ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

15
ffiffiffiffiffiffiffiffiffi flr'',{"u' lrr - :, l.:f,;,-;i ;r}Lr-i :r,i" r,{ .i::'i::r,X*:illl$,li i- H-,,<*- ' i-akl iu+ffi .d;" si .;,, , -i '!- |]

Transcript of ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Page 1: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

ffiffiffiffiffiffiffiffiffi

flr'',{"u' lrr - :, l.:f,;,-;i ;r}Lr-i :r,i" r,{

.i::'i::r,X*:illl$,li

i-

H-,,<*- 'i-akliu+ffi

.d;"si

.;,, , -i'!-

|]

Page 2: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

iII

I

Prosiding

Seminar NasionalTeknologi Peternakan dan Veteriner

"Inovasi Teknclogi Peternakan dan VeterinerBerbasis Sumber Daya Lokal yang Adaptif danMitigatif terhadap Perubahan Iklim"Medan, 3-5 September 2013

Penlunting: Nurhayati D. PurwantariMuharam SaepullohSo{an IskandarAnneke AnggraeniSimon P GintingAtien PriyantiEning WiedosariDwi YulistianiIsmeth InotrnuSjamsul BahriWisri Puastuti

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kementerian Pertanian

Page 3: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Cetakan 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

@IAARD Press,2013

Isi prosidirrg dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya.

PenanggungjawabBess Tiesnamurti (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan)

Penyunting Pelaksana:Risca VerawatyRahmawati Elvianora PulLinda Yunia

Rancangan sampul:Ahmadi Riyanto

IAARD PressBadan Penelitian dan Pengembangan pertanianJalan Ragunan No. 29, Pasarminggu, Jakarta 12540Telp: +62 211806202, Faks.: +6221 7900644Alamat Redaksi:Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122Telp.: +52 251 83211 46,Faks.: +62 251 9326561e-mail : [email protected]. go.id

Hak cipta pada Badan Penelitian dan pengembangan pertanian, 2013

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANProsidirrg Seminar Nasional Teknologi peternakan dan veteriner,

Medan 3-5 September 2cl3.lPenlunting, purwantari ...... [et al.]; Jakarta:IAARD Press, 2013

xx + 595 halaman; ill;29,7 cm636

1. Peternakan 2. VeterinerI. Judul II. Nurhayati

rsBN 97 8 -602-t s20 -33 -8

, l:-r,!lfl,

Page 4: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veieriner 201 3

KATA PENGANTAR

Seminar Nasional Teknologi Petemakan dan Veteriner merupakan kegiatan tahunan yangdiselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan (Puslitbang Peternakan).dihadiri oleh berbagai kalangan akademisi, peneliti dan teknisi dari instansi penelitian,dinas/instansi pemerintah dan perguruan tinggi terkait, para praktisi bidang peternakan dan wakildari beberapa lembaga swadaya masyarakat.

Seminar kali ini dengan tema "Inovasi Teknologi Peternakan dan Veteriner Berbasis SumberDaya Lokal yang Adaptif dan Mitigatif Terhadap Perubahan Iklim", bertujuan untuk: (i)menghimpun dan merumuskan informasi teknclogi peternakan dan veteriner untuk menunjangkebijakan pengembangan agribisnis peternakan yang berbasis sumber daya lokal (ii) menyediakanforunr pertukaran informasi ilmiah teknologi peternakan dan veteriner, serta sosialisasi hasil hasilperrelitian Ci bidang peternakan (iii) meningkatkan jejaring informasi antara lembaga penelitian,perguruan tinggi, praktisi petemakan, serta pengguna jasa peternakan dan veteriner (iv) melihatfakta perkembangan teknologi peternakan dan veteriner melalui kunjungan lapang darr akselerasidiseminasi inovasi teknologi peternakan dan veteriner oleh pengguna.

Seminar i.lasional Teknologi Peternakan dan Veteriner menampilkan 6 (enam) makalahundangan dalam maupun luar negeri. Disamping itu makalah penunjang yang dipresentasikansecara oral sebanyak 24 (d:ua puluh empat) dan 69 (enam puluh sembilan) makala,h disampaikanCalam beniuk poster. Pemakalah undangan dari luar negeri adalah dari Dr. Simon Quigley dariUniversity of Queensland dengan topik "Nutrition and Genetic Interaction in RuminantLivestock". dan Dr. Beate Scherf dari FAO yang diwakili oleh Dr. Ageng S. Herianto" FAORepresentative intlonesia dengan makalah be{udul "Adaptation to Climate Change-Exploringthe Potential of Locally Adapted Breeds".

Sedangkan pemakalah undangan dari dalam negeri antara lain dari direktur PTPN VI, Jambiyang diwakili Direktur Renbang, Ir. Ahmad Nasulian Arifin MM dengan topik "Szccess StorySistem Integrasi Sapi-Sawit". Dr. ljeppy Soedjana dari Pusat penelitian PengembanganPeternakan <iengan topik "Partisipasi Konsumsi sebagai Alat Ukur Ketahanan Pangan hewaniBersumber dari Daging Ternak". Ketua ASPEKPIN, Medan dengan topik "Saccess StoryUsaha Ternak Kambing" darr Dr. Bambang R. Prawiradiputra dengan topik "Tanaman PakanTernak dan Bahan Pakan Transgenik di Indonesia: Peluang dan KendalaPengembangannya".

Makalah penunjang yang dipresentasikan baik oral maupun poster berasal dari berbagaiinstansi terkait yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia seperti BATAN, Perguruan Tinggi,dan Balai Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian termasuk PuslitbangiBalai Besar dan BPTP.

Sesuai dengan temanya, hasil-hasil penelitian yang dihimpun dalam prosiding ini diharapkandapat menambah informasi yang terkait dengan bidang peternakan, dimana hal ini juga dapatmempercepat alih teknologi hasil penelitian unggulan untuk pengembangan agribisnis peternakan.Forum ini juga dapat berperan sebagai sarana informasi dalam membangun kerjasama antarinstitusi terkait dengan pihak swasta maupun praktisi peternakan, selain sebagai masukan, gagasan

dan pengetahuan bagi para pengambil kebijakan daiam upaya untuk meningkatkan kesejahieraanmasyarakat peternak.

Bogor, November 2013Kepala Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian

Dr. Haryono

Page 5: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 201 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......

LAPOR,AN KETUA PANITIA PENYELENGGARA SEMINAR NASIONALTEKNOLOGI PETERNAKAN DAN VETERINRR 2OT3

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPERTANIAN .................

SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA UTARA

RUMUSAN HASIL SEMINAR

DAFTAR ISI ...........

MAKALAH UNDANGAN

Peran Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pefianian dalam mendukung

Peningkatan Produktivitas Peternakan melalui Pemanfaatan Sumber Daya Lokal

Ilaryono, Bess Tiesnamurti, Sjamsul Bahri ...........

Nutrition and Gene Expression in Skcletai Muscle of Ruminants

Simon Quigley. Poppi D, Nattrass G ..............

Tanaman Pakan dan Bahan Pakan lransgenik di Indonesia: Peluang dan KendalaPengembangannya

Bambang Risdiono Prawiradiputra, Muharsini S ................

Partisipasi Konsumsi sebagai Alat Ukur Status Ketahanan Pangan Daging

ljeppy D Soedjana

Integrasi Sawit Sapi di PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero)

Sulaiman I, Arifin AN, Ereskayanto ...

Perspektif Usaha Kambing Perah melalui Pembentukan Asosiasi Peternak KambingPerah Indonesia (ASPEKPIN) di Sumatera Utara

M. Reza Siregar...

MAKALAH PENUNJANG

RUMINANSIAAplikasi Sperma Sexing Berbasis AntioksidanMembran Serta Daya Fertilitas Induk Sapi Bali

terhadap Kualitas dan Integritas

Enny Yuliani, Lukman HY .............

Halaman

vi

vill

xi

xiv

xvi

l0

ll

l3

20

xvI

23

Page 6: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

468

490

418

483

495

531

500

509

519

530

545

s55

xxlil

Seminar Nasional Teknologi Petemakan dan Veteriner 2013

Perbandingan Morfometrik Ukuran Tubuh Ayam KUB dan Sentul melaluiPendekatan Analisis DiskriminanTike Sartika.

Studi Frekuensi Sifat Kualitatif Ayam KampungRambah Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

di Desa Menaming Kecamatan

Sadarman, Elfawati, Sadriadi

Peningkatan Bobot Badan Umur l0 Minggu Kelinci Pedaging FZ-3 melalui Seleksi

Bram Brahmantiyo, Raharjo YC, Prasetyo I-H

Respon Fisiologis dan Evaluasi Karkas Ayam Brciler terhadap Suhu PemeliharaanDingin

Pengaruh Jenis Mineral terhadap Produksi Eksopolisakarida dan KarakteristikPerhrmbuhan Lactobacillus bulgaricus Strain Ropy dalam Media Susu

R-atmawati Malaka, Metusalach, Abustam E

Penganrh Tingkat Penambahan Fosfat dan Asap Cair terhadap Kualitas NuggetDaging Broiler Prarigor Bagian Paha dan Dada

Effendi Abustam, Said Ml

561

571

s86

s92

579

s99

619

527

632

Aplikasi UjiSeruin Ayam

Risa Indriani

ELISA Infectious Bronchitis Menggunakan Isolat Lokal PTS-3 pada

Lapang608

Karakteristik Infeksi Virus Avian Influenza (Al) H5N1 pada Unggas Pekarangan

RM Abdul Adjid, Damayanti NLPI,Indriani R, HewajuliDA

PARTISIPAN SEMINAR

INDEKS PENULIS

Page 7: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

G. de Valdez GF.: production byInfuence of salts.88.

rointe G, Ceming J.

rpolysaccharide byL and analysis of itsduring prolonged

rr iron Microbiol.

1993. Lactic acidrc. New York.

:emistry. Springer-

Seminar Nasional Teknologi peter-;r.r j= l-ereriner 201j

PENGARUH TINGKAT PENAMBAE{N FOSFAT DAN ASAPCAIR TERHADAP KUALITAS NUGGET DAGING BROILER

PRARTGOR BAGIAN PAEA, DAN DADA

(Effects of Different Level of Phosphate and Liquid Smoke Addition onQuality of Chicken Nuggets from pre-Rigor Thigh and

Breast Meat of Broiler)

Effendi Abustam. S:: ].fl

Laboratoriumliwf ;:";#:il:il::r;:r7,.,:::,y:;";;:;sHasanuddin

efre ndi abu@)tor ma ;. : : -.

ABSTRACT

Decreased functional properties of meat especially water : -.iing capacity post rigor requires an additionof binder in processing the meat to be a pasta product like nu:.::rs. a Uinaer-in which commonly utilized formeat processing products is phosphates in form of sodium tri-f,l-. phosphates (STpp) and liquii smoke. Theaim of this study was to find out the effects of phosphates sut-r:ution concurrently with liquid smoke on thequality.of nuggets made from pre-rigor thigh and breast oi Broiler. Randomized Completely Design offactoridl pattern 2 x 3 with 3 replications was used in the studi: factor I was different part of ilroiler"meat(thigh and breast) and factor 2 was the ratio between different ler els addition of phosphates and liquid smoke(0.30% + 0%, 0.15o/o + 0.l5yo, and 0%o + a30W based on the meat weight. The materials used ior makingnuggets were Broiler meat from pre-rigor thigh and breast as:d 40 days as the main stuff and non meatingredients such as STTP, liquid smoke l0olo, tapioca flour. :alt, eggj and ice as additional stuffs. FiveYariables measured were flexibility of nugget, shear force val"e. cooling loss, elasticity, and acceptability.The.results of this study shows that substitution of STTP siir a 100%o of liquid smoke and breast meatresulting best quality of nugget. Liquid smoke can be utilized a-i binder in making chicken nugget from pre-rigor meat.

Key words: water Holding capacity, Phosphates, Liquid Smoke. Nugget euality, pre-Rigor

ABSTRAK

Penurunan sifat fungsional daging khususnya kemampuan mengikat air (water holding capacity) seiringdengan waktu pascarigor mengharuskan penambahan bahan pengikar (binder) pada proses f,engolatran dagingmenjadi produk pasta seperti nugget Bahan pengikat yang sering digunakan dalam prodik pengolihandaging adalah fosfat dalam bentukSodium Tri Poly Phosphares (STTP) dan asap cair. penelitian ini UJrtu.luanuntuk melihat pengaruh substitusi fosfat dengan asap cair terhadap kualitas rutgget ayam bagian paha danSada prarigor. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2x3 dimana faktor I adalahragian daging (paha dan dada) dan faktor 2 adalah tingkat penambahan fosfat dan asap cair dengan rasior0.30 + 0%; 0,15 + 0,l5oh; dan 0 + 0,30%) dari berat daging yang diulang 3 kali. Daging iut u Oan dida ayampedaging prarigor umur 40 hari sebagai bahan baku utama dan bahan tambahan bukan daging seperti SiTp,esap cair 107o, tepung tapiok4 garam, telur dan es batu digunakan dalam pembuatun niggit. peubah yangiiamati adalah daya lenting nugget, daya putus nugget, susut masak, tingkit kekenyalan,-Jan uji kesukaan.3asil penelitian menunjukkan bahwa subsitusi STTP dengan 1009'o asap cair dan daging riada menghasilkan<ualitas nugget lerbaik Dapat disimpulkan bahwa asap cair dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada:embuatan nugget ayam prarigor.

