FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMEN KERJA...
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMEN KERJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMEN KERJA
PARA BURUH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO)
KEBUN KRUPUT AFDELING KUBANGKANGKUNG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh:
Indri Lestari
NIM 11140150000010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
i
ABSTRAK
Indri Lestari (11140150000010), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Komitmen Kerja Para Buruh di PTP Nusantara IX
(Persero) Kebun Krumput Cabang Kubangkangkung, Kabupaten Cilacap”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi komitmen kerja para buruh di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun
Krumput Cabang Kubangkangkung, Kabupaten Cilacap. Metode penelitian ini
yaitu kualitatif non positivis dengan metode analisis deskriptif. objek populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan atau buruh yang bekerja di PTP
Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput cabang Kubangkangkung Cilacap.
Pemilihan sampel ditentukan secara purpose sampling yaitu karyawan yang
minimal sudah bekerja selama satu tahun di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun
Krumput cabang Kubangkangkung Cilacap, peneliti akan mengambil sampel
buruh sebanyak 10 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kesejahteraan sosial dan kesejahteraan ekonomi buruh PT
Perusahaan Nusantara sudah cukup baik ditandai dengan adanya pengakuan hak
asasi manusia, kebebasan dalam mengungkapkan pendapat, dan pengakuan dari
lingkungan sosial mereka. Dari sisi ekonomi, para buruh juga memiliki
kesejahteraan yang cukup baik, dimana para buruh memiliki rumah dan kendaraan
pribadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja para buruh di PTP
Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Cabang Kubangkangkung adalah: (1)
keterampilan, (2) pendidikan, (3) otonomi, (4) afiliasi, (5) lingkungan kerja, (6)
jam kerja, (7) aksesibilitas, (8) keamanan kerja, (9) kesempatan mengembangkan
diri, (10) pendapatan.
Kata Kunci: Faktor-faktor, Komitmen, Buruh
ii
ABSTRACT
Indri Lestari (11140150000010), Departement of Social Sciences Education,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Training. The tittle of Skripsi is “The
Factors Affecting the Commitment of Workers' Work Commitments at PTP
Nusantara IX (Persero) Krumput Gardens, Kubangkangkung Branch,
Cilacap Regency”.
The purpose of this research is to know determine the factors that influence the
work commitment of workers at PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput
Kubangkangkung Branch, Kabupaten Cilacap. This research used qualitative
non-positivist with descriptive analysis method. The population object in this
study were all employees or workers who worked at PTP Nusantara IX (Persero)
Kebun Krumput branch of Kubangkangkung Cilacap. The sample selection was
determined by purpose sampling, ie employees who had worked for at least one
year at PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput branch Kubangkangkung
Cilacap, researchers would take a sample of 10 workers. Research data was
collected using an observation, interviews, and documentation. The result of the
research is the social welfare and economic welfare of the workers of PT
Perusahaan Nusantara were quite well marked by the recognition of human
rights, freedom of expression, and recognition of their social environment. From
an economic standpoint, the workers also have a fairly good welfare, where
workers have homes and private vehicles. The factors that influence the work
commitment of the workers at PTP Nusantara IX (Persero) in Kubangkangkung
Branch Krumput Farm are: (1) skills, (2) education, (3) autonomy, (4) affiliation,
(5) work environment, (6 ) work hours, (7) accessibility, (8) job security, (9)
opportunity to develop themselves, (10) income.
Keywords: Factors, Commitment, Labor
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat
Allah, SWT karena segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari jalan
jahiliyah menuju jalan yang terang benderang dengan Agama Islam yang
dibawanya menjadi penyelamat dan mengantarkan pemeluknya menuju
kedamaian di dunia maupun di akhirat.
Selama penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagi pihak yang
telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Bapak Drs. H. Syaripulloh M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Dosen Penasihat Akademik Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd., dan Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd., selaku
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk terus membantu dan membimbing sampai selesainya penulisan skripsi.
5. Terima kasih kepada Bapak Harsono selaku Kepala Desa Kubangkangkung
atas izin penelitian yang telah diberikan serta segala informasi dan masukan
selama penelitian.
6. Terima kasih kepada Pemimpin Perusahaan serta seluruh pekerja PT
Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Afdeling
Kubangkangkung yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian penelitian
skripsi ini.
iv
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis menuntut
ilmu di bangku perkuliahan. Khususnya di Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
8. Bapak Suratman dan Ibu Saminah, selaku orang tua yang penulis cintai tidak
pernah henti membantu mendoakan, memotivasi, dan selalu siap dikala
penulis kesulitan.
9. Kakak dan Adik yang penulis sayangi, Ifan Pratikto, Amri Sudrajat, Adi
Nugroho dan Diki Hermansah yang selalu setia membantu baik berupa moril
ataupun materil dalam penulisan skripsi ini.
10. Samsul Hafid selaku partner terbaik, yang selalu mengerjakan skripsi
bersama, sehingga sehingga skripsi ini bisa selesai secara bersamaan.
11. Terimakasih sahabat-sahabat hebatku, Deska Nirawati, Eli Irmawati, Nila
Selvi Adi, Iip Siti Fatimah, Fitria Sulistyani, Lailatul Hikmah serta sahabat
kelas konsentrasi Ekonomi, atas dukungan, semangat dan doa yang diberikan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. Terimakasih sahabat/i Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia 2014, Singgih
Nugroho, Linda Khairani, Alfariz Hanini, Jafar Sidiq yang selalu membantu
dan menghibur dalam penulisan skripsi ini dikala penulis merasa lelah dan
kehilangan inspirasi.
13. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu untuk
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan.
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan karena Allah
SWT penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan didalamnya, untuk itu penulis memerlukan kritik dan saran
dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca
serta bagi masyarakat.
Jakarta, 24 April 2019
Penulis
Indri Lestari
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
ABSTRACT. ..................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................................ 8
D. Perumusan Masalah ................................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................................. 11
A. Buruh. ................................................................................................................... 11
1. Pengertian Buruh. .......................................................................................... 11
2. Hak dan Kewajiban Buruh. ........................................................................... 13
3. Kondisi Kerja Buruh. ..................................................................................... 26
4. Kinerja Buruh. ............................................................................................... 28
B. Komitmen Kerja. .................................................................................................. 31
1. Pengertian Komitmen Kerja. ......................................................................... 31
2. Komponen Kerja............................................................................................ 32
3. Faktor-faktor Komitmen Kerja. ..................................................................... 34
C. Penelitian yang Relevan. ...................................................................................... 41
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 44
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 44
B. Latar Penelitian .................................................................................................. 45
C. Metode Penelitian .............................................................................................. 46
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 48
E. Instrumen Wawancara........................................................................................ 50
F. Pemeriksaan Keabsahan Data. ........................................................................... 56
G. Teknik Analisis Data. ......................................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 61
A. Deskripsi Data. ................................................................................................... 61
1. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian. ................................................... 61
2. Identitas Perusahaan, Visi, Misi, Tujuan. ................................................... 67
3. Geografi Krumput. ...................................................................................... 69
4. Geografi Kubangkangkung. ........................................................................ 70
B. Deskripsi Data dan Analisis Data. ..................................................................... 70
1. Kesejahteraan Dalam Bidang Sosial Dan Ekonomi Para Buruh. ............... 95
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Kerja. .............................. 97
3. Keterbatasan Penelitian. ............................................................................ 116
BAB V PENUTUP. ...................................................................................................... 117
A. Kesimpulan. ..................................................................................................... 117
B. Implikasi .......................................................................................................... 118
C. Saran. ............................................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Relevan........................................................................................... 41
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................................. 44
Tabel 3.2 Pedoman Observasi. ........................................................................................ 51
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Buruh. ........................................................................... 52
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Pemimpin Perusahaan. ................................................. 53
Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Kepala Desa. ................................................................. 55
Tabel 3.6 Pedoman Dokumentasi. .................................................................................. 56
Tabel 4.1 Identitas Perusahaan. ....................................................................................... 67
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Desa Kubangkangkung. .................................................. 77
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Uji Referensi
Lampiran 2. Lembar Hasil Observasi
Lampiran 3. Lembar Hasil Wawancara
Lampiran 4. Dokumentasi
Lampiran 5. Biodata Penulis
Lampiran 6. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 7. Surat Izin Observasi
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian
Lampiran 9. Surat Telah Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia (karyawan) adalah aset utama perusahaan
dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Setiap organisasi atau
perusahaan tentunya akan membutuhkan manusia sebagai sumber tenaga
kerja di dalam melaksanaan setiap kegiatannya. Manusia menjadi
perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Maju
mundurnya suatu perusahaan di tentukan peran aktif setiap tenaga kerja
yang ada didalam perusahaan tersebut.
Peran aktif karyawan atau tenaga kerja di tentukan dari komitmen
kerja karyawan tersebut terhadap perusahaan tempat bekerja. Komitmen
merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana
individu tersebut bisa bersikap tegas dan perpegang teguh pada organisasi
tersebut untuk selalu memprioritaskan masalah organisasi dan tujuan
organisasinya.1
Undang-undang perburuhan (buruh atau pekerja) mengakui bahwa
individu yang menunaikan pekerjaan bagi setiap pemilik pekerjaan berhak
menerima upah sesuai kesepakatan khusus atau umum di buat; apakah
secara lisan atau tertulis dan ketika menunaikannya dibawah petunjuk atau
kehendaknya atau untuk pelatihan atau percobaan.2
Dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1
ayat 3 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pekerja atau buruh adalah
setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan. Menurut
Thoha (1991:3) yang dimaksud dengan buruh adalah seseorang yang
bekerja pada orang lain (lazim disebut majikan) dengan menerima upah,
dengan sekaligus mengesampingkan persoalan antara pekerjaan yang
dilakukan, dibawah pimpinan orang lain, dan mengesampingkan pula
antara pekerjaan dan pekerja.3
1 Bramantya Whisnu Asmananto Istanto, Pengaruh Iklim Organisasi, fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2015, hlm 25 2 Baqir Sharief Qorashi, Keringat Buruh, (Jakarta: Al-Huda, 2007) hlm 79
3 Helmawati, “Strategi Perempuan Buruh Ikan Asin dalam Pemenuhan Kebutuhan
Rumah Tangga”, Skripsi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, hlm 21-22
2
Buruh adalah orang yang bekerja pada majikan atau perusahaan
apapun jenis pekerjaan yang dilakukan. Orang itu disebut buruh apabila
melakukan hubungan kerja dengan majikan, kalau tidak melakukan
hubungan kerja maka dia hanya tenaga kerja, belum termasuk buruh.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Perusahaan Negara telah
lama di kenal di Indonesia sejak sebelum proklamasi kemerdekaan.
BUMN merupakan salah satu bentuk usaha negara untuk meningkatkan
perekonomian.
Keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan
salah satu wujud nyata Pasal 33 UUD 1945 memiliki posisi strategis bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam sistem perekonomian nasional,
BUMN ikut berperan menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan
dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.4
Terdapat salah satu perusahaan BUMN yang berbentuk Perseroan
di bidang perkebunan yang terletak di Kabupaten Cilacap yaitu PTP
Nusantara IX (Persero). PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) memiliki
dua devisi, pertama divisi tanaman tahunan yang menghasilkan produk-
produk dari karet, kopi, kakao, dan teh. Devisi tanaman musiman (pabrik
gula) yang menghasilkan produk-produk dari tanaman tebu. Produk-
produk PTP Nusantara IX (Persero) di pasar domestik maupun luar negeri
sebagian besar dalam bentuk bulk. PTP Nusantara IX (Persero) juga
memproduksi dan memasarkan produk-produk hilir berupa teh kemasan,
teh celup serta gula pasir dan kopi bubuk dalam kemasan. Selain usaha
pokok tersebut, PTP Nusantara IX (Persero) juga mengelola komoditi
sampingan seperti pala, kapuk, dan kelapa dalam luasan areal terbatas
serta agrowisata di kebun banaran dan kebun kaligua, serta terdapat wisata
wadoek Koebangkangkoeng di kabupaten Cilacap.
4 Muhaldi, Hukum Perusahaan Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010) hlm 145
3
Menjalankan kegiatan bidang usaha, perusahaan membutuhkan
faktor produksi yang salah satunya bernama tenaga kerja atau karyawan.
Tenaga kerja adalah pihak yang menawarkan jasa, dan mempunyai
peranan penting dalam proses produksi. Tenaga kerja merupakan
penduduk yang sudah memasuki usia kerja antara 17 tahun sampai dengan
17 tahun. Dalam ketenaga kerjaan, tenaga kerja ada yang bernama buruh.
Buruh adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya
untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun
bentuk lainnya kepada pemberi kerja atau pengusaha atau bisa juga di
sebut majikan. Pekerja atau buruh dan keluarganya sangat tergantung pada
upah yang mereka terima untuk dapat memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, perumahan, dan kebutuhan lainnya.
Al- Qur‟an memberi penekanan utama terhadap pekerjaan dan
menerangkan dengan jelas bahwa manusia diciptakan di bumi ini untuk
bekerja keras untuk mencari penghidupan masing-masing, Allah berfirman
dalam QS. Al-Balad ayat 4:
نإس ان ا خلقإنا لقدإ كبد في لإ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada
dalam susah payah”
Islam juga mendorong umatnya untuk bekerja dan memproduksi,
bahkan menjadikannya sebagai sebuah kewajiban terhadap orang-orang
yang mampu, lebih dari itu Allah akan memberi balasan yang setimpal
yang sesuai dengan amal/kerja sesuai dengan firman Allah dalam QS an-
Nahl (16) ayat 97:
م بأحسه ما مه عمل صالحا مه ذكر أو أوثى وهى مؤمه فلىحييىه حياة طيبت ولىجزيىهم أجره
كاوىا يعملىن
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan
4
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.”
Pada dasarnya buruh sama dengan tenaga kerja lainnya seperti
karyawan, namun dalam kultur Indonesia, buruh adalah tenaga kerja yang
pekerjaannya kasar atau tenaga kerja yang rendahan, namun perlu di
ketahui bahwa keberadaan buruh sangat berpengaruh akan keberhasilan
suatu perusahaan.
Sistem upah sebagai faktor yang sangat penting dalam mewujudkan
penampilan kerja yang terbaik. Di negara industri seperti Amerika Serikat
di perkirakan antara 70% sampai dengan 80% perusahaan mempergunakan
sistem ini untuk mendorong/memotivasi para pekerja perusahaan. Dengan
kata lain pemberian upah merupakan motivasi kerja yang penting, dalam
mewujudkan pekerjaan yang produktif dan berkualitas (efektif dan efisien)
bagi para pekerja di bidang kerja masing-masing.
Di Indonesia sering terjadi permasalahan di perusahaan yaitu
terjadinya demo oleh para buruh yang bekerja di perusahaan karena
mereka menuntut gaji yang mereka dapatkan tidak sesuai atau tidak layak
dengan apa yang mereka berikan kepada perusahaan tempat di mana
mereka bekerja. Pemandangan demo para buruh terhadap perusahaan tidak
pernah terjadi di salah satu perusahan BUMN yang berbentuk Persero
yang terletak di desa Kubangkangkung kecamatan Kawunganten
kabupaten Cilacap yaitu di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput.
Buruh di Cikarang, Bekasi dan Jakarta atau bisa disebut ibu kota
harusnya beruntung sudah mendapatkan gaji yang sudah sesuai dengan
UMR, BPJS, uang transport bahkan para buruh di ibukota sudah di
sediakan tempat tidur oleh perusahan. Namun masih saja kita melihat dan
mendengar berita sering terjadinya demo buruh menuntut kenaikan gaji
untuk para buruh. Seperti yang sudah penulis jelaskan di atas, kejadian
demo menuntut kenaikan upah atau gaji tersebut tidak pernah terjadi oleh
para buruh di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput cabang
Kubangkangkung Cilacap, para buruh di perusahaan tersebut tidak
5
menuntut kenaikan gaji meskipun gaji mereka tidak sesuai dengan UMR
yang ada di kabupaten Cilacap. UMR kabupaten cilacap sebesar Rp.
1.693.689, dan para buruh di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput
hanya mendapat gaji kurang lebih sebesar Rp. 900.000 perbulan, dengan
melihat gaji tersebut berbeda jauh dengan UMR Jakarta yang sebesar Rp.
3.355.780 perbulan. Namun gaji tersebut tidak mempengaruhi semangat
dan gairah para buruh yang berkerja di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun
Krumput cabang Kubangkangkung, Cilacap.
Berdasarkan observasi awal di daerah sekitar PTP Nusantara IX
(Persero), penulis melihat fenomena seperti tidak adanya lapangan
pekerjaan yang memadai untuk masyarakat yang sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar.
Menurut salah satu buruh PTP Nusantara IX (Persero) yang bernama
Saminah, mengungkapkan bahwa masyarakat tetap bertahan bekerja di
PTP Nusantara IX (Persero) dikarenakan mereka dari kecil sudah dididik
oleh orang tuanya tentang bagaimana cara bertani yang baik karena mata
pencaharian sebagian besar masyarakat sekitar PTP Nusantara IX (persero)
adalah petani.
PTP Nusantara IX (Persero) merupakan suatu perusahaan yang
begerak di bidang perkebunan sehingga pekerjaan tersebut sangat cocok
dengan keterampilan yang dimiliki oleh para petani. Sehingga perusahaan
tidak membutuhkan ijazah atau pendidikan yang tinggi, perusahaan hanya
membutuhkan pekerja yang bisa atau menguasi di bidang pertanian.
Beberapa peneliti telah dilakukan untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi tingkat komitmen kerja. Salah satunya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Dewi Puspitasari dan Setia Asyanti dari Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang dilakukan di Panti Wrenda di Surakarta
menunjukan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat komitmen
kerja adalah minat bekerja yang dilandasi niat ibadah, memiliki sikap
positif terhadap pekerjaan, pandangan bahwa pendapatan finansial
6
individu bukan merupakan faktor utama, dan adanya dukungan dari
keluarga.5
Penelitian yang lain telah dilakukan oleh George Massora yang
dilakukan pada tenaga kerja pengajar Purwacaraka Music Studio di
Yogyakarta menunjukan bahwa komitmen kerja dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan kerja dan model pembelajaran tempat bekerja.
