah sesuatu konsep yang
paling abstrak yang tak perlu didefinisikan atau dielaskan dengan konsep-
konsep lain. /ustru konsep-konsep lain memerlukan konsep NadaO untuk ika
ingin dielaskan melaui definisi. 'arena itu setiap definisi ada akan
merupakan definisi melingkar yang menggunakan kata itu sendiri. Misalya
ada orang yang mendefinisikan A!A sebagai Nsesuatu yang dimiliki oleh
semua benda yang adaO.
%leh karena itu ada dua ekstrim yang menanggapi kebuntuan logika
ini. $atu ara menganggap bah+a A!A tidak bisa didefinisikan atau
ditangkap pikiran akan tetapi hanya bisa langsung ditangkap oleh intuisi
intelektual. 4al ini barangkali dapat masuk akal orang kebanyakan, tetapi
pakah A!Anya Tuhan uga demikian? Tentu ada orang berpendapat NA!AOnya
sesuatu yang mutlak tak sama dengan NadaOnya sesuatu yang relatif. Akantetapi tidaklah demikian halnya dengan Mulla $hadra yang berpendapat A!A
itu tunggal dan semua untuk semua benda, baik yang konkret maupun yang
abstrak. >alaupun begitu NA!AO-6ya Tuhan adalah A!A murni, sedangkan
NadaO nya yang lain berampur dengan esensi.
!engan posisi seperti ini, dia pun menyelesaikan banyak persoalan.
3ang pertama adalah persoalan pembuktian adanya Tuhan. 'arena Tuhan
adalah A!A murni, maka mengatakan NTuhan itu tidak adaO adalah suatukemustahilan. $oalnya ika Tuhan tidak ada, itu berarti bah+a NA!A itu tidak
adaO. Bukankah itu suatu kemustahilan. %leh karena itu Tuhan itu tidak bisa
tidak harus ada alias +aibul +uud. 'arena NAda itu tidak adaO adalah suatu
yang kontradiksi, maka pernyataan kebalikannyalah yang benar.
Bagi sebagian orang pembuktian ontologis seperti ini mungkin
merupakan suatu yang menggelikan, karena hal ini sama saa upaya untuk
membuktikan bah+a NA!A itu adaO yaitu sesuatu yang tak perlu dibuktikan.
!an ini bersumber pada kebiasaan kebahasaan khas para filosof, yaitu
menganggap kata sifat sebagai kata benda. NA!AO yang merupakan subyek
itu adalah kata benda dan NadaO yang merupakan adalah kata sifat. Bahkan
Immanuel 'ant memberi tahu kita bah+a NadaO itu pun bukan kata sifat,
tetapi kata keadaan yang menerangkan kata sifat.
26
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
27/70
6amun buat pengikut Mulla $hadra, pembuktian ini merupakan
argumentasi terunggul karena tak memerlukan yang lain selain !iri6ya
sendiri. &embuktian-pembuktian eksistensi Tuhan yang lain memulai
argumennya dari sesuatu yang bukan Tuhan yaitu alam. 'eunggulan lain dari
identifikasi Tuhan sebagai A!A murni adalah terselesaikannya persoalan !#at
dan $ifat yang menghantui para ahli ilmu kalam.
&ada a+alnya, ketika ulama Muta#ilah, yang merupakan pelopor
ilmu kalam, membuktikan keesaan Tuhan dan keadilan6ya dengan
menggunakan logika 3unani sebenarnya mereka menalankan suatu
tuntutan da+ah untuk mela+an da+ah pendeta 6asrani yang
menggunakannya terlebih dahulu. $alah satu konsep yang diperlukan untuk
itu adalah +uud alias A!A dan menadikannya sebagai sifat Tuhan yang
paling pokok.
'ata >uud itu sendiri sebenarnya tak ada dalam Curan. >alaupun
begitu, kata ini nyatanya diterapkan oleh para ulama ilmu kalam pada Allah
s+t sebagai salah satu $ifat6ya, bahkan sebagai $ifat pertama. Tak
mengherankan ika konsep +uud ini dalam kaitannya dengan Tuhan
menimbulkan seumlah kontoersi di dunia pemikiran Islam. !i dunia
keilmuan 'alam, diperdebatkan apakah sifat mempunyai +uud atau tidak.!ikalangan tasa+uf, diperdebatkan mengenai wihdatul wujud ataupun
wihdatul s!uhud. !i kalangan filsafat diperdebatkan prioritas wujud dan
mahi!ah.
