Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan dan papan. Berkembangnya pelayanan kesehatan dewasa ini, memahami etika kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan, dan papan. Berkembangnya pelayanan kesehatan dewasa ini, memahami etika kesehatan merupakan tuntunan yang dipandang semakin perlu, karena etika kesehatan membahas tentang tata susila dokter dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien. Oleh karena itu tatanan kesehatan secara normatif menumbuhkan pengembangan hukum kesehatan bersifat khusus (Lex specialis) yang mengandung ketentuan penyimpangan atau eksepsional jika dibandingkan dengan ketentuan hukum umum (Lex generale). Konsep dasar hukum kesehatan mempunyai ciri istimewa yaitu beraspek: (1) Hak Azasi Manusia (HAM), (2) Kesepakatan internasional, (3) Legal baik 1

description

dfwfdwdfsdaf

Transcript of Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

Page 1: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat.

Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping

sandang, pangan dan papan. Berkembangnya pelayanan kesehatan dewasa ini,

memahami etika kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan

masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,

disamping sandang, pangan, dan papan. Berkembangnya pelayanan kesehatan

dewasa ini, memahami etika kesehatan merupakan tuntunan yang dipandang

semakin perlu, karena etika kesehatan membahas tentang tata susila dokter

dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien. Oleh

karena itu tatanan kesehatan secara normatif menumbuhkan pengembangan

hukum kesehatan bersifat khusus (Lex specialis) yang mengandung ketentuan

penyimpangan atau eksepsional jika dibandingkan dengan ketentuan hukum

umum (Lex generale).

Konsep dasar hukum kesehatan mempunyai ciri istimewa yaitu

beraspek: (1) Hak Azasi Manusia (HAM), (2) Kesepakatan internasional, (3)

Legal baik pada level nasional maupun internasional, (4) Iptek yang termasuk

tenaga kesehatan professional. Komponen hukum kesehatan tumbuh dari

keterpaduan hukum administrasi, hukum pidana, hukum perdata dan hukum

internasional. Dalil yang berkembang dalam hukum kesehatan dan pelayanan

kesehatan dapat mencakup legalisasi dalam moral dan moralisasi dalam

hukum sebagai suatu dalil yang harus mulai dikembangkan dalam pelayanan

kesehatan. Secara normatif menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 23

Tahun 1992, harus mengutamakan pelayanan kesehatan: 1. Menjadi tanggung

jawab pemerintah dan swasta dengan kemitraan kepada pihak masyarakat. 2.

Semata-mata tidak mencari keuntungan. Dua batasan nilai norma hukum

tersebut perlu ditaati agar tidak mengakibatkan reaksi masyarakat dan tumbuh

konflik dengan gugatan/tuntutan hukum.

1

Page 2: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana fasilitas Kesehatan di Bengkulu ?

2. Bagaimana sistem kesehatan di Bengkulu ?

3. Bagaimanakah dengan sistem pelayanan kesehatan di Bengkulu ?

4. Bagaimanakah dengan Undang-Undang kesehatan di Bengkulu ?

5. Bagaimana kebijakan di Bengkulu ?

C. Tujuan Umum

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

positif antara lain sebagai berikut :

1. Diharapkan dapat menjadikan manusia lebih mementingkan kesehatannya

terlebih dahulu daripada pekerjaannya.

2. Diharapkan kaum remaja dapat menyikapi diri terhadap kemajuan sistem

kesehatan sebagai tuntutan di era globalisasi seperti saat ini.

D. Tujuan Khusus

1. Untuk Mengetahui bagaimana sistem kesehatan di Bengkulu .

2. Untuk Mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan di Bengkulu .

3. Untuk Mengetahui bagaimana Undang-Undang kesehatan di Bengkulu .

4. Untuk Mengetahui bagaimana kebijakan di Bengkulu .

2

Page 3: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pengertian fasilitas kesehatan maksudnya ialah segala wahana dan

prasarana nan bisa menunjang kepada kesehatan kita, baik kesehatan jasmani

maupun kesehatan rohani.

Kita akan semakin bersemangat dalam menjaga kesehatan apabila banyak

fasilitas penunjangnya. Fasilitas kesehatan tersebut tersedia dari nan termurah

sampai nan termahal, dan dari nan paling sederhana (mudah diperoleh)

sampai nan sulit diperoleh.

