FARMAKOGNOSI

9
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DALAM TUMBUHAN OBAT Tanggal Praktikum : 16 September 2014 Oleh : Kelompok 1 Abdul Aziz (31112058) Andriana (31112059) Ima Krismayanti (31112087) Lissa Okki Lestari (31112091) Novita Sandiawati (31112098) Nur Amalia (31112099)

description

farmakognosi flavonoid

Transcript of FARMAKOGNOSI

Page 1: FARMAKOGNOSI

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIIDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DALAM

TUMBUHAN OBAT

Tanggal Praktikum : 16 September 2014Oleh :

Kelompok 1Abdul Aziz (31112058)Andriana (31112059)Ima Krismayanti (31112087)Lissa Okki Lestari (31112091)Novita Sandiawati (31112098)Nur Amalia (31112099)

PROGRAM STUDI S1 FARMASISTIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA2014

Page 2: FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DALAM TUMBUHAN OBAT

I. Tujuan

a. Memahami cara identifikasi senyawa kimia (metabolit sekunder) dari

tumbuhan obat.

b. Dapat menentukan golingan senyawa kimia apa saja yang ada dalam

tumbuhan obat.

c. Memberikan informasi awal untuk investigasi selanjutnya.

II. Dasar Teori

Tumbuhan memiliki banyak kandungan senyawa kimia yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan obat. Terkadang, banyak penyakit yang tidak

dapat disembuhkan dengan obat kimia melainkan dapat disembuhkan

dengan obat alami dari tumbuhan.

Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder atau metabolit

sekumder telah banyak digunakan sebagai zat warna, racun, aroma

makanan, obat-obatan dan sebagainya serta sangat banyak jenis tumbuh-

tumbuhan yang digunakan obat-obatan yang dikenal sebagai obat tradisional

sehingga diperlukan penelitian tentang penggunaan tumbuh- tumbuhan

berkhasiat dan mengetahui senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat.

Senyawa-senyawa kimia yang merupakan hasil metabolisme sekunder pada

tumbuhan sangat beragam dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa

golongan senyawa bahan alam yaitu terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid

dan alkaloid.

1. Alkloid.

Alkaloid adalah golongan senyawa yang bersifat basa, mengandung

satu atau lebih atom nitrogen biasanya dalam gabungan berbentuk siklik.

Alkaloid sebagian besar berbentuk kristal padat dan sebagian kecil berupa

cairan (misalnya nikotin) pada suhu kamar, memutar bidang polarisasi dan

terasa pahit dan biasanya tanpa warna (Harborne, 1987).

Page 3: FARMAKOGNOSI

2. Flavonoid

Flavonoid mengandung system aromatik yang terkonjugasi dan

arena itu dapat menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spectrum UV.

Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai glikosida dan aglikon

flavonoid. Flavonoid biasanya terdapat dalam semua tumbuhan

berpembuluh.

3. Saponin

Saponin merupakan glikosida triterpen yang sifatnya menyerupai

sabun, merupakan senyawa aktif permukaan dan dapat menimbulkan busa

jika dikocok dengan air dan pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan

hemolisis pada sel darah merah.

Sirih (Piper betle L.) merupakan tumbuhan terna yang termasuk

famili piperaceae. Sirih memiliki jenis yang beragam, seperti sirih hijau,

sirih hitam, sirih kuning dan sirih merah. Semua jenis tanaman sirih

memiliki ciri yang hampir sama yaitu tanamannya merambat dengan bentuk

daun menyerupai hati dan bertangkai yang tumbuh berselang seling dari

batangnya. Sirih merah selain digunakan sebagai tanaman hias oleh para

hobis karena penampilannya yang menarik, namun dapat juga dimanfaatkan

sebagai tanaman obat.

Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi tanaman sirih adalah

sebagai berikut (Depkes RI, 1980):

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Familia : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L.

Khasiat daun sirih adalah sebagai antisariawan, antibatuk, dan

antiseptik (Depkes RI, 1980). Selain itu juga sebagai antiradang, peluruh

Page 4: FARMAKOGNOSI

kentut, dan menghilangkan gatal. Efek zat aktif eugenol (daun) untuk

mencegah ejakulasi, mematikan cendawan Candida albicans yang

merupakan penyebab keputihan, antikejang, analgetik, dan anestetik

(Standar of ASEAN, 1993). Tannin (daun) untuk mengurangi sekresi cairan

pada vagina, pelindung hati, antidiare, dan antimutagenik (Hariana, 2006).

