FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

21
PHILOSOPHY OF SCIENCE AND ELT PEMIKIRAN AL – KHAWARIZMI TERHADAP ILMU PENGETAHUAN Makalah ini dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Philosophy of Science and ELT Dosen: Prof. Dr. Mundzirin Yusuf, M.Si Disusun oleh: Nama/NIM : Gita Septiana/1508042051 Semester/Kelas : I/A MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS PASCASARJANA KIP

Transcript of FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

Page 1: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

PHILOSOPHY OF SCIENCE AND ELT

PEMIKIRAN AL – KHAWARIZMI TERHADAP ILMU PENGETAHUAN

Makalah ini dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Philosophy of Science and ELT

Dosen: Prof. Dr. Mundzirin Yusuf, M.Si

Disusun oleh:

Nama/NIM : Gita Septiana/1508042051

Semester/Kelas : I/A

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS PASCASARJANA KIP

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

Desember 2016

Page 2: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat sebagai bagian dari kebudayaan manusia yang amat menakjubkan. Lahir di

Yunani dan dikembangkan sejak awal abad ke-6 SM1. Sejarah fase pengembangan Ilmu

pengetahuan yang menonjol dalam sejarah tepatnya pada masa pemerintahan Bani Abbas.

yang tertarik pada ilmu kedokteran Yunani dengan cara pengobatannya. Kemudian tertarik

pada ilmu pengetahuan lain dan Filsafat. Perhatian pada ilmu Filsafat meningkat di zaman

khalifah al-Makmun (813-833), putra Harun Al-Rasyid2. Tak berapa lama setelah naik tahta,

Harun ar-Rasyid mendirikan Bait al-Hikmah. Bait al-Hikmah ini merupakan lembaga yang

berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Dalam kurun dua abad, Bait al-Hikmah ternyata

berhasil melahirkan banyak pemikir dan intelektual Islam. Fase pemerintahan inilah sangat

mendukung pengembangan ilmu pengetahuan baik secara politik maupun sosial dengan

bersentuhannya pemikiran Yunani3. Di masa - masa keemasannya, dunia Islam telah

melahirkan berbagai tokoh cendikiawan yang piawai dalam berbagai bidang ilmu; salah

satunya adalah matematika, mereka adalah:

1. Al-Khawarizmi, Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa (800-847)

2. Ibn al-Haytham, Abu Ali al-Hasan Ibn al-Hasan (965 - 1039)

3. Al-Biruni, Abu Rayhan Muhamad Ibn Ahmad (973 - 1 050)

4. Al-Khayyami, Ghiyath al-Din Abu'l Path Umar Ibn Ibrahim (juga dikenal sebagai Omar

206 Khayyami) (1048 -1131) Book Review (Muchammad Abrori)

5. Al-Tusi, Muhammad Ibn Muhammad Ibn Al-Hasan (juga dikenal sebagai Nasir Al-Din)

(1201 - 1274)4

Di antara nama-nama besar ilmuwan muslim dibidang matematika tersebut adalah Al-

Khawarizmi. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi.

1.2 Rumusan Masalah

1 Rapar, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996).2 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid II, (Jakarta: UI Press, 1985), hlm. 523 Charus Michael Staunoh, Higler Learning In Islam, (Jakarta : Logos, 1994). Lihat pula Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta; Hidakarya Agung, 1996)4 Mohaini Mohamed, Matematikawan Muslim Terkemuka, (Jakarta: Salemba Teknika, 2004), hlm. 206-207

Page 3: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

1. Bagaimana Pemikiran Al-Khawarizmi terhadap ilmu perngetahuan?

2. Apa saja hasil karya Al-Khawarizmi?

BAB II

LATAR BELAKANG

2.1 Latar Belakang Keluarga Al – Khawarizmi

Nama Asli dari Al-Khawarizmi ialah Abu Ja’far Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi.

Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-

Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-

Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Lahir sekitar tahun 780 M di

Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan Philip K Hitti memperkirakan Al-Khawarizmi

wafat pada tahun 850 M5. Dia hidup di masa kekhalifahan Bani Abbasiyah, yakni Al-

Makmun, yang memerintah pada 813-833 M.6 Kedua orangtuanya yang berasal dari

Khawarizm, kemudian membawanya pindah ke sebuah tempat di Selatan Kota Baghdad

(Irak), ketika beliau masih kecil. Di Kota Baghdad inilah Al-Khawarizmi dibesarkan dan

memperoleh pengetahuan serta pengalamannya menjadi berkembang, sehingga kemudian

menjadikan namanya populer dan dikenal sebagai ilmuwan Muslim terkemuka. George

Sarton mengatakan bahwa Al-Khawarizmi merupakan "salah seorang ilmuwan Muslim

terbesar dan terbaik pada masanya"7.

Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, ditemukan sejarah singkat beliau, bersama

dengan karya-karya tulis beliau. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya

antara 813-833. Setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan

perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini,

yang juga dilakukannya. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan

oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat dia belajar ilmu alam dan matematika,

termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sansekerta dan Yunani.

2.2 Latar Belakang Pendidikan Al – Khawarizmi

5 Philip K Hitty, the Arabs a Short History, (Bandung: N.V. Penerbitan W. Van Hoeve, 1953), hlm. 122

6 Hery Sucipto. The Great Moslem Scientist, (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2008), hlm. 167 Mohaini Mohamed, Matematikawan Muslim Terkemuka, (Jakarta: Salemba Teknika, 2004), hlm. 209

Page 4: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

Sedikit yang dapat diketahui dari hidupnya, beliau telah menciptakan pemakaian Sinus

dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda, dia telah

bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.

Dia bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-

Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah

memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam.

Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-

Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab.

Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan

menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai

sekarang.

BAB III

PEMIKIRAN

3.1 Pemikiran Al-Khawarizmi

Sejarah mencatat, Al-Khawarizmi telah menyumbangkan sejumlah pemikiran

pentingnya (terutama dalam bidang ilmu matematika) yang sangat besar. Pengaruh Al-

Khawarizmi dalam perkembangan matematika, astronomi, dan geografi tidak diragukan lagi.

Pendekatan yang dipakainya menggunakan pendekatan sistematis dan logis. Ia memadukan

pengetahuan dari Yunani dengan India ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan

matematika. Merupakan cabang aritmatika : orang pertama yang menulis disiplin ilmu ini

adalah al-Khawarizmi, dan sesudahnya, Abu Kamil Syuja bin Aslam. Buku yang terbaik

adalah kitab karya al-Quraisyi.8

Al-Khawarizmi dikenal sebagai orang yang memperkenalkan konsep Algoritma dan

Aljabar dalam matematika. Matematika adalah ilmu yang diperoleh melalui tangga musik

dan rasional. Konsep matematika yang dikembangkan adalah sebagai berikut (1) logika

tentang bukti, (2) ide-ide empiris tentang hukum eksakta dan hukum alam (3) konsep operasi

(4) matematika bergerak dari deskripsi yang bersifat statis kepada deskripsi yang bersifat

dinamis.9

8 Ibn Khaldun, Penerjemah Ahmadie Thoha. Al-Muqaddimah, ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), hlm. 156.9 Conny Setiawan dkk. Panorama Filsafat Ilmu, (Bandung: PT Mizan Publica, 2005), hlm. 29

Page 5: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

Nama Aljabar sendiri diambil dari bukunya yang amat terkenal, yakni Al-Jabr wa-al-

Muqabilah. Dia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus,

cosinus, tangen, dan kotangen serta konsep diferensiasi. Dalam cabang Aljabar ini,

sebenarnya dia banyak mengacu pada tulisan yang disusun oleh ilmuwan asal Yunani,

Diophantus (250 SM).10 Namun demikian, dalam meneliti buku-buku Aljabar tersebut, dia

menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan

permasalahan inilah yang kemudian diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh AI-

Khawarizmi kemudian dalam karya-karyanya tentang Aljabar. Karena itulah, tidak

mengherankan bila ia juga dijuluki sebagai "Bapak Aljabar". Meskipun Al-Khawarizmi

dilujuki sebagai bapak aljabar, beliau bukanlah satu-satunya orang yang mengembangkan

aljabar. Menurut sejarah, konsep aljabar telah ada sebelum Al-Khawarizmi, yakni oleh

Diophantus dari Yunani. Akan tetapi, saat itu belum dinamai aljabar dan masih banyak

kesalahan serta belum dikembangkan, hanya sebatas konsep berpikir saja. Selanjutnya, al-

Khawarizmi mengembangkan konsep berpikir tersebut dan menyajikan dalam bentuk baru

dengan teorema-teorema yang lebih kompleks.

