FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk...

47
FARMAKOGNOSI Jilid I ( untuk kelas I ) Cetakan Ketiga Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001 KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI Departemen Kesehatan RI Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pusdiknakes 2004 375. 615 1 Ind f

Transcript of FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk...

Page 1: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

FARMAKOGNOSI

Jilid I ( untuk kelas I )

Cetakan Ketiga

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Departemen Kesehatan RI

Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia Kesehatan

Pusdiknakes

2004

375. 615 1

Ind

f

Page 2: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

i

FARMAKOGNOSI

Jilid I ( untuk kelas I )

Cetakan Ketiga

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Tim Penyusun :

1. Kiki Widyastuti

2. Yosi Chrysanti, S.Si., Apt.

3. E. Chamid, S.Pd.

Tim Pembahas / Editor :

1. Dra. Sri Hartati, Apt.

2. Zulfahmi

3. Muhammad Yani Zamzam

4. Basril, A.Md.

5. Susanti Sofas, S.Si., Apt.

Page 3: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan petunjukNya, bahwa buku pegangan untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi telah

dapat disusun kembali. Penyusunan kembali ini dikarenakan telah berlakunya kurikulum baru

yakni Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001.

Kami sangat menghargai usaha Tim Penyusun buku pegangan ini yang dikoordinir oleh

Sekretariat Bersama Sekolah Menengah Farmasi Se Indonesia dan telah melibatkan seluruh unsur

SMF Se Indonesia.

Kita harapkan buku ini sangat bermanfaat bagi siswa peserta didik, guru / tenaga pendidik

di sekolah dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, untuk nantinya akan

diabdikan dalam pelayanan masyarakat di bidang farmasi khususnya dan dibidang kesehatan

umumnya.

Akhirnya untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami harapkan adanya saran

perbaikan dan kritik dari semua pembaca.

Jakarta, Mei 2002

Page 4: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

iv

PENGANTAR DARI SEKBER

Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi telah diikuti

dengan perombakan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 1987 dengan kurikulum Sekolah

Menengah Farmasi 2001. Dalam kurikulum baru ini telah diperjelas kompetensi seorang Asisten

Apoteker berdampingan dengan peran tenaga farmasi lainnya.

Buku Farmakognosi ini disusun kembali untuk disesuaikan dengan Garis – Garis Besar

Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001 disertai dengan harapan akan

menjadi buku pegangan yang sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Farmasi.

Untuk cetakan ketiga ini telah diadakan beberapa koreksi / perbaikan serta penambahan beberapa

penjelasan materi sesuai dengan saran – saran yang masuk ke Sekber.

Perlu kita sadari bahwa buku ini adalah buku pegangan bagi murid dalam menerima

pelajaran, dan tentu saja buku pegangan untuk guru adalah juga beberapa referensi lainnya

sehingga diharapkan para guru dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan seperti kesalahan

redaksional atau kesalahan cetak. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan – masukan

untuk penyempurnaan buku ini.

Kami sangat berterima kasih kepada Tim Penyusun, Tim Pembahas dan Editor yang telah

bekerja keras sehingga buku ini dapat terbit pada waktunya.

Jakarta, Mei 2004

Page 5: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

v

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar iii

Pengantar Dari Sekber iv

Daftar Isi v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat

B. Ruang Lingkup Farmakognosi

C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani – Zoologi

D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain

E. Sejarah dan Perkembangan Farmakognosi

F. Ejaan Latin

G. Tata Nama Latin Tanaman

H. Tata Nama Simplisia

I. Tempat Tumbuh

J. Beberapa Definisi

K. Budidaya Tanaman Obat

L. Pengolahan Simplisia

M. Pemalsuan dan Penurunan Mutu Simplisia

N. Pemerian

O. Isi Simplisia

P. Pembuatan Serbuk Simplisia

Q. Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia

R. Penilaian Obat

S. Beberapa Istilah Yang Adam Hubungannya Dengan Kegunaan

Simplisia Dan Nama Penyakit

T. Bagian – Bagian dari Tanaman

U. Uraian Tentang Simplisia

1

1

3

3

4

4

6

6

7

7

8

12

13

14

14

14

14

16

16

18

18

BAB II : RHIZOMA 20

BAB III : RADIX 26

BAB IV : CORTEX 31

BAB V : BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER 36

BAB VI : HERBA 38

Page 6: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat

Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon

yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti

pengetahuan tentang obat.

Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger,

yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh

segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :

1. Obat : Yakni suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan

untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah,

mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka

atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan,

memperelok bagian badan manusia.

2. Obat Jadi : Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,

cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai

nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku

lain yang ditetapkan pemerintah .

3. Obat Paten : Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si

pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari

pabrik yang memproduksinya.

4. Obat Baru : Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian

yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan,

pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum

dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.

5. Obat Tradisional : Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari

bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

B. Ruang Lingkup Farmakognosi

Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga

ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di

Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,

mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan

pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan

ke arah sintesa. Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang

sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.

Page 7: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

2

Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan

mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan

alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah,

diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah

keterkaitannya dengan farmakognosi.

Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat,

diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau

fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka

akan diperoleh obat jadi.

Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode

ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang

diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.

Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan

dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi,

karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.

Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam

fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan

didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam

skema berikut :

Alam

Morfologi

Tumbuhan

Sistematik

Tumbuhan

Bahan Alam :

- Tumbuhan

- Hewan

- Mineral

Identifikasi

Sistematik

Bahan Alam

Berkhasiat Obat

- Koleksi

- Pengeringan

- Pengolahan

- Pengawetan

- Penyimpanan

Farmakognosi Bahan siap pakai

( Simplisia )

Ekstraksi

Metode Ekstraksi

Pemilihan Pelarut

Serbuk

Uji Khasiat Ekstrak

Page 8: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

3

Obat Tradisional

Obat Tradisional

Jamu

Isolasi

Pemisahan

Kromatografi

Uji Toksisitas

Uji Praklinik

Uji Klinik

Fitokimia

Isolat

Zat Murni

Bahan Obat

Uji Toksisitas

Uji Praklinik

Obat

Farmakologi

Farmasi Klinik

Uji Klinik

Obat Jadi

C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi

Simplisia harus mempunyai identitas botani – zoologi yang pasti, artinya harus

diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana simplisia tersebut diperoleh,

misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari

tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang tidak

mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani – zoologi maka nama

–nama tanaman atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama

daerah, karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman

sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan

demikian menetapkan identitas botani – zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus

ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi.

D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain

Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia di

tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang

memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian

dari Materia Medika. Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika,

Pemurnian

Sifat Fisika

Sifat Kimia

Fitofarmaka

Fitomedisin

Identifikasi

Karakterisasi

Elusidasi Struktur

Spektrofotometri

Page 9: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

4

sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu,

tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.

Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya

kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan

lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik farmasi, Tanpa adanya simplisia di apotik

tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya,

misalnya: serbuk, tablet, ampul, contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina

antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat

sintetis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk

mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang

dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari

jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang

baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu

lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan

lain - lainnya.

Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup

Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope,

tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati- hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya di

bidang farmasi dan Kesehatan.

E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi

Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah

dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan

Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis,

madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446 sebelum

masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab,

bunga kantil dan lainnya.

Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku

“Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani,

sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam

bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia

menurut segi morfologi, cara- cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.

Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih

terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya

sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk

tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.

F. Ejaan Latin

Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa

Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat

perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.

Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud,

dapat kita lihat pada contoh – contoh berikut ini :

Page 10: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

5

Huruf atau

rangkaian huruf

Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai

ae e Galangae ga-la-nge

Lobeliae lo-be-li-e

c k jika diikuti huruf a, o,

u atau huruf mati

Cacao ka-ka-o

Cola ko-la

Curcuma kur-ku-ma

Fructus Fruk -tus

c s jika diikuti huruf

e, i, y

Cera Se-ra

Citri Sit-tri

Glycyrrhiza Gli-si-ri-sa

cc kk jika diikuti huruf a ,

o, u

Succus Suk-kus

cc ks jika diikuti huruf Coccinella Kok-si-ne-la

e, i, y

ch kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na

hidup

ch h jika diikuti huruf mati Strychni Strih-ni

eae e Dioscoreae Di-es-ko-re

eu e + u Oleum O-le-um

Cetaceum Se-ta-se-um

ff f Paraffinum Pa-ra-fi-num

ie i..+ ye Iecoris Iye-ko-ris

ii i + i Aurantii Au-ran-ti-i

j y Cajuputi Ka-yu-pu-ti

ll l Vanilla Va-ni-la

mm m Gummi Gu-mi

Ichtammolum Ih-ta-mo-lum

nh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-ane

oe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li

Asafoetida A-sa-feu-ti-da

nn n Belladonna Be-la-do-na

Sennae Se-ne

ph f Orthosiphon Or-to-si-fon

pp p hippoglossi hi-po-glo-si

qu kw quercus kwer-kus

rh r rhei

rhizoma

re-i

ri-zo-ma

rr r myrrha mi-ra

sh sy shorea syo-re

purshiana pur-si-a-na

ss s Cassia ka-si-a

th t Mentha men-ta

tiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie

Page 11: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

6

Huruf atau

rangkaian huruf

Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai

x ks jika tertera pada

tengah / akhir kata

Pix p iks

radix ra-diks

cortex kor-teks

bixa bik-sa

x s jika pada permulaan

kata

xanthorrhiza san-to-ri-za

y i jika didahului dan /

atau diikuti oleh huruf

mati

hydrastis hi-dras-tis

maydis ma-i-dis

y y jika diapit oleh 2 huruf

hidup

papaya pa-pa-ya

G. Tata Nama Latin Tanaman

1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan perkataan

kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi

Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari

genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan

huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti

dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut.

Beberapa contoh adalah sebagai berikut :

Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap

Linnaeus L Oryza sativa L

De Candolle DC Strophanthus hispidus DC

Miller Mill Foeniculum vulgare Mill

Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2

dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .

Contoh : Dryopteris filix – mas

Strychnos nux - vomica

Hibiscus rosa - sinensis

3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini

disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru

menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok

dengan uraian morfologis tersebut.

H. Tata Nama Simplisia

Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati

ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama bagian

tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang

diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.

Page 12: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

7

Contoh :

1. Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium,

Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma

2. Petunjuk species + nama bagian

tanaman :

Belladonnae Herba, Serpylli Herba,

Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba

3. Genus + petunjuk species + nama

bagian tanaman :

Curcuma aeruginosae Rhizoma,

Capsici frutescentis Fructus

Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies

Contoh :

Nama spesies : Cinchona succirubra

Nama genus : Cinchona

Petunjuk species : succirubra

I. Tempat Tumbuh

Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan.

Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah dan tidak

mempunyai arti ekonomis, misalnya :

Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang

kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa

Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian

besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.

Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah

asalnya , kepulauan Maluku.

Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di

produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.

J. Beberapa Definisi

1 Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain,

berupa bahan yang telah dikeringkan.

2. Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman atau

eksudat tanaman.

Eksudat tanaman : adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel

dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati

lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya

dan belum berupa zat kimia murni .

3. Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-

zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa

zat kimia murni.

Page 13: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

8

4. Simplisia mineral :

( pelikan)

adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah

atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia

murni.

5. Alkaloida : adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen ( N)

pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek

fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar

larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam

alkaloid yang lebih mudah larut dalam air. Contohnya Codein,

Papaverin, Atropin

6. Glikosida : Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi

satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya

amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa +

benzaldehida + asam biru ( sianida).

7. Enzim : adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi

mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh

organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran ase, seperti :

Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya dibatasi oleh

suhu , dimana pada suhu 00

C tidak akan aktif dan diatas 600 C

akan mati.

8. Vitamin : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh

tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh

manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.

9. Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang

mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh.

Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu atau

keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :

a. Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain

bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik

atau bagian sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi

b. Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang

dikeluarkan hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat

pengotor lainnya

K. Budidaya Tanaman Obat

Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian masih

diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedangkan

pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis tertentu.

Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi

kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering terjadi, dengan

pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan tumbuh, dapat menimbulkan dampak

(akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan,

Page 14: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

9

merupakan suatu tindakan pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur

yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat

pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.

Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti pendayagunaan

lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya

simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini umumnya karena kurang

intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering

penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh

yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.

Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu

tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika

tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan,

iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.

Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :

1. Pengelolaan tanah

Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan

tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan

tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah

dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur

bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah

yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin

aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan

kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan

nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat

kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.

Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang

merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi

tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air

seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat

terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media

yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat

antara lain :

a. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)

umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam

(25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat

berkembang dengan baik.

b. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah

pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi

kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga

akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting

yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat

berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).

c. Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil,

misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).

Page 15: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

10

d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal

pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti

Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi

(Thymus vulgaris)

e. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,

terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti

Cabe ( Capsicum annuum ).

2. Penanaman

Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman

(benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian

diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya

persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan

pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang

tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit

untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.

Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat)

waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim

tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma

xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak

gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.

Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara

lain :

a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan

cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .

b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi

fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.

c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak

tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).

d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan

ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak

langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling

bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara

lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam

lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko

kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang

merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti

dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.

e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh

terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.

3. Pemeliharaan tanaman

Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus

ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik

dan kimia , seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya

Page 16: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

11

diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada

kandungan alkaloida pada tanaman tembakau ( Nicotiana tobacum) . Demikian pula

tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.

Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :

a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga

tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung

(Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan

sementara.

b. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat

mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu

kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)

c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah

tempat tumbuh.

d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan

air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban

tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman

Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat menaikkan hasil

sebesar 35 % .

f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke

generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan

berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea

compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan

pemangkasan bunga.

g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat

menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar

bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).

h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar

Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).

4. Pemungutan hasil ( panen)

Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan

kwantitas dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam

tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya,

tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman

Kelembak ( Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim

dingin, melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim panas.

Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam akumulasi bahan

yang diinginkan.

Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :

a. Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan

umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang

biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya . Misalnya

temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

b. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum

pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .

c. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh

(Eugenia caryophyllata).

Page 17: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

12

d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas

(Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.

e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak

f. Kulit diambil sewaktu bertunas

L. Pengolahan Simplisia

1. Pengeringan

Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera

dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin

dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya proses

atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.

Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara

( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.

Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau

komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan

aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida,

umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 0

C.

Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia

jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat.

Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih

menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas

buatan antara 50 0– 55

0 C.

2. Pengawetan

Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau

cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan

atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan

kesehatan.

3. Wadah

Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau

tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang

langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak

bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.

Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan

didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan

kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.

Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan

mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan

distribusi.

4. Suhu penyimpanan

Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara

20C– 8

0C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -20

0C dan -10

0C.

Sejuk : adalah suhu antara 80C dan 15

0C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di

simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.

Page 18: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

13

Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang

di atur antara 150

dan 300.

Hangat : hangat adalah suhu antara 300 dan 40

0 .

Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400.

5. Tanda dan Penyimpanan

Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali

berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua

simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi

tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.

6. Kemurnian Simplisia

Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia

yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan

atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi

persyaratan tersebut.

Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari

simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing

monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.

7. Benda asing

Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme

patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain

maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh

mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia

nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah

maupun benda anorganik asing.

Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur

bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya

sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau

membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak

dinyatakan dalam paparan monografi.

M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia

Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin

dilakukan secara tidak sengaja.

Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan - persyaratan

yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh

tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh

kelembaban, panas atau penyulingan.

Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi

syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan

kapal dan lain sebagainya.

Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri,

cendawan atau serangga.

Page 19: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

14

Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-

bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh,

daun Sena tercampur dengan tangkai daun.

Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan

lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual

dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah,

ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya

tampak seperti keadaan semula.

N. Pemerian

Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi

yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit,

daun, akar dan sebagainya ).

O. Isi Simplisia Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan

tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.

P. Pembuatan Serbuk Simplisia

Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau

dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan , ayak.Kecuali

dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan..

Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada

suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.

Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat

tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk sejenis

yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan

lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir

memenuhi persyaratan.

Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia

Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji, untuk

mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil

analisis baik kwalitatif maupun kwantitatif. Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara

paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati.

Contoh dalam skala besar

Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket

menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara terpisah dari

berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah ini. Jika bets tidak dapat

dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian

lakukan pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti pada bets yang homogen.

Jumlah wadah dalam bets (N) Jumlah wadah yang harus diambil contohnya (n)

1 sampai 10 semua

11 sampai 19 11

> 19 n = 10 +

10

N

Page 20: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

15

Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.

Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika

contoh bahan terdiri dari bagian – bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua

bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu

alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah,

tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan

berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk

bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada

kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam.

Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh

yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan

tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.

Contoh dalam skala laboratorium

Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar menjadi

empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh , yang telah

dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian

dibagi secara diagonal menjadi empat bagian sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan

campur secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan

Contoh untuk pengujian

Kecuali dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai berikut :

Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian

dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga

melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak digiling, perkecil

sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur dengan menguling- gulingkan pada

kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian .

Bahan Organik Asing

Contoh untuk pengujian

Kecuali dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium

seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat).

Akar, rimpang, kulit batang dan herba 500 g

Daun, bunga , biji dan buah 250 g

Potongan bagian tanaman (bobot rata-

rata setiap potongan kurang dari 500 mg) 50 g

Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan

tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap

bobot contoh yang digunakan.

Page 21: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

16

R. Penilaian Obat

Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia

1. Secara Organoleptik

Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk,

bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini

diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan- retakan atau

gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya).

Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan

dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik

memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat

dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .

2. Secara Mikroskopik

Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.

3. Secara Fisika

Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air,

sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi

dan lain sebagainya.

4. Secara Kimia

Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau

pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap

zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi.

Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.

5. Secara Hayati / Biologi

Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.

S. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama

Penyakit

1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan

2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat

3. Stomakika Memacu enzim – enzim pencernaan

4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri

5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia

6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada kulit,

misalnya panu .

7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah.

8. Anti piretika Menurunkan suhu badan

9. Anti emetika Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah

Page 22: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

17

10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus

11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala

12. Anti reumatika Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik

13. Anti spasmodika Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda kejang)

14. Anti septika Membasmi kuman ( desinfektika )

15. Antidotum Penawar racun

16. Antitusif Pereda batuk

17. Ekspetoransia Mengurangi batuk berdahak

18. Anti diabetika Untuk mengobati kencing manis

19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir

20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir

21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori / pengelat

22. Cardiaka Untuk jantung

23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung

24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu

25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid

26. Diaforetika / Sudorifika Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat

27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan

28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni

29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah

30. Depuratif Pembersih darah

31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid

32. Emetika Menyebabkan muntah

33. Gonorrhoe Kencing nanah

34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut

35 Holitosis Menyegarkan nafas

36. Hemostatika Menghentikan perdarahan

37. Insektisida Membasmi serangga

38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar

39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia

40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu

41. Laktifuga Menghentikan atau mengurangi air susu ibu

Page 23: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

18

42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih

43. Laxantia, laksativa,

purgativa

Melancarkan buang air besar / pencahar

44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C

45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah

46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu

47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih

48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta

kaki bergemetaran pada waktu diam

49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson

50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik

51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari

52. Roboransia / tonikum Obat kuat

53. Skabicida Obat kudis

54. Sedativa Obat penenang

55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok

56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas

kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton

T. Bagian - Bagian dari Tanaman

Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu radix (akar),

caulis (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan gema

(kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar tinggal), bulbus

(umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas), herba

(bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).

U. Uraian Tentang Simplisia

1. Buku – buku yang digunakan :

a. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI

b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih

relevan untuk diketahui siswa.

c. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI (MateriaMedika

Indonesia )

d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI

e. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh

maupun keterangan lain.

