FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

103
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI UBI JALAR BERBASIS AGRIBISNIS (Studi Kasus di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar) FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Transcript of FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

Page 1: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

i

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI UBI JALAR BERBASIS AGRIBISNIS

(Studi Kasus di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar)

FATHUL MUBARAK NUR

105 9600 84211

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI UBI JALAR BERBASIS AGRIBISNIS

(Studi Kasus di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar)

FATHUL MUBARAK NUR

105 9600 84211

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar

Berbasis Agribisnis (Studi Kasus di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar)

Nama Mahasiswa : Fathul Mubarak Nur

Nomor Induk Mahasiswa : 105960084211

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Disetujui

Pembimbing I

Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si.

Pembimbing II

St. Aisyah R, S.Pt., M.Si.

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. Saleh Molla, M.M.

Ketua Prodi Agribisnis

Amruddin, S.Pt., M.Si.

Page 4: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar

Berbasis Agribisnis (Studi Kasus di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar)

Nama Mahasiswa : Fathul Mubarak Nur

Nomor Induk Mahasiswa : 105960084211

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si.

Ketua Sidang

( ........................... )

2. St. Aisyah R, S.Pt., M.Si.

Sekretaris

( ........................... )

3. Dr. Mochammad Natsir, S.P., M.P.

Anggota

( ........................... )

4. St. Khadijah Y. Hiola, S.TP., M.Si.

Anggota

( ........................... )

Tanggal Lulus : ....................................................

Page 5: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S.1) Pertanian yang

berjudul Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar Berbasis Agribisnis (Studi

Kasus di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar) seluruhnya adalah

merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini, saya kutip dari

hasil karya orang lain, dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaedah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari, ditemukan seluruh atau sebagian dalam skripsi

bukan hasil karya saya (skripsi saya dibuat orang lain), maka saya bersedia

menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang, dan sanksi-sanksi

lainnya sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.

Makassar, Oktober 2015

FATHUL MUBARAK NUR

105 9600 842.11

Page 6: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

vi

ABSTRAK

FATHUL MUBARAK NUR. 105960084211. Strategi Pengembangan Usaha Tani

Ubi Jalar Berbasis Agribisnis (Studi Kasus di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar). Dibimbing MUH. ARIFIN FATTAH dan ST. AISYAH R.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan usaha tani

ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar dan Untuk

mengetahui Faktor strategis internal dan eksternal apa yang dapat menentukan

keberhasilan dalam pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Teknik penentuan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling)

dengan pertimbangan bahwa untuk menggali data-data yang diperlukan. Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar terdiri atas 18 desa. Menetapkan acak desa

yang sudah terpilih menjadi sub populasi adalah 4 desa karena, hanya ke 4 desa

tersebut yang potensial dengan tanaman ubi jalar satu desa terdiri dari 5 (lima)

responden/sampel petani. Setiap desa mewakili 5 petani ubi jalar jadi total

keseluruhan sampel petani adalah sebanyak 20 responden. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi analisis deskriptif dan SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi pengembangan usaha tani ubi

jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar berada pada daerah I

yaitu pertumbuhan melalui integrasi vertikal strategi ini menunjukkan situasi yang

sangat menguntungkan. Usahatani ubi jalar memiliki peluang dan kekuatan, sehingga

dapat memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan agresif.

Page 7: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Hidayat, Taufik, dan Rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi dapat

diselesaikan dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga,

dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang

berharga kepada kami selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak . Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang terhormat :

1. Kedua orang tua ayahanda Abdul Malik Nur dan ibunda Indo Tang, adik-

adikku tercinta dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan

baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si. sabagai selaku Pembimbing I dan St. Aisyah R,

S.Pt., M.Si. sebagai selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini

terselesaikan.

3. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 8: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

viii

4. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si. selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Untuk teman-teman kelas A Agribisnis angkatan OII tercinta terima kasih

atas bantuan, motivasi dan do’anya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait

dalam penulisan skripsi ini semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Amin.

Makassar, Oktober 2015

FATHUL MUBARAK NUR

Page 9: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI.............. .................. iv

HALAMAN PERNYATAAN................................................. ............... v

ABSTRAK.............................................................................. ................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL..................................................................... .............. xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................... ............ xv

I.PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 5

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 6

II.TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7

2.1 Pengertian Strategi………………………………………. .. 7

2.2 Pengertian Pengembangan ……………………………… .. 9

2.3 Usaha Tani …………………………………………......... 12

2.4 Ubi Jalar……………………………………… .................. . 14

2.5 Analisis SWOT .................................................................... 16

2.6 Agribisnis................................................................... .......... 19

Page 10: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

x

2.7 Kerangka Pemikiran ..................................................... …… 21

III. METODE PENELITIAN ................................................................ 23

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 23

3.2 Teknik Penentuan Sampel ...................................................... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data............................................................ 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 24

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................. 25

3.6 Definisi Operasional …………………………………… ..... . 28

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN............ ............... 31

4.1 Kondisi Geografis ........................................................ ......... 31

4.1.1 Letak dan Luas Kecamatan........................................ . 31

4.1.2 Topografi Kecamatan.................................................. 31

4.2 Kondisi Demografis...................................................... ......... 32

4.2.1 Jumlah Penduduk ......... ............................................. 32

4.2.2 Sumber Mata Pencaharian Pokok ................. ............. 34

4.2.3 Sarana dan Prasarana................................................ ... 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................ ............... 37

5.1 Identitas Responden.................................................. ............. 37

5.1.1 Umur............................................................................ 37

5.1.2 Pendidikan ........................................................ .......... 38

5.1.3 Pengalaman Berusaha Tani................................ ......... 40

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga........................... .......... 41

5.1.5 Luas Lahan Garapan.................................................... 42

5.2 Identifikasi Faktor Lingkungan............................................ .. 43

5.2.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Internal..................... 43

5.2.2 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal................... 48

5.3 Matriks Strategi Faktor Internal dan Eksternal..................... . 53

5.4 Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar................... ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... .. 63

6.1 Kesimpulan............................................................. ................. 63

Page 11: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

xi

6.2 Saran....................................................................... ................ 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 65

RIWAYAT HIDUP.................................................................... ............. 88

LAMPIRAN (berisi)

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kuisioner Penelitian

Identitas Responden

Faktor Internal dan Eksternal

Penentuan Menurut Besar Kecilnya SWOT

Rekapitulasi Data

Peta Tata Letak Lokasi Penelitian

Dokumentasi Penelitian

Persuratan

Page 12: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

xii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Produksi Ubi Jalar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 - 2012.. 3

2. Produksi Ubi Jalar Kabupaten Takalar Tahun 2008 - 2012................ 4

3. Diagram Matriks SWOT.............................................................. .... 18

4. Faktor Strategi Internal................................................................... 26

5. Faktor Strategi Eksternal..................................................................... 28

6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar...................................... 32

7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar......................................... 33

8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar......................................... 33

9. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar..................................................................... 35

10. Umur Responden Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar............................................................................. 38

11. Pendidikan Responden Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar.................................................................... 39

12. Pengalaman Berusaha Tani Responden Ubi Jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar........................................ 40

13. Jumlah Tanggungan Keluarga RespondenUbi Jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar................................. ..... 41

14. Luas Lahan Garapan Responden Ubi Jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar................................. ... 42

15. Identifikasi Faktor – Faktor Internal Strategi Pengembangan Usaha

Tani Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Page 13: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

xiii

Kabupaten Takalar............................................................................. 44

16. Identifikasi Faktor – Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Usaha

Tani Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar............................................................................. 49

17. Matriks Faktor Strategi Internal Strategi Pengembangan Usaha Tani

Ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar.............................................................................. 53

18. Matriks Faktor Strategi Eksternal Strategi Pengembangan Usaha

Tani Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar........................................................................ 55

19. Diagram Matriks SWOT dalam Pengembangan Usaha Tani

Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar........................................................................... 60

Page 14: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 22

2. Total Nilai Matriks Internal dan Eksternal Strategi

Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar....................................... 57

3. Proses Pengolahan Tanah.................................. .................................. 85

4. Lahan yang Siap untuk Ditanami......................................... ............... 85

5. Lahan yang sudah Ditanami................................................................ 86

6. Ubi Jalar............................................................................................. 86

7. Wawancara dengan Responden........................................................... 87

8. Wawancara dengan Pemilik Usaha yang Berbahan Dasar Ubi Jalar... 87

Page 15: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Jadwal Penelitian............................................................................. ... 69

2. Kuisioner Penelitian“Strategi Pengembangan Usaha Tani

Ubi Jalar Berbasis Agribisnis (Studi Kasus di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar)”...................................... 70

3. Identitas Responden (Nama Responden, Luas Lahan, Umur,

Pengalaman Berusaha Tani, Jumlah Tanggungan Keluarga dan

Pendidikan) Petani Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar.......................................................................... ... 74

4. Faktor Internal dan Eksternal dalam Pengembangan Usaha Tani

Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar............................................................................................. 75

5. Penentuan menurut besar kecilnya kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman, untuk pemberian nilai bobot dan rating.................... 76

6. Rekapitulasi Hasil Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar..................................................................... 77

7. Peta Tata Letak Lokasi Penelitian....................................................... 85

8. Dokumentasi Penelitian................................................................... 86

Page 16: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi ekonomi telah mendorong kondisi perekonomian menjadi semakin

kompleks sehingga menuntut tingkat efisiensi usaha yang tinggi, yang mengharuskan

orientasi pembangunaan pertanian dirubah dari orientasi produk kearah orientasi

penigkatan pendapatan petani. Guna mendukung perubahan orientasi pembangunan

pertanian, pendekatan pembangunan pertanian tidak lagi melalui pendekatan usaha tani

melainkan melalui pendekatan agribisnis. Hal ini didasari atas banyaknya penduduk

yang berusaha untuk menghasilkan produk yang berasal dari sektor pertanian. Untuk

itulah sumber daya lahan yang potensial perlu terus di kembangkan. Sebab

pembangunan pertanian merupakan salah satu aspek pembangunan nasional, dan sektor

pertanian di samping menyediakan kesempatan kerja serta menyumbangkan devisa

bahan baku bagi industri.

Diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di pedesaan adalah para petani dan

berada dalam keadaan ekonomi yang lemah. Tingkat pendidikan, keterampilan yang di

kuasai, dan terutama modal yang di miliki sangat terbatas. Keterbatasan akan ketiga hal

tersebut menyebabkan kecilnya usaha pertanian akan mempengarui kesempatan kerja

dan pendapatan masyarakat. Jika para petani mengalami kegagalan dalam usaha tani,

maka mereka akan berusaha mencari sumber pendapatan yang lain yang dengan segera

mengatasi kesulitan mereka ( Arsyad, 2004).

Page 17: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

2

Pembangunan pertanian memiliki dua kebijakan pokok yaitu :

1. Mengembangkan ketahanan pangan yang berdasarkan pada kemampuan

produksi, sesuai daya dukung sumber daya alam yang dimiliki, kesesuaian

komoditas serta kelembagaan dan budaya lokal.

2. Mengembangkan agribisnis yang berorientasi global dengan mengembangkan

keunggulan kompetitif sumber daya alam dan sumber daya manusia daerah yang

bersangkutan (Panggabeang, 2000).

Bagi Indonesia pengembangan usaha pertanian cukup prospektif karena

memiliki kondisi yang menguntungkan antara lain berada di daerah tropis yang subur,

keadaan sarana prasarana cukup mendukung serta adanya kemauan politik pemerintah

untuk menampilkan sektor pertanian sebagai prioritas dalam pembangunan.

Tujuan pembangunan agribisnis adalah untuk meningkatkan daya saing

komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi, serta

mengembangkan kemitraan usaha. Dengan visi mewujudkan kemampuan berkompetisi

merespon dinamika perubahan pasar dan pesaing, serta mampu ikut meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Sulawesi Selatan merupakan daerah sentra penghasil komoditas ubi jalar

Komoditas ubi jalar memegang peranan yang cukup penting karena mempunyai banyak

manfaat dan nilai tambah. Ubi jalar merupakan salah satu penghasil karbohidrat

(sebagai sumber energi) yang potensial dan dapat digunakan sebagai sumber pangan

alternatif (selain nasi), bahan pembuatan pakan dan bahan industri.

Page 18: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

3

Nilai tambah dari ubi jalar cukup banyak yang dapat diperoleh dengan cara

pengolahan ubi jalar segar menjadi tepung, selai, keripik, mie, stik dan saos., gula

permanen, obat-obatan, cuka, manisan kering, kecap, lem, dan pakan. Varian dari

tepung ubi jalar diantaranya: kue kering (cookies), kue bolu (cake), ice cream, roti

manis, juice, dan bakpia (Anonim, 2010).

Kebutuhan ubi jalar akan terus berkembang seiring dengan pertambahan jumlah

penduduk dan perkembangan industri. Kebutuhan pasar yang besar belum dapat

diimbangi oleh peningkatan produksi, meskipun sumber daya alam, ketersediaan lahan,

sumber daya manusia, teknologi dan kondisi agroklimatogi cukup mendukung. Hal ini

dapat dilihat dari perkembangan dan produksi tanaman ubi jalar lima tahun terakhir

seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi Ubi Jalar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012.

Tahun Produksi (ton)

2012 94.473

2011 66.947

2010 57.513

2009 68.372

2008 66.547

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014

Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi ubi jalar dari tahun 2008-2012

mengalami fluktuasi produksi dapat dilihat pada tahun 2010 produksi ubi jalar hanya

mencapai 57.513 ton.

Kabupaten Takalar merupakan salah satu daerah penghasil ubi jalar. Produksi

ubi jalar di Kabupaten Takalar pada 5 tahun terakhir mengalami peningkatan.

Page 19: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

4

Tabel 2. Produksi Ubi Jalar Kabupaten Takalar Tahun 2008-2012.

