Fenomena Termodinamika Dalam Hidrolisis Air
-
Upload
dirgantara-made -
Category
Documents
-
view
44 -
download
7
description
Transcript of Fenomena Termodinamika Dalam Hidrolisis Air
FENOMENA TERMODINAMIKA DALAM ELEKTROLISIS AIR
Oleh: Made Dirgantara (G751140021)
Elektrolisis air pertamakali muncul pada saaat revolusi industry sekitar tahun 1800, dimana
Nicholson dan Carlisle menemukan bahwa electrolytical dapat mendekomposisi air. Secara
terminologi, elektrolisis merupakan proses pemecahan (lisis) senyawa dengan bantuan energi
listrik (Gambar 1). Proses elektrolisis memegang banyak peranan penting dalam industri, salah
satunya dalam produksi hidrogen murni yang berguna dalam industri makanan dan obatobatan.
Hidrogen murni terutama digunakan pada proses metalurgi khusus dalam jumlah kecil (W, Mo,
Ge) dan untuk mentransformasi minyak menjadi lemak yang dapat dimakan. Hidrogen dapat
diperoleh secara ekonomis melalui elektrolisis air dalam elektrolit asam maupun basa.[1][2]
Sementara itu, pada elektrolisis air juga dihasilkan oksigen sebagai produk samping. Konsumsi
oksigen dunia hanya sekitar 1/10 dari jumlah oksigen yang merupakan produk samping
elektrolisis sehingga oksigen elektrolitik dianggap terlalu mahal bila dibandingkan dengan
oksigen yang dihasilkan dari distilasi udara cair. Jika oksigen elektrolitik tidak digunakan di
tempat, maka oksigen sering dibuang begitu saja. Namun, karena tingkat kemurniannya yang
tinggi (99,6 %), kadang-kadang oksigen elektrolitik dimampatkan dan diangkut untuk
penggunaan khusus.[2]
Gambar 1 Skema Elektrolisis Air (sumber: nebb.com)
Skema pada Gambar 1 menunjukan elektrolisis dari air, dimana sumber listrik berupa baterai
dapat mengubah air (H2O) menjadi molekul diatomic yakni hidrogen (H2) dan oksigen (O2).
Proses ini merepresentasikan atau merupakan contoh aplikasi dari potensial termodinamika.
Potensial termodinamika merupakan empat kuantitas yang sangat berguna dalam reaksi kimia
termodinamika dan proses non-ciklik. Ada empat kuantutas termodinamika yakni energi dalam,
entalpi, energi bebas Helmholtz dan energi bebas gibbs. Empat potensial termodinamika ini
terkait dengan energi dari lingkungan yang direpresentasikan oleh TS dan ekspansi kerja yang
direpresentasikan oleh PV. Hubungan ke empat potensial termodinamika ditunjukan oleh
Gambar 2. Sementara potensial termodinamika pada proses elektrolisis air ditunjukan pada
Gambar 3.[3]
Gambar 2 Hubungan empat potensial termodinamika[3]
Gambar 3 Potensial termodinamik pada elektrolisis air[3]
Elektrolisis satu mole air dapat memproduksi satu mole hidrogen dan setengah mol oksigen,
dimana normalnya hidrogen dan oksigen membentuk gas diatomic. Analisa detail proses ini
dapat kita gunakan potensial termodinamika danhukum pertama termodinamika. Pada prosen
ini diasumsikan bekerja pada suhu 298K dan tekanan 1 atm. Nilai- nilai kuantitas potensial
termodinamika didapat dari table termodinamika (Tabel 1). [3][4]
Tabel 1 kuantitas entalpi dan entropi air, hidrogen dan oksigen
Kuantitas H2O H2 0.5 O2 Perubahan
Entalpi -285.83 kJ 0 0 ΔH = 285.83 kJ
Entropi 69.91 J/K 130.68 J/K 0.5 x 205.14 J/K TΔS= 48.7 kJ
Pada prosen ini energi yang harus disiaplan adalah energi untuk mendiasasosiasi ditambah
energi untuk meningkatkan produksi gas. Kedua energi tersebut di representasikan oleh
perubahan entalpi seperti pada table diatas. Pada temperature 298K dan tekanan 1 atm kerja
sistem adalah
= (101.3 x 103 Pa)(1.5 moles)(22.4 x 10-3 m3/mol) (298K/273K)= 3715 J
Persamaan untuk Entalpi H= U + PV, perubahan energi internal U dapat kita hitung
= 285.83 kJ – 3.72 kJ=282.1 kJ
Perubahan energi internal harus disertai peningkatan produksi gas, sementara perubahan
entalpi merepresentasikan energi untuk elektrolisis. Namun, dalam proses pembentukan gas
dari air, tidak semua energi yg dibutuhkan berasal dari energi listrik. Kenaikan entropi (T )
dalam proses disosiasi didapat dari lingkungan pada suhu T. Energi yang diambil dari baterai
sebenarnya digunakan untuk perubahan energi bebas Gibbs.