Komitmen kerja tidak secara otomatis muncul pada karyawan. Ada
sejumlah faktor yang mempengaruhi munculnya komitmen kerja ini, baik
yang berasal dari dalam atau diri individu maupun berasal dari faktor
eksternal/organisasi. Atkinson dan Hill (dalam Dewi, 2008) memiliki
pendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja di
perusahaan yaitu:
1. Pendapatan finansial individu, yaitu jaminan kesejahteraan
karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji karyawan serta
fasilitas lain yang diberikan perusahaan.
2. Pendapatan finansial dari kelompok kerja yaitu imbalan pada para
karyawan setiap bulan.
3. Faktor fisik lingkungan atau segala sesuatu yang ada disekitar
pekerja.
4. Otonomi, yaitu di mana suatu pekerjaan memberikan kebebasan,
kemandirian, serta keleluasaan substansial bagi pekerja.
5. Prestise kerja, yaitu posisi status sosial ekonomi yang disajikan
oleh suatu jenis pekerjaan pada pekerjaannya.
6. Variasi keterampilan, yaitu tingkat tuntutan akan keragaman
aktivitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
7. Pertumbuhan dan perkembangan pribadi, kesempatan untuk
melakukan aktualisasi diri dan potensi lewat pekerjaan.
8. Kesempatan yang berafiliasi, yaitu kesempatan untuk berinteraksi
sosial baik antar karyawan, karyawan-pimpinan, atau dengan orang
lain.
9. Status simbol, yaitu segala sesuatu yang ada pada perusahaan
tempat karyawan.
5 Dewi Puspitasari dan Setia Asyanti, Jurnal Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap
Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda di Surakarta, (Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta)
7
10. Waktu kerja, yaitu pengaturan kerja yang baik dan sesuai dengan
keinginan karyawan sehingga tidak menimbulkan kelelahan fisik
maupun mental.
11. Kesempatan untuk mendapatkan kehormatan atau pengakuan dan
segala bentuk penghargaan yang diberikan secara khusus oleh
perusahaan sebagai pernyataan atau pengakuan atas prestasi kerja.
12. Pekerjaan yang menantang dan besar tanggungjawabnya.
13. Keamanan kerja, yaitu rasa kepastian atau keyakinan seseorang
akan kemampuannya menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi.6
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Komitmen Kerja Para Buruh di PTP Nusantara IX
(Persero) Kebun Krumput Afdeling Kubangkangkung, Kabupaten
Cilacap
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penelitian, dapat di peroleh identifikasi masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Kurangnya lapangan pekerjaan di daerah sehingga memaksa para
buruh untuk tetap bekerja di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun
Krumput Afdeling Kubangkangkung kabupaten Cilacap.
2. Nilai upah buruh di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput
Afdeling Kubangkangkung kabupaten Cilacap yang masih rendah.
3. Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan
yang bekerja di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput
Afdeling Kubangkangkung kabupaten Cilacap.
4. Terjadi kesenjangan antara komitmen para buruh yang tinggi dengan
upah yang masih rendah diterima oleh buruh di PTP Nusantara IX
(Persero) Kebun Krumput Afdeling Kubangkangkung kabupaten
Cilacap.
6 Dewi puspitasari & Setya Asyanti, Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap
Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda Di Surakarta, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, hlm 58-59
8
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang di identifikasi di atas, maka perlu
adanya pembatasan masalah. Mengingat luasnya permasalahan dan waktu
penelitian yang terbatas, penulis mencoba melakukan kajian terhadap nilai
upah buruh di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Afdeling
Kubangkangkung kabupaten Cilacap yang masih rendah, sehingga peneliti
akan memfokuskan kajian pada rendahnya tingkat kesejahteraan
masyarakat di bidang pendidikan yang bekerja di PTP Nusantara IX
(Persero) Kebun Krumput Afdeling Kubangkangkung kabupaten Cilacap
dan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja buruh yang bekerja
di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Afdeling
Kubangkangkung Cilacap.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat di peroleh rumusan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kesejahteraan dalam bidang sosial dan ekonomi para
buruh yang bekerja di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput
Afdeling Kubangkangkung Cilacap?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja para
buruh di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Afdeling
Kubangkangkung Kabupaten Cilacap?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat kesejahteraan dalam bidang sosial dan ekonomi para buruh
yang bekerja di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput
Afdeling Kubangkangkung Cilacap.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja para buruh di
PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Afdeling
Kubangkangkung Cilacap.
9
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan
sumbangsih pemikiran dalam rangka memperkaya teori tentang
sumber daya manusia seperti ketenagakerjaan dan komitmen kerja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini di harapkan mampu di jadikan sebagai sumber
pemasukan untuk perusahaan khususnya mengenai sumber daya
manusia yang berkaitan dengan pemberian upah agar komitmen
para buruh yang bekerja di perusahaan semakin meningkat.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan masyarakat bisa membandingkan
komitmen kerja dengan upah yang diterima, sehingga masyarakat
memiliki pandangan untuk mencari keterampilan lain agar
mendapat upah yang lebih tinggi.
c. Bagi Pemerintah
Penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
kepada pemerintah pusat maupun daerah, sebagai bahan
pertimbangan untuk menambah pelatihan kerja agar meningkatkan
kualitas SDM.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
referensi dan sumber pemikiran bagi peneliti selanjutnya yang
ingin mengadakan penelitian yang sejenis.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Buruh
a. Pengertian Buruh
Pengertian buruh dalam undang-undang adalah orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.1
Dengan dipadukannya istilah pekerja dengan buruh merupakan
komponen setelah dalam kurun waktu yang amat panjang dua
istilah tersebut bertarung untuk dapat diterima oleh masyarakat2
Dalam sejarah Indonesia, buruh adalah sebuah kata yang
tidak semua orang dapat menerimanya dengan baik karena
berbagai aasan subyektif masing-masing. Misalnya pada masa
Orde Baru, kata buruh sama sekali tidak memiliki hak hidup secara
formal karena baying-bayang tentang kelompok sosial ini yang
selalu dikaitkan dengan ideologi kiri revolusioner atau komunis
yang dianggap musuh utama rezim yang sedang berkuasa waktu
itu.3
Pekerja atau buruh sebagai warga negara mempunyai
persamaan kedudukan dalam hukum, hak untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak, mengeluarkan pendapat,
berkumpul dalam satu organisasi, serta mendirikan dan menjadi
anggota serikat pekerja/serikat buruh.4
Pekerja atau buruh merupakan mitra kerja pengusaha yang
sangat penting dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya, menjamin
1 Undang-undang Ketenagakerjaan Terbaru Dan Terlengkap, ( Yogyakarta: Legality,
2017), cet. I, hlm 245 2 Abdul Rahmad Budiono, Hukum Perburuhan, (Jakarta: PT Indeks, 2009), cet.I, hlm 5
3 Erwiza Erman dan Ratna Saptari, Dekolonisasi: Buruh Kota Dan Pembentukan
Bangsa, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013) hlm, vi 4 Undang-undang Ketenagakerjaan 2003, (Bandung : Fokusmedia, 2oo3) 176
11
kelangsungan perusahaan, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia pada umumnya.5
Undang-undang perburuhan (buruh atau pekerja) mengakui
bahwa individu yang menunaikan pekerjaan bagi setiap pemilik
pekerjaan berhak menerima upah sesuai kesepakatan khusus atau
umum di buat; apakah secara lisan atau tertulis. Dan ketika
menunaikannya di bawah petunjuk atau kehendaknya, atau untuk
pelatihan atau percobaan.
Masyarakat pekerja atau buruh, serikat pekerja/serikat
buruh, dan pengusaha di Indonesia merupakan bagian dari
masyarakat dunia sedang menuju era pasar bebas. Untuk
menghadapi hal tersebut, semua pelaku dalam proses produksi
perlu bersatu dan menumbuhkembangkan sikap professional.
Disamping itu, pekerja atau buruh perlu menyadari pentingnya
tanggung jawab yang sama dengan kelompok masyarakat lainnya
dalam membangun bangsa dan negara.6
Berdasarkan ketentuan ini, tidak setiap orang yang telah
menunaikan dan melaksanakan pekerjaan dapat dianggap sebagai
buruh. Kecuali bila hal-hal tersebut terpenuhi di dalamnya
sebagaimana di tetapkan undang-undang perburuhan. Karena bila
sebagian tidak terpenuhi, maka ia tidak dapat di anggap sebagai
buruh berdasarkan undang-undang perburuhan.
Kalangan buruh itu terdiri dari jenis, yaitu:
Pertama adalah para pekerja merdeka, yaitu orang-orang
yang bekerja dengan biaya khusus. Mereka itu seperti para
pengelola industri kerajinan yang memiliki tempat khusus, juga
pemilik bisnis atau profesi yang memiliki kantor tersendiri.
Kedua adalah para pekerja sekunder (lapisan kedua), yaitu
orang-orang yang bekerja untuk memperoleh upah atau gaji
5 Undang-undang Ketenagakerjaan Terbaru Dan Terlengkap, ( Yogyakarta: Legality,
2017), cet. I, hlm. 280 6 Ibid., hlm. 281
12
tertentu, seperti para buruh di lahan pertanian, perindustrian, sektor
perdagangan, serta berbagai layanan lainnya; apakah pekerjaan itu
untuk pribadi-pribadi tertentu atau untuk negara.
Kedua jenis pekerja ini merupakan sumber kekuatan kerja
dalam negara. Pembahasan tentang hak-hak buruh dalam sistem-
sistem ekonomi modern hanya lebih di fokuskan pada pekerja jenis
kedua; yaitu mereka yang tidak bekerja dengan memperoleh
bayaran khusus. Islam memberikan perhatian pada pekerja jenis
kedua ini dengan menetapkan hak-hak yang adil bagi mereka
sekaligus menjaminkan mereka kehormatan dan kehidupan yang
hanya di khususkan bagi mereka, melainkan meliputi juga selain
mereka sebagaimana akan kami jelaskan. Setelah itu kami akan
kembali membahas kondisi buruh dalam sistem-sistem ekonomi
yang ada, termasuk sistem Islam.7
b. Hak dan Kewajiban Buruh
Setiap hubungan hukum yang lahir, baik dari perikatan
maupun peraturan perundang-undangan selalu mempunyai dua
aspek yaitu hak dan kewajiban. Tidak ada hak tanpa kewajiban,
sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak. Hak adalah kepentingan
yang dilindungi hukum. Hak memberi kenikmatan dan keleluasaan
kepada individu dalam melaksanakannyaa. Kewajiban merupakan
norma hukum positif yang memerintahkan perilaku individu
dengan menetapkan sanksi atas perilaku yang sebaliknya. Konsep
kewajiban hukum pada dasarnya terkait dengan konsep sanksi.
Subyek dari suatu kewajiban hukum adalah individu yang
perilakunya bisa menjadi syarat pengenaan sanksi sebagai
konsekuensinya.8
7 Qorashi Baqir Sharief, Keringat Buruh, Hak dan Peran Pekerja dalam Islam, (Jakarta:
Al-Huda 2007), hlm. 179-180 8 Ikhwan Fahrojih, Hukum Perburuhan, Konsepsi Sejarah dan Jaminan Konstitusi,
(Malang: Setara Press, 2016), hlm 35
13
Hak merupakan segala sesuatu yang harus didapatkan atau
diterima oleh seseorang. Biasanya hak bisa didapatkan apabila
seseorang telah selesai melakukan kewajibannya. Sedangkan
kewajiban merupakan segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
masing-masing agar bisa mendapakan hak nya secara utuh atau
secara layak.
Dalam konteks ini, buruh layak mendapatkan hak berupa
upah atau pendapatan dalam bentuk lain jika seorang buruh telah
memenuhi atau menyelesaikan kewajiban yang diberikan oleh
majikan.
Secara yuridis, hubungan perburuhan dikategorikan sebagai
perjanjian timbal balik, karena baik buruh maupun perusahaan
mempunyai hak dan sekaligus kewajiban. Buruh mempunyai hak
untuk bekerja dan mempunyai hak untuk mendapatkan upah.
Sedangkan perusahaan mempunyai hak mempekerjakan buruh dan
berkewajiban untuk membayar upah kepada buruh.9
Darwin Prints memberikan pengertian hak sebagai sesuatu
yang harus diberikan kepada seseorang sebagai akibat dari
kedudukan atau status dari seseorang. Sedangkan kewajiban adalah
suatu prestasi baik berupa benda atau jasa yang harus dilakukan
oleh seseorang karena kedudukan statusnya.
1. Hak-hak Buruh
Adapun hak-hak yang dimiliki pekerja atau buruh adalah
sebagai berikut:
a) Hak mendapat upah/gaji (Pasal 1602 KUH Perdata Pasal 88
s/d Undang-undang No. 13 Tahun 2003, Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah10
9Tri Budiyono, Problematika Posisi Buruh Pada Perusahaan Pailit, (Fakultas Hukum
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga), hlm. 4 10
Ikhwan Fahrojih, Hukum Perburuhan, Konsepsi Sejarah dan Jaminan Konstitusi,
(Malang: Setara Press, 2016), hlm. 35
14
Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari
pemberi kerja kepada penerima kerja termasuk tunjangan,
baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. Upah
biasanya diberikan pekerja yang melakukan pekerjaan kasar
dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik. Jumlah
pembayaran upah biasanya ditetapkan secara harian atau
berdasarkan unit pekerja yang diselesaikan.11
Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam proses
produksi, maka selayaknya ia memperoleh imbalan nilai
lebih yang proporsional melalui pendekatan yang
manusiawi. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
merupakan sistem dasar pengupahan yang manusiawi.
Pemenuhan dasar kebutuhan seperti (a) pemenuhan dasar
untuk hidup, meliputi pangan, sandang, papan dan lain-
lainnya, (b) kebutuhan yang mendukung kesejahteraan
masyarakat dan meningkatkan kapasitas/produktivitas
individu, seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan
lain sebaginya, kemudian (c) kebuthan untuk meningkatkan
akses terhadap cara berproduksi dan peluang ekonomi,
meliputi tanah, air, vegetasi, peluang bekerja, (d) kebutuhan
untuk hidup dengan rasa aman dan kebebasan untuk
membuat keputusan.12
Pandangan orang tentang tingginya tingkat upah
boleh di katakana tidak berubah yaitu asal mencukupi.
Namun arti mencukupi sangat relative dan tergantung sudut
pandangan yang di pakai. Sisi lain dari mencukupi adalah
kewajaran. Dalam sejarah pemikiran ekonomi di kenal
11
F. Winarni dan G. Sugiyarso, Administrasi Gaji & Upah, (Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2006), hlm. 17 12
Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringat Mengering, (Jakarta: Persaudaraan
Pekerja Muslim Indonesia, 2000), hlm 35-36
15
berbagai mazhab yang masing-masing mempunyai konsep
sendiri-sendiri tentang upah yang wajar.
1) Mazhab Tentang Upah
a. Malthus
Salah seorang tokoh mazhab klasik ini meninjau
upah dalam kaitannya degan perubahan penduduk.
Jumlah penduduk merupakan faktor strategis yang di
pakai untuk menjelaskan berbagai hal. Upah adalah
harga penggunaan tenaga kerja. Oleh karena itu tingkat
upah yan terjadi adalah karena hasil bekerjanya
permintaan dan penawaran.
Sudut pandang kaum klasik bertitik tolak dari sisi
penawaran. Tingkat upah, sebagai harga penggunaan
tenaga kerja, juga banyak di tentukan oleh penawaran
tenaga kerja. Bila penduduk bertambah, penawaran
tenaga kerja juga bertambah, maka hal tersebut dapat
menekan tingkat upah yang di berikan. Sebaliknya pun
secara simetris tingkat upah akan menaik bila
penduduknya berkurang, sehingga penawaran tenaga
kerja pun berkurang.13
b. John Stuart Mills
Mills adalah seorang tokoh mazhab klasik yang
pendapatnya dapat di simpulkan bahwa tingkat upah
juga tidak akan beranjak dari tingkat semula, namun
dengan alasan yang berbeda.
Menurutnya, dalam masyarakat tersedia dana upah
(wage funds) untuk pembayaran upah. Dunia usaha
menyediakan sebagian dari dananya yang di peruntukan
bagi pembayaran upah.
13
Ikhwan Fahrojih, Hukum Perburuhan, Konsepsi Sejarah dan Jaminan Konstitusi, (Malang:
Setara Press, 2016), hlm. 35
16
Pada saat investasi sudah di laksanakan, jumlah
dana tersebut sudah tertentu, jadi tingkat upah tidak
dapat berubah jauh dari alokasi tersebut. Dari dua tokoh
klasik ini dapat di simpulkan ada kesan pesimisme
bahwa tingkat upah hanya akan berkisar pada tingkat
yang rendah.
Seberapa tingkat yang rendah tersebut, yaitu tingkat
yang dapat mempertahankan kehidupan.
Mempertahankan mempunyai implikasi mengacu pada
apa yang ada atau yang lain. Bila yang lalu rendah, maka
yang akan datang rendah.
Masa di mana pendapat ini berkembang secara
kebetulan bertepatan dengan terjadinya revolusi industri
yang menyerap tenaga kerja secara massal dengan upah
rendah. Disamping karena rendahnya keterampilan
mereka, hal ini juga karena sikap kurang begitu
menghargainya pemimpin usaha terhadap peranan
tenaga kerja.14
Sebagai sumber pendapatan tenaga kerja ingin agar
upah mencukupi. Oleh karena itu, tenaga kerja pun
memiliki konsep tersendiri tentang seberapa tinggi
tingkat upah sebaliknya. Dari berbagai faktor yang di
jadikan pertimbangan mereka, ada dua buah yang
penting dalam kaitannya dengan pembahasan sekarang
ini.
