Farmakoterapi.pptx

41
OLEH: ADE SYAFARULLAH ( 1301002) AYU APRIANA AZMILDA (1301010) HENI HARIYANI ARDI (1301040) JAYANTI PRATIWI (1301042) KELOMPOK: 2- SI VA DOSEN: HUSNAWATI., M.SI, APT COPD (Chronic obstructive pulmonary disease) atau PPOK (penyakit paru obstruktif kronis)

Transcript of Farmakoterapi.pptx

Page 1: Farmakoterapi.pptx

OLEH:ADE SYAFARULLAH ( 1301002)

AYU APRIANA AZMILDA (1301010)HENI HARIYANI ARDI (1301040)

JAYANTI PRATIWI (1301042) 

KELOMPOK: 2 - SI VADOSEN: HUSNAWATI . , M.SI , APT

COPD (Chronic obstructive pulmonary disease) atau

PPOK (penyakit paru obstruktif kronis)

Page 2: Farmakoterapi.pptx

YANG AKAN DI BAHAS:

Definisi dari COPDEtiologi dari COPDPatofisiologi penyakit COPDFaktor-faktor penyebabkan COPD dan gejalanyaKlasifikasi COPDDiagnosis pada penyakit COPDPenatalaksanaan dan pengobatan COPD

Page 3: Farmakoterapi.pptx

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) atau COPD adalah penyakit dengan adanya hambatan aliran udara secara kronis dan perubahan-perubahan patologi pada paru, dimana hambatan aliran udara saluran nafas bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversibel dan berhubungan dengan respon inflamasi yang abnormal dari paru-paru terhadap gas atau partikel yang berbahaya.

Definisi COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)

Page 4: Farmakoterapi.pptx

Menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), PPOK adalah penyakit dengan karakteristik keterbatasan saluran napas yang tidak sepenuhnya reversible. Keterbatasan saluran napas tersebut biasanya progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi dikarenakan bahan yang merugikan atau gasPada PPOK, bronkitis kronik dan emfisema sering ditemukan bersama, meskipun keduanya memiliki proses yang berbeda. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. (PDPI, 2003)

Page 5: Farmakoterapi.pptx
Page 6: Farmakoterapi.pptx

BRONCHITIS KRONIS

Bronkitis kronik adalah keadaan pengeluaran mukus secara berlebihan ke batang bronchial secara kronik atau berulang dengan disertai batuk, yang terjadi hampir setiap hari selama sekurangnya tiga bulan dalam 1 tahun selama 2 tahun berturut-turut.

Page 7: Farmakoterapi.pptx

Etiologi

Faktor lingkungan :- Merokok- Pekerjaan- Polusi udara- Infeksi

Faktor host :-usia- jenis kelamin-penyakit paru yang sudah ada

Page 8: Farmakoterapi.pptx

EMPHYSEMA

kelainan paru-paru yang ditandai dengan pembesaran jalan nafas yang sifatnya permanen mulai dari terminal bronchial sampai bagian distal (alveoli : saluran, kantong udara dan dinding alveoli).

Etiologi :SmokingPolusi udara�Defisiensiα1-antitripsin (faktorgenetik)

Page 9: Farmakoterapi.pptx

EPIDOMIOLOGI

Jutaan orang menderita bronkitis kronis, dan sisanya menderitaemphysema, atau kombinasi keduanya. The Asia Pacific CPOD Roundtable Group memperkirakan, jumlahpenderita PPOK sedang hingga berat di negara-negara Asia Pasifikmencapai 56, 6 juta penderita dengan angka prevalensi 6,3 persen(Kompas, 2006). Angka prevalensi bagi masing-masing negara berkisar 3,5-6,7%,antara lain China dengan angka kasus mencapai 38,160 juta jiwa,Jepang (5,014 juta orang), dan Vietnam (2,068 penderita). Sementara itu, di Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 jutapenderita dengan prevalensi 5,6 persen.

