Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

22
Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis Internasional Syahlan A. Sume, SE, MM selaku dosen pengampuh mata kuliah bisnis internasional. Oleh : KELOMPOK II Putri Fajar Handayani (43112320027) Sigit Eko Purnomo (43113120318) Gustian Fambudy (43112320068) (KELOMPOK YANG PERTAMA PRESENTASI– PADA PERTEMUAN MINGGU KE II - 18 MARET 2015) JURUSAN MANAJEMEN

description

Bisnis Internasional

Transcript of Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

Page 1: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis Internasional

Syahlan A. Sume, SE, MM

selaku dosen pengampuh mata kuliah bisnis internasional.

Oleh :

KELOMPOK II

Putri Fajar Handayani (43112320027)

Sigit Eko Purnomo (43113120318)

Gustian Fambudy (43112320068)

(KELOMPOK YANG PERTAMA PRESENTASI– PADA PERTEMUAN

MINGGU KE II - 18 MARET 2015)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2015

Page 2: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Pengaruh Budaya

dalam Bisnis Internasipnal ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis

Internasional.

Makalah ini telah dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu

menyelesaikan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu

kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua.

 

Bekasi, 14 Maret 2015

 

Penulis

Page 3: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

DAFTAR ISI

Halaman judul …………………………………………………………………………………………...i

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………….ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………....iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………….…..1

1.1Latar Belakang ………………………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………1

1.3Tujuan Perumusan Masalah Penulisan ……………………………..………............................1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….........................2

2.1.Pengertian Budaya dalam Lingkup Bisnis Internasional….………………….........................2

2.2 Budaya Mempengaruhi Semua Fungsi Bisnis…………..…………………….........................3

2.3 Komponen Budaya….……………………………………………………………........................4

2.4 Enam Nasihat Bisnis Lintas Negara……………………………………….…………………….10

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………….….12

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………13

Page 4: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tantangan utama dalam melakukan bisnis internasional adalah untuk menyesuaikan

secara efektif pada perbedaan budaya, seperti penyesuaian membutuhkan pemahaman dari

keragaman budaya, persepsi, klise dan nilai. Dalam beberapa tahun belakangan ini, penelitian

menghubungkan antara dimensi kebudayaan dan perilaku-perilaku dan penelitian telah terbukti

berguna dalam penyediaan profil integrative dari budaya internasional.

Dalam kenyataanya budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran dalam dunia

bisnis baik dalam perkembangna dalam bisnis skala nasional maupun skala internasional.

Sesuatu hal baru yang tidak sesuai dengan kebudayaan suatu bangsa akan sulit diterima atau

berkembang didalam Negara tersebut.

2.1 Rumusan Masalah

a.Apa Pengertian Budaya dalam Lingkup Bisnis Internasional?

b.Apakah budaya mempengaruhi fungsi bisnis?

c.Apa saja Komponen-Komponen Budaya?

d.Bagaimana mengahadapi bisnis lintas negara?

1.3 Tujuan Perumusan Masalah

a.Mengetahui dan memahami Pengertian Budaya dalam Lingkup Bisnis Internasional

b.Mengetahui dan memahami Budaya Mempengaruhi Fungsi Bisnis

c.Mengetahui dan memahami Komponen-Komponen Budaya

d.Mengetahui dan memahami cara menghadapi bisnis lntas negara ditinjau dari aspek budaya

Page 5: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Budaya dalam Lingkup Bisnis Internasional

Secara terminologi budaya adalah keseluruhan kepercayaan, aturan, teknik, kelembagaan

dan artefak buatan manusia yang mencirikan populasi manusia. Jadi budaya dapat diartikan

yaitu budaya terdiri atas pola-pola yang dipelajari mnengenai perlaku umum bagi anggota dari

masyarakat tertentu yaitu gaya hidup yang unik dari suatu kelompok atau orang tertentu.

