File

9
Sistem Adm. Negara Setelah Amandemen UUD 1945 Contributed by Administrator Wednesday, 19 August 2009 Last Updated Wednesday, 19 August 2009 Sejak tahun 1999 reformasi merupakan suatu wacana yang selalu aktual sampai saat ini dan menyentuh berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara sederhana reformasi diartikan sebagai suatu proses perubahan baik secara drastis maupun inkremental dan komprehensif menuju suatu kondisi negara yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan menurut Syamsudin Haris reformasi merupakan suatu usaha penataan kembali sistem politik, ekonomi dan hukum menuju suatu sistem yang lebih sehat demokratis dan adil. Sepuluh tahun berlalu, cita-cita akan terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 belum tercapai. Permasalahan demi permasalahan muncul baik dari berbagai sebab yang multi demensi Salah satu sebabnya adalah belum tuntasnya reformasi administrasi negara menuju adminitrasi negara yang baik dan sesuai dengan ciri good governance. REFORMASI SISTEM ADMINISTRASI NEGARA BERDASARKAN AMANDEMEN UUD 1945 Oleh Rihandoyo, S.Sos, MM, M.Si JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2008 I. Latar Belakang. Sejak tahun 1999 reformasi merupakan suatu wacana yang selalu aktual sampai saat ini dan menyentuh berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara sederhana reformasi diartikan sebagai suatu proses perubahan baik secara drastis maupun inkremental dan komprehensif menuju suatu kondisi negara yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan menurut Syamsudin Haris reformasi merupakan suatu usaha penataan kembali sistem politik, ekonomi dan hukum menuju suatu sistem yang lebih sehat demokratis dan adil. Sepuluh tahun berlalu, cita-cita akan terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 belum tercapai. Permasalahan demi permasalahan muncul baik dari berbagai sebab yang multi demensi Salah satu sebabnya adalah belum tuntasnya reformasi administrasi negara menuju adminitrasi negara yang baik dan sesuai dengan ciri good governance. Definisi administrasi publik berkembang dengan banyak versi diantaranya Nigro dan Nigro mengemukakan bahwa :Admnistrasi Publik adalah usaha kerjasama kelompok dalam suatu lingkungan publik yang mencakup ketiga cabang yaitu judikatif, legislatif dan eksekutif mempunyai suatu peranan penting dalam memformulasikan kebijakan publik sehingga menjadi bagian dari proses politik sangat berbeda dengan cara-cara yang ditempuh administrasi swasta dan berkaitan erat dengan beberapa kelompok swasta dan individu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. (Nigro dalam Yeremias, 2004; 5) Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa administrasi publik berhubungan dengan sistem penyelenggaraan negara, dalam arti bahwa administrasi publik dalam menjalankan tugasnya tidak dapat telepas dari sub-sub sistem diluar penyelenggaraan pemerintahan (eksekutif). Eksekutif harus bekerjasama dengan legislatif dan yudikatif serta pemangku kepentingan lainnya didalam proses pembuatan kebijakan dan pemberian pelayanan bagi masyarakat luas. Hubungan antar lembaga tersebut telah diatur didalam Undang- Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sumber hukum negara, selain itu UUD 1945 juga memuat tujuan dari pembangunan yang harus dicapai oleh para penyelenggara negara. UUD 1945 didalam perjalanannya terbagi menjadi dua tahapan penting, tahap pertama yaitu ketika masa orde baru (sebelum reformasi) dan orde reformasi (setelah reformasi). Pada tahap pertama yaitu masa orde baru UUD 1945 menjadi sebuah Undang-Undang yang kukuh berdiri selama tiga puluh tahun lebih tanpa ada perubahan sedikit pun. UUD 1945 dengan segala keterbatasannya seolah menjadi kitab suci penyelenggaraan pemerintahan pada saat itu dan menjadi landasan yuridis formal untuk melanggengkan kekuasan rejim orde baru. Kedua sesudah reformasi UUD 1945 sejak tahun 1999 sampai dengan 2004 sudah mengalami empat kali amademen, tujuan amandemen tersebut adalah untuk memperbaiki sistem administrasi negara menuju kepemerintahan yang baik dimasa datang. Sehubungan dengan amandemen UUD 1945 tersebut, sistem admiistrasi negara di dalam UUD 1945 telah diupayakan untuk ditata kembali dan disesuaikan dengan perkembangan sosial politik yang terjadi di Indonesia. Sasaran dari pengembangan sistem administrasi negara adalah untuk meningkatkan dan mendayagunakan sistem administrasi negara dalam seluruh dimensi dan prosesnya untuk terus berkembang mensikapi tuntutan reformasi dalam penyelengaraan negara.Namun, didalam pelaksanaannya masih banyak penyimpangan dari UUD 1945 tersebut. Setelah dilakukan amandemen ancaman disintegrasi bangsa masih terjadi seperti di Aceh, Maluku dan Papua, Koordinasi antar daerah yang semakin sulit dan kacau dalam menciptakan harmonisasi pembangunan antar daerah, pembagian “kue” pambangunan ekonomi yang belum merata, hubungan kerja antar eksekutif dan legislatif yang belum mulus serta masih banyak permasalahan lain yang belum sesuai dengan harapan dari amandemen tersebut. Hal ini lebih dikarenakan belum adanya landasan berpikir yang sama, pijakan, arah, implementasi, dan pengembangan sistem administrasi negara. Aktualisasi check and balances systems yang tidak optimal, dokumen pembangunan yang tidak sistematis, disharmonisasi regulasi, dan pengawasan tanpa kontrol, merupakan beberapa faktor penyebab pembangunan admministrasi negara belum berjalan secara efektif dan efisien. Namun, apabila diurai lebih lanjut, berbagai permasalahan tersebut lebih disebabkan kelemahan UUD 1945 yang diperparah dengan kebebasan pemaknaan terhadap norma konstitusi berdasarkan kepentingan sektoral. II. Perumusan Masalah. Berdasarkan penjelasan diatas maka permasalahan yang dihadapi dalam rangka perbaikan sistem administrasi berdasarkan UUD 1945 adalah sebagai berikut :1. Bagaimakah arah kebijakan pembangunan sistem administrasi negara berdasarkan konstitusi?2. Bagaimanakah agenda transformasi pengembangan administrasi negara disesuaikan dengan kebutuhan reformasi penyelenggaraan negara? III. Tujuan Dalam rangka perbaikan sistem administrasi berdasarkan konstitusi UUD 1945 adalah :1. Merumuskan arah kebijakan pembangunan dan pengembangan sistem administrasi negara berdasarkan konstitusi2. Merumuskan agenda transformasi pengembangan administrasi negara disesuaikan dengan kebutuhan reformasi penyelenggaraan negara. IV. PembahasanIV.1 Nilai-Nilai Dasar Kebangsaan Dalam UUD 1945.VI.1.1 Dasar Negara Didalam pemb 1945 alinea keempat disebutkan yaitu “..............Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

description

file

Transcript of File

Page 1: File

Sistem Adm. Negara Setelah Amandemen UUD 1945 Contributed by AdministratorWednesday, 19 August 2009Last Updated Wednesday, 19 August 2009