Kejadian meningkat dengan makin banyaknya jumlah perokok(90% penderita COPD adalah smoker atau ex-smoker)

Page 10: Farmakoterapi.pptx

Tabel . Prevalensi PPOK Pada negara-negara miskin, 1990.

Page 11: Farmakoterapi.pptx

FAKTOR RESIKO

Faktor-faktor risiko yang ada adalah :Genetikpaparan partikel pertumbuhan dan perkembangan parustres oksidatifjenis kelaminUmurinfeksi saluran nafasstatus sosioekonominutrisi dan komorbiditas

Page 12: Farmakoterapi.pptx

• GenetikFaktor risiko genetik yang paling besar adalah defisiensi α1 antitripsin, yang merupakan protease serin inhibitor. Contoh defisiensi α1 antitripsin adalah emfisema pada perokok maupun bukan perokok, tetapi memang akan diperberat oleh paparan rokok.

•Paparan Partikel Inhalasi.Asap rokok dan debu-debu pada tempat kerja serta zat-zat kimia yang diketahui sebagai penyebab PPOK. Paparan itu sendiri tidak hanya mengenai yang merupakan perokok aktif, bahkan pada perokok pasif atau dengan kata lain environmental smokers itu sendiri pun ternyata risiko menderita PPOK menjadi tinggi juga.

Page 13: Farmakoterapi.pptx

•Pertumbuhan dan perkembangan paruPertumbuhan dan perkembangan paru yang kemudian menyokong kepada terjadinya PPOK pada masa berikutnya lebih mengarah kepada status nutrisi bayi bayi pada saat dalam kandungan, saat lahir, dan dalam masa pertumbuhannya

•Stres OksidatifPerubahan keseimbangan antara oksidan dan anti oksidan yang ada akan menyebabkan stres oksidasi pada paru-paru. Hal ini akan mengaktivasi respon inflamasi pada paru-paru. Ketidak seimbangan inilah yang kemudian memainkan peranan yang penting terhadap patogenesis PPOK.

Page 14: Farmakoterapi.pptx

•Jenis Kelaminbeberapa studi mengatakan bahwa ternyata wanita lebih rentan untuk dirusak oleh asap rokok dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan perubahan kebiasaan, dimana wanita lebih banyak yang merupakan perokok saat ini.

•InfeksiKecurigaan terhadap infeksi virus juga dihubungkan dengan PPOK, dimana kolonisasi virus seperti rhinovirus pada saluran nafas berhubungan dengan peradangan saluran nafas dan jelas sekali berperan pada terjadinya eksaserbasi akut pada PPOK

Page 15: Farmakoterapi.pptx

PATOFISIOLOGI

Faktor-faktor yang telah disebutkan diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminal. Akibat dari kerusakan yang timbul akan terjadi obstruksi bronkus kecilatau bronkiolus ekspirasi. Udara pada saat inspirasi mudah masukkedalam alveoli , saaat ekspirasi banyak yang terjebak dalam alveolus dan terjadilahpenumpukan udara atau air trapping . Hal ini lah yang menyebabkan keluhan sesak nafasdengan segala akibatnya. Adanya obstruksi dini pada saat ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi (Dharmojo &Martono,1999:384)

Page 16: Farmakoterapi.pptx

GEJALA-GEJALA COPD

Batuk kronik Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan dalam 2 tahun terakhir yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan.Batuk dapat terjadi sepanjang hari atau intermiten.Batuk kadang terjadi pada malam hari.

Berdahak kronik Disebabkan karena peningkatan produksi sputum. batuk dan dahak kronik ini terjadi pada pagi hari ketika bangun tidur.