Tahun Produksi (ton)

2012 3.286

2011 2.801

2010 2.963

2009 2.760

2008 2.494

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar Tahun 2014

Akibat kurangnya peluang pasar, jenis dan intensitas pengolahan ubi jalar

penguasaan teknologi yang belum optimal, sering terjadinya fluktuasi harga yang sangat

tajam dan menyebabkan produktivitas yang belum maksimal. Apabila ubi jalar dapat

dianekaragamkan cara pengolahannya, maka akan mendorong permintaan terhadap ubi

jalar dan pada akhirnya akan mendorong harga atau menstabilkan harga sehingga akan

memacu petani untuk menanam ubi jalar secara intensif.

Ketersediaan tenaga kerja dalam usahatani merupakan salah satu faktor penting

sehingga besarnya angkatan tenaga kerja sektor pertanian masih tetap menjadi andalan.

Dengan demikian sektor pertanian merupakan sektor utama pembangunan ekonomi di

Kabupaten Takalar.

Pengembangan komoditas unggulan (ubi jalar) merupakan sektor terpenting

yang dapat dan perlu diupayakan guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Akan

tetapi, pengembangan tersebut di masa sekarang dan yang akan datang akan dihadapkan

pada berbagai tantangan yang semakin berat dan kompleks.

Kemajuan agribisnis komoditas unggulan sangat tergantung dari kekuatan dan

kemauan seluruh masyarakat (pelaku utama, pelaku usaha, stakeholder dan pemerintah)

untuk mengembangkan komoditas unggulan khususnya ubi jalar dalam rangka

meningkatkan pendapatan para petani (Said dan Intan, 2001).

Page 20: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

5

Peran masyarakat agribisnis dalam persaingan baik pasar lokal, regional maupun

dunia masih sangat kurang. Oleh karena itu, upaya dan kemauan masyarakat pertanian

dalam mengembangkan komoditas unggulan agribisnis sangat diperlukan.

Sehubungan dengan pentingnya Pengembangan Komoditas Ubi Jalar Berbasis

Agribisnis, maka perlu dilakukan serangkaian penelitian untuk menyusun Strategi

Pengembangan Komoditas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Berbasis Agribisnis sehingga

diperoleh hasil yang diharapkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul, “Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar Berbasis Agribisnis

(Studi Kasus di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana strategi pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar ?

2) Faktor internal dan eksternal yang dapat menentukan keberhasilan dalam

pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar ?

Page 21: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan usaha tani ubi jalar di

Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.

2) Untuk mengetahui Faktor internal dan eksternal yang dapat menentukan

keberhasilan dalam pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Menjadi bahan referensi untuk pengembangan usaha tani ubi jalar terutama

dalam pelaksanaan penelitian-penelitian lanjutan yang terkait.

2) Menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Takalar sebagai dasar

dalam merumuskan kebijakan pembangunan pertanian terutama dalam

pengembangan usaha tani ubi jalar sebagai upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan petani ubi jalar.

3) Bahan pertimbangan bagi seluruh pengambil keputusan dalam menentukan

kebijakan dalam pengembangan usaha tani ubi jalar berbasis agribisnis di

Kabupaten Takalar.

4) Bahan informasi bagi masyarakat umum, pelaku utama dan pelaku usaha

khususnya yang berkaitan dengan peluang agribisnis komoditas ubi jalar

(Ipomoea batatas L.) di Kabupaten Takalar.

Page 22: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu

tertentu.

Dalam mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan memerlukan strategi

tertentu. Bagaimana perusahaan menetapkan sistem penjualan yang tepat, bagaimana

sistem penggajian yang tepat, bagaimana memasuki segmen pasar yang tepat,

bagaimana menghadapi perusahaan pesaing dan sebagainya yang kesemuanya tertuang

dalam strategi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi mutlak ada dalam

sebuah perusahaan yang dijadikan sebagai acuan berkaitan dengan aktivitas

perusahaan.

Octaravia (2002) berpendapat bahwa “Strategi adalah suatu sistem yang

menyeluruh, terkoordinir dan terarah terhadap sesuatu obyek yang dijadikan sebagai

media pengambilan keputusan”. Pengertian ini dapat dinalarkan, bahwa strategi adalah

suatu sistem yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat menyeluruh, artinya

mencakup semua hal-hal yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Kemudian bersifat terkoordinir, artinya selalu diadakan koordinasi baik secara vertikal

(atasan dan bawahan) maupun horizontal (sesama bawahan) dan terarah, artinya

menunjukkan tujuan yang jelas, dimana rancangan sistem tersebut dijadikan sebagai alat

pengambilan keputusan.

Page 23: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

8

Nitisasmito (2007) menyatakan bahwa “Strategi adalah rangkaian sistem yang

dirancang untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan dalam rangka menuju

tercapainya suatu tujuan”. Pengertian ini mengandung makna, bahwa strategi adalah

suatu sistem yang didalamnya terdiri dari langka-langka yang dijadikan sebagai alat

pengambilan keputusan, berarti strategi dilaksanakan harus memperhatikan kelayakan

agar hasilnya tepat pada sasaran yang dituju.

Menyimak pengertian yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa strategi adalah suatu sistem yang dibuat untuk sesuatu obyek yang merupakan

informasi untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan oleh pihak yang

berkepentingan atau bertanggung jawab atas strategi tersebut.

Menurut Alam (2004) yang menyatakan bahwa ada empat variabel strategi

utama yang dapat dikontrol oleh pengusaha di dalam kegiatan strateginya yaitu “

a) Segmentasi pasar (market segmentation). Pengusaha harus menempatkan

strategi arah sasaran pemasarannya ditujukan keseluruh lapisan masyarakat

konsumen atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja.

b) Anggaran pemasaran (marketing budget).

c) Waktu (timing). Disini pengusaha harus menjaga waktu, kapan ia harus mulai

melancarkan pemasaran barang-barangnya.

d) Barang pemasaran (marketing mix) merupakan strategi mencampur kegiatan-

kegiatan marketing agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan

hasil paling memuaskan.

Page 24: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

9

2.2 Pengertian Pengembangan

Pengembangan agribisnis dapat dilakukan melalui strategi demand pull (tarikan

permintaan) maupun supply push (dorongan penawaran). Kegiatan usaha tani dalam hal

ini akan berkembang jika dorongan bisnis input produksi, dan tarikan bisnis produk

olahan. Oleh karena itu bisnis input produksi, bisnis hasil usaha tani maupun bisnis hasil

olahan (agroindustri) akan sama-sama berkembang jika ketiga unsur tersebut

berkembang.

Pengembangan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari

keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi sektor pertanian menjadi penyelamat dari

keseluruhan pembangunan perekonomian pembangunan karena justru pertumbuhannya

meningkat sedangkan sektor lain pertumbuhannya menurun.

Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia yaitu :

a) Potensi sumberdayanya yang besar dan beragam.

b) Pangsa pasar terhadap pendapatan nasional cukup besar.

c) Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

d) Menjadi bisnis pertumbuhan di pedesaan.

Menurut Anonim (2000), Kebijakan pokok pembangunan pertanian antara lain:

a) Membangun perkebunan berkelanjutan.

Mewujudkan integritas dan sinegritas vertikel horizontal dalam melaksanakan

pembangunan perkebunan yang berasaskan pada harmonisasi interaksi antara aspek,

ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya.

Page 25: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

10

Menata penguasaan dan pengusahaan lahan perkebunan dalam rangka redistribusi

manfaat guna meningkatkan pertumbuhan melalui pemerataan, meningkatkan investasi

dan daya saing bagi pengusaha kecil menengah dan koperasi.

Mempertangguhkan daya saing komoditas perkebunan melalui peningkatan mutu

hasil dan lainnya, dan mitra usaha yang mendorong peningkatan kesempatan kerja,

pendapatan dan perolehan devisa.

Memperdayakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat,

koperasi,pengusaha kecil dan menengah pada bidang perkebunan. Secara subtansial,

seperangkat kebijakan umum yang diletakkan dalam pembangunan subsektor

perkebunan adalah kebijakan pengembangan Sumber Daya Manusia dan Iptek,

kebijakan komuditas, kebijakan sarana, kebijakan institusional dan pola pengembangan

perkebunan.

Berdasarkan pada visi, misi, strategi dan kebijakan pokok pembangunan

perkebunan maka pola pengembangan perkebunan dirumuskan atas dasar upaya untuk

meningkatkan peran serta, efisiensi, produktivitas dan kelanjutannya.untuk itu

dikembangkan konsep kawasan industri masyarakat perkebunan, disetiap lokasi

pengembangan dan sentra produksi yang diselengarankan dengan asas kebersamaan

ekonomi.

Menurut Hermawan (2006), ada beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam

upaya mengembangkan kegiatan agribisnis diantaranya :

a) Pengembangan Sistem Agribisnis melalui reposisi koperasi agribisnis.

Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya

terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan usahanya sebagai

Page 26: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

11

koperasi agribisnis. Untuk memperoleh citra positif layaknya sebuah koperasi usaha

misalnya: Koperasi Agribisnis atau Koperasi Agroindustri atau Koperasi yang

menangani kegiatan usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.

b) Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi

agribisnis.

Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang perlu

diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi, dan informasi

pengolahan serta informasi pasar.

c) Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah.

Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan industri

berbasis sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan terjadi di setiap

daerah.

d) Pengembangan strategi pemasaran.

Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya terutama

menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan,

keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai mengubah paradigma

pemasaran menjadi menjual apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).

e) Pengembangan sumberdaya agribisnis.

Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap

perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya

pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan Sumber

Daya Manusia (SDM) Agribisnis sebagai aktor pengembangan agribisnis.

Page 27: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

12

f) Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.

Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas

unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis, potensi

perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi.

g) Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.

Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan

pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai

dan udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain.

Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan agribisnis dan

ekonomi. Dalam era agribisnis, sektor utama pembangunan agribisnis dan aktor

pendukung pembangunan agribisnis peningkatan wawasan agribisnis, perlu ada

pembinaan kemampuan aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani.

2.2 Usaha Tani

Menurut Mubyarto dalam Endang Widowati (2007), ilmu usahatani adalah ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor

produksi lahan dan alam sekitarnya sebagai modal, sehingga memberikan manfaat yang

sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang

mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan

penggunaan faktor-faktor produksi secara selektif dan seefisien mungkin, sehingga

usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin.

Page 28: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

13

Menurut Prawirokusumo dalam Endang Widowati (2007), ilmu usahatani

merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat dan

menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu pertanian, peternakan atau

perikanan. Selain itu, juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara

mengambil keputusan pada usaha pertanian, peternakan atau perikanan untuk mencapai

tujuan yang akan dicapai.

Usaha tani biasa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seorang

mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani

dapat mengalikasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai sebaik-baiknya,

dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya menghasilkan keluaran atau output

(Soekartawi, 2002).

Usaha tani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input

atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan

pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi

sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Abdul Rahim dan Diah Retno Dwi

Hastuti, 2008).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa ilmu usahatani merupakan ilmu

yang mempelajari cara-cara petani mengkoordinasikan dan mengoperasikan berbagai

faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani

memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga

memberikan hasil maksimal dan berkelanjutan.

Page 29: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

14

Dengan demikian, harus dimulai dengan perencanaan untuk menentukan dan

mengkoordinasikan pengguna faktor-faktor produksi pada waktu yang akan datang

secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimal. Dari definisi

tersebut juga terlihat ada pertimbangan ekonomis disamping pertimbangan teknis

(Endang Widowati, 2007).

2.4 Ubi Jalar

Tanaman ubi jalar merupakan komoditas unggulan Kabupaten Takalar dan

merupakan tanaman umbi-umbian yang termasuk pada tanaman semusim (berumur

pendek) serta tumbuh menjalar pada permukaan tanah dengan panjang tanaman dapat

mencapai 3 meter, tergantung pada varietasnya. Ubi jalar merupakan salah satu tanaman

palawija yang termasuk ke dalam familia Convolvulaceae.

Menurut perkembangan sejarah tanaman ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet

potato” diduga berasal dari Benua Amerika, yaitu Amerika Tengah. Ubi jalar mulai

menyebar ke seluruh dunia terutama ke kawasan Asia : Filipina, Jepang, dan Indonesia.

(Kantor Deputi Menegristek, 2000). Varietas ubi jalar yang termasuk varietas unggul

harus memiliki kriteria-kriteria : Produktivitasnya tinggi (20 - 40 ton/hektar); Daya

adaptasinya luas atau stabil; Daya tahan terhadap berbagai hama dan penyakit tinggi;

Masa panen pendek, yakni antara 3 - 4 bulan; Tekstur ubi masih segar dan memiliki

rasa manis; Memiliki kandungan serat kasar rendah; Memiliki kandungan gizi tinggi;

Karakter tanaman sesuai dengan kebutuhan industri.

Page 30: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

15

Tanaman ubi jalar memiliki banyak manfaat karena dalam ubi jalar mengandung

banyak zat gizi, ubi jalar per 100 gram bahan terkandung : vitamin A (7000 SI), Kalori

(123 kal), Karbohidrat (27,9 g), Protein (1,8 g), Lemak (0,7 g), vitamn C (22 mg), Ca 30

g(Lingga, 2004).

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau dikenal juga dengan istilah ketela rambat

merupakan tanaman yang termasuk ke dalam jenis tanaman palawija, dapat berfungsi

sebagai pengganti bahan makanan pokok (beras) karena merupakan sumber karbohidrat.

Komoditas ubi jalar memegang peranan yang cukup penting karena mempunyai

banyak manfaat dan nilai tambah. Ubi jalar merupakan salah satu penghasil karbohidrat

(sebagai sumber energi) yang potensial dan dapat digunakan sebagai sumber pangan

alternatif (selain nasi), bahan pembuatan pakan dan bahan industri. Nilai tambah dari

ubi jalar cukup banyak yang dapat diperoleh dengan cara pengolahan ubi jalar segar

menjadi tepung, selai, keripik, mie, stik dan saos., gula permanen, obat-obatan, cuka,

manisan kering, kecap, lem, dan pakan. Varian dari tepung ubi jalar diantaranya: kue

kering (cookies), kue bolu (cake), ice cream, roti manis, juice dan bakpia.

