lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294385-S1422-Mita Amalia.pdflontar.ui.ac.id
file undiscribe
-
Upload
indramassardi -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of file undiscribe
BAB I
LAPORAN KASUSI. IDENTITAS PASIENNama
:Nn Fenty Lidya
Umur
:19 tahun
Jenis Kelamin
:Perempuan
Agama
:Islam
Status
:Single
Pekerjaan
:Tidak bekerja
Alamat
:Dsn Glagah Benjo-Desa Gragak-Kec Beji-Pasuruan
Tanggal pemeriksaan:16 Januari 2015
No Medrec
:00-24-89-29
II. ANAMNESIS
Anamnesa dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Jumat 16 januari 2015 di poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Bangil.
Keluhan Utama
Jerawat di wajah yang semakin bertambah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan timbul jerawat di wajah yang semakin banyak dan terasa gatal. Jerawat di wajah mulai timbul dengan banyak selama dua minggu ini. Dua minggu yang lalu berobat di klinik kecantikan di kota Mojokerto. Disana pasien diberi cream oleh dokter yang bertugas disana. Setelah pemakain satu kali besoknya timbul jerawat lebih banyak dari sebelumnya. Penggunaan kurang lebih tiga hari pasien menghentikan penggunaan cream dari klinik kecantikan tersebut. Setelah berhenti menggunakan cream pasien merasa jerawat bertambah banyak dan akhirnya pasien memutuskan berobat ke poli Kulit dan Kelamin RSUD Bangil. Riwayat alergi (-), dipencet-pencet (-), digaruk-garuk (-), Nyeri (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai jerawat tapi tidak pernah seperti ini. Pasien merasa mempunya banyak jerawat seperti ini setelah menggunakan cream dari klinik kecantikan di Mojokerto.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang sakir seperti ini
III Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis GCS 456
Tekanan darah
: -
Nadi
: -
RR
: -
Kepala
: Pupil Isokor, a/i/c/d=-/-/-/-
Leher
: Tidak diperiksa
Thorak
: Tidak diperiksa
Abdomen
: Tidak diperiksa
Genetalia
: Tidak diperiksa
Ekstremitas
: Tidak diperiksa
2. Status dermatologiTampak papula, pustula pada permukaan makula eritem pada dahi dan pipi.
Diagnosa kerja
Akne steroid
PASIENTEORI
SPasien datang dengan keluhan timbul jerawat di wajah yang semakin banyak dan terasa gatal. Jerawat di wajah mulai timbul dengan banyak selama dua minggu ini. Dua minggu yang lalu berobat di klinik kecantikan di kota Mojokerto. Disana pasien diberi cream oleh dokter yang bertugas disana. Setelah pemakain satu kali besoknya timbul jerawat lebih banyak dari sebelumnya. Penggunaan kurang lebih tiga hari pasien menghentikan penggunaan cream dari klinik kecantikan tersebut. Setelah berhenti menggunakan cream pasien merasa jerawat bertambah banyak dan akhirnya pasien memutuskan berobat ke poli Kulit dan Kelamin RSUD Bangil. Riwayat alergi (-), dipencet-pencet (-), digaruk-garuk (-), Nyeri (-).Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan-benjolan kecil pada kulit. Pasien mempunyai riwayat menggunakan obat steroid oral atau topikal.
