farmasi
-
Upload
rendyprimananda -
Category
Documents
-
view
46 -
download
8
description
Transcript of farmasi
HIPERTENSI
Definisi : Keadaan dimana tekanan darah sistol > 139 mmHg dan diastol > 89
mmHg.
Klasifikasi (menurut Joint National Committee 7)
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi stage I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi stage II > 160 Atau > 100
Obat :
Berdasarkan stage:
1) Hipertensi Stage I (TD= 140-159 / 90-99 mmHg)
Terapi OAH tunggal atau kombinasi
Contoh resep:
R/ Hidroklorotiazid tab mg 25 No. XIV
S 1 dd tab 1 mane
Pro: Tn A (45 th)
2) Hipertensi Stage II (TD > 160 / > 100 mmHg)
Terapi kombinasi 2 OAH:
ACE inhibitor (captopril)
Angiotensin Reseptor Bloker (losartan)
Beta bloker (propanolol)
Calcium Channel Blocker (nifedipin)
Contoh resep:
R/ Captopril tab mg 12,5 No XXI
S 3 dd tab 1 ac
R/ Hidroklorotiazid tab mg 25 No. XXI
S 1 dd tab 1 mane
Pro: Tn X (45 th)
Cara kerja obat:
1) Captopril (sediaan: 12,5mg, 25mg, 50mg)
Golongan ACE inhibitor dengan mekanisme:
Angiotensin I → Angiotensin II
Vasodilatasi → penurunan tekanan darah
Penurunan sekresi aldosteron → ekskresi air, Na, K
Kontra Indikasi: wanita hamil
Indikasi: hipertensi ringan-berat, hipertensi dengan gagal jantung kongestif
Interaksi Obat: ditingkatkan efeknya oleh diuretic, diturunkan oleh
indometasin dan salisilat
Dosis:
- Awal: 3 x 12,5mg
- Pemeliharaan: 3 x 25mg dapat ditingkatkan setelah 2-4 minggu
- Dosis maksimal: 3 x 50mg
Farmakokinetik:
- Absorbsi baik dengan bioavailabilitas 70-75%
- Pemberian bersama makanan akan mengurangi absorbs 30% sehingga
harus diberikan sebelum makan
Efek samping: hipotensi, batuk kering akibat peningkatan bradikinin,
hiperkalemia pada pasien dengan gangguan ginjal, pengguna diuretik
hemat kalium, AINS.
2) Hidroklorotiazid (sediaan: 25mg, 50mg)
Golongan tiazid, mekanisme: menghambat transport bersama NaCl di
tubulus distal ginjal sehingga ekskresi Na+ dan Cl- meningkat sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstra seluler.
Indikasi: hipertensi ringan-sedang dalam kombinasi OAH lain.
Kontra indikasi: gangguan ginjal sehingga memperburuk fungsi ginjal.
Efek hipertensi terlihat dengan dosis Hidroklorotiazid 12,5mg/hari
Monoterapi dosis maksimal: 25mg/hari
Interaksi obat: indometasin + AINS mengurangi efek diuretik tiazid
dengan menghambat prostaglandin ginjal
Efek samping: ketidakseimbangan elektrolit, sakit kepala, pusing.
3) Diltiazem (sediaan: 30mg, 60mg)
Golongan Calcium antagonist
Indikasi: hipertensi ringan-sedang, angina
Kontra indikasi: AV block, hipotensi, gagal jantung.
Dosis: 3x 1 tab
MIGRAIN
Definisi: Nyeri kepala berdenyut satu sisi diperberat aktivitas fisik kadang disertai
minimal 1 dari nausea dan vomitus atau fotofobia dan fonofobia. Serangna
berlangsung 4-72jam.
Obat:
Contoh resep:
R/ Cafergot tab No. X
S prn 1-3 dd tab I
Pro: Tn Z (45th)
Atau
R/ Ergotamin tab mg 1 No. XV
S 3 dd tab I
Pro: Tn Z (45th)
Tambahkan:
R/ Metoklorpramid tab mg 10 No. XV
S 3 dd tab I h ac
Pro: Tn Z (45th)
Jenis Obat:
1) Cafergot (ergotamine)
Mengandung ergotamine tartat 1mg dan caffeine 100mg
Fungsi ergotamine:
o Mengurangi amplitude pulsasi arteri carotis eksterna dengan cara
mengurangi aliran darah arteri basiler tanpa mengurangi aliran darah
ke otak
o Vasodilatasi ringan dan vasokonstriksi kuat. Efek vasodilatasi ringan
→ menstimulasi reseptor 5 HT 1 dan memblokir reseptor α
o Menstilmulasi dan memblokir reseptor α adrenergik dan serotonin
adrenergik
Ergotamin → agonis reseptor 5HT1 (serotoninergik)
Efek terapi terlihat + 5 jam kemudian
Ergotamin tartat
o Kristal larut air dan alcohol
o Sediaan: tablet 1mg, tablet sublingual 2mg, injeksi 0,5mg/ml
Interaksi Obat: caffeine memperkuat kerja ergotamine terhadap migraine
dengan meningkatkan absorbs
Efek samping: mual, muntah (sering), parestesia, sianosis, vasokonstriksi
perifer (jarang)
Kontra indikasi: gangguan pembuluh darah perifer, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner, sindrom raynaud.
Dosis: 6 tab/hari atau 10 tab/minggu karena efek vasokonstriksi terakumulasi
dan bertahan lama sehingga dapat menyebabkan akral dingin (gangren) dan
kejang
Pemakaian:
o Awal 2-3 tablet
o Berikan 1 tablet lagi bila keluhan tidak berkurang setelah jam
o Paten lain: ericat
2) Metoklorpramid
Sediaan: 10 mg/tab, 10 mg/2 ml (injeksi)
Paten: mepramide, metolon
Mekanisme:
o Pasien tidak responsive terhadap ergotamine dapat ditambahkan
metoklorpramid sehingga dapat mempercepat absorbs ergotamine
karena mempercepat pengosongan lambung
o Meringankan mual muntah
o Absorbsi metoklorpramid lebih baik saat perut kosong maka diberikan
jam sebelum makan
Interaksi Obat:
o Bersifat antagonis dengan antikolinergik dan analgesik narkotik
o Depresan SSP: meningkatkan efek sedasi
o Menghambat absorbs digoksin, simetidin
o Meningkatkan absorbs parasetamol, tertrasiklin, L-DOPA di usus halus
VERTIGO
Definisi: Sensasi tubuh berputar atau lingkungan berputar, termasuk gangguan
vestibuler.
Contoh resep:
R/ Mertigo tab mg 6 No. X
S 3 dd tab I
R/ Diazepam tab mg 5 No. III
S 1 dd tab I an
Atau tambahkan:
R/ Unalium tab mg 5 No. VI
S 2 dd tab I m et v
Pro: Tn Y (45th)
Jenis Obat:
1) Mertigo (6 mg)
Kandungan: betahistin mesilat
Indikasi: pengobatan simptomatik untuk gangguan sirkulasi dan vestibuler
seperti vertigo, sindrom Meiner.
Dosis: 1-2 tab x 3 per hari
Efek samping: mual, muntah, ruam kulit
Mekanisme:
i. Memperbesar spincter prekapiler sehingga meningkatkan aliran darah pada
telinga bagian dalam
ii. Mengatur permeabilitas kapiler telinga bagian dalam → menghilangkan
endolymphatic hydrops
iii.Memperbaiki sirkulasi serebral dan peningkatan aliran darah arteri karotis
interna
Paten lain: Noverty, vastigo, vercure, versilon, vertex
2) Diazepam (5 mg)
Kandungan: flunarizin (Ca antagonis selektif → antivasokonstriksi)
Indikasi:
i. Mencegah migraine
ii. Pengobatan dan pencegahan gangguan vestibuler dan gangguan peredaran
serebral, dan perifer.
Efek samping: mengantuk, reaksi ekstrapiramidal
Dosis:
i. Profilaksis migraine: <65 tahun: 10 mg/hari pada malam hari, >65 tahun: 5
mg/hari
ii. Maintenance: 5 hari dalam seminggu
Interaksi obat: kontrasepsi, galaktore
3) Unalium (5 mg, 10 mg) (profilaksis)
]DIABETES MELITUS
Dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
A. Diabetes Melitus Tipe 1
Definisi: kondisi dimana sel β pancreas tidak menghasilkan insulin, predileksi usia
muda <30 tahun
Terapi: injeksi insulin
Resep:
R/ Insulin regular injeksi 100 IU
Cum spuit insulin injeksi
S imm
Pro: Nn L (20th)
Mekanisme kerja: mengatur kadar glukosa dengan target utama hepar, otot, dan
jaringan adipose.
B. Diabetes Melitus Tipe 2
Definisi: kondisi dimana terjadi resistensi insulin. Hasil laboratorium GDS > 200
mg/dl atau GDP > 126 mg/dl.