'(ata Kunci: Kemampuan Mengikat Air, Fosfat, Asap cair, Kualitas Nugget, prarigor

r99

Page 8: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Seminar Nasional Tehtologi Pelernakan dan Veteriner 20 I 3

I

l

i

I

PENDAHULUAN

Penurunan sifat fungsional dagingkhususnya kemampuan mengikat air (waterholding capacity) seiring dengan waktupascarigor mengharuskan penambahan bahanpengikat (binder) pada proses pengolahandaging menjadi produk pasta seperti nugget.Penambahan bahan pengikat pada proses

pengolahan daging menjadi nugget akan

menghasilkan produk akhir dengan kualitasyang lebih baik seperti kompak, padat dankenyal.

Bahan pengikat yang sering digunakandalam produk pengolahan daging adalah fosfatdalam bentuk STTP (Sodium Tri PolyPhosphates), boraks atau formalin. Boraks dan

formalin merupakan bahan kimia yangberbahaya bagi kesehatan konsumen, sedang

STTP sekalipun tidak berbahaya tetapi tetapmenjadi bahan pertanyaan bagi orang awamtentang keamanannya sebagai bahan tambahan.

Upaya untuk memperbaiki sifat fungsionalpada produk olahan telah banyak dilakukanmelalui penambahan bahan tambahan bukandaging yang sifatnya untuk meningkatkankemampuan daging mengikat air (daya ikat air)misalnya penambahan sodium tripolifosfat(Abustam dan Ali 2005; Syaputra 2009),sodium difosfat (Amang 2006; Mutmainnah2006). Ataupun dengan menggunakan dagingdengan daya ikat air yang tinggi pada kondisiprarigor (Rahalu 2006).

Akhir-akhir ini telah diteliti kemungkinanpenggunaan asap cair sebagai bahan pengikatselain sebagai bahan pengawet pada produkolahan daging. Pada pembuatan bakso dagingsapi penambahan asap cair sampai tingkat I %menghasilkan produk bakso dengan kualitasdan rendemen tinggi (Abustam et al. 2009).Hasil penelitian lainnya Abustam et al. (2010)menunjukkan bahwa kualitas bakso dari ototLongissimus dorsi lebih baik dariSemitendinosus dan Pectoralis profundus.Semakin tinggi level penambahan asap cairpada pembuatan bakso semakin tinggi kualitasbakso. Pada level 0,15% keemPukan

meningkat 22,47%. susut masak menurun

3J,8s%., daya lenting meningkat 22.680/o,

kekenyalan sensorik meningkat 25o/o, dan

tingkat kesukaan panelis meningkat A,A6YI.

Aplikasi asap cair pada daging segarjuga telah

diperlihatkan oleh Abustam dan Ali (2011)-

Asap cair merupakan hasil konden'- tfl-pirolisis kayu atau batok kelapa setelah :r: : rpemanasan pada suhu 400-600'C -' r-:sebuah tabung atau drum. Asap c3.,- ::

mengandung lebih dari 400 senyau a i. : iantara lain fenol(4,13o/o), karbonil (11.30, :.:asam (10,2oh) (Setiadji 2000; Anonim l -'- !Senyawa-senyawa yang terdapat pada a-sa: :,":dapat berfungsi sebagai penga\\'et ;pengemulsi (Cahyadi 2006). Selain itu. ;...-asap cairjuga ditemukan beberapajenis '..-yang berfungsi sebagai gum, yaitu ba:'--bahan pengental, penstabil emulsi ,--pembetuk gel yang larut dalam air (Cah;. ":2006). Penggunaan asap cair sel,.:.antioksidan juga berdampak terha;'-peningkatan keempukan daging bror,.:(Kompudu 2008).

Pada penelitian ini level penambahan STT^pada pembuatan nugget ayam pedagin.(broiler) yang biasanya digunakan 0,3Yo drbahan adonan digantikan dengan menggunaka:,asap cair sampai 100% (tanpa STTP). Baha-baku utama adalah daging ayam pedagingbagian dada dan paha pada fase prarigor.

Sampai sejauh mana asap cair bisamenggantikan STTP sebagai bahan pengikatpada nugget ayam pedaging kondisi prari-uormenjadi permasalahan dalam penelitian iniditinjau dari kualitas dan rendemen produknugget.

MATERI DAN METODE

Bahan-bahan yang digunakan yaitu dagingayam pedaging bagian paha dan dada prarigordari 6 ekor ayam umur 40 hari, asap cair, es

batu, tepung tapioka, sodium tripolifosfat(STPP), garam, bumbu, tepung panir, telur,aquades, minyak goreng, kertas label, plastikgula, tissu, dan plastik klip.

Alat yang digunakan adalah blender,baskom, food processor, pisau, timbangananalitik, talenan, wajan, kompor, panci,refrigerator, dan timbangan analitik.

Penelitian dilakukan menggunakanrancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 3dimana faktor 1 adalah bagian daging (pahadan dada) dan faktor 2 adalah tingkatpenambahan fosfat dan asap cair l0% (fosfat0,3%o + asap cair 0%, fosfat 0,150 + asap cair

0,15o/o, dan fosfatberat daging) yang

Paramaeter )'alenting nugget, darsusut masak, kelhedoniclkesukaan.

