FI _ Zakat _
description
Transcript of FI _ Zakat _
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat adalah salah satu dari rukun Islam yang ketiga, yang merupakan
kewajiban bagi setiap muslim. Dalam masalah zakat, banyak sekali dalil al-
Qur’an dan Hadits yang menjelaskan bahwa pada hakekatnya manusia memiliki
kecenderungan mencintai hartanya secara berlebihan, terkadang banyak yang
nampak dalam pandangan manusia hanyalah keuntungan dan kenikmatannya saja,
tanpa memandang aspek kepayahan dan kerugiannya. Di dalam Al-Qur’an
terdapat dua puluh tujuh ayat yang mengajarkan kewajiban shalat dengan
kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata.
Dalam Al-Qur’an terdapat pula berbagai ayat yang memuji orang-orang yang
secara sungguh-sungguh menunaikannya, dan sebaliknya memberikan ancaman
bagi orang yang sengaja meninggalkannya. Karena itu, khalifah Abu Bakar Ash-
Shiddiq bertekad memerangi orang orang yang shalat, tetapi tidak mau
mengeluarkan zakat. Ketegasan sikap ini menunjukkan bahwa perbuatan
meninggalkan zakat adalah suatu kedurhakaan dan jika hal ini dibiarkan, maka
akan memunculkan kedurhakaan dan kemaksiatan lain.
Zakat merupakan kewajiban yang tercantum dalam Al Qur’an. Artinya jika
kita mengerjakannya, kita dapat pahala. Jika tidak, akan mendapat dosa.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 43.
…
Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat..”.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Zakat?
2. Bagaimana Dasar Hukum Zakat?
3. Apasaja Macam – macam dan Syarat Zakat Mal?
C. Tujuan
Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Fiqih Ibadah,
penulis juga dapat memberikan suatu kontribusi mengenai materi tentang “Zakat
Perdagangan dan Pertambangan”, serta dapat memberikan sebuah dorongan untuk
lebih memahami lebih dalam mengenai Zakat dalam Perdagangan dan
Pertambangan, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para membaca
makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Zakat berasal dari kata tazkiyah yang mengandung arti kesuburan, kesucian
dan keberkatan.1
Menurut lughat arti zakat ialah bertumbuh (al-numuww), seperti pada kata
Zaka al-zar’u; bertambah banyak dan mengandung berkat, seperti pada Zaka al-
malu; dan suci (thaharah), seperti pada nafsan zakiyah, dan qad aflaha man
zakkaha.2
Sedangkan pengertian syara’ adalah mengeluarkan sebagian dari harta yang
dimiliki menurut ketentuan syara’.
Dengan demikian, orang yang mengeluarkan sebagian dari hartanya untuk
Zakat akan dapat menambah kesuburan hartanya dan memperoleh pula
keberkahan dan rahmat dari Allah, serta mendapat kesucian diri dari hartanya.3
Secara garis besar, zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu : Zakat Mal (Zakat
harta) dan Zakat Fithrah (Zakat Jiwa). Zakat Mal yakni zakat harta benda,
meliputi zakat zumbuh – tumbuhan (Biji – bijian dan buah – buahan), zakat
binatang ternak, zakat pertambangan; emas dan perak (perhiasan) dan zakat
perniagaan. Sedangkan Zakat Fithrah merupakan zakat yang dikeluarkan
berdasarkan jumlah jiwa atau anggota keluarga. Zakat fithrah ini dikeluarkan pada
saat selesainya melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.4
1 . Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S., Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), hlm. 269.2 . Drs. Lahmuddin Nasution, M.Ag. Fiqh 1, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu dan pemikiran, 1995) hlm. 145.3 . Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S., Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), hlm. 269.4 . Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S., Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), hlm. 271-272.
3
B. Dasar Hukum Zakat
Zakat termasuk salah satu rukun Islam, fardhu ‘ain atas tiap – tiap orang yang
cukup syarat – syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah.5
Kewajiban zakat ini ditegaskan oleh Allah dalam firmannya pada QS. An-
Nisaa’:77, QS. An-Nuur:56, QS. At-Taubah:103, serta QS. Al-Baqarah:277.
… …
Artinya : “Dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” (QS. An-Nisaa’ :
77)
Artinya : “Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah
kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (QS. An-Nuur:56).
…
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS. At-Taubah : 103).
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal
saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah:277).
5 . H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, Cet. Ke-41 2008), hlm. 192.
4
C. Macam – macam dan Syarat Zakat Mal
Zakat Mal (Harta) meliputi emas dan perak, binatang, tumbuh – tumbuhan
(buah-buahan dan biji – bijian) serta barang perniagaan.
1. Zakat perdagangan dan dalil yang mewajibkannya
Ahli ilmu berbeda pendapat tentang hal zakat tijarah, zakat perniagaan. Ada
diantara mereka menetapkan bahwa zakat tijarah tidak diwajibkan (tidak wajib
zakat pada barang perniagaan).6
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah:267, telah ditegaskan :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk
lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Menurut Mujtahid, ayat ini diturunkan berkenaan dengan zakat tijarah,
barang – barang dagangan.
Alasan lain yang dikemukakan ialah bahwa barang dagangan itu
dimaksudkan untuk pengembangan (nama’) sama halnya dengan ternak yang
digembalakan, dan oleh karena itu dikenakan zakat.7
6 . Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiedy, Pedoman Zakat, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, Cet. Ke-11, Edisi Kedua, Nopember 2006), hlm. 97.7 . Drs. Lahmuddin Nasution, M.Ag. Fiqh 1, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu dan pemikiran, 1995) hlm.164.
