Filsafat Copy

26
IDEALISME DAN REALISME A. Pendahuluan FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup iku menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya. Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan sendiri adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah atas pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya. Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus dikembangkan berdasarkan cita- cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya.

description

filsafay

Transcript of Filsafat Copy

Page 1: Filsafat Copy

IDEALISME DAN REALISME

A.    Pendahuluan

FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”.

Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian

lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan

sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat

besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup iku menentukan arah dan tujuan

proses pendidikan.

Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat.

Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat,

yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau

sempurna dari keadaan sebelumnya.

Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan sendiri

adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap masalah-

masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah atas pertanyaan-pertanyaan

soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan

menyelesaikannya.

Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus

menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya,

sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya. Dengan

demikian, muncullah filsafat pendidikan yang menjadi dasar bagaimana suatu bangsa itu

berpikir, berperasaan, dan berkelakuan yang menentukan bentuk sikap hidupnya. Adapun

proses pendidikan dilakukan secara terus menerus dilakukan dari generasi ke generasi secara

sadar dan penuh keinsafan.

Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran sesorang atau beberapa ahli filsafat tentang

sesuatu secara fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah terdapat pebedaan di dalam

penggunaan cara pendekatan, hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula,

walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan pula oleh factor-

faktor lain seperti latar belakangpribadi para ahli tersebut, pengaruh zaman, kondisi dan alam

pikiran manusia di suatu tempat.

Ajaran filsafat yang berbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu

sistematika dengan kategori tertentu, sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah

Page 2: Filsafat Copy

kemudian lahir apa yang disebut aliran (sistem) suatu filsafat. Tetapi karena cara dan dasar

yang dijadikan criteria dalam menetapkan klasifikasi tersebut berbeda-beda, maka klasifikasi

tersebut berbeda-beda pula.

Seorang ahli bernama Brubacher membedakan aliran-aliran filsafat pendidikan

sebagai: pragmatis-naturalis; rekonstruksionisme; romantis naturalis; eksistensialisme;

idealisme; realisme; rasional humanisme; scholastic realisme; fasisme; komunisme; dan

demokrasi. Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Brubracher sangat teliti, hal ini dilakukan

untuk menghindari adanya overlapping dari masing-masing aliran.

Sebagian ahli mengklasifikasikan aliran filsafat pendidikan ke dalam tiga kategori.

Yaitu, kategori filsafat pendidikan akademik skolastik, kategori filsafat religious theistic, dan

kategori filsafat pendidikan social politik. Filsafat pendidikan akademik skolastik meliputi

dua kelompok yang tradisonal meliputi aliran perenialisme, esensialisme, idealisme, dan

realisme, dan progresif meliputi progresivisme, rekonstruksionisme, dan eksistensialisme.

Filsafat religious theistik meliputi segala macam aliran agama yang paling tidak terdiri dari

empat besar agama di dunia ini, dengan segala variasi sekte-sekte agama masing-masing.

Sedangkan filsafat pendidikan sosial politik terdiri dari humanisme, nasionalisme,

sekulerisme, dan sosialisme.

Page 3: Filsafat Copy

B.     Masalah

Apa itu ide dan realitas, mengapa dipelajari?

C. Sistematika uraian

1.      Pengertian Idealisme dan Realisme Secara Filsafat

2.      Pendidikan Menurut Aliran Idealisme dan Realisme.

3.      Pentingnya Mempelajari Kedua Aliran Filsafat Itu

Page 4: Filsafat Copy

BAB IIPEMBAHASAN

Aliran Idealisme/Spritualisme, yang mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang

menentukan hidup dan pengertian manusia dan Aliran Realisme, yang menggambarkan

bahwa ajaran materialis dan idealisme yang bertentangn itu, tidak sesuai dengan kanyataan.

Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata–

mata. Realitas adalah perpaduan benda materi dan jasmaniah dengan yang nonmateri

(spiritual, jiwa, dan rohani).