Pilihan obat:
1. First choice: golongan sulfonylurea (glibenklamid, klorpropamid)
2. Golongan Biguanid (metformin)
3. Tiazolidiridon (pioglitazon, rasiglitazon)
4. Glinid (repoglinid, hateglinid); berfungsi meningkatkan sekresi insulin
5. Glukosidase dan inhibitor: acarbose berfungsi menghambat absorbs glukosa
Resep:
R/ Glibenklamid tab mg 5 No XIV
S 3 dd tab 1 h ac
Pro: Ny L (45th)
Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan maka ditambah
obat golongan biguanid.
R/ Metformin tab mg 500 No. XXI
S 3 ddd tab I dc
Pro: Ny L (45th)
a. Glibenklamid
Golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik)
Sediaan: 5 mg
Dosis: awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak lebih dari 2,5 dengan
interval 1 minggu, maksimal 20 mg/hari
Nama paten: glukonic, glyamid, libronil, tiabet
Mekanisme: merangsang sekresi insulin dari granul sel β langerhans
Terapi efektif diberikan 30 menit sebelum makan, hal ini dimaksudkan
untuk mencegah hipoglikemi dan mempercepat absorbsi karena makanan
dapat menyebabkan menurunnya absorbsi
Metabolisme di hepar dan diekskresi melalui ginjal
Efek samping: gangguan saluran cerna dan alergi kulit
Kontra indikasi: DM juvenile, DM gestasional, dan keadaan gawat
Interaksi obat: meningkatkan risiko hiperglikemi oleh insulin, alkohol,
sulfonamide, kloramfenikol, dan efek hipoglikemi diturunkan dengan
diuretik (tiazid), kortikosteroid.
b. Metformin
Golongan Biguanid
Sediaan: 500 mg; 850 mg
Dosis: awal: 2 x 500 mg, maintenance: 3 x 500 mg, maksimal: 2,5-3
gram/hari
Efektif diminum waktu makan untuk mengurangi efek sampingnya, yaitu
mual, muntah, diare dan rasa tidak nyaman di perut.
Nama paten: gliformin, glikos, glicofor 500
Mekanisme: menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan
sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin
Metabolisme: absorbsi di intestinum dan ekskresi di urin utuh
Kontra indikasi: penyakit kardiovaskuler karena terjadi peningkatan asam
laktat dalam darah, peyakit ginjal.
THYPUS ABDOMINALIS
Penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmoella typhi
Manifestasi Klinis
Minggu pertama: demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,
obstipasi/ diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis
Minggu kedua: demam, bradikardi relative, lidah tifoid, hepatomegali, splenomegali,
meteorismus, gangguan kesadaran.
Contoh resep:
R/ Ringer lactat Inf flab No.II
Cum Infus set No.II
Iv Catheter no.22 No.I
∫ imm
R/ Chloramphenicol Tab mg 500 N0. XX
∫ 4 dd tab I
R/ Paracetamol Tab mg 500 N0. XV
∫ prn (3-4) dd tab I
Pro: Nn. M ( 21th)
Jenis obat:
1. Chlorampenicol : sebagai anti mikroba
Sediaan : 125 mg/5ml syrp → chemotrex
500mg, 250 mg/ kapsul
1000mg injeksi
Dosis : 3-4X sehari ( 50mg/kgBB/ hari)
Mekanisme : menghambat sintesis protein human. Kloramfenikol terikat
pada ribosom subunit 5os dan menghambat enzim peptidil transferase shg ikatan
peptida tdk dpt terbentuk pd sintesis protein kuman.
Efek samping : reaksi hematologik → depresi sumsum tulang, anemia
aplastik
Reaksi sal. Cerna→ mual,muntah, glositis. Diare
Syndrom gray→ dosis tinggi pada neonatos
Neuropati optik dan perifer
Interaksi obat : memperpanjang masa paruh eliminasi fenitoin, tolbutamid,
klorpopamid, warfarin.
Kontra indikasi : hamil, laktasi, trisemester ahkir, hipoksia
Kloramfenikol mampu menurunkan panas lebih cepat 3-5 hari
2. Ringer lactat
Mencegah dehidrasi, mencegah asidosis
Tambahan, ampisilin mampu membunuh carier s.thypii karena kloramphenikol inaktif
pada empedu maka kuman dalam empedu masih hidup sebagai carier.
3. Paracetamol
Menurunkan demam
Mengurangi nyeri
Mekanisme :
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim
siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa
obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktifitas antipiretik
dan analgesik, tetapi aktifitas anti-inflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa
faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapa lokasi inflamasi. Hal lain,
karena selektifitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat
aktifitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.
DERMATITIS VENENATA (dermatitis kontk iritan)
Dermatitis kontak iritan adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena kulit telah
terpapar oleh bahan yang toksin atau iritatif ke kulit manusia, dan tidak disebabkan
reaksi alergi. Pada anak-anak, bahan iritan yang paling sering menyebabkan DKI adalah
popok bayi. Hal ini akan menyebabkan keadaan yang dinamakan ³diaper dermatitis´,
reaksi kulit di daerah yang terpapar popok bayi yang disebabkan kontak terlalu lama
dengan bahan kimia alami terdapat di air seni dan tinja. Selain itu dapat pula DKI terjadi
di sekitar mulut karena kulit terpapar dengan makanan bayi ataupun air liur. Pada orang
dewasa, DKI terjadi seringkali karena paparan sabun dan deterjen.
Efek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang ringan dan
hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit. Ruam
seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang terasa gatal (vesikel). Pada awalnya ruam hanya
terbatas di daerah yang kontak langsung dengan alergen (zat penyebab terjadinya reaksi
alergi), tetapi selanjutnya ruam bisa menyebar. Ruam bisa sangat kecil (misalnya sebesar
lubang anting-anting) atau bisa menutupi area tubuh yang luas (misalnya dermatitis
karena pemakaian losyen badan).
Jika zat penyebab ruam tidak lagi digunakan, biasanya dalam beberapa hari
kemerahan akan menghilang. Lepuhan akan pecah dan mengeluarkan cairan serta
membentuk keropeng lalu mengering. Sisa-sisa sisik, gatal-gatal dan penebalan kulit
yang bersifat sementara, bisa berlangsung selama beberapa hari atau minggu.
Pengobatan
a. Hidrocortisone 1%
Lini pertama pengobatan sebagai antiinflamasi bersifat ringan
b. Dexamethason
Diberikan secara oral jika ada tanda perdangan berat
c. Siproheptadin (sedasi sedang)
Berisi AH1, antiserotonin
Sediaan : 4 mg
Indikasi : alergi ringan dan tidak terkomplikasi berupa urtikaria dengan
angioderma kulit
Mekanisme : mencegah degranulasi sel mast
Resep
R/ Hidrocortisone 1% cream tube No. I
∫ 2 dd I u.e
R/ Dexamethason tab mg 0,5 No. X
∫ 3 dd tab I
R/ Siproheptadin tab mg 4 No. X
∫ 3 dd tab I
Pro : Tn. D (30 tahun)
DERMATITIS ATOPI DENGAN EKZEMA
Definisi : peradangan kulit kronis dan residif disertai gatal berhubungan dengan atopi
UKK :
Bentuk infantil (2 bln-2 thn): lesi di muka,pipi, dahi. Eritem, papulavesikel miliar,
karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, krusta tidak jarang menjadi infeksi
Bentuk anak (3-11 tahun) : lesi kering, likenifikasi, batas tdk tegas, karna garukan ada
ekskoriasi meanjang dan krusta. Predileksi di lipat siku, lutut, leher, pergelangan
tangan, kaki
Bentuk remaja dan dewasa (12-30 tahun) : predileksi di muka (dahi, kelopak mata,
perioral), leher, dada bagian atas, lipat siku, lipat lutut, punggung tangan, biasanya
simetris. Gejala pruritus, likenifikasi, papul, ekskoriasi, krusta
Prinsip terapi:
Kortikosteroid topical dan oral sebagai antiradang, imunosupresan, antimitosis.
Kortikosteroid oral dipakai bila kelainan luas atau eksaserbasi akut.
Antihistamin I generasi non-sedatif : mengatasi gejala gatal-gatal dan kulit merah
karena menghambat degranulasi sel mast yang mengeluarkan histamine
Pengobatan topikal: pada bentuk bayi, kelainannya eksudatif, maka dikompres larutan
asam salisil 1/1000, setelah kering dilanjutkan krim hidrokortison 1% atau 2%. Pada
bentuk anak dan dewasa kelainannya bersifat kering maka menggunakan salep,
karena daya penetrasinya lebih baik. Salep kortikosteroid, bisa juga ditambah asam
salisil 3-5 % pada salep kortikosteroid untuk menambah daya penetrasinya.
