analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

100
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TESIS Oleh YUNAN 067018070/EP S E K O L A H P A S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Transcript of analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Page 1: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

TESIS

Oleh

YUNAN 067018070/EP

S

EK O L A

H

PA

SC A S A R JANA

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 2: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

YUNAN 067018070/EP

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 3: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Nama Mahasiswa : Yunan Nomor Pokok : 067018070 Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Irsad Lubis, M.Soc.Sc.Ph.D) (Kasyful Mahalli, S.E, M.Si) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

Tanggal lulus: 12 September 2009

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 4: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Telah diuji pada

Tanggal : 12 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D

Anggota : 1. Kasyful Mahalli, SE, M.Si

2. Dr. Murni Daulay, M.Si

3. Dr. Rahmanta, M.Si

4. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 5: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2009

Yunan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 6: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kredit perbankan, nilai ekspor, pengeluaran pemerintah, dan jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Untuk tujuan analisis digunakan data sekunder berupa data time series, 1988 – 2007, yaitu data kredit perbankan, nilai ekspor, pengeluaran pemerintah, jumlah tenaga kerja dan PDB Indonesia. Data tersebut diperoleh dari Departemen Keuangan, BPS dan sumber-sumber lainnya yaitu jurnal-jurnal dan hasil penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kredit perbankan, nilai ekspor, pengeluaran pemerintah dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tingkat kepercayaan 99 persen atau α=1 %, dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 98,46 persen. Secara parsial, hasil analisis menunjukkan bahwa kredit perbankan, pengeluaran pemerintah dan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat secara signifikan dengan meningkatnya kredit perbankan, pengeluaran pemerintah dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan nilai ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kata kunci: Pertumbuhan ekonomi, kredit perbankan, nilai ekspor, pengeluaran

pemerintah, jumlah tenaga kerja.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 7: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

ABSTRACT

Economic growth represent the economics problem in the term and is influenced by various factor. This research is objected to analyse the influence of banking credit, export, government spending, and labour to economic growth of Indonesia

The analysis uses Ordinary Least Square (OLS) method. Secondary of time series data of 1988 – 2007, are applied.

The result of research indicate that the banking credit, export, government spending, and labour had a significant effect to economic growth of Indonesia at α=1 %, with a coefficient of determinant (R2) 98,46 percents. Partially, this study showed that the banking credit, government spending, and labour to had a significant and positively effect on economic growth of Indonesia. This means that economic growth of Indonesia will progressively with increasing the banking credit, government spending, and labour. While exporting value has unsignificant and positive effect to economic growth of Indonesia.

Keywords: Economic growth, banking credit, export value, government spending,

labour.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 8: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

KATA PENGANTAR

Penelitian yang dituangkan dalam bentuk tesis ini merupakan tugas akhir yang

harus disajikan dalam rangka menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana pada

Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU)

Medan. Dengan mengambil judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”.

Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini dalam waktu

yang telah ditetapkan berkat bimbingan dan arahan dari Bapak dan Ibu Dosen

Program Studi Ekonomi Pembangunan khususnya Dosen Pembimbing dan Dosen

Penguji dengan kesabarannya telah meluangkan waktu dan pikiran dalam

memberikan petunjuk dan arahan.

Dalam penyelesaian penulisan tesis ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai

pihak, baik dalam bentuk moril, bimbingan maupun arahan, sehingga sesuai dengan

syarat dan tatacara yang telah ditentukan. Untuk itu penulis dalam kesempatan ini,

dengan kerendahan hati dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih yang tulus

kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa B., M.Sc., Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si., Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai pembanding

yang telah memotivasi dan memberikan arahan dalam penyusunan tesis ini.

3. Bapak Irsad Lubis, SE,M.Soc.Sc.Ph.D sebagai Ketua Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

4. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si, sebagai Anggota Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 9: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

5. Bapak Dr. Rahmanta, M.Si dan Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si, sebagai

Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran perbaikan dalam

penyusunan tesis ini.

6. Bapak, Ibu Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

8. Kepada orang-orang tercinta penulis dan seluruh keluarga besar yang telah

memberikan perhatian, motivasi, semangat, saran dan doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

9. Rekan-Rekan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namun harapan penulis

semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf atas segala kesalahan

dan kesilapan penulis selama ini..

Medan, Agustus 2009

Penulis,

Yunan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 10: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Yunan 2. Tempat/ Tanggal Lahir : Mandasip / PALUTA, 12 September 1969 3. Pekerjaan : Pegawai BUMN 4. Agama : Islam 5. Nama Istri : Sri Ridhayanti Harahap, SKM, M.Kes. 6. Anak : 1. Islahsifa Yunaini Siregar

2. Salsabila Yunaini Siregar 3. Fakhrusy Hassan Siregar 4. Akhsanul Amal Siregar

7. Nama Orang Tua : Ayah : Alm. H. Wan Purba Siregar Ibu : Alm. Hj. Nariman Harahap

8. Nama Mertua : Ayah : H. Muhammad Ramli Salim Harahap Ibu : Nurlela Siagian

9. Pendidikan : a. SD Negeri Mandasip : Lulus Tahun 1983 b. SMP Negeri 2 Gunung Tua : Lulus Tahun 1986 c. SMA Al-Azhar Medan : Lulus Tahun 1990 d. Sarjana Pertanian UISU Medan : Lulus Tahun 1994 e. Sekolah Pascasarjana USU : Lulus Tahun 2009

10. Pekerjaan : Tahun 1996 – sekarang, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 11: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR............................................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v

DAFTAR ISI............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 8

2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi........................................................ 8

2.2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia................................................. 14

2.3. Kredit Perbankan .......................................................................... 19

2.4. Ekspor .......................................................................................... 22

2.5. Konsumsi dan Fungsi Konsumsi.................................................. 23

2.6. Teori Konsumsi............................................................................ 25

2.6.1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes ........................... 25

2.6.2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman) .......................................... 28

2.6.3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup.............. 29

2.6.4. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif .... 30

2.7. Kesempatan Kerja ........................................................................ 31

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 12: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

2.7.1. Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi................ 31

2.7.2. Kesempatan Kerja dan Upah ............................................ 32

2.8. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 34

2.9. Kerangka Konseptual ................................................................. 38

2.10. Hipotesis Penelitian.................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 39

3.1. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 39

3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 39

3.3. Model Analisis ............................................................................. 39

3.4. Metode Analisis ........................................................................... 40

3.5. Uji Kesesuaian ............................................................................. 41

3.6. Definisi Operasional..................................................................... 41

3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ............................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44

4.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ................................................... 44

4.2. Penyaluran Kredit............................................................................ 48

4.3. Volume Ekspor................................................................................ 51

4.4. Pengeluaran Pemerintah.................................................................. 53

4.5. Tenaga Kerja ................................................................................... 56

4.6. Analisis Estimasi............................................................................. 58

4.6.1. Uji Kesesuaian (Goodness of fit)......................................... 58

4.6.2. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 63

4.7. Pembahasan .................................................................................... 65

4.7.1. Jumlah Kredit ...................................................................... 65

4.7.2. Volume Ekspor ................................................................... 67

4.7.3. Pengeluaran Pemerintah...................................................... 69

4.7.4. Jumlah Tenaga Kerja .......................................................... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 72

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 13: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 72

5.2. Saran................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 73

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 14: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Perkembangan PDB Indonesia atas Dasar Harga Konstan, Tahun 1988 – 2007 .........................................................................................

2

4.1. Perkembangan PDB Indonesia atas Dasar Harga Konstan, Tahun

1985 – 2007 ........................................................................................45

4.2. Perkembangan Jumlah Kredit Berdasarkan Sektor Usaha, Tahun

1985 – 2007 ......................................................................................... 49

4.3. Perkembangan Volume Ekspor Indonesia, Tahun 1985 – 2007 ......... 52

4.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Indonesia Tahun 1985 – 2007 ..................................................................................................... 54

4.5. Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 1985 – 2007 .............. 57

4.6. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia .............................................................................. 59

4.7. Hasil Uji Multikolinieritas................................................................... 64

4.8. Hasil Uji Autokorelasi dengan LM Test.............................................. 65

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 15: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 2.1. Kurva Konsumsi (Dornbuch, et,al,2001:195) ......................................... 27

2.2. Hubungan Tingkat Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja ................... 33

2.3. Kerangka Konseptual Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia............................................................. 38 4.1. Perkembangan PDB Indonesia, Tahun 1985 – 2007................................ 46

4.2. Perkembangan Jumlah Kredit di Indonesia, Tahun 1985 – 2007............. 50

4.3. Perkembangan Total Ekspor Indonesia, Tahun 1985 – 2007................... 53

4.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Indonesia, Tahun 1985 –

2007 .......................................................................................................... 55

4.5. Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia, Tahun 1985 – 2007.................. 58

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 16: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1. Data Penelitian ............................................................................................. 78

2. Input Data Analisis....................................................................................... 79

3. Analisis OLS ............................................................................................... 80

4. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 80

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 17: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

DAFTAR SINGKATAN APC = Average Propensity to Consume APS = Average Propensity to Save BI = Bank Indonesia BMPK = Batas Minimum Pemberian Kredit BPS = Badan Pusat Statistik CAR = Capital Adequacy Ratio MPC = Marginal Propensity to Consume MPS = Marginal Propensity to Save NPL = Non Performing Loan OLS = Ordinary Least Square PAD = Pendapatan Asli Daerah PDRB = Produk Domestik Regional Bruto PJPT = Pembangunan Jangka Panjang Tahap RR = Rate Return UU = Undang-undang

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 18: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka

panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia

belakangan ini. Proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakan sebagai Modern

Economic Growth. Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu

proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti, bahwa

dalam jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita

yang sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa,

serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat.

Pertumbuhan ekonomi juga bersangkut paut dengan proses peningkatan

produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan,

bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur

dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam hal ini berarti

terdapatnya kenaikan dalam pendapatan nasional yang ditunjukkan oleh besarnya

nilai Produk Domestik Bruto (PDB).

Indonesia, sebagai suatu negara yang sedang berkembang, sejak tahun 1969

dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa

mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan nasional

mengusahakan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yang pada

1

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 19: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

akhirnya memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan

seluruh rakyat. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dapat dilihat pada

Tabel 1.1 yang menerangkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun.

Tabel 1.1 Perkembangan PDB Indonesia atas Dasar Harga Konstan, Tahun 1988 – 2007

Tahun PDB (Milyar Rp.) Peningkatan (%) 1988 819.960,60 - 1989 882.393,80 7,61 1990 948.213,50 7,46 1991 1.014.760,50 7,02 1992 1.083.350,60 6,76 1993 1.156.505,30 6,75 1994 1.244.467,60 7,61 1995 1.347.040,90 8,24 1996 1.451.727,90 7,77 1997 1.518.293,60 4,59 1998 1.317.245,10 -13,24 1999 1.325.352,10 0,62 2000 1.389.770,20 4,86 2001 1.443.014,60 3,83 2002 1.504.380,60 4,25 2003 1.572.159,30 4,51 2004 1.656.757,54 5,38 2005 1.750.656,10 5,67 2006 1.846.654,90 5,48 2007 1.901.147,50 2,95

Rata-rata 4,64 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2007

Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menunjukkan

perkembangan yang positif dari tahun 1988-1997. Pada tahun 1998 menunjukkan

penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu minus 13,24 %, hal ini disebabkan karena

krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 20: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

berlanjut menjadi krisis multidimensi, sehingga membawa dampak pada

pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Pada tahun 1999-2003

perekonomian Indonesia baru dapat tumbuh lagi walaupun pertumbuhannya tidak

sepesat pada tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 1995, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka yang

tertinggi, yakni sebesar 8,24 %. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh kenaikan

konsumsi dan sebagai dampak dari adanya boom investasi yang terjadi pada tahun

1995, dengan nilai investasi sebesar 39.914,7 juta US Dolar (Bank Indonesia, 2003).

Krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997,

yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, membawa dampak pada pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi mengalami

penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar minus 13,24 %. Kemudian, pada tahun-

tahun berikutnya, perekonomian nasional Indonesia mengalami pemulihan

(recovery), meskipun jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya yang

mengalami krisis serupa, proses pemulihan ekonomi di Indonesia relatif lebih lambat.

Memasuki tahun 2000, perekonomian Indonesia diwarnai oleh nuansa

optimisme yang cukup tinggi. Hal ini antara lain ditandai dengan menguatnya nilai

tukar rupiah sejalan dengan penurunan inflasi dan tingkat suku bunga pada sektor riil.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2000 sebesar 4,86 % lebih tinggi dari prakiraan

awal tahun oleh Bank Indonesia sebesar 3,0 % sampai dengan 4,0 %. Pada tahun

2002 semakin membaik dibandingkan tahun 2001, berdasarkan perhitungan PDB atas

dasar harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2002 adalah

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 21: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

sebesar 4,25 %, dan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 sebesar 3,83 %,

Sedangkan pada tahun 2003 laju pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 4,51 %.

Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang membaik dan lebih stabil

selama 2003 sebagaimana yang tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang

meningkat. Walaupun demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi masih belum

memadai untuk menyerap tambahan angkatan kerja sehingga jumlah pengangguran

masih mengalami kenaikan. Aktivitas perdagangan dunia yang masih lesu

mengakibatkan pertumbuhan volume ekspor Indonesia, khususnya komoditas

nonmigas, relatif rendah. Dalam situasi demikian, kinerja ekspor secara nominal

sangat terbantu oleh meningkatnya harga komoditas migas dan nonmigas di pasar

internasional sehingga secara keseluruhan nilai ekspor pada 2003 masih mengalami

kenaikan yang signifikan dan menjadi penopang utama terjadinya surplus transaksi

berjalan selama 2003 (Bank Indonesia, 2003).