A.    Pengertian Idealisme dan Realisme Secara Filsafat

1.      Aliran Filsafat Idealisme

Pandangan idealisme menyatakan bahwa realitas yang tampak oleh indera manusia

adalah bayangan dari ide atau idea yang merupakan realitas yang fundamental. Implikasi dari

pandangan ini ialah adanya kecenderungan dari kelompok yang mengikutinya untuk

menghormati budaya dan tradisi serta hal-hal yang bersifat spiritual.

Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk

membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan

aliran ini membentuk karakter manusia. Idealisme adalah aliran filsafat yang berpendapat

bahwa pengetahuan itu tidak lain daripada kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan

kenyataan yang diketahui manusia itu terletak di luarnya.

Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme

merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah

gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli

(cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan

cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap

bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan

serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.

Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya

dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia

idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat

murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak

bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak

Page 5: Filsafat Copy

berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia

idea.

Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa

jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti

bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai

keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat

menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah,

dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang

menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami

pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan

berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.

Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato

mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah

kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman.

Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat

menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu

yang dialami sehari-hari.

Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan norahi yang berupa angan-angan untuk

mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata.

Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh

jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku

maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia daya hidup yang kreatif

(Peursen, 1978:36). Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan

lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang

dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan

pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang

merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya

terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya

lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.

Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya

idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata

seperti yang tampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan

tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali

Page 6: Filsafat Copy

kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan, arche, sifatnya kekal dan sedikit pun

tidak mengalami perubahan.

Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih

berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada

dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut

sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara

alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah

dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada

kehidupan manusia. Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh

karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban

baru (Bakry, 1992:56). Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi

aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa

angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir bahwa sumber

pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan

dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.

Memang para filosof ideal memulai sistematika berpikir mereka dengan pandangan

yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi adalah alam pikiran (Ali, 1991:63). Sehingga,

rohani dan sukma merupakan tumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam

nyata tidak mutlak bagi aliran idealisme. Namun pada porsinya, para filosof idealisme

mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang sebenarnya adalah

idea. Idea ini digali dari bentuk-bentuk di luar benda yang nyata sehingga yang kelihatan apa

di balik nyata dan usaha-usaha yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam

raya. Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain karena pada

prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-ihwal yang sangat pelik yang kadang-kadang

tidak mungkin dapat atau diubah oleh materi, Sebagaimana Phidom mengetengahkan, dua

prinsip pengenalan dengan memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan di sini adalah

jiwa atau sukma. Dengan demikian, dunia pun terbagi dua yaitu dunia nyata dengan dunia

tidak nyata, dunia kelihatan (boraton genos) dan dunia yang tidak kelihatan (cosmos neotos).

Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran filsafat idealisme (Van der Viej, 2988:19).

Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana pengenalan terhadap idea

bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan

alam nyata belum tentu bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya

sukar membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya dengan Plato. Ini

disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak membahas tentang hakikat sesuatu

Page 7: Filsafat Copy

daripada menampilkannya dan mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena

itu dapat kita katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa akhir.

Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah filsafat tetap memberikan

tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan buah pikirannya yang pokok dan utama.

Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan

oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan

dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan

buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan

itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang

dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang

kelima, pandangannya tentang ilmu pengetahuan (Ali, 1990:28).

2.      Aliran Filsafat Realisme

Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang idea, jiwa dan proses mengenal.

Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu contoh (paradigma) bagi benda konkret.

Pembagian dunia ini pada inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah

berubah. Idea merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru

sebaliknya memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan tentang idea; inilah pengenalan

yang sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio ini disebut episteme

(pengetahuan) dan bersifat, teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian Plato menolak

relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat), dan

bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca indera. Dengan

dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratik yaitu

pandangan panta rhei-nya Herakleitos dan pandangan yang ada-ada-nya Parmenides.

Keduanya benar, dunia inderawi memang selalu berubah sedangkan dunia idea tidak pernah

berubah dan abadi. Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jika itu baka, lantaran terdapat

kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum hidup

di bumi.

Sebelum bersatu dengan badan, jiwa sudah mengalami pra eksistensi dimana ia

memandang idea-idea. Berdasarkan pandangannya ini, Plato lebih lanjut berteori bahwa

pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan (anamnenis) terhadap idea-idea yang

telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato tentang jiwa manusia ini bisa disebut

penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana manusia, jagat raya juga memiliki jiwa dan

Page 8: Filsafat Copy

jiwa dunia diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian tentang negara.

Tetapi jasanya terbesar adalah usahanya membuka sekolah yang bertujuan ilmiah.

B.     Pendidikan Menurut Aliran Idealisme dan Realisme

1.      Aliran Filsafat Idealisme dalam Pendidikan

Pandangan idealisme menyatakan bahwa realitas yang tampak oleh indera manusia

adalah bayangan dari ide atau idea yang merupakan realitas yang fundamental. Implikasi dari

pandangan ini ialah adanya kecenderungan dari kelompok yang mengikutinya untuk

menghormati budaya dan tradisi serta hal-hal yang bersifat spiritual.

Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk

membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan

aliran ini membentuk karakter manusia. Idealisme adalah aliran filsafat yang berpendapat

bahwa pengetahuan itu tidak lain daripada kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan

kenyataan yang diketahui manusia itu terletak di luarnya. Konsep filsafat menurut aliran

idealisme adalah:

a.       Metafisika-idealisme; Secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual dan

rohaniah, sedangkan secara kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah,

tetapi kenyataan rohaniah yang lebih dapat berperan.

b.      Humanologi-idealisme; Jiwa dikarunai kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan

adanya kemampuan memilih.

c.       Epistemologi-idealisme; Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan

pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh

beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia hanya

sampai pada tingkat berpendapat.

d.      Aksiologi-idealisme; Kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban moral yang

diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.

Menurut pandangan idealisme, nilai itu absolut. Apa yang dikatakan baik, benar,

salah, cantik, atau tidak cantik, secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi.

Pada hakikatnya nilai itu tetap. Nilai tidak diciptakan manusia, melainkan merupakan bagian

dari alam semesta.

Plato mengemukakan bahwa kehidupan yang baik hanya mungkin terjadi dalam

masyarakat yang baik dan ideal yang diperintah oleh “the Philopher Kings”, yaitu kaum

intelektual, para ilmuwan atau cendekiawan (Kneller, 1971:33). Dia juga mengemukakan

bahwa jika manusia tahu apa yang dikatakannya sebagai hidup baik, mereka tidak akan

Page 9: Filsafat Copy

berbuat hal-hal yang bertentangan dengan moral. Kejahatan terjadi karena orang tidak tahu

bahwa perbuatan tersebut jahat. Jika seseorang menemukan sesuatu yang benar, maka orang

tersebut akan berbuat salah. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana hal itu dapat

dilakukan jika manusia memiliki pandangan yang sangat berbeda dalam pikirannya tentang

hidup yang baik (Sadulloh, 2007:99).

Dalam hubungannya dengan pendidikan, idealisme memberi sumbangan yang besar

tehadap perkembangan filsafat pendidikan. Kaum idealis percaya bahwa anak merupakan

bagian dari alam spiritual, yang memiliki pembawaan spiritual sesuai potensialitasnya. Oleh

karena itu, pendidikan harus mengajarkan hubungan antara anak dengan bagian alam

spiritual. Pendidikan harus menekankan kesesuian batin antara anak dan alam semesta.

Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan pribadi manusia yang ideal. Pendidik

yang idealisme mewujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidik harus

memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai alat.

Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan idealisme adalah sebagai

berikut:

a.       Tujuan: untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta

kebaikkan sosial.

Tujuan program pendidikan pertama-tama harus difokuskan pada pembentukan karakter atau

kepribadian peserta didik. Pada tahap selanjutnya program pendidikan tertuju kepada

pengembangan bakat dan kebaikan sosial. Peserta didik digali potensinya untuk tampil

sebagai individu berbakat/berkemampuan yang akan memiliki nilai guna bagi kepentingan

masyarakat.

b.      Kurikulum: pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis

untuk memperoleh pekerjaan.

