ffl'l - eprints.unsri.ac.ideprints.unsri.ac.id/7138/2/PENGEMBANGAN_INVESTASI_BAGI_USAHA_MIKRO... ·...

6
SIMBURCAHAYA Majalah llmiah Fakultas Hukum Universilas Sriwijaya Daftar Pustaka Buku: Achmad Baihaki, 1998, "Me ingkatkan dan Mengem- bangkan Partisipasi lndustri Perbenihan dalam Pembangunan Pertanian Melalui Pembentukan Breeder's Rights", Makalali Seminar Bcrkala Pro gram Studi PemulianTanaman Jurusan Budidaya Tanaman, FAPERTA UNPAD,Bandung. Andriana Krisnawati dan Gazalba Saleh, 2004, Perlin- dutigan Hukum Varietas Barn Tanaman dalam PcrspektifHak Paten dan Hak Pemulia, PTRaja Grafindo Persada, Jakarta. EricAnton Andre de Laat. 1997, Essays on PatentPolicy: The Multi-dimensionally of Patents andAsyme- tricts Information, Tinbergcn Institute Reseacli, Amsterdam. Koentjaraningrat, 1997, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta. Krisnani Setyowati, Pokok-pokok Peraturan Perlindung- an Varietas Tanaman, Disampaikan PadaTrain ingoftheTrainer Pengelola Gugus Hak Kekayaan Intclektual, Jakarta. Mangku Sitepoe, 2001, Rekayasa Genetik, Grasindo, Jakarta. OK. Saidin, 2004, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intclektual (Intellectual Property Rights), PT Raja- gralindo Persada, Jakarta. Racmadi Usman, 2003, HukumAtas Kekayaan lnte- lektua: Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, PT Alumni, Bandung. Robert M. Sherwood, 1994, Intellectual Property and Economic Development, Westview Press Inc, USA. Sjamsoe'eod Sadjad, 1997, Membangun Industria Benih dalam Era Agrabisnis Indonesia, Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta. Sudikno Merkusumo, 1999, Mengcnal Hukum Suatu Pengantar, Edisi Kcempat, Liberty, Jakarta. 3112 Susan Perkoff Bass and Manuel Ruis Muller, 2000, Protection Biodiversity: National Lams regula tion Access to Genetic Resource in The Ameri cans, Internasional Development ResearchCen tre, Ottawa. Sugiono Moeljonpawiro, 2000, Kckhawatiran Terhadap Organisasi Transgenik dan Pengkajian Keamanan- nya", Seminar Pcmasyarakatan Protokol Kea- mananHayati di Indonesia. Syarifudin Karama, 2000,'Tenomena HasilPelepasan Kesiapan lndustri Perbenihan dan Dampaknya Pada Konscrvasi Plasma Nutfah olch Para Petani", Simposium Nasional Pengelolaan Plasma Nuiiaii dan Pemulian, Bogor. Tim Lindsey.dkk., 2005, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, AsiaLawGroup PryLtd, Bekcr- jasama dengan PTAlumni,Bandung. Jurnal, Makalali, dan Internet Cita Citrawinda Priapantja, 2001, "Perlindungan dan Penyclesaian Sengkcta ObatTradisional, Pangan, dan Kerajinan Indonesia", Seminar Nasional "Perlindungan HaKI terhadap InovasiTeknologi Tradisional di Bidang Obat, Pangan dan Kera jinan"diselenggarakan oleh Kantor Pengelolaan clan Konsultasi HaKi Lembaga Penelitian Uni- versitas Padjajaran, Bandung. Elizabent S. Weiswaster, Kimberly K. Eganand KurtG Calia, 2001, "Genetically Modified Foods Raise New Legal Issue", The National Law Jurnal, Vol. 22 No. 44. Gunawan Sutari, 1999, "Pembangunan Pertanian dalam Milcnium Ketiga: Meski Tumbuh Rendab, Sektor Pertanian Mampu Survive", dalam Orasi llmiah Pada Lustrum III Fakultas Pertanian Uni- versitas Pertanian Padjajaran, Bandung. Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 29 Tahun2000 tentang Varietas Tanaman. SIMBUR CAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR 48, MEI2012 ffl'l 7 7 o feinTJ PENGEMBANGAN INVESTASI BAGI USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI DI SUMATERA SELATAN Oleh: Iskandar Halim Sri Habdayani Abstrak: Vemberdayaan Usaha Mikro, Kecil danMenengah danKoperasi perlu diselenggarakan secara menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sebingga mampu meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi Usaba Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja danpengentasan kemiskinan. Pengembangan Penanaman Modalbagi Usaba Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi di Sumatera Selatan dilaksanakan berdasarkan kebijaksanaan untuk membina UMKM dalam program keterkaitan agar UMKM dapat dipacu pertumbuhannya dengan memperdayakan sumber ekonomi 6 (enam) sektor unggulan daerah. Pola pengembangan UMKM juga dilakukan dengan pola kemitraan. Kendala-kcndala dalam pengembangan investasibagi l/MKMdan Koperasi di Sumatera Selatan disebabkan karena kurangnya pcrmodalan, kurang koordinasi antarinstansi terkait serta keterbatasan sumber dayamanusia, sedangkan upaya-upaya yangdilakukan oleh pemcrintah dalampengembangan UMKM dan Koperasi dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, kerjasama dengan pihak ketiga, meningkatkan sumber daya manusia serta promosi hasil-hasil produk yang diproduksi oleh UMKM di Sumatera Selatan. Kata Kunci: Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, Investasi. A. Pendahuluan Salah satu tujuan Pemerintahan Ncgara adalah untuk memajukan kescjahtcraan umum. Amanat tcrscbut, antara lain tclah dijabarkan dalam Pasal 33 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan merupakan amanat konstitusi yang mendasari pembentukan seluruh Peraturan Perundang-undangan di bi dang perckonomian. Agar cita-cita luhur tcrscbut dapat diwujudkan, kemerdekaan yang tela!; bcr- hasil direbut tcrscbut barns di isi dengan ber- bagai bidang pembangunan karena dengan pem bangunan, yaitu pembangunan secara menye luruh dalam semua sektor yang melibatkan semua lapisan masyarakat dalam pembangunan, tujuan mulia yang dicita-citakan tcrscbut dapat terwujud. Pembangunan menyeluruh tcrscbut merupakan Pembangunan Nasional yang meru pakan suatu proses pcrubahan yang dilakukan berdasarkan rencana tcrtentu, dengan sengaja dan memang dikehendaki, baik oleii Pemcrintah yang menjadi pelopor pembangunan, maupun oleh masyarakat. Pembangunan Nasional tcrsc but antara lain mencakup aspek-aspek ekonomi, politik, hukum, intelektual maupun teknologi termasuk industri. Pembangunan nasional secara menyeluruh terscbut merupakan pembangunan yang produktif yang mengutamakan perbaikan hidup rakyat menuju kemerdekaannya, mencip- takan masyarakat adil dan makmur mcliputi scgala bidang kehidupan dan meliputi segenap ba'ngsa Indonesia.1 Pembangunan Nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa diselenggarakan bersama oleh masyarakat dan Pemcrintah. Ma syarakat menjadi pelaku utama pembangunan dan Pemcrintah berkewajiban mengarahkan, membimbing, mclindungi, serta menumbuhkan suasana dan iklim yang menunjang. ' Dhaniswara K. Harjono,SH.,MH.,M.H.A, Hukum Penanaman Modal,Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada, 2007, him. 2-3. 3113