Resep :
R/ Hidrocortisone 2,5% cream tube No. I
∫ u.e
R/ Metilprednisolon tab mg 4 No. V
∫ 1 dd tab I
R/ Loratadine tab mg 10 No. V
∫ 1 dd tab I
Pro : An. A (16 tahun)
Jenis obat:
1. Metilprednisolon (antiinflamasi)
Sediaan : 4 mg, 16 mg
Golongan kortikosteroid
Indikasi : dermatologic, endokrin, hematologic
Kontra indikasi : infeksi jamur sistemik
Efek samping : osteoporosis, katarak
Dosis : 4 – 8 mg/hari
2. Loratadine
Antihistamin non sedative golongan piperidin
Sediaan : 10 mg/tab; 5 mg/ml sirup
Pengobatatan simptomatis pada alergi rhinitis, urtikaria kronik, dan berbagai jenis
alergi kulit
Mekanisme : antihistamin menghambat reaksi alergi yang menghasilkan
histamine, serotonin, bradikinin, asam arakidonat yang akan diubah menjadi
prostaglandin
Dosis :dewasa : 10 mg/hari
Anak : 2-12 tahun : BB > 30 kg 10 mg/hari
BB < 30 kg 5 mg/hari
SYOK ANAFILAKTIK
Syok anafilaktik merupakan suaru resiko pemberian obat baik melalui suntikan atau
cara lain. Reaksi dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa syok, gagal napas, henti
jantung dan kematian mendadak. Obat-obat yang sering memberikan reaksi anafilaktik
adalah golongan antibiotic, seperti penisilin, ampisilin, sefalosporin, tetrasiklin,
kloramfenikol, neomisin, sulfanamid, serum antitetanus, antirabies. Alergi terhadap gigitan
serangga, insulin, zat radiodiagnostik, obat bius, heparin maupun makanan seperti telur, susu,
kacang, ikan laut pun dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.
Manifestasi Klinis
1. Reaksi local: urtikaria, edema setempat
2. Reaksi sistemik: reaksi timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen
a. Ringan: mata bengkak, hidung tersumbat, gatal-gatal di kulit dan mukosa, bersin-
bersin, biasanya timbul 2 jam setelah terpapar allergen
b. Sedang: bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasa terjadi dalam 2 jam
setelah terpapar antigen
c. Berat: terjadi langsung setelah terpapar allergen bronkospasme, edema laring,
stridor, sesak napas, sianosis, disfagia, nyeri perut, diare, muntah-muntah, kejang,
hipotensi, aritmia jantung, henti jantung, koma
Contoh resep:
Cito!
R/ Adrenalin 0,1% inj amp No. II
Cum disposable syringe cc1 No. II
∫ imm
Pro : Ny. F ( 33th)
Jenis obat:
1. Adrenalin cepenetrin
Merupakan obat simpatomiometik → efek menyerupai efek yg di timbulkan untuk
susunan saraf simpatis.
Mekanisme :
Menstimuli β1 di jantung dan β2 di otot polos pembuluh darah skeletal muscle
( vasodilatasi)
Prinsip Terapi:
Injeksi epinefrin 0,3-0,5 ml untuk vasodilatator dan meningkatkan kerja jantung
Perlu pemberian 02 4-6 lt/menit untuk breathing.
Bila ada hipotensi, berikan IV dekstrose 5%/ RL/ NaCl 0,9%
RHINITIS ALERGI
Menurut WHO ARIA 2001, rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-
bersin, rhinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang
diperantari oleh IgE.
Etiologi dari penyakit ini adalah adanya paparan dari alergen tertentu. Berdasar cara
masuknya alergen dapat dibagi menjadi alergen inhalan (debu rumah tangga, serpihan epitel
kulit binatang,dll), aleren ingestan (susu sapi, telur, coklat, kepiting, udang, kacang-kacangan,
dll.), alergen injektan (penisilin, sengatan lebah, dll), dan alergen kontaktan (bahan kosmetik,
perhiasan, dll)
Dahulu rhinitis alergi diklasifikasikan menjadi dua berdasar sifat berlangsungnya, yaitu:
a. Musiman (seasonal): terjadi di Negara 4 musim. Alergen penyebab spesifik, seperti
tepung sari (pollen) dan jamur.
b. Sepanjang tahun (perennial): gejala penyakit dapat timbul intermiten atau persisten, tanpa
ada variasi musim, sehingga dapat dijumpai sepanjang tahun.
Klasifikasi berdasarkan WHO adalah:
a. Intermitten (kadang-kadang): bila gejala muncul kurang dari 4 hari/minggu atau kurang
dari 4 minggu.
b. Persisten (menetap): bila gejala muncul lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu.
Gejala Klinis:
a. bersin lebih dari 5 kali dalam satu serangan
b. Rhinore yang encer, banyak, hidung tersumbat, lakrimasi
c. Bila penyakit telah berlangsung lama (> 2 tahun), ada bayangan gelap di bawah mata
(allergic shiner), allergic salute pada hidung, allergic crease.
d. sering disertai asma, urtikaria, eksem
e. pada rhinoskopi anterior didapatkan mukosa edema basah, pucat atau livid, disertai
banyak secret encer.
Pengobatan
Loratadin
Merupakan obat anti histamin 1 golongan piperidin.Reaksi anafilaksis dan reaksi alergi
refrakter terhadap pemberian AH1, karena bukan hanya histamin saja yang dilepaskan,
namun juga autokoid lainnya.Efektivitasnya bergantung beratnya gejala akibat
histamin.Loratadin merupakan anti histamin non sedatif.
Otrivin
Berisi Xylometazolin HCL yang termasuk dalam golongan adrenergik imidazolin alfa
2 agonis.Bekerja sebagai vasokonstriktor lokal pada mata dan lapisan mukosa hidung.
Becerfort
Berisi vitamin B plek, vitamin C 500mg,Vitamin E yang dapat meningkatkan
pertahanan tubuh.
Resep :
R/ Loratadine tab mg 10 No. VII
∫ 1 dd tab I
R/ Otrivin lag No. I
∫ 2 dd gtt I nasales
R/ Becefort tab No. VII
∫ 1 dd tab I
Pro : Tn. T (30 tahun)
SKABIES
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang
termasuk dalam kelas Arachnida.Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat
dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit ini mudah menular dari manusia ke
manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara
langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui
baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum
dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya.Scabies menyebabkan rasa gatal pada
bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan.Scabies identik dengan penyakit anak
pondok.penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk,
kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara
langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal
bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh
pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila
dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.
Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah :
a. Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur.
b. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan),
bekas-bekas lesi yang berwarna hitam.
c. Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di atas
papula (vesikel atau plenthing/pustula).
Pengobatan:
Terapi topikal harus menjangkau seluruh tubuh kecuali kepala dan leher.Terapi yang efektif
termasuk penggunaan air panas dan dua kali pengolesan pada seluruh tubuh.
1. Permethrin 5% cream (scabimite).
Tampaknya paling aman sebagai pengobatan yang paling efektif untuk
skabies.Permethrin adalah pyrethroid sintetik yang dapat membunuh tungau yang
mempunyai toksisitas yang benar-benar rendah untuk manusia.Krim permethrin 5%
dalam bentuk dosis tunggal.
Cara penggunaan permethrin adalah dengan mengoleskan di belakang telinga dan
menyeluruh dari leher ke tapak kaki, terutama pada bagian lipatan-lipatan seperti sela-sela
jari tangan dan kaki, umbilicus, lipat paha, pantat, dan bagian bawah jari tangan dan
kaki.Penggunaannya selama 8-12 jam kemudian dicuci bersih-bersih.Jika belum sembuh,
obat digunakan 5 sampai 7 hari kemudian.
Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik hanya perlu ditambahkan salep
keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan
antibiotik sistemik.
Permethrin tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari 2 bulan dan pada wanita hamil dan
menyusui karena dapat menimbulkan reaksi panas, eksaserbasi gatal, dan dermatitis kontak.
2. Malathion.
Malathion 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan
beberapa hari kemudian.
3. Benzyl Benzoat 25%.
Tersedia dalam bentuk krim atau lotion 25%.Sebaiknya obat ini digunakan selama 24 jam,
kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian.Obat ini disapukan ke badan dari leher ke
bawah.Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi.Bila digunakan untuk bayi dan
anak-anak harus ditambahkan air 2-3 bagian.
4. Lindane 1% (gamma benzene heksaklorida).
Tersedia dalam bentuk cairan atau lotion, tidak berbau, tidak berwarna.Obat ini membunuh
kuta atau nimpa. Obat ini digunakan dengan cara menyapukan ke seluruh tubuh dari leher ke
bawah selama 12-24 jam kemudian dicuci bersih-bersihpada pagi hari. Jika belum membaik,
pengobatan diulang 1 minggu kemudian.Penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan
efek pada sistem saraf pusat.Pada bayi dan anak-anak bila digunakan berlebihan dapat
menimbulkan neurotoksisitas.Obat ini tidak aman digunakan untuk ibu menyusui, wanita
hamil, pasien dengan gangguan otak, dan pasien dengan riwayat kejang.