Page 17: Farmakoterapi.pptx

Sesak napas Seringkali pasien sudah mengalami adaptasi dengan sesak nafas yang bersifat progressif lambat sehingga sesak ini tidak dikeluhkan. Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, gunakan ukuran sesak napas sesuai skala sesak 11

Page 18: Farmakoterapi.pptx

Status sosial ekonomi dan nutrisiMeskipun tidak terlalu jelas hubungannya, apakah paparan polutan baik indoor maupun outdoor dan status nutrisi yang jelek serta faktor lain yang berhubungan dengan kejadian PPOK, tetapi semua faktor-faktor tersebut berhubungan erat dengan status sisioekonomi.

Page 19: Farmakoterapi.pptx

Klasifikasi COPD

Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2011, PPOK diklasifikasikan berdasarkan derajat berikut:

1. Derajat 0 (berisiko) Gejala klinis : Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis,

produksi sputum, dan dispnea. Ada paparan terhadap faktor resiko.

Spirometri : Normal 14 2. Derajat I (PPOK ringan) Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau

tanpa produksi sputum.Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak 1

Spirometri : FEV1/FVC < 70%, FEV1 ≥ 80%

Page 20: Farmakoterapi.pptx

3. Derajat II (PPOK sedang) Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi

sputum.Sesak napas derajat sesak 2 (sesak timbul pada saat aktivitas).

Spirometri : FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80% 4. Derajat III (PPOK berat)

Gejala klinis : Sesak napas derajat sesak 3 dan 4.Eksaserbasi lebih sering terjadi

Spirometri : FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%  5. Derajat IV (PPOK sangat berat) Gejala klinis : Pasien derajat III dengan gagal napas kronik. Disertai

komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan.Spirometri : FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50%

Page 21: Farmakoterapi.pptx
Page 22: Farmakoterapi.pptx

PENATALAKSANAAN COPD/PPOK

A. Penatalaksanaan umum PPOKPenatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :1. Edukasi2. Obat - obatan3. Terapi oksigen4. Ventilasi mekanik5. Nutrisi6. Rehabilitasi( khairani, fathia, 2013)

Page 23: Farmakoterapi.pptx

1. EdukasiEdukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil.Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah: Pengetahuan dasar tentang PPOK Obat - obatan, manfaat dan efek sampingnya Cara pencegahan perburukan penyakit Menghindari pencetus (berhenti merokok) Penyesuaian aktiviti

Page 24: Farmakoterapi.pptx

Agar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan ditentukan skala prioriti

bahan edukasi sebagai berikut :1. Berhenti merokok

Disampaikan pertama kali kepada penderita pada waktu diagnosis PPOK ditegakkan

2. Pengunaan obat - obatan- Macam obat dan jenisnya- Cara penggunaannya yang benar ( oral, MDI atau nebuliser )- Waktu penggunaan yang tepat ( rutin dengan selangwaku tertentu atau kalau perlusaja )- Dosis obat yang tepat dan efek sampingnya

Page 25: Farmakoterapi.pptx

3. Penggunaan oksigen- Kapan oksigen harus digunakan- Berapa dosisnya- Mengetahui efek samping kelebihan dosis oksigen

4. Mengenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen

5. Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannyaTanda eksaserbasi :

- Batuk atau sesak bertambah- Sputum bertambah- Sputum berubah warna

6. Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi7. Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiviti

Page 26: Farmakoterapi.pptx

2.  Obat – obatanBronkodilator

Bronkodilator adalah obat pilihan pertama untuk menangani gejala PPOK, terapi inhalasi lebih dipilih dan bronkodilator diresepkan sebagai pencegahan/ mengurangi gejala yang akan timbul dari PPOK. Bronkodilator inhalasi kerja lama lebih efektif dalam menangani gejala daripada bronkodilator kerja cepat. 1,6,9 Agonis β-2 kerja singkat baik yang dipakai secara reguler maupun saat diperlukan (as needed) dapat memperbaiki FEV1 dan gejala, walaupun pemakaian pada PPOK tidak dianjurkan apabila dengan dosis tinggi.

Page 27: Farmakoterapi.pptx

Macam - macam bronkodilator :- Golongan antikolinergik

Digunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai bronkodilator jugamengurangi sekresi lendir ( maksimal 4 kali perhari ).

- Golongan agonis beta - 2Bentuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. Sebagai obat pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang.

Page 28: Farmakoterapi.pptx

- Kombinasi antikolinergik dan agonis beta - 2Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek bronkodilatasi, karena keduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda. Disamping itu penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan mempermudah penderita.

- Golongan xantinBentuk tablet biasa atau puyer untuk mengatasi sesak ( pelega napas ), bentuk suntikan bolus atau drip untuk mengatasi eksaserbasi akut. Penggunaan jangka panjang diperlukan pemeriksaan kadar aminofilin darah.

Page 29: Farmakoterapi.pptx

AntiinflamasiDigunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison. Bentuk inhalasi sebagai terapi jangka panjang diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaituterdapat perbaikan VEP1 pascabronkodilator meningkat > 20% dan minimal 250 mg.

Page 30: Farmakoterapi.pptx

Antibiotika

Page 31: Farmakoterapi.pptx

AntioksidanDapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan N - asetilsistein. Dapat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak dianjurkan sebagai pemberian yang rutin.

MukolitikHanya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat perbaikan eksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik dengan sputum yang viscous. Mengurangi eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapi tidak dianjurkan sebagai pemberian

Page 32: Farmakoterapi.pptx

AntitusifDiberikan dengan hati - hati

Page 33: Farmakoterapi.pptx

3. Terapi OksigenManfaat oksigen- Mengurangi sesak- Memperbaiki aktiviti- Mengurangi hipertensi pulmonal- Mengurangi vasokonstriksi- Mengurangi hematokrit- Memperbaiki fungsi neuropsikiatri-Meningkatkan kualiti hidup

4. Ventilasi MekanikVentilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat berat dengan napas kronik.

Page 34: Farmakoterapi.pptx

B. Penatalaksanaan PPOK stabil

Kriteria PPOK stabil adalah :- Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik- Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, yaitu hasil

analisa gas darah menunjukkanPCO2 < 45 mmHg dan PO2 > 60 mmHg

- Dahak jernih tidak berwarna- Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK

(hasil spirometri)- Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan- Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahanTujuan penatalaksanaan pada keadaan stabil :- Mempertahankan fungsi paru- Meningkatkan kualiti hidup- Mencegah eksaserbasi

Page 35: Farmakoterapi.pptx

Penatalaksanaan di rumahPenatalaksanaan di rumah meliputi :1. Penggunakan obat-obatan dengan tepat.2. Terapi oksigen3. Penggunaan mesin bantu napas dan pemeliharaannya4. Rehabilitasi

- Penyesuaian aktiviti- Latihan ekspektorasi atau batuk yang efektif (huff cough)- "Pursed-lips breathing"- Latihan ekstremiti atas dan otot bantu napas

5. Evaluasi / monitor terutama ditujukan pada :- Tanda eksaserbasi- Efek samping obat- Kecukupan dan efek samping penggunaan oksigen

Page 36: Farmakoterapi.pptx
Page 37: Farmakoterapi.pptx
Page 38: Farmakoterapi.pptx

C. Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut

Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengan kondisi

sebelumnya. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara,kelelahan atau timbulnya komplikasi.

Gejala eksaserbasi :- Sesak bertambah- Produksi sputum meningkat- Perubahan warna sputum

Page 39: Farmakoterapi.pptx

Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah (untuk eksaserbasi yang ringan) ataudi rumah sakit (untuk eksaserbasi sedang dan berat).Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderita yang telah diedukasi dengan cara :

- Menambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk bronkodilator yangdigunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuk nebuliser

- Menggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur- Menambahkan mukolitik- Menambahkan ekspektoran

Page 40: Farmakoterapi.pptx
Page 41: Farmakoterapi.pptx

TERIMA KASIH