Far Klin

download Far Klin

of 17

description

Pengertian insulin

Transcript of Far Klin

InsulinInsulin termasuk hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari pankreas babi maupun sapi, tetapi kini telah dapat disintesis dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan E.coli. Susunan asam amino insulin manusia berbeda dengan susunan insulin hewani; insulin rekombinan dibuat sesuai dengan susunan insulin manusia sehingga disebut sebagai human insulin. Saat ini insulin biosintetik tersedia di Indonesia.Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta di dalam pankreas dan digunakan untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Sekresi insulin terdiri dari 2 komponen. Komponen pertama yaitu: sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu makan, waktu malam hari dan keadaan puasa. Komponen kedua yaitu: sekresi insulin prandial yang menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin prandial berkaitan erat dengan kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.Insulin berperan dalam penggunaan glukosa oleh sel tubuh untuk pembentukan energi, apabila tidak ada insulin maka sel tidak dapat menggunakan glukosa sehingga proses metabolisme menjadi terganggu. Proses yang terjadi yaitu karbohidrat dimetabolisme oleh tubuh untuk menghasilkan glukosa, glukosa tersebut selanjutnya diabsorbsi di saluran pencernaan menuju ke aliran darah untuk dioksidasi di otot skelet sehingga menghasilkan energi. Glukosa juga disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen kemudian diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan trigliserida. Insulin memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan pengikatan glukosa oleh jaringan, meningkatkan level glikogen dalam hati, mengurangi pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan sintesis asam lemak, menurunkan pemecahan asam lemak menjadi badan keton, dan membantu penggabungan asam amino menjadi protein.Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:1. Kerja cepat (rapid acting)Contoh: Actrapid, Humulin R,Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)Bentuknya larutan jernih, efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan secara intra vena. Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang.2. Kerja menengah (intermediate acting)Contoh: Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin LenteDengan menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik karena protamin bukanlah protein.3. Kerja panjang ( long acting)Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZIInsulin bentuk ini diperlukan untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan. Semua jenis insulin yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila tidak murni akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi.Cara pemberian insulin ada beberapa macam: a) intra vena: bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan glukosa darah, b) intramuskuler: penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan, c) subkutan: penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan, kedalaman, konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan. Jenis insulin human lebih cepat dari insulin animal, insulin analog lebih cepat dari insulin human.Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg% saat puasa dan 80-160 mg% setelah makan. Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg% setelah makan. Karena kadar gula darah memang naik turun sepanjang hari, maka sesekali kadar ini mungkin lebih dari 180 mg% (10 mmol/liter), tetapi kadar lembah (through) dalam sehari harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg% (4 mmol/liter). Insulin sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda, tetapi paling baik dibawah kulit perut.Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap pasien akan insulin. Untuk tujuan pengobatan, dosis insulin dinyatakan dalam unit (U). Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula darah kelinci sebanyak 45 mg% dalam bioassay. Sediaan homogen human insulin mengandung 25-30 IU/mg.Salah satu insulin yang dapat menjadi pilihan untuk terapi DM yaitu LANTUS(nama dagang) dengan nama generik insulin glargine, indikasi dari LANTUS yaitu untuk DM tipe 1 dan tipe 2. LANTUS dikontraindikasikan bagi pasien yang hipersensitif terhadap insulin glargine, efek samping yang mungkin terjadi yaitu nyeri pada sisi injeksi dan hipoglikemia. LANTUS (PT Sanofi-Aventis) bisa menjadi pilihan karena insulin glargine telah diuji dan dinyatakan efektif dan aman untuk diberikan kepada kasus-kasus DM tipe 1 dan tipe 2 oleh FDA dan oleh the European Agency for the Evaluation of Medical Products. LANTUS juga memiliki keuntungan karena memberikan kenyamanan untuk pasien dengan satu kali suntikan per hari dan pasien dapat dengan mudah dan aman mentitrasi LANTUS.Bentuk sediaan LANTUS yaitu (1) Cartridges: 3 ml untuk digunakan OptiPen Pro (300 IU insulin glargine), box cartridges 5 x 3 ml, (2) Vials: 10 ml vials (1000 IU insulin glargine), (3) Pre-filled pens: 3 ml Optiset pre-filled, disposable pen (pen sekali pakai) dengan nama OptiSet, optiset 53 ml, incremental dose = 2 IU, max dose/inj = 40 IU. Dosis LANTUS yaitu pasien tipe 2 yang telah diobati dengan obat hiperglikemia oral, memulai dengan insulin glargine dengan dosis 10 IU sekali sehari. Dosis selanjutnya diatur menurut kebutuhan pasien,dengan dosis total harian berkisar dari 2-100 IU.Pasien yang mau menukar insulin kerja sedang atau panjang sekali sehari menjadi insulin glargine sekali sehari, tak perlu melakukan perubahan dosis awal. Tapi jika pemberian sebelumnya dua kali sehari, maka dosis awal insulin glargine dikurangi sekitar 20% untuk menghindari kemungkinan hipoglikemia. Untuk selanjutnya dosis diatur sesuai kebutuhan pasien.Insulin glargine adalah long-acting basal insulin analouge yang pertama kali dipergunakan dalam pengobatan DM baik tipe-1 maupun tipe-2, disuntikkan subkutan malam hari menjelang tidur. Insulin glargine tidak diberikan secara intra vena karena dapat menyebabkan hipoglikemia. Preparat ini dibuat dari modifikasi struktur biokimiawi native human insulin yang menghasilkan khasiat klinik yang baru yaitu delayed onset of action and a constant, peakless effect, yang mencapai hampir 24 jam efektif. Memiliki potensi yang setara dengan insulin NPH dalam menurunkan HbA1c dan kadar glukosa darah, namun lebih aman oleh karena peakless effect tersebut dapat mengurangi kejadian hipoglikemi malam hari. Preparat ini dinyatakan efektif dan aman untuk diberikan kepada kasus-kasus diabetes melitus tipe-1 maupun tipe-2, dan mampu memenuhi kebutuhan insulin basal.Target pengendalian glukosa darah pada penggunaan monoterapi insulin glargine pada kasus-kasus DMG mengacu pada American Collage of Obstetricians and Gynecologist for Women with GDM, yaitu glukosa puasa 95 mg/dl, 2 jam pp 120 mg/dl. Hasil penelitian pada dasarnya menjelaskan bahwa insulin glargine berhasil mengendalikan glukosa darah pada kasus-kasus DMG sesuai target seperti tersebut di atas, tanpa terjadi hipoglikemi, dengan beberapa catatan sebagai berikut: (a) glukosa 2 jam pp sebelum perlakuan tidak lebih dari 150 mg/dl, (b) dosis awal bervariasi 10-50 unit, disuntikkan pagi hari sebelum makan pagi, ditingkatkan 3-5 unit bertahap untuk mencapai target pengendalian glukosa darah, (c) dosis waktu partus bervariasi 18-78 unit, (d) waktu dilahirkan tidak ada bayi dengan berat badan lebih dari normal, dan tidak ada yang mengalami hipoglikemi, (e) dosis perhari dalam trimester pertama adalah 0,4-0,5 unit/kg, trimester kedua 0,5-0,6 unit/kg, dan trimester ketiga 0,7-0,8 unit/ kg.

