faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

62
LAPORAN SKILL LAB DIAGNOSA DAN RENCANA PERAWATAN KEDOKTERAN GIGI ANAK Oleh :

description

kedokteran gigi

Transcript of faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Page 1: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

LAPORAN SKILL LAB

DIAGNOSA DAN RENCANA PERAWATAN

KEDOKTERAN GIGI ANAK

Oleh :

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER

2015

Page 2: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelayanan kesehatan baik kesehatan umum maupun kesehatan gigi

hanya akan sukses apabila dapat ditegakkan diagnosa yang tepat melalui

pemeriksaan pada pasien. Diagnosis adalah pengenalan dari masalah yang

dihadapi pasien dan perawatan adalah solusinya. Secara umum dalam profesi

kesehatan tanpa diagnosa tidak akan ada perawatan. Dalam kedokteran gigi anak

sebagaimana bidang lain adalah penting dalam diagnosis untuk mengetahui

gambaran yang jelas tentang kondisi yang normal sebelum keadaan yang normal

tersebut mengalami perubahan. Dalam hal ini yang termasuk di dalamnya adalah

mengenali bentuk gigi yang normal dan tidak karies, perbedaan kelainan jaringan

lunak dengan yang normal, dan keadaan oklusi yang benar. Semua hal diatas

adalah di dapat dari ilmu pengetahuan dasar dan ilmu pengetahuan klinis. Hanya

dengan latar belakang ini seorang dokter gigi dapat memulai suatu rencana

perawatan yang akurat dan komprehensif.

Diagnosis yang lengkap dan akurat mencakup empat langkah yaitu :

(1). Pemeriksaan lengkap secara tertulis (kuesioner) yag mencakup riwayat

keluarga, riwayat medis dan riwayat dental (2). Mewawancarai orang tua dan

anak sebagai tambahan kuesioner bagian pertama (3). Pemeriksaan intra-oral dan

ekstra-oral. (4).

Pemeriksaan dan penentuan diagnosis umumnya dilakukan pada saat

kunjungan pertama anak ke klinik gigi. Pada kesempatan tersebut dokter gigi juga

mulai menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan orang tua dan anaknya,

ingat prinsip segitiga perawatan gigi anak. Kunjungan pertama anak ke dokter

gigi menjadi sangat penting untuk memperoleh kooperatif pasien. Anak yang

kooperatif merupakan prasyarat untuk dapat dilakukan perawatan giginya.

Dibutuhkan pendekatan yang hangat terhadap anak dan sikap yang antusias

terhadap orang tua.

Page 3: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Filosofi yang dianut oleh pediatric dentistry adalah merawat pasien, tidak

hanya merawat gigi. Filosofi ini adalah suatu komitmen untuk memahami

perasaan yang dialami anak-anak, menumbuhkan percaya diri serta kerja sama

anak, melakukan perawatan dengan bijaksana, simpatik, dan tidak hanya fokus

terhadap menyediakan perawatan yang dibutuhkan tetapi menciptakan kesehatan

dental anak dimasa datang dengan menstimulasi sikap dan perilaku positif anak

terhadap perawatan gigi. Penentuan diagnosis pada anak berbeda dengan

penentuan diagnosis pada orang dewasa. Hal ini dikarenakan anak adalah individu

yang sedang tumbuh atau dinamis. Dinamis karena diagnosis dapat berubah

sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, jadi selama pengumpulan

informasi awal, pemeriksaan, penentuan diagnosis, penentuan rencana perawatan,

perawatan, hingga saat kontrol periodik, data atau informasi-informasi anak dapat

terus berubah atau bertambah, oleh sebab itu kelengkapan data perlu selalu

diperbarui apabila ada tambahan informasi.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan laporan ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana prosedur dalam diagnosa dan rencana perawatan dalam

kedokteran gigi anak?

2. Bagaimana diagnosa dan rencara perawatan berdasarkan study yang telah

dilaksanakan dalam skill lab?

1.3 Tujuan

Dalam penulisan laporan ini terdapat beberapa tujuan yaitu:

1. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan prosedur dalam diagnosa

dan rencana perawatan kedokteran gigi anak

2. Mahasiswa mampu memahami menangani pasien anak-anak dan pembuatan

kartu status yang baik

Page 4: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)

Anamnesis merupakan percakapan professional antara dokter dengan pasien

untuk mendapatkan data/riwayat penyakit yang dikeluhkan pasien. Informasi

tentang riwayat pasien dibagi menjadi 3 bagian : riwayat sosial, dental dan

medis. Riwayat ini memberikan informasi yang berguna merupakan dasar dari

rencana perawatan. Berikut adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan

dalam penegakan anamnesis:

1. Keluhan utama

Dilakukan pencacatan terhadap keluhatn utama yang dirasakan oleh

pasien. Hal ini sangat karena menjadi dasar utama dalam penentuan

pemeriksaan klinis.

2. Riwayat dan Catatan Medis

Guna menghindari informasi yang tidak relevan dan untuk mencegah

kesalahan kelalaian dalam uji klinis, klinisi harus melakukan pemeriksaan

rutin. Rangkaian pemeriksaan harus dicatat pada kartu pasien dan harus

dijadikan sebagai petunjuk untuk melakukan kebiasaan diagnostik yang tepat.

Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut keluhan utama pasien, riwayat

medis yang lalu, dan riwayat kesehatan gigi yang lalu diperiksa. Bila

diperlukan lebih banyak informasi, pertanyaan-pertanyaan selanjutnya harus

ditujukan kepada pasien dan harus dicatat secara hati-hati.

3. Gejala-gejala Subjektif

Daftar isian medis yang lengkap yang berisi riwayat medis dan kesehatan

gigi pasien terdiri dari gejala-gejala subjektif. Termasuk di dalam kategori ini

adalah alasan pasien menjumpai dokter gigi, atau keluhan utama. Umumnya,

suatu keluhan utama berhubungan dengan rasa sakit, pembengkakan, tidak

berfungsi/estetik. Mungkin juga hanya karena “ada sesuatu pada rontgen”,

Page 5: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

yang dikeluhkan pasien. Apapun alasannya, keluhan utama pasien merupakan

permulaan yang terbaik untuk mendapatkan suatu diagnosis yang tepat.

Keluhan utama yang paling sering melibatkan perawatan adalah rasa

sakit. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang bijaksana mengenai rasa

sakitnya dapat menolong seorang ahli diagnostik menghasilkan suatu

diagnosis sementara dengan cepat. Pasien harus ditanya tentang macam rasa

sakit, lokasinya, lamanya, apa yang menyebabkannya, apa yang

meringankannya, dan pernah atau tidak melibatkan tempat lain.

4. Garis besar pencatatan riwayat

Riwayat Sosial :

1. Nama (termasuk nama singkat atau nama kecil alamat sekolah, saudara

laki-laki dan perempuan). Dokter gigi harus memanggil dengan nama

yang disukainya. Jawaban yang diberikan segera memberi petunjuk

terhadap karakter dan pikiran anak. Ia dapat menjawab dengan mudah,

bersahabat, menunjukkan bahwa ia senang dan santai, atau ia dapat

menolak menjawab sama sekali, menunjukkan bahwa ia malu, cemas atau

melawan.

2. Binatang peliharaan. Kegiatan yang disukai di rumah dan disekolah.

Pertanyaan sederhana tentang rumah dan sekolah adalah cara umum

berkomunikasi dengan anak. Selain itu, jawabannya dapat menggali lebih

jauh minat dan lingkungan rumah anak.

3. Pekerjaan ibu adalah membawa anak pada kunjungan berikut. Yang

paling sering ibulah yang membawa anak pada kunjungan pertama ke

dokter gigi. Bila ada kesulitan, harus dipertimbangkan pada rencana

perawatan, khususnya bila diperlukan perawatan yang lama.