Ubi jalar memiliki peranan yang besar dalam pembangunan pertanian sehingga

prospeknya sangat cerah apabila dikelola dan dikembangkan dengan pola agribisnis.

Dinegara-negara yang sudah maju ubi jalar dipergunakan sebagai bahan baku dalam

kegiatan aneka industri seperti industri fermentasi, industri tekstil, industri lem, industri

kosmetika, industri farmasi, industri makanan dan pembuatan sirup.

Page 31: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

16

2.5. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang menggunakan

kerangka kerja kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Instrument tersebut

memberikan cara untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah

strategi yang bisa dicapai dan perlu diperhatikan (New Weave, 2007).

Analisis SWOT Adalah metode perencanaan strategi yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor

itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,

dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis

atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dalam

mencapai tujuan tersebut (Rangkuti dan Freddy, 2001).

Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis

situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian

startegis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, di samping

memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,

strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic

planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,

Page 32: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

17

peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis

situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT

(Rangkuti, 2001)

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi pemasaran, dasar dari strategi ini terdapat pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara simultan dapat meminimalkan

kelemahan dan ancaman (Rangkuti, 2001).

Dalam penyusunan strategi, hasil dianalisis sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan, diarahkan pada penilaian lingkungan (eksternal dan internal) melalui proses

analisis tersebut, yaitu meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-

pengaruh didalam dan disekeliling yang berdampak pada kekuatan, kelemahan, peluang

dan Ancaman.

Matriks swot dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi usahatani dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 33: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

18

Tabel 3. Diagram Matrik SWOT

Faktor Internal (IFAS)

Faktor Eksternal

(EFAS)

Strengths (S)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor kekuatan

internal

Weaknes (W)

Tentukan 5-10 kelemahan

internal

Opportunity (O)

Tentukan 5 – 10 faktor peluang

eksternal

Strategi (SO)

Ciptakan strategi

yang menggunakan

kekuatan untuk

memanfaatkan

peluang

Strategi (WO)

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang

Threats (T)

Tentukan 5 – 10 faktor

ancaman eksternal

Strategi (ST)

Ciptakan strategi

yang menggunakan

kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Strategi (WT)

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti Freddy, (2001)

Keterangan

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran usahatani yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar –

besarnya.

2. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki usahatani untuk

mengatasi ancaman.

Page 34: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

19

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimumkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan pemanfaatan peluang dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.6. Agribisnis

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang

mendukungnya (agro input), baik di sektor hulu, tengah maupun hilir. Pengertian lain

dari agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan yang objek

dapat berupa tumbuhan, hewan ataupun organisme lainnya, meskipun suatu perusahaan

agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatannya (Saragih, 2001). Kegiatan

usahatani tidak terlepas dari peranan agribisnis dan agribisnis itu sendiri terdiri dari

keterkaitan yang erat antara subsistem satu dengan lainnya.

Menurut Badan Agribisnis (1995), agribisnis adalah suatu kesatuan sistem yang

terdiri dari beberapa subsistem yang saling terkait erat, yaitu :

a) Subsistem pengadaan sarana produksi, seperti : benih, pupuk dan pestisida, serta

alat dan mesin pertanian. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pengadaan

dan penyaluran yang difasilitasi pemerintah hanya dalam bentuk pupuk

bersubsidi. Pihak swasta, selain penuhi pupuk juga lainnya.

Page 35: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

20

b) Subsistem usaha tani meliputi kegiatan penyiapan bibit, pengolahan tanah,

penanaman, pemeliharaan (penyulaman, penyiangan, pembumbunan,

pemupukan, pengairan dan penyiraman, pengendalian hama penyakit) dan

panen.

c) Subsistem pasca panen dan pengolahan yaitu kegiatan yang mengolah produk

pertanian menjadi produk olahan seperti industri makanan, industri minuman,

industri rokok, industri barang serat alam, dan industri biofarma.

d) Subsistem pemasaran adalah kegiatan distribusi, promosi, informasi pasar,

kebijakan perdagangan dan struktur pasar. Secara umum kegiatan ini banyak

dilakukan oleh pelaku usaha.

e) Subsistem jasa dan penunjang adalah kegiatan penyediaan jasa atau layanan

yang diperlukan untuk memperlancar pengembangan agribisnis, seperti KUD,

Koptan dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

Menurut Hasanudin dan Alpandi (2010), Komoditas unggulan yang potensial

untuk dikembangkan adalah : 1) Berpotensi ekspor, baik lokal, regional, nasional

maupun internasional; 2) Merupakan keunggulan komperatif dan kompetitif; 3)

Mempunyai peranan yang besar dalam penyerapan tenaga kerja; 4) Mempunyai

keterkaitan industri pengolahan dan agribisnis.

Ada beberapa masalah dalam pengembangan agribisnis komoditas unggulan,

antara lain :

a. Kualitas Sumberdaya Manusia masih tergolong rendah, pada umumnya

menyangkut keterampilan, keahlian dan pendidikan.

Page 36: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

21

b. Ketersediaan IPTEK relatif rendah dan terbatas.

c. Penyuluhan dan pembinaan petani belum optimal.

d. Keterbatasan pelayanan dan pembinaan birokrasi.

e. Investasi yang masih rendah di kawasan sentra komoditas unggulan.

2.7. Kerangka Pemikiran

Sistem agribisnis usaha tani ubi jalar merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari

beberapa subsistem, yaitu subsistem sarana produksi, budidaya, pengolahan, pemasaran

dan lembaga penunjang. Untuk lebih meningkatkan sarana dan penyalurannya,

budidaya, pengolahan hasil, pemasaran dan lembaga pendukung, diperlukan adanya

pengkajian untuk mengidentifikasi potensi dan subsistem- subsistem agribisnis dalam

pengembangan usaha tani ubi jalar berbasis agribisnis di Kabupaten Takalar, mengkaji

faktor-faktor startegis internal dan eksternal yang dapat menentukan keberhasilan

pengembangan usaha tani ubi jalar berbasis agribisnis di Kabupaten Takalar,

merumuskan, memformulasikan dan menentukan strategi pengembangan usaha tani ubi

jalar berbasis agribisnis. Secara skematis, kerangka pemikiran / alur penelitian ini

seperti yang terdapat ada gambar berikut :

Page 37: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

22

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar Berbasis

Agribisnis (Studi Kasus di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar).

Petani Ubi Jalar

Eksternal Internal

Keberhasilan Usaha Tani Ubi

Jalar

Strategi Pengembangan Usaha Tani

Faktor

- Lahan

- Alat Transportasi

- Varietas Warna Ubi

- Tenaga Kerja

- Sarana dan Prasarana

Produksi

- Motivasi Petani

- Modal

- Pengetahuan Petani

- Budaya Petani

- Produksi

- Industri Pengolahan

- Perkembangan Teknologi

- Permintaan Pasar

- Diversifikasi Produk

- Harga

- Pesaing

- Iklim

- Hama dan Penyakit

- Pemerintah Daerah

Page 38: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

23

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau (purposive

sampling), yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan

tujuan penelitian. Adapun yang menjadi pertimbangannya karena Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar merupakan salah satu daerah potensial

pengembangan pertanian komoditas Ubi Jalar. Penelitian telah dilaksanakan Pada bulan

Juli sampai bulan Agustus tahun 2015.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Rancangan sampel dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive

sampling) dengan pertimbangan bahwa untuk menggali data-data yang diperlukan.

Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar terdiri atas 18 desa. Menetapkan

acak desa yang sudah terpilih menjadi sub populasi adalah 4 desa karena, hanya ke 4

desa tersebut yang potensial dengan tanaman ubi jalar satu desa terdiri dari 5 (lima)

responden/sampel petani. Setiap desa mewakili 5 petani ubi jalar jadi total keseluruhan

sampel petani adalah sebanyak 20 responden.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data

kuantiitatiif. Dimana, data kualitatif adalah jenis data yang berupa kalimat atau

pernyataan yang berhubungan dengan penelitian, seperti Identifikasi faktor internal dan

Page 39: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

24

faktor eksternal pengembangan usaha tani ubi jalar Sedangkan data kuantitatif adalah

data yang berupa angka seperti pada penentuan bobot dan rating dalam analisis SWOT.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari hasil wawancara

dan observasi dengan petani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang mampu

memberikan informasi yang terkait dengan penelitian, seperti data dokumentasi, arsip-

arsip resmi dari pemerintah setempat, literatur, serta data-data melalui internet.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara

langsung kepada objek yang diteliti.

2) Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab secara tatap muka atau langsung antara penanya atau

pewawancara dengan responden.

3) Dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder dari instansi pemerintah dan

lembaga yang terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.

Page 40: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

25

3.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis

deskriptif dan SWOT. Pendekatan statistik deskriptif akan digunakan untuk membantu

menggambarkan karakteristik wilayah penelitian, karakteristik responden, potensi dan

kondisi subsistem-subsistem agribisnis usaha tani ubi jalar di Kabupaten Takalar.

Menurut Freddy Rangkuti (2001), cara – cara penentuan faktor strategi internal

perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Menentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut

terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak

boleh melebihi skor total 1,00).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh

faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.Variabel yang

bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai

dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan

rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat

negatif, kebalikannya.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

Page 41: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

26

masing –masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-

faktor dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan

ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 4. Faktor Strategi Internal

FAKTOR – FAKTOR STRATEGI INTERNAL

BOBOT SKOR

BOBOT

X

SKOR

KEKUATAN:

1 Kecukupan atas ketersediaan lahan

2 Tersedianya alat transportasi

3 Kepemilikan varietas warna ubi yang bervariasi

4 Tersedianya tenaga kerja

5 Sarana dan prasarana yang mendukung

6 Tidak menggunakan pestisida dalam budidaya ubi

jalar

7 Tingginya motivasi petani dalam budidaya ubi

jalar

KELEMAHAN :

1. Kurangnya modal

2. Kurangnya pengetahuan petani tentang cara

budidaya ubi jalar yang berorientasi pada pasar

3. Budaya petani

4. Produksi masih rendah

5. Adopsi teknologi masih kurang

6. Pola tanam tidak teratur

7. Pemupukan tidak berimbang

Total 1,00 Xn

Sumber : Rangkuti Freddy, (2001)

Page 42: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

27

Sedangkan untuk menentukan cara – cara penentuan faktor strategi eksternal

perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

2. Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor – faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh

faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai

rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi

rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating

ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancaman sangat besar,

ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit, ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan

ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Page 43: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

28

Tabel 5. Faktor Strategi Eksternal

FAKTOR – FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL BOBOT

RATING

BOBOT

X

RATING

PELUANG:

1. Adanya industri pengolahan ubi jalar

2. Perkembangan teknologi dan komunikasi

semakin canggih

3. Adanya diversifikasi produk olahan ubi jalar

4. Permintaan pasar

5. Adanya pasar yang tersedia

6. Pola kemitraan yang baik antara petani dengan

pedagang

ANCAMAN:

1. Fluktuasi harga

2. Banyaknya pesaing

3. Perubahan Iklim

4. Serangan hama dan penyakit pada tanaman

ubi jalar

5. Panen raya

6. Tingginya harga sarana produksi

7. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah

Total 1,00 Xn

Sumber : Rangkuti Freddy, (2001)

3.6 Definisi Operasional

a. Petani adalah orang yang melakukan budidaya ubi jalar.

b. Ubi jalar adalah komoditas pertanian yang merupakan jenis tanaman palawija,

dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan pokok (beras) karena

merupakan sumber karbohidrat.

c. Sistem Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang

mendukungnya, baik di sektor hulu, tengah maupun hilir.

d. Subsistem pengadaan sarana produksi adalah kegiatan menyangkut seperti :

industri perbenihan dan atau pembibitan tanaman, industri pupuk dan pestisida,

serta industri alat dan mesin bagi kegiatan pertanian primer.

Page 44: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

29

e. Subsistem usaha tani adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas

atau produk pertanian primer melalui pemanfaatan sarana produksi yang

dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu.

f. Subsistem pasca panen dan pengolahan adalah kegiatan ekonomi yang

mengolah komoditas atau produk pertanian primer menjadi produk olahan.

g. Subsistem pemasaran adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan

distribusi, promosi, informasi pasar, kebijakan perdagangan dan struktur pasar.

h. Subsistem jasa dan penunjang adalah kegiatan ekonomi yang menyediakan

jasa atau layanan yang diperlukan untuk memperlancar pengembangan

agribisnis.

i. Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang menggunakan

kerangka kerja kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

J. Strategi adalah teknik atau cara yang dilaksanakan untuk mencapai suatu

tujuan.

k. Pengembangan adalah penambahan dan atau perluasan dari apa yang sudah

ada.

l. Kekuatan (Strengths) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang

sifatnya internal usahatani agar supaya kegiatan – kegiatan usahatani berjalan

maksimal.

m. Kelemahan (Weaknesses) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal

organisasi, akibatnya kegiatan – kegiatan usahatani belum maksimal

terlaksana.

Page 45: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

30

n. Peluang (Opportunities) adalah faktor – faktor lingkungan luar yang positif,

yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan usahatani kearah yang lebih

baik.

o. Ancaman (Threats) adalah faktor – faktor lingkungan luar yang mampu

menghambat pergerakan usahatani itu sendiri.

Page 46: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

31

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

4.1.1 Letak dan Luas Kecamatan

Kecamatan Polombangkeng Utara merupakan salah satu kecamatan yang

terletak di bagian utara Kabupaten Takalar. Jarak tempuh wilayah Kecamatan

Polombangkeng Utara dari Ibukota Takalar + 10 km. Kecamatan ini memiliki luas

wilayah 212,25 Ha.