Transcript of ffl'l - eprints.unsri.ac.ideprints.unsri.ac.id/7138/2/PENGEMBANGAN_INVESTASI_BAGI_USAHA_MIKRO... ·...

Page 1: ffl'l - eprints.unsri.ac.ideprints.unsri.ac.id/7138/2/PENGEMBANGAN_INVESTASI_BAGI_USAHA_MIKRO... · Pembangunan Pertanian Melalui Pembentukan Breeder'sRights", Makalali Seminar Bcrkala

SIMBURCAHAYA

Majalah llmiah Fakultas Hukum Universilas Sriwijaya

Daftar Pustaka

Buku:

Achmad Baihaki, 1998,"Me ingkatkan dan Mengem-bangkan Partisipasi lndustri Perbenihan dalamPembangunan Pertanian Melalui PembentukanBreeder's Rights", Makalali Seminar Bcrkala Program Studi PemulianTanaman Jurusan BudidayaTanaman, FAPERTA UNPAD,Bandung.

Andriana Krisnawati dan Gazalba Saleh, 2004, Perlin-dutigan Hukum Varietas Barn Tanaman dalamPcrspektifHak Paten dan Hak Pemulia, PTRajaGrafindo Persada, Jakarta.

EricAnton Andrede Laat. 1997, Essays on PatentPolicy:The Multi-dimensionally of Patents andAsyme-tricts Information, Tinbergcn Institute Reseacli,Amsterdam.

Koentjaraningrat, 1997, Metode Penelitian Masyarakat,Gramedia, Jakarta.

Krisnani Setyowati, Pokok-pokok Peraturan Perlindung-an Varietas Tanaman, Disampaikan PadaTrainingoftheTrainer Pengelola Gugus Hak KekayaanIntclektual, Jakarta.

Mangku Sitepoe, 2001, Rekayasa Genetik, Grasindo,Jakarta.

OK. Saidin, 2004, Aspek Hukum Hak KekayaanIntclektual (Intellectual Property Rights), PTRaja-gralindoPersada, Jakarta.

Racmadi Usman, 2003, HukumAtas Kekayaan lnte-lektua: Perlindungan dan Dimensi Hukumnyadi Indonesia, PT Alumni, Bandung.

Robert M. Sherwood, 1994, Intellectual Property andEconomic Development, Westview Press Inc,USA.

Sjamsoe'eod Sadjad, 1997, Membangun Industria Benihdalam Era Agrabisnis Indonesia, Gramedia WidiaSaranaIndonesia, Jakarta.

Sudikno Merkusumo, 1999, Mengcnal Hukum SuatuPengantar, Edisi Kcempat, Liberty, Jakarta.

3112

Susan Perkoff Bass and Manuel Ruis Muller, 2000,Protection Biodiversity: National Lams regulation Access to Genetic Resource in The Americans, Internasional Development ResearchCentre, Ottawa.

Sugiono Moeljonpawiro, 2000, Kckhawatiran TerhadapOrganisasi Transgenik dan Pengkajian Keamanan-nya", Seminar Pcmasyarakatan Protokol Kea-mananHayati di Indonesia.

Syarifudin Karama, 2000,'Tenomena HasilPelepasanKesiapan lndustri Perbenihan dan DampaknyaPada Konscrvasi Plasma Nutfah olch Para Petani",Simposium Nasional Pengelolaan Plasma Nuiiaiidan Pemulian, Bogor.

Tim Lindsey.dkk., 2005, Hak Kekayaan IntelektualSuatu Pengantar, AsiaLawGroup PryLtd, Bekcr-jasama dengan PTAlumni,Bandung.

Jurnal, Makalali, dan Internet

Cita Citrawinda Priapantja, 2001, "Perlindungan danPenyclesaian Sengkcta ObatTradisional, Pangan,dan Kerajinan Indonesia", Seminar Nasional"Perlindungan HaKI terhadap InovasiTeknologiTradisional di Bidang Obat, Pangan dan Kerajinan"diselenggarakan oleh KantorPengelolaanclan Konsultasi HaKi Lembaga Penelitian Uni-versitas Padjajaran, Bandung.

Elizabent S.Weiswaster, Kimberly K.Eganand KurtGCalia, 2001, "Genetically Modified Foods RaiseNew Legal Issue", The National Law Jurnal,Vol. 22 No. 44.

Gunawan Sutari, 1999, "Pembangunan Pertanian dalamMilcnium Ketiga: Meski Tumbuh Rendab,Sektor Pertanian Mampu Survive", dalam Orasillmiah Pada Lustrum III Fakultas Pertanian Uni-versitas Pertanian Padjajaran,Bandung.

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun2000 tentangVarietasTanaman.