Page 24: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

19

2. Uraian masing-masing simplisia meliputi :

a. Nama dan sinonim / nama lain simplisia

b. Tanaman asal simplisia

c. Familia atau keluarga simplisia

d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar

e. Penggunaannya

f. Pemerian

g. Bagian yang digunakan

h. Keterangan mengenai :

- Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih

digunakan

- Penyimpanan

- Jenis – jenisnya

- Waktu panen / cara memproleh

- Keterangan lain yang dianggap perlu

Page 25: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

20

BAB II

R H I Z O M A

1. BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI)

2. CALAMI RHIZOMA (MMI)

3. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )

4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA ( MMI )

5. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA ( MMI )

6. CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA ( MMI )

7. CYPERI RHIZOMA ( MMI )

8. IMPERATAE RHIZOMA ( MMI )

9. KAEMPFERIAE RHIZOMA ( MMI )

10. LANGUATIS RHIZOMA ( MMI )

11. ZINGIBERIS RHIZOMA ( MMI )

12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA ( MMI)

13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA ( MMI )

14. ZINGEBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI )

15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA ( MMI )

1. BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI) Nama lain : Temu kunci

Nama tanaman asal : Boesenbergia pandurata (Roxb) sehleaht

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, damar, pati

Penggunaan : Antidiare

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pahit menimbulkan rasa agak tebal

Bagian yang digunakan : Kepingan-kepingan akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Dilakukan pada umur 1 tahun

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. CALAMI RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Dringo, Jaringau , Calamus , Sweetflag

Nama tanaman asal : Acorus calamus (L)

Keluarga : Araceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri mengandung egenol. asaron. asaril aldehid. Zat

pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak

atsiri tidak kurang dari 2,5 % v/b

Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa, insektisida,demam nifas

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

Page 26: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

21

- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari

semua bagian tanaman lain,tetapi tidak dikupas, biasanya

diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan

kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila lebih dari 1

tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )

Nama lain : Temu lawak, Koneng gede

Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat

warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari

8,2 % b/v

Penggunaan : Kolagoga , antispasmodika

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit

Bagian yang digunakan : Kepingan akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah

mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas

penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya .

Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak

jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur 9

bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar

rimpang menggunakan garpu

Syarat Temulawak kering untuk ekspor sebagai berikut:

Warna : Kuning jingga sampai coklat

Aroma : Khas wangi aromatik

Rasa : Pahit, agak pedas

Kelembaban : Maksimum 12 %

Abu : 3 - 7 %

Pasir : 1 %

Kadar minyak atsiri : minimal 5 %

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Temu hitam

Nama tanaman asal : Curcuma aeruginosa (Roxb)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, pati, damar, lemak

Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 0,3 %

Penggunaan : Bagian dari jamu, antirematik, karminativa

Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama - lama menimbulkan

rasa tebal

Page 27: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

22

Bagian yang digunakan : Kepingan – kepingan akar tinggal yang dikeringkan

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Rimpang temu giring

Nama tanaman asal : Curcuma heyneana (Val)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, tanin. kurkumin

Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 1,5 %

Penggunaan : Antiseptika kulit

Pemerian : Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama – lama rasa tebal

Bagian yang digunakan : Rimpang

Keterangan :

- Waktu panen :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Kunyit , kunir

Nama tanaman asal : Curcuma domestica (Val)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar

Penggunaan : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida

Pemerian : Bau khas aromatik, agak pedas, lama –lama menjadi tebal

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih dari waktu

tanam

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. CYPERI RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Rimpang teki , teki

Nama tanaman asal : Cyperus rotundus L

Keluarga : Cyperaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, alkaloida, glikosida, flavonoida

Penggunaan : Diuretika, stomakika

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas kemudian

pahit,menimbulkan rasa tebal di lidah

Bagian yang digunakan : Rimpang

Keterangan :

- Waktu panen : Dapat diambil setiap saat , setelah umbi yang ditanam akan

mengeluarkan umbi baru dalam jangka waktu 3 minggu untuk

kemudian akan tumbuh menjadi + / - 146 umbi dalam jangka

waktu 3,5 bulan

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 28: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

23

8. IMPERATAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Akar alang- alang

Nama tanaman asal : Imperata cylindrica (Beauv)

Keluarga : Poaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Asam kersik, damar, logam alkali

Penggunaan : Diuretika, Antipiretika

Pemerian : Tidak berbau dan tidak berasa

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Jenis- jenis : Dikenal 5 varietas :

- Varietas mayor ( Nees )

- Varietas latifolia ( Hook.f )

- Varietas africana ( Anders )

- Varietas europea (Anders)

- Varietas condensata

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. KAEMPFERIAE RHIZOMA ( MMI)

Nama lain : Kencur

Nama tanaman asal : Kaempferia galanga (L)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin,

mineral dan pati

Penggunaan : Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia, roboransia

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit,akhirnya

menimbulkan rasa pedas

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Pada umur 1 tahun

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. LANGUATIS RHIZOMA ( MMI)

Nama lain : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma

Nama tanaman asal : Alpina officinarum (Hance), Alpinia galanga(L),

Languas galanga (L)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer

dan galangol

Penggunaan : Bumbu, karminativa, antifungi

Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Pada umur 2,5 – 4 bulan , agar diperoleh rimpang muda yang

belum banyak berserat. Cara panen dilakukan dengan mencabut

tanaman , rimpang dipisahkan dari batang, kemudian dicuci dan

Page 29: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

24

dikeringkan.

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. ZINGIBERIS RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Jahe

Nama tanaman asal : Zingiber officinale ( Roscoe )

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung

zingeron,zingiberol, zingiberin,borneol, kamfer, sineol dan

felandren

Penggunaan : Karminativa, stimulansia, diaforetika

Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas

Bagian yang digunakan : Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah dikupas

Keterangan :

- Waktu panen : Panenan dapat dilakukan pada umur 9 – 12 bulan setelah tanam .

Panenan pada umur 6 bulan dapat dilakukan untuk

mendapatkan rimpang muda, kurang berserat, yang umumnya

dipakai membuat manisan dan keperluan bumbu dapur. Panen

pada umur 9 – 12 bulan dilakukan bila tanaman mulai mengering

seluruhnya sampai sudah rebah rumpun - rumpunnya

Jenis – jenis jahe

berdasarkan bentuk :

: 1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas

rimpangnya lebih menggembung.

2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit

menggembung.

3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari

jahe putih kecil

Jenis – jenis jahe

berdasarkan pengolahan

1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian

dikeringkan cepat- cepat disebut Jahe hitam (Black ginger)

2. Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan

gabus dan dicuci berulang - ulang dan dikelantang,. Jika

dimaserasi dengan air kapur akan nampak putih karena

lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (White ginger).

3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus

dan dipakai untuk bumbu masak disebut Jahe hijau (Green

ginger)

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Lempuyang wangi

Nama tanaman asal : Zingiber aromatica ( Val )

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon bumolen, limonen

Penggunaan : Karminativa, stomakika

Page 30: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

25

Pemerian : Bau aromatik, rasa pahit

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Lempuyang pahit

Nama tanaman asal : Zingiber littorale (Val)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri dengan komponen utama Seskuiterpenketon

Penggunaan : Stomakik

Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan : Mempunyai ukuran rimpang yang paling kecil, hampir

menyerupai jahe. Rimpang muda dapat dimakan sebagai lalap

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

14. ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI) Nama lain : Cassumunar Rhizoma , Bengle

Nama tanaman asal : Zingiber cassumunar ( Roxb), disebut juga Zingiber purpureum

(Roxb)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri mengandung sineol ; Damar lunak yang pahit,

albuminoid

Penggunaan : Karminativa,menghangatkan badan

Pemerian : Bau aromatik khas, rasa agak pahit dan agak pedas

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Setelah tanaman berumur 1 tahun

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA (MMI) Nama lain : Lempuyang gajah

Nama tanaman asal : Zingiber zerumbet (Sm)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon, Sineol, pinen,

kariofilen, kamfer

Penggunaan : Karminativa, stomakik

Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas mirip mentol, agak pahit.

Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 31: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

26

BAB III

R A D I X

1. CATHARANTHI RADIX (MMI)

2. DERRIDIS RADIX ( MMI )

3. ELEPHANTOPI RADIX (MMI)

4. EURYCOMAE RADIX (MMI)

5 GLYCYRRHIZAE RADIX (MMI)

6. IPECACUANHAE RADIX (MMI)

7. PANACIS RADIX (MMI)

8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX ( FI)

9. RHEI RADIX (MMI)

10. VALERIANA RADIX (MMI)

11. VETIVERIAE RADIX (MMI)

1. CATHARANTHI RADIX ( MMI)

Nama lain : Akar Tapak dara

Nama tanaman asal : Catharanthus roseus (L), Vinca rosea (L), Lochnera rosea

Keluarga : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama /isi : Alkaloida : ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin,

vinkristin, vinblastin

Penggunaan : Peluruh kemih (emenagoga), obat diabetes, obat kanker

Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit

Bagian yang digunakan : Akar

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. DERRIDIS RADIX (MMI)

Nama lain : Akar tuba

Nama tanaman asal : Derris elliptica

Keluarga : Papilionaceae (= Fabaceae)

Zat berkhasiat utama / isi : Rotenon

Penggunaan : Racun panah, racun ikan, skabicid, insektisida

Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa agak pahit

Bagian yang digunakan : Akar dan potongan akar tinggal

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 32: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

27

3. ELEPHANTOPI RADIX (MMI)

Nama lain : Akar tapak leman

Nama tanaman asal : Elephantopus scaber

Keluarga : Asteraceae

Zat berkhasiat utama / isi : Flavonoid glucosidal

Penggunaan : Anti demam

4. EURYCOMAE RADIX (MMI)

Nama lain : Akar Pasakbumi

Nama tanaaman asal : Eurycoma longifolia (Jack)

Keluarga : Simarubaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Eurikomolakton, amaraloid, eurikomanol

Penggunaan : Diuretika, antipiretika dan aprodisiaka

Pemerian : Tidak berbau, mula-mula tidak berasa lama- lama agak pahit

Bagian yang digunakan : Akar

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. GLYCYRRHIZAE RADIX (FI)

Nama lain : Akar manis, Liquiritae Radix

Nama tanaman asal : Glycyrrhiza glabra varietas typical, Glycyrrhiza glabra,

varietas glandulifera dan jenis Glycyrrhiza lainnya

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Glysirisin dengan kadar 5-10 %, yaitu garam K dan Ca dari

asam glisirizat ( zat ini 50 x lebih manis dari gula tebu), pati,

gula, asparagin

Persyaratan kadar : Kadar zat yang larut dalam air tidak kurang dari 20 %,

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan di udara

Penggunaan : Antitusiva.

Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/pembalut pil

Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuran obat batuk

Pemerian : Bau khas lemah, rasa manis

Bagian yang digunakan : Akar dan batang dibawah tanah

Keterangan :

- Waktu panen : Akar- akar digali tiap 3 tahun, disisakan secukupnya agar

dapat dipungut pada tahun berikutnya

- Jenis-jenisnya : Glycyrrhiza glabra varietas typical berasal dari Spanyol

Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera berasal dari Rusia

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

- Keterangan lain : Yang belum dikupas berwarna coklat kekuningan atau coklat

tua, berkeriput memanjang kadang - kadang terdapat tunas

kecil dan daun sisik yang tersusun melingkar.

Page 33: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

28

6. IPECACUANHAE RADIX (MMI)

Nama lain : Akar Ipeka, akar muntah

Nama tanaman asal : Cephaelis ipecacuanha , Cephaelis acuminata,

Uragoga ipecacuanha, Psychotria ipecacuanha

Keluarga : Rubiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid emetina, sefaelina, psikotrina, emetina,

orthomethil, sikotrina

Persyaratan kadar : Kadar emetin 2 ,0 %

Penggunaan : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan

Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika dan ekspektoransia

Dalam jumlah besar sebagai emetika

Pemerian : Bau lemah , rasa pahit

Bagian yang digunakan : Akar / campuran akar / pangkal batang

Keterangan :

- Sediaan : Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI),

Ipecacuanhae tinctur (EFI)

- Waktu panen : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh tanaman

dicabut dan dipisahk an akar - akarnya

- Jenis – jenisnya : Ipeka Rio ; diperoleh dari Cephaelis ipecacuanha

Potongan – potongan agak bengkok, warna merah bata tua

sampai coklat tua, sebelah luar penebalan cincin, rapat dan

melingkar sempurna.

Ipeka Panama : diperoleh dari Cephaelis acuminata

Warna coklat keabuan atau coklat kemerahan, cincin hanya

melingkar sampai tengah batang,

Ipeca Cartagena : lebih gelap dan tidak banyak buku-

bukunya, warna sama dengan Ipeka Panama

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. PANACIS RADIX (MMI)

Nama lain : Ginseng

Nama tanaman asal : Panax schinseng

Keluarga : Araliaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Glukosida panakuilon, minyak atsiri, damar, panaks,

sapoginol

Penggunaan : Amara dan stimulansia

Pemerian : Bau lemah, rasa manis. pedas dan agak pahit

Bagian yang digunakan : Akar

Keterangan :

- Sediaan : Serbuk dan Vinum

- Waktu panen : Dikumpulkan pada musim gugur dari tanaman yang

berumur 5 – 6 tahun

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 34: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

29

8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)

Nama lain : Akar Pulepandak

Nama tanaman asal : Rauwolfia serpentina

Keluarga : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid – alkaloid : aymalin, aymalisina, aymalinina,

serpentina, reserpina,

Persyaratan kadar : Alkaloid sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina

tidak kurang dari 0,15 %

Penggunaan : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik

Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit

Bagian yang digunakan : Akar dan pangkal batang

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. RHEI RADIX (MMI)

Nama lain : Kelembak

Nama tanaman asal : Rheum palmatum, Rheum officinale dan species atau hibrida

lainnya kecuali Rheum rhaponticum

Keluarga : Polygonaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Antraglukosida yang pada penguraian memberikan emodin,

rhein, aloe emodin dan asam krisofanat. Terdapat

pula tanin, pektin, katekhin, pati, kalsium oksalat

Penggunaan : Laksativa

Pemerian : Bau khas agak aromatik, rasa agak pahit tidak enak dan

agak sepat

Bagian yang digunakan : Pangkal batang beserta sebagian akar

Keterangan :

Jenis - jenis : 1. Kelembak Cina : kultur di Propinsi Shensi, Shansi

Honan, Tshinghai di Mongolia, dipungut dari tanaman

yang berumur 6 – 10 tahun, tiap tahun 2 kali panenan,

pada musim semi dan musim gugur, setelah

dikupas, diiris- iris melintang / membujur

(menghasilkan rounds atau flats), dijemur.

2. Kelembak Shensi : ada garis – garis kecil warna coklat

kemerahan dan titik-titik jari empulur dalam parenkim

yang putih

3. Kelembak Kanton : lebih ringan dari kelembak Shensi

kurang padat, lebih berserat, bau emperumatik.