Pertama, tingkat upah perlu mencukupi kebutuha
dan yang kedua tingginya di inginkan agar sesuai dengan
harapan ekonomis. Kebutuhan hidup seseoarang
biasanya tidak hanya harus mencukupi kebutuhan bag
dirinya sendiri, melainkan anak-anaknya. Dalam konsep
14
Arfida, Ekonomi Sumber Daya Manusia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003) 149-150
17
Textented family, kepada rumah tangga seringkali harus
menanggung kewajiban alimentasi, baik secara vertical
maupun horizontal. Namun, yang menjadi pertimbangan
utama biasanya hanya keluarga inti.15
2) Tingkat Upah
Secara empiris besarnya tingkat upah sangat di
pengaruhi oleh tiga komponen, yaitu
a. Kebutuhan Hidup Minimum
Acuan penentuan tingkat upah dapat
dipergunakan, misalnya nilai kbutuhan hidup
minimum pekerja.16
Kebutuhan Hidup Minimum
merupakan kebutuhan pokok seseorang yang di
perlukan untuk mempertahankan kondisi fisik dan
mentalnya agar dapat menjalankan fungsinya
sebagi salah satu faktor produksi yang di lihat dari
kualitas barang dan jasa yang di butuhkan.
b. Survei Pasar
Salah satu cuan bagi perusahaan dalam
menentukan tingkat gaji/upah yang akan dijadian
sebagai pedoman untuk membayar karyawan
adalah harga pasar tenaga kerja. Untuk
memperoleh informasi harga pasar tersebut perlu
diadakan survei tentang imbalantujuan survei
imbaan adalah memperoleh informasi akurat
tentang tingkat gaji yang berlakudan digunakan
dalam merumuskan kebijakan imbalan yang lebih
tepat bagi perusahaan.17
c. Upah Minimum Provinsi
15
Ibid., hlm 155 16
F. Winarni dan G. Sugiyarso, Administrasi Gaji & Upah, (Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2006), hlm 25 17
Ibid., hlm. 28
18
Pertumbuhan ekonomi daerah
mencerminkan keadaan perekonomian dalam
suatu daerah yang mempengaruhi pertumbuhan
dan kondisi perusahaan.
Upah Minimum Profinsi (UMP) merupakan
upah bulanan terendah yang terdiri dari upah
pokok termasuk tunjangan tetap bagi pekerja yang
waktu kerjanya 7 jam sehari dan 40 jam
seminggu. Besarnya upah minimum tersebut dari
waktu ke waktu tentu akan selalu disesuaikan
dengan keadaan ekonomi pada umumnya.18
3) Menentukan Tingkat Upah
Hal-hal yang dapat memperhitungkan oleh para
pengusaha, kaum buruh, dan pemerintah mengenai
masalah upah maka dapat di simpulkan bahwa paling
sedikit ada 5 hal yang ikut menentukan tingkat upah
yang berlaku dalam masyarakat yaitu:
a. Produktifitas Tenaga Kerja
Dari sektor industri perimbangan terpenting
dalam menentukan upah adalah prestasi kerja atau
produktifitas. Bila produktifitas tenaga kerja
rendah maka upah pun akan rendah pula.
Kenaikan dalam tingkat produktifitas yang
menyebabkan tingkat upah rata-rata tinggi.
Turun atau rendahnya produktivitas kerja.
Turunnya produktivitas kerja dapat diukur atau
dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
Produktivitas kerja yang turun dapat terjadi karena
kemalasan, penundaan pekerjaan dan sebagainya.
Apabila terjadi penurunan produktivitas kerja,
18
Ibid.
19
maka hal ini dapat di indikasi bahwa dalam
perusahaan itu terjadi semangat kerja yang
menurun.19
b. Tingkat harga
Dalam masyarakat modern tingkat upah terutama
berhubungan dengan tingkat harga. Apabila harga-harga
kebutuhan naik, kaum buruh dan pegawai akan
menuntut agar upah di sesuaikan dengan tingkat upah
naik. Sebaliknya kenaikan upah dapat menyebabkan
kenaikan harga/inflasi. Ini terjadi baik karena (dari segi
produsen) kenaikan upah menaikan biaya produksi,
berarti kenaikan harga, maupun karena (untuk para
konsumen) kenaikan upah memperbesar
penghasilan/daya beli dan pembelanjaan masyarakat.
c. Struktur Ekonomi Nasional
Struktur ekonomi nasional dan taraf perkembangan
sangat berpengaruh atas tingkat upah yang berlaku
dalam masyarakat. Misalnya terdapat banyak
pengangguran, kaum buruh akan sangat sulit sekali
menuntut kenaikan upah. Di mana banyak orang
terpaksa menerima upah rendah asal mendapat
pekerjaan.
d. Peraturan Pemerintah
Dalam penentuan gaji dan upah perlu diingat adalah
bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan
yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Untuk mewujudkan penghasilan yang
memenuhi penghasilan yang layak bagi manusia
19
Elias Karo Karo, Jurnal Pengaruh Komitmen Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan
Bagian Umum Pada Pt. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru, (Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Riau), Hlm. 5
20
pemerintah menetapkan kebijkan pengupahan yang
melindungi pekerja.20
Banyak hal yang di atur oleh pemerintah dengan
undang-undang dan peraturan, misalnya mengenai upah
minimum, keharusan menerima upah lembur, dan
terutama peraturan pegawai negeri yang menjadi
patokan yang banyak untuk perusahaan swasta lain.
e. Keadilan dan Perikemanusiaan
Bila seorang karyawan telah mencurahkan
tenaga dengan sebaik-baiknya, ia berhak menerima
upah sekurang-kurangnya cukup untuk hidup layak
dengan keluarganya. Ini merupakan tuntutan keadilan.
b) Hak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan (Pasal 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)
Setiap karyawan berhak menerima penghasilan
yang sah atas gaji pokok menurut perbandingan luasnya
tanggung jawab masing-masing, serta penghasilan sah
lainnya yang ditetapkan oleh pemimpin.21
c) Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat dan
kemampuannya (Pasal 5 Undang-undang No. 13 Tahun
2003)
d) Hak atas pembinaan keahlian kejuruan untuk memperoleh
serta menambah keahlian dan ketrampilan lagi (Pasal 9-30
Undag-undang No. 13 Tahun 2003)
e) Hak mendapatkan perlindungan atas keselamatan kesehatan
serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan
20
F. Winarni dan G. Sugiyarso, Administrasi Gaji & Upah, (Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2006), hlm 20 21
Siti Rukmana Noor, 2016, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Kegairahan Kerja Pegawai
Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Kendari, (fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Halu
Oleo Kendari) hlm, 12
21
moral agama (Pasal 13 Undag-undang no. 3 Tahun 1992
tergantung Jamsostek)
f) Hak mendirikan dan menjadikan anggota Perserikatan
Buruh (Pasal 204 undang-undang No 13 Tahun 2003)
Serikat pekerja/serikat buruh didirikan secara bebas,
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawaboleh
pekerja atau buruh untuk memperjuangkan kepentingan
pekerja/buruh dan keluarganya. 22
g) Hak atas istirahat tahunan, tiap-tiap kali setelah ia
mempunyai masa kerja 12 bulan berturut turut pada satu
majikan atas beberapa majikan dari satu organisasi majikan
(Pasal 79 Undang-undang No 13 Tahun 2003)
h) Hak atas upah penuh selama istirahat tahunan (Paal 88-98
Undang-undang No 13 Tahun 2003)
i) Hak atas suatu pembayaran penggantian istirahat tahunan
bila pada saat diputuskan hubungan kerja ia sudah
mempunyai masa kerja sedikit-dikitnya enam bulan
terhitung dari saat ia berhak atas istirahat tahunan yang
terakhir.(Pasal 150-172 Undang-undang NO. 13 Tahun
20013)
j) Hak untuk malakukan perundingan atau penyelesaian
perselisihan hubungan industrial melakukan bipartit,
mediasi, konsiliasi, arbritasi, dan penyelesaian melalui
pengadilan (Pasal 6-115 Undang-Undang No. 2 Tahun
2004)23
2. Kewajiban Buruh
22
Undang-undang Ketenagakerjaan Terbaru Dan Terlengkap, ( Yogyakarta: Legality,
2017), cet. I, hlm 281 23
Ikhwan Fahrojih, Hukum Perburuhan, Konsepsi Sejarah dan Jaminan Konstitusi,
(Malang: Setara Press, 2016) hlm 35-37
22
Kewajiban pegawai adalah kuasa untuk melakukan
sesuatu yang semestinya dilakukan oleh pegawai berdasarkan
peraturan yang berlaku pada perusahaan tempat ia bekerja,
seperti kewajiban ketaatan yaitu taat dan patuh terhadap
perintah dan petunjuk yang diberikan perusahaan, karena
mereka sudah terikat dengan perusahaan. Kewajiban
konfidensialitas, kewajiban untuk menyimpan informasi yang
sifatnya sangat rahasia. Kewajiban ini tidak hanya dipegang
oleh karyawan tersebut selama ia masih bekerja disana, tetapi
juga setelah karyawan tersebut tidak bekerja di tempat itu lagi.
Serta kewajiban loyalitas, yaitu dukungan atas tujuan-tujuan
dan visi-misi dari perusahaan tersebut.24
Dengan adanya perjanjian kerja, buruh mempunyai
kewajiban-kewajiban tertentu antara lain; nelakukan pekerjaan,
menaati tata tertib perusahaan, membayar denda dan ganti rugi
serta bertindak sebagai buruh yang baik. Selain itu bagi buruh
yang bertempat tinggal pada majikan, wajib menaati tata tertib
rumah tangga majikan.25
Dalam ketentuan mengenai kewajiban buruh/pekerja
diatur dalam pasal 1603, 1603a, 1603b, dan 1603c. kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) adapun intinya
mengenai kewajiban-kewajiban buruh terhadap
majikan/pengusaha sebagai berikut:
a) Buruh/pekerja wajib melakukan pekerjaan; melakukan
pekerjaan adalah tugas utama dari seorang pekerja yang
harus dilakukan sendiri, meskipun demikian dengan seizin
pengusaha dapat diwakilkan.
24
Noor Siti Rukmana, 2016 Skripsi Analisis Faktor-faktor Kegairahan Kerja Pegawai
pada PT. Taspen (Persero) Cabang Kendar, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo
Kendari. 25
F.X Djumialdji, Perjanjian Kerja, (Jakarta; Bumi Aksara,)cet-3 hlm, 79
23
b) Buruh/pekerja wajib menaati peraturan dan petunjuk
maijkan/pengusaha; dalam melakukan pekerjaan
buruh/pekerja wajib menaati petunjuk yang diberikan oleh
pengusaha. Aturan yang wajib ditaati oleh pekerja
sebaliknya dituangkan dalam peraturan pengusaha sehingga
menjadi lebih jelas ruang lingkup dari petunjuk tersebut.
c) Kewajiban membayar ganti rugi dan denda; jika
buruh/pekerja melakukan perbuatan yang merugikan
perusahaan baik karena kesengajaan atau kelalaian, maka
sesuatu dengan prinsip hukum pekerja wajib membayar
ganti rugi dan denda.
c. Kondisi Kerja Buruh
Kondisi kerja adalah segala aspek fisik kerja, psikologis
kerja dan peraturan kerja yang didapat mempengaruhi kepuasan
pekerja dan pencapaian produktifitas kerja. Menurut Munandar,
kondisi kerja adalah keadaan yag memberi kenyamanan atau
ketidaknyamanan pada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaanya,
seperti ruang kerja dan peralatan tertentu serta fasilitas yang
digunakan.26
Wexley and Yulk mengidentifikasikan lima dimensi inti
dari materi pekerjaan yang meliputi: ragam keterampilan (skill
variety), identitas pekerjaan (task identity), kepentingan pekerjaan
(task significance), otonomi (autonomy), dan umpan balik (feed
back).27
26
Deni Hermansyah, 2011, Skripsi Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Kondisi Kerja
Terhadap Disiplin Kerja Disiplin Kerja Pabrik, (Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islan
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), Hlm, 25-26 27
Muslichah Erma Widiana, Buku Referensi, Variabel dan Indikator yang Mempengaruhi
Komitmen dan Kinerja Organisasi Pemerintah, (Surabaya: UBHARA Manajemen Press, 2015),
hlm 35
24
Kondisi buruh pada sistem kapitalisme benar-benar hampa
dari kasih sayang, kerjasama, perasaan iba, dan segala
kecenderungan manusiawi lainnya. Karenanya, kaum buruh
menderita berbagai penindasan dan merasakan berbagai keletihan
dan kelaparan luar biasa. Masyarakat kapitalis telah menimbun
kekayaan di tangan segelintir orang tanpa memedulikan
kemalangan dan kebinasaan masyarakat akibat kelaparan dan
kemiskinan.
Sungguh, kaum buruh makin bertambah kemalangan dan
penderitannya dengan di temukannya alat-alat modern yang tidak
membutuhkan terlalu banyak tenaga buruh sehingga mereka pun
harus berdesak-desakan di depan pintu gerbang-gerbang pabrik dan
terpaksa bekerja dengan upah kecil karena hal itu lebih baik dari
pada menganggur.
Konflik dan pertengkaran terus terjadi di antara kaum buruh
dan para pamilik pabrik sehingga tampilah kapitalisme baru yang
memberikan pada kaum buruh sebagian hak-hak mereka dengan
menaikkan upah, mengurangi jam kerja, meluluskan sebagian
program jaminan sosial, serta membolehkan secara resmi
pembentukan serikat-serikat buruh. Kapitalisme jenis ini mengakui
prinsip yang berbunyi, “selayaknya menentukan limitasi dan
pembatasan investasi individu agar tidak merugikan kepentingan
masyarakat. Namun tidak ada yang menetapkan limitasi dan
pembatasan seperti ini kecuali pemerintah.” Akan tetapi,
bersamaan dengan itu, bagaimanapun juga, tidak mungkin bisa
memberi jaminan kehidupan yang bahagia bagi kaum buruh karena
pengeksplorasian luar biasa yang selalu menimpa mereka.
Dapat di simpulkan bahwa sistem kapitalisme dengan
segala bentuk jenisnya, mustahil membahagiakan umat manusia
karena ia merupakan sistem kemiskinan dan kekayaan; yaitu,
kemiskinan, kelaparan, dan ketelanjangan untuk kaum buruh dan
25
bagi kaum rakyat jelata, yang jelas bagi kaum kapitalis justru
merupakan kekayaan, kemakmuran, dan kesenangan. Hal ini
otomatis akan menciptakan konflik terus menerus di tengah
individu-induvidu masyarakat, dan taka da jalan lain kecuali
mengakhiri ajaran-ajrannya dan melenyapkannya, cepat atau
lambat.28
d. Kinerja Buruh
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja
(performance). Menurut wirawan kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indicator-indikator suatau
pekerjaan atau suatau profesi dalam waktu tertentu. Hasibuan
menambahkan definisi atau pengertian kinerja merupakan suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang didalam melaksanakan tugas-
tgas yang diberikan kepadanyayang didasarkan pada kecakapan,
pengalaman, kesungguhan serta waktu. 29
Kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang
dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif, kreatifitas,
fleksibilitas, dapat diandalkan atau hal-hal lain yang dapat
diinginkan organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka
pendek maupun jangka panjang, juga pada tingkatan individu,
kelompok ataupun organisasi. Kinerja individu memberikan
kontribusi pada kinerja kelompok yang selanjutnya memberikan
kontribusi pada kinerja organisasi. Pada organisasi yang sangat
efektif, pihak manajemen membantu menciptakan sinergi yang
28
Qorashi Baqir Sharief, Keringat Buruh, Hak dan Peran Pekerja dalam Islam, (Jakarta:
Al-Huda 2007) hlm 189-192 29
George Massora, 2017, Skripsi Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja dan
Model Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma) hlm. 31-32
26
positif, yaitu secara keseluruhan yang lebih besar dari pada jumlah
dari bagian-bagiannya.30
Kinerja pegawai yang tinggi dapat dipengaruhi atau
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor karakteristik
pekerjaan, lingkungan kerja, dan komitmen organisasi.
Karakteristik pekerjaan adalah atribut pekerjaan yang menciptakan
kondisi bagi motivasi, kepuasan, dan kinerja yang tinggi.31
Lingkungan kerja menentukan kepuasan kerja pegawai, dimana
lingkungan yang baik (kondusif) akan meningkatkan prestasi kerja
atau kinerja pegawai.
Dale dan Timple, membagi faktor yang mempengaruhi
kinerja menjadi dua, yaitu:
1) Faktor internal
Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang
dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja
seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan
tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan
seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan oleh orang
tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut
tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbiki
kemampuannya.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti
30
Suprihati, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Perusahaan
Sari Jati di Sragen, jurnal (STIE AAS Surakarta, 2014) hlm 95 31
Muslichah Erma Widiana, Buku Referensi, Variabel dan Indikator yang Mempengaruhi
Komitmen dan Kinerja Organisasi Pemerintah, (Surabaya: UBHARA Manajemen Press, 2015),
hlm 10
27
perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan
atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi. 32
Menurut Mahmudi kinerja merupakan suatu konstruk
multidimensional yang mencakup banyak faktor yang
memengaruhinya. Faktor-faktor yang memengaruhinya adalah:
1) Faktor personal atau individual, meliputi unsur
pengetahuan keterampilan (skill), kemampuan,
kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki
oleh tiap individu karyawan.
2) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan
team leader dalam memberikan dorongan, semangat,
arahan dan dukungan kerja kepada karyawan melalui
pemberian insentif, bonus, penghargaan dan lainnya.
3) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang
diberikan oleh rekan dalam suatu tim, kepercayaan
terhadap sesama anggota team, kekompakan dan keeratan
anggota team.
4) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau
infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses
organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi
5) Faktor kontektual (situasional), meliputi: tekanan dan
perubahan lingkungan eksternal dan internal.33
32
Eko Agung Gumilar, 2010, Skripsi Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. X, (Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta) hlm, 14-15 33
George Massora, 2017, Skripsi Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja dan
Model Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma) hlm 32-33
28
2. Komitmen Kerja
a. Pengertian Komitmen Kerja
Komitmen karyawan merupakan salah satu bagi pegawai
dalam melakukan pekerjaan. Komitmen yang tinggi
memberikan motivasi yang kuat untuk terus bertahan di dalam
suatu perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Komitmen
adalah kekuatan yang mengikat seseorang menuju suatu
tindakan yang relevan yang mencapai suatu sasaran. Komitmen
tenaga kerja dapat menguntungkan organisasi dalam upayanya
memperbaiki kinerja, memperkecil ketidakhadiran karyawan,
dan turnover pada hasil yang membuktikan produktivitas.34
Komiten karyawan merupakan salah satu dasar bagi
pegawai dalam melakukan pekerjaan. Komitemen yang tinggi
memberikan motivasi kuat untuk terus bertahan didalam suatu
perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Robbins
menyatakan komitmen karyawan merupakan usaha
mendefinisikan dan melibatkan diri dalam perusahaan dan
tidak ada keinginan meninggalkannya.
Luthans menyatakan komitmen is the mouse often definied
as 1) a strong a desire to remain a member of particular
organization; 2) a willingness to exerthigt levels of effort on
behalf of the organization.