= 285.83 kJ -48.7 kJ = 237.1 kJ
Karena hasil dari proses elektrolisis disertai dengan peningkatkan entropi, artinya alam
berkontribusi pada proses ini sebesar T . Perubahan energi bebas Gibbs meberitahu kita
berapa energi yang diperlukan dalam proses elektrolisis air ini.
Dari uraian diatas jelas bahwa pada proses elektrolisis air, kuantitas termodinamika sangat
penting untuk dipertimbangkan. Energi dalam U merupakan energi yang dubutuhkan untuk
membuat sebuah sistem dengan tidak terjadi perubahan suhu atau volume. Tetapi seperti yang
dibahas diatas, Dallam kita mendefinisikan entalpi harus ada tambahan PV dimana nilai untuk
membuat suatu ruang untuk sistem. Dalam energi bebas Helmholtz, lingkungan pada suhu T
memberikan kontribusi energi sebesar TS untuk mengurangi keseluruhan energi yang
diperlukan untuk membuat sistem. Energi total yang diperlukan untuk membuat sistem adalah
energi bebas Gibbs.[3-5]
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pemanfaatan utama dari system ini adalah produksi
hidrogen. Hidrogen bukanlah sumber energi (energy source) melainkan pembawa energi
(energy carrier), artinya hidrogen tidak tersedia bebas di alam atau dapat ditambang layaknya
sumber energi fosil. Hidrogen harus diproduksi. Produksi hidrogen dari H2O merupakan cara
utama untuk mendapatkan hidrogen dalam skala besar, tingkat kemurnian yang tinggi dan
tidak melepaskan CO2. Kendala utama metode elektrolisis H2O konvensional saat ini adalah
efisiensi total yang rendah (~30%), umur operasional electrolyzer yang pendek dan jenis
material yang ada di pasaran masih sangat mahal. Kendala-kendala tersebut membuat hidrogen
belum cukup ekonomis untuk dapat bersaing dengan bahan bakar konvesional saat ini. Oleh
karena itu penting untuk kita mengetahui prinsip-prinsip yang terdapat dalam proses elektrolisis
salah satunya yang dijelaskan diatas yankni prinsip-prinsip termodinamika.[6-8]
Daftar Pustaka
1. Zoulias, E. dkk. A review on water electrolysis. Center for Rewnable Energy (CRES), Pikermi,
Yunani.
2. Dharmawan, R. S. dkk. 2014. Elektrolisis Air. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung.
3. R. Nave. 2014. Electrolysis of Water. Terhubung berkala. Dapat diakses pada http://
hyperphysics.phy-astr.gsu.edu.
4. Haynie, D.T. 2008. Biological Thermodynamics secon edition. New York: Cambridge
University Press
5. Malijevsky, M, dkk. 2005. Physical Chemistry in Brief. Prague: Institut of Chemical
Technology
6. Sebastian, O., Sitorus, T. B. 2013. Analisa efesiensi elektrolisis air dari hydrofill pada sel
bahan bakar. Jurnal Dinamis, Vol.II, No 12.
7. Putra, A. M. 2010. Analisa produktivitas gas hidrogen dan gas oksigen pada elektrolisis
larutan KOH. Jurnal Neutrino, Vol. 2, No. 2.
8. Muliawati, N. 2008. Hidrogen sebagai sel bahan bakar: sumber energi masa depan. Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.