Sejak tahun 1999 reformasi merupakan suatu wacana yang selalu aktual sampai saat ini dan menyentuh berbagai aspekkehidupan berbangsa dan bernegara. Secara sederhana reformasi diartikan sebagai suatu proses perubahan baiksecara drastis maupun inkremental dan komprehensif menuju suatu kondisi negara yang lebih baik dari sebelumnya.Sedangkan menurut Syamsudin Haris reformasi merupakan suatu usaha penataan kembali sistem politik, ekonomi danhukum menuju suatu sistem yang lebih sehat demokratis dan adil.  Sepuluh tahun berlalu, cita-cita akan terciptanyamasyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 belum tercapai. Permasalahandemi permasalahan muncul baik dari berbagai sebab yang multi demensi Salah satu sebabnya adalah belum tuntasnyareformasi administrasi negara menuju adminitrasi negara yang baik dan sesuai dengan ciri good governance. REFORMASI SISTEM ADMINISTRASI NEGARA BERDASARKAN AMANDEMEN UUD 1945 Oleh  Rihandoyo, S.Sos,MM, M.Si          JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIKUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2008 I.          Latar Belakang. Sejak tahun 1999 reformasi merupakan suatu wacana yang selalu aktual sampai saat ini danmenyentuh berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara sederhana reformasi diartikan sebagai suatuproses perubahan baik secara drastis maupun inkremental dan komprehensif menuju suatu kondisi negara yang lebihbaik dari sebelumnya. Sedangkan menurut Syamsudin Haris reformasi merupakan suatu usaha penataan kembalisistem politik, ekonomi dan hukum menuju suatu sistem yang lebih sehat demokratis dan adil.  Sepuluh tahun berlalu,cita-cita akan terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 belumtercapai. Permasalahan demi permasalahan muncul baik dari berbagai sebab yang multi demensi Salah satu sebabnyaadalah belum tuntasnya reformasi administrasi negara menuju adminitrasi negara yang baik dan sesuai dengan ciri goodgovernance.            Definisi administrasi publik berkembang dengan banyak versi diantaranya Nigro dan Nigro mengemukakanbahwa :Admnistrasi Publik adalah usaha kerjasama kelompok dalam suatu lingkungan publik yang mencakup ketigacabang yaitu judikatif, legislatif dan eksekutif mempunyai suatu peranan penting dalam memformulasikan kebijakanpublik sehingga  menjadi bagian dari proses politik sangat berbeda dengan cara-cara yang ditempuh administrasi swastadan berkaitan erat dengan beberapa kelompok swasta dan individu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.(Nigro dalam Yeremias, 2004; 5) Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa administrasi publikberhubungan dengan sistem penyelenggaraan negara, dalam arti bahwa administrasi publik dalam menjalankantugasnya tidak dapat telepas dari sub-sub sistem diluar penyelenggaraan pemerintahan (eksekutif). Eksekutif harusbekerjasama dengan legislatif dan yudikatif serta pemangku kepentingan lainnya didalam proses pembuatan kebijakandan pemberian pelayanan bagi masyarakat luas. Hubungan antar lembaga tersebut telah diatur didalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sumber hukum negara, selain itu UUD 1945 juga memuat tujuan dari pembangunanyang harus dicapai oleh para penyelenggara negara.             UUD 1945 didalam perjalanannya terbagi menjadi dua tahapanpenting, tahap pertama yaitu ketika masa orde baru (sebelum reformasi) dan orde reformasi (setelah reformasi). Padatahap pertama yaitu masa orde baru UUD 1945 menjadi sebuah Undang-Undang yang kukuh berdiri selama tiga puluhtahun lebih tanpa ada perubahan sedikit pun. UUD 1945 dengan segala keterbatasannya seolah menjadi kitab sucipenyelenggaraan pemerintahan pada saat itu dan menjadi landasan yuridis formal untuk melanggengkan kekuasan rejimorde baru. Kedua sesudah reformasi UUD 1945 sejak tahun 1999 sampai dengan 2004 sudah mengalami empat kaliamademen, tujuan amandemen tersebut adalah untuk memperbaiki sistem administrasi negara menuju kepemerintahanyang baik dimasa datang. Sehubungan dengan amandemen UUD 1945 tersebut, sistem admiistrasi negara di dalamUUD 1945 telah diupayakan untuk ditata kembali dan disesuaikan dengan perkembangan sosial politik yang terjadi diIndonesia. Sasaran dari pengembangan sistem administrasi negara adalah untuk meningkatkan dan mendayagunakansistem administrasi negara dalam seluruh dimensi dan prosesnya untuk terus berkembang mensikapi tuntutan reformasidalam penyelengaraan negara.Namun, didalam pelaksanaannya masih banyak penyimpangan dari UUD 1945 tersebut.Setelah dilakukan amandemen ancaman disintegrasi bangsa masih terjadi seperti di Aceh, Maluku dan Papua,Koordinasi antar daerah yang semakin sulit dan kacau dalam menciptakan harmonisasi pembangunan antar daerah,pembagian “kue” pambangunan ekonomi yang belum merata, hubungan kerja antar eksekutif dan legislatifyang belum mulus serta masih banyak permasalahan lain yang belum sesuai dengan harapan dari amandementersebut. Hal ini lebih dikarenakan belum adanya landasan berpikir yang sama, pijakan, arah, implementasi, danpengembangan sistem administrasi negara. Aktualisasi check and balances systems yang tidak optimal, dokumenpembangunan yang tidak sistematis, disharmonisasi regulasi, dan pengawasan tanpa kontrol, merupakan beberapafaktor penyebab pembangunan admministrasi negara belum berjalan secara efektif dan efisien. Namun, apabila diurailebih lanjut, berbagai permasalahan tersebut lebih disebabkan kelemahan UUD 1945 yang diperparah dengankebebasan pemaknaan terhadap norma konstitusi berdasarkan kepentingan sektoral. II.         Perumusan Masalah.            Berdasarkan penjelasan diatas maka permasalahan yang dihadapi dalam rangka perbaikansistem administrasi berdasarkan UUD 1945 adalah sebagai berikut :1.       Bagaimakah arah kebijakan pembangunan sistemadministrasi negara berdasarkan konstitusi?2.       Bagaimanakah agenda transformasi pengembangan administrasi negaradisesuaikan dengan kebutuhan reformasi penyelenggaraan negara? III.        Tujuan             Dalam rangka perbaikan sistemadministrasi berdasarkan konstitusi UUD 1945 adalah :1.       Merumuskan arah kebijakan pembangunan danpengembangan sistem administrasi negara berdasarkan konstitusi2.       Merumuskan agenda transformasi pengembanganadministrasi negara disesuaikan dengan kebutuhan reformasi penyelenggaraan negara.IV.        PembahasanIV.1      Nilai-Nilai Dasar Kebangsaan Dalam UUD 1945.VI.1.1   Dasar Negara                        Didalam pembukaan UUD1945 alinea keempat disebutkan yaitu “..............Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

