Faktor Risiko Penyakit Stroke

5
Faktor risiko penyakit stroke Stroke merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor risiko atau biasa disebut sebagai penyakit multifaktorial. Faktor risiko terjadinya stroke dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dapat dimodifikasi, faktor perilaku dan faktor sosial ekonomi. 13-14 Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi 1. Umur Semakin meningkat umur sesorang, maka risiko untuk terkena stroke juga meningkat. Menutur hasil penelitian pada Framingham Study menunjukkan risiko stroke meningkat sebesar 220%, 32%, 83% pada kelompok umur 45-55,55-64.65- 74 tahun. 13 2. Jenis Kelamin Kejadian stroke lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Menurut SKRT 1995, prevalensi penyakit stroke pada laki-laki sebesar 0,2% dan pada perempuan sebesar 0,1%. 3. Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit stroke pada keluarga dapat menjadi faktor risiko untuk terserang stroke juga. Hal ini desebabkan oleh banyak faktor seperti, faktor genetik, pengaruh budaya, dan gaya hidup dalam keluarga, interaksi antara genetik dan pengaruh lingkungan. 13 4. Ras Suku Batak dan Padang di Indonesia lebih rentan terserang stroke dibandingkan dengan suku Jawa. Hal ini disebabkan oleh pola dan jenis makanan yang lebih banyak mengandung kolesterol. 14 Faktor risiko yang dapat dimodifikasi 1. Tekanan darah Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama, baik pada stroke iskemik maupun hemoragik. Hal ini disebabkan hipertensi memicu proses

Transcript of Faktor Risiko Penyakit Stroke

Page 1: Faktor Risiko Penyakit Stroke

Faktor risiko penyakit stroke

Stroke merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor risiko atau biasa disebut sebagai penyakit multifaktorial. Faktor risiko terjadinya stroke dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dapat dimodifikasi, faktor perilaku dan faktor sosial ekonomi.13-14

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

1. UmurSemakin meningkat umur sesorang, maka risiko untuk terkena stroke juga meningkat. Menutur hasil penelitian pada Framingham Study menunjukkan risiko stroke meningkat sebesar 220%, 32%, 83% pada kelompok umur 45-55,55-64.65-74 tahun.13

2. Jenis KelaminKejadian stroke lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Menurut SKRT 1995, prevalensi penyakit stroke pada laki-laki sebesar 0,2% dan pada perempuan sebesar 0,1%.

3. Riwayat penyakit keluargaRiwayat penyakit stroke pada keluarga dapat menjadi faktor risiko untuk terserang stroke juga. Hal ini desebabkan oleh banyak faktor seperti, faktor genetik, pengaruh budaya, dan gaya hidup dalam keluarga, interaksi antara genetik dan pengaruh lingkungan.13

4. RasSuku Batak dan Padang di Indonesia lebih rentan terserang stroke dibandingkan dengan suku Jawa. Hal ini disebabkan oleh pola dan jenis makanan yang lebih banyak mengandung kolesterol.14

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

1. Tekanan darah

Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama, baik pada stroke iskemik maupun hemoragik. Hal ini disebabkan hipertensi memicu proses aterosklerosis oleh karena tekanan yang tinggi dapat mendorong Low Density Lipoprotein (LDl) kolesterol untuk lebih mudah masuk ke dalam lapisan intima lumen pembuluh darah dan menurunkan elastisitasnya.15

Berbagai studi telah membuktikan bahwa dengan mengendalikan hipertensi akan menurunkan insiden stroke. Hasil dari 61 penelitian jangka panjang menunjukkan, setiap peninggian tekanan darah 20/10 mmHg (dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg) akan meningkatkan mortalitas stroke hingga dua kali. Sedangkan penurunan 2 mmHg tekanan sistolik dapat menyebabkan penurunan mortalitas stroke sebesar 10%.16 Pada hasil Framingham Study ditemukan bahwa hipertensi lebih sering ditemukan 1,5 kali lebih banyak pada stroke dibandingkan dengan yang tanpa hipertensi.10

2. Kadar gula darahKeadaan hiperglikemi yang kronis dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis pembuluh darah kecil maupun besar, termasuk yang menyuplai darah ke otak.17

Page 2: Faktor Risiko Penyakit Stroke

Keadaan ini sangat berisiko menyebabkan sumbatan maupun pecahnya pembuluh darah otak yang mengakibatkan timbulnya serangan stroke. Kadar gula yang tinggi juga dapat memperburuk keadaan defisit neurologis penderita stroke, sehingga dapat meningkatkan mortalitas serangan stroke.