SIMBUR CAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR 48, MEI2012

ffl'l 7 7 o feinTJ

PENGEMBANGAN INVESTASI BAGI USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAHDAN KOPERASI DI SUMATERA SELATAN

Oleh:

Iskandar Halim

Sri Habdayani

Abstrak: Vemberdayaan Usaha Mikro, Kecil danMenengah danKoperasi perlu diselenggarakan secara menyeluruh,optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha,dukungan, perlindungan dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sebingga mampu meningkatkan kedudukan, peran,danpotensi Usaba Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataandan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja danpengentasan kemiskinan. Pengembangan PenanamanModalbagiUsaba Mikro, Kecil, Menengah danKoperasi diSumatera Selatan dilaksanakan berdasarkan kebijaksanaanuntuk membina UMKM dalam program keterkaitan agar UMKM dapat dipacu pertumbuhannya denganmemperdayakan sumber ekonomi 6 (enam) sektor unggulan daerah. Pola pengembangan UMKM juga dilakukandengan pola kemitraan. Kendala-kcndala dalam pengembangan investasibagi l/MKMdan Koperasi di SumateraSelatan disebabkan karena kurangnya pcrmodalan, kurang koordinasi antarinstansi terkait serta keterbatasan sumberdayamanusia, sedangkan upaya-upaya yangdilakukan oleh pemcrintah dalampengembangan UMKM danKoperasidilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, kerjasama dengan pihak ketiga, meningkatkan sumber dayamanusia sertapromosihasil-hasilproduk yangdiproduksi oleh UMKM diSumatera Selatan.

Kata Kunci: Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, Investasi.

A. Pendahuluan

Salah satu tujuan Pemerintahan Ncgaraadalah untuk memajukan kescjahtcraan umum.

Amanat tcrscbut, antara lain tclah dijabarkan

dalam Pasal 33 Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dan merupakan

amanat konstitusi yang mendasari pembentukan

seluruh Peraturan Perundang-undangan di bi

dang perckonomian. Agar cita-cita luhur tcrscbutdapat diwujudkan, kemerdekaan yang tela!; bcr-hasil direbut tcrscbut barns di isi dengan ber-

bagai bidang pembangunan karena dengan pembangunan, yaitu pembangunan secara menyeluruh dalam semua sektor yang melibatkansemua lapisan masyarakat dalam pembangunan,tujuan mulia yang dicita-citakan tcrscbut dapatterwujud. Pembangunan menyeluruh tcrscbut

merupakan Pembangunan Nasional yang meru

pakan suatu proses pcrubahan yang dilakukan

berdasarkan rencana tcrtentu, dengan sengaja

dan memang dikehendaki, baik oleii Pemcrintahyang menjadi pelopor pembangunan, maupun

oleh masyarakat. Pembangunan Nasional tcrsc

but antara lain mencakup aspek-aspek ekonomi,

politik, hukum, intelektual maupun teknologi

termasuk industri. Pembangunan nasional secaramenyeluruh terscbut merupakan pembangunan

yang produktif yang mengutamakan perbaikanhidup rakyat menuju kemerdekaannya, mencip-

takan masyarakat adil dan makmur mcliputi

scgala bidang kehidupan dan meliputi segenap

ba'ngsa Indonesia.1Pembangunan Nasional yang mencakup

seluruh aspek kehidupan bangsa diselenggarakanbersama oleh masyarakat dan Pemcrintah. Masyarakat menjadi pelaku utama pembangunan

dan Pemcrintah berkewajiban mengarahkan,

membimbing, mclindungi, serta menumbuhkan

suasana dan iklim yang menunjang.

' DhaniswaraK. Harjono,SH.,MH.,M.H.A, Hukum Penanaman Modal,Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada, 2007, him. 2-3.

3113

Page 2: ffl'l - eprints.unsri.ac.ideprints.unsri.ac.id/7138/2/PENGEMBANGAN_INVESTASI_BAGI_USAHA_MIKRO... · Pembangunan Pertanian Melalui Pembentukan Breeder'sRights", Makalali Seminar Bcrkala

~~1 TsiNTBURCAn^VA; I Majalah llmiah Fakul}as_Hukum5JniversilasSriwi]aya

Sesuai dengan amanat Ketetapan MajclisPermusyawaratan Rakyat Rcpublik IndonesiaNomor XVI/MPR-RJ/1998 tcntang Politik Ekonomi dalam kcrangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberda-yakan sebagai bagian integral ekonomi rakyatyang mempunyai kedudukan, peran, dan potensistrategis untuk mewujudkan struktur perckono-mian nasional yang makin seimbang, berkem*bang, dan berkeadilan.2

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi perlu diselenggarakan secaramenyeluruh, optimal, dan berkesinambunganmelalui pengembangan iklim yang kondusif,pemberian kesempatan berusaha, dukungan,perlindungan dan pengembangan usaha scluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi Usaha Mikro, Kecildan Menengah dalam mewujudkan pertumbuhanekonomi, pemerataan dan peningkatan pcndapai-an rakyat, penciptaan lapangan kerja dan peng-entasan kemiskinan.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan usaha yang mampu mempcrluas lapangankerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berpc-ran dalam proses pemerataan dan peningkatanpendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah adalah salah satu pilarutama ekonomi nasional yang harus mempcrolehkesempatan utama, dukungan, perlindungan danpengembangan seluas-luasnya sebagai wujud kc-berpihakan yang tegas kepada kelompok usahaekonomi rakyat, tanpa mengabaikan perananusaha besar dan Badan Usaha Milik ncgara.

Demikian pula dengan pembangunankoperasi perlu dilanjutkan dan diarahkan untuk

mewujudkan koperasi sebagai badan usaha dansekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yangsehat, tangguh, kuat dan mandiri serta sokoguruperekonomian nasional, yang merupakan wadahuntuk menggalang kemampuan ekonomi rakyatdi semua kegiatan perekonomian nasional, sehingga mampu berperan utama dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rak-vat.

Untuk mencgaskan arti penting dari usahamikro, kecil, menengah dalam struktur perekonomian nasional, Pemerintah menerbitkanUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 TentangUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengantujuan menumbuhkan dan mengembangkan usa-hanya dalam rangka membangun perekonomiannasional berdasarkan demokrasi ekonomi yangberkeadilan, dan kemudian untuk semakin mem-pcrtegas kebcrpihakan politik ekonomi yangakan dilaksanakan oleh Pemerintah., lembagatertinggi di Indonesia, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat mengeluarkan Ketetapan MPRRI Nomor XVI/MPR/1998 Tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi. Yangmenjadi latar belakang dari ketetapan ini adalahkarena amanat Pasal 33 UUD 1945 bclumterwujud seperti yang diharapkan, sehinggaperekonomian nasional tidak seimbang, akibatkctidakberpihakan Pemerintah kepada golonganterbesar dari pelaku usaha yaitu Usaha Mikro,Kecil dan Menengah.

Atas dasar kondisi tersebut, maka Pemcrintah menentukan pengaturan mengenai pengembangan Penanaman Modal bagi UMKMdan koperasi dalam Undang-Undang PenanamanModal No. 25 Tahun 2007, Pasal 13:1. Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha

yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil,menengah dan koperasi serta bidang usaha

Undang-undang Rcpublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tcntang Usaba Mikro, Kecil dan Menengah.