&ersoalan dasarnya adalah kenyataan bah+a Curan dalam meruuk
Tuhan, menggunakan berbagai nama yang berbeda yang bersesuaian
dengan $ifat-sifat6ya. &ertanyaan timbul apakah sifat itu ada seara
independen, ataukah hanya berada di dalam pikiran manusia? 'alau sifat itumenyangkut benda-benda konkret yang bisa dilihat dan dipegang, maka
sifat-sifat itu ada yang independen artinya lepas dari benda itu, ada pula
yang tak dapat dilepaskan dari benda tersebut. $ifat-sifat pertama disebut
sifat-sifat aksidental, sedangkan sifat-sifat enis kedua disebut sebagai sifat
esensial (hakiki) atau esensi alias hakekat.
MA*AKA( )A*+ -A(/L/& EK#.#TE*#. ATA/ E#E*#.
!ari pengalaman sehari-hari, kita memang tak bisa menyangsikan
realitas luar dan realitas dalam pikiran kita. 'edua-duanya ada, kedua-
duanya dapat diadikan subyek alias pokok kalimat berupa kata benda.
$emua yang ada dapat diadikan pokok kalimat. Inilah yang disebut oleh
Aristoteles sebagi substansi. Bagi Aristoteles, substansi atau d#at itulah yang
27
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
28/70
mempunyai eksistensi. 3ang lainnya, yaitu kata kera, kata sifat dan lain
sebagainya merupakan keterangan alias aksiden yang ditambahkan atau
esensi yang melekat pada substansi. &engetahuan kita tentang substansi itu
termasuk aksiden. Tetapi pengetahuan kita tentang diri kita termasuk esensi
begitu uga pengetahuan Tuhan tentang diri6ya. Begitu pula $ifatKsifat Tuhan
lainnya. Lalu manakah lebih fundamental antara keduanya?
1awaban Mu4ta'ilah
Bagi kaum Muta#ilah sebagian dari sifat-sifat Tuhan bersifat
esensial, termasuk +uud, esa, ilm dan lain sebagainya. $ekarang timbul
pertanyaan, apakah sifat-sifat itu abadi atau tidak. /a+ab yang umum,
tentulahG ya, sifat-sifat itu abadi. 6ah, kalau sifat-sifat itu abadi, apakah sifat-
sifat itu ada atau tidak. Tentu saa a+abnyaG sifat-sifat itu ada. /ika tidak ada,
bagaimana pula sifat-sifat itu akan disebut dalam firman-firman6ya.
!isinilah kaum Muta#ilah berkeberatan. 'alau sifat-sifat itu ada dan
abadi, maka dengan sendirinya Tuhan mempunyai sekutu alias syirk. Tentu
saa ini bertentangan dengan sifat Tuhan yang paling pokok yaitu
keesaan6ya. 5ntuk menyelesaikan persoalan pelik ini, mereka mengatakan
sifat-sifat itu tidak ada, yang ada hanyalah nama-nama yang diberikan olehTuhan untuk menelaskan pada manusia. Metoda penelitian kaum Muta#ilah
adalah penggunaan Manthi (Logika) untuk menafsirkan ayat-ayat Curan
sui. !ari penalaran seperti itu mereka hanya mengenal dua realitas, 3ang
Mutlak dan yang nisbi, dengan urang tak terseberangi antara keduanya,
keuali dengan iman yang rasional.
1awaban (ikmatul Masya4iyyah'aum filosof Masyaiyyah, seperti Ibn $ina, punya pendapat lain,
+alaupun sama-sama menganggap tinggi logika 3unani. Tuhan itu ada dan
$ifat-$ifat6ya uga ada. 4anya saa keberadaan !#at Tuhan berbeda dengan
keberadaan $ifat-$ifat Tuhan. !#at atau substansi, 'eberadaan atau
eksistensi Tuhan bersifat primer, sedangkan yang keberadaan $ifat-$ifat
tuhan, termasuk esensi6ya bersifat sekunder. Tak terbayangkan yang kedua
tanpa yang pertama. $ebaliknya tidak demikian. /adi, ksistensi Ilahi
mendahului sensi6ya. !alam bahasa ilmu 'alam, !#at mendahului $ifat.
