filosofi mektek
-
Upload
mohammad-fikri-aulia -
Category
Documents
-
view
13 -
download
3
description
Transcript of filosofi mektek
Menurutku, definisi mengapa belajar mekanika teknik adalah tidak
sepanjang yang kamu kemukakan. Bagiku tujuannya hanya sederhana, yaitu
untuk mengenal struktur dan mengetahui perilakunya ketika dibebani. Itu
saja. Adapun metode-metode tadi adalah strategi yang dapat digunakan
untuk mendapatkan tujuan itu. It’s simple.
Mengapa aku berpikir seperti itu. Karena selain aku dosen mekanika teknik
klasik tetapi juga juga dosen komputer rekaya struktur, metode yang
berbasis teknologi komputer. Karena aku bisa dua-duanya maka aku dapat
memilih metode-metode cara klasik yang masih diperlukan agar dapat
digunakan untuk mengenal struktur dengan relatif sederhana dan optimal.
Jika kamu rajin membaca blog ini, dan menemukan hal-hal dimana aku
menceritakan tentang struktur, baik itu gedung atau jembatan atau hal lain,
khususnya perangkat pemikul beban dan ketika aku menceritakannya, maka
semuanya itu dalam kerangka cara berpikir dan berlogika yang
mengandalkan mekanika teknik. Tanpa itu semua maka tulisanku ini semua
hanya tulisan fiksi
Jadi setiap kamu belajar tentang mekanika teknik, kamu harus selalu
kaitkan dengan kasus nyata, harus dicari relevansinya antara teori yang
kamu pelajari dengan kenyataan.
Untuk mengenal maka tentu kamu perlu mengetahui sebanyak mungkin
struktur-struktur yang ada. Dalam dunia nyata, maka jelas itu adalah sangat
terbatas, misalnya saja konstruksi jembatan di Jawa sebagian besar hanya
mengandalkan struktur simple beam, suatu sistem struktur yang paling
sederhana yang dipelajari di semester satu ketika jadi mahasiswa. Padahal
sistem struktur itu banyak sekali, itulah mengapa kita dibuku-buku
mekanika teknik disajikan banyak sistem struktur.
Meskipun banyak, tetapi kita tidak boleh belajar dengan menghapalkannya.
Kenapa, karena yang perlu kita pahami adalah perilaku sistem strukturnya.
Itu bisa karenaperilaku mekanik dari sistem struktur tersebut telah
dirasionalisasi secara logis sebagai metode-metode yang diajarkan dalam
mekanika teknik itu.
Misalnya dari suatu sistem jembatan, kita bisa tahu bagaimana sistem
strukturnya,apakah termasuk sistem balok sederhana (simple beam) atau
bukan. Itu terjadi pada waktu mengalihkan kasus nyata ke bentuk model
struktur, yang nantinya akan kita analisis. Coba lihat ini contoh real sbb:
Gambar 1. Jembatan Kayu Sederhana
Apakah kasus di atas dapat dikaitkan dengan mekanika teknik. Karena
jembatan pada kasus di atas jika tidak benar cara masang atau
pembebanannya maka jembatan dapat rubuh, dan itu berarti berkaitan
dengan masalah kekuatan dan kekakuan maka tentu bisa kita kaitkan
dengan mekanika teknik. Bagaimana caranya. Langkah pertama adalah
membuat model struktur dari sistem jembatan di atas. Bentuk model yang
mana yang tepat kita gunakan, apakah dalam hal ini pegangan (railing)
perlu kita masukkan dalam model, juga orangnnya, atau bagaimana. Jika
pada pelajaran mekanika teknik, yang membahas jembatan atau balok maka
kita mengenal yang disebut sebagai sendi dan rol, maka untuk kasus di atas
mana , koq tidak kelihatan.
Proses mengubah dari real ke model struktur adalah sangat penting. Salah
memilih model struktur yang digunakan maka proses selanjutnya, meskipun
sudah menggunakan komputer sekalipun akan salah. Memang tidak
gampang ini. Tetapi ini adalah bagian penting dalam pembelajaran
mekanika teknik. Jika ini juga selalu diungkapkan dalam pembelajaran
maka minimal dapat diketahui apa gunanya mekanika teknik dan mengapa
perlu kita mempelajarinya.
Baik untuk kasus jembatan di atas maka model struktur yang dapat kita
gunakan adalah sistem balok sederhana atau simple-beam. Tahu khan
bentuknya :
Gambar 2. Model struktur “Simple
Beam” dan perilaku ketika dibebani
Bisakah anda mendapatkan alasan mengapa bentuk real pada Gambar 1
harus diubah menjadi model struktur pada Gambar 2.
Yah, betul. Model struktur adalah penyederhanaan kasus real sedemikian
sehingga metode atau cara yang telah kita pelajari di materi mekanika
teknik dapat digunakan untuk memprediksi perilaku struktur tersebut.
Bentuk model tersebut yaitu simple beam kita pilih karena dengan model
tersebut pada kasus-kasus sebelumnya telah berhasil diidentifikasi dan
diprediksi kekuatan dan kekakuannya. Keyakinan bahwa itu benar jelas
diperlukan oleh kita ketika memilih model simple beam tersebut. Keyakinan
tersebut bisa diperoleh dari membaca buku-buku tentang mekanika teknik
atau kalau masih belum yakin maka dapat dikerjakan sendiri seperti
misalnya membuat eksperimental.
Lho eksperimental perlu pak.
Lha iya. O iya aku belum pernah cerita ya bahwa untuk memprediksi
perilaku struktur yang dibebani maka ada dua cara , cara pertama adalah
dengan cara analitis yaitu ilmu mekanika teknik itu misalnya, sedangkan
cara kedua adalah dengan eksperimental atau disebut cara empiris. Ketika
suatu rencana jembatan diwujudkan (dibangun) dan kemudian dibebani
maka itu adalah cara empiris yang paling sederhana. Jadi intinya, sudah
diperoleh bukti-bukti empiris sebelumnya bahwa pemilihan kasus real di
atas ternyata dapat diwakili pemodelan strukturnya sebagai simple beam.
Tapi pak, kalau melihat bentuk jembatan real pada Gambar 1, mana rol-nya
dan mana sendi-nya. Itu di Gambar 2 khan terdapat sendi-rol. Koq bisa ya
pak.
Dapat menjelaskan mengapa pada model ada rol-sendi adalah penting.
Karena bagaimanapun yang namanya model struktur secara visual belum
tentu sama miripnya dengan struktur real. Ingat secara visual lho. Tetapi
untuk yang lain tentu harus ada kemiripan, dalam hal ini adalah perilaku
deformasi yang terjadi.
O ya, perilaku balok sederhana jika dibebani seperti pada kasus di Gambar
2 adalah melendut. Agar dapat melendut seperti Gambar 2 di atas, maka
pada bagian tumpuannya harus dapat mengalami rotasi, tetapi tidak
mengalami perpindahan dalam arah vertikal. Betul nggak.
Tumpuan yang bisa berotasi dan tidak mengalami perpindahan arah vertikal
pada mekanika teknik apa hayo. Itu adalah model tumpuan rol. Tapi apakah
kalau begitu tumpuannya rol-rol. Coba perhatikan kembali jembatan di
Gambar 1, apakah jembatan dimungkinkan untuk bergeser pada arah
horizontal. Jelas tidak khan. Adanya berat jembatan dan juga gesekan
antara kayu jembatan dan tepi jembatan ternyata mencukupi bekerja
sebagai penahan agar jembatan tidak bergeser ke samping (horizontal). Jadi
kalau modelnya rol-rol jelas salah, karena kalau rol-rol maka jembatan bisa
bergeser ke samping, padahal kenyataannya tidak demikian. Jadi kalau
begitu kita pilih sendi-rol agar sesuai dengan kondisi real, yaitu tidak
mengalami pergerakan ke samping dan vertikal di tumpuannya. Apalagi jika
yang kita pentingkan dalam pemodelan tersebut hanya perilaku baloknya
saja.
Selanjutnya setelah membuat pemodelan di atas, maka adalah memprediksi
beban-beban yang bekerja di atasnya, apa saja. Jelas, berat sendiri balok
perlu diperhitungkan, dalam hal ini sebagai beban merata. Lalu orang yang
berjalan di atas sebagai beban terpusat. Ini hitungannya dengan cara
mekanika teknik.
Gambar 3. Hitungan mekanika teknik dari model simple beam
Pada balok sederhana di atas ketika dibebani terpusat maupun merata
akibat berat sendiri dapat kita ketahui gaya-gayanya yang bekerja dengan
metode mekanika teknik di atas. Dari formula tersebut besarnya gaya
ditentukan oleh parameter L, yang merupakan bentang jembatan (diukur
dari jarak tumpuannya). Dari situ dapat diketahui, mengapa semakin besar
bentang jembatan tersebut suatu penampang kayu (balok) menjadi tidak
kuat. Parameter L merupakan fungsi kuadrat, pantas !
Kira-kira begitu salah satu guna mekanika teknik untuk memprediksi
perilaku mekanik dari balok jembatan di atas. Wah jadi panjang banget ya.
Padahal ini baru pemodelan dan perhitungan gaya-gaya, belum tegangan
pada kayu bulat. Namanya saja penulis, jadi kalau mau buat artikel
panjang . . siapa takut. Gini dulu aja ya, nanti di lanjut.