Menurut pengakuan Gandz, matematikawan Barat dalam bukunya The Source of Al-

Khawarizmi's Algebra, AI Khawarizmi lebih berhak menyandang gelar sebagai "Bapak

Aljabar" daripada Diophantus. Dialah orang pertamaa yang mengajarkan Aljabar dalam

bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yang berkaitan dengannya. Tak

hanya itu, di bidang ilmu ukur, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu

ukur dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. AI-Khawarizmi-lah yang

mengadopsi penggunaan angka nol, dalam ilmu aritmetik dan sistem desimal." Sayangnya,

beberapa sarjana Barat seperti John Napier (1550- I620 M) dan Simon Stevin (1548-

1620 M) mengklaim bahwa penemuan tersebut merupakan hasil pemikiran mereka.

Al-Khawarizmi pula yang telah menggagas dan mempopulerkan penggunaan angka 0,

walaupun bukti sejarah mengemukakan angka 0 sendiri sudah dipergunakan pula di India

sejak tabun 400 masehi. Kode angka Aryabhata telah menerangkan secara lengkap

mengenai simbol angka 0. Juga pada masa pemerintaban Bhaskara I (abad 7 masehi) dasar

sistem 10 angka sudah dipergunakan secara luas di negara tersebut serta pengenalan konsep

angka 0. Begitu pula di Babylonia sudah mengenal sistem angka yang memakai 0 digit.

10 Juhriyansyah Dalle, Matematika Islam (Kajian Terhadap Pemikiran Al-Khawarizmi), (Padang: Fakultas-Tarbiyah IAIN Imam Bonjol, 2006), hlm. 38

Page 6: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

Sistem angka tersebut sampai ke Timur Tengah pada tahun 670, dan disempurnakan Al-

Khawarizmi dengan menambahkan meningkatkan angka desimal berikut pecahan."

Meski ia bukan penemu angka 0 (nol), namun Al-Khawarizmi orang pertama di dunia

yang memperkenalkan angka nol sebagai suatu bilangan dalam ranah ilmu pengetahuan.

‘Kosong’, atau 0, bukan sebarang angka, penemuannya merevolusikan pemikiran matematik

dan sains moden. Angka nol ini sudah digunakan di dunia Arab-Islam pada kurun

kesembilan. Angka 0 baru diperkenalkan di Eropah pada awal abad ke-13, dibawa oleh

pemikir Itali, Fibonacci, dalam tahun 1202 melalui karya popularnya Liber Abaci. Sifar

adalah kata arab untuk angka 0. Perkataan sifar ini juga membentuk perkataan cipher dalam

bahasa Inggeris yang membawa masud “tiada apa-apa”, “simbol”, “kod” atau “mesej rahsia”.

Sebelum dipopularkan al-Khwarizmi, Ifrah menyebut, beberapa nombor kosong di tulisan-

tulisan pada batu ditemui antaranya prasasti tembaga Sankheda di India pada 594, Trapaeng

Prei di Kemboja (683), Kedukan Bukit, Sumatera (683), Kota Kapor, Sumatera (686),

Dinaya, Jawa (793), Po Nagar, Vietnam (813) dan Bakul, Vietnam (829).

Banyak ilmuwan Barat yang menyatakan kekaguman dan pujiannya terhadap Al-

Khawarizmi. Pujian itu antara lain ditulis Phillip K Hitti, penyusun The History of The

Arabs yang menyebut Khawarizmi sebagai tokoh utama dan paling penting dalam sejarah

awal matematika. Philip K Hitti juga menyatakan, karya Al-Khawarizmi Hisab Al-Jabr wal

Muqabilah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 oleh Gerard dari

Cremona menjadi buku penting dan referensi utama pelajaran matematika diberbagai

perguruan tinggi di Eropa. Lebih dari itu karya-karya Al-Khawarizmi juga berjasa dalam

memperkenalkan angkaangka Arab atau Algorisme ke dunia Barat.

Berbagai pemikiran Al-Khawarizmi tentang matematika memberikan pengaruh yang

luar biasa terhadap pemikiran ilmuwan sesudahnya, terutama ilmuwan Barat dan Eropa.

Sejarah mencatat, karya yang dibuat tahun 1202 M, Liber Abaci merupakan salah satu

yang paling fenomenal dan berpengaruh dalam kajian ilmu aritmatika. Di sini, Fibonacci

memperkenalkan kepada Eropa metode penghitungan angka Arab yang dia pelajari di

Bejaja (Bougie), Afrika Utara. Walau sesungguhnya Liber Abaci bukanlah buku Barat

pertama yang mengungkap tentang ilmu hitung Arab. Penting untuk dicatat, dari zaman

dahulu hingga awal masa modem, sistem angka Arab hanya digunakan oleh para ahli

matematika. Ilmuwan Muslim menggunakan sistem angka Babylonia, serta kalangan

pedagang memakai sistem angka Yunani dan juga Yahudi. Namun, setelah kemunculan

Page 7: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

buku Fibonacci, sistem angka dan penghitungan Arab pun dipakai secara luas. Padahal,

Fibonacci hanya meneruskan pemikiran dan teori yang telah disusun oleh Al-Khawarizmi.

Sistem notasi desimal yang dikembangkan Al-Khawarizmi inilah yang digunakan oleh

Fibonacci untuk menyusun karya monumentalnya itu.

Di negara Jepang, angka Arab dan angka Romawi keduanya dipakai pada sistem yang

bernama romaji. Sistem angka Arab diakui sebagai salah satu paling berpengaruh pada

bidang Oleh karena itu, berbagai karya tulis Al-Khawarizmi dibidang matematika, baik

yang berbahasa Arab maupun yang diterjemahkan diacu sebagai buku teks di Eropa dan di

Barat dari dulu hingga sekarang. Secara khusus, disamping memberikan pengaruh yang luar

biasa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan (terutama matematika, astronomi, dan

geografi), pemikiran Al-Khawarizmi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap

perkembangan dunia seni, misalnya seni musik dan seni lukis. Bahkan dikatakan bahwa

pemikiran AI-Khawarizmi telah memberikan gagasan yang brilian terhadap lukisan

Monalisa.11

Leonardo tak saja terkenal sebagai salah satu pelukis terbesar dunia, namun ia juga

adalah seorang pematung, arsitek, filsuf ilrnuwan dan ahli tehnik. Leonardo selalu

berupaya untuk menciptakan sesuatu piranti, kemudian mencoba menggambarkan tentang

bagaimana benda sesungguhnya yang hendak dibuatnya. Ia pun kemudian memberikan

penjelasan tentang bagaimana cara bekerja piranti yang digagasnya. Leonardo da Vinci

juga dikenal mempelajari dengan seksama ilmu anatomi (susunan tubuh manusia),

sehingga dia bisa menggambar serta melukiskan manusia sebagaimana "aslinya". Semua

kemampuannya itu paling tidak didapatnya setelah ia rnempelajari secara seksama berbagai

teori keseimbangan matematika yang telah dirumuskan oleh AlKhawarizmi, yang dalam

bahasa matematika dikenal dengan istilah "phi" atau "rasio emas", yang kemudian

dipopulerkan di Barat oleh Fibonacci, yakni 1,1,2,3,5,8.... Sehingga dengan angka rasio

emas tersebut maka para ilmuwan dapat mengukur dan menentukan suatu bangunan

secara tepat dan seimbang. Begitu pula ketika seorang seniman menjadikan gambar

manusia sebagai objek lukisannya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Leonardo da

Vinci. Dalam bukunya Math and the Mona Lisa, Bulent Atalay menegaskan bahwa phi

atau rasio emas adalah suatu nomor yang sering digunakan di dalam dunia seni serta jagad

raya ketika seniman atau ilmuwan menghasilkan sebuah karya yang luar biasa.

11 Ibid. hlm. 41

Page 8: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

Al-Khawarizmi memberikan  pengertian prinsip-prinsip bilangan dan memberikan

solusi untuk menyelesaikan suatu operasi. Dalam penerapannya, beliau memberikan 6 (enam)

aksioma, yaitu:

a. Akar sama dengan bilangan (bx = c).

b. Mal sama dengan akar (ax2 = bx).

c. Mal sama dengan bilangan (ax2 = c).

d. Bilangan dan mal sama dengan akar (c + ax2 = bx).

e. Bilangan sama dengan akar ditambah mal (c = bx + ax2).

f. Mal dama dengan bilangan ditambah akar (ax2 = c + bx).

Poin pertama dalam persamaan dasar adalah membuat kelengkapan identifikasi

terhadap kasus sederhana pada tingkat pertama. Keenam persamaan tersebut menunjukkan

bahwa Al-Khwarizmi tidak mengenal keberadaan bialangan negatif atau bilangan nol sebagai

suatu koefisien. Jika diamati dari karyanya, dia tidak mencantumkan penandaan simbol tetapi

menjabarkan segalanya, termasuk bilangan-bilangan dalam bentuk perkataan. Al-Khwarizmi

mengenalkan bahwa terdapat dua hasil dari akar quadrat, tetapi ia hanya menuliskan nilai

positif, yang mungkin dapat menjadi hasil irasional.

Al-Khawarizmi membuat aturan (aljabar dan al-muqabalah) untuk menyelesaikan

masing-masing dari keenam persamaan dan memberi penjelasan lengkap untuk memperkecil

persoalan terhadap masing-masing bentuk persamaan. Dalam bahasa matematika, istilah

aljabar (pemulihan) lebih cenderung mengacu kepada pengertian suatu nilai positif, seperti

contoh di dalam aljabar:

x2 = 40x – 4x2 dapat diubah menjadi bentuk aljabar 5x2 = 40x

Contoh lain dari buku Al-Khwarizmi adalah: 50 + x2 = 29 + 10x

Dengan proses al-muqabalah, direduksi menjadi 21 + x2 = 10x.

Kedua operasi tersebut digabungkan dengan operasi aritmatika seperti perkalian,

penambahan, pengurangan, dan pembagian dari bilangan nominal dan binominal

sebagaimana konsep dasar dari perhitungan konsep quadrat yaitu dapat menyelesaikan

berbagai masalah yang ada dalam karya Algebra Al-Khwarizmi. Selanjutnya dari buku

tersebut Al-Khwarizmi memberi contoh penyelesaian bentuk ketiga yang digabung dengan

persamaan quadrat, serta jenis persamaan yang berbeda dengan bantuan angka-angka

memakai ide keseimbangan permukaa

Page 9: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

BAB IV

HASIL KARYA

Ada enam karya tulis AI Khawarizmi yang diakui dan memberikan pengaruh yang

luas terhadap perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan dunia, yakni:

1. Menulis Surotul Ardhi (Peta Dunia) yang dijadikan model oleh ahli geografi Barat

untuk menggambar peta dunia.

2. Membuat tabel perhitungan astronomi untuk mengukur jarak dan kedalaman bumi.

Tabel ini menjadi dasar penelitian astronomi

3. Menulis buku Al-Jabr wal Muqabilah yang berisi tentang persamaan linear dan kuadrat

4. Orang pertama yang menjelaskan dan mempopulerkan kembali penggunaan angka nol

dan mengenalkan sistem notasi desimal serta tanda pengkalian dua sebagaimana yang

dipakai sekarang.

5. Memperkenalkan tanda negative

6. Menulis buku Sundials (alat penunjuk waktu dengan bayangan sinar matahari)

7. Banyak lagi karya-karya Al-Khawarizmi yang disalin oleh ilmuwan Barat seperti

Copernicus. Bahkan ada yang tidak hanya menyalin tapi mengaku sebagai penemunya

misalnya John napis dan Simon Stevin. Mereka mengaku sebagai penemu rumus

mengenai segitiga, daftar logaritma dan hitungan persepuluh yang sebenarnya telah

disusun dan ditulis oleh Al-Khawarizmi dalam bukunya."

Beberapa bukunya tersebut telah diterjernahkan kedalam bahasa Latin pada awal abad

ke-12, oleh dua orang penerjemah terkernuka yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona.

Risalah-risalah aritmatikanya, seperti Kitab al-Jam'a wal-Tafreeq bil Hisab al-Hindi,

Algebra, Al-Maqala Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah, hanya dikenal dari translasi

berbahasa latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan

dasar oleh universitas-universitas di Eropa. Buku geografinya berjudul Kitab Surat-al-Ard

yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris."12

Ini adalah contoh-contoh sebagian yang telah dia hasilkan dalam penulisan karyanya

dan telah menjadi popular serta dipelajari oleh semua masyarakat yang hidup di dunia ini. 

Hasil karya tersebut terkenal pada zaman tamadun Islam dan dikenali di Barat. Hasil karya

yang telah beliau hasilkan ialah:

12 Ibid. hlm. 44

Page 10: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

1. Sistem Nobor: Telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin yaitu De Numero Indorum.

2. ‘Mufatih al-Ulum’: yang dumaksud beliau adalah pencinta ilmu dalam pelbagai

bidang.

3. Al-Jami wa al-Tafsir bi Hisab al-Hind: Karya ini telah diterjemahkan ke dalam

Bahasa Latin oleh Prince Boniopagri.

4. Al-Mukhtasar Fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah: Pada tahun 820M mengenai

algebra.

5. Al-Amal bi’ Usturlab’

6. Al-Tarikh

7. Al-Maqala Fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabilah.

BAB V

PENUTUP

5. Kesimpulan

Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh matematika besar yang pernah dilahirkan Islam

dan berkontribusi pada peradaban dunia. Meski namanya lebih dikenal sebagai seorang ahli

dalam bidang matematika, tetapi beliau juga ahli dalam bidang yang lain, yaitu, ahli

astronomi dan ahli geografi dan segala seluk-beluk tentang tanah dan bumi. Selain terkenal

dengan teori Algoritmanya beliau juga dicatat sebagai seorang yang membangun teori-teori

matematika lain, diantaranya Aljabar. Salah satu kelebihan dari Al-Khawarizmi adalah, dia

tidak hanya mengenali satu hal sebagai subyek saja, tetapi beliau juga mampu

menyelesaikan masalah yang ada dalam subyek tersebut serta pendekatannya yang bersifat

sistematis dan logis. Karena itu, pengaruhnya terhadap perkembangan matematika,

astronomi dan geografi tidak diragukan lagi dalam catatan sejarah. Telah dibuktikan bahwa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Hal yang menarik dalam Islam, cendekiawan atau ilrnuwan yang dilahirkan tidak

hanya seorang tokoh yang ahli dan dikenal dalam satu bidang. Ada kesimpulan yang bisa

ditarik dari sini, bahwa Islam adalah sebuah tatanan menyeluruh yang tak terpisahkan.

Page 11: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

Belajar matematika tak lepas pula belajar astronomi. Belajar astronomi tak ketinggalan pula

belajar tentang keindahan alam dan itu tak terlepas pula dari pelajaran tauhid. Bahwa

kedahsyatan alam ini tercipta karena kebesaran Allah pada manusia dan semesta. Inilah hal

yang menajdi semangat untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam.

Banyak fakta lain yang sebenarnya dapat menjadi bukti eksistensi matematikawan Muslim

terutama al-Khawarizmi dalam ilmu matematika. Namun sekali lagi, kekuasaan orang-orang

barat menenggelamkan eksistensi tersebut. Meskipun demikian, sebagian ilmuwan Muslim

tetap berusaha bersikeras untuk mempertahankan fakta eksistensi matematikawan Muslim.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

Dalle, J. (2006). Matematika Islam (Kajian Terhadap Pemikiran Al-Khawarizmi). Padang:

Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol.

Hanafi, A. (1996). Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Hitty, P K. (1953). The Arabs a Short History, Bandung: N.V. Penerbit W. Van Hoeve.

Khaldun, I. (2000). Penerjemah Ahmadie Thoha. Al-Muqaddimah. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Mohamed, M. (2004). Matematikawan Muslim Terkemuka. Jakarta: Salemba Teknika.

Nasution, H. (1985). Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid II. Jakarta: UI. Press.

Rapar. (1996). Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Staunoh, C M. (1994). Higler Learning In Islam. Jakarta: Logos. Lihat pula Yunus, M.

(1996) Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hidakarya Agung.

Sucipto, H. (2008). The Great Moslem Scientist. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu.

Setiawan, C, dkk. (2005). Panorama Filsafat Ilmu. Bandung: PT Mizan Publica.

UAS Philosophy of Science

1. Pengertian filsafat ilmu dipandang dari segi:

- Bahasa

Page 13: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

Dalam bahasa Yunani kata filsafat disebut Philosphia, yang mengandung makna

majemuk, terdiri atas dua kata, yaitu philos dan Sophia. Philos diartikan sebagai

kasih sayang dan cinta, sedangkan kata sophia dapat diartikan sebagai kebijaksanaan,

sehingga kata philosophia yang berasal dari kata bahasa Yunani tersebut dapat

diartikan sebagai, cinta kebijaksanaan, the love of wisdom, cinta kedamaian, cinta

ketertiban, cinta kebenaran, cinta keindahan, (the love of truth) dan cinta

kenyamanan.13 Orang Arab memindahkan kata Yunani philosophia ke dalam bahasa

Arab menjadi falsafa. Hal ini menyesuaikan tabiat susunan kata-kata Arab dengan

pola fa’lala, fa’lalah dan filsfat. Diartikan sebagai hakikat atau hikmah. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa filsafat ilmu berarti suatu pengetahuan hakikat tentang manusia,

alam, dan Tuhan dan seluruh realita di kehidupan manusia.

- Istilah

Filsafat ilmu adalah theory of science (teori ilmu), metascience (adi-ilmu), dan

science of science (ilmu tentang ilmu), sehingga filsafat ilmu dari segi istilah diartikan

sebagai “segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang

menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan

manusia”

2. Dalam mengkaji filsafat ilmu dikenal 4 periode filsafat ilmu: Periode Yunani, Periode

Romawi, Periode Islam, dan Periode Barat (Modern). Jelaskan ciri-ciri khusus dari

masing-masing periode tersebut.

a. Filsafat Yunani

Periode ini ditandai dengan ciri-ciri berikut. Pertama, orang memiliki kebebasan untuk

mengungkapkan ide. Kedua, masyarakat tidak lagi mempercayai mitos-mitos. Ketiga,

masyarakat tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu

saja, tetapi pada setiap menyelidiki secara kritis.

Zaman ini banyak melahirkan filsuf yang abadi seperti Thales pada abad ke-6 SM dengan

pandangannya terhadap air sebagai asas pertama segala sesuatu. Filsuf Anaximandaros

(610-540 SM) dengan konsepnya arkhe, yakni asal segala sesuatu ialah yang tak terbatas

(to apeiron) yang bersifat abadi. Selanjutnya Anaximenes, berpandangan bahwa asas

pertama segala sesuatu dari udara, karena udara melingkupi segala yang ada. Banyak

13 Erliana Hasan, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu Pemerintahan, (Bogor: Penerrbit Ghalia Indonesia, 2014), cet. Ke III, hlm. 1

Page 14: FILOSOF ISLAM AL-KHAWARIZMI

filsuf yang muncul pada masa ini, namun ketiga filsuf penting untuk dicatat sebagai

pembuka tabir ilmu yang mendasarkan pandangannya tidk pada mitos, tetapi pada

logos.14

b. Periode Romawi

Ciri-ciri pemikiran pada periode romawi, yaitu: (1) Cara berfikirnya dipimpin oleh

gereja, (2) Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles, (3) Berfilsafat dengan

pertolongan Augustinus dan lain-lain. Pada periode inijuga dapat dikatakan sebagai suatu

masa yang penuh dengan upaya mengiringi manusia ke dalam kehidupan sistem

kepercayaan yang picik dan fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara membabi

buta. Tampilnya para teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini

hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas

keagamaan.

c. Periode Islam

Akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam sangat tampak setelah

masuknya gelombang Hellenisme melalui gerakan penerjemahan ilmu-ilmu pengetahuan

Yunani ke dalam bahasa Arab, yang dipelopori khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M)

dan mencapai puncaknya pada masa khalifah al-Makmun (813-833 M). Periode ini

ditandai dengan etos keilmuan yang sangat tinggi, yang ditunjukkan dengan pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang kehidupan.

d. Periode Barat (Modern)

Periode ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M, terlihat jelas pada abad 17 M

dan berlangsung hingga abad 20 M. Pada periode modern ini ditandai dengan penemuan

dalam berbagai bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada periode modern

dirintis oleh Rene Descartes dan terkenal sebagai “Bapak Filsafat Modern”. Ia seorang

ahli ilmu pasti. Ada hal-hal yang jelas menandai Periode Modern ini, yaitu berkembang

pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu

pengetahuan, dan ekonomi.

14 Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 20