Apabila melihat kepada peraturan presiden RI No. 12 tahun 2013 tentang

Agunan Kesehatan, tepatnya pada Bab I Ketentuan Generik pasal 1 No. 14,

disebutkan bahwa pengertian dari fasilitas kesehatan ialah fasilitas pelayanan

kesehatan nan digunakan buat menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan

perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif nan

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Fasilitas kesehatan tersebut haruslah menjamin kesehatan dari pesertanya

sendiri. Menurut peraturan presiden tersebut, setidaknya ada dua kategori nan

masuk kepada peserta agunan kesehatan, yaitu PBI agunan kesehatan, dan

bukan PBI agunan kesehatan.

Peserta PBI agunan kesehatan ialah orang nan tergolong fakir miskin dan

tak mampu. Sedangkan peserta bukan PBI agunan kesehatan merupakan

peserta nan tak tergolong fakir miskin dan orang nan tak mampu, di antaranya

ialah pekerja penerima upah dan keluarganya, pekerja bukan penerima upah

dan anggota keluarganya, serta bukan pekerja dan anggota keluarganya.

Adapun pekerja penerima upah nan dimaksud ialah pegawai negeri sipil

(PNS), anggota TNI, anggota Polri , pejabat negara, pegawai pemerintah non

pegawai negeri, pegawai swasta, dan pekerja nan tak termasuk jenis-jenis

pekerjaan di atas namun menerima upah.

Sedangkan pekerja bukan penerima upah nan dimaksud di atas ialah

3

Page 4: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

pekerja di luar interaksi kerja atau pekerja mandiri, atau pun pekerjaan

lainnya nan bukan penerima upah.

Beberapa jenis pekerjaan nan termasuk bukan pekerja diantaranya ialah

investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran, dan pioner kemerdekaan.

Berdasarkan pasal 6 dari Perpres tersebut kepesertaan agunan kesehatan

tersebut bersifat wajib dan akan dilakukan secara bertahap sehingga

mencakup seluruh penduduk dengan tahapan sebagai berikut:

1. Termin pertama

Tahap pertama ini dimulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit

meliputi PBI agunan kesehatan, anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di lingkungan kementerian pertahanan dan anggota keluarganya.

Selain itu juga, termasuk anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di lingkungan Polri dan anggota keluarganya, peserta asuransi kesehatan

Perusahaan Perseorangan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia

(ASKES) dan anggota keluarganya.

Serta peserta agunan pemeliharaan kesehatan Perusahaan

Perseorangan (Persero) Agunan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan

anggota keluarganya.

2. Termin kedua

Tahap kedua ini meliputi seluruh penduduk nan belum masuk

sebagai peserta BPJS kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari

2019. Banyak kegunaan nan diperoleh dari agunan kesehatan ini sebab

semuanya sudah diatur oleh pemerintah melalui peraturan presiden.

Dalam Perpres tersebut disebutkan bahwa setiap peserta berhak

memperoleh kegunaan agunan kesehatan nan bersifat pelayanan kesehatan

perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif , kuratif, dan

rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sinkron

dengan kebutuhan medis nan diperlukan.

Termasuk di dalamnya ialah kegunaan medis dan kegunaan non

medis. Manfaat medis sifatnya tak terikat dengan besaran iuran nan

dibayarkan. Manfaat non medis meliputi kegunaan akomodasi dan

4

Page 5: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

ambulans.

Ada pun kegunaan dari pelayanan promotif dan preventif meliputi

pemberian pelayanan penyuluhan kesehatan perorangan, imunisasi dasar,

keluaraga berencana, dan skrining kesehatan.

Penyuluhan kesehatan perorangan meliputi paling sedikit

penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan konduite

hayati higienis dan sehat. Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile

Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis B (DPT-

HB), Polio, dan Campak.

Pelayanan keluarga berencana meliputi konseling, kontrasepsi

dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan forum nan

membidangi keluarga berencana.

Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara selektif nan

ditujukan buat mendeteksi risiko penyakit dan mencegah akibat lanjutan

dari risiko penyakit tertentu.