Secara administrasi, Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar,

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan Kabupaten Gowa.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Polombangkeng Selatan.

c. Sebelah timur berbatasan dengan Gowa.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Gowa.

Kecamatan Polombangkeng Utara terdiri dari 24 Lingkungan, 56 Dusun, 157

RK dan 289 RT.

4.1.2 Topografi Kecamatan

Secara geografis Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar memiliki

kondisi daerah dataran rendah dengan ketinggian < 100 m di atas permukaan laut.

Kondisi tanah di Kecamatan ini cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman,

baik tanaman holtikultura maupun tanaman jangka panjang. Potensi air di Kecamatan

Polombangkeng Utara juga cukup tersedia sehingga daerah ini dianggap sangat cocok

sebagai wilayah pertanian dan perkebunan.

Page 47: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

32

Pada umumnya iklim dan curah hujan di Kecamatan Polombangkeng Utara

hampir sama dengan daerah lainnya yang ada di Kabupaten Takalar yakni terdapat 2

musim (musim hujan dan musim kemarau). Curah hujan 2.616 mm.

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau wilayah dan

sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang atau maju, bahkan

suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak bisa terlepas dari peran

penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan,

sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik maupun nonfisik. Oleh karena

kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah, baik

dalam skala kecil maupun besar. Jumlah penduduk di Kecamatan Polombangkeng Utara

yaitu berjumlah 47.692 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 23.145 jiwa dan

perempuan sebanyak 24.548 jiwa yang tersebar dalam 18 desa di Kecamatan

Polombangkeng Utara dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 . Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 23.145 48,53

2 Perempuan 24.548 51,47

Jumlah 47.692 100,00

Sumber : Kantor Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar Tahun 2014

Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbesar yaitu didominasi oleh

perempuan dengan persentase 51,47% dan penduduk laki-laki dengan persentase 48,53

% karena angka kelahiran di Kecamatan Polombangkeng Utara kebanyakan yang lahir

berjenis kelamin perempuan dibandingkan berjenis kelamin laki-laki.

Page 48: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

33

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar

Kelompok Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 1 tahun 1.005 2,11

1-10 tahun 3.018 6,33

11-20 tahun 9.250 19,29

21-30 tahun 11.733 24,60

31-40 tahun 8.833 18,52

41-50 tahun 5.721 12

51- 60 tahun 5.896 12,36

60 tahun keatas 2.236 4,69 Jumlah 47.692 100,00

Sumber : Kantor Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar Tahun 2014

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar berdasarkan kelompok usia < 1 tahun dengan persentase

sebesar 2,11 %. Umur 1-10 tahun dengan persentase sebesar 6,33 %. Umur 11-20 tahun

dengan persentase 19,29 %. Umur 21-30 tahun dengan persentase sebesar 24,60 %.

Umur 31-40 tahun dengan persentase sebesar 18,52 %. Umur 41-50 tahun dengan

persentase sebesar 12 %. Umur 51-60 tahun dengan persentase sebesar 12,36 % dan

umur 60 tahun keatas dengan persentase sebesar 4,69 %.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar

No Pekerjaan Pokok Jumlah Persentase (%)

1. Petani 12.756 26,75

2. PNS/Pensiunan 7.979 16,73

3. Pengusaha 1.456 3,05

4. Karyawan 4.923 10,32

5. Tukang (Batu dan Kayu) 5.544 11,62

6. Buruh 6.732 14,12

7. Industri Rumah Tangga 2.589 5,43

8. Pedagang 3.735 7,83

9. Jasa 1.978 4,15

Jumlah 47.692 100,00

Sumber : Kantor Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar Tahun 2014

Page 49: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

34

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di

Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar terbesar adalah petani yakni

dengan persentase sebesar 26,75 % di susul dengan PNS/Pensiunan dengan persentase

sebesar 16,73 % sedangkan yang paling terendah adalah Pengusaha dengan persentase

sebesar 3,05 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar adalah dominan berprofesi sebagai petani.

4.2.2 Sumber Mata Pencaharian Pokok Penduduk

Berdasarkan hasil penjajakan di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar khususnya untuk potensi Sumber Daya Alam, ada beberapa hal yang sangat

mendukung pendapatan masyarakat, yakni :

1. Pertanian

Masyarakat di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar

merupakan salah satu Kecamatan yang sebagian besar penduduknya adalah bermata

pencaharian sebagai petani dan adapun tanaman yang di budidayakan petani di di

Kecamatan Polombangkeng Utara yaitu tanaman Padi, Jagung, Ubi Jalar, Ubi Kayu,

Kacang Tanah, Kacang Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang, Sawi, Cabe Rawit,

Kopi, Kakao, Kelapa Hibrida, Kelapa Dalam, Jambu Mente, Kapok, Kapas, Kemiri dan

tanaman Tebu.

2. Peternakan

Selain bermata pencaharian sebagai petani namun penduduk di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar juga merupakan sebagai peternak diantaranya

adalah ternak Sapi, Kambing, Ayam Petelur (Ayam Ras), Ayam Kampung dan juga

ternak Itik.

Page 50: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

35

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar sebagian besar adalah petani. Namun tidak semua masyarakat di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar bermata pencaharian sebagai petani karena

ada juga sebagian masyarakat yang mata pencahariannya sebagai buruh tani, PNS,

pengrajin industri, peternak, dan pengusaha kecil dan menengah.

4.2.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat dibutuhkan

oleh masyarakat karena sangat berhubungan dengan berbagai segi kehidupan jasmani

maupun rohani. Jenis sarana yang ada di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar antara lain sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana tempat ibadah, sarana

pemerintahan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar No Sarana dan Prasarana Jumlah Persentase (%)

1 Kantor Camat 1 0,25

2 Kantor Desa/Kelurahan 18 4,53

3 Mesjid 90 22,67

4 TK 32 8,06

5 SLTP/Sederajat 13 3,27

6 SLTA/Sederajat 12 3,02

7 SD/Sederajat 41 10,33

8 TPA 70 17,63

9 Puskesmas 3 0,76

10 LPMD 18 4,53

11 Pustu 10 2,59

12 Posyandu 82 20,65

13 Polindes/Poskesdes 7 1,76

Jumlah 397 100,00

Sumber : Kantor Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar Tahun 2014

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah sarana dan prasarana seperti kantor camat

dengan persentase sebesar 0,25 %. Kantor desa/kelurahan yang terdapat disetiap

Desa/Kelurahan dengan persentase 4,53 %. Mesjid dengan persentase sebesar 22,67 %.

Page 51: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

36

TK/Play Group dengan persentase sebesar 8,06 %. SLTP/Sederajat dengan persentase

sebesar 3,27 %. SLTA/Sederajat dengan persentase sebesar 3,02 %. SD/Sederajat

dengan persentase sebesar 10,33 %. TPA dengan persentase sebesar 17,63 %.

Puskesmas dengan persentase sebesar 0,76 %. LPMD dengan persentase sebesar 4,53

%. Pustu dengan persentase sebesar 2,59 %. Posyandu dengan persentase sebesar 20,65

%. Polindes/Poskesdes dengan persentase sebesar 1,76 %.

Page 52: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas petani responden menggambarkan suatu kondisi atau keadaan serta

status dari petani tersebut. Identitas petani responden yang diuraikan dalam pembahasan

berikut dapat memberikan informasi dari berbagai aspek keadaan petani yang diduga

memiliki hubungan karasteristik petani dengan kemampuan petani dalam

pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar. Informasi–informasi mengenai identitas petani responden sangat penting untuk

diketahui. Berbagai aspek karakteristik yang di maksud dapat dilihat dari segi umur,

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan garapan dan pengalaman dalam

membudidayakan komoditi ubi jalar.

5.1.1 Umur

Umur sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha tani, terutama dalam

kemampuan fisik dan pola pikir. Umumnya petani yang berusia lebih muda cenderung

lebih berani mengambil resiko jika dibandingkan dengan petani yang berusia tua.

Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi petani dalam

budidaya ubi jalar. Umur sangat mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berifikir

sehingga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan daya serap informasi

pengetahuan dari penyuluh.

Hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa umur petani

responden bervariasi, mulai dari 23 tahun sampai 86 tahun. Umur petani responden

dapat di lihat pada Tabel 10.

Page 53: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

38

Tabel 10. Umur Responden Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

23 – 36 6 30

37 – 50 6 30

51 – 64 5 25

65 – 78 1 5

79 – 92 2 10

Total 20 100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Tabel 10 menunjukkan bahwa petani responden umur antara 23 - 36 tahun dan

umur antara 37 – 50 jumlahnya sama dengan persentase masing - masing sebesar 60 %,

disusul umur antara 51 - 64 tahun dengan persentase sebesar 25 % disusul umur antara

79 - 92 tahun dengan presentase sebesar 10 % dan yang terkecil umur antara 65 - 78

tahun dengan persentase sebesar 5 %.

Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi petani dalam

upaya pengelolaan usahanya. Umur akan sangat mempengaruhi kemampuan fisik dan

cara berpikir, sehingga mempengaruhi dalam keputusan. Petani yang berusia muda

memiliki kemampuan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan petani yang berusia

tua. Namun demikian, petani yang memiliki usia lebih tua relatif memiliki pengalaman

yang lebih banyak, sehingga akan mempengaruhi kematangan dalam mengambil

keputusan untuk mengelola usahataninya (Yatno et.al, 2003).

5.1.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu variabel penentu tingkat kemajuan suatu wilayah,

makin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi dalam suatu wilayah, maka tingkat

kemajuan wilayah tersebut cenderung lebih tinggi. Tingkat pendidikan responden juga

sangat mempengaruhi pola pengolahan usahatani. Pendidikan dapat mempengaruhi

kemampuan pola pikir petani dalam pengembangan usahanya terutama dalam menyerap

Page 54: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

39

dan mengaplikasikan strategi baru dalam rangka pencapaian tingkat produksi yang

optimal. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang pernah diperoleh responden

maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan responden terhadap strategi. Tingkat

pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pendidikan Responden Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD 11 55

SMP 8 40

SMA 1 5

Total 20 100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Tabel 11 menunjukkan bahwa Sebagian besar petani ubi jalar yang dijadikan

sampel penelitian berpendidikan rendah dari 20 responden yang berpendidikan SD

sebanyak 11 responden Sedangkan berpendidikan SMP sebanyak 8 responden dan yang

berpendidikan SMA sebanyak 1 responden. Dengan persentase SD sebanyak 55 %,

SMP sebanyak 40 % dan SMA sebanyak 5 %. Dilihat dari tingkat pendidikan

responden yang masih rendah tersebut, tentu berimplikasi pada proses produksi ubi jalar

di Kecamatan tersebut.

Dimana dalam teori sumber daya manusia menunjukan, bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang, cenderung semakin tinggi produktivitasnya. Logikanya semakin

tinggi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, cenderung semakin inovatif, yang

akan membawa dampak positif pada pembangunan sektor pertanian, dengan

produktivitas hasil pertanian yang semakin tinggi pula (Kartasapoetra, 2001).

Page 55: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

40

5.1.3 Pengalaman Berusaha tani

Pengalaman bertani yang dimaksud disini adalah lamanya seorang petani

responden dalam menekuni usahataninya. Semakin lama petani menggeluti

usahataninya, maka akan semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada

umumnya petani yang memiliki pengalaman usahatani yang cukup lama cenderung

memiliki pula kemampuan berusahatani yang lebih baik dibandingkan dengan petani

yang belum memiliki pengalaman berusahatani. Pengalaman petani responden dapat

dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Pengalaman Berusaha Tani Responden Ubi Jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar

Pengalaman Bertani

( Tahun)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

3 – 9 4 20

10 – 16 5 25

17 – 23 7 35

24 – 30 3 15

31 – 36 1 5

Total 20 100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Tabel 12 menunjukkan bahwa pengalaman berusaha tani terbesar terdapat pada

17 – 23 tahun dengan persentase sebesar 35 % sedangkan, yang terendah terdapat pada

31 - 36 tahun dengan persentase sebesar 5 %. petani responden dalam berusahatani

sudah cukup lama, hal ini menunjuk kan bahwa pengalaman bertani akan berpengaruh

terhadap tingkat keterampilan petani dalam mengelola usahataninya. Semakin lama

petani mengusahakan usahataninya, maka semakin tinggi pula pengetahuan dan

wawasannya sehubungan dengan usahatani yang dikelolanya (Mosher, 2000).

Page 56: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

41

5.1.4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga yang dimaksud disini adalah keseluruhan anggota keluarga

yang memiliki beban hidup bagi petani responden bersangkutan. Anggota keluarga ini

dapat berfungsi sebagai tenaga kerja dalam keluarga. Anggota keluarga petani terdiri

dari petani itu sendiri, istri, anak dan anggota keluarga lainnya yang menjadi

tanggungan petani. Jumlah anggota keluarga petani akan berpengaruh bagi petani dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan petani dalam hal usahataninya, karena anggota

keluarga petani dapat merupakan sumber tenga kerja dalam usahatani terutama anggota

keluarga yang produktif selain itu jumlah anggota keluarga merupakan salah satu

potensi yang sangat menentukan dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani.

Mereka yang memiliki sedikit tanggungan akan lebih banyak mengalokasikan

modalnya untuk menyediakan sarana produksi akan tetapi bagi petani yang memiliki

banyak tanggungan alokasi modal untuk penyediaan sarana produksi akan sangat

terbatas sehingga harapan akan peningkatan produksi dan pendapatan kurang terwujud.

Untuk mengetahui penyebaran petani responden berdasarkan jumlah tanggungan

keluarga dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Tanggungan Keluarga Responden Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar

Tanggungan Keluarga

(Orang)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

2 – 3 10 50

4 – 5 7 35

6 – 7 2 10

8 – 9 1 5

Total 20 100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Page 57: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

42

Tabel 13 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga terbesar dengan

persentase 50 % disusul dengan jumlah tanggungan keluarga yang terendah dengan

persentase sebesar 5 %.