Daun sirih mempunyai efek sebagai antibakteri karena mengandung

banyak senyawa fenol sehingga dapat membunuh kuman-kuman penyebab

penyakit. Secara tradisional, daun sirih memang disebutkan sebagai obat

sariawan namun belum diketahui bagaimana mekanisme kerjanya, sebagai

antibakteri atau berfungsi lain. Daun sirih mengandung minyak atsiri, salah

satu diantara komponennya adalah karvakrol. Karvakrol bersifat sebagai

desinfektan dan anti jamur sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik

pada bau mulut dan keputihan. Zat lainnya yaitu eugenol dan metil eugenol

yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada gigi (Depkes RI.

Dirjen BPOM, 2000) .

IV. Alat dan Bahan

A. Alat

1. Mortar dan stamper

2. Tabung reaksi dan rak

3. Gelas ukur

4. Gelas kimia

5. Corong

6. Kertas saring

7. Pembakar spiritus

8. Kaki tiga dan kassa

B. Bahan

1. Simplisia daun sirih

(Piper betle L)

2. Amonia encer

3. Kloroform

4. HCL 2N

5. Pereaksi Mayer

6. Pereaksi Dragendorf

7. Aquadest

8. Serbuk Zn

9. Larutan alkohol asam klorida (1:1)

10. Amil alkohol

Page 5: FARMAKOGNOSI

V. Prosedur

a. Pemeriksaan golongan senyawa Alkaloid

1. Simplisia ditambahkan dengan amonia encer.

2. Gerus dalam mortir, tambahkan 10 ml klorofrm sambil terus

digerus.

3. Setelah disaring filtrat dikocok dengan asam klorida 2N.

4. Lapisan asam dipisahkan, dan dibagi menjadi 3 bagian.

5. Bagian pertama digunakan sebagai blanko, bagian kedua ditetesi

reagen mayer, bagian ketiga ditetesi reagen Dragendorf, amati ada

tidaknya endapan.

b. Pemeriksaan golongan senyawa Saponin

1. Simplisia ditambahkan air dan digerus dalam mortir hingga lumat.

2. Pindahkan kedalam tabung reaksi dan tambah sedikit air.

3. Panaskan dalam penagas air.

4. Dinginkan dan kocok kuat beberapa menit.

Pembentukan busa sekurang-kurangnya 1 cm dan persisten selama

beberapa menit dan tidak hilang dengan penmbahan asam menunjukan

adanya saponin.

c. Pemeriksaan golongan senyawa Flavonoid

1. Simplisia digerus dalam mortir, dan dipanaskan dalam penangas air

lalu disaring.

2. Filtrat yang dihasilkan dimasukan kedalam tabung reaksi

3. Tambahkan serbuk Zn, larutan alkohol asam klorida (1:1), dan amil

alkohol.

4. Campuran dikocok kuat-kuat.

Adanya Flavonoid akan menyebabkan filtrat berwarna mera, kuning

atau jingga, yang dapat ditarik oleh amil alkohol.

Page 6: FARMAKOGNOSI

VI. Hasil Pengamatan

a. Pemeriksaan golongan senyawa Alkaloid

Filtrat Pengamatan

Bagian pertama (Blanko) -

Bagian kedua( Filtrat + pereaksi Mayer )

Tidak terbentuk endapan(negatif)

Bagian kedua( Filtrat + pereaksi Dragendorf )

Tidak terbentuk endapan(negatif)

Kertas saring( Filtrat ditetesi pereaksi Dragendorf) Warna merah coklat

b. Pemeriksaan golongan senyawa Saponin

Tabung Pengamatan

Pengocokan Tidak terbentuk busa (negatif)

Penambahan HCL Tidak terbentuk busa (negatif)

c. Pemeriksaan golongan senyawa Flavonoid

Tabung Pengamatan

Blanko Warna merah kecoklatan

Filtrat (dengan penambahan serbuk Zn, larutan alkohol asam klorida (1:1), dan amil alkohol)

Terbentuk warna merah jingga (positif)

Page 7: FARMAKOGNOSI

VII. Pembahasan

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1989). Vademekum Bahan

Obat Alam. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1980). Materia Medika Indonesia, jilid IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Harborne, J. (1987). Metode Fitokimia: Penuntun cara modern

menganalisis tumbuhan.  Bandung: ITB.

Hariana, Arief. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 3. Jakarta : Penebar Swadaya.