4. Pekerjaan ayah. Golongkan keluarga menurut status social, berdasar pada

pekerjaan ayah, lakukan penaksiran terhadap sikap keluarga terhadap

perawatan gigi. Sering pekerjaan ayah dapat ditentukan sewaktu

menanyakan pekerjaan ibu. Akan tetapi, kadang-kadang tidak dibenarkan

untuk menanyakan hal ini, disini keterangan dapat diperoleh pada

Page 6: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

pertemuan selanjutnya, mungkin setelah menanyakan pada anak “ingin

jadi apa kelak kalau sudah besar?”.

Riwayat gigi :

1. Keluhan : apakah pasien datang dengan keluhan tertentu ? Jika tidak, apa

alasan kedatangannya ? Misalnya: pemeriksaan rutin dianjurkan setelah

pemeriksaan gigi di sekolah. Adalah penting mengetahui alasan

kedatangan pasien.

2. Riwayat keluhan jika ada : jika keluhan sakit gigi, cari keterangan

berikut : lokasi, rasa sakit, kapan mulai ? apakah terputus-putus atau

terus-menerus ? jika terputus-putus berapa lama berlangsungnya ? apakah

ditimbulkan rangsang panas, dingin atau manis atau sewaktu makan ?

apakah rasa sakit menyebabkan anak terbangun di waktu malam ? apakah

rasa berkurang/hilang dengan analgesia ? gejala-gejala sakit member

indikasi macam kelainan pulpa, misalnya rasa sakit yang terputus dengan

jangka waktu pendek yang disebabkan panas dingin atau manis; hiperemi

pulpa; rasa sakit spontan, berat, membuat tidak bisa tidur; pulpitis akut;

abses. Sayangnya, gejala yang digambarkan anak atau orang tua samar

dan kurang mempunyai nilai diagnostik.

3. Riwayat kesehatan gigi yang lalu : apakah perawatan gigi yang lalu

dilakukan teratur atau tidak ? apakah pernah diberikan perawatan gigi di

lain tempat ? jika ya, mengapa orang tua mengganti dok ter gigi ? apakah

anak pernah mengalami sesuatu dengan perawatan giginya ? jika ya,

perawatan apakah ? misalnya, penambalan, pencabutan, analgesia lokal

dan anastesi umum ? Keterangan perawatan gigi yang lalu menunjukkan

sikap orang tua. Jika anak dibawa ke dokter gigi baru karena tidak bisa

bekerja sama dengan dokter gigi yang lama, alasan ini perlu ditelusuri

dengan teliti dengan member tahu anak bahwa dokter gigi menarik dan

simpatik dan ia pasti akan mencari jalan untuk mengatasi masalah.

4. Sikap anak terhadap setiap perawatan di atas (pada anak kecil, pendapat

orang tua cukup relevan). Setiap sikap yang tidak menyenangkan selama

Page 7: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

perawatan harus diperhatikan dalam rencana perawatan mendatang.

Telusuri setiap bentuk perawatan, dengan mengabaikan sikap anak

terhadap perawatan tersebut menunjukkan kurangnya perhatian pada

perasaan anak yang tentunya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

penanganan pasien yang baik.

5. Sikap orang tua terhadap perawatan gigi. Sikap dan harapan orang tua

terhadap perawatan gigi sangat berbeda, rencana perawatan yang diluar

harapan jangan dilakukan sebelum menjelaskan dan menimbang

keuntungannya.

Riwayat medis : 2

1. Penyakit jantung congenital

2. Demam rematik

3. Kelainan darah

4. Penyakit saluran pernapasan

5. Asma

6. Hepatitis

7. Penyakit gastrointestinal

8. Penyakit ginjal atau saluran kencing

9. Penyakit tulang atau sendi

10. Penyakit diabetes

11. Penyakit kulit

12. Kelainan congenital

13. Alergi

14. Pengobatan belakangan atau yang sedang dilakukan

15. Operasi sebelumnya atau penyakit serius

16. Kelainan subnormal mental

17. Epilepsy

18. Riwayat penyakit serius dalam keluarga

Page 8: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

2.2 Pemeriksaan Objektif (Pemeriksaan Klinis)

2.2.1 Pemeriksaan Ekstra-oral

Setiap kelainan ektraoral yang nampak yang dicatat selama pencatatan

riwayat dapat diperiksa lebih lanjut. Penampilan umum-besar dan berat, cara

berjalan, corak kulit, mata, bibir, simetri wajah, dan kelenjar limfe. Dari hasil

pemeriksaan EO pasien terlihat sehat dan tidak tampak adanya kelainan pada

wajahnya .

Pemeriksaan Ekstra Oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan di daerah

sekitar mulut bagian luar. Meliputi bibir, TMJ, kelenjar limfe, hidung, mata,

telinga, wajah, kepala dan leher. Pemeriksaan ekstra oral dilakukan untuk

mendeteksi adanya kelainan yang terlihat secara visual, atau terdeteksi dengan

palpasi. Seperti adanya kecacatan, pembengkakan, benjolan, luka, cedera,

memar, fraktur, dislokasi lain sebagainya.

Pemeriksaan ekstra oral yang dilakukan oleh seorang dokter gigi banyak

macamnya:

1. Pemeriksaan TMJ

a. Inspeksi: merupakan pemeriksaan secara visual.

b. Palpasi: pemeriksaan dilakukan dengan cara meraba daerah sekitar TMJ

pasien, apabila terdapat sesuatu yang abnormal seperti benjolan atau

fluktuasi, maka kemungkinan terdapat kelainan pada TMJ-nya.

c. Auskultasi : Untuk metode ini diperlukan suatu alat bantu, yaitu

stetoskop. Dilakukan dengan cara meletakkan ujung stetoskop pada

daerah tragus, kemudian mendengarkan dengan seksama apakah terdapat

bunyi (berupa klik atau yang lainnya) yang abnormal atau tidak Apabila

terdapat bunyi abnormal tersebut, maka kemungkinan terdapat kelainan

pada TMJ.

2. Pemeriksaan tonus bibir

Dengan cara inspeksi, apabila hipertonus maka biasanya bibir terlihat

tegang, apabila hipotonus maka bibir akan terlihat kendur.

Page 9: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

3. Pemeriksaan Kelenjar limfe

Dilakukan dengan cara palpasi pada sekitar kelenjar limfe. Apabila

pasien merasakan nyeri, terdapat fluktuasi, maka kemungkinan terjadi

inflamasi.

2.2.2 Pemeriksaan Intra-oral

Diharapkan agar kecemasan yang dirasakan oleh anak pada

kedatangannya dapat dikurangi atau dihilangkan selama periode pencatatan

riwayat. Kemudian, anak harus duduk dengan tenang pada kursi perawatan. 2

Pemeriksaan awal yang dilakukan pada keadaan seperti ini tidak perlu

mendetail. Jika digunakan sonde harus diingat bahwa terlihatnya alat yang

tajam atau runcing dapat menyebabkan kecemasan dan kecerobohan dalam

mempergunakan alat tersebut dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit.

Perawatan sederhana dapat dimulai dengan anak dipangku orang tua, bila anak

sudah percaya diri, ia akan dengan senang hati duduk sendiri. 2

1. Jaringan lunak : mukosa pipi, bibir, lidah, tonsil, palatum lunak, palatum

keras dan gingival.

2. Gigi : kebersihan mulut, keadaan gigi-gigi, posisi gigi-gigi-crowding,

spasing, drifting, oklusi.

Gejala objektif ditentukan oleh pengujian dan observasi yang dilakukan

oleh seorang klinisi. Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap

gigi, gusi, lidah, palatum, dasar mulut, uvula, tonsil, dan jaringan di dalam

mulut lainnya, Pemeriksaan dalam mulut dilakukan dengan bantuan alat dasar

seperti sonde, kaca mulut, pinset, ekskavator, dan probe; untuk memperjelas

pandangan dapat digunakan kamera intra oral yang dihubungkan oleh

monitor.Pemeriksaan intra oral yang akan dibahas pada makalah ini yaitu

pemeriksaan gigi yang meliputi pemeriksaan jaringan pulpa, jaringan

periradikular dan periodontal.

Page 10: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

1. Tes Pulpa

Tes pulpa ini dilakukan untuk mengetahui apakan pulpa pasien masih

dalam keadaan vital atau non vital, sehingga tes ini juga biasa disebut tes

vitalitas. Untuk mengetes vitalitas pulpa ini dapat digunakan empat cara,

yaitu tes dingin, tes panas, Electric Pulp Test (EPT), dan tes lainnya

seperti tes kavitas dan tes anestesi.

a. Tes dingin

Bahan-bahan yang dapat digunakan yaitu batangan es, carbon dioxide,

chlor ethyl.

Terdapat dua macam cara:

Pada gigi tanpa karies: bersihkan dan keringkan terlebih dahulu

bagian servikal pada gigi, kemudian tempelkan cotton pellet yang

telah disemprot chlor ethyl pada bagian serviks tersebut. Apabila

pasien masih merasakan rangsangan, maka pulpanya masih vital.

Pada gigi yang berkaries: bersihkan dan keringkan terlebih dahulu

gigi yang mengalami sakit, kemudian tempelkan cotton pellet yang

telah disemprot chlor ethyl pada bagian serviks atau pada daerah

berlubang di gigi tersebut. Apabila pasien masih merasakan

rangsangan, maka pulpanya masih vital.

Interpretasi tes dingin:

• respon hebat & lama à pulpitis irreversible

• tak ada respon à nekrosis pulpa

b. Tes panas

Bahan-bahan yang dapat digunakan yaitu air panas, gutaperca

panas, karet poles dan alat lain. Tes panas ini cukup jarang digunakan,

namun dapat berguna bila keluhan sulit dilokalisir giginya.

Apabila respon hebat & menetap à pulpitis irreversible.

c. EPT

Merupakan suatu alat untuk menguji apakah pulpa memberi

respons atau tidak.

Page 11: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Tes Periradikular

Tes periradikular dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Tes perkusi

Dilakukan untuk memberikan petunjuk adanya inflamasi

ligamen periodontal. Tes ini dilakukan dengan cara mengetukkan

ujung kaca mulut pada gigi yang sakit, untuk mengkonfirmasi adanya

inflamasi maka dapat dilakukan dengan cara menekankan ujung jari

pada gigi yang sakit.

Intensitas respon:

hebat +++

sedang ++

ringan +

negatif (-)

b. Tes palpasi

Tes ini dilakukan untuk menunjukkan tingkat keparahan

inflamasi dengan menggunakan ujung jari pada daerah apex.

Page 12: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Pemeriksaan periodontal

Pemeriksaan periodontal dilakukan dengan dua cara:

a. Probing

Merupakan suatu metode untuk mengukur kedalaman poket

periodontal. Alat yang digunakan berupa probe, dengan cara

dimasukkan ke dalam attached gingiva, kemudian diukur kedalam

poket periodontal dari gigi pasien yang sakit.

b. Mobilitas

Kelainan endodontik yang luas dapat menyebabkan mobilitas

yang nyata. Mobitity yang berasal dari periodontal biasanya memiliki

prognosis yang buruk.

Page 13: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

2.3 Pemeriksaan Penunjang

Kadang-kadang pemeriksaan klinis dapat memberikan semua keterangan yang

diperlukan mengenai pasien, disini mungkin tidak diperlukan radiografi.

Bagaimanapun juga, radiografi biasanya diperlukan satu atau alasan-alasan

berikut : 2

1. Untuk mendiagnosis karies gigi pada permukaan gigi yang tidak bisa dilihat

pada pemeriksaan klinis.

2. Untuk mendeteksi kelainan pada perkembangan gigi.

3. Untuk menemukan gangguan khusus, misalnya kondisi jaringan periapikal

yang berhubungan dengan gigi-gigi nonvital atau yang mengalami trauma.

2.4 Diagnosis Karies Gigi

Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua

permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan

eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies

interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang.

Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada

gigi dengan eksplorer.

Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan

eksplorer untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada

gigi telah mulai untuk demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan

pada eksplorer dapat merusak dan membuat lubang. Teknik yang umum

digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah dengan

tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan

mengganti peralatan optis/ Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan

mata biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis

karies kecil.

Karies berdasarkan kedalamannya:

a. Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email.

Page 14: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

b. Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah

dentin.

c. Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan

bahkan menembus pulpa.

2.5 Diagnosis Penyakit Pulpa

Pulpitis atau inflamasi pulpa dapat akut atau kronis, sebagian atau

seluruhnya, dan pulpa dapat terinfeksi atau steril. Karena perluasan inflamasi,

apakah sebagian atau seluruhnya, kadang-kadang bahkan tidak dapat ditentukan

secara histologis, dank arena keadaan bakteriologik, apakah jaringan terinfeksi

atau steril, tidak dapat ditentukan kecuali dengan usapan atau biakan, maka satu-

satunya kemungkinan perbedaan klinis pulpitis adalah antara akut dan kronis.

Dua jenis inflamasi kronis gigi yang pulpanya terbuka secara klinis dapat

dikenali : (1) pulpitis kronis berasal dari pulpa terbuka yang disebabkan karena

Page 15: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

karies atau trauma; dan (2) pulpitis hiperplastik kronis. Bentuk akut pulpitis

umumnya mengalami rasa sakit cepat, sebentar, menyakitkan dan kadang-kadang

sangat menyakitkan. Bentuk kronis hampir tanpa gejala atau hanya terasa sakit

sedikit dan karenanya biasanya berjalan lama.1

Jenis inflamasi pulpa tidak selalu jelas. Karena jenis yang satu dapat

bercampur dengan jenis yang lain, kedua jenis inflamasi, akut dan kronis, dapat

dijumpai pada pemeriksaan histologik. Interpretasi studi mikroskopik pulpa dan

jaringan lain tergantung pada preparasi specimen, yaitu fiksasi, sudut dimana

specimen dipotong, dan staining, seperti juga pada bagian khusus yang diperiksa

secara mikroskopis. Pada suatu studi, gigi-gigi dibelah dua, dan bagian diperiksa

terpisah. Pada satu gigi, separuh pulpa mempunyai lesi parah, sedangkan separuh

yang lain hanya membutuhkan beberapa sel inflamasi.1

Klasifikasi klinis penyakit pulpa pertama-tama didasarkan pada gejala. Tidak

terdapat korelasi antara penemuan histopatologik dan gejala yang ada. Nilai

klasifikasi klinis terletak pada penggunaannya oleh klinisi untuk menentukan

perlindungan dan perawatan yang tepat, prognosis endodontik, dan mungkin,

keperluan restoratif gigi.1

1. Pulpitis reversibel

Definisi. Pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-

sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu

kembali pada keadaan tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit

yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang

mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera setelah stimuli

dihilangkan. 1

Histopatologi. Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke

perubahan inflamasi ringan-sampai-sedang terbatas pada daerah di mana tubuli

dentin terlibat, seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin

reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah,

ekstravasasi cairan edema, dan adanya sel inflamasi kronis yang secara

Page 16: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat

juga sel inflamasi akut. 1

Sebab-sebab. Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang

mampu melukai pulpa. Tegasnya, penyebabnya dapat salah satu yang tertulis

berikut : trauma, misalnya suatu pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu;

syok termal, seperti yang ditimbulkan pada waktu melakukan preparasi kavitas

dengan bur tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi,

atau karena panas yang berlebihan pada waktu memoles tumpatan; dehidrasi

kavitas dengan alcohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada

leher gigi yang dentinnya terbuka; penempatan tumpatan amalgam yang baru

berkontak, atau beroklusi dengan suatu restorasi emas; stimulus kimiawi,

misalnya dari bahan makanan manis atau masam atau dari iritasi tumpatan silikat

atau akrilik swa-polimerisasi; atau bakteri, misalnya dari karies. Setelah insersi

suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivitas ringan terhadap

perubahan temperatur, terutama dingin. Sensitivitas macam itu dapat berlangsung

2 sampai 3 hari atau seminggu atau bahkan lebih lama, tetapi berangsur-angsur

akan hilang. sensitivitas ini adalah gejala pulpitis reversibel.1

Gejala-gejala. Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit

tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman

dingin daripada panas dan oleh udara dingin. Tidak timbul secara spontan dan

tidak berlanjut bila penyebabnya telah ditiadakan. Perbedaannya klinis antara

pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis

irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis

reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti

air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit dapat

datang tanpa stimulus yang nyata. Pulpitis reversibel asimptomatik dapat

disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah

karies dihilangkan dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan

gigi direstorasi dengan baik. 1

Page 17: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Diagnosis. Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan

berdasarkan tes klinis. Rasa sakitnya tajam, berlangsung beberapa detik, dan

umumnya berhenti bila stimulus dihilangkan. Dingin, manis, atau masam

biasanya menyebabkan rasa sakit. Rasa sakit dapat menjadi kronis. Meskipin

masing-masing paroksisme (serangan hebat) mungkin berlangsung sebentar,

paroksisme dapat berlanjut berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Pulpa dapat sembuh sama sekali, atau rasa sakit dapat tiap kali dapat berlangsung

lebih lama dan interval keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya

pulpa mati. 1

Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama dingin,

aplikasi dingin merupakan suatu cara yang bagus untuk menemukan dan

mendiagnosis gigi yang terlibat. Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara

normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas, dan pada pemeriksaan

radiografi jaringan periapikal adalah normal.