Kebudayaan adalah kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang

membedakam suatu masyarakat dari yang lainnya. Kebudayaan suatu masyarakat menentukan

ketentuan- ketentuan yang mengatur bagaimana perusahaan dijalankan dalam masyarakat

tersebut.

Sayangnya terlalu sering terjadi bahwa orang yang hanya akrab dengan satu pola budaya

percaya bahwa mereka mempunyai kesadaran terhadap perbedaan budaya di tempat lain,

padahal pada kenyataannya tidak demikian. Kecuali mereka memiliki kesempatan yang untuk

melakukan perbandingan dengan budaya lain. Mereka juga tidak mengetahui kenyataan bahwa

banyak masyarakat menganggap budayanya sendiri jauh lebih unggul dibanding dengan

budaya lain (etnosentrisitas).

Terdapat cara bagi para pelaku bisnis internasional untuk menyesuaikan diri atau hidup

dengan budaya-budaya lain yaitu menyadari bahwa adanya budaya yang berbeda dari

budayanya sendiri dan mereka harus mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut

sehingga dapat beradaptasi. Tetapi menurut E.T. Hall terdapat dua cara untuk menyesuaikan

diri dari budaya moral lain yaitu:

1. Menghabiskan seumur hidup disuatu negara tersebut.

2. Menjalani suatu program pelatihan yang sangat canggih dan ekstensif yang mencakup

karakteristik-karakteristik utama dari suatu budaya, termasuk budaya.

Page 6: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

2.2 Budaya Mempengaruhi Semua Fungsi Bisnis

Berikut adalah fungsi bisnis yang dipengaruhi oleh budaya :

1. Pemasaran

Beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk menggunakan

bauran pemasaran yang sama di semua pasar, untuk itu diperlukan penyesuaian pada

tataran aplikasi marketing mixnya.

Contoh kasus :

P&G melaunching produk detergen “Cheer” dengan memberikan potongan

harga. Namun di Jepang, dengan memberikan potongan harga di awal

launching, akan sulit sekali untuk menaikkan harga produk tersebut

kedepannya. Selain itu, dengan pemberian potongan harga, membuat

reputasi produk tersebut rendah. Selain itu, mayoritas ibu rumah tangga akan

membeli keperluan rumah tangga seperti detergen di warung-warung kecil

sekitar rumah. Pedagang kecil juag mengeluhkan margin yang didapat

menjadi rendah karena P&G memberikan “Cheer” potongan harga di retail

besar, sehingga mereka harus menyesuaikan harga jual. Selain itu, kemasan

“Cheer” yang tidak praktis dan terlalu memakan tempat membuat pedagang

kecil enggan menyediakan “Cheer” di waung-warung mereka. Akibatnya

pemasaran menjadi terhambat.

Hal ini terjadi karena P&G kurang memiliki pengetahuan mengenai budaya bisnis di

Jepang. Baru 8 tahun kemudian setelah kesulitan yang dihadapi P&G terhadap produk “Cheer”,

P&G kembali memasuki pasar sabun dan dalam waktu hanya dua tahun kemudian, P&G telah

memegang 20% pangsa pasar sabun di Jepang. Bagaimana bisa?

P&G melakukan riset pasar mengenai kebutuhan detergen bagi ibu-ibu

rumah tangga di Jepang. P&G memperbaiki kualitas, memperbaiki kemasan

menjadi lebih praktis dan tidak memakan tempat untuk di display. P&G juga

memperhatikan harga yang ditawarkan sehingga pedagang kecil di warung

juga dapat memperoleh margin yang lebih besar. Produk tersebut bukan lagi

“Cheer”, P&G melaunching produk detergen baru, yaitu “Joy”.

Page 7: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Budaya nasional merupakan kuni penentu untuk mengevaluasi para manajer. Contoh :

di Inggris untuk dapat promosi suatu jabatan, berdasar pada latar belakang pendidikan dan

latar belakang keluarga mereka bukan pada pengalaman dalam pencapaian keberhasilan

pekerjaan.