5. Monosulfiran.
Tersedia dalam bentuk lotion 25% yang sebelum digunakan harus ditambahkan 2-3 bagian air
dan digunakan setiap hati selama 2-3 hari.Selama dan segera setelah pengobatan penderita
tidak boleh minum alkohol karena dapat menyebabkan keringat yang berlebihan dan
takikardi.
6. Sulfur.
Dalam bentuk parafin lunak sulfur 10% secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam
konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3
malam dan dicuci 24 jam kemudian. Obat aman digunakan buat wanita hamil dan menyusui.
7. Ivermectin.
Ivermectin adalah anti parasit.Sejak 1993, ivermectin diberikan oral dengan dosis 200
mikrogram/BB efektif sebagai antiskabies. Dosis yang lebih tinggi efektif diberikan terutama
untuk pasien yang imunosupresif seperti penderita AIDS. Ivermectin topikal seperti 1%
propilen glycol solution diteliti juga merupakan obat skabies yang cukup efektif.
8. Anti pruritus.
Rasa gatal pada skabies akan tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian terapi.
Antihistamin sedatif bisa mengurangi rasa gatal.Tetapi kortikosteroid topikal atau sistemik
potensi rendah lebih efektif.Pada anak-anak dapat diberikan 1% krim hidrokortison. Pada
dewasa dapat diberikan krim triamsolon (0,1%). Untuk mengatasi gatal sebaiknya jangan
menggunakan steroid ataupun kortikosteroid karena dapat melemahkan imunitas dan
menciptakan penyakit baru maupun varian scabies yang lebih buruk.
Sistemik : R/ Interhistin tab mg 50 No. XIV
∫2 dd tab 1
Topikal : R/ Scabimite cream g 30 No. I
∫ ue (malam) 12 jam 1 minggu sekali
Pro : Tn. N (34 th)
URETRITIS GONORHEA
Definisi : akibat infeksi niesseria gonorrhoeae menginfeksi urethra, cervix, rectum.
Gejala : laki-laki:disuria, keluar secret nanah. Wanita : asimtomatis, hemtouri,nyeri perut
bawah
Terapi utama :
• Ciprofloxacin 500mg dan ofloxasin 400mg
• Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari
Contoh resep : R/ cefixime tab 100mg No IV
S haustus
R/ doxicycilin tab mg 100 No. XIV
S 2 dd tab 1
R/ asam mefenamat tab mg 500 no XXI
S 3 dd tab 1
Jenis obat:
1. cefixime (Golongan Sefalosporin)
• Sediaan : 100 mg, 50 mg tab
• Obat terpilih :sefriakson, fluorokuinolon oral, setiksin.
• Paten : trixim (100mg), verhicet (50mg, 100mg), tocet, taxime (100mg,
200mg/kapsul, 125 mg/ 5ml)
• Mekanisme: kurang aktif terhadap kokus gram (+) disbanding kan dengan generasi
pertama tetap jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil
penisilin.
• Dosisi: kapsul dewasa dan anak-anak>30kg: 50-100 mg 2x sehari.
2. doxicyclin
• Golongan tetrasiklin (spectrum luas)
• Sediaan : 100 mg, 50 mg
Paten : interdoxin
• Indikasi : infeksi gram (+/-), klamidia, ricketsia, brusela
• Mekanisme : hambatan sintesis protein bakteri pada ribosomnyaterjadi 2 proses dalam
masuknya antibiotic kedalam ribosom bakteri gram (-).
1. difusi pasif melalui kanal hidrofilik
2. system transfer aktif.
Ambiotik berikatan dengan ribosom 30s reversible dan mencegah ikatan tRNA aminoasil
pada kompleks mRNA-ribosom mencegah perpanjangan rantai peptide yang sedang
tumbuh sintesis protein terhambat.
3. Asam Mefenamat
• Analgesik, antiinflamasi
• Terikat kuat dengan protein plasma
• Dosis 2-3 x 250-500mg/hari
• Mekanisme: berperan mensensitisasi resepror nyeri, histamine, brakidin sebagai
mediator merangsang nyeri.
• Efeksamping: biritasi lambung, mual, muntah, diare.
DENGUE HAEMORAGIC FEVER
Demam Dengue atau Dengue Haemorragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flaviirus. Virus
ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Fenomena patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Hal pertama yang terjadi stelah virus masuk ke dalam tubuh adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal
diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie)
A. Kriteria Klinis
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2 – 7
hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : Uji tourniquet positif Retekia,
ekomosis, epitaksis, perdarahan gusi. Hemetamesis dan atau melena.
3. Pembesaran hati
4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan
tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
B. Kriteria Laboratoris
1. Trombositopenia (100.000 sel/ mm3 atau kurang)
2. Hemokonsentrasi peningkatan hematoksit 20% atau lebih
Medikamentosa yang bersifat simptomatis :
1. Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres es di kepala, ketiak, inguinal.
2. Antipiretik sebaiknya dari asetaminofen, eukinin atau dipiron.
3. Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder.
Cairan pengganti :
1. Larutan fisiologis NaCl
2. Larutan Isotonis ringer laktat
3. Glukosa 5%
4. Ringer asetat
Paracetamol : Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang
populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan
demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Mekanisme
aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX:
cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif
menghambat COX-2.
Contoh Resep
R/ Asetaminofen tab mg 500 No. XII
S 3 dd tab I
R/ Inf Ringer Lactat flab No. VIII
abocath no. 22 No. I
Infus Set No. I
S imm
Pro : Tn. X ( 14 th )
KONJUNGTIVITIS
Definisi : peradangan pada konjungtiva
Bakteri : mata merah, bengkak, dan berair (infeksi konjungtiva) , sekret mata lengket
(purulen)
Virus : mata merah, sekret wattery
Alergi : mata merah, gatal
R/ Gentamycin 0,3% guttae ophtalmic fl No.I
S 6 dd gtt I-II ODS
Pro : Tn.B (31th)
Golongan aminoglikosid (untuk basil gram (-) aerob)
Mekanisme:
o Aminoglikosid + ribosom : menghambat sintesis protein
o Mempercepat transpor aminoglikosid ke dalam sel kerusakan membran
sitoplasma kematian sel / terjadi misreading kode genetik hambat
sintesis protein.
o Bakterisid cepat
o Antimikroba spektrum luas
o Paten : Genoint tetes mata
o Dosis : 1-2 tetes tiap 4 jam
o Sediaan 5 ml.
Atau
R/ Cendoxitrol guttae ophtalmic fl No.I
S 3 dd gtt I ODS
Pro : Tn.C (32th)
Kandungan:
o Dexamethasone 0,1%
o Neomisin sulfat 3,5 mg/ml
o Polimiksin sulfat 6000 UI
Mengobati infeksi mata yang meradang, konjungtivitis akut/kronis tidak bernanah,
blefarokonjungtivitis dan keratokonjungtivitis. Juga berfungsi untuk pencegahan
infeksi.
GLAUKOMA
Definisi
Glaukoma adalah kelainan mata yang terjadi akibat peningkatan tekanan intraokular
(TIO) diatas 21 mmHg. Keadaan ini secara progresif dapat menyebabkan kerusakan papil
saraf optik dan kelainan lapang pandang hingga kebutaan.
Etiologi
Mata dengan segmen anterior yang kecil dan sumbu aksial yang pendek dengan bilik
mata depan yang dangkal, bersamaan dengan meningkatnya usia, lensa membesar sehingga
dapat terjadi kotak irido-lentikular meningkat. Jika pupil mid-dilatasi akan terjadi aposisi iris-
lensa yang maksimal, blok pupil, bombans iris→ terjadi kontak iris dengan trabekula
meshwork→ sudut irido-kornealis menutup sehingga aliran hambatan pengeluaran cairan
akuous lewat trabekular meshwork → maka terjadilah peningkatan tekanan intra ocular.
Klasifikasi
Jenis glaukoma yang paling sering ditemukan adalah glaukoma segi bilik terbuka
(glaukoma simplek). Pada bentuk ini pengeluaran cairan dari ruang mata depan sangat
lambat, meskipun saluran keluar di segi bilik tidak tersumbat. Hal ini bisa dilihat pada
pemeriksaan mata. Gangguan ini disebabkan oleh kelainan bagian depan saraf mata, biasanya
timbul di keluarga dan seringkali pada penderita diabetes atau miopi, yang dapat ditangani
dengan pengobatan atau melalui pembedahan mikro. Bagi bentuk glaucoma yang salurannya
tersumbat, yakni glaukoma segi bilik tertutup, juga dapat dilakukan pengobatan atau
penyinaran dengan laser guna membuat lubang pada iris untuk mengatasi penyumbatan
tersebut.