Kurikulum pendidikan dikembangkan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan

praktis. Kurikulum diarahkan pada upaya pengembangan kemampuan berpikir melalui

pendidikan umum. Di samping itu kurikulum juga dikembangkan untuk mempersiapkan

keterampilan bekerja untuk keperluan memperoleh mata pencaharian melalui pendidikan

praktis

c.       Metode: diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat

dimanfaatkan.

Metode pendidikan dalam program pendidikan disusun menggunakan metode pendidikan

dialektis. Meskipun demikian setiap metode yang dianggap efektif mendorong belajar dapat

Page 10: Filsafat Copy

pula digunakan. Pelaksanaan pendidikan cenderung mengabaikan dasar-dasar fisiologis

dalam belajar.

d.      Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.

Peserta didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidikan bekerjasama

dengan alam dengan proses pengembangan kemampuan ilmiah.

e.       Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja

sama dengan alam.

Tugas utama tenaga pendidik adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta

didik dapat belajar dengan efisien dan efektif.

2.      Aliran Filsafat Idealisme dalam Pendidikan

Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat

dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam

masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.

Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah ambaran

yang baik dan tepat dari kebenaran. Konsep filsafat menurut aliran realisme adalah:

a.       Metafisika-realisme; Kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik

(materialisme); kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk

dari berbagai kenyataan (pluralisme)

b.      Humanologi-realisme; Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa

merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir

c.       Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada

pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan

dapat diperoleh melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan

memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.

d.      Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang

diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan

atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.

Penganut aliran realisme sependapat dengan penganut idealis bahwa nilai yang

mendasar adalah pada dasarnya permanen, tapi mereka berbeda diantara mereka sendiri dan

alasan mereka. Realis klasik sependapat dengan Aristoteles bahwa ada undang-undang moral

universal, tersedia untuk berbagai alasan dan mengikat pada eluruh rasional manusia.

Realist sepakat bahwa guru harus menjadi bagian dalam merumuskan nilai-nilai

tertentu. Moral dasar dan standar keindahan yang diajarkan pada siswa yang tidak berdampak

pada isu terkini. Anak-anak harus memahami secara jelas mengenai sifat dasar kebenaran dan

Page 11: Filsafat Copy

salah, memberikan perhatian pada tujuan yang baik dan indah berdasarkan pada perubahan

moral dan keindahan mode.

Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan harus universal, seragam,

dimulai sejak pendidikan yang paling rendah, dan merupakan suatu kewajiban. Pada tingkat

pendidikan yang paling rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama.

Pembawaan dan sifat manusia sama pada semua orang. Oleh karena itulah, metode, isi, dan

proses pendidikan harus seragam. Namun, manusia tetap berbeda dalam derajatnya, di mana

ia dapat mencapainya. Oleh karena itu, pada tingkatan pendidikan yang paling tinggi tidak

boleh hanya ada satu jenis pendidikan, melainkan harus beraneka ragam jenis pendidikan.

Inisiatif dalam pendidikan terletak pada pendidik bukan pada peserta didik. Materi atau bahan

pelajaran yang baik adalah bahan pelajaran yang memberi kepuasan pada minat dan

kebutuhan pada peserta didik. Namun, yang paling penting bagi pendidik adalah bagaimana

memilih bahan pelajaran yang benar, bukan memberikan kepuasan terhadap minat dan

kebutuhan pada peserta didik. Memberi kepuasan terhadap minat dan kebutuhan siswa

hanyalah merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan, atau merupakan strategi

mengajar yang bermanfaat. Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan realisme

adalah sebagai berikut:

a.       Tujuan: penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.

Tujuan program pendidikan terfokus agar peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat

dalam hidup. Disamping itu, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawab

sosial dalam hidup bermasyarakat.

b.      Kurikulum: komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna berisi pentahuan

umum dan pengetahuan praktis.

Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna dalam penyesuaian

diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan umum

untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pendidikan praktis untuk kepentingan

bekerja.

c.       Metode: Belajar tergantung pada pengalaman baik langsung atau tidak langsung.

