FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI...
Transcript of FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI...
-
i
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA BATU
BATA DI KELURAHAN LAWAWOI KABUPATEN SIDRAP
SAKINAH
K 111 08 960
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
JURUSAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2012
-
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi dan
disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Makasasar, 31 Januari 2013
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.dr.Rafael Djajakusli,MOH dr.M.Furqaan
Naiem,M.Sc.Ph.D
Mengetahui
Ketua Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
dr. Muhammad Rum Rahim, M.Sc.
-
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Pada Tanggal 31
Januari 2013 2009
Ketua : Prof.dr.Rafael Djajakusli,MOH (..............................)
Sekretaris : dr.M.Furqaan Naiem,M.Sc.Ph.D (...............................)
Anggota : 1. Awaluddin,SKM.M.Kes (................................)
2. Indra Fajarwati Ibnu, SKM, M.A (................................)
3. Dian Sidik Arsyad, SKM, M.KM (..................................)
-
iv
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makassar, Desember 2012
Sakinah
“Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nnyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap Tahun 2012”
( xii + 60 + 11 tabel + 11 lampiran )
Industri batu bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap merupakan industri rumah tangga yang dijalankan masyarakat di daerah tersebut. Pekerja di industri ini bekerja pada setiap hari, dengan rata-rata waktu kerja ±8 jam perharinya. Dalam seharinya satu pekerja mampu menghasilkan ±2000 buah batu bata. Sehingga risiko keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata sangat tinggi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional study terhadap 54 pekerja sebagai sampel yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Analisis data dengan univariat untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan bivariat dengan cross tabulasi kemudian diuji menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 54 responden, yang mengalami keluhan keluhan nyeri punggung bawah adalah 24 responden (44,4%). Beberapa variabel yang diteliti pada kategori umur tua yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah yaitu 17 pekerja (60,7%) dan kategori umur muda 7 pekerja (26,9%) nilai p value = 0,026, Masa kerja lama terdapat 15 pekerja (65,2%) yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah dan masa kerja baru terdapat 9 orang (29,0%) nilai p value = 0,018, kategori lama kerja memenuhi syarat yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah yaitu 18 orang (40,9%) dan kategori tidak memenuhi syarat 6 orang (60,0%) nilai p value =0,273, kategori sikap tubuh saat bekerja yang tidak ergonomis yang mengalami nyeri punggung bawah yaitu 24 orang (66,7) dan yang memenuhi syarat yaitu 3 orang (25,0).
Berdasarkan hasil penelitian, untuk mencegah dan mengurangi keluhan nyeri punggung bawah, disarankan bagi pihak industri di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap agar memberikan pelatihan bagi pekerja batu bata tentang cara kerja yang ergonomis agar terhindar dari resiko akibat kerja serta mengadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama tentang keluhan nyeri punggung bawah.
Jumlah Pustaka : 20 ( 1997 – 2012 )
Kata Kunci : Keluhan nyeri punggung bawah , pekerja batu bata
-
v
SUMMARY
Hasanuddin University's
Faculty of public health
occupational health and safety,
December 2012
Sakinah
Faktor Nnyeri Complaint-related lower back on a Brick Worker In the village Lawawoi, district Srikalahasthi 2012
(xii. 11 11 60 table attachments)
The brick industry in the village Lawawoi, district Srikalahasthi household industry is run by communities in the area. Workers in this industry work on every day, with an average of 8 hours of working time per day. In one worker are now capable of producing 2,000 pieces of bricks. So the risk of lower back pain complaints in brick workers is very high
The purpose of this research was to determine the factors associated with lower back pain complaints on a brick worker in the village Lawawoi, district Srikalahasthi in 2012. Type of this research is a survey with cross sectional approach analytical study of 54 workers as the selected sample by using purposive sampling. Analysis of univariate data to describe the characteristics of respondents and with cross tabulations bivariat then tested using the Chi Square test.
The results showed that as many as 54 respondents, who suffered a lower back pain complaint complaint was 24 respondents (44,4%). Some of the variables examined in the older age category is experiencing lower back pain complaint of 17 workers (60.7%) and young age category 7 (26,9%) workers value p value = 0,026, long working period there were 15 (65,2%) workers who are experiencing lower back pain complaint and the new work there are 9 persons (29,0%) p value = value, categories work old 0,018 eligible who are experiencing lower back pain complaint that 18 people (40,9%) and categories not eligible 7 people (60.0%) p value = value0,273, posture while working category which is not ergonomic that is experiencing lower back pain that is 24 people (66,7) and fully qualified i.e. 3 people (25,0).
Based on the research results, in order to prevent and reduce lower back pain complaints, suggested on behalf of the industry in the Village Lawawoi, district Srikalahasthi to give training for brick workers about how ergonomic work to avoid the risk of occupational as well as hold a medical examination on a regular basis especially about lower back pain complaints.
Number of Libraries: 20 (1997% u2013 2012)
keywords: complaints of lower back pain, the brick workers
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Rabbi Semesta Alam Allah
Azza Wa Jalla, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul, Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan
Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata di Kelurahan Lawawoi
Kabupaten Sidrap tahun 2012 sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak
dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa dan terima kasih yang sebesar
– besarnya kepada Orang Tua, Ayahanda tercinta Hamzah dan Ibunda tercinta St.
Rahmah, serta wali orang tua sekaligus tante Hasnah Bandang, SE AK yang
telah mendukung penulis dalam segala hal dengan penuh pengorbanan, kesabaran,
cinta kasih, memberikan doa, semangat dan motivasinya serta mendidik dengan
segala keikhlasan.
Dengan segala hormat, tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada :
1. Prof. dr. Rafael Djajakusli, MOH selaku pembimbing I dan dr.M.Furqaan
Naiem, M.Sc,Ph.D selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran
dalam memberikan perhatian, arahan, motivasi, masukan serta dukungan
moril dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
vii
2. Ibu dr. Masyita Muis, MS, Ibu Indra Fajarwati Ibnu, SKM, M.A, Bapak
Awaluddin SKM, M.Kes dan Bapak Dian Sidik Arsyad, SKM, M.KM
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran serta
arahan guna menyempurnakan penulisan skripsi ini.
3. Ibu Erniwati Ibrahim, SKM, M.Kes selaku penasehat akademik yang telah
memberikan petunjuk, arahan selama mengikuti pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
4. Bapak dr. Muhammad Rum Rahim, M.Sc. ketua bagian Kesehatan dan
Keselamatan Kerja beserta dosen dan staf bagian K3 atas bantuanya dalam
memberikan arahan selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.
5. Bapak Prof. Dr. dr. Alimin Maidin, MPH selaku dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin, para wakil dekan beserta staf Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin atas bantuanya selama penulis
mengikuti pendidikan di FKM Unhas.
6. Bapak Lalu Muhammad Saleh, SKM, M.Kes yang memberikan ilmu,
semangat dan dorongan.
7. Bapak /ibu Dosen FKM Unhas yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang sangat berharga selama mengikuti pendidikan di FKM Unhas
8. Bapak Bupati Sidrap, Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu, pihak
Kantor Kecamatan Watang Pulu dan Kepala Kelurahan Lawawoi, yang telah
memberikan izin untuk meneliti di wilayah pemerintahanya.
-
viii
9. Saudara-saudaraku tercinta Ahmad Hamzah dan Ahmad Yani terima kasih
atas dukungan dan kasih sayangnya.
10. Sahabat-sahabatku Itha, Indah, Ifhat, Anchy, Nunu, Lhya, Ivha, Iin, Siska,
Vita, Ima, Darma, Lily, Nasrah, Uni, Jeje, Evy, Wilda dan Tante Kasmi
yang memberikan perhatian, semangat dan doanya kepada penulis hingga
akhirnya skripsi ini dapat selesai.
11. Teman-teman angkatan 2008 ‘Romusa’ khususnya anak-anak K3’08,
Teman- teman Pnengalaman Belajar Lapangan Posko Bunga Eja Baru,
Teman-teman KKN angkatan 38 Posko Cabbengnge atas kerjasama,
kebersamaan motivasi dan dukungannya.
12. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya yang telah banyak
memberikan bantuannya dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diperlukan oleh penulis kearah yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga
bantuan dari semua pihak mendapatkan balasan yang besar dari Allah SWT.
Penulis berharap semoga tulisan ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik dan
memberi manfaat .
Makassar, Desember 2012
Penulis
S A K I N A H
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
RINGKASAN ...................................................................................................... . iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9
A. Tinjauan Umum Tentang Ergonomi........................ .............................. 9
B. Tinjauan Umum Tentang Nyeri Punggung Bawah ................................ 10
C. Tinjauan Umum Tentang Umur............................................................... 20
D. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja..................................................... 22
E. Tinjauan Umum Tentang Lama Kerja ................................................... 23
F. Tinjuan Umum Tentang Sikap Tubuh Saat bekerja ............................... 24
-
x
G. Tinjuan Umum Tentang Pekerja Batu Bata ........................................... 25
H. Kerangka Teori........................................................................................ 28
BAB III KERANGKA KONSEP ...................................................................... 29
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................................... 29
B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti .............................................................. 32
C. Definisi Operasional & Kriteria Objektif ................................................. 33
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 35
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 36
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 36
B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 36
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 36
D. Pengumpulan Data .................................................................................. 37
E. Pengolahan Data & Penyajian Data ........................................................... 37
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... .. 39
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 39
B. Pembahasan ............................................................................................... 50
C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 59
B. Saran .......................................................................................................... 60
-
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur Pada Pekerja Batu
Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012 .......................... 40
2. Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pekerja Batu
Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012...........................41
3. Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Pekerja
Batu Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012...................41
4. Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada Batu Bata di
Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012........................................42
5. Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Pada Pekerja Batu Bata
di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012....................................43
6. Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tubuh Saat bekerja Pada
Pekerja Batu Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012.......44
7. Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Pada Pekerja Batu Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun
2012........................................................................................................45
8. Tabel 8 Hubungan Antara Umur dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada
Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012......46
9. Tabel 9 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun
2012......................................................................................................... 47
-
xii
10. Tabel 10 Hubungan Antara Lama Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahu
n 2012......................................................................................................48
11. Tabel 11 Hubungan Antara Sikap Tubuh dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahu
n 2012......................................................................................................49
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Observasi
Lampiran 3 : Master Tabel
Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data Bivariat dan Univariat
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Cq
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Bupati Kabupaten Sidrap Cq Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian dari Makassar Cq Kecamatan Rappocini
Lampiran 10 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang saat ini telah
mengalami transformasi disegala rana kehidupannya termasuk dalam
pengembangan lapangan pekerjaan, dari masyarakat agraris menuju
masyarakat industri. Abad 21 dan tatanan global mendorong masyarakat
industri memperhatikan manusia baik secara fisik, mental, psikologi, maupun
perilakunya. Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan pekerjaan
sehari-hari. Pekerjaan disuatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan
dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif
sebagai salah satu tujuan hidup. Di pihak lain, dengan bekerja tubuh akan
menerima beban dari luar tubuhnya, yang berarti setiap pekerjaan adalah
beban. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental
(Tarwaka, 2004).
Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat
dan memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja, baik yang ada di
sektor formal maupun yang berada pada sektor informal. Kesehatan kerja
bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik
fisik, mental maupun sosial. Tujuan tersebut dicapai dengan usaha-usaha
preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja serta penyakit
umum. Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen
-
2
kesehatan berupa kapasitas dari pekerja, beban kerja dan lingkungan kerja
dapat berinteraksi secara baik dan serasi (Suma’mur , 1998).
Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran
ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain
dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja. Ergonomi sebagai salah satu
ilmu yang berusaha untuk menyerasikan antara faktor manusia, faktor
pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja secara ergonomis maka
diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari gerakan
dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi
sekecil-kecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya.
Salah satu masalah ergonomi yang terjadi adalah keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja di bidang industri batu bata. Kebutuhan
produksi yang terkadang meningkat menuntut peningkatan tenaga kerja yang
produktif. Proses industri yang menggunakan tenaga kerja, terutama yang
berhubungan dengan sikap tubuh dalam proses produksinya, akan berisiko
tinggi terhadap potensi bahaya yang ada.
Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma klinik yang ditandi
dengan gejala utama adanya rasa nyeri atau perasaan tidak enak di daerah
tulang punggung bawah (Murdana dalam Muheri, 2010).
Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau kadang
berulang kali dengan memerlukan biaya yang tinggi dalam penanganannya
sehingga tidak boleh dipandang sebelah mata. WHO mengatakan bahwa 2%-
5% dari karyawan di negara industri tiap tahun mengalami Nyeri Punggung
-
3
Bawah (NPB), dan 15% dari absenteisme di industri baja serta industri
perdagangan disebabkan karena Nyeri Punggung Bawah. Data statistik
Amerika Serikat memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-20% per tahun.
Sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan disebabkan oleh kelainan
organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Nyeri
pinggang menyebabkan lebih banyak waktu hilang dari pada pemogokan
kerja sebanyak 20 juta hari kerja karenanya.
Nyeri Punggung Bawah adalah masalah yang banyak dihadapi oleh
banyak negara dan menimbulkan banyak kerugian. Berdasarkan data dari
penelitian Picavet dan Schouten (2001) untuk melihat prevalensi nyeri
muskoletal (termasuk NPB) pada beberapa negara di dunia, diketahui
prevalensi penderita NPB di Swedia pada tahun 1998 adalah sebesar 56%,
Norwegia pada tahun 1997 sebesar 21,6%, Spanyol pada tahun 1999 sebesar
23,7%, dan di Belanda pada tahun 2001 adalah sebesar 26,9% dari total
populasi.
Pada tahun 1998, prevalensi penderita NPB di Inggris adalah 40%
dalam 1 tahun terakhir. Ada sedikit peningkatan dibandingkan tahun 1996
dengan prevalensi NPB 35%. Pada tahun 1992 prevalensi NPB hanya 10%.
Nyeri Punggung Bawah merupakan salah satu gangguan
muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik
(Maher, Salmond & Pellino dalam Budiono, 2003). Hampir dari 80%
penduduk pernah mengalami nyeri punggung bawah dalam siklus
-
4
kehidupannya nyeri punggung bawah merupakan keluhan nomor dua yang
sering muncul setelah keluhan pada gangguan sistem pernafasan.
Pada umumnya sekitar 70-80% orang dewasa diestimasikan akan
pernah menderita Nyeri Punggung Bawah dalam hidup mereka. Insidensi
nyeri pinggang di negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total
populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun
kronik.
Dilihat dari data yang dikumpulkan dari penelitian Pusat Riset dan
Pengembangan Pusat Ekologi Kesehatan, Departemen Kesehatan yang
melibatkan 800 orang dari 8 sektor informal di Indonesia menunjukkan
keluhan nyeri punggung bawah dialami oleh 31,6% petani kelapa sawit di
Riau, 21% perajin wayang kulit di Yogyakarta, 18% perajin onix di Jawa
Barat, 16% penambang emas di Kalimantan Barat, 14,9% perajin sepatu di
Bogor dan 8% perajin kuningan di Jawa Tengah. Selain itu, perajin batu bata
di Lampung dan nelayan di DKI Jakarta menderita keluhan nyeri punggung
bawah masing-masing 76,7% dan 41,6% (Heryanto,2004).
Punggung harus bekerja non stop 24 jam sehari. Dalam posisi duduk,
berdiri (mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berjalan) bahkan tidur,
punggung harus bekerja keras menyangga tubuh kita. Penyebab nyeri
punggung bawah yang paling sering adalah duduk terlalu lama, sikap duuk
yang tidak tepat, postur tubuh yang tidak ideal (improper), aktivitas yang
berlebihan, serta trauma. Nyeri punggung lalu menjadi masalah dibanyak
-
5
negara karena seringkali mempengaruhi produktivitas kerja (Gatam dalam
Dwi Laily, 2008).
Penelitian Garg menunjukkan insiden nyeri punggung bawah tertinggi
terjadi pada umur 35 – 55 tahun dan semakin meningkat seiring dengan umur.
Hal ini diperkuat dengan penelitian sorenson, diman pada usia 35 tahun mulai
terjadi nyeri punggung bawah dan akan semakin meningkat pada umur 55
tahun (Bridger dalam Liewellyn, 2006).
Menurut Ruth Sapsford dalam Fathoni (2009) wanita karir sekaligus
ibu rumah tangga yang melakukan aktivitas pekerjaan di rumah cenderung
mengalami nyeri punggung bawah.
Masa kerja yang lama dapat berpengaruh terhadap nyeri punggung
bawah karena merupakan akumulasi pembebanan pada tulang belakang
akibat aktivitas monoton sehari-hari. Pengaruh umur terhadap nyeri
punggung bawah berkaitan dengan proses penuaan seiring bertambahnya
umur termasuk degenerasi tulang yang berdampak pada peningkatan risiko
nyeri punggung bawah (Budiono, 2003).
Penelitian Bergquist, Ulman dan Larson menemukan 62% kasus nyeri
punggung bawah akut terjadi pada pekerja dengan masa kerja satu tahun dan
meningkat 18% pada masa kerja lebih dari dua tahun.
Suma’mur (2009) menyatakan bahwa seseorang mampu bekerja
dengan baik pada umumnya selama 6-8 jam. Selebihnya yakni sekitar 16-18
jam dipergunakan untuk istirahat, tidur, hubungan kekeluargaan dan
kemasyarakatan. Apabila waktu kerja diperpanjang dari kemampuan standar
-
6
pekerja maka akan menyebabkan kelelahan salah satunya kelelahan pada
punggung bagian bawah bagi mereka yang bekerja dengan posisi duduk.
Sikap duduk yang keliru akibat kursi yang tidak sesuai dengan
antropometri tubuh atau karena kesalahan posisi dapat menambah tekanan
pada punggung bawah dan merupakan penyebab utama masalah punggung
(Soedarjatmi dalam Muheri, 2010).
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Watang
Pulu, Kabupaten Sidrap pada pekerja batu bata disektor informal. Dari
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di wilayah ini belum pernah
dilakukan penelitian khususnya dalam bidang kesehatan dan keselamatan
kerja. Pekerja batu bata yang berada di wilayah ini sering kali tidak
memperhatikan kesesuaian antara fasilitas kerja dengan sikap kerja sehingga
menyebabkan keluhan nyeri punggung bawah. Hal ini lebih diperjelas dengan
adanya keluhan nyeri punggung bawah yang dirasakan oleh pekerja batu bata
di wilayah tersebut.
Berdasarkan fakta dan penjabaran teori di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang akan membahas mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu
bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap, tahun 2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
-
7
1. Apakah ada hubungan Umur dengan keluhan nyeri punggung bawah pada
pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012 ?
2. Apakah ada hubungan Masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah
pada pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
?
3. Apakah ada hubungan Lama Kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah
pada pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
?
4. Apakah ada hubungan Sikap tubuh Saat Bekerja dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten
Sidrap Tahun 2012 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetehui faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi
Kabupaten Sidrap tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui hubungan Umur dengan keluhan nyeri punggung
bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi Kabupaten
Sidrap tahun 2012.
2) Untuk mengetahui hubungan Masa Kerja dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi
Kabupaten Sidrap tahun 2012.
-
8
3) Untuk mengetahui hubungan Lama Kerja dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi
Kabupaten Sidrap tahun 2012.
4) Untuk mengetahui hubungan Sikap Tubuh Saat Bekerja dengan
keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan
Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Merupakan bahan masukan bagi para pekerja batu bata di Kelurahan
Lawawoi untuk memperhatikan kesesuaian tubuh dengan alat/mesin yang
digunakan guna mengurangi keluhan nyeri punggung bawah yang dapat
berdampak terhadap penigkatan produktivitas.
2. Manfaat Keilmuan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informsi yang dapat
memperkaya khasanah bacaan ilmu pengetahuan dan sebagai salah satu
bacaan bagi peneliti berikutnya.
3. Manfaat bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang sangat berharga dan menambah wawasan
serta pengetahuan bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh melalui penelitian di lapangan.
-
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Ergonomi
1. Definisi Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara
ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja.
Ergonomi sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan
kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen an desain atau perancangan sehingga ergonomi dapat diterapkan
oleh ahli/pakar diberbagai bidang seperti ahli anatomi, arsitektur, psikologi,
teknik industri, evaluasi proses kerja bagi pemerintahan, militer dan lain-lain
(Nurmianto, 2004).
Selain itu, ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari
sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia, dimana secara hakiki akan
berhubungan dengan segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk
menunjukkan performansinya yang terbaik (Ningrayati, 2008).
Adapun sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja, baik pada sektor
modern maupun sektor tradisional dan informal. Pada sektor modern,
penerapan ergonomik dalam bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan
perencanaan kerja yang tepat sebagai syarat penting bagi efesiensi dan
produktivitas kerja yang tinggi. Sementara itu, pada sektor tradisional
pekerjaan pada umumnya dilakukan dengan tangan, menggunakan peralatan,
-
10
dalam sikap badan dan cara-cara kerja yang secara ergonomis dapat diperbaiki.
Peralatan kerja dan mesin dalam industri–industri masih banyak yang
didatangkan dari luar negeri dan perlu penyesuaian seperlunya dengan bentuk
dan ukuran tubuh tenaga kerja di Indonesia pada umumnya.
Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan Sanders
dalam Rahayu, (2004) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam
perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode
pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan
fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah
kelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru.
B. Tinjauan Umum Tentang Nyeri Punggung Bawah
1. Defenisi Nyeri Punggung Bawah
Punggung merupakan struktur yang terdiri atas tulang-tulang, otot,
ligament, tendon, diskus, suatu bantalan yang menyerupai tulang rawan yang
berfungsi sebagai absorbent di antara dua tulang punggung. Nyeri punggung
dapat berasal dari manapun komponen tersebut, bahkan tak jarang ditemukan
sakit pinggang tanpa penyebab yang jelas.
Timbulnya nyeri pinggang erat kaitannya dengan cara kerja, sikap kerja,
dan posisi kerja, desain alat kerja, fasilitas kerja, tata letak, sarana kerja dan
sebagainya. Dengan memperhatikan dan menata faktor-faktor penyebab dan
pencetusnya, insiden nyeri pinggang kerja dapat dieliminir atau ditunda
kehadirannya. Bebarapa faktor kaitan dengan beban angkat-angkat yang
mempengaruhi timbulnya nyeri pinggang kerja adalah berat beban, besar
-
11
beban, bentuk beban, jenis beban, tinggi beban, dan sebagainya (Depnaker,
1995, dalam Wiro, 2007 ).
Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada
regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab.
Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka
yang beraktivitas dengan posisi tubuh yang salah (Alwi, 2003).
Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung
bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung
bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya disekitar daerah tersebut. Nyeri
punggung bawah dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal
dari luar punggung bawah, misalnya penyakit atau kelainan pada testis atau
ovarium (Suma’mur, 2009).
Nyeri punggung bawah merupakan gangguan muskuloskeletal yang
paling sering terjadi pada pekerja dan di negara maju menghabiskan dana
kompensasi dan dana pengobatan yang terbesar diantara penyakit akibat kerja
lainnya. Nyeri punggung bawah dapat terjadi secara akut akibat suatu cedera/
kecelakaan atau terjadi secara kronis akibat posisi tulang punggung yang salah
dan atau beban berlebihan.
2. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah disebabkan oleh berbagai kelainan atau
perubahan patologik yang mengenai berbagai macam organ atau jaringan
tubuh. Oleh karena itu, beberapa ahli membuat klasifikasi yang berbeda atas
dasar kelainannya atau jaringan yang mengalami kelainan tersebut. Klasifikasi
-
12
Nyeri Punggung Bawah (NPB) sebagai berikut (Harsono dalam Fathoni, 2009)
:
a) Nyeri Punggung Bawah Viserogenik
Nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh adanya proses patologik
di ginjal atau visera di daerah pelvis serta tumor retroperitoneal. Nyeri
viserogenik ini tidak bertambah berat dengan aktivitas tubuh dan
sebaliknya tidak berkurang dengan istirahat. Penderita NPB viserogenik
yang mengalami nyeri hebat akan selalu mengeliat dalam upaya untuk
meredakan perasaan nyerinya.
Adanya ulserasi atau tumor di dinding ventrikulus dan duodenum
akan menimbulkan induksi nyeri di daerah epigastrium. Tetapi bila
dinding bagian belakang turut terlibat dan terutama teras dipunggung maka
nyeri tadi biasanya terasa digaris tengah setinggi lumbal pertama dan dapat
naik sampai torakal keenam.
b) Nyeri Punggung Bawah Vaskulogenik
Aneurisma atau penyakit vaskular perifer dapat menimbulkan nyeri
punggung atau menyerupai iskialgia. Aneurisma abdomal dapat
menimbulkan NPB di bagian dalam dan tidak ada hubungannya dengan
aktivitas tubuh.
c) Nyeri Punggung Bawah Neurogenik
Keadaan patologik pada saraf dapat menyebabkan NPB, adalah
neoplasma, araknoidis dan stenosis kanalis spinalis.
-
13
d) Nyeri Punggung Bawah Spondilogenik
Nyeri punggung bawah spondilogenik ialah suatu nyeri yang
disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna vertebralis
(diskogenik) dan miofasial (miogenik) dan proses patologik di artikulasio
sakroiliaka.
e) Nyeri Punggung Bawah Psikogenik
Nyeri jenis ini tidak jarang ditemui, tetapi biasanya ditemukan setelah
dilakukan pemeriksaan yang lengkap dan hasilnya tidak memberikan
jawaban yang pasti. Hal ini memang bersifat legeartis dimana semua
kemungkinan faktor organik tidak dapat dibuktikan sebagai faktor etiologi
NPB.
NPB psikogenik pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa
atau kecemasan dan depresi atau campuran antara kecemasan dan depresi.
3. Penyebab Nyeri Punggung Bawah
Pada dasarnya timbulnya rasa sakit adalah karena terjadinya tekanan
pada susunan saraf tepi daerah pinggang (saraf terjepit). Jepitan pada saraf ini
dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya, gangguan
pada sarafnya sendiri, kelainan tulang belakang maupun kelainan di tempat
lain, misalnya infeksi atau batu ginjal dan lain-lain. Penyebab Nyeri Punggung
adalah sebagai berikut :
a) Kelainan Konginetal
-
14
Kelainan konginetal tidak merupakan penyebab nyeri punggung
bawah yang penting. Kelainan konginetal yang dapat menyebabkan nyeri
punggung bawah adalah :
1) Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus
vertebrae itu (in utero) korpus vertebrae tidak bertemu dengan korpus
vertebraenya sendiri. Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri
(biasanya L5) tergeser ke depan. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu
bayi itu masih berada dalam kandungan, namun (oleh karena timbulnya
kelinan-kelainan degeneratif) sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul
keluhan nyeri punggung. Nyeri pinggang ini berkurang / hilang bila
penderita duduk atau tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu
berdiri atau berjalan. Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya
radiks L5 sehingga timbul nyeri radikuler.
2) Spina Bifina
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi
oleh kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah
itu ada tersembunyi suatu spina bifida okulta. Pada foto rontgen tampak
bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah lumbal atau
sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu tidak
terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan ini akan
-
15
menimbulkan suatu “lumbo-sakral sarain” yang oleh si penderita
dirasakan sebagai nyeri punggung.
3) Stenosis Kanalis Vertebralis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit
telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah
penderita berumur 35 tahun. Gejala yang tampak adalah timbulnya
nyeri radikuler bila si penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang
begitu penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk
menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas jalan sambil
membungkuk.
4) Spondylosis Lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus
intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.
5) Spondylitis
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini
merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama
mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan
sebagai akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing
sendi tulang belakang.
b) Trauma dan Gangguan Mekanis
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama nyeri
punggung bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan
otot atau sudah lama tidak melakukan kegiatan ini dapat menderita nyeri
-
16
pinggang bawah yang akut. Cara bekerja di pabrik atau di kantor dengan
sikap yang salah lama-lama nenyebabkan nyeri punggung bawah yang
kronis. Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut sering
oleh karena trauma kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi pada
korpus vertebra.
Hal ini banyak ditemukan pada kaum wanita terutama yang sudah
sering melahirkan. Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis menjadi sebab
dasar daripada fraktur kompresi. Fraktur pada salah satu prosesus
transversus terutama ditemukan pada orang-orang lebih muda yang
melakukan kegiatan olahraga yang terlalu dipaksakan. Pada penderita
dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat mengganggu
keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga timbul
nyeri punggung.
c) Radang (Inflamasi)
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra.
Artritis rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat
mesenkimal.
d) Tumor (Neoplasma)
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak
dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering
dijumpai pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri
lebih hebat dari pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor
tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang menyebabkan nyeri punggung
-
17
terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya sebesar biji kacang, dapat
dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma adalah contoh
tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri punggung
bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang jinak,
namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar
seperti kelumpuhan.
e) Gangguan Metabolik
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab
banyak keluhan nyeri pada punggung dapat disebabkan oleh kekurangan
protein atau oleh gangguan hormonal (menopause,penyakit cushing).
Sering oleh karena trauma ringan timbul fraktur kompresi atau seluruh
panjang kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus vertebra.penderita
menjadi bongkok dan pendek denga nyeri difus di daerah punggung.
f) Psikis
Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri punggung
bawah misalnya anksietas dapat menyebabkan tegang otot yang
mengakibatkan rasa nyeri,misalnya dikuduk atau di punggung. Rasa nyeri
ini dapat pula kemudian menambah meningkatnya keadaan anksietas dan
diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa nyeri. Kelainan histeria,
kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri punggung bawah.
-
18
4. Tanda dan Gejala Nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah dapat dicegah sedini mungkin, apabila kita
mengetahui tanda dan gejala yang dimiliki oleh NPB. Berdasarkan
pemeriksaan yang cermat, tanda dan gejala NPB adalah sebagai berikut :
a) Simple Back Pain (NPB sederhana)
b) NPB dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya 1 atau
lebih tanda atau gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan
neurologis.
c) NPB dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi patologis
yang berat pada spinal.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Nyeri Punggung Bawah
Prinsip dasar penanganan trauma tulang belakang tidak jauh berbeda
dari trauma muskuloskeletal lain yaitu reposisi, stabilisasi dan mobilisasi dini.
Tujuan penanganan : (Subroto Sapardan, 2000)
a) Live saving
b) Mencegah timbul atau bertambahnya defisit neurologis
c) Mengembalikan fungsi tulang belakang sebagai tulang penunjang tubuh
maupun sebagai pelindung saraf di dalamnya
d) Memberi peluang yang lebih baik bagi penyembuhan defisit neurologis
yang tidak komplit
e) Mempercepat dan mempersingkat rehabilitasi agar penderita menjadi
warga masyarakat yang mandiri
-
19
Berikut ini akan diuraikan cara pencegahan terjadinya nyeri punggung
bawah dan cara mengurangi nyeri apabila nyeri punggung bawah telah terjadi :
(Ritianingsih, 2009)
a. Latihan Punggung Setiap Hari
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan
satu lutut dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik.
Kemudian lakukan lagi pada kaki yang lain. Lakukanlah beberapa
kali.
2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah
ke lantai. Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung
ke lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa
kali.
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada
flat di lantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di
tangan dan mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan
beberapa kali.
b. Berhati-Hatilah Saat Mengangkat
1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum
mengangkatnya.
2. Tekukan lutut, bukan punggung, untuk mengangkat benda yang
lebih rendah
3. Peganglah benda dekat perut dan dada
4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda
-
20
5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda
c. Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri
1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama
2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja,
pastikan
bahwa lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjala
n/bantalan kaki) jika memang diperlukan.
3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki
pada bantalan kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan
mengubah posisi secara periodik.
4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik
tidak teregang.
5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada
saat duduk dikursi
d. Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat
1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman
dan sepatu berhak rendah.
2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengko
nsumsi sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.
3. Tidurlah di kasur yang nyaman.
4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi
trauma.
-
21
C. Tinjauan Umum Tentang Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penelitian-
penelitian. Angka kesakitan maupun kematian yang tercatat dalam statistik
kependudukan kesehatan hampir semuanya memiliki hubungan dengan status usia
(Notoatmodjo, 2003). Kinerja fisik mencapai puncak dalam usia pertengahan dua
puluhan dan kemudian menurun dengan bertambahnya usia (Lambert dalam
Muheri, 2010). Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa usia produktif
adalah antara 15-54 tahun.
Nyeri pada leher dan punggung dapat timbul pada semua kelompok usia
dengan penyebab yang berbeda-beda. Tulang mencapai kematangan optimum
(puncak massa tulang) pada umur 25 tahun hingga 30 tahun, tetapi pada umur 35
tahun pengambilan massa tulang lebih sering sedangkan frekuensi penyimpanan
massa tulang tetap. Saat memasuki umur 35 tahun kepadatan massa tulang wanita
menyusut 0,5% - 1% setiap tahunnya (Johnson, 2008).
Kejadian nyeri pinggang paling banyak menyarang pada usia produktif
antara 20-45 tahun. Ada hubungan yang erat antara fungsi tubuh dan usia
seseorang. Saat seseorang menginjak usia 25 tahun, secara perlahan namun nyata
fungsi organ tubuh akan mengalami penurunan dengan tingkat prosentase yang
berbeda-beda termasuk pula kondisi tulang yang kita miliki. Tulang trabekular
mencapai nilai puncak 25 - 30 tahun. Lewat kurun waktu tersebut tulang akan
mengalami kemerosotan. Tingkat kepadatan tulang tidak lagi berupa garis yang
berjalan menanjak namun sudah bergerak turun (Hastono, 2001, dalam Wiro,
2007).
-
22
Nyeri punggung bawah menjadi masalah kesehatan di hampir semua
negara. Hampir bisa dipastikan, 50 - 80% orang berusia 20 tahun ke atas
pernah mengalami nyeri punggung atau disebut nyeri punggung bawah (low
back pain). Bahkan umumnya, perempuan usia 60 tahun ke atas lebih sering
merasakan sakit punggung (Idyan, 2007, dalam Harnoto, 2009).
Pada usia lanjut jaringan otot akan mengerut dan digantikan oleh
jaringan ikat. Pengerutan otot menyebabkan daya elastisan otot berkurang
(Margattan, dalam Widyastoeti, 2008). Proses menjadi tua disertai kurangnya
kemampuan kerja oleh karena perubahan-perubahan pada organ tubuh, sistem
kardiovaskular dan hormonal (Sum’mur, 2009)
Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai
batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-
60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris
menurun sebanyak 60 %. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang
berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur yang berumur 25 tahun.
Selain itu bertambahnya umur juga akan mempengaruhi pada kondisi fisik
diantarantanya berkurangnya fleksibilitas tulang belakang. Dengan demikian
pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan
pekerjaan pada seseorang. (Tarwaka dkk, 2004 )
D. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja
Seseorang bekerja dengan baik sesuai dengan masa kerjanya. Masa kerja
ini berhubungan erat dengan kemampuan fisik, semakin lama seseorang bekerja,
maka semakin menurun kemampuan fisiknya. Kemampuan fisik akan berangsur
-
23
menurun akibat kelelahan dari pekerjaan dan dapat diperberat bila dalam
melakukan fisik tidak melakukan variasi dalam bekerja. Secara tidak langsung,
masa kerja akan menyebabkan kontraksi otot-otot penguat dan penyengga perut
secara terus menerus dalam waktu yang lama.
Dari keseluruhan keluhan yang dirasakan tenaga kerja dengan masa kerja
kurang dari 1 tahun paling banyak mengalami keluhan. Kemudian keluhan
tersebut berkurang pada tenaga kerja setelah bekerja selama 1-5 tahun. Namun,
keluhan akan meningkat pada tenaga kerja setelah bekerja pada masa kerja lebih
dari 5 tahun (Tarwaka dkk, 2004).
E. Tinjauan Umum Tentang Lama Kerja
Waktu kerja bagi seseorang menentukan effisiensi dan produktivitasnya.
Segi-segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi :
1. Lamanya seseorang mampu bekerja secara baik.
2. Hubungan di antara waktu bekerja dan istirahat
3. Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang (pagi, siang, sore)
dan malam (Suma’mur, 1995).
Lamanya seseorang bekerja secara baik pada umumnya 6-8 jam dan
sisanya untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarga. Bekerja secara lembur
(di luar normal) dapat menyebabkan menurunnya tingkat efisiensi kerja,
timbulnya kelelahan, penyakit dan dapat terjadi kecelakaan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja 8 ¾ jam menjadi 8 jam, dapat
meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatnya hasil produktifitas 3% - 10 %.
(Suma’mur, 2004).
-
24
Ketentuan waktu kerja diatur oleh UU No. 13 Tahun 2003. Setiap
pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja (pasal 77). Waktu kerja
meliputi :
1. 7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau
(ayat 1)
2. 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu (ayat 2).
Apabila seseorang melakukan pekerjaan fisik namun tidak melakukan
variasi dalam bekerja dan dalam waktu yang melebihi batas yang telah ditentukan
untuk seorang pekerja dalam sehari maka akan menyebabkan kontraksi otot-otot
penguat penyangga perut secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama
(Suma’mur, 2009).
Makin lama waktu kerja berarti makin besar kemungkinan seseorang
untuk mengalami gangguan kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja
salah satu diantaranya yaitu timbulnya keluhan nyeri pada tubuh seperti nyeri
punggung bawah.
F. Tinjauan Umum Tentang Sikap Tubuh Saat Bekerja
Menurut A. M Sugeng Budiono (2003 : 80) bahwa sikap tubuh dalam
bekerja yang dikatakan secara ergonomi adalah yang memberikan rasa nyaman,
aman, sehat dan selamat dalam kerja. Sikap tubuh dalam bekerja adalah mekanika
tubuh dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh dalam
melakukan aktivitas (perry & potter, 1997). Kebanyakan orang dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari sering melupakan masalah posisi tubuh.
-
25
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri punggung yang sering
tidak di sadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.
Kebisaan seseorang seperti; duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi
yang salah dapat menimbulkan nyeri punggung, misalnya; pada pekerja kantoran
yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau
seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu
menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau
menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang menopang
spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang
bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung
membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban
tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.
Selain sikap tubuh yang salah dan telah menjadi kebiasaan, beberapa
aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam
dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2
jam dalam sehari, naik turun tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari,
berjalan 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan risiko timbulnya nyeri
punggung
G. Tinjauan Umum Tentang Pekerja Batu Bata
Pekerja adalah semua orang yang bekerja baik di industri formal maupun
informal, dimana hasil kerjanya dinilai dengan reward atau penghasilan (Noor,
2006). Pekerja batu bata adalah pekerja yang bekerja di sektor informal yang
-
26
sering disebut dengan industri rumah tangga, pekerjanya diatur dengan sistem
kerja yang sederhana dan tidak mengikat. Setiap satu home industri biasanya
mempekerjakan dua hingga empat orang pekerja tetap.
Pekerja batu bata termasuk ke dalam pekerja fisik yang berat yang
memerlukan banyak gerakan tubuh. Proses pembuatan batu bata cukup sederhana
tetapi sangat menguras tenaga dan energi, sehingga para pekerja batu bata harus
memperhatiakan sikap kerja yang ergonomis. Namun pada kenyataan dilapangan,
para pekerja tersebut seringkali mengabaikan kesesuaian tentang sikap kerja di
tempat kerja.
Industri batu bata di Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Watang Pulu,
Kabupaten Sidrap merupakan industri rumah tangga yang dijalankan masyarakat
di daerah tersebut. Selain berprofesi sebagai pekerja batu bata, ada juga yang
bermata pencaharian sebagai petani. Pabrik batu bata ini telah dijalankan sejak
tahun 1976. Pekerja di industri ini bekerja setiap hari dengan rata-rata waktu kerja
±8 jam perharinya. Dalam seharinya satu pekerja mampu menghasilkan ±2000
buah batu bata.
Proses pembuatan batu bata sendiri berada di alam terbuka dimana para
pekerja menggunakan cahaya matahari untuk mengeringkan hasil cetakan tanah
liat mereka. Dari hasil identifikasi awal proses pembuatan batu bata menyebabkan
sikap paksa bagi tenaga kerja. Ditemukan dua pola sikap yang tidak alamiah yaitu
sikap kerja jongkok membungkuk untuk meratakan dan mencetak batu bata dari
tanah liat, hal ini menyebabkan kenyerian anggota tubuh bagian bawah seperti
punggung.
-
27
Cetakan batu bata tersebut berukuran 60 cm × 20 cm. Setelah dicetak batu
bata tersebut kemudian dikeringkan dengan menggunakan tenaga matahari. Tanah
liat yang telah kering biasanya membutuhkan waktu tiga bulan untuk dibakar
menjadi batu bata yang siap jual. Selain tanah liat dan air, kayu juga digunakan
sebagai bahan baku pembuat batu bata. Kayu digunakan untuk membakar tanah
liat menjadi batu bata. Dalam satu tahun setiap satu industri rumah tangga batu
bata membutuhkan kayu sekitar tiga-empat truk. Dimana harga satu truk kayu
ialah Rp 1.000.000,-. Batu bata yag siap jual akan dibeli langsung oleh pengecer.
Harga satu batu bata berkisar antara Rp. 280 – Rp. 400 (Sutikno, 2007).
Proses tahapan pembuatan batu bata pada pekerja di Kelurahan Lawawoi,
Kabupaten Sidrap.
1. Proses pengambilan dan pencampuran bahan seperti pasir hitam, tanah
liat dan sekam padi dilakukan dengan posisi kerja yang membungkuk.
2. Proses pencetakan batu bata dilakukan dengan posisi jongkok tanpa
menggunakan meja pencetakan batu bata.
3. Proses pengeringan pembuatan batu bata dilakukan posisi berdiri dan
membungkuk.
-
28
H. Kerangka Teori
Faktor Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Peralatan Kerja
Lama Kerja
Sikap Tubuh dalam Bekerja
Masa Keja
Gejala utama : pegal, rasa nyeri, ngilu
bagian belakang,pinggang
bawah sampai pinggul
Faktor Individu/Pekerja
Jenis Kelamin
Umur
Status Gizi
Penyakit
Aktivitas fisik dan Olahraga
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah
Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Faktor Fisiologis
Scoliosis , HNP,Spondilitis,dan
Osteoporosis
Penatalaksanaan : Terapi Konservatif dan Terapi Operatif
-
29
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Nyeri punggung adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah punggung
bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan
samping luar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri punggung salah
satunya adalah posisi duduk saat bekerja. Dalam melakukan pekerjaannya,
pekerja batu bata yang jongkok dan tidak menggunakan kursi merupakan
faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah.
Bagas dalam Prasetyo (2000) mengatakan, apabila antara manusia
(pemakai) dan kondisi hasil desain yang sifatnya fisik atau mekanismenya
tidak aman, itu berarti terjadi ketidakmampuan pelaksanaan fungsi secara
baik, sehingga berakibat pada kesalahan manusiawi (human errors),
kegagalan akhir pada desain yang tidak baik, kesulitan dalam produksi,
kegagalan produk, bahkan menimbulkan kecelakaan kerja.
Variabel yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu :
1. Umur
Nyeri pada leher dan punggung dapat timbul pada semua kelompok usia
dengan penyebab yang berbeda-beda. Tulang mencapai kematangan optimum
(puncak massa tulang) pada umur 25 tahun hingga 30 tahun, tetapi pada umur 35
tahun pengambilan massa tulang lebih sering sedangkan frekuensi penyimpanan
massa tulang tetap. Saat memasuki umur 35 tahun kepadatan massa tulang wanita
menyusut 0,5% - 1% setiap tahunnya (Johnson, 2008).
-
30
2. Masa Kerja
Masa kerja seseorang berhubungan erat dengan bertambahnya
pengetahuan serta kemampuan fisik, semakin lama masa kerja seseorang.
Satu sisi semakin bertambahnya pengetahuan seseorang akan pekerjaan itu,
namun disisi lain semakin menurun kemampuan fisiknya. Pekerjaan yang
dilakukan dengan menggunakan fisik dan bersifat monoton dalam waktu
yang lama tanpa disertai rotasi kerja dapat menyebabkan kelelahan yang
dapat meningkatkan risiko cedera otot skeletal salah satunya di bagian
punggung bawah pada tenaga kerja.
3. Lama Kerja
Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 yang menyatakan lama pekerja
dalam melakukan pekerjaannya adalah 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.
Bekerja lebih dari waktu yang ditentukan dapat menyebabkan penurunan
produktivitas dan kelelahan pada otot skeletal salah satu diantaranya adalah
punggung bawah. Timbulnya kelelahan pada bagian punggung bawah yang
terus-menerus dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
4. Sikap Tubuh Saat Bekerja
Sikap tubuh dalam bekerja adalah mekanika tubuh dalam
mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh dalam
melakukan aktivitas (Perry dan Poutter dalam Fathoni, 2010). Sikap tubuh
yang salah merupakan penyebab nyeri punggung yang sering tidak di sadari
oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebisaan
-
31
seseorang seperti; duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang
salah dapat menimbulkan nyeri punggung.
-
32
B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
Keterangan :
L. = Variabel Independen
= Variabel Dependen
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Umur
Sikap Tubuh Saat bekerja
Masa Kerja
Lama Kerja
Status Gizi
Olahraga
Stress
Peralatan Kerja
Jenis Pekerjaan
Keluhan Nyeri
Punggung Bawah
-
33
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Berdasarkan pola pikir variabel yang diteliti maka peneliti
menentukan definisi operasional dan kriteria objektif dari variabel yang akan
diteliti sebagai berikut:
1. Umur
Umur adalah lamanya seorang responden hidup sejak lahir sampai
penelitian ini dilakukan yang diukur dengan menggunakan satuan tahun.
Kriteria Objektif:
a) Muda : Bila responden berumur ≤ 35 tahun
b) Tua : Bila responden berumur > 35 tahun
(Johnson, 2008)
2. Masa Kerja
Masa kerja adalah jangka waktu responden telah bekerja sebagai pekerja
batu bata secara terus-menerus berdasarkan hasil penelitian yang dalam
setahun.
Kriteria Objekrif:
a) Baru : Bila masa kerja responden ≤ 5 tahun
b) Lama : Bila masa kerja responden > 5 tahun
(Tarwaka, 2004)
3. Lama Kerja
Lama kerja adalah waktu kerja rata-rata responden sebagai pekerja batu
bata dalam sehari berdasarkan hasil penelitian yang dinyatakan dalam
satuan jam/hari.
-
34
Kriteria objektif:
a) Memenuhi Syarat : Jika lamanya responden bekerja ≤ 8 jam/hari
b) Tidak Memenuhi Syarat: Jika lamanya responden bekerja > 8 jam/hari
(Suma’mur, 2009)
4. Sikap Tubuh saat Bekerja
Mekanika tubuh pekerja dalam mempertahankan keseimbangan, postur,
dan kesejajaran tubuh dalam melakukan aktivitas (Perry dan Poutter
dalam Fathoni, 2010). Sikap tubuh yang dilakukan pekerja dalam bekerja
yaitu dengan sikap duduk, berdiri, membungkuk, jongkok dalam satu
posisi dimana responden diamati dengan melakukan observasi dan
wawancara.
Kriteria Objektif:
a) Ergonomis : Jika persentase jawaban responden > 50 %
b) Tidak Ergonomis : Jika persentase jawaban responden ≤ 50 %.
(Perry & Potter, 1997)
5. Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Keluhan nyeri Punggung Bawah adalah keluhan yang ditandai dengan
gejala utama berupa rasa nyeri, pegal, ngilu dan rasa tidak enak pada
bagian balakang badan, pinggang bawah sampai pada bagian pinggul
yang dirasakan pekerja pada waktu bekerja dan sesudah melakukan
pekerjaannya Suma’mur, 2009).
Kriteria Objektif:
a) Tidak Ada keluhan: Jika persentase jawaban responden ≤ 50 %
-
35
b) Ada Keluhan: Jika persentase jawaban responden > 50 %
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Nol (Ho)
a) Tidak ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung
bawah pada pekerja batu bata.
b) Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung
bawah pada pekerja batu bata.
c) Tidak ada hubungan antara lama kerja dalam sehari dengan keluhan
nyeri panggung bawah pada pekerja batu bata.
d) Tidak ada hubungan antara sikap tubuh saat bekerja dengan keluhan
nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
a) Ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung bawah
pada pekerja batu bata.
b) Ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung
bawah pada pekerja batu bata.
c) Ada hubungan antara lama kerja dalam sehari dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja batu bata.
d) Ada hubungan antara sikap tubuh saat bekerja dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja batu bata.
-
36
BAB 1V
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik
dengan menggunakan rancangan/pendekatan cross sectional study. Pendekatan
ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi
Kabupaten Sidrap, dimana variabel independen dan variabel dependen diamati
pada waktu yang bersamaan.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Pekerja Batu Bata Kelurahan
Lawawoi, Kabupaten Sidrap Tahun 2012. Adapun alasan memilih lokasi ini,
yaitu :
1. Adanya keluhan nyeri punggung bawah yang dialami pada pekerja batu
bata yang diketahui melalui personal komunikasi dengan pekerja batu
bata.
2. Belum ada penelitian yang dilakukan sebelumnya di wilayah tersebut.
3. Karena lokasi tersebut merupakan pusat industri pembuatan batu bata di
Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap.
-
37
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 112 orang dari 13 jumlah industri batu
bata yang terdapat di Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Wattang Pulu
Kabupaten Sidrap Tahun 2012.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 54 sampel, dimana cara penarikan
sampel dengan metode non probabilty sampling yakni purposive sampling,
yaitu metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria yang
ditentukan peneliti.
Adapun kriteria dari sampel penelitian yaitu:
a) Responden berada dilokasi penelitian dan bersedia diwawancarai pada
saat penelitian.
b) Pekerja tetap yang telah bekerja selama setahun.
D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data Primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden
dengan menggunakan kuesioner dan observasi langsung pada pekerja batu
bata.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara pada pihak pekerja batu bata
dan kantor Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Watang Pulu Kabupaten
Sidrap.
-
38
E. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Data
yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
2. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
variabel independen dan dependen antara faktor-faktor yang berhubungan
dengan keluhan nyeri punggung bawah yakni menggunakan uji X² yaitu
Chi- Square dengan rumus sebagai berikut :
X² = ∑
Dimana terdapat hubungan bermakna apabila nilai P < α 0,05 derajat
kepercayaan ( 95% ) dan tidak terdapat hubungan apabila P > α 0,05.
( O – E )²
E
-
39
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Lawawoi Kecamatan Watang Pulu
Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan yang dimulai tanggal 9 sampai
22 November 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 54 pekerja batu bata.
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner.
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi dan crosstab (tabulasi silang) sesuai dengan tujuan penelitian dan
disertai dengan narasi sebagai penjelasan tabel.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh data sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, karakteristik responden terdiri atas umur,
jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, lama kerja, sikap tubuh saat
bekerja, keluhan nyeri punggung bawah. Adapun distribusi responden
berdasarkan karakteristik responden, sebagai berikut:
1) Umur
Umur dalam penelitian ini adalah lamanya seseorang responden
hidup sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan diukur dengan
menggunakan satuan tahun. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan bahwa pada penelitian ini kategori umur terbagi dua yaitu
-
40
muda jika umur responden ≤ 35 tahun dan termasuk kelompok umur
tua jika umur responden > 35 tahun. Berdasarkan umur, diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
Kelompok Umur Jumlah ( n ) Persen ( % )
Tua ( >35 tahun) 28 51,9
Muda ( ≤35 tahun) 26 48,1
Total 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh
persentase tertinggi pada kelompok umur tua, yaitu sebanyak 28
responden atau 51,9%, sedangkan yang terendah adalah yang
kelompok umur muda, yaitu sebanyak 26 responden atau 48,1%. Pada
kategori umur rata-rata yang paling tua yaitu umur 39 tahun sebanyak
28 orang dan umur rata-rata yang muda 28 tahun sebanyak 26 orang.
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin yang dimaksud yaitu perbedaan seks yang dimiliki
oleh responden, yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Persentase jenis kelamin tergambar pada tabel berikut :
-
41
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pekerja Batu
Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
Jenis Kelamin Jumlah ( n ) Persen ( % )
Laki- Laki 35 64,8
Perempuan 19 35,2
Total 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh
persentase tertinngi pada jenis kelamin laki- laki, yaitu sebanyak 35
responden atau 64,8%, sedangkan yang terendah pada jenis kelamin
perempuan, yaitu sebanyak 19 responden atau 35,2%.
3) Pendidikan
Pada penelitian ini,pendidikan responden terbagi atas beberapa
kategori yaitu tidak sekolah, SD, SMP dan SMA. Di bawah ini data
mengenai distribusi responden berdasarkan pendidikan :
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada
Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
Tingkat Pendidikan Jumlah ( n ) Persen ( % )
Tidak Sekolah 2 3,7
SD 15 27,8
SMP 17 31,5
SMA 20 37,0
Total 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
-
42
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh
persentase tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SMA, yaitu
sebanyak 20 responden atau 37,0%, sedangkan yang terendah terdapat
pada tingkat pendidikan yang tidak sekolah, yaitu sebanyak 2
responden atau 3,7%.
4) Masa kerja
Pada penelitian ini, masa kerja terbagi atas dua kategori yaitu baru
apabila pekerja telah bekerja selama ≤ 5 tahun dan lama apabila
pekerja telah bekerja selama > 5 tahun. Di bawah ini data mengenai
distribusi responden berdasarkan masa kerja :
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada Pekerja Batu
Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
Masa Kerja Jumlah ( n ) Persen ( % )
Lama (> 5tahun) 23 42,6
Baru (≤ 5tahun) 31 57,4
Total 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh
persentase tertinggi terdapat pada masa kerja baru (≤ 5tahun), yaitu
sebanyak 31 responden atau 57,4%, sedangkan yang terendah terdapat
pada masa kerja lama (> 5tahun), yaitu sebanyak 23 responden atau
42,6 %. Pada kategori masa kerja rata-rata yang paling banyak
ditemukan dikategori lama yaitu 7 tahun sebanyak 23 orang dan masa
kerja rata-rata pada kategori baru yaitu 2 tahun sebanyak 31 orang.
-
43
5) Lama Kerja
Pada penelitian ini lama kontak terbagi atas dua kategori yaitu
tidak memenuhi syarat apabila lama kerja >8 jam/hari dan memenuhi
syarat apabila lama kerja ≤ 8 jam/hari. Di bawah ini data mengenai
distribusi responden berdasarkan lama kerja :
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
Lama Kerja Jumlah ( n
) Persen ( % )
Tidak memenuhi syarat (>8
jam/hari 10 18,5
Memenuhi syarat (≤ 8 jam/hari) 44 81,5
Total 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh
persentase tertinggi terdapat pada lama kerja memenuhi syarat (≤ 8
jam/hari), yaitu sebanyak 44 responden atau 81,5%, sedangkan yang
terendah terdapat pada lama kerja tidak memenuhi syarat (>8
jam/hari), yaitu sebanyak 10 responden atau 18,5%. Pada kategori
lama kerja rata-rata yang paling banyak ditemukan dikategori
memenuhi syarat yaitu 8 jam/hari sebanyak 44 orang dan lama kerja
rata-rata ditemukan pada kategori tidak memenuhi syarat yaitu 9
jam/hari sebanyak 10 orang.
-
44
6) Sikap Tubuh Saat Bekerja
Pada penelitian ini, sikap tubuh saat bekerja atas dua kategori yaitu
ergonomis dan tidak ergonomis. Di bawah ini data mengenai distribusi
responden berdasarkan sikap tubuh dalam bekerja :
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tubuh Saat Bekerja Pada
Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
Sikap Tubuh dalam
Bekerja Jumlah ( n ) Persen ( % )
Tidak Ergonomis 18 33,3
Ergonomis 36 66,7
Total 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh
persentase tertinggi terdapat pada sikap tubuh yang ergonomis dalam
bekerja, yaitu sebanyak 36 responden atau 66,7%, sedangkan yang
terendah terdapat pada sikap tubuh yang tidak ergonomis dalam
bekerja, yaitu sebanyak 18 responden atau 33,3%.
7) Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Pada penelitian ini, keluhan nyeri punggung bawah terbagi atas dua
kategori yaitu ada keluhan dan tidak ada keluhan. Di bawah ini data
mengenai distribusi responden berdasarkan keluhan nyeri punggung
bawah :
-
45
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap
Tahun 2012
Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Jumlah ( n ) Persen ( % )
Ada keluhan 24 44,4
Tidak ada keluhan 30 55,6
Total 54 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh
persentase tertinggi terdapat pada responden yang tidak ada keluhan,
yaitu sebanyak 30 responden atau 55,6%, sedangkan yang terendah
terdapat pada responden yang mengalami keluhan, yaitu sebanyak 24
responden atau 44,4%.
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Umur Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
data mengenai hubungan umur dengan keluhan nyeri punggung bawah
yang dialami. Berikut ini hasil tabulasi silang antara umur dengan
keluhan nyeri punggung bawah dalam tabel berikut ini :
-
46
Tabel 8 Hubungan Umur Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada
Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012
Kelompok
Umur
Keluhan Nyeri Punggung
Bawah
Uji
statistik
Ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Total
%
n % n %
p= 0,026
Tua 17 60,7 11 39,3 28 100
Muda 7 26,9 19 73,1 26 100
Total 24 44,4 30 55,6 54 100
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase yang mengalami keluhan
nyeri punggung bawah lebih banyak pada kelompok umur tua (60,7%)
dibandingkan dengan kelompok umur muda (26,9%).
Hasil uji statistic chi-square dengan melihat Continuity Correction
menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi
Kabupaten Sidrap Tahun 2012 (p= 0,026 < 0,05).
b. Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
data mengenai hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung
bawah yang dialami. Berikut ini hasil tabulasi silang antara masa kerja
dengan keluhan nyeri punggung bawah dalam tabel berikut ini :
-
47
Tabel 9 Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap
Tahun 2012
Masa
Kerja
Keluhan Nyeri Punggung
Bawah
Total
%
Uji
statistik
Ada keluhan
Tidak ada
keluhan
n % n %
p= 0,018
Lama 15 65,2 8 34,8 23 100
Baru 9 29,0 22 71,0 31 100
Total 24 44,4 30 55,6 54 100
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase yang mengalami keluhan
nyeri punggung bawwah lebih banyak pada kelompok dengan masa
kerja lama (65,2%) dibandingkan dengan kelompok dengan masa kerja
baru (29,0%).
Hasil uji statistic chi-square dengan melihat Continuity Correction
menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan
nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di kelurahan Lawawoi
Kabupaten Sidrap tahun 2012 (p= 0,018 < 0,05).
c. Hubungan Lama Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
data mengenai hubungan lama kerja dengan keluhan nyeri punggung
bawah yang dialami. Berikut ini hasil tabulasi silang antara lama kerja
dengan keluhan nyeri punggung bawah dalam tabel berikut ini :
-
48
Tabel 10 Hubungan Lama Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap
Tahun 2012
Lama Kerja
Keluhan Nyeri Punggung
Bawah
Total
%
Uji
statistik
Ada
Keluhan
Tidak ada
keluhan
n % n %
p= 0,273
Tidak memenuhi
syarat
6 60,0 4 40,0 10 100
Memenuhi syarat 18 40,9 26 59,1 44 100
Total 24 44,4 30 55,6 54 100
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase yang mengalami keluhan
nyerri punggung bawah lebih banyak pada kelompok dengan lama
kerja yang memenuhi syarat (40,9%) dibandingkan dengan kelompok
dengan lama kerja tidak memenuhi syarat (60,0%).
Hasil uji statistic chi-square dengan melihat Fisher Exact
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja dengan
keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan
Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012 (p= 0,273 > 0,05).
d. Hubungan Sikap Tubuh Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
data mengenai hubungan sikap tubuh dengan keluhan nyeri punggung
-
49
bawah yang dialami. Berikut ini hasil tabulasi silang antara sikap
tubuh dengan keluhan nyeri punggung bawah dalam tabel berikut ini :
Tabel 11 Hubungan Sikap Tubuh Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap
Tahun 2012
Sikap
Tubuh
Keluhan Nyeri Punggung
Bawah
Uji
statistik
Ada
Keluhan
Tidak ada
keluhan
Total %
n % n %
p= 0,042
Tidak ergonomis 24 66,7 12 33,3 36 100
Ergonomis 3 25,0 9 75,0 12 100
Total 27 56,2 21 43,8 48 100
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase yang mengalami keluhan
nyeri punggung bawah lebih banyak pada kelompok dengan sikap
tubuh tidak ergonomis (66,7%) dibandingkan dengan kelompok
dengan sikap tubuh ergonomis (25,0%).
Hasil uji statistik chi-square dengan melihat Continuity Correction
menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap tubuh dengan keluhan
nyeri punggung bawah dengan pekerja batu bata di Kelurahan
Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012 (p= 0,042 < 0,05).
-
50
B. Pembahasan
1. Keluhan nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah adalah rasa ngilu, nyeri, pegal, atu rasa
tidak enak pada tulang belakang yang dialami oleh pekerja batu bata di
Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan mengenai keluhan nyeri punggung bawah diperoleh
bahwa dari 54 responden yang bersedia diwawancarai terdapat 24
responden (44,4%) yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah
dan terdapat 30 responden (55,6%) yang tidak mengalami keluhan nyeri
punggung bawah.
Tanda dan gejala nyeri punggung bawah yaitu Simple Back Pain
(NPB sederhana), NPB dengan keterlibatan neurologis dan NPB dengan
kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi patologis yang berat
pada spinal.
Faktor keluhan nyeri punggung bawah disebabkan oleh faktor
pekerjaan yakni jenis pekerjaan, masa kerja, sikap tubuh dalam bekerja,
lama kerja dan peralatan. Faktor individu yakni umur, jenis kelamin,
status gizi, penyakit, dan aktivitas fisik dan olahraga. Serta faktor
fisiologis yakni scoliosis, HNP, spondilitis dan osteoporosis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja batu bata di
Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap yang mengalami keluhan nyeri
punggung bawah adalah 24 orang dimana hal ini terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja yang tidak memperhatikan sikap tubuh
-
51
yang tidak ergonomis pada saat bekerja dan masih minimnya
pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Hubungan Umur dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Umur merupakan faktor yang mendukung terjadinya nyeri
punggung bawah sehingga biasanya diderita oleh orang berusia lanjut
karena penurunan fungsi-fungsi tubuh terutama tulang sehingga tidak
lagi elastis seperti di waktu muda.
Umur terhadap nyeri punggung bawah berkaitan dengan proses
penuaan seiring bertambahnya umur, termasuk degenerasi tulang yang
berdampak pada peningkatan risiko nyeri punggung bawah (Budiono
dalam Pratiwi, 2009).
Pada penelitian ini persentase terbesar yang mengalami keluhan
nyeri punggung bawah terdapat pada kelompok umur yang
dikategorikan berusia muda (≤35 tahun) yang mengalami keluhan yaitu
7 orang (26,9%) dan yang tidak mengalami keluhan yaitu 19 orang
(73,1%) sedangkan pekerja batu bata dengan kategori berusia tua (>35
tahun) yang mengalami keluhan yaitu 17 orang (60,7%) dan yang tidak
mengalami keluhan yaitu 11 orang (39,3%).
Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa kapasitas kerja seseorang
untuk melakukan pekerjaan sampai batas waktu tertentu, sejalan dengan
bertambahnya umur yang dilaluinya. Semakin bertambahnya umur
maka akan terjadi proses fibrosis dan klasifikasi pada tulang belakang
-
52
yang berurutan dan saling berdekatan sehingga memudahkan timbulnya
rasa nyeri pada daerah tulang belakang (Tarwaka, 2004).
Hasil uji statistik chi-square dengan melihat Continuity Correction
diperoleh nilai p= 0,026 (p< 0,05) dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara umur
dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di
Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Horal dan Row yang menemukan bahwa kejadian nyeri punggung
bawah lebih sering terjadi pada umur 40 tahun. Penelitian yang
dilakukan oleh Garg menunjukkan insiden nyeri punggung bawah
tertinggi pada umur 35-55 tahun dan semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Hal ini diperkuat dengan penelitian Sorenson
dimana pada usia 35 tahun mulai terjadi nyeri punggung bawah dan
akan semakin meningkat pada umur 55 tahun (Pratiwi, 2009).
Semakin bertambahnya umur maka akan terjadi penurunan fungsi
sistem tubuh manusia yang salah satunya adalah sistem
musculoskeletal. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya keluhan
musculoskeletal yang di dalamnya termasuk keluhan nyeri punggung
bawah.
Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang berkaitan erat
dengan umur. Keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10
tahun. Hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologi
-
53
tertentu yang lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya
nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan
insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri
punggung bawah ini semakin lama semakin meningkat hingga umur
sekitar 55 tahun (Muheri, 2010).
3. Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Responden pada penelitian ini merupakan masyarakat pendatang
yang sebagian besar menganggap pekerjaan sebagai pekerja batu bata
meru