Terdapat pula pendapat lain oleh Handoko, komitmen
karyawan adalah tingkatan dimana seorang pekerja
mengindentifikasikan diri dengan perusahaan dan tujuan-
tujuannya dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaanya
dalam perusahaan. Komitmen karyawan didorong dengan
kondisi lingkungan kerja yang adil untuk karyawan, semakin
34
Siti Fitria Sumarjo, Pengaruh Kompetensi, Komitmen, Pelatihan dan Pengembangan
terhadap Kinerja Guru, (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta) hlm 17
29
tinggi karyawan dihargai, semakin tinggi juga komitmen
karyawan pada perusahaan tersebut.35
Seseorang yang sudah bekerja di dalam suatu organisasi
harus memiliki komitmen yaitu sebagai suatu keadaan di mana
seseorang karyawan memihak hanya pada satu organisasi
dimana tempat mereka bekerja dan berusaha mencapai tujuan
dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi tersebut.
b. Komponen Kerja
Komitmen memiliki 3 (tiga) komponen, yaitu instrumen
dari beberapa bentuk investasi, komponen sikap yang
digambarkan sebagai komitmen pengaruh atau kondisi
psikologis dan dimensi temporal yang mengindikasikan bahwa
hubungan terus berjalan setiap waktu.36
Jenis komitmen organisasi dari Allen dan Meyer,
merupakan pendekatan multidimensi (the multidimensional
approach.37
Secara teoritis, Allen dan Meyer mengemukakan
komponen model komitmen organisasi, yaitu; komponen
afektif (affective commitment), komitmen kontinuans
(continuance commitment), dan komitmen normative
(normative commitment.38
Hal yang umum dari ketiga
komponen komitmen ini adalah dilihatnya komitmen sebagai
kondisi psikologis; (1) menggambarkan hubungan individu
dengan organisasi, dan (2) mempunyai implikasi dalam
35
George Massora, 2017, Skripsi Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja dan
Model Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma) hlm. 16-17 36
Widodo,2008, Jurnal Upaya Peningkatan Komitmen Organisasi, (Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang), hlm 2 37
Mutia Kusuma Dewi, 2011, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Psikologis Yang
Mempengaruhi Komitmen Organisasi Pada Wanita Karir Berkeluarga, (Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), hlm. 25 38
Ibid., hlm, 3
30
keputusan untuk meneruskan atau tidak keanggotaan dalam
organisasi.
Adapun definisi dan penjelasan dari setiap komponen
komitmen organisasi adalah sebagai berikut:
1) Komitmen afektif, berkaitan dengan keterkaitan
emosional karyawan, identifikasi karyawan pada
organisasi, dan keterlibatan karyawan pada organisasi.
Dengan demikian, karyawan yang memiliki komitmen
afektif yang kuat akan terus bekerja dalam organisasi
karena mereka memang ingi melakukan hal tersebut.
2) Komitmen kontinuans, menunjukan adanya
pertimbangan untung rugi dalam diri karyawan
berkaitan dengan keinginan untuk tetap bekerja atau
justru meninggalkan organisasi. Komitmen kontinuans
sejalan dengan pendapat Becker yaitu bahwa
komitmen kontinuans adalah kesadaran akan
ketidakmungkinan memilih identitas sosial lain
ataupun alternative tingkah laku lain karena adanya
ancaman akan kerugian besar. Karyawan yang
terutama bekerja berdasarkan komitmen kontinuans ini
bertahan dalam organisasi karena mereka butuh
melakukan hal tersebut karena tidak adanya pilihan
lan.
3) Komitmen normatif, berkaitan dengan perasaan wajib
untuk tetap bekerja dalam organisasi. Ini berarti,
keryawan yang memiliki komitmen normative yang
tinggi merasa bahwa mereka wajib bertahan dalam
organisasi. Wiener dalam Allen dan Meyer
mendefinisikan komponen komitmen ini sebagai
tekanan normative yang terinernalisasi seara
keseluruhan untuk bertingkah laku tertentu sehingga
31
memenuhi tujuan dan minat organisasi. Oleh karena
itu, tingkah laku karyawan di dasari pada adanya
keyakinan tentang “apa yang benar” serta berkaitan
dengan masalah moral.39
c. Faktor-faktor Komitmen Kerja
Komitmen kerja tidak secara otomatis muncul pada
karyawan. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi
munculnya komitmen kerja ini, baik yang berasal dari dalam
atau diri individu maupun berasal dari faktor
eksternal/organisasi. Atkinson dan Hill memiliki pendapat
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja di
perusahaan yaitu:40
1) Pendapatan finansial individu, yaitu jaminan kesejahteraan
karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji
karyawan serta fasilitas lain yang diberikan perusahaan.
Gaji merupakan salah satu unsur penting yang
memiliki pengaruh besar terhadap motivasi karyawan.
Oleh karena itu perusahaan harus berhati-hati dalam
melakukan kebijakan maslaah gaji agar dapat
meningkatkan kinerja karyawan.41
2) Pendapatan finansial dari kelompok kerja yaitu imbalan
pada para karyawan setiap bulan.
3) Faktor fisik lingkungan atau segala sesuatu yang ada
disekitar pekerja.
39
Ibid, hlm 18-19 40
Dewi puspitasari & Setya Asyanti, Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap
Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda Di Surakarta, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, hlm 58-59 41
Dian Puspita Rani, 2015, Skripsi Pengaruh Pengembangan Karir dan Lingkungan
Kerja Terhadap Motivasi Serta Implikasinya Terhadap Kepuasan Kerja, (Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), hlm 42
32
Kondisi lingkungan kerja di sekitar karyawan sangat
perlu diperhatikan, kondisi lingkungan kerja karyawan
dalam hal ini berarti berusaha menciptakan kondisi kerja
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para
karyawan sebagai pelaksana kerja pada tempat kerja
tersebut.42
kondisi Lingkungan kerja merupakan salah satu
yang dapat mempengaruhi emosi pegawai, karena jika
pegawai menyenangi lingkungan dimana dia bekerja maka
pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk
melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan
secara efektif dan optimal sehingga kinerja pegawai juga
tinggi.43
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Suatu
kondisi lingkungan kerja dapat di katakana baik apabila
lingkungan kerja tersebut sehat, nyaman, aman dan
menyenangkan bagi karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.44
Kondisi lingkungan seperti yang
disebutkan diatas inilah yang perlu ditingkatkan agar
karyawan betah bekerja. Betah bekerja karena kondisi
lingkungan yang baik tersebut akan meningkatkan
komitmen karyawan untuk tetap bekerja, tidak
meninggalkan organisasinya.
4) Otonomi, yaitu di mana suatu pekerjaan memberikan
kebebasan, kemandirian, serta keleluasaan substansial bagi
42
Deni Hermansyah, 2011, Skripsi Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Kondisi Kerja
Terhadap Disiplin Kerja Disiplin Kerja Pabrik, (Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islan
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), Hlm 43
Muslichah Erma Widiana, Buku Referensi, Variabel dan Indikator yang Mempengaruhi
Komitmen dan Kinerja Organisasi Pemerintah, (Surabaya: UBHARA Manajemen Press, 2015),
hlm 19 44
Nela Pima Rahmawanti, 2014, Jurnal Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan, (Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang) hlm, 2
33
pekerja. Dengan otonomi, diharapkan pegawai dapat
mengontrol pekerjaan mereka, seperti penjadwalan,
prosedur kerja, dan tugas yang beragam.45
5) Prestise kerja, yaitu posisi status sosial ekonomi yang
disajikan oleh suatu jenis pekerjaan pada pekerjaannya
6) Variasi ketrampilan, yaitu tingkat tuntutan akan
keragaman aktivitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
7) Pertumbuhan dan perkembangan pribadi, kesempatan
untuk melakukan aktualisasi diri dan potensi lewat
pekerjaan.
Salah satu faktor komitmen para buruh dalam berkerja di
suatu perusahaan tentu saja berharap akan bertambah atau
berkembangnya potensi diri. Sesuai dengan Pasal 11 yang
merupakan hak dasar pekerja yang ketiga
menetapkan bahwa :
“Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/ atau
meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui
pelatihan kerja”
8) Kesempatan yang berafiliasi, yaitu kesempatan untuk
berinteraksi sosial baik antar karyawan, karyawan-
pimpinan, atau dengan orang lain.
9) Status simbol, yaitu segala sesuatu yang ada pada
perusahaan tempat karyawan
10) Waktu kerja, yaitu pengaturan kerja yang baik dan sesuai
dengan keinginan karyawan sehingga tidak menimbulkan
kelelahan fisik maupun mental.
Dalam kebijakan kepegawaian di Indonesia, standar
jumlah jam kerja minimal 35 jam dalam seminggu.
45
Mutia Kusuma Dewi, 2011, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Psikologis Yang
Mempengaruhi Komitmen Organisasi Pada Wanita Karir Berkeluarga, (Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), hlm 57
34
Karyawan dikategorikan pekerja penuh apabila mereka
bekerja lebih dari 35 jam dalam seminggu. Sebaliknya
karyawan yang bekerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu, dikategorikn sebagai karyawan setengah
pengangguran yang terlihat (visible underemployed)46
Waktu kerja para buruh juga merupakan jaminan
perlindungan para buruh guna menghindari adanya
perlakuan yang tidak manusiawi sehingga mengganggu
kesehatan dan keselamatan para buruh.
Waktu kerja yang di perbolehkan bagi seorang
pekerja/buruh ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan.
Dalam Pasal 77 UUK disebutkan, bahwa setiap pengusaha
wajib melaksanakan ketentuan wakatu kerja, apabila
dilakukan penyimpangan pada jam kerja tersebut, maka
pengusaha harus mengajukan izin dari lembaga yang
berwenang dan harus melakukan pembayaran/kompensasi
sesuai peraturan tentang kerja lembur dan upah kerja
lembur.47
Dengan adanya peraturan tentang waktu kerja, para
buruh bisa menjamin hak-hak mereka jika mereka bekerja
lebih dari jam kerja yang telah diatur. Adanya
perlindungan waktu kerja juga membuat perusahaan tidak
sewenang-wenang dalam melakukan ekploitasi tenaga para
buruh.
11) Kesempatan untuk mendapatkan kehormatan atau
pengakuan dan segala bentuk penghargaan yang diberikan
46
Deni Hermansyah, 2011, Skripsi Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Kondisi Kerja
Terhadap Disiplin Kerja Disiplin Kerja Pabrik, (Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islan
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), Hlm 30-31 47
Agusmidah, “Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Dinamika dan Kajian Teori”, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010), hlm, 71
35
secara khusus oleh perusahaan sebagai pernyataan atau
pengakuan atas prestasi kerja.
Diatur dalam pasal 5 dan 6 yang merupakan
sebagian dari hak dasar pekerja (hak dasar pertama dan
kedua). Pasal 5 berbunyi sebagai berikut:
“Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama
tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.”48
Kesempatan dalam mendapatkan penghormatan
memiliki arti bahwa para buruh berkesempatan yang sama
untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak
tersebut tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras,
agama dan aliran politik sesuai dengan minat
dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk
perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat.
12) Pekerjaan yang menantang dan besar tanggung jawabnya.
13) Keamanan kerja, yaitu rasa kepastian atau keyakinan
seseorang akan kemampuannya menyelesaikan suatu
masalah yang dihadapi.49
Jaminan terhadap keamanan akan menimbulkan
ketenangan maka hal ini akan mendorong semangat kerja
dan kegairahan kerja karyawan. Guna menjaga tempat dan
kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka
perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satunya
upaya untuk menjaga keamanan ditempat kerja dapat
memanfaatkan tenaga satuan petugas (satpam)50
48
Buku ajar hukum ketenagakerjaan, 49
Dewi puspitasari & Setya Asyanti, Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap
Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda Di Surakarta, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, hlm 59 50
Dian Puspita Rani, 2015, Skripsi Pengaruh Pengembangan Karir dan Lingkungan
Kerja Terhadap Motivasi Serta Implikasinya Terhadap Kepuasan Kerja, (Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), hlm. 31
36
Berbeda dengan Atkinson dan Hill yang berpendapat tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja keryawan,
Greenberg & Baron menyatakan bahwa beberapa faktor yang
mempengaruhi komitmen karyawan terhadap pekerjaan adalah
sebagai berikut:51
1. Karakteristik Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan merupakan bagian dari ilmu perilaku
organisasi. Karakteristik pekerjaan adalah atribut pekerjaan
yang menciptakan kondisi bagi motivasi, kepuasan, dan
kinerja yang tinggi. Teori Hackman and Oldham
menjelaskan hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan
respon individu untuk bekerja.
Teori ini kemungkinan merupakan yang paling dikenal dan
secara luas menjelaskan hubungan karakteristik pekerjaan
terhadap kepuasan kerja. Hackman and Oldham
menyebutkan ada beberapa karakteristik pekerjaan
utama yang harus diikutkan dalam setiap pekerjaan.
Karakteristik pekerjaan tersebut meliputi: berbagai keahlian,
identitas tugas, keutamaan tugas, otonomi, dan umpan
balik.52
2. Kesempatan akan adanya pekerjaan lain
3. Karakteristik individu serta perlakuan organisasi terhadap
karyawan baru
Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mendukung dan memperkuat komitmen organisasi
karyawan dalam mencapai tujuan organisasi, diantaranya adalah
51
Devi Setiawati dan Anita Zulkaida, 2007, Jurnal Perbedaan Komitmen Kerja
Berdasarkan Orientasi Peran Gender Pada Karyawan Di Bidang Kerja Non Tradisional (Fakultas
Psikologi, Universitas Gunadarma Depok) hlm, 72 52
Muslichah Erma Widiana, Buku Referensi, Variabel dan Indikator yang Mempengaruhi
Komitmen dan Kinerja Organisasi Pemerintah, (Surabaya: UBHARA Manajemen Press, 2015),
hlm 24
37
penelitian Mowday mengelompokan empat faktor besar yang
mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu:
1) Karateristik personal, antara lain usia, lama kerja, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, ras, dan beberapa faktor
kepribadian lainnya. secara umum, usia dan lama bekerja
mempunyai hubungan positif dengan komitmen organisasi.
Sementara tingkat pendidikan mempunyai hubungan negative
dengan komitmen organisasi, meskipun hubungan ini tidak
terlalu konstan. Wanita cenderung memiliki komitmen
organisasi yang lebih tinggi daripada pria. Beberapa
karateristik kepribadian lain seperti motivasi berprestasi dan
perasaan kompeten diemukan berhubunngan dengan
komitmen organisasi.
2) Karateristik pekerjaan dan peran, antara lain kesempatan
kerja, konflik peran dan abiguitas peran. Semakin besar
kesempatan yang diperoleh dalam bekerja semakin banyak
pengalaman yang diperoleh pada akhirnya memperbesar
komitmen individu terhadap organisasi. Sedangkan konflik
peran mempunyai hubungan negativf dengan komitmen
terhadap organsasi, demikian halnya dengan abiguitas peran.
3) Karateristik struktural organisasi, antara lain ukuran
organisasi, kesatuan, luasnya kontrol dan sentralisasi otoritas.
4) Pengalaman kerja antara lain ketergantungan pada organsasi,
kepentingan personal pada perusahaan, sikap positif terhadap
perusahaan, dan keterikatan sosial individu dalam
perusahaan. Semakin besar semua faktor tersebut semakin
tinggi pula komitmen individu terdahap organisasi.53
53
George Massora, “Skripsi Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja dan
Model Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan”. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, 2017, hlm 17-18
38
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat, seperti disajikan pada
Tabel 2.1 :
Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
No Judul Penelitian Permasalahan Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Skripsi Universitas
Negeri Lampung
(Novita Marlia)
tahun 2010.
Pengaruh
Kepuasan kerja
karyawan terhadap
kinerja karyawan
pada CV Alam
Prima
KomputerBandar
Lampung
Rendahnya
Pencapaian
Target yang
ditetapkan oleh
CV Alam
Prima
Komputer,
sehingga
terjadi
kesenjangan
antara
kenyataan yang
terjadi dengan
harapan yang
diinginkan
Kinerja
karyawan di
pengaruhi oleh
lingkungan
kerja,
kemampuan
pimpinan,
kesempatan
untuk
mengembangka
n diri,
Meneliti
tentang
kinerja
karyawan
terhadap
perusahaan
Membahas
kepuasan
kerja
karyawan
2 Skripsi Universitas
Islam Negeri
Sultan Syarif
Kasim Riau
Pekanbaru (Rocky
Silvister), tahun
Tingkat
absensi
karyawan
karyawan yang
cukup besar
setiap
Faktor yang
mempengaruhi
kepuasan,
kinerja, dan
komitmen
karyawan
Meneliti
tentang
kinerja
karyawan dan
komitmen
aryawan
Metode
penelitian
menggunaka
n kuantitatif
dan
pengambilan
sampel
menggunaka
n probability
39
2012. Pengaruh
Kepuasan kerja
dan komitmen
organisasi
terhadap kinerja
karyawan pada PT.
Jasa Baru Utama
Perkasa Pekanbaru
bulannya. adalah
ketentraman
kerja, jam
kerja, tunjangan
dan fasilitas
kerja,
keterikatan
emosional,
keterlibatan
dalam
organisasi
sampling dan
dihitung
menggunaka
n rumus
solvin
3 Jurnal tentang
faktor-faktor yang
paling
berpengaruh
terhadap
komitmen kerja
perawat panti
Wreda di
Surakarta oleh
Dewi Puspitasari,
dan Setia Asyanti
dari Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Pekerjaan
sebagai
perawatmerupa
kan pekerjaan
yang monoton,
penghasilan
rendah, dan
kedudukan
pekerjaan yang
kurang
bergengsi.
faktor yang
mempengaruhi
tingkat
komitmen kerja
adalah minat
bekerja yang
dilandasi niat
ibadah,
memiliki sikap
positif terhadap
pekerjaan,
pandangan
bahwa
pendapatan
finansial
individu bukan
merupakan
faktor utama,
dan adanya
dukungan dari
keluarga
Meneliti
faktor yang
mempengaru
hi komitmen
kerja dengan
upah yang
rendah.