Metodenya harus logis dan psikologis. Metode pontiditioning (Stimulua-Respon) adalah

metode pokok yang digunakan. Semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik

langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap dan

berurutan. Pembiasaan (pengkondisian) merupakan sebuah metode pokok yang dapat

dipergunakan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan.

d.      Peran peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang handal dapat dipercaya.

Page 12: Filsafat Copy

Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial dalam belajar. Disiplin mental dan

moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik. Dalam hubungannnya dengan

pengajaran, peranan peserta didik adalah penguasaan pengetahuan yang handal sehingga

mampu mengikuti perkembangan Iptek. Dalam hubungannya dengan disiplin, tatacara yang

baik sangat penting dalam belajar. Artinya belajar dilakukan secara terpola berdasarkan pada

suatu pedoman. Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap

tingkat kebaikan.

e.       Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan

dengan keras menuntut prestasi peserta didik.

Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, keterampilan teknik-teknik pendidikan

dengan kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan.

C.    Pentingnya Mempelajari Kedua Aliran Filsafat Itu

Dalam mempelajari Administrasi Pendidikan tidak bisa lepas dari filsafat

Administrasi Pendidikan yang harus dikaji, sehingga masalah ide dan realitas yang dibahas

dalam filsafat itu perlu diketahui, sehingga dalam menentukan arah tujuan pendidikan sesuai

dengan kebutuhan anak didik itu sendiri.

Aliran filsafat idealisme terbukti cukup banyak memperhatikan masalah-masalah

pendidikan, sehingga cukup berpengaruh terhadap pemikiran dan praktik pendidikan.

William T. Harris adalah tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di

Amerika Serikat. Bahkan, jumlah tokoh filosof Amerika kontemporer tidak sebanyak seperti

tokoh-tokoh idealisme yang seangkatan dengan Herman Harrell Horne (1874-1946). Herman

Harrell Horne adalah filosof yang mengajar filsafat beraliran idealisme lebih dari 33 tahun di

Universitas New York.

Belakangan, muncul pula Michael Demiashkevitch, yang menulis tentang idealisme

dalam pendidikan dengan efek khusus. Demikian pula B.B. Bogoslovski, dan William E.

Hocking. Kemudian muncul pula Rupert C. Lodge (1888-1961), profesor di bidang logika

dan sejarah filsafat di Universitas Maitoba. Dua bukunnya yang mencerminkan

kecemerlangan pemikiran Rupert dalam filsafat pendidikan adalah Philosophy of Education

dan studi mengenai pemikirian Plato di bidang teori pendidikan. Di Italia, Giovanni Gentile

Menteri bidang Instruksi Publik pada Kabinet Mussolini pertama, keluar dari reformasi

pendidikan karena berpegang pada prinsip-prinsip filsafat idealisme sebagai perlawanan

terhadap dua aliran yang hidup di negara itu sebelumnya, yaitu positivisme dan naturalisme.

Page 13: Filsafat Copy

Idealisme sangat concern tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya

yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus

eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual,

dan tidak sekadar kebutuhan alam semata. Gerakan filsafat idealisme pada abad ke-19 secara

khusus mengajarkan tentang kebudayaan manusia dan lembaga kemanuisaan sebagai ekspresi

realitas spiritual.

Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai

makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan

bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama

pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat

idealisme ini dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas. Guru

yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu

kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.

Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas

adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual.

Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak

sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan

berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas

tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.

Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa

menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis

dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada

akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan

tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama

manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada

yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang

satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh

pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan

sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan

dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme berfungsi sebagai: (1)

guru adalah personifikasi dari kenyataan si anak didik; (2) guru harus seorang spesialis dalam

suatu ilmu pengetahuan dari siswa; (3) Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara

baik; (4) Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para murid; (5) Guru

Page 14: Filsafat Copy

menjadi teman dari para muridnya; (6) Guru harus menjadi pribadi yang mampu

membangkitkan gairah murid untuk belajar; (7) Guru harus bisa menjadi idola para siswa; (8)

Guru harus rajib beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa menjadi teladan para

siswanya; (9) Guru harus menjadi pribadi yang komunikatif; (10) Guru harus mampu

mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya; (11) Tidak hanya

murid, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar; (12) Guru harus merasa

bahagia jika anak muridnya berhasil; (13) Guru haruslah bersikap dmokratis dan

mengembangkan demokrasi; (14) Guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya.