3. Produksi dan Keuangan

Permasalahan personalia dapat muncul sebagai akibat dari perbedaan sikap terhadap

penguasa. Contoh : Manager Produksi di Amerika yang terbiasa dengan kepemimpinan

partisipatif harus mengubah gaya kepemimpinannya menjadi otoriter ketika dipindahkan ke

perusahaan manufarcturing di Amerika latin, agar ia lebih mudah mengatur para

pekerjanya, tidak hanya terhadap aturan bekerja di lingkungan produksi saja namun juga

dalam perubahan penggunaan teknologi baru di bidang produksi.

2.3 Komponen Budaya

Dari apa yang telah disebutkan, tentunya jelas bahwa untuk berhasil dalam hubungan

bisnis antar negara, para pelaku bisnis harus memiliki pengetahuan factual dan harus sensitive

terhadap perbedaan-perbedaan budaya.

Menurut para ahli, komponen budaya adalah sebagai berikut :

1. Estetika

2. Sikap dan Kepercayaan

3. Agama

4. Budaya Material

5. Pendidikan

6. Bahasa

7. Organisasi kemasyarakat

8. Karakteristik hukum

9. Politik

2.3.1 Estetika

Estetika berkaitan dengan rasa keindahan, budaya, dan selera yang baik, serta

diungkapkan dalam seni, drama, music, cerita rakyat dan tarian. Penting untuk dipelajari

Page 8: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

apakah perbedan estetika lokal akan berpengaruh pada desain produk, kemasan, slogan

negara tertentu.

Seni

Pelaku bisnis perlu memahami aspek-aspek formal dari seni, warna, dan bentuk karena

arti simbolis yang dimiliki suatu negara atau kelompok tertentu yang akhirnya akan

berpengaruh pada rancangan produk yang dihasilkan.

Contoh kasus :

Nike menarik kembali 38.000 pasang sepatu yang memiliki kata air (udara)

yang ditulis dalam huruf menyala, karena menurut orang Islam kata itu

menyerupai kata ‘Allah’ dalam bahasa Arab. 38.000 pasang sepatu tersebut,

dialihkan dari negara-negara Arab ke negara-negara lain yang kurang

sensitif.

Musik dan Cerita Rakyat

Para agen pemasaran harus mengetahui jeis musik yang disukai tiap-tiap pasar, karena

selera bervariasi. Contoh : iklan yang menggunakan lagu balada di Amerika Serikat lebih

diterima dengan baik dibanding dengan nada samba di Brazil. Begitu pula dengan cerita rakyat,

dimana karakter tokoh dalam cerita rakyat di suatu negara tertentu, digunakan menjadi gambar

pada kemasannya.

2.3.2 Sikap dan Kepercayaan

Setiap budaya memiliki seperangkat sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi

hampir seluruh aspek dari perilaku manusia dan membantu membawa ketertiban kepada

masyarakat dan individunya. Semakin banyak yang dapat dipelajari oleh para pelaku usaha

mengenai sikap-sikap tertentu, semakin siap mereka utnuk memahami mengapa orang-orang

berprilaku seperti yang merek lakukan, terutama reaksi mereka berbeda dari yang diperkirakan

oleh para pelaku usaha tersebut, sesuai dengan apa yang dipakarinya ketika berurusan dengan

masyarakatnya sendiri.

Diantara beraneka ragama subyek yang dicakup oleh sikap dan kepercayaan beberapa

diantaranya sangat pening bagi para pelaku bisnis. Yaitu sikap terhadap waktu, terhadap

pencapaian pekerjaan serta terhadap perubahan.

Page 9: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

Contoh kasus :

Team dari Amerika hendak mempromosikan produknya kepada perusahaan

calon pembeli di Jepang. Mereka mengira bahwa diskusi telah berlangsung

dengan baik dan bersiap menutup transaksi. Akan tetapi, tidak ada reaksi

dari orang Jepang itu. Sikap diam itu menimbulkan kegelisahan sehingga

team Amerika beberapa kali menurunkan harga agar tercapai kesepakatan

secepatnya. Namun ternyata bahwa orang Jepang mejadi diam bukan karea

menolak tawaran tersebut namun sedang berfikir. Hal tersebut adalah praktik

negosiasi di Jepang.