Tanggungan keluarga semakin besar menyebabkan seseorang memerlukan

tambahan pengeluaran, atau kebutuhan penghasilan yang lebih tinggi untuk membiayai

kehidupannya (Batoa, 2007).

5.1.5 Luas Lahan

Luas lahan petani akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usahatani,

karena erat hubungannya dengan biaya yang dikeluarkan dan produksi yang hasilkan.

Semakin luas lahan, semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan. Adapun luas lahan

garapan petani ubi jalar yang dimiliki oleh responden berkisar antara 0,04 – 0,50 hektar.

Luas lahan garapan petani ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Luas Lahan Garapan Responden Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar

Luas Lahan

( Ha)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

0,04 – 0,13 5 25

0,14 – 0,23 11 55

0,24 – 0,33 2 10

0,34 – 0,43 - -

0,44 – 0,53 2 10

Total 20 100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Tabel 14 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani ubi jalar terbesar adalah luas

lahan antara 0,14 – 0,23 Ha dengan persentase sebesar 55 % dan luas lahan usaha tani

ubi jalar yang terendah adalah luas lahan antara 0,24 – 0,33 Ha dan 0,44 – 0,53 Ha

dengan persentase masing - masing sebesar 20 %.

Page 58: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

43

Luas lahan adalah salah satu faktor produksi terpenting dalam usaha tani dan

merupakan penentu faktor produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan,

semakin luas lahan (yang digarap / ditanami), semakin besar jumlah produksi yang

dihasilkan oleh lahan tersebut (Abdul Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2008).

Menurut Manwan dalam Supadi (2003), Peningkatan produksi ubi jalar dapat

dicapai dengan perluasan areal tanam. Namun demikian kenyataan dilapangan

peningkatan luas lahan garapan sulit untuk direalisasikan karena beberapa sebab,

diantaranya adanya alih fungsi lahan kepenggunaan yang lain.

5.2 Identifikasi Faktor Lingkungan

Pengembangan komoditas ubi jalar berbasis agribisnis merupakan suatu kegiatan

yang berorientasi ekonomi, kinerja usahanya sangat ditentukan oleh peran petani,

penyuluh pertanian dan pedagang sebagai pelaku utama baik secara individu maupun

secara kelompok. Peranan yang optimal dipengaruhi oleh lingkungan internal dan

eksternal pengembangan komoditas ubi jalar berbasis agribisnis .

5.2.1 Identifikasi Faktor Internal

Berdasarkan survei langsung di lokasi penelitian, sesuai dengan pengumpulan

data yang dilakukan peneliti, maka dapat di identifikasi faktor – faktor internal dari

Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar. Dimana faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan.

Kekuatan (Strengths) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang

sifatnya internal usahatani agar supaya kegiatan – kegiatan usahatani berjalan maksimal

sedangkan Kelemahan (Weaknesses) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi

Page 59: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

44

internal usahatani, akibatnya kegiatan – kegiatan usahatani belum maksimal terlaksana.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Identifikasi Faktor – Faktor Internal Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi

Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar

Kekuatan Kelemahan

1. Kecukupan atas ketersediaan lahan

2. Tersedianya alat transportasi

3. Kepemilikan varietas warna umbi yang

bervariasi

4. Tersedianya tenaga kerja

5. Sarana dan prasarana yang mendukung

6. Tidak menggunakan pestisida dalam

budidaya ubi jalar

7. Tingginya motivasi petani dalam

budidaya ubi jalar

1. Kurangnya modal

2. Kurangnya pengetahuan petani tentang

cara budidaya ubi jalar yang berorientasi

pada pasar

3. Budaya petani

4. Produksi masih rendah

5. Adopsi teknologi masih kurang

6. Pola tanam tidak teratur

7. Pemupukan tidak berimbang

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Tabel 15 menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani ubi jalar

di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strengths)

a. Kecukupan atas ketersediaan lahan

Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar memiliki luas lahan yang

cukup luas yakni 38 Ha yang digunakan untuk melakukan kegiatan usahatani ubi jalar

Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk memaksimalkan (optimalisasi) pemanfaatan

lahan untuk pengembangan komoditi ubi jalar.

b. Tersedianya alat transportasi

Tersedianya alat transportasi yang dapat membantu petani dalam pengangkutan

ubi jalar yang telah di produksi pada musim panen tiba sehingga dapat memudahkan

petani dalam usahataninya dan mempersingkat waktu pelaksanaannya.

Page 60: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

45

c. Kepemilikan varietas warna ubi jalar yang bervariasi

Varietas warna ubi yang di tanam oleh petani ubi jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar sangat bervariasi seperti varietas ubi jalar

kuning, ubi jalar putih dan ubi jalar ungu. Hal tersebut akan memberikan nilai tambah

atau nilai jual ubi jalar yang mampu bersaing di dunia pasar. Semakin unik varietas

warna ubi jalar yang di hasilkan maka semakin mahal harga jualnya.

d. Tersedianya tenaga kerja

Dalam usaha pengembangan komoditi ubi jalar, salah satu syarat penting yang

harus dipenuhi adalah tersedianya jumlah tenaga kerja dalam jumlah yang banyak,

karena dalam usaha tani ini masa bercocok tanam dilakukan secara serentak dalam

waktu yang hampir bersamaan hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memilih waktu

yang tepat untuk bercocok tanam sehingga dapat terhindar dari serangan hama dan

penyakit tanaman. Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar mempunyai

jumlah tenaga kerja yang sangat banyak di bidang pertanian. Tersedianya jumlah tenaga

kerja yang banyak dengan upah yang relatif murah ini merupakan potensi yang dimiliki

daerah dalam usaha pengembangan komoditi ubi jalar.

e. Sarana dan prasarana yang mendukung

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh petani ubi jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar sangat mendukung dalam budidaya

pengembangan ubi jalar seperti adanya akses jalan tani, tempat yang strategis karena

dekat dengan jalan raya dan kios-kios yang menjual berbagai macam varietas ubi jalar

dengan harga yang bervariasi dan menggunakan alat pertanian seperti traktor yang

digunakan pada tahap pengolahan tanah dan pada saat panen sehingga dapat

Page 61: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

46

memudahkan petani dalam usahataninya baik pengolahan maupun pada saat panen tiba

selain itu dengan adanya mesin pertanian tersebut akan mempersingkat waktu

pelaksanaannya.

f. Tidak menggunakan pestisida

Petani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar tidak

menggunakan pestisida dalam budidaya ubi jalar sehingga ubi jalar yang dihasilkan

juga berkualitas dan aman untuk di komsumsi.

g. Tingginya motivasi petani

Tingginya motivasi petani dalam budidaya ubi jalar dapat menjadikan peluang

yang besar dalam meningkatkan produksi ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

2. Kelemahan (Weaknesses )

a. Kurangnya modal

Modal untuk usaha pengembangan ubi jalar dimiliki petani rata-rata berjumlah

kecil. Karena itu ketika musim tanam tiba banyak petani yang kekurangan dana untuk

persiapan bercocok tanam. Kondisi ini tentu merupakan faktor penghambat bagi petani

dalam mengembangkan komoditi ubi jalar.

b. Kurangnya pengetahuan petani tentang cara budidaya ubi jalar yang

berorientasi pada pasar

Kurangnya pengetahuan petani mengenai cara budidaya ubi jalar yang baik

mulai tahap pengolahan, penanaman, pengendalian hama dan penyakit hingga tahap

panen dan pasca panen.

Page 62: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

47

c. Budaya Petani

Budaya tradisonal yang masih melekat kuat pada pola pikir petani juga

merupakan faktor penghambat didalam pengembangan komoditi ubi jalar. Adopsi

mereka terhadap kemajuan teknologi masih sangat kurang dan cenderung melakukan

usaha tani seperti yang pernah dilakukan pendahulunya (turun-temurun). Pemakaian

mesin-mesin pertanian dalam pengolahan lahan juga masih sangat jarang digunakan.

Begitu juga dengan pola tanam, pemupukan, pemberantasan hama, dan penanganan

pasca panen, semuanya masih sangat sedikit memanfaatkan atau mengadopsi kemajuan

teknologi. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk mengubah

pandangan mereka agar bisa menerapkan pola pertanian yang maju dan berwawasan

pada kebutuhan pasar.

d. Produksi masih rendah

Produksi ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar

sesuai dengan data BPS masih tergolong rendah yaitu 44 Ton dengan rata-rata produksi

sebesar 1,16 Ton/Ha.

e. Adopsi teknologi masih kurang

Sarana dan prasarana pertanian sudah mendukung akan tetapi belum mampu

sepenuhnya mengaplikasikan sarana tersebut. Tersedianya teknologi dan komunikasi

yang semakin canggih yang dapat di manfaatkan oleh petani akan tetapi sebagian besar

petani belum mampu mengakses informasi baru tentang dunia pertanian.

f. Pola tanam tidak teratur

Pola tanam merupakan tata urutan tanaman yang diusahakan pada sebidang

tanah tertentu yang dipengaruhi oleh agroklimat, tanah, jenis tanaman, dan teknik

Page 63: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

48

budidaya. Masih banyaknya petani yang melakukan pola tanam tidak teratur bisa

mengakibatkan menurunnya produktivitas lahan bahkan sampai gagal panen. Hal ini

karena hama dan penyakit tanaman bisa muncul akibat petani tidak menerapkan pola

tanam secara teratur sehingga akan sulit memutus rantai perkembangbiakan hama dan

penyakit tanaman. Selain itu, pola tanam dan tertib tanam ubi jalar terhadap musim

yang berlangsung, sangat penting untuk mengantisipasi gagal panen akibat kekeringan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pola tanam secara bersamaan.

g. Pemupukan tidak berimbang

Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan petani dalam melakukan

pengembangan komoditi ubi jalar adalah memberikan pupuk secara berlebihan, baik

pada waktu penyiapan lahan maupun ketika selama perawatan tanaman dengan harapan

agar tanamannya bisa tumbuh subur dan menghasilkan produksi yang tinggi. Hal ini

tentu bukan merupakan cara bertani yang baik, karena pada setiap tahapan bercocok

tanam ada aturan atau anjuran pemakaian dosis pupuk dan pestisida secara berimbang.

Pemupukan yang dilakukan secara berlebihan selain memboroskan juga dapat

mengganggu pertumbuhan bahkan mematikan tanaman.

5.2.2 Identifikasi Faktor Eksternal

Adapun identifikasi faktor – faktor eksternal dari Strategi pengembangan usaha

tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar dimana faktor

eksternal adalah faktor lingkungan dari luar usahatani tersebut yang terdiri dari peluang

dan ancaman. Peluang (Opportunities) adalah faktor – faktor lingkungan luar yang

positif, yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan usahatani kearah yang lebih baik

dan Ancaman (Threats) adalah faktor – faktor lingkungan luar yang mampu

Page 64: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

49

menghambat pergerakan usahatani itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari

Tabel 16.

Tabel 16. Identifikasi Faktor – Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Usaha Tani

Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar

Peluang Ancaman

1. Adanya industri pengolahan ubi jalar

2. Perkembangan teknologi dan komunikasi

semakin canggih

3. Adanya diversifikasi produk olahan ubi

jalar

4. Permintaan pasar

5. Adanya pasar yang tersedia

6. Pola kemitraan yang baik antara petani

dengan pedagang

1. Fluktuasi harga

2. Banyaknya pesaing

3. Perubahan Iklim

4. Serangan hama dan penyakit pada

tanaman ubi jalar

5. Panen raya

6. Tingginya harga sarana produksi

7. Kurangnya perhatian dari pemerintah

daerah

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014

3. Peluang (Opportunities)

a. Adanya industri pengolahan ubi jalar

Adanya industri makanan yang berbahan dasar ubi jalar menjadi suatu peluang

untuk petani dalam meningkatkan produksi ubi jalar. Banyaknya industri-industri yang

menggunakan ubi jalar untuk dijadikan bahan makanan dalam kemasan yang

mempunyai nilai tambah. Adanya dukungan pelaku usaha yang besar terhadap produksi

ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar menjadi suatu peluang

yang besar terhadap petani ubi jalar dalam mengembangkan usaha taninya.

b. Perkembangan teknologi dan komunikasi semakin canggih

Perkembangan teknologi yang pesat, terutama di bidang pertanian, informasi,

telekomunikasi, dan transportasi merupakan peluang yang harus dapat dimanfaatkan

petani. Dengan adanya mesin-mesin pertanian, petani dapat menyiapkan lahan mereka

dengan waktu yang lebih cepat, biaya yang lebih murah, dan dengan hasil yang tidak

kalah baiknya dibandingkan apabila dikerjakan oleh tenaga manusia. Begitu juga

Page 65: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

50

dengan adanya kemajuan di bidang industri pupuk dan obat-obatan pertanian. Kemajuan

di bidang ini akan memudahkan petani merawat tanaman yang mereka usahakan dengan

lebih baik, dengan mengikuti petunjuk atau anjuran yang tertera dalam setiap produk

(pupuk dan obat-obatan pertanian). Kemajuan di bidang informasi juga memberikan

peluang kepada petani untuk memasarkan produknya dengan jangkauan pasar yang

lebih luas, salah satunya penjualan lewat internet. Sementara adanya handphone dengan

harga dan biaya yang relatif murah, memberi peluang kepada petani untuk mengikuti

perkembangan harga ubi jalar maupun melakukan pemasaran secara lebih efektif.

c. Adanya diversifikasi produk olahan ubi jalar

Adanya diversifikasi produk olahan ubi jalar karena adanya industri rumahan

yang mengolah ubi jalar menjadi bahan makanan seperti kripik ubi jalar, brownis ubi

jalar, pastel, risoles ubi jalar, donat dan roti ubi jalar. Dengan adanya diversifikasi

produk akan menambah keanekaragaman produk makanan dari ubi jalar yang

mempunyai nilai tambah.

d. Permintaan pasar

Banyaknya kebutuhan akan ubi jalar dan permintaan semakin meningkat yang

dapat meyakinkan petani untuk tetap mengembangkan usahatani ubi jalar karena

mempunyai banyak manfaat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga petani

berfikiran bahwa ubi jalar layak untuk di kembangkan untuk memenuhi permintaan

pasar seperti kebutuhan industri baik industri dalam skala rumah tangga maupun dalam

skala luas.