Anamnesa :

1. Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin

2. Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus

3. Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan Objektif :

1. Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan

2. Intra oral :

a. Perkusi (-)

b. Karies mengenai dentin/karies profunda

c. Pulpa belum terbuka

d. Sondase (+)

e. Chlor etil (+)

2. Pulpitis irreversibel

Definisi. Pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang

persisten, dapat simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus

Page 18: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

noksius. Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya

disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit timbul secara

spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap

ada setelah stimulus termal dihilangkan. 1

Histopatologi. Gangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akut

di dalam pulpa. Pulpitis irreversibel dapat disebabkan oleh suatu stimulus

berbahaya yang berlangsung lama seperti misalnya karies. Bila karies menembus

dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Bila karies tidak diambil,

perubahan inflamasi di dalam pulpa akan meningkat keparahannya jika

kerusakan mendekati pulpa. 1

Sebab-sebab. Sebab paling umum pulpitis irreversibel adalah keterlibatan

bacterial pulpa melalui karies, meskipun factor klinis, kimiawi, termal, atau

mekanis, yang telah disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga

menyebabkan pulpitis. Sebagai yang dinyatakan sebelumnya, pulpitis reversibel

dapat memburuk menjadi pulpitis irreversibel. 1

Gejala-gejala. Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa

sakit dapat disebabkan oleh hal-hal berikut : perubahan temperatur, terutama

dingin; bahan makanan manis atau masam; tekanan makanan yang masuk ke

dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap

berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa. Rasa sakit

biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya dihilangkan, dan dapat dating

dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Pasien dapat melukiskan

rasa sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-nyentak, dan

umumnya adalah parah. Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus

tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya

dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. 1

Diagnosis. Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang

meluas ke pulpa atau karies di bawah tumpatan. Pulpa mungkin sudah terbuka.

Waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan

keabu-abuan yang menyerupai buih meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya.

Page 19: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Probing ke dalam daerah ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien hingga

dicapai daerah pulpa yang lebih dalam. Pada tingkat ini dapt terjadi sakit dan

perdarahan. Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit

nanah jika dicapai jalan masuk ke kamar pulpa. 1

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata

yang belum diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas

proksimal yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan

keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga menunjukkan

pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau

tumpatan mengancam integritas pulpa. Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, tes

termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan

stimulus termal. Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi

secara normal. Hasil pemeriksaan untuk tes mobilitas, perkusi dan palpasi adalah

negatif.

Anamnesa :

1. Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang

telinga

2. Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif :

1. Ekstra oral : tidak ada kelainan

2. Intra oral :

a. Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan

b. Pulpa terbuka bisa juga tidak

c. Sondase (+)

d. Khlor ethil (+)

e. Perkusi bisa (+) bisa (-)

3. Pulpitis hiperplastik kronis

Definisi. Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi

pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas yang kadang-

Page 20: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah

yang berlangsung lama. 1

Histopatologi. Secara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup

epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi sulung lebih

mungkin tertutup oleh epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat/berstrata

daripada polip pulpa gigi permanen. Epithelium semacam itu dapat berasal dari

gingival atau dari sel epithelial mukosa atau lidah yang baru saja mengalami

deskuamasi. Jaringan di dalam kamar pulpa sering berubah menjadi granulasi,

yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah

jaringan penghubung vaskuler, muda dan berisi neutrofil PMF, limfosit, dan sel-

sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat

ditemukan pada lapisan epithelial. 1

Sebab-sebab. Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif

merupakan penyebabnya. Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan

suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat

rendah yang kronis. Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan

infeksi bacterial sering mengadakan stimulus. 1

Gejala-gejala. Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali

selama mastikasi, bila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa tidak

menyenangkan. 1

Diagnosis. Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan

orang muda. Penampilan jaringan polipoid secara klinis adalah khas : suatu

massa pulpa yang kemerah-merahan dan seperti daging mengisi sebagian besar

kamar pulpa atau kavitas atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi. Jaringan

polipoid kurang sensitif daripada jaringan normal daripada jaringan pulpa normal

dan lebih sensitif daripada jaringan gingival. Pemotongan jaringan ini tidak

menyebabkan rasa sakit. Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman

pembuluh darah yang subur. Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati

kavitas atau gigi, maka akan terlihat seolah-olah jaringan gusi tumbuh di dalam

kavitas. 1

Page 21: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Tidak begitu sukar untuk mendiagnosi pulpitis hiperplastik kronis dengan

hanya pemeriksaan klinis. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau

kavitas gigi adalah khas dalam penampilannya. Radiografi umumnya

menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka dengan pembukaan kamar pulpa.

Gigi bereaksi lemah atau sama sekali tidak terhadap tes termal, kecuali jika

digunakan dingin yang ekstriem, seperti etil klorida. Diperlukan lebih banyak

arus daripada gigi normal untuk mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan

tester pulpa listrik.

4. Neksrosis pulpa

Definisi. Nekrosis adalah matinya pulpa. Dapat sebagian atau seluruhnya,

tergantung pada apakah sebagian atau seluruhnya terlibat. Nekrosis, meskipun

suatu akibat inflamasi, dapat juga terjadi setelah injuri traumatik yang pulpanya

rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi. 1

Bakteriologi. Banyak bakteri telah diisolasi dari gigi dengan pulpa nekrotik.

Pada persentase tinggi kasus-kasus ini, saluran akar berisi suatu campuran flora

mikrobial, aerobik dan anaerobik. 1

Histopatologi. Jaringan pulpa nekrotik, debris seluler dan mikroorganisme

mungkin terlihat di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal,

atau menunjukkan sedikit inflamasi yang dijumpai pada ligament periodontal. 1

Jenis. Nekrosis ada dua jenis umum : koagulan dan likuefasi. Pada nekrosi

koagulan. Pada nekrosis koagulan, bagian jaringan yang dapat larut mengendap

atau diubah menjadi bahan solid.caseation adalah suatu bentuk nekrosis

koagulasi yang jaringan berubah menjadi massa seperti keju terdiri terutama atas

protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim

proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan, atau

debris amorfus. 1

Penyebab. Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri yang membahayakan

pulpa seperti bakteri, trauma dan iritasi kimiawi. 1

Page 22: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Gejala-gejala. Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak

menyebabkan gejala rasa sakit. Sering, diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama

bahwa pulpa mati. Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkan

karena translusensi normal yang jelek, tetapi kadang-kadang gigi mengalami

perubahan warna keabua-abuan atau kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat

kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasa dipunyai. Adanya pulpa

nekrotik mungkin ditemukan hanya secara kebetulan, karena gigi macam itu

adalah asimptomatik, dan radiograf adalah nondiagnotik. Gigi dengan nekrosis

sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya serabut saraf

vital yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya. 1

Diagnosis. Radiograf umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatan

besar, suatu jalan terbuka ke saluran akar, dan suatu penebalan ligament

periodontal. Beberapa gigi tidak mempunyai kavitas ataupu tumpatan, dan

pulpanya mati sebagai akibat trauma. Sedikit pasien mempunyai riwayat rasa

sakit parah yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti oleh

penghentian seluruh rasa sakit yang terjadi. Selama waktu ini, “pulpa sudah

hampir tamat riwayatnya” dan memberi pasien perasaan seolah-olah aman dan

sehat. Pada kasus lain, pasien tidak sadar bahwa pulpa telah mati secara

perlahan-lahan dan diam-diam, tanpa gejala. Gigi dengan pulpa nekrotik tidak

bereaksi terhadap dingin, tes pulpa listrik atau tes kavitas. Namun demikian pada

kasus yang jarang terjadi, timbul suatu reaksi minimal terhadap arus maksimum

tester pulpa listrik bila arus listrik dikondusi melalui uap lembab yang terdapat

dalam saluran akar setelah pencairan nekrose ke jaringan vital tetangganya. Pada

pasien lain, beberapa serabut saraf apical terus bertahan dan bereaksi dengan cara

yang sama. Serabut saraf tahan terhadap perubahan inflamasi. Suatu korelasi tes

dingin dan tes listrik dan suatu riwayat rasa sakit, bersama dengan pemeriksaan

klinis yang cermat, harus menentukan suatu diagnosis yang tepat. 1

Page 23: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

5. Gangren pulpa

Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati

sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga

jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian

besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi

antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren

pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran

struktur gigi (email, dentin dan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-

organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila

terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut

adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu.

Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email

(karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm.

selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang

disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu

dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan.

Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa

sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis

terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh

limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan

mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan

terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat

berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut

tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman. 5

Gejala klinik. Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi

tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi,

dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa

dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak

memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada

lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa

Page 24: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan

pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi

sebelahnya yang masih vital. 5

Diagnosis dan differential diagnosis. Diagnosis ditegakkan dengan

anamnesis dan pemeriksaan objektif (extraoral dan intraoral). Berdasarkan

pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :

1. Karies profunda (+)

2. Pemeriksaan sonde (-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan

beberapa kali ke dalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.

3. Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat,

diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan

sakit.

4. Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu

sentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan

tercium bau busuk dari mulut pasien.

5. Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan

terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium

memperlihatkan penebalan.

2.6 Diagnosis Penyakit Periradikular

1. Abses Alveolar Akut

Sinonim. Abses akut, abses apikal akut, abses dentoalveolar akut, abses

periapikal akut, dan abses radikular akut.

Definisi. Suatu abses alveolar akut adalah suatu kumpulan nanah yang

terbatas pada tulang alveolar pada apeks akar gigi setelah kematian pulpa,

dengan perluasan infeksi ke dalam jaringan periradikular melalui foramen

apikal. Diikuti oleh suatu reaksi parah setempat, dan kadang-kadang, umum.

Abses akut adalah suatu kelanjutan proses penyakit yang mulai di pulpa dan

berkembang ke jaringan periradikular, yang pada gilirannya bereaksi hebat

terhadap infeksi.

Page 25: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Sebab. Meskipun suatu abses akut adalah mungkin adalah mungkin

suatu akibat trauma atau iritasi kimiawi atau mekanis, penyebab dekat

umumnya adalah invasi bacterial jaringan pulpa mati. Kadang-kadang tidak

dijumpai suatu kavitas ataupun suatu restorasi pada gigi, tetapi pasien pernah

mengalami trauma. Karena jaringan pulpa tertutup rapat, tidak mungkin ada

drainase dan infeksi terus meluas ke arah perlawanan yang sedikit, yaitu

melalui foramen apikal, dan dengan demikian melibatkan ligament periodontal

dan tulang periradikular.

Gejala-gejala. Gejala pertama mungkin adalah suatu sensitivitas pada

gigi yang dapat berkurang dengan tekanan ringan terus-menerus pada gigi yang

ekstrusi untuk menekannya kembali ke dalam alveolus. Selanjutnya pasien

menderita rasa sakit berdenyut yang parah, dengan disertai pembengkakan

jaringan lunak yang melapisinya. Jika infeksi berkembang, pembengkakan

menjadi lebih nyata dan meluas melebihi tempat semula. Gigi terasa lebih sakit,

memanjang, dam goyah.

Diagnosis. Diagnosis biasanya dibuat cepat dan tepat dari pemeriksaan

klinis dan dari riwayat subjektif yang diberikan oleh pasien. Pada tingkat awal,

sukar untuk menentukan giginya karena tidak adanya tanda-tanda klinis dan

adanya rasa sakit yang difus dan menjengkelkan. Suatu diagnosis dapat

ditegaskan dengan bantuan tes pulpa listrik dan tes termal. Gigi yang terlibat

adalah nekrotik dan tidak bereaksi terhadap arus listrik atau aplikasi dingin.

Gigi sensitif terhadap perkusi, atau pasien menyatakan bahwa gigi terasa sakit

bila digunakan untuk mengunyah, mukosa apikal terasa sensitif terhadap

palpasi, dan gigi mungkin goyah dan ekstrusi.

2. Periodontitis Apikal Akut

Definisi. Periodontitis apikal akut adalah suatu inflamasi periodonsium

dengan rasa sakit sebagai akibat trauma, iritasi, atau infeksi melalui saluran

akar, tabpa memperhatikan apakah pulpa vital atau nonvital.

Page 26: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Sebab. Periodontitis apikal akut dapat terjadi pada gigi vital yang telah

mengalami trauma oklusal yang disebabkan oleh kontak oklusal yang abnormal,

oleh restorasi yang belum lama dibuat yang meluas melebihi bidang oklusal,

karena penggunaan tusuk gigi di antara gigi-giginya sebagai baji (wedge),

makanan, atau sepotong isolator karet yang ditinggalkan oleh dokter gigi, atau

karena pukulan pada gigi.

Periodontitis apikal akut juga dapat dihubungkan dengan gigi nonvital.

Dapat juga disebabkan oleh sekuel penyakit pulpa, yaitu difusi bakteri dan

produk noksius dari pulpa yang meradang atau nekrotik, atau sebabnya

mungkin iatrogenik, seperti instrumentasi saluran akar yang mendorong bakteri

dan debris dengan kurang hati-hati melalui foramen apikal, mendorong obat-

obatan yang merangsang seperti formocresol melalui foramen apikal yang

mengenai jaringan periapikal, perforasi akar, atau instrumentasi yang

berlebihan pada waktu pembersihan dan pembentukan saluran akar.

Gejala-gejala. Gejala periodontitis apikal akut adalah rasa sakit dan

gigi sangat sensitif. Dapat juga gigi merasa agak sakit, kadang-kadang hanya

bila diperkusi pada arah tertentu, atau rasa sakitnya dapat sangat. Gigi dapat

modod sehingga bila ditutup menimbulkan rasa sakit.

Diagnosis. Diagnosis sering dibuat dari riwayat yang diketahui dari gigi

yang dirawat. Gejala-gejalanya adalah hasil rangsangan yang berasal dari

perawatan endodontik, yang disebabkan oleh instrumentasi yang berlebihan,

rangsangan obat-obatan, atau pengisian yang berlebihan yang dalam kasus ini

giginya tanpa pulpa, atau hasil stimuli noksius yang merangsang ligament

periodontal, yang dalam kasus ini giginya vital. Gigi sensitif terhadap perkusi

atau tekanan ringan, sedangkan mukosa yang melapisi apeks akar mungkin

sensitif atau mungkin tidak sensitif terhadap palpasi. Pemeriksaan radiografik

dapat menunjukkan ligament periodontal yang menebal atau suatu daerah kecil

rarefaksi bila melibatkan gigi tanpa pulpa, dan dapat menunjukkan struktur

periradikular normal bila terdapat suatu pulpa vital di dalam mulut.

Page 27: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

3. Eksaserbasi Akut (Lesi Kronis)

Sinonim. Abses phoenix.

Definisi. Kondisi ini adalah suatu reaksi inflamatori akut yang melapisi

suatu lesi kronis yang ada, seperti kista atau granuloma.

Sebab. Daerah periradikular mungkin bereaksi terhadap stimulus

noksius dari suatu pulpa yang sakit, yang menderita penyakit periradikular

kronis. Sementara penyakit periradikular kronis, seperti granuloma dan kista,

dalam keadaan keseimbangan, reaksi apikal ini sama sekali dapat asimptomatik.

Kadang-kadang akrena kemasukan produk nekrotik dari pulpa yang sakit, atau

karena bakteri dan toksinnya, lesi yang kelihatan tidak aktifini dapat bereaksi

dan dapat menyebabkan respon inflamatori akut. Penurunan daya tahan tubuh

pada keberadaan bakteri dan pelepasan bakteri dalam saluran akar atau iritasi

mekanis selama preparasi saluran akar juga dapat memicu respon inflamatori

akut.

Gejala-gejala. Pada mulanya, gigi sensitif terhadap palpasi. Bila

inflamasi berkembang, gigi dapat terangkat dalam soketnya dan dapat menjadi

sensitif. Mukosa yang melapisi daerah radikular dapat sensitif terhadap palpasi

dan terlihat merah dan membengkak.

Diagnosis. Eksaserbasi lesi kronis biasa dihubungkan dengan

permulaan terpai saluran akar pada gigi yang sama sekali asimptomatik. Pada

gigi semacam itu, radiograf menunjukkan lesi periradikular yang jelas. Pasien

mungkin mempunyai suatu riwayat kecelakaan traumatik yang mengubah gigi

menjadi gelap setelah beberapa lama atau rasa sakit pasca-bedah pada gigi yang

telah reda sampai peristiwa rasa sakit yang sekarang. Tidak adanya reaksi

terhadap tes vitalitas menunjukkan pada suatu diagnosis pulpa nekrotik,

meskipun pada peristiwa yang jarang terjadi, sebuah gigi dapat bereaksi

terhadap tes pulpa listrik karena adanya cairan di dalam saluran akar; atau pada

gigi yang berakar banyak.

Page 28: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

4. Abses Alveolar Kronis

Sinonim. Periodontitis apical supuratif kronis.

Definisi. Suatu abses alveolar kronis adalah suatu infeksi tulang

alveolar periradikular yang berjalan lama dan bertingkat rendah. Sumber infeksi

terdapat dalam saluran akar.

Sebab. Abses alveolar kronis adalah suatu sekuel alami matinya pulpa

dengan perluasan proses infektif sebelah periapikal, atau dapat juga disebabkan

oleh abses akut yang sebelumnya sudah ada.

Gejala-gejala. Gigi dengan abses alveolar kronis umumnya adalah

asimptomatik; kadang-kadang abses semacam itu hanya dapat dideteksi pada

waktu pemeriksaan radiografik rutin atau karena adanya fistula.

Diagnosis. Suatu abses kronis mungkin tidak memberikan rasa sakit

atau hanya rasa sakit ringan. Kadang-kadang tanda pertama kerusakan oseus

nyata terlihat secara radiografik pada waktu pemeriksaan rutin atau terdapat

perubahan warna pada mahkota gigi. Radiografi sering menunjukkan suatu

daerah difus rarefaksi tulang, tetapi lesi yang terlihat pada radiograf adalah

nondiagnostik. Ligament periodontal menebal. Gigi tidak bereaksi terhadap tes

pulpa listrik atau tes termal.

5. Granuloma

Definisi. Suatu granuloma gigi adalah suatu pertumbuhan jaringan

granulomatus yang bersambung dengan ligament periodontal disebabkan oleh

matinya pulpa dan difusi bakteri dan toksin bakteri dari saluran akar ke dalam

jaringan periradikular di sekitarnya melalui foramin apikal dan lateral.

Suatu granuloma dapat dianggap sebagai reaksi defensif kronis tingkat

rendah terhadap iritasi dari saluran akar. Suatu kondisi bagi perkembangan

suatu granuloma adalah iritasi ringan yang terus-menerus. Sebagai abses kronis,

granuloma adalah sekuel lanjutan infeksi dari suatu pulpa nekrotik; jaringan

Page 29: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

granulasi dapat bervariasi dalam diameter dari pecahan millimeter sampai

sentimeter atau bahkan lebih besar.

Sebab. Sebab perkembangan suatu granuloma adalah matinya pulpa,

diikuti oleh suatu infeksi ringan atau iritasi jaringan periapikal yang

merangsang suatu reaksi seluler produktif. Suatu granuloma hanya berkembang

beberapa saat setelah pulpa mati.

Gejala-gejala. Suatu granuloma tidak menghasilkan reaksi subjektif,

kecuali pada kasus langka bila runtuh dan mengalami supurasi. Biasanya

granuloma adalah asimptomatik.

Diagnosis. Adanya granuloma, yang tanpa gejala, biasanya ditemukan

pada pemeriksaan radiografik rutin. Daerah rarefaksi nampak nyata, dengan

tidak adanya kontinuitas lamina dura. Diagnosis tepat hanya dapat dibuat

dengan pemeriksaan mikroskop. Gigi yang terlibat biasanya tidak peka terhadap

perkusi, dan tidak goyah. Mukosa di atas apeks akar mungkin peka atau

mungkin tidak peka terhadap palpasi. Dapat dijumpai suatu fistula. Gigi tidak

bereaksi terhadap tes termal atau tes pulpa listrik. Pasien memberikan suatu

penyakit pulpagia yang telah reda.

6. Kista Radikuler

Definisi. Suatu kista adalah suatu kavitas tertutup atau kantung yang

bagian dalam dilapisi oleh epithelium, dan pusatnya terisi cairan atau bahan

semisolid. Kista rahang dibagi dalam odontogenik, nonodontogenik, dan

nonepitelial. Kista nonodontogenik timbul dari epithelium odontogenik dan

diklasifikasikan sebagai folikuler, timbul dari organ email atau folikel; dab

radikuler, timbul dari sisa sel Malassez. Kista nonodontogenik diklasifikasikan

sebagai fisural, timbul dari bekas epithelial terjebak dalam peleburan prosesus

fasial, atau nasopalatin. Kista semu atau kista nonepitelial adalah kavitas

bertulang yang tidak dilapisi epithelium dan karenanya bukan kista sebenarnya.

Suatu kista radikuler atau alveolar adalah suatu kantung epithelial yang

Page 30: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

pertumbuhannya lambat pada apeks gigi yang melapisi suatu kavitas patologik

pada tulang alveolar.

Sebab. Suatu kista radikular mensyaratkan injuri fisis, kimiawi, atau

bacterial yang menyebabkan matinya pulpa, diikuti oleh stimulasi sisa epithelial

Malassez, yang biasanya dijumpai pada ligament periodontal.

Gejala-gejala. Tidak ada gejala yang dihubungkan dengan

perkembangan suatu kista, kecuali yang kebetulan diikuti nekrosis pulpa. Suatu

kista dapat menjadi cukup besar untuk secara nyata menjadi pembengkakan.

Tekanan kista cukup menggerakkan gigi yang bersangkutan, yang

disebabkan oleh timbulnya cairan kista. Pada kasus semacam itu, apeks-apeks

gigi yang bersangkutan menjadi renggang, sehingga mahkota gigi dipaksa

keluar jajaran. Gigi dapat juga menjadi goyah. Bila dibiarkan tidak terawatt,

suatu kista dapat terus tumbuh dan merugikan rahang atas atau rahang bawah.

Diagnosis. Pulpa gigi dengan kista radikular tidak bereaksi terhadap

stimuli listrik atau termal, dan hasil tes klinis lainnya adalah negatif, kecuali

radiograf. Pasien mungkin melaporkan suatu riwayat rasa sakit sebelumnya.

Biasanya pada pemeriksaan radiografik, terlihat tidak adanya kontinuitas

lamina dura, dengan suatu daerah rarefaksi. Daerah radiolusen biasanya bulat

dalam garis bentuknya, kecuali bila mendekati gigi sebelahnya, yang dalam

kasus ini dapat mendatar atau mempunyai bentuk oval. Daerah radiolusen lebih

besar daripada suatu granuloma dan dapat meliputi lebih dari satu gigi. Baik

ukuran maupun bentuk daerah rarefaksi bukan indikasi definitif suatu kista.

7. Osteoitis Memadat

Definisi. Osteoitis memadat (osteoitis yang mengalami kondensasi)

adalah reaksi terhadap suatu inflamasi kronis-tingkat rendah daerah

periradikuler yang disebabkan oleh suatu rangsangan ringan melalui saluran

akar.

Histopatologi. Secara makroskopis, osteoitis memadat terlihat sebagai

suatu daerah tulang padat dengan tepi trabekular yang dilapisi oleh osteoblas.

Page 31: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Sel-sel inflamantori kronis, sel-sel plasma, dan limfosit terlihat pada sumsum

tulang yang sedikit.

Sebab. Osteoitis memadat adalah suatu rangsangan ringan dari penyakit

pulpa yang menstimulasi aktivitas osteoblastik pada tulang alveolar.

Gejala-gejala. Gangguan ini biasanya tanpa gejala dan ditemukan pada

waktu pemeriksaan radiografik rutin.

Diagnosis. Diagnosis dibuat dari radiografi. Osteoitis memadat terlihat

pada radiograf sebagai suatu radiopak terlokalisasi yang mengelilingi gigi yang

terpengaruh. Ini adalah suatu daerah tulang padat dengan pola trabekuler yang

berkurang. Gigi posterior rahang bawah yang paling sering terlibat. Hasil tes

vitalitas dalam kisaran normal.

Tabel 1. Terminologi diagnostik6

Page 32: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

2.6 RENCANA PERAWATAN

Rencana perawatan yang baik dibuat oleh dokter gigi yang baik. Hal utama

pada rencana perawatan yang baik adalah tekad yang kokoh untuk kebaikan anak

seluruhnya, tidak hanya gigi-giginya, dan untuk mempengaruhi sikap anak terhadap

kedokteran gigi, selain melakukan perawatan yang diperlukan. Perawatan yang

berhasil dalam menyelesaikan perawatan operatif tetapi gagal menyelesaikan sikap

positif hanya bermanfaat bagi anak dalam jangka pendek; jika terbentuk sikap

negatif, dapat terjadi hal-hal yang lebih buruk. Intisari kedokteran gigi yang baik bagi

anak adalah merencanakan dan menjalankan perawatan sedemikian rupa sehingga

bermanfaat bagi anak dalam arti yang luas dalam jangka panjang maupun pendek. 2

Untuk mencapai tujuan ini, perlu mengetahui lebih jauh mengenai anak

daripada hanya keadaan gigi geliginya. Banyak keterangan yang dapat diperoleh dari

riwayat social, dental, medis dari pasien serta pengaruhnya terhadap rencana

perawatan. Setiap anak berbeda, dan setiap rencana perawatan yang tepat untuk tiap

individu hanya dapat dilakukan berdasarkanlatar belakang yang berhubungan.

Dengan keterangan mengenai latar belakang ini, gangguan yang mungkin timbul

dapat diantisipasi dan perawatan dapat dierncanakan sedemikian rupa untuk

mengatasi atau menghindarinya. 2

Garis besar rencana perawatan dipaparkan di bawah. Rencana akhir harus

dicatat dalam bentuk buku, tetapi bukan berarti tidak fleksibel; ini semua harus tetap

dapat dimodifikasi, jika perlu, selama dilakukannya perawatan. 2

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Identitas pasien yang dilakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. Nama/ panggilan : Diana Holidah / Holidah

2. TTL / Umur : 16 januari 2008/ 7 tahun

Page 33: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

3. Pekerjaan : pelajar

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Alamat/telefon : Jalan Woltermanginsidi no. 86/ 0331 3615 182

6. Status : Belum Kawin

7. Nama orang tua/ wali : Eni Ilmiatin

8. Kebangsaan/Suku bangsa : Indonesia/ jawa

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai

berikut:

No.

Gig

i

Ked

alam

an

Kar

ies

Tes

Pan

as

Tes

Din

gin

Vit

alit

este

r

Tes

Kav

itas

Tes

Jar

um

Mil

ler

Per

kusi

Tek

anan

Fra

ktur

Mah

kota

1 52 KS + + 0 0 0 + + 0

2 51 KS + + 0 0 0 + + 0

3 61 KS + + 0 0 0 + + 0

4 62 KS + + 0 0 0 + + 0

5 85 KM + + 0 0 0 + + 0

6 84 KM + + 0 0 0 + + 0

7 83 KS + + 0 0 0 + + 0

8 73 KS + + 0 0 0 + + 0

9 74 SA - - 0 0 0 - - 0

10 75 KS + + 0 0 0 + + 0

Dari hasil pemeriksaan radiografi didapatkan interpretasi sebagai berikut :

1. Resopsi akar distal mencapai 2/3 akar

2. Benih gigi belum menembus tulang alveolar

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan diagnosis sebagai berikut :

- Pulpitis Reversible : 51, 52, 61, 62, 73, 83

- Nekrosis Pulpa Parsialis : 84, 85, 75

- Nekrosis Pulpa Totalis : 74

Page 34: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan rencana perawatan sebagai berikut :

1. Dental Healt Education (DHE)

2. Topikal Aplikasi Flour pada gigi rahang atas dan rahang bawah

3. Fisure sealant pada gigi 26, 36, 46

4. Tumpatan GI kelas V pada gigi yang Pulpitis Reversible

5. Ekstraksi pada gigi 74, 84, 85

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan prognosis secara umum adalah baik.

3.2 Pembahasan

Diagnosis adalah pengenalan dari masalah yang dihadapi pasien dan

perawatan adalah solusinya. Secara umum dalam profesi kesehatan tanpa

diagnosa tidak akan ada perawatan. Dalam kedokteran gigi anak sebagaimana

bidang lain adalah penting dalam diagnosis untuk mengetahui gambaran yang

jelas tentang kondisi yang normal sebelum keadaan yang normal tersebut

mengalami perubahan.

Terdapat bukti ilmiah yang kuat yang menyatakan bahwa dalam rangka

mencegah karies, terdapat beberapa faktor yang harus diubah, yaitu diet,

kebersihan mulut, fluor dan fisur silent. Lingkungan rongga mulut berada dalam

keadaan berubah-ubah. Hal tersebut disebabkan oleh biofilm yang merupakan

komunitas biofilm yang berubah-ubah secara konstan, namun ini dapat

dimanipulasi sehingga menjadi lingkungan mulut yang sehat dengan cara

mengembalikan keseimbangan dalam rongga mulut.

Mengembalikan keseimbangan merupakan proses salami yang terjadi

dalam lingkungan mulut yang sehat. Proses ini tergantung pada identifikasi

pertama dari proses penyakit. Saat seorang anak teridentifikasi dengan risiko

tinggi karies, lingkungan mulut dan pencegahan karies harus segera dilakukan

pengembalian keseimbangan. Anak-anak tersebut harus diberi perawatan dengan

menggunakan bahan yang dapat mengembalikan keseimbangan rongga mulut.

Hubungan antara diet dengan karies telah banyak diteliti. Namun diet itu

sendiri tidak menyebabkan karies. Makanan-makanan yang mengandung zat

Page 35: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

asam dapat menyebabkan demineralisasi dan erosi. Makanan yang berpotensi

sebagai penyebab karies adalah makanan yang mengandung karbohidrat yang

dapat difermentasikan. Bakteri plak mulut menggunakan karbohidrat yang dapat

difermentasikan dalam metabolisme glikositik untuk menghasilkan asam Bahan

yang dapat

Larutan super saturasi kalsium dan fosfat dalam saliva merupakan

mekanisme pertama dalam memperlambat demineralisasi, sementara

penambahan fluor meningkatkan presipitasi mineral dalam lesi subpermukaan.

