FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM...

78
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNNAH RAWATIB MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA KELAS III MIS KARANGANYAR 02 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam RO’FAH 093111344 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM...

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNNAH RAWATIB MELALU I

PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA

KELAS III MIS KARANGANYAR 02 PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)

Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

RO’FAH

093111344

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ro’fah

NIM : 093111344

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Juni 2011 Saya yang menyatakan, Ro’fah NIM. 093111344

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,
Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Semarang, Juni 2011

NOTA PEMBIMBING

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNNAH RAWATIB MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA KELAS III MIS KARANGANYAR 02 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2010/2011

Nama : Ro’fah NIM : 093111344 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing,

Ridwan, M.Ag NIP. 196301061997031001

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

MOTTO

� ا� ا���ث�� �� . ر�� ا� ��� و���!�ل ر �ل ا� ���� : #ا� ��"� و ��+�ا آ'� رأ�)'�&� ا� * ١ ).روا0 ا/.�رى(

Dan dari Malik bin Al Huwairits: sesungguhnya rasulullah SAW

telah bersabda: shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat (HR Bukhari).

* Abi Abdillah Muhammad Ibnu Ismail al-Bukhari ra, Sahih Bukhari Juz I, (Semarang:

Toha Putra, t. th), hlm. 155.

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

ABSTRAK Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT SUNNAH RAWATIB MELALUI PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA KELAS III MIS KARANGANYAR 02 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2010/2011

Nama : Ro’fah NIM : 093111344

Skripsi ini dilatarbelakangi pembelajaran shalat pada usia anak sangat

penting. Di samping sebagai sarana untuk melatih anak dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kepada Sang Khalik, shalat juga sangat besar manfaatnya dalam kehidupan rohani manusia. Dengan demikian, selain sebagai tugas dari orang tua, guru sebagai sosok pengganti orang tua dalam dunia pendidikan juga memiliki persamaan tugas dan tanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak didik, termasuk dalam pembelajaran shalat.

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Apakah penerapan metode ceramah plus demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan pada mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib?

Permasalahan tersebut di bahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data tentang gambaran, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan setelah tindakan kelas dilakukan persiklus.

Kesimpulan penelitian ini meliputi: 1) Pembelajaran mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnat rawatib melalui metode ceramah plus demonstrasi kelas III di MIS Karanganyar 02 Pekalongan semester II tahun pelajaran 2010/2011 sangat baik. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang menuntut aspek psikomotorik jika disajikan menggunakan metode ceramah saja pastilah selain siswa dalam mengkongkritkan hal yang abstrak pastilah akan kesulitan. Jadi ketika metode ceramah dimodifikasi dengan metode demonstrasi pastilah akan sangat menarik. Selain membuat siswa merasa tidak bosan. Selain itu juga siswa bisa melihat langsung cara-cara urutan suatu kegiatan dengan benar. Dengan tidak langsung akan mempengaruhi pemahaman siswa yang semakin cepat yang akhirnya pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan, tujuan pembelajarannya pun terpenuhi dengan hasil belajar yang memuaskan. 2) Pembelajaran menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnat rawatib pada siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan. Ini terbukti pada tahap pra siklus sebelum menggunakan metode ceramah plus demonstrasi hasil belajar siswa masih sangat rendah, dan sulit untuk mencapai kriteria ketuntasan

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

minimum. Kemudian setelah diujicobakan metode ceramah plus demonstrasi pada pembelajaran tersebut ternyata hasil belajar siswa meningkat cukup signifikan (siklus I). Begitu seterusnya ketika dilanjutkan ketahap berikutnya yaitu siklus berikutnya, yaitu pembelajaran shalat sunnat rawatib menggunakan metode ceramah plus demonstrasi ternyata meningkat lagi secara signifikan. Berarti ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan metode ceramah plus demonstrasi ternyata bisa meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan shalat sunnat rawatib pada siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan semester II tahun ajaran 2010/2011.

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan

beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta

orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa

skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan

dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang

telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan

kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang,

beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik

2. Drs. Mahfud Junaidi, M.Ag, selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini

3. Kepala MIS Karangayar 02 yang telah memberikan izin dan memberikan

bantuan dalam penelitian.

4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga

budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat ganda

dari Allah SWT.

Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan

dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya

semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................................…. ii

PENGESAHAN.................................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING…................................................................................…. iv

ABSTRAK…………............................................................................................. v

TRANSLITERASI………………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………….…… viii

DAFTAR ISI………………….……………………………………………….... ix

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………....................................................................... 1

B. Penegasan Istilah….…........................................................................... 5

C. Rumusan Masalah.................................................................................. 6

D. Tujuan dan……… ................................................................................. 6

E. Manfaat Penelitian................................................................................. 6

Bab II PEMBELAJARAN SHALAT RAWATIB MELALUI METODE

CERAMAH PLUS DEMONSTRASI

A. Kajian Pustaka………………………………………………………… 8

B. Kerangka Berpikir

1. Pembelajaran Shalat Rawatib….……………………..........…... 9

2. Pembagian Shalat…………………………………….............. 11

3. Hal-hal yang disunnatkan terhadap shalat rawatib…………... 13

4. Bilangan Shalat Rawatib……………………………………... 15

5. Syarat Sah dan Rukun Shalat……………………………….... 16

6. Keutamaan Shalat Sunnat Rawatib…………………………... 17

C. Metode Ceramah Plus Demonstrasi

1. Definisi……………………...……………………………..…. 17

2. Macam-macam metode ceramah Plus……………………….. 19

3. Tujuan Metode Ceramah Plus Demonstrasi…………………. .22

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah Plus Demonstrasi22

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

D. Fokus Penelitian…………………………………………………….. 23

E. Hipotesis Tindakan…………………………………………..……… 23

Bab III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………………............................................................ 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................…....... 25

C. Pelaksana dan Kolaborator………………………………………….. 27

D. Rancangan Penelitian……………………………………………….. 28

E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 27

F. Teknik Analisis Data………………………………………………... 33

G. Indikator Pencapaian………………………………………………... 34

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Sekolah………………………………………………….. 35

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah…………………………………. 35

3. Struktur Organisasi………………………………………….….. 36

4. Keadaan Guru dan Peserta Didik………………………….…… 37

5. Sarana dan Prasarana…………………………………………... 38

6. Hasil Prestasi MIS 02 Karanganyar……………………………. 39

B. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus…………………………………………………….… 41

2. Hasil Siklus I…………………………………………………... 43

3. Hasil Siklus II………………………………………………….. 47

C. Pembahasan…………………………………………………………. 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 53

B. Saran ................................................................................................... 54

C. Penutup……………………………………………………………… 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah

shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang

sangat penting. Salat merupakan tiang (rukun) sebagai tempat tegaknya agama

Islam, sarana untuk membuktikan tentang ke-Islaman dan keimanan

seseorang. Islam memberikan kewajiban shalat kepada mukhalaf untuk

menjalankan shalat fardhu (lima waktu) sehari semalam. Amalan shalat ini

perlu sekali ditanamkan kepada jiwa anak-anak oleh setiap orang tua. Anak

hendaknya diperintahkan shalat sejak umur 7 tahun bahkan diperintahkan

keras apabila telah mencapai 10 tahun, ketentuan ini sesuai dengan sabda

Rasul:

���� ا�"� � 0456 !�ل، !�ل ر �ل ا� � 89"7 ا� � �'�و �#���<ة وه# ا��> /; �" وا����ه# : ��"� و ?��+وا اوAدآ# ��

"� �B� <��وه# ا �C"�� ) �� ا� ا��"; روا0 ا5ار�� �'�/5ا ) /�ة

Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan bila perlu pukullah mereka enggan mengerjakannya diwaktu usia mereka meningkat sepuluh tahun.2

Dalam mempelajari fiqih khususnya materi shalat, selain teori yang

berarti tentang ilmu yang jelas pembelajaran yang bersifat amaliah, harus

mengandung unsur teori dan praktek. Belajar fiqih untuk diamalkan, bila

berisi suruhan atau perintah, harus dapat dilaksanakan, bila berisi larangan,

harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu, fiqih bukan saja untuk

diketahui, akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau

2 Mujibur Rahman Muhammad Usman, Aunil Ma’bud syarah imam Abu Dawud Juz II,

(T. kp. Maktabah Assalafiah, t.th), hlm.162

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

pegangan hidup. Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari-

hari didahulukan dalam pelaksanaan pembelajarannya.3

Pembelajaran shalat pada usia anak sangat penting. Di samping

sebagai sarana untuk melatih anak dalam melaksanakan tugas dan kewajiban

kepada Sang Khalik, shalat juga sangat besar manfaatnya dalam kehidupan

rohani manusia. Dengan demikian, selain sebagai tugas dari orang tua, guru

sebagai sosok pengganti orang tua dalam dunia pendidikan juga memiliki

persamaan tugas dan tanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran untuk anak didik, termasuk dalam pembelajaran shalat. Untuk

itu, dalam rangka pembelajaran shalat kepada anak didik, menurut Nana

Sudjana guru harus mengatur semua komponen yang ada dalam kegiatan

belajar mengajar (KBM), antara lain, tujuan, bahan, metode, dan alat serta

penilaian pengajaran.4

Anak sekolah dasar seperti siswa kelas III MIS Karanganyar 02

Pekalongan adalah anak yang membutuhkan pembelajaran langsung dalam

setiap pembelajarannya selain menggunakan metode ceramah sebagai

pengantar pembelajaran, sebagaimana diungkapkan oleh Edga Dale yang

dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa belajar yang paling baik adalah

belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman

langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi menghayati, terlibat langsung

dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.5. banyak metode

dalam pembelajaran tetapi tidak semua metode itu dapat memberikan

pengalaman langsung pada setiap proses pembelajaran yang dilakukan.

3 Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2001), Cet. 2, hlm. 85 4 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2004), hlm. 30-31. 5 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,

2003), hlm. 45-48

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Sebagaimana terdapat dalam Hadits

� ا� ا���ث�� �� ا� . ر�� ا� ��� و���!�ل ر �ل ا� #���"� و � : ����+�ا آ'� رأ�)'�&� ا� ٦ )روا0 ا/.�رى(

Dan dari Malik bin Al-Hawarits: sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat” (HR: Ahmad dan Bukhari).

Demonstrasi sebagai salah satu metode pembelajaran memberikan satu

bentuk pembelajaran dimana siswa akan melihat langsung satu pembelajaran

dalam sebuah materi secara langsung berkaitan dengan pelajaran itu. Dengan

metode demonstrasi anak akan dapat menemukan satu pemahaman lebih

komplek dari pembelajaran.

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang

sering disertai penjelasan lisan.7

Oleh karena itu metode ceramah sebagai pengantar pemahaman siswa

terhadap materi dan metode demonstrasi sebagai bentuk metode yang

memberikan pengalaman langsung pada siswa akan menjadikan pemahman

siswa terhadap materi shalat rawatib semakin mendalam.

Berdasarkan deskripsi di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang akan dituangkan dalam penelitian dengan judul ”Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat

Sunnah Rawatib Melalui Metode Ceramah Plus Demonstrasi pada Kelas III

MIS Karanganyar 02 Pekalongan Tahun Ajaran 2010/2011”

B. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan untuk memberikan

pemahaman yang lebih jelas serta operasional, berikut ini diberikan penjelasan

istilah-istilah utama yang digunakan dalam judul penelitian ini.

6 Abi Abdillah Muhammad Ibnu Ismail al Bukhari, Shahih Bukhari Juz I, (Semarang:

Thoha Putra, t.th.), hlm. 155 7 Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

hlm. 102.

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

1. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud

memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb).8

Meningkat Berasal dari asal kata tingkat yang berarti menaikkan

(derajat, taraf), mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan “me” dan

akhiran “an”, yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.9

Sedangkan hasil belajar, yaitu hasil yang dicapai siswa atau

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.10

Jadi meningkatkan hasil belajar dalam penelitian ini adalah adanya

peningkatan kemampuan siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan

pada mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib dengan

menggunakan metode ceramah plus demonstrasi.

2. Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu

mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama

menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan

rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih

muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,

khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

Secara substansial mata pelajaran fikih memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan dan

menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai

perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia

8Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 1109. 9 Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit, hlm. 1280-1281 10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2001), Cet. 6 hlm. 22

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,

makhluk lainnya ataupun lingkungannya.11

Maksud dari mata pelajaran fiqih dalam penelitian ini adalah

proses belajar mengajar yang dilakukan di siswa kelas III MIS

Karanganyar 02 Pekalongan pada mata pelajaran fikih pokok bahasan

shalat sunnah rawatib dengan menggunakan metode ceramah plus

demonstrasi.