Lokasi
penelitian
adalah di
panti Wrenda
di daerah
Surakarta
4 Skripsi Universitas
Muhammadiyah
Membahas
mengenai tidak
Menunjukan
bahwa
Meneliti
tentang
faktor-faktor
yang
Meneliti
variabel
Lanjutan tabel 2.1
40
Surakarta
(Mulyaningsih)
tahun 2016.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
komitmen kerja
karyawan (Studi
pada karyawan
batik brotoseno
Sragen)
semua
karyawan
memiliki
komitmen
tinggi,
sehingga
kinerja
karyawannya
kurang
maksimal
kepemimpinan
transformasiona
l, motivasi,
lingungan kerja
dan etika kerja
mempunyai
pengaruh
terhadap
komitmen kerja
karyawan,
namun motivasi
karyawan
dalam bekerja
memiliki faktor
yang lebih
dominan
terhadap
komitmen
kerja.
mempengaru
hi komitmen
kerja
karyawan
terhadap
perusahaan.
kepemimpina
n
transformasio
nal, motivasi,
lingkungan
kerja, etika
kerja dan
kompetensi
yang
berpengaruh
paling
dominan
terhadap
komitmen
kerja.
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Lanjutan tabel 2.1
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang di pilih adalah PTP Nusantara IX (Persero)
Kebun Krumput cabang Kubangkangkung Cilacap yaitu perusahaan yang
mengelola bahan mentah atau getah karet. Sedangkan lokasi perusahaan
terletak di Jl. Raya Kubangkangkung kecamatan Kawunganten kabupaten
Cilacap, Jawa Tengah. Alasan pemilihan tempat penelitian ini karena
penulis berdomisili di kota Cilacap sehingga dapat memudahkan penulis
dalam mengumpulkan data-data yang di perlukan dalam penyusunan
skripsi ini.
Selanjutnya waktu penelitian ini di rencanakan setelah ujian
proposal dan di setujui oleh dosen pembimbing, penelitian di laksanakan
selama 11 bulan yaitu dari bulan November 2018 samai bulan September
2019 dengan rincian sebagai berikut (1) mengurus izin penelitian; (2)
menghubungi informan; (3) melakukan wawancara kepada informan yang
memiliki kemampuan untuk menjelaskan fokus kajian penelitian ini; (4)
melakukan editing terhadap hasil wawancara dan; (5) menganalisis serta
interpretasi data. Waktu penelitian di sajikan pada tabel 3.1
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
November Desember Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Proposal
2 Seminar
42
Proposal
3 Menyusun
Instrumen
Penelitian
4 Pengumpulan
Data
5 Pengolahan
Data
6 Analisis Data
7 Pemeriksaan
dan
Keabsahan
Data
8 Penyerahan
Hasil
Penelitian
B. Latar Penelitian
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh
Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas
tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity)
yang berinteraksi secara sinergis.1
Adapun yang menjadi social situation dalam penelitian ini adalah
para buruh yang bekerja di PT Pekebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung. Teknik untuk menentukan
Narasumber pada penelitian ini menggunakan random sampling yang
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm, 49
Tabel 3.1 (lanjutan)
43
bertujuan untuk memilih 2 orang sampel yang mewakili populasi dengan
kriteria sampel yaitu:
1. Buruh yang sudah bekerja selama lebih dari satu tahun di PT
Pekebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung.
2. Pimpinan PT Pekebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung.
3. Pemerintah atau kepala desa Kubangkangkung
C. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode kualitatif karena informasi yang
diperlukan secara umum yang bersifat kompleks. Pelitian menggunakan
metode kualitatif yakni metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.2
Penelitian yang digunakan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif dilakukan pada metode analisis deskriptif yaitu metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek
sesuai dengan apa adanya.3
Di samping itu segala perilaku yang dapat dilihat, didengar dan
dirasakan juga diamati, ditelaah dan dicatat atau direkam dengan seksama.
Pendekatan ini dipilih sebagai bagian dari upaya untuk mengungkap
kualitas kehidupan objek yang diteliti dalam rangka menghindari proses
pengisolasian individu atau informan yang diteliti melalui konsep atau
konstruk objek yang dikaji.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (non
positivis) dengan alasan sebagai berikut:
2 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm 1
3Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), h. 157.
44
1) Hakikat dari masalah yang menjadi tumpuan dari penelitian ini adalah
manusia normal yang berperilaku sesuai dengan pandangan hidup,
sikap hidup dan pola hidup masing-masing individu, sehingga hanya
dengan pendekatan kualitatif setiap pandangan hidup, pola hidup dan
perilaku masing-masing individu dapat diungkap.
2) Menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini memerlukan
penyajian yang lebih detail dan sesuai dengan tema–tema yang
diangkat, sebagai hasil interaksi individual, dengan manusia dan
lingkungan kerjanya serta dengan dirinya sendiri.
3) Untuk menghindari objek yang diteliti dari pengaruh pendapat dan
persepsi pribadi yang berasal dari pikiran-pikiran peneliti yang dapat
merusak netralitas dari objek individu yang diteliti.
4) Menggunakan pendekatan kualitatif karena dengan pendekatan ini
peneliti ingin menjadi diri sendiri dalam belajar situasi yang dialami
oleh objek yang diteliti, tanpa memengaruhi pandangan mereka,
sehingga hasil penelitian akan tersaji secara objektif sebagaimana yang
dipikirkan, yang dirasakan dan dilakukan oleh setiap objek yang diteliti
(informan). Karena itulah pendekatan ini sangat relevan dengan tujuan
penelitian yang akan mengungkap fenomena-fenomena tertentu yang
berkaitan dengan individu-individu melalui proses berpikir induktif.
Melalui pendekatan inilah peneliti terlibat secara intensif dengan
memusatkan perhatian pada kenyataan yang sesungguhnya. Informasi
lisan pengamatan dengan hati dan pikiran jernih dari peneliti
merupakan modal utama dalam pelaksanaan penelitian ini.
45
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, data merupakan salah satu hal yang sangat
penting dalam proses penelitian. Data merupakan dasar keabsahan dan
kekuatan sebuah penelitian. Data adalah bahan mentah yang berkaitan
dengan fakta. Fakta tersebut berarti keadaan sebenarnya yang terjadi di
lapangan.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam bergagai
cara, setting, dan sumber.4 Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
antara lain:
1. Observasi (pengamatan)
Sugiono mengutip pendapat Sutrisno Hadi, bahwa „observasi‟
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antaranya yang
penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.5
Menurut Marshall dalam Sutrisno, observasi adalah “Trough
observation, the researcher learn about behavior and the meaning
attached to those behavior”. Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa
melalui observasi, penelitian dapat memperoleh data dengan
mempelajari dan memahami tingkah laku secara langsung.6
Penelitian ini menggunakan observasi secara non partisipatif pada
buruh di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput
Kubangkangkung kabupaten Cilacap. Observasi non partisipan adalah
ketika seorang peneliti tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan atau
aktifitas grup dan hanya menjadi pengamat pasif dengan melihat,
4 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 62
5 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta Bandung, 2012) hlm, 203 6 Fenti Hikmawati, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017),
hlm 81
46
mengamati, dan mendengarkan semua aktivitas untuk mengambil
kesimpulan dari kegiatan observasi tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati komitmen buruh,
keadaan sosial dan ekonomi buruh PT Perkebunan Nusantara IX.
Peneliti akan mengamati komitmen buruh dari disiplinnya bekerja,
mulai dari ketepatan waktu datang dan ketercapaian hasil kerja para
buruh. Sedangkan untuk keadaan sosial ekonomi para buruh, peneliti
akan melihat dari segi kehidupan yang dimiliki oleh para buruh.
2. Wawancara
Burhan Bungin yang mengutip pendapat Moh. Nazir bahwa
wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang
yang di wawancarai.7
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semi
terstruktur sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara semi
terstruktur adalah wawancara yang dilakukan menggunakan
instrumen yang telah disiapkan oleh peneliti namun tidak disedikan
alternatif jawaban sehingga informan dapat dimintai pendapat dan
ide-idenya menjadi lebih bebas.8 Adapun wawancara ini ditujukan
kepada para buruh, pimpinan perusahaan dan kepala desa untuk
menggali data komitmen kerja dan kesejahteraan buruh.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.9 Data pendukung yang diperlukan dalam penelitian ini
7 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Cet V, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm, 126 8 Ibid, 73
9 Ibid, h. 82
47
adalah foto-foto kegiatan penelitian, rekaman wawancara, jumlah
keseluruhan penduduk yang ada di desa Kubangkangkung dan desa
Sidaurip, jumlah buruh yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara
dan contoh besarnya gaji yang diterima para buruh.
E. Instrumen Wawancara
Instrument penelitian yang digunakan untuk memperoleh data
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi komitmen kerja para buruh
terdiri dari observasi, wawancara dan data penunjang yang berbentuk
dokumentasi. Adapun untuk data penunjang akan diberikan kepada
responden sejumlah 13 orang yang terdiri dari 10 orang buruh, satu
pemimpin perusahaan, dan kepala desa Kubangkangkug dan desa
Sidaurip. Soal yang menggunakan metode Tes yaitu serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.10
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dijelaskan diatas, maka
peneliti merumuskan instrumen penelitian sebagai berikut:
1. Pedoman Observasi
Teknik observasi seperti dijelaskan sebelumnya yaitu untuk
mengamati komitmen kerja para buruh dan kesejahteraan para buruh
di bidang sosial dan ekonomi. Maka peneliti merumuskan pedoman
observasi seperti yang disajikan pada tabel 3.2:
Tabel 3.2
Pedoman Observasi
No Objek yang diamati Tersedia Tidak
Tersedia
1 Mempunyai ketepatan
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010) hlm, 193
48
waktu berangkat kerja
yang baik
2 Pencapaian sesuai target
kerja
3 Mempunyai pekerjaan
sampingan
4 Mempunyai rumah
sendiri
5 Memiliki kendaraan
pribadi
6 Akses dari rumah
menuju tempat bekerja
7 Transportasi umum dari
rumah menuju tempat
kerja
2. Wawancara
Wawancara disajikan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi komitmen para buruh. Maka peneliti merumuskan
pedoman wawancara seperti yang disajikan pada tabel 3.3:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara untuk Buruh
No Dimensi Indikator/ Pertanyaan No Soal
1 Pendapatan
Finansial
1. Besarnya
pendapatan
2. Kebutuhan
1
2 dan 3
2 Pendidikan 1. tingkat pendidikan
orang tua
5
Tabel 3.2 (lanjutan)
49
2. pendidikan anak
3 Lingkungan 1. kondisi tempat kerja
2. teman kerja
6
7
4 Otonomi 1. hak buruh
2. kewajiban buruh
8
9
5 Keterampilan 1. tuntutan keragaman
menyelesaikan
pekerjaan
10
6 Pengembangan
pribadi
1. aktualisasi diri 11
7 Afiliasi 1. interaksi dan
komunikasi
12, 13, dan 14
8 Waktu kerja 1. lama jam kerja 14
9 Keamanan 1. kepastian akan
menyelesaikan
masalah
2. resiko yang
ditempuh untuk
menyelesaikan kerja
15
16
10 Aksesibilitas 1. jarak yang ditempuh
menuju tempat kerja
2. waktu yang
ditempuh menuju
tempat kerja
17
18
Tabel 3.3 (lanjutan)
50
3. kendaraan yang
ditempuh menuju
tempat kerja
19
Selain peneliti melaksanakan wawancara dengan buruh,
peneliti juga akan mewawancarai pimpinan perusahaan dengan
pedoman wawancara seperti yang disajikan pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Kisi-kisi Wawancara untuk Pemimpin perusahaan
No Dimensi Indikator/ Pertanyaan No Soal
1 Pendapatan
Finansial
1. Besarnya pendapatan
buruh
2. Kebutuhan
1
2 dan 3
2 Pendidikan 1. Syarat pendidikan
buruh
2. Syarat pendidikan
pimpinan
4
5
3 Lingkungan 1. kondisi tempat kerja 6
4 Otonomi 1. hak perusahaan
2. kewajiban
perusahaan
7
8
5 Keterampilan 1. syarat ketrampilan
buruh
2. pelatihan
keterampilan
9
10
51
6 Pengembangan
pribadi
1. aktualisasi diri 11
7 Afiliasi 1. interaksi dan
komunikasi
12, 13, dan 14
8 Waktu kerja 1. lama jam kerja 15
9 Keamanan 1. kepastian akan
menyelesaikan
masalah
2. resiko yang
ditempuh untuk
menyelesaikan kerja
16
17
10 Aksesibilitas 1. jarak yang ditempuh
menuju tempat kerja
2. waktu yang
ditempuh menuju
tempat kerja
3. kendaraan yang
ditempuh menuju
tempat kerja
18
19
20
52
Selain peneliti melaksanakan wawancara dengan buruh, dan
pimpinan perusahaan peneliti juga akan mewawancarai kepala
desa, dengan pedoman wawancara seperti yang disajikan pada
tabel 3.5
Tabel 3.5
Kisi-kisi Wawancara untuk Kepala Desa
No Dimensi Indikator/ Pertanyaan No Soal
1 Pendapatan
Finansial
1. mata pencaharian
masyarakat
2. Besarnya
pendapatan
masyarakat
1
2
2 Pendidikan 1. Pendidikan rata rata
orang tua
2. Pendidikan anak
3
4
3 Lingkungan 4. kondisi tempat kerja 5
4 Otonomi 1. hak perusahaan dan
buruh
2. kewajiban
perusahaan daan
buruh
7 dan 8
9 dan 10
5 Keterampilan 1. syarat ketrampilan
buruh
2. pelatihan
keterampilan
11
13
Tabel 3.4 (lanjutan)
53
6 Pengembangan
pribadi
1. aktualisasi diri 14
7 Waktu kerja 1. lama jam kerja 15
8 Keamanan 1. kepastian akan
menyelesaikan
masalah
2. resiko yang
ditempuh untuk
menyelesaikan kerja
17
18
10 Aksesibilitas 1. jarak yang
ditempuh menuju
tempat kerja
2. waktu yang
ditempuh menuju
tempat kerja
kendaraan yang
ditempuh menuju
tempat kerja
19
20
3. Dokumentasi
Peneliti membutuhkan data pendukung dalam melaksanakan
penelitian. Data pendukung dapat dirumuskan seperti yang
disajikan pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Pedoman Dokumentasi
No Dokumen yang di perlukan Keterangan
1 Foto kegiatan
2 Rekaman wawancara
54
4 Data kependudukan desa
Kubangkangkung
5 Data buruh PT Perkebunan Nusantara
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
1. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas data diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu.11
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas
data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber.12
Sumber data dalam
penelitian ini adalah buruh PT Perkebunan Nusantara IX (persero)
Kebun Krumput Afdeling Kubangkangkung, pimpinan perusahaan,
dan kepala desa Kubangkangkung. Data dari ketiga sumber
tersebut tidak bisa diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif,
tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang
sama, pandangan yang berbeda, dan mana spesifik dari toga
sumber data tersebut. Data tersebut dianalisis oleh peneliti
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.13
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama namun
dengan teknik yang berbeda, misalnya data diperoleh dengan
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 372 12
Ibid, h, 373 13
Ibid, h. 373
55
wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi, atau
kuisoner. Setelah dicek dengan teknik yang berbeda menghasilkan
data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
memastikan mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya
benar, karena memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. 14
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam
rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan
situasi yang berbeda. Bila uji menghasilkan data yang berbeda,
maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya.
G. Teknis Analisis Data
Analisis data yang di lakukan melalui beberapa tahapan,
tahapan pertama adalah tahapan pengumpulan data, tahapan kedua
adalah tahap reduksi data, tahapan ke tiga adalah tahap display data,
dan tahapan keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau
verifikasi. Untuk validitas instrument yang digunakan untuk
memperoleh data maupun informasi peneliti menggunakan uji
kontruksi, yaitu melakukakan konsultasi terlebih dahulu dengan orang
yang dianggap ahli (dosen pembimbing) dan jika ada kesalahan atau
kekurangan maka peneliti akan melengkapinya agar instrumen menjadi
valid, jika instrumen tersebut dinyatakan valid oleh ahli, selanjutnya
peneliti akan turun ke lapangan untuk mencari data atau informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
14
Ibid, h. 373-374
56
Tujuan utama analisis data ini adalah menemukan suatu teori
yang di dasarkan atas data dari lapangan. Dan itu sebabnya maka
pengumpulan data harus berpedoman pada usaha mengembangkan
suatu teori.
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
dikemukakan sebelumnya, semakin lama peneliti ke lapangan,
maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak, kompleks,
dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
apabila diperlukan.15
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan,
seperti komputer, notebook, dan lain sebagainya.
b. Display Date (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Menurut
Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.16
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
15
Sugiyono, Memahami Penelitiasn Kualitatif, (Bandung; Alfabeta, 2014) hlm, 92
16
Ibid, hlm 95
57
Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif
menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahapan pengumpulan
data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
sudah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, saat
peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan peneliti merupakan kesimpulan yang
kredibel. Masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
berada di lapangan.17
17
Ibid, hlm 97
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrispsi Data
1. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
Latar penelitian ini berada di PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) afdeling Kubangkangkung. PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) afdeling Kubangkangkung merupakan salah satu cabang
PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang berpusat dan
mempunyai kantor direksi di Semarang. PT Perkebunan Nusantara
IX (persero) afdeling Kubangkangkung berlokasi di wilayah desa
Kubangkangkung, Sidaurip, Ujungmanik dan Bojong, yang
kedudukan kantor berada di Jl. Raya Kubangkangkung. Kebun
Kubangkangkung di gabung dengan kebun Krumput dengan kantor
administrasi berada di Kebun krumput. Luas PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) afdeling Kubangkangkung mempunyai luas
wilayah 848,37 ha. Buruh yang bekerja di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) afdeling Kubangkangkung mayoritas
adalah penduduk dari Kubangkangkung dan Sidaurip. Oleh karena
itu berdasarkan penelitian yang telah di lakukan akan memaparkan
apasaja faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen buruh bekerja
di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) afdeling
Kubangkangkung.
a. Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (persero) Kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung
PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) didirikan pada
tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, merupakan
peleburan dari PT Perkebunan XV-XVI dan PT Perkebunan
XVIII. Pendirian PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)
59
tersebut tertuang pada Akta Notaris Harun Kamil, S.H. nomor
42 tanggal 11 Maret 1996, yang disahkan oleh Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor C2-8337.HT.01.01.TH.96 tanggal
8 Agustus 1996, diubah dengan Akta Notaris Sri Rahayu Hadi
Prasetyo, S.H. No.1 tanggal 9 Agustus 2002 dan disyahkan
oleh Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Nomor: C-19302 HT.01.04.TH.2002 tanggal 7 Oktober 2002.
