Fenomena Promosi Dalam Bidang Agroteknologi
-
Upload
muhammad-iqbal-fauzan -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of Fenomena Promosi Dalam Bidang Agroteknologi
Fenomena Promosi Dalam Bidang Agroteknologi
1. Kasus Promosi Pupuk Organik SAA
Jumlah penduduk yang semakin meningkat menuntut upaya untuk menciptakan lapangan
kerja baru yang berpotensi. Salah satu caranya yaitu dengan mengembangkan usaha berbasis
pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Adanya agroindustri pupuk organik mempunyai
peranan penting dalam memajukan pertanian karena dapat membantu menyediakan salah satu
sarana produksi pertanian yaitu pupuk kepada para petani, sehingga kelangkaan pupuk dapat
dihindari
Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan di CV. Sumber Alam, Desa Gunggung, Kecamatan Batuan,
Kabupaten Sumenep. Produk dari perusahaan ini berupa pupuk organik SAA (Sumber Alam
Abadi). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa
agroindustri pupuk organik SAA merupakan salah satu unit usaha yang bergerak dalam bidang
produksi, penjualan, penyaluran atau distribusi pupuk organik kepada petani maupun kelompok
tani.
Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Responden adalah orang-
orang yang mengenal dinamika dan keadaan bisnis yang dijalani. Responden dalam penelitian ini
terdiri dari dua jenis, key informan yang berasal dari internal yaitu manajer lapang CV. Sumber
Alam dan responden dari eksternal yaitu petani lokal yang sudah relatif lama menggunakan
pupuk organik SAA pada lahan usaha taninya. Karena jumlah petani pengguna pupuk organik
SAA tidak diketahui, maka pengambilan jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan
teknik accidental sampling (Rianse, 2009). Pengambilan jumlah responden eksternal dalam
penelitian ini sejumlah 30 orang, dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah mewakili
pendapat konsumen secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pendapat konsumen dapat diketahui bahwa produk
dan usahanya ini sudah baik tetapi masih perlu pengembangan lebih lanjut. Hal ini didukung
oleh data responden yaitu sebanyak 53,3 persen menyatakan bahwa pupuk organik ini
berkualitas baik, 73,3 persen menyatakan bahwa produk tersebut mempunyai harga yang mudah
dan sebanyak 46,7 persen menyatakan bahwa pelayanan dalam pembelian maupun informasi
dalam perusahaan ini tergolong baik, tetapi responden yang menyatakan bahwa kegiatan promosi
perusahaan masih kurang bagus sebanyak 53,3 persen.
Kekuatan terbesar dari usaha agroindustri pupuk organik SAA adalah harga produk yang
dipasarkan murah (terjangkau petani) sedangkan kelemahan terbesarnya adalah struktur
organisasi belum lengkap. Pada matrik EFAS menunjukkan bahwa peluang terbesar bagi
perkembangan usaha agroindustri pupuk organik SAA ini adalah permintaan pasar yang semakin
bertambah, sedangkan ancaman terbesarnya adalah promosi yang belum efektif.
Berdasarkan analisis SWOT diperoleh delapan alternatif strategi yang bisa digunakan
sebagai bahan pertimbangan bagi pengembangan usaha pupuk organik SAA. Alternatif strategi
yang dapat dijadikan prioritas utama, yaitu: a. memperbaiki atau melengkapi struktur organisasi
perusahaan; b. mengatur (membukukan) pengelolaan keuangan perusahaan; c. memperluas
jaringan dan distribusi pemasaran produk.
2. Kasus Promosi Beras Analog
Perilaku masyarakat Indonesia bila belum makan nasi artinya belum makan sulit dirubah
sehingga merubahnya membutuhkan strategi pentahapan. Salah satu strateginya adalah membuat
beras tiruan dengan bahan selain dari padi (artificial rice). Konsumen masih menyimpan,
mengolah dan memakan dalam bentuk beras tetapi bahan bakunya bukan dari padi. F-
Technopark sebagai salah satu pusat penelitian di Institut Pertanian Bogor (IPB) telah
mengembangkan invensi beras dengan bahan selain dari padi yang disebut dengan Beras Analog.
Beras ini telah diujicoba dan sedang dikembangkan dalam skala pilot plant untuk dikembangkan
lebih lanjut dalam skala industri. Manfaat beras ini dalam jangka panjang untuk mendiversifikasi
makanan pokok. Beras ini sudah ada pada tahun 1969-an dengan nama beras TEKAD (keTelo,
Kacang dan Djagung) tetapi gagal berkembang (Andrianto et al.,2013).
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di tiga tempat yaitu F-Technopark IPB, Serambi Botani Bogor
dan Restoran Taman Koleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan stakeholder F-
Technopark IPB sedangkan survey dengan bantuan kuesioner dilakukan di dua outlet penjualan
produk Beras Analog yang masih aktif yaitu Serambi Botani Bogor dan Restoran Taman
Koleksi. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran pustaka, dokumen, dan laporan instansi
terkait yang relevan dengan topik penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah berdasarkan karateristik konsumen dapat diketahui bahwa sebagian besar
konsumen berjenis kelamin perempuan dengan kelompok usia 31-40 tahun dan dengan status
menikah. Tingkat pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani adalah S1 dengan klasifikasi
pekerjaan employee (pegawai), status pekerjaan sebagai pegawai swasta, dan memiliki profesi
sebagai ibu rumah tangga dengan rata-rata pendapatan per bulannya Rp 4.500.001-Rp 6.000.000.
Adapun rata-rata pengeluaran konsumen per bulan adalah Rp 3.000.000-Rp 4.500.000. Hobi
sebagian besar konsumen Beras Analog adalah jalan-jalan.
Berdasarkan persepsi konsumen diketahui bahwa mayoritas konsumen menyatakan kesan
suka terhadap Beras Analog dengan penilaian suka pada rasa, aroma, teksur dan bentuk serta
penilaian cukup pada warna. Tipe konsumsi yang cocok untuk Beras Analog adalah sebagai
makanan selingan (kuliner). Bahan kemasan yang disukai sebagian besar konsumen Beras
Analog adalah kemasan Standing Pouch dengan ukuran kemasan 800 gram serta Informasi yang
dibutuhkan yang harus tertera pada kemasan adalah informasi nilai gizi. Lokasi pemasaran yang
tepat untuk Beras Analog kedepannya adalah melalui pasar modern dengan bentuk promosi
melalui iklan di televisi. Kisaran harga per packnya untuk Beras Analog adalah Rp 23.000 per
800 gram. Berdasarkan semua penilaian konsumen, sebagian besar konsumen berminat untuk
mengkonsumsi kembali Beras Analog kedepannya. Pada hasil tabulasi silang, terdapat hubungan
yang signifikan antara kesan dengan usia, status pernikahan, pendidikan, pendapatan dan
pengeluaran serta minat mengkonsumsi kembali dan tipe konsumsi. Berdasarkan banyaknya
jumlah responden yang menyukai dan berminat untuk mengkonsumsi kembali Beras Analog,
maka dapat disimpulkan persepsi konsumen terhadap produk ini baik.
Berdasarkan Analisis Cluster dengan menggunakan Hierarki Cluster dapat diketahui
bahwa jumlah segmen yang dapat dibentuk berdasarkan karateristik demografi konsumen yang
signifikan pada hasil tabulasi silang (usia, status pernikahan, pendidikan, pendapatan dan
pengeluaran) dan kesan adalah berjumlah empat segmen. Profil target pasar yang dipilih adalah
yang memiliki persentase terbesar dan memiliki kesan “suka” sehingga cluster (segmen) yang
terpilih yaitu cluster 3 dengan karateristik konsumen berusia 31-40 tahun, menikah, tingkat
pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani yaitu S1, memiliki rata-rata pendapatan dan
pengeluaran per bulan Rp 4.500.001 – Rp 6.000.000. Berdasarkan Analisis Biplot, dapat
diketahui bahwa posisi atribut yang berada pada derajat kepentingan sangat penting adalah
atribut manfaat kesehatan, kandungan nutrisi dan keamanan dikonsumsi sehingga perumusan
positioning yang dapat disusun adalah “Beras Analog merupakan beras alternatif non padi yang
aman dikonsumsi karena mengandung lebih banyak nutrisi dan bermanfaat untuk kesehatan”.
Bentuk Promosi Pemasaran Beras Analog
Bentuk promosi yang tepat yang diharapkan oleh responden untuk Beras Analog adalah
melalui iklan televisi dengan persentase terbesar yaitu 21,7%. Hal ini dikarenakan televisi
merupakan bentuk media massa paling efektif karena televisi dapat menjangkau semua kalangan
masyarakat.
3. Kasus Promosi Beras Organik
Produk pertanian organik merupakan produk pertanian yang belum lama muncul kembali
di pasaran. Kemunculan produk ini dipengaruhi oleh banyaknya isu yang muncul mengenai
produk pertanian yang tercemar pestisida kimia. Pemakaian pupuk dan pestisida kimia secara
berlebihan ternyata telah mencemari produk yang dihasilkan. Produk pertanian organik muncul
kembali sebagai jawaban atas keinginan konsumen untuk memperoleh produk pertanian yang
sehat dan bebas dari racun dan juga pestisida kimia. Waktu kemunculan produk pertanian
organik yang relatif masih baru membutuhkan suatu promosi tersendiri. Salah satu cara yang
dapat digunakan ialah dengan penggunaan merek dan leaflet sebagai media promosi. Penelitian
ini mengambil kasus produk beras organik dengan merek SAE yang juga disertai leaflet. Produk
beras organik SAE ini merupakan salah satu produk di bawah Lembaga Pertanian Sehat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh keefektifan merek dan leaflet dalam
merubah sikap dan tingkat pengetahuan responden. Dalam penelitian ini juga akan dilihat
bagaimana persepsi reponden terhadap merek dan leaflet dari beras organik SAE, kemudian akan
dilihat hubungannya dengan sikap dan pengetahuan responden Responden diambil secara
sengaja atau purposive dengan asumsi bahwa pada umumnya konsumen beras organik berasal
dari kalangan menengah ke atas. Terkait dengan harga beras organik yang relatif lebih mahal.
Responden juga merupakan orang yang mengambil keputusan membeli beras dalam rumah
tangga, tidak buta warna dan bisa membaca. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan merek dan leaflet cukup efektif dalam merubah sikap responden. Sebanyak 55
persen responden sikapnya berubah ke arah lebih positif setelah mereka melihat merek beras
SAE. Peranan leaflet juga dapat dikatakan cukup efektif dalam merubah tingkat pengetahuan
responden. Sebanyak 20 orang atau 50 persen responden meningkat pengetahuannya mengenai
produk beras organik setelah mereka membaca leaflet
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan persepsi responden berkisar pada persepsi
baik dan sedang. Sekitar tujuh puluh persen responden memiliki persepsi sedang terhadap merek
dan sisanya memiliki persepsi yang baik. Sedangkan untuk leaflet, sebanyak 77 persen memiliki
persepsi sedang dan sisanya memiliki persepsi baik. Persepsi responden terhadap merek ini
ternyata memiliki hubungan dengan sikap yang ditunjukkan responden. Semakin baik persepsi
yang diberikan, maka sikap yang ditunjukkan akan semakin positif. Begitu juga persepsi
responden terhadap leaflet yang menunjukkan hubungan positif dengan sikap dari responden.
Persepsi responden terhadap leaflet ini tidak memiliki hubungan dengan pengatahuan responden.
Penilaian atau persepsi yang diberikan responden terhadap leaflet ini bisa saja hanya merupakan
penilaian responden terhadap desain luar dari leaflet bukan terhadap isi leaflet secara
keseluruhan yang didalamnya terdapat informasi mengenai produk.
Penggunaan merek dan leaflet sebagai media promosi produk beras organic SAE dapat
dikatakan efektif. Keefektifan peranan merek dan leaflet ini dapat dilihat dari terjadinya
perubahan sikap positif para responden setelah mereka melihat merek dan leaflet. Peranan leaflet
juga berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan responden. Dengan adanya leaflet
pengetahuan responden mengenai produk pertanian organik khususnya beras organik
meningkat.
Persepsi yang ditunjukkan responden terhadap desain visual merek dan juga leaflet
memperlihatkan hasil yang cukup baik. Hal ini berarti merek dan leaflet yang dibuat sudah baik
dari segi desain maupun isi.
Persepsi responden terhadap merek dan leaflet memiliki hubungan dengan sikap
responden. Persepsi yang baik cenderung diikuti sikap positif dari responden. Namun persepsi
responden terhadap leaflet tidak memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan responden.
Persepsi apapun yang ditunjukkan oleh responden tingkat pengetahuan responden mayoritas
tetap tinggi.
Daftar Pustaka
Darmawan, Didit. 2012. Efektivitas Merek Dan Leaflet Sebagai Media Promosi Produk Beras
Organik http://Repository.Ipb.Ac.Id/Handle/123456789/54377 (Diakses Pada Tanggal 11
November 2015)
Sustiyana, 2012. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri Pupuk Organik SAA
http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/08/JURNAL-PUBLIKASI.pdf (Diakses Pada
Tanggal 11 November 2015)
Amanda, Deviana. 2013 Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog(Analog
rice)http://www.manajemen.fem.ipb.ac.id/images/uploads/Volume_IV_No_2_Agustus_2013_51.pdf
(Diakses Pada Tanggal 11 November 2015)