Page 15: Filsafat Copy

BAB IIIPENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Ide/Spirit manusia adalah sesuatu yang menentukan hidup dan pengertian manusia yang

dibahas dalam aliran filsafat Idealisme: yang menekankan ”idea" (dunia roh) sebagai objek

pengertian dan sumber pengetahuan. Idealisme berpandangan bahwa segala sesuatu yg

dilakukan oleh manusia tidaklah selalu harus berkaitan dgn hal2 yg bersifat lahiriah, tetapi

harus berdasarkan prinsip kerohanian (idea). Oleh sebab itu, Idealiseme sangat

mementingkan perasaan dan fantasi manusia sebagai sumber pengetahuan.

2.      Realitas adalah hakekat kesemestaan, termasuk makhluk hidup dan manusia yang merupakan

perpaduan ide dan materi yang dibahas dalam aliran filsafat Realisme yang menggambarkan

bahwa ajaran materialis dan idealisme yang bertentangn itu, tidak sesuai debngan kanyataan.

Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata –

mata. Realitas adalah perpaduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang nonmateri

(spiritual, jiwa, dan rohani).

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Diposkan oleh FLUIDA UNM di 02.04

1 komentar:

1.

Abu Fudhoil Hamzah24 Desember 2011 03.16

Ada makalah yang lain gak?

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Translate this blog

Google Translate

Page 16: Filsafat Copy

Labels

Humor (1) info fisika (2) jalan-jalan (1) materi fisika (1) materi non fisika (1) sedekah berjamaah (1) Tentang Hidup Anak Fisika (2) video fisika (1)

Entri Populer

Makalah Filsafat Idealisme vs Realisme

IDEALISME DAN REALISME A.     Pendahuluan FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia”...

Deret Fourier

  A Fourier series is an expansion of a periodic function in terms of an infinite sum of sines and cosines . Fourier seri...

Keluarga itu Bernama FLUIDA

Setelah membaca ulang Madre-nya Dee, saya akhirnya sadar. Sadar yang seperti terkena sengatan 500 voltnya Pokemon. Bikin rambut berdiri, tap...

Memotong Telur dengan Kertas

Ternyata telur bisa dipotong dgn menggunakan secarik kertas loh,, Mau lihat buktinya tonton aja videonya.. Siapa tau stelah nonton videonya ...

BAPAK DAN TUKANG BECAK

Seorang guru fisika yang menghabiskan sisa liburannya ke desa. Di desa dia pergi ke alun -alun desa, disana dia bertemu dengan seorang tuk...

Ujian III Fisika Matematika

Fisika Matematika, mata kuliah yang menjadi momok bagi anak Fluida semester 3 ini. Bagaimana tidak, nilai ujian I dan II yang sangat memprih...

SB-Fluida Nopember 2011

Page 17: Filsafat Copy

SB Nopember akhirnya dapat jalan lagi, tepatnya hari Jum'at 18 Nopember 2011. Seperti bulan lalu dana kumpulkan lewat amplop berjalan, s...

Tour Fluida to Bantimurung (Rabu, 16 Nopember 2011)

Alhamdulillah utk pertama kalinya teman2 di fluida bisa rekreasi bareng ke salah satu tempat wisata di area yg tdk jauh dr kota Makassar, Ba...

10 Ilmuwan Dunia yang Mati Bunuh Diri & Penyebabnya

1.Alan Turing Alan Turing, ilmuwan Inggris amat cakap di bidang matematika, logika dan kriptografer. Boleh dibilang ia ilmuwan Inggris terbe...

Follow by email

Bantimurung, 16 Nopember 2011

--------------------------

[Tutup]

------------

Page 18: Filsafat Copy

Featured Posts Coolbthemes

Ads 468x60px

Lencana author

created by

Diberdayakan oleh Blogger.

Search...