Glaukoma sudut terbuka
Pengobatan dengan obat-obatan (Perdami):
1. Miotik :
Pilokarpin 2-4%, 3-6x 1 tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata-outflow)
Eserin ¼-1%, 3-6x 1 tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata-outflow)
2. Simpatomimetik
Epinefrin 0,5-2%, 1-2 x 1 tetes sehari (menghambat produksi akuos humor)
3. Beta blocker
Timolol maleate 0,25-0,50%, 1-2x tetes sehari (menghambat produksi akuos humor)
4. Carbonik anhidrase inhibitor
Asetazolamid 250 mg, 4 kali 1 tablet (menghambat produksi akuos humor)
Pengobatan biasanya dimulai dengan obat penghambat adrenergic-beta topikal
kecuali apabila terdapat kontraindikasi pemakainya. Epinefrin dan pilokarpin merupakan
pilihan utama. Manfaat kombinasi masih diperdebatkan. Kombinasi penghambat beta dan
pilokarpin jelas bermanfaat. Asetazolamid oral biasanya diberikan hanya setelah terapi
topikal dan laser trabekulopasti telah dilakukan atau dalam penatalaksanaaan jangka
panjang, pasien tidak dapat dioperasi (Oftalmologi Umum).
Glaukoma sudut tertutup
Terapi pada awalnya ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokular. Asetazolamid
intravena dan oral ditambah dengan obat hiperosmotik dan penghambat beta topikal biasanya
akan menurunkan tekanan intraocular. Kemudian dapat digunakan pilokarpin 4% secara
intensif mis 1 tetes setiap 15 menit selama 1-2 jam. Epinefrin jangan digunakan karena obat
ini dapat meningkatkan penutupan sudut. Steroid topikal dalam dosis tinggi mungkin
bermanfaat untuk menurunkan kerusakan iris dan jalinan trabekular. Mungkin diperlukan
analgesik sistemik (Oftalmologi Umum).
Penulisan resep :
R/ Cendo carpin 4% gtt opht fl No I
S 4 dd gtt I OD et OS
R/ Cendo timolol 0,5% gtt opht fl No I
S 2 dd gtt I OD et OS
R/ Diamox tab mg 250 No XLV
S 3 dd tab I
R/ Aspar K tab mg 300 No XLV
S 3 dd tab I
Pro : Tn A (55 th)
URTIKARIA
Definisi: reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan
edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan
kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Keluhan
subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Urtikaria juga kadang dikenal sebagai
hives, nettle rash, buduran, kaligata.
Klasifikasi
Berdasarkan lamanya serangan berlangsung
Urtikaria akut, bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau berlangsung
selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari.
Urtikaria kronik, bila serangan lebih dari 6 minggu.
Berdasarkan morfologi klinis
Urtikaria papular bila berbentuk papul.
Urtikaria gutata bila besarnya sebesar tetesan air.
Urtikaria girata bila ukuran besar.
Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan terkena
Urtikaria lokal
Urtikaria generalisata
Angioedema
Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadi urtikaria
Urtikaria imunologik
1. Bergantung pada IgE (reaksi alergik tipe I)
2. Ikut sertanya komplemen
3. Reaksi alergi tipe IV
Urtikaria nonimunologik
1. Langsung memacu sel mas, sehingga terjadi pelepasan mediator. (misalnya obat
golongan opiat dan bahan kontras)
2. Bahan yang menyebabkan perubahan metabolisme asam arakidonat (misalnya
aspirin, obat anti inflamasi non-steroid)
3. Trauma fisik, misalnya dermografisme, rangsangan dingin, panas atau sinar, dan
bahan kolinergik.
Urtikaria Idiopatik : Urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya.
Contoh resep :
R/ Prednison tab mg 5 No. X
S 3 dd tab I
R/ Astemizol tab mg 10 No VI
S 2 dd tab I a.c
Pro : Sdri S (23th)
Jenis obat:
1. Prednison
Kasus urtikaris akut atau kronik AH tidak berespon
Prednisone diubah jadi prednisolone untuk menghasilkan efek
Sediaan : 5 mg
Indikasi : keadaan alergi peradangan
Efek samping : osteoporosis, hiperglikemi, hipertensi
Dosis : 0.5 – 1 mg / Kg BB / hari tapering off 10-15 hari
Kontraindikasi : urtikaria kronik
Anti inflamasi : menghambat fenomena inflamasi :
- Dilatasi kapiler
- Migrasi : leukosit ke tempat radang dan aktivitas fagositosis
Prednisone : mengurangi permeabilitas kapiler.
2. Astemizol
Anti histamine 1 non sedative generasi II
Dalam keadaan lambung kosong
Sediaan : 10 mg
Mekanisme ;
- Menghambat histamine pada pembuluh darah, bronkus, dan macam-macam
otot polos
- Rx : hipersensitivitas
- Menghambat peningkatan permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine
TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut sebagai Basil Tahan Asam
(BTA).
Gejala Klinis
a. Demam
b. Batuk
c. Sesak Nafas
d. Nyeri Dada
e. Malaise
f. Penurunan berat badan
g. Berkeringat malam
Resep
R/ Isoniazid tab mg 300 No. VII
ʃ 1 dd tab I
R/ Rifampisin tab mg 450 No. VII
ʃ 1 dd tab I 1h a.c
R/ Pirazinamid tab mg 250 No. XIV
ʃ 1 dd tab II
R/ Etambutol tab mg 250 No. XIV
ʃ 1 dd tab II
Pro : Tn. H (39 th)
1. Isoniazid
Isoniazid secara in vitro bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid.
Mekanisme kerja : menghambat biosintesis asam mikolat, yaitu unsur penting
penyusun dinding sel bakteri dan menghilangkan sifat tahan asam dari bakteri dan
menurunkan kadar lemak terekstraksi methanol yang dihasilkan oleh bakteri
Dosis dewasa 5-10 mg/kgBB/hari maksimal 300mg/hari
Sediaan : tablet 50, 100, 300, 400 mg, dan sirup 10 mg/ml
2. Rifampicin
Rifampicin secara in vitro menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis.
Mekanisme kerja : menghambat DNA-dependent RNA polymerase dari bakteri, aktif
pada bakteri yang sedang aktif membelah
Dosis : Dewasa <50 kg : 450 mg/hari, Dewasa >50 kg : 600 mg/hari
Sediaan : 150 mg, 300 mg (kapsul) ; 150 mg, 600 mg (tablet) ; 100 mg/ ml (suspensi)
3. Pirazinamid
Pirazinamid memiliki efek tuberkulostatik dengan mekanisme hidrolisis oleh enzim
pirazinamidase menjadi asam pirazinoat.
Dosis 20-35 mg/kgBB/ hari, maksimal 3g/hari
Sediaan : tablet 250 mg dan 500 mg
4. Etambutol
Etambutol menekan pertumbuhan kuman yang telah resisten terhadap isoniazid dan
streptomicin.
Mekanisme kerja etambutol : menghambat pembentukan metabolit sel yang
menyebabkan kematian sel
Dosis 20-35 mg/kgBB/hari
Sediaan : tablet250 mg dan 500 mg
TETANUS
Definisi : Tetanus adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh eksotoxin yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani yang ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan
kejang-kejang otot rangka.
Gejala klinis :
Badan kaku dengan opistotonus
Tungkai dalam ekstensi
Lengan kaku dengan tangan mengepal
Gejalanya berupa spasme persisten pada kelompok otot dekat luka yang
terkontaminasi.
Nervus terganggu : III, IV, VII, IX, X dan XII.
Tujuan penatalaksanaan medikamentosa
1. Mengeliminasi produksi toksin
2. Menetralisir toksin
3. Mengontrol manifestasi penyakit
Resep
R/ Diazepam inj amp no. IV
Cum disposable syringe cc 3 No. IV
ʃ imm
R/ Penicillin G procain inj 3 juta IU No. I
Cum disposable syringe cc 1 No. I
ʃ imm
R/ Antitetanus serum inj 20.000 IU vial No. V
Cum disposable syringe cc 10 No. I
ʃ imm
Pro : Tn. J (35 th)
1. Mengeliminasi produksi toksin
Penisilin G procain. Obat pilihannya adalah Penisilin G, dengan sediaan 1 ml = 600.000 IU
dan 2 ml = 120.000 IU. Diberikan secara IM 200.000 IU – 2 juta IU diencerkan menjadi 100
ribu – 300 ribu IU/ml. Peocain berfungsi sebagai depo sehingga antibiotic bekerja lebih
lama.
2. Menetralisir toksin
Antitetanus serum. Tetanus immune globulin (TIG) direkomendasikan dalam terapi tetanus,
yaitu mneghilangkan toksin bebas, namun tidak dapat mempengaruhi toksin yang telah
terikat di akhiran saraf. Dosis yang dianjurkan adalah 3000-6000 selama 5 hari berturut-turut
diberikan secara IM.