Berdasarkan perpres tersebut juga disebutkan pelayanan kesehatan

nan dijamin terdiri atas pelayanan kesehatan taraf pertama, meliputi

pelayanan kesehatan non spesialistik nan mencakup:

1. Administrasi pelayanan.

2. Pelayanan promotif dan preventif.

3. Pemerikasaan, pengobatan, dan konsultasi medis.

4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif.

5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.

6. Transfusi darah sinkron dengan kebutuhan medis.

7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium taraf pertama.

8. Rawat inap taraf pertama sinkron dengan indikasi.

Berikutnya ialah pelayanan kesehatan acum taraf lanjutan, meliputi

pelayanan kesehatan nan mencakup rawat jalan dan rawat inap. Rawat

jalan meliputi:

a. Adiminstrasi pelayanan.

5

Page 6: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

b. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi spesialistik oleh dokter spe-

sialis dan subspesialis.

c. Tindakan medis spesialistik sinkron dengan indikasi medis.

d. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.

e. Pelayanan alat kesehatan implan.

f. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sinkron dengan indikasi

medis.

g. Rehabilitasi medis.

h. Pelayanan darah.

i. Pelayanan kedokteran forensik.

j. Pelayanan jenazah difasilitas kesehatan.

Adapun buat rawat inap meliputi perawatan inap non intensif dan per-

awatan inap di ruang intensif. Klarifikasi lebih detil mengenai rawat inap

ialah sebagai berikut:

1. Ruang perawatan kelas III bagi:

a. Peserta PBI agunan kesehatan.

b. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja

dengan iuran buat kegunaan pelayanan di ruang perawatan kelas

III.

2. Ruang perawatan kelas II bagi:

a. Pegawai negeri sipil (PNS) dan penerima pensiun pegawai negeri

sipil (PNS) golongan ruang I dan golongan ruang II beserta

anggota keluarganya.

b. Anggota TNI dan penerima pensiun anggota TNI nan setara pe-

gawai negeri sipil (PNS) golongan ruang I dan golongan ruang II

beserta anggota keluarganya.

c. Anggota Polri dan penerima pensiun anggota Polri nan setara pe-

gawai negeri sipil (PNS) golongan ruang I dan golongan ruang II

beserta anggota keluarganya.

6

Page 7: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

d. Pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil (PNS) nan setara pe-

gawai negeri sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta

anggota keluarganya.

e. Peserta pekerja penerima upah bulanan sampai dengan 2 (dua) kali

penghasilan tak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu)

anak beserta anggota keluarganya.

f. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja

dengan iuran buat kegunaan pelayanan di ruang perawatan kelas II.

3. Ruang perawatan kelas I bagi:

a. Pejabat negara dan anggota keluaranya.

b. Pegawai negeri sipil (PNS) dan penerima pensiun PNS golongan

ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota kelurganya.

c. Anggota TNI dan penerima pensiun anggota TNI nan setara PNS

golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluar-

ganya.

d. Anggota Polri dan penerima pensiun anggota polri nan setara PNS

golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluar-

ganya.

e. Pegawai pemerintah non pegawai negeri nan setara PNS golongan

ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya.

f. Veteran dan pioner kemerdekaan beserta anggota keluarganya.

g. Peserta pekerja penerima upah bulanan lebih dari 2 (dua) kali peng-

hasilan tak kena pajak dengan status kawin 1 (satu) anak beserta

anggota keluarganya.

h. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja

dengan iuran buat kegunaan pelayanan di ruang perawatan kelas I

7

Page 8: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

B. Pengertian Sistem Kesehatan di Bengkulu

Sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan

(supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut

(demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan

sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material.

Sistem kesehatan tidak terbatas pada seperangkat institusi yang mengatur,

membiayai, atau memberikan pelayanan, namun juga termasuk kelompok

aneka organisasi yang memberikan input pada pelayanan kesehatan,

utamanya sumber daya manusia, sumber daya fisik (fasilitas dan alat), serta

pengetahuan/teknologi (WHO SEARO, 2000). Organisasi ini termasuk

universitas dan lembaga pendidikan lain, pusat penelitian, perusahaan

kontruksi, serta serangkaian organisasi yang memproduksi teknologi spesifik

seperti produk farmasi, alat dan suku cadang.

WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang

mana mempunyai maksud utama untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan. Mengingat maksud tersebut di atas, maka termasuk dalam hal ini

tidak saja pelayanan kesehatan formal, tapi juga non formal, seperti halnya

pengobatan tradisional. Selain aktivitas kesehatan masyarakat tradisional

seperti promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, peningkatan keamanan

lingkungan dan jalan raya , pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan

8

Page 9: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

merupakan bagian dari sistem.

Sistem kesehatan paling tidak mempunyai 4 fungsi pokok yaitu:

Pelayanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, penyediaan sumberdaya dan

stewardship atau regulator. Fungsi-fungsi tersebut akan direpresentasikan

dalam bentuk sub-subsistem dalam sistem kesehatan, dikembangkan sesuai

kebutuhan. Masing-masing fungsi atau subsistem akan dibahas tersendiri

C. Subsistem Kesehatan

1. Subsistem Upaya Kesehatan

Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan

masyarakat (UKM), dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara

terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat

kesehatan setinggi - tingginya

2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan

Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian,

pengalokasian, dan pembelanjaan sumber daya keuangan secara terpadu

dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang

setinggi – tingginya.

3. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan

4. Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan

5. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat

Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok,

dan masyarakat di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung

guna untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan setinggi - tingginya

Prinsip – prinsip subsistem pemberdayaan masyarakat adalah

- Berbasis masyarakat

- Pemberdayaan dalam voice dan choice

- Peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat

- Pemerintah bersikap terbuka, bertanggung jawab dan tanggap

- Kemitraan dengan semangat gotong royong

9

Page 10: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

6. Subsistem Manajemen Kesehatan

Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan

yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan, dan

penerapan ilmu pengetahuan serta teknologi dan pengaturan hukum

kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.

D. Pelayanan Kesehatan di Bengkulu

Pelayanan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat puskesmas,

rumah sakit, dokter praktek swasta dan lain-lain. Masyarakat dewasa ini

sudah makin kritis menyoroti pelayanan kesehatan dan profesional tenaga

kesehatan. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang baik dari pihak

rumah sakit, disisi lain pemerintah belum dapat memberikan pelayanan

sebagaimana yang diharapkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan,

kecuali rumah sakit swasta yang berorientasi bisnis, dapat memberikan

pelayanan kesehatan dengan baik. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

dibutuhkan tenaga kesehatan yang trampil dan fasilitas rumah sakit yang baik,

tetapi tidak semua rumah sakit dapat memenuhi kriteria tersebut sehingga

meningkatnya kerumitan system pelayanan kesehatan dewasa ini.

Salah satu penilaian dari pelayanan kesehatan dapat kita lihat dari

pencatatan rekam medis atau rekam kesehatan. Dari pencatatan rekam medis

dapat mengambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada

pasien, juga meyumbangkan hal penting dibidang hukum kesehatan,

pendidikan, penelitian dan akriditasi rumah sakit. Yang harus dicatat dalam

rekam medis mencakup hal-hal seperti di bawah ini;

a. Identitas Penderita dan formulir persetujuan atau perizinan.

b. Riwayat Penyakit

c. Laporan pemeriksaan Fisik.

d. Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan dokter yang

berwenang.

e. Catatan Pengamatan atau observasi.

10

Page 11: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

f. Laporan tindakan dan penemuan.

g. Ringkasan riwayat waktu pulang.

h. Kejadian-kejadian yang menyimpang.

Rekam medis mengandung dua macam informasi yaitu informasi yang

mengandung nilai kerahasiaan, yakni merupakan catatan mengenai hasil

pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, pengamatan mengenai penderita,

mengenai hal tersebut ada kewajiban simpan rahasia kedokteran dan

informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan suatu hal yang harus