!#at dan $ifat, sama-sama merupakan realitas yang nyata. Begitulah
pandangan ma#hab &eripatetisme Islam atau 4ikmatul Masyaiyyah yang
ditegakkan para pendirinya dengan menggunakan nalar rasional terhadap
konsep-konsep intelektual. Berbeda dengan ontologi 'alam yang hanya
28
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
29/70
memahami dua realitas, 3ang Mutlak dan yang 6isbi, para filosof mengakui
adanya perenangan diskrit antara keduanya seperti kaum neoplatonis
1awaban (ikmatul Wahdatiyah
Akan tetapi para ahli sufi aliran +uudiyah, misalnya Ibn Arabi, yang
berla+anan dengan pandangan para filosof. 'atanya, +uud itu hanya satu,
yaitu Tuhan. Benda-benda lain tak punya +uud apa lagi sifat-sifatnya.
$edangkan $ifat-$ifat Tuhan yang mereka sebut a!an tsabitah (realitas-
realitas tetap) itu adalah bentuk-bentuk dalam pengetahuan6ya.
$ebenarnya, ayan tsabitah itu uga dikenal oleh para pemikir
lainnya di kalangan muslim dan non muslim. 'aum mutakalimun
menyebutnya malumat (yang diketahui) dan kaum falasifah menyebutnya
sebagai mahi!!at (quidditas, ke-apa-an atau esensi). Aristoteles
menyebutnya mo$phe (bentuk-bentuk) dan gurunya, &lato, menyebutnya
eidos(ide-ide).
Bagi Ibn Arabi, apa yang kita hadapi sebagai benda-benda fisik itu
tak lain dari bayangan realitas-realitas tetap itu. Inilah pandangan irfan
Wihdatul Wujud alias kesatuan =ealitas. !alam pandangan ini Wujud atau
eksistensi mendahului mahi!!at atau esensi. &ara arifin ini menurigaipenggunakan rasio atau al, sebagai gantinya mereka menggunakan intuisi
atau pengalaman batin mengenai realitas sebagai sumber utama
pengetahuannya di samping. !ari pengalaman mistik mereka, mereka
meyimpulkan adanya enang realitas dan kesadaran yang bersifat diskrit.
1awaban (ikamatul .syra5iyah
$eorang sufi lainnya dari &ersia, $yihabuddin $uhra+ardi yang ugaseorang kritikus taam filsafat Ibn $ina, berusaha mengekspresikan
pengalaman kesatuan mistiknya dalam pandangan yang sama sekali lain.
'atanya, +uud, alias eksistensi, hanya ada dalam pikiran manusia. 3ang
benar-benar ada hanyalah esensi-esensi itu yang tak lain dari pada bentuk-
bentuk ahaya dari Maha *ahaya yang tak lain dari pada Tuhan. *ahaya itu
$atu dan benda-benda yang banyak lagi berbeda-beda itu hanyalah gradasi
intensitasnya atau kebenderangannya. !alam pandangan metafisika ahaya
&ersi ini, +uud bersifat sekunder, dan sifat-sifat atau esensi bersifat primer.
!alam bahasa filosofis, ini berarti esensi lebih fundamental atau mendahului,
seara logis, eksistensi. Inilah pandangan filsafat iluminasionisme alias
7ikmatul 1s!$aqi. $uhra+ardi, pendiri ma#hab Isyraiyah, mengambil
kesimpulannya melalui suatu penelitian filosofis yang menggabungkan
29
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
30/70
metoda intuitif mistikus dengan metoda rasional filosofis sebagai
pelengkapnya.
1awaban #intesa& (ikmatul Muta4aliyah
&andangan $uhra+ardi itu menadi dominan di kalangan filsuf
&ersia di masa keayaan !aulah $hafa+iyah di Iran yang kemudian dikenal
sebagai ma#hab Isfahan. Begitulah Mula $hadra diaarkan oleh gurunyaG Mir
!amad. Akan tetapi dia uga sangat mengagumi pandangan Ibn Arabi yang
menakubkan itu. %leh karena itu dia membalik aaran Isyraiyah dengan
mengambil pandangan Ibnu Arabi tentang prioritas eksistensi atau +uud
terhadap esensi atau mahiyah, namun dia menolak pandangan Ibn Arabi
tentang ketunggalan +uud. Bagi Mulla $adra benda-benda sekitar kita di
alam bukanlah tanpa eksistensi atau ilusi, namun uga ada seperti adanya
Tuhan. $edangkan sifat-sifat atau esensi yang tidak mempunyai eksistensi
sama sekali. sensi adalah kebalikan dari eksistensi.