3114 CAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR 48, MEI2012SIMBUR

rSIMBURCAHAVa

Majalah llmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

yang terbuka untuk usaha besar dengansyarat harus bekerja sama dengan usahamikro, kecil, menengah dan koperasi.

2. Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengahdan koperasi melalui program kemitraan,peningkatan daya saing, pemberian do-rongan inovasi dan perluasan pasar, serta

penyebaran informasi yang seluas-luasnya.

Pemcrintah menentukan pengaturan me

ngenai pengembangan penanaman modal bagi

usaha UMKM dan koperasi sebagai berikut:Pemcrintah wajib menetapkan bidang usahayang dicadangkan untuk usaha UMKM dankoperasi. Maksud bidang usaha yang dicadangkan di sini adalah bidang usaha yang khusus

diperuntukkan bagi usaha UMKM dan koperasi

agar mampu sejajar dengan pelaku ekonomilainnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan tersebut, maka yang menjadi inti per-

masalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Bagaimana pengembangan investasi bagi

usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi

di Sumatera Selatan?

2. Apa kcndala-kendala dan upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam pengem

bangan investasi bagi usaba mikro, kecil,menengah, dan koperasi di Sumatera Sela

tan?

s B. Pcmbahasan

Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor

g25 Tahun 2007 menyebutkan Penanaman ModalB adalah segala bentuk kegiatan menanam modal,Kbaik olehpenanaman modal dalam negeri mati-Kpun penanaman modal asing untuk melakukanRusaha di wilayah Negara Republik Indonesia.3

Fitzgeral mengartikan investasi adalah:4"aktivitasyangberkaitan dengan usaha penarik-an sumbcr-sumber (dana) yang dipakai untuk

mengadakan barang modal pada saat sekarangdan dengan barangmodal akan dihasilkan aliranproduk baru masa yang akan datang".

Investasi ini dibagi dua macam, yaitu in

vestasi asing dan domestik. Investasi asingmerupakaninvestasi yang bersumber dari pembiayaanluar negeri. Scmentara itu, investasi domestikmerupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri. Investasi itu digunakanuntuk pengembangan usahayangterbuka untukinvestasidan tujuannya untuk mempcroleh keun-

tungan.

Sedangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan kelompok usahayang memiliki jumlah paling pesat. Selain itukelompok ini terbukti tahan terhadap berbagaimacam guncangan krisis ekonomi. Maka sudahmenjadi keharusan penguatan kelompok usaha

mikro, kecil, dan menengah yang mclibatkanbanyak kelompok. Kriteria usaha yang termasukdalam usaha mikro, kecil, dan menengah telah

diatur dalam payung hukum berdasarkanundang-undang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria

yang dipergunakan untuk mendefinisikan pc-ngertian dan kriteria usaha mikro, kecil, dan

menengah.

Pengertian-pengertian UMKM tersebut

adalah:

1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok usaha mikro adalah

usaha produktif jnilik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang mc-menuhi kriteria usaha mikro scbagaimana

diatur dalam undang-undang ini.

Indonesia, Undang-undang Penanaman Modal, Pasal 1 ayat (1).Murdifin Hamingdan Salim Basalamah, Studi Kclayakan Investasi Proyek Bisnis, Jakarta: PPM,2003, him.4.

glMBUR CAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR 48,MEI 2012 3115

Page 3: ffl'l - eprints.unsri.ac.ideprints.unsri.ac.id/7138/2/PENGEMBANGAN_INVESTASI_BAGI_USAHA_MIKRO... · Pembangunan Pertanian Melalui Pembentukan Breeder'sRights", Makalali Seminar Bcrkala

rSIMBURCAHAYA

Majalah llmiah Fakultas Hukum Universi.as Snw.|aya

Usaha KecilKriteria usaha Kecil adalah usaha ekonomiproduktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usahayang bukan merupakan anak perusahaanatau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian baik langsungmaupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuh. kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.

. Usaha MenengahKriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yangdilakukan oleh orang perscorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anakperusahaan atau cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baiklangsung maupun tidak langsung denganUsaha Kecil atau Usaha Besar dengan jum-iah kekayaan bcrsih atau hasil pcnjualantahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Kriteria Usaha Mikro Kecil dan MenengahKriteria Usaha Mikro, Kecil dan Mene

ngah menurut Undang-undang ini digolongkanberdasarkan jumlah aset dan omsct yang dimilikioleh sebuah usaha.

No. Usaha

Kritwia

Asset Omset

1 Usaha Mikro MatJ.SOJula Mate. 300 Jula

> 50 Jula- 500 Jula >300Jula-2.5 Mite2 Usaha Kedl

3 UsahaMenengah'—

> 500Juta-10 Milter >2.5MiHiar -50MiHiar

pada umumnya serta ikut membangun tatananperekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmurberdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Fungsi dan Peran Koperasi adalah:a. membangun dan mengembangkan posisi dan

kemampuan ekonomi anggota khususnyadan pada masyarakat umumnya untuk meningkatkan kesejahtcraan ekonomi dan so-sial;

b. berperan serta secara aktif dalam upayamempertinggi kualitas kehidupan manusiadan masyarakat;

c. mcn.pcrkokoh perekonomian rakyat sebagaidasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai so-koguru;

d. bcrusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asaskekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

I. Pengembangan Penanaman Modal bagi UsahaMikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi diSumatera Selatan

Pembangunan nasional yang mencakupseluruh aspek kehidupan bangsa diselenggarakanbersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat menjadi pelaku utama pembangunan,dan pemerintah berkewajiban mengarahkan,membimbing, mclindungi, serta menumbuhkansuasana dan iklim yang menunjang.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dankoperasi merupakan kegiatan usaha yang mampumemperluas lapangan kerja dan memberikanpclayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,mendorong pcrtumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selainitu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah danKoperasi adalah salah satu pilar utama ekonomi

Koperasi adalah badan usaha yangbcrang-gotakan orang scorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkanprinsip koperasi sckaligus'sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas kekeluargaan.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahte-raan anggota pada khususnya dan masyarakat

|3116|SIMBURCAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR 48, MEI 2012

SIMBURCAHAYA

Majalah llmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

nasional yang harus mempcroleh kesempatanutama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud kebcrpi-hakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan UsahaBesar dan Badan Usaha MilikNegara.

Meskipun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Koperasi telah menunjukkan peranan-nya dalam perekonomian nasional, namun masihmenghadapi berbagai hambatan dan kcndala,baik yang bersifat internal maupun eksternal,dalam hal produksi dan pcngolahan, pemasaran,sumber daya manusia, desain dan teknologi,pcrmodalan, serta iklim usaha.

Untuk meningkatkan kesempatan, kemampuan, dan perlindungan Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah, telah ditetapkan berbagai kebi-jakan tentang pencadangan usaha, pendanaan,dan pengembangannya namun belum optimal.Hal itu dikarenakan kebijakan tersebut belumdapat memberikan perlindungan, kepastian ber-usaha, dan fasilitas yang memadai untuk pember-dayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Sehubungan dengan itu Usaha Mikro,I Kecil, dan Menengah perlu dibcrdayakan dengan

cara:

a. penumbuhan iklim usaha yang mendukungpengembangan Usaha Mikro, Kecil, danMenengah; dan

b. pengembangan dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan UsahaMikro, Kecil, dan Menengah dalam perekonomian nasional, maka pembcrdayaan tersebutperlu dilaksanakan oleh Pemerintah, PemerintahDacrah, Dunia Usaha, dan masyarakat secaramenyeluruh, sinergis, dan berkesinambungan.

Dalam membcrdayakan Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah, seluruh peraturanpcrundang-undangan yang berkaitan dengan

| Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan

SIMBUR CAHAYA: VOLUME XVIII, NOMOR 48,MEI 2012

• jengansuatu kesatuan yang saling melengkapi

undang-undang ini. kope-Usaha Mikro, kecil, menengah dan

rasi mempunyai peranan yang sangai .erjajdalam aspek memperluas kesempatan ^^kesempatan berusaha, penyebaran lokasi ^_yang mendukung pembangunan ekonomi Pe^_saan dan tak kala pentingnya adalah menin^on_kan pendapatan masyarakat dan ekspor ^^migas. Oleh karena itu pembinaan usaha .^kecil, menengah dan koperasi merupakan ^yang tidak terpisahkan dari program Pengunan nasional. membuat

Atas dasar itulah pemerintah m ^kebijaksanaan untuk membina usaha n ^^kecil, menengah dan koperasi dalam Pr0^kf0)keterkaitan, dengan maksud agar usaha | Jkecil, menengah dan koperasi dapat ^^pertumbuhannya melalui pembinaan yang ^^tif kebijakan ekonomi Sumatera Selatan ^dengan petunjuk Gubernur adalah pe"1 ^yaan ekonomi rakyat dengan ritik berat pe ^^dayaan sumber daya ekonomi 6 (enaflWunggulan daerah, yaitu:1. Sektor Perkebunan;

2. Sektor Kehutanan;

3. Sektor Kelautan;

4. Sektor Pertambangan;

5. Sektor Pariwisata dan6. Sektor lndustri Kerajinan.

Usaha Mikro, Kecil, Menengah d-*^-rasi yang merupakan salah satu pilar e' ^kerakyatan terbukti mempunyai peranan pedi dalam menstabilkan gejolak ^f^J^hampir chaos sebagai akibat krisis e ^yang bcrkepanjangan, pada kenyataannya ^mikro, kecil, menengah dan koperasi ^^akar kebersamaannya yang kuat mampu ^ ^ban menghadapi gempuran krisis terse ' ^itu tentu menunjukkan bahwa Usaha _^Kecil, Menengah dan Koperasi dapat diandalam setiap kegiatan ekonomi.

Page 4: ffl'l - eprints.unsri.ac.ideprints.unsri.ac.id/7138/2/PENGEMBANGAN_INVESTASI_BAGI_USAHA_MIKRO... · Pembangunan Pertanian Melalui Pembentukan Breeder'sRights", Makalali Seminar Bcrkala

SIMBURCAHAYA

Majalah llmiah Fakulias Hukum Universilas Sriwijaya

Tabcl 1

Data Kumulatif UMKM sc-SumatcraSelatanpcr31Descmbcr2010

No. URAIAN SATUANTAHUN

2006

TAHUN

2007

TAHUN

2008

TAHUN

2009

TAHUN

2010

Rata-rata PerkembanganSelama 5 tahunSebelumnya (%)

2 3 4 6 7 8 9

1 Jumlah UMKM-Pengusaha Mikro danKecil

Unit

Unit

Unit

1.906 377

1.9W.853

1.524

1.906.977

1.905.450

1.527

1.907.652

1.906.1251.527

1.937.0221.935.394

1.628

1.947.006

1.945.375

1.631

1,333.90

2 Modal Kerja&Investasi-Pengusaha Mikro danKecil

RpJutaRpJuta

8.888.095

7.805.695

1.083.400

8.889.295

7.805.795

1.083.500

8.890.6457.807.145

1.083.500

8.937.3367.843.242

1.094.124

9.081.427

7.917.002

1.164.425

1.030.05

3 Omzet

-Pengusaha Mikro danKecilRpJulaRpJuta

23.542.594

19.157.000

4.385.594

£0.340.1 3H

19.158.000

4.385.794

23.54G.544

19.160.7504.385.844

23.722.15519.262.5404.459.615

24.019.280

19.486.6394.532.641

1,43 .1.240.02

4 Penyerapan TenagaKerja•Pengusaha Mikro danKedl-Pengusaha Menengah

OrangOrangOranq

2.849.576

2.825.377

24.193

2.850.776

2.826.477

24.293

2.851.451

2.827.04224.409

2.861.527

2.836.794

24.733

2.880.639

2.855.931

24.762

0.76

1.15

Svmbcri Dm• • UKM Provinsi SumateraSelatan

Tabel 2

Data Kinerja Koperasi Tahun 2005-Dcscmber 2010Provinsi Sumatera Selatan

No. URAIAN SATUANTAHUN

2006

TAHUN

2007

TAHUN

2008

TAHUN

2009

TAHUN

2010

PerkembanganTahun2009 Dlbandingkan

Tahunsebelumnyaj%)

Unit 3.796 4.051 4.164 4.448 4.737

2 Jumlah Anqqota Orang 718.946 724.984 746.920 766.700 782.418

J

4

Pelaksanaan RAT

Modal Sendiri RpJuta 704.122 947.549 947.971 948.616 966.655

5 Modal LuarRpJuta 2.247.681 2.366.376 2.418.527 2.483.341 2.535.985 2,12

7

8

RpJuta 86.744 110.955 111.985 112.283 114.753

Penyerapan TenagaKerja Orang 29.930 35.916 36.255 36.741 37.163

Sumber: Dinas Koperasi danUKM Provinsi Sumatera Selatan

Di Sumatera Selatan jumlah koperasi yang

tcrdaftar per Descmber 2010 ada 4.737 koperasi dan 1.947.0Q6 Usaha Mikro, Kecil, Mene

ngah. Secara keseluruhan hasil evaluasi pembinaan terhadap UMKM ini perkembangannyarelatif kecil, hal ini dikarenakan berbagai kelc-mahan yang dirasakan oleh para Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah.

Pada umumnya permasalahan yang diha-

dapi oleh UMKM, antara lain:5

I. Faktor Internal

1. Kurangnya Permodalan

Permodalan merupakan faktor utama yang

diperlukan untuk mengcmbangkan suatu unitusaha. Umumnya UMKM merupakan usahaperorangan atau perusahaan yang sifatnya tcrtu-tup yang mengandalkan pada modal dari sipemilik yang jumlahnya sangat terbatas, scdang-kan modal pinjaman dari bank atau lcmbagalainnya sulit dipcrolch, karena persyaratannyasecara administrasi dan tcknis yang diminta

oleh bank tidak dapat dipenuhi.

1 Sutrisno, Pemikiran.tcnt_ang.Arahi Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Menegah, Jakarta, 2004

3118SIMBUR CAHAYA: VOLUME XVIII, NOMOR 48, MEI2012

n SIMBURCAHAYA

Majalah llmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas

Sebagian besar UMKM tumbuh secaratradisional dan merupakan usaha keluarga yangturun menurun. Keterbatasan SDM UMKM

baik dari segi pendidikan formal maupun pcnge-tahuan dan keterampilan sangat berpcngaruhterhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkcmbangdengan optimal. Di samping itu, dengan keterbatasan SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulituntuk mengadopsi perkembangan teknologi baruuntuk meningkatkan daya saing produk yangdihasilkannya.

3. Lemahnya jai ingan usaba dan kemampuanpenetrasi pasar

UMKM pada umumnya merupakan unitusaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yangsangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasaryang rendah, oleh karena produk yang dihasil-kan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyaikualitas yang kurang kompctitif. Berbeda denganusaha besar yang telah mempunyai jaringanyang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau intcrnasional danpromosi yang baik.

II. Faktor Eksternal

1. Iklim usaba belum kondusif

Kebijaksanaan Pemerintah untuk menum-buhkembangkan UMKM dan koperasi terusdisempurnakan, namun dirasakan belum sepe-nuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lainmasih terjadi persaingan yang kurang sehatantara pengusaha-pengusaha kecil dan pengu-saha-pengusaha besar.

2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaba

Kurangnya informasi yang bcrhubungandengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

SIMBUR CAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR 48, MEI 2012

teknologi, menyebabkan sarana dan prasaranayang mcreka nuliki juga tidak cepat berkembangdan kurang mendukung kemajuan usahanyasebagaimana yang diharapkan.

3. Implikasi Otonomi Daerab

Dengan bcrlakunya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah,kewenangan daerah untuk mengatur dan meng-urus masyarakat setempat. Perubahan sistemini akan mengalami implikasi terhadap pelakubisnis UMKM bcrupa pungutan-pungutan baruyang dikenakan pada UMKM. Jika kondisi initidak segcra dibenahi maka akan menurunkandaya saing UMKM. Di samping itu, scmangatkedacrahan yang bcrlebihan, kadang mencipta-kan kondisi yang kurang menarik bagi pengusahaluar daerah untuk mengcmbangkan usahanyadi daerah tcrscbut.

Dalam rangka pembcrdayaan sumberdaya ekonomi 6 (cnam) sektor Ungguian DaerahSumatera Selatan UMKM yang dibina diharapkan mampu mengambil peran sekaligus menjadilokomotif bagi UMKM lainnya dalam mengga-rap sektor ungguian scsuai potensi yang ada.

Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam bentuk pertumbuhan iklim usaha,pembinaan dan pengembangan melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan unnikmenumbuhkan dan meningkatkan kemampuanUMKM agar menjadi usaha yang tangguh danmandiri.

Sedangkan iklim usaha yang ingin dicipta-kan adalah kondisi berupa penetapan berbagaiperaturan perundang-undangan dan kebijaksanaan di berbagai aspek kehidupan ekonomiagar usaha kecil mempcroleh kepastian, kesempatan yang sama, dan dukungan berusaha yangseluas-luasnya sehingga berkcmbang menjadiusaha yang tangguh dan mandiri.

3119

Page 5: ffl'l - eprints.unsri.ac.ideprints.unsri.ac.id/7138/2/PENGEMBANGAN_INVESTASI_BAGI_USAHA_MIKRO... · Pembangunan Pertanian Melalui Pembentukan Breeder'sRights", Makalali Seminar Bcrkala

Menurut V

SIMBURCAHAYA•ueSttsHukum UniveisltasSriwijaya

Majalah llmiah Fakultas

Menengah KanJP'U Bidang Usaha Kecil danSumatera Selatatlt °P(*asi dan UKM Provinsitersebut adalah..* U'l'an dari pembinaan UMKM1. Mcnciptaka,, j.

semakin terbu.tian usaha ^ "ya kesempatan dan kepas-perasi sebap,- ^ kecil menengah dan ko-

wl pra„. ...i. mPn-

^ usaha yang kondusif,

amin betU, ,Pras>'arat utama untuk mcn-nibanp... . --.t.-„ kecil.menengah ^ an8nya usaha mikro, kcci

M

kcci

2. Mcningkatk_3n ,°pcrasi;, menen ke*ampuan usaha mikro,

manfaatkan |f dan koperasi dalam me-potensi su,nbcCSCl1,Patan yang terbuka danlokal yang t* da>'a tcrutama sumber dayapermodalan ?**dcnSan Pen&uatan akSCSpasar; '^sis produksi dan akSCS

3. Meningkatlc^ iperilaku kCN.. nBcmbangan semangat daiwiratisaha b^'^ahaan, menumbuhkandan kualitas rU' mcningkatkan kemampuandaya saing J^iemen serta mempcrkuatdan koperas- *ha mikro, kecil, menengahtas dan mUt ***»« penguatan produktivi-ringan infQr ' pcnguasaan teknologi, |akro, kecil „niasi ^n pemasaran usaha tni-

•Henes,18ah dan koperasi.

Sasaran pembjnaanPemerataan . * yang dilakukan adalah:

harapkan d( CSCt^patan berusaha yang dl"ha mikro, ^.^enumbuhkembangkanusakhususnyagulan.

Pemerataanmendukung ^^ebaran lokasi usaha yangPemerataan Letnkangunan daerah-

yCCil> menengah dan koperasin& bergcrak di komoditi ung-

CSempatan kerja.

Menurut Bapak Wawan Gunawan bahwakriteria koperasi dan usaha kecil dan menengahcalon mitra binaan adalah:81. UMKM telah melakukan kegiatan usaha

yang mempunyai prospek untuk berkem-bang, diutamakan usaha yang digarap adalah termasuk dalam 6 (cnam) sektor ungguian daerah Sumatera Selatan, yaitu:a. Sektor Perkcbunan,b. Sektor Kehutanan,

c. Sektor Kelautan,

d. Sektor Pertambangan,e. Sektor Pariwisata,

f. Sektor Kerajinan2. Mcnyediakan dana sendiri minimal 25%

dari yang dibutuhkan (diajukan)3. Mcmiliki kekayaan bersih maksimal Rp.

200.000.000,- (dua raws juta rupiah) tidaktermasuk tanah dan bangunan serta mempu

nyai omset maksimal Rp. 1.000.000.000,-(satu miliar rupiah).

4. mcmiliki surat izin usaba dan telah tcrdaftarpada instansi terkait (legalitas usaha).

5. Usaha yang dijalankan telah bcroperasi minimal 2 (dua) tahun dan tidak bcrsifattemporer atau spekulatif.

6. Khusus bagi koperasi telah melaksanakanRapat Anggota Tahunan (RAT) tahun bukiiberjalan (minimal 2 kali)

7. Usaha tersebut tidak bersifat musiman ataudengan kata lain tidak banya mcngandalkanbantuan semata dan telah mempunyai tenaga kerja.

' Pengaturan kemitraan dengan usaha kecildalam kaitannya dengan penanaman modaldiatur dalam Keputusan Bersama Mcnteri

Wawancara d^^-^ , ha Kecil dan Menengah, Kanwil Koperasi dan UKM I'ropinsiSumatera Sclat^ ^pal Efril Yansyah, KepaUB«W>gBttku Panduan bL?*»egaI 26 September 2011; . Sumatera Selatan, 2007Wawancara den **>«»* Koperasi Pengusaha Kecil dan " ' £, R ^Ka,iwil Kopcrasi dilll UKM Provms. SumateraSelatan, tang8al « |aPak WaWan Gunawan, S.F-, M-51'

>eptcmber 2011.

3120 SIMBUR CAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR 48,MEI 2012

rSIMBURCAHAYA

Majalah llmiah FakultasHukumUniversitas Sriwijaya

Negara Investasi Bidang Peningkatan Ke-mampuar Badan UsahaNasional dan Direk-tur Jenderal Bidang Pengusaha Kecil dan

Menengah No. 10/SKB/ASMEN.IV/X/98

dan No. SKB/PKM/X/98 tanggal 1 Oktobcr1998 tcntang Petunjuk Pelaksanaan Pember-

dayaan Usaha Kecil melalui Kemitraan

dalam rangka Penanaman Modal.

Petunjuk pelaksana tersebut digunakansebagai dasar acuan dan pedoman dalam melak

sanakan kemitraan di bidang penanaman modal.

Dalam petunjuk pelaksana tersebut pada bagianpcndahuluan dikatakan sebagai berikut:

"Dalam rangka mewujudkan kemampuan danperan usaha kecilsecaraoptimaldalamperekonomian nasional yang masih menghadapi berbagaihambatan baik bersifat eksternal maupun internal, seperti bidang produksi, pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusiadan teknologi, perlu diciptakan iklim usaha yang kondusifgunamendorongtumbuhdanberkembang-nya kegiatanberusahayangsalingmenguntungkanantara usaha kecil dengan usaha menengah danusaha besar."

Maksud dan tujuan pengaturan tersebutadalah:9

1. Untuk memberikan pedoman pelaksanaan

dalam pembcrdayaan usaha kecil melaluikemitraan antara usaha kecil termasuk ko

perasi dengan usaha menengah atau besar

dalam pelaksanaan penanaman modal;

2. Terwujudnya koordinasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kemitraan antar-

usaha kecil termasuk koperasi dengan usahamenengah atau besar di bidang penanaman

modal baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah;

Kemitraan merupakan kerjasama antara

usaha kecil termasuk kopcrasi dengan usaha

menengah atau besar disertai pembinaan danpengembangan oleh usaha menengah atau besar

dengan memperhatikan prinsip saling memerlu-

kan, memperkuat dan saling menguntungkan.Pola kemitraan yang dilakukan..dalam

rangka penanaman modal meliputi sebagai beri

kut:10

1. Pola inti Plasma

Dalam pola ini, usaha menengah atauusaha besar bertindak sebagai inti dan usaha

kecil sebagai plasma. Perusahaan ini melaksanakan pembinaan mulai dari penyediaan sarana

produksi, bimbingan teknis, sampai denganpemasaran hasil produksi. Usaha menengah dan/

atau usaha besar sebagai inti pembinaan dan

pengembangan usaha kecil yang menjadi plas-manya.

Beberapa keunggulan kemitraan pola inti

plasma ini adalah dapat memberikan manfaat

timbal balik antara pengusaha besar atau menengah sebagai inti dengan usaha kecil sebagaiplasma melalui cara pengusaha besar/menengahmemberikan pembinaan serta penyediaan saranaproduksi, bimbingan, pengolahan hasil serta

pemasaran. Ini berarti bahwa pengusaha besar

telah membagi risiko dan peluang bisnis denganpengusaha kecil sebagai plasma. Oleh karenaitu melalui model inti plasma akan terciptasaling ketergantungan dan saling menguntungkan.

2. Pola Sub Kontrak

Dalam pola ini, usaha kecil memproduksikomponen yang diperlukan oleh usaha menengahatau usaha besar sebagai bagian dari produksi-nya. Usaha menengah atau usaha besar membe-

Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal,Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, him.149.Ibid, him. 151-153.

'SIMBURCAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR48, MEI2012 3121

Page 6: ffl'l - eprints.unsri.ac.ideprints.unsri.ac.id/7138/2/PENGEMBANGAN_INVESTASI_BAGI_USAHA_MIKRO... · Pembangunan Pertanian Melalui Pembentukan Breeder'sRights", Makalali Seminar Bcrkala

SIMBURCAHAYAMajalah llmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

rikan pembinaan dan pengembangan kepadausaha kecil.

3. Pola Dagang Umura

Dalam pola ini, usaha menengah atauusaha besar memasarkan hasil produksi usahakecil atau usaha kecil memasok kebutuhan yangdiperlukan oleh usaha menengah dan usahabesar mitranya. Dalam kegiatan perdaganganpada umumnya, kemitraan antara usaha mene

ngah atau usaha besar dan usaha kecil dapatberlangsung dalam bentuk kerjasama pemasaran, penyediaan lokasi usaha, atau pencrimaan

pasokan dari usaha kecil mitra usahanya untukmemenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar yang bersang-kutan.

4. Pola Waralaba

Dalam pola ini, usaha menengah atauusaha besar sebagai pemberi waralaba memberi

kan hak penggunaan lisensi, merek dagang dansaluran distribusi perusahaannya kepada pene-rima waralaba diserrai bantuan bimbingan mana-jemen. Usaha menengah atau usaha besar yangbcrmaksud memperluas usahanya dengan caramemberikan waralaba, memberikan kesempatandan mendahulukan usaha kecil yang memilikikemampuan untuk bcrtindak sebagai penerimawaralaba untuk usaha yang bersangkutan.

5. Pola Keagenan

Dalam pola ini, usaha kecil diberikan hakkhusus untuk memasarkan barang dan jasausaha menengah atau usaha besar mitranya.Dalam hal ini menunjukkan usaha kecil sebagaiagen diutamakan untuk kegiatan usaha yangtidak mensyaratkan adanya fasilitas pemeliha-raan/perbaikan yang memerhikan investasi ter-sendiri.

3122

6. Pola Saham

Dalam pola ini, usaha menengah atauusaha besar melakukan kemitraan dengan usahakecil dalam pemilikan saham pada pendirianproyek/badan usaha batu atau melalui pembehansaham dengan harga yang wajar dengan sistcmpembayaran yang ringan dan tidak merugikanusaha kecil mitranya.

II. Kendala dan Upaya Pengembangan Penanaman Modal bagi Usaha Mikro, Kecil,Menengah, dan Kopcrasi diSumatera Selatan

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil danMenengah dan Kopcrasi perlu diselenggarakansecara menyeluruh, optimal, dan berkesinam-'oungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan dan pengembangan usahaseluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkankedudukan, peran, dan potensi Usaha Mikro,Kecil, Menengah dan Koperasi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan danpeningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

Meskipun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Kopcrasi telah menunjukkan peranan-nya dalam perekonomian nasional, namun masihmenghadapi berbagai hambatan dan kendala,baik yang bersifat internal maupun cksternal,dalam hal produksi dan pengolahan. pemasaran,sumber daya manusia, desain dan teknologi,permodalan, serta iklim usaha.1. Kendala-kcndala Pengembangan Penanaman

Modal Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengahdan Koperasi di Sumatera Selatan.a. Kurangnya pendanaan

Permodalan merupakan faktor utamayang diperlukan untuk mengcmbangkansuatu unit usaha. Umumnya UMKMmerupakan usaha perorangan atauperusahaan yang sifatnya tertutup yangmengandalkan pada modal dari si pemi-;

SIMBURCAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR48,MEI20

SIMBURCAHAYA

Majalah llmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

lik yang jumlahnya sangat terbatas, se-dangkan modal pinjaman dari bankatau lembaga lainnya sulit diperoleh,karena persyaratannya secara adminis-trasi dan teknis yang diminta oleh banktidak dapat dipenuhi.

Sedangkan permodalan yang diperolehdari bantuan pemerintah atau asistensipihak ketiga sangat terbatas.

b. Kurang Koordinasi antar Instansi Ter-

kait

Pelaksanaan pengembangan penanamanmodal bagi UMKM dan koperasi inimelibatkan beberapa instansi terkait.Perlunya koordinasi antar instansi ter

kait ini sangat penting untuk memben-tuk sinergi dari pelaksanaan pengembangan UMKM dan Koperasi secarautuh di Sumatera Selatan sehingga pemberdayaan UMKM dan Koperasi dapatdiselenggarakan secara menyeluruh,optimal dan berkesinambungan melaluipengembangan iklim yang kondusif,pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sehinggamampu meningkatkan kedudukan, peran dan potensi UMKM dalam mewu

judkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, danpengentasan kemiskinan.

c. Keterbatasan Sumber Daya manusiaKendala dalam pemberdayaan UMKMdan Koperasi umumnya discbabkanoleh rendahnya kualitas sumber dayamanusia yang tecermin dari kurang ber-kembangnya kewirausahaan, lemahnyadaya inovasi dan kreativitas serta rendahnya disiplin, etos kerja dan profe-sionalisme.

Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintahdaerah dalam pengembangan Penanaman

^IBUR CAHAYA: VOLUMEXVIII, NOMOR 48, MEI 2012

modal bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengahdan Koperasi di Sumatera Selatan.a. Pelatihan

Melaksanakan pelatihan-pelatihan bagipengusaha dengan tujuan dapatmeningkatkan kemampuan dan inovasi sertakreativitas dalam melakukan kegiatanusahanya. Pelatihan-pelatihan ini melibatkan perwakilan para pengusahayang ada di kabupaten-kabupaten dankota di Sumatera Selatan.

Pelatihan yang dilakukan misalnyaPengembangan dalam bidangdesain danteknologi, hal ini dilakukan dengan mak-sud:

1) Meningkatkan kemampuan di bidang desain dan teknologi sertapengendalian mutu; 2) meningkatkan kerjasama dan alih teknologi;3) meningkatkan kemampuan Usaha Kecil dan Menengah di bidangpenelitian untuk mengembangkandesaindan teknologibaru; 4) memberikan insentif kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mengembangkan teknologi dan meles-tarikan lingkungan hidup; dan 5)mendorong Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah untuk mempcrolehsertifikat hak kekayaan intelektual.

b. Kerjasama dengan Pihak ketigaKerjasama dengan pihak ketiga dalampengembangan UMKM dan Koperasidi Sumatera Selatan tcrus dilakukan.

Kerjasama dengan PT Telkom misalnyadalam memberikan keterampilan kepada Pegawai yang adadi Kanwil Koperasi dan UKM dalam pengembanganUKM Center yaitu dengan pengembangan teknologi komputer sehingga seluruhinformasi tentang Koperasi dan UKMdapat diakses secara online. Hal ini

3123