3. Metode ceramah plus Demonstrasi

Metode ceramah plus adalah metode yang menggunakan

pembicaraan seorang guru, plus di sini diartikan ditambahi atau

digabungkan dengan metode lain, yang di sini digabung dengan metode

demonstrasi. Sedangkan demonstrasi sebagai metode mengajar ialah:

"Guru atau orang lain dan dapat pula salah seorang/beberapa murid

memperlihatkan kepada semua murid-murid lainnya tentang suatu

proses."12

Banyak sekali metode yang bisa dimodifikasikan dengan metode

ceramah, antara lain yaitu (1). metode ceramah dimodifikasi dengan

metode tanya jawab dan tugas atau disingkat CPTT yaitu kepanjangan dari

metode ceramah plus tanya jawab dan tugas, (2). Metode ceramah

dimodifikasi dengan metode diskusi dan tugas atau disebut dengan CPDT

yaitu kepanjangan dari metode ceramah plus diskusi dan tugas, dan (3).

Metode ceramah dimodifikasi dengan metode demonstrasi dan latihan atau

disebut CPDL atau metode ceramah plus demonstrasi dan latihan.

Jadi maksud metode ceramah plus demonstrasi dalam pembahasan

ini yaitu suatu cara yang dipakai dalam hal ini pembelajaran mata

pelajaran fiqih materi shalat sunnah rawatib untuk siswa kelas III MIS

11 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67

12 Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar (Metodik Khusus Pengajaran Agama), (Bandung : PT. Ma'arif, 1993), cet. Ke 2, hlm. 56

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Karanganyar melalui perpaduan dua cara yaitu siswa pemberian materi

secara ceramah kemudian dilanjutkan mempraktekkan shalat rawatib.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan metode ceramah plus demonstrasi dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan pada mata

pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui:

a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III MIS

Karanganyar 02 Pekalongan pada mata pelajaran fikih pokok bahasan

shalat sunnah rawatib.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

a. Bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan pemahaman

tentang materi shalat sunnah rawatib siswa MIS Karanganyar 02

Pekalongan.

b. Pedoman dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalam

proses belajar mengajar di sekolah.

c. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa MIS Karanganyar 02 dalam

materi pokok shalat sunnah rawatib

d. Peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada pembelajaran shalat

sehingga memperkecil kesulitan yang dihadapi oleh guru dan peserta

didik khususnya.

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

BAB II

PEMBELAJARAN SHALAT RAWATIB MELALUI

METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI

A. Kajian Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa

penelitian yang dilakukan terdahulu relevansinya dengan judul skripsi ini.

Adapun karya-karya skripsi tersebut adalah

1. Dalam penelitian Siti Mahsunah 2007 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang yang berjudul Implementasi pembelajaran shalat di SD Nurul

Islam Semarang mengemukakan bahwa evaluasi pembelajaran sholat

yang dilakukan di SD Nurul Islam Semarang bersifat continue dan

menyeluruh artinya dilakukan terus menerus dan meliputi segala aspek

belajar siswa yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Dari

pembelajaran shalat yang dilakukan di SD Nurul Islam Semarang

menggambarkan, bahwa setiap pembelajaran agar menjadi baik harus

melalui proses baik. Demikian juga pada pembelajaran shalat perlu satu

bentuk pembelajaran yang baik dengan berbagai proses agar tujuan dari

shalat itu bisa diperoleh peserta didik yaitu tercegah dari perbuatan keji

dan munkar dan lebih dari itu tertanam pada diri peserta didik bentuk

pengabdian yang penuh pada Allah SWT.

2. Sedangkan menurut hasil penelitian Luqfatul Hasanah, 2008 Dalam

skripsinya yang berjudul Perhatian Orangtua Nelayan terhadap shalat

anak di Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.

Mengemukakan bahwa cara orangtua nelayan di desa Wedung

memperhatikan shalat anak dan macam-macam perhatian yang diberikan

terhadap shalat anak di Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten

Demak merasa dapat memenuhi kewajiban dan tanggung jawab mereka

sebagai orangtua dalam mendidik dan mengemban amanat dari Allah

SWT untuk menjadikan dan memberikan apa yang terbaik bagi anak-

anaknya untuk kehidupan dunia dan akherat kelak.

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

3. Penelitian Nur Alfiyah, 2008 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang yang berjudul Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

dalam meningkatkan kesadaran beribadah shalat siswa di SMP Negeri 31

Semarang, mengemukakan bahwa adanya peran guru pendidikan agama

Islam yang cukup signifikan dalam meningkatkan kesadaran beribadah

siswa di SMP Negeri 31 Semarang. Hal ini terlihat dari para guru agama

sendiri yang berperan mengembangkan pemahaman wawasan pemahaman

siswa tentang ibadah shalat. Sedangkan mengenai kesadaran ibadah siswa

terbagi tiga kelompok yaitu siswa yang kesadaran beribadahnya baik,

sedang, dan rendah.

Dari penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian ini. Dalam

penelitian ini lebih memfokuskan pada meningkatkan pemahaman materi

shalat sunah rawatib siswa melalui metode ceramah plus demonstrasi, dan juga

pada bentuk penelitiannya, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan

penelitian tindakan kelas yang mana untuk mengetahui peningkatan

kemampuan shalat siswa dilakukan dengan tahapan beberapa siklus. Dan

karena ada juga kesamaannya yaitu tentang pembahasannya tentang shalat jadi

penelitian diatas tersebut menjadi rujukan peneliti.

B. Pembelajaran Shalat Rawatib

1. Pengertian Pembelajaran Shalat Rawatib

Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara

guru dan siswa atau antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap serta menetapkan apa

yang dipelajari itu.13

Menurut Lester D. Crow and Alice Crow learning is a modification

of behavior accompanying growth processes that are brought about trough

adjustment to tensions initiated trough sensory stimulation.14 (Pembelajaran

adalah perubahan tingkah laku yang diiringi dengan proses pertumbuhan

13 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 2004), hlm. 102. 14 Lester D. Crow and Alice Crow, Human Development and Learning, (New York:

American Book Company, 2002), hlm. 215

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

yang ditimbulkan melalui penyesuaian diri terhadap keadaan lewat

rangsangan atau dorongan).

Menurut Frederick Y. Mc. Donald dalam bukunya Educational

Psychology mengatakan: Education is a process or an activity, which is

directed at producing desirable changes into the behavior of human beings.

Pendidikan adalah suatu proses atau aktifitas yang menunjukkan perubahan

yang layak pada tingkah laku manusia.15

Pembelajaran menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid dalam

kitabnya “At-Tarbiyah Wa Turuku Al-Tadris” adalah:

E"'�4(�C� ا?"F 5ر4س'�)� C�45H�� ا�"# F'5ود ا'IF�8 ا8(, أ��� ا�ة وإ&'� ه� !��ة إذا إ ).8F N�5< وا )L�د �! �'Qدا IF�8'و"NR ا

��آ�C��� اL�د S�"T �F� و .١٦ Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari seorang guru kepada murid. Pengetahuan itu yang tidak hanya terfokus pada pengetahuan normative saja namun pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan dapat membekali kehidupan dan akhlaknya

Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan

oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga

dan memelihara serta menyampaikan amanah ini kepada yang berhak

menerima karena manusia adalah milik Allah, mereka harus mengantarkan

anaknya untuk mengenal dan menghadapi diri kepada Allah SWT.

2. Dasar Mengerjakan Kewajiban Shalat Rawatib

Shalat merupakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT,

sehingga shalat merupakan kewajiban (fardhu’ain) bagi umat Islam, firman

Allah:

�آ�ة U��ة و�SVا ا�? )٧٧: ا�R>. (وأ!"'�ا اDan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi rahmat. (An-Nisa’: 77).17

15Frederick Y. Mc. Donald, Educational Psychology, (Tokyo: Overseas Publication LTD,

2007), hlm. 4. 16 Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-Tadrisi,

Juz.1., (Mesir: Darul Ma’arif, 1985), hlm. 61 17 Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama Islam,

2004), hlm. 173

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Kemudian Allah memerintahkan agar hambanya memelihara shalat

dan disarankan agar khusu’ hanya karena Allah, sebagaimana firman Allah:

"(&�! �����ة ا� �X و!���ا ?��ات وا�?: ا/�Hة.(�ZF�Tا ��� ا٢٣٨(

Periharalah segala shalat dan shalat wustha dan hendaklah kamu berdiri karena Allah yang khusyu’. (QS. AL-Baqarah: 238).18

Berikutnya dasar kewajiban melaksanakan shalat dari hadits. Salah

satu hadits yang mewajibkan shalat yang hal ini diperintahkan kepada Nabi

Muhammad S.A.W pada malam isra’, sebagaimana hadits yang

diriwayatkan oleh Ahmad, kemudian dinukil Faisal ibnu Abdul Aziz AL-

Mubarok, sebagai mana hadits berikut:

�I ا �ي �� "��اة ?�� ا� ��"� و �# ا� �/��� ا� N��F86��R'` N _# &�دي �(T N?H& #_ "R'` :5'� �� , �&ا

, �A/5ل ا�Hل 5ي"R'` a'. وان � �ECاDiwajibkan shalat itu atas Nabi SAW pada malam isra’ lima puluh kali, kemudian dikurangi hingga lima kali, kemudian Nabi dipanggil, ya Muhammad sesungguhnya diganti (diubah) ketetapan itu disisiku. Dan sesungguhnya lima kali itu sama dengan lima puluh kali”19

Islam memberikan kewajiban shalat kepada mukhalaf untuk

menjalankan shalat fardhu (lima waktu) sehari semalam. Amalan shalat ini

perlu sekali ditanamkan kepada jiwa anak-anak oleh setiap orang tua. Anak

hendaknya diperintahkan shalat sejak umur 7 tahun bahkan diperintahkan

keras apabila telah mencapai 10 tahun, ketentuan ini sesuai dengan sabda

Rasul:

89"7 � ا�"� � 056 !�ل !�ل ر �ل ا� , � �'�و�#��ى�� ��"� و � : ��وا اوAدآ# ��?<ة وه# ا��> /; �"

"� �B� <وه# ا�� �C"� )روا0 ا��داود(وا����ه# �

18 Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 58 19 Faisal Ibnu Abul Aziz Al-Mubarok, Nailul Author, terj. Muhammad Hamidi, Imron

A.M dan Imam Fanani, (Surabaya: Bina Ilmu, t.th), hlm. 265

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan bila perlu pukullah mereka enggan mengerjakannya diwaktu usia mereka meningkat sepuluh tahun.20

وا����0 ��"�C ا� ��Bة "� ;/ �'�ا ا?/� ا?<ة ا���� ا� ا��"; /�ة(' )روا0 ا5ار�� � �/5ا

Rasulullah SAW bersabda: Ajarkanlah anak untuk mengerjakan shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah ketika berusia sepu;uh tahun jika tidak mau shalat. (HR. Al- Thurmudzi dari Abdul Malik bin Rabi bin Sabrah).21

Dengan dasar-dasar tersebut jelaslah bahwa Al-Qur'an dan hadits

telah memerintahkan kewajiban mengerjakan shalat lima waktu dan

larangan untuk meninggalkannya.. bahkan dianjurkan untuk melaksanakan

shalat sejak dini yaitu sejak masih anak-anak.

Pembiasaan shalat yang diperintahkan kepada anak berfungsi

sebagai bekal manakala si anak akan memasuki masa remaja.22 Yaitu masa

peralihan yang penuh dengan tantangan sebelum ia masuk dewasa. Apabila

orang tua tidak mempersiapkan bekal yang cukup untuk anak-anaknya maka

dikhawatirkan sia anak akan jauh dari nilai-nilai agama. Dengan dasar-dasar

kewajiban pelaksanaan shalat baik yang bersumber dari Al-Qur'an maupun

dari hadits Nabi yang merupakan ibadah yang has yang menjadi kewajiban

bagi setiap yang telah memenuhi syarat.

3. Pembagian Shalat

Shalat secara garis besar terbagi menjadi dua macam yaitu :

a. Shalat Fardhu (maktubah)

b. Shalat Tathauwu’ (nafilah)

Shalat fardhu yaitu shalat yang bila ditinggalkan dengan sengaja

dihukum durhaka, yaitu : dhuhur, ashar, maghrib, ‘isya dan subuh. Sedang

shalat fardhu ini masih juga ada cabangnya, yaitu ada yang difardhukan atas

20 Mujibur Rahman Muhammad Usman, Aunil Ma’bud syarah imam Abu Dawud Juz II,

(T. kp. Maktabah Assalafiah, t.th), 162 21 Ibnu Abdir Rahim, Tuhfatul Ahwadi Bisyarhi Jami’ Al-Tirmidzi, (Beirut: Darul Kutub,

Al-Ilmiah, t.th, Jilid II), hlm. 370 22 Zakiyah Darajat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,

2002), hlm. 124

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

tiap-tiap pribadi muslim yang berakal, baik lelaki maupun perempuan, baik

merdeka ataupun budak belian. Fardhu yang demikian itu dinamakan fardhu

‘ain. Dan ada yang difardhukan atas jamaah. Tetapi apabila telah dikerjakan

oleh sebagian jamaah, lepaslah yang tidak turut mengerjakan dari kewajiban

mengerjakannya, seperti shalat jenazah. Fardhu yang demikian ini,

dinamakan fardhu kifayah.