4. Kelembak Eropa : Hanya dari Hongaria, mutu rendah

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 35: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

30

10. VALERIANA RADIX

Nama lain : Akar valerian

Nama tanaman asal : Valeriana officinalis

Keluarga : Valerianaceae

Zat berkhasiat utama/ isi : Minyak atsiri yang mengandung ester borneo

(ester dengan format). Alkaloida - alkaloida katinina dan

valerianin, zat penyamak.

Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 %

Penggunaan : Sedativa

Pemerian : Bau khas, rasa pedas, agak pahit.

Bagian yang digunakan : Akar cabang berikut pangkal batang dan batang dibawah

tanah

Keterangan :

- Sediaan : Valerianae tinctura (FI) untuk : Beladon Digitalis

Valerianae Tinctura, Brometori Valerianae Potio

- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun meluruh

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. VETIVERIAE RADIX (MMI) Nama lain : Akar wangi, Larasetu

Nama tanaman asal : Vetiveria zizanoides (Stapf)

Keluarga : Poaceae

Zat berkahasiat utama /isi : Minyak atsiri, hars dan zat pahit

Kegunaan : Bahan pewangi. (dalam oleum), Diaforetika

Pemerian : Bau khas aromatik

Bagian yang digunakan : Akar

Keterangan :

- Sediaan : Oleum Vetiveriae

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Page 36: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

31

BAB IV

C O R T E X

1. ALSTONIAE CORTEX (MMI)

2. ALYXIAE CORTEX (MMI)

3. BURMANI CORTEX (MMI)

4. CINCHONAE CORTEX (FI)

5. CINNAMOMI CORTEX (FI)

6. GRANATI CORTEX (MMI)

7. GRANATI PERCARPIUM (MMI) / GRANATI FRUCTUS CORTEX

8. LITSEAE CORTEX (MMI)

9. PARAMERIAE CORTEX (MMI)

10. SYMPLOCI CORTEX (MMI)

11. SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)

1. ALSTONIAE CORTEX (MMI)

Nama lain : Kulit Pule

Nama tanaman asal : Alstonia scholaris (L) R.Br

Keluarga : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida- alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitenina,

akhitamidina, alstonina

Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, stomakika, antidiabetika,

antelmintika

Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit, yang tidak mudah hilang

Bagian yang digunakan : Kulit batang dan kulit cabang

Keterangan :

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. ALYXIAE CORTEX (MMI)

Nama lain : Pulasari

Nama tanam asal : Alyxia reinwardtii (BL), juga disebut Alyxia stellata

(Roomset Schult)

Keluarga : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida zat pahit , kumarin, zat penyamak, minyak atsiri,

asam organik

Penggunaan : Bahan pewangi, (campuran boreh), karminativa, antidemam

Pemerian : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit

Bagian yang digunakan : Kulit batang dan kulit cabang

Keterangan :

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 37: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

32

3. BURMANI CORTEX ( MMI) Nama lain : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar

Nama tanaman asal : Cinnamomum Burmani (Blume)

Keluarga : Lauraceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil

asetat, borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat

Penggunaan : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan pewangi,

bumbu masak

Pemerian : Bau khas, rasa manis

Bagian yang digunakan : Kulit batang

Keterangan :

- Waktu panen : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit

relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula,

sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.

- Cara panen : 1. Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan diter

bagian atasnya.

2. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang

5 cm dari leher akar, seluruh kulit batang dikupas

setinggi 80 - 100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang

maksudnya agar pengulitan mudah dilakukan dan

diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna

pada permukaan tanah

3. Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam 2 bulan

sebelum ditebang, dengan maksud untuk mendapat

kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada

bekas - bekas pukulan akan menghasilkan

pembengkakan kulit.

4. Sistem Vietnam (sistem panen tanpa tebang), yaitu

memotong sebagian kulit batang secara berselang-

seling dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 10 cm.

Setelah kulit batang bertaut kembali sehabis panen

pertama, lalu dilakukan panen kedua dan seterusnya.

- Jenis – jenis : Dalam perdagangan dikenal sebagai Cassia vera.

Ada 2 varietas :

1. Berdaun muda, berwarna merah pekat, banyak

ditanam di Sumatera Barat dan Kerinci

2 . Berdaun hijau ungu.

- Perbedaan : Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas lebih baik,

tetapi produksinya lebih rendah dari pada yang berpucuk

hijau.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 38: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

33

4. CINCHONAE CORTEX (FI)

Nama lain : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark

Nama tanaman asal : Cinchona succirubra

Keluarga : Rubiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin,

asam tanat, asam kina, damar, malam

Persyaratan kadar : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %

Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, amara.

Pemerian : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama

bau menghilang, rasa pahit dan kelat.

Bagian yang digunakan : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar

Keterangan :

- Sediaan : Cinchonae extractum

- Perbedaan : - Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.

- Cinchona ledgeriana berisi 6 - 10 % alkaloida.

- Cinchona calisaya berisi 6 - 8 % alkaloida

- Untuk memperoleh banyak kulit ditanam

Cinchona succirubra

- Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam

Cinchona ledgeriana .

- Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam

Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara

okulasi.

- Cara panen : 1. Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon yang jaraknya

60 cm – 100 cm satu sama lain, dicabut seluruhnya dan

diambil kulit batang dan kulit akarnya, setelah 6-7

tahun, pada daerah tadi dilakukan pencabutan lagi.

2. Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7 tahun

dipangkas batangnya beberapa cm di atas tanah, dari

pangkal batang nanti tumbuh sejumlah cabang baru

yang nanti juga dipungut.

3. Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit

kayunya

4. Menurut penelitian ternyata kulit kina yang banyak

terkena sinar matahari alkaloidnya lebih rendah dari

kulit kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina tersebut

ditutupi dengan lumut, maka kadar alkaloidnya akan

naik luar biasa. Setelah kulit kina ini di panen,

bekasnya ditutupi lumut kembali, maka timbul kulit

kulit kina baru yang juga tinggi kadar alkaloidnya.

Pengambilan kulit dilakukan sedikit demi sedikit

sampai seluruh kulit lama terambil.

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 39: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

34

5. CINNAMOMI CORTEX (FI)

Nama lain : Kulit Kayumanis, Ceylon Cinnamon

Nama tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum (BI)

Keluarga : Lauraceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida, zat

penyamak, pati, lendir

Penggunaan : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan

adstringensia lainnya untuk obat mencret

Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.

Bagian yang digunakan : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang

telah dipangkas.

Keterangan :

- Cara panen Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm

diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan

dibiarkan tumbuh untuk dipotong lagi setelah mencapai

tinggi 2-3 meter.

Panen dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit

arah memanjang menjadi 2 bagian atau lebih. Diberkas dan

didiamkan beberapa lama supaya terjadi fermentasi yang

nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan hijau

dibawah epidermis.