Pada tanggal 2 Oktober 2014, Menteri BUMN Dahlan Iskan
meresmikan Holding BUMN Perkebunan yang beranggotakan
PTPN I, II, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV
dengan PTPN III sebagai induk Holding BUMN Perkebunan.
Dengan resmi terbentuknya Holding Perkebunan, PT
Perkebunan Nusantara IX (Persero) berubah nama menjadi PT
Perkebunan Nusantara IX.
PT Perkebunan Nusantara IX memiliki dua Divisi.
Pertama, Divisi Tanaman Tahunan yang membudidayakan dan
menghasilkan produk- produk dari tanaman 10 karet, kopi, dan
teh. Kedua, Divisi Tanaman Semusim (Pabrik Gula) yang
menghasilkan produk-produk dari tanaman tebu. Produk-
produk PT Perkebunan Nusantara IX dipasarkan di pasar
domestik maupun pasar luar negeri sebagian besar dalam
bentuk bulk. PT Perkebunan Nusantara IX juga memproduksi
dan memasarkan produk-produk hilir berupa teh kemasan, teh
celup, serta gula pasir dan kopi bubuk dalam kemasan. Selain
usaha pokok tersebut di atas, PT Perkebunan Nusantara IX juga
mengelola komoditi sampingan seperti Pala, Kelapa dan
Horticultura dalam luasan areal yang terbatas serta agrowisata
di Kebun Banaran, Kebun Semugih, Kebun Balong dan Kebun
Kaligua. Agrowisata Kebun Banaran di lengkapi dengan
Coffee Shop ”Kampoeng Kopi Banaran”. Coffee Shop dengan
60
bahan baku berasal dari kopi Banaran juga didirikan di
Cikukun, di PG Gondang Baru, Kebun Krumput dan diperluas
di tempat-tempat lain yang potensial; Wisata Loco Antik di PG
Pangka serta wisata sejarah dan Museum Gula di PG Gondang
Baru dan PG Tasikmadu.
Berdasar asal usulnya kebun-kebun yang saat ini milik
PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi Tanaman
Tahunan adalah Perkebunan yang dulu dibangun oleh
Pemerintah Belanda dan Pengusaha Swasta, yaitu: 1.
Mangkunegaran (1 Kebun) 2. Gouvernemen Landbouw
Bedrijfen (GLB) (1 Kebun) 3. Kultuur Maatschappij (5 Kebun)
4. Th. Crone (4 Kebun) 5. Semarangsche Administratie
Kantoormij (2 Kebun) 6. Factory NHM (1 Kebun) 11 7. John
Piet & Co (1 Kebun) 8. Internatio (1 Kebun) 9. Mirandolle &
Voute (1 Kebun) 10. Tieeman Bank (1 Kebun) 11. Kooy &
Koster (1 Kebun) Pada masa pendudukan Belanda ke dua tahun
1947 semua perkebunan dikuasai Pemiliknya kembali, tetapi
sejak bulan September 1950 perkebunan milik Pemerintah
Hindia Belanda pengelolaannya diserahkan kepada Pusat
Perkebunan Negara (PPN) sedang milik Swasta Asing tetap
dikuasai pemiliknya. Bentuk organisasi perkebunan pada tahun
1950-1960 berubah menjadi PPN Lama/Baru yang dibagi
menjadi Rayon/ Unit, tanggal 10 Desember 1957 seluruh
perkebunan Belanda diambil alih penguasaannya oleh
Pemerintah (Nasionalisasi). Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Tahun 1961 bentuk PPN Lama/Baru dirubah
menjadi PPN Jawa Tengah dan sejak Tahun 1963 dirubah lagi
serta dipisahkan menjadi PPN Aneka Tanaman XI dan PPN
Karet XIII serta PPN Karet XIV. Bentuk perusahaan dirubah
menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) sesuai dengan
61
Peratran Pemerintah Tahun 1968 tanggal 13 April 1968, yang
merupkan gabungan dari: PPN Aneka Tanaman XI, PPN Karet
XIII, PPN Karet XIV, BPU-PPN Aneka Tanaman Perakilan
Jawa Tengah dan BUP-PPN Karet Jawa Tengah.
Pada era 1916 sampai 1945, kebun Krumput merupakan
perkebunan milik pemerintah Belanda. Pada tahun 1946 sampai
1957, melalui PP RI No. 4 tahun 1946, kebun Krumput
menjadi PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) milik
pemerintah Republik Indonesia yang berpusat di Jakarta. Tahun
1958 sampai 1962, berdasarkan UU RI No. 86 Tahun 1958 dan
PP RI No. 24 Tahun 1958, kebun Krumput masuk ke dalam
PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Baru Unit IV yang
berpusat dan memiliki kantor Direksi di Semarang. Tahun 1963
sampai 1967, berdasarkan PP RI No. 19 dan 26 Tahun 1963,
menjadi BPU PPN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan
Perkebunan Negara) karet dan aneka tanaman. Tahun 1968
sampai 1971 berdasarkan PP No. 13 Tahun 1968, BPU PPN
berubah nama menjadi Perusahaan Negara Perkebunan Aneka
Tanaman Negara atau PNP XVIII, yang merupakan
penggabungan BPU Karet dan Aneka Tanaman. Selanjutnya
pada tahun 1972 berdasarkan PP RI No. 23 Tahun 1972, PNP
XVIII di rubah menjadi PT Perkebunan Nusantara IX (persero)
kebun Krumput. Pada tahun 1973 sampai 1994 berdasarkan SK
Direksi PTP XVIII (persero) No. XVIII/D.Kpts/355/1973
tanggal 1 Juli 1973, kebun Krumput digabung dengan kebun
Kubangkangkung dengan kedudukan administrator di kebun
Krumput. Pada tahun 1996 sampai sekarang, berdasarkan PP
RI No. 14 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 PTP XVIII
(persero), sehingga sampai saat ini kebun Krumput dan
Kubangkangkung menjadi bagian dari PTP Nusantara IX
(persero).
62
PT Perkebunan Nusantara IX (persero) hingga saat ini
memiliki wilayah kerja di provinsi Jawa Tengah dengan jumlah
kebun 15 unit dan jumlah pabrik gula 8 unit, saat ini mengelola
4 komoditi utama antara lain karet, gula, the, dan kopi. Di
sampig itu perusahaan juga telah mengambangkan beberapa
produk hilir sebagai produk konsumsi seperti kopi luwak,
banaran kopi premium, the kaligua, teh semugih, gula dan sirup
pala.
Unit usaha yang memiliki lokasi pemandangan yang
indah sejuk datar berpotensi wisata karena keunikannya juga
telah dikembangkan sebagai daerah agrowisata seperti wisata
agro kebun semugih, wisata agro sondokoro, pabrik gula
pangka, pabrik gula gondangan winangoen dan banaran 9
coffee and tea.
Kedepan, PT Perkebunan Nusantara IX (persero) akan
dikembangkan menjadi perusahaan perkebunan dan bisnis karet
menjadi tulang punggung dan bisnis gula sebagai salah satu
penopang pendapatan perusahaan.
b. Struktur Organisasi
PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) terdiri dari 2
Divisi yaitu Divisi Tanaman Tahunan dan Divisi Tanaman
Semusim. Divisi Tanaman Tahunan terdiridari 15 kebun dan
Divisi Tanaman Semusim terdiri dari 8 PG. Adapun struktur
organisasinya adalah sebagai berikut:
1) Dministrator : AgungPrasetyo, SP
M.M
2) Sinder Kepala : M. Ibrohim
3) Sinder Teknik Kubak : Soenarto. B
4) Sinder Teknik Krumput : Wagiman
5) Sinder Kebun AFD Krumput : Triwidodo
63
6) Sinder Kebun AFD Tumiyang : Saridin
7) Sinder Kebun AFD Kubangkangkung :Aswin
Asmawi, SP.
8) Sinder Kantor : Musriyanto
c. Susunan Komisaris PTPN IX (PERSERO)
Sesuai Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Republik Indonesia Nomor: KEP-189/MBU/2008
tanggal 24 September 2008, Susunan Komisaris PTPN IX
(Persero) adalah:
Am. Hasan Sayuti mp (komisaris utama)
A.Z. Siregar (komisaris)
Zaenal Bachrudin (komisaris)
Irvan Eddyson, t (komisaris)
Soebagdja (komisaris)
Dwi Ary Purnomo (komisaris)
d. Susunan Direksi PTPN IX (Persero)
Berdasarkan SK Menteri Negara BUMN RI Nomor :
SK -94/ MBU/ 2012 tanggal 1 Maret 2012 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IX:
Adi Prasongko (Direktur Utama)
Natsir Tarigan (Direktur Keuangan)
Slamet Poerwadi (Direktur Produksi)
Hanung Trihutomo (Direktur Renbang)
Ishak Z. Soediredja (Direktur Sdm & Umum)
64
2. Identias Perusahaan, Visi, Misi, Maksud dan Tujuan
a. Identitas Perusahaan
Identitas perusahaan PT Perkebunan Nusantara IX
(Persero) kebun Krumput akan di sajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Identitas Perusahaan
Nama
Perusahaan
PT. Perkebunan Nisantara IX (Persero)
Kebun Krumput
Alamat
Perusahaan
Kebun Krumput Banyumas Telp/Fax
(0281) 796028 Kode Pos. 53192
Banyumas
Bentuk Badan
Hukum
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Status
Pendirian
Perusahaan
Persero (Perseroan Terbatas)
Akta
Pendirian
Perusahaan
No. 42 Tanggal 11 Maret 1996
Bidang Usaha Perkebunan
NPWP No. 1.061.137.4-521.001
b. Visi dan Misi
Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan agrobisnis
yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang bersama
mitra.
Misi perusahaan yaitu:
1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi,
gula dan tetes ke pasar domestic dan internasional secara
65
professional untuk menghasilkan pertumbuhan laba dan
mendukung kelestarian lingkungan.
2. Mengembangkan cakupan bisnis melalui difersifikasi usaha
yaitu produk hilir, wisata agro dan usaha lainnya untuk
mendukung kinerja perusahaan.
3. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan
masyarakat lingkungan untuk mewujudkan kesejahteraan
bersama
c. Budaya Perusahaan
1. Integritas
Keselarasan antara perkataan dan tindakan dalam
melaksanakan tanggung jawab
2. Antusias
3. Mampu menunjukan semangat tinggi dalam menjalankan
setiap tugas dan kewajiban
4. Kinerja tim
5. Kemauan dan kemampuan untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan perusahaan
6. Peduli
Merasakan dan menunjukan empati serta sikap ikhlas
membantu terhadap seluruh stakeholders
7. Inovasi
Cermat dalam membaca peluang dan mampu
mengembangkan langkah-langkah baru serta menciptakan
iklim kondusif untuk implementasi agar menghasilkan nilai
tambah yang tinggi
d. Maksud dan Tujuan
Tujuan dan maksud perusahaan berdasarkan tata nilai
perusahaan mencapai kemapulabaan tinggi bagi staeholders
66
dan shareholders dengan kerja tim dan memperhatikan
keseimbangan lingkunga dan masyarakat.
e. Arah Pengembangan Perusahaan
Secara garis besar arah pengembangan yang akan diambil
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Daya saing karet dan gula meningkat
2. Tanaman semusim menjadi mandiri dapat membiayai
sendiri bahkan mampu menghasilkan laba
3. Meningkatkan volume prosuk hilir the, kopi dan gula
sehingga dapat meningkatkan kontribusi laba
4. Bisnis agrowisata berkembang
5. Terbentuknya usaha-usaha lain yang menguntungkan
f. Keadaan Umum
Afdeling krumput/tumiyang memiliki tipe iklim B dengan
tinggi tempat antara 175-25 mdpl, topografi kemiringan anatar
5-45° dengan jenis tanah dengan jenis tanah latosol/regosol,
serta memiliki kesuburan tanah yang sedang. Sedangkan,
afdeling kubangkangkung terbagi dua yaitu selatan dan utara
memiliki tipe iklim B dengan ketinggian tempat 10-60 mdpl
topografi datar dan kesuburan tanahnya kurang sedangkan jenis
tanah untuk Kubangkangkung utara yaitu podsolik grumusol
dan kubangkangkung selatan gley.
3. Geografi Krumput/Tumiyang
Desa : Karangrau, Pasinggangan
Kecamatan : Banyumas
Desa : Pageralang, Krangsalam
Kecamatan : Kemranjen
Desa : Adisana, Bangsa, Kaliwedi, Karagsari
Kecamatan : Kebasen
Kabupaten : Banyumas
Provinsi : Jawa Tengah
67
Letak : 7°-35°-7°-40° Lintang Selatan
109°-10°-109°-20° Meridian Timur
Jarak : 22 Km dari Purwokerto
5 Km dari banyumas
202 Km dari Semarang
4. Geografi Kubangkangkung
Desa : Kubangkangkung, Sidaurip, Ujungmanik
Kecamatan : Kawunganten
Kabupaten : Cilacap
Provinsi : Jawa Tengah
Letak : 7°-45°-7°-50° Lintang Selatan
108°-35°-109°-05° Meridian Timur
Jarak : 9 Km dari Kawunganten 26 Km dari Cilacap
63 Km dari Krumput-Banyumas
B. Hasil Penelitian
1. Kesejahteraan dalam bidang sosial dan ekonomi para buruh
yang bekerja di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput
cabang Kubangkangkung Cilacap
Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan, pekerja
atau buruh sebagai warga negara mempunyai persamaan
kedudukan dalam hukum, hak untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak, mengeluarkan pendapat, berkumpul
dalam satu organisasi, serta mendirikan dan menjadi anggota
serikat pekerja/serikat buruh.77
Dari sisi kedudukan hukum, PT
Perkebunan Nusantara berusaha menerapkan peraturan yang
ditetapkan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan, misalnya waktu kerja yakni maksimal 35 jam
seminggu dan memberikan jaminan keselamatan kerja kepada para
77
Undang-undang Ketenagakerjaan 2003, (Bandung : Fokusmedia, 2oo3) 176
68
buruh. Salah satu narasumber menjelaskan “kalo kecelakaan kerja
sedenger-dengernya saya di bantu sih, di tanggung perusahaan”
Dengan diberikannya jaminan kesehatan kepada para buruh
membuat para buruh yakin akan pekerjaanya dan bertahan di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung. Berdasarkan pengamatan peneliti, perusahaan
juga memberikan kebebasan kepada buruh untuk mengeluarkan
pendapat dan berkumpul dalam satu organisasi ditunjukkan oleh
sikap perusahaan yang fleksibel dan tidak otoriter, namun tegas
terhadap kinerja kayawan. Berdasrkan penjelasan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa para buruh atau pekerja di PT Perkebunan
Nusantara sudah memiliki kesejahteraan sosial yang cukup baik
meskipun belum semua buruh mengikuti perkumpulan atau serikat
pekerja buruh.78
Selain memberikan pemaparan hasil penelitian tentang
kesejahteraan dibidang sosial, peneliti juga akan memaparkan hasil
penelitian mengenai kesejahteraan ekonomi para buruh di PT
Perusahaan Nusantara. Berdasarkan hasil observai peneliti, buruh
yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung, semua buruh yang sudah
berumah tangga sudah memiliki rumah pribadi baik itu bertembok
semen maupun bertembok papan kayu. Menurut para buruh rumah
itu merupakan modal pertama yang harus dimiliki oleh orang yang
berumah tangga. Dengan pernyataan para buruh bahwa mereka
semua sudah memiliki rumah pribadi bisa dikatakan bahwa kondisi
ekonomi mereka sudah bisa dikatakan bagus. karena rumah
merupakan salah satu pondasi di ukurnya berhasil atau tidaknya
suatu hubungan rumah tangga. Walaupun mereka bekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangangkung yang gajinya rendah mereka mampu memiliki
78
Hasil observasi peneliti
69
rumah sendiri. Selain itu, Berdasarkan hasil penelitian, para buruh
yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung rata-rata sudah memiliki
kendaraan bermotor roda dua. Karena rata-rata buruh di PT
Perkebunan Nusantara adalah warga masyarakat desa
Kubangkangkung yang notabenya adalah perkampungan yang jauh
dan tidak di lalui oleh angkutan umum, jadi masyakat
Kubangkangkung berusaha mampunyai kendaraan pribadi untuk
mempermudah akses menuju tempat kerja ataupun untuk
mempermudah berpergian. Dengan dimilikinya kendaraan roda
dua mempermudah buruh penyadap karet karena jarak kebun yang
jauh dari pabrik karet. Memiliki kendaraan bermotor berpengaruh
positif terhadap hasil kerja buruh.79
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja para
buruh di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput cabang
Kubangkangkung Kabupaten Cilacap
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian
yang telah dilakukan dengan narasumber mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi komitmen kerja para buruh. Faktor-faktor
tersebut antara lain pendapatan finansial, pendidikan, lingkungan,
otonomi, keterampilan, pengembangan diri, afiliasi, waktu kerja,
keamanan, aksesibilitas80
.
Pertama, mengenai pendapatan finansial. Para buruh di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) mayoritas merupakan warga
sekitar perusahaan yakni warga masyarakat Kubangkangkung.
Warga masyarakat desa Kubangkangkung berdasarkan informasi
79
Hasil observasi peneliti 80
Dewi puspitasari & Setya Asyanti, Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap
Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda Di Surakarta, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, hlm 58-59
70
dari kepala desa yang bernama bapak Harsono merupakan
masyarakat yang bermata pencaharian utama sebagai petani.
Informasi tersebut juga peneliti dapatkan dari beberapa narasumber
yang menyatakan bahwa mereka selain bekerja di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung
mereka juga mempunyai ladang pertanian dan peternakan
kambing. Ada pula warga masyarakat yang tidak memilki ladang
pertanian diberikesempatan dengan sistem tumpangsari oleh pihak
PERHUTANI untuk menggarap tanahnya sebagai tempat
menanam.
Kepala desa Kubangkangkung menyatakan “masyarakat disini
itu rata-rata petani mba, walaupun masyarakat tidak punya lahan
sendiri tapi banyak juga masyarakat yang bertani menggunakan
lahan PERHUTANI dengan sistem tumpangsari, kira-kira 20%
sampai 50% masyarakat yang menanamnya numpang di
PERHUTANI’‟. Adapula narasumber dari buruh menyatakan “ya
kadang-kadang kerja di sawah, menggembala kambing juga. Mata
pencaharian sampingan sebagai petani dan peternakan penghasilan
warga masyarakat Kubangkangkung tidak menentu dikarenakan
sistem pertanian yang masih menggunakan sistem tadah hujan.
Kepala desa Kubangkangkung menyatakan “di wilayah
Kubangkangkung di bidang pertanian sekalipun disini secara
kasat mata itu irigasi teknis tapi secara fakta pertanian disini itu
masih tadah hujan artinya irigasi ini tidak bisa menjamin musim
tanam yang kedua untuk warga masyarakat Kubangkangkung
semenjak ada irigasi itu paling panen dua kali atau beberapa kali
saja”. Kondisi yang seperti ini warga masyarakat desa
Kubangkangkung memutar otak untuk mendapatkan penghasilan
setiap harinya jika tidak ada musim tanam padi. Pertanian yang
masih menggunakan sistem tadah hujan membuat masyarakat
mempunyai penghasilan yang tidak menentu. Dengan kondisi yang
71
hanya mengandalkan dari hasil pertanian masyarakat desa
Kubangkangkung akan kesulitan keuangan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, maka dari itu warga masyarakat desa
Kubangkangkung mencari penghasilan tambahan untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari. PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung merupakan
sebuah perusahaan terletak di jalan Raya Kuangkangkung yang
bergerak di bidang perkebunan. Sebuah perusahaan BUMN untuk
mencapai tujuan harus membutuhkan seorang buruh untuk
mewujudkan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan.
Letak yang berada didesa Kubangkangkung dan bergerak dibidang
perkebunan tidak menyulitkan para warga masyarakat desa
Kubangkangkung yang bermata pencaharian sebagai buruh
pertanian untuk ikut andil dalam bekerja diperusahaan. Masyarakat
yang sudah lihai dalam merawat pertanian akan secara mudah
bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, pendapatan di PT Perkebunan Nusantara IX (persero)
kebun Krumput afdeling Kubangkangkung termasuk rendah. Gaji
yang diberikan perusahaan kepada para buruh Harian Lepas Murni
(HLM) hanya sebesar Rp. 24.000 dalam sehari. Buruh Harian lepas
Teratur (HLT) sebesar Rp. 35.000 dan Buruh Tetap sebesar Rp.
60.000. Memperhatikan gaji di PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung itu masih
tergolong rendah. Beberapa narasumber menyatakan pendapat
“kalo cuma ngandelin gaji disini ya jelas kurang, apalagi cuma
RP.24.000 sehari, itu hanya cukup untuk kebutuhan makan, untuk
kebutuhan pendidikan dan lain-lain ya kita cari serabutan diluar,
ada yang nggarap sawah, mengembala kambing, kurang-kurang
ya kita utang dulu sama temen”. Berdsasarkan informasi tersebut,
para buruh belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga.
72
Para buruh mengatur sedemikian rupa agar kebutuhan tercukupi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap buruh, sebagian
besar buruh memiliki pekerjaaan sampingan diluar PT
Perekebunan Nusantara IX (Persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung. Pekerjaan sampingan tersebut antara lain yaitu
petani sawah, menggembala kambing, mencari kacangan, dan
mengerjakan buruh bangunan. Dengan pekerjaan sampingan
tersebut buruh tidak lagi dipusingkan dengan keuangan buat sehari-
hari.
Pendapatan yang diterima oleh buruh tidak mempengaruhi
komitmen mereka bekerja. Hal tersebut di perkuat oleh mereka
yang sudah bekerja selama bertahun-tahun bahkan ada yang
berpuluh-puluhan tahun pada saat gaji di PT Perkebunan Nusantara
IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung belum
mencapai Rp. 24.000 namun mereka sangat antusias dalam
bekerja. Mereka bertahan bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung karena sistem
gaji yang setiap setengah bulan sekali dan pekerjaanya yang
bersifat lancar setiap harinnya dan berjangka waktu panjang.
Para buruh menyatakan bahwa mungkin banyak pekerjaan
di luar yang gaji nya lebih besar di bandingkan bekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung, namun pekerjaan tersebut sifatnya hanya
sementara dan para buruh enggan untuk meninggalkan lahan
pertanian jika mereka kerja diluar kota, oleh karena itu mereka
lebih memilih bekerja di PT perkebunan Nusantara IX (persero)
kebun Krumput afdeling Kubangkangkung walaupun gajinya kecil
namun pekerjaan tersebut lancar membutuhkan tenaga kerja setiap
harinya. Beberapa buruh menyatakan bahwa bekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
73
Kubangkangkangkung bersifat sebagai tambahan pendapatan,
mereka hanya mencari kesibukan agar mendapatkan uang
tambahan. Para buruh lebih mengutamakan pada sektor pertanian,
jika terjadi musim tanam ataupun musim panen para buruh lebih
memilih berhenti sementara untuk bekerja di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung.
Faktor kedua, pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu
syarat mudahnya suatu penduduk untuk mencari suatu pekerjaan.
Namun tingkat pendidikan yang ditempuh oleh warga masyarakat
desa Kubangkangkung masih tergolong rendah. Berdasarkan
observasi peneliti diperoleh informasi bahwa Kondisi keluarga
buruh di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung yang rata-rata orang tuanya hanya
bersekolah hingga jenjang SD bahkan ada beberapa buruh yang
menyatakan bahwa mereka tidak tamat SD.81
Kondisi tersebut
diakibatkan karena kurang kesadaran akan pentingnya pendidikan
dan masyarakat desa Kubangkangkung beranggapan bahwa biaya
pendidikan sangat mahal, mereka lebih memilih anaknya bekerja
agar bisa menambah pendapatan keluarga. Data tingkat pendidikan
dari pemerintah desa Kubangkangkung disajikan pada tabel 4.2:
Tabel 4.2
Tabel Tingkat Pendidikan Desa Kubangkangkung
Tidak
/belum
sekolah
Blm
tamat
SD
tamat
SD
Tamat
SMP
Tamat
SMA
D
I/
DII
DIII D IV/
S1
S2 S3
2.144 1.020 4.680 1.682 1.138 17 57 81 3 0
Data: pemerintahan desa Kubangkangkung
81
Hasil observasi peneliti
74
Berdasarkan data pemerintahan di desa Kubangkangkung
tingkat pendidikan di desa Kubangkangkung rata-rata hanya
bersekolah tingkat SD dan SMP. Peneliti memasukan pendidikan
orang tua sebagai indikator dalam penelitian, karena kesadaran
anak untuk menempuh pendidikan dipengaruhi oleh orang tua.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pendidikan orang tua di
desa Kubangkangkung adalah Tamat SD, bahkan tidak sedikit dari
mereka yang tidak tamat SD. Hanya ada satu dari sepuluh buruh
yang mencapai pendidikan tingkat SMP. Seperti yang dijelaskan
oleh narasumber “saya cuma SD, malah ngga lulus kelas 3 udah
keluar”.
Kondisi pendidikan yang rendah membuat masyarakat desa
Kubangkangkung susah mencari pekerjaan. Masyarakat serabutan
mencari pekerjaan hanya mengandalkan skill mereka sebagai
buruh tani. Masyarakat desa Kubangkangkung jika mengalami
musim kemarau mereka akan mengalami pengangguran, seperti
yang dijelaskan oleh kepala desa Kubangkangkung “kalau lagi
ngga nanem ya nganggur, coba deh mba liat sawah nnti abis ini,
kita sudah kekeringan dari bulan juni tanahnya sudah pecah.
Jangankan buat nanem mba, buat memenuhi kebutuhan sehari-
hari air bersih itu juga sulit sekali. Dengan keadaan yang seperti
itu, maka untuk mengurangi pengangguran dan menambah
penghasilan mayoritas masyarakat desa Kubangkangkung bekerja
di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal dan
mereka masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang lain karena
jam kerja di perusahaan tersebut hanya sampai jam 11.30 siang.
Pendidikan para buruh yang bekerja di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangung
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi para buruh
75
bekerja. Dengan tidak ada patokan minimal pendidikan perusahaan
menerima buruh untuk bekerja membuat para buruh sangat antuis
dalam bekerja karena pada zaman sekarang sangat sulit mencari
pekerjaan yang bersifat lancar dan tidak mematok pendidikan.
Pendidikan rata-rata masyarakat desa Kubangkangkung berada
pada tingkat lulusan SD dan SMP sehingga mereka memanfaatkan
peluang pekerjaan yang ada disekitar mereka. Berhubungan dengan
tingkat pendidikan yang rendah, masyarakat sangat kesulitan untuk
mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu masyarakat desa
Kubangkangkung memanfaatkan peluang untuk bekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung. Perusahaan tidak mematok standar pendidikan
buruh untuk bekerja karena hak tersebut tidak mempengaruhi
kinerja buruh. Perusahaan hanya membutuhkan tenaga kerja yang
mampu bekerja di bidang perkebunan atau pertanian. Hal tersebut
di jelaskan oleh beberapa narasumber “kalo ingin kerja disini ngga
di patok pendidikan mba, asal niat dan bisa bekerja di ladang ya
pasti di terima, kecuali kalo kepengin kerja di dalem kantor harus
sekolah minimal SMA”. Hal tersebut sebanding dengan keahlian
para buruh yang mayoritas bekerja sebagai petani sawah atau
ladang palawija. Perusahaan mematok standar pendidikan jika
pekerja tersebut melamar di bagian kantor PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung.
Faktor ketiga yang mempengaruhi komitmen pekerja para
buruh adalah lingkungan. Lingkungan kerja merupakan tempat
dimana para buruh melakukan aktifitas bekerja sehari-hari.
Lingkungan kerja dapat membawa dampak positif dan negatif bagi
para buruh dalam rangka mencapai hasil kerjanya. Kondisi
lingkungan kerja di sekitar karyawan sangat perlu diperhatikan,
kondisi lingkungan kerja karyawan dalam hal ini berarti berusaha
76
menciptakan kondisi kerja yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan para karyawan sebagai pelaksana kerja pada tempat
kerja tersebut.82
Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu/tempat
kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja.
Lingkungan Fisik adalah Kondisi Lingkungan kerja fisik di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung merupakan tempat kerja yang jauh dari kata
nyaman dan aman, karena tempat kerja yag terletak di tengah hutan
dan jauh dari pemukiman warga setempat. Namun hal tersebut
tidak berpengaruh terhadap kinerja para buruh, mereka tetap
melakukan pekerjaan dengan baik. Salah satu narasumber
menjelaskan “sebenernya ya takut kerja di tengah hutan, banyak
hewan bahaya, tapi namanya juga kerja ya harus dinikmati saja”.
Tapi untuk menghindari adanya ancaman bahaya tersebut para
buruh PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung meminimalisir kecelakaan kerja dengan
menggunakan atribut keselamatan kerja seperti memakai sepatu
boots dan baterai jika kodisi hutan masih dalam keadaan gelap.
Selain itu, peralatan kerja yang diperlukan untuk menunjang para
buruh bekerja tidak sulit didapatkan, karena para buruh yang
notabenya adalah para petani sehingga mereka memiliki peralatan
kerja yag dibutuhkan untuk bekerja di PT Perkebunan Nusantara
IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung yang
bidang pekerjaannya adalah di perkebunan. Peralatan kerja yang di
butuhkan di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung tidak berbeda jauh dengan
peralatan para petani seperti cangkul, sabit, golok, ember dan lain
82
Deni Hermansyah, 2011, Skripsi Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Kondisi Kerja
Terhadap Disiplin Kerja Disiplin Kerja Pabrik, (Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islan
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), Hlm
77
lain, sehingga hal tersebut memudahkan para buruh untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Luas dan banyaknya
pekerjaan yang masih bisa di jangkau dengan waktu pekerjaan
yang di berikan oleh PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung kepada para buruh membuat
para buruh masih bertahan untuk bekerja disini. Para buruh
beranggapan selagi mereka masih mempunyai waktu untuk bekerja
di sawah mengurus pertanian atau masih bisa melakukan pekerjaan
lainnya dirumah itu tidak masalah. Mereka bekerja setengah hari
untuk PT Perkebunan Nusantara IX (pesrsero) kebun Krumput
afdeling Kubangkagkung dan setengah hari masih bisa melakukan
pekerjaan lainnya di rumah. Seperti yang di jelaskan oleh salah
satu narasumber “bekerja disini kan jam 06.00 sampai jam 11.30
siang jadi kita masih punya waktu buat beres-beres rumah,
mengembala kambing, ngurus sawah.”
Faktor keempat yang memperngaruhi komiten kerja para
buruh adalah otonomi. Berdasarkan hasil wawancara dengan para
buruh diperoleh informasi bahwa kewajiban mereka bekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung adalah mengikuti perintah dari atasan. Para
buruh mengharapkan hak berupa gaji atau pendapatan sehingga
mereka wajib mengikuti aturan kerja yang di berikanoleh atasan
atau mandor PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung. seperti yang dijelaskan oleh
salah satu rasumber “ya gini ganti-ganti nurut sama atasan,
kadang nebang kayu yang sudah tua- kadang bikin lobang buat
tempat taneman baru, kadang juga ngangkutin pupuk, ini disini
lagi bantuin nyiapin peralatan nyiram taneman. Tapi kadang juga
saya ngga kerja disini si, kadang saya kerja dirumah sebagai tani
nanem padi, tapi lagi musim terang jadi saya fokus kerja disini”
78
Para buruh sudah bekerja sesuai dengan target atau aturan
yang diberikan perusahaan kepada para buruh. Berdasarkan
pengamatan pada saat jam kerja para Berdasarkan pengamatan
pada saat jam kerja para buruh sigap dalam menyelesaikan
pekerjaan atau tanggung jawabnya dalam memenuhi target yang
ditetapkan oleh perusahaan. Target tersebut harus mampu untuk di
capai setiap harinya demi kelancaran distribusi barang yakni
bentuk getah karet menuju ke pabrik. Target ditetapkan setiap
harinya agar para pekerja mampu bekerja secara maksimal maka
dilakukanlah pembagian kerja.83
Pembagian kerja sebagai berikut:
a. Buruh penyadap
Buruh penyadap merupakan bagian dari pekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung yang pekerjaannya adalah mengambil getah
karet. Buruh penyadap sendiri di berikan target setiap harinya
agar menghasilkan karet sebesar 40 liter. Para buruhpun sigap
dalam mencapai target bekerja, walaupun tidak ada
konsekuensi untuk buruh jika tidak mencukupi target yang
diberikan, tetapi buruh akan diberikan bonus atau tambahan
gaji jika buruh telah bekerja melebihi target yaitu buruh akan
diberikan bonus.
b. Nglontongi
Buruh nglontongi merupakan bagian dari pekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung yang pekerjaannya adalah menyiapkan
tempat untuk proses pembibitan yang akan disemai. Para buruh
memasukan tanah beserta pupuk ke dalam plastik persemaian.
Para buruh di berikan target sebesar 1.500 plastik setiap
harinya. Di bagian kerja di sini setiap buruh telah
83
Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi peneliti
79
menyelesaikan target sebesar 1.500 plastik akan di berikan gaji
sebesar Rp. 40.000.
c. Menanam bibit
Buruh menanam merupakan bagian dari pekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung yang pekerjaannya adalah menyiapkan bibit
karet, memilih bibit atau biji karet yang bagus dan
menanamnya di tempat pastik yang sudah di siapkan.
Buruh pada bagian menanam bibit tidak diberikan
banyaknya target yang harus terselesaikan. Pekerjaan ini
perusahan hanya mematok pada aturan waktu bekerja mulai
pada pukul 06.30 sampai dengan 11.30.
d. Menyiram
Buruh menyiram merupakan bagian dari pekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung yang pekerjaannya adalah menyiram bibit
tanaman sampai bibit tersebut sudah layak ditanam ditanah, di
bagian ini para buruh bekerja secara rangkap, karena tidak
setiap waktu buruh menyiram maka jika buruh belum waktunya
menyiram tanaman buruh akan melakukan pekerjaan lain
seperti mencabut rumput di sekitar bibit, membuang mata atau
bakal cabang pada tanaman. Dalam pekerjaan ini tidak
diberikan luasan bekerja. Akan tetapi walaupun tidak
diberikannya target pekerjaan, bukan berarti buruh santai dalam
bekerja, burh tetap bekerja secara gigih untuk menghasilkan
pekerjaan secara maksimal.
e. Okulasi
Buruh okulasi merupakan bagian dari pekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung yang pekerjaannya adalah pekerjaan
semacam mencangkok tanaman karet agar menghasilkan bibit
80
yang unggul. Dalam pengamatan, pekerja okulasi itu sangat
sulit di dapatkan, karena tidak semua orang bisa mencangkok
dengan benar. Perusahaan sempat melakukan pelatihan kerja
untuk mencari buruh okulasi. Namun dari banyaknya buruh
yang di latih hanya berhasil menemukan 6 buruh yang bisa
mengerjakan okulasi. Pekerja okulasi ini sendiri di berikan
target setiap harinya mengerjakan minimal 100 bibit karet yang
berhasil di okulasi. Para buruh okulasi ini bekerja rata-rata
berhasil okulasi 100-150 bibit perhari.
f. Ngetrel
Buruh ngetrel merupakan bagian dari pekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung yang pekerjaannya adalah pekerjaan
semacam memberikan suntikan kapada pohon karet agar pohon
karet menghasilkan getah yang lebih banyak. Buruh ngetrel di
sini di berikan target perlahan setiap harinya, dan jika terdapat
buruh yang tidak masuk kerja maka para buruh bekerja sama
untuk menggarap lahan dan gaji sehari tersebut akan dibagi rata
untuk buruh yang telah membantu menyelesaikan pekerjaan.
Beierja tambahan seperti ini biasa di sebit kerja nggendong.
Pekerjaan ngetrel harus selesai setiap harinya karena getah
karet sendiri akan diambil oleh buruh penyadap keesokan
hariya.
g. Menanam pohon
Buruh menanam pohon merupakan bagian dari pekerja di
PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung yang pekerjaannya adalah
memindahkan bibit karet yang sudah berhasil di okulasi
dipersemaian ke lahan tanah, buruh menanam harus membuat
lobang dahulu yang jarak setiap pohonnya adalah 3 meter.
h. Nggambar
81
Buruh nggambar merupakan bagian dari pekerja di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung yang pekerjaannya adalah membuat sayatan
pada batang pohon sebagai jalan menetesnya getah karet
menuju mangkok penampungan yang sudah di tempelkan pada
masing-masing ujung sayatan pada setiap batang pohon karet.
Pada bagian pekerjaan ini, buruh dibagi target setiap bagian
lahan perkebunan.