TERAPI INSULIN PADA DIABETES :Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia.Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan.Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut. Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit.Terdapat dua tipe diabetes mellitus, DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes melistus bisa disebakan riwayat keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena penyakit kencing manis baik tua maupun muda. Resiko terkena diabetes dapat dikurangi dengan mengatur pola makan yang sehat, rajin olahraga, tidur yang cukup, menghindari rokok mirasantika dan lain sebagainya. Bagi anda yang sudah terkena diabetes sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan makanan yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral. Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya. Rajin-rajin memeriksakan kandungan gula darah anda dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan minum obat jika diperlukan sesuai petunjuk dokter secara teratur. Dengan begitu anda dapat menghindar dari resiko efek yang lebih parah.

Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjar pankreas. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel dan kemudian meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan hati. Insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedang insulin eksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk farmasi.

Indikasi terapi dengan insulin : Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Ketoasidosis diabetik. Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat. Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.

Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu:1. Insulin kerja singkatYang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1 3 Jam dan efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.2. Insulin kerja menengahYang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ),Monotard, Insulatard. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.3. Insulin kerja panjangMerupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard4. Insulin infasik (campuran)Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah. Preparatnya: Mixtard 30 / 40

Pemberian insulin secara sliding scale dimaksudkan agar pemberiannya lebih efisien dan tepat karena didasarkan pada kadar gula darah pasien pada waktu itu. Gula darah diperiksa setiap 6 jam sekali.

Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu : Gula darah < 60 mg % = 0 unit Gula darah < 200 mg % = 5 8 unit Gula darah 200 250 mg% = 10 12 unit Gula darah 250 - 300 mg% = 15 16 unit Gula darah 300 350 mg% = 20 unit Gula darah > 350 mg% = 20 24 unit

Efek metabolik terapi insulin: Menurunkan kadar gula darah puasa dan post puasa. Supresi produksi glukosa oleh hati. Stimulasi utilisasi glukosa perifer. Oksidasi glukosa / penyimpanan di otot. Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal. Mengurangi glucose toxicity. Perbaiki kemampuan sekresi endogen. Mengurangi Glicosilated end product.

Cara pemberian insulin :Insulin kerja singkat : IV, IM, SC Infus ( AA / Glukosa / elektrolit ) Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin )

Insulin kerja menengah / panjang : Jangan IV karena bahaya emboli.Saat ini juga tersedia insulin campuran (premixed) kerja cepat dan kerja menengah.

Cara penyuntikan insulin :Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan). Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip. Insulin dapat diberikan tunggal (satu macam insulin kerja cepat, kerja menengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat diberikan kombinasi insulin kerja cepat dan kerja menengah, sesuai dengan respons individu terhadap insulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.

Lokasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar, demikian pula mengenai rotasi tempat suntik. Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin, semprit insulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh pasien yang sama. Harus diperhatikan kesesuaian kosentrasi insulin (U40, U100) dengan semprit yang dipakai. Dianjurkan dipakai konsentrasi yang tetap.Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. Kegiatan jasmani yang dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masa kerja.

Indikasi pemberiaan insulin pada pasien DM lanjut usia seperti pada non lanjut usia, uyaitu adanya kegagalan terapi ADO, ketoasidosis, koma hiperosmolar, adanya infeksi ( stress ) dll. Dianjurkan memakai insulin kerja menengah yang dicampur dengan kerja insulin kerja cepat, dapat diberikan satu atau dua kali sehari.

Kesulitan pemberiaan insulin pada pasien lanjut usia ialah karena pasien tidak mau menyuntik sendiri karena persoalnnya pada matanya, tremor, atau keadaan fisik yang terganggu serta adanya demensia. Dalam keadaan seperti ini tentulah sangat diperlukan bantuan dari keluarganya.

Efek samping penggunaan insulin : Hipoglikemia Lipoatrofi Lipohipertrofi Alergi sistemik atau lokal Resistensi insulin Edema insulin Sepsis

Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat terjadi bila terdapat ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan jumlah insulin. Pada 25-75% pasien yang diberikan insulin konvensional dapat terjadi Lipoatrofi yaitu terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak. Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering terjadi pada wanita muda terutama terjadi di negara yang memakai insulin tidak begitu murni. Lipohipertrofi yaitu pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat lipogenik insulin. Lebih banyak ditemukan di negara yang memakai insulin murni. Regresi terjadi bila insulin tidak lagi disuntikkan di tempat tersebut.

Reaksi alergi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sistemik terutama pada penggunaan sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupa eritem dan indurasi di tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau jam dan berlagsung.

Selama beberapa hari. Reaksi ini biasanya terjadi beberapa minggu sesudah pengobatan insulin dimulai. Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit kurang baik, penggunaan antiseptiK yang menimbulkan sensitisasi atau terjadinya suntikan intrakutan, reaksi ini akan hilang secara spontan. Reaksi umum dapat berupa urtikaria, erupsi kulit, angioudem, gangguan gastrointestinal, gangguan pernapasan dan yang sangat jarang ialah hipotensi dan shock yang diakhiri kematian.

Interaksi

Beberapa hormon melawan efek hipoglikemia insulin misalnya hormon pertumbuhan, kortikosteroid, glukokortikoid, tiroid, estrogen, progestin, dan glukagon. Adrenalin menghambat sekresi insulin dan merangsang glikogenolisis. Peningkatan hormon-hormon ini perlu diperhitungkan dalam pengobatan insulin.

Guanetidin menurunkan gula darah dan dosis insulin perlu disesuaikan bila obat ini ditambahkan / dihilangkan dalam pengobatan. Beberapa antibiotik (misalnya kloramfenikol, tetrasiklin), salisilat dan fenilbutason meningkatkan kadar insulin dalam plasma dan mungkin memperlihatkan efek hipoglikemik.

Hipoglikemia cenderung terjadi pada penderita yang mendapat penghambat adrenoseptor , obat ini juga mengaburkan takikardi akibat hipoglikemia. Potensiasi efek hipoglikemik insulin terjadi dengan penghambat MAO, steroid anabolik dan fenfluramin. Dampak Menyuntik Insulin Terus Menerus di Satu Tempat

Menyuntik insulin terus-menerus di satu tempat yang sama bisa memberi dampak negatif. Terutama bagi pasien diabetes melitus tipe 1 yang harus menyuntikkan insulin harus berhati-hati saat menyuntikkan insulin. Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun yang tidak disebutkan namanya ini berasal dari Johannesburg, Afrika Selatan. Ia datang ke dokter beberapa waktu yang lalu dengan kondisi perut membengkak di 2 tempat hingga membentuk belahan besar mirip pantat. Ini gara-gara ia menyuntikkan hormon insulin di tempat yang sama setiap hari selama 30 tahun. Belahan yang menggantung persis di bawah pusar itu merupakan jaringan lemak yang membengkak dan sering dialami oleh para pengidap diabetes

BAB IPENDAHULUAN

HB (hemoglobin) adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan haem (berisi zat besi) dan 4 rantai globin (alfa,beta,gama dan delta), berada didalam eritrosit dan bertugas utama untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin. Struktur HB dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta,gama dan delta.Nilai normal HB :Wanita : 12-16 gr/dlPria : 14-18 gr/dlAnak : 10-16 gr/dlBayi baru lahir : 12-24 gr/dl HB F (Fetal), terdapat dalam eritrosit janin,dibentuk setelah janin berusia 6 minggu kehamilan, dan < 2% pada umur bayi > 1 tahun. HB A (Adult), terdapat pada eritrosit orang dewasa.pada bayi usia 6 bulan terdapat 80-90 % HB A. HB S : hemoglobin sel sabit yaitu HB abnormal yang paling berat dari jenis HB lainnya.Penurunan HB terdapat pada penderita : anemia,kanker,penyakit ginjal,pemberian cairan intra vena berlebihan,dan penyakit hodkins.dapat juga disebabkan oleh obat-obatan,misalnya : antibiotika,aspirin,antineoplastik (obat kanker), indometasin,sulfonamide,primaquin,rifampin dan trimetadion.Peningkatan HB terdapat pada pasien dehidrasi,polisitemia,penyakit paru obstruktif menahun (COPD),gagal jantung kongesti dan luka bakar hebat.obat yang dapat meningkatkan hasil pemeriksaan HB adalah metildopa dan gentamicin.BAB IIPEMBAHASANA.Pengertian Hb A1c HbA1c adalah zat yang terbentuk dari aksi antara glukosa dengan hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh). HbA1c yang terbentuk akan tersimpan dan tetap bertahan di dalam sel darah merah selama 3 bulan, sesuai masa hidup sel darah merah. Jumlah HbA1c yang terbentuk, tergantung kadar glukosa di dalam darah sehingga hasil pemeriksaan HbA1c dapat menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah selama 3 bulan.B. Prinsip Hba1cmengukur persentasi hemoglobin sel darah merah yang diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilainya berarti kontrol gula darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin tinggi. Manfaat Pemeriksaan HbA1c :1. Mencerminkan kadar rata-rata glukosa 3 bulan terakhir2. Melihat kepatuhan pengobatan penderita DM3. Memantau resiko kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darahC. Pengertian DM (Diabetes Millitus)Pengertian diabetes melitus adalah suatu penyakit atau gangguan kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah. Tingginya kadar gula karena kurang maksimalnya pemanfaatan gula oleh tubuh sebagai sumber energi karena kurangnya hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula secara maksimal oleh sebab itu penyakit ini juga biasa disebut atau didefinisikan sebagai penyakit gula darahPada orang normal, karbohidrat yang berupa makanan yang mengandung zat tepung ketika dikonsumsi akan diubah menjadi glukosa dalam saluran pencernaan, dengan bantuan insulin Glukosa ini kemudian akan dibawa oleh darah keseluruh tubuh dan masuk kedalam sel untuk dimanfaatkan sebagai energi.Pada penderita diabetes mellitus gula tidak dapat atau sukar masuk ke dalam sel. Hal ini disebabkan karena kelenjar pankreas memproduksi insulin kurang dari yang dibutuhkan atau bisa juga disebabkan karena aktivitas reseptor insulin menurun sehingga sel tidak dapat memberikan respon yang baik terhadap insulin walaupun insulinnya berkecukupan sehingga kadar glukosa dalam darah meningkatD. Pemeriksaan Hb A1c Untuk Penderita DiabetesHbA1c adalah salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan diagnosis diabetes, baik tipe 1 maupun 2. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mengetahui apakah kontrol penyakit diabetes baik atau tidak.Pemeriksaan HbA1c menggambarkan kadar gula darah rata-rata dua atau tiga bulan yang lalu; bukan kadar gula darah saat ini. Itulah sebabnya pemeriksaan ini sering digunakan untuk menilai keberhasilan kontrol diabetes.Pada orang yang tidak menderita diabetes, kadar HbA1c berkisar 4,5 sampai 6 persen. Jika kadarnya 6,5% atau lebih pada dua pemeriksaan terpisah, maka kemungkinan orang tersebut menderita diabetes. Nilai antara 6 sampai 6,5% menunjukkan keadaan prediabetes.Penderita diabetes yang tidak terkontrol dalam waktu yang lama biasanya memiliki kadar HbA1c lebih dari 9 persen. Sedangkan target pengobatan adalah kadar HbA1c sebesar 7 persen atau kurang. Kelebihan dan kekurangan HbA1c Kelebihan :Dapat memperkirakan kondisi glukosa darah dalam jangka waktu panjang serta tidak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup jangka pendek maupun gangguan akut seperti stres atau penyakit yang terkait. Oleh karena itu, untuk melakukan pemeriksaan HbA1c tidak perlu puasa dan dapat diperiksa kapan saja. Kelebihan yang lain yaitu memiliki keterulangan pemeriksaan yang jauh lebih baik dibanding glukosa darah dan konsentrasi HbA1c sangat berkaitan dengan komplikasi DM. Kekurangan :Biaya pemeriksaan HbA1c memang relatif lebih mahal dibanding pemeriksaan glukosa darah, namun dinilai secara keseluruhan efisiensinya jauh lebih baik bila digunakan sejak awal dalam skrining DM yang selanjutnya dapat memfasilitasi diagnosis dini serta dapat mengurangi beban biaya kesehatan terkait komplikasi DM.

PENUTUPA. KesimpulanHbA1c adalah zat yang terbentuk dari aksi antara glukosa dengan hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh). Prinsip Hba1cmengukur persentasi hemoglobin sel darah merah yang diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilainya berarti kontrol gula darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin tinggiManfaat Pemeriksaan HbA1c :1. Mencerminkan kadar rerata glukosa 3 bulan terakhir2. Melihat kepatuhan pengobatan penderita DM3. Memantau resiko kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darahPemeriksaan Hb A1c Untuk Penderita Diabetes HbA1c adalah salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan diagnosis diabetes, baik tipe 1 maupun 2. Kelebihan :Dapat memperkirakan kondisi glukosa darah dalam jangka waktu panjang serta tidak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup jangka pendek maupun gangguan akut seperti stres atau penyakit yang terkait. Kekurangan :Biaya pemeriksaan HbA1c memang relatif lebih mahal dibanding pemeriksaan glukosa darah,

HbA1c ; MANFAAT PEMERIKSAAANNYA PADA PENDERITA DM PENDAHULUANDiabetes mellitus (DM) secara klinis didefinisikan sebagai suatu keadaan yang diakibatkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif yang dapat berkembang ke arah hiperglikemia dan sering dihubungkan dengan komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular spesifik. Diagnosis klinis DM akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, lemah dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis DM adalah ; glukosa darah puasa, glukosa darah sewaktu, glukosa darah postprandial (pp), dan tes toleransi glukosa oral (TTGO). Diagnosis DM ditegakkan melalui suatu rangkaian atau alur pemeriksaan laboratorium yang telah ditetapkan melalui suatu kesepakatan atau konvensi dari lembaga atau perhimpunan yang berdasarkan penelitian-penelitian para ahli. Pengobatan atau pengendalian penderita DM bertujuan untuk mendapatkan kadar glukosa darah yang tetap normal atau mendekati normal. Hal ini berdasarkan anggapan bahwa kontrol diabetik yang optimal merupakan sarana untuk mencegah atau menunda komplikasi DM jangka panjang seperti neuropati, retinopati, nefropati dan mikroangiopati atau makroangiopati (aterosklerosis). Untuk pemantauan hasil pengobatan DM dapat dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, glukosa darah sewaktu, glukosa darah pp, glukosa darah kurva harian dan HbA1c serta fruktosamin. Kadar lemak darah juga telah dimasukkan sebagai panel pemeriksaan pemantauan hasil pengobatan. Kadar HbA1c dapat menggambarkan kadar glukosa 2-3 bulan sebelumnya. Karena itu telah dimasukkan dalam panel pemantauan hasil pengobatan. KORELASI HbA1c DENGAN KADAR GLUKOSA DARAHHbA1c merupakan kombinasi glukosa dan hemoglobin dewasa (HbA). Hemoglobin terdiri dari 4 rantai polipeptida (globin), masing-masing mengandung satu gugus heme. Hemoglobin utama yang ditemukan pada orang dewasa normal adalah HbA. HbA2 dan HbF berada dalam jumlah kecil. Tabel 1 : Normal Human HemoglobinsNoNameDesignationMolecularStructureAdults (%)Newborns

123Adult hemoglobinHemoglobin A2Fetal hemoglobinHb AHb A2Hb F2 22 22 2972,5< 120O,580

HbA bereaksi dengan glukosa (atau karbohidrat lain atau turunannya) membentuk hemoglobin terglikosilasi yang dikenal dengan nama HbA1. Ada 3 macam subfraksi HbA1 yaitu HbA1a (HbA + fruktosa 1,6-difosfat atau HbA + glukosa-6-fosfat), HbA1b (HbA + tidak diketahui) dan HbA1c (HbA + glukosa). HbA1c merupakan fraksi yang paling penting dan kira-kira mencapai 70% dari total HbA1.Tabel 2 : Glycosylated Hemoglobins in Normal and Diabetic IndividualNoHemoglobin-Terminal GroupNormal (%)Diabetes (%)

1

23HbA1a1HbA1a2HbA1bHbA1cFructose 1,6-diphosphateGlucose-6-phosphateUnknownGlucose0,190,19O,483,30,20,220,677,5