Page 66: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

51

e. Adanya pasar yang tersedia

Adanya pasar yang tersedia akan memudahkan petani untuk menjual hasil

produksinya tanpa harus menunggu pedagang luar dari daerah lain. Mengingat akses

pasar dekat dengan tempat produksi ubi jalar petani dalam artian memiliki tempat yang

strategis dalam dunia pemasaran karena dekat dengan jalan raya dan kios-kios yang

menjual ubi jalar sehingga ubi jalar tersebut tidak tinggal busuk.

f. Pola Kemitraan yang baik antara petani dengan pedagang

Hubungan kemitraan antara petani dengan pedagang yang terjalin dengan baik.

Artinya, pada saat musim panen tiba biasanya pedagang lokal langsung datang kepetani

untuk membeli ubi jalar.

4. Ancaman (Thearts)

a. Fluktuasi harga

Harga ubi jalar tidak menentu karena adanya berfluktuasi harga ubi jalar yang

tidak tetap sehingga petani mengeluhkan harga tersebut. Hal ini juga disebabkan

karena, Banyaknya produksi ubi jalar dari luar daerah sehingga dapat membuat harga

ubi jalar menjadi menurun (murah).

b. Banyaknya pesaing

Adanya persaingan antara petani ubi jalar yang sejenis merupakan ancaman bagi

setiap petani dan agar dapat besaing maka petani harus memperhatikan kualitas

produknya.

c. Perubahan iklim

Adanya pemanasan global mengakibatkan terjadinya perubahan iklim yang tidak

menentu beberapa tahun belakangan ini. Hal ini merupakan ancaman yang dihadapi

Page 67: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

52

dalam usaha pengembangan komoditi ubi jalar. Musim kemarau yang berkepanjangan

menimbulkan adanya kekeringan di banyak lahan pertanian yang berujung pada gagal

panen akibat kekurangan air. Berubahnya waktu musim hujan juga menyulitkan petani

untuk menentukan masa tanam yang tepat. Demikian juga adanya perubahan cuaca yang

eksterm mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu sehingga menimbulkan

dampak menurunnya kualitas dan produktivitas lahan.

d. Serangan hama dan penyakit pada tanaman ubi jalar

Terserangnya penyakit pada tanaman ubi jalar yang dapat menghambat

pergerakan tanaman itu sendiri dan dapat mempengaruhi hasil produksi ubi jalar

tersebut.

e. Panen raya

Panen raya atau panen secara bersamaan akan menyebabkan penurunan harga

ubi jalar karena, produksi petani akan ubi jalar meningkat mau tidak mau petani harus

menjual ubi jalarnya dengan harga yang murah.

f. Tingginya harga sarana produksi

Tingginya harga sarana produksi karena harga pupuk tidak terjangkau lagi oleh

petani dan terkadang untuk mendapatkanya begitu sulit karena harus melalui kelompok

tani.

g. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah

Kurangnya dukungan pemerintah daerah Kabupaten Takalar dalam menangani

permasalahan yang dihadapi oleh petani khususnya petani ubi jalar maupun pelaku

usaha agribisnis dalam permodalan serta penyediaan sarana dan prasarana.

Page 68: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

53

5.3 Matriks faktor Strategi Internal dan Eksternal

Dari hasil penelitian di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar,

maka disusunlah faktor – faktor internal yang dapat dirumuskan kedalam matriks faktor

strategi internal dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Matriks Faktor Strategi Internal Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar

di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating

Kekuatan :

1. Kecukupan atas ketersediaan

lahan

2. Tersedianya alat transportasi

3. Kepemilikan varietas warna

ubi yang bervariasi

4. Tersedianya tenaga kerja

5. Sarana dan prasarana yang

mendukung

6. Tidak menggunakan pestisida

dalam budidaya ubi jalar

7. Tingginya motivasi petani

dalam budidaya ubi jalar

0,1

0,06

0,1

0,03

0,08

0,11

0,1

4

2

4

1

3

4

4

0,4

0,12

0,4

0,03

0,24

0,44

0,4

Jumlah kumulatif 0,58 22 2,03

Kelemahan :

1. Kurangnya modal

2. Kurangnya pengetahuan

petani tentang cara budidaya

ubi jalar yang berorientasi

pada pasar

3. Budaya petani

4. Produksi masih rendah

5. Adopsi teknologi masih

kurang

6. Pola tanam tidak teratur

7. Pemupukan tidak berimbang

0,03

0,03

0,03

0,08

0,08

0,06

0,11

1

1

1

3

3

2

4

0,03

0,03

0,03

0,24

0,24

0,12

0,44

Jumlah kumulatif 0,42 15 1,13

Total 1,00 37 3,16

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Page 69: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

54

Pada Tabel 17 menunjukkan faktor internal terdapat 7 kekuatan dan 7

kelemahan yang ada pada petani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar dalam strategi pengembangan usaha tani ubi jalar faktor kekuatan

dan kelemahan disusun berdasarkan bobot dampak sangat penting hingga tidak penting.

Kekuatan dan kelemahan yang diberikan terdapat strategi pengembangan usaha tani ubi

jalar. Data menunjukkan bahwa bobot kekuatan lebih besar dibandingkan dengan bobot

kelemahan. Terlihat bahwa faktor strategi internal yang menghasilkan skor tertinggi

pada faktor kekuatan adalah tidak menggunakan pestisida dalam budidaya ubi jalar

dengan skor sebesar 0,44 sedangakan skor terendah pada faktor kekuatan adalah

tersedianya tenaga kerja dengan skor faktor kekuatan terendah sebesar 0,03. Total

jumlah skor pada faktor internal kekuatan adalah sebesar 2,03 Sedangkan pada faktor

kelemahan, skor tertinggi adalah pemupukan yang tidak berimbang dengan skor sebesar

0,44 dan faktor kelemahan yang memiliki skor terendah adalah kurangnya modal,

kurangnya pengetahuan petani tentang cara budidaya ubi jalar yang berorientasi pasar

dan budaya petani dengan skor sebesar 0,03. Total jumlah skor pada faktor internal

kelemahan adalah sebesar 1,13. Total skor matriks strategi internal sebesar 3,16. Hal ini

menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki dalam mengembangkan usaha tani ubi jalar

di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat mengatasi berbagai

kelemahan dengan cukup baik.

Adapun matriks strategi eksternal dari hasil penelitian mengenai pengembangan

usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar, yaitu

Page 70: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

55

Tabel 18. Matriks Faktor Strategi Eksternal Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi

Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating

Peluang :

1. Adanya industri pengolahan

ubi jalar

2. Perkembangan teknologi dan

komunikasi semakin canggih

3. Adanya diversifikasi produk

olahan ubi jalar

4. Permintaan pasar

5. Adanya pasar yang tersedia

6. Pola kemitraan yang baik

antara petani dengan pedagang

0,13

0,06

0,13

0,13

0,1

0,1

4

2

4

4

4

3

0,52

0,12

0,52

0,52

0,4

0,3

Jumlah kumulatif 0,65 21 2,38

Ancaman :

1. Fluktuasi harga

2. Banyaknya pesaing

3. Perubahan Iklim

4. Serangan hama dan penyakit

pada tanaman ubi jalar

5. Panen raya

6. Tingginya harga sarana

produksi

7. Kurangnya perhatian dari

pemerintah daerah

0,03

0,03

0,05

0,07

0,04

0,1

0,03

1

1

2

2

1

3

1

0,03

0,03

0,1

0,14

0,04

0,3

0,03

Jumlah kumulatif 0,35 11 0,67

Total 1,00 32 3,05

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015

Tabel 18 menunjukkan bahwa faktor eksternal terdapat 6 peluang dan 7

ancaman yang ada pada pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan

Polombagkeng Utara Kabupaten Takalar dalam strategi pengembangan ubi jalar faktor

peluang dan ancaman ini disusun berdasarkan bobot dampak sangat penting hingga

tidak penting. Peluang dan ancaman yang diberikan terdapat strategi pengembangan

komoditas ubi jalar. Data menunjukkan bahwa bobot peluang lebih besar dibandingkan

dengan bobot ancaman. Terlihat bahwa matriks strategi eksternal yang menghasilkan

skor tertinggi pada faktor peluang adalah adanya industri pengolahan ubi jalar, adanya

Page 71: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

56

diversifikasi produk dan adanya permintaan pasar dengan skor sebesar 0,52. Skor

terendah pada faktor peluang adalah perkembangan teknologi yang semakin canggih

dengan skor sebesar 0,12. Total skor faktor eksternal peluang adalah sebesar 2,38

Sedangkan pada faktor ancaman, skor tertinggi adalah tingginya harga sarana produksi

dengan skor sebesar 0,3 dan faktor ancaman yang memiliki skor terendah adalah

fluktuasi harga, banyaknya pesaing dan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah

dengan skor sebesar 0,03. Total skor faktor eksternal ancaman adalah sebesar 0,67.

Total skor matriks strategi eksternal sebesar 3,05. Hal ini menunjukkan bahwa

pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar cukup baik dalam merespon peluang dan meminimalisasi ancaman.

Berdasarkan Tabel 17 dan Tabel 18 dalam analisis matriks internal dan

eksternal, total skor pembobotan pada faktor internal sebesar 3,16 yang artinya

pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar mempunyai posisi internal yang kuat. Dengan seperti itu, kekuatan yang

dimiliki dalam pengembangan usaha tani ubi jalar dapat mengatasi kelemahan yang

cukup baik. Sedangkan pada matriks eksternal, total skor pembobotannya sebesar 3.05

Dilihat dari nilai skor pembobotan matriks eksternal, berarti pengembangan usaha tani

ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar cukup baik dalam

merespon peluang dan meminimalisasi ancaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam matriks internal dan eksternal pada Gambar 2.

Page 72: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

57

TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL

3,16

4,0 Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Rendah 1,0

Gambar 2. Total Nilai Matriks Internal dan Eksternal Strategi Pengembangan Usaha

Tani Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa posisi strategi pengembangan usaha tani

ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar berada pada daerah I,

yaitu pertumbuhan melalui integrasi vertikal Strategi ini menunjukkan situasi yang sangat

menguntungkan petani ubi jalar dikatakan menguntungkan karena, proses panen ubi jalar

lebih cepat dibangdingkan dengan tanaman jagung hibrida yaitu hanya 2 bulan selain itu

pemeliharaannya pun mudah dan memiliki industri rumahan yang mengolah berbagai jenis

makanan yang berbahan dasar ubi jalar sehingga usahatani ubi jalar memiliki peluang dan

kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan

I

Pertumbuhan

melalui

integrasi

vertikal

II

Pertumbuhan

melalui

integrasi

horizontal

III

Penciutan

melalui ”turn

around”

IV

Stabilitas

V

Pertumbuhan

melalui

integrasi

stabilitas

VI

Divestasi

VII

Pertumbuhan

melalui

difersifikasi

konsentrik

VIII

Pertumbuhan

melalui

diferensifikasi

konglomerat

IX

Likuidasi

Besar

3,0

3

,0

Rata-Rata

2,0

Rendah

1,0

,

0

TOTAL

SKOR

FAKTOR

EKSTERNAL

3.05

Page 73: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

58

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif seperti mengoptimalkan penggunaan

lahan dengan menggunakan varietas ubi yang bervariasi dan dalam budidaya ubi jalar

tidak menggunakan pestisida serta dukungan tenaga kerja, sarana dan prasarana

pertanian untuk memanfaatkan potensi pasar yang tersedia serta mengoptimalkan SDA

(lahan) dan SDM (tenaga kerja) dalam meningkatkan produksi ubi jalar untuk

memanfaatkan industri pengolahan ubi jalar dengan diversifikasi produk

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada matriks SWOT yang dapat digunakan

untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan yang dapat diterapkan di

Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. Matriks SWOT dapat

menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar yang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal. Matriks ini

menghasilkan empat alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T,

dan strategi S-T.

Strategi S-O :

Strategi S-T :

Strategi W-O :

Strategi W-T :

strategi menggunakan kekuatan usahatani ubi jalar untuk

memanfaatkan peluang.

strategi menggunakan kekuatan usahatani ubi jalar untuk

menghindari atau mengurangi dampak ancaman.

strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan

memanfaatkan peluang.

strategi yang bersifat defensif yang diarahkan untuk mengurangi

kelemahan dan menghindari ancaman.