3. Mengontrol manifestasi penyakit
Diazepam. Diazepam dapat juga menurunkan kecemasan, menghasilkan sedasi, dan
melemaskan otot. Efek antikonvulsif diazepam cepat, efek sedasi lama, dan efek muslcle
relaxan lama. Kerja diazepam adalah meningkatkan kerja GABA di SSP sehingga
mengurangi nyeri spasme otot. Sediaan : 5 mg/ml atau 10mg/2ml.
EPILEPSI
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh adanya bangkitan
(seizure) yang terjadi secara berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara
intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan pada neuron-
neuron secara paroksismal yang disebabkan oleh beberapa etiologi.
Dalam farmakoterapi, terdapat prinsip-prinsip penatalaksanaan untuk epilepsi yakni,
1. Terapi dimulai dengan monoterapi, dimulai dari dosis rendah dan dinaikan secara
bertahap samapai dengan dosis efektif tercapai atau timbul efek samping obat.
2. Apabila dengan penggunakan OAE dosis maksimum tidak dapat mengontrol bangkitan,
maka ditambahkan OAE kedua dimana bila sudah mencapai dosis terapi, maka OAE
pertama dosisnya diturunkan secara perlahan.
3. Adapun penambahan OAE ketiga baru diberikan setelah terbukti bangkitan tidak
terkontrol dengan pemberian OAE pertama dan kedua.
Resep
R/ Diazepam inj mg 10 amp no. I
Cum disposable syringe cc 3 No. I
ʃ imm
R/ Fenitoin Na cap mg 100 No. XXI
ʃ 3 dd cap I
R/ Karbamezepin tab mg 200 No. X
ʃ 2 dd tab I
Pro : Ny. M (27 th)
1. Benzodiazepin
Benzodiazepin yang terikat pada reseptor GABA (gamma-aminobutyric acid) akan
meningkatkan kerja GABA. Pengikatan GABA pada reseptornya akan menyebabkan
pembukaan kanal klorida (Cl-). Pembukaan kanal tsb memungkinkan masuknya ion Cl
melewati membran sel syaraf dan akan meningkatkan potensial elektrik sepanjang
membran sel. Keadaan ini menyebabkan sel sukar tereksitasi (potensial istirahat).
Aktivitas ke reseptor GABA memberikan keadaan potensiao istirahat (efek penenangan).
Efek depresi SSP benzodiazepin meliputi : ansiolitik, relaksan otot, antiamnesia,
antikonvulsan, dan sedatif. Dosis benzodiazepin untuk anak usia 2-5 tahun 0,5 mg/kg,
anak usia 6-11 tahun 0,3 mg/kg, anak usia 12 tahun atau lebih 0,2 mg/kg (11), dan dewasa
4-40 mg/hari. Saat status epileptikus : 0,2 mg/kgBB kecepatan 5gr/menit IV lambat, bila
perlu diulang 15-20 menit, dosis maksimal 20-30 mg. Sediaan : 10mg/ml injeksi
2. Fenitoin
Fenitoin adalah suatu antikonvulsan hidantoin yang strukturnya mirip dengan
barbiturat tetapi lebih lemah keasamannya sehingga lebih sukar larut dalam air. Fenitoin
efektif mengurangi frekuensi dan keparahan kejang, tanpa menyebabkan depresi SSP.
Mekanisme kerja fenitoin : Mempengaruhi perubahan fungsi membran saraf, misal pada
pengaturan perubahan voltase yang diatur melalui kanal ion. Fenitoin dan karbamazepin
memblok kanal Na pada saraf sehingga dapat mereduksi perulangan potensial aksi yang
sangat berguna untuk mengontrol serangan tonik-klonik. Dosis awal penggunaan fenitoin
5 mg/kg/hari dan dosis pemeliharaan 20 mg/kg/hari tiap 6 jam.
3. Karbamazepin
Karbamazepin merupakan obat pilihan pertama pada epilepsi karena efek sampingnya
rendah dan tidak banyak mempengaruhi fungsi kognitif dan perilaku (behaviour).
Karbamazepin bekerja dengan memblok sodium channel konduktan pada neuron, bekerja
juga pada reseptor NMDA, monoamine dan asetilkolin. Dosis awal anak : 15-25
mg/kgBB/hari, dewasa 1000-2000 mg/hari ; Maintenance anak 400-800 mg/hari, dewasa
800-1000 mg/hari. Sediaan 200 mg/tab.
ECZEMA
Dermatitis atopi (Eczema) merupakan suatu kondisi peradangan dari kulit yang tidak
diketahui penyebabnya dan secara primer terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyakit ini
secara khas timbul pada orang-orang dengan riwayat atopi dalam keluarga ataupun atopi pada
orang itu sendiri.
Gejala dan tanda dermatitis atopi :
1. rasa gatal yang hebat.
2. kulit kering dan menebal (likenifikasi) disertai inflamasi dan eksudasi yang dapat kambuh
sewaktu-waktu.
3. Lesi eczematous
4. Jika kronis kulit menebal, bersisik, dan kehitaman.
Tujuan utama penatalaksanaan medikamentosa dari eczema adalah :
1. Memberikan kelembaban pada kulit,
2. Mengurangi dan menghilangkan gatal,
3. Manajemen inflamasi pada lesi eczematous.
Resep
R/ Hydrocortisone 2% cream tube No. I
ʃ ue
R/ Loratadine tab mg 10 No. V
ʃ 1 dd tab I
Pro : Tn. F (28 th)
1. Hydrocortisone
Golongan kortikosteroid lemah
Memiliki pootensi kecil sehingga tidak terlalu besar efeknya.
Mekanisme kerja : mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan
oleh aktivasi fosfolipase A2 dengan mengurangi jumlah enzim yang tersedia untuk
memprtoduksi prostaglandin
Indikasi : Eczema, radang, dan penyakit kulit karena alergi
Sediaan : 40 mg; 25mg/g cream
2. Loratadine
Antihistamin non sedative golongan piperidin
Pengobatan simptomatis pada berbagai jenis alergi
Mekanisme kerja : Antihistamin meghambat reaksi alergi yang menghasilkan
histamine, serotonin, bradikinin, asam arakidonat yang akan diubah menjadi
prostaglandin.
Dosis : Dewasa 10 mg/hari; anak-anak BB < 30 5 mg/hari
Sediaan : 10 mg/tab atau syrup 5mg/ml
FARINGITIS
Definis :
Suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan
(pharynx). Kadang disebut juga radang tenggorok. Radang ini disebabkan oleh viruss atau
kuman akibat daya tahan yang lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila
terkena kuman. Kadangkala makan- makanan yang sehat dengan buah – buahan disertai
vitamin dapat membantu. Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan tanda penyakit
flu atau pilek.
Klasifikasi :
- Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan
kadang disertai demam dan batuk
- Faringitis kronis, radang tenggorok yang berlangsung dalam waktu lama, biasanya
tidak disertai nyeri menelan, hanya berupa rasa mengganjal di tenggorok.
Contoh resep :
R/ amoxicillin tab mg 500 no X
S 3dd tab 1
R/ Paracetamol tab mg 500 no X
S prn (1-3) dd tab 1 agrediente febre
Jenis obat :
1. amoxicillin
o Antibiotik beta lactam golongan penisilin
o Menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding
mikroba. Obat + PBD kuman > menghambat sintesis dinding sel kuman karena
proses transpeptidasi antara rantai peptidoglikan terganggu > terjadi aktivasi
enzim proteolitik pada dinding sel
Otitis Media Std Hiperemis
Definisi :
Otitis merupakan radang telinga yang ditandai dengan rasa nyeri, demam ,
hilangnya pendengaran, tinitus, dan vertigo. Otitis media adalah infeksi atau
inflamasi di telinga tengah oleh bakteri atau virus. Seringkali terjadi pada anak –
anak.
Etiologi :
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik kedalam
telinga tengah yang normalnya steril. Biasanya merupakan komplikasi dari infeksi
saluran pernapasan atas. Bakteri yang umum ditemukan sebagai organisme
penyebab adalah Streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza, Streptococcus
pyogenes.
Klasifikasi stadium :
o Std oklusi tuba eustachius
o Std hiperemis
o Std supurasi
o Std perforasi
o Std resolusi
Contoh resep :
R/ Amoxicillin tab mg 500 no X
S 3 dd tab 1
R/ Paracetamol tab mg 500 no X
S prn (1-3) dd tab 1 agrediente febre
Terapi :
o Diberikan antibiotik, antipiretik dan analgesik.
o Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis sebaiknya dilakukan miringotomi
Hipertiroid
DEFINISI
Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tirotosikosis atau
perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan
patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma.1
Perlu dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme. Tirotoksikosis ialah
manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme
adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif
ETIOLOGI
1. Hipertiroidisme primer : penyakit Graves, struma multinodosa toksik, adenoma
toksik, metastasis karsinoma tiroid fungsional, struma ovarii, mutasi reseptor TSH,
obat kelebihan yodium (fenomena Jod Basedow).2
2. Tiroiditis silent, destruksi tiroid (tanpa amiodarone, radiasi, infark adenoma), asupan
hormon tiroid yang berlebihan (tirotoksikosis factitia)2
3. Hipertiroidisme sekunder: adenoma hipofisis yang mensekresi TSH, sindrom
resistensi hormon tiroid, tumor yang mensekresi HCG, tirotoksikosis gestasional2
Contoh resep
R / Methimazole tab mg 10 No XC
S 3 dd tab I
R/ Propanolol tab mg 10 No. XXI
S 3 dd tab I
R/ Captopril tab mg 12,5 No. XVI
S 2 dd tab I a c
Mekanisme Kerja :
1.Obat anti tiroid
Obat antitiroid dianjurkan sebagai terapi awal untuk toksikosis pada semua pasien
dengan grave disease serta digunakan selama 1-2 tahun dan kemudian dikurangi
secara perlahan-lahan. Indikasi pemberian OAT adalah :
Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi
yang menetap, pada pasien – pasien muda dengan struma ringan sampai
sedang dan tirotoksikosis
Sebagai obat untuk kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau
sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
Sebagai persiapan untuk tiroidektomi
Untuk pengobatan pada pasien hamil
Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid tersebut berfungsi menghambat organifikasi iodida dan proses
berpasangan iodotirosin untuk membentuk T3 dan T4. PTU juga menghambat
perubahan T4 menjadi T3 di perifer dengan dosis 300-600 mg/hari secara oral dalam 3-
4 dosis terbagi. Efek samping pengobatan yang utama adalah agranulositosis, yang
terjadi sebagai suatu reaksi idiosinkrasi pada 0,2-0,5% pasien yang diterapi.
Komplikasi ini terjadi dengan awitan yang cepat, tidak dapat diramalkan dengan lewat
pemantauan hitung darah putih, dan bersifat reversibel bila obat dihentikan.
2. Antagonis adrenergik-beta
Digunakan untuk mengendalikan tanda-tanda dan gejala hipermetabolik (takikardi, tremor,
palpitasi). Antagonis-beta yang paling sering digunakan adalah propranolol, yang biasanya
diberikan secara oral dengan dosis 80-180 mg per hari dalam 3-4 dosis terbagi
FLUOR ALBUS
Definisi : cairan kental dari vagina yang terasa gatal, panas atau perih, dan kadang berbau.
Etiologi : e. albicans.
Contoh resep : R/ Nystatin tab vag No. VII
S u.c
R/ Metronidazole tab mg 500 No. XIV
S 2 dd tab I
Pro : Ny. A (38th)
Jenis obat:
1. Nystatin
Sediaan : 100.000 UI/tab vag, 100.000 UI/ ml suspense.
Mekanisme:
- Menghambat pertumbuhan berbagai jamur dan ragi tetapi tidak aktif terhadap
bekteri, protozoa, virus.
- Hanya akan diikat oleh jamur atau ragi yg sensitive. Aktivasi antifungi tergantung
adanya ikatan pada membrane jamur atau ragi terutama ergosterol perubahan
permeabilitas membrane sel sel kehilangan molekul kecil.
Indikasi : kandidiasis oral, usus, vagina, kulit.
Perhatian: kehamilan dan menyusui.
Dosis :
- Oral : dewasa dan anak >100.000UI p.c 4x1 untuk 7 hari
- Vagina: 1-2 ovula hora somni (2 mg)
Efek samping : muntah, diare : dosis tinggi.
Paten : candistin, cazetin, decastatin, enystatin.
b.Metronidazol
Sediaan : tablet 500 mg, 250 mg; infuse 0,5%/100ml.
Paten : myragil.
Mekanisme : aktifasi bakteri anaerob amubisi yg bekerja pada lumen usus dan
jaringan memiliki efek trikomoniasid dan efektif juga thd giardia lambia.
Dosis:
- Amobiasis : 3x750 mg selama 5-10 hari; anak 35-40mg/kgBB dalam 3 dosis
selama 10 hari.
- Infeksi bakteri anaerob: dewasa: 7,5 mg/kgBB tiap 6 jam (500mg dg BB 70kg);
max 4gr/hari selama 7-10 hari.
Atau : R/ Flagystatin ovula No III
S 1 dd ovula 1 per vag h.s
R/ Cetirizin tab mg 10 No. Vii
S I dd tab I
Pro: Ny. E (33th)
o Flagystatin : metronidazol 500 mg+nystatin 100.000 UI
o Cetirizin : antihistamin sedative mengurangi gatal
INFEKSI SALURAN KEMIH
Definisi: infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering
terjadi dalam dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk
buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau
ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah
infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari
ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK
menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis.
Gejala ISK:
Penderita ISK mungkin mengeluhkan hal-hal berikut:
Sakit pada saat atau setelah kencing.
Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni yang keluar).
Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah.
Nyeri pada pinggang.
Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi
rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah).
Klasifikasi ISK :
1. Berdasarkan etiologi
a. Primer
b. Sekunder
2. Berdasarkan lokasi
a. ISK atas
- Demam
- Menggigil
- Kram, muntah
- Nyeri punggung
b. ISK bawah
- Nyeri suprapubik
- Disuria
- Polikisuria
- Nokturia
- Hematuria
Contoh resep : R/ Bactrim tab No. X
S 2 dd tab II
R/ Paracetamol tab No. X
S prn (1-3) dd tab I
Pro : Ny. B (32th)
Jenis Obat:
1. Bactrim
Kandungan : Cotrimoxazole (Sulfametoxazole 400 mg dan trimetropim 80 mg)
Mekanisme :
- Menghambat reaksi enzimatik obligat pada 2 tahap yang berurutan pada mikroba
sehingga kombinasi sulfametoxazole dan trimetoprim memberikan efek sinergis.
- Sulfametoxazole : menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul
asam folat.
- Trimetoprim : menghambat terjadinya reduksi dari dihidrofolat menjadi
tetrahidrofolat yang penting untuk reaksi pemindahan satu atom C seperti pada
pembentukan basa purin dan asam amino.
Lama terapi : 10 – 14 hari untuk laki-laki, 7 – 10 hari untuk perempuan.
2. Paracetamol
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase
(COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif
menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktifitas antipiretik dan analgesik, tetapi
aktifitas anti-inflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya
adalah tingginya kadar peroksida dapa lokasi inflamasi. Hal lain, karena selektifitas
hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktifitas tromboksan
yang merupakan zat pembekuan darah.
STOMATITIS
Definisi: radang pada selaput lendir/mukosa dalam rongga mulut seperti pipi, gusi, bibir,
lidah, langit-langit.
Etiologi: bisa berasal dari keadaan dalam mulut atau bagian dari penyakit sistemik.
Contoh resep : R/ Betadine gargle lag No. I
S 3 dd garg I m et v
R/ FG Troches tab Ni. V
S 1 dd tab I
R/ Becefort tab No. V
S 1 dd tab I
Pro : Nn. K (23 th)
Jenis Obat:
1. Betadine gargle
Antiseptic : membunuh mikroorganisme pada jaringan hidup.
Kandungan : periodone iodine , sebagai obat kumur, antiseptic di permukaan kulit dan
membrane mukosa.
Paten : Scansepta
Indikasi : stomatitis, gingivitis, periodontitis, antibiotic dalam tubuh
Dosis : kumur selama ½ - 1 menit sehari 6-12 kali
Sediaan : botol 250 ml
Yodium : antiseptic spectrum luas.
2. FG Troches
Fradiomisin 2.5 mg, gramisidin – I 1 mg
Berfungsi sebagai anti radang
3. Becefort
Meningkatkan imunitas
Kandungan : vit B plex. Vit C 500 mg, Vit E
PNEUMONIA
Klasifikasi
Berdasar karakteristik klinisnya :
1. pneumonia akut (<3minggu)
2. penumonia kronis
Berdasar etiologinya :
1. pneumonia bakteri
2. pneumonia virus
3. pneumonia fungi
4. pneumonia parasit
5. pneumonia idiopatic
Contoh Resep : R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No.XIV
S 2 dd tab I
R/ Ambroxol tab mg 30 No.XV
S 3 dd tab I
Pro . Tn Andi (30tahun)
Jenis Obat:
1. Ciprofloxacin
Golongan florokuinolon digunakan untuk infeksi saluran nafas bawah.
Mekanisme kerja : menghambat kerja enzim DNA gyrase kuman, bersifat bakterisida.
Sediaan : 500 mg, 250 mg.
Dosis : 2x 500-750 mg/ hari.
2. Ambroxol
Mengandung hidroklorida.
Merupakan metabolik aktif N-desmethyl dari mukolitik bromhexine. Walaupun
mekanisme kerjanya belum dapat didefinisikan, kemungkinan dapat meningkatkan
kuantitas dan menurunkan viskositas dari sekresi trakeabronkial, yang mana mungkin
juga berfungsi sebagai ekspektoran.
ESO : efek gastrointestinal ringan.
Dosis : Dewasa: dosis harian 30 mg (satu tablet Ambroxol) sampai 120 mg (4 tablet
Ambroxol) diambil dalam 2 sampai 3 dosis. Anak sampai 2 tahun: setengah sendok
teh dua kali sehari Ambroxol sirup. Anak-anak 2 - 5 tahun: setengah sendok teh sirup
Ambroxol 3 kali sehari. Anak di atas 5 tahun: Satu sendok teh sirup Ambroxol 2-3
kali sehari.
Sediaan tablet, sirup. 1 tablet ambroxol = 30 mg hidroklorida; 5 ml sirup ambroxol =
15 mg hidroklorida.
1. DIABETES MELLITUS
A. Definisi
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif.
B. Klasifikasi
Klasifikasi etiologis diabetes mellitus menurut Assosiasi Diabetes Amerika / American
Diabetes Association (ADA) tahun 2005 adalah sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
(destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut)
a. Melalui proses imunologik
b. Idiopatik
2. Diabetes Melitus Tipe 2
(bervariasi mulai dari yang predominan retensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama retensi insulin)
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
4. Diabetes Kehamilan
C. Diagnosis
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara :
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl
sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM
2. Dengan TTGO.
3. Dengan pemeriksaan glukosa darah puasa yang lebih mudah dilakukan, dan diterima
oleh pasien.
(Soegondo, 2006)
D. Terapi
1. Diabetes Melitus tipe 1
Terapi : injeksi insulin
Resep :
R/ Insulin regular injeksi 100 IU
Cum spuit insulin injeksi
S imm
Pro : Nn. D (20 tahun)
2. Diabetes Melitus tipe 2
Pilihan obat :
a. First choice : gol.Sulfonilurea (glibenclamid, clorpropramid)
b. Gol. Biguanid (Metformin)
c. Tiazolidindion (Pioglitazon, Rasiglitazon)
d. Glinid (Repoglinid, Hateglinid) : berfungsi meningkatkan sekresi insulin
e. Glukosidase dan inhibitor : acarbose berfungsi menghambat absorbs glukosa
Resep:
R/ Glibenclamid tab mg 5 no.XV
S 3 dd tab ½ h.a.c
Pro : Ny. T (45 tahun)
Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan maka ditambah
obat golongan biguanid.
R/ Metformin tab mg 500 no. XXI
S 3 dd tab I d.c.
Pro : Ny. T (45 tahun)
E. Mekanisme Kerja
1. Glibenclamid :
- golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik)
- sediaan 5 mg
- dosis : awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak lebih dari 2,5 dengan interval 1 minggu,
maksimal 20 mg/hari
- nama paten : glukonic, glyamid, libronil, tiabet.
- mekanisme : merangsang sekresi insulin dari granul sel beta langerhans
- terapi efektif diberikan 30 menit sebelum makan dimaksudkan untuk mencegah
hipoglikemi dan mempercepat absorbs karena makanan dapat menurunkan absorbsi
- metabolism di hepar dan diekskresi melalui ginjal
- efek samping : gangguan saluran cerna dan alergi kulit
- kontraindikasi : DM juvenile, DM gestasional, keadaan gawat
- interaksi obat : meningkatkan resiko hipoglikemia oleh insulin, alkohol, sulfonamide,
cloramphenicol, dan efek hipoglikemia diturunkan dengan diuretic (tiazid), kortikosteroid.
2. Metformin
- Golongan biguanid
- Sediaan 500 mg, 850 mg
- Dosis : awal 2 x 500 mg, maintenance 3 x500mg, dosis maksimal 2,5-3 gram/ hari
- Efektif diminum waktu makan untuk mengurangi efek sampingnya, yaitu mual, muntah,
diare, dan rasa tidak nyaman di perut.
- Nama paten : gliformin, glikos, glucoor 500
- Mekanisme : menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas
jaringan otot dan adipose terhadap insulin
- Metabolisme : absorbsi di intestinum dan ekskresi di urin utuh
- Kontraindikasi : penyakit kardiovaskuler karena terjadi peningkatan asam laktat dalam
darah, penyakit ginjal dll.
2. PREEKLAMPSIA
Definisi : timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan, atau segera setelah persalinan.
Resep :
R/ Inf RL flab no.III
Infus set no.I
IV catheter no.22 no.I
S imm
R/ Sulfas magnesikus 40% fl no.III
S imm
R/ Nifedipin tab mg 10 no.III
S prn (1-3) dd tab I
Pro : Ny. W (25 tahun)
Mekanisme kerja :
1. Infus RL : mengembalikan keseimbangan elektrolit
2. MgSO4 :
- Anti kejang untuk preeclampsia dan eklampsia
- Pada wanita hamil terjadi penurunan magnesium darah
- Mekanisme : menekan pengeluaran Asetilkolin pada motor end plate mencegah Ca
masuk (Ca antagonis)
- Mengatasi kejang eklamptik, mempertahankan aliran darah ke uterus dan fetus.
3. Nifedipin :
- Golongan Ca antagonis(Canal Ca Blocker)
- Mekanisme : menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga terjadi relaksasi otot
polos vaskuler menyebabkan turunnya kontraksi jantung dan menurunkan konduksi AV
dan nodus SA.
- Dosis : 10mg/oral
- Efek samping : sakit kepala, hipotensi, takikardi, mual, muntah, edema perifer, batuk.
- Antidotum : Ca glukonas 10% diberikan IV selama 3 menit
R/ Ca glukonas 10% no.I
Cum spuit cc 10 no.I
S imm
Pro : Ny. W (25 tahun)
3. HEMOROID
Definisi : Pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena dari plexus hemorrhoidalis di daerah anus.
Tujuan terapi farmakologis :
1. Memperbaiki defekasi : dengan suplemen serat dan melancarkan defekasi
Psyllium/isphagula husk : vegeta, mulax, metamucyl, mucofalk
Laxan : natrium dikotil sulfosuksinat laxadine, dulcolax, microlax, dll
2. Pengobatan simptomatik (gatal, nyeri, luka)
Anusol
3. Menghentikan perdarahan
Daflon
4. Mencegah serangan hemorrhoid
Ardium
Resep
R/ Dulcolax tab No. IX
3 dd tab I ante coenam
R/ Ardium tab mg 500 No. XVIII
3 dd tab II durante coenam
R/ Daflon tab mg 500 No. IX
3 dd tab I
R/ Anusol supp No. X
prn supp I post defecatio
Pro: Tn. M (45thn)
Jenis obat :
1. Dulcolax (tablet salut enteric)
- Sediaan 10 mg/ supp, 5 mg/ supp anak, 5 mg/ tab
- Kandungan bisakodil
- Mekanisme :
a. Merangsang gerakan peristaltic usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar
b. Peningkatan akumulasi air dan elektrolit dalam lumen usus besar
- Indikasi : sembelit/ konstipasi. Menghilangkan nyeri saat BAB pada hemoroid, persiapan
diagnostik dengan Barium enema
- KI : operasi abdomen akut
- ES : rasa tidak enak pada perut, kram, sakit perut, diare.
- IO : dosis tinggi dan pemakaian lama menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit
ditingkatkan dengan pemberian diuretic dan adrenokortikoid.
- Efek pemberian oral muncul setelah 6-12 jam.
- Efek pemberian supp muncul : ¼ - 1 jam setelah pemberian
- Metabolisme : oral absorbs 5% ekskresi bersama urin dalam bentuk glukoronid,
ekskresi terutama pada tinja.
- Dosis :
a. Dewasa : supp 1x1 tube, tablet 1x2 tablet
b. Anak : 6-12 tahun 1x1 tab, < 6 tahun : supp anak 1x1 supp
Berikan pada malam hari sebelum tidur untuk dapat hasil evakuasi esok paginya
- Pemakaian : harus ditelan langsung untuk menghindari iritasi lambung
- Jangan dimakan bersama susu dan antasida.
2. Anusol
- Indikasi : meringankan ketidaknyamanan pada hemoroid
- Dosis : supp 2x1 pagi dan malam hari setiap kali setelah BAB maksimal 6x/hari
3. Daflon
- Kandungan : micronized purified flavonoid fraction 500 mg (diosmin 90%, hesperidin 10%)
- Indikasi :
a. Organik dan kronis insufisiensi vena di ekstremitas inferior, gejala : bengkak, nyeri,
kram
b. Hemoroid kronik
c. Serangan hemoroid akut
- Dosis
d. Kronik : 2x1 tab pagi dan malam setelah makan
e. Akut : 3-4x 1 tab
- Mekanisme :
f. Vaskuler protector : peningkatan resistensi pembuluh darah
g. Venous tonic : peningkatan tonus vena
4. Ardium
- Kandungan : ekstrak cintrus (inensi pericarpium setara dengan diosmin 90% dan
hespersidin 10%)
- Dosis : hemoroid : 6 tab / hari selama 4 hari kemudian 4 tab selama 3 hari diminum waktu
makan.