Faktor Rhesus Sangat Penting Terutama Pada

8
Faktor Rhesus sangat penting terutama pada: 1) Transfusi darah Dalam proses transfusi darah Rh menjadi faktor yang sangat penting, mengingat: a)Darah Rh- bisa ditransfusikan kepada darah Rh+ jika dalam uji silang (crossmatch) cocok b) Darah Rh+ tidak bisa ditransfusikan kepada darah Rh- walaupun cocok dalam uji silang (crossmatch) karena dalam tubuh pemilik darah Rh- akan segera terbentuk antibodi Rh+ yang menyebabkan darah Rh- tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk transfusi ke Rh- lain 2) Wanita Rh- hamil dengan janin Rh+ KEHAMILAN DENGAN RHESUS NEGATIF Di dalam rahim, yang berfungsi sebagai penghubung ibu dan bayi adalah plasenta. Plasenta berperan dalam mengangkut oksigen dan sari-sari makanan dari ibu ke bayinya. Selain itu plasenta juga berfungsi sebagai barrier (pelindung) agar darah ibu dan bayi tidak tercampur. Maka pada kehamilan normal ibu dengan Rh- tidak perlu cemas atau khawatir karena ibu dan bayi masing-masing mempunyai sitem peredaran darah sendiri dan tidak akan mengganggu satu dengan lainnya. Namun yang perlu menjadi perhatian disini adalah: 1.Darah ibu dapat tercampur dengan darah janin dalam beberapa kondisi, seperti tindakan amniosentesis, trauma

description

rhesus

Transcript of Faktor Rhesus Sangat Penting Terutama Pada

Page 1: Faktor Rhesus Sangat Penting Terutama Pada

Faktor Rhesus sangat penting terutama pada:

1) Transfusi darah

Dalam proses transfusi darah Rh menjadi faktor yang sangat penting, mengingat:

a) Darah Rh- bisa ditransfusikan kepada darah Rh+ jika dalam uji silang (crossmatch)

cocok

b) Darah Rh+ tidak bisa ditransfusikan kepada darah Rh- walaupun cocok dalam uji

silang (crossmatch) karena dalam tubuh pemilik darah Rh- akan segera terbentuk

antibodi Rh+ yang menyebabkan darah Rh- tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk

transfusi ke Rh- lain

2) Wanita Rh- hamil dengan janin Rh+

KEHAMILAN DENGAN RHESUS NEGATIF

Di dalam rahim, yang berfungsi sebagai penghubung ibu dan bayi adalah plasenta.

Plasenta berperan dalam mengangkut oksigen dan sari-sari makanan dari ibu ke bayinya.

Selain itu plasenta juga berfungsi sebagai barrier (pelindung) agar darah ibu dan bayi tidak

tercampur.

Maka pada kehamilan normal ibu dengan Rh- tidak perlu cemas atau khawatir

karena ibu dan bayi masing-masing mempunyai sitem peredaran darah sendiri dan tidak

akan mengganggu satu dengan lainnya.

Namun yang perlu menjadi perhatian disini adalah:

1. Darah ibu dapat tercampur dengan darah janin dalam beberapa kondisi, seperti

tindakan amniosentesis, trauma pada ibu, kebocoran darah bayi melalui tali pusat

(perdarahan), selama proses persalinan, dan keguguran

2. Antibodi dalam darah dapat menembus plasenta dan masuk ke sistem peredaran

darah janin

Apabila terjadi pencampuran darah Rh- dengan Rh+ maka secara otomatis tubuh si ibu

Rh- akan membentuk antibodi Rh+ karena Rh+ dianggap sebagai benda asing di tubuh ibu.

Pada kehamilan pertama, jika terbentuk antibodi Rh+ dalam tubuh ibu tidak akan

memberikan efek apapun kepada bayi. Biasanya bayi lahir normal dengan anemia ringan.

Page 2: Faktor Rhesus Sangat Penting Terutama Pada

DAMPAK PADA JANIN

Pada kehamilan selanjutnya, jika si bayi mempunyai Rh+ juga maka antibodi Rh+

dalam darah ibu akan menyerang Rh+ dalam darah bayi yang mengakibatkan:

1. Penghancuran besar-besaran sel darah merah bayi sehingga sumsum tulang bayi

aktif terus memproduksi sel darah merah untuk mengimbangi penghancuran

tersebut. Akibatnya banyak sel-sel darah muda yang beredar dalam pembuluh darah

bayi (ERYTHROBLASTOSIS FETALIS)

2. Terjadi juga penghancuran sel darah merah di organ hati dan limpa yang

mengakibatkan organ hati dan limpa membesar

3. Fungsi hati tidak normal, produksi albumin menurun, tubuh bayi menjadi bengkak

dan melepuh (HYDROPS FETALIS)

DAMPAK PADA BAYI

Apabila kadar antibodi Rh+ dalam darah ibu tidak terlalu tinggi maka penghancuran

darah merah bayi tidak terlalu besar. Bilirubin yang dihasilkan dari penghancuran darah

bayi akan masuk ke dalam sistem peredaran darah ibu dan dinetralisir dalam tubuh ibu

sehingga BAYI DAPAT LAHIR SEHAT DAN NORMAL.