Shalat Tathauwu’ (nafilah) yaitu shalat-shalat yang tidak keras

dituntut kita mengerjakannya dan Rasul pun tidak kekal mengerjakannya. 23

Imam Al Ghazzaly berkata, bahwa shalat nafilah terbagi menjadi

kepada dua bagian, yaitu :

a. Sunnat, yaitu yang banyak dikerjakan oleh rasulullah saw. Seperti shalat

rawatib, shalat malam, atau shalat tahajud.

b. Mustahab, yaitu yang diterima keterangan tentang keutamaannya, tetapi

tidak banyak dikerjakan oleh rasulullah saw. Seperti shalat dikala keluar

dari rumah dan shalat untuk bersafar.24

Shalat nafilah itu terbagi atas dua bagian juga, yaitu :

a. Shalat nafilah yang dilakukan dengan tidak ada sebab, shalat nafilah ini

terbagi menjadi dua macam, yaitu Muthlaq dan Muqayyad.

1) Shalat Nafilah Muthlaq, shalat ini hanya memerlukan niat shalat saja.

Kata An Nawawy :”Apabila seseorang masuk ke dalam sesuatu shalat

tathawwu’ dengan tidak berniat beberapa rakaat yang akan dikerjakan,

dia boleh bersalam sesudah satu rakaat atau boleh juga ia

menjadikannya dua rakaat, tiga rakaat, seratus ataupun seribu rakaat.

Sekiranya ia bershalat, tetapi ia tidak mengetahui lagi berapa rakaat

yang sudah dikerjakannya, lalu ia bersalam, shalatnya itu sah.

Demikianlah nash Asy Syafi’y dalam Al Imla’.”

2) Shalat Nafilah Muqayyad, shalat ini terbagi menjadi dua yaitu, (a).

shalat yang mengiringi shalat fardhu (sunah rawatib), (b). shalat yang

tidak mengiringi shalat fardhu.

23 M. Hasbi As Shidieqy, Al Islam, (Semarang:Pustaka Rizki Putra, 1998), hlm. 46 24 Hasbi As-Shidiqy, Pedoman Shalat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, cet. 1, 2001),,

hlm. 291

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

b. Shalat nafilah yang dilakukan dengan ada sebab, seperti : shalat gerhana,

shalat tahiyyat masjid, dan lain sebagainya.25

Pada kesempatan ini penulis akan lebih menjelaskan lebih panjang

lebar tentang shalat nafilah yang dikerjakan dikarenakan tidak ada sebab.

Karena pembahasan shalat sunnah rawatib termasuk di dalam pembahasan

ini.

Shalat nafilah yang dilakukan dengan tidak ada sebab, terbagi

menjadi beberapa macam, yaitu :

a. Sunnat-sunnat rawatib yang lebih muakkadah (yang dikuatkan), yaitu

yang dikerjakan oleh Rosulullah, di dalam safar, yaitu sunnat witir dan

dua rakaat fajar.

b. Sunnat-sunnat rawatib yang muakkadah yang dikerjakan oleh Rosulullah

di dalam hadhar saja, tidak di dalam safar, yaitu sunnat-sunnat rawatib

yang mengiringi fardhu saja dan sunnat tahajjud.

c. Sunnat-sunnat rawatib muakkadah yang mengiringi fardhu, ialah dua

rakaat atau empat rakaat sebelum shalat dhuhur, dua rakaat sesudah

shalat dhuhur, dua rakaat (sesudah jum’at), dua rakaat sesudah shalat

maghrib, dua rakaat sesudah shalat ‘isya dan dua rakaat sebelum shalat

shubuh.

d. Sunnat-sunnat rawatib ghoiru muakkadah (tidak dikuatkan) yang

mengiringi shalat fahdu yang ada dianjurkan atau dibenarkan oleh

Rosulullah ialah dua rakaat sebelum shalat dhuhur-selain dari yang telah

disebutkan di atas-, dua rakaat sesudah shalat dhuhur, empat rakaat

sebelum shalat ashar, dua rakaat sebelum shalat maghrib, dua rakaat

sebelum shalat ‘isya dan dua rakaat dhuha.26

4. Hal-hal Yang Disunnatkan Terhadap Shalat Sunnat Rawatib

Dalam setiap waktu saat melaksanakan shalat rawatib mempunyai

mempunyai keutamaan sendiri-sendiri, yaitu :

a. Shalat sunnat fajar.

25 Hasbi As-Shidiqy, Pedoman Shalat, hlm. 292 26 Hasbi As-Shidiqy, Pedoman Shalat, hlm. 293

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

1) Shalat sunnat fajar dikerjakan di rumah, sesudahnya kemudian pergi

ke masjid

2) Bacaan dalam shalat sunnat fajar, surat Al Kafirun di rakaat pertama

dan Al Ikhlas di rakaat yang kedua

3) Sesudah shalat sunnat fajar disunatkan memperbanyak membaca

istighfar

4) Apabila shalat sunnat fajar di rumah, berbaringlah sejenak, sesudah

bershalat. Setelah itu barulah pergi ke masjid

5) Shalat sunnat fajar yang terlupa di qadha.

b. Shalat sunnat dhuhur

Shalat sunnat dhuhur ini boleh dikerjakan empat rakaat, boleh

enam, dan boleh delapan.

Menurut hadits al Bukhori dari Ibnu Umar, dua rakaat sebelum

shalat dhuhur dan dua rakaat sesudahnya.

Menurut hadits Muslim dari Abdullah ibn Syaqiq enam rakaat

yaitu empat rakaat sebelum shalat dhuhur dan dua rakaat sesudahnya.

Hal-hal ini karena Nabi kadang-kadang mengerjakan dua rakaat

saja, kadang-kadang empat rakaat, atau dua rakaat di rumah dan dua

rakaat lagi di masjid. Shalat empat rakaat ini dikerjakan tanpa duduk

tasyahud pertama, apabila disekaliguskan.

Nabi pernah mengqadha shalat sunnat dhuhur qabliyah setelah

selesai shalat dhuhur dan sunnat dhuhur ba’diyah dan pertama Nabi

mengqadha sunnat dhuhr ba’diyah sesudah shalat ashar.

c. Shalat Sunnat Maghrib.

Rosulullah pernah meninggalkan shalat sunnat setelah shalat

maghrib. Disukai supaya membaca dalam rakaat pertama Al Kafirun, dan

dalam rakaat kedua Al Ikhlas.

Disukai supaya sunnat maghrib ini dikerjakan di rumah,

sekembali dari masjid.

d. Shalat Sunnat ‘Isya

Disukai supaya shalat sunnat ‘isya dikerjakan di rumah juga.

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

e. Shalat Sunnat Dhuha

Banyak hadits menerangkan tentang menerangkan keutamaan

shalat dhuha. Waktunya ialah dari sejak tinggi matahari kira-kira

sepenggalah dan dikerjakan sebelum terik benar.

Shalat sunnat dhuha ini sekurang-kurangnya dua rakaat. Nabi

pernah mengerjakan sebanyak-banyaknya delapan rakaat.27

5. Bilangan Shalat Rawatib.

Beberapa shalat sunnat yang mengikuti shalat-shalat fardhu dan juga

dapat disebut sebagai shalat rawatib itu ada 17 rakaat, yaitu :

a. 2 rakaat shalat sunnat shubuh.

b. 4 rakaat sebelum shalat dhuhur.

c. 2 rakaat sesudah shalat dhuhur.

d. 4 rakaat sebelum shalat shalat ‘ashar.

e. 2 rakaat sesudah shalat maghrib.

f. 3 rakaat sesudah shalat ‘isya, salah satunya tiga rakaat tersebut

merupakan shalat witir.

Tetapi dari shalat-shalat sunnat rawatib tersebut yang sangat

ditekankan (untuk dikerjakan) ada 10 rakaat, yaitu :

a. 2 rakaat sebelum shalat shubuh.

b. 2 rakaat sebelum shalat dhuhur.

c. 2 rakaat sesudah shalat dhuhur.

d. 2 rakaat sesudah shalat maghrib.

e. 2 rakaat sesudah shalat ‘isya. 28

6. Tujuan Pembelajaran Shalat Rawatib

Hadits tentang perintah melaksanakan shalat termasuk shalat sunnah

rawatib pada anak merupakan proses pembelajaran untuk melatih dan

membiasakan anak dan ritual agama yang harus mereka jalani saat sudah

akhir baligh. Jangan sampai ketika mereka telah dewasa lalai dan enggan

untuk melaksanakan shalat.

27 Hasbi As-Shidiqy, Pedoman Shalat, hlm. 294 28 Imron Abu Amar, Fatkhul Qarib Terjemah, (Kudus: Menara, 1998), hlm. 79-80

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Selain itu, shalat merupakan ibadah yang sarat dengan nilai-nilai

kebaikan, sehingga setelah melakukan shalat diharapkan mereka memiliki

sifat terpuji serta mampu terampil sebagai pelopor amal ma’ruf dan juga

jiwanya teruji menjadi orang yang sabar dan bertanggung jawab terhadap

apa yang menjadi kewajiban sebagai seseorang muslim, firman Allah QS :

Luqman : 17.

�<ة وأ�� ��'8�وف وا&� �?���� أ!# ا �� ��� �/� ا'd�� وا U�م ا>��ر� � )١٧: اH'�ن.(�� أ���� إن� ذ

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya itu termasuk hal-hal yang diwajibkan Allah. (QS : Luqman : 17).29

Tujuan pembelajaran shalat pada anak ini akan tercapai, apabila

mereka dididik untuk melaksanakan shalat sejak mulai usia dini, sehingga

setelah dewasa anak akan terbiasa dengan ritual agama yang harus mereka

jalani setiap hari. Bimbingan shalat pada ayat tersebut tidak terbatas tentang

kaifiyah shalat melainkan termasuk menanamkan nilai-nilai dibalik shalat.30

7. Tata cara pelaksanaan shalat rawatib

Shalat itu mempunyai tata cara dan rukun-rukun pada hakekatnya

dapat tersusun dan seandainya salah satunya diantaranya ketinggalan maka

dipandang tidak syah menurut syariat agama Islam.

Yang dimaksud syarat dan rukun disini adalah sesuatu yang tidak

sah shalat seseorang apabila ia tidak ada. Sayid Sabiq menjelaskan bahwa

syarat shalat ialah syarat-syarat yang mendahului shalat dan wajib dipenuhi

oleh orang-orang yang hendak mengerjakan shalat, dengan ketentuan bila

ketinggalan salah satu diantaranya maka shalatnya batal.31 Sedangkan yang

dimaksud dengan rukun adalah sesuatu bagian pokok yang harus dipenuhi

dan bila tidak terpenuhi maka shalatnya dipandang tidak sah.32

29 Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 655 30 Habib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2001),

hlm. 106 31 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah I, (Bandung: Al-Ma’ruf, 2008), hlm. 20 32 Muhammad Rifa’i, Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: Thoha Putera, 2003), hlm.

10

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

a. Syarat wajib shalat

Syarat wajib yaitu seseorang diwajibkan melaksanakan shalat

apabila memenuhi syarat yaitu

1) Islam

Apabila seseorang yang belum menyatakan diri memeluk

agama Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, ia tidak

diwajibkan shalat

2) Suci dari haid dan nifas

Bagi wanita yang sedang dalam kondisi haid atau nifas, tidak

mendapat kewajiban melaksanakan shalat

3) Baligh dan berakal sehat

Yang dimaksud dengan baligh atau dewasa, bagi laki-laki

adalah ketika ia berumur 15 tahun atau keluar sperma. Sedangkan

bagi wanita apabila mengeluarkan darah haid. Sedangkan berakal

diartikan mereka dalam kondisi sehat (waras) bagi mereka yang

akalnya tidak waras (misalnya gila atau mabuk) maka tidak ada

kewajiban shalat atasnya.33

4) Seruan

Seruan (dakwah tentang perintah shalat ini telah disampaikan

kepadanya)

5) Dalam keadaan bangun34

b. Syarat syah shalat rawatib

Setelah diterangkan syarat wajib shalat, maka sebelum

mengerjakannya perlu diketahui tentang syarat sah seperti

1) Suci anggota dari hadats kecil dan hadats besar

Hadas seperti junub disucikan dengan mandi dan hadas kecil

disucikan dengan berwudlu firman Allah SWT

33 Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2000), hlm. 41 34 Moenir Manaf, Pilar Ibadah dan Doa, (Bandung: Angkasa, 2000), hlm. 41-44

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

��واوإن آ�)# 6�C�f�F �/)5ةQ�' )٦: ا Apabila kamu junub, maka hendaklah kamu bersuci yaitu mandi

(QS: Al-Maidah:6) 35

2) Suci badan pakaian dari tempat najis

3) Menutup aurat

Seseorang yang melaksanakan shalat baik dalam keadaan

gelap ataupun terang harus menutup aurat. Adapun yang dinamakan

aurat adalah sifat kekurangan dan cela serta apapun yang membuat

kita malu memperlihatkannya36

4) Mengetahui waktu shalat

Jika seseorang melakukan shalat maka harus mengetahui

waktu shalat

5) Menghadap kiblat

Yang dimaksud dengan kiblat adalah ka’bah, menghadap

kiblat adalah syarat sah shalat bagai orang yang melakukannya,

firman Allah dalam surat AL-Baqarah Ayat 144:

#dا و�6ه�+�F #(�آ �� g"T�ام وF�ل4 وX9 �C6� ا'5hR ا 0�X9)ة�H/)١٤٤: ا

Maka palingkanlah mukamu kearah masjidil haram dan dimanapun juga kamu berada, maka palingkan mukamu kearahnya. (QS: AL-Baqarah: 144) 37

Meskipun demikian dalam keadaan tertentu kita

diperbolehkan untuk tidak menghadap kiblat, yaitu pada saat:

a) Dalam keadaan bershalat bagi orang yang berkendaraan.

b) Dalam keadaan bershalat dengan terpaksa sedang sakit atau sedang

dalam keadaan ketakutan.38

35 Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 158 36 Imam Taqiyuddin, Qifayatul Akhyar, (Semarang: Maktabah Matba’ah Thoha Putera,

t.th), hlm. 187 37 Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, hlm. 37 38 Hasbi As-Shidiqy, Pedoman Shalat, hlm. 22

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

c. Rukun shalat

Yaitu sesuatu yang dilaksanakan ketika shalat, adapun rukun

rukun shalat yaitu:

1) Niat yaitu kesengajaan yang dilaksanakan dengan hati untuk

melakukan shalat, sehingga bisa di bedakan antara shalat dengan

pekerjaan lain.

2) Takhbiratul ikhram yaitu membaca Allahu akbar ketika berdiri di

tempat shalat dengan menghadap kiblat.

3) Berdiri bagi yang mampu ini berarti bahwa se3seorang yang mampu

tidak boleh melaksanakan shalat dalam keadaan duduk atau

berbaring.

4) Membaca surat AL fatikhah.

5) Rukuk dan tuma’ninah

6) Iktida` dan tuma’ninah

7) Sujud dan tuma’ninah

8) Duduk diantara dua sujud

9) Duduk tasyahud akhir

10) Membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW

11) Salam39

12) Tertib40

8. Keutamaan Shalat Sunnat Rawatib

Rasulullah saw. telah menerangkan fadhilah shalat sunnat rawatib

dengan sabdanya :

I8�ة رآB� �8� F� آ4k ��م _�)�S � ��?� #�R�5/� ���N"� � ����AاواI��h� �")�F� ا ��8S ا� ����AاIl��F �"m ��+�XS

�F I��h .ورآ8)" 58�ا'o�ب ." 58�ه�اC+Z�ورآ8) ارk/!�8� : ا�<ةا5oاة .ورآ8)" 58�ا�B8ء k/! ورآ8)"

39 Abu thalib Al-Makki, Tafsir Sufistik Rukun Islam, (Bandung: Mizan Pustaka, 2005),

hlm. 70-71 40 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam,

(Jakarta: Presindo Media, 2003), hlm. 206

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Tidak ada seorang muslim yang bershalat karena Allah semata-mata pada tiap-tiap hari, dua belas rakaat tathawwu’-selain dari shalat-shalat fardhu, melainkan didirikan oleh Allah baginya suatu rumah di dalam surga, atau melainkan didirikan untuknya sebuah rumah di dalam surga yakni : empat rakaat sebelum shalat dhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya da dua rakaat sebelum shalat shubuh. (H.R. Muslim dan Abu Daud)41

Ketika seseorang melanggengkan shalat sunnat rawatib yang telah

tersebut di dalam hadits tersebut, Allah akan membangunkan sebuah rumah

di dalam surga. Walaupun begitu dalam melaksanakannya haruslah secara

terus menerus. Tidak hanya sesekali dalam sehari besoknya tidak dan terus

seperti itu. Tetapi dilaksanakan dengan terus menerus. Sehingga menjadi

sebuah kebiasaan.

C. Metode Ceramah Plus Demonstrasi

1. Pengertian Metode Cerama plus demonstrasi

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani

”Metodhos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti

melalui dan “hodhos” yang berarti jalan atau cara untuk mencapai

tujuan.42 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang

teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem

untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

yang ditentukan.43

Metode ceramah adalah suatu metode dimana cara menyampaikan

pengertian-pengerttian materi dilaksanakan dengan jalan penerangan dan

penuturan secara lisan.44

Metode caramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan

oleh guru terhadap kelas. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan

uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-

41 As Shidieqy, Tuntunan Shalat, hlm. 348 42 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat

Pers, 2002), hlm. 40 43 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 652 44 Zainuddin Dja’far, Didaktik Metodik, (Surabaya: Garoeda Buana Indah, 1995), hlm. 27

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

gambar. Tetapi metode utama berhubungan guru dengan siswa adalah

berbicara.45

Menurut Tayar Yusuf metode ceramah adalah penuturan atau

penerangan secara lisan oleh guru terhadap murid-murid di dalam kelas.

Dalam pelaksanaan metode ini untuk memberi pelajaran, biasanya guru

dibantu pula dengan alat-alat peraga atau usaha-usaha penyajian dengan

peragaan-peragaan, seperti memberi contoh-contoh mengenai keterangan-

keterangan yang diberikan, memperlihatkan gambar, lukisan,

membayangkan bentuk yang sebenarnya, dan sebagainya.46

Jadi bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan cara

dalam menyampaikan materi pelajaran dengan cara lisan, baik itu sambil

menggunakan alat bantu media gambar maupun yang lain.

Adapun beberapa ahli mendefinisikan, pengertian metode

demonstrasi:

a. Tayar Yusuf, demonstrasi berasal dari kata demonstration (to slow)

yang berarti memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan

sesuatu.47

b. Pius A. Partanto, demonstrasi berarti unjuk rasa, tindakan bersama-

sama untuk menyatakan proses pertunjukan mengenai cara

penggunaan suatu hal.48

c. Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang

guru atau orang lain yang sengaja diminta murid sendiri

memperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses suatu kaifah

melakukan sesuatu.49

45 Winarno Surakhman, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1980),

hlm. 77 46 Tayar Yusuf, Ilmu Praktik Mengajar (Metode Khusus Pengajaran Agama), (Bandung :

Al Ma’arif, 1993), hlm. 74 47 Tayar Yusuf dkk, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: Raja

Grafindo, 2000), hlm. 45. 48 Pius. A. Partanto, dkk., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001), hlm. 100. 49 Muhammad Zein, Metodologi Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana, t.th),

hlm. 177.

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

d. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya

ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan lisan.50

e. Metode demonstrasi merupakan teknik mengajar yang sudah tua dan

digunakan sejak lama. Seorang ibu yang mengajarkan cara memasak

atau makanan kepada anak-anaknya atau dengan mendemonstrasikan

di muka mereka.51

f. Metode demonstrasi adalah metode pengajaran bagi guru atau orang

lain yang sengaja diminta siswa sekalipun memperlihatkan pada

seluruh kelas suatu proses. Misalnya, bagaimana cara bekerjanya

sebuah alat pencuci pakaian dengan otomatis.52

The demonstration is valuable in all areas. The learning in the

demonstration is concrete. It is essentially a doing method and it allows

for repetition and drill. The demonstration method is usually informal, and

it is effective with simple processes or complex projects.53 (metode

demonstrasi sangat penting disemua area (pembelajaran). Metode

pembelajaran ini sangat konkrit/nyata. Pada dasarnya metode ini adalah

pengimplementasian metode dan bisa dilakukan dengan pengulangan

kembali dan latihan-latihan. Biasanya metode ini bersifat informal dan

sangat efektif melalui proses yang sederhana dan perencanaan yang

komplek).

Jadi kesimpulannya adalah suatu metode mengajar dimana seorang

guru atau orang lain yang sebaya diminta atau murid sendiri

memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses untuk

50 Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

hlm. 102. 51 Basyirudin Usman, dkk, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia cipta Utama, 2002), hlm.

107. 52 Winarno Surahmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jamars, 2000), hlm.

86. 53 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya, 1989), hlm. 148

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses

perbuatan tertentu kepada siswa, misalnya proses cara mengerjakan shalat.

Metode ceramah plus demonstrasi adalah metode gabungan antara

kekauatan verbal dan praktek langsung ketika melakukan proses

pembelajaran.

2. Macam-macam Metode Ceramah Plus Demonstrasi

Meskipun metode ceramah sering dianggap biang keladi yang

menimbulkan penyakit “verbalisme” dan budaya “bungkam” dikalangan

pelajar, namun kenyataannya metode tersebut masih populer di mana-

mana. Hanya, sebelum metode itu digunakan guru tentu perlu melakukan

modifikasi atau penyesuaian seperlunya. Langkah-langkah yang dapat

ditempuh dalam modifikasi atau penyesuaian metode ceramah, antara lain

ialah dengan kiat pemaduan (kombinasi) antara metode tersebut dengan

metode-metode lainnya. Dari kiat pemaduan ini kita dapat memunculkan

ragam metode ceramah baru yang berbeda dari aslinya, atau sebut saja

“metode ceramah plus”.

Metode ceramah plus tersebut dapat terdiri atas banyak metode

campuran. Namun dalam kesempatan ini hanya tiga macam metode

ceramah plus yang akan disajikan karena kesesuaian dengan tema yang

penulis bahas.

a. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT)

Seperti yang sudah disinggung dalam uraian sebelumnya,

metode ceramah ternyata baru akan membuahkan hasil pembelajaran

siswa yang memuaskan apabila didukung dengan metode lain

disamping alat-alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena

itu, perlu adanya gagasan penganekaragaman metode ceramah plus,

antara lain dengan metode tanya jawab dab tugas.

Disamping dari sudut namanya saja metode tersebut jekas

merupakan kombinasi antara meetode ceramah, metode tanya jawab,

dan pemberian tugas. Implementasi (cara melaksanakan) metode

campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu :

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

1) Penyampaian uraian materi oleh guru

2) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dengan siswa

3) Pemberian tugas kepada para siswa.

Namun demikian tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk

memulai penggunaan metode CPTT tersebut dengan tanya jawab.

Dalam hal ini, kegiatan tanya jawab tersebut dapat berstatus pre test

dalam lingkup apersepsi. Mengenai bagaimana sebaiknya guru

menyampaikan pertanyaan kepada siswa dapat disesuaikan dengan

kondisi kelas.

Untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap materi yang

telah diajarkan guru, maka pada tahap terakhir pengajaran, para siswa

seyogyanya diberi tugas baik bersifat individual maupun kelompok,

bergantung kebutuhan.

b. Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas (CPDT)

Berbeda dengan aplikasi metode ceramah plus yang pertama,

metode CPDT ini hanya dapat dilakukan secara tertib sesuai dengan

urutan pengkombinasinya. Maksudnya, pertama-tama guru

menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan sidkusi, dan

akhirnya memberi tugas.

Penyelenggaraan uraian/ceramah dalam konteks metode

ceramah plus ini dimaksudkan untuk memberikan informasi atau

penjelasan mengenai pokok bahasan topik atau agenda masalah yang

akan didiskusikan. Kemudian siswa melaksanakan diskusi. Setelah

selesai diskusi, para siswa diberi tugas-tugas yang antara lain berupa

tugas yang harus diselesaikan pada saat itu juga, dan tugas lanjutan

yang bisa dikerjakan di rumah.

c. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)

Dilihat dari sudut namanya, metode ceramah plus ketiga ini

merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran

dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill ). Metode CPDL ini

sangat berguna bagi PBM bidang studi atau materi pelajaran yang

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

berorientasi pada keterampilan jasmani (kecakapan ranah psikomotorik)

siswa. Walaupun demikian, sebelum siswa mempelajari/melatih

kecakapan ini, terlebih dahulu mereka perlu mempelajari/melatih

kecakapan mereka yang berupa pemahaman mengenai konsep, proses,

dan kiat melakukan keterampilan tersebut.

Oleh karena itu, aplikasi metode ceramah plus demonstrasi dan

latihan ini, kurang lebih sama dengan aplikasi metode CPDT, yaitu harus

dilakukan secara tertib sesuai dengan urutannya. Namun jika diperlukan,

guru dapat memberi ceramah singkat berupa penjelasan tambahan seusai

latihan.

Tahap terakhir aplikasi metode CPDL, adalah penyelenggaraan

latihan yang berulang (drill ), yakni latihan keterampilan yang sebelumnya

telah didemonstrasikan. Latihan dalam hal ini dianggap sangat penting,

karena menurut hukum latihan (law of exercise) semakin sering sebuah

perilaku dilatih atau digunakan maka akan semakin mantap eksistensi

perilaku tersebut (Hilgard & Bower, 1975) 54

3. Tujuan Metode Ceramah Plus Demonstrasi

Tujuan utama ceramah dalam metode ceramah plus ini adalah

untuk menjelaskan konsep-konsep keterampilan jasmaniah yang terdapat

dalam materi-materi pelajaran keterampilan tertentu. Juga dapat digunakan

untuk menjelaskan keterampilan praktis yang ada dalam pelajaran

contohnya pada pelajaran wudhu dan shalat.