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. GRANATI CORTEX (MMI)

Nama lain : Kulit batang delima

Nama tanaman asal : Punica granatum (L)

Keluarga : Punicaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida, gula, tanin

Penggunaan : Pengelat (astringensia)

Pemerian : Bau lemah, rasa agak kelat

Bagian yang digunakan : Kulit batang

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. GRANATI PERCARPIUM / GRANATI FRUCTUS CORTEX (MMI)

Nama lain : Kulit buah delima, Granati Fructus cortex

Nama tanaman asal : Punica granatum (L)

Keluarga : Punicaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Tanin sampai lebih kurang 20 % alkaloida yang terdiri dari

peletrina, metil-peletrina, psudo-peletrina, metil iso-peletrina,

iso- peletrina

Penggunaan : Pengelat usus (astringensia), obat cacing

Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat sepat, lama-lama menimbulkan rasa

tebal di lidah.

Bagian yang digunakan : Kulit buah yang masak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 40: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

35

8. LITSEAE CORTEX (MMI)

Nama lain : Kulit krangean., Krangean

Nama tanaman asal : Litsea cubeba (Lour) Pers

Keluarga : Lauraceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri mengandung sitral, limonen, sapinen,

metilheptanon, sitronelal. Tanin galat, allagat.

Penggunaan : Karminativa, spasmolitika, stomakika

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas., dan agak pahit.

Bagian yang digunakan : Kulit batang

Keterangan :

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. PARAMERIAE CORTEX (MMI)

Nama lain : Kulit Kayu rapat, Pegatsih

Nama tanaman asal : Parameria laevigata (Juss) Moldenke , Parameria barbata

Keluarga : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Tanin

Penggunaan : Pengelat (astringensia)

Pemerian : Bau lemah, rasa agak kelat dan agak pahit.

Bagian yang digunakan : Kulit batang dan kulit cabang.

Keterangan :

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. SYMPLOCI CORTEX (MMI)

Nama lain : Kulit sariawan

Nama tanaman asal : Symplocos odoratissima (BL, choisy)

Keluarga : Symplocaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Glucosida, symplokosin, metil salisilat, aluminium sulfat

Penggunaan : Antisariawan

Pemerian : Bau agak wangi, tidak berasa

Bagian yang digunakan : Kulit dahan

Keterangan :

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)

Nama lain : Kulit jamblang

Nama tanaman asal : Syzygium jambolanum (L) Skeels yang disebut pula

Eugenia cumini

Keluarga : Myrtaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Zat penyamak, asam galat, jambulol, jambolisin.

Penggunaan : Astringensia, obat kencing manis

Pemerian : Bau lemah, rasa pahit dan kelat

Bagian yang digunakan : Kulit dahan

Keterangan :

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 41: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

36

BAB V

BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER

1. ALII SATIVI BULBUS (MMI)

2. COLCHICI CORMUS (MMI)

3. MERREMIAE TUBER (MMI)

4. SANTALI LIGNUM (MMI)

5. SAPPAN LIGNUM. (MMI)

6. TINOSPORAE CAULIS (MMI)

1. ALII SATIVI BULBUS (MMI)

Nama lain : Bawang Putih

Nama tanaman asal : Allium sativum

Keluarga : Liliaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung; dialildisulfida 60 %,

alilpropil disulfida 6 %, alliin.

Penggunaan : Antikolesterol

Pemerian : Bau khas, rasa agak pedas

Bagian yang digunakan : Umbi lapis

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. COLCHICI CORMUS (MMI)

Nama lain : Daun umbi colchici

Nama tanaman asal : Colchicum autumnale (L)

Keluarga : Liliaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida ; kolkisina

Persyaratan kadar : kadar alkaloida tidak kurang dari 0,25 %.

Penggunaan : Antireumatika

Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit dan bergetir

Bagian yang digunakan : Daun umbi

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. MERREMERIAE TUBER (MMI)

Nama lain : Bidara upas

Nama tanaman asal : Merremia mammosa (Hal filius)

Keluarga : Convolvulaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Damar, zat pahit, pati

Penggunaan : Ekspektoransia, antiseptika ( obat kumur)

Page 42: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

37

Pemerian : Bau lemah, rasa tajam dan pahit

Bagian yang digunakan : Irisan-irisan umbi akar

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. SANTALI LIGNUM (MMI)

Nama lain : Kayu cendana

Nama tanaman asal : Santalum album (L)

Keluarga : Santalaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri, harsa, zat penyamak.

Penggunaan : Diuretika, karminativa, antispasmodik

Pemerian : Bau harum, rasa agak pahit khas.

Bagian yang digunakan : Kayu galih dari batang, dahan dan akar.

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5. SAPPAN LIGNUM

Nama lain : Kayu secang

Nama tanaman asal : Caesalpinia sappan (L)

Keluarga : Caesalpiniaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat

Penggunaan : Astringensia.

Pemerian : Tidak berbau, rasa kelat.

Bagian yang digunakan : Irisan -irisan kecil atau serutan - serutan kayu.

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. TINOSPORAE CAULIS (MMI)

Nama lain : Bratawali

Nama tanaman asal : Tinospora tuberculata, Tinospora rumphii, Tinospora crispa,

Tinospora cordifolia

Keluarga : Menispermaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Pati, glukosida pikroterasida, alkaloid berberin dan palmatin,

harsa, zat pahit pikroretin.

Penggunaan : Obat demam, tonikum dan antidiabetes

Pemerian : Bau lemah, rasa sangatpahit

Bagian yang digunakan : Batang dan Kulit batang

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 43: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

38

BAB VI

H E R B A

1. ANDROGRAPHIDIS HERBA

2. BELLADONNAE HERBA

3. CENTELLAE HERBA

4. EQUISETI HERBA

5. EPHEDRAE EQUISETINAE HERBA

6. HIRTAE HERBA

7. HYOSCYAMI HERBA

8. MENTHAE ARVENSITIS HERBA

9. MENTHAE PIPERITAE HERBA

10. PHYLLANTHI HERBA

11. SERPYLLI HERBA

12. STRAMONII HERBA

13. THYMI HERBA

1. ANDROGRAPHIDIS HERBA

Nama lain : Sambiloto

Nama tanaman asal : Andrographis paniculata (Nees)

Keluarga : Acanthaceae

Zat berkhasiat utama / isi : 2 macam zat pahit yaitu suatu hablur kuning (androgon folida)

yang rasanya sangat pahit) dan kalmegin (zat amorf).

Minyak atsiri, alkaloida, asam kersik, damar, garam alkali.

Penggunaan : Tonikum, antipiretika, diuretika.

Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat pahit.

Bagian yang digunakan : Ranting berdaun.

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. BELLADONNAE HERBA (FI)

Nama lain : Herba Beladon

Nama tanaman asal : Atropa belladonna (L) atau Atropa acuminata

(Rolye ex Lindley)

Keluarga : Solanaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida atropina, hiosiamina, apotropina, belladonina,

nortropina, skopolamina (hiosina)

Persyaratan kadar : Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai hiosiamina tidak

kurang dari 0,3 %

Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme,

parasimpatolitik

Pemerian : Bau lemah, rasa agak pahit dan getir

Page 44: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

39

Bagian yang digunakan : Daun atau campuran daun dan pucuk berbunga

Keterangan :

- Sediaan : Belladonnae Pulvis (FI), Belladonnae Tinctura (FI) untuk :

Belladon Digitalis Valeriana Tinctura, Belladonnae

Extractum (FI)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. CENTELLAE HERBA (MMI)

Nama lain : Herba pegagan , daun kaki kuda

Nama tanaman asal : Centella asiatica (L) Ueban

Keluarga : Apiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Campuran damar dan minyak atsiri yang disebut velarin,

zat mineral (alkali sulfat) , zat penyamak, glukosida

(asiatikosida)

Penggunaan : Diuretika, amara, tonikum, astringensia, obat sariawan.

Pemerian : Bau lemah , aromatik, mula-mula tidak berasa lama-lama

agak pahit.

Bagian yang digunakan : Seluruh tanaman.

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. EQUISETI HERBA (MMI)

Nama lain : Greges otot, rumput betung

Nama tanaman asal : Equisetum debile ( Roxb)

Keluarga : Equisetaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Kalium, asam kersik, saponin

Penggunaan : Diuretika

Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa

Bagian yang digunakan : Bagian tanaman diaras tanah

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. EPHEDRAE EQUISETINAE HERBA (MMI)

Nama lain : Herba Ephedra Equisetina

Nama tanaman asal : Ephedra equisetina, Ephedra sinica

Keluarga : Ephedraceae

Zat berkhasiat utama / isi : 0,75 - 1,0 % Ephedrina dan pseudoephedrina

Penggunaan : Vasodilatansia.

Pemerian : Tidak berbau dan rasa pahit

Bagian yang digunakan : Batang dan daun

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Page 45: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

40

6. HIRTAE HERBA (MMI)

Nama lain : Patikan kebo, gendong anak

Nama tanaman asal : Euphorbia hirta (L)

Keluarga : Euphorbiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida dan damar

Penggunaan : Obat batuk dan sedativa

Pemerian : Bau lemah, rasa agak pahit

Bagian yang digunakan : Seluruh tanaman

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. HYOSCYAMI HERBA (MMI)

Nama lain : Herba hiosiami, Bisson Tobacco

Nama tanaman asal : Hyoscyamus niger (L)

Keluarga : Solanaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida hiosiamina dan hiosina ( skopolamina)

Persyaratan kadar : Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai hiosiamina

tidak kurang dari 0,05 %

Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme, penenang.

parasimpatolitik, antispasmodik.

Pemerian : Bau khas kuat, pada penyimpanan berkurang rasa pahit dan

agak getir.

Bagian yang digunakan : Daun,campuran daun dan pucuk berbunga

Keterangan :

- Sediaan : Hyoscyami Extractum ( FI), Hyoscyami Pulvis (FI)

- Jenis - jenis : - Hyoscyamus niger warna bunga kekuning- kuningan

dengan urat-urat daun berwarna keunguan

- Hyoscyamus alba berbunga putih, tetapi sifat- sifat lain

sama dengan Hyoscyamus niger

- Hyoscyamus muticus khusus dipakai untuk isolasi

alkaloid

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

8. MENTHAE ARVENSITIS HERBA (MMI)

Nama lain : Daun poko

Nama tanaman asal : Mentha arvensis (L) varietas Javanica

Keluarga : Lamiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung mentol, damar, zat

penyamak

Penggunaan : Karminativa, anti spasmodik, diaforetika

Pemerian : Bau aromatik seperti mentol, rasa pedas dan dingin

Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk berbunga

Keterangan :

-Waktu panen : Tanaman mulai berbunga sampai berbunga penuh

-Cara panen : Dilakukan dengan memotong batang rata dengan tanah.

Panenan dapat dilakukan 3 kali tiap tahun

Page 46: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

41

- Jenis - jenis : - Menthae arvensis (L) varietas Javanica dapat tumbuh

secara alamiah, ditanam di pulau Jawa = daun Poko Jawa

- Menthae arvensis varietas piperacens yang berasal dari

Jepang, Brazilia dan Taiwan = daun Poko Jepang

- Menthae arvensis varietas sachalinensis dapat tumbuh

secara alamiah di Jepang

- Menthae arvensis varietas glabrata, tumbuh secara

alamiah dan ditanam di daratan Cina = daun Poko Cina

- Perbedaan : - Kadar mentol dari varietas Javanica rendah sekali dan

tidak menguntungkan untuk isolasi mentol ( 7,6 - 11,6 ).

- Kadar mentol dari varietas piperacens dapat mencapai

52-70 %.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. MENTHAE PIPERITAE HERBA (MMI)

Nama lain : Herba pepermin

Nama tanaman asal : Mentha piperita (L)

Keluarga : Lamiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mngandung mentol, metil asetat

dan menton

Penggunaan : Karminativa

Pemerian : Bau khas aromatis, rasa pedas dan sejuk.

Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk berbunga

Keterangan :

- Sediaan : Oleum Menthae Piperitae (FI)

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

10. PHYLLANTHI HERBA (MMI)

Nama lain : Meniran

Nama tanaman asal : Phyllanthus niruri (L)

Keluarga : Euphorbiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Zat pahit filantin, damar, mineral, zat penyamak

Penggunaan : Diuretika

Pemerian : Bau aromatik , rasa pahit

Bagian yang digunakan : Semua bagian diatas tanah

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. SERPYLLI HERBA (MMI)

Nama lain : Herba serpili

Nama tanaman asal : Thymus serpyllum (L)

Keluarga : Lamiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung timol, karvakol, pinen

terpen, alkohol dan zat pahit serpilin

Page 47: FARMAKOGNOSI - · PDF filediadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan ± bahan fitofarmaka inilah yang disebut

42

Penggunaan : Ekspektoransia

Pemerian : Bau aromatik , rasa pedas dan sejuk

Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk batang

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung cahaya.

12. STRAMONII HERBA (MMI)

Nama lain : Herba stramonii

Nama tanaman asal : Datura stramonium , Datura stramonium varietas tatula

Keluarga : Solanaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Terutama daturin (hiosiamina), skopolamina

Persyaratan kadar : Hiosiamina tidak kurang dari 0,25 %

Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme,

Pemerian : Bau tidak enak , rasa pahit

Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk berbunga

Keterangan :

- Jenis - jenis : - Datura stramonium berbunga putih

- Datura stramonium varietas tatula, berbunga merah ungu

(urat daun dan batangnya ungu ), biji-biji lebih tinggi

kadar alkaloidanya, tetapi berhubung berisi minyak lemak

maka sukar disari untuk dibuat sediaan yang stabil

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. THYMI HERBA (MMI)

Nama lain : Herba timi

Nama tanaman asal : Thymus vulgaris (L)

Keluarga : Lamiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung timol, terdapat pula

karvakol, pinen, linalool dan bornil asetat

Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 1,0 % v/b

Penggunaan : Obat batuk (ekspektoransia)

Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas, sejuk

Bagian yang digunakan : Pucuk berbunga dan daun

Keterangan :

-Sediaan : Thymi Extractum (Form Nas), Sirupus Thymi

Sirupus Thymi Bromatus

-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya