FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …lib.unnes.ac.id/11679/1/12295.pdf · Pendidikan Masyarakat di...
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …lib.unnes.ac.id/11679/1/12295.pdf · Pendidikan Masyarakat di...
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT DI DESA
DIENG WETAN KECAMATAN KEJAJAR
KABUPATEN WONOSOBO
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Ainuddin Mukhlis
NIM. 3201407020
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I
Drs. Hariyanto, M.Si. NIP. 19620315 198901 1 001
Pembimbing II
Drs. Suroso, M.Si. NIP. 19600402 198601 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP. 19620904 198901 1 001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada
Hari : Kamis
Tanggal : 22 September 2011
Penguji Utama
Drs. Tukidi NIP. 19540310 198303 1 002
Pembimbing I
Drs. Hariyanto, M.Si. NIP. 19620315 198901 1 001
Pembimbing II
Drs. Suroso, M.Si. NIP. 19600402 198601 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Subagyo, M.Pd. NIP. 19510808 198003 1 003
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang ditulis di dalam skripsi ini benar-benar skripsi saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, September 2011
Ainuddin Mukhlis NIM. 3201407020
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Bikin hidup kita lebih hidup (Ainuddin Mukhlis) Perjalanan hidup takkan berhenti meski daratan telah habis
ku jejaki, lautan telah usai ku arungi dan langit yang luas telah aku jelajahi (Ainuddin Mukhlis)
Cintailah alam, maka alam pun akan mencintai kita (Ainuddin Mukhlis)
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini ku persembahkan untuk
Bapak dan Ibu serta kakak-kakakku tersayang, Terima kasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi dan semua hal yang mungkin takkan terhitung dan
terbalas oleh apapun.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul : Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat di Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo ini
dengan baik.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis
ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi atas segala bimbingan
dan arahan selama menjadi mahasiswa Geografi
2. Drs. Hariyanto, M.Si, Pembimbing I dan Drs. Suroso, M.Si, Pembimbing II
atas segala arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Para Dosen dan karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan
selama menempuh studi serta abntuan dan motivasinya.
4. Kepala Desa dan seluruh keluarga besar Desa Dieng Wetan Kecamatan
Kejajar Kabupaten Wonosobo yang telah membantu dalam penelitian di ini.
5. Keluarga besar Jurusan Geografi, Pend. Geografi 2007 Terima kasih untuk
semua yang sangat indah,
6. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal
kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.
vii
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, September 2011
Penulis
vii
viii
ABSTRAK
Ainuddin Mukhlis. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Jurusan Geografi. FIS. UNNES. Pembimbing I. Drs. Hariyanto, M.Si. Pembimbing II. Drs. Suroso, M.Si Kata kunci: Faktor-faktor Rendahnya Tingkat Pendidikan
Sebagian besar masyarakat di Desa Dieng Wetan memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Data BPS menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Dieng masih berpendidikan rendah, sekitar 1357 jiwa atau 62,53% masyarakat Dieng tingkat pendidikannya SD, tibak/belum tamat SD, dan tidak pernah sekolah, hanya terdapat 22 jiwa atau 1,01% saja dari jumlah penduduk Desa Dieng Wetan yang melanjutkan sampai jenjang Akademi dan Perguruan Tinggi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor apakah yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Desa Dieng Wetan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apakah yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat usia sekolah yaitu 841 jiwa, dengan jumlah sampel 84 jiwa. Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat yang meliputi motivasi individu, kondisi sosial, kondisi ekonomi keluarga, motivasi orang tua, budaya dan aksesibilitas. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis frekuensi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa motivasi individu dalam pendidikan memiliki skor rata-rata 11,68 (rendah); faktor kondisi sosial 16,05 (sedang); faktor ekonomi keluarga 26,38 artinya kondisi ekonomi keluarga tinggi; motivasi orang tua dalam mendukung pendidikan anak sangat rendah dengan skor rata-rata 10,39; budaya pendidikan dalam masyarakat memiliki skor rata-rata 14,02 atau rendah; dan faktor aksesibilitas tergolong tinggi dengan skor rata-rata 20,84.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Desa Dieng Wetan antara lain faktor motivasi individu, faktor motivasi orang tua, dan faktor budaya. Faktor sosial tidak begitu berpengaruh terhadap rendahnya tingkat pendidikan masyarakat . Sedangkan faktor kondisi ekonomi keluarga dan faktor aksesibilitas tidak mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN........................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ v
KATA PENGANTAR ......................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
E. Penegasan Istilah .................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pendidikan ............................................................ 8
B. Tingkat Pendidikan ................................................................ 9
C. Keluarga Sejahtera ................................................................. 11
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan .......... 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ................................................................... 25
B. Populasi ................................................................................. 25
C. Sampel dan teknik pengambilan sampel ................................ 25
D. Variabel Penelitian ................................................................. 27
E. Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 28
x
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 29
G. Metode Pengolahan Data ....................................................... 30
H. Metode Analisis Data ............................................................. 35
I. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian....................................... 38
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 42
C. Pembahasan ........................................................................... 49
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................ 57
B. Saran ...................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 59
LAMPIRAN ....................................................................................... 61
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng Wetan Tahun 2009 ................ 3
2. Penduduk Menurur Tingkat Pendidikan (10 tahun keatas) di Desa
Dieng Wetan Tahun 2009 ...................................................................... 4
3. APK dan APM Kabupaten Wonosobo dan Kecamatan Kejajar .............. 5
4. Klasifikasi pendapatan orang tua ............................................................ 18
5. Populasi dan Sampel ............................................................................. 29
6. Kriteria Motivasi Individu ..................................................................... 35
7. Kriteria Kondisi Sosial .......................................................................... 35
8. Kriteria Kondisi Ekonomi Keluarga ...................................................... 36
9. Kriteria Motivasi Orang Tua ................................................................. 36
10. Kriteria Budaya ..................................................................................... 37
11. Kriteria Aksesibilitas ............................................................................. 37
12. Penggunaan Lahan Desa Dieng Wetan .................................................. 42
13. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng Wetan .................................... 43
14. Frekuensi Tentang Faktor Motivasi Individu terhadap Pendidikan ......... 44
15. Frekuensi Tentang Faktor Kondisi Sosial terhadap Pendidikan .............. 45
16. Frekuensi Tentang Faktor Kondisi Ekonomi Keluarga terhadap Pendidikan46
17. Frekuensi Tentang Faktor Motivasi Orang Tua terhadap Pendidikan ..... 47
18. Frekuensi Tentang Faktor Budaya terhadap Pendidikan ........................ 49
19. Frekuensi Tentang Faktor Aksesibilitas terhadap Pendidikan ................ 50
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori Pebelitian ................................................................ 26
2. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 39
3. Peta Administrasi Desa Dieng Wetan ................................................ 41
4. Kondisi lahan di Desa Dieng Wetan ................................................. 42
5. Diagram Mata Pencaharian Masyarakat Dieng Wetan ....................... 43
6. Seorang anak SD yang membantu orang tuanya bekerja di ladang. .... 52
7. Kegiatan sehari-hari masyarakat Dieng yang menggambarkankondisi sosial
dan kegiatan ekonomi masyarakat ..................................................... 53
8. Kondisi jalan di Dieng (kanan) dan Mikrobus yang merupakan salah satu alat
transportasi yang ada di Dieng (kiri).................................................. 57
9. Kegiatan penelitian kepada orang tua dan anaknya ............................ 84
10. Penelitian yang dilakukan di dapur seorang responden ...................... 84
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen ................................................................... 62
Lampiran 2. Instrumen penelitian ................................................................. 64
Lampiran 3. Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ........................................... 72
Lampiran 4. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ...................................... 74
Lampiran 5. Daftar Responden ...................................................................... 76
Lampiran 6. Tabulasi Hasil Penelitian .......................................................... 79
Lampiran 7. Uji Normalitas........................................................................... 82
Lampiran 9. Foto-foto Penelitian ................................................................... 86
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian ................................................................ 87
Lampiran 11. Surat keterangan ..................................................................... 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang dilakukan oleh seseorang tidaklah terbatas oleh tempat
dan waktu. Kegiatan pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Seperti tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan
dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Pada pasal 3 juga
disampaikan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi
kehidupan masa yang akan datang karena dengan pendidikan yang lebih baik
dapat diharapkan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga mampu dalam
mengembangkan taraf hidupnya.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
2
yang setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan sektor yang sangat penting dan
harus diutamakan demi tercapainaya tujuan nasional yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang tentunya akan diikuti oleh peningkatan sumberdaya
manusia yang berkualitas menuju pembangunan nasional yang berkelanjutan.
(Hasbullah, 2009:4)
Kelangsungan pendidikan seseorang tidaklah lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi di sekitarnya. Salah satunya adalah di lingkungan keluarga,
keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak mendapatkan
pendidikan. Disebut sebagai lingkungan pendidikan pertama karena sebelum
manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama, karena proses pendidikan terjadi sejak
manusia lahir bahkan sejak masih dalam kandungan yang dapat mempengaruhi
karakter anak. Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah penting untuk
mendukung kelangsungan pendidikan anak baik dorongan moral maupun material
sangatlah penting bagi seorang anak untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi-
tingginya. Kondisi sosial ekonomi keluarga dan dorongan keluarga terhadap
pendidikan akan berpengaruh pada pendidikan seseorang.
Desa Dieng Wetan merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan
Kejajar Kabupaten Wonosobo yang memiliki potensi besar dalam bidang
pertanian. Daerah ini terletak di salah satu bagian dari deretan pegunungan Dieng
yang membentang di sebelah utara Kabupaten Wonosobo.
3
Tabel 1. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng Wetan Tahun 2009 No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%) 1. Petani Sendiri 671 57,16 % 2. Buruh Tani 133 11,33 % 3. Industri 10 0,85 % 4. Bangunan 49 4,17 % 5. Perdagangan 66 5,62 % 6. Transportasi 32 2,73 % 7. PNS 24 2,04 % 8. Polisi 2 0,17 % 9. Pensiunan 13 1,11 %
10. Lainnya 174 14,82 % Jumlah 1174 100 %
Sumber : BPS, Kecamatan Kejajar Dalam Angka 2010
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Dieng sebagian besar bertumpu pada
sektor pertanian yang mereka tekuni yaitu sebesar 68,49% atau sekitar 804 orang.
Secara keseluruhan, jumlah penduduk di Desa Dieng adalah 2.170 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 658 KK. (BPS Kab. Wonosobo, 2009).
Hasil pertanian di daerah Dieng yang baik telah meningkatkan kesejahteraan
mereka. Jika dilihat dari tahapan Keluarga Sejahtera (KS), diketahui bahwa
banyaknya keluarga yang termasuk dalam tahapan keluarga sejahtera III (KS III)
dan Keluarga Sejahtera III+ (KS III+) adalah sebanyak 263 keluarga atau sekitar
39,97% dari jumlah keluarga yang ada. Sedangkan rata-rata tingkat tahapan
keluarga sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III+ Kecamatan Kejajar adalah
sebesar 28,63 %. Ini menunjukkan bahwa keluarga di Desa Dieng Wetan jauh
lebih sejahtera dibandingkan dengan rata-rata tingkat kesejahteraan desa-desa di
Kecamatan Kejajar. (BPS, Kejajar dalam angka tahun 2010). Namun dibalik
kesejahteraan masyarakat Dieng yang tinggi, ternyata kesadaran masyarakat akan
pendidikan masih sangat rendah. Bahkan anak-anak di Dieng lebih suka
4
membantu orang tuanya di sawah daripada harus bersekolah, Hal ini karena
mereka lebih ingin mengikuti jejak orang tua mereka sebagai petani.
Data BPS menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Dieng masih
berpendidikan rendah, sekitar 1357 jiwa atau 62,53% masyarakat Dieng tingkat
pendidikannya SD, tidak/belum tamat SD, dan tidak pernah sekolah, serta hanya
22 jiwa atau 1,01% saja dari jumlah penduduk Desa Dieng Wetan yang
melanjutkan sampai jenjang Akademi dan Perguruan Tinggi. Lebih jelasnya dapat
kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan (10 th keatas) di Desa Dieng Wetan tahun 2009
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1. SD 958 jiwa 44,15 % 2. SLTP 221 jiwa 10,18 % 3. SLTA 224 jiwa 10,32 % 4. AKD / PT 22 jiwa 1,01 % 5. Tidak / Belum Tamat SD 342 jiwa 15,76 % 6. Tidak Pernah Sekolah 57 jiwa 2,63 % Jumlah 1.844 jiwa
Sumber : BPS, Kecamatan Kejajar dalam angka 2010
Kecamatan Kejajar merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Wonosobo yang memiliki tingkat pendidikan yang tergolong rendah. Kondisi ini
dapat dilihat dari angka partisipasi murni (APM) pendidikan SD, SMP dan SMA
di Kecamatan kejajar yang masih lebih rendah dibandingkan rata-rata APM di
Kabupaten Wonosobo.
5
Tabel 3. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Wonosobo dan Kecamatan Kejajar
Tingkat Pendidikan
APM Kabupaten Wonosobo Kecamatan Kejajar
SD 97,57 95,45 SMP 64,49 42,60 SMA 29,76 3,19 Sumber : Kemendiknas Tahun 2009 (www.psp.kemdiknas.co.id)
Pekerjaan orang tua sebagai petani juga sangat menyita banyak waktu
untuk anak-anaknya. Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak
yang sangat luas dalam berbagai sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun
pada anggota keluarga termasuk anak-anaknya baik berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan primer yang berupa pangan, sandang dan papan maupun kebutuhan
sekunder termasuk didalamnya pendidikan. Kesibukan orang tua sebagai petani
tentunya akan banyak menghabiskan tenaga dan pikiran mereka di tempat mereka
bekerja, sehingga mereka kurang dapat meluangkan waktu mereka untuk
mengajari anak-anak mereka belajar, bahkan hanya sekedar bermain dan
bercengkrama. Kurangnya perhatian orang tua yang kurang pada pendidikan
anak-anaknya juga disebabkan oleh tingkat pendidikan orang tua sendiri yang
sangat rendah, sehingga mereka merasa kesulitan dan tidak bisa untuk mengajari
anak-anak mereka saat belajar. Terkadang orang tua justru mengajak berbicara
anak-anak mereka tentang pekerjaan mereka sebagai petani, hal ini menyebabkan
semakin tertanamnya budaya petani pada anak-anak mereka yang akan membawa
mereka tertarik untuk mengikuti jejak orang tuanya dibandingkan dengan
menggapai pendidikan setinggi mungkin.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya
6
Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosobo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu faktor apakah yang mempengaruhi rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat di Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosobo?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor apakah yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di
Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
D. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sebagai penambah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi masukan bagi
semua pihak yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai permasalahan
pendidikan di Desa Dieng Wetan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi orang tua, dapat menjadi peringatan agar memberikan perhatian dan
peranan yang lebih dalam mengarahkan dan mendukung baik secara
moral maupun material terhadap pendidikan anak-anaknya, dalam upaya
peningkatan sumberdaya manusia Indonesia.
b. Bagi Instansi pemerintahan, memberikan informasi mengenai masalah
pendidikan yang terdapat di Desa Dieng agar dapat dicarikan jalan
keluarnya, serta menjadi himbauan bagi instansi pemerintah yang
bersangkutan untuk lebih memperhatikan kondisi pendidikan di daerah
terpencil.
c. Bagi masyarakat, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan.
d. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah di dapatkan semasa kuliah.