3. Kadar kolesterol darahKadar kolesterol darah yang tinggi dapat memicu terjadinya stroke. Hal ini terjadi karena semakin tinggi kadar kolesterol dalam darah, semakin tinggi pula kemungkinannya untuk tertimbun pada dinding pembuluh darah. Timbunan ini akan mempersempit pembuluh darah dan mengganggu suplai darah ke otak yang disebut dengan stroke iskemik.

4. Penyakit jantungDenyut jantung yang tidak teratur atau tidak efisien dapat menurunkan total curah jantung dan menurunkan aliran darah ke otak (iskemia). Selain itu dapat terjadi pelepasan embolus yang dapat menyumbat pembuluh darah otak dan disebut sebagai stroke iskemik akibat trombosis. Seseorang dengan penyakit atau kelainan pada jantung mendapatkan risiko untuk terkena stroke lebih tinggi 3 kali lipat dari orang yang tidak memiliki pemyakit atau kelainan jantung.17

5. Diabetes MelitusPenyait DM dapat meningkatkan prevalensi aterosklerosis dan juga meningkatkan prevalensi faktor risiko lain seperti hipertensi, obesitas, dan hiprlipidemia.

6. ObesitasObesitas berhubungan dengan tekanan darah dan kadar gula darah yang tinggi.18 Orang dengan obesitas akan membutuhkan usaha yang lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.19 Obesitas juga mempercepat terjadinya proses aterosklerosis pada remaja dan dewasa muda.20

Faktor risiko perilaku (primordial)

1. MerokokZar-zat kimia beracun dalam rokok seperti nikotin dan karbon monoksida dapat merusak endotel pembuluh darah arteri, meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskuler melalui berbagai macam mekanisme tubuh. Rokok berhubungan dengan meningkatnya hematokrit yang dapat mempercepat proses aterosklerosis yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya stroke. Nikotin dalam rokok menaikkan tekanan darah. Ateri juga mengalami penyempitan dan dinding pembuluh darah mudah robek, yang mneyebabkan produksi trombosit meningkat sehingg darah mudah membeku. Selain itu merokok dapat menurunkan kadar HDL dalam darah, dan karbon monoksida mengurangi jumlah oksigen yang dibawa oleh darah sehingga mengganggu keseimbangan antara oksigen yang dibutuhkan dengan dengan oksigen yang dibawa oleh darah.21

2. Kebiasaan mengkonsumsi alkoholKebiasaan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dapat menjadi salah satu pemicu untuk terjadi hipertensi yang memberikan sumbangan faktor risiko untuk terjadinya penyakit stroke.

3. Aktivitas fisik

Page 3: Faktor Risiko Penyakit Stroke

Seseorang yang melakukan aktivitas fisik 3-5 kali seminggu, selam 30-60 menit dapat menurunkan risiko penyakit pembuluh darah seperti stroke.14 Aktivitas fisik dapat melebarkan pembuluh darah, aliran darah menjadi lancar sehingg jantung tidak perlu bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Proses aterosklerosis pun lebih sulit terjadi pada mereka yang memilki pembuluh darah yang lebar.

4. StressStress dapat membuat hati memproduksi lebih banyak radikal bebas, menurunkan imunitas tubuh dan mengganggu fungsi hormonal, antara lain kortisol dan adrenalin yang berkontibusi terhadap proses aterosklerosis.22 Kedua hormon tadi meningkatkan jumlah trombosit dan produksi kolesterol. Kortisol dan adrenalin juga dapat merusak sel yang melapisi arteri, sehingga lemak lebih mudah tertimbun pada dindingnya.19

Faktor sosial ekonomi

Orang dengan faktor sosial dan ekonomi yang rendah lebih berisiko untuk terkena stroke dan penyakit serebrovaskuler lainnya.

1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu upaya untuk menambah informasi dan pengetahuan seseorang yang diharapkan dapat mengubah perilaku kesehatan menjadi lebih baik.

2. Pekerjaan Pekerjaan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal ini mungkin disebabkan oleh hubungan antara pekerjaan dengan tingkat stress seseorang. Pekerja kasar atau pekerja level bawah memiliki risiko 50% lebih tinggi untuk mendapatkan serangan stroke.23

3. Status pernikahanLaki-laki ataupun perempuan yang tidak menikah atau bercerai memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke.23 Hal ini dimungkinkan karena gaya hidup laki-laki atau perempuan yang single lebih buruk dibandingkan dengan yang telah berpasangan.