/ika Tuhan adalah Ada dan benda-benda uga ada, maka tak dapat
seara logika dihindarkanlah kesimpulan bah+a segala benda-benda adalah
Tuhan atau pantheisme seperti yang dituduhkan seara salah oleh para
ulama terhadap pandangan +ihdatul +uud. $olusi Mulla $adra dalam hal iniadalah gagasan Tas!kikul Wujud atau gradasi +uud yang mengatakan
bah+a ksistensi alias +uud mempunyai gradasi yang kontinu seperti
halnya ahaya yang diidentifikasi sebagai sensi oleh $uhra+ardi.
/adi, menurut Mulla $hadra, dari Ada Mutlak hingga Tiada terdapat
gradasi Nada-ada nisbiO yang tak terhingga banyaknya. !engan perkataan
lain, realitas alam semesta merentang dari kutub Tiada ke kutub A!A mutlak.
Inilah pandangan kesatuan realitas ersi Mulla $hadra yang disebutnyasebagai 7ikmatul Mutaali!!ah. &andangan ini merupakan sintesa besar yang
meliputi pandangan teologis kalam, pandangan filosofis hikmat dan
pandangan mistis irfan.
$eara tabular kita dapat melukiskan pokok-pokok pikiran
tradisional Islam sebagai berikut
KalamMutazilah
Hikmat
Masyaiyah
HikmatIsyraqiyah
IrfanWujudiyah
Hikmat
Mutaaliyah
Eksistensi
(wujud)riil riil mental riil riil
Esensi(mahiyya
h)Riil riil riil mental mental
30
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
31/70
Hubungan
Eksistensi
Esensi
eksistensimendahului
esensi
eksistensimendahului
esensi
esensimendahulu
ieksistensi
eksistensimendahului
esensi
eksistensimendahului
esensi
Strukturealitas Polaritasmutlak/nisbi jenjangeksistensi gradasiesensi jenjangesensi gradasieksistensi
Met!daKeilmuan
Rasio
Wahyu
Rasio
Wahyu
Rasio,Intuisi,Wahyu
Intuisi,Wahyu
Rasio,Intuisi,Wahyu
31
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
32/70
#(A-R.A*.#ME -A* WAWA#A* %*T%L%+.# K%*TEMP%RER
$atu hal yang menarik pada pandangan Mulla $hadra ini adalah
pandangannya tentang gerak substantif atau ha$akatul jawha$i!ah yang
berbiara tentang teradinya perubahan tingkat +uud pada benda-benda di
alam semesta. Berbeda dengan pemikiran filosofis sebelumnya, yang
menganggap spesies sebagai suatu yang tetap, dalam pandangan Mulla
$hadra batu dimungkinkan menadi tanaman, tanaman menadi he+an dan
seterusnya yang sekarang dikenal sebagai pandangan eolusionisme.
6amun, berbeda dengan eolusionisme materialistik biologi
modern, gerak eolusioner Mulla $hadra bukanlah perubahan-perubahan
material bersifat aak yang diseleksi alam seperti pandangan !ar+inisme,namun merupakan perubahan substantif menuu tingkat +uud yang lebih
tinggi karena tarikan >uud Tertinggi atau Tuhan &enipta $emesta. !alam
bahasa filosofis kontemporer, dapat dikatakan bah+a pandangan eolusionis
$hadra sebagai pandangan teleologis yang mengikuti asas finalisme.
!alam hal ini, Mulla $hadra telah memberikan landasan filosofis
yang kokoh bagi eolusionisme spiritualistik /alaluddin =umi. 'ompleksitas
+a+asan Neolusionisme spiritualistikO Mulla $adra dapat dibaa dalam buku
yang Anda pegang ini. &ertanyaannya kiniG Apakah pandangan
eolusionisme spiritualistik ini konsisten dengan pandangan keilmuan
sekarang. 5ntuk mena+ab pertanyaan ini, hendaknya diingat bah+a
eolusionisme spiritualistik adalah suatu pandangan falsafi yang bersifat
umum yang meliputi seluruh semesta sedangkan pandangan eolusionisme
materialistik hanya menakup dunia kehidupan atau dunia biologis.