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi
ruang lingkup permasalahan yang diteliti sehingga jelas batas-batasnya, untuk
menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran judul skripsi, maka dibutuhkan
penegasan istilah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor pendidikan
Faktor-faktor pendidikan dalam penelitian ini semua faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya animo masyarakat untuk menempuh pendidikan
8
mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan yang dimaksud antara lain
kondisi sosial keluarga, kondisi ekonomi keluarga, motivasi masyarakat untuk
bersekolah, motivasi orang tua, budaya, dan aksesibilitas.
2. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pengertian sesuai yang
tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003: pasal 13 yaitu jenjang
pendidikan formal yang ditempuh oleh seorang anak yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
3. Masyarakat
Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat usia
sekolah. Masyarakat usia sekolah adalah seluruh masyarakat yang berusia sekolah
baik usia SD, usia SMP, usia SMA maupun perguruan tinggi.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003:
pasal 1).
Menurut Langeveld, pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa
(atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup
sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa
(Hasbullah, 2009:2).
Daoed Joesoef menegaskan, bahwa pengertian pendidikan mengandung
dua aspek yakni sebagai proses dan sebagai hasil/produk. Proses yang dimaksud
adalah proses bantuan, pertolongan, bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
sedangkan yang dimaksud dengan hasil/produk adalah manusia dewasa, susila,
bertanggung jawab, dan mandiri (Munib, 2007:33).
8
10
Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan umumnya berarti
daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter),
pikiran (intelek), dan tubuh anak (Munib, 2007:32). Di dalam buku yang lain, Ki
Hajar Dewantara juga menyatakan bahwa pendidikan yaitu tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
stinggi-tingginya (Hasbullah, 2009:4).
Dari beberapa pengertian pendidikan yang ada, maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yaitu
berupa pengaruh, perlindungan, bantuan, bimbingan dan pelatihan yang diberikan
kepada anak untuk pengembangan potensi diri di dalam proses pendewasaannya.
B. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh
seseorang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003: pasal 13). Dalam UU RI
No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada bab VI menjelaskan bahwa jenjang
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi.
11
1. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar dijabarkan dalam pasal 17 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan dasar
yang menyelenggarkan program pendididkan 6 tahun terdiri atas Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibidaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan program pendidikan
3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan menengah adalah lanjutan
pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri atas Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah umum adalah
pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Pendidikan menengah kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
3. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20 Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan tinggi adalah jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
12
diploma, sarjana, magister spesialis, doktor yang disediakan oleh pergururan
tinggi. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidiakn tinggi disebut
perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institute atau universitas.
C. Keluarga Sejahtera
Menurut BKKBN (1999:16) dalam buku Pedoman Keluarga Sejahtera,
tingkat kesejahteraan keluarga dibagi dalam lima tahapan keluarga sejahtera,
antara lain :
1. Keluarga Prasejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan
pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I ( KS I ) yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi
seluruh kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti
kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga,
interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
3. Keluarga Sejahtera II ( KS II ) yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi deluruh
kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi seluruh
kebutuhan perkembangannya (developmental needs) seperti kebutuhan untuk
menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga Sejahtera III ( KS III ) yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan
13
kebutuhan pengembangannya. Namun belum dapat memberikan sumbangan
(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur
(waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material dan
keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan serta
secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan/ yayasan-
yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan sebagainya.
5. Keluarga Sejahtera III plus ( KS III+ ) yaitu keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis,
maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
1. Motivasi individu
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu
guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan
psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya
dengan cara tertentu (Djali, 2008:101).
Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan dalam belajar. besar kecilnya pengaruh tersebut
tergantung pada intensitasnya. Klausmeier menyatakan bahwa perbedaan
dalam intensitas motivasi berprestasi ditunjukkan dalam berbagai tingkatan
14
prestasi yang dicapai oleh berbagai individu. Semakin besar motivasi
seseorang untuk terus berprestasi, maka dia akan terus mencoba menggapai
pendidikan mereka ke jejang yang lebih tinggi (Djali, 2008:110).
Bentuk motivasi pendidikan yang terdapat pada individu dapat kita
lihat dari beberapa hal, antara lain :
a. Keinginan untuk menempuh pendidikan
Keinginan untuk menempuh pendidikan merupakan modal awal bagi
seseorang untuk terus menempuh pendidikan. Tidak adanya unsur terpaksa
pada anak untuk bersekolah menjadikan anak menikmati dan mengerti akan
pentingnya pendidikan yang dijalaninya. Manusia pada dasarnya memiliki
keinginan untuk memperoleh kompetensi dari lingkungannya, sehingga akan
mucul suatu suatu rasa percaya diri bahwa dia mampu untuk melakukan
sesuatu. Apabila seseorang mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap
apa yang dia pelajari maka dia akan percaya diri untuk menggapai
kompetensi yang ingin dia dapatkan (Rifa’i, 2010:168-169).
b. Cita-cita
Hal yang dapat menjadi motivasi dan tujuan seorang anak menjalani
jenjang pendidikan mereka adalah karena adanya cita-cita yang ingin mereka
raih. Cita-cita yang terdapat pada anak akan memberikan gambaran bagi
mereka jalan mana yang harus dia tempuh untuk dapat mewujudkannya, dan
salah satu jalannya adalah dengan menempuh pendidikan. Hal ini di tegaskan
oleh Achmad Rifa’i (2010:158) bahwa salah satu motif seseorang melakukan
kegiatan belajar adalah untuk mengarahkan pada prilaku tertentu, dan hal ini
15
merupakan suatu bentuk cita-cita. Motif anak yang dibawa ke dalam suatu
situasi belajar sangat berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan
apa yang mereka pelajari.
2. Kondisi Sosial
Kondisi sosial berarti keadaan yang berkenaan dengan
kemasyarakatan yang selalu mengalami perubahan-perubahan melalui proses
sosial. Proses sosial terjadi karena adanya interaksi sosial. Interaksi sosial
dapat membentuk suatu norma-norma sosial tertentu dalam kelompok
masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh Sherif, bahwa interaksi sosial
antaranggota suatu kelompok dapat menimbulkan suatu norma sosial dalam
masyarakat yang berlaku dalam masyarakat tersebut (Gerungan, 2009:110).
Kondisi sosial dalam penelitian ini adalah:
a. Kondisi lingkungan keluarga
Kondisi sosial keluarga akan diwarnai oleh bagaimana interaksi sosial
yang terjadi diantara anggota keluarga dan interaksi sosial dengan masyarakat
lingkungannya. Interaksi sosial di dalam keluarga biasanya didasarkan atas
rasa kasih sayang dan tanggung jawab yang diwujudkan dengan
memperhatikan orang lain, bekerja sama, saling membantu dan saling
memperdulikan termasuk terhadap masa depan anggota keluarga, salah
satunya dalam penyelenggaraan pendidikan anak. Interaksi sosial dalam
keluarga turut menentukan pula cara-cara tingkah laku seseorang dalam
pergaulan sosial di dalam masyarakat pada umumnya (Gerungan, 2009:195).
16
Menurut Slameto (2003:62), relasi antar anggota keluarga yang
terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak
dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut
mempengaruhi pendidikan anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan
itu penuh dengan kasih saying dan perhatian, ataukah sikap yang terlalu keras
dan acuh tak acuh dan sebaginya.
b. Kondisi lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi pola pemikiran dan
norma serta pedoman yang dianut oleh seseorang dalam suatu masyarakat,
karena di dalam masyarakat terjadi suatu proses sosialisasi. hal ini juga
terdapat dalam dunia pendidikan, seseorang yang berada di lingkungan
masyarakat yang mementingkan pendidikan maka dia juga akan terpengaruh
untuk ikut mementingkan pendidikan. begitu juga sebaliknya, jika seseorang
berada pada lingkungan masyarakat yang menganggap pendidikan tidak
penting maka dia juga dapat terpengaruh dan ikut beranggapan bahwa
pendidikan kurang penting. Lewat proses sosialisasi, seorang individu
menghayati, mendarahdagingkan (internalize) nilai-nilai, norma dan aturan
yang dianut kelompok dimana ia hidup (Ihromi, 2004:68).
3. Kondisi Ekonomi Keluarga
Ekonomi dalam dunia pendidikan memegang peranan yang cukup
menentukan. Karena tanpa ekonomi yang memadai dunia pendidikan tidak
akan bisa berjalan dengan baik. ini menunjukkan bahwa meskipun ekonomi
bukan merupakan pemegang peranan utama dalam pendidikan, namun
17
keadaan ekonomi dapat membatasi kegiatan pendidikan (Made Pidarta,
2007:255-256).
Faktor Ekonomi keluarga banyak menentukan dalam belajar anak.
Misalnya anak dalam keluarga mampu dapat membeli alat-alat sekolah
lengkap, sebaliknya anak-anak dari keluarga miskin tidak dapat membeli alat-
alat itu. Dengan alat serba tidak lengkap inilah maka hati anak-anak menjadi
kecewa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar mereka kurang
(Ahmadi, 2007:266).
Menurut Gerungan (2009:196), keadaan ekonomi keluarga tentulah
berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak, apabila diperhatikan bahwa
dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi
anak di keluarganya itu lebih luas, ia akan mendapat kesempatan yang lebih
luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia
kembangkan apabila tidak ada prasarananya.
Beberapa kondisi ekonomi yang mempengaruhi pendidikan anak
adalah:
a. Pendapatan
Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers dalam Rokhana.
(2005:8), yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik
dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Pendapatan adalah pendapatan yang
diperoleh seluruh anggota keluarga yang bekerja. Jadi yang dimaksud
pendapatan keluarga dalam penelitian ini adalah suatu tingkat penghasilan
18
yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua
dan anggota keluarga lainnya.
Pendapatan seseorang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya
sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2009, tingkat pendapatan rumah tangga di pedesaaan
berdasarkan pengeluaran setiap bulan dari penduduk, maka dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
Tabel 4. Klasifikasi Pendapatan Orang Tua No
. Klasifikasi pendapatan Jumlah pendapatan
1. Pendapatan sangat tinggi > Rp. 3.100.000,- 2. Pendapatan tinggi Rp. 2.400.000,- - Rp. 3.099.000 3. Pendapatan menengah Rp. 1.700.000,- – Rp. 2.399.000,- 4. Pendapatan sedang Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.699.000,- 5. Pendapatan rendah < Rp. 1.000.000,-
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2009
Ekonomi dalam dunia pendidikan memegang peranan yang cukup
menentukan. Karena tanpa ekonomi yang memadai dunia pendidikan tidak
akan bisa berjalan dengan baik. ini menunjukkan bahwa meskipun ekonomi
bukan merupakan pemegang peranan utama dalam pendidikan, namun
keadaan ekonomi dapat membatasi kegiatan pendidikan (Made Pidarta,
2007:255-256).
Faktor Ekonomi keluarga banyak menentukan dalam belajar anak.
Misalnya anak dalam keluarga mampu dapat membeli alat-alat sekolah
lengkap, sebaliknya anak-anak dari keluarga miskin tidak dapat membeli alat-
alat itu. Dengan alat serba tidak lengkap inilah maka hati anak-anak menjadi
19
kecewa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar mereka kurang
(Ahmadi, 2007:266).
b. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
Jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang penting dalam
menjamin kesejahteraan keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan seluruh
anggota keluarga, sehingga jumlah anggota keluarga hendaknya dibatasi
menurut kemampuan. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang No. 10
Tahun 1992 Pasal 7 yang menyatakan bahwa setiap penduduk sebagai
anggota keluarga mempunyai hak untuk membangun keluarga sejahtera
dengan mempunyai anak yang jumlahnya ideal, atau mengangkat anak, atau
memberikan pendidikan kehidupan berkeluarga kepada anak-anak serta hak
lain guna mewujudkan keluarga sejahtera. Banyaknya anggota keluarga akan
mempengaruhi pembagian pendapatan keluarga untuk kebutuhan sehari-hari
yang nantinya juga akan berpengaruh pada pembagian pendapatan untuk
kebutuhan pendidikan. Seluruh anggota keluarga memiliki kebutuhan
masing-masing yang tentunya harus dipenuhi. sehingga semakin banyak
anggota keluarga yang menjadi tanggungan, maka akan semakin kecil
kebutuhan akan pendidikan dapat terpenuhi begitu pula sebaliknya.
4. Motivasi orang tua
Menurut Slameto (2003:61), orang tua yang kurang/tidak
memperhatikan dan memberikan dorongan atau motivasi terhadap pendidikan
anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-
20
kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak
belajar atau tidak, tidak mau tau kemajuan belajar anaknya, kesulitan-
kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain dapat menyebabkan anak
tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin hasil yang didapatkan tidak
memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada
anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan
mereka atau hal yang lain. Ini menunjukkan bahwa motivasi yang berasal dari
orang tua sangatlah dibutuhkan oleh seorang anak dalam menempuh
pendidikannya.
Motivasi pada orang tua dapat kita ketahui dari hal-hal sebagai
berikut:
a. Kesadaran orang tua akan arti penting pendidikan
Arti penting pendidikan seharusnya sudah dipahami oleh orang tua,
hal ini karena dapat berpengaruh pada pendidikan anak-anak mereka.
Kesadaran orang tua yang baik akan arti penting pendidikan akan
mengarahkan anak-anak mereka untuk menempuh jenjang pendidikan
setinggi-tingginya. Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina
anak secara terus-menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua,
sehingga pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang
dilihat dari orang tua, tetapi telah di dasari oleh teori-teori pendidikan
modern, sesuai dengan perkembangan zaman (Hasbullah, 2009:46).
21
b. Tujuan orang tua menyekolahkan anak
Munib (2007:48), mengatakan bahwa setiap kegiatan pendidikan baik
di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tentu memiliki tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Misalnya supaya pandai berbicara, membaca
dan menulis, berhitung dan sebagainya, bertambah cerdas, rajin, teliti, berani
dan sebagainya, bahkan ada orang tua yang mengarahkan anak mereka untuk
menjadi apa yang mereka inginkan. Tujuan orang tua menyekolahkan anak
mereka tentunya bermacam-macam. Hal ini dapat berpengaruh pada tingkat
pendidikan yang dapat ditempuh oleh anaknya.
c. Kesediaan orang tua menyekolahkan anak
Kesedianan orang tua untuk menyekolahkan anaknya merupakan sarat
mutlak bagi terlaksananya pendidikan bagi anak. Karena secara material dan
moral orang tua mempengaruhi tingkat pendidikan anak-anaknya. Seperti
yang disampaikan oleh Hasbullah (2009:45), salah satu tanggung jawab orang
tua dan keluarga terhadap anak-anak mereka adalah memberikan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak,
sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.
5. Budaya
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam kehidupan masyarakat yang dapat dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Ini artinya bahwa hampir seluruh tindakan manusia
adalah kebudayaan, karena hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan
22
masyarakat yang tidak dibiasakan dengan belajar (Koentjaraningrat,
2009:144).
Slameto (2003:64) mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan atau
kebiasaan di dalam keluarga dapat mempengaruhi sikap anak dalam belajar.
Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar
mendorong semangat anak untuk belajar. Di dalam menempuh jenjang
pendidikan, seseorang juga akan mempelajari keadaan yang ada pada dirinya
dan lingkungannya. Sehingga ketika lingkungan di sekitarnya memiliki
budaya dengan pendidikan yang rendah dan sudah merasa cukup, maka hal
tersebut akan dilakukan kembali ke generasi berikutnya. Hal semacam ini
dapat belangsung secara turun-temurun bahkan dapat berkembang menjadi
suatu tradisi dalam masyarakat.
6. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan suatu konsep yang menggabungkan
(mengkombinasikan): Sistem tata guna lahan secara geografis dengan system
jaringan transportasi yang menghubungkannya, dimana perubahan taa guna
lahan, yang menimbulkan zona-zona dan jarak geografis di suatu wilayah
atau kota,akan mudah dihubungkan oleh penyediaan prasarana atau sarana
angkutan (Black, 1981 dalam Miro, 2005:18).
Menurut Tamin dalam Miro (2005:18), aksesibilitas adalah mudahnya
suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat jaringan transportasi
yang ada, berupa prasarana jalan dan alat angkut yang bergerak di atasnya.
Dengan kata lain, suatu ukuran kemudahan dan kenyamanan mengenai cara
23
lokasi tata guna lahan yang saling berpencar, dapat berinteraksi
(berhubungan) satu sama lain. dan mudah atau sulitnya lokasi-lokasi tersebut
dicapai melalui system jaringan transportasinya, merupakan hal yang sangat
subyektif, kualitatif, dan relatif sifatnya. Artinya, yang mudah bagi seseorang
belum tentu mudah bagi orang lain.
Aksesibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
kemudahan pencapaian terhadap suatu wilayah yang meliputi jarak tempuh,
waktu tempuh, fasilitas jalan, dan sarana transportasi. Lebih jelasnya akan
dijabarkan sebagai berikut :
a. Jarak Tempuh
Salah satu variabel yang bisa menyatakan apakah ukuran tingkat
kemudahan pencapaian suatu tata guna lahan dikatakan tinggi atau rendah
adalah jarak fisik dua tata guna lahan (dalam kilometer). Jika kedua tata guna
lahan mempunyai jarak yang berjauhan secar fisik, maka aksesnya dikatakan
rendah (Miro, 2005:19).
b. Waktu Tempuh
Menurut Miro (2005:20), waktu tempuh adalah banyak waktu yang
ditempuh untuk melakukan perjalanan dari rumah menuju sekolah, sehingga
dapat disimpulkan bahwa jarak yang relatif jauh maka secara otomatis waktu
yang ditempuh akan semakin banyak dan juga memerlukan biaya yang
banyak, dengan biaya yang semakin banyak maka motivasi orang tua juga
akan semakin sedikit. Faktor ini sangat ditentukan oleh ketersediaan
prasarana transportasi dan sarana transportasi yang dapat dihandalkan
24
(reliable transportation system). Contohnya adalah dukungan jaringan jalan
yang berkualitas, yang menghubungkan asal dengan tujuan, diikuti dengan
terjaminnya armada yang siap melayani kapan saja.
c. Fasilitas Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (UU RI
No. 38 Tahun 2004, pasal 1).
Jalan sebagai bagian dari jasa pelayanan transportasi mempunyai
peranan penting dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan serta dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat (Bina Marga, 2007). Ini menunjukkan bahwa jalan
memiliki peranan penting terhadap semua sektor, tidak terkecuali terhadap
pedidikan. Untuk memperlancar transportasi menuju ke sekolah tentunya
keberadaan jalan beserta kondisinya sangat mempengaruhi kelancaran
mobilitas seseorang menuju sekolah yang mereka tuju.
d. Sarana Transportasi
Menurut Miro (2005:4) transportasi dapat diartikan sebagai usaha
memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek
dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih
bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Transportasi
25
dalam penelitian ini berkaitan dengan pergerakan seseorang untuk mencapai
sekolah yang dituju. Dibutuhkan sarana transportasi untuk memudahkan
seseorang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sarana transportasi
yang dimaksud adalah fasilitas yang digunakan untuk mengangkut anak ke
sekolah meliputi : jenis transportasi yang digunakan, jumlah angkutan umum,
frekuensi kendaraan dalam 1 hari, serta biaya atau ongkos naik kendaraan
tersebut.
26
E. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian
Masyarakat Usia Sekolah
Kondisi Sosial
Tingkat Pendidikan Masyarakat
SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Aksesibilitas Kondisi Ekonomi Keluarga
Motivasi Individu
Motivasi Orang tua
Budaya
a. Interaksi sosial dalam keluarga
b. Interaksi sosial terhadap masyarakat
a. Jarak Tempuh b. Waktu Tempuh c. Fasilitas Jalan d. Sarana
Transportasi
1) Pendapatan Keluarga
2) Jumlah anggota keluarga
a. Keinginan individu menempuh pendidikan
b. Cita-cita
a. Kesadaran orang tua akan arti penting pendidikan
b. Tujuan orang tua menyekolahkan anak
c. Kesediaan orang tua menyekolahkan anak
1) Budaya pendidikan di dalam keluarga
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat di Desa Dieng Wetan Kecamatan
Kejajar Kabupaten Wonosobo.
B. Populasi
Menurut Sugiyono (2010 : 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat usia sekolah di Desa Dieng
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Jumlah keseluruhan penduduk Desa
Dieng adalah 2.170 jiwa dan 658 kepala keluarga. Sedangkan jumlah penduduk
usia sekolah di Desa Dieng Wetan yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah 841 jiwa.
C. Sampel dan teknik pengambilan sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi (Sugiyono, 2010: 118).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara proporsional
pada populasi penduduk usia sekolah tiap jenjang pendidikan. Pengambilan
28
sample pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik proporsional
stratified sampling yaitu teknik pengambilan sampel pada populasi yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2010: 120).
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika dalam subjeknya lebih dari
100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006:
134). Penelitian ini akan menggunakan sampel sejumlah 10% dari jumlah
populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 841 jiwa, Sehingga jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 84 jiwa.
Menurut Sugiyono (2010 : 130), masing-masing populasi dapat diambil
sampel secara proporsional dengan rumus:
푆푎푚푝푒푙 =populasi tiap jenjangJumlah total populasi x jumlah sampel
Sehingga dihasilkan jumlah populasi pada tiap jenjang pendidikan sebagai
berikut :
SD = 175 / 841 x 84 = 17,48 = 18 jiwa
SMP = 197 / 841 x 84 = 19,68 = 20 jiwa
SMA = 234 / 841 x 84 = 23,37 = 23 jiwa
PT = 235 / 841 x 84 = 23,47 = 23 jiwa
29
Tabel 5. Populasi dan sampel Tingkat Pendidikan Populasi Masyarakat Usia Sekolah Sampel
SD 175 jiwa 18 jiwa
SMP 197 jiwa 20 jiwa
SMA 234 jiwa 23 jiwa
Perguruan Tinggi 235 jiwa 23 jiwa
Jumlah 841 jiwa 84 jiwa
Sedangkan dalam penentuan responden yang akan diteliti dilakukan secara
insidental, yaitu masyarakat yang dapat ditemui di lapangan. Sehingga teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah proporsional stratified incidental
sampling.
D. Variabel penelitian
Variabel Penelitian menurut Sutrisno Hadi didefinisikan sebagai gejala
yang bervariasi. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek
penelitian yang bervariasi (Arikunto, 2006 : 116). Variabel dalam penelitian
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak, antara lain :
1. Motivasi Individu
a. Keinginan individu untuk menempuh pendidikan
b. Cita-cita
2. Kondisi Sosial
a. Interaksi sosial dalam keluarga
b. Interaksi sosial terhadap masyarakat
30
3. Kondisi Ekonomi Keluarga
a. Pendapatan
b. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
4. Motivasi Orang Tua
a. Kesadaran orang tua akan arti penting pendidikan
b. Tujuan orang tua menyekolahkan anak
c. Kesediaan orang tua menyekolahkan anak
5. Budaya
a. Budaya pendidikan di dalam keluarga
6. Aksesibilitas
a. Jarak Tempuh
b. Waktu Tempuh
c. Fasilitas Jalan
d. Sarana Transportasi
E. Validitas dan reliabilitas instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data yang valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono. 2007; 172). Suatu instrument
yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
31
Pengukuran validitas instrument dalam penelitian ini menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh pearson dalam Arikunto (2006. 170), yaitu rumus
korelasi product moment sebagai berikut.
푟 ∑ (∑ )(∑ )[ ∑ (∑ )][ ∑ (∑ )]
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi product moment
N = jumlah responden
X = skor uji coba tes I
Y = skor uji coba tes II
Untuk menentukan tingkat validitas instrumen, harga rxy dikonsultasikan
dengan r tabel product moment dengan α = 5%. Jika r hitung > r tabel maka
instrumen dinyatakan valid.
Sedangkan reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu
instrument cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas instrument
menggunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut (Arikunto, 2006: 180):
푟 × 푥푦
( 푥푦)
Keterangan:
r11 = koefisien korelasi Spearman-Brown
rxy = rxy yang disebutkan sebagai koefisien korelasi antara jumlah skor uji coba
tes I dan uji coba tes II
Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen selanjutnya adalah harga
r11 dikonsultasikan dengan r tabel dengan α = 5%. Jika r hitung > r tabel maka soal
dinyatakan reliabel.
32
F. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005: 74). Adapun metode dan teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal lain yang mereka katahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode
maupun instrument (Arikunto. 2006; 151). Kuesioner dalam penelitian ini
digunakan untuk mengumpulkan seluruh data pada tiap variabel penelitian yaitu
kondisi sosial, kondisi ekonomi, motivasi individu, motivasi orang tua, budaya
dan aksesibilitas. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu
kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
jawaban yang sesuai dengan kondisi mereka. Penggunaan kuesioner diharapkan
akan memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban, karena pilihan
jawaban telah tersedia.
Untuk menentukan kriteria dalam penilaian instrumen, dapat
menggunakan skala pengukuran. Skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rating scale. Dalam skala model rating scale, responden
tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan,
tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif. Bentuk rating scale dalam
penelitian ini berupa jawaban responden yang sudah disediakan dan sudah
33
dibubuhkan nilai pada tiap alternatif jawaban. Pada penelitian ini akan digunakan
5 (lima) kriteria untuk memaparkan kondisi dari hasil penelitian, yaitu :
1. Sangat Tinggi
2. Tinggi
3. Sedang
4. Rendah
5. Sangat Rendah
Sehingga pada tiap alternatif jawaban akan diberikan skor penilaian
terlebih dahulu sebagai berikut :
1. Jawaban “a” skor 5
2. Jawaban “b” skor 4
3. Jawaban “c” skor 3
4. Jawaban “d” skor 2
5. Jawaban “e” skor 1
G. Metode pengolahan data
Seluruh data yang terkumpul dari sumber data, tentunya perlu untuk diolah
agar data-data yang ada dapat tersusun dengan rapi dan mudah untuk di analisa.
Data yang terkumpul dari responden masih berupa data mentah yang tertuang
dalam lembar-lembar instrumen. Kemudian data diolah untuk dimasukkan
kedalam tabel, sehingga data akan tersusun rapi dan mudah untuk diolah pada
tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan Uji normalitas data. Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui sebaran data yang telah diperoleh mengikuti
34
distribusi normal ataukah tidak, untuk itu uji normalitas dibutuhkan. Dalam
pengujian normalitas pada penelitian ini, digunakan pengujian dengan alat bantu
pengujian yaitu dengan mengguakan program SPSS.
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan teknik tabulasi
distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi merupakan suatu cara penyajian data
skor ke dalam bentuk tabel. skor-skor tersebut diurutkan dari yang tertinggi ke
yang lebih rendah, atau sebaliknya, dan kemudian dihitung frekuensi masing-
masing skor atau kelas interval skor. penyajian data ke dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi tersebut akan memudahkan kita untuk membaca
(Nurgiyantoro, 2002 :32).
Data yang telah terkumpul nantinya akan di kelompokkan sesuai dengan
kriteria yang telah ada. sehingga untuk mengelompokkan data tersebut dibutuhkan
kelas interval skor. Untuk mendapatkan kelas interval skor maka terlebih dahulu
harus menentukan berapa skor maksimal dan minimalnya. Dengan mengetahui
skor maksimal dan minimal maka kita dapat menentukan rentang skor maksimal
dan minimal. Dari rentang skor tersebut, maka kita dapat menentukan panjang
interval pada tiap kelas interval.
Skor maksimal = skor maksimal tiap item soal x jumlah item soal
Skor minimal = skor minimal tiap item soal x jumlah item soal
Rentang skor = skor maksimal – skor minimal
Panjang interval = rentang skor : jumlah kriteria
Dari hasil pengakumulasian skor tersebut, dapat diklasifikasikan kriteria
setiap variabel sebagai berikut.
35
1. Motivasi Individu
Skor maksimal = 5 x 5 = 25
Skor minimal = 1 x 5 = 5
Rentang = 25 – 5 = 20
Interval = 20 : 5 = 4
Tabel 6. Kriteria Motivasi Individu Skor Kriteria
24 – 28
20 – 24
15 – 19
10 – 14
5 – 9
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
2. Kondisi Sosial
Skor maksimal = 5 x 6 = 30
Skor minimal = 1 x 6 = 6
Rentang = 30 – 6 = 24
Interval = 24 : 5 = 4.8 dibulatkan menjadi 5
Tabel 7. Kriteria Kondisi Sosial Skor Kriteria
26 – 30
21 – 25
16 – 20
11 – 15
6 – 10
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
36
3. Kondisi Ekonomi Keluarga
Skor maksimal = 5 x 7 = 35
Skor minimal = 1 x 7 = 7
Rentang = 35 – 7 = 28
Interval = 28 : 5 = 5,6 dibulatkan menjadi 6
Tabel 8. Kriteria Kondisi Ekonomi Keluarga Skor Kriteria
30 – 35
24 – 29
18 – 23
12 – 17
7 – 11
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
4. Motivasi Orang Tua
1. Skor maksimal = 5 x 6 = 30
2. Skor minimal = 1 x 6 = 6
3. Rentang = 30 – 6 = 24
4. Interval = 24 : 5 = 4.8 dibulatkan menjadi 5
Tabel 9. Kriteria Motivasi Orang Tua Skor Kriteria
26 – 30
21 – 25
16 – 20
11 – 15
6 – 10
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
37
5. Budaya
1. Skor maksimal = 5 x 7 = 35
2. Skor minimal = 1 x 7 = 7
3. Rentang = 35 – 7 = 28
4. Interval = 28 : 5 = 5,6 dibulatkan menjadi 6
Tabel 10. Kriteria Budaya
Skor Kriteria
30 – 35
25 – 29
19 – 24
13 – 18
7 – 12
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
5. Aksesibilitas
Skor maksimal = 5 x 6 = 30
Skor minimal = 1 x 6 = 6
Rentang = 30 – 6 = 24
Interval = 24 : 5 = 4,8 dibulatkan menjadi 5
Tabel 11. Kriteria Aksesibilitas Skor Kriteria
26 – 30
21 – 25
16 – 20
11 – 15
6 – 10
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
38
H. Metode analisis data
Secara konseptual, analisis deskriptif merupakan metode untuk
menggambarkan data yang dikumpulkan secara sederhana. Salah satunya yaitu
dengan analisis dengan menggunakan frekuensi, yaitu dengan menggunakan tabel
frekuensi. Dengan demikian, tabel ini dapat menjelaskan jumlah atau proporsi
sampel pada suatu karakteristik tertentu (Nasution, 2008 : 118).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis frekuensi. Data yang telah diolah akan menghasilkan basis data dari tiap-
tiap variabel yaitu berupa data kelompok distribusi frekuensi. Dengan
menggunakan metode ini, distribusi frekuensi data pada tiap variabel akan di
deskripsikan sesuai dengan frekuensi skor yang di dapatkan pada tiap variabelnya.
Kemudian digunakan nilai rata-rata (mean) untuk dapat mengetahui skor
rata-rata pada tiap variabelnya. Nilai rata-rata ini dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi pada tiap variabelnya yaitu masuk kedalam kriteria apa,
setelah itu data di analisis secara deskriptif. Penganalisisan data dengan cara ini
dilakukan pada tiap variabel yang diteliti, sehingga nantinya akan ditarik
kesimpulan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat di Desa Dieng Wetan.
39
I. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Masyarakat Usia Sekolah
Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
di Desa Dieng Wetan
Tabulasi Distribusi Frekuensi
Angket / Kuesioner
Analisis Frekuensi
Data Aksesibilitas
Data Kondisi Sosial
Data Kondisi Ekonomi
Keluarga
Data Motivasi Individu
Data Motivasi Orang tua
Data Budaya
Basis Data Aksesibilitas
Basis Data Kondisi Sosial
Basis Data Kondisi Ekonomi
Keluarga
Basis Data Motivasi Individu
Basis Data Motivasi Orang tua
Basis Data
Budaya
Orang Tua Masyarakat Usia Sekolah
Angket / Kuesioner
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Desa Dieng Wetan merupakan salah satu desa di Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo. Secara Astronomis Desa Dieng terletak antara 109o54’34”-
109o55’40” BT – 7o11’49” -7o13’27” LS. Jarak Desa Dieng ke ibukota
Kecamatan Kejajar berjarak 9 km dan 17 km dari ibu kota Kabupaten
Wonosobo. Desa Dieng Wetan merupakan daerah pegunungan dengan
ketinggian 2093 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata di Desa Dieng
Wetan antara 14o-23oC (Kecamatan Kejajar dalam Angka 2010).
Lokasinya berada di dataran tinggi yang kondisinya berbukit-bukit. Dieng
merupakan dataran tinggi tertinggi kedua di dunia setelah dataran tinggi Tibet.
Desa Dieng memiliki luas sekitar 282.000 Ha (28,2 km2) atau sebesar 4,89% dari
luas keseluruhan Kecamatan Kejajar. Secara administratif Desa Dieng Wetan
terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Dieng dan Dusun Kalilembu. Desa Dieng
Wetan memiliki batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Batang
Sebelah Timur : Desa Patakbanteng, Desa Jojogan
Sebelah Selatan : Desa Sikunang
Sebelah Barat : Kabupaten Banjarnegara
(Kecamatan Kejajar dalam Angka 2010).
42
2. Tata guna lahan
Luas wilayah Desa Dieng Wetan adalah 282,000 Ha dengan penggunaan
lahan sebagai berikut.
Tabel 12. Penggunaan lahan Desa Dieng Wetan Jenis Penggunaan Lahan Luas lahan (Ha)
Pekarang 10,064
Tegalan/lading 79,936
Hutan Negara 181,000
Rawa/ telaga 9,000
Lainnya 2,000
Jumlah 282,000
Sumber: Kecamatan Kejajar dalam Angka tahun 2010
Gambar 4. Kondisi lahan pertanian di Desa Dieng Wetan
42
43
3. Kondisi Sosial-Ekonomi
Jumlah penduduk di Desa Dieng Wetan adalah 2.170 jiwa dengan luas
wilayah 2,82 km2 sehingga kepadatan penduduknya adalah770 jiwa/km2. Mata
pencaharian penduduk dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut ini.
Tabel 13. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng Wetan No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%) 1. Petani Sendiri 671 57,16 % 2. Buruh Tani 133 11,33 % 3. Industri 10 0,85 % 4. Bangunan 49 4,17 % 5. Perdagangan 66 5,62 % 6. Transportasi 32 2,73 % 7. PNS 24 2,04 % 8. Polisi 2 0,17 % 9. Pensiunan 13 1,11 %
10. Lainnya 174 14,82 % Jumlah 1174 100 %
Sumber : BPS, Kecamatan Kejajar Dalam Angka 2010
Gambar 5. Diagram Mata Pencaharian Masyarakat Desa Dieng Wetan
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Dieng sebagian besar bertumpu
pada sektor pertanian yang mereka tekuni yaitu sebesar 68,49% atau sekitar 804
orang.
0100200300400500600700800
Jiwa
44
Tingkat pendidikan masyarakat Dieng masih dinilai rendah karena banyak
masyarakat Dieng yang hanya berpendidikan sekolah dasar (SD), hal ini
disebabkan karena Sekolah Lanjutan Menengah Pertama (SLTP) yang masih
terbatas. Data BPS menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Dieng masih
berpendidikan rendah, sekitar 1357 jiwa atau 62,53% masyarakat Dieng tingkat
pendidikannya SD, tidak/belum tamat SD, dan tidak pernah sekolah. Selain karena
SLTP yang terbatas, penduduk yang tidak melanjutkan ke SLTP sangat banyak
karena kebanyakan mereka lebih memilih bekerja (membantu orang tua ataupun
menjadi buruh tani) ataupun melanjutkan ke pondok pesantren, disamping itu ada
juga yang tidak melanjutkan karena keterbatasan ekonomi.
B. Hasil penelitian
1. Motivasi Individu
Tabel 14. Frekuensi Tentang Faktor Motivasi Individu Terhadap Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
21 – 25 17 – 20 13 – 16 9 – 12 5 – 8
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
11 3 4
52 14
13,09 3,57 4,76
61,91 16,67
Jumlah 84 100 Rata-rata skor = 11,68 (Rendah)
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan dari hasil penelitian (tabel 14), dapat diketahui bahwa
skor rata-rata untuk motivasi individu masyarakat Dieng wetan terhadap
pendidikan yaitu 11,68 atau dalam kriteria rendah. Artinya bahwa motivasi
individu masyarakat Dieng Wetan pada pendidikan termasuk rendah. Kondisi
ini dapat dilihat dari data yang telah dikumpulkan terdapat 14 orang atau
45
16,67% memiliki motivasi individu yang sangat rendah, 52 orang atau
61,91% memiliki motivasi individu rendah, 4 orang atau 4,76% memiliki
motivasi individu yang sedang, 3 orang atau 3,57% memiliki motivasi tinggi
dan hanya 11 orang atau 13,09% saja yang memiliki motivasi individu yang
sangat tinggi terhadap pendidikan mereka.
Kondisi ini menunjukkan bahwa motivasi individu masyarakat
Dieng untuk mengenyam pendidikan di sekolah hingga jenjang tinggi
sangatlah rendah. Mereka kurang tertarik untuk memiliki pendidikan yanr
tinggi, masyarakat lebih banyak memilih di pesantren atau bekerja daripada
bersekolah formal.
2. Kondisi Sosial
Tabel 15. Frekuensi Tentang Faktor Kondisi Sosial Terhadap Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
26 – 30 21 – 25 16 – 20 11 – 15 6 – 10
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
0 3
50 31 0
0 3,57 59,52 36,91
0 Jumlah 84 100
Rata-rata skor = 16,05 (Sedang) Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan tabel 15, dapat kita lihat kondisi sosial dari 84
responden terdapat 3 orang atau 3,57% termasuk dalam kondisi sosial yang
tinggi, 50 orang atau 59,52% termasuk dalam kondisi sosial yang sedang, dan
31 orang atau 36,91% termasuk dalam kondisi sosial yang rendah. Rata-rata
skor untuk kondisi sosial masyarakat Dieng Wetan adalah 16,05 atau dalam
kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat di
Desa Dieng Wetan masih cukup baik.
46
Kondisi sosial masyarakat Desa Dieng Wetan masih tergolong cukup
baik. Meskipun masyarakatnya adalah masyarakat petani yang memiliki
kesibukan masing-masing, namun hubungan sosial masyarakat terutama di
dalam keluarga dan tetangga terdekat masih cukup baik yaitu terhadap
pendidikan mereka. Kondisi sosial ini berarti kondisi lingkungan keluarga
responden dan kondisi lingkungan masyarakat yang meliputi interaksi antar
anggota keluarga, interaksi dengan anggota masyarakat dan komunikasi antar
keduanya.
3. Kondisi Ekonomi Keluarga
Tabel 16. Frekuensi Tentang Faktor Kondisi Ekonomi Keluarga Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
30 – 35 24 – 29 18 – 23 12 – 17 7 – 11
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
2 79 3 0 0
2,38 94,05 3,57
0 0
Jumlah 84 100 Rata-rata skor = 26,38 (Tinggi)
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 16, menunjukkan bahwa
kondisi ekonomi keluarga di Desa Dieng Wetan termasuk tinggi. Keadaan ini
dapat terlihat dari data penelitian menunjukkan bahwa dari 84 responden
terdapat 2 orang atau 2,38% memiliki kondisi ekonomi sangat tinggi, 79
orang atau 94,05% memiliki kondisi ekonomi keluarga yang tinggi, dan
sisanya sejumlah 3 orang atau 3,57% memiliki kondisi ekonomi keluarga
yang sedang. Jika kita lihat dari skor rata-rata kondisi ekonomi keluarga
adalah sebesar 26,38 atau termasuk dalam kriteria tinggi.
47
Rata-rata tingkat pendapatan masyarakat disana adalah Rp.
1.700.000,- sampai dengan Rp. 2.399.000,- per bulannya, dengan tingkat
pemenuhan kebutuhan yang terpenuhi meskipun tidak sampai memiliki
tabungan. Namun yang membuat mereka memiliki kondisi ekonomi yang
cukup baik adalah jumlah anggota keluarga yang tidak terlalu banyak yaitu
berkisar 4 sampai 5 orang saja dalam satu keluarga yang menjadikan beban
keluarga tidak terlalu berat. Namun yang terjadi pada masyarakat Dieng
tidaklah demikian. Kondisi ekonomi keluarga yang tergolong baik ini tidak
kemudian turut mendorong masyarakatnya menempuh pendidikan setinggi
mungkin.
4. Motivasi Orang Tua
Tabel 17. Frekuensi Tentang Faktor Motivasi Orang Tua dalam Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
26 – 30 21 – 25 16 – 20 11 – 15 6 – 10
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
0 0 3
29 52
0 0
3,57 34,52 61,91
Jumlah 84 100 Rata-rata skor = 25,51
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Motivasi orang tua merupakan salah satu hal yang sangat penting
bagi pendidikan seseorang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
motivasi dari orang tua masih sangat rendah dalam mendukung pendidikan
anak-anak mereka. Berdasarkan tabel 17 terdapat 3 orang atau 3,57% orang
tua memiliki motivasi yang sedang terhadap pendidikan anak, 29 orang atau
34,52% orang tua memiliki motivasi yang rendah terhadap pendidikan anak,
48
dan terdapat 52 orang atau 61,91% orang tua memiliki motivasi sangat rendah
terhadap pendidikan anak.
Dilihat dari rata-rata skor motivasi orang tua yang didapatkan adalah
10,39 atau masuk dalam kriteria sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
motivasi orang tua masih sangat rendah dalam mendukung pendidikan anak-
anak mereka. Secara umum orang tua masyarakat Desa memiliki harapan
agar anak-anak mereka dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin,
namun pada kenyataannya orang tua kurang dapat memotivasi anak untuk
bersekolah. Orang tua lebih menyerahkan keinginan bersekolah pada anak.
5. Budaya
Tabel 18. Frekuensi Tentang Faktor Budaya Terhadap Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
30 – 35 25 – 29 19 – 24 13 – 18 7 – 12
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
0 0
18 64 2
0 0
21,43 76,19 2,38
Jumlah 84 100 Rata-rata skor = 27,88
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkanhasil penelitian pada tabel 18, diketahui bahwa budaya
masyarakat Dieng Wetan dalam berpendidikan masih tergolong rendah. Hal
ini dapat di lihat dari 84 responden terdapat 18 orang atau 21,43% memiliki
budaya dalam pendidikan yang sedang, 64 orang atau 76,19% memiliki
budaya dalam pendidikan yang rendah, dan 2 orang atau 2,38% memiliki
kebudayaan yang masuk dalam kriteria sangat rendah. Sehingga dapat
disimpulkan dari skor rata-rata budaya yaitu 14,02, menunjukkan bahwa
49
budaya masyarakat Dieng Wetan terhadap pendidikan masih tergolong
rendah.
Kebiasaan yang sudah melekat di masyarakat Dieng adalah orang
yang berpendidikan tinggi pada akhirnya mereka akan menjadi petani juga.
Hal tersebut membuat masyarakat menjadi tidak tertarik untuk bersekolah
tinggi-tinggi karena mereka menganggap percuma sekolah tinggi-tinggi jika
akhirnya menjadi petani lagi di desa. Anggapan semacam ini sudah
membudaya di masyarakat Dieng.
6. Aksesibilitas
Tabel 19. Frekuensi Tentang Faktor Aksesibilitas Terhadap Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
26 – 30 21 – 25 16 – 20 11 – 15 6 – 10
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
5 35 43 1 0
5,95 41,67 51,19 1,19
0 Jumlah 84 0
Rata-rata skor = 20,84 (Tinggi) Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 19, diketahui bahwa tingkat
aksesibilitas Desa Dieng Wetan tergolong tinggi. Dari 84 responden, terdapat
5 orang atau 5,95% menunjukkan bahwa aksesibilitasnya sangat tinggi, 35
orang atau 41,67% menunjukkan bahwa tingkat aksesibilitas Desa Dieng
Wetan termasuk tinggi, 43 orang atau 51,19% menunjukkan bahwa tingkat
aksesibilitasnya sedang, dan hanya 1 orang atau 1,19% menunjukkan bahwa
aksesibilitas Desa Dieng Wetan masuk dalam kriteria rendah. Jika dilihat dari
nilai rata-rata skor untuk aksesibilitas adalah 20,08 atau dalam kriteria tinggi.
50
Artinya bahwa aksesibilitas di Desa Dieng Wetan masuk dalam kriteria
tinggi.
Desa Dieng Wetan memiliki akses jalan yang sudah baik, sarana
transportasi juga sangat mudah ditemukan karena Dieng merupakn objek
wisata yang menarik. Kondisi jalan yang baik dan sarana transportasi
angkutan yang banyak dan mudah ditemui menjadikan Dieng mudah untuk di
jangkau. Dieng yang juga merupakan objek wisata yang terkenal hingga
mancanegara menjadikan sarana dan prasarana transportasi di Dieng selalu
diperbaiki.
C. Pembahasan
Berdasarkan data Kecamatan Kejajar dalam angka 2010, Desa Dieng
Wetan merupakan daerah yang tingkat pendidikan penduduknya adalah rendah.
Berdasarkan tabel 2. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan (10 tahun ke atas)
Desa Dieng Wetan Tahun 2009 sebanyak 44,15% penduduk Desa Dieng Wetan
berpendidikan SD, 10,18% berpendidikan SLTP, berpendidikan SLTA sebanyak
10,32%, berpendidikan PT sebnayak 1,01%, tidak atau belum tamat SD sebanyak
15,76%, dan yang tidak pernah bersekolah adalah 2,63%. Rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat Desa Dieng Wetan di duga dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu motivasi individu, kondisi sosial, kondisi ekonomi keluarga, motivasi
orang tua, budaya dan aksesibilitas. Berikut akan dibahas untuk setiap faktor-
faktor tersebut.
51
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi individu masyarakat Dieng
untuk mengenyam pendidikan di sekolah hingga jenjang tinggi sangatlah rendah.
Diketahui bahwa rata-rata skor motivasi individu masyarakat Dieng adalah 11,68
yang termasuk dalam kriteria rendah, artinya bahwa motivasi masyarakat di Desa
Dieng Wetan tergolong rendah dalam hal pendidikan. Masyarakat kurang
berminat untuk bersekolah hingga jenjang tinggi, mereka lebih banyak memilih di
pesantren atau bekerja daripada bersekolah formal. Keinginan masyarakat untuk
bersekolah rendah, mereka lebih memilih untuk belajar agama di pesantren
maupun bekerja menjadi petani membantu orang tua mereka. Selain itu cita-cita
yang dimiliki individu juga tidak jauh dari pekerjaan orang tua yaitu menjadi
petani, hanya beberapa yang punya harapan besar untuk keluar dari lingkaran
petani.
Gambar 6. Seorang anak SD yang membantu orang tuanya bekerja di ladang.
Klausmeier menyatakan bahwa perbedaan dalam intensitas motivasi
berprestasi ditunjukkan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh
berbagai individu. Semakin besar motivasi seseorang untuk terus berprestasi,
maka dia akan terus mencoba menggapai pendidikan mereka ke jejang yang lebih
52
tinggi (Djali, 2008:110). Kondisi yang terjadi di Dieng adalah masyarakatnya
kurang memiliki motivasi individu untuk berprestasi dengan menempuh
pendidikan yang tinggi. Sehingga perlu dorongan terutama dari pihak keluarga
dalam hal ini orang tua untuk memotivasi anak-anak mereka agar dapat
menempuh pendidikan setinggi mungkin. Selain itu juga diperlukan sosialisasi
pada mereka tentang arti penting pendidikan dan manfaat serta tujuan pendidikan
sekolah. Hal ini akan turut mendorong dan memotivasi mayarakat di Desa Dieng
Wetan untuk menempuh pendidikan sekolah hingga jenjang tinggi.
Kondisi sosial dapat memberikan pengaruh pada norma sosial dalam
masyarakat. Ini juga berlaku pada norma-norma yang berkaitan dengan
pendidikan. Kondisi masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah dan
kurang mementingkan pendidikan formal, dapat menjadikan orang yang berada di
dalam lingkungan tersebut juga mengakui dan terbiasa bahkan mengikuti hal
tersebut. Hal ini ditegaskan oleh Sherif, bahwa interaksi sosial antaranggota suatu
kelompok dapat menimbulkan suatu norma sosial dalam masyarakat yang berlaku
dalam masyarakat tersebut (Gerungan, 2009:110).
Gambar 7. Kegiatan sehari-hari masyarakat Dieng yang menggambarkan kondisi
sosial dan kegiatan ekonomi masyarakat
53
Kondisi sosial masyarakat Desa Dieng Wetan masih tergolong cukup
baik. Meskipun masyarakatnya adalah masyarakat petani yang memiliki
kesibukan masing-masing, namun hubungan sosial masyarakat terutama di dalam
keluarga dan tetangga terdekat masih cukup baik terhadap pendidikan mereka.
Kondisi sosial ini berarti kondisi lingkungan keluarga responden dan kondisi
lingkungan masyarakat yang meliputi interaksi antar anggota keluarga, Interaksi
dengan anggota masyarakat dan komunikasi antar keduanya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kondisi sosial masyarakat di
Desa Dieng Wetan masuk dalam kriteria sedang yaitu dengan skor rata-rata 16,05.
keadaan ini menunjukkan bahwa kondisi sosial disana masih cukup baik
meskipun mereka memiliki kesibukan masing-masing sebagai petani.
Ekonomi dalam dunia pendidikan memegang peranan yang cukup
menentukan. Karena tanpa ekonomi yang memadai dunia pendidikan tidak akan
bisa berjalan dengan baik. ini menunjukkan bahwa meskipun ekonomi bukan
merupakan pemegang peranan utama dalam pendidikan, namun keadaan ekonomi
dapat membatasi kegiatan pendidikan (Made Pidarta, 2007:255-256).
Jika kita lihat dari skor rata-rata kondisi ekonomi keluarga adalah sebesar
26,38 atau termasuk dalam kriteria tinggi, artinya bahwa kondisi ekonomi
keluarga masyarakat di Desa Dieng Wetan tergolong tinggi. Rata-rata tingkat
pendapatan masyarakat disana adalah Rp. 1.700.000,- sampai dengan Rp.
2.399.000,- per bulannya, dengan tingkat pemenuhan kebutuhan yang terpenuhi
meskipun tidak sampai memiliki tabungan. Namun yang membuat mereka
memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik adalah jumlah anggota keluarga yang
54
tidak terlalu banyak yaitu berkisar 4 sampai 5 orang saja dalam satu keluarga yang
menjadikan beban keluarga tidak terlalu berat. Sehingga dengan pendapatan
tersebut cukup untuk menanggung kebutuhan keseluruhan anggota keluarga.
Faktor Ekonomi keluarga banyak menentukan dalam belajar anak.
Misalnya anak dalam keluarga mampu dapat membeli alat-alat sekolah lengkap,
sebaliknya anak-anak dari keluarga miskin tidak dapat membeli alat-alat itu.
Dengan alat serba tidak lengkap inilah maka hati anak-anak menjadi kecewa,
mundur, putus asa sehingga dorongan belajar mereka kurang (Ahmadi, 2007:266).
Namun yang terjadi pada masyarakat Dieng tidaklah demikian. Kondisi
ekonomi keluarga yang tergolong baik ini tidak kemudian turut mendorong
masyarakatnya menempuh pendidikan setinggi mungkin. Masyarakat Dieng yang
sebagian besar bekerja sebagai petani kentang seperti dimanjakan oleh keadaan
alam mereka yang subur. Mereka sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka
dengan baik sebagai petani kentang, meskipun mereka tidak berpendidikan tinggi.
Motivasi orang tua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
rendahnya tingakat pendidikan anak. Dilihat dari rata-rata skor motivasi orang tua
yang didapatkan adalah 10,39 atau masuk dalam kriteria sangat rendah. Ini
membuktikan bahwa motivasi orang tua masih sangat rendah dalam mendukung
pendidikan anak-anak mereka. Motivasi orang tua dapat dilihat dari kesadaran
orang tua akan arti penting pendidikan.
Kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan formal untuk anak
mereka masih kurang. Orang tua beranggapan untuk apa menyekolahkan anak
tinggi-tinggi jika nantinya anak juga menjadi petani. Selain itu orang tua kurang
55
tegas dalam menyekolahkan anak. Anak yang tidak ingin bersekolah dibiarkan
tidak bersekolah dengan alasan mengikuti keinginan anak. Secara umum orang tua
masyarakat Desa memiliki harapan agar anak-anak mereka dapat menempuh
pendidikan setinggi mungkin, namun pada kenyataannya orang tua kurang dapat
memotivasi anak untuk bersekolah. Orang tua lebih menyerahkan keinginan
bersekolah pada anak.
Motivasi yang hadir dari orang tua memiliki dampak yang besar terhadap
pendidikan anak-anak mereka. Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan
membina anak secara terus-menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua,
sehingga pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat
dari orang tua, tetapi telah di dasari oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai
dengan perkembangan zaman (Hasbullah, 2009:46).
Berdasarkan hasil penelitian, skor rata-rata budaya yaitu 14,02 yang
masuk ke dalam kriteria rendah. Kebudayaan masyarakat Dieng dalam
berpendidikan sangatlah rendah, mereka kurang tertarik untuk memiliki
pendidikan hingga jejang tinggi. Kebiasaan yang sudah melekat di masyarakat
Dieng adalah orang yang berpendidikan tinggi pada akhirnya mereka akan
menjadi petani juga. Hal tersebut membuat masyarakat menjadi tidak tertarik
untuk bersekolah tinggi-tinggi karena mereka menganggap percuma sekolah
tinggi-tinggi jika akhirnya menjadi petani lagi di desa. Anggapan semacam ini
sudah membudaya di masyarakat Dieng. Hal inilah yang membuat masyarakat
Dieng menjadi enggan untuk menyekolahkan anak sampai tingkat pendidikan
yang tinggi.
56
Seseorang yang berada di lingkungan masyarakat yang mementingkan
pendidikan maka dia juga akan terpengaruh untuk ikut mementingkan pendidikan.
begitu juga sebaliknya, jika seseorang berada pada lingkungan masyarakat yang
menganggap pendidikan tidak penting maka dia juga dapat terpengaruh dan ikut
beranggapan bahwa pendidikan kurang penting. Lewat proses sosialisasi, seorang
individu menghayati, mendarahdagingkan (internalize) nilai-nilai, norma dan
aturan yang dianut kelompok dimana ia hidup (Ihromi, 2004:68).
Jika dilihat dari nilai rata-rata skor untuk aksesibilitas adalah 20,84, ini
artinya bahwa aksesibilitas Desa Dieng Wetan termasuk dalam kriteria tinggi.
Menurut Tamin dalam Miro (2005:18), Aksesibilitas adalah mudahnya suatu
lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat jaringan transportasi yang ada,
berupa prasarana jalan dan alat angkut yang bergerak di atasnya.
Gambar 8. Kondisi jalan di Dieng (kanan) dan Mikrobus yang merupakan salah
satu alat transportasi yang ada di Dieng (kiri)
Desa Dieng Wetan memiliki akses jalan yang sudah baik, sarana
transportasi juga sangat mudah ditemukan karena Dieng merupakan objek wisata
yang menarik. Kondisi jalan yang baik dan sarana transportasi angkutan yang
57
banyak dan mudah ditemui menjadikan Dieng mudah untuk di jangkau.
Keterjangkauan Dieng dapat dilihat dari peta jaringan jalan pada lampiran. Dieng
yang juga merupakan objek wisata yang terkenal hingga mancanegara menjadikan
sarana dan prasarana transportasi di Dieng selalu diperbaiki. Artinya aksesibilitas
di Desa Dieng sudah tergolong baik yaitu dengan di dukung prasarana jalan dan
alat transportasi yang baik dan memadahi. Keadaan ini seharusnya dapat
mendorong perkembangan yang baik pula pada bidang pendidikan disana.
Dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat Desa Dieng Wetan antara lain faktor motivasi individu, faktor
motivasi orang tua, dan faktor budaya. Motivasi individu dalam pendidikan
masyarakat Dieng Wetan termasuk rendah, dibuktkan dari hasil penelitian hanya
mendapatkan skor 11,68 atau dalam kriteria rendah. Begitu pula pada faktor
motivasi orang tua dan faktor budaya dalam pendidikan yang juga tergolong
rendah, yaitu untuk faktor motivasi orang tua hanya memperoleh skor 10,39 yang
masuk dalam kriteria sangat rendah dan faktor budaya dengan skor 14,02 yang
masuk dalam kriteria rendah.
Faktor kondisi sosial masyarakat Dieng Wetan masih cukup baik, terbukti
dari hasil penelitian mendapatkan skor 16,05 atau dalam kriteria sedang.
Sedangkan dua faktor yang lain yaitu faktor kondisi ekonomi keluarga dan faktor
aksesibilitas tidak mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Hal
ini dikarenakan kondisi faktor ekonomi keluarga dan aksesibilitas daerah yang
termasuk baik. Berdasarkan hasil penelitian, untuk faktor ekonomi keluarga
58
memperoleh skor 26,38 dalam kriteria tinggi, artinya mereka memiliki kondisi
ekonomi yang baik. Sedangkan faktor aksesibilitas memperoleh skor 20,84 yang
termasuk dalam kriteria tinggi, artinya aksesibilitas Desa Dieng Wetan tergolong
baik.
59
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di
Desa Dieng Wetan adalah faktor motivasi individu, faktor motivasi orang tua dan
faktor budaya masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi individu
masyarakat pada pendidikan mendapatkan skor 11,68 yang masuk dalam kriteria
rendah. Motivasi orang tua dalam mendukung pendidikan anak juga sangat
rendah, dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa motivasi orang tua mendapatkan
skor 10,39 dalam kriteria sangat rendah. Sedangkan untuk budaya mendapatkan
skor 14,02 yang masuk dalam kriteria rendah, artinya budaya masyarakat dalam
pendidikan masih rendah.
Faktor kondisi sosial masyarakat Desa Dieng Wetan masih cukup baik,
dari hasil penelitian untuk kondisi sosial mendapatkan skor 16,05 atau masuk
dalam kriteria sedang. Sedangkan dua faktor yang lain yaitu faktor kondisi
ekonomi keluarga dan faktor aksesibilitas masing-masing memperoleh skor 26,38
dan 20,84 dimana keduanya masuk dalam kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi ekonomi dan aksesibilitas masyarakat Dieng termasuk tinggi.
Sehingga faktor ekonomi dan faktor aksesibilitas tidak turut mempengaruhi
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Desa Dieng Wetan.
60
B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan dan pembahasan dalam penelitian ini, maka
penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Bagi orang tua, dapat menjadi peringatan agar memberikan perhatian dan
peranan yang lebih dalam mengarahkan dan mendukung baik secara moral
maupun material terhadap pendidikan anak-anaknya, dalam upaya
peningkatan sumberdaya manusia Indonesia.
2. Bagi masyarakat Dieng Wetan pada umumnya, diharapkan dapat lebih
mengerti arti penting, manfaat dan tujuan pendidikan. Sehingga diharapkan
kesadaran akan pendidikan meningkat.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik. 2010. Kejajar Dalam Angka 2010. Wonosobo : BPS Kab. Wonosobo. BKKBN. 1999. Pedoman Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Gerungan, W. A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Ihromi, T.O. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia Kemendiknas. 2009. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM) SD, SMP dan SMA menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2009/2010 diunduh dari www.psp.kemdiknas.co.id pada tanggal 23 September 2011 pukul 22.41 WIB.
Koentjoroningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta. Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. Munib, Achmad. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Nasution, Mustafa Edwin. 2008. Proses Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
62
Rifa’i, Achmad. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang : Unnes Press Rokhana, Ninik Asri. 2005. Skripsi: Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dan
Pola Asuh Gizi Dengan Status Gizi Anak Balita Di Betokan Demak. Semarang: UNNES.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sumarto. 2006. Skripsi: Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan
Orangtua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada Siswa SMA NU 01 Wahid Hasyim Talang Tegal Tahun Ajaran 2005/2006. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu.
63
63
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel Indikator Hal yang ditanyakan Jumlah soal
Nomor soal
1. Motivasi Individu a. Keinginan individu untuk menempuh pendidikan
b. Cita-cita
1) keinginan untuk bersekolah
2) keguanaan sekolah bagi individu
3) sampai tingkat apa ingin menempuh pendidikan
1) cita-cita individu 2) jalan untuk mewujudkan
cita-cita
5 1, 2, 3, 4, 5
2. Kondisi Sosial a. Interaksi sosial dalam keluarga
b. Interaksi sosial dalam masyarakat
1) interaksi antar anggota keluarga
2) kegiatan anak sehari-hari 3) komunikasi anggota
keluarga masalah pendidikan
1) keikutsertaan dalam kegiatan kemasyarakatan
2) pentingnya pendidikan bagi masyarakat sekitar
3) jumlah anak yang sekolah di sekitar rumah
6 6, 7, 8, 9, 10, 11
3. Kondisi Ekonomi Keluarga
a. Pendapatan
b. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
1) pendapatan keluarga keseluruhan
2) kemampuan mencukupi kebutuhan pokok keluarga
3) pengeluaran keluarga tiap bulan
4) pengeluaran untuk keperluan sekolah anak
1) jumlah anggota keluarga inti
2) jumlah anak 3) jumlah anggota keluarga
lain yang menjadi tanggungan
7 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18
4. Motivasi Orang Tua
a. Kesadaran orang tua akan arti penting
1) arti penting pendidikan bagi anak
2) sampai jenjang apa anak harus sekolah
6 19, 20,21, 22, 23, 24
64
pendidikan b. Tujuan orang
tua menyekolahkan anak
c. Kesediaan orang tua menyekolahkan anak
1) tujuan orang tua
menyekolahkan anak
1) keinginan orang tua menyekolahkan anak
2) usaha orang tua untuk menyekolahkan anak
5. Budaya a. Budaya pendidikan dalam keluarga
1) keharusan anak untuk bersekolah
2) sampai jenjang apa anak harus sekolah
3) jumlah keluarga yang pernah sekolah
4) rata-rata jenjang pendidikan yang dimiliki anggota keluarga
5) apa yang orang tua lakukan jika anak enggan sekolah
7 25, 26, 27, 28, 29, 30,
dan 31
6. Aksesibilitas a. Jarak tempuh b. Waktu
tempuh c. Fasilitas jalan d. Sarana
transportasi
1) jarak rumah ke sekolah 2) waktu tempuh rumah ke
sekolah 3) kondisi jalan 4) alat transportasi pribadi 5) alat transportasi umum 6) kemudahan
menggunakan alat transportasi umum
6 32, 33, 34, 35, 36 dan 37
65
65
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nomor Responden :
Nama Responden :
Petunjuk pengisian angket
1. Tulislah identitas diri pada kolom yang telah disediakan
2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang anda anggap
paling sesuai dengan pendapat atau keadaan anda.
3. Apabila terjadi kekeliruan dalam jawaban dan ingin diperbaiki maka berilah
tanda dua garis bawah pada jawaban yang dianggap salah, kemudian
silanglah jawaban yang semestinya menurut anda.
Contoh : pilihan semula a b c d e
Diperbaiki a b c d e
4. Untuk pertanyaan A. Motivasi Individu diisi oleh responden dan pertanyaan
B. Kondisi Sosial, C. Kondisi Ekonomi Keluarga, D. Motivasi Orang Tua, E.
Budaya serta F. Aksesibilitas diisi oleh Orang Tua Responden.
5. Setiap butir soal harus ada 1 (satu) jawaban yang dipilih sebagai jawaban
yang dianggap paling benar.
II. PERTANYAAN
A. Motivasi Individu (Diisi oleh Responden)
1. Seberapa besar keinginan anda untuk bersekolah? a. Saya ingin dan harus bersekolah b. Saya ingin bersekolah agar pintar c. Saya ingin bersekolah hingga bisa membaca dan menulis d. Saya lebih memilih belajar agama di pesantren e. Saya lebih memilih bekerja
2. Apakah manfaat bersekolah bagi anda? a. Mencari ilmu untuk menggapai cita-cita b. Agar dapat membaca dan menulis
66
c. Mengisi waktu luang d. Belajar di pesantren jauh lebih bermanfaat dari pada bersekolah e. Saya tidak tahu manfaat bersekolah
3. Sampai tingkat apa anda ingin menempuh pendidikan? a. Perguruan tinggi b. SMA / sederajat c. SMP / sederajat d. SD / sederajat e. Lebih memilih bekerja atau di pesantren
4. Mengapa seseorang harus memiliki cita-cita? a. Cita-cita sebagai tujuan hidup seseorang yang harus diusahakan
untuk diraih. b. Cita-cita sebagai mimpi dan harapan yang diusahakan dapat di
raih. c. Cita-cita sebagai mimpi, dan untuk menggapainya semampu
kita. d. Cita-cita sebagai harapan, semuanya diserahkan pada takdir. e. Seseorang tidak perlu memiliki cita-cita.
5. Bagaimana cara anda untuk mewujudkan cita-cita tersebut? a. Belajar dan berusaha keras serta sekolah setinggi mungkin. b. Sekolah sampai SMA dan berusaha keras menggapainya. c. Sekolah secukupnya (SMP atau SD saja) dan berusaha. d. Tidak perlu sekolah tinggi-tinggi untuk menggapai cita-cita. e. Berusaha keras dengan bekerja dan menyerahkan pada takdir.
B. Kondisi Sosial (diisi oleh Orang Tua Responden)
6. Bagaimana interaksi antar anggota keluarga? a. Hubungan antar anggota keluarga harmonis, saling mengerti dan
memperhatikan, dan tidak pernah ada konflik dalam keluarga b. Setiap hari berkumpul dalam satu rumah, komunikasi baik,
saling peduli, dan jarang terjadi konflik c. Setiap anggota keluarga memiliki kesibukan masing-masing
tetapi komunikasi masih baik, masih sering berkumpul bersama. d. Setiap anggota keluarga memiliki kesibukan masing-masing,
kegiatan tiap anggota dilakukan sendiri-sendiri. e. Keseharian setiap anggota keluarga digunakan untuk bekerja.
7. Apa saja yang dilakukan seorang anak sehari-hari? a. Sekolah, belajar mandiri di damping orang tua, belajar
kelompok, dan bermain. b. Sekolah, belajar dan bermain.
67
c. Sekolah dan membantu orang tua bekerja. d. Belajar agama di pesantren dan membantu orang tua bekerja. e. Bekerja membantu orang tua dan di rumah.
8. Bagaimana komunikasi antar anggota keluarga tentang pendidikan? a. Pendidikan merupakan hal utama dan selalu di diperhatikan
perkembangannya oleh orang tua setiap hari, orang tua sering mendampingi dan membantu anak dalam belajar
b. Orang tua memantau perkembangan pendidikan anak dan mau membantu kesulitan anak dalam belajar.
c. Perkembangan pendidikan dipantau melalui nilai anak setiap hari.
d. Memantau perkembangan sekolah anak melalui nilai rapor. e. Menyerahkan semua kepada anak.
9. Bagaimana keikutsertaan anda dalam kegiatan kemasyarakatan? a. Selalu ikut serta pada setiap kegiatan masyarakat b. Mengikuti setiap kegiatan masyarakat meski terkadang
meninggalkannya atau tidak sampai selesai. c. Sering mengikuti kegiatan kemasyaarakatan tetapi juga
beberapa kali tidak mengikutinya. d. Jarang mengikuti kegiatan kemasyarakatan karena kesibukan
bekerja. e. Tidak pernah mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
10. Seberapa penting pendidikan bagi masyarakat disekitar anda? a. Masyarakat lebih mementingkan pekerjaan dari pada
pendidikan. b. Masyarakat di sekitar tempat tinggal sangat sedikit yang pernah
bersekolah dan anak-anak mereka bersekolah hingga tingkat SD atau SMP.
c. Masyarakat mulai banyak yang menyekolahkan anak-anaknya meskipun orang tua tidak bersekolah.
d. Banyak orang tua yang pernah bersekolah meskipun hanya sampai SD atau SMP dan berniat menyekolahkan anak-anak mereka sampai perguruan tinggi.
e. Masyarakat sangat mementingkan pendidikan mereka dan anak-anak mereka.
11. Berapa jumlah anak yang tidak sekolah di lingkungan tempat tinggal anda (tetangga terdekat)? a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang
68
d. 4 orang e. lebih dari 4 orang
C. Kondisi Ekonomi Keluarga (diisi oleh Orang Tua Responden)
12. Berapa pendapatan keluarga dalam satu bulan? a. Lebih dari Rp. 3.100.000,- b. Rp. 2.400.000,- - Rp. 3.099.000 c. Rp. 1.700.000,- - Rp. 2.399.000,- d. Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.699.000,- e. Kurang dari Rp. 1.000.000,-
13. Seberapa jauh pendapatan anda dapat mencukupi kebutuhan pokok? a. Kebutuhan pokok sangat tercukupi dan memiliki tabungan b. Kebutuhan pokok sangat tercukupi meskipun tidak memiliki
tabungan c. Kebutuhan pokok tercukupi secara pas-pasan dengan
pendapatan d. Kebutuhan pokok terkadang tercukupi dan memiliki hutang e. Kebutuhan pokok tidak pernah terpenuhi dan memiliki hutang
14. Berapa pengeluaran keluarga dalam satu bulan? a. Lebih dari Rp. 3.100.000,- b. Rp. 2.400.000,- - Rp. 3.099.000 c. Rp. 1.700.000,- - Rp. 2.399.000,- d. Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.699.000,- e. Kurang dari Rp. 1.000.000,-
15. Berapa pengeluaran keluarga untuk pendidikan anak (SPP, transportasi, pembelian buku, dan peralatan sekolah lainnya) setiap bulan? a. Lebih dari Rp. 250.000,- b. Antara Rp. 200.000,- - Rp. 250.000,- c. Antara Rp. 150.000,- - Rp. 200.000,- d. Antara Rp. 100.000,- - Rp. 150.000,- e. Kurang dari Rp. 100.000,-
16. Berapa jumlah anggota keluarga? a. Kurang dari 4 orang b. 4 orang c. 5 orang d. 6 orang e. Lebih dari 6 orang
69
17. Berapa jumlah anak? a. 1 orang b. 2 orang c. 3 orang
d. 4 orang e. Lebih dari 4 orang
18. Berapa jumlah anggota keluarga lain yang menjadi tanggungan (kakek, nenek, keponakan, dll)? a. Tidak punya b. 1 orang c. 2 orang
d. 3 orang e. Lebih dari 3 orang
D. Motivasi Orang Tua (diisi oleh Orang Tua Responden)
19. Seberapa penting pendidikan anak? a. Saya selalu mengarahkan anak saya untuk sekolah setinggi
mungkin hingga perguruan tinggi. b. Saya mengharuskan anak saya untuk sekolah setidaknya sampai
jenjang SMA. c. Saya mengarahkan anak saya untuk bersekolah paling tidak
hingga jenjang SMA. d. Saya mengarahkan anak saya untuk bersekolah hingga tingkat
SD atau SMP saja. e. Saya tidak mengharuskan anak bersekolah.
20. Menurut anda sampai jenjang apa anak anda harus bersekolah? a. Perguruan Tinggi b. SMA / sederajat c. SMP / sederajat
d. SD / sederajat e. Tidak sekolah / di
pesantren saja 21. Apa tujuan anda menyekolahkan anak?
a. Agar pintar dan dapat menggapai cita-cita serta memiliki pekerjaan yang lebih baik dari orang tua.
b. Agar pintar dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari orang tua.
c. Agar pintar dan memiliki banyak teman. d. Saya lebih memilih anak saya masuk pesantren agar pintar
dalam hal agama. e. Untuk mengalihkan dari kesibukan orang tua bekerja.
22. Apakah anda ingin anak anda bersekolah? a. Sangat ingin menyekolahkan setinggi mungkin, hingga menjadi
seorang sarjana. b. Saya ingin menyekolahkan anak saya hingga SMA. c. Saya ingin menyekolahkan anak saya hingga jenjang SD atau
SMP saja.
70
d. Saya menyerahkan semuanya pada anak saya, karena yang bersekolah anak saya.
e. Saya ingin anak saya bekerja saja atau mengaji di pesantren. 23. Bagaimana usaha anda untuk menyekolahkan anak?
a. Mencarikan sekolah terbaik dan menyekolahkan setinggi mungkin serta menyediakan dana
b. Menyediakan dana dan membebaskan anak memilih sekolah yang disukai
c. Menyediakan dana dan menghimbau untuk sekolah yang dekat saja
d. Menyekolahkan anak semampu orang tua dan sesuai kemampuan anak.
e. Mengikuti apa kemauan dari anak. 24. Apa yang anda lakukan jika anak malas sekolah dan ingin berhenti
sekolah? a. Memarahi dan memaksa anak untuk bersekolah. b. Menghimbau agar anak tetap bersekolah dan mendorong anak
untuk tetap sekolah. c. Meminta anak agar menyelesaikan sekolah pada jenjang yang
sedang dilakukan. d. Mengikuti kemauan anak dan memasukkannya ke pesantren e. Menyerahkan spenuhnya kepada anak.
E. Budaya (diisi oleh Orang Tua Responden)
25. Berapa jumlah anggota keluarga yang pernah atau sedang sekolah? a. tidak ada b. 1 orang c. 2 orang d. 3 orang e. lebih dari 3 orang
26. Berapa rata-rata jenjang pendidikan yang dimiliki anggota keluarga? a. Tidak sekolah b. SD / sederajat c. SMP / sederajat d. SMA / sederajat e. Perguruan tinggi
27. Apakah di keluarga anda seseorang harus sekolah? a. Sangat harus b. Harus c. Agak diharuskan
d. Kurang diharuskan e. Tidak diharuskan
71
71
28. Di keluarga anda sampai jenjang apa seseorang harus sekolah? a. Perguruan tinggi b. SMA / sederajat c. SMP / sederajat d. SD / sederajat e. Tidak diharuskan sekolah
29. Bagaimana kondisi pendidikan masyarakat di sekitar anda? a. Banyak masyarakat yang sekolah sampai perguruan tinggi. b. Masyarakat mulai mengenyam pendidikan sampai SMA. c. Masyarakat banyak yang hanya berpendidikan sampai SMP atau
SD. d. Masyarakat banyak yang tidak tamat SD. e. Banyak masyarakat yang tidak bersekolah.
30. Seberapa banyak masyarakat usia sekolah di lingkungan masyarakat sekitar anda yang tidak sekolah atau putus sekolah? a. 1 – 3 orang b. 4 – 6 orang c. 7 – 9 orang d. 10 – 12 orang e. lebih dari 12 orang
31. Bagaimana pandangan masyarakat di sekitar anda mengenai pendidikan? a. Pendidikan sangat penting untuk masa depan. b. Pendidikan untuk merubah nasib keluarga. c. Pendidikan agama lebih penting dari pada pendidikan formal. d. Pendidikan hanya untuk mengisi waktu luang. e. Percuma berpendidikan tinggi jika akhirnya menjadi petani.
F. Aksesibilitas (diisi oleh Orang Tua Responden)
Untuk no. 30, 31 dan 32 ketentuan sekolahnya adalah untuk usia SD
dengan SD, usia SMP dengan SMP, usia SMA dengan SMA dan usia PT
dengan PT
32. Berapa jarak rumah ke sekolah? a. Kurang dari 1m b. antara 1 km – 2,5 km c. antara 2,5 km – 5 km d. antara 5 km – 7,5 km e. lebih dari 7,5 km
72
33. Berapa lama waktu tempuh dari rumah ke sekolah? a. Kurang dari 15 menit b. antara 15 – 30 menit c. antara 30 – 45 menit d. antara 45 menit – 1 jam e. lebih dari 1 jam
34. Bagaimana kondisi jalan dari rumah menuju sekolah? a. Baik dan mudah untuk dilalui, tidak ada hambatan. b. Jalan mudah di lalui meski agak sedikit rusak. c. Jalan rusak, harus berhati-hati namun masih dapat di lewati d. Jalan tanah bergelombang dan kadang licin dan berlumpur e. Jalan tanah berbukit dan sulit dilewati
35. Apakah anda memiliki alat transportasi keluarga? a. Mobil dan sepeda motor b. Mobil c. Sepeda motor d. Sepeda onthel e. Tidak memiliki
36. Alat transportasi umum apa saja di daerah anda yang bisa anda manfaatkan? a. Bus, angkot, dan ojek b. Angkot dan ojek c. Angkot saja d. Ojek saja e. Tidak ada
37. Apakah alat transportasi di daerah anda mudah di dapatkan? a. Setiap saat dapat ditemui dan dimanfaatkan b. Mudah untuk ditemui dan dimanfaatkan meskipun terkadang
harus menunggu c. Bisa didapatkan namun tidak sewaktu-waktu ada, karena
jumlahnya yang tidak terlalu banyak d. Hanya datang pada waktu tertentu. e. Sangat sulit.
73
73
Lampiran 3 Tabel Uji Coba Instrumen 1 Resp.\ Soal No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 ∑
UC 1 4 5 4 4 4 4 1 1 5 3 4 3 3 3 5 3 4 4 2 1 2 2 1 2 4 1 1 1 3 2 2 5 5 5 1 5 5 114
UC 2 2 2 2 4 2 5 2 1 4 2 1 4 4 4 1 4 3 4 1 1 2 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 5 5 4 3 5 5 101
UC 3 3 2 3 3 1 5 1 2 4 1 3 3 2 3 5 5 4 5 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 5 4 3 1 5 4 97
UC 4 4 4 5 4 4 5 3 1 4 2 2 3 3 4 4 4 5 5 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 5 5 4 3 5 4 117
UC 5 2 2 2 5 1 4 1 1 5 1 3 4 4 4 2 3 4 4 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 2 1 4 1 4 4 94
UC 6 2 2 1 4 2 4 2 3 4 2 3 2 3 4 2 4 4 5 2 2 2 1 3 1 3 2 1 1 2 2 1 1 2 5 3 5 5 97
UC 7 4 5 4 3 5 5 2 1 5 2 2 2 3 2 5 3 3 4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 1 4 3 5 4 105
UC 8 2 2 1 4 2 4 2 3 4 1 3 3 4 4 2 4 4 5 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 1 4 4 4 2 5 5 102
UC 9 1 3 1 5 2 5 2 1 5 2 3 3 3 4 5 3 3 5 1 1 3 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 4 4 100
UC 10 4 5 3 4 1 4 2 1 4 1 2 3 3 3 4 5 5 4 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 4 5 4 3 5 3 108
UC 11 4 5 2 1 3 3 1 2 3 3 4 2 2 2 4 5 4 4 4 1 2 1 1 1 4 3 2 3 3 1 1 5 4 5 1 5 4 105
UC 12 2 2 1 3 2 5 1 1 5 2 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2 5 3 5 4 97
UC 13 2 2 1 5 1 4 2 1 5 1 3 3 3 3 4 3 3 5 2 1 2 1 2 1 3 3 1 2 3 2 2 1 2 4 4 5 4 96
UC 14 1 2 2 2 2 4 1 1 4 4 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 4 1 5 4 93
UC 15 2 2 1 4 1 5 2 2 3 1 3 3 4 4 2 4 3 5 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 5 4 96
UC 16 3 5 3 1 3 5 3 1 5 1 1 4 3 5 5 3 4 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2 5 3 5 4 110
UC 17 2 2 1 2 1 4 2 1 4 3 3 3 4 4 1 5 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 1 5 5 94
UC 18 2 2 2 4 2 4 1 2 4 1 4 4 3 3 5 3 5 4 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1 5 5 4 1 5 5 99
UC 19 2 1 1 3 1 5 2 1 5 2 2 4 4 4 2 4 4 5 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 3 1 2 4 3 5 5 97
UC 20 5 5 3 4 4 5 1 2 5 3 3 3 4 4 5 4 4 4 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 5 5 119
74
Tabel Uji Coba Instrumen 2Resp.\ item Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 ∑
UC 1 4 5 4 4 4 4 1 1 5 1 4 3 3 3 5 3 4 4 1 1 2 1 1 2 4 1 1 1 3 2 2 5 5 5 1 5 5 110
UC 2 2 2 1 4 2 5 2 1 4 2 3 4 4 4 1 4 4 5 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 1 2 5 5 4 3 5 5 103
UC 3 1 2 1 3 1 5 1 1 4 1 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 1 1 4 1 2 1 3 1 1 5 5 4 1 5 4 94
UC 4 4 5 5 4 4 5 1 1 4 2 1 3 3 4 3 4 4 5 1 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 5 5 4 3 5 4 113
UC 5 3 2 1 5 1 4 1 2 5 1 2 4 4 4 2 3 4 4 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 4 1 5 4 94
UC 6 2 2 1 4 2 5 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 5 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 2 5 3 5 5 98
UC 7 4 5 5 4 5 5 2 1 4 1 2 2 3 3 5 3 3 5 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 1 4 3 5 4 107
UC 8 2 2 1 4 2 4 2 3 4 1 3 3 4 4 2 4 4 5 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 4 4 5 3 5 5 103
UC 9 1 2 1 5 1 5 2 1 5 2 3 3 3 4 5 3 3 5 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 4 4 98
UC 10 4 5 3 4 1 5 2 1 4 1 2 3 3 3 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 4 5 4 3 5 4 113
UC 11 4 5 3 2 3 3 1 1 3 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 1 2 1 1 1 4 2 2 3 3 1 1 5 5 5 1 5 4 105
UC 12 1 2 1 3 2 5 1 1 5 1 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 2 1 3 2 1 2 3 2 1 2 2 5 3 5 4 95
UC 13 2 2 1 2 1 4 2 1 5 1 3 3 3 3 5 3 3 5 1 1 2 1 2 1 3 2 1 2 3 2 2 1 2 4 3 5 4 91
UC 14 1 1 1 2 2 4 1 1 4 4 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 4 1 5 4 91
UC 15 2 2 1 4 1 5 2 1 5 1 3 3 4 4 2 4 4 5 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 4 3 5 4 97
UC 16 3 4 3 2 3 5 2 1 5 1 2 4 3 4 5 3 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 1 2 5 3 5 4 108
UC 17 2 2 1 2 1 4 2 1 4 1 3 3 4 4 1 4 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 5 1 5 5 92
UC 18 2 2 1 4 1 5 1 1 4 1 4 3 3 3 5 3 4 4 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1 5 5 4 1 5 5 95
UC 19 2 2 1 4 1 5 2 1 5 1 3 4 4 4 2 4 4 5 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 4 3 5 5 98
UC 20 4 5 4 4 4 5 1 1 5 1 3 3 4 4 5 4 4 5 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 5 5 117
74
75
75
Lampiran 4
Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Resp. Tes 1 (X) Tes 2 (Y) X2 Y2 XY UC 1 114 110 12996 12100 12540 UC 2 101 103 10201 10609 10403 UC 3 97 94 9409 8836 9118 UC 4 117 113 13689 12769 13221 UC 5 94 94 8836 8836 8836 UC 6 97 98 9409 9604 9506 UC 7 105 107 11025 11449 11235 UC 8 102 103 10404 10609 10506 UC 9 100 98 10000 9604 9800
UC 10 108 113 11664 12769 12204 UC 11 105 105 11025 11025 11025 UC 12 97 95 9409 9025 9215 UC 13 96 91 9216 8281 8736 UC 14 93 91 8649 8281 8463 UC 15 96 97 9216 9409 9312 UC 16 110 108 12100 11664 11880 UC 17 94 92 8836 8464 8648 UC 18 99 95 9801 9025 9405 UC 19 97 98 9409 9604 9506 UC 20 119 117 14161 13689 13923 Jumlah 2041 2022 209455 205652 207482
76
Perhitungan Validitas Instrumen
Rumus Product Moment
N∑XY - (∑X)(∑Y)
√ {N∑X2 - (∑X) 2}{N∑Y2 - (∑Y) 2} (20 x 207.482) - (2.041 x 2.022)
√ {(20 x 209.455) - (2.041) 2}{(20 x 205.652) - (2.022) 2} 4.149.640 - 4.126.902
√ (4.189.100 - 4.165.681) (4.113.040 - 4.008.484) 22.738
√ 23.419 x 24.556 22.738
√ 575.076.964 22.738
23.980,76237
r xy = 0,9482 r tabel α = 5 % dengan N = 20 adalah 0,444
karena rxy = 0,9482 > dari r tabel = 0,444 maka intrumen tersebut valid.
Perhitungan Reliabilitas
Rumus Spearman-Brown
2 x rxy 1 + rxy
2 x 0,9482 1 + 0,9482
1.8964 1,9482
r 11 = 0, 9734
r tabel α = 5 % dengan N = 20 adalah 0,444
karena r11 = 0, 9734 > dari r tabel = 0,444 maka intrumen tersebut reliabel.
r xy =
r xy =
r xy =
r xy =
r xy =
r xy =
r 11 =
r 11 =
r 11 =
77
77
Lampiran 5
DAFTAR NAMA RESPONDEN
Nama Usia Sekolah Tingkat Pendidikan RT 1. Nurul Istiana SD Tidak Sekolah 1 2. Arif Saputra SD Tidak Sekolah 1 3. Haska Wimanda SD Tidak Sekolah 1 4. Madaya Nerira Wafi SD Tidak Sekolah 1 5. Fitri SD Tidak Sekolah 1 6. Intan Devitasari SD Tidak Sekolah 1 7. Dea Luriana SD Tidak Sekolah 1 8. Dwi Susanti SMP SD 1 9. Wahyu Adi Triyono SMA SD 1 10. Danny Dayono SMA SD 1 11. Nafisatul Uliyah SMA SD 1 12. Nur Faid Khakiki SMA SD 1 13. Budi Raharjo SMA SD 1 14. Agus Slamet SMA SD 1 15. Surwanto PT SD 1 16. Junaidi PT SD 1 17. Purwanto PT SD 1 18. Lukman Adi PT SD 1 19. Slamet Aminah SMP SD 2 20. Rochayatinah SMA SD 2 21. Oki Surya Anggara SMA SD 2 22. Wahid Nur Rahman SMA SMP 2 23. Rochayati Hidayah SMA SD 2 24. Riski Oktaviani SMA SD 2 25. Fandi PT SMP 2 26. Rizki SD Tidak Sekolah 3 27. Ulil SD Tidak Sekolah 3 28. Tri Putra Romadhoni SMP SMP 3 29. Tri Winasih SMA SD 3 30. Yulia Sopyani SMA SD 3 31. Nurul Hidayah PT Tidak tamat SD 3 32. Sutiyah PT Tidak tamat SD 3 33. Siti Chomsiyah PT SD 3
78
34. Slamet Wantoro PT SMP 3 35. Nurul Hidayah PT SD 3 36. Triawan SD Tidak Sekolah 4 37. Mujiyati PT SMP 4 38. Sutarman PT SMP 4 39. Haryanti PT SD 4 40. Akromah PT SMP 4 41. Abul Mustofa SD Tidak Sekolah 5 42. Nur Janah SD Belum Tamat SD 5 43. Farimatul Jariyah SD Tidak Sekolah 5 44. Miftahul Huda SMP SD 5 45. Fathu Rochman SMA SD 5 46. Nur Hamidah SMA SD 5 47. Suyanti SMA SD 5 48. Sahidin PT SD 5 49. Riyadi PT SD 5 50. Siti Khodijah PT SD 5 51. Pawit PT SD 5 52. Yusuf PT SD 5 53. Kholis PT SD 5 54. Ahmad Junaedi PT SD 5 55. Saeni SMP SD 6 56. Kristiana SMA SMP 6 57. Hardiyanto SMA SD 6 58. Anton Hidayat PT SMP 6 59. Suprapti PT Tidak tamat SD 6 60. Agus Riyanto PT Tidak tamat SD 6 61. Ofa Mira Susanto PT Tidak tamat SD 6 62. Atika Mutidayanti SMP SD 7 63. Nurul Alfiatul Fabriyah SMP SMP 7 64. Tarwiyah SMA SD 7 65. Chaerul Muna SMA SD 7 66. Ana Afidayani SMA SD 7 67. Zaenal Arifin SMA SD 7 68. Istiqomah SMA SMP 7 69. Ahmad Rofik PT SD 7 70. Sodikin PT SD 7 71. Mutoharoh PT SD 7 72. Latifah PT SD 7 73. Makiyatul Musyarofah PT SD 7
79
74. Mukarimah PT SD 7 75. Ahmad Pawit SMA SMP 8 76. Zumatul Mubarokah SMA SMP 8 77. Ahmad Sarif SMA SD 8 78. Maesaroh SMA SMP 8 79. Siti Nadhiroh SMA SMP 8 80. Nur Hayati PT SD 8 81. Kusmiyah PT SD 8 82. Ahmad Fuad PT SMP 8 83. Waluyo PT SD 8 84. Nur Rofingah PT SMP 8
80
80
Lampiran 6
Hasil Tabulasi Data
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 4 5 4 4 4 4 2 1 5 2 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 5 5 5 3 5 4 112
2 2 2 1 4 2 4 2 1 5 2 2 3 4 3 2 4 4 5 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 5 5 5 1 5 4 98
3 2 2 1 5 2 5 2 1 4 1 3 3 4 4 4 2 4 5 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 2 4 5 4 1 5 4 100
4 4 5 4 4 4 4 1 1 5 1 4 3 3 3 5 3 4 4 1 1 2 1 1 2 4 1 1 1 3 2 2 5 5 5 1 5 5 110
5 2 2 1 4 2 5 2 1 4 2 3 4 4 4 1 4 4 5 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 1 2 5 5 4 3 5 5 103
6 1 2 1 3 1 4 1 1 4 1 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 1 1 4 1 2 1 3 1 1 5 5 4 1 5 4 93
7 4 5 4 4 4 5 1 1 4 2 2 3 3 4 5 4 4 5 1 1 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 5 5 4 3 5 4 114
8 2 2 1 5 2 4 2 1 4 2 3 4 4 5 1 3 3 5 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 5 4 1 5 5 102
9 2 2 1 4 1 4 2 1 5 1 3 3 3 3 3 4 4 5 2 2 2 2 2 1 4 1 1 1 2 1 2 2 3 5 3 5 4 96
10 2 2 1 4 1 4 2 3 4 1 3 4 4 4 1 4 4 5 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 3 3 4 1 5 4 98
11 1 2 1 2 1 5 1 1 5 1 4 2 3 3 5 3 3 5 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 4 3 5 4 90
12 2 2 1 4 1 4 2 3 4 3 3 5 4 4 1 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 3 5 3 5 4 100
13 1 2 1 4 2 4 1 1 4 2 3 3 4 4 5 4 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 5 3 5 4 103
14 2 2 1 4 1 4 2 3 4 1 3 4 4 4 2 4 4 5 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 3 3 4 3 5 4 98
15 1 1 2 4 1 5 2 1 4 1 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 2 5 1 5 4 93
16 2 2 1 5 1 4 1 1 5 1 2 4 4 4 2 3 4 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 4 1 5 4 91
17 1 2 1 4 2 5 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 5 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 2 5 3 5 5 97
18 4 2 2 4 5 5 2 1 4 1 2 2 3 3 5 3 3 5 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 1 4 3 5 4 101
19 2 2 1 4 2 4 2 3 4 1 3 3 4 4 2 4 4 5 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 4 4 5 3 5 5 103
20 1 2 1 4 1 4 2 1 5 1 3 3 3 3 5 3 4 4 1 1 2 1 2 1 3 2 1 1 3 2 2 2 2 4 1 5 4 90
21 2 2 1 4 1 5 2 1 4 1 2 3 4 4 1 4 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 5 1 5 4 98
22 2 2 1 4 1 5 2 1 5 1 3 4 3 4 2 4 4 5 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 5 5 99
23 1 2 1 5 1 5 1 1 4 2 2 2 3 3 5 4 4 5 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 5 1 5 4 95
24 2 2 1 4 2 5 2 1 4 1 3 4 4 4 2 4 4 5 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 4 1 5 4 98
25 1 2 1 5 1 5 2 1 5 2 3 3 3 4 5 3 3 5 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 5 4 99
81
26 4 5 3 4 1 5 2 1 4 1 2 4 4 3 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 4 5 4 3 5 4 115
27 4 5 3 2 3 3 1 1 3 3 4 2 2 2 4 4 4 5 4 1 2 1 1 1 4 2 2 3 3 1 1 5 5 5 1 5 4 106
28 4 5 4 4 4 5 3 2 4 4 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 5 4 4 5 1 5 4 120
29 1 2 1 4 1 4 1 1 4 1 3 3 3 4 5 4 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 5 1 5 4 95
30 1 2 1 3 2 5 1 1 5 1 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 2 1 3 2 1 2 3 2 1 2 2 5 3 5 4 95
31 2 2 1 4 1 4 2 1 5 1 3 3 3 3 5 3 3 5 1 1 2 1 2 1 3 2 1 2 3 2 2 1 2 4 3 5 4 93
32 1 1 1 2 2 4 1 1 4 4 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 4 1 5 4 91
33 2 2 1 4 1 5 2 1 5 1 3 3 4 4 2 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 4 3 5 4 96
34 3 4 3 2 3 5 2 1 5 1 2 4 3 4 5 3 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 1 2 5 3 5 4 108
35 2 2 1 2 1 4 2 1 4 1 3 3 4 4 1 4 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 5 1 5 5 92
36 2 2 1 4 1 5 1 1 4 1 4 3 3 3 5 3 4 4 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1 5 5 4 1 5 5 95
37 2 2 1 4 1 4 2 1 4 1 3 4 4 4 2 4 4 5 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 5 3 5 5 99
38 1 1 1 4 1 4 1 1 5 1 3 3 4 4 5 5 5 5 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 3 2 2 2 3 4 3 5 5 100
39 2 2 1 4 2 5 2 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 4 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 4 1 5 5 94
40 1 2 1 4 1 4 1 1 5 1 4 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 1 5 5 4 1 5 4 98
41 3 4 3 4 1 3 1 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 5 1 4 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 5 5 4 1 5 4 103
42 4 5 4 5 4 5 2 3 4 1 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 5 5 4 1 5 5 113
43 2 2 1 4 2 5 5 4 4 1 3 3 4 4 3 4 4 5 3 3 4 2 2 1 3 2 2 3 3 2 4 5 5 4 1 5 5 119
44 2 2 1 4 2 4 2 1 5 1 3 4 4 4 2 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 2 3 4 4 1 5 4 97
45 1 1 1 3 1 4 2 1 4 2 2 3 3 4 5 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 4 3 5 4 91
46 2 2 1 4 2 5 2 1 4 1 3 4 4 5 2 4 4 5 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 3 5 1 5 4 99
47 2 2 1 4 2 4 2 1 5 2 3 3 3 4 2 4 4 5 1 1 2 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 3 3 4 1 5 4 94
48 1 1 1 3 1 4 1 1 4 1 3 3 3 3 5 3 4 4 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 4 1 5 4 87
49 2 2 1 4 2 4 2 1 5 1 2 4 4 4 1 4 4 5 1 1 2 1 2 3 2 2 1 1 3 1 2 1 2 4 1 5 4 91
50 1 1 1 4 2 5 1 1 4 1 2 3 3 3 5 4 4 5 2 2 4 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 2 5 1 5 5 95
51 1 2 1 3 1 4 1 1 4 1 4 3 4 4 5 3 3 5 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 2 4 3 5 5 90
52 2 2 1 3 2 5 2 1 5 1 3 4 4 4 2 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 4 5 5 4 98
53 1 2 1 3 2 4 1 1 5 1 1 3 3 4 5 3 4 4 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 2 4 3 5 4 88
54 2 2 1 4 1 5 2 1 5 1 3 4 4 4 2 4 4 5 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 4 3 5 5 98
55 4 5 4 4 4 5 1 1 5 1 3 3 4 4 5 4 4 5 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 5 5 5 122
82
56 4 5 4 4 4 5 1 1 5 3 2 3 3 4 5 4 4 5 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 4 2 3 4 3 4 4 119
57 2 2 1 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 4 1 5 5 97
58 2 2 1 4 3 4 2 1 4 3 3 3 4 4 3 4 4 5 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 1 3 5 5 103
59 1 1 1 4 1 5 1 1 5 1 4 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 1 2 3 2 1 1 3 1 1 1 2 4 1 5 4 89
60 2 2 1 3 1 4 1 1 4 1 1 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 4 3 5 5 88
61 1 1 1 4 2 5 1 1 4 1 1 3 4 4 5 3 3 5 2 1 2 1 1 2 3 2 1 1 3 1 1 1 2 4 1 5 5 88
62 2 2 1 4 2 5 2 1 5 1 2 4 3 4 2 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 5 3 4 5 98
63 4 5 4 4 4 5 1 1 4 2 2 3 4 4 5 4 4 5 2 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 4 4 3 5 4 117
64 1 1 1 3 1 4 1 1 4 2 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 3 4 3 5 5 93
65 3 4 1 3 2 4 2 1 4 3 3 3 3 4 3 4 4 5 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 3 5 1 5 4 100
66 2 2 1 5 2 5 2 1 5 1 3 4 4 5 1 3 3 5 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 5 3 5 5 100
67 2 2 1 4 2 4 2 1 5 1 2 4 4 4 2 4 4 5 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 1 5 4 98
68 4 5 4 4 4 5 1 1 4 2 2 3 4 4 5 4 4 5 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 4 4 3 5 5 116
69 2 2 1 4 1 4 2 1 4 1 3 3 4 4 2 4 4 5 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 4 1 5 4 93
70 1 2 1 4 1 4 1 1 4 1 3 3 3 3 5 4 4 5 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 4 5 3 5 4 95
71 1 1 1 3 1 5 1 1 4 1 2 3 3 3 5 4 4 5 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 4 3 5 5 90
72 2 2 1 3 1 4 2 1 4 3 3 3 3 4 3 3 3 5 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 4 1 5 4 93
73 2 2 1 4 2 5 2 1 5 1 2 4 4 5 1 3 3 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 5 1 5 5 97
74 2 2 1 4 2 5 2 1 5 1 3 4 4 4 2 4 4 5 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 4 3 5 4 98
75 4 5 4 4 4 5 1 1 4 3 2 3 3 3 5 4 4 5 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 1 2 2 4 5 3 5 5 119
76 3 4 1 3 3 4 2 1 4 3 2 3 3 4 4 4 4 5 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 3 4 1 5 4 105
77 1 1 1 4 1 4 1 1 5 1 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 1 2 3 3 1 5 4 91
78 2 2 1 4 3 4 2 1 4 2 3 4 4 4 1 3 4 5 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 1 2 3 3 4 5 5 4 110
79 4 5 4 4 4 5 2 3 4 3 4 4 4 5 1 4 3 5 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 4 3 5 4 120
80 1 4 1 2 2 4 1 1 4 2 2 4 3 4 5 3 3 5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 4 4 88
81 1 1 1 4 1 5 1 1 5 1 3 3 3 3 3 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 5 1 5 4 89
82 2 2 1 4 2 5 2 1 4 3 2 4 4 4 2 4 4 5 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 4 1 5 4 103
83 1 1 1 3 1 4 1 1 5 1 3 3 3 3 5 4 4 5 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 4 1 5 4 87
84 2 2 1 4 2 5 2 1 4 1 3 4 4 5 2 3 4 4 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 1 2 1 2 5 1 5 4 100
83
83
Lampiran 7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi Individu Kondisi Sosial Kondisi Ekonomi
Motivasi Orang
Tua Budaya Aksesibilitas
N 84 84 84 84 84 84
Normal Parametersa Mean 11.6786 16.0476 26.3333 10.3929 14.0238 20.7619
Std. Deviation 4.22032 1.64942 1.39994 2.15663 1.72142 2.75339
Most Extreme Differences Absolute .290 .175 .219 .191 .160 .157
Positive .290 .175 .186 .191 .160 .157
Negative -.134 -.132 -.219 -.128 -.114 -.083
Kolmogorov-Smirnov Z 2.658 1.601 2.005 1.753 1.469 1.435
Asymp. Sig. (2-tailed) .056 .073 .083 .067 .081 .062
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel di atas normalitas dapat dilihat dari besarnya nilai asymp. sig (2-tailed) pada setiap variabel. Nilai asymp. sig pada setiap variabel > dari α = 0,05 maka distribusi data setiap variabel tersebut normal. Lebih jelasnya normalitas dapat dilihat dari
grafik di bawah ini. titik-titik yang berad dekat dengan garis horizontal menunjukkan bahwa distribusi atau persebaran data-data
tersebut adalah normal.