2.3.3 Agama

Agama adalah suatu komponen kebudayaan yang penting, bertanggung jawab atas

banyak dari sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi perilaku manusia. Suatu pengetahuan

mengenai prinsip dasar dari berbagai agama akan memberikan pemahaman yang lebih baik

mengenai mengapa sikap orang begitu bervariasi dari satu negara ke negara lain.

Contoh : bagaimana perusahaan Jepang, Korea serta perusahaan luar negeri lainnya ketika

membangun usahanya di Indonesia menyesuaikan hari libur perayaan agama-agama yang ada

di Indonesia.

2.3.4 Budaya dan Material

Kebudayaan material merajuk kepada semua obyek buatan manusia dan berkaitan

dengan bagamana orang membuat benda-benda (teknologi) dan siapa membuat apa dan

mengapa (ilmu ekonomi)

Teknologi

Teknologi adalah bauran penegtahuan yang dapat digunakan, yang diterapkan oleh

masyarakat tersebut dan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan ekonomi dan budaya.

Berikut adalah manfaat keunggulan teknologi bagi perusahaan internasional :

1. Keunggulan teknologi memungkinkan suatu perusahaan untuk menjadi kompetitif

atau bahkan memegang kepemimpinan di pasar dunia. Contoh : produk smartphone

Samsung dengan teknlogi yang lebih unggul mampu menyaingi Nokia.

2. Keunggulan teknologi dapat dijual (dengan lisensi atau kontrak manajemen).

Page 10: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

3. Keunggulan teknologi dapat memberikan kepada perusahaan kepercayaan untuk

memasuki pasar luar negeri.

4. Keunggulan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh syarat-syarat

investasi luar negeri yang lebih baik dari biasanya karena pemerintah tuan rumah

menginginkan teknologi yang hanya dimiliki perusahaan itu.

Contoh kasus :

IBM dengan teknologi unggulnya meminta izin kepada pemerintah

Meksiko untuk mendirikan cabang dengan kepemilikan penuh ketika

produsen komputer lain dipaksa untuk menerima mitra-mitra lokal.

5. Keunggulan teknologi dapat memungkinkan suatu perusahaan dengan posisi

ekuitas minoritas untuk mengendalika usaha patungan, dan menganggapnya

sebagai pasar yang telah dikuasai untuk input setengah jadi yang diproduksi

olehnya, bukan oleh usaha patungan tersebut.

6. Keunggulan teknologi dapat mengubah pembagian kerja internasional. Beberapa

perusahaan yang telah memindahkan produksinya keluar negeri dimana tenaga

kerja lebih murah, sekarang kembali ke negara asalnya karena metode produksi

berdasarkan teknologi baru telah mengurangi komposisi kebutuhan tenaga kerja.

7. Keunggulan teknologi menyebabka perusahaan-perusahaan besar membentuk

aliansi kompetitif dimana tiap-tiap mitra berbagi teknologi serta bidang penelitian dan

pengembangan yang tinggi. Ini dikenal sebagai strategic technology leveraging,

yaitu konsep penggunaan teknologi eksternal untuk pelengkap bukan sebagai

pengganti teknologi internal.

2.3.5.Pendidikan

Meskipun pendidikan dalam anti yang paling luas dapat dianggap sebagai bagian dari

proses belajar yang memperlengkapi seorang individu untuk mengambil peranannya di dalam

masyarakat dewasa, hampir setiap orang menyamakan pendidikan dengan sekolah formal.

Ukuran Pendidikan

Perusahaan yang bermaksud melakukan investasi di luar negeri tidak mempunyai indikator-

indikator mengenai tingkat pendidikan dari penduduk suatu negara kecuali ukuran biasa untuk

pendidikan formal tingkat melek huruf, jenis sekolah, jumlah sekolah dan muridnya, serta

mungkin juga jumlah pengeluaran per kapita untuk pendidikan. Data yang semacam itu

merendahkan ukuran dari kelompok yang terlatih secara kejuruan di banyak negara, di mana

Page 11: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

orang mempelajari perdagangan melalui magang yang dimulai pada usia yang sangat dini (12

sampai 13 tahun).

UNESCO merekomendasikan untuk mendefinisikan seorang yang melek huruf sebagai

“seorang yang dapat membaca maupun menulis pernyataan singkat dan sederhana mengenai

kehidupan sehari-harinya.“ Di beberapa negara, sensus melek huruf terdiri atas pertanyaan

kepada responden mengenai apakah mereka dapat membaca dan menulis, serta meminta

mereka untuk menandatangani nama mereka yang dianggap sebagai bukti bahwa mereka

melek huruf Walaupun demikian, data ini memang sedikit membantu. Para agen pemasaran

tertarik pada tingkat melek huruf karena membantu mereka dalam memutuskan jenis media

yang akan digunakan dan pada tingkat mana mereka harus mempersiapkan iklan, label,

pajangan strategis, dan manual pemilik. Manajer personalia akan menggunakan tingkat melek

huruf sebagai pedoman dalam memperkirakan jenis tenaga manusia yang tersedia untuk

menjalankan operasi perusahaan.

Bauran Pendidikan

Hingga tahun 1970-an, ada perasaan bahwa para manajer dilahirkan dan bukan dibuat, dan

bahwa mereka hanya dapat dilatih sambil bekerja. Dengan demikian, permintaan akan

pendidikan bisnis formal sedikit jumlahnya. Tetapi, gabungan dari berbagai faktor telah

menyebabkan berkembangnya sekolah-sekolah bisnis di Eropa yang polanya meniru model

Amerika:

1. Meningkatnya persaingan di Uni Eropa, yang menciptakan permintaan akan para

manajer terlatih dengan lebih baik.

2. Kembalinya lulusan sekolah bisnis Amerika ke Eropa.

3. Berdirinya sekolah-sekolah tipe Amerika dengan dosen-dosen AS dan sering kali

dengan bantuan universitas-universitas AS. Di antara sekolah-sekolah bisnis elit Eropa, adalah

London School of Economics and Political Sci¬ence, University of Mannheim di Jerman,

University of St. Gallen dan IMD di Swiss, INSEAD di Prancis, dan London Business School

Brain drain. Perpindahan tenaga-tenaga professional berpendidikan tinggi kenegara lain.

Karena gaji dan peluang riset yang tersedia di Amerika Serikat, negara tersebut menarik para

ilmuwan dan insinyur negara-negara lain. Lihat gambar 1.

Reserve brain drain. Kembalinya tenaga-tenaga professional berpendidikan tinggi

kenegara asalnya. Arus balik kaum cendekiawan sedang membuat sibuk para pendidik dan

Page 12: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

pelaku bisnis Amerika. Korea dan Taiwan kini membujuk para insinyur dan ilmuwan yang

bergelar doctor dan berpengalaman 10 tahun atau lebih diperusahaan berteknologi tinggi di

Amerika, untuk pulang kenegaranya. Lebih banyak uang dan peluang untuk memulai bisnis

dinegara-negara industri ini merupakan daya tarik. Orang-orang yang kembali ini memberikan

pengaruh yang nyata atas daya saing negeri mereka.

2.3.6 Bahasa

Perbedaan budaya yang paling terlihat bagi para pendatang baru dalam bisnis

internasional adalah cara berkomunikasi. Perbedaan dalam bahasa percakapan sudah dapat

dilihat dan setelah berada beberapa saat dalam budaya baru itu, menjadi jelas bahawa ada

juga variasi dalam bahasa yang tidak dapat diucapkan (sikap dan adat kebiasaan)

Cara berkomunikasi baik lisan tulisan dan isyarat :

Bila bahasa berbeda, seringkali digunakan lingua franka atau bahasa penghubung yang

digunakan untuk berkomunikasi antara budaya yang berbeda dari suatu bangsa yang

memiliki bahasa berbeda.