Selain kewajiban yang sudah peneliti paparkan diatas,
terdapat pula hak-hak yang di terima atau dimiliki oleh para buruh
di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung antara lain sebagai berikut:
a. Mendapatkan Gaji/Upah
Hak mendapat upah/gaji (Pasal 1602 KUH Perdata Pasal
88 s/d Undang-undang No. 13 Tahun 2003, Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah84
Gaji merupakan suatu imbalan berupa uang atau
pendapatan lainnya setelah para buruh menyelesaikan suatu
kewajiban pekerjaan. Disini para buruh dituntut tenaganya
untuk bekerja agar mendapatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Berdasarkan penelitian, para buruh mengungkapkan
bahwa gaji yang diberikan oleh PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung sangat
kurang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari para
buruh. Seperti yang dijelaskan oleh salah satu narasumber “gaji
Rp. 24.000 sehari ya ngga cukuplah, tapi ya saya cukup-
84
Ikhwan Fahrojih, Hukum Perburuhan, Konsepsi Sejarah dan Jaminan Konstitusi,
(Malang: Setara Press, 2016), hlm. 35
82
cukupin lah, ya mau gimana lagi orang segitu
penghasilannya”
Buruh berhak mendapatkan gaji sesuai dengan kehadiran
para buruh, buruh akan mendapatan gaji dua kali dalam sebulan
yaitu setiap tanggal 4 dan tanggal 17.
b. Bebas memilih dan pindah pekerjaan
Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat
dan kemampuannya (Pasal 5 Undang-undang No. 13 Tahun
2003). Dimana para buruh PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung memiliki
pekerjaan yang lepas dari kontrak namun berkelanjutan. Para
buruh bebas keluar dan pindah pekerjaan dari PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung.
Salah satu narasumber mengungkapkan “kalo lagi musim
hujan trus tanam padi kita libur dulu menyelesaikan masa
tanamnya, kalo sudah selesai ya masuk kerja di sini lagi” dan
ada beberapa para buruh yang memiliki pekerjaan sampingan
seperti menggembala kambing, mencari kacangan dan lain-lain
untuk memenuhi kebutuhan hidup karena menurut beberapa
buruh gaji di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung sangat kurang mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan.
Namun, jika buruh tetap (HT) di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung keluar dari pekerjaan sebelum masa pensiun
berakhir maka tunjangan hari tua tidak akan berlaku lagi atau
hangus. Tetapi, jika buruh sudah pensiun dan melanjutkan
pekerjaan lain di luar perusahaan, gaji atau dana tunjanga hari
tua akan tetap di berikan setiap bulannya.
c. Hak atas perlindungan dan keselamatan
83
Hak mendapatkan perlindungan atas keselamatan
kesehatan serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama (Pasal 13 Undag-undang no. 3
Tahun 1992 tergantung Jamsostek).
PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang perkebunan. Untuk mencapai target
perusahaan maka para buruh membutuhkan berbagai macam
peralatan yang dapat menunjang kegiatan pekerjaan produksi.
Hal ini berdampak negatif karena timbulnya resiko pada
pekerja yaitu terjadinya kecelakaan kerja.
Upaya-upaya keselamatan kerja yang dilaksanakan
dilingkungan kerja merupakan tanggung jawab bersama.
Lingkungan PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung mewajibkan seluruh buruh
yang berada di lokasi kerja di tengah hutan untuk
menggunakan sepatu boots untuk mengindari dari gigitan ular
dan resiko kecelakaan lainnya, buruh yang bekerja di tengah
hutan sebelum subuh seperti tenaga penyadap karet juga
diwajibkan membawa senter guna membantu penerangan jalan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun krumput afdeling
Kubangkangkung para buruh sudah mendapatkan hak
perlindungan dan keselamatan kerja. Perusahaan memberikan
jaminan kesehatan jika para buruh terjadi kecelakaan kerja,
perusahaan akan menanggung biaya pengobatan para buruh.
Salah satu narasumber menjelaskan “kalo kecelakaan
kerja sedenger-dengernya saya di bantu sih, di tanggung
perusahaan” Dengan diberikannya jaminan kesehatan kepada
para buruh membuat para buruh yakin akan pekerjaanya dan
84
bertahan di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung.
Faktor kelima yang memperngaruhi komitmen kerja para buruh
adalah keterampilan. Membahas persoalan tentang keterampilan
pekerja dalam suatu perusahaan amatlah penting, karena
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan berada
ditangan para pekerja. Keterampilan akan membuat suatu
perusahaan berkembang karena untuk bekerja pada bidang tertentu
harus memiliki kompetensi dan kemampuan agar bidang tersebut
akan berjalan dengan baik. Pada perusahaan PT Perkebunan
Nusantara (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung
tidak memiliki syarat kualifikasi keterampilan untuk menjadi
pekerja di perusahaan tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap para
buruh yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX (persero)
Kebun Krumput afdling Kubangkangkung, perusahaan tidak
kesulitan dalam mencari buruh yang berkompeten untuk bekerja di
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan bidang pekerjaan PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) Kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung bergerak di bidang perkebunan yang setara
dengan skill para buruh atau masyarakat sekitar perusahaan yang
notabenya adalah seorang petani.
Dengan keterampilan yang dimiliki oleh para petani akan
mempermudah perusahaan mengembangkan produksi, karena para
buruh sudah menguasai tekhnik atau cara bekerja yang baik. Maka
dari itu, perusahaan tidak akan mempersulit persyaratan jika ada
burh yang ingin bekerja di dalam perusahaan. Bagi perusahaan
persyaratan untuk bekerja bukanlah seperti ijazah, SKCK, atau lain
sebagainya seperti persyaratan yang dibawakan oleh perusahaan
umumnya. Bekerja ditempat ini hanya membutuhkan kesiapan
untuk bekerja dan mampu untuk melakukan pekerjaan dengan baik
85
sehingga akan meningkatkan perkembangan perusahaan.
Keterampilan yang dibutuhkan oleh karyawan agar mampu bekerja
diperusahaan adalah bagaimana para buruh mampu merawat
tanaman pohon karet agar menghasilkan bibit pohon yng
berkuaitas bagus. dari banyaknya cara merawat pohon karet hanya
ada satu pekerjaan yang tidak mampu dikerjaan oleh semua buruh
atau hanya beberapa buruh yang mampu menyelesaikan bekerjaan
tersebut yaitu ada dibagian okulasi. Perusahaan mengadakan
pelatihan okulasi bagi semua karyawan ibu-bu, namun hasil dari
pelatihan tersebut kurang memuaskan karena dari puluhan orang
yang dilatih hanya ada 4 orang yang berhasil mengikuti pelatihan
tersebut dengan baik. Perusahaan merasa kewalahan karena target
okulasi yang tidak sesuai dengan jumlah buruh yang mampu
bekerja di bidang okulasi. Perusahaan jika target harus dikejar akan
meminta bantuan sama oleh afdelling tumiyang dan krumput untuk
menyelesaikan target tersebut dan juga sebaliknya buruh okulasi
afdeling Kubangkangkung sering di kirimkan untuk membanu
mengejar target di afdeling yang lain.
Faktor keenam yang mempengaruhi komitmen kerja buruh
adalah pengembangan diri. Walaupun pada perusahaan ini terdapat
pelatihan okulasi untuk seluruh pekerja, namun tidak semua
pekerja tertarik untuk ikut serta dalam pelatihan yang diadakan
oleh pihak perusahaan dan tidak ada pula pemaksaan serta sanksi
yang diberikan oleh perusahaan. Mayoritas pekerja yang tertarik
pada pelatihan okulasi berasal kalangan ibu-ibu. Para pekerja ibu-
ibu sangat antusias dalam mengetahui cara mengokulasi pohon
karet. Namun dari sebagian besar pekerja yang melakukan
pelatihann okulasi hanya beberapa saja yang berhasil melakukan
okulasi dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil okulasi yang pohon
karet yang berhasil di
86
Faktor ketujuh yang mempengaruhi komitmen kerja buruh
adalah afiliasi. Kesempatan yang berafiliasi, yaitu kesempatan
untuk berinteraksi sosial baik antar karyawan, karyawan-pimpinan,
atau dengan orang lain. Pola komunikasi antar karyawan dengan
karyawan, karyawan dan piminan atau orang lai merupakan faktor
lingkungan non fisik. Lingkungan atau Kondisi lingkungan non
fisik di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung mencakup hubungan komunikasi antara
sesama para buruh atau rekan kerja, komunikasi antara bawahan
dan atasan. Perkembangan sebuah perusahaan tidak sekedar di
tentukan oleh banyaknya produksi yang dikerjakan. Tetapi terdapat
pula elemen penting yang membuat perusahaan menjadi tumbuh
dengan sehat yaitu hubungan komunikasi di dalam perusahaan.
Hubungan antara sesama teman kerja di jelaskan oleh
beberapa Narasumber di PT Perkebunan Nusantara IX (persero)
kebun Krumput afdeling Kubangkangkung, “temen-temennya ya
pada baik, sering becanda, akrab banget udah kaya saudara
bahkan lebih dari saudara, kalo saya ngga bisa kerja bakalan di
ajarin sampe bisa, pada ngga egois”. Membangun hubungan yang
baik antara sesama pekerja berpengaruh pada kinerja para buruh
karena selama bekerja tentu para buruh akan bertemu dan
berhubungan secara langsung dengan temannya. Hubungan
komunikasi yang baik juga akan berpengaruh pada bertahannya
para buruh bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX (persero)
kebun Krumput afdeling Kubangkangkung karena mereka bekerja
dengan perasaan senang tidak adanya tekanan dalam pekerjaan.
Selain hubungan baik antara sesama rekan kerja, hubungan
baik juga perlu dibangun antara atasan dengan para karyawannya.
Kepemimpinan merupakan suatu proses ataupun gaya seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agagr oaring alain tersebut mau
mengikuti apa yang diinginkan oleh seorang pemimpin. Gaya
87
komunikasi pimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan
merupakan hal yang sangat penting karena hal tersebut merupakan
salah satu faktor keberhasilan meningkatkan suatu kinerja
karyawan pada suatu perusahaan.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh beberapa
narasumber menyampaikan “komunikasi sama atasan ya akrab,
mandornya ya baik, ramah, kalo kita salah ya di tegur, kalo bagus
ya di sanjung, kadang kalo kesini ya bawain jajanan buat kita.
Berdasarkan penelitian dan hasil wawancara dapat di ketahui
bahwa pola komunikasi yang di bawakan oleh pimpinan PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung sudah bagus. Pimpinan perusahaan yang tidak
bersifat otoriter, merupakan gaya pimpinan yang mendengarkan
pendapat para bawahannya seperti yang di jelaskan oleh salahsatu
narasumber “kalo kita di tempatkan posisi yang menurut kita
kurang kita kerjakan, mandor masih bisa memperhitungkan”.
Dengan sikap pemimpin yang tidak otoriter dan mau
mendengarkan para bawahan akan berdampak pada kinerja para
bawahan yang baik. Arena mereka ekerja sesuai dengan apa yang
mereka mau dan mereka mampu.
Gaya pemimpin perusahaan yang flesibel, merupakan
kemampuan pimpinan untuk luwes, mudah dan cepat
menyesuaikan diri. Kemampuan untuk mengikuti arus komunikasi
namun tetap berada pada jalur yang efektif harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Berdasarkan penelitian yang peneliti amati
atasan atau mandor mampu memimpin secara luwes tidak
menggunakan komunikasi secara formal. pimpinan yang mampu
membaur dan ikut bekerja membantu para karyawan secara
langsung akan memberikan pengaruh positif tehadap kinerja
karyawan. Para karyawan akan lebih produktif jika pekerjaan
mereka di dampingi dan dibantu oleh atasan.
88
Cara pemimpin memberikan perintah juga berpengaruh
terhadap kinerja para buruh. Pimpinan haruslah memberikan
perintah dan tugas yang jelas agar dapat di pahami oleh buruh.
Pemimpin selalu berusaha untuk tidak menyinggung buruh yang
diperintah tersebut agar para buruh merasa senang dan
melaksanakan pekerjaanya dengan tidak dalam keadaan terpaksa.
Hal tersebut memberikan dampak positif karena para buruh akan
menyelesaikan pekerjaan sehingga akan kinerja buruh akan
meningkat.
Faktor kedelapan adalah waktu kerja. Berdasarkan
wawancara dengan narasumber, diketahui bahwa buruh PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung memiliki durasi waktu kerja sebesar 7 jam
perhari. Durasi waktu ini merupakan kebijakan yang diberikan oleh
PT Perkebunan Nusantara IX (persero). Dengan kebijakan ini
mayoritas buruh yang bekerja sebagi petani dapat mempunyai
waktu lebih untuk melakukan kegiatan bertani. Dimana bertani ini
bagi masyarakat desan Kubangkangkung adalah suatu mata
pencaharian utama sehingga membuat masyarakat lebih nyaman
untuk tetap bekerja di PT Perkebunan Nusantan IX (persero)
dikarenakan waktu yang digunakan di pabrik tidak menghabiskan
waktu secara keseluruhan dan buruh dapat melakuka kegiatan
lainnya.
Salah satu narasumber PT Perkebunan Nusantara IX
(Persero) kebun Krumput afdeling Kubngkangkung mejelaskan
“saya mah milih sedikit tapi lancar disini ngga pernah putus selalu
ada kerjaan, dan waktu kerja disini kan cum sampai jam 11.30 jadi
saya sebagai petani masih bisa merawat sawah, menggembala
kambing pas sorenya. Dari pada diluar kadang-kadang jauh tapi
ngga nentu kalo kerjaan udah selesai bingung cari kerjaan lagi,
trus kalo cari kerjaan di luar daerah nanti yang urus sawah siapa?
89
makanya mending kerja disini itung-itung buat caritambhan lah
lumayan dapet Rp. 24.000.” Dengan penjelasan yang di berikan
oleh narasumber tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
waktu kerja yang di berikan oleh perusahaan merupakan waktu
yang ideal untuk seorang petani yang ingin mencari pendapatan
tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Berdasarkan observasi peneliti, diperoleh informasi bahwa para
buruh terlihat antusias dan semangat dalam bekerja, hal itu terlihat
pada ketepatan berangkat para buruh yang sudah disiplin. Para
buruh sebelum pukul 05.30 WIB sudah berkumpul di depan kantor
untuk mengisi kehadiran kerja. Setekah dilakukannya pengamatan,
kedisplinan para buruh dikarena mereka takut tidak tahu
pembagian posisi kerja dan ketinggalan oleh rekan kerja nya,
mereka enggan berjalan kaki sendiri menuju tempat kerja. Hal ini
berpengaruh positif terhadap hasil kerja para buruh, karena
semangat mereka adalah masa depan perusahaan.85
Faktor kesembilan yang mempengaruhi komitmen kerja
buruh adalah keamanan kerja. Keamanan kerja, yaitu rasa
kepastian atau keyakinan seseorang akan kemampuannya
menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi.86
Berdasarkan
wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa
keamanan Buruh PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung tidak memiliki keamanan
yang cukup baik, hal ini dilihat dari tempat pekerjaan perkebunan
yaitu ditengah hutan yang mana banyaknya binatang berbahaya
seperti ular. Adanya petugas Satuan Keamanan (Satpam) hanya
bertugas menjaga keamanan kantor bukan untuk menjaga kemanan
para pekerja.
85
Hasil Observasi Peneliti 86
Dewi puspitasari & Setya Asyanti, Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap
Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda Di Surakarta, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, hlm 59
90
Salah satu seorang narasumber menjelaskan, “Namanya
pekerjaan pasti ada resikonya keamanan, apalagi ini di hutan mba
ya jelas ada resiko ya misalnya kegigit ular. Tapi ya kita pake
sepatu boots biar menjaga diri, atau kalo yang buruh sadap kana
da tuh yang jam 4 masih gelap di tengah hutan ya bawa senter
buat penerangan jalan takut ada apa pa kan.” Dari penjelasan
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa perusahaan tidak bisa
menghindari adanya bahaya ancaman atau keamanan dalam
bekerja karena tipe pekerjaan yang harus dikerjakan posisinya
berada ditengah hutan. Perusahaan hanya menghimbau agar para
buruh senantiasa menjaga diri dengan memakai atribut keamanan
kerja untuk menghindari adanya kecelakaan kerja. Apabila terjadi
kecelakaan kerja para buruh, perusahaan memberikan jaminan
kesehatan, yang membuat para buruh tenang dan semangat dalam
bekerja.
Faktor kesepuluh, aksesibilitas. Berdasarkan observasi
peneliti, buruh PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung mayoritas adalah penduduk
dari desa Kubangkangkung. Desa Kubangkangkung terletak di
suatu kecamatan yaitu kecamatan Kawunganten. Desa tersebut
terletak jauh dari pusat pemerintah, jarak desa Kubangkangkung
terletak kurang lebih 9 Km dari kantor kecamatan dan 26 Km dari
kantor kabupaten Cilacap.87
Untuk keadaan jalan desa
Kubangkangkung bisa dikatakan sudah bagus, karena walaupun
terletak jauh dari wilayah kota namun keadaan jalan yang beraspal
sehingga mudah untuk berlalu lintas. Hanya saja penerangan
didesa tersebut kurang, penerangan lampu di malam hari yang
kurang membuat desa tersebut gelap gulita apalagi desa
Kubangkangkung terletak di antara hutan karet. Perbaikan jalan
desa Kubangkangkung dilaksanakan setiap lima tahun sekali.
87
Hasil observasi peneliti
91
Namun, walaupun kondisi jalan yang bagus, desa
Kubangkangkung tidak di lintasi oleh angkutan umum menuju
jalan Raya Kawunganten.
Jarak para buruh yang harus di tempuh menuju tempar kerja
kurang lebih yaitu 2 sampai dengan 4 km, buruh mulai beraktifitas
keluar rumah menuju kantor PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung pada jam
05.00. Sebenarnya tersedia transportasi umum di jalan raya
Kawunganten, namun transportasi tersebut tidak melewati
pedesaan Kubangkangkung sehingga jika para buruh menuju
tempat kerja PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung menggunakan kendaraan
pribadi seperti sepeda motor dan ada pula buruh yang berjalan kaki
menuju tempat kerja. Selain hal diatas, transportasi di kecamatan
Kawunganten beroperasi mulai jam 06.30 sampai pukul 18.00
sehingga pada saat buruhmenuju tempat kerja trasnportasi umum
belum mulai beroