Filosofi Tut Wuri

10
KONSEP PENDIDIKAN AJARAN KI HADJAR DEWANTARA Makalah ditujukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Filsafat Ilmu yang diampu oleh Prof. Dr. Gunawan, M.Pd. disusun oleh: SUMARDI PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA 2012/2013 AJARAN KI HADJAR DEWANTARA

Transcript of Filosofi Tut Wuri

KONSEP PENDIDIKAN AJARAN KI HADJAR DEWANTARA

Makalah ditujukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Filsafat Ilmu yang diampu olehProf. Dr. Gunawan, M.Pd.

disusun oleh:SUMARDI

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRISPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA2012/2013AJARAN KI HADJAR DEWANTARA

A. PENDAHULUANKi Hajar Dewantaralahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat sangat terkenal dalam dunia pendidikan di Indonesia. Ajaran ajarannya terkait dengan karakter harus dimiliki oleh setiap insan pendidikan. Ajaran ajaran itu antara lain metode pembelajaran dengan sistem Among konsep tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat), tringo (ngerti, ngroso, nglakoni), Trihayu ( hayuning sariro, bongso, manungso ) Tripantangan ( harta, wanita, tahta) dan 10 Fatwa akan Sendi Hidup Merdeka, untuk diamalkan yaitu "Lawan Sastra Ngesti Mulya", "Suci Tata Ngesti Tunggal", "Hak diri untuk menuntut salam dan bahagia", "Salam bahagia diri tak boleh menyalahi damainya masyarakat", "Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna", "Alam hidup manusia adalah alam hidup berbulatan", "Dengan bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah kita kepada Sang Anak", "Tetep Mantep Antep", "Ngandel Kendel Bandel", "Neng Ning Nung Nang"dan yang paling terkenal adalah ajaran kepemimpinannya yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Penulis terkesan dengan ajaran dari Ki Hajar Dewantara pada hal, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, TRINGO dan Neng Ning Nung Nang.

B. ISIKi Hadjar Dewatara sebagai Bapak pendidikan bangsa Indonesia ini banyak mengajarkan berbagai hal yang sangat terkenal di bidang pendidikan. Konsep pendidikan nasional yang dikemukanan beliau antara lain Tutwuri handayani, tringo (ngerti, ngroso, nglakoni) Neng Ning Nung Nang.1. Ajaran kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yang sangat terkenal di kalangan masyarakat yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi anak buah yang dipimpinnya.1.1. Ing Ngarso Sung Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sung berasal dari kata asung yang artinya memberi, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sung Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi anak buahnya. Seorang pemimpin harus dipegang teguh kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala ucapan tingkah laku dan perbuatannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buahnya. Banyak pimpinan saat ini yang sikap dan perilakunya kurang mencerminkan sebagai sosok seorang pemimpin, sehingga tidak dapat digunakan sebagai panutan bagi anak buahnya.

1.2. Ing Madyo Mangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seorang peminpin ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat kerja anggota anak buahnya. Karena itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi, kreasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif untuk keamanan dan kenyamanan dan kehormonisan kerja. 1.3. Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh anak buahnya, karena paling tidak hal ini dapat menumbuhkan motivasi dan semangat kerja.

2. Tringo ngerti, ngrasa,dannglakoni.Ki Hadjar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Salah satu nilai luhur bangsa Indonesia yang merupakan falsafah peninggalan Ki Hadjar Dewantara yang dapat diterapkan yakni tringa yang meliputi ngerti, ngrasa, dan nglakoni .

2.1. Ngerti Ngerti adalah berkaitan dengan aspek kognitif atau meliputi proses rasional untuk menguasai pengetahuan dan pemahaman kontekstual dengan pengetahuan yang kita dapat dari pendididkan formal maupun non formal ini berkaitan erat dengan adanya proses kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sehingga peserta didik akan menjadi seorang yang berilmu yang menjadi bekal untuk menjalani kehidupan ini. Unsur dari aspek kognitif adalah Pengetahuan mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar. Pemahaman mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah. Penerapan mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.Analisis mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan..Sintesa mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerluakn tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya.Evaluasi mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berfikir yang tinggi.

2.2. Ngroso Ngroso sangat berhubungan erat dengan afektif yaitu berkaitan dengan sikap, perasaan, dan nilai bagaimana peserta didik merasa sebagai peserta didik sebagai pribadi dan juga sebagai makhluk sosial. Bagaimana peserta didik merasa dan menyadari bahwa dirinya seorang pelajar sebagai insan yang sedang belajar harus mempunyai rasa semangat atau motivasi yang tinggi dalam menuntut ilmu. Peserta didik menghargai proses belajar mengajar, guru atau pamong sebagai salah satu unsur penting dalam pendidikan. 2.3. NglakoniNglakoni ini adalah aspek psikomotor bagaimana seorang peserta didik melakukan aktifitas, kegiatan atau praktik untuk membuktikan lebih memperdalam teori yang telah dipelajari. Domain psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan, memberi respons serupa dengan yang diamati, mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna. Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.Dengan demikian ajaran TRINGO dari Ki Hajar Dewantara adalah merupakan dasar dari tiga kompetensi yang sekaranng kita laksanakan yaitu Afektif, Kognitif dan psikomotor. Kita patut berbangga dengan lahirnya Ki Hajar Dewantara yang telah menjadi perintis pendidikan di Indonesia. Meskipun saat ini dunia pendidikan kita belum memaksimalkan ajaran Ki Hajar Dewantara. Ini tugas kita untuk menjadi Ki Hajar Dewantara. Ini tugas kita untuk menjadikan ajaran Ki Hajar Dewantara menjadi dasar pendidikan di Indonesia. 3. Ning, Neng, Nung, NangSepanjang hidup manusia selalu berada di dalam arena peperangan "Baratayudha / Brontoyudho" (jihad) antara kekuatan nafsu positif (Pendawa Lima) melawan nafsu negatif (100 pasukan Kurawa). Perang berlangsung di medan perang yang bernama "Padang Kurusetra" (Kalbu). Peperangan yang paling berat dan merupakan sejatinya perang (jihad fi sabilillah) atau perang di jalan kebenaran.Kemenangan Pendawa Lima diraih tidak mudah. Dan sekalipun kalah pasukan Kurawa 100 selamanya sulit dibrantas tuntas hingga musnah. Maknanya sekalipun hawa nafsu positif telah diraih, artinya hawa nafsu negatif (setan) akan selalu mengincar kapan saja si hawa lengah. Kejawen mengajarkan berbagai macam cara untuk memenangkan peperangan besar tersebut. Di antaranya dengan laku prihatin untuk meraih kemenangan melalui empat tahapan yang harus dilaksanakan secara tuntas. Empat tahapan tersebut dikiaskan ke dalam nada suara salah instrumen Gamelan Jawa yang dinamakan Kempul atau Kenong dan Bonang yang menimbulkan bunyi; Ning, Neng, Nung, Nang.3.1. Neng; artinya jumeneng, berdiri, sadar atau bangun untuk melakukan tirakat, semedi, maladihening, atau mesu bud i. Konsentrasi untuk membangkitkan kesadaran batin, serta mematikan kesadaran jasad sebagai upaya menangkap dan menyelaraskan diri dalam frekuensi gelombang Tuhan.3.2. Ning; artinya dalam jumeneng kita mengheningkan daya cipta (akal-budi) agar menyambung dengan daya rasa-sejati yang menjadi sumber cahaya nan suci. Tersambungnya antara cipta dengan rasa akan membangun keadaan yang wening. Dalam kondisi "mati raga" kita menciptakan keadaan batin (hawa / jiwa / nafsu) yang hening, khusuk, bagai di alam "awang-Uwung" namun jiwa tetap terjaga dalam kesadaran batiniah. Sehingga kita dapat menangkap sinyal gaib dari sukma sejati.3.3. Nung; artinya Dunung. Bagi siapapun yang melakukan Neng, lalu berhasil menciptakan Ning, maka akan Dunung (tahu / jelas) untuk mendapatkan anugrah agung dari Tuhan Yang Maha Suci . Dalam Nung yang sejati, akan datang cahaya Hyang Mahasuci melalui rasa lalu ditangkap roh atau sukma sejati, diteruskan kepada jiwa, untuk diolah oleh jasad yang suci menjadi manifestasi perilaku utama (lakutama). Perilakunya selalu konstruktif dan hidupnya selalu bermanfaat untuk orang banyak.3.4. Nang; artinya menang; orang yang tahu dengan jelas (puncak ma'rifat), akan selalu terjaga amal perbuatan baiknya. sehingga amal perbuatan baik yang tak terhitung lagi akan menjadi benteng untuk diri sendiri . Ini merupakan buah kemenangan dalam laku prihatin. Kemenangan yang berupa anugrah, kenikmatan, dalam segala bentuknya serta meraih kehidupan sejati, kehidupan yang dapat memberi manfaat (rahmat) untuk seluruh makhluk serta alam semesta. Seseorang akan meraih kehidupan sejati, selalu kecukupan, tentram lahir batin, tak bisa dicelakai orang lain, serta selalu menemukan keberuntungan dalam hidup (meraih ngelmu beja).Neng adalah syariatnya, Ning adalah tarekatnya, Nung adalah hakekatnya, Nang adalah makrifatnya . Ujung dari empat tahap tersebut adalah kodrat (Sastrajendra Hayuning Rat pangruwating diyu.

C. PENUTUP

Ki Hajar Dewantara merupakan Pahlawan Nasional di bidang pendidikan. Jasa-jasanya terhadap pendidikan Indonesia utamanya terhadap Ajaran ajarannya terkait dengan karakter. Ajaran ajaran itu antara lain metode pembelajaran dengan sistem Among konsep tripusat pendidikan, tringo, TrihayuTripantangan dan 10 Fatwa akan Sendi Hidup Merdeka, , "Tetep Mantep Antep", "Ngandel Kendel Bandel", "Neng Ning Nung Nang" dan ajaran kepemimpinannya yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Beliau mendirikan Perguruan kebangsaan Taman Siswa yang merupakan sekolah pribumi pertama pada jaman penjajahan Belanda. Melalui perguruan tersebut, Ki Hadjar menanamkan nilai-nilai luhur tersebut di atas yang dapat diterapkan dalam pendidikan nasional hingga sekarang ini.