&andangan eolusionisme yang bersifat uniersal di dunia modern
dipelopori oleh aliran italisme5P1Qbuah pikiran 4enry Bergson filsof &ranis
yang hidup di a+al abad . Berbeda dengan dar+inisme, eolusionisme
Bergson melihat dinamika kehidupan pada elan ital atau ruh kehidupan
yang kreatif tersimpan dalam esensi setiap materi. &andangan filosofis ini
sangat populer di kalangan seniman dan agama+an di a+al abad ,
sebelum esensi digusur oleh kaum eksitensialis di pertengahan abad dan
digusur keluar +aana filosofis oleh para pemikir pos-strukturalis. $edangkan
dar+inisme ilmiah atau neo-dar+inisme tetap mendominasi intelektualitas
para ilmu+an, bahkan akhir-akhir ini diperluas untuk ranah sosial dan
5[5]Hen( "e(g*$n, penuli* #reati!e $!olution, mengaukan wawa*an e$lu*i$ni*me antida(winian ang be(*i.at
itali*tik bukan mekani*tik :ekan *enega(ana ;ie((e
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
33/70
kultural oleh =ihard !a+kin6P
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
34/70
menadi semaam komputer biologis yang sangat-teramat keil, akan tetapi
teramat-sangat anggih. 3ang menarik adalah pernyataan Erank Tippler
bah+a alam akhirat itu identik dengan realitas irtual dalam super-komputer
biokosmik tersebut. Lebih menarik lagi adalah kenyataan bah+a Mulla
$hadra uga mengatakan bah+a hakekat alam akhirat adalah alamul mitsal.
$ementara itu fungsi gelombang kuantum agatraya, yang dapat
dianggap metaprogram bagi superkomputer biokosmos tersebut di atas,
diidentifikasikan oleh Tipler sebagai =uh 'udus di kalangan 'risten atau
)qlul )wwaldi kalangan filsuf muslim tradisional. Bagi kalangan tasa+uf
Akal &ertama itu disebut %u$ Muhammad atau 7aqiqat Muhammadi!ah,
sedangkan bagi Mulla $hadra, Akal &ertama itu tak lain dari Ilmu Tuhan
tentang !iri6ya sendiri.
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
35/70
KE#.MP/LA*
Tampaknya, pandangan Mulla $adra sebagai arian dari filsafat
perennial dapat digunakan sebagai penangkal nihilisme posmodern yang
bukan saa meniadakan esensi tetapi uga meniadakan eksistensi melalui
proses dekonstruksi destruktifnya. &andangan Mulla $hadra ustru serasi
dengan pandangan holisme, kutub lain dari intelektualisme posmodern.
Akan tetapi identifikasi =ealitas dengan 'esadaran, dalam +aana holitik
posmodern, lebih ook dengan perennialisme dengan arian
$uhra+ardianisme di kalangan Islam dan Sedanta di kalangan 4induisme.
Sarian $hadrianisme dengan pasangan Ada8Tiada ini lebih mirip dengan
arian Taoisme *ina yang dipandang orientalis /epang Isut#u sebagai
padanan bagi >ihdatul >uudnya Ibn Arabi.
$eorang mistikus tentunya akan melihat arian-arian intelektual
perennialisme sebagai pandangan-pandangan tentang gaah yang dilihat
oleh simelek dari sudut yang berbeda-beda. Bagaimanapun berbedanya,
pandangan-pandangan ini lebih utuh dari bayangan gaah oleh empat orang
buta seperti yang dikisahkan /alaluddin =umi dalam Matsna+i-nya yang
terkenal itu. 3ang perlu digaris ba+ahi ialah kenyataan bah+a orang-orang
buta dalam kisah =umi itu sebenarnya tak lain dari ilmu+an-ilmu+an yang
melihat segala sesuatu seara empiris positiistik. !an orang melek itu tak
lain dari simbolisme filsuf yang melihat realitas lebih logis komprehensif.
6amun, tak ada yang mengetahui gaah keuali gaah itu sendiri dan ini tak
lain dari simbolisasi =ealitas Mutlak yang identik dengan 'esadaran $emesta
dalam +aana agama-agama pasa-modernis Raman Baru.
Mudah-mudahan, pengantar ini menadi embatan antara pikiran
pasa-modernis yang pluralistik masyarakat kontemporer dengan pikirantradisionalis yang monistik seperti yang direpresentasikan oleh pikiran filsuf
Islam terbesar di kalangan $yiah yang dipaparkan oleh Ea#lur =ahman
seara kritis. >alaupun kritik-kritiknya terasa agak asing, karena
keenderungan modernistik almarhum Ea#lur =ahman, beliau berhasil
menunukkan dengan adil keluasan dan kedalaman +a+asan $hadrianisme,
yang merupakan filsafat tinggi akademisi Iran $yiah, kepada kalangan $unni
tanpa memberikan sikap a priori yang bersumber pada perbedaan keyakinan
teologis yang fundamental. $emoga buku ini menadi embatan menuu
upaya pemahaman kembali kha#anah +a+asan monistik tradisional Islam
yang lebih menyeluruh terutama sumbangan pemikiran ulama-ulama
6usantara di masa silam. Amin ya =abbal alamin.
35
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
36/70
36
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
37/70
pistemologi Islam
&embahasan ilmu pengetahuan dalam Islam dapat ditinau dari dua
sisiG ontologi dan epistemologi. >alaupun pembahasan tersebut dalam
literatur Islam tidak tersusun seara rapi dan tersendiri, kita dapat
menemukan pembahasan tersebut dalam beberapa kaian filsafat seperti
pembahasan yang berkaitan dengan non meterialnya ilmu, tingkatan-tingkatan ilmu, terbaginya ilmu ke dalam beberapa bagian, dll.
$eara ontologis, kita bisa membahas ilmu dari keberadaanya,
apakah ia materi ataukah bukan. 'ita sama sekali tidak membahas tentang
gambaran atau omprehensif ilmu.
Adapun dari sisi epistemologi, kita bisa membahas ilmu dari sisi
representifnya setelah kita membuktikan seara ontologis tentang
keberadaan ilmu tersebut. /adi, bisa dikatakan bah+a kaian epistemologi ini
sebenarnya adalah pembahasan deraat kedua. Meskipun demikian, seara
subtansial pembahasan epistemologi ini sangat berbeda dengan
pembahasan pertama tadi.
!alam kaian kedua ini kita dapat meninau bagian-bagian ilmu
seperti pembagian ilmu kepada representatif dan udgement (ustifikasi)D
ataupun pembagian lainnya kepada empirial kno+ledge dan intuitif
kno+ledge (ilmu husuli dan hudhu$i)D atau pada aksioma dan disursi dan
pembahasan tentang seondary intelligible (makul stani).
Banyak filosof Islam menurahkan segala kemampuan mereka untuk
mengkai pembahasan seputar epistemologi ini. $alah satu pembahasan
yang menadikan pertentangan di antara filosof muslim adalah berkaitan
dengan tolok ukur benar dan salah. &ara filosof Islam berpendapat bah+a
antara alam understanding (dzihni) dan alam eternal (kha$iji) memiliki
hubungan yang erat. 0ambaran yang dimiliki oleh ilmu Kalam understanding
(zihn)- tidak sekedar gambaran yang tidak memiliki kenyataan. Apa saa dari
gambaran yang ia tampung itu memiliki kenyataan (realitas).Akan tetapi,
para filosof yang lainnya memiliki pendapat berbeda. Bagi mereka,
hubungan antara alam understanding dan eternal bukanlah hubungan
gambar dengan obeknya.
37
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
38/70
5ntuk memudahkan kita memahami pendapat ini ada satu
pendekatan yang sangat mudah untuk kita erna bersama. 'etika kita
menggambar kuda di atas kanas, apa yang ada di atas kanas tersebut
ingin memberikan pesan kepada kita bah+a gambar tersebut memiliki obek
dan ia adalah kuda yang ada di alam realitasG bernafas, makan, minum,
beralan, dll.
Ini salah satu dari bahasan yang terdapat dalam filsafat Islam tentang
ilmu. %leh karna itu, alangkah baiknya kalau kita gambarkan beberapa
masalah seara uniersal tentang ilmu baik dari sisi ontologis ataupun
epistemilogis, +alaupun pada akhirnya, kaian ini hanya difokuskan pada
bahasan kedua (epistemologi)
#/M,ER6#/M,ER .LM/
Ilmu manusia tersusun dari hal-hal yang sederhana. *ontohnya,
kalau kita hendak mengetahui manusia, maka kita terlebih dahulu harus
mengetahui definisi manusia sehingga kita dapat membedakan antaramanusia dari yang lainnya. &engetahuan kita tentang manusia tersusun dari
beberapa hal-hal yang simple yaitu bah+a manusia itu berpikir, berbadan,
dan perasa. Akan tetapi, yang menadi obek kaian para filosof Islam ialahG
dari manakah manusia mendapatkan ilmu-ilmu simple tersebut? !engan
metode atau perangkat apakah manusia mendapatkan ilmu-ilmu simple
tersebut? !ari sinilah munulnya perbedaan antara filosof-filosof dari #aman
3unani sampai sekarangG antara &lato dan Aristoteles, antara Aessina dan$yuhra+ardi, antara kaum paripatetik dan intuitiis, serta antara rasionalis
dan empiris.