Penggunaan sehari-harifluor dosis rendah diperlukan, hal ini dapat dicapai

dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor dan obat kumur sodium

fluorida yang dijual bebas. Penggunaan fluor varnish telah terbukti bermanfaat

dalam menghambat demineralisasi gigi, namun kurang terbukti pada proses

remineralisasi. Penelitian lain menyebutkan bahwa remineralisasi berhasil bila

varnish fluorida atau bahan lain yang melepaskan fluor dalam jumlah besar

ditempatkan di atas lesi email awal. Pada pasien juga direncanakan untuk

dilakukan pemberian flour secara topikal. Hal tersebut didasarkan oleh indikasi

dan kontra indikasi topikal aplikasi flour yaitu:

a. Indikasi

1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai

tinggi.

2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka.

3. gigi yang sensitif .

4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan

gigi (contoh:Down syndrome).

5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik

b. Kontraindikasi

1. pasien anak dengan resiko karies rendah

2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor

3. ada kavitas besar yang terbuka

Page 36: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa larutan remineralisasi dapat

efektif dalam membantu proses remineralisasi. Semen glass ionomer termasuk yang

berguna dalam memperbaiki gigi karena bersifat self-adhesive, terikat pada struktur

gigi, melepaskan fluor, dan bertindak sebagai ”pompa fluorida” yang dapat diisi

ulang untuk menimbulkan remineralisasi. Protektan permukaan glass ionomer terikat

pada email dan melepaskan fluorida pada permukaan gigi untuk meningkatkan

remineralisasi. Selain itu, glass ionomer juga membantu proses remineralisasi internal

jika ditempatkan langsung di atas dentin. Lebih dari 80% kasus restorasi dalam

kedokteran gigi yang melibatkan karies primer berkaitan dengan permukaan oklusal,

sehingga permukaan oklusal berada pada risiko yang lebih besar. Permukaan luar dari

molar yang baru erupsi mengandung kristal apatit karbonasi imatur. Krital-kristal

tersebut lebih larut terhadap asam dibandingkan email yang telah matur setelah

erupsi. Permukaan email imatur seringkali lebih rentan karena kebersihan mulut yang

buruk dan asam.

Pelindung permukaan, seperti silent, dapat mengurangi karies pada gigi

imatur. Saat 2 tahun fase eruptif, gigi tidak dapat diisolasi dengan tepat untuk

menempatkan silen resin, oleh karena itu dipilih bahan lain yang lebih adesif, yaitu

glass ionomer. Jika gigi telah erupsi lengkap dan isolasi yang memadai dapat dicapai,

maka silen berbahan resin dapat ditempatkan. Fisure sealant yang dilakukan pada gigi

26, 36, 46 didasarkan oleh indikasi sebagai berikut:

1. Gigi posterior sulung dan permanen yang mempunyai pit dan fisura dalam dan

sempit.

2. Pada pemeriksaan klinis atau radiografi tidak terdapat karies interpoximal yang

perlu direstorasi.

3. Pasien yang memiliki karies tinggi pada gigi sulung dengan diperkiraan gigi

permanent akan karies.

4. Gigi dimana antagonisnya terdapat karies yang mempunyai bentuk morfologi

hampir sama.

5. Gigi posterior dimana terdapat karies oklusal pada gigi sebelahnya

Page 37: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Konsep intervensi minimal dalam kedokteran gigi menempatkan restorasi

sebagai usaha terakhir. Restorasi diperlukan jika permukaan gigi menjadi berlubang

dan bahan restorasi yang dipilih yang dapat menggantikan dalam hal estetik dan

fungsi. Bahan tersebut antara lain adalah semen glass ionomer. Semen terbut

berfungsi dengan baik sebagai bahan tambal untuk gigi sulung maupun permanen.

Sejarah Kedokteran Gigi menunjukkan komitmen pembelanjaran jangka panjang.

Melalui peningkatan ketepatan diagnosis, seorang dokter gigi dapat belajar

bagaimana menggunakan cara pencegahan yang merupakan dasar praktik klinik

moderen. Beberapa penelitian terkini mendukung banyak intervensi diagnostik dan

pencegahan sesuai dengan tuntutan kedokteran gigi moderen.

Sesuai dengan paradigma baru kedokteran gigi, gigi sulung dan permanen

direstorasi dengan protokol restoratif invasif minimal dan bahan-bahan biomimetik.

Meminimalkan jumlah struktur gigi yang dibuang saat preparasi kavitas dapat

mempertahankan struktur alami gigi.

Dalam perawatan gigi anak juga dapat dilakukan pencabutan gigi. Sebelum

melakukan pencabutan gigi sulung kita harus mengetahui dulu umur si anak untuk

mengetahui gigi tersebut tanggal atau diganti dengan tetap. Berikut adalah beberapa

pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum melakukan pencabutan pada gigi

anak:

a. Indikasi:

1. Mobility

2. Dapat mengiritasi – menyebabkan ulserasi pada lidah

3. Mengganggu untuk menyusui

4. Gigi dengan karies yang parah

5. Infeksi periapikal – intraradikuler yang tidak dapat di sembuhkan kecuali

pencabutan

6. Gigi yang sudah waktunya tanggal

7. Gigi sulung yang persistensi

8. Gigi sulung yang  impacted , menghalangi erupsi gigi tetap

9.  Gigi dengan ulkus decubitus

Page 38: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

10. Supernumerary teeth

b. kontraindikasi :

1. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya. Misalnya : - acute

infection stomatitis

2. Blood diserasia atau kelainan pada darah. Di mana bisa mengakibatkan

terjadinya perdarahan, dan infeksi setelah pencabutan. Pencabutan dilakukan

setelah konsultasi dengan dokter ahli tentang penyakit darah.

Persiapan sebelum pencabutan pada pasien anak:

1. Sebagian negara mempunyai hukum yang mengharuskan izin tertulis dari  orang

tua (Informed Concent) sebelum melakukan anastesi pada pasien anak. 

2. Kunjungan untuk pencabutan sebaiknya dilakukan pagi hari (saat anak

masih  aktif) dan dijadwalkan, sehingga anak tidak menunggu terlalu lama karena

anak cenderung menjadi lelah menyebabkan anak tidak koperatif. Anak

bertoleransi lebih baik terhadap anastesi lokal setelah diberi makan ± 2 jam

sebelum pencabutan.  

3. Penjelasan lokal anastesi tergantung usia pasien anak, teknik penanganan  tingkah

laku anak yang dapat dilakukan, misalnya TSD modelling.

4. Instrumen yang akan dipakai, sebaiknya jangan diletakkan di atas meja.  Letakkan

pada tempat yang tidak terlihat oleh anak dan diambil saat akan  digunakan.

Jangan mengisi jarum suntik di depan pasien, dapat menyebabkan rasa takut dan

cemas.

5. Sebaiknya dikatakan kepada anak yang sebenarnya bahwa akan ditusuk dengan

jarum (disuntik) dan terasa sakit sedikit, tidak boleh dibohongi.

6. Aspirasi dilakukan untuk mencegah masuknya anastetikum dalam pembuluh 

darah,  juga mencegah reaksi toksis, alergi dan hipersensitifitas. 

Page 39: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

DAFTAR PUSTAKA

Grossman IL, Oliet S, Rio CED. Ilmu endodontik dalam praktik. Ed.11. Jakarta :

EGC, 1995 : hal 1-19, 71-109.

Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak. Ed.2. Jakarta : Widya Medika, 1992 : hal

3-14.

Anonim. Karies gigi. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/kariesgigi. Diakses

pada tanggal 8 juli 2010.

Page 40: faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak

Julianti R, Dharma MS, Erdaliza, Anggia D, Fahmi F, dkk. Gigi dan mulut.

Pekanbaru : FK UNRI, 2008. Available at (http://yayanakhyar.wordpress.com.

Diakses pada tanggal 8 Juli 2010.)

Kartini A. Gangren pulpa. Available at http://aniekart.blogspot.com/2009/07/bp-gigi-

rsu-dr-slamet.html. Diakses pada tanggal 8 Juli 2010.

Walton RE, Torabinejad M. Principles and practice of endodontic. Philadelphia :

W.B. Saunders Company, 2002 : p.65.