Page 74: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

59

Internal :

Eksternal :

a. Kekuatan adalah kondisi yang dimiliki dalam pengembangan

usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar untuk memanfaatkan peluang.

b. Kelemahan adalah kondisi yang dimiliki dalam pengembangan

usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar untuk diperbaiki dengan memanfaatkan

peluang.

a. Peluang adalah kondisi eksternal dalam pengembangan usaha

tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar dengan memanfaatkan kekuatan.

b. Ancaman adalah faktor penghambat dalam pengembangan

usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara

Kabupaten Takalar yang akan dihindari dengan memanfaatkan

kekuatan

Page 75: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

60

Tabel 19 : Diagram Matriks SWOT dalam Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar di

Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar

Faktor Internal

(IFAS)

Faktor Eksternal

(EFAS)

Kekuatan (strengths)

1. Kecukupan atas ketersediaan

lahan

2. Tersedianya alat transportasi

3. Kepemilikan varietas warna

ubi yang bervariasi

4. Tersedianya tenaga kerja

5. Sarana dan prasarana yang

mendukung

6. Tidak menggunakan pestisida

dalam budidaya ubi jalar

7. Tingginya motivasi petani

dalam budidaya ubi jalar

Kelemahan (Weaknesses)

1. Kurangnya modal

2. Kurangnya pengetahuan petani

tentang cara budidaya ubi jalar

yang berorientasi pada pasar

3. Budaya petani

4. Produksi masih rendah

5. Adopsi teknologi masih kurang

6. Pola tanam tidak teratur

7. Pemupukan tidak berimbang

Peluang (Opportunity)

1. Adanya industri pengolahan ubi

jalar

2. Perkembangan teknologi dan

komunikasi semakin canggih

3. Adanya diversifikasi produk

olahan ubi jalar

4. Permintaan pasar

5. Adanya pasar yang tersedia

6. Pola kemitraan yang baik antara

petani dengan pedagang

Strategi S –O (Agresif)

a. Mengoptimalkan penggunaan

lahan dengan menggunakan

varietas ubi yang bervariasi dan

dalam budidaya ubi jalar tidak

menggunakan pestisida serta

dukungan tenaga kerja, sarana

dan prasarana pertanian untuk

memanfaatkan potensi pasar

yang tersedia, (S1, S3, S4, S5,

S6, O4, O5).

b. Mengoptimalkan SDA (lahan)

dan SDM (tenaga kerja) dalam

meningkatkan produksi ubi jalar

untuk memanfaatkan industri

pengolahan ubi jalar dengan

diversifikasi produk, (S1, S4,

O1, O3, ).

Strategi W-O (Turn Around)

a. Menambah pengetahuan petani

tentang budidaya ubi jalar dalam

meningkatkan produksi ubi jalar

untuk memenuhi permintaan pasar

yang cukup besar, (W2, W4, O4)

b. Memperluas akses pasar dengan

memanfaatkan perkembangan

teknologi dan komunikasi, (W5,

O2).

Ancaman (Threats)

1. Fluktuasi harga

2. Banyaknya pesaing

3. Perubahan Iklim

4.Serangan hama dan penyakit

pada tanaman ubi jalar

5. Panen raya

6. Tingginya harga sarana produksi

7. Kurangnya perhatian dari

pemerintah daerah

Strategi S-T (Diversifikasi)

a. Meningkatkan motivasi petani

untuk menarik perhatian

pemerintah daerah, (S7, T7)

Strategi W – T (Defensi)

a. Meningkatkan produksi ubi jalar

dan memperluas akses pasar untuk

mengatasi fluktuasi harga ubi jalar

dan banyaknya pesaing, (W4, W5,

T1, T2).

Sumber : Data primer Diolah Tahun 2015

Page 76: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

61

5.4 Strategi Pengembangan usaha tani Ubi jalar

Strategi pengembangan merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif

terhadap peluang dan ancaman dari faktor eksternal serta kekuatan dan kelemahan dari

faktor internal yang dapat mempengaruhi pengembangan usaha tani ubi jalar di masa

yang akan datang.

Analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui Strategi Pengembangan Usaha Tani

Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. Dimana analisis

SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), serta ancaman

(threats) dalam suatu usaha yang mencakup kondisi internal dan eksternal

pengembangan usaha tani ubi jalar.

Kekuatan (Strengths) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang

sifatnya internal usahatani agar supaya kegiatan – kegiatan usahatani berjalan

maksimal. Kelemahan (Weaknesses) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi

internal organisasi, akibatnya kegiatan – kegiatan usahatani belum maksimal terlaksana.

Peluang (Opportunities) adalah faktor – faktor lingkungan luar yang positif, yang

dapat dan mampu mengarahkan kegiatan usahatani kearah yang lebih baik. Ancaman

(Threats) adalah faktor – faktor lingkungan luar yang mampu menghambat

pergerakan usahatani itu sendiri.

untuk mewujudkan hal tersebut di atas seperti strategi pengembangan usaha tani

ubi jalar maka perlu diterapkan beberapa strategi pengembanganusaha tani ubi jalar

diantaranya adalah:

Page 77: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

62

1. Strategi pengembangan yang mencakup: varietas yang unggul, penguatan sistem

produksi benih, pengendalian hama dan penyakit terpadu, serta perbaikan mutu dan

daya simpan produk.

2. Strategi pengembangan yang diawali dengan perbaikan teknologi pengolahan untuk

mendukung pengembangan industri hilir ubi jalar (skala rumah tangga maupun

industri), misalnya industri tekstil, industri lem, industri kosmetik, industri farmasi,

industri makanan serta pembuatan sirup dan bahan olahan ubi jalar yang lain.

3. Strategi pengembangan kebijakan pemerintah yang mencakup: dukungan kebijakan

perlindungan harga produsen pada saat panen raya dari daerah lain, pengendalian harga

untuk mengurangi fluktuasi harga, permodalan kredit lunak dan mudah bagi petani,

pengembangan sarana dan prasarana pendukung operasionalisasi kelembagaan usaha

tani dan pemasaran.

4. Strategi pengembangan di bidang pemasaran dan perdagangan yang mencakup

pengembangan unit usaha bersama (koperasi atau usaha berbadan hukum lainnya) serta

pengembangan sistem informasi (harga penawaran dan permintaan produk) untuk

mendukung upaya menangkap peluang pasar.

Page 78: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

63

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi pengembangan usaha tani usaha tani

ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar berada pada daerah I

yaitu pertumbuhan melalui integrasi vertikal Strategi ini menunjukkan situasi yang sangat

menguntungkan. Usahatani ubi jalar memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan agresif. Dengan menggunakan strategi pengembangan agribisnis

ubi jalar sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan penggunaan lahan dengan menggunakan varietas ubi yang

bervariasi dan dalam budidaya ubi jalar tidak menggunakan pestisida serta

dukungan tenaga kerja, sarana dan prasarana pertanian untuk memanfaatkan

potensi pasar yang tersedia.

b. Mengoptimalkan SDA (lahan) dan SDM (tenaga kerja) dalam meningkatkan

produksi ubi jalar untuk memanfaatkan dukungan pelaku usaha dan industri

pengolahan ubi jalar dengan diversifikasi produk.

c. Menambah pengetahuan petani tentang budidaya ubi jalar dalam meningkatkan

produksi ubi jalar untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup besar.

d. Memperluas akses pasar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan

komunikasi.

e. Meningkatkan motivasi petani dalam budidaya ubi jalar untuk menarik perhatian

dari pemerintah daerah.

Page 79: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

64

f. Meningkatkan produksi ubi jalar dan memperluas akses pasar untuk mengatasi

fluktuasi harga ubi jalar dan banyaknya pesaing.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan

Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar adapun saran-saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut :

a. Dalam upaya meningkatkan pengembangan usaha tani ubi jalar perlu keterlibatan

semua pihak baik pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku usaha yang

bersangkutan dalam bidang agribisnis yang diikuti dukungan kuat oleh petani

dengan memperlihatkan kesungguhan untuk melakukan kegiatan usahatani ubi jalar

secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

b. Perlunya pembinaan yang baik secara teknis untuk melakukan pembinaan perbaikan

teknik budidaya ubi jalar sesuai anjuran sehingga produksi akan lebih baik dan

meningkat.

c. Perlunya keterlibatan instansi terkait untuk membantu petani dalam penentuan

harga, memudahkan pemasaran, serta memberikan modal kepada petani.

Page 80: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

65

DAFTAR PUSTAKA

Alam B, 2004. Manajemen Pemasaran dan Jasa. Cetakan Keenam. Alfabeta.

Bandung.

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi keempat.Cet II : Jogjakarta

Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. 2012. Produksi Ubi Jalar .

Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar. 2012. Produksi Ubi Jalar.

Hartoyo, T. 2004. Olahan dari Ubi Jalar. TrubusAgrisarana. Surabaya.

Hasanudin T. dan Alpandi. 2010. Analisis Potensi Ekonomi Daerah dalam Rangka

Pengembangan Komoditas Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) di Wilayah Cirebon. Swagati Press. Yogyakarta.

Kartasapoetra, A. G. 2001. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Bumi Aksara

Lingga, P.2004. Pertanaman Umbi-umbian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nitisemito, Alex, S. 2007.Marketin. Ghalia Indonesia Jakarta.

New Weave (2002). ANALISIS SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan,

Ancaman). Tools for Policy Impact: A Handbook for Researchers.

Rahim, Abd dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2008. Pengantar, teori, dan Kasus

Ekonometrika Pertania. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rangkuti, Freddy. 2013. Analisa Swot – Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Saragih Bungaran. 2001. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Paradigma Baru

Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Yayasan Mulia Persada Indonesia

dan PT. Surveyer Indonesia.

Singarimbun, Masri dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES.

Jakarta.

Soedijono. 2008. Suplemen Kuliah: “Metode Riset Bisnis”. Universitas Gunadarma.

Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. UI-PRESS. Jakarta.

Page 81: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

66

Yatno, Marcellinus, M., dan Eny, L. 2003. Motivasi Petani Samin Dalam Menanam

Kacang Tanah (Studi Kasus di Dukuh Tanduran Desa Kemantren Kecamatan

Kedungtuban Kabupaten Blora). Agritexts No 14 Tahun 2003. Jurusan

Surakarta. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret.

Page 82: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

67

LAMPIRAN

Page 83: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

68

Lampiran 1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian

N

No

Nama Kegiatan Kegiatan Dalam Bulan Ke Minggu Ke

Bulan

I

Bulan

II

Bulan III Bulan IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Penelitian

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Pengumpulan Data

Analisis Data

4 Penulisan Skripsi

5 Seminar Hasil

6 Perbaikan

7 Ujian Meja

Page 84: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

69

Lampiran 2 : Kuisioner Penelitian “Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar

Berbasis Agribisnis (Studi Kasus di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar)” .

(Responden Petani Ubi Jalar)

1. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT

4. Pekerjaan Pokok :

5. Pekerjaan Sampingan :

6. Pengalaman Berusaha Tani :

7. Jumlah Tanggungan Keluarga : Orang

2. Mengidentifikasi strategi faktor lingkungan internal dan eksternal dalam

pengembangan usaha tani ubi jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara.

1. Berapa luas lahan yang bapak/ibu tanami untuk budidaya ubi jalar ?

Jawab :

2. Apa jenis varietas ubi jalar bapak/ibu tanam ?

Jawab :

3. Apa Jenis pupuk yang digunakan untuk budidaya ubi jalar ?

Jawab :

4. Apakah dalam budidaya ubi jalar bapak/ibu menggunakan pestisida ?

Jawab :

Page 85: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

70

5. Berapa Tenaga kerja yang digunakan dalam budidaya ubi jalar ?

Jawab :

6. Berapa kali bapak/ibu menanam ubi jalar dalam satu tahun ?

Jawab :

7. Penerimaan Usahatani

No Jenis Tanaman Luas Lahan

(ha)

Produksi

(Karung)

Harga/Satuan

(Harga/karung)

Nilai (Rp)

1. Ubi jalar

8. Apakah dalam budidaya ubi jalar bapak/ibu menggunakan alat mesin pertanian ?

Jawab :

9. Bagaimana sistim tanam ubi jalar yang bapak/ibu lakukan: (1) tunggal (2)

tumpangsari dengan tanaman apa ?

Jawab :

10. Bagaimana sistim kepemilikan modal : (1) sendiri, (2) pinjam dari kas

kelompok, (3) pinjam dari koperasi,(4) pinjam dari bank dan (5) lainnya ...........

Jawab :

11. Apa sajakah yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam

Pengembangan Usahatani Ubi Jalar ?

Jawab:

a. Kekuatan

- ................................................................................................................

- ................................................................................................................

- ................................................................................................................

- ................................................................................................................

Page 86: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

71

- ................................................................................................................

b. Kelemahan

- ...............................................................................................................

- ...............................................................................................................

- ...............................................................................................................

- ...............................................................................................................

- ..............................................................................................................

c. Peluang

- ..............................................................................................................

- ..............................................................................................................

- ..............................................................................................................

- ..............................................................................................................

- .............................................................................................................

d. Ancaman

- ..............................................................................................................

- ..............................................................................................................

- ..............................................................................................................

- ..............................................................................................................

- .............................................................................................................

Page 87: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

72

13. Pilih dan lingkarilah salah satu jawaban yang sesuai menurut besar kecilnya

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di daerah anda !