Sisa bilirubin yang tetap ada dalam tubuh bayi saat bayi lahir akan menumpuk di

jaringan bayi dan memberikan warna kuning pada bayi. Hal ini perlu segera

ditindaklanjuti, karena jika tidak antibodi Rh+ yang masih ada dalam tubuh bayi akan terus

memecah sel darah bayi dan menyebabkan bilirubin terus naik. Apabila sudah mencapai

kadar toksik (18-20 mg/dl) maka akan menyebabkan kerusakan otak permanen (KERN

IKTERUS).

Page 3: Faktor Rhesus Sangat Penting Terutama Pada

Penyebab kuning pada bayi baru lahir

Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih belum sempurna

untuk membuang bilirubin dari aliran darah. Kuning juga bisa terjadi karena beberapa

kondisi klinis, di antaranya adalah:

Ikterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir.

Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada ikterus disebut bilirubin

tidak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati

bayi akan mengubah bilirubin ini menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah

dibuang oleh tubuh. Hati bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih

belum mampu untuk melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi

peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning

pada kulit bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka disebut

sebagai ikterus fisiologis

Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapat air susu ibu (ASI)

eksklusif. Terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada hari kedua

atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya tidak memerlukan

pengobatan

Ikterus ASI (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI dari

seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang disusukannya

bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin indirek. Jarang

mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7 hari pertama dan berlangsung lebih lama

dari ikterus fisiologis yaitu 3-12 minggu.

Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidakcocokan golongan

darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus (inkompatibilitas rhesus) ibu dan janin.

Tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan menyerang sel darah merah janin

sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah merah sehingga akan

meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah merah

Lebam pada kulit kepala bayi yang disebut dengan sefalhematom dapat timbul

dalam proses persalinan. Lebam terjadi karena penumpukan darah beku di bawah

kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan bekuan ini sehingga

bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu banyak untuk dapat ditangani

oleh hati sehingga timbul kuning

Page 4: Faktor Rhesus Sangat Penting Terutama Pada

Ibu yang menderita diabetes dapat mengakibatkan bayi menjadi kuning

Ikterus fisiologi

Ikterus fisiologi adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga serta tidak

mempunyai dasar patologi atau tidak mempunyai potensi menjadi karena ikterus. Adapun

tanda-tanda sebagai berikut :

1. Timbul pada hari kedua dan ketiga

2. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan.

3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5% per hari.

4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.

5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.

6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis.

Ikterus Patologi

Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubin

mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Adapun tanda-tandanya sebagai

berikut :

1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama

2. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5%

pada neonatus kurang bulan.

3. Pengangkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per hari.

4. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.

5. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.

6. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik.

Patofisiologi

Bilirubin adalah produk penguraian heme. Sebagian besar(85-90%) terjadi dari

penguraian hemoglobin dan sebagian kecil(10-15%) dari senyawa lain seperti mioglobin.

Sel retikuloendotel menyerap kompleks haptoglobin dengan hemoglobin yang telah

dibebaskan dari sel darah merah. Sel-sel ini kemudian mengeluarkan besi dari heme

sebagai cadangan untuk sintesis berikutnya dan memutuskan cincin heme untuk

menghasilkan tertapirol bilirubin, yang disekresikan dalam bentuk yang tidak larut dalam

air(bilirubin tak terkonjugasi, indirek). Karena ketidaklarutan ini, bilirubin dalam plasma

Page 5: Faktor Rhesus Sangat Penting Terutama Pada

terikat ke albumin untuk diangkut dalam medium air. Sewaktu zat ini beredar dalam tubuh

dan melewati lobulus hati ,hepatosit melepas bilirubin dari albumin dan menyebabkan

larutnya air dengan mengikat bilirubin ke asam glukoronat(bilirubin terkonjugasi, direk).

Dalam bentuk glukoronida terkonjugasi, bilirubin yang larut tersebut masuk ke

sistem empedu untuk diekskresikan. Saat masuk ke dalam usus ,bilirubin diuraikan oleh

bakteri kolon menjadi urobilinogen. Urobilinogen dapat diubah menjadi sterkobilin dan

diekskresikan sebagai feses. Sebagian urobilinogen direabsorsi dari usus melalui jalur

enterohepatik, dan darah porta membawanya kembali ke hati. Urobilinogen daur ulang ini

umumnya diekskresikan ke dalam empedu untuk kembali dialirkan ke usus, tetapi sebagian

dibawa oleh sirkulasi sistemik ke ginjal, tempat zat ini diekskresikan sebagai senyawa larut

air bersama urin.

Pada dewasa normal level serum bilirubin <1mg/dl. Ikterus akan muncul pada

dewasa bila serum bilirubin >2mg/dl dan pada bayi yang baru lahir akan muncul ikterus

bila kadarnya >7mg/dl.

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh pembentukan bilirubin yang melebihi

kemampuan hati normal untuk ekskresikannya atau disebabkan oleh kegagalan hati(karena

rusak) untuk mengekskresikan bilirubin yang dihasilkan dalam jumlah normal. Tanpa

adanya kerusakan hati, obstruksi saluran ekskresi hati juga akan menyebabkan

hiperbilirubinemia. Pada semua keadaan ini, bilirubin tertimbun di dalam darah dan jika

konsentrasinya mencapai nilai tertentu(sekitar 2-2,5mg/dl), senyawa ini akan berdifusi ke

dalam jaringan yang kemudian menjadi kuning. Keadaan ini disebut ikterus atau jaundice.