Selain bahasa lisan dan tulisan, bahasa isyarat juga memainkan peranan penting.

Gerak isyarat, pintu tertutup vs terbuka, ukuran kantor dan letaknya, jarak pada waktu

bercakap-cakap, bahasa pemberian hadiah, hadiah yang dapat diterima

Contoh kasus ;

Dalam bahasa isyarat, membuat lingkarang dengan ibu jari dan jari telunjuk,

mengisyaratkan “oke” bagi orang Indonesia, namun di Prancis dan Belgia

mengisyaratkan “ Anda tidak ada apa-apanya”, sedangkan di Yunani dan

Turki berarti ajakan seksual yang vulgar.

2.3.7 Organisasi Masyarakat

Setiap masyarakat memiliki suatu struktur atau organisasi yang pengaturan hubungan-

hubungannya yang terpola mendefinisikan dan mengatur cara anggota-anggotanya

berhubungan satu sama lain.

Pertalian keluarga.

Keluarga adalah satuan dasar yang kelembagaan yang berdasanya pertalian

keluarga. Tidak seperti keluarga Amerika, yang pada umumnya terdiri atas orangtua

dan anak-anak mereka, keluarga dibanyak negara- terutama dinegara berkembang-

Page 13: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

diperluas denganmemasukkan seluruh family berdasarkan darah dan berdasarkan

perkawinan.

Keluarga besar.

Termasuk keluarga sedarah dan keluarga karena hubungan perkawinan. Untuk

perusahaan diluarnegeri, keluarga besar (extended family) adalah sumber

karyawan-karyawan dan koneksi bisnis. Kepercayaan yang dimiliki oleh orang-orang

terhadap keluarga mereka, walaupun hubungankeluarganya jauh dapat memotivasi

mereka untuk membeli dari suatu pemasok yang dimiliki oleh sepupu dari

sepupunya, meskipun harganya lebih tinggi.

Tanggung jawab anggota.

Meskipun keluarga besar adalah luas, rasa tanggung jawab setiap anggota

terhadapnya adalah kuat. Inisiatif pribadi untuk bekerja berkurang ketika mungkin

diminta untuk membagi penerimaanpribadinya dengan anggota keluarga besar yang

tidak bekerja, tidak peduli apa pertalian keluarganya.

Asosiasi.

Unit-unit social yang tidak berdasarkan hubungan keluarga, dikenal sebgai asosiasi

oleh para ahli antropologi, bisa dibentuk berdasarkan umur, jenis kelamin atau minat

yang sama.

Umur/usia.

Para pabrikan barang-barang konsumen cukup sadar mengenai

pentingnya membuat segmentasi pasar berdasarkan kelompok umur,

yang seringkali mengabaikan budaya. Kenyatan ini telah

memungkinkan para pemasar berhasil menjual produk-produk seperti

pakaian dan rekaman pasar muda-mudi baik dinegara maju maupun

berkembang.

Gender.

Pada umumnya, negara-negara yang kurang maju kurang memiliki

persamaan gender dalam hal kesempatan kerja dan pendidikan.

Meskipun dewasa ini, Cina menawarkan ucapan selamat hanya atas

kelahiran seorang anak; kelahiran anak perempuan mengakibatkan

perasaan duka.

2.4. Enam Nasihat Berharga Untuk Melakukan Bisnis Lintas Budaya

Page 14: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

Mengetahui pelanggan sama pentingnya dimanapun di dunia ini baik di dalam maupun

luar negeri. Tiap-tiap budaya memiliki logikanya sendiri, dan di dalam logika itu adalah alasan-

alasan masuk akal dan riil atas cara orang asing melakukan sesuatu. Apabila pelaku bisnis

memahami pola dasar budaya, ia akan ebih efektif dalam berinteraksi dengan klien dan mitar

kerjanya di luar negeri. Enam nasihat berharga itu adalah :

1. Lakukan persiapan

Pelaku bisnis harus mengetahui bagaimana etika bisnis dan sosial negara yang akan

menjadi target usahanya. Bagaimana nilai budaya, geografis, tokoh sejarah, agama,

struktur politik, peraturan, dan kabar kabar terbaru saat ini.