Selanjutnya, tujuan demonstrasi dalam metode CPDL adalah untuk

memperagakan atau mempertunjukkan kiat dan proses melakukan

keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya, yakni pada tahapan

ceramah. Dan siswa lebih bisa mengkongkretkan suatu yang abstrak ketika

hanya memakai ceramah saja.

4. Langkah-langkah metode ceramah plus demonstrasi

54 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Metode Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 211-212

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Dalam pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi, ada

beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan diantaranya:

a. Guru menerangkan materi shalat sunnah rawatib dengan detail

b. Guru merencanakan dan menetapkan urutan-urutan penggunaan bahan

dan alat yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan.

c. Guru menunjukkan cara pelaksanaan metode demonstrasi

d. Guru menetapkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk demonstrasi

dan perkiraan waktu yang diperlukan oleh anak-anak untuk meniru.

e. Anak memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.

f. Guru memberikan motivasi atau penguat-penguat yang diberikan, baik

bila anak berhasil maupun kurang berhasil. 55

5. Kebaikan dan Kelemahan Metode Ceramah Plus dan Demonstrasi

Kebaikan metode ceramah plus demonstrasi ini antara lain yaitu :

a. Dari segi penggunaan waktu metode ini lebih fleksibel, artinya materi

dapat dibahas yang pokok-pokok saja, sebaliknya apabila waktunya

masih banyak, pembahasan dapat diperdalam dan diperluas.

b. Organisasi kelas lebih sederhana

c. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting.

d. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila siswa dalam

mempraktikkan terjadi kesalahan, karena akan langsung bisa dibetulkan

e. Siswa bisa ikut aktif dalam pembelajaran.

f. Pengalaman dan kesan lebih melekat pada diri siswa.56

Sedang kelemahannya antara lain, yaitu :

a. Ketika ceramah, membuat siswa pasif

b. Ketika ceramah, menghambat daya kritis siswa.

c. Ketika demonstrasi menggunakan alat-alat modern akan memerlukan

biaya yang mahal.

d. Tidak semua pelajaran dapat didemonstrasikan di dalam kelas

55 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta: 2004), hlm. 123-124.

56 Zainuddin Dja’far, Didaktik Metodik, hlm. 32

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

e. Ketika praktik akan memerlukan waktu yang lama

f. Ketika demonstrasi akan sulit dilaksanakan apabila murid-murid tidak

dimatangkan sebelumnya.57

Memperhatikan kekurangan-kekurangan tersebut, maka dalam

metode ini disarankan hal-hal sebagai berikut :

a. Bahan yang akan diceramahkan, bahasa dan sikap penceramah

hendaknya rencanakan terlebih dahulu. Menggunakan bahasa yang

sederhana sesuai dengan umur peserta didik, dan sikap yang

sewajarnya.

b. Sebelumnya guru membuat garis-garis pokok bahan dan diakhiri

dengan kesimpulan.

c. Sebelum melakukan demonstrasi, perlu disiapkan segala macam

keperluan yang akan digunakan.

d. Sebelum melakukan demonstrasi, guru hendaknya menerangkan

sejelas-jelasnya landasan teori yang dipakai supaya siswa mudah

memperoleh pengalaman praktis

e. Sebelum demonstrasi dilaksanakan, guru mengatur waktu yang

terencana dengan baik supaya nantinya tidak terlantur-lantur.58

D. Kerangka Berfikir

Salah satu tugas sekolah, memberikan pengajaran kepada anak didik.

Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan, disamping

mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada

peserta didik yang merupakan proses pengajaran (PBM) itu dilakukan guru di

sekolah, menggunakan metode-metode tertentu, cara inilah yang sering kita

sebut metode pembelajaran.

Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai hal

selalu berusaha mencari efisiensi kerja dengan memilih dan menggunakan

berbagai metode yang dianggap untuk mencapai tujuan. Demikian pula halnya

57 Zainuddin Dja’far, Didaktik Metodik, hlm. 32 58 Zainuddin Dja’far, Didaktik Metodik, hlm. 32

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

pembelajaran di sekolah. Para pendidik selalu berusaha memilih metode

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Jadi jelas bahwa metode cara berfungsi sebagai alat untuk mencapai

tujuan. Makin tepat metode, diharapkan makin efektif pula mencapai tujuan

tersebut, khususnya bidang pengajaran di sekolah ada beberapa faktor lain

yang ikut berperan menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain faktor

pendidik, anak, dan lingkungan.

Pengetahuan mengenai metodologi pengajaran ini sangat penting bagi

para pendidik dan calon pendidik. Metode pengajaran pada hakikatnya

merupakan penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan

bagi perkembangan anak didik. Metode pengajaran harus bersifat interaktif

edukatif untuk mempertinggi kualitas hasil pendidikan dan pengajaran di

sekolah.59

Kegiatan belajar mengajar meliputi dua pokok kegiatan yaitu

kegiatan pendidik mengajar dan kegiatan siswa belajar. Mengajar pada

umumnya diartikan sebagai usaha pendidik untuk menciptakan kondisi-

kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga interaksi antara

peserta didik, pendidik, peserta didik dan lingkungannya.60

Sebuah metode pengajaran harus mampu diterima siswa dengan baik.

Metode mengajar harus sedemikian rupa disajikan seefektif mungkin agar

siswa dapat menerima pelajaran dengan optimal. Metode-metode yang tepat

diharapkan dapat mempermudah penerimaan siswa, dan tanpa mempersulit.

Ada beberapa metode, salah satunya metode cerah plus demonstrasi.

Metode cerah plus demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat

efektif, karena dapat membantu siswa untuk memperjelas suatu pengajaran

dan membantu peserta didik untuk mempermudah. menerima materi pelajaran

dan dapat membekas dalam ingatan, karena belajar melalui melihat,

mendengar serta mempraktikkan.

59B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

cet 1 hlm 149 60 Zuhairini, et. al. , Metode Mengajar Agama, (Solo: Ramdani, 2004), hlm 78

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Metode cerah plus demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar

yang digunakan guru bila bahan ajar yang berupa ketrampilan verbal dan

motorik yang berkaitan dengan proses kerja sesuatu alat didasarkan pada

prinsip tertentu, dan proses kerja ini berkaitan dengan kenyataan hidup sehari-

hari. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif

untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan.61

Proses pembelajaran siswa yang dilakukan daengan mendengarkan

keterangan guru dan praktek langsung akan menjadikan pemahman siswa

semakin mendlam dan pada akhirnya akan meingkatkan hasil belajarnya.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan tindakan yang di duga akan dapat

memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK.62

Peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini berupa hasil

belajar peserta didik kelas III pada mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat

sunnat rawatib akan meningkat jika diterapkan dengan metode pembelajaran

ceramah plus demonstrasi.

61 JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2001), hlm. 29. 62 Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya,2009), hlm. 43

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses

yang memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berpikir

reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang

berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang

mereka hadapi dalam kegiatannya.63

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang memberikan

kepercayaan pada pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi,

penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi

penelitian kolektif mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi

kegiatannya.64

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian di kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 April – 19 April

Tabel 1

Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

No Rencana Kegiatan Waktu (Minggu) ke-

1 2 3 4 5 6

1 Kondisi awal (observasi awal)

2 Penyerahan proposal √

3 Persiapan Menyusun Konsep Pelaksanaan

63 Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2005), hlm. 142 64 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2008), hlm. 3

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

pembelajaran Menyusun instrumen penelitian. √

Menyepakati jadwal dan tugas penelitian

Diskusi Konsep pelaksanaan penelitian. √

4 Pelaksanaan Mempersiapkan bahan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran √

Melakukan demonstrasi shalat √

Melakukan demonstrasi shalat rawatib secara bersama-sama

5 Observasi Evaluasi praktik shalat siswa

Melakukan penilaian praktik shalat secara kelompok lima siswa

6 Refleksi Mencatat semua aktifitas siswa, lebih-lebih terhadap kekurangan atau masalah yang dihadapi siswa

7 Perencanaan siklus II Membuat perencanaan pelaksanaan siklus II

8 Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran shalat dengan metode ceramah plus demonstrasi

9 Observasi Mengamati praktik shalat siswa √

10 Evaluasi praktik shalat secara berkelompok

11 Refleksi Mencatat segala kendala yang ada sebagai catatan terhadap tindakan selanjutnya.

12 Menyusun laporan √

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

C. Pelaksana dan Kolaborator

Kolaborator adalah suatu kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti

atasan, sejawat, atau kolega. Kerjasama antara guru dengan peneliti sangat

penting dalam menggali permasalahan nyata yang dihadapi. Terutama pada

kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan,

menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.65

Namun, yang bertindak dalam proses belajar mengajar di kelas pada materi

tersebut adalah peneliti. Jadi, peneliti disini disamping sebagai peneliti sendiri

juga menjadi pengelola jalannya pembelajaran dengan metode ceramah plus

demonstrasi. Sedangkan guru kelas hanya sebagai observer (kolaborator).

Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi yang

baik sehingga dapat tercapai tujuan dari penelitian ini. Yang menjadi

kolaborator disini adalah Ahmad Hifni Amri, A. Ma. sebagai guru kelas III

MIS Karanganyar 02 Pekalongan tahun ajaran 2010/2011.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dipilih dengan menggunakan model spiral

dari Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto yang terdiri

dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi

mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dalam

setiap siklusnya terdiri dari empat elemen penting, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

65 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 63.

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Model Penelitian Tindakan 66:

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara rinci

prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:

a. Pra siklus

Proses pembelajaran pra siklus ini peneliti melakukan proses

pembelajaran dengan metode biasa yaitu ceramah dan tanya jawab, untuk

mengetahui hasil belajar siswa peneliti memberikan kuis pada siswa

mengenai materi shalat rawatib.

b. Siklus I

a. Perencanaan

1) Membuat RPP

2) Membuat LOS (Lembar Observasi Siswa)

3) Menyusun Kuis

b. Tindakan

Yaitu setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, perhatian minat

peserta didik, sarana belajar, maka dilakukan tindakan yaitu dengan

66 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 16.

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Hasil penelitian

Perencanaan

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

metode pembelajaran ceramah plus demonstrasi. Kegiatan yang

dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu sebagai berikut:

a) Sebelum guru masuk ke materi pembelajaran, terlebih dahulu

memberikan apersepsi tentang shalat sunah rawatib.

b) Kemudian guru memotivasi siswa dengan membangkitkan minat dan

menumbuhkan kesadaran siswa bahwa betapa pentingnya shalat

rawatib.

c) Sebelum memasuki kegiatan inti guru memerintahkan siswa

menyiapkan buku pelajaran sesuai halaman yang akan dibahas.

d) Guru menjelaskan tentang pengertian, dan rukun shalat sunah

rawatib.

e) Kemudian dilanjutkan dengan do’a-do’a shalat sunah rawatib, guru

membacakan terlebih dahulu dengan suara lantang dan jelas secara

terpotong-potong, kemudian ditirukan siswa. Kemudian secara

keseluruhan dan ditirukan siswa sampai siswa lancar dan hafal.

f) Guru mempraktikkan gerakan shalat sunah rawatib tanpa do’a,

dengan gerakan yang benar. Siswa disuruh memperhatikan dulu

dengan seksama.

g) Guru mempraktikkan gerakan shalat sunah rawatib diikuti siswa

menirukan guru dari awal sampai selesai.

h) Siswa mempraktikkan gerakan shalat sunah rawatib sendiri tanpa

panduan guru. Guru melihat gerakan siswa sambil membetulkan

gerakan siswa yang belum benar.

i) Guru membentuk kelompok kecil siswa yang terdiri dari 5 siswa,

dibedakan antara laki-laki dan perempuan tersendiri karena untuk

memudahkan guru dalam pengawasan ketika praktik shalat sunah

rawatib.

c. Observasi

Tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan observasi yang telah dipersiapkan untuk

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

mengetahui kondisi kelas terutama semangat belajar peserta didik dalam

pembelajaran fiqih materi shalat rawatib dan kinerja guru dala

pembelajaran.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan

dianalisis. Selanjutnya guru dan kolaborator melakukan tindakan

perbaikan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

c. Siklus II

Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II.

Peneliti melakukan proses pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi

pada mata pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib di kelas III

MIS Karanganyar 02 Pekalongan sebagai upaya perbaikan pada siklus I.

Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus

sebelumnya.

b) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan).

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan

rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih

meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam pelaksanaan

metode ceramah plus demonstrasi pada mata pelajaran fikih pokok

bahasan shalat sunnah rawatib, yang telah direncanakan.

c. Observasi

Tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan observasi yang telah dipersiapkan

untuk mengetahui kondisi kelas terutama semangat belajar peserta

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

didik dalam pembelajaran fiqih materi shalat rawatib dan kinerja guru

dala pembelajaran

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan

dianalisis. Selanjutnya guru dan kolaborator melakukan tindakan

perbaikan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya .

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Pengamatan (observasi)

Metode pengamatan (observasi) cara pengumpulan data terjun

langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).67

Dalam kegiatan ini, peneliti secara langsung mengamati bagaimana

pelaksanaan pembelajaran, baik dari aktifitas siswa yaitu ketika dalam

pembelajaran maupun sampai pada praktek shalat di sekolah sampai

kebiasaan shalat di rumah masing-masing, pembelajaran yang dilakukan

guru berkaitan pembelajaran shalat siswa yang dilakukan di MIS

Karanganyar 02 Pekalongan kelas III semester II tahun ajaran 2010/2011.

b. Metode Test

Metode evaluasi yang digunakan adalah jenis test. Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan penguasaan materi

maupun bentuk praktiknya yang diperoleh siswa dari pembelajaran yang

telah dilaksanakan yaitu tentang shalat sunnat rawatib.

Jenis testnya adalah test praktik shalat sunnat rawatib.

c. Metode Wawancara (interview)

Metode Wawancara (interview) Yaitu metode pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan

berlandaskan pada tujuan penelitian.68

67 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)

hlm. 23

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Maksud metode ini mengadakan komunikasi langsung terhadap

peserta didik yang sedang belajar. Untuk mengetahui dari beberapa

kesulitan yang dialami siswa, baik dari kendala dalam belajar, kesulitan

dalam mempraktikkan shalat ketika di sekolah, sampai kesulitan-kesulitan

yang dialami siswa di rumah masing-masing guna memperoleh informasi

dari semua siswa tentang kesulitan yang dihadapi, sehingga sebagai bahan

masukan untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya.

d. Metode Dokumentasi

Sumber dokumentasi pada dasarnya ialah segala bentuk sumber

informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun tidak

resmi.69

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan datanilai

praktek siswa, nilai keaktifan siswa.

F. Instrumen Penelitian

Sedangkan instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat

keberhasilan peserta didik adalah:

1. Lembar observasi

Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh

observer. Lembar observasi berisi tentang kegiatan guru dan aktifitas

peserta didik dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan

pengamatan peneliti diantaranya:

A. Siswa aktif mendengarkan dengan seksama penjelasan guru

B. Siswa aktif dalam kerja kelompok

C. Siswa aktif memperagakan shalat

D. Siswa aktif mengomentari hasil praktek teman

68 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, hlm 192 69 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara,

1993), hlm 41-42

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Tabel 2 Contoh Tabel Lembar Observasi

No Nama Hal-hal yang

diamati Jumlah Aktifitas

A B C D

JUMLAH

2. Instrumen evaluasi

Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam

mempraktekkan shalatsunnah rawatib baik gerakan maupun bacaan

Tabel 3

Contoh instrumen hasil Praktek Shalat Sunat Rawatib pada Kategori Gerakan Shalat

Kategori Jumlah Siswa Prosentase Hasil Baik Sekali

Baik Cukup Kurang Jumlah

Tabel 4 Contoh instrumenhasil Praktek Shalat Sunat Rawatib

pada Kategori Bacaan Shalat Kategori Jumlah Siswa Prosentase Hasil

Baik Sekali Baik

Cukup Kurang Jumlah

G. Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes

atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis

deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator

keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

hasil belajar siswa kelas III MIS Karanganyar 02 Pekalongan pada mata

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib. Adapun tehnik

pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan

berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan yaitu prosentase

dengan rumus sebagai berikut:

Skor yang dicapai Nilai = X 100 %

Jumlah Peserta didik H. Indikator Pencapaian

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini apabila:

a. Meningkatnya hasil belajar pembelajaran fiqih materi pokok shalat sunnah

rawatib pada kategori baik dan baik sekali, sebanyak 80%

b. Adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada kategori baik dan

baik sekali sebanyak 80%.

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Pra Siklus

Sebelum melakukan siklus, penelitian melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional, ceramah dan

tanya jawab. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 April 2011. Nilai

praktek siswa sebagai berikut:

Tabel 5 Kategori Hasil Praktek Shalat pada Kategori Gerakan

Pra Siklus Kategori Jumlah

Siswa Prosentase Hasil Ketuntasan

Baik Sekali 7 19% 9 – 10 Tuntas Baik 12 33% 7 – 8 Tuntas

Cukup 12 33% 5 – 6 Tidak Tuntas Kurang 5 14 3 - 4 Tidak Tuntas Jumlah 36 100%

(hasil nilai selengkapnya dalam lampiran)

0

5

10

15

20

25

30

35

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa Prosentase

Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa pada siklus I Praktek shalat

pada kategori gerakan tingkat hasil belajar siswa yaitu pada taraf kategori:

a. Baik sekali ada 7 siswa atau 19%

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

b. Baik ada 12 siswa atau 33%

c. Cukup ada 12 siswa atau 33%

d. Kurang ada 5 siswa atau 14%.

Berdasarkan tabel diatas jumlah ketuntasan belajar siswa jauh

dibawah standar yaitu hanya 52% oleh karena itu dibutuhkan beberapa

siklus tindakan.

Sedangkan nilai dari praktek shalat pada kategori bacaan adalah

sebagai berikut :

2. Hasil Tindakan Kelas Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April 2011, materi yang

diajarkan adalah materi shalat sunnah rawatib. Siklus I dibagi dalam

beberapa tahap yaitu:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu

dipersiapkan oleh peneliti yaitu membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (terlampir), menyiapkan lembar penilaian praktek,

menyiapkan lembar observasi (terlampir), dan pendokumentasian.

b. Tindakan

Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan

mengucapkan salam dan menyuruh siswa untuk membaca do’a

bersama-sama agar proses pembelajaran berjalan hikmat, selanjutnya

mengabsensi siswa dan melakukan apersepsi mengenai shalat sunah

rawatib.

Selanjutnya guru menerangkan materi shalat sunnah rawatib

terutama ketentuan dan tata caranya dan melakukan tanya jawab.

Kegiatan dilanjutkan dengan guru mendemonstrasikan praktek shalat

sunnah rawatib dari awal sampai akhir dengan benar dan siswa

menyimaknya, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan guru menyuruh

beberapa siswa yang merasa sudah siswa secara kelompok untuk

demonstrasi di depan kelas bagi temannya di depan kelas

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Setelah proses pembelajaran terjadi guru menyuruh siswa satu

persatu praktek shalat untuk dinilai. Terakhir guru mengajak siswa

untuk membaca hamdalah dan do’a bersama.

Nilai praktek siswa sebagai berikut:

Tabel 6 Kategori Hasil Praktek Shalat pada Kategori Gerakan

Pra Siklus Kategori Jumlah

Siswa Prosentase Nilai Ketuntasan

Baik Sekali 10 28% 9 – 10 Tuntas Baik 14 39% 7 – 8 Tuntas

Cukup 9 25% 5 – 6 Tidak Tuntas Kurang 3 8% 1- 4 Tidak Tuntas Jumlah 36 100%

(hasil nilai selengkapnya dalam lampiran)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa Prosentase

Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa pada siklus I Praktek shalat

pada kategori gerakan tingkat hasil belajar siswa yaitu pada taraf kategori:

a. Baik sekali ada 10 siswa atau 28% naik dari pra siklus yang masih 7

siswa atau 19%

b. Baik ada 14 siswa atau 39% meningkat dari pra siklus yang masih 12

siswa atau 33%

c. Cukup ada 9 siswa atau 25% menurun dari pra siklus yang masih 12

siswa atau 33%

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa Prosentase

d. Kurang ada 3 siswa atau 8%. Menurun dari pada pra siklus yang masih

ada 5 siswa atau 14%

Jika dilihat dari tingkat ketuntasannya (nilai 70) nilai ketuntasan

ada 24 siswa atau 67%, sehingga menyisakan siswa yang tidak tuntas 12

siswa 33% .

Sedangkan nilai dari praktek shalat pada kategori bacaan adalah

sebagai berikut :

Tabel 7 Kategori Hasil Praktek Shalat Pada Kategori Bacaan

Siklus I Kategori Jumlah Siswa Prosentase Nilai

Baik Sekali 7 19% 11-13 Baik 13 36% 8-10

Cukup 10 28% 5-7 Kurang 6 17% 1-4 Jumlah 36 100%

(hasil selengkapnya terlampir)

Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa pada siklus I Praktek

shalat sunnah rawatib pada kategori bacaan shalatnya tingkat hasil

belajar siswa yaitu pada taraf kategori:

a. Baik sekali ada 7 siswa atau 19%

b. Baik ada 13 siswa atau 36%

c. Cukup ada 10 siswa atau 28%

d. Kurang ada 6 siswa atau 17%.

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Jika dilihat dari tingkat ketuntasannya (nilai 70) nilai

ketuntasan ada 20 siswa atau 56%, sehingga menyisakan siswa

yang tidak tuntas 16 siswa 44% .

c. Observasi

Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di

kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang

kolaborator, berikut hasilnya :

Tabel 8 Kategori Nilai keaktifan

Pelaksanaan Metode Ceramah Plus Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fikih Pokok Bahasan Shalat Sunnah Rawatib Di Kelas III MIS Karanganyar 02

Pekalongan Siklus I Kategori Jumlah Aktivitas J. Siswa Prosentase

Baik sekali 4 8 22% Baik 3 13 36%

Cukup 2 11 31% Kurang 1 4 11%

Jumlah 36 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran nv

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

J. Siswa

Preosentase

Berdasarkan tabel keaktifan di atas siswa yang berada pada:

1) Kategori baik sekali ada 8 siswa atau 22%

2) Kategori baik 13 siswa atau 36%

3) Kategori cukup 11 siswa atau 31%

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

4) Kategori kurang 4 siswa atau 11%

Pada siklus I ini kategori kurang masih mendominasi keaktifan

siswa dalam strategi, ini berarti siswa masih pasif.

Hal ini menunjukkan kecenderungan siswa sebagai berikut :

1) Siswa masih banyak yang gaduh ketika guru menjelaskan materi.

2) Siswa masih kurang kompak dalam kerja kelompok menjadi model

3) Siswa masih kurang antusias dalam memperagakan shalat sunnah

rawatib

4) Siswa banyak yang diam ketika disuruh mengomentari hasil

teman.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan evaluasi kegiatan

yang ada di pra siklus, didapatkan beberapa kelemahan dari sistem

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diantaranya:

a. Guru kurang mampu menyiapkan RPP dengan baik

b. Guru kurang mampu memotivasi kerja siswa untuk demonstrasi

c. Guru kurang mampu mengarahkan siswa dengan sistem individual

karena masih banyak siswa yang malu

d. Setting kelas masih tradisional sehingga siswa kebingungan dalam

berinteraksi dengan temannya

e. Kerja individual masih membingungkan siswa karena mereka tidak

bisa saling tukar pikiran dengan temannya.

f. Guru kurang mampu memanfaatkan media pembelajaran untuk

menstimulus siswa dan menjadi rujukan bagi siswa ketika praktek

g. Guru menerangkan materi terlalu cepat, sehingga ceramah yang

dilakukan kurang dapat memberikan informasi bagi siswa

Dari kekurangan-kekurangan tersebut guru dan kolaborator

mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas

dengan melakukan tindakan :

a. Guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat pembelajaran

dengan baik.

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

b. Guru menerangkan materi lebih detail lagi

c. Guru harus lebih meningkatkan motivasi siswa dengan banyak

mengelilingi kerja kelompok siswa.

d. Guru menyuruh siswa untuk lebih mengamati segala kegiatan

ceramah plus demonstrasi yang dilakukan guru yang dilakukan oleh

guru dan teman yang sudah bisa

e. Guru menggunakan media audio visual praktek shalat

f. Guru lebih menekankan kemampuan individu dalam kelompok

dengan kerja kelompok yang bergantian demonstrasi

g. Menyeting kelas lebih komunikatif lagi dengan setting huruf U

Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk

diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindakan perbaikan terhadap

upaya perbaikan siswa pada siklus I.

3. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilakukan pada tanggal 17

April 2011. Dalam siklus II dilakukan sesuai refleksi pada siklus II

kemudian diterapkan sebagai tindakan untuk mengatasi masalah-masalah

yang ditemui dalam siklus I. Tahapan-tahapan siklus II sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal perlu dipersiapkan

oleh peneliti yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

terlampir, merancang pembentukan kelompok, menyusun kuis

terlampir, menyiapkan media audio visual, peneliti menyiapkan lembar

observasi terlampir, dan pendokumentasian.

b. Tindakan

Proses pembelajaran pada siklus II ini tidak jauh berbeda

dengan yang dilakukan pada siklus I, hanya saja lebih intensifkan

pembelanjaannya.

Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan

mengucapkan salam dan menyuruh siswa untuk membaca do’a

bersama-sama agar proses pembelajaran berjalan hikmat, selanjutnya

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada beberapa siswa

tentang ketentuan shalat sunnah rawatib. Kegiatan guru menerangkan

materi tentang praktek shalat dengan detail menggunakan metode

ceramah, materi dijelaskan dengan pelan-pelan dan guru membuka

tanya jawab.

Selanjutnya guru mengajak siswa untuk menonton tayangan

dalam DVD praktek shalat dengan seksama dan menekankan untuk

tidak boleh gaduh, setelah tayangan selesai siswa di suruh untuk

bertanya tayangan VCD tadi, kemudian guru membentuk kelompok

kerja siswa dengan ketentuan setiap siswa harus melakukan praktek

shalat sunnah rawatib secara bergantian dalam kelompok dan

kelompok melakukan penyempurnaan dari kegiatan praktek tadi

sehingga menemukan cara mengerjakan shalat sunnah rawatib dengan

benar.

Ketika terjadi diskusi dan latihan dalam kelompok guru

mengelilingi siswa utuk memberikan motivasi dan bimbingan agar

siswa lebih semangat.

Setelah kerja kelompok selesai lalu setiap kelompok menjadi

demonstrasi di depan kelas dan kelompok lain mengomentari.

Selanjutnya guru mengklarifikasi hasil kerja siswa yang telah maju di

depan dan memberikan penghargaan setiap kelompok yang maju ke

depan dengan tepuk tangan dan apresiasi dengan ucapan bagus.

Setelah proses pembelajaran terjadi guru menyuruh siswa satu

persatu praktek shalat untuk di nilai. Terakhir guru mengajak siswa

untuk membaca hamdalah dan do’a bersama.

Nilai praktek siswa sebagai berikut:

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Tabel 9 Kategori Hasil Praktek Shalat pada Kategori Gerakan

Siklus II Kategori Jumlah

Siswa Prosentase Nilai Ketuntasan

Baik Sekali 16 44% 9 – 10 Tuntas Baik 15 42% 7 – 8 Tuntas

Cukup 5 14% 5 – 6 Tidak Tuntas Kurang 0 0% 1 - 4 Tidak Tuntas Jumlah 36 100%

(Hasil nilai selengkapnya dalam lampiran)

0

5

10

1520

25

30

3540

45

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa Prosentase

Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa pada siklus I Praktek shalat

pada kategori gerakan tingkat hasil belajar siswa yaitu pada taraf kategori:

a. Baik sekali ada 16 siswa atau 44% naik dari siklus I yaitu 10 siswa

atau 28%

b. Baik ada 15 siswa atau 42% naik dari siklus I yaitu 14 siswa atau 39%

c. Cukup ada 5 siswa atau 14% menurun dari siklus I yang masih 9 siswa

atau 25%

d. Kurang ada 0 siswa atau 0% menurun dari siklus I yang masih 3 siswa

atau 8%

Jika dilihat dari tingkat ketuntasannya nilai ketuntasan ada 21

siswa atau 58%, sehingga menyisakan siswa yang tidak tuntas 15 siswa

42% .

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Sedangkan nilai dari praktek shalat pada kategori bacaan adalah

sebagai berikut :

Tabel 10 Kategori Hasil Praktek Shalat Pada Kategori Bacaan

Pra Siklus Kategori Jumlah Siswa Prosentase Hasil

Baik Sekali 15 41.67% 11-13 Baik 15 41.67% 8-10

Cukup 6 16.67% 5-7 Kurang 0 0% 1-4 Jumlah 36 100%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa Prosentase

Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa pada siklus I Praktek

shalat sunnah rawatib pada kategori bacaan shalatnya tingkat hasil

belajar siswa yaitu pada taraf kategori:

a. Baik sekali ada 15 siswa atau 42% naik dari siklus I yaitu 7

siswa atau 19%

b. Baik ada 15 siswa atau 42% naik dari siklus I yaitu 13 siswa

atau 36%

c. Cukup ada 6 siswa atau 16% menurun dari siklus I yaitu 10

siswa atau 28%

d. Kurang ada 0 siswa atau 0% menurun dari siklus I yang masih

6 siswa atau 17%.

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Jika dilihat dari tingkat ketuntasannya (nilai 70) nilai

ketuntasan ada 20 siswa atau 56%, sehingga menyisakan siswa

yang tidak tuntas 16 siswa 44% .

c. Observasi

Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di

kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang

kolaborator, berikut hasil penilaian dari keaktifan :

Tabel 11 Kategori Nilai keaktifan

Pelaksanaan Metode Ceramah Plus Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fikih Pokok Bahasan Shalat Sunnah Rawatib Di Kelas III MIS Karanganyar 02

Pekalongan Siklus II Kategori Jumlah Aktivitas J. Siswa Prosentase

Baik sekali 4 15 42% Baik 3 15 42%

Cukup 2 6 17% Kurang 1 0 0%

Jumlah 35 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

J. Siswa

Preosentase

Berdasarkan nilai proses keaktifan siswa dengan jumlah siswa

yang berada pada

1) Kategori baik sekali ada 15 siswa atau 42% naik dari siklus I yaitu

8 siswa atau 22%

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

2) Kategori ada 15 siswa atau 42% naik dari siklus I yaitu baik 13

siswa atau 36%

3) Kategori cukup ada 6 siswa atau 17% menurun dari siklus I yaitu

11 siswa atau 31%

4) Kategori kurang tidak ada siswa atau 0% menurun dari pra siklus

yaitu 4 siswa atau 11%

Pada siklus II Ini menunjukkan siswa sudah sudah aktif dalam

pembelajaran.

4. Refleksi

Proses pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi pada mata

pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib di kelas III MIS

Karanganyar 02 Pekalongan tingkat hasil belajar siswa mencapai 86% dan

kekatifan sudah mencapai 84% sudah mencapai indikator yang ditetapkan

yaitu 80 % ke atas maka peneliti menghentikan tindakan kelas ini.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dari pengamatan keaktifan dan tes praktek

yang telah dikemukakan di atas, pada pelaksanaan tindakan pra siklus, siklus

I, dan Siklus II dapat diketahui perubahan-perubahan baik dari cara belajar

siswa dan hasil belajarnya dengan diadakannya pembelajaran menggunakan

metode demonstrasi dengan pembahasan sebagai berikut.

Tabel 12 Kategori Hasil Praktek Shalat pada Kategori gerakan pra

siklus, Siklus I dan II

Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Prosentase

Jumlah Siswa Prosentase

Jumlah Siswa Prosentase

Baik Sekali 7 19% 10 28% 16 44% Baik 12 33% 14 39% 15 42%

Cukup 12 33% 9 25% 5 14% Kurang 5 14% 3 8% 0 0% Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

J. Siswa Prosentase J. Siswa Prosentase

Siklus I Siklus II

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

05

101520253035404550

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Tabel 13

Kategori Hasil Praktek shalat pada kategori bacaan shalat rawatib pada pra siklus, Siklus I dan II

Kategori Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Prosentase Jumlah Siswa Prosentase Baik Sekali 7 19% 15 42%

Baik 13 36% 15 42% Cukup 10 28% 6 17% Kurang 3 8% 0 0.00% Jumlah 36 100% 36 100%

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Tabel 14 Nilai keaktifan

Pelaksanaan Metode Ceramah Plus Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fikih Pokok Bahasan Shalat Sunnah Rawatib Di Kelas III MIS

Karanganyar 02 Pekalongan Siklus I, dan Siklus II Jumlah

Aktifitas

Siklus I Siklus II

J. Siswa Prosentase J. Siswa Prosentase

4 8 22% 15 42%

3 13 36% 15 42%

2 11 31% 6 17%

1 4 11% 0 0%

Jumlah 36 100% 36 100%

05

1015202530354045

J. Siswa Preosentase J. Siswa Preosentase

Siklus I Siklus II

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Dari kedua tabel membuktikan dengan beberapa tindakan yang

dilakukan guru terutama dalam membimbing siswa dan memotivasi untuk

aktif dalam pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi pada mata

pelajaran fikih pokok bahasan shalat sunnah rawatib di kelas III MIS

Karanganyar 02 Pekalongan telah meningkatkan hasil belajar pada mata pada

tingkat ketuntasan dan juga dapat meningkatkan keaktifan siswa sebagaimana

yang telah direncanakan.

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dibahas di bab sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa :

1. Ada peningkatan hasil belajar siswa kelas III MIS Karanganyar 02

Pekalongan dapat di lihat dari penignkatan hasil belajar praktek shalat

pada kategori bacaan shalat siswa juga menglami kenaikan yaitu pada

siklus I siswa yang berada pada kategori baik dan baik sekali ada 20 siswa

atau 55% naik menjadi 30 siswa atau 84% pada siklus II. Begitu juga

hasil praktek shalat pada kategori gerakan shalat rawatib siswa juga

mengalami kenaikan yaitu pada siklus I siswa yang berada pada kategori

baik dan baik sekali ada 20 siswa atau 55,55% naik menjadi 30 siswa atau

83,34% pada siklus II.

B. Saran-saran

Mengingat pentingnya shalat untuk umat Islam lebih-lebih untuk anak-

anak, maka guru harus lebih giat dalam melaksanakan pembelajaran tentang

shalat untuk meningkatkan kemampuan shalat siswa pada peserta didik,

peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah

tersebut diatas sebagai berikut.

1. Kepada Guru Fikih

a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar

paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi

tersampaikan secara maksimal.

b. Dalam pembelajaran fikih guru harus mampu memilih model dan

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik merasa mudah

dalam memahami materi.

c. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya

variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama

dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang

diajarkan.

d. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah plus

demonstrasi pada mata pelajaran fikih materi shalat sunnah rawatib

agar dapat dilakukan tidak hanya sampai pada selesainya penelitian ini

saja, akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan secara kontinue sebagai

program untuk meningkatkan semangat dan mengurangi kejenuhan

pada waktu melaksanakan pembelajaran.

2. Pihak sekolah

a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan

pembelajaran yang berlangsung.

b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan

prasarana yang dibutuhkan.

c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya

meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi professional serta

membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya

kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan

proses pembelajaran, yang akhirnya akan dapat menghasilkan peserta

didik yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah

yang mampu berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan

sekolah.

C. Penutup

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa

mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,

Taufiq dan Hidayah-Nya.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam

skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti

harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga

amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amien.

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

DAFTAR PUSTAKA

Ali ,Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik Bandung, Bumi Aksara,

1993

Al-Makki, Abu thalib, Tafsir Sufistik Rukun Islam, Bandung: Mizan Pustaka,

2005

Al-Mubarok, Faisal Ibnu Abul Aziz, Nailul Author, terj. Muhammad Hamidi,

Imron A.M dan Imam Fanani, Surabaya: Bina Ilmu, t.th

Amar, Imron Abu, Fatkhul Qarib Terjemah, Kudus: Menara, 1998

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat

Pers, 2002

Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2008

Ash Shidieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Pedoman Shalat, Semarang : Pustaka

Rizki Putra, 2001

Azis, Sholeh Abdul dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-

Tadrisi, Juz.1., Mesir: Darul Ma’arif, 1985

Crow, Lester D. and Crow, Alice, Human Development and Learning, New York:

American Book Company, 2002

Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2004

-----------, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 2002

Depag RI, AI-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005

Dja’far, Zainuddin, Didaktik Metodik, Surabaya: Garoeda Buana Indah, 1995

Djamarah, Syaiful Bahri, dkk, Strategi Belajar mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,

2000

Donald, Frederick Y. Mc., Educational Psychology, Tokyo: Overseas Publication

LTD, 2007

Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya, 1989, 148

Haryanto, Sentot, Psikologi Shalat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000

Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara,

2004

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Hasibuan, JJ. dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2001

Imam Abu Al Husaian Muslim Bin Hajjaj Al Quraisyi Annaisabury , Sahih

Muslim, juz I, Beirut Libanon : Darul Kutub Al ilmiyyah, 1992

Ismail, S. M., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:

Rasail, 2009

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia,

1991

Manaf, Moenir, Pilar Ibadah dan Doa, Bandung: Angkasa, 2000

Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Rineka

Cipta: 2004

Nasution S, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 2004

Partanto, Pius. A., dkk., Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 2001

Rahim, Ibnu Abdir, Tuhfatul Ahwadi Bisyarhi Jami’ Al-Tirmidzi, Beirut: Darul

Kutub, Al-Ilmiah, t.th

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2007

Raya, Ahmad Thib, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam

Islam, Jakarta: Presindo Media, 2003

Rifa’I, Muhammad, Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: Thoha Putera, 2003

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah I, Bandung: Al-Ma’ruf, 2008

Saminanto, Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Semarang: RaSAIL,

2010

Shidieqy, M. Hasbi As, Al Islam, Semarang:Pustaka Rizki Putra, 1998

------------, Pedoman Shalat, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001

Soenardjo, dkk., Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama Islam,

2004

Subroto, B. Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,

2002

Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: CV. Widya Karya, 2009

Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, Jakarta: Rinneka Cipta, 2000

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

Sukmadinata,Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja

Rosda Karya, 2005

Surahmad. Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jamars, 2000

Surakhman, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jemmars,

1980

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Roesdakarya, 2008

Taqiyuddin, Imam, Kifayatul Akhyar, Semarang: Maktabah Matba’ah Thoha

Putera, t.th

Thoha, Habib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Semarang: Pustaka Pelajar, 2001

Usman, Basyirudin, dkk, Media Pembelajaran, Jakarta: Delia cipta Utama, 2002

Usman, Mujibur Rahman Muhammad, Aunil Ma’bud syarah imam Abu Dawud

Juz II, T. kp. Maktabah Assalafiah, t.th

Yusuf, Tayar dkk, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta:

Raja Grafindo, 2000

------------,, Ilmu Praktek Mengajar (Metodik Khusus Pengajaran Agama),

Bandung : PT. Ma'arif, 1993

Zein, Muhammad, Metodologi Agama, Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana,

t.th

Zuhairini, et. al. , Metode Mengajar Agama, Solo: Ramdani, 2004

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) (SIKLUS I)

Sekolah : MIS Karanganyar 02 Pekalongan Mata Pelajaran : Fiqih Kelas : III Alokasi Waktu : 3 x 35 menit A. Standar Kompetensi

1. Mengenal shalat sunnah rawatib B. Kompetensi Dasar

1.2 Mempraktekkan tata cara shalat sunah rawatib C. Tujuan Pembelajaran :

� Hafal bacaan-bacaan shalat sunah rawatib � Mengetahui tata cara shalat sunah rawatib � Mendemontrasikan shalat sunah rawatib

D. Materi Pembelajaran

� Praktek shalat sunah rawatib E. Metode Pembelajaran

� Ceramah Plus � Demonstrasi

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan � Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a. � Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang shalat rawatib � Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa

bahwa betapa pentingnya shalat rawatib. � Meminta siswa menyiapkan buku teks Fiqih.

2. Kegiatan Inti � Eksplorasi : Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks

Fiqih tentang shalat rawatib yaitu do’a dan rukun-rukunnya. � Elaborasi : Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku

catatan tentang shalat rawatib yaitu tentang do’a-do’a dan rukun-rukunnya

� Konfirmasi : Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan temuannya tentang do’a dan rukun shalat sunnah rawatib sekalian menghafalnya.

� Elaborasi : Guru menjelaskan secara detail tentang doa dan rukun shalat rawatib.

� Elaborasi : Guru mendemonstrasikan tentang shalat rawatib, kemudian diikuti siswa secara bersama-sama dengan pantauan guru

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

� Elaborasi : guru membentuk kelompok siswa yang beranggotakan 5 siswa untuk melakukan demonstrasi shalat rawatib supaya bisa terpantau dengan mudah.

� Elaborasi : Kemudian siswa diminta mendemonstrasikannya secara sendiri-sendiri.

3. Kegiatan Penutup

� Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang shalat rawatib

� Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi shalat rawatib

� Siswa menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing G. Alat/Sumber Belajar

� Buku paket Fikih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain H. Penilaian

Indikator Bentuk Penilaian

Instrumen

• Menghafal bacaan shalat rawatib Tanya jawab Hafalkan niat shalat rawatib • Mendemonstrasikan shalat rawatib Praktik Mempraktikkan shalat rawatib

Mengetahui Kepala Madrasah Fathurrohman

Pekalongan, Pebruari 2011 Guru bidang studi Fiqih Ro’fah

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) (SIKLUS II)

Sekolah : MIS Karanganyar 02 Pekalongan Mata Pelajaran : Fiqih Kelas : III Alokasi Waktu : 3 x 35 menit A. Standar Kompetensi

1. Mengenal shalat sunnah rawatib B. Kompetensi Dasar

1.2 Mempraktekkan tata cara shalat sunah rawatib C. Tujuan Pembelajaran :

� Hafal bacaan-bacaan shalat sunah rawatib � Mengetahui tata cara shalat sunah rawatib � Mendemontrasikan shalat sunah rawatib

D. Materi Pembelajaran

� Praktek shalat sunah rawatib E. Metode Pembelajaran

� Ceramah Plus � Demonstrasi

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan � Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a. � Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang shalat rawatib � Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa

bahwa betapa pentingnya shalat rawatib. � Meminta siswa menyiapkan buku pantauan shalat sunah rawatib.

2. Kegiatan Inti � Eksplorasi : Guru meminta masing-masing siswa membuka buku

pantauan tentang shalat rawatib. � Elaborasi : Siswa membarikan buku pantauan masing-masing kepada

guru untuk dievaluasi � Konfirmasi : Guru memberi pertanyaan tentang aktifitas shalat rawatib

siswa (baik yang menyangkut kemajuan maupun kemunduran). � Elaborasi : Guru menjelaskan kembali secara detail untuk

mengingatkan kepada siswa tentang keutamaan shalat rawatib. � Elaborasi : Guru meminta siswa satu persatu untuk

mendemonstrasikan shalat rawatib dengan pantauan guru

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

3. Kegiatan Penutup � Guru memberikan penguatan keutamaan tentang shalat rawatib � Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang kendala-

kendala dalam mempraktikkan shalat rawatib di rumah G. Alat/Sumber Belajar

� Buku paket Fikih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain H. Penilaian

Indikator Bentuk Penilaian

Instrumen

• Mendemonstrasikan shalat rawatib Praktik Mempraktikkan shalat rawatib

Mengetahui Kepala Madrasah Fathurrohman

Pekalongan, Pebruari 2011 Guru bidang studi Fiqih Ro’fah

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

LAMPIRAN HASIL PRAKTEK BACAAN SHALAT

SIKLUS I

No Nama RPAKTEK SHALAT

Jml rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Agam Rizqi Bactiar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 2 Ahmad Abrori 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 92% 3 A Syafru Rif’an 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10 77% 4 Ainun Munana 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 77% 5 Fatin Farhana 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 6 46% 6 Firda Rohimatus SH 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 8 62% 7 Dian Alfianita 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 6 46% 8 Hanuf Nuzzaibah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 9 Hanifansyah 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 7 54% 10 Ilma Mubin 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 9 69% 11 Ilham Maulana 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 31% 12 Islahul Mizan 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 9 69% 13 Ida Fitriana 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 6 46% 14 Ida Fadlia 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9 69% 15 Ika Fatra Fatina 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 6 46% 16 Ima Syafarina Dewi 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 10 77% 17 Imrotun Nafisah 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 8 62% 18 Khoriraotun Nazilah 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 7 54% 19 Maftuhatur Rizqoh 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 9 69% 20 M. Imron 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 3 23% 21 M Fikri 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 9 69% 22 M Ulum 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11 85% 23 M Mabrur 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 5 38% 24 Misbahudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 25 Niamil Jannati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 92% 26 N Jannah 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 3 23% 27 Rizkia Indrianingsih 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 6 46% 28 Reza Gunawan 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 77% 29 Roihatul Maula 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 6 46% 30 Sakinatun Nahlah 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 7 54% 31 Shofyan Hadi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 32 Silviaa Rahma 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 38% 33 Siti Amilah 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 9 69% 34 Siti Zuhrotun Nisa’ 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 15% 35 Tahta Alfianna Bais 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 85% 36 Zidni Ilmi 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 46%

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

SIKLUS II

No Nama PRAKTEK SHALAT

Jml rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Agam Rizqi Bactiar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 2 Ahmad Abrori 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 3 A Syafru Rif’an 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 11 85% 4 Ainun Munana 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 92% 5 Fatin Farhana 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 8 62% 6 Firda Rohimatus SH 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 85% 7 Dian Alfianita 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8 62% 8 Hanuf Nuzzaibah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 9 Hanifansyah 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 69% 10 Ilma Mubin 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10 77% 11 Ilham Maulana 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 6 46% 12 Islahul Mizan 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 77% 13 Ida Fitriana 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 8 62% 14 Ida Fadlia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 92% 15 Ika Fatra Fatina 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 7 54% 16 Ima Syafarina Dewi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 11 85% 17 Imrotun Nafisah 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 11 85% 18 Khoriraotun Nazilah 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 9 69% 19 Maftuhatur Rizqoh 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 9 69% 20 M. Imron 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 4 31% 21 M Fikri 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 85% 22 M Ulum 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 77% 23 M Mabrur 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 6 46% 24 Misbahudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 25 Niamil Jannati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 26 N Jannah 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 5 38% 27 Rizkia Indrianingsih 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 8 62% 28 Reza Gunawan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 92% 29 Roihatul Maula 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 7 54% 30 Sakinatun Nahlah 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 9 69% 31 Shofyan Hadi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 32 Silviaa Rahma 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 54% 33 Siti Amilah 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 9 69% 34 Siti Zuhrotun Nisa’ 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6 46% 35 Tahta Alfianna Bais 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100% 36 Zidni Ilmi 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 69%

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

LAMPIRAN KEAKTIFAN SISWA

SIKLUS I

No Nama

Aspek

Pengamatan Jumlah

Aktifitas A B C D

1 Agam Rizqi Bactiar 1 1 1 0 3 2 Ahmad Abrori 1 0 0 1 2 3 A Syafru Rif’an 1 1 1 1 4 4 Ainun Munana 1 0 0 1 2 5 Fatin Farhana 1 1 0 1 3 6 Firda Rohimatus SH 1 1 1 1 4 7 Dian Alfianita 1 1 1 1 4 8 Hanuf Nuzzaibah 1 1 1 0 3 9 Hanifansyah 1 0 1 1 3 10 Ilma Mubin 0 1 0 1 2 11 Ilham Maulana 1 1 0 1 3 12 Islahul Mizan 1 1 1 0 3 13 Ida Fitriana 0 1 0 1 2 14 Ida Fadlia 1 1 0 0 2 15 Ika Fatra Fatina 0 1 0 0 1 16 Ima Syafarina Dewi 0 1 0 0 1 17 Imrotun Nafisah 1 1 1 0 3 18 Khoriraotun Nazilah 0 1 0 1 2 19 Maftuhatur Rizqoh 1 1 0 1 3 20 M. Imron 0 1 0 1 2 21 M Fikri 0 1 0 0 1 22 M Ulum 0 1 0 1 2 23 M Mabrur 1 1 1 1 4 24 Misbahudin 1 0 0 1 2 25 Niamil Jannati 1 0 1 1 3 26 N Jannah 1 1 0 1 3 27 Rizkia Indrianingsih 0 1 1 1 3 28 Reza Gunawan 1 0 1 0 2 29 Roihatul Maula 1 1 1 1 4 30 Sakinatun Nahlah 1 1 1 1 4 31 Shofyan Hadi 0 1 0 1 2 32 Silviaa Rahma 0 1 1 1 3 33 Siti Amilah 0 0 1 0 1 34 Siti Zuhrotun Nisa’ 1 1 1 1 4 35 Tahta Alfianna Bais 1 0 0 1 2 36 Zidni Ilmi 1 1 1 1 4

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

SIKLUS II

No Nama

Aspek

Pengamatan Jumlah

Aktifitas A B C D

1 Agam Rizqi Bactiar 1 1 1 1 4 2 Ahmad Abrori 1 1 0 1 3 3 A Syafru Rif’an 1 1 1 1 4 4 Ainun Munana 1 1 0 1 3 5 Fatin Farhana 1 1 0 1 3 6 Firda Rohimatus SH 1 1 1 1 4 7 Dian Alfianita 1 1 1 1 4 8 Hanuf Nuzzaibah 1 1 1 1 4 9 Hanifansyah 1 1 1 1 4 10 Ilma Mubin 0 1 1 1 3 11 Ilham Maulana 1 1 1 1 4 12 Islahul Mizan 1 1 1 1 4 13 Ida Fitriana 1 1 0 1 3 14 Ida Fadlia 1 1 0 1 3 15 Ika Fatra Fatina 0 1 0 0 1 16 Ima Syafarina Dewi 1 1 0 0 2 17 Imrotun Nafisah 1 1 1 0 3 18 Khoriraotun Nazilah 0 1 1 1 3 19 Maftuhatur Rizqoh 1 1 1 1 4 20 M. Imron 0 1 0 1 2 21 M Fikri 0 1 0 1 2 22 M Ulum 1 1 0 1 3 23 M Mabrur 1 1 1 1 4 24 Misbahudin 1 0 0 1 2 25 Niamil Jannati 1 0 1 1 3 26 N Jannah 1 1 1 1 4 27 Rizkia Indrianingsih 0 1 1 1 3 28 Reza Gunawan 1 0 1 0 2 29 Roihatul Maula 1 1 1 1 4 30 Sakinatun Nahlah 1 1 1 1 4 31 Shofyan Hadi 0 1 1 1 3 32 Silviaa Rahma 0 1 1 1 3 33 Siti Amilah 1 1 1 0 3 34 Siti Zuhrotun Nisa’ 1 1 1 1 4 35 Tahta Alfianna Bais 1 0 1 1 3 36 Zidni Ilmi 1 1 1 1 4

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/111/jtptiain-gdl-rofah... · PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI PADA ... Dengan demikian,

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Nama : Ro’fah

Tempat/Tanggal Lahir : Pekalongan, 5 Juni 1968

Alamat : Karanganyar Gg 10 Tirto Pekalongan

Jenjang Pendidikan :

1. MI lulus tahun 1980

2. MTs lulus tahun 1983

3. MAN lulus tahun 1988

4. DII lulus tahun 2001

5. D II sertifikasi lulus tahun 2001

6. S1 IAIN Walisongo Semarang (sampai sekarang)

Semarang, Juni 2011

Penulis

Ro’fah NIM. 093111344