Namun, dengan perkembangan perekonomian yang dicapai saat ini, Indonesia

masih harus menghadapi permasalahan yang mungkin juga dialami negara lain,

khususnya negara sedang berkembang, yang sedang melaksanakan pembangunan.

Pembangunan tersebut tentunya memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Salah

satu sumber pendanaan tersebut adalah kredit bank. Proses pertumbuhan ekonomi

dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi.

Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung

pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal usaha, teknologi dan sebagainya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi juga ditunjang oleh faktor non ekonomi, seperti

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 22: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi politik, dan kelembagaan dari

negara tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu

pengkajian ilmiah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

di Indonesia. Dalam hal ini faktor-faktor yang dianalisis adalah kredit perbankan,

ekspor, pengeluaran pemerintah, dan jumlah tenaga kerja. Penggunaan variabel ini

didasarkan pada Kuznets dalam Tambunan (2001a), bahwa perubahan struktur

ekonomi didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu

dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat dan penawaran agregat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh kredit perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

2. Bagaimana pengaruh nilai ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

3. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

4. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 23: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Secara khusus penelitian ini bertujuan:

1. Untuk menganalisis pengaruh kredit perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh nilai ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.

4. Untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah Indonesia dalam

upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2. Sebagai bahan informasi bagi dunia perbankan, perdagangan ekspor – impor,

dalam hubungannya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

3. Sebagai informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 24: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

4. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji dalam

bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 25: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai penjelasan mengenai

faktor-faktor yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan

penjelasan mengenai interaksi faktor-faktor tersebut satu sama lain sehingga terjadi

proses pertumbuhan (Boediono, 1999). Teori pertumbuhan ekonomi dikelompokkan

menjadi dua kelompok, yaitu:

(1) Teori-teori klasik, mencakup teori pertumbuhan Adam Smith, David Richard,

dan Arthur Lewis. Perbedaan teori Lewis dengan teori-teori Klasik Smith dan

Ricardo terletak pada penekanan oleh Lewis pada aspek dualisme

perekonomian, yaitu adanya sektor modern dan sektor tradisional, yang masing-

masing memiliki ciri-ciri ekonomi khusus.

(2) Teori-teori modern, yang mencakup empat sub golongan, yaitu:

a. Teori pertumbuhan yang tumbuh dari teori makro Keynes (Keynesian).

Dalam hal ini termasuk teori pertumbuhan Harrod-Domar, Kaldor.

b. Teori Pertumbuhan Neo Klasik, diawali terutama oleh teori Robert Solow

dan Trevor Swan.

c. Teori pertumbuhan optimum

8

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 26: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Teori ini bertujuan mencari jalur pertumbuhan yang paling baik (optimum)

bagi suatu perekonomian. Termasuk dalam hal ini teori Dalil Emas dan

Teori Jalan Raya.

d. Teori pertumbuhan dengan uang

Teori ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan Neo

Klasik, tetapi dengan tambahan adanya uang di dalam perekonomian

sebagai alat penyimpan kekayaan. Teori pokoknya berawal dari karya James

Tobin.

Dalam hal ini diambil satu teori pertumbuhan ekonomi, yaitu teori

pertumbuhan Harrod-Domar. Teori Harrod-Domar adalah perkembangan langsung

dari makro Keynes jangka pendek menjadi suatu teori jangka panjang. Harrod-

Domar melihat pengaruh investasi (I) dalam perspektif waktu yang lebih panjang.

Menurut Harrod-Domar, pengeluaran investasi (I) tidak hanya mempunyai pengaruh

(lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat (Z), tetapi juga terhadap

penawaran agregat (S) melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam

perspektif waktu yang lebih panjang, I menambah stok kapital, misalnya pabrik-

pabrik, jalan-jalan). Jadi I = ΔK, dimana K adalah stok kapital dalam masyarakat. Hal

ini berarti pula peningkatan kapasitas produksi masyarakat.

Harrod-Domar mengatakan bahwa setiap penambahan stok kapital masyarakat

(K) meningkatkan pula kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output (QP). QP

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 27: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

adalah output yang potensial bisa dihasilkan dengan stok kapital yang ada.

Hubungan antara K dan QP digambarkan sebagai:

QP = hK ..............................................................................................(2.1)

dimana h, menunjukkan berapa unit output yang bisa dihasilkan dari setiap unit

kapital. Koefisien ini diberi nama out-put capital ratio, dan kebalikannya, yaitu 1/h

adalah capital-output ratio.

Hubungan antara K dan QP adalah proporsional, apabila K naik dua kali lipat

maka QP juga naik dua kali lipat. Jadi apabila dalam satu tahun ada investasi sebesar

I, maka stok kapital pada akhir tahun tersebut akan bertambah sebesar ΔK = I.

Selanjutnya penambahan kapasitas ini akan meningkatkan output potensial sebesar:

ΔQP = h ΔK = hI hK ..........................................................................(2.2)

Semakin besar I, semakin besar tambahan out potensial.

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak dapat

dipisahkan. Pembangunan bertujuan menentukan usaha pembangunan yang

berkelanjutan dengan tidak menghabiskan sumber daya alam. Teori dan model

pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan konsep pembangunan, dimana hal

ini dibahas dalam teori pertumbuhan dan pembangunan dan berusaha menganalisa

secara kritikal dengan melihat kesesuaiannya dalam konteks negara. Walaupun tidak

semua teori atau model dapat digunakan, namun berbagai pendapat mengenai peranan

faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal dan pengusaha dapat menjelaskan

penyebab tidak terlaksananya pembangunan dalam sebuah negara. Pada tahap awal,

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 28: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

pendapatan per kapita menjadi alat ukur utama bagi pembangunan. Namun sesuai

dengan perubahan waktu, aspek pembangunan manusia dan pembangunan sumber

daya alam semakin ditekankan. Pembangunan sumber daya alam melihat kepada

aspek manfaat kepada generasi akan datang melalui kebijakan masa kini. Oleh karena

itu konsep pembangunan dan pertumbuhan tidak ditafsirkan dari perspektif ekonomi

semata-mata, namun meliputi berbagai disiplin seperti pendidikan, perindustrian dan

kebijakan (Idris dan Dan, 2004).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi, karena

penduduk bertambah terus dan berarti kebutuhan ekonomi juga bertambah terus,

maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Hal ini hanya bisa didapat

lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau produk domestik bruto

(PDB) setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi

adalah penambahan PDB yang berarti juga penambahan pendapatan nasional

(Tambunan, 2001a).

Pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dalam nilai absolut dan nilai relatif

(persentase). Pertumbuhan dalam nilai absolut dinyatakan dalam rupiah, misalnya

PDB tahun 2000 tumbuh Rp. 2 triliun dibandingkan PDB tahun 1999. Sedangkan

pertumbuhan dalam persentase dapat dihitung dengan cara sederhana, sebagai berikut

(Tambunan, 2001b).

ΔPDB(t) = [PDB(t) – PDB(t-1) / PDB(t-1)] x 100 % …………….. (2.3)

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 29: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

dimana ΔPDB(t) = pertumbuhan ekonomi tahun (t) tertentu dalam nilai absolut, t-1 =

tahun sebelumnya. Untuk mendapatkan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per

tahun, menggunakan rumus sebagai berikut:

r = 100% x 10t

tn1n

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎟

⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛− …………………………………….(2.4)

atau dengan compounding factor :

tn = t0(1 + r)n-1 ……………………………………………(2.5)

dimana r = laju pertumbuhan PDB rata-rata per tahun, n = jumlah tahun (misalnya

untuk periode 1990-an, n = 10), tn = tahun akhir periode, t0 = tahun awal periode,

(1 + r)n-1 menggambarkan compound factor. Menurut Tambunan (2001 b),

pertumbuhan ekonomi dalam nilai absolut selanjutnya dapat dinyatakan dalam nilai

nominal berdasarkan harga berlaku dan nilai riil (nyata) berdasarkan harga konstan.

Pembangunan ekonomi sebuah negara pada dasarnya bertujuan untuk

mencapai kemakmuran masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

distribusi pendapatan yang merata. Kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi tersebut

dapat tercipta melalui bekerjanya pasar secara efisien. Mekanisme pasar akan bekerja

secara efisien apabila tersedia tata aturan dan hukum-hukum pasar yang dilaksanakan

dengan baik. Ketersediaan tata aturan dan hukum tersebut mengundang peran para

pembuat undang-undang (parlemen) dan pelaksana undang-undang (pemerintah).

Selain itu, Pemerintah termasuk bank sentral menyusun kebijakan-kebijakan yang

disesuaikan dengan perkembangan untuk lebih cepat merealisasikan tujuan-tujuan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 30: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

yang diinginkan dalam koridor undang-undang/peraturan yang sudah dijalankan. Atas

dasar itu, Pemerintah melalui kebijakan makroekonomi, investasi, perdagangan,

pelaksanaan hukum serta perundang-undangan mempunyai peranan penting dalam

menciptakan iklim yang kondusif bagi bekerjanya pasar secara optimal. Demikian

pula halnya bank sentral yang menetapkan kebijakan moneter, sebagai salah satu

elemen kebijakan makroekonomi mempunyai peranan penting dalam penciptaan

kondisi bagi bekerjanya mekanisme pasar yang efisien (Abdullah, 2003).

Implikasi dari kebijakan fiskal pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi

masih banyak diperdebatkan baik dari sisi teori maupun studi empirisnya yang juga

masih terus berkembang. Pada awalnya yang lebih diperhatikan adalah kuantitas

pengeluaran pemerintah, namun pada tahap selanjutnya aspek-aspek lain dari

kebijakan fiskal pemerintah tersebut dirasa perlu pula untuk diamati. Selain efektifitas

atau efisiensi dari pengeluaran pemerintah baik besarannya (size) dan alokasi

sektoralnya, dampak dari cara pemerintah dalam membiayai pengeluarannya terhadap

pertumbuhan ekonomi juga merupakan area studi yang menarik (Gunadi, 2004).

Seperti disebutkan oleh Aschauer (2000), persoalan kebijakan fiskal pemerintah

mencakup “how much you have”, “how you pay for it” dan “how you use it”. Selain

cross-countries studies seperti Baffes dan Shah (1998), Dessus dan Herrera (2000),

Aschauer (2000), Gupta et al. (2002), hubungan antara kebijakan fiskal dengan

pertumbuhan ekonomi pada tingkat daerah di suatu negara juga telah mendapatkan

perhatian. Hal terakhir ini misalnya studi Rappaport (1999) dengan kasus Amerika

Serikat, Bergstrom (1998) dengan kasus Swedia, Lall dan Yilmaz (2000) dengan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 31: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

kasus Amerika Serikat. Brata dan Arifin (2003) juga telah mencoba menganalisis

aspek fiskal pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi propinsi di Indonesia.

Namun, seperti juga kecenderungan studi-studi yang telah dikemukakan di atas,

aspek fiskal yang diamati belum mencakup sisi penerimaan maupun komposisinya

tetapi baru pada sisi pengeluaran khususnya pengeluaran pembangunan sebagai

proksi dari investasi sektor publik lokal. Sementara itu aspek penerimaan pemerintah

daerah merupakan salah satu isu krusial bagi Indonesia. Sebelum diberlakukannya

kebijakan otonomi daerah tahun 1999, pemerintah daerah baik tingkat propinsi (Dati

I) maupun kabupaten/kota (Dati II) lebih banyak tergantung pada pemerintah pusat

(Kuncoro, 1995). Dalam hal ini, andil subsidi dari pemerintah pusat dalam struktur

penerimaan pemerintah daerah sangat tinggi, jauh melebihi Penerimaan Asli Daerah

(PAD).

2.2. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Hampir enam puluh (60) tahun bangsa Indonesia melakukan pembangunan

ekonomi, selama itu pula pertumbuhan ekonomi mengalami pasang surut. Fluktuasi

pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat terkait dengan fluktuasi stabilitas sosial,

politik dan keamanan. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari nilai absolut maupun

relatif. Secara absolut berarti dilihat dari perubahan PDB tahun lalu dengan tahun

sekarang. Misalnya PDB tahun 2004 tumbuh Rp 3 triliun dari tahun 2003. Untuk

mempermudah penggambaran, masa pertumbuhan ekonomi dipilah menjadi tiga (3),

yaitu masa orde lama, orde baru dan masa reformasi.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 32: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Masa Orde Lama

Setelah kemerdekaan hingga tahun 1965, perekonomoian Indonesia memasuki

era yang sangat sulit, karena bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial, politik dan

keamanan yang sangat dahsyat, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang diperhatikan.

Kegiatan ekonomi masyarakat sangat minim, perusahaan-perusahaan besar saat itu

merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang mayoritas milik orang asing,

dimana produk berorientasi pada ekspor. Kondisi stabilitas sosial- politik dan

keamanan yang kurang stabil membuat perusahaan-perusahaan tersebut stagnan.

Pada periode tahun 1950-an Indonesia menerapkan model guidance

development dalam pengelolaan ekonomi, dengan pola dasar Growth with

Distribution of Wealth di mana peran pemerintah pusat sangat dominan dalam

mengatur pertumbuhan ekonomi (pembangunan semesta berencana). Model ini tidak

berhasil, karena begitu kompleknya permasalahan ekonomi, sosial, politik dan

keamanan yang dihadapi pemerintah dan ingin diselesaikan secara bersama-sama dan

simultan. Puncak kegagalan pembangunan ekonomi orde lama adalah terjadi hiper

inflasi yang mencapai lebih 500% pada akhir tahun 1965 (Tambunan: 2001).

Masa Orde Baru

Belajar dari kegagalan Orde Lama, Orde Baru sejak awal tahun 1970

menerapkan planned economy dengan pola Growth First then Distribution of Wealth.

Planned economy yang dianut Indonesia merujuk pada pertumbuhan perekonomian

dengan pola kemajuan perekonomian suatu masyarakat melalui beberapa tahapan,

sehingga pada masa itu pemerintah mengenalkan adanya Pembangunan Jangka

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 33: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Panjang Tahap I (PJPT I), dan PJPT II. Pembangunan jangka panjang juga

dimasyarakatkan dengan nama Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun),

program ini menunjukkan keberhasilan, terutama dilihat dari indikator makro

ekonomi, yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pertumbuhan pendapatan

yang tinggi, tingkat inflasi yang rendah, kestabilan nilai tukar rupiah, rendahnya

tingkat pengangguran dan perbaikan sarana perekonomian. Tahapan model

pembangunan Rostow tampak jelas pada tahapan-tahapan pelita di Indonesia selama

PJPT I.

Tahap pertama adalah mengubah pola ekonomi traditional yang berbasis

pertanian tradisional, dimana penguasaan teknologi masyarakat sangat rendah,

sehingga mayoritas produksi adalah barang-barang pertanian dan bahan mentah

menuju pola ekonomi industri (industrial economy), di mana kegiatan ekonomi

bertumpu pada industri. Ciri utama pada tahap ini adalah, pertama struktur

masyarakat berjenjang, penguasaan teknologi sangat terbatas, penguasaan

sumberdaya yang dipengaruhi oleh hubungan darah/keluarga dan produk utama

adalah pertanian.

Tahap kedua adalah precondition untuk take-off (tinggal landas), mempunyai

beberapa indikator. Sektor pertanian masih merupakan sektor yang dominan dan

penting, kegiatan perekonomian mulai bergerak dinamis, sektor industri, jasa dan

lembaga keuangan mulai berkembang. Tahap kedua ini tahap yang sangat krusial,

karena menyiapkan prasarat untuk tinggal landas. Prasarat yang harus disiapkan

untuk lepas landas meliputi: Pertama, perbaikan infrastruktur, terutama jalan raya,

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 34: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

pelabuhan, rel kereta api, lapangan terbang. Pada tahap ini pertumbuhan pendapatan

tinggi dan diikuti dengan menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan

ekonomi meningkat tajam, capital-labor ratio semakin meningkat, share industri

dalam pertumbuhan ekonomi semakin besar (bahkan mulai menggeser peranan sektor

pertanian).

Tahap ketiga adalah initiating take-off, di mana dalam tahap ini peran

pemerintah mulai berkurang. Porsi pembangunan mulai diserahkan kepada swasta.

Pemerintah lebih bersifat pendorong, melalui peraturan dan kestabilan politik.

Beberapa indikator utama dalam tahap ini adalah pertama, terjadinya perubahan

teknologi dalam pengelolaan baik sektor industri maupun pertanian. Ratio capital to

labor semakin meningkat. Kedua, peran penanaman modal asing dalam

pembangunan ekonomi semakin tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dari peran swasta

domestik maupun negara. Selanjutnya, growth model bertumpu pada akumulasi

kapital melalui pasar modal. Ini berarti peran rakyat dalam pembangunan mulai

diaktifkan, terutama dalam akumulasi modal melalui transaksi di pasar modal.

Tahap keempat adalah take-off. Tahap tinggal landas merupakan tahap yang

paling menentukan dalam proses pembangunan ekonomi. Tinggal landas menurut

Kuncoro (2000) diartikan sebagai tiga (3) kondisi yang saling terkait, yaitu: (1)

Kenaikan laju investasi produktif antara 5 – 10 persen dari pendapatan nasional, (2)

Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju

pertumbuhan tinggi (3) Adanya kerangka politik, sosial dan institusional yang jelas,

yang dapat mendorong ekspansi di sektor modern. Ciri lain pada tahap ini terletak

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 35: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

pada peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi hanyalah sebagai fasilitator,

bukan lagi inisiator. Peran swasta sangat tinggi dalam pembangunan, mekanisme

pasar mulai diperkenalkan dan local currency memasuki perdagangan internasional.

Tahap kelima adalah tahap konsumsi tinggi. Pada tahap akhir perkembangan

perekonomian Rostow ini akan ditandai adanya migrasi besar-besaran penduduk kota

ke daerah pinggiran kota. Masyarakat mulai timbul kesadaran bahwa kesejahteraan

bukan masalah individu, yang hanya dipecahkan dengan konsumsi individu, namun

kesejahteraan merupakan kebutuhan bersama. Meskipun pertumbuhan ekonomi masa

orde baru cukup tinggi, dimana pertumbuhan ekonomi tertinggi pernah mencapai 8

persen (Tambunan: 2001) dan pendapatan perkapita mencapai US$ 1.100 (Pratama

Mandala : 2003), namun angka kemiskinan di Indonesia masih tetap tinggi.

Pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan pada pertumbuhan pendapatan nasional,

ternyata hanya dinikmati golongan masarakat tertentu saja. Pembangunan ekonomi

model Growth First then Distribution of Wealth ternyata menimbulkan kesenjangan

sosial ekonomi pada masyarakat. Dengan berakhirnya PJPT I diharapkan Indonesia

sudah mencapai tahap take-off, namun kondisi empirik menunjukkan hasil yang

berbeda. Hasil pembangunan ekonomi tidak dirasakan secara merata oleh masyarakat,

sehingga perekonomian menjadi rapuh. Puncak kegagalan pembangunan ekonomi

orde baru adalah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 (Tambunan, 2001b).

Masa Reformasi

Pada masa reformasi perekonomian Indonesia memasuki masa sulit, bahkan

sampai saat ini kegiatan perekonomian belum tumbuh normal seperti masa sebelum

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 36: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

krisis. Krisis ekonomi yang diawali tahun 1997 telah berdampak luas pada semua

aspek kehidupan masyarakat, sehingga memicu instabilitas pada bidang sosial, politik

dan keamanan. Kondisi ini memicu timbulnya kekacauan dalam kegiatan

perekonomian dan laju inflasi yang semakin tinggi. Begitu beratnya kondisi

perekonomian Indonesia sehingga terpuruk di mata internasional.

Pertumbuhan ekonomi menjadi negatif, pendapatan perkapita sebelum krisis

mencapai US$ 1.100 pada tahun 1999 merosot menjadi US$ 580 (Tambunan, 2001a).

Demikian juga dengan nilai kurs rupiah yang sempat menyentuh nilai tertinggi Rp

17.500 per US$ 1. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya kepercayaan masyarakat

dalam negeri maupun internasional terhadap perekonomian Indonesia, sehingga

aktivitas di pasar modal didominasi oleh aktivitas jual, bukan pembelian. Setelah

tahun 2000 perekonomian mulai recovery sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia

mulai positif. Sektor-sektor perekonomian yang sebelumnya tumbuh negatif, sudah

berkembang menjadi positif. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi berkisar antara 3

sampai 4 persen.

2.3. Kredit Perbankan

Perbankan sebagai salah satu fungsi intermediasi, berperan dalam mendorong

tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan

sejumlah dana pembangunan dan dunia usaha. Khusus untuk dunia usaha, dana yang

diberikan oleh bank adalah dalam bentuk kredit. Jumlah permintaan kredit pada

suatu bank dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi debitur maupun dari sisi

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 37: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

kreditur (perbankan) itu sendiri. Permintaan kredit dari sisi debitur (dunia usaha)

dipengaruhi oleh adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas usaha, baik dalam

bentuk investasi maupun modal kerja. Sedangkan dari sisi perbankan, permintaan

kredit dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suku bunga kredit, batas maksimum

kredit, SBI, kebijakan-kebijakan pemerintah dan pelayanan bank itu sendiri kepada

nasabahnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (2005), nilai kredit yang diberikan bank

umum sejak tahun 2000 hingga tahun 2004 mengalami peningkatan setiap tahun.

Nilai kredit yang diberikan bank umum pada tahun 2000 sebesar Rp. 861.905 miliar

dan meningkat setiap tahun menjadi Rp. 1.794.190 miliar pada tahun 2004.

Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran

dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa.

Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan

datang. Kredit erat kaitannya dengan pengadaan modal suatu badan usaha, dimana

dalam menjalankan usahanya pihak manajeman berusaha untuk memperoleh

tambahan modal dari berbagai sumber, termasuk diantaranya melalui kredit. Menurut

Pasal 1 butir 11 UU No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,

imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 38: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Kredit adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang,

baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa keuntungan atau bunga yang diperoleh

dari pemberi kredit untuk memelihara kelangsungan usaha dan memperluas usahanya

(Tohar, 2000). Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004), alasan permintaan kredit

adalah: permintaan transaksi, yaitu kebutuhan alat tukar yang diterima oleh umum

untuk membeli barang dan membayar tagihan, dan sebagai tambahan, yaitu sebagai

aset atau penyimpan nilai. Permintaan kredit tersebut dipengaruhi suku bunga (biaya

untuk memegang uang), dimana semakin tinggi biaya (suku bunga kredit) maka

permintaan kredit (uang) menurun.

Permintaan uang untuk tujuan kredit, menurut Keynes (dalam Nusantara dan

Azis, 2002) ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah

keinginan masyarakat akan kredit. Alasannya, apabila tingkat bunga naik, berarti

ongkos memegang uang (opportunity cost) makin kecil. Sebaliknya semakin rendah

tingkat suku bunga maka semakin besar keinginan masyarakat untuk meminjam

kredit.

Pada umumnya alasan orang meminjam kredit adalah untuk investasi, modal

kerja, maupun untuk konsumsi. Namun dari sisi perbankan, kredit yang lebih banyak

diberikan adalah kredit investasi dan modal kerja. Aktivitas perekonomian,

khususnya sektor usaha dapat bergerak dengan adanya kredit dari bank. Para pelaku

usaha lebih mengandalkan bantuan kredit untuk invetasi maupun untuk modal kerja

dibandingkan dengan modal sendiri. Oleh karena itu peranan kredit bank dalam

dunia usaha sangat penting, karena sebagian besar kegiatan usaha didanai oleh kredit

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 39: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

bank. Walaupun kegiatan usaha membutuhkan kredit, namun tinggi rendahnya

permintaan kredit oleh dunia usaha tersebut terutama dipengaruhi oleh suku bunga

kredit.

2.4. Ekspor

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan

barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang

berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke

negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun

tertentu (Triyoso, 1984).

Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi

suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara

meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang

langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor

yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara-negara miskin tidak akan

mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya. Ekspor

juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan

mereka melalui promosi serta penguatan sektor-sektor ekonomi yang mengandung

keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu

dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan efisiensi alias produktifitas tenaga

kerja. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari

skala ekonomi yang mereka miliki (Todaro & Smith, 2004).

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 40: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada

umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan

internasional yang berorientasi ke luar. Dalam semua kasus, kemandirian yang

didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang hanya sebagian, tetap saja

secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada partisispasi ke dalam

perdagangan dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan atau hambatan apapun

(Todaro & Smith, 2004).

Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah negara

memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya

menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat output

yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan

ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan, 2000).

2.5. Konsumsi dan Fungsi Konsumsi

Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang

dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang

yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan,

pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan

atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat

untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.(Dumairy, 1996).

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di

antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 41: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat

dinyatakan dalam persamaan :

C = a + bY .....................................................................................(2.6)

Dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, b

adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah

tingkat pendapatan nasional.

Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan

disposabel dengan konsumsi dan pendapatan diposabel dengan tabungan yaitu kosep

kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Kecondongan

mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan mengkonsumsi

marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Kencondongan mengkonsumsi

marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah Inggrisnya Marginal

Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara

pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan

disposebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan

formula :

MPC = YdΔCΔ

..........................................................................................(2.7)

Kencondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average

Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara tingkat

pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 42: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan

formula :

APC = YdC

..............................................................................................(2.8)

Kecondongan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kencondongan

menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Kecondongan menabung

marginal dinyatakan dengan MPS (Marginal Propensity to Save) adalah

perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan pendapatan

disposebel (ΔYd). Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan formula :

MPS = YdΔSΔ

..........................................................................................(2.9)

Kecondongan menabung rata-rata dinyatakan dengan APS (Average

Propensity to Save), menunjukan perbandingan di antara tabungan (S) dengan

pendapatan disposebel (Yd). Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula

(Sukirno, 2003) :

APS = YdS

.............................................................................................(2.10)

2.6. Teori Konsumsi

2.6.1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes

Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat

dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual.

Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi

marginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 43: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi

marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan

pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi

perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari

umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.

Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang

disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume),

turun ketika pendapatan naik. Keynes percaya bahwa tabungan adalah kemewahan,

sehingga ia barharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari

pendapatan mereka ketimbang orang miskin.

Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan

konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes

menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori.

Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap

pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.

Berdasarkan tiga dugaan ini, fungsi konsumsi Keynes sering ditulis sebagai

(Mankiw, 2003) :

C = C + cY, C > 0, 0 < c < 1 .............................................. (2.11)

Keterangan :

C = konsumsi

Y = pendapatan disposebel

C = konstanta

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 44: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

c = kecenderungan mengkonsumsi marginal

C C = Y saving E a + bY Cg disaving C Yeq Y

Gambar 2.1. Kurva Konsumsi (Dornbusch, et.al, 2001: 195)

Secara singkat di bawah ini beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi

Keynes (Reksoprayitno, 2000) :

1. Variabel nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan

antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya

dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan.

2. Pendapatan yang terjadi disebutkan bahwa pendapatan nasional yang menentukan

besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan nasional yang terjadi

atau current national income.

3. Pendapatan absolute disebutkan bahwa fungsi konsumsi Keynes variabel

pendapatan nasionalnya perlu diinterpretasikan sebagai pendapatan nasional

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 45: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

absolut, yang dapat dilawankan dengan pendapatan relatif, pendapatan permanen

dan sebagainya.

4. Bentuk fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan bentuk garis

lurus. Keynes berpendapat bahwa fungsi konsumsi berbentuk lengkung.