Faktor Internal

Kekuatan (Strengths)

1. SB / B / K / SK

2. SB / B / K / SK

3. SB / B / K / SK

4. SB / B / K / SK

5. SB / B / K / SK

Kelemahan (Weaknesses)

1. SB / B / K / SK

2. SB / B / K / SK

3. SB / B / K / SK

4. SB / B / K / SK

5. SB / B / K / SK

Faktor Eksternal

Peluang (Opportunies)

1. SB / B / K / SK

2. SB / B / K / SK

3. SB / B / K / SK

4. SB / B / K / SK

5. SB / B / K / SK

Ancaman (Treaths)

1. SB / B / K / SK

2. SB / B / K / SK

3. SB / B / K / SK

4. SB / B / K / SK

5. SB / B / K / SK

Keterangan:

SB = Sangat Besar (+4)

B = Besar (+3)

K = Kecil (+2)

SK = Sangat Kecil (+1)

Page 88: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

73

Lampiran 3 : Identitas Responden (Nama Responden, Luas Lahan, Umur,

Pengalaman Berusaha Tani, Jumlah Tanggungan Keluarga dan

Pendidikan) Petani Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng

Utara Kabupaten Takalar

No Nama Responden Luas

Lahan

(Ha)

Umur

(Tahun)

Pengalaman

Berusaha

Tani

(Tahun)

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

Pendidikan

1 Burhan Dg Sila 0,17 46 10 5 SD

2 Kasim Dg Bani 0,20 31 5 3 SMP

3 Basir Dg Ngalle 0,15 47 15 3 SD

4 Dg Ngeppe 0,50 86 35 7 SMP

5 Sanuddin Dg Timung 0,25 50 20 7 SD

6 Haris Dg Tarang 0,10 35 8 3 SMP

7 Ridwan Dg Tarra 0,10 23 3 2 SMA

8 Bakri Dg Ngemba 0,15 42 15 4 SD

9 Baso Dg Tutu 0,50 55 20 3 SMP

10 Ranca Dg Lallo 0,30 65 20 5 SMP

11 Dg Timung 0,20 81 25 5 SMP

12 M Dg Rani 0,10 49 20 3 SD

13 Nanjen Dg Lau 0,04 51 20 4 SD

14 Mustafa Dg Nanring 0,17 51 23 8 SMP

15 Agus Dg Laja 0,15 33 8 2 SD

16 Muh.T Dg Nanring 0,20 41 20 4 SD

17 Dg Ni’ni 0,20 35 12 4 SD

18 Baharuddin Dg Nyau 0,13 51 27 3 SMP

19 Dg Supu 0,18 35 12 2 SD

20 Dg Tompo 0,15 60 27 2 SD

Page 89: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

74

Lampiran 4 : Faktor Internal dan Eksternal dalam Pengembangan Usaha Tani

Ubi Jalar di Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten

Takalar

SWOT

Internal

Kekuatan (Strengths)

1. Kecukupan atas ketersediaan

lahan

2. Tersedianya alat transportasi

3. Kepemilikan varietas warna ubi

yang bervariasi

4. Tersedianya tenaga kerja

5. Sarana dan prasarana yang

mendukung

6. Tidak menggunakan pestisida

dalam budidaya ubi jalar

7. Tingginya motivasi petani

dalam budidaya ubi jalar

Eksternal

Peluang (Opportunies)

1. Adanya industri pengolahan ubi jalar 2. Perkembangan teknologi dan komunikasi

semakin canggih

3. Adanya diversifikasi produk olahan ubi jalar

4. 4. Permintaan pasar

5. Adanya pasar yang tersedia

6. Pola kemitraan yang baik antara petani dengan

pedagang

Internal

Kelemahan (Weaknesses)

1. Kurangnya modal

2. Kurangnya pengetahuan petani

tentang cara budidaya ubi jalar

yang berorientasi pada pasar

3. Budaya petani

4. Produksi masih rendah

5. Adopsi teknologi masih kurang

6. Pola tanam tidak teratur

7. Pemupukan tidak berimbang

Eksternal

Ancaman (Treaths)

1. Fluktuasi harga

2. Banyaknya pesaing

3. Perubahan Iklim

4. Serangan hama dan penyakit pada tanaman

ubi jalar

5. Panen raya

6. Tingginya harga sarana produksi

7. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah

Page 90: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

75

Lampiran 5 : Penentuan menurut besar kecilnya kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman, untuk pemberian nilai bobot dan rating.

Faktor Internal

Kekuatan (Strengths)

1.Kecukupan atas ketersediaan lahan SB / B / K / SK

2.Tersedianya alat transportasi SB / B / K / SK

3. Kepemilikan varietas warna umbi yang bervariasi SB / B / K / SK

4. Tersedianya tenaga kerja SB / B / K / SK

5. Sarana dan prasarana yang mendukung SB / B / K / SK

6. Tidak menggunakan pestisida dalam budidaya ubi jalar SB / B / K / SK

7.Tingginya motivasi petani dalam budidaya ubi jalar SB / B / K / SK

Kelemahan (Weaknesses)

1. Kurangnya modal SB / B / K / SK

2. Kurangnya pengetahuan petani tentang budidaya ubi jalar

yang berorietasi pasar

SB / B / K / SK

3. Budaya petani SB / B / K / SK

4. Produksi masih rendah SB / B / K / SK

5. Adopsi teknologi masih kurang SB / B / K / SK 6.Pola tanam tidak teratur SB / B / K / SK 7.Pemupukan tidak berimbang SB / B / K / SK

Faktor Eksternal

Peluang (Opportunies)

1. Adanya industri pengolahan ubi jalar SB / B / K / SK

2. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin

canggih

SB / B / K / SK

3. Adanya diversifikasi produk olahan ubi jalar SB / B / K / SK

4. Adanya permintaan pasar SB / B / K / SK

5. Adanya pasar yang tersedia SB / B / K / SK

6. Pola kemitraan yang baik antara petani dengan pedagang SB / B / K / SK

Ancaman (Treaths)

1. Fluktuasi harga SB / B / K / SK

2. Banyaknya pesaing SB / B / K / SK

3. Perubahan iklim SB / B / K / SK

4. Serangan hama dan penyakit pada tanaman ubi jalar SB / B / K / SK

5. Panen raya SB / B / K / SK

6. Tingginya harga sarana produksi SB / B / K / SK

7. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah SB / B / K / SK

Keterangan:

Untuk pemberian rating SO =

SB = Sangat Besar (4), B = Besar (3), K = Kecil (2), SK = Sangat Kecil (1)

Untuk pemberian rating WT =

SB = Sangat Besar (1), B = Besar (2), K = Kecil (3), SK = Sangat Kecil (4)

Untuk kategori pemberian bobot SWOT :

SB – SK = 0,13 – 0,03

Page 91: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

76

Lampiran 6 : Analisis SWOT Faktor Internal dan Eksternal

1. REKAPITULASI PEMBOBOTAN DAN RATING UNTUK FAKTOR INTERNAL RESPONDEN

a. Rekapitulasi Pembobotan untuk Faktor Internal

Faktor internal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Jumlah Rata-

rata Kekuatan (Strength)

1. Kecukupan atas ketersediaan lahan 0,11 0,08 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,08 0,11 0,11 2,08 0,1

R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

0,08 0,11 0,11 0,11 0,11 0,08 0,11 0,11 0,11 0,11

2. Tersedianya alat transportasi 0,11 0,05 0,05 0,05 0,05 0,08 0,05 0,11 0,05 0,05 1,18 0,06

0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,08 0,05 0,05 0,05

3. Kepemilikan varietas warna umbi yang

bervariasi

0,11 0,11 0,08 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 2,14 0,1

0,11 0,08 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11

4. Tersedianya tenaga kerja 0,05 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,05 0,03 0,05 0,03 0,66 0,03

0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

5. Sarana dan prasarana yang mendukung 0,11 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,11 0,08 0,08 0,08 1,72 0,08

0,08 0,08 0,08 0,11 0,08 0,08 0,11 0,08 0,08 0,08

6. Tidak menggunakan pestisida dalam budidaya

ubi jalar

0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 2,2 0,11

0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11

7. Tingginya motivasi petani dalam budidaya ubi

jalar

0,11 0,11 0,11 0,11 0,08 0,11 0,11 0,11 0,11 0,08 2,11 0,1

0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,08

Page 92: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

77

Faktor internal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Jumlah Rata-

rata Kelemahan (weaknesses)

1. Kurangnya modal 0,03 0,05 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,66 0,03

R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

0,05 0,03 0,03 0,03 0,03 0,05 0,03 0,03 0,03 0,03

2. Kurangnya pengetahuan petani tentang

budidaya ubi jalar yang berorietasi pasar

0,03 0,03 0,05 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,64 0,03

0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,05 0,03

3.Budaya petani 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,64 0,03

0,03 0,03 0,05 0,05 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

4.Produksi masih rendah 0,08 0,08 0,08 0,08 0,11 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 1,72 0,08

0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,11 0,11 0,08 0,11 0,08

5.Adopsi teknologi masih kurang 0,11 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,11 0,08 0,08 0,08 1,72 0,08

0,08 0,08 0,08 0,11 0,08 0,08 0,11 0,08 0,08 0,08

6.Pola tanam tidak teratur

0,05 0,05 0,05 0,08 0,05 0,05 0,05 0,05 0,08 0,05 1,15 0,06

0,08 0,05 0,05 0,05 0,08 0,05 0,05 0,08 0,05 0,05

7.Pemupukan tidak berimbang 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 2,2 0,11

0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11

Jumlah 20,82 1,00

Page 93: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

78

b. Rekapitulasi Rating untuk faktor internal

Faktor internal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Rata-

rata Kekuatan (Strength)

1. Kecukupan atas ketrsedian lahan 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4

R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

2. Tersedianya alat transportasi 4 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2

2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

3. Kepemilikan varietas warna umbi yang bervariasi 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

4. Tersedianya tenaga kerja 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5.Sarana dan prasarana yang mendukung 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

3 3 3 4 3 3 4 3 3 3

6.Tidak menggunakan pestisida dalam budidaya ubi

jalar

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

7.Tingginya motivasi petani dalam budidaya ubi jalar 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

Page 94: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

79

Faktor internal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Rata-

rata Kelemahan (weaknesses)

1. Kurangnya modal 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

2 1 1 1 1 2 1 1 1 1

2. Kurangnya pengetahuan petani dalam budidaya ubi jalar

yang berorientasi pasar

1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1

3. Budaya petani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 2 2 1 1 1 1 1 1

4. Poduksi masih rendah 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 4 4 3 4 3

5. Adopsi teknologi masih kur 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3

3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3

6. Pola tanam tidak teratur 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2

3 2 2 2 3 2 2 3 2 2

7. Pemupukan tidak berimbang 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 95: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

80

c. Rekapitulasi bobot untuk faktor eksternal

Faktor Eksternal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Jumlah Rata-

rata Peluang (Opportunities)

1. Adanya industri pengolahan ubi jalar 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,09 0,13 0,13 2,52 0,13

R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,09 0,13 0,13 0,13 0,13

2. Perkembangan teknologi dan komunikasi

yang semakin canggih

0,13 0,06 0,06 0,06 0,06 0,09 0,06 0,06 0,06 0,06 1,33 0,06

0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,09 0,06 0,06 0,06

3. Adanya diversifikasi produk olahan ubi jalar 0,13 0,13 0,13 0,09 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 2,56 0,13

0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13

4. Adanya permintaan pasar 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 2,6 0,13

0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13

5. Adanya pasar yang tersedia 0,13 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,13 0,09 0,09 0,09 1,96 0,1

0,09 0,09 0,09 0,13 0,09 0,09 0,13 0,09 0,09 0,09

6. Pola kemitraan yang baik antara petani

dengan pedagang

0,13 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,13 0,13 0,09 0,09 2 0,1

0,09 0,09 0,13 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,13

Page 96: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

81

Faktor Eksternal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Jumlah Rata-

rata Ancaman (Treaths)

1. Fluktuasi harga 0,03 0,06 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,66 0,03

R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

0,06 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

2. Banyaknya pesaing 0,03 0,03 0,06 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,66 0,03

0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,06 0,03

3. Perubahan iklim 0,06 0,03 0,06 0,06 0,03 0,03 0,06 0,06 0,06 0,06 1,08 0,05

0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,03 0,06 0,06 0,06

4. Serangan hama dan penyakit pada tanaman

ubi jalar

0,13 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,09 0,06 0,06 1,39 0,07

0,06 0,09 0,06 0,06 0,06 0,09 0,06 0,06 0,06 0,09

5. Panen raya 0,06 0,03 0,06 0.03 0,03 0,06 0,03 0,06 0,03 0,03 0,78 0,04

0.03 0,03 0,03 0,03 0,09 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

6.Tingginya harga sarana produksi 0,13 0,09 0,09 0,09 0,13 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 1,96 0,1

0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,13 0,09 0,13 0,09 0,09

7. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah 0,06 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,06 0,03 0,69 0,03

0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,06 0,03 0,03

Jumlah 18,19 1,00

Page 97: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

82

d. Rekapitulasi rating untuk faktor eksternal

Faktor Eksternal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Rata-

rata Peluang (Opportunities)

1. Adanya industri pengolahan ubi jalar 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

2. Perkembangan teknologi dan komunikasi 4 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2

2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

3. Adanya diversifikasi produk olahan ubi jalar 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4. Permintaan pasar 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5. Adanya pasar yang tersedia 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4

3 3 3 4 3 3 4 3 3 3

6. Pola kemitraan yang baik antara petani

dengan pedagang

4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3

3 4 3 3 3 3 3 3 3 4

Page 98: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

83

Faktor Eksternal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Rata-

rata Ancaman (Treaths)

1. Fluktuasi harga 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2. Banyaknya pesaing 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1

3. Perubahan iklim 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 1 2 2 2

4. Serangan hama dan penyakit 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

2 3 2 2 2 3 2 2 2 3

5. Panen raya 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1

1 1 1 1 3 1 1 1 1 1

6. Tingginya harga sarana produksi 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 4 3 4 3 3

7.Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

Page 99: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

84

Lampiran 7 : Peta Tata Letak Lokasi Penelitian

84

Page 100: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

85

Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian

Gambar 3 : Proses Pengolahan Tanah

Gambar 4 : Jenis Lahan yang sudah Siap untuk Ditanami

85

Page 101: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

86

Gambar 5 : Lahan yang sudah Ditanami

Gambar 6 : Ubi Jalar

86

Page 102: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

87

Gambar 7 : Wawancara dengan Responden Petani Ubi Jalar

Gambar 8 : Wawancara dengan Pemilik Usaha Rumahan yang Berbahan Dasar Ubi Jalar

87

Page 103: FATHUL MUBARAK NUR 105 9600 84211

88

RIWAYAT HIDUP

Fathul Mubarak Nur dilahirkan di Ujung Pandang, 12 Maret

1992. Dari Ayahanda Abdul Malik Nur dan Ibunda Indo Tang .

Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDN 40

Lumpangan lulus tahun 2004, lalu melanjutkan pendidikan di

SMPN 1 Bantaeng dan selesai pada tahun 2007. Penulis

melanjutkan pendidikan ketingkat SMAN 2 Bantaeng, dan

selesai pada tahun 2010. Pada tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang

berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar Berbasis Agribisnis (Studi Kasus di

Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar)”.

88