OTampak lesi monomorfik papula, pustula pada permukaan makula eritem pada dahi dan pipi.Lesi nodulo kistik beradang dapat terasa gatal dan nyeri tekan
AAkne steroidAkne steroid
P Jangan digaruk
Ketokonazole 2x200mg
Doxycyclin 2x100mg Jangan digaruk
Asam retinoat 0,05 cream
Doxycyclin 2x100mg
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul,pustul, nodul, dan kista pada tempat predeliksenya.1,2
Akne steroid adalah kondisi kulit dimana terjadinya benjolan seperti jerawat yang muncul setelah penggunaan steroid dosis tinggi. Hal ini disebabkan oleh degenerasi folikular sehingga terjadi pengeluaran isi folikel. Biasa muncul kurang lebih tiga minggu stelah pemakaian steroid. Biasanya mempunyai gambaran monomorfik, papul dan pustul yang eritrematus yang relatif muncul secara kasar di atas tubuh, sering juga pada wajah. 1,2
Akne yang monomorfik ini menjadi pembeda antara akne steroid dan akne vulgaris, yang biasanya mempunyai onset lebih lambat dan terdiri dari berbagai tahap pertumbuhan lesi acneiform. Kista dan komedo lebih sering ditemukan pada akne vulgaris, sedangkan pada akne steroid jarang ditemukan. 3,4
Akne steroid biasanya menyerang dahi, pipi, dan dapat juga menyerah dada dan punggung. 5ANATOMI
Anatomi kulit secara histopatologik dibagi menjadi: 6 1. Lapisan epidermis,terdiri dari
Stratum korneum
Stratum lusidum
Stratum granulosum
Stratum Spinosum
Stratum basale
2. Lapisan dermis
Pars papilare
Pars retikulare
3.Lapisan subcutis
Anatomi kulit wajah, sejak jerawat terjadi di wajah,meskipun bisa juga terjadi pada punggung, namun perhatian kita terfokus pada pipi dan dahi. Jerawat sering terjadi di sekitar folikel rambut oleh karena itu kita harus mengetahui struktur normal folikel rambut dari wajah. 6
Tiga jenis folikel pada wajah:
1.Folikel janggut, yang memproduksi rambut panjang dan kasar, daerah in i bebas dari jerawat.
2.Folikel vellus,yang merupakan miniatur dari folikel terminal, rambut yang sangat kecil, pori-pori yang tidak terlihat dan kelenjar sebasea yang tidak terlibat pada terjadinya jerawat
3.Folikel sebasea, tempat terjadinya jerawar yang memiliki poro-pori besar yang bisa dilihat dengan jelas, teruta pada jenis kulit yang sangat berminyan (seborhea).
Kelenjar sebasea mempunyai tiga karakter fitur:
1.Pilary, bagian kecil yang bahkan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang
2.Saluran yang dalam dan lebar dengan panjang 2,5 mm.
3.Kelenjar sebasea multilobular besar yang kosong menjadi dasar dari kanal melalui dua atau lebih saluran.
Lokasi jerawat pada wajah dan badan tergantung dari keberadaan folikel sebasea.Pada Folikel rambut terminal, epitel di infundibulum dapat terlihat dan menunjukan reaksi seperti pada epidermis. Terjadi invaginasi pada epidermis, memproduksi saluran tanduk yang mengurangi ketebalan epidermis. Pada folikel sebasea, bagian lubang yang mirip di epidermis dan memproduksi status korneum mengakibatkan penipisan pada epidermis. Hal ini sering ddisebut akroinfundibulum.2FISIOLOGI
Secara garis besar kulit mempunyai fungsi6 Fungsi proteksi
Fungsi absorbsi
Fungsi ekskresi
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Fungsi pembentukan pigmen
Fungsi keratinisasi
Fungsi pembentukan vit D
Fisiologi kulit wajah, zat yang memasuki kulit melewati trans epidermal maupun folikular yang mampu melewati lapisan tanduk dan jalur penting untuk zat yang tidak larut. Absorbsi dari steroid contonya memiliki tingkkat penyerapan yang lebih tinggi daripada tempat lain. Hal ini dikarenakan terdapat saluran yang besar dan bulu bulu kecil,folikel sebasea secara literatur disebur wide open shunt 2
Zat endogen dan eksogen dapat melewati epitel infrainfundibular dari berbagai arah. Hal ini penting dalam hubungnanya mengenai material yang komedogenik. Pada saluran atau difusi medikamentosa dari aliran darah. 2 PATOFISIOLOGI
Proses pertama terjadinya akne steroid adalah ketika terjadinya ruptur pada folikel, kemudian komedo menjadi lebih banyak umumnya 3 minggu setelah penggunaan kortikosteroid topikal. Komedo kemudian akan menyebar tanpa adanya episode inflamasi. Beberapa waktu kemudian, akan muncul rangkaian jerawat yang terlihat seperti akne vulgaris. 1
Steroid dapat memproduksi enzim yang menyebabkan atropi bahkan kematian dari sel epidermis. Nekrosis dari epitel ini menyebabkan folikel lebih mudah dimasuki zat-zat terutama oleh sebum, yang kemudian masuk di dalam dermis dan dapat menyebabkan eksudasi pus. Abses yang berkembang dengan karakteristik kecil dan dalam mungkin akan sulit dievaluasi hal ini dikarenakan oleh efek anti inflamasi pada steroid, Selain itu juga terjadi migrasi neutrofil yang menyebabkan produksi enzim untuk merusak soft tissue meningkat. Timbulnua nanah tidak terlalu menonjol pada akne steroid. 1
Akne merupakan salah satu dari berbagai macam efek steroid. Akne terjadi dari penggunaan steroid karena kelenjar sebasea pada kulit memproduksi lebih banyak minyak yang mengakibatkan terjadinya peningkatan hormon adrogen pada tubuh. Akne steroid steroid lebih sering ditemukan pada punggung bahu dan wajah. Hal ini juga terjadi karena tubuh memproduksi keringat lebih banyak dan adanya peningkatan kadar minyak pada kulit. 1
Adrogens termasuk anabolic steroid dan gonadotropin dapat menimbulkan akne dengan cepat, terutapa pada atlet yang menggunkan obat steroid untuk meningkatkan stamina. Testosterone dapat meningkatkan peningkatan sebum yang merupakan penyebab dari akne. 4,5
Efek jerawat akibat steroid muncul dikarenakan adanya degenerasi epitel folikel yang menekan isi folikel. Kortikosteroid baik topical maupun sistemik meningkatkan keratinisasi dari kelenjar sebasea. 1DIFERENT DIAGNOSA
Diferent diagnosa dari kasus ini adalah POF (Pityrosporum Ovale Folikulitis). Penyakit ini merupkan penyakit kronis pada folikel sebasea yang disebabkan spesies pytorosporum. POF mempunyai gambaran klinis gatal pada tampat predileksi lebis sering lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja hal ini berhubungan dengan peningkatan kelenjar kerinngat sehingga sebum yang dihasilkan meningkat. Sebum merupakan susana yang disukai POF yang bersifat lipofilik. Klinis morfologi terlihat papul dan pustul perifolikular, berukuran 2-3mm diameter, dengan peradangan minimal. Tempat prideleksi adalah dada punggung dan lengan atas. Kadang-kadang leher tetapi jarang pada muka. Penatalaksanaan dari POF adalah menggunakan antimikotik oral mekonazol 200mg selama2-4 minggu, itrakonazol 200mg selama 2 minggu. 6Akne vulgarisAkne steroidPOF
STimbul jerawat di muka disertai gatal Timbul jerawat setelah pemakaina obat kortikosteroidTimbul jerawat dan terasa gatal
OErupsi kulit polimorfik komedo, papul, yang tidak beradang, dan pustul, nodus dan kista yang beradang.Lesi minomorfik berupa papul, pustul diatas makula eritempapul dan pustul perifolikular, berukuran 2-3mm diameter, dengan peradangan minimal
p Keratolitik Antibiotik
Kortikosteroid Stop kortikosteroid
Antibiotik
Keratolitik Antifungal
DefinisiPenyakit peradangan menahun folikel sebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat tumbuh sendiri. Klinis berupa komedo papul, pustul, nodus dan dan jaringan parut yang hipertrofik maupun hipotrofik. Biasanya menyerang pada muka , bahu, dada bagian atas dan punggung bagian atas.Akne steroid adalah kondisi kulit dimana terjadinya benjolan seperti jerawat yang muncul setelah penggunaan steroid dosis tinggi. Biasanya mempunyai gambaran monomorfik, papul dan pustul yang eritrematus yang relatif muncul secara kasar di atas tubuh, sering juga pada wajah.Penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh spesies Pitirosporum. Berupa papul dan pustul Folikular, yang biasanya gatal dan terutama berlokasi di batang tubuh, leher dan lengan atas.
Akne vulgaris
Ptyosporum Ovale Folikulitis
Akne steroid
KORTIKOSTEROID Koertikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang di hasilkan pada bagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon adrenokortikotropik yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis tubuh, Misalnya tanggapan terhadapa sterss, sistem kekebalan tubuh, pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat, pemecahan protein, kadar elektrolit darah serta tingkah laku.
Kortikosteroid mempunya banya efek samping berikut ini adalah beberapa efek samping dari kortikosteroid diantaranya Sindrom cushing iatrogenik, menghambat fungsi sel-sel limfoid, limfositopenia, Menghambat akumulasi makrofag dan netrofil, mempengaruhi aktifitas biologik komplemen, Psikosis. Efek lai yang mungkin terjadi adalah diabetes militus, osteoporosis dan hipertensi.