2.6.2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton

Friedman)

Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman.

Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu

pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory

income). Pengertian dari pendapatan permanen adalah :

1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat

diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.

2. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan

seseorang (yang menciptakan kekayaan).

Pengertian pendapatan sementara adalah pendapatan yang tidak bisa

diperkirakan sebelumnya (Mangkoesoebroto, 1998). Friedman menganggap pula

bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan sementara dengan pendapatan

permanen, juga antara konsumsi sementara dengan konsumsi permanen, maupun

konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Sehingga MPC dari pendapatan

sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen menerima pendapatan

sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi. Demikian pula bila

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 46: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak akan

mengurangi konsumsi (Suparmoko, 1991).

2.6.3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup

Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukaan oleh Franco Modigliani.

Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat

mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran

konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.

Karena orang cenderung menerima penghasilan/pendapatan yang rendah pada usia

muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan

berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan

mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan

membayar kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan

mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.

Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets)

sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi

kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah

meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena

peningkatan dalam jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang

menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah

pensiun saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan

meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 47: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan

melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti

perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain

(Suparmoko, 1991).

2.6.4. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif

James Dusenberry dalam Reksoprayitno (2000) mengemukakan bahwa

pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya

pendapatan yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan

banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat

konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan

bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi brtambahnya tidak

terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya.

Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang

telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah

dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya

pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya saving tidak

begitu cepat (Reksoprayitno, 2000). Dalam teorinya, Dusenberry dalam

Reksoprayitno (2000) menggunakan dua asumsi yaitu:

1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya

pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang

dilakukan oleh orang sekitarnya.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 48: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artinya pola pengeluaran seseorang

pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat

penghasilan mengalami penurunan (Mangkoesoebroto, 1998).

2.7. Kesempatan Kerja

2.7.1. Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi

Tolok ukur kemajuan ekonomi, meliputi pendapatan nasional, tingkat

kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi pembayaran luar negri (Makmun, 2004).

Secara nasional data menunjukkan bahwa lumpuhnya ekonomi wilayah industri di

perkotaan menyebabkan menurunnya laju pertumbuhan ekonomi wilayah pedesaan

dan meningkatnya pengangguran sebagai akibat meningkatnya migran pulang ke

desa. Menurunnya laju perekonomian di desa dan bertambahnya jumlah tenaga kerja

di desa serta meningkatnya harga konsumsi dan biaya produksi di bidang pertanian

jelas akan mengurangi kapasitas produksi pertanian yang dihasilkan.

Pemberian kemudahan modal pemerintah untuk pengembangan sektor UKM

akan mampu mengatasi levelling off (penurunan tingkat kemampuan) dan

meningkatkan keuntungan. Pengembangan agribisnis dan agroindustri di pedesaan

juga akan mampu meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesempatan kerja

penduduk sehingga akan meningkatkan agregat supply. Menurut Makmun dan Yasin

(2003), pergeseran agregat supply, secara teoritis dapat diturunkan dari fungsi

produksi agregat dan keseimbangan pasar tenaga kerja, yang secara matematis ditulis:

Y = f ( N, T, SDM, INF) ............................................................ (2.12)

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 49: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Dimana :

Y = produksi

N = tenaga kerja

T = teknologi

SDM = sumber daya manusia

INF = infrastruktur

2.7.2. Kesempatan Kerja dan Upah

Dalam perekonomian pasar-bebas tradisional, ciri-ciri utamanya antara lain

adalah penonjolan kedaulatan konsumen, utilitas atau kepuasan individual, dan

prinsip maksimalisasi keuntungan, persaingan sempurna dan efisiensi ekonomi

dengan produsen dan konsumen yang atomistik. produsen dan konsumen yang

atomistik maksudnya tidak ada satu pun produsen atau konsumen yang mempunyai

pengaruh atau kekuatan cukup besar untuk mendikte harga-harga input maupun

output produksi. Tingkat penyerapan tenaga kerja dan harganya (yakni tingkat upah),

ditentukan secara bersamaan atau sekaligus oleh segenap harga output dan faktor-

faktor produksi (di luar tenaga kerja), dalam suatu perekonomian yang beroperasi

melalui perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran (Todaro, 2000).

Produsen meminta lebih banyak tenaga kerja sepanjang nilai produk marjinal

yang akan dihasilkan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja melebihi biayanya

(tingkat upah). Dengan asumsi bahwa hukum produk marjinal yang semakin menurun

berlaku dan harga produk ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar, maka nilai

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 50: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

produk marjinal tenaga kerja tersebut akan memiliki kemiringan yang negatif atau

mengarah dari bawah ke atas (Gambar 2.2). Hal ini berarti tenaga kerja yang direkrut

selanjutnya oleh pihak pengusaha atau produsen akan mendapat tingkat upah yang

lebih rendah daripada tenaga kerja sebelumnya.

Pada sisi penawaran, setiap individu diasumsikan selalu berpegang pada

prinsip maksimalisasi kepuasan. Kenaikan tingkat upah akan setara dengan kenaikan

harga bersantai (biaya oportunitas). Seandainya tingkat upah mengalami kenaikan,

maka penawaran tenaga kerja, yakni para pekerja itu sendiri akan meningkat.

Motivasi kerja mereka bertambah karena adanya iming-iming upah yang lebih tinggi

daripada sebelumnya. Korelasi tersebut ditunjukkan oleh kemiringan positif

(mengarah dari bawah ke atas) atas kurva penawaran tenaga kerja yang juga termuat

dalam Gambar 2.2.

DL

SLDL

SL

F GW2

We

W1

Le

Ting

kat u

p ah

Penyerapan tenaga kerja Sumber: Todaro, 2000

Gambar 2.2. Hubungan Tingkat Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 51: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Gambar 2.2. memperlihatkan bahwa hanya satu titik yang melambangkan

tingkat upah ekuilibrium, yaitu We, jumlah tenaga kerja yang akan ditawarkan oleh

individu (pasar tenaga kerja) sama besarnya dengan yang diminta oleh pengusaha.

Pada tingkat upah yang lebih tinggi, seperti pada W2, penawaran tenaga kerja

melebihi permintaan sehingga persaingan di antara individu dalam memperebutkan

pekerjaan akan mendorong turunnya tingkat upah mendekati atau tepat pada titik

ekuilibriumnya. Sebaliknya, pada upah yang lebih rendah (W1), jumlah total tenaga

kerja yang akan diminta oleh para produsen dengan sendirinya akan melebih

kuantitas penawaran yang ada sehingga terjadilah persaingan di antara para

pengusaha atau produsen dalam memperebutkan tenaga kerja, sehingga hal tersebut

akan mendorong kenaikan tingkat upah mendekati atau tepat pada titik ekuilibrium.

Pada titik We jumlah kesempatan kerja yang diukur pada sumbu mendatar atau

horisontal adalah sebesar Le. Secara definitif, pada titik Le inilah tercipta kesempatan

atau penyerapan tenaga kerja secara penuh (full employement). Artinya pada tingkat

upah ekuilibrium tersebut semua orang yang menginginkan pekerjaan akan

memperoleh pekerjaan, sehingga sama sekali tidak terdapat pengangguran.

2.8. Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian Hakim, Kusmiarso, et.al. (2000) menunjukkan bahwa

pertumbuhan kredit perbankan yang rendah kepada dunia usaha merupakan salah satu

persoalan yang turut berperan dalam lambatnya proses pemulihan perekonomian

nasional. Ketentuan atau kebijakan yang paling menghambat bank untuk

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 52: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

menyalurkan kredit berturut dari yang paling tinggi adalah CAR, kemudian batas

minimum pemberian kredit (BMPK) dan rate return (RR).

Hasil penelitian Lihan dan Yogi (2003) menunjukkan bahwa, peranan sektor

ekspor di Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan PDRB di

Indonesia. Hal itu sejalan dengan pendapat Jung dan Marshall (1985) yang

mengemukakan sebagian besar negara-negara berkembang tidak menunjukkan

dukungan empiris bahwa pertumbuhan ekspor akan mendorong pertumbuhan

ekonomi. Temuan ini, juga sejalan dengan pendapat Sritua Arief (1993) yang

menyatakan jika sektor ekspor ini masih tergantung pada input impor maka

pengaruhnya terhadap PDRB tidaklah nyata. Faktor yang berpengaruh nyata dalam

penelitian ini adalah ekspor dikurangi dengan impor tahun sebelumnya.

Lee (2005), menjelaskan secara apriori setidaknya terdapat dua kemungkinan

hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Perkembangan

sektor keuangan mengikuti pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

menyebabkan kenaikan permintaan terhadap produk-produk keuangan, sehingga

menghasilkan kenaikkan aktivitas pasar keuangan dan kredit. Dengan demikian,

perkembangan sektor keuangan merupakan demand-following. Teori lain,

mendalilkan jika perkembangan sektor keuangan merupakan determinan

perkembangan ekonomi. Hipotesis supply leading ini menunjukkan kausalitas berasal

dari perkembangan keuangan ke arah pertumbuhan riil, dimana perkembangan sektor

keuangan merupakan necessary condition but not sufficient untuk menjamin

pertumbuhan ekonomi yang sustainable.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 53: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Hasil penelitian Hamoraon (2005) menunjukkan bahwa konsumsi

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun

waktu 1960 – 2002. Konstribusi konsumsi terhadap pendapatan nasional sebesar

0,6973 yang berarti tingkat konsumsi Indonesia lebih dari 2/3 pendapatan nasional.

Sedangkan MPC Indonesia adalah 0,74089 menunjukkan bahwa setiap kali terjadi

kenaikan pendapatan US$ 1 akan menyebabkan pertambahan konsumsi sebesar US$

0,741.

Purbadharmaja (2006) melakukan penelitian untuk mengidentifikasikan dan

menganalisis variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi PDRB Propinsi Bali

dan menginterpretasikan implikasi variabel-variabel ekonomi yang memberikan

kontribusi utama terhadap PDRB Propinsi Bali. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan data sekunder berupa data deret waktu dari tahun 1999 sampai dengan

2002. Data deret waktu diuji kestasioneritasnya dengan menggunakan

autocorrelation fuction metode correlogram. Setelah itu dilakukan uji analisis faktor

metode principal component analisys (PCA) untuk membentuk satu set variabel

ortogonal yang bebas autokorelasi dan multikolinieritas. Dari variabel yang terbentuk

lewat PCA kemudian dilihat bentuk model regresi bergandanya dengan melakukan

uji mckinnon-white and davidson (MWD) apakah model berbentuk linier atau log

linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel ekonomi yang

berpotensi mempengaruhi PDRB Propinsi Bali diidentifikasikan sebagai variabel

pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, nilai tukar

rupiah terhadap US dollar, jumlah kredit modal kerja, ekspor netto, nilai hasil

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 54: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

produksi pertanian, investasi swasta domestik, investasi swasta asing, jumlah

angkatan kerja, dan jumlah wisatawan asing. Setelah melewati metode PCA dan

MWD diperoleh model berbentuk linier dengan hasil menunjukkan bahwa variabel

yang berpengaruh nyata terhadap PDRB adalah variabel pengeluaran dengan nilai t

statistik sebesar 19,79 (signifikan), sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi

PDRB secara nyata adalah variabel investasi dengan nilai t statistik sebesar 0,75

(nonsignifikan). Variabel investasi tidak signifikan terhadap PDRB disebabkan oleh

investasi yang dilakukan di Bali tidak efisien. Interpretasi terhadap implikasi variabel

ekonomi dalam model menunjukkan bahwa variabel ekonomi yang memberikan

kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Propinsi Bali adalah nilai tukar rupiah

terhadap US dollar. Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanya pola pikir dollar

minded dalam masyarakat di Bali. Pengeluaran konsumsi pemerintah daerah yang

tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan keuangan pemerintah daerah pada

pemerintah pusat.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 55: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

2.9. Kerangka Konseptual

Kredit Perbankan

Pengeluaran Pemerintah

Jumlah Tenaga Kerja

Nilai Ekspor Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

2.10. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Kredit perbankan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia, ceteris paribus.

2. Nilai ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia,

ceteris paribus.

3. Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia, ceteris paribus.

4. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia, ceteris paribus.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 56: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 1985 – 2007. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianalisis adalah

kredit perbankan, nilai ekspor, pengeluaran pemerintah dan jumlah tenaga kerja.

3.2. Jenis Dan Sumber Data

Adapun yang menjadi data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

dapat diperoleh dari berbagai instansi yang terkait yaitu Bank Indonesia, BPS dan

sumber-sumber lainnya yaitu jurnal-jurnal dan hasil penelitian.

Data yang dibutuhkan untuk menjadi bahan penelitian ini adalah jumlah kredit

perbankan, nilai ekspor, pengeluaran pemerintah, jumlah tenaga kerja, serta

pertumbuhan ekonomi yang diproxy dengan PDB.

3.3. Model Analisis

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi Indonesia maka dilakukan analisis dengan menggunakan metode Ordinary

Least Square (OLS). Sebagai variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian

ini adalah PDB Indonesia, variabel bebasnya (independent variable) adalah jumlah

kredit perbankan, nilai ekspor, pengeluaran pemerintah dan jumlah tenaga kerja.

39

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 57: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Indonesia dianalisis dengan fungsi matematis sebagai berikut:

PE = f(KR, EX, PP, TK) ...........................................................................(3.1)

Menurut Gujarati (2004), bahwa dalam perekonomian, ketergantungan dependent

variabel terhadap independent variabel jarang terjadi secara linear, akan tetapi

membutuhkan selang waktu. Oleh karena itu fungsi matematis di atas

ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma. Dengan demikian spesifikasi model

yang akan dijadikan sebagai model penelitian adalah sebagai berikut:

LogPE = a0 + a1 LogKR + a2 LogEX + a3 LogPP + a4 LogTK + μ .....(3.2)

Dimana:

PE = pertumbuhan ekonomi Indonesia, diproxy dengan PDB (Rp.)

KR = kredit perbankan (Rp.)

EX = nilai eskpor (Rp.)

PP = pengeluaran pemerintah(Rp.)

TK = jumlah tenaga kerja (orang)

a0 = intercept (konstanta)

a1,a2,a3,a4 = koefisien regresi

μ = kesalahan pengganggu

3.4. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

Ordinary Least Square (OLS). Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 58: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

sebagai alat analisis yang digunakan dalam mengolah data tersebut adalah Program

Eviews versi 4.1

3.5. Uji Kesesuaian

1. R2 (coefficient determinant), untuk melihat kekuatan variabel bebas

(independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variable).

2. Overall test (F-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik

koefisien regresi secara serempak. Jika Fhit > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1

diterima.

3. Partial test (t-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik

koefisien regresi secara parsial. Jika thit > ttabel, maka H0 ditolak dan H1

diterima.

3.6. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang digunakan

pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan perihal batasan operasional sebagai

berikut:

a. Pertumbunan ekonomi yaitu tingkat petumbuhan ekonomi Indonesia diproxy

dengan PDB atas dasar harga konstan (dalam Rp.).

b. Kredit perbankan yaitu jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan dalam satu

tahun, diukur dalam rupiah.

c. Nilai ekspor yaitu nilai ekspor barang-barang dari Indonesia, dihitung dalam

rupiah.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 59: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

d. Pengeluaran pemerintah yaitu pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa

yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan rutin

dan pembangunan, dihitung dalam rupiah.

e. Tenaga kerja adalah banyaknya jumlah tenaga kerja yang bekerja di Indonesia,

diukur dalam satuan orang.

3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Penelitian ini juga mungkin tidak terlepas dengan modal regresi bias yang

terjadi secara statistik yang dapat mengganggu model yang telah ditentukan. Dalam

penghitungan regresi mungkin akan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari

persamaan yang dibentuk. Untuk itu maka perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi

klasik (Gujarati, 2004). Dalam penelitian asumsi klasik yang diuji terdiri dari:

a. Multikolinieritas

Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara

variabel-variabel bebas dalam model regresi. Interpretasi dari persamaan regresi

linier secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas

dalam persamaan tidak saling berkorelasi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi

dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas sempurna. Multikolinieritas

dapat dideteksi dengan besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu :

1) Variasi besar (dari taksiran OLS)

2) Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar, maka standar error besar

sehingga interval kepercayaan lebar).

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 60: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

3) Uji-t tidak signifikan. Suatu variabel bebas secara substansi maupun secara

statistik jika dibuat regresi sederhana bias tidak signifikan karena variasi besar

akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar, maka besar pula

kemungkinan taksiran koefisien regresi tidak signifikan.

4) R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari t-test.

5) Terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang

tidak sesuai dengan substansi sehingga dapat menyesatkan interpretasi.

b. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu. Dalam konteks regresi, model regresi

linier klasik mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam

disturbansi atau penggunaan. Dengan menggunakan lambang µ secara sederhana

dapat dikatakan model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang

berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau

gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain yang manapun.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan

melalui uji Lagrange Multiplier Test (LM Test), yaitu dengan membandingkan

nilai X² hitung dengan X² tabel, dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

1. Jika nilai X²hitung > X²tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak

ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, ditolak.

2. Jika nilai X²hitung < X²tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak

ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat ditolak.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 61: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan

yang dilaksanakan, khususnya bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan

gambaran tingkat perkembangan ekonomi terjadi. Pertumbuhan ekonomi secara rinci dari

tahun ke tahun, disajikan melalui Product Domestic Bruto (PDB) atas dasar harga

konstan menurut lapangan usaha secara berkala. Jika terjadi pertumbuhan positif, hal ini

menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dibandingkan dengan tahun yang lalu.

Sebaliknya apabila menunjukkan negatif, hal ini menunjukkan terjadinya penurunan

perekonomian dibandingkan dengan tahun lalu.

Perkembangan PDB Indonesia sejak tahun 1985 – 2007 atas dasar harga konstan

tahun 2000 disajikan pada Tabel 4.1.

Selama periode 1985 – 2007 PDB Indonesia mengalami peningkatan rata-rata

4,89 persen per tahun. Peningkatan PDB yang paling tinggi terjadi pada tahun 1993

(8,50 persen), dan yang paling rendah adalah pada tahun 1998 (-13,13 persen).

Kondisi ini disebabkan penurunan sumbangan sektor industri, perdagangan, hotel dan

restoran sebagai efek krisis yang masih terjadi di Indonesia.

44

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 62: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Tabel 4.1. Perkembangan PDB Indonesia atas Dasar Harga Konstan, Tahun 1985 – 2007

Tahun PDB (Milyar Rp.) Peningkatan (%)

1985 701.259,8 -

1986 742.461,6 5,88

1987 779.032,2 4,93

1988 824.064,1 5,78

1989 885.519,4 7,46

1990 949.641,1 7,24

1991 1.018.062,6 7,20

1992 1.061.248,0 4,24

1993 1.151.490,2 8,50

1994 1.238.312,3 7,54

1995 1.340.101,6 8,22

1996 1.444.873,3 7,82

1997 1.512.780,9 4,70

1998 1.314.202,0 -13,13

1999 1.324.599,0 0,79

2000 1.389.770,2 4,92

2001 1.442.984,6 3,83

2002 1.504.380,6 4,25

2003 1.577.171,3 4,84

2004 1.656.516,8 5,03

2005 1.750.815,2 5,69

2006 1.847.292,9 5,51

2007 1.963.974,3 6,32

Rata-rata 4,89 Sumber : Badan Pusat Statistik Pusat, 2008

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 63: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

PDB

(Mily

ar R

p)

Gambar 4.1. Perkembangan PDB Indonesia, Tahun 1985 – 2007

Pada tahun 2007, perkembangan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan sebesar

6,32 persen, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2006 yang lalu. Pada

tahun 2007 keadaan ekonomi Indonesia, pada umumnya semakin lebih baik dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yang dapat diketahui dari peningkatan aktivitas sektor riil.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 1985 – 2007 menunjukkan

peningkatan setiap tahun, kecuali tahun 1998 sebagai akibat dari krisis ekonomi yang

terjadi mulai tahun 1997. Hingga saat terjadinya krisis ekonomi (hingga tahun 1997),

dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat secara fluktuatif,

dimana peningkatan yang terbesar terjadi pada tahun 1993 sebesar 8,50 %, dan yang

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 64: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

paling rendah pada tahun 1997 sebesar 4,70 %. Selama periode tahun 1985 – 1997

fluktuasi peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong rendah,

(diilustrasikan sebesar 8,50 – 4,70 % = 3,8 %). Sebagai dampak krisis ekonomi yang

terjadi pada tahun 1997, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1998

mengalami penurunan sebesar 13,13 %. Selanjutnya setelah krisis ekonomi pada

periode 1999 – 2007, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil, dengan

pertumbuhan antara 0,79 – 6,32 %, yang berarti fluktuasinya cukup rendah, yaitu 6,32

– 0,79 = 5,53 %), yang berarti cukup stabil. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi

Indonesia, dilihat dari stabilnya pertumbuhan ekonomi tersebut, pertumbuhan

ekonomi Indonesia lebih stabil pada kondisi sebelum krisis ekonomi dibandingkan

setelah krisis ekonomi karena salah satu indikator baiknya pertumbuhan ekonomi

adalah stabilitas pertumbuhan ekonomi tersebut, bukan besarnya laju pertumbuhan

ekonomi dimaksud.

Secara sektoral, seluruh sektor ekonomi akan mencatat pertumbuhan ekonomi.

Sektor industri pengolahan diperkirakan memberikan kontribusi terbesar terhadap

pertumbuhan ekonomi. Sektor lainnya yang memberikan sumbangan besar adalah

perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

Peningkatan kegiatan di sektor industri pengolahan ini mengikuti faktor musimannya

yang meningkat pesat dalam rangka mengantisipasi meningkatnya permintaan.

Sejalan dengan peningkatan di sektor industri tersebut, kegiatan di sektor

perdagangan dan sektor pengangkutan yang merupakan mata rantai dari proses

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 65: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

produksi-distribusi konsumen akhir diperkirakan juga akan mencatat pertumbuhan

yang tinggi (Bank Indonesia, 2003). Peningkatan kontribusi industri pengolahan

menunjukkan bahwa industri pengolahan menunjukkan peningkatan, dimana dengan

peningkatan aktivitas tersebut, kebutuhan modal kerja akan semakin meningkat.

4.2. Penyaluran Kredit

Kredit merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk sektor riil. Kredit

yang disalurkan oleh perbankan terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan sektor usaha

yang dilayani, jenis kredit terdiri dari: kredit sektor pertanian, sektor pertambangan,

sektor perindustrian, sektor jasa, dan sektor lain-lain. Perkembangan jumlah kredit

yang disalurkan oleh perbankan berdasarkan sektor usaha tersebut disajikan pada

Tabel 4.2.

Perkembangan penyaluran kredit di Indonesia menunjukkan dua fase. Fase

pertama adalah periode tahun 1985 s/d 1998, dimana pada fase tersebut dapat dilihat

bahwa penyaluran kredit mengalami peningkatan dengan laju yang cenderung tetap.

Kemudian fase 1999 s/d 2007, dimana dapat dilihat bahwa penyaluran kredit

mengalami peningkatan dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode

tahun 1985 s/d 1998. Fase tersebut dipisahkan oleh kejadian pada tahun 1998 – 1999,

dimana pada periode tesebut terjadi penurunan penyaluran kredit yang sangat besar.

Hal ini merupakan dampak krisis ekonomi yang masih belum teratasi dengan baik,

sehingga sektor riil banyak yang terpuruk.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 66: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Tabel 4.2. Perkembangan Jumlah Kredit Berdasarkan Sektor Usaha, Tahun 1985 – 2007

Jumlah Kredit (Milyar Rp.) Tahun

Pertanian Tambang Industri Dagang Jasa Lain-lain

Total

Peningkatan (%)

1985 1.656 258 7.069 7.214 4.047 1.210 21.454 -

1986 2.097 394 8.839 8.329 4.130 2.156 25.945 20,93

1987 2.630 372 10.508 10.065 5.151 3.143 31.869 22,83

1988 3.572 424 13.994 13.682 6.917 3.667 42.256 32,59

1989 5.214 456 17.654 19.342 9.600 6.709 58.975 39,57

1990 6.884 570 25.002 27.267 14.943 11.197 85.863 45,59

1991 8.465 743 33.131 33.049 20.066 17.371 112.825 31,40

1992 10.281 762 37.289 32.944 25.870 15.772 122.918 8,95

1993 12.057 777 51.432 37.794 35.824 12.387 150.271 22,25

1994 13.860 799 60.211 44.372 50.806 18.832 188.880 25,69

1995 15.525 913 72.088 54.224 66.584 25.277 234.611 24,21

1996 17.630 1.693 78.850 70.586 91.655 32.507 292.921 24,85

1997 26.002 5.316 111.679 82.264 113.569 39.304 378.134 29,09

1998 39.308 5.909 171.668 96.364 139.124 35.053 487.426 28,90

1999 23.777 3.697 84.259 43.288 43.161 26.951 225.133 -53,81

2000 19.503 6.680 106.782 44.099 44.316 47.620 269.000 19,48

2001 20.863 7.440 116.525 48.450 49.061 65.255 307.594 14,35

2002 22.332 6.095 121.035 65.978 60.983 88.987 365.410 18,80

2003 24.307 5.061 123.125 84.257 89.129 112.063 437.942 19,85

2004 32.376 7.730 143.603 111.035 107.858 150.946 553.548 26,40

2005 36.678 7.873 169.678 134.108 134.943 206.389 689.669 24,59

2006 45.003 13.896 182.432 162.396 157.638 225.771 787.136 14,13

2007 55.905 25.340 203.808 215.670 212.441 281.947 995.111 26,42

Rata-rata 21,23 Sumber : Badan Pusat Statistik Pusat, 2008.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 67: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Tota

l Kre

dit (

Mily

ar R

p.)

Gambar 4.2. Perkembangan Jumlah Kredit di Indonesia, Tahun 1985 – 2007

Penyaluran kredit menunjukkan fluktuasi setiap tahun. Pada periode 1985 s/d

1998 peningkatan penyaluran kredit yang paling tinggi terjadi pada tahun 1990

sebesar 45,59 % dan yang paling rendah adalah pada tahun 1992 yaitu sebesar 8,95

%. Pada tahun 1999 terjadi penurunan penyaluran kredit sebesar 53,81 %.

Selanjutnya pada periode tahun 1999 s/d 2007, peningkatan penyaluran kredit yang

paling tinggi adalah pada tahun 2007, yaitu sebesar 26,42 %, dan peningkatan

penyaluran kredit yang paling rendah terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 14,13 %.

Berdasarkan jenis kredit yang disalurkan pada tahun 2007, dapat diketahui

bahwa kredit yang paling banyak disalurkan adalah pada sektor lain-lain, yaitu

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 68: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

sebesar 28,33 % dari total penyaluran kredit, kemudian pada sektor perdagangan

(21,67 %), sektor jasa-jasa (21,35 %), dan sektor perindustrian (20,48 %), sedangkan

yang paling rendah adalah pada sektor pertambangan dan pertanian, yaitu masing-

masing 2,55 % dan 5,62 %.

4.3. Volume Ekspor

Volume ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Ekspor Indonesia terdiri dari dua jenis yang utama, yaitu

migas dan non migas. Perkembangan total ekspor Indonesia atas dasar harga konstan

tahun 2000 sejak tahun 1985 s/d 2007 disajikan pada Tabel 4.3.

Berdasarkan data perkembangan volume ekspor tersebut di atas, diketahui

bahwa perkembangan volume ekspor Indonesia hingga tahun 1998 menunjukkan

peningkatan yang cukup pesat. Namun pada tahun 1999, volume ekspor Indonesia

menurun hingga 31,80 % dari tahun 1998 sebagai dampak dari krisis ekonomi

pertengahan tahun 1997 yang juga belum menunjukkan perbaikan.

Seiring dengan berbagai program perbaikan ekonomi yang dilakukan

pemerintah, maka sejak tahun 2000, volume ekspor mulai menunjukkan peningkatan,

walaupun masih bergerak dengan sangat lambat hingga tahun 2003. Bahkan pada

tahun 2002, volume ekspor menunjukkan penurunan sebesar 1,22 %. Namun sejak

tahun 2004, dimana kondisi perekonomian Indonesia sudah semakin membaik dan

stabil, volume ekspor mengalami peningkatkan yang cukup cepat hingga tahun 2007.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 69: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Tabel 4.3. Perkembangan Volume Ekspor Indonesia, Tahun 1985 – 2007

Tahun Ekspor (Miliar Rp)

Peningkatan (%)

1985 197.545,20 -

1986 227.596,50 15,21

1987 260.879,20 14,62

1988 263.622,30 1,05

1989 291.161,50 10,45

1990 292.474,80 0,45

1991 364.182,90 24,52

1992 402.035,80 10,39

1993 428.605,20 6,61

1994 475.428,60 10,92

1995 512.137,20 7,72

1996 550.854,90 7,56

1997 593.821,40 7,80

1998 660.229,50 11,18

1999 450.243,60 -31,80

2000 569.490,30 26,48

2001 573.163,40 0,64

2002 566.188,40 -1,22

2003 599.516,40 5,89

2004 680.620,90 13,53

2005 791.995,90 16,36

2006 864.503,50 9,16

2007 938.397,71 8,55

Rata-rata 8,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Pusat, 2008.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 70: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Tota

l Eks

por (

Mili

ar R

p)

Gambar 4.3. Perkembangan Total Ekspor Indonesia, Tahun 1985 – 2007

4.4. Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah sebagai institusi yang melakukan berbagai aktivitas juga

merupakan konsumen bagi barang dan jasa di dalam negeri. Pengeluaran pemerintah

berbentuk pembelanjaan pemerintah, baik dalam bentuk rutin maupun untuk

pembangunan. Pengeluaran pemerintah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan dalam menjalan roda pemerintahan dan pembangunan. Dalam hal ini,

pengeluaran rutin adalah pembelanjaan untuk membiaya kegiatan-kegiatan rutin

seperti gaji pegawai. Sedangkan pengeluaran pembangunan adalah pembelanjaan

untuk membiaya pembangunan yang sedang dilakukan dalam upaya meningkatkan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 71: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

kesejahteraan masyarakat. Perkembangan pengeluaran pemerintah atas dasar harga

konstan tahun 2000 sejak tahun 1985 s/d 2007 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Indonesia Tahun 1985 – 2007

Tahun Pengeluaran (Miliar Rp)

Peningkatan (%)

1985 65.806,4 -

1986 67.636,9 2,78

1987 67.522,7 -0,17

1988 72.635,7 7,57

1989 80.254,8 10,49

1990 82.831,1 3,21

1991 88.652,6 7,03

1992 93.822,0 5,83

1993 93.900,3 0,08

1994 96.064,7 2,30

1995 97.352,2 1,34

1996 99.973,9 2,69

1997 100.035,1 0,06

1998 84.658,1 -15,37

1999 85.246,4 0,69

2000 90.779,7 6,49

2001 97.645,0 7,56

2002 110.333,6 12,99

2003 121.404,1 10,03

2004 126.248,6 3,99

2005 134.625,6 6,64

2006 147.563,7 9,61

2007 155.354,3 5,28

Rata-rata 4,14 Sumber : Badan Pusat Statistik Pusat, 2008.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 72: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Pen

gelu

aran

Pem

erin

tah

(Mily

ar R

p)

Gambar 4.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Indonesia, Tahun 1985 – 2007

Pada periode tahun 1985 s/d 1997, secara umum pengeluaran pemerintah

Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup stabil setiap tahun, walaupun terjadi

penurunan sebesar 0,17 % pada tahun 1987 dan peningkatan yang cukup besar pada

tahun 1989 sebesar 10, 49 %. Selanjutnya pada tahun 1998, pengeluaran pemerintah

menunjukkan penurunan sebesar 15,37 % dari kondisi tahun sebelumnya. Hal ini

merupakan dampak dari krisis ekonomi tahun 1997 yang menyebabkan pemerintah

mengalami keterbatasan dalam meningkatkan pengeluaran.

Sejak tahun 1999, pengeluaran pemerintah mulai menunjukkan peningkatan

kembali sebesar 0,69 % dan terus mengalami peningkatan setiap tahun hingga tahun

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 73: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

2007 dengan laju peningkatan yang lebih cepat dari periode tahun 1985 s/d 1997. Hal

ini sejalan dengan perbaikan ekonomi yang semakin kondusif, sehingga pemerintah

dapat melakukan berbagai kegiatan pembangunan dan rutin.

4.5. Tenaga Kerja

Salah satu tujuan yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah

penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertambahan angkatan kerja,

lebih-lebih bagi negara berkembang, terutama Indonesia, dimana pertumbuhan

angkatan kerja lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja. Ada beberapa faktor

mengapa hal tersebut lebih menonjol atau penting bagi negara berkembang. Pertama,

pertumbuhan penduduk di negara berkembang cenderung tinggi, sehingga cenderung

melebihi pertumbuhan kapital. Kedua, demografi profil lebih muda, sehingga lebih

banyak penduduk yang masuk ke lapangan kerja. Ketiga, struktur industri di negara

berkembang, yang cenderung mempunyai tingkat diversifikasi kegiatan ekonomi

rendah, serta tingkat keterampilan penduduk yang belum memadai, membuat usaha

penciptaan lapangan kerja menjadi semakin kompleks.

Tenaga kerja dipandang sebagai suatu faktor produksi yang mampu untuk

meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya (mengolah tanah, memanfaatkan

modal, dsb) sehingga perusahaan memandang tenaga kerja sebagai suatu investasi

dan banyak perusahaan yang memberikan pendidikan kepada karyawannya sebagai

wujud kapitalisasi tenaga kerja. Perkembangan tenaga kerja Indonesia sejak tahun

1985 s/d 2007 adalah sebagai berikut:

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 74: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Tabel 4.5. Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 1985 – 2007

Tahun Tenaga Kerja

(Orang) Peningkatan

(%)

1985 62.458.000 -

1986 68.750.000 10,07

1987 70.811.000 3,00

1988 72.922.000 2,98

1989 73.400.000 0,66

1990 75.900.000 3,41

1991 76.423.000 0,69

1992 78.518.000 2,74

1993 79.200.000 0,87

1994 82.039.000 3,58

1995 80.110.000 -2,35

1996 85.702.000 6,98

1997 86.951.000 1,46

1998 87.672.000 0,83

1999 88.817.000 1,31

2000 89.839.000 1,15

2001 91.407.000 1,75

2002 91.648.000 0,26

2003 90.784.000 -0,94

2004 93.722.036 3,24

2005 93.958.387 0,25

2006 95.456.935 1,59

2007 99.930.217 4,69

Rata-rata 2,19 Sumber : Badan Pusat Statistik Pusat, 2008.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 75: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Tena

ga K

erja

( Ju

ta O

rang

)

Gambar 4.5. Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia, Tahun 1985 – 2007

Jumlah tenaga kerja di Indonesia menunjukkan peningkatan setiap tahun,

kecuali tahun 1995, dan 2003. Rata-rata peningkatan jumlah tenaga kerja adalah 2,19

persen. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia rata-rata

2,2 persen per tahun (BPS, 2005).

4.6. Analisis Estimasi

4.6.1. Uji Kesesuaian (Goodness of Fit)

Untuk pengujian hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka

dilakukan estimasi dengan model Ordinary Least Square (OLS) untuk data time

series 23 tahun dengan menggunakan Program EViews 4.1. Analisis regresi

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 76: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

terhadap model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan data yang disajikan pada Lampiran 2, sedangkan hasil analisis

regresi (print out) disajikan pada Lampiran 3.

Tabel 4.6. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia

LogPE = -0,915 + 0,126 LogKR + 0,093 LogEX + 0,219 LogPP + 0,596 LogTK Std.Er. : (0,063) (0,151) (0,088) (0,290) t-stat : (2,006)* (0,615)ns (2,477)** (2,056)* R2 : 0,9846 F-stat : 288,596*** Prob : 0,000 Sumber : Lampiran 3.

Ket. : ns = non signifikan * = signifikan pada α 10 %.

** = signifikan pada α 5 %.

Dari masing-masing variabel dependent (variabel terikat) dan variabel

independent (variabel bebas) yang disertakan dalam model estimasi pada Tabel 4.6 di

atas, diperoleh koefisien determinasi (R²) sebesar 0,9846 berarti secara keseluruhan

variabel, yaitu kredit, ekspor, pengeluaran pemerintah, dan tenaga kerja mampu

menjelaskan variasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 98,46 persen selama

kurun waktu yang diteliti. Sedangkan sisanya sebesar 1,54 persen, dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.

Bila dilihat secara bersama-sama (serentak) dari masing-masing variabel

bebasnya berarti kredit, ekspor, pengeluaran pemerintah, dan tenaga kerja mampu

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 77: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

pada tingkat keyakinan 99 persen. Hal ini dapat dilihat dari nilai F-statistik sebesar

288,596 > F-tabel (4:18) sebesar 4,58 pada α 1 %.

Berdasarkan uji t-statistik (uji secara parsial), dapat diketahui bahwa

variabel kredit, pengeluaran pemerintah, dan tenaga kerja berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan ekspor tidak berpengaruh

signifikan. Berikut ini hasil uji t dari masing-masing variabel bebas.

a. Kredit

Hasil estimasi menunjukkan bahwa kredit berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat

penyaluran kredit, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin

meningkat. Koefisien regresi kredit sebesar 0,126 berarti bahwa setiap

penyaluran kredit sebesar 1 persen, maka menyebabkan pertumbuhan

ekonomi Indonesia meningkat 0,126 persen, ceteris paribus. Dilihat dari nilai

koefisien regresi yang lebih kecil dari satu, kredit bersifat inelastis terhadap

pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan nilai koefisien regresi tersebut diketahui

bahwa pengaruh kredit terhadap pertumbuhan ekonomi tergolong rendah. Hal

ini berhubungan dengan kebijakan penyaluran kredit perbankan yang lebih

pendapatan yang berarti lebih mengutamakan kredit dengan potensi

pendapatan yang terjamin dan lebih tinggi. Kebijakan ini merupakan salah

satu upaya untuk mengurangi risiko kredit bermasalah.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 78: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 2,006 yang lebih

besar dibandingkan t-tabel (α 10 % = 1,743). Hal ini berarti bahwa variabel

kredit berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

b. Volume Ekspor

Hasil estimasi menunjukkan bahwa volume ekspor berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin

meningkat volume ekspor, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan

semakin meningkat. Koefisien regresi volume ekspor sebesar 0,093 berarti

bahwa setiap volume ekspor sebesar 1 persen, maka menyebabkan

pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,093 persen, ceteris paribus.

Dilihat dari nilai koefisien regresi yang lebih kecil dari satu, volume ekspor

bersifat inelastis terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil pengujian

terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 0,615 yang lebih kecil dibandingkan t-tabel

(α 10 % = 1,743). Hal ini berarti bahwa variabel volume ekspor tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

c. Pengeluaran Pemerintah

Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa

semakin meningkat pengeluaran pemerintah, maka pertumbuhan ekonomi

Indonesia akan semakin meningkat. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah

sebesar 0,219 berarti bahwa setiap peningkatan pengeluaran pemerintah

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 79: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

sebesar 1 persen, akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

meningkat 0,219 persen, ceteris paribus. Dilihat dari nilai koefisien regresi

yang lebih kecil dari satu, pengeluaran pemerintah bersifat inelastis terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan nilai koefisien regresi tersebut diketahui bahwa pengaruh

pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi tergolong rendah.

Pengeluaran pemerintah untuk tahun berjalan, khususnya untuk pembangunan

hanya memberikan dampak pada tahun-tahun selanjutnya, karena manfaat

yang diperoleh publik dari pembangunan tersebut lebih besar setelah

pembangunan selesai. Pada tahun berjalan, pengeluaran pemerintah lebih

mempengaruhi pajak.

Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 2,477 yang lebih

besar dibandingkan t-tabel (α 5 % = 2,101). Hal ini berarti bahwa variabel

pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

d. Tenaga Kerja

Hasil estimasi menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin

meningkat jumlah tenaga kerja, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan

semakin meningkat. Nilai koefisien regresi jumlah tenaga kerja sebesar 0,596

berarti bahwa setiap peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 1 persen, maka

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 80: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,596 persen,

ceteris paribus. Jumlah tenaga kerja bersifat inelastis terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Berdasarkan nilai koefisien regresi tersebut diketahui bahwa pengaruh tenaga

kerja lebih dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan

kredit dan pengeluaran pemerintah. Hal ini terutama disebabkan karena tenaga

kerja berhubungan dengan tiga komponen yang turut mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi, yaitu pajak, konsumsi dan tabungan. Selain itu, tenaga

kerja mempunyai andil yang cukup besar dalam menggerakkan sektor riil,

karena pada umumnya aktivitas usaha di Indonesia masih usaha yang bersifat

pada karya.

Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 2,056 yang lebih

besar dibandingkan t-tabel (α 10 % = 1,743). Hal ini berarti bahwa variabel

jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

4.6.2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam model

estimasi dilakukan dengan melihat R2 yang dihasilkan dari estimasi model.

Kriteria keputusan sebagai berikut :

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 81: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

2. Jika nilai R2y.x < R2

x.x, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah

multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak.

3. Jika nilai R2y.x > R2

x.x, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah

multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan ditolak.

Hasil dari uji koefisien regresi secara parsial disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Nilai R2

LogPE = f(LogKR, LogEX, LogPP, LogTK) (Model 1) 0,9846

LogKR = f (LogEX, LogPP, LogTK) (Model 2) 0,9284

LogEX = f (LogKR, LogPP, LogTK) (Model 3) 0,9197

LogPP = f (LogEX, LogKR, LogTK) (Model 4) 0,8240

LogTK = f(LogPP, LogEX, LogKR) (Model 5) 0,9371

Sumber : Data diolah (Lampiran 4).

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2)

regresi parsial Model 1 lebih besar dari nilai koefisien determinasi regresi Model

2 s/d Model 2. Karena nilai koefisien regresi uji parsial tidak ada yang lebih besar

dari nilai koefisien regresi model 1, maka dapat disimpulkan bahwa pada model

tersebut tidak ditemukan masalah multikolinieritas.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 82: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

b. Autokorelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model penelitian ini

dilakukan dengan uji Lagrange Multiplier Test (LM test). Berikut ini hasil dari uji

Lagrange Multiplier Test (LM test) sebagaimana ditampilkan pada tabel.

Tabel 4.8. Hasil Uji Autokorelasi dengan LM Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.381710 Probability 0.688746 Obs*R-squared 1.047439 Probability 0.592313

Sumber: Lampiran 3.

Hasil uji LM test di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai X2hitung (Obs*R-

squared) = 1,0474 dengan probability 0,5923 yang berarti tidak signifikan.

Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada

autokorelasi tidak dapat ditolak. Artinya dalam model yang diestimasi tersebut

tidak mengandung korelasi serial (autokorelasi) antar faktor pengganggu (error

term).

4.7. Pembahasan

4.7.1. Jumlah Kredit

Dari hasil estimasi diketahui bahwa jumlah kredit berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penyaluran kredit bertujuan

untuk membiayai sektor riil dan juga membiayai pembangunan. Dengan demikian,

ketersediaan dana untuk sektor riil akan meningkatkan kegiatan ekonomi sektor riil

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 83: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Demikian juga dengan

ketersediaan dana untuk pembangunan akan semakin meningkatkan aktivitas

ekonomi masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, bahwa peningkatan penyaluran kredit oleh perbankan berhubungan

secara langsung dengan aktivitas perekonomian, sehingga penyaluran kredit

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Hakim, Kusmiarso, et.al.

(2000) bahwa pertumbuhan kredit perbankan yang rendah kepada dunia usaha

merupakan salah satu persoalan yang turut berperan dalam lambatnya proses

pemulihan perekonomian nasional. Hasil ini juga sesuai dengan Retnadi (2007),

yang mengatakan bahwa penyaluran kredit bank mempunyai porsi yang cukup besar

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jika dilihat kaitan antara kontribusi per

sektor ekonomi terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan porsi kerdit yang

disalurkan menurut sektor ekonomi, tampak tidak terdapat sinkronisasi Karena arah

penyaluran kredit bank kurang sejalan dengan sektor yang dominan dalam

pembentukan PDB, maka cukup beralasan apabila pertumbuhan ekonomi kita tidak

dapat mencapai angka yang ditargetkan.

Berdasarkan data BI (2008), kontribusi kredit konsumer terhadap komposisi

kredit cenderung semakin membesar dibandingkan kredit lainnya. Hal ini sejalan

dengan komposisi PDB Indonesia yang masih didominasi dan didorong oleh

pertumbuhan konsumsi. Kredit konsumer tidak hanya ekspansif namun juga

cenderung kualitasnya membaik, ditunjukkan oleh kolektibiliti yang relatif rendah.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 84: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Pertumbuhan kredit konsumer cukup baik serta dengan kolektibiliti yang relatif

terjaga. Kondisi yang cukup meyakinkan adalah pada 2005 dimana NPL total kredit

perbankan meningkat secara signifikan (juga dampak dari kebijakan PBI No.

7/2/2005 tentang penyeragaman kolektibiliti), sedangkan NPL kredit konsumer relatif

stabil bahkan jauh dibawah NPL jenis kredit lainnya. Artinya, kredit konsumer relatif

tidak terlalu sensitif dengan peningkatan inflasi dan BI rate pada 2005.

Menurut Retnadi (2007), ada tiga fakor eksternal bank yang diperkirakan akan

mempengaruhi pola penyaluran kredit bank di semester II tahun 2006. Ketiga

variabel tersebut adalah kondisi suku bunga (BI rate) yang masih relatif tinggi yang

saat ini masih sebesar 12,75%, uphoria pemberantasan KKN di bank BUMN, dan

adanya imbauan pemerintah kepada perbankan untuk membiayai proyek

infrastruktur, perkebunan, dan energi. Walaupun dua variabel terakhir lebih banyak

ditujukan untuk bank BUMN, namun mengingat porsi penyaluran kredit bank BUMN

yang masih sekitar 40% dari seluruh kredit perbankan, maka kedua variabel tersebut

tampaknya tidak dapat diabaikan.

4.7.2. Volume Ekspor

Dari hasil estimasi diketahui bahwa volume ekspor berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berhubungan dengan

volume impor, dimana adanya volume ekspor juga akan dikurangi oleh volum impor.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Lihan, dan Yogi (2003) bahwa

peranan sektor ekspor di Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 85: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

PDRB di Indonesia. Hal itu sejalan dengan pendapat Jung dan Marshall (1985) yang

mengemukakan sebagian besar negara-negara berkembang tidak menunjukkan

dukungan empiris bahwa pertumbuhan ekspor akan mendorong pertumbuhan

ekonomi. Temuan ini, juga sejalan dengan pendapat Arief (1993) yang menyatakan

jika sektor ekspor ini masih tergantung pada input impor maka pengaruhnya terhadap

PDRB tidaklah nyata. Faktor yang berpengaruh nyata dalam penelitian ini adalah

ekspor dikurangi dengan impor tahun sebelumnya. Hasil peneltian yang menonjol

menunjukkan bahwa pengganda dampak yang ditimbulkan oleh ekspor sektor minyak

umi terhadap produk nasional bruto selama periode yang diselidiki adalah 1,2876,

yang jauh lebih kecil kalau dibandingkan dengan yang ditimbulkan oleh ekspor

sektor non minyak bumi yang besarnya 3,0930. Sebab utama dari hal ini ialah bahwa

ekspor sektor non minyak bumi mempunyai efek yang lebih tingg terhadap konsumsi,

investasi dan pajak.

Selanjutnya penelitian sejenis untuk runtun waktu yang berbeda, yaitu untuk

periode tahun 1970-1996 dilakukan oleh Adirinekso (2000), menunjukkan bahwa

ekspor migas selama periode penelitian memberikan pengaruh yang cukup besar bagi

produk nasional bruto dibandingkan dengan ekspor nonmigas.

Menurut Hastiadi (2009), kontribusi ekspor netto dalam pembentukan PDB

mengalami kenaikan pada tahun 2006 menjadi 5,40 persen. Namun, pada tahun 2007

kontribusi ekspor netto turun menjadi hanya 4,10 persen. Dan sejak tahun 2007

hingga triwulan ketiga 2008 kontribusi ekspor netto sebagai penopang PDB terus

mengalami penurunan. Pada triwulan ketiga 2008, kontribusi ekspor netto, bahkan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 86: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

tercatat berkontraksi atau tumbuh negatif sebesar 0,10 persen. Memburuknya ekspor

netto tersebut merupakan gambaran bahwa telah terjadi perlambatan kinerja di sektor

riil.

4.7.3. Pengeluaran Pemerintah

Dari hasil estimasi diketahui bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah

bertujuan agar pelaksanaan pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah dan

pembangunan dapat berlangsung sebagaimana direncanakan. Pengeluaran pemerintah

untuk pembangunan bertujuan agar roda perekonomian dapat berkembangan dengan

semakin meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh

pemerintah. Adanya pembangunan sarana dan prasarana oleh pemerintah secara

langsung dapat mempengaruhi perekonomian suatu daerah dan memberikan efek

pengganda

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Putri (2005), bahwa

pengeluaran pemerintah, investasi pemerintah, dan investasi swasta memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan, baik secara parsial maupun simultan terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengeluaran pemerintah merupakan variabel yang

memiliki pengaruh yang paling besar diantara variabel lainnya terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah di Indonesia selama periode penelitian.

Menurut Suprapto dan Ahniar (2008), bahwa pengeluaran pemerintah menjadi

pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga tahun ini dibandingkan

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 87: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

dengan triwulan yang sama tahun lalu. Selain pengeluaran pemerintah, sumber

pertumbuhan juga ditopang oleh pertumbuhan ekspor sebesar 14,3 persen, investasi

12 persen dan konsumsi rumah tangga.

Menurut Wijaya (2000) bahwa pengeluaran pemerintah mempunyai efek

pengganda (multiplier effect) dan merangsang kenaikan pendapatan nasional yang

lebih besar daripada pembayaran dalam jumlah yang sama. Pengeluaran pemerintah

akan menaikkan pendapatan serta produksi secara berganda sepanjang perekonomian

belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh (full employment) karena ia

menaikkan permintaan agregatif didasarkan pada anggapan bahwa pengeluaran

pemerintah tidaklah pada proyek-proyek yang menghalangi atau menggantikan

investasi sektor swasta. Karena pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah

sebenarnya bertujuan untuk membangun sarana dan prasarana yang bermanfaat dan

memudahkan bagi investor dalam melakukan investasi.

Oleh karena itu investasi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah

berbeda dengan investasi yang dilakukan oleh sektor swasta. Pembangunan yang

dilakukan oleh pemerintah tidak secara langsung berpengaruh terhadap peningkatan

perekonomian masyarakat melalui pendapatan dan kesempatan kerja, tetapi

memberikan sarana dan prasarana bagi kelancaran investasi oleh pihak swasta.

Investasi pihak swasta inilah yang secara langsung berdampak terhadap

perekonomian masyarakat karena akan memberikan lapangan kerja dan pendapatan

yang cukup lama kepada masyarakat.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 88: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

4.7.4. Jumlah Tenaga Kerja

Hasil estimasi menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil temuan Zuhri (1999) di Jawa Tengah, bahwa tenaga kerja berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada jangka panjang. Pengaruh

signifikan dari tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan

posisi tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi yang menggerakkan

perekonomian di daerah. Selain sebagai faktor produksi, tenaga kerja produktif juga

merupakan sumber penerimaan daerah dan sektor pajak dan merupakan konsumen.

Hasil analisis yang dilakukan oleh Tambunan menunjukkan bahwa elastisitas

kesempatan kerja tidak pernah lebih dari 0,50, ini berarti penambahan PDB hanya

mampu menambah kesempatan kerja 0,50 unit. Menurut Makmun dan Yasin (2003),

pertumbuhan ekonomi yang negatif selama tahun 1998 dan 1999, sangat

mempengaruhi penciptaan lapangan kerja. Dampak krisis moneter sangat

mempengaruhi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang mempunyai elastisitas

kesempatan kerja yang tinggi, yaitu sektor konstruksi, jasa dan transportasi/

komunikasi. Krisis moneter yang hampir terjadi di semua negara berakibat

permintaan akan barang dan jasa mengalami penurunan yang sangat tajam. Turunnya

permintaan berdampak aktivitas perusahaan mengalami stagnasi atau penurunan atau

bahkan menghentikan produksinya. Bersamaan dengan itu penawaran tenaga kerja

mengalami peningkatan, yaitu baik yang disebabkan karena penambahan penduduk

maupun dari tenaga kerja yang terpaksa menganggur, karena turunya aktivitas

produksi.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 89: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab

terdahulu maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kredit perbankan berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia, dengan demikian jika penyaluran kredit oleh perbankan

semakin meningkat, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin

meningkat.

2. Nilai ekspor berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

3. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan

semakin meningkat dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah.

4. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

akan semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja.

5.2. Saran

1. Jumlah tenaga kerja memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia, oleh karena itu disarankan agar pemerintah

Indonesia untuk dapat memanfaatkan dan meningkatkan potensi tenaga kerja

72 Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 90: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Indonesia yang tersedia untuk lebih efektif dan efisien sehingga lebih

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

2. Dianggap perlu untuk mengkaji kembali penelitian ini (atas masalah yang sama)

dengan menggunakan metode pendekatan, serta konsep peninjauan yang berbeda

seperti konsumsi pemerintah dan investasi agar dapat dilakukan studi komparasi

dan mendukung temuan-temuan baru.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 91: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Burhanuddin, 2003. Strategi Kebijakan Moneter bagi Perkembangan

Ekonomi Yang Berkelanjutan, Jakarta: BANK INDONESIA. Adirinekso, G. Dampak Ekspor Sektor Migas dan Nonmigas Terhadap Produk

Nasional Bruto dan Komponennya [Kasus Indonesia Tahun 1970-1996]. Paper Ekonometrika I, Program Pascasarjana FEUI, Depok, 2000.

Arief, Sritua, 1993. Pemikiran Pembangunan dan Kebijaksanaan Ekonomi. Lembaga

Riset Pembangunan, Jakarta Aschauer, D. A, 2000. Public Capital and Economic Growth: Issues of Quantity,

Finance, and Efficiency. Economic Development and Cultural Change 48 (2): 391-406.

Bank Indonesia, 2003. Bank Sentral Republik Indonesia : Tinjauan Kelembagaan,

Kebijakan, dan Organisasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.

Bank Indonesia, 2005. Financial Statistics : Statistik Ekonomi & Keuangan

Indonesia, [email protected]. Bank Indonesia, 2008. Modal Kerja Investasi Konsumsi Total. Economic Review No.

212, Juni. Boediono, 1999, Ekonomi Moneter, Edisi 3, Yogyakarta: BPFE. Brata, A. G., dan Z. Arifin, 2003. Alokasi Investasi Sektor Publik dan Pengaruhnya

Terhadap Konvergensi Ekonomi Regional di Indonesia. Media Ekonomi 13 (20): 59-71.

Dessus, S., dan R. Herrera, 2000. Public Capital and Growth Revisited: A Panel Data

Assessment. Economic Development and Cultural Change 48 (2): 407-418. Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia, Cetakan Kelima, Jakarta: Erlangga. Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

74

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 92: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Gupta, S., B. Clements, E. Baldacci, dan C. Mulas-Granados, 2002. Expenditure Composition, Fiscal Adjustment, and Growth. IMF Working Paper 02/77.

Hamoraon, Haroni Doli, 2005. Analisis Kausalitas Konsumsi dan Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia, Tesis, Medan: Sekolah Pascasarjana USU. Hastiadi, Fithra Faisal, 2009. Memperkuat Basis Pertumbuhan Ekonomi, The

Indonesia Economic Intelligence, Jakarta. Idris, Nor Aini Haji & Ab. Razak Dan, 2004. Teori Perkembangan & Pembangunan

Ekonomi. Bangi: Penerbit UKM, ISBN 967-942-516-9. Jhingan M.L, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerjemah : D.

Guritno, Edisi Pertama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jung dan Marshall. 1985. The Process of Industrial Development and Alternative

Development Strategies. Princeton University Press, Princeton, N.J. Kuncoro, M., 1995. Desentralisasi Fiskal di Indonesia: Dilema Otonomi dan

Ketergantungan. Prisma 4: 3-17. Lall, Somik V., dan Serdar Yilmaz, 2000. Regional Economic Convergence: Do

Policy Instruments Make a Difference. The Institute of Public Policy, George Mason University.

Lee, Jennifer, March 2005. .Financial Intermediation and Economic Growth

Evidence from Canada. Eastern Economic Association, New York, http://www.fordham.edu/images/Undergraduate/economics/Finance+and+Growth.pdf >

Lihan, Irham Dan Yogi, 2003. Analisis Perkembangan Ekspor dan Pengaruhnya

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jurnal Ekonomi & Bisnis No. 1, Jilid 8.

Makmun dan Akhmad Yasin, 2003. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap

PDB Sektor Pertanian. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7, No. 3 September.

Mangkoesoebroto, Guritno, 1998. Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta: STIE YKPN. Mankiw, N. Gregory, 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 93: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Purbadharmaja, Ida Bagus Putu, 2006. Implikasi Variabel Pengeluaran Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Bali, Buletin Studi Ekonomi Volume 11 Nomor 1 Tahun 2006.

Putri, Ratih Dwimbantari, 2005. Pengaruh Pengeluran Pemerintah Daerah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia Periode 1996 – 2003. Tesis, Universitas Air Langga, Surabaya.

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2008. Teori Ekonomi Makro Suatu

Pengantar, edisi keempat, lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rappaport, J., 1999. Local Growth Empirics. CID Working Paper No. 23, Juli 1999. Reksoprayitno, Soediyono, 2000. Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan

Nasional), Edisi Kelima. Cetakan Kedua, Yogyakarta: Liberty. Retnadi, Djoko, 2007. Perilaku Penyaluran Kredit Bank. The Indonesia Economic

Intelligence. www.iei.or.id. Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D, 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Edisi

Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Media Global Edukasi. Sukirno, Sadono, 2003. Pengantar Teori Makroekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada Suparmoko, M, 1991. Pengantar Ekonomika Makro, Yogyakarta: BPFE. Suprapto, Hadi dan Nur Farida Ahniar, 2008. Konsumsi Pemerintah Tumbuh

Tertinggi. PT. Visi Media Asia - News & Community Portal. Tambunan, Tulus, 2001a. Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris.

Jakarta: Ghalia Indonesia. ________, 2001b. Transformasi Ekonomi di Indonesia: Teori dan Penemuan

Empiris. Jakarta: Salemba Empat. Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith, 2004, Pembangunan Ekonomi Di Dunia

Ketiga, Edisi Kedelapan, Jakarta: Erlangga. Tohar, M, 2000. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Yogyakarta: Kanisius.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 94: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Zuhri, Abidin Achmad, 1999. Pengaruh Investasi PMA dan PMDN Serta Kesempatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 95: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Lampiran 1. Data Penelitian

Tahun PDB ADHK 2000

(Milyar Rp.)

Total Kredit (Milyar Rp.)

Ekspor ADHK 2000 (Milyar Rp.)

Pengeluaran Pemerintah

ADHK (Milyar Rp.)

TK (orang)

1985 701.259,8 21.454 197.545,20 65.806,4 62.458.000

1986 742.461,6 25.945 227.596,50 67.636,9 68.750.000

1987 779.032,2 31.869 260.879,20 67.522,7 70.811.000

1988 824.064,1 42.256 263.622,30 72.635,7 72.922.000

1989 885.519,4 58.975 291.161,50 80.254,8 73.400.000

1990 949.641,1 85.863 292.474,80 82.831,1 75.900.000

1991 1.018.062,6 112.825 364.182,90 88.652,6 76.423.000

1992 1.061.248,0 122.918 402.035,80 93.822,0 78.518.000

1993 1.151.490,2 150.271 428.605,20 93.900,3 79.200.000

1994 1.238.312,3 188.880 475.428,60 96.064,7 82.039.000

1995 1.340.101,6 234.611 512.137,20 97.352,2 80.110.000

1996 1.444.873,3 292.921 550.854,90 99.973,9 85.702.000

1997 1.512.780,9 378.134 593.821,40 100.035,1 86.951.000

1998 1.314.202,0 487.426 660.229,50 84.658,1 87.672.000

1999 1.324.599,0 225.133 450.243,60 85.246,4 88.817.000

2000 1.389.770,2 269.000 569.490,30 90.779,7 89.839.000

2001 1.442.984,6 307.594 573.163,40 97.645,0 91.407.000

2002 1.504.380,6 365.410 566.188,40 110.333,6 91.648.000

2003 1.577.171,3 437.942 599.516,40 121.404,1 90.784.000

2004 1.656.516,8 553.548 680.620,90 126.248,6 93.722.036

2005 1.750.815,2 689.669 791.995,90 134.625,6 93.958.387

2006 1.847.292,9 787.136 864.503,50 147.563,7 95.456.935

2007 1.963.974,3 995.111 938.397,71 155.354,3 99.930.217

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 96: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Lampiran 2. Input Data Analisis

============================================================== obs PE K EX PP CS TK ============================================================== 1985 5.845879 4.331508 5.295666 4.818268 5.589038 7.795588 1986 5.870674 4.414054 5.357166 4.830184 5.598441 7.837273 1987 5.891555 4.503368 5.416439 4.829450 5.612563 7.850101 1988 5.915961 4.625888 5.420982 4.861150 5.629089 7.862859 1989 5.947198 4.770668 5.464134 4.904471 5.646751 7.865696 1990 5.977560 4.933806 5.466088 4.918193 5.687653 7.880242 1991 6.007774 5.052405 5.561320 4.947691 5.718259 7.883224 1992 6.025817 5.089615 5.604265 4.972305 5.730481 7.894969 1993 6.061260 5.176875 5.632057 4.972667 5.755085 7.898725 1994 6.092830 5.276186 5.677085 4.982564 5.809569 7.914020 1995 6.127138 5.370348 5.709386 4.988346 5.861047 7.903687 1996 6.159830 5.466751 5.741037 4.999887 5.901337 7.932991 1997 6.179776 5.577646 5.773656 5.000152 5.934038 7.939275 1998 6.118662 5.687909 5.819695 4.927669 5.906388 7.942861 1999 6.122084 5.352439 5.653448 4.930676 5.926057 7.948496 2000 6.142943 5.429752 5.755486 4.957989 5.932879 7.953465 2001 6.159262 5.487978 5.758278 4.989650 5.947796 7.960979 2002 6.177358 5.562780 5.752961 5.042708 5.964142 7.962123 2003 6.197879 5.641417 5.777801 5.084233 5.980727 7.958009 2004 6.219196 5.743155 5.832905 5.101227 6.001781 7.971842 2005 6.243240 5.838641 5.898723 5.129128 6.018619 7.972936 2006 6.266536 5.896050 5.936767 5.168980 6.032187 7.979807 2007 6.293136 5.997872 5.972387 5.191323 6.053353 7.999697 ============================================================== Keterangan:

PE = log. PDB

K = log. kredit perbankan

EX = log. nilai eskpor

PP = log. pengeluaran pemerintah

TK = log. tenaga kerja

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 97: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Lampiran 3. Analisis OLS LogPE = b0 + b1 LogKr + b2 Log Ex + b3 Log PP + b4 Log TK + ε Dependent Variable: PE Method: Least Squares Date: 05/26/09 Time: 09:17 Sample: 1985 2007 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Kr 0.126398 0.063019 2.005715 0.0602 EX 0.093087 0.151364 0.614986 0.5463 PP 0.218785 0.088314 2.477364 0.0234 TK 0.596254 0.290039 2.055770 0.0546 C -0.915269 2.174679 -0.420875 0.6788

R-squared 0.984647 Mean dependent var 6.088850 Adjusted R-squared 0.981235 S.D. dependent var 0.131032 S.E. of regression 0.017950 Akaike info criterion -5.012841 Sum squared resid 0.005799 Schwarz criterion -4.765994 Log likelihood 62.64767 F-statistic 288.5958 Durbin-Watson stat 1.584911 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 4. Uji Asumsi Klasik 1. Multikolinieritas

Dependent Variable: K Method: Least Squares Date: 06/23/09 Time: 09:19 Sample: 1985 2007 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EX 1.978143 0.312546 6.329134 0.0000 PP 0.144398 0.319788 0.451542 0.6567 TK 1.847765 0.967034 1.910755 0.0712 C -21.28330 6.231692 -3.415332 0.0029

R-squared 0.928420 Mean dependent var 5.270744 Adjusted R-squared 0.928178 S.D. dependent var 0.484181 S.E. of regression 0.065344 Akaike info criterion -2.461530 Sum squared resid 0.081127 Schwarz criterion -2.264053 Log likelihood 32.30759 F-statistic 396.2962 Durbin-Watson stat 1.131438 Prob(F-statistic) 0.000000

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 98: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Dependent Variable: EX Method: Least Squares Date: 06/23/09 Time: 09:21 Sample: 1985 2007 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. K 0.342888 0.054176 6.329134 0.0000

PP 0.115854 0.131188 0.883118 0.3882 TK 0.190252 0.437426 0.434934 0.6685 C 1.773606 3.270845 0.542247 0.5940

R-squared 0.919768 Mean dependent var 5.664249 Adjusted R-squared 0.917913 S.D. dependent var 0.188318 S.E. of regression 0.027205 Akaike info criterion -4.214038 Sum squared resid 0.014062 Schwarz criterion -4.016561 Log likelihood 52.46144 F-statistic 345.0471 Durbin-Watson stat 1.523953 Prob(F-statistic) 0.000000

Dependent Variable: PP Method: Least Squares Date: 06/23/09 Time: 09:21 Sample: 1985 2007 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EX 0.340331 0.385375 0.883118 0.3882 K 0.073527 0.162835 0.451542 0.6567

TK -0.112185 0.753005 -0.148983 0.8831 C 3.553380 5.590113 0.635654 0.5326

R-squared 0.824065 Mean dependent var 4.980387 Adjusted R-squared 0.796285 S.D. dependent var 0.103309 S.E. of regression 0.046628 Akaike info criterion -3.136450 Sum squared resid 0.041310 Schwarz criterion -2.938972 Log likelihood 40.06917 F-statistic 29.66474 Durbin-Watson stat 0.576364 Prob(F-statistic) 0.000000

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 99: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Dependent Variable: TK Method: Least Squares Date: 06/23/09 Time: 09:22 Sample: 1985 2007 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PP -0.010401 0.069814 -0.148983 0.8831 EX 0.051816 0.119135 0.434934 0.6685 K 0.087232 0.045653 1.910755 0.0712 C 7.216303 0.466972 15.45340 0.0000

R-squared 0.937146 Mean dependent var 7.917777 Adjusted R-squared 0.927221 S.D. dependent var 0.052628 S.E. of regression 0.014198 Akaike info criterion -5.514690 Sum squared resid 0.003830 Schwarz criterion -5.317213 Log likelihood 67.41894 F-statistic 94.42885 Durbin-Watson stat 1.192152 Prob(F-statistic) 0.000000

2. Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.381710 Probability 0.688746 Obs*R-squared 1.047439 Probability 0.592313

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 06/23/09 Time: 09:22 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. K 0.003596 0.067915 0.052955 0.9584

EX -0.048063 0.173911 -0.276366 0.7858 PP 0.041099 0.103582 0.396782 0.6968 TK 0.052254 0.308992 0.169110 0.8678 C -0.365309 2.292717 -0.159334 0.8754

RESID(-1) 0.228039 0.292848 0.778692 0.4475 RESID(-2) 0.083942 0.270998 0.309751 0.7607

R-squared 0.045541 Mean dependent var 2.17E-15 Adjusted R-squared -0.312381 S.D. dependent var 0.016236 S.E. of regression 0.018600 Akaike info criterion -4.885538 Sum squared resid 0.005535 Schwarz criterion -4.539953 Log likelihood 63.18369 F-statistic 0.127237 Durbin-Watson stat 1.790250 Prob(F-statistic) 0.991098

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

Page 100: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ...

Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009