5
Pada Sabda Rasulullah SAW juga telah diperintahkan :
عليه : الله صلى الله رسول كان قال عنه الله رضى سمرة عن
. للبيع نعّده ذى ال من الّصّدقة نخرج ان يأمرنا م الدارقطنى وسل رواه
وأبوداودArtinya : “Samura r.a berkata : ‘Rasulullah SAW memerintahkan kepada
kami agar mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan untuk dijual”. (HR.
Daruquthni dan Abu Dawud).8
Suatu barang dianggap menjadi barang dagangan bila terpenuhinya dua
syarat berikut, diantaranya :
a. Barang itu dimiliki melalui aqad yang mengandung pertukaran (‘iwad)
seperti jual beli, atau sewa – menyewa.
b. Pada waktu berakad, diniatkan bahwa barang itu akan diperdagangkan,
tetapi niat seperti ini tidak diperlukan lagi pada pembelian – pembelian
selanjutnya.9
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah :
Islam
Merdeka
Memiliki hak sempurna
Sampai nisabnya
Genap setahun. 10
Setiap tahun, pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda
dagangannya. Tahun perniagaan dihitung dari mulai berniaga. Pada tiap – tiap
akhir tahun perniagaan dihitunglah harga perniagaan itu; apabila cukup satu nisab,
maka wajib dibayarkan zakatnya, meskipun dipangkal tahun atau di tengah tahun
8 . Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S., Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), hlm. 275-276.9 . Drs. Lahmuddin Nasution, M.Ag. Fiqh 1, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu dan pemikiran, 1995) hlm. 164.10 . Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S., Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), hlm. 276.
6
tidak cukup satu nisab. Sebaliknya kalau di pangkal tahun cukup satu nisab, tetapi
karena rugi di akhir tahun tidak cukup satu nisab, tidak wajib zakat. Jadi,
perhitungan akhir tahun perniagaan itulah yang menjadi ukuran sampai atau
tidaknya satu nisab.
Nisab harta perniagaan adalah menurut pokoknya. Kalau pokoknya emas,
nisabnya seperti emas. Sedangkan kalau pokoknya perak, nisabnya seperti nisab
perak; dan harta perniagaan hendaklah dihitung dengan harga pokok (emas atau
perak), juga zakatnya sebanyak zakat emas atau perak, yaitu 1
40 = 2,5%.11
Penghitungannya adalah :
85 gram emas x harga emas/gram x 2,5%
2. Zakat emas dan perak dan dalil yang mewajibkannya
Emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah dalam
QS. At-Taubah:34.
…
Artinya : “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih”. (QS. At-Taubah : 34).
Syarat – syarat wajib zakat emas dan perak adalah :
Islam
Merdeka
Milik yang sempurna
Sampai satu nisab
11 . H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, Cet. Ke-41 2008), hlm. 197-198.
7
Sampai satu tahun disimpan.12
Nisab emas bersih ialah 20 dinar, 1 dinar = 4,25 gram, maka nisab emas
adalah 20 x 4,25 gram = 85 gram. Zakatnya sebesar 2½ % atau 1
40 nya.
Sedangkan nisabnya perak bersih adalah 200 dirham, 1 dirham = 2,975 gram,
maka nisab perak adalah 200 x 2,975 gram = 595 gram, dan zakatnya 2½ %.
Kedua benda ini sudah dimiliki selama satu tahun.
Penghitungannya adalah :
85 gram emas x 2,5% = 2,125 gram
595 gram perak x 2,5% = 14,875 gram
Emas dan perak yang dipakai untuk perhiasan oleh orang perempuan dan tidak
berlebih – lebihan dan bukan merupakan simpanan, tidak wajib dikeluarkan
zakatnya.13
12 . H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, Cet. Ke-41 2008), hlm. 19513 . Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S., Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), hlm. 275.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat adalah salah satu dari rukun Islam yang ketiga, yang merupakan
kewajiban bagi setiap muslim. Zakat Mal (Harta) meliputi emas dan perak,
binatang, tumbuh – tumbuhan (buah-buahan dan biji – bijian) serta barang
perniagaan.
Syarat – syarat wajib zakat mal perniagaan, zakat emas dan perak adalah;
Islam, merdeka, milik yang sempurna, sampai satu nisab, serta sampai satu tahun
disimpan.
Nisab zakat perdagangan disamakan dengan emas, zakatnya 2,5% dari
nisabnya. Penghitungannya; 85 gram emas x harga emas/gram x 2,5%.
Nisab emas ialah 20 dinar, 1 dinar = 4,25 gram, maka nisab emas adalah 20 x
4,25 gram = 85 gram. Zakatnya sebesar 2½ % atau 1
40 nya. Sedangkan nisabnya
perak adalah 200 dirham, 1 dirham = 2,975 gram, maka nisab perak adalah 200 x
2,975 gram = 595 gram, dan zakatnya 2½ %.
9
DAFTAR PUSTAKA
Al Aziz S, Ust. Drs. Moh. Saifulloh. 2005. Fiqih Islam. Surabaya: Terbit Terang.
Hasbi Ash Shiddiedy, Teungku Muhammad. 2006. Pedoman Zakat. Semarang:
PT. Pustaka Rizki Putra.
Nasution, M.Ag , Drs. Lahmuddin. 1995. Fiqh 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
dan pemikiran.
Rasjid, Sulaiman. 2008. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
10