Page 2: File

berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia danKerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkansuatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Didalam alinea tersebut disebutkan tentang Pancasila yangmerupakan dasar negara dan merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Sila Pertama Ketuhanan YangMaha Esa mengandung arti bahwa Negara Indonesia adalah negara yang berketuhanan dengan menghormati antarumat beragama yang berbeda di Indonesia. Sila kedua  Kemanusiaan yang adil dan beradab mengadung arti bahwaBangsa Indonesia menghormati hak-hak asasi setiap warga negara dan menjamin keadilan bagi seluruh bangsaIndonesia. Sila Ketiga Persatuan Indonesia mengadung makna bahwa walaupun Indonesia terdiri berbagai suku bangsanamun tetap bersatu dalam negara kesatuan republik Indonesia. Sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan mengadung arti bahwa Negara Indonesia adalah negara demokratisserta mengedepankan musyawarah mufakat. Kelima  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung maknabahwa bangsa Indonesia senantiasa mengupayakan keadilan dan kemakmuran dengan menggunakan kekayaanalamnya serta memberikan kesempatan dan melindingi masyarakat ekonomi lemah. Pancasila sebagai dasar merukanhal yang paling mendasar dan akan dilestarikan nilai-nilainya sampai generasi yang akan datang.   IV.1.2   Cita-Cita BangsaIndonesia.            Cita-cita bangsa Indonesia yang juga sebagi Visi kemerdekaan bangsa tercantum pada pembukaan UUD1945 alinea kedua yaitu : ”....................mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaanNegara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.IV.1.3   Tujuan Bangsa Indonesia.                      Tujuan bangsaIndonesia tercantum pada membukaan UUD 1945 disebutkan sebagai berikut :“Kemudian dari pada itu untukmembentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahIndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakanketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” Tujuan di dalam alineaketiga ini adalah merupakan misi dan penjabaran visi yang dalam cita-cita bangsa Indonesia. Misi ini merupakan tugasyang harus diemban dan selalu diupayakan dalam pembangunan bangsa Indonesia             Penjabaran idiologi, cita-cita dantujuan bangsa Indonesia yang tercatum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan arah perjuangan seluruh bangsaIndonesia dalam melaksanakan pembangunan. Disamping itu juga, pembukaan UUD 1945 harus dijadikan pedomandalam sistem penyelenggaraan negara sehingga tercapai tujuan pembangunan bangsa Indonesia.                          IV.2      Tinjauan empiriskebijakan pembangunan dan pengembangan sistem administrasi negara berdasarkan norma-norma dalam UUD1945.IV.2.1   Lingkup Perubahan UUD 1945 Dalam Sistem Administrasi Negara.            Seperti yang sudah dijelaskan diatasbahwa batang tubuh UUD 1945 telah mengalami revisi sebanyak empat kali. Tujuan utamanya yaitu menjadikan UUD1945 sebagai Undang-Undang yang lebih demokratis dan sesuai dengan perubahan kondisi bangsa Indonesia.Perubahan atau amandemen UUD 1945 tersebut juga mempengaruhi perubahan didalam sistem administrasi negara.Sistem Administrasi Negara pada dasarnya terbagi menjadi dua kelompok yaitu Proses penyelenggaraan negara danproses penyelenggaraan pemerintahan. Tinjauan empiris amandemen dari UUD terhadap kedua proses penyenggaraannegara dan penyelenggaraan pemerintahan adalah sebagai berikut:            A. Sistem Penyelenggaraan Negara.SistemPenyelenggaraan Negara, sebagai perwujudan kelembagaan negara dan pengelolaan dalam seluruh kebijakan danproses kegiatan lembaga-lembaga negara beserta aparatur negara dan rakyat dalam rangka mencapai tujuan bernegaraseperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Sistem penyelenggaraan negara meliputi seluruh aparatur negarabeserta organisasi politik, kemasyarakatan dan dunia usahayang berkembang sesuai dengan kehidupan dan kemajuanbangsa.            B. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan.Sistem penyelenggaraan pemerintahan adalah perwujudan daripemyelengaraan kekuasaan negara yang dimanatkan kepada Presiden Republik Indonesia uantu dilaksanakan melaluipembantu dan perangkat kelembagaan dibawahnya baik pusat maupun daerah serta tata hubungan fungsional denganlembaga negara berdasarkan kewenagan masing-masing. Kesemuanya tersebut dalam rangka mencapai tujuanpembangunan nasional seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Sistem penyelenggaraan pemerintahanmeliputi presiden beserta seluruh apararur pemerintahan baik di pemerintah pusat maupun daerah dengan seluruhorganisasi politik, kemasyarakatan, dunia usaha yang berkembang sesuai dengan kehidupan bangsa. IV.2.2   PokokPikiran Amandemen UUD 19451.       Amandemen Kesatu          Amandemen pertama UUD 1945 terjadi pada awal reformasidilakukan, seiring dengan jatuhnya rejim orde baru pemerintahan dituntut menjadi lebih demokratis. Revisi UUD 1945diarahnkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dengan merubah pasal-pasal yang dianggap terlalueksekutif sentris. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan yang dilakukan pada Bab III tentang kekuasaanpemerintahan. Hal-hal yang penting pada perubahan Bab III tersebut adalah :a.       Presiden tidak lagi berwewengan penuhterhadap pembuatan UU tetapi hanya mengusulkan saja, kewenagan persetujuan pembuatan UU tersebut ada ditanganDPR.b.       Pembatasan masa jabatan presiden dari yang berkuasa tanpa batas waktu menjadi hanya dua periode saja.c.      Pengurangan kewenangan presiden dalam urusan diplomatik dimana presiden dalam harus dengan persetujuan DPRdidalam mengangkat pejabat diplomatik.d.       Pengurangan kewenangan presiden didalam kekuasaan kehakiman, presidendalam memberikan grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi harus dengan persetujuan MA dan DPR.  e.       Pengangkatanmenteri merupakan wewengan presiden sehingga bebas dari intervensi politik.Pergeseran penting yang terjadi adalahpergeseran kekuasaan pembuatan perudangan yaitu dari eksekutif ke legislatif. Pada Bab VII tentang Dewan PerwakilanRakyat  pada pasal 20 ayat 1 secara jelas disebutkan bahwa DPR memegang kekuasaan membentuk UU.  2.      Amandemen kedua.Perubahan atau amandemen UUD 1945 yang kedua mempunyai dua tema pokok yaitu otonomidaerah dan hak asazi manusia. Pokok  perubahan pertama ditujukan mengurangi sentralisasi yang selama ini dipegangoleh pemerintah pusat, sentralisasi kewenangan mengakibatkan daerah tidak berkembang sedangkan sumber dayayang dihasilkannya seagian besar terserap oleh pemerintah pusat. Dengan adanya otonomi daerah tersbut diharapkandapat mendorong daerah-daerah untuk lebih mandiri dalam mengelola dan memanfaatkan potensi daerahnya. Haltersebut tercermin di dalam Bab IV tentang Pemerintahan Daerah, didalam pasal-pasal dan ayat-Ayat diatur tentangpemerintahan daerah, hubungan pemerintah pusat dan daerah, pendelegasian kewenganan pusat ke daerah,

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

Page 3: File

pembentukan peraturan dan pengakuan atas keanekarahgaman adat daerah.      Pokok pikiran utama lain adalah tentangpengakuan hak asasi manusia, hal tersebut dilatar belakangi adanya pelanggaran hak azasi manusia padapemerintahan orde lama dan orde baru. Pencantuman hak azasi manusia pada UUD 1945 ditujukan agar ada kepastianhukum terhadap hak azasi manusia sesuai dengan sila kedua Pancasila yaitu kemanusian yang adil dan beradab.Pengakuan tentang hak azasi manusia tersebut tercantum dalam BaB X A tentang Azasi Manusia dalam pasal-pasaldidalamnya mengatur hal-hal antara lain sebagai berikut : a.       Hak hidup, b.       Hak membentuk keluarga, c.       Hakmengembangkan diri, hak atas perlindungan hukum, kebebasan dalam beragama, berbicara, mengemukakan pendapat,berserikan dan berkumpuld.       Hak atas milik pribadie.       Tanggungjawab pemerintah untuk melindungi hak azasi manusiaf.        Kewajiban menegakkan HAMg.       Pembatasan penerapan HAM atas dasar moral, nilai agama serta keamanan danketertiban Perubahan-perubahan yang lain pada amandemen kedua yaitu tentang dewan Perwakilan Rakyat, dimanapada Bab VII tersebut mencantumkan perluasan hak dewan terutama pada pembuatan perudangan dimana presidentidak dapat memveto usulan dewan karena setelah 30 hari tidak mendapat tanggapan usulan tersebut wajibdiundangkan. Selain itu juga membahas hak DPR dalam fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan, untuk dapatmelaksanakan fungsinya anggota DPR juga mempunyai hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapatserta hak imunitas. 3.       Amandemen ketigaAmandemen ketiga merupakan suatu proses yang tidak terlepas dariamandemen sebelumnya. Amandemen ketiga tersebut lebih menekankan adanya reformasi didalam susuna dankedudukan lembaga-lembaga tinggi negara. Pokok-pokok perubahan pada amandemen ketiga  adalah sebagai berikut:a.       Negara hukum, pada Bab I pasal 1 ayat 3 ini menekankan kembali bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.b.      Pembatasan kewengana MPR untuk memberhentikan presiden, proses pemberhentian presdien diatur dalam Bab IIIpasal 7A sampai dengan Pasal 7B ayat 1 sampai dengan ayat 7. Proses Impeachment presiden harus atas usulan DPRdan mendapatkan putusan dari Mahkamah Konstitusi baru kemudian diusulkan kepada MPR.c.       Pemilihan Presiden,dalam Bab III pasal 6 dan 6A mengatur tentang tata cara pemilihan presiden. Hal yang penting didalam pasal ini adalahbahwa presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat bukan dipilih oleh MPR.d.       DPR tidak bisa dibubarkanoleh oleh presiden, hal tersebut dijelaskan pada Bab III Pasal 7C. Hal tersebut dimaksudkan agar posisi keduanyaseimbang dan terjadi keseimbangan dan saling kontrol diantara kedua lembaga tersebut. e.       Pembentukan DewanPerwakilan Daerah, pembentukkan DPD tersebut dimaksudkan agar kepentingan daerah juga terwakili di dalam DPRjadi proses pembuatan Undang-undang dan kebijakan negara.f.         Perubahan proses pemilu, pada Bab VIIB tentangPemilu disebutkan bahwa pemilu diadakan untuk meilih anggota DPR, DPRD, DPD serta Presiden dan wakilnya. Pemiludiadakan lima tahun sekali yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).g.       Penganggaran prosespenggaran diawali denga usulan Presiden tentang RAPBD kepada DPR untuk dibahas besama. Apabila tidak disetujuimaka digunakan APBN tahun sebelumnya.h.       BPK peraturan tentang BPK diatur dalam Bab VIIA. Didalam Bab tersebutdisebutkan bahwa BPK adalah lembaga yang independen dalam menjalakan tugasnya. Hasil pemeriksaan BPKdilaporkan kepada DPR, DPD dan DPRD untuk ditindak lanjuti.i.         Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamahagung guna menegakkan peraturan perundangan,j.         Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkanpengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,keluhuran martabat, serta perilaku hakim.k.       Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama danterakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutussengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UndangUndang Dasar, memutuspembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 4.       AmandemenkeempatAmandemen keempat diarahkan untuk memperbaik penyelenggaran negara dan penekanan perhatian padapendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Pada amandemen keempat diubah hal-hal sebagai berikut :                                                       a.      MPR padaBab II pasal 2 menyebutkan bahwa anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilu. Jadianggota MPR tidak ada lagi yang berasal dari penunjukkan.                                                       b.      Pemilu, proses pemilu pemilihan presiden dilakukanmelalui putaran kedua apabila pada putaran pertama gagal memperoleh pemenang. Perubahan ini menunjukkan bahwaproses pemilihan presiden ditentukan oleh rakyat secara demokratis  bukan lembaga-lembaga yang lain.                                                       c.      PembubaranDPA, DPA sudah tidak lagi diperlukan dalam posisi Lembaga Tinggi Negara karena pada kenyataannya lembaga initidak pernah kontribusi yang cukup sesuai dengan tugas pokoknya.                                                        d.      Masalah keuangan dibuah didalam Bab VII,didalam bab tersebut tidak ditentukan jenis mata uang hal tersebut untuk mengantisipasi perubahan perekonomianregional dimasa datang.                                                       e.      Pendidikan dan Kebudayaan diubah dalam Bab XIII, didalam bab tersebut pada intinyamenekankan kembali hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang baik, dengan alokasi anggaran yangmemadahi.                                                         f.      Perekonomian dan Kesejahteraan sosial diubah dalam Bab XIV, pada intinya menyatakan bahwaperekonomian diusahakan pemerintah terdistribusi secara adil dan merata. Disamping itu juga menekanankan kembalibahwa pemerintah berkewajiban untuk memelihara warga negara yang hidup miskin serta mengembangkan jaminansosial bagi seluruh warganya.                                                       g.      Perubahan UUD diatur dalam Bab XVI pasal 37 dalam pasal tersebut diatur ketentuandan syarat perubahan UUD kecuali negara kesatuan Republik Indonesia.    IV.3      Identifikasi permasalahan dalam UUD1945 (constitutional problems) yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara.          UUD 1945merupakan merupakan produk konstitusi yang melandasi dua rejim yaitu orde lama dan orde baru, seperti yang sudahkita ketahui bahwa kedua rejim tersebut sarat dengan kelemahan-kelemahan. Menurut Mahfud, didalam UUD 1945terdapat lima kelemahan dasar yaitu :1.       Konstitusi yang Sarat Eksekutif.Konstitusi UUD 1945 syarat dengan kekuasaaneksekutif dimana presiden memegang kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislasi.2.       Kurangnya Sistem Check andBalances.Didalam UUD 1945 asli MPR dinyatakan sebagai lembaga tertinggi negara namun didalam prakteknya MPRtidak dapat mengendalikan presiden. Di dalam UUD 1945 tersebut juga tidak secara jelas memisahkan kekuasaaneksekutif, legislatif dan yudikatif sehingga tidak berhasil menciptakan mekanisme check and balances yang baik.Kegagalan tersebut menciptakan kekuasaan kekuasaan presiden yang dominan diatas legislatif dan yudikatif.3.       Terlalubanyak Pendelegasian ke tingkat Undang-Undang.Pendelegasian UUD 1945 ketingkat Undang-Undang menimbulkan

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

Page 4: File

problem ketika presiden sebagai kepala eksekutif diberikan kukuasaan yang besar didalam pembuatan perundangan(legislasi). Ketidakseimbangan kekuasaan antara presiden dengan DPR (legislatif) menyebabkan presiden dapatmembuat UU sesuai dengan kondisi yang diharapkannya, sehingga dikhawatirkan muncul otoriterisme.4.       Masih AdanyaPasal-Pasal yang Multi Tafsir.Pasal-pasal yang mengandung multi tafsir atau pasal-pasal karet ini yang dikemudiandimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan atas nama UU. Pasal-pasal tersebut memberikan keleluasaan bagieksekutif untuk menafsirkan pasal tersebut sesuai dengan kepentingannya.5.       Praktek UUD 1945 sangat tergantungPolitical Will dari pemerintah.  Ketidakjelasan pasal-pasal tersebut ditas menyebabkan pelaksanaan UUD 1945 sangattergantung dari kemamuan pemerintah. Kekuasaan yang tak terkontrol dengan penyeimbang yang baik akan membuateksekutif menjadi pemerintah yang otoriter seperti yang terjadi pada orde lama dan orde baru.Didalamperkembangannya pasal-pasal tersebut diperbaiki didalam amandemen UUD 1945 seperti yang sudah dijelaskan padabab-bab sebelumnya. Namun, sampai saat ini masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik pusatmaupun daerah. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :1.       Tidak jelasnya sistem parlemen di Indonesia, parlemendi Indonesia terdiri dari DPR, DPD dan MPR. Sedangkan MPR adalah lembaga tinggi negara yang mempunyaikekuasan sendiri namun anggotanya adalah anggota dari DPR dan DPD.2.       Reformasi eksekutif sampai saat ini presidenmasih belum terbebas dari cengkraman partai-partai politik. Presiden yang diusulkan melalui partai politik cenderungmelakukan politik balas budi kepada partai yang mencalonkannya.3.       Reformasi legislatif pada amandemen UUD 1945sudah dilkukan yaitu dengan menggeser kekuasan eksekutif ke legiaslatif untuk menciptakan sistem Check andBalances yang baik. Namun, dalam implementasinya perubahan ini membuat DPR/D seperti menjadi lembaga superiorkarena kesalahan penafsiran UU bagi sebagian anggota DPR/D.4.       Pelaksanaan otonomi daerah banyak multi tafsirsehingga implementasi didaerah berbeda-beda. Eforia otonomi menimbulkan banyak permasalahan terutama egokedaerahan dan sulitnya koordinasi antar daerah.5.       Masih tingginya kebocoran anggaran dan kesalahan pengelolaanSDA menyebabkan efisiensi anggaran dan pendapatan negara yang baik belum tercapai. Kebocoran tersebutmengakibatkan rendahnya pelayanan pemerintah di bidang pendidikan dan belum tercapainya kesejahteraanmasyarakat.                   IV.4      Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Administrasi Negara Di Masa Datang, Disesuaikan DenganTuntutan Reformasi Administrasi Negara. 1.       Adanya pembagian kewenangan yang lebih tegas antara eksekutif, legislatifdan yudikatif dalam rangka menciptakan mekanisme check and balances yang lebih baik.2.       Memberikan peluangkepada calon independen untuk mengikuti proses pemilihan presiden dan wakil presiden dalam menciptakan netralitasbirokrasi.3.       Memperbaiki regulasi rekruitmen calon anggota DPR dari partai politik agar sumber daya manusia menjadilebih baik 4.       Mempercepat penyusunan regulasi pelaksanaan UU No32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerahsehingga pelaksanaan otonomi daerah tidak dilaksanakan secara multi tafsir.5.       Mempercepat pemberantasan korupsi.6.      Menyusun UU tentang etika penyelegaraan negara yang mengatur prilaku setiap penyelenggara negara.                         V.        KESIMPULAN DAN REKOMENDASIV.1       Kesimpulan.1.       Amandemen UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kalidan mengarah kepada kontitusi yang lebih demokratis, Namun dalam praktennya belum mampu merespon tuntutanreformasi dalam penyelenggaraan negara.2.       Fenomena yang muncul dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah kurangadanya koordinasi antar daerah sehingga menciptakan disharmoni pembangunan antar daerah.3.       Munculketidakseimbangan kewenangan antara eksekutif dan legislatif yang disebabkan adanya dominasi kewengan legislatif.4.      Belum tercapainya tujuan pembangunan nasional sperti yang dirumuaskan dalam pembukaan UUD 1945. Hal tersebutdisebabkan adanya pelanggaran etika penyelenggaran pemerintahan yang melahirkan tingginya angka korupsi  V.2      Saran.Kebijakan pembangunan Sistem Administrasi Negara berdasarkan konstitusi diarahkan pada :1.       Pengembangansistem pemerintahan yang demokratis berbasis nilai-nilai yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.2.      Pengembangan sistem check and balances antar lembaga-lembaga negara sehingga tercipta keseimbangankewenangan.3.       Penataan sistem otonomi daerah yang mengarah kepada kemandirian, pemberdayaan daerah dansikronisasi pembangunan antar daerah.4.       Pengembangan etika penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah kepadaterwujudnya good governance.DAFTAR REFERENSI Denny Indrayana, Ph.D, Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran, Mizan,Bandung, 2007. Rohdewohld Rainer; Public Administration in Indonesia; Montech PTY, Australia; 1995. LAN, SistemAdministrasi Negara Buku III, Lembaga Administrasi Negara; Jakarta; 2004. Inu Kencana Syafiie, Drs, Msi; SistemPemerintahan Indonesia; Rieneka Cipta; Jakarta; 2002 Undang-Undang Dasar 1945 revisi 1 sampai dengan 4      LAMPIRAN PERUBAHAN UUD 1945 AMANDEMEN PERTAMABab III Kekuasaan Pemerintahan Negara Presidenberhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (Bab III pasal 5)Presiden dan WakilPresiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanyauntuk satu kali masa jabatan.(Bab III, Pasal 7)Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpahmenurut agama, atau berjanji dengan sungguhsungguh dihadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau DewanPerwakilan Rakyat sebagai berikut : Sumpah Presiden (Wakil Presiden): “ Demi Allah, saya bersumpah akanmemenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaikbaiknya danseadiladilnya, memegang teguh UndangUndang Dasar dan menjalankan segala undangundang dan peraturannyadengan seluruslurusnya serta berbakti, kepada Nusa dan Bangsa”. Janji Presiden (Wakil Presiden) :“Sayaberjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden RepublikIndonesia) dengan sebaikbaiknyadan seadiladilnya, memegang teguh UndangUndang Dasar dan menjalankan segalaundangundang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa” . (Bab IIIpasal 9 ayat 1) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat mengadakan sidang,Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguhsungguh di hadapan pimpinanMajelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung. (Bab III pasal 9 ayat 2)Dalam halmengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.(Bab III, Pasal 13, ayat 3)Presidenmenerima penempatan duta negara lain dengan menperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. .(Bab III,

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

Page 5: File

Pasal 13, ayat 3)Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. .(BabIII, Pasal 14, ayat 1)Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan PerwakilanRakyat. (Bab III, Pasal 14, ayat 2)Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lainlain tanda kehormatan yang diatur denganundang-undang.(Bab III pasal 15) Bab V. Kementrian Negara  Menterimenteri itu diangkat dan diberhentikan olehPresiden. (Bab V. Pasal 17 Ayat 2)Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. (Bab V. Pasal 17Ayat 3) Bab VII DPR  Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undangundang. (Bab VII pasal 20ayat 1)Setiap rancangan undangundang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapatpersetujuan bersama. (Bab VII pasal 20 ayat 2)Jika rancangan undangundang itu tidak mendapat persetujuan bersama,rancangan undangundang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. (Bab VIIpasal 20 ayat 3)Presiden mengesahkan rancangan undangundang yang telah disetujui bersama untuk menjadiundangundang. (Bab VII pasal 20 ayat 4)Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancanganundangundang. (Bab VII pasal 21)  AMANDEMEN KEDUA Bab IV Pemerintahan Daerah  Negara Kesatuan RepublikIndonesia dibagi atas daerahdaerah rovinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiapprovinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. (Bab IV pasal18 ayat 2)Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusanpemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. (Bab IV pasal 18 ayat 3)Pemerintahan daerah provinsi,daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan. (Bab IV pasal 18 ayat 4)Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. (Bab IV pasal 18 ayat 5)Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masingsebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. (Bab IV pasal 18 ayat6)Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undangditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. (Bab IV pasal 18 ayat 7)Pemerintahan daerah berhak menetapkanperaturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. (Bab IV pasal 18ayat 8)Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. (Bab IV pasal 18ayat 9)Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antaraprovinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan Undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragamandaerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antarapemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. (Bab IV pasal 18a ayat 1)Negara mengakui dan menghormati satuan-satuanpemerintahan daerah yang bersifatkhusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undangundang. (Bab IV pasal 18b ayat 1)Negara mengakui danmenghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dansesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. (Bab IV pasal 18b ayat 2) Bab VII Dewan Perwakilan Rakyat  Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melaluipemilihan umum. (Bab VII pasal 19 ayat 1)Susunan Dewan Perwakilan rakyat diatur dengan undangundang. (Bab VIIpasal 19 ayat 2)Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. (Bab VII pasal 19 ayat 3)Dalamhal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tigapuluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadiundang-undang dan wajib diundangkan. (Bab VII pasal 20 ayat 5)Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi,fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. (Bab VII pasal 20a ayat 1)Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yangdiatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hakangket, dan hak menyatakan pendapat. (Bab VII pasal 20a ayat 2)Selain hak yang diatur dalam pasal-pasallain Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul danpendapat, serta hak imunitas. (Bab VII pasal 20a ayat 3) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyatdan hak anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undangundang. (Bab VII pasal 20a ayat 4)Ketentuan lebihlanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang. (Bab VII pasal 22a )AnggotaDewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalamundang-undang.  (Bab VII pasal 22b ) Bab IX A Wilayah Negara  Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuahnegara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. (Bab IXA Pasal 25a) Bab X Warga Negara dan Penduduk  Yang menjadi warga negara ialah orang-orangbangsa Indonesia asli dan Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (BabX Pasal 26 ayat 1)Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. (Bab XPasal 26 ayat 2)Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan Undang-Undang. (Bab X Pasal 26 ayat3)Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.( Bab X Pasal 27) BAB XA HAKASASI MANUSIAPasal 28A Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.(Bab XA Pasal 28A)Pasal 28B Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinanyang sah. (Bab Xa Pasal 28b Ayat 1)Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang sertaberhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (Bab Xa Pasal 28b Ayat 2) Pasal 28C Setiap orang berhakmengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaatdari  lmupengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraanumat manusia. (Bab Xa Pasal 28c Ayat 1)Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknyasecara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. (Bab Xa Pasal 28c Ayat 2)Pasal 28D Setiaporang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang samadihadapan hukum. (Bab Xa Pasal 28d Ayat 1)Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuanyang adil dan layak dalam hubungan kerja. (Bab Xa Pasal 28d Ayat 2)Setiap warga negara berhak memperolehkesempatan yang sama dalam pemerintahan. (Bab Xa Pasal 28d Ayat 3)Setiap orang berhak atas statuskewarganegaraan. (Bab Xa Pasal 28d Ayat 4)Pasal 28E Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

Page 6: File

agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggaldiwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. (Bab Xa Pasal 28e Ayat 1)Setiap orang atas kebebasanmeyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (Bab Xa Pasal 28e Ayat 2)Setiaporang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. (Bab Xa Pasal 28e Ayat 3)Pasal 28FSetiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungansosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasidengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. (Bab Xa Pasal 28F )Pasal 28G Setiap orang berhak atasperlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhakatas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakanhak asasi. (Bab Xa Pasal 28G Ayat 1)Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yangmerendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. (Bab Xa Pasal 28G Ayat2)Pasal 28H Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidupbaik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (Bab Xa Pasal 28H Ayat 1)Setiap orang mendapatkemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaandan keadilan. (Bab Xa Pasal 28H Ayat 2)Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangandirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. (Bab Xa Pasal 28H Ayat 3) Setiap orang berhak mempunyai hakmilik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun. (Bab Xa Pasal 28HAyat 4) Pasal 28I Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hakuntuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasarhukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. (Bab Xa Pasal28I Ayat 1)Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhakmendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. (Bab Xa Pasal 28I Ayat 2)Identitas budayadan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. (Bab Xa Pasal 28I Ayat3)Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutamapemerintah. (Bab Xa Pasal 28I Ayat 4)Untuk menegakan dan melindungi hak assi manusia sesuai dengan prinsipnegara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturanperundanganundangan. (Bab Xa Pasal 28I Ayat 5)Pasal 28J Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia oranglain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Bab Xa Pasal 28J Ayat 1)Dalam menjalankanhak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang denganmaksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untukmemenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umumdalam suatu masyarakat demokratis. (Bab Xa Pasal 28J Ayat 2) Bab XII PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARAPasal 30 Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. (Bab XIIPasal 30 Ayat 1)Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamananrakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagaikekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. (Bab XII Pasal 30 Ayat 2)Tentara Nasional Indonesia terdiriatas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. (Bab XII Pasal 30 Ayat 3)Kepolisian Negara Republik Indonesiasebagai alat negara yang menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayanimasyarakat, serta menegakkan hukum. (Bab XII Pasal 30 Ayat 4)Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia,Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian NegaraRepublik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya,  syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanandan keamanan diatur dengan undangundang. (Bab XII Pasal 30 Ayat 5) BAB XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANGNEGARA , SERTA LAGU KEBANGSAAN Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan BhinnekaTunggal Ika. (Bab XV Pasal 36A)Pasal 36B Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya. (Bab XII Pasal 36B)Pasal 36CKetentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur denganundangundang. (Bab XII Pasal 36C)  AMANDEMEN KETIGABAB I BENTUK DAN KEDAULATAN Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UndangUndang Dasar. (Bab I Pasal 1 Ayat 2) Negara Indonesia adalah negarahukum. (Bab I Pasal 1 Ayat 3) BAB IIMAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYATPasal 3 Majelis PermusyawaratanRakyat berwenang mengubah dan menetapkan UndangUndang Dasar. (Bab II, Pasal 3 ayat 1) BAB III KEKUASAANPEMERINTAHAN NEGARAPasal 6 Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesiasejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernahmengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaiPresiden dan Wakil Presiden. (Bab III, Pasal 6 ayat 1)Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diaturlebih lanjut dengan undangundang. (Bab III, Pasal 6 ayat 2)Pasal 6A Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satupasangan secara langsung oleh rakyat. (Bab III, Pasal 6A ayat 1)Pasangan calon Presiden dan Wakil Presidendiusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihanumum. (Bab III, Pasal 6A ayat 2)Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari limapuluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsiyang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. (Bab III,Pasal 6A ayat 3)Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam undangundang.(Bab III, Pasal 6A ayat 4)Pasal 7A Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya olehMajelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukanpelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atauperbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. (Bab

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

Page 7: File

III, Pasal 7A )Pasal 7B Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan PerwakilanRakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepadaMahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presidendan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela~ dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau WakilPresiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. (Bab III, Pasal 7B ayat 1)PendapatDewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebutataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaanfungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat. (Bab III, Pasal 7B ayat 2)Pengajuan permintaan Dewan PerwakilanRakyat kepada Mahkamah Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurangkurangnya 2/3 dari jumlahanggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 darijumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. (Bab III, Pasal 7B ayat 3)Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili,dan memutus denganSeadil-adilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lama sembilan puluhhari setelah permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi. (Bab III, Pasal 7B ayat4)Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaranhukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatantercela~ dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presidendan/atau WakilPresiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usulpemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat. (Bab III, Pasal 7B ayat5)Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyattersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut. (Bab III, Pasal 7Bayat 6)Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harusdiambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurangkurangnya 3/4 dari jumlahanggota dan disetujui oleh sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau WakilPresiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat. (BabIII, Pasal 7B ayat 7)Pasal 7C Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat.(Bab III, Pasal 7C)Pasal 8 Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannyadalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya. (Bab III, Pasal 8 ayat1)Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambatlambatnya dalam waktu enam puluh hari, MajelisPermusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan olehPresiden. (Bab IIi, Pasal 8 ayat 2)Pasal 11 Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkanakibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/ataumengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.(Bab III, Pasal 11 ayat 2)Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang. (Bab III,Pasal 11 ayat 2) BAB V KEMENTERIAN NEGARAPasal 17 Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementeriannegara diatur dalam undang-undang. (Bab V, Pasal 17) BAB VIIA  DEWAN PERWAKILAN DAERAHPasal 22C AnggotaDewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum. (Bab VIIA, Pasal 22C ayat 1)AnggotaDewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerahitu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. (Bab VIIA, Pasal 22C ayat 2)Dewan PerwakilanDaerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. (Bab VIIA, Pasal 22C ayat 3)Susunan dan kedudukan DewanPerwakilan Daerah diatur dengan undang-undang. (Bab VIIA, Pasal 22C ayat 4) Pasal 22D Dewan Perwakilan Daerahdapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomidaerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumberdaya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.(Bab VIIA, Pasal 22D ayat 1)Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yangberkaitandengan otonomi daerah~ hubungan pusat dan daerah~ pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah~pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah~serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaranpendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.(Bab VIIA, Pasal 22D ayat 2)Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dandaerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan danbelanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan PerwakilanRakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. (Bab VIIA, Pasal 22D ayat 3)Anggota Dewan PerwakilanDaerah dapat diberhentikan dari jabatannya,yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undangundang. (Bab VIIA,Pasal 22D ayat 4) BAB VIIB PEMILIHAN UMUMPasal 22E Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum,bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. (Bab VIIB, Pasal 22E ayat 1)Pemilihan umum diselenggarakanuntuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah. (Bab VIIB, Pasal 22E ayat 2)Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota DewanPerwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik. (Bab VIIB, Pasal 22E ayat3)Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan. (Bab VIIB, Pasal22E ayat 4)Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, danmandiri. (Bab VIIB, Pasal 22E ayat 5)Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.(Bab VIIB, Pasal 22E ayat 1) BAB VIII HAL KEUANGANPasal 23 Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagaiwujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undangundang dan dilaksanakan secara

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

Page 8: File

terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Bab VIII, Pasal 23 ayat 1)Rancanganundang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DewanPerwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. (Bab VIII, Pasal 23 ayat 2)ApabilaDewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan olehPresiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu. (Bab VIII, Pasal 23 ayat3) Pasal 23A Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.(Bab VIII, Pasal 23A ) Pasal 23C Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang. (Bab VIII, Pasal23C) BAB VIIIA BADAN PEMERIKSA KEUANGANPasal 23E Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentangkeuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. (Bab VIIIA, Pasal 23E ayat1)Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, danDewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya. . (Bab VIIIA, Pasal 23E ayat 2)Hasil pemeriksaantersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang. . (Bab VIIIA, Pasal 23Eayat 3) Pasal 23F Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikanpertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden. . (Bab VIIIA, Pasal 23F ayat 1)Pimpinan BadanPemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota. . (Bab VIIIA, Pasal 23E ayat 2) Pasal 23G Badan PemeriksaKeuangan berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. . (Bab VIIIA, Pasal 23G ayat1)Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan Undang-undang. . (Bab VIIIA, Pasal 23Gayat 2) BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMANPasal 24 Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untukmenyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. (Bab IX, Pasal 24 ayat 1)Kekuasaan kehakimandilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilanumum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan olehsebuah Mahkamah Konstitusi. . (Bab IX, Pasal 24 ayat 2) Pasal 24A Mahkamah Agung berwenang mengadili padatingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang,danmempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.(Bab IX, Pasal 24A ayat 1)Hakim agung harusmemiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum. (Bab IX,Pasal 24A ayat 2)Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkanpersetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden. (Bab IX, Pasal 24A ayat 3)Ketua dan wakilketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung. (Bab IX, Pasal 24A ayat 4)Susunan, kedudukan,keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung serta badan peradilan di bawahnya diatur dengan undangundang.(Bab IX, Pasal 24A ayat 5) Pasal 24B Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatanhakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,serta perilaku hakim. (Bab IX, Pasal 24B ayat 1)Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan danpengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. (Bab IX, Pasal 24B ayat2)Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.(Bab IX, Pasal 24B ayat 3)Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang-undang. (BabIX, Pasal 24B ayat 3)  Pasal 24C Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketakewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UndangUndang Dasar, memutus pembubaran partaipolitik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. (Bab IX, Pasal 24C ayat 1) Mahkamah Konstitusi wajibmemberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atauWakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar. (Bab IX, Pasal 24C ayat 2)Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilanorang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MahkamahAgung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden. (Bab IX, Pasal 24C ayat 3)Ketua danWakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim konstitusi. (Bab IX, Pasal 24D ayat 4)Hakim konstitusiharus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi danketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara. (Bab IX, Pasal 24D ayat 5)Pengangkatan danpemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur denganundang-undang. (Bab IX, Pasal 24D ayat 6) AMANDEMEN KEEMPATBAB IIMAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYATMajelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan erwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerahyang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang. (Bab II, Pasal 2 ayat 1)MajelisPermusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. (Bab II, Pasal 3 ayat 2) Majelis PermusyawaratanRakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar. (Bab II, Pasal 3 ayat 3) BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Dalam hal tidak ada pasangancalon Presiden dan Wakil Presiden terpilih dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan keduadalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyakdilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. (Bab III, Pasal 6A ayat 4)Pasal 8 Jika Presiden dan Wakil Presidenmangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan,pelaksana tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secarabersama-sama. Selambatlambatnya tigapuluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yangdiusulkan oleh partai polotik yang psangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dankedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai akhir masa jabatannya. (Bab III, Pasal 8 ayat 4)Pasal 11 Presidendengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengannegara lain. (Bab III, Pasal 11 ayat 1)Pasal 16 Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugasmemberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutanya diatur dalam undang-undang. (Bab III,

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23

Page 9: File

Pasal 16 ) BAB VIII HAL KEUANGAN Pasal 23B Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang. (BabVIII, Pasal 23B ) Pasal 23D Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. (Bab VIII, Pasal 23D )  BAB IX KEKUASAANKEHAKIMANPasal 24 Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang. (Bab IX, Pasal 24 Ayat 3 )  BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPasal 31 Setiap warga negara berhakmendapat pendidikan. (Bab XIII, Pasal 31 Ayat 1 )Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar danpemerintah wajib membiayainya. (Bab XIII, Pasal 31 Ayat 2 )Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satusistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. (Bab XIII, Pasal 31 Ayat 3 )Negaramemprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanjanegara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikannasional. (Bab XIII, Pasal 31 Ayat 4 )Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan menjunjungtinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. (Bab XIII,Pasal 31 Ayat 5 )Pasal 32 Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia denganmenjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya. (Bab XIII, Pasal 32Ayat 1 )Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. (Bab XIII, Pasal 31Ayat 2 ) BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIALPasal 33 Perekonomian nasionaldiselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.(Bab XIV, Pasal 33 Ayat 4 )Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. (BabXIV, Pasal 33 Ayat 5 )Pasal 34 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. (Bab XIV, Pasal 34 Ayat 1)Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagi seluruah rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dantidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. (Bab XIV, Pasal 34 Ayat 2 )Negara bertanggungjawab ataspenyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. (Bab XIV, Pasal 34 Ayat 3)Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undangundang. (Bab XIV, Pasal 34 Ayat 4 )  BABXVI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASARPasal 37 Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapatdiagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlahanggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. (Bab XVI, Pasal 37 Ayat 1 )Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah besertaalasannya. (Bab XVI, Pasal 37 Ayat 2)Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang MajelisPermusyawaratan Rakyat dihadiri sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. (BabXVI, Pasal 37 Ayat 3)Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan  dengan persetujuansekurang-kurangnya limapuluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.(Bab XVI, Pasal 37 Ayat 4)Khusus mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukanperubahan. (Bab XVI, Pasal 37 Ayat 5) ATURAN TAMBAHANPasal I Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untukmelakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara danKetetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun2003. (Aturan Tambahan Pasal I) Pasal II Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. (Aturan Tambahan PasalII) ATURAN PERALIHANPasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belumdiadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini. (Aturan Peralihan Pasal I)Pasal II Semua lembaga negara yangada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yangbaru menurut UndangUndang Dasar ini. (Aturan Peralihan Pasal II)Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.(Aturan Peralihan Pasal III)         

Administrasi Publik || Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

http://www.fisip.undip.ac.id/admpublik Powered by Joomla! Generated: 21 November, 2011, 09:23