Pembuatan nugge

Proses penggiipaha dan dadamasing dilaku]<anmenggunakan imendapatkan ekst

dilakukan dengarayam, garam dan :yang dibutuhkanFosfat dan asap ca

dengan perlakuamasing-masin-e a

pertam4 bersamabumbu-bumbu dadigiling sampai ad

Setelah adonan hountuk mengetahuimasing adonanAdonan dipindahidalam loyang 1andengan plastikmelekatnya adonaibentuk bulat se.

dikukus dengan s'

Bentuk bulat dimnugget dapat diurelastisitas (kekepengukusan, dilakberat nugget untuBahan-bahan yang

nugget dapat dilihi

Tabel l. Bahan-h::.:

Jenis bahanDaging ayamEs batuTepung tapiokaPospat dan asap .rGaram*

.Bumbu*+Tepung panir*'

* Berdasarkan a::*+ Berdasarkan c::

600

Page 9: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Seminar Nasional Teknologi Peternakm dan Veteriner 20 I 3

ondensasi dariieteiah melalui500'C dalam\sap cair inisnYawa kimiaii (11,3%) danrnonim 2008).pada asap cairtngawet danain itu, dalamroa jenis asamr aitu bahan-emulsi dan

r air (Cahyadicair sebagaiik terhadap

_:ing broiler

mbahan STTPim pedaging;an 0,3%o darimenggunakanSTTP). Bahan,am pedaginerrarigor.rp cair bisaahan pengikat,ndisi prarigorpenelitian inilemen produk

fDE

r l aitu dagingdada prarigor

. asap cair, es

t tripolifosfatI panir, telur.

label, plastik

alah blender.ru. timbanganmpor, panci.-:l-Llt\.

rnenggunakanrktorial 2 x 3

daging (pahalalah tingkat* 10Yo (fosfat!ie * asap cair

0,75yo, dan fosfat 0o/o + asap catr 0,3oh dariberat daging) yang diulang selama 3 kali.

Paramaeter yang diamati adalah dayalenting nugget, dan daya putus nugget (DpN),susut masak, kekenyalan nugget dan ujihedonickesukaan.

Pembuatan nugget

Proses penggilingan daging ayam bagianpaha dan dada kondisi pararigor masing-masing dilakukan secara tersendiri denganmenggunakan food processor. Untukmendapatkan ekskaksi protein miosin yangbanyak maka pada penggilingan awaldilakukan dengan mencampurkan dagingayam, garam dan sebagian dari jumlah es batuyang dibutuhkan dalam pembuatan nugget.Fosfat dan asap cair dari berat formulasi sesuaidengan perlakuan ditambahkan kedalammasing-masing adonan hasil penggilinganpertam4 bersama dengan tepung tapioka,bumbu-bumbu dan sisa es batu, kemudiandigiling sampai adonan benar-benar homogen.Setelah adonan homogen, kemudian ditimbanguntuk mengetahui berat awal dari masing-masing adonan (adonan paha dan dada).Adonan dipindahkan dari food processor kedalam loyang yang sebelumnya telah dilapisidengan plastik gula untuk mencegahmelekatnya adonan kemudian di cetak denganbentuk bulat seperti bulatan bakso, laludikukus dengan suhu 80oC selama 20 menit.Bentuk bulat dimaksudkan agar daya lentingnugget dapat diukur sebagai indikator tingkatelastisitas (kekenyalan nugget). Setelahpengukusan, dilakukan penimbangan kembaliberat nugget untuk mengetahui susut masak.Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatannugget dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel l. Bahan-bahan pembuatan nugget

Daging ayamEs batuTepung tapiokaPospat dan asap cair*Garam*

*Bumbu**lgpung panir**

6014

13

0,31,5

1,2

10

* Berdasarkan berat daging** Berdasarkan berat adonan

Jenis bahan Jumlah (%) Susut masak :

Pengukuran daya lenting nugget

Daya lenting merupakan salah satu tehnikuntuk melihat daya pantul nugget ketikadijatuhkan pada suatu permukaan rata darisuatu ketinggian. Makin tinggi daya pantulmaka kualitas nugget (kekenyalan) makin baik.Pengukuran daya lenting nugget dilakukandengan cara menjatuhkan nugget padaketinggian 45 cm sebanyak 5 buah nuggetyangberbeda dalam gelas ukur dari kaca. Tinggipantulan dari masing-masin g nuggetdikonversi kedalam 4 skor (l-4) denganterlebih awal mencari selisih antara pantulantertinggi dengan terendah yang kemudiandibagi 4 untuk mendapatkan interval antaramasing-masing skor. Skor I merupakan dayalenting kurang dan skor 4 menyatakan dayalenting terbaik (Abustam et al. 2009).

Pengukuran daya putus nugget (DpN)

Pengukuran DPN dimaksudkan untukmelihat tingkat keempukan nugget denganmenggunakan CD Shear Force. dimana sampelnugget dalam bentuk silender dengan ukuranpanjang I cm dan diameter 0.5 inci diletakkandalam lubang CD shear force yangmenggunakan pisau dengan tebal I mm untukmemotong sampel. Semakin besar beban untukmemutus sampel nugget maka semakin alotnugget tersebut. Nilai daya purus nuggetdinyatakan dalam kglcmz (Abustam et al.200e).

Pengukuran susut masak

Susut masak merupakan berat yang hilangatau penyusutan berat sampel selamapengukusan (cooking ioss). Susut masak ditentukan dengan persamaan sebagai brikut:

A_Bx 100%

AKeterangan:A : Berat adonan sebelum dikukusB : Berat setelah dikukus

Sumber: Soeparno 1998

60r

Page 10: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Seminar Nasional Telmologi Petemakan dan Yeteriner 2013

Uji organoleptik (skor kekenyalan)

Penilaian organoleptik/kekenyalan nugget

dilakukan oleh panelis sebanyak l0 orang yang

telah terbiasa melakukan uji organoleptik. Skor

penilaian kekenyalan berayun dari 1-6 dimana:

1. Sangat tidak kenyal, 2. Tidak kenyal, 3.

Agak tidak kenyal, 4. Agak kenyal, 5. Kenyal,

dan 6. Sangat kenyal. (Abustam et al. 2009).

Uji hedonik/kesukaan

Kesukaan atau tingkat penerimaan panelis

pada penilaian organoleptik nugget merupakan

salah satu uji yang dipertimbangkan dalam

penentuan kualitas nugget. Uji inijuga disebut

sebagai uji hedonik. Kisaran skor yang

digunakan adalah l-7 yakni: 1. Sangat tidaksuka; 2. Tidak suka; 3. Agak tidak suka; 4.

Netral; 5. Agak suka; 6. Suka;7. Sangat suka

(Abustam et aI.2009).

Analisis data

Data diolah dengan menggunakan analisis

ragam pola faktorial untuk mengetahuipengaruh perlakuan pada ke dua faktor

terhadap daya lenting nugget, daya putus

nugget, susut masak, kekenyalan, dan tingkat

kesukaan (hedonik) dengan menggunakan

bantuan program SPSS (SPSS 13, SPSS Ltd.,West Street Woking, Surrey, UK). Jika

terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji

beda nyata terkecil (Steel dan Torrie, 1991).

Pengaruh tingkat penambahan f:sfer dan

asap cair terhadap skor dal a lrnung nugget

pada kondisi prarigor

Analisis ragam menun-, --r-r--, bahwa

tingkat penambahan fosfat da*'r " i-:; asap cair

pada kondisi prarigor berpenua:--:- r=gat nyata

(P<0,01) terhadap skor dal a ,=--::r.-s nugget

ayam. Semakin tinggi tingk:: :enambahan

asap cair semakin tinggi ski': 1:''a lenting

nugget. Pada tingkat penam'c.:.= asap cair

50oA (0,15'h) terjadi peningk::- skor daya

lenting sebesar 10,60% dan ::da tingkatpenambahan asap cair !3 3 (0,30%)

peningkatan skor daya lentine s;"a"esar 33,64yo

dari tanpa penambahan asap cair. Hal inimenunjukkan bahwa pada kor,Cisi prarigor

tingkat penambahan asap caii saja (tanpa

fosfat) mampu berperan saneat n1'ata dalam

meningkatkan sifat fungsional produk nugget

khususnya tingkat kekenyalan nugget. Dagingprarigor dari bagian dada dan paha yang

mempunyai kemampuan mengikat air yang

tinggi dapat dipertahankan dan malahan

meningkat pada produk akhir setelah

penambahan asap cair.

Daya putus ,rugget (DPN)'

Pengoruh bagion daging terhadup daya putusnagget (DPN) pada kondisi prurigor

Analisis ragam memperlihatkan bagiar-daging berpengaruh sangat nyata (P<0,01

terhadap daya putus nugget pada fase prarigordimana bagian dada nyata lebih empuk sebesa-

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daya lenting nugget

Pengaruh bogian daging tethadap skor daya

lenting nugget poda kondisi prarigor

Tabel 2 memperlihatkan rata-rata skor daya

lenting nugget berayun antara 2,17-2,90(sedang) pada tingkat penambahan fosfat dan

asap cair yang berbeda dan2,24- 2,74 (sedang)

pada bagian daging yang berbeda

Analisis ragam memperlihatkan bahwa

bagian daging berpengaruh sangat nyata

1f'<O,O t ) terhadap skor daya lenting nugget pada

kondisi prarigor dimana bagian dada sangat

nyata (P<0,01) lebih tinggi skomya (22,32oh)

daripada bagian paha. Skor daya lenting nugget

]i"r4.!:;J:

602

LEOE:ol.-- ILEo.IrBOT=E^H!I

.HYIei.cE:!:t3l.rl

5

,:.

o6

?

:0

3

:r)

fi,J

IE

d

zN

I

*l,=l50tdl

cl

Bl

r

-l

n1I

l

dl\

!

I

I1

6i_

di

II

u!!

Icit

-i

l

-1

IiJi\o

+o\

+

oa

(6

.o

{)

c6

ir,

FI

.1olrl'lrol

C', I

ol

I

()!

o:

Page 11: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Seminar Nasional Teknologi Peternal<an dan Veteriner 201 3

HErod

cid

U^

ov d^m =c<) -t'^!1 + s;'e.. ag.A-- O -Xv J;ci^' PU1E c :orj^x 6;>,-:z A S;+ e dA ^o --ilEI HdG \ao;s H<G-h Yjrr

I + = -75-,-o!1o

5C'! .7

=vi il \t.-

6* I ^j>'d"r E -@ ,. .i >' 6d-=o=-o H=r a<d 3 (,lJE* t €€A'i: cq.j:.ijdOf;cL bod <a

I.;HPiuEo\.d c! ctoa $v)a.,:),6.etrre-i:.o 'r -. ..i ts ae \

-c6bO--

:J- : rc 6fi Es==frdrCc-E"CJC)6-9-- 0d

*c3uusSEooo! dJJllZ.Y<fuTAU)Q*

*Lr'L*rf

603

fOO9t'-l--.4*v^Orid-i'f ,+.

A / '

.- ,+O\n-:46e'l \o N ql \o.i .o' 6i v -rl

cAO:nO<>v'i cl .i: o^ o.c.I \O O ri r,

m\o!ieo..r,<c.r!na.l \C a.l !t :t

<)co e14 rr(},O\ifQcr,(.{rr()r)\f,

t_ !-- o\ t- o!O\O.acnoa.}r,C>n*

^ao6 \c;- ?\\t:$"\iqi(c.l\C-=f<:

F- a.l @ \t (>\O+eVOlcid-I-fei

F- OA F- cn vl-cO0amoOc{ \o r'{ .+ 6

i-- a.l qf, 6 <)N00vl€ltC\l\O-t.7r

.*€?L r.86!9En8-*FS,ESK E# AOOr;VV

l\rrO\aAO<]) O\ - c.t ..rc'l 9t:f.i'

6o

&

.$

.daa

(B

€&

(!,

\o

cn

+\o

o\

+^\

\oo+\o

tqc)

o

Cd

6

6,v

o

cdv,5r,

c,

s

'o

d

{)d)

H6

dada dalam kondisibahwa asap cairyang sangat baik

lenting nugget padaat dari peningkatanang terkait dengan: dan kenyal. Oasl:nsdaging yang ri'asl;itas glikolitik lebihsan daging bagiann lemaknya lebihdan paha (Schlting,engapa daya lentingdari daging bagiani prarigor.

rhan fosfat dan)'a lenting nugget

unjukkan bahwalan asap asap cairgaruh sangat nyata

'a lenting nuggetrkat penambahan;kor daya lentingnbahan asap cairzkatan skor dayaan pada tingkat

saja (0,30%)s sebesar 33,64yorp cair. Hal inikondisi prarigorcair saja (tanpargat nyata dalamtl produk nuggett nugget. Dagingdan paha yang'neikat air yang

dan malahanakhir setelah

zdap daya putus'arigor

ihatkan bagiannrata (P<0,01)la fase prarigor.t empuk sebesar

io

q0

q

G

a0

dO

4i

t)

no

.:t

.6

t)

U!o€

-}io()

zal(,

F

Page 12: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Seminar Nasional Teknologi Petemakan dan Veteriner 2013

4,54yo dari bagian paha. Komponen kolagenyang lebih tinggi pada otot bagian paha untukmendukung sebagai otot yang banyakberaktivitas dan sebagai penyangga tubuhdapat menjelaskan mengapa otot paha lebihalot dari otot dada. Hal ini mendukungpernyataan Alvarado (2011) bahwa otot pahamengandung kolagen yang lebih dari padadaging bagian dada karena diameternya yanglebih kecil mengakibatkan peningkatankolagen. Dengan tambahan, serat-serat ototmerah (paha) membutuhkan dukungan untukbertumpu dan berjalan dari pada serat-seratputih (dada) dan oleh karenanya mempunyaikolagen yang lebih banyak.

Pengarult tingkat penambahan fosfat danasap cuir terhadap daya putus nugget (DPN)pada kondisi prarigor

Tingkat penambahan fosfat dan asap cairberpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadapdaya putus nugget pada fase prarigor, semakintinggi tingkat penambahan asap cair semakinrendah DPN. Perlakuan tingkat penambahanfosfat dan asap cair berbeda sangat nyata(P<0,01) antar perlakuan. Hal manamenjelaskan bahwa semakin tinggi tingkatpenambahan asap cair maka DPN semakinrendah atau dengan kata lain nugget semakinempuk. Pada tingkat penambahan asap cairsaja (rasio fosfat:asap cair : 0o/o : 0,3%o)menghasilkan nugget 13,08yo sangat nyata(P<0,01) lebih empuk dari pada tanpa asap cair(rasio fosfat:asap cair : 0,3%: 0%) pada faseprartigor. Kemampuan asap cair meningkatkandaya ikat air baik pada fase prarigor maupunpada fase pascarigor menyebabkan produkdaging segar maupun daging olahan sepertiproduk nugget dan bakso keempukannyameningkat. Hal ini mendukung hasil penelitiansebelumnya pada produk bakso (Abustam et al.2009) dan pada daging segar (Abustam danAli,20l0).

Susut masak nugget

'"' Surrt masak merupakan salah satu

parameter kuantitas daging dan erat kaitannyadengan kualitas daging. Daging dengan susutmasak yang tinggi menandakan bahwa dagingtersebut kurang dapat mempertahankan

kemampuan mengikat air, salah --:- r:ufungsional protein, selama proses p.:--: iirrifirdan akibatnya rendemen menjacii ::::i{r.Dalam pengolahan daging ,ji:::-ru"mrendemen yang tinggi atau susut mi-ia. -.zm!rendah, Demikian halnya pada r:'{g{diharapkan daging yang digunaka-r -nmrformulasi akan menghasilkan rendemi: ; $trlr

tinggi pascapengolahan. Susut ma:,:-l- -,anrlrendah (rendemen tinggi) erat k:-:-.:,rdengan kualitas nugget. Semakin ti,ng::" :r;;,rmasak maka kemungkinan kualitas gizi r;;5r1menjadi menurun.

Pengaruh bagian daging terhadap -d.r.:ju(r

mssak nugget padafase prarigor

Susut masak (oh) nugget ayam berdas.::-r-arbagian daging dan tingkat penambahar ":::udan asap cairpada fase prarigor (Tabel I

Analisis ragam memperlihatkan :=;rtldaging berpengaruh sangat nyata ( P<- - -

terhadap susut masak nugget fase p:-r:-.;:ndimana susut masak pada otot dada .=lunyata (P<0,01) 51,11% lebih rendah dar-:,u;rotot paha fase prarigor. Tingginya SUSUI ir,...::.rnugget pada otot paha dapat disebabkan i"-=1,r.daya ikat air yang rendah pada otot ini s::,.*otot yang cenderung lebih alot :li.:,skandungan kolagen yang lebih I'r.=disamping itu otot paha juga mengar.:-'-ikadar lemak yang lebih tinggi (Alrr=r:201l) sehingga pascapengolahan. l;:;i:-j:menghasilkan susut masak yang lebih tin-:g:

Pengoruh tingkat penambohon fosfat d anasap cair terhadap susut mas{rk nugget ftseprarigor

Analisis ragam memperlihatkan rin-..:penambahan fosfat dan asap cair berpen_ra.-:sangat nyata (P<0,01) terhadap susut m3:"-!nugget fase prarigor. Semakin tinggi tir:r! ---

penambahan asap cair semakin rendah s,.:masak, dimana terdapat perbedaan yang sar.-rnyata (P<0,01) antar perlakuan. pada rin5..--penambahan asap cair saja (komt,i:,.fosfat+a5ap cair : yoh + O,3Oo ) susut rila-.-..nugget sangat nyata (p<0,01) g5,71%o )=: :rendah dari pada tanpa penambahan asap :.-:(kombinasi fosfat + asap cair : O,30oh - i_t.,

fase prarigor. Hal ini menunjul*:=

604

-!3mampruan asap (

--eningkatkan dafi-hingga susut:ascapengolahan.remperlihatkan su:engan meningkatr:embuatan bakso.{bustam et al. 20ilat air dengan me

:ada daging segar

-ibustam dan Ali.l(

Pengaruh interpenambahan fosfahagian daging terh

-fase prarigor

Analisis ragampengaruh interaksi '

:ntara tingkat penar

Jengan bagian dar4ugget fase prarigc.bahwa penurunansangat nyata (P<0level asap cair tidalsusut masak rutggettingkat penambahar030%) penurunan :

kecil pada otot pahz

dua perlakuan tingjcair lainnya.

Uji organoleptik: I

Pengaruh bagian a

kekenyalan nugget

Skor kekenratingkat penambahdengan bagian dagidilihat pada Tabe L

Analisis rasandaging tidak berpekekenyalan nugget.dengan mengabaifosfat dan asap ca

antara daging bag'kurang lebih sama.

Page 13: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Semirwr Nasional Teknologi Peternakan dan lteteriner 2013

h satu sifati pengolahan

iadi rendah.diharapkan

masak yangada nuggetakan dalamLdemen yangmasak yangr kaitannyarinegi susut

s u.izi nugget

adap susut

berdasarkan'eahan fosfata*hel 2).san bagianta (P<0,01).se prarigor.Jada sangatiah daripadasusut masak.bkan karenar ini sebagai:lot akibatbih tingginengandun-e

rAlvarado,rn, nugget,ih tinggi.

;fat donrgget fuse

i3n tingkat

-rpengaruhusut masakrrgi tingkat:ndah susutvang sangat

'aJa tingkat,kombinasil:Ut maSak.-19'o lebihr;r asap cair-.[iDo + Qol6)

.runjukkan

kemampuan asap cair mempertahankan danmeningkatkan daya ikat air fase prarigorsehingga susut masak menu*npascapengolahan. penelitian sebelumnyamemperlihatkan susut masak yang rnenurundengan meningkatnya level asap cair padapembuatan bakso (Abustam et al. 2009;Abustam et al. 2010) dan peningkatan dayaikat air dengan meningkatnya level asap cairpada daging segar (Abustam dan Ali, 2010;Abustam dan Ali, 2011).

Pengorah intersksi antarspenambohan fosfst dan asap coirbagian daging terhadap susut masskfase prarigor

Pengaruh tingkat penambahan fosful danasop cair terhadap skor kekenyalan nuggetpadafuse prorigor

Analisis ragam menunjukkan tingkatpenambahan fosfat dan asap cair berpengaruhsangat nyata (P<0,01) terhadap skorkekenyalan nugget pada fase prarigor. Terdapatperbedaan yang sangat nyata (p<0,01) antiraperlakuan 0,30Yo + 0%o dengan perlakuan 0oZ +0,30%, antara perlakuan 0,15o + 0,l5yodengan 0%o + g,3go7o, antara perlakuan 0o% +0,30yo dengan perlakuan 0,15yo + 0,15%o danperlakuan A30Yo + \Yo. Tetapi tidak terdapatperbedaan nyata antara perlakuan 0,30% + O%dan 0,15o/o + 0,15Yo. Semakin tinggi tingkatpenambahan fosfat dan asap cair, semakintinggi skor kekenyalan nugget. pada tingkatpenambahan asap cair saja (kombinasi fosfat}Yo dan asap cair 0,30oh) menghasilkan skorkekenyalan nugget sangat nyata (p<0,01)16,l7yo lebih tinggi dari pada tanpapenambahan asap cair (kombinasi fosfat 0,30%dan asap cair 0o/o). Hal ini mengindikasikanbahwa penambahan asap cair pada dagingprarigor meningkatkan daya ikat air dagingyang berimplikasi terhadap peningkatan skorkekenyalan nugget. penelitian sebelumnyamemperlihatkan peningkatan skor kekenyalanbakso dengan meningkatnya level asap cair(Abustam et al. 2009; Abustam et al. 20 I 0).

Uji kesukaan nugget

Pengaruh bagian daging terhadap tingkatkesukaun nugget fase prorigor

Skor kesukaan nugget berdasarkan tingkatpenambahan fosfat dan asap cair pada bagiandaging pada fase prarigor dapat dilihat padaTabel 2.

Analisis ragam memperlihatkan bagiandaging berpengaruh sangat nyata (p<0,01)terhadap tingkat kesukaan nugget, bagian pahamemberikan peningkatan skor kesukaan27,77% sangat nyata (p<0,01) lebih tinggidaripada bagian dada, sekalipun skor kesukaanmasih dalam rentang yang sama yakni netral.Tingkat kesukaan yang lebih tinggi padadaging paha disebabkan karena perlemakanyang lebih intensif pada bagian ini sehinggaleblhjuicy dan memberikan citarasa yang lebih

tingkatdengannugget

Analisis ragam memperlihatkan adanyapengaruh interaksi yang sangat nyata (p<0,01)antara tingkat penambahan fosfat dan asap cairdengan bagian daging terhadap susut masaknitgget fase prarigor. Hal ini dapat dijelaskanbahwa penurunan susut masak nugget yangsangat nyata (P<0,01) dengan meningkatnyalevel asap cair tidak sejalan dengan penurunansusut masak nugget antara bagian daging. padatingkat penambahan fosfat dan asap cair (0olo +0,30%) penurunan susut masak menjadi sangatkecil pada otot paha dibandingkan dengan padadua perlakuan tingkat penambahan fosfat asapcair lainnya.

Uji organoleptik: kekeny alan nugget

Pengaruh bogian daging terhaclapkekenyolan nagget pada fase prorigor

Skor kekenyalan nugget berdasarkantingkat penambahan fosfat dan asap cairdengan bagian daging pada fase prarigor dapatdilihat pada Tabel 2.

Analisis ragam memperlihatkan bagiandaging tidak berpengaruh nyata terhadap skorkekenyalan nugget. Hal ini menandakan bahwadengan mengabaikan tingkat penambahanfosfat dan asap cair, skor kekenyalan nuggetantara daging bagian paha dan bagian dada

*urang lebih sama.

60s

Page 14: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

Seminar Nasional Teknologi Petemakan dan yeteriner 2013

gurih. Sebagaimana diutarakan oleh Alvarado(2011) bahwa daging paha mengandung lemakyang lebih tinggi dibandingkan dengan dagingdada, sekalipun perbedaan ini sangat kecil(<3%).Kandungan lemak yang sedikit lebihtinggi ini dapat memperbaiki persepsi terhadapjuiciness.

Pengoruh lingkat penambah an fosfat danasap cair terhadap skor kesukoun nuggetpodafase prarigor

Analisis ragam memperlihatkan tingkatpenambahan fosfat dan asap cair berpengamhsangat nyata (P<0,01) terhadap skor kesukaannugget pada fase pararigor. Terdapat perbedaanyang sangat nyata (P<0,01) antara perlakuan0,30yo + 0%o dengan perlakuan 1Yo + 0,30oh,antara perlakuan 0,15%o + 0,l5yo dan \Yo +0,30o/o dan antara perlakuan 0oA + 0,30Yodengan perlakuan 0,15o + 0,l1oh dan 0,30%o +0%. Sedangkan antara perlakuan 0,300 + UYo

dan 0,15% + 0,15z0 tidak berbeda nyata.Semakin tinggi tingkat penambahan asap cairsemakin tinggi skor kesukaan nugget. Padatingkat penambahan asap cair saja (kombinasifosfat 0% + asap cair 0,30%) menghasilkanskor kesukaan nugget 28,570 sangat nyata(P<0,01) lebih tinggi dari pada tanpapenambahan asap cair (kombinasi fosfat 0,30%+ asap cair 0%) pada fase prarigor.Kemampuan asap cair meningkatkan dayalenting dan keempukan nugget sertamenurunkan susut masak nugget menyebabkanskor kesukaan meningkat pada fase prarigor:

KESIMPULAN

Penambahan asap cair saja (kombinasifosfat 0% dan asap cair 0,30o/o) padapembuatan nugget broiler menghasilkan dayalenting tinggi, daya putus nugget rendah, susutmasak rendah, kekenyalan dan tingkatkesukaan nugget tinggi.

Daging bagian dada menghasilkan kualitasnugget yang terbaik dimana daya lenting

!iq1ggi, daya putus nugget rendah, dan susutmasak rendah.

Asap cair dapat digunakan sebagai bahanpengikat untuk meningkatkan sifat firngsionalprotein khususnya daya ikat air daging padapembuatan nugget.

DAFTARPUSTAKA

Abustam E. Ali HM. 2005. Dasar Teknrrlc= -jg.Ternak. Buku Ajar. Program A-2 -i--:mProduksi Ternak Fakultas Pei-:ai:erUniversitas Hasanuddin.

Abustam E, Ali HM. 2010. Kemampuan rn"-=:luair (Water Holding Capacity) dan dar; :, rnr'"

daging sapi Bali prarigor melalui :'-+spenambahan asap cair. Penelitian - I *

Fakultas Petemakan.

Abustam E, Ali HM. 2011. Pengaruh.ienis .-:;-: rmlevel asap cair terhadap daya ikat air d-- :r-,:.putus daging sapi Bali prarigor. Prlr nNational Seminar on Zootechniqu=: rrrIndogenous Resources Development. 15t1.Publication No. l/201 2. p. 233-236.

Abustam E, Likadja JC, Ma'arif A. I "r:q;Penggunaan asap cair sebagai bahan p:-1i.:rpada pembuatan bakso daging sapi 3:i:-Seminar Nasional Kebangkitan Peren-i-a:-

. Semarang.

Abustam E, Likadja JC, Sikapang F. :,: : X

Pemanfaatan asap cair sebagai bahan pen;rspada pembuatan bakso daging dari tiga r=,:otot sapi Bali. Prasetyo LH, Naral::Iskandar S, Puastuti W, Hera* arr ,Nurhayati, Anggraeni A, Damalanc :-Darmayanti NLPI, Estuningsih .:penyunting. Teknologi Peternakan tinVeteriner Ramah Lingkungan d-.::mendukung Program Swasembada Da:ldan Peningkatan ketahan pangan. Pros::-:rSeminar Nasional Teknologi Peternaka:: :-,rVeteriner, Bogor, 3-4 Agustus l,-,. "

Puslitbang Peternakan Bogor (lndonesia r: :-::467-473

Alvarado CZ.20ll . Overcoming the challenq:. :iworking with dark irf.--i:www.meatingplace.com.

Amang R. 2006. Pengaruh jenis dan level tc.:uterhadap kualitas bakso daging dada ar::pedaging pascarigor. Skripsi Faku:*-Petemakan Universitas Hasanu.i::_Makassar.

Anonim. 2008. Asap cair tempurung kel:_-rhttp;//indonesiaindonesia.com. Diakses,:Oktober 2008.

Cahyadi W. 2006. Analisis dan aspek keseh:-.-bahan tambahan pangan. Bumi Ali-.a.-:_Jakarta

Kompudu A. 2008. Pengan:h antioksidan catec4:.:/ea, eugenol ekstrak kayu manis dan &sap e-<_:terhadap terjadinya perubahan kualitas dag:- :

dada ayamPetemakan Lr

\{utmainnah. 2006.terhadap balrpascarigor.[]niversitas H

Rahayu AA. 2006.susut masakbakso a)'am.Universitas H

Schlling W. 2010protein and ar

composition-www.meating

Setiadji BAH. 200asap cair seb

606

Page 15: ffiffiffiffiffiffiffiffiffi - CORE

109

serlsla^lu^ @ryu,olad'sse#lH;I"lffr:rt'ro8u lsod os{eg sulrl€n{ dupeqral ro8rr 1sodnep ro8u erd sseg eped (4a1g7to!so!uodt4utnlpos) 1e;sod uep (po1,fl tuem? rseurquo{lo^e[ u?qsqu.reued qruu8ue4 .6002 -Uhl urlndu.(g

IroA ^1,eN 'cul 'o3

Ioo g clllH-,rerCcl4l .srrrs.r/pls to s atnp aco t 4

puo saldtcurld .1661 .H[ orrroJ .CCU loefs'ugery,Go1'sser4 {lrsre,rrunupery qelpug

'3upuq r3opu1s1 u€p nurll .g661 .ouedoog

'uuqe[8of'J)dd'(ruoc'rrccdese',tr,tr,r) .etsnueru r8eq

uaurc 3ue.( rurule lelrz8uod re8eqes .lrcc desu'ede1e1 8urundue1 lsc desy .9696 .gyg rlpepe5

'.g1pnb' uroc'ece ldBurlearu.A{1r{11

pue 'uollgsodruoc'splerf psru uo ,firsusp prcu our[rre pue urelordJo slre.Bo eq1 Eulpue6repun .0102 .16 Buqlqcg

'J€ssE{?I/{'urppnues?H selrsJe^runue{errJolod seln4eg rsdulg .utuf,e osleq>1pde;oue8ro TlslJeDlerq rrup Ieseru lnsnsdupeqrel srgotu roSu qnruSue4 .9002 '11V Mrr{e1

'Jesse{BI I'urppnuesuH sslrsro^Junue{etuelod s"}mled Isdp{s

.roEgecsed

8ul8epod uref,e equd Supep osleq depeqrellqsoJ lo^e[ uep sluel qruu8ue4 .9002 .qsuuruuln4

'rsssB>[eIAJ'urppnu?suH setJsJo^luo ueleluelodsullol?d Isdpls 'Sur8epad ure,(e ?pep

frFnp t"ltt*r.rrec dese uep r

sl4tpalD) tlw

?reqv rmquupqasal pd

0I seq?!{zdele>1 Smrr

'uIppnueseH

SslIqBJ Fdure,(e epup 3rlsJsoJ le^al s!

leau +;o saSuelpqc :

urlq :(erssuopo;'0102 m5ntEp ue)IeuraedSurprsor4 'udtur8eq upequtrtepp ue8uEup uqeul'l?s qlsaqtr'U pue,(uure6

:t llp^{?.IeH"r elleleN ?s-nraf e8rl gup I

rqr8uad ueqeq'0102 'c 3@

{el?Iuelad rETeB ldes Aqp16ued ueqeq'ffiT 'Y J.rx

'9&-YYSI 'ruawdol'

at sanbruqalp 'corl 'ro3ge,.{up uep rre p4IEp loto s!uo[ qr

vdl(J rrBllry.{tlqSu4 1nIelsus4nd e,(ep uup (

r{6ueur uerfu

rE{errJelad s3IEsrunf ry wpv11 Eoloqaa

€ [02 raur.tatal uDp uolDuapd fio1ou1a1 TouotsDN .tDuuas

Y]