Mean 1 SD, 20 normal subjects and 75 adult diabetics.Hemoglobin terglikosilasi berakumulasi dalam sel darah merah dan berada dalam bentuk ini selama masa hidup sel. Eritrosit yang bersirkulasi mempunyai waktu paruh rata-rata 60 hari, sehingga kadar HbA1c tidak berubah dengan cepat. Sejumlah peneliti telah menunjukkan korelasi antara HbA1c dan pemeriksaan glukosa darah. Jumlah HbA1c ini berhubungan langsung dengan kadar glukosa darah rata-rata dalam darah. Pada orang normal 3-6% HbA-nya terglikosilasi, sedangkan pada penderita DM persen HbA1c dapat mencapai 2 atau bahkan sampai 3 kali lipat, tergantung derajat hiperglikemia. Dengan menormalkan kadar glukosa darah pada penderita DM, nilai HbA1c secara perlahan-lahan akan mendekati normal. Nilai HbA1c tunggal yang diperiksa setiap 2-3 bulan sekali memberikan indeks kontrol glukosa darah terintegrasi selama bulan-bulan tersebut dan para klinisi dapat melihat secara obyektif kualitas pengendalian penderita DM. MANFAAT PEMERIKSAAN HbA1c PADA PENDERITA DMTujuan dari terapi DM adalah untuk mendapatkan kadar glukosa darah yang tetap normal atau mendekati normal. Hemoglobin terglikosilasi telah diakui sebagai permeriksaan yang menggambarkan kadar glukosa darah harian rata-rata dan derajat ketidak seimbangan karbohidrat dua bulan yang lalu (lebih baik dari kadar gula darah puasa ).Tabel 3 : Kriteria Pengendalian DMNoParameter TesBaikSedangBuruk

1Glukosa darah puasaGlukosa darah 2 jam pp80 12080 160120 140160 - 200> 140> 200

2HbA1c4 66 8> 8

3Kolesterol totalKolesterol-HDLTrigliserida :- tanpa PJK- dengan PJK< 200> 40

< 200< 150200 24035 40

200 400< 200> 240< 35

> 400> 200

HbA1c merupakan kombinasi glukosa dan hemoglobin dewasa (HbA). Jumlah hemoglobin dewasa yang terglikosilasi membentuk HbA1c berhubungan langsung dengan kadar glukosa darah rata-rata dalam darah. Tidak seperti tes urine dan glukosa darah, yang dipengaruhi oleh keadaan saat pemeriksaan.misalnya diet yang ketat menjelang pemeriksaan. Pemeriksaan HbA1c tidak dipengaruhi oleh kadar glukosa darah saat itu, tapi merupakan indikator kadar glukosa darah rata-rata beberapa bulan sebelumnya.Kadar HbA1c menggambarkan kontrol glikemik kadar glukosa 2-3 bulan sebelumnya. Karena itu dianjurkan untuk diperiksa setiap 3 bulan sekali, setidaknya 2 kali setahun. Fruktosamin mengambarkan kadar glukosa 2-3 minggu sebelumnya. Penggunaan kombinasi kedua pemeriksaan yakni HbA1c dan fruktosamin bermanfaat karena walaupun keduanya serupa menggambarkan kontrol glikemik tetapi berbeda jangka waktu kadar glukosa yang digambarkannya. Kadar fruktosamin berguna untuk memantau yang lebih cepat sedangkan HbA1c untuk jangka waktu yang lebih lama.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL HbA1cAda beberapa keadaan dimana salah satu parameter terpengaruh, sedangkan yang lainnya tidak misalnya kadar HbA1c terganggu / tidak tepat pada keadaan dengan anemia hemolitik, hemoglobinopati, dan hemakromatosis serta retikulositosis. Thalasemia dan hemoglobinopati seperti Hb C, Hb S, Hb E, dll yang menyebabkan usia eritrosit memendek menyebabkan penurunan kadar HbA1c. Pada cara kromatografi penukar kation Hb C dan Hb S terhitung pada Hb total dan menurunkan hasil perhitungan HbA1c. Sebaliknya Hb F, Hb H dan Hb Bart mungkin menyebabkan HbA1c tinggi palsu, tergantung pada cara analisis.

PENUTUPPemeriksaan HbA1c merupakan salah satu tes dalam panel pemantauan hasil pengobatan DM. Kadar HbA1c dapat menggambarkan kadar glukosa darah rata-rata dalam 2-3 bulan sebelumnya dan tidak dipengaruhi oleh kadar glukosa darah saat pemeriksaan. Pemeriksaan HbA1c dianjurkan 3 bulan sekali atau minimal 2 kali setahun.

Nilai Rujukan

Orang normal : 4,0 6,0 %

DM terkontrol baik : kurang dari 7%

DM terkontrol lumayan : 7,0 8,0 %

DM tidak terkontrol : > 8,0 %

Nilai rujukan dapat berlainan di setiap laboratorium tergantung metode yang digunakan.