,ATA#A* .LM/
$ebelum kita memasuki bagian kedua dalam rangkaian pembahasan
tentang ilmu, alangkah baiknya kalau kita a+ali bahasan ini pada
keperayaan dan penerimaan tentang realitas alam karena ini adalah sebuah
piakan mendasar dalam segala maam pembahasan yang ada di alam agad
raya ini khususnya dalam kaian ini.Tidaklah mungkin bagi kita untuk
memulai segala maam aktiitas, baik aktiitas berfikir ataupun hal-hal yang
bersifat praktis, tanpa berlandaskan atau berpiak pada kenyataan realitas
alam, bah+a di alam ini, ada sesuatu yang membuat kita terobsesi untuk
mengetahui ataupun mendapatkannya. 'aian seperti ini murni ontologis
38
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
39/70
karena pembahasan tentang keberadaan bukanlah representasi dari sesuatu
itu.
'ita akan kembali seenak melihat masa lalu peralanan pemikiran
manusia di alam ini. &ada #aman dulu, 3unani adalah pusat peradaban
manusia. !ari situlah bermulanya tradisi berpikir. Munul beberapa aliran
yang menyatakan bah+a manusia tidak mungkin akan berhasil
mendapatkan kebenaran, atau bah+a manusia adalah tolok ukur benar dan
salah. $emua
bergantung persepsi manusia terhadap sesuatu. /ika sesuatu itu
menurut A benar, belum tentu bagi B uga benar.
$ampai pada akhirnya, munullah $orates yang memba+a obor
kebenaran berkaitan dengan tradisi berpikir ini (+alaupun pada akhirnya
harus meminum raun sebagai akibat dari "ulah"nya). 5saha keilmuannya itu
kemudian diteruskan oleh &lato dan dikembangkan oleh Aristoteles sehinggatersusunlah logika a$istotelian. 'emudian, bergantilah #aman. Munullah
generasi muda yang menganut paham ragu. Mereka meragukan segala
yang pernah dirintis oleh generasi sebelum mereka. Mereka skeptis.
&aham skeptisisme ini, pertama kali dietuskan oleh &rotagoras (2U1-
2: $M) !ia berpendapat bah+a persepsi manusia adalah tolok ukur benar
dan salah. 'emudian, paham ini dikembangkan seara ekstrim oleh
0eorgias(2U7-791 $M) yang berpendapat bah+a hakikat itu tidak ada.'alaupun ada, tidak mungkin bagi manusia untuk mengetahuinya. 'alaupun
bisa untuk diketahui, hakikat itu tidak dapat ditransfer kepada yang lainnya
(tak dapat dipahamkan kepada yang lainnya.)
/ika kita amati seara seksama, kita dapat memberikan beberapa
asumsi dari pernyataan-pernyatan mereka itu. &ertama, mereka
melontarkan pernyataan-pernyataan tersebut demi kepentingan politik pada
#amannya. 'edua, mereka ingin meletakkan manusia pada deraat terendah
(artinya. Ini adalah satu penghinaan terhadap manusia). 'etiga, mereka
hanya sekadar Nbermain-mainO dengan bahasa. !engan demikian segala
maam tolok ukur etika, agama, politik, dan kebenaran akan rubuh.
Akibatnya, segala maam bentuk pelanggaran-pelanggaran etika, agama,
dan politik dapat dibenarkan dengan ustifikasi-ustifikasi mereka. &ada
39
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
40/70
akhirnya, tidak akan tersisa tempat bagi kebenaran absolut. $tatement
dalam paham skeptisme --atau diistilahkan dengan sophistika-- yaitu Ntidak
ada pengetahuan absolut yang dapat diyakini oleh manusiaO dapat kita teliti
seara seksama, sebagaimana akan kami uraikan berikut ini.
KR.T.K TER(A-AP PA(AM #%P(.#T.KA
Ada beberapa premis yang harus kita pahami sebelum kita mengkitik
paham ini, yaitu sebagai berikut.
:. !engan melihat kembali searah munulnya paham ini, kita dapat
memahami apa yang diinginkan oleh penganut paham ini dan latar
belakang apakah yang menadikan mereka berpaham demikian.
'emampuan beretorika di dalam pengadilan yang dapat NmengubahO
dan memenangkan kesalahan. Tentu, ini semua mereka dapatkan
dengan membuat beberapa pengelabuan dan pembohongan terhadapmanusia a+am ataupun orang-orang yang berkepentingan politik di
#amannya. $alah satu ara yang mereka gunakan untuk mengelabui
orang a+am adalah dengan bahasa yang diputarbalikkan. *ontohnya,
pernyataan sepertiG )gh$e men#intai iste$in!a, begitu pula )g$eei.
!alam kalimat ini dapat kita temukan dengan elas penyamaran
bahasa karena kalimat tersebut bisa menimbulkan pemahaman
beragam. &emahaman yang mungkin munul adalahG :) Aghremenintai isterinya begitu pula Agreei menintai isteri Aghre. ) Aghre
menintai istrinya dan Agreei menintai isterinya sendiri. 7) Aghre
menintai Agreei. !engan meniptakan pemahaman yang beragam
dari statement tersebut, mereka dapat menyatakan bah+a tidak
kebenaran absolut bagi manusia. Alasannya, manusia untuk dapat
memahami pikiran orang lainnya menggunakan alat berupa huruf-
huruf yang tersusun menadi kata-kata, dan kata-kata tersebut
tersusun menadi bahasa. $ementara itu, bahasa dapat dipahami
seara beragam dan bergantung terhadap asumsi masing-masing
indiidu. Akibatnya, kebenaran pun mengalami hal yang sama.
/ika kita memfokuskan kritikan pada masalah bahasa maka dapat
kita sodorkan beberapa kritik, yaitu sebagai berikut.
40
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
41/70
a. !i dalam bahasa uga terdapat beberapa aturan yang harus diaga
oleh penggunanya. Bila aturan ini tidak diaga, akan teradi
kesalahpahaman audien.
b. =ealitas yang ada di hadapan kita tak dapat diubah dengan hanya
menggunakan bahasa. *ontohnya, bila kita memiliki pengetahuan
bah+a api itu panas dan membakar maka siapapun tak akan dapat
mengubahnya dengan bahasa sehingga kita dapat meyakini bah+a
api itu dingin dan tak membakar.
Ada sebuah anekdot dalam hal ini. !ahulu kala, hidup seorang
bernama /uha. Ia datang ke suatu perkampungan dan membohongi
penduduk setempat dengan mengatakan bah+a di kampung A sedang
dibagikan makanan seara gratis. Akibatnya, seluruh penduduk tadi
berbondong-bondong meninggalkannya menuu kampung yang ia
sebutkan. Melihat kenyataan demikan, dia pun akhirnya beranggapanbah+a apa yang ia katakan ada kemungkinan benarnya. Lalu, ia pun
berangkat menuu ke kampung tersebut.
Anekdot tersebut terlihat pas untuk menggambarkan kaum
sophis. Mereka menyebarluaskan paham Ntidak ada kebenaran absolut
yang dapat diyakini oleh manusiaO dengan kemampuan retorika
mereka. A+alnya, paham ini disebarluarkan untuk sekedar untuk
menari sesuap makanan di pengadilan dan untuk kepentingan politik.6amun akhirnya, ketika masyarakat a+am meyakininya, mereka pun
ikut meyakininya.
'ita dapat mengaukan kritik terhadap pendapat mereka dari
sudut pandang lainnya yang lebih logis. $etiap manusia selalu
merasakan adanya kebutuhan terhadap suatu obek (misalnya,
kebutuhan terhadap makanan) di dalam kehidupannya sehari-hari. !ari
situlah ia merasa dirinya ada dan obeknya itu pun ada. Manusia dapat
saa mengatakan bah+a dirinya mengingkari keberadaan realitas
seara mutlak, tetapi itu semua hanya sebatas erbal (kata-kata),
bukan satu keyakinan yang ada pada lubuk hati ataupun akal budinya.
4al ini disebabkan segala maam bentuk pengingkaran terhadap
realitas seara mutlak adalah keyakinan pada keberadaan realitas itu
41
-
8/13/2019 FILSAFAT DIMITRI.rtf
42/70
sendiri. &aling sedikit, ia telah menyadari bah+a dirinya yang telah
mengingkari realitas. Artinya, tanpa disadarinya, dia telah meyakini
adanya dua hal. &ertama, dirinya sendiri. 'edua, realitas yang akan ia
ingkari (+alaupun realitas itu dalam bentuk sebuah gambaran yang
ada di a