FAQBankDalamPengawasanKhusus
-
Upload
reckydwip8435 -
Category
Documents
-
view
11 -
download
2
description
Transcript of FAQBankDalamPengawasanKhusus
Q&A dalam rangka penetapan status Bank Dalam Pengawasan Khusus
Q: Ada berapa tingkatan pengawasan bank yang dilakukan Bank Indonesia? A: Sesuai dengan PBI No.3/25/PBI/2001 tgl. 26 Desember 2001 dijelaskan bahwa
Bank Indonesia akan melakukan berbagai tingkatan pengawasan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh Bank yaitu : 1. Pengawasan Normal 2. Pengawasan Intensif 3. Pengawasan Khusus 4. Penyerahan Bank kepada BPPN dengan status Bank Dalam Penyehatan
(BDP) atau Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU) 5. Proses Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran Badan Hukum dan Likuidasi
sesuai ketentuan yang berlaku. Perlu dijelaskan bahwa status Bank tidak selalu bergerak ke arah memburuk yang diakhiri dengan proses likuidasi) namun juga dapat bergerak kearah perbaikan, apabila Bank dapat melaksanakan langkah-langkah yang diperintahkan oleh BI untuk dilakukan oleh Bank.
Q: Apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan Bank Dalam Pengawasan Intensif?
A: Pengawasan Intensif dilakukan terhadap : • Bank yang dinilai memiliki potensi membahayakan kelangsungan usahanya
dengan kriteria: 1. Predikat Tingkat Kesehatan adalah Kurang Sehat atau Tidak Sehat; 2. Memiliki masalah potential dan actual dibidang likuiditas, profitabilitas
dan solvabilitas berdasarkan Composite Risk Assesment; 3. Pelanggaran/pelampauan BMPK dan action plan dinilai tidak mungkin
dicapai; 4. Pelanggaran PDN dgn usulan penyelesaian Bank yg tidak mungkin
dicapai; 5. Rasio GWM > 5% namun memiliki permasalahan likuiditas; 6. Memiliki permasalahan profitabilitas yang mendasar; 7. Memiliki NPL (netto) > 5 % dari total kredit.; atau
• Bank memiliki potensi systemic risk, antara lain: 1. Total Aset cukup besar; 2. Bank Peserta Program Rekapitalisasi
Q: Apa tindakan BI terhadap Bank dalam Pengawasan Intensif? A: BI dapat melakukan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk penyehatan
Bank, antara lain: 1. Meminta tambahan laporan-laporan dari Bank 2. Peningkatan frekwensi pengkinian dan pemantauan Business Plan 3. Penyusunan Action Plan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi Bank 4. Penempatan OSP (untuk tujuan monitoring) 5. CDO sesuai dengan bank dalam SSU (apabila diperlukan)
Q: Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Bank Dalam Pengawasan Khusus? A: Suatu Bank ditempatkan dalam Pengawasan Khusus apabila memiliki
permasalahan solvabilitas yaitu Rasio CAR dibawah 8% dan permasalahan likuiditas yaitu memiliki rasio GWM < 5% dengan trend menurun relatif cepat.
Q: Apa tindakan BI terhadap Bank dalam Pengawasan Khusus? A: • Bagi Bank dengan CAR dibawah 8% namun masih diatas 6% diminta untuk
melakukan tindakan: 11.. Menyusun rencana penambahan modal (capital restoration plan) 2. Larangan distribusi Modal; 3. Larangan transaksi dengan pihak terkait, kecuali atas izin Bank
Indonesia 4. Pembatasan ekspansi usaha atau kegiatan baru, kecuali atas izin Bank
Indonesia 55.. Pembatasan peningkatan Gaji/pembayaran Bonus/Kompensasi untuk
pengurus Bank 6. Larangan pembayaran Subordinate Loan 7. Laporan perubahan kepemilikan < 10% 88.. Larangan perubahan kepemilikan > 10% baik langsung maupun sebagai
pemegang saham ‘acting in concert’ 9. Kewajiban penyampaian laporan-laporan tertentu 10. Penempatan OSP dan pemberlakuan CDO lainnya (apabila diperlukan)
• Bagi Bank dengan CAR dibawah 8% namun masih diatas 4% diminta untuk
melakukan: 1. Tindakan-tindakan sebagaimana tersebut diatas (yang berlaku bagi Bank
dengan CAR dibawah 8% tetapi masih diatas 6%); dan 2. Larangan penjualan asset (termasuk peningkatan komitmen dan
kontinjensi) tanpa persetujuan Bank Indonesia kecuali SBI, Giro Bank Indonesia, Tagihan Antar Bank, dan Obligasi Pemerintah;
3. Kewajiban menyampaikan informasi dan dokumen tertentu 4. Bank Indonesia memberitahukan kepada otoritas pengawas yang
berwenang thd perusahaan induk dan perusahaan anak Bank.
Q: Berapa lama suatu Bank berada dalam pengawasan khusus dan kapan suatu Bank dinyatakan keluar dari status dalam pengawasan khusus
A: Bank Indonesia menempatkan Bank Dalam Pengawasan Khusus untuk jangka waktu 3 bulan untuk Bank yang belum go-public dan 6 bulan untuk Bank yang telah go-public. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dengan maksimal 3 bulan atas pertimbangan perkembangan penyehatan Bank yang realistis. BI akan mengumumkan kepada masyarakat apabila ada pemberian perpanjangan.
Q: Apa konsekwensinya bagi Nasabah apabila Bank ditetapkan dalam status Bank Dalam Pengawasan Khusus, apakah dana nasabah akan aman ?
A: Bagi nasabah penyimpan dana, tidak ada konsekwensi apapun apabila suatu Bank ditempatkan dalam Pengawasan Khusus. Dana nasabah tetap dapat digunakan untuk aktivitas seperti biasa. Bahkan apabila kondisi Bank tersebut memburuk, dana nasabah penyimpan tetap aman karena adanya Program Penjaminan Pemerintah.
Q: Apakah Bank yang telah ditetapkan dengan status Bank Dalam Pengawasan Khusus, berarti Bank akan segera ditutup?
A: Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penempatan suatu Bank dalam Pengawasan Khusus tidak selalu berakhir dengan penutupan Bank. Bank dalam Pengawasan Khusus juga dapat membaik kembali kondisinya apabila pihak Bank tetap mengikuti permintaan BI. Nasabah tidak perlu khawatir dengan penutupan Bank karena penutupan Bank merupakan suatu hal yang wajar dalam suatu dunia usaha perbankan dan program penjaminan Pemerintah tetap tersedia untuk menjamin dana nasabah.