Kortikosteroid topikaldapat mempengaruhi sistem imun. Pengaruh tersebut berupa atrofi kulit sehingga kulit tampak tipis, mengkilat, dan keriput seperti kertas sigaret.Hal ini mempermudah terjadinya infeksi oleh karena terjadi gangguan mekanisme pertahana tubuh. 7PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya penatalaksanaan akne steroid dan akne vulgaris hampir sama yang terpenting pada akne steroid adalah menghentikan penggunaan steroid secara total. Terapi tergantung pada kondisi dan penyebab. 1Terapi Non Medikamentosa 6 Hentikan penggunaan steroid topikal maupun sistemik \
Jangan digarukTerapi medikamentosa1) Pengobatan topikal
Bahan yang dapat mengelupas kulit, misalnya sulfur (4-8%), Resorsinol 1-5%), Asam salisilat (2-5%), Azeaic acid 15-20%).
Antibiotik topical misalnya tetrasiklin 1%, Eritromisisn 1%.
Topical retinoid:Isostretionom 5% 1-2x sehari2) Pengobatan sistemik
Antibiotik sistemik, misalnya tetrasiklin (500mg-1gr), doksisiklin 950mg/hari)
Vitamin A sebagai anti keratinisasi
3) Bedah kulit
Bedah skapel
Bedah listrik
Bedah kimia
Bedah beku
Dermabrasi
4) Terapi sinar
Terapi sinar biru adalah terapi akne dengan menggunakan sinar biru(panjang gelombang 420 nm) 6
BAB III
KESIMPULAN
Sdri Fenti datang dengan keluhan timbul jerawat di wajah yang semakin banyak dan terasa gatal. Jerawat di wajah mulai timbul dengan banyak selama dua minggu ini. Dua minggu yang lalu berobat di klinik kecantikan di kota Mojokerto. Disana pasien diberi cream oleh dokter yang bertugas disana. Setelah pemakain satu kali besoknya timbul jerawat lebih banyak dari sebelumnya. Penggunaan kurang lebih tiga hari pasien menghentikan penggunaan cream dari klinik kecantikan tersebut. Setelah berhenti menggunakan cream pasien merasa jerawat bertambah banyak dan akhirnya pasien memutuskan berobat ke poli Kulit dan Kelamin RSUD Bangil. Riwayat alergi (-), dipencet-pencet (-), digaruk-garuk (-), Nyeri (-).
Dari pemeriksaan status lokalis didpatkan lesi monomorfik papula, pustula pada permukaan makula eritem pada dahi dan pipi. Pasien tersebut didiagnosa dengan akne steroid
Akne steroid adalah kondisi kulit dimana terjadinya benjolan seperti jerawat yang muncul setelah penggunaan steroid dosis tinggi. Biasa muncul kurang lebih tiga minggu stelah pemakaian steroid. Biasanya mempunai gambaran monomorfik, papul dan pustul yang eritrematus yang relatif muncul secara kasar di atas tubuh, sering juga pada wajah.
Akne yang monomorfik ini menjadi pembeda antara akne steroid dan akne vulgaris, yang biasanya mempunyai onset lebih lambat dan terdiri dari berbagai tahap pertumbuhan lesi acneiform. Kista dan komedo lebih sering ditemukan pada akne vulgaris, sedangkan pada akne steroid jarang ditemukan.
Pasien ini mendapatkan terapi non medikamentosa dilarang untuk menggaruk dan terapi medikamentosa Ketokonazole 2x200mg Doxycyclin 2x100mg. DAFTAR PUSTAKA1 Kaidbey K. Kligman A. 1974. The Pathogenesis of Topical Steroid Acne. The Journal Of Investigate Dermatologi 62: 31-36, 1974.2.Kligman A. 9174 An Overview of Acne, The Journal Of Investigate Dermatologi 62: 268-287, 1974.
3.Hall B., Hall J. C., Sauer . Manual of Skin Disease tenth edition. Wolters Kluwe p .459-470
4 James DW., Berger TG., Elsto DM. Andrews Disease of the skin: Clinical Dermatology. Eleventh Edition. British: Saunders Elsevier, 2006; p.466-7.5Tony B., breathnach S., Cox N, Griffiths C,. Rooks Textbook of Dermatology eight edition. Wiley-Blackwell.p 42.70-42.79.
6Djuanda Adi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,edisi keenam. Badan penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011; hal253-259.7.Syarif A. Farmakologi dan Terapi, edisi kelima. . Badan penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012; hal 496- 516.
14