diingat bahwa berkas catatan medik asli tetap harus disimpan di rumah sakit

dan tidak boleh diserahkan pada pasien, pengacara atau siapapun. Berkas

catatan medik tersebut merupakan bukti penting bagi rumah sakit apabila

kelak timbul suatu perkara, karena memuat catatan penting tentang apa yang

telah dikerjakan dirumah sakit. Catatan medik harus disimpan selama jangka

waktu tertentu untuk dokumentasi pasien. Untuk suatu rumah sakit rekam

medis adalah penting dalam mengadakan evaluasi pelayanan kesehatan,

peningkatan efisiensi kerja melalui penurunan mortalitas, morbiditas dan

perawatan penderita yang lebih sempurna. Pengisian rekam medis serta

penyelesaiannya adalah tanggung jawab penuh dokter yang merawat pasien

tersebut, catatan itu harus ditulis dengan cermat, singkat dan jelas. Dalam

menciptakan rekam medis yang baik diperlukan adanya kerja sama dan

usaha-usaha yang bersifat koordinatif antara berbagai pihak yang samasama

melayani perawatan dan pengobatan terhadap penderita.

Sumber : Anonim. 2009. Aspek Hukum dalam Pelayanan Kesehatan. (online), (http://sumberpencarianartikel.com/aspek-hukum-dalam-pelayanan-kesehatan/ , diakses pada kamis, 12 September 2013).

E. Undang-undang Kesehatan

Hukum kesehatan merupakan suatu bidang spesialisasi ilmu hukum

yang relatif masih baru di Bengkulu . Hukum kesehatan mencakup segala

peraturan dan aturan yang secara langsung berkaitan dengan pemeliharaan

dan perawatan kesehatan yang terancam atau kesehatan yang rusak. Hukum

kesehatan mencakup penerapan hukum perdata dan hukum pidana yang

11

Page 12: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

berkaitan dengan hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan. Subyek-

subyek hukum dalam sistem hukum kesehatan adalah:

a) Tenaga kesehatan sarjana yaitu: dokter, dokter gigi, apoteker dan sarjana

lain di bidang kesehatan.

b) Tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah yakni bidang

farmasi, bidang kebidanan, bidang perawatan, bidang kesehatan

masyarakat, dan lain – lain.

Dalam melakukan tugasnya dokter dan tenaga kesehatan harus

mematuhi segala aspek hukum dalam kesehatan. Kesalahan dalam

melaksanakan profesi kedokteran merupakan masalah penting, karena

membawa akibat yang berat, terutama akan merusak kepercayaan masyarakat

terhadap profesi kesehatan. Suatu kesalahan dalam melakukan profesi dapat

disebabkan karena Kekurangan yakni pengetahuan, pengalaman, dan

pengertian. Ketiga faktor tersebut menyebabkan kesalahan dalam mengambil

keputusan atau penilaian. Contoh: kejadian tindakan malpraktek. Malpraktek

adalah suatu tindakan praktek yang buruk, dengan kata lain adalah kelalaian

dokter dalam melaksanakan profesinya, apabila hal tersebut diadukan kepada

pihak yang berwajib, maka akan diproses secara hukum dan pihak pengadilan

yang akan membuktikan apakah tuduhan tersebut benar atau salah. Upaya-

upaya untuk mencegah terjadinya kelalaian dalam menjalankan profesi ialah;

1. Meningkatkan kemampuan profesi para dokter untuk mengikuti kemajuan

ilmu kedokteran atau menyegarkan kembali ilmunya, sehingga dapat

melakukan pelayanan medis secara profesional.

2. Pengetahuan pengawasan perilaku etis. Upaya ini akan mendorong dokter

untuk senantiasa bersikap hati-hati. Dengan berusaha berperilaku etis,

sehingga semakin jauh dari tindakan melanggar hukum.

3. Penyusunan protokol pelayanan kesehatan, misalnya petunjuk tentang

“informed consent”. Protokol ini dapat dijadikan pegangan bilamana

dokter dituduh telah melakukan kelalaian. Selama dokter bertindak sesuai

dengan protokol tersebut, dia dapat terlindung dari tuduhan malpraktek..

Beberapa contoh malpraktek di bidang hukum pidana:

12

Page 13: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

1) Menipu Pasien

2) Membuat surat keterangan palsu

3) Melakukan pelanggaran kesopanan

4) Melakukan pengguguran tanpa indikasi medis

5) Melakukan kealpaan sehingga mengakibatkan kematian atau luka –

luka

6) Membocorkan rahasia kedokteran yang diadukan oleh pasien

7) Kesengajaan membiarkan pasien tidak tertolong

8) Tidak memberikan pertolongan pada orang yang berada dalam

keadaan bahaya maut

9) Memberikan atau menjual obat palsu, dan

10) Euthanasia

Keberhasilan pembangunan nasional telah meningkatkan kesadaran

hukum masyarakat. Masyarakat menjadi lebih kritis terhadap pelayanan jasa-

jasa yang mereka terima, termasuk pelayanan dokter, perawat, bidan,

apoteker, dan lain-lain. Dengan meningkatnya kesadaran hukum ini, tidak

jarang masyarakat mencampurbaurkan antara etika dan hukum. Hal ini

disebabkan karena masyarakat tidak mengetahui perbedaan dari keduanya

yang sama-sama berpegang pada norma-norma yang hidup dalam

masyarakat.

Sumber : Anonim. 2009. Aspek Hukum dalam Pelayanan Kesehatan. (online), (http://sumberpencarianartikel.com/aspek-hukum-dalam-pelayanan-kesehatan/ , diakses pada kamis, 12 September 2013).

F. Kebijakan Kesehatan di Bengkulu

Kebijakan kesehatan Indonesia dibuat berdasarkan keputusan-

keputusan sebagai berikut:

a. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya

Sistem Kesehatan Nasional.

b. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.

c. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan

13

Page 14: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

e. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan

antara pemerintah pusat dan daerah.

f. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000

tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat tahun 2010.

g. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang

Susunan organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.

Sumber : (http://eprints.undip.ac.id/6253/1/Kebijakan_Kesehatan)

14

Page 15: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kaidah hukum diperlukan dalam mengatur hubungan antar manusia,

sehingga tidak mengherankan jika dewasa ini aspek hukum juga terkait

dengan bidang kesehatan.

2. Dalam melaksanakan profesi seorang dokter harus mentaati etik kedokteran

supaya terhindar dari jeratan hukum kedokteran yang merupakan bagian

dari hukum kesehatan.

3. Dewasa ini malpraktek masih sering terjadi, meskipun peraturan-peraturan

yang mengatur tentang hal tersebut telah ada.

B. Saran

Pengertian, tugas, hukum dan fase perkembangan hendaknya dipahami

oleh para pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar,

sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai. Dengan

memahami perkembangan peserta didik, maka pendidikan yang berkembang

di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out put-out put yang berkualitas

yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

15

Page 16: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah

memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Juni 2015

Penyusun

16

i

Page 17: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFATR ISI.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Batasan Masalah............................................................................1

C. Tujuan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Fasilitas Pelayanan Kesehatan ....................................................... 3

B. Pengertian Sistem Kesehatan di Bengkulu ...................................8

C. Subsistem Kesehatan...................................................................... 9

D. Pelayanan Kesehatan di Bengkulu ................................................. 10

E. Undang-undang Kesehatan .........................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................15

B. Kritik dan Saran ...................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii

17ii

Page 18: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

MAKALAH

PERMASALAHAN KESEHATAN MASYARAKAT

DI PROVINSI BENGKULU

“ Masalah Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Di Provinsi Bengkulu”

Disusun Oleh

Yesti Putri Anti

Mita Wika Sari

Dedy Irawan

Niko Setyawan

Syahri Ramadhan

Soni Andika El-Syaputra

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI HUSADA BENGKULU2015

18

Page 19: Fasilitas Dan Sistem Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Kebijakan Kesehatan. (online), (http://eprints.undip.ac.id/6253/1/Kebijakan_Kesehatan diakses pada kamis 12 September 2013)

Anonim. 2008. Sistem Kesehatan Nasional. (online), (http://kebijakankesehatanindonesia.net/?q=node/481 ,diakses pada kamis, 12 September 2013)

Anonim. 2008. Sistem Kesehatan Nasional. (online), (http://sumberpencarianartikel.com/ diakses pada kamis 12 September, 2013)

Anonim. 2009. Aspek Hukum dalam Pelayanan Kesehatan. (online), (http://sumberpencarianartikel.com/aspek-hukum-dalam-pelayanan-kesehatan/ , diakses pada kamis, 12 September 2013).

19