2. Jangan terburu-buru

Orang-orang Amerika begitu menghargai waktu. Mereka dilihat sebagai orang yang

terburu-buru, tidak bersahabat, sombong, dan tidak dapat dipercaya. Hampir di setiap

tempat orang harus belajar untuk menunggu dengan sabar.

3. Bangkitkan kepercayaan

Kualitas produk, harga, kontrak-kontrak yang jelas bagi orang Amerika tidak sepenting

membangun hubungan baik dan kpercayaan pribadi yang dikembangan dengan

seksama dan tulus. Para agen pemasaraan harus membangkitkan rasa simpati yang

bermanfaat dalam bisni dan dapat diandalkan jangka panjang.

4. Memahami pentingnya bahasa

Jelas,naskah iklan harus diterjemahkan olehs eorang professional yang berbicara dalam

kedua bahasa dengan fasih, dengan suatu kosakata serta berbakat dengan ungkapan

dan citra tiap-tiap budaya. Seorang penerjemah sering kali menjadi faktor yang penting

dan dapat membantu bahkan ketika salah satu pihak berbicara dengan pihak lain.

5. Menghorati budaya

Sikap adalah hal yang penting. Setiap pelaku bisnis baik itu perwakilan perusahaan

harus menjaga etika dan menghormati budaya negara tujuan. Karena sikap anda

mewakili citra perusahaan

6. Memahami unsur budaya

Pengetahuan tentang budaya dan bagaimana budaya tersebut mempengaruhi cara

orang melakukan bisnis sangat dibutuhkan. Memahami hal ini merupakan langkah awal

dalam mempelajari bagaimana menggunakan budaya untuk memperoleh keuntungan

strategis.

Page 15: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk berhasil dalam hubungan bisnis internasional,para pelaku bisnis harus memahami

kebudayaan negara yang akan dituju. Para pelaku bisnis tidak hanya harus memiliki

pengetahuan factual namun juga harus peka terhadap budaya arena budaya mempengaruhi

semua bidang fungsional perusahaan.

Para pakar memiliki perbedaan pandangan mengenai komponen budaya, namun dapat

dirumuskan kebudayaan budaya adalah sebagai berikut :

1. Estetika

2. Sikap dan Kepercayaan

3. Agama

4. Budaya Material

5. Pendidikan

6. Bahasa

7. Organisasi kemasyarakat

8. Karakteristik hukum

9. Politik

Pengetahuan tentang budaya dan bagaimana budaya tersebut mempengaruhi cara

orang melakukan bisnis sangat dibutuhkan. Memahami hal ii merupakan langkah awal

dalam mempelajari bagaimana menggunakan budaya untuk memperoleh keuntungan

strategis. Mengabaikan budaya dapat menimbulkan berbagai permasalah yang dapat

menyebabkan kegagalan usaha. Namun apabila perbedaan budaya dapat digabungkan,

dapat menghasilkan inovasi usaha baru dan unggul dibandingkan dengan yang dihasilkan

sendiri oleh budaya tunggal manapun.

Page 16: Faktor Sosiokultural Pada Praktik Bisnis International

DAFTAR PUSTAKA

Griffin, Ricky W. Michael W Pustay. 2005. Bisnis Internasional jilid 1. PT Ideks kelompok

Gramedia: Jakarta

Mangkunegara, Anwar Prabu DR. A.A. 2008. Manajemen Sumberdaya Manusia. PT. Refika

Aditama: Bandung

Mathis, Robert L. and John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi Ke- 10

Jilid I. Salemba Empat: Jakarta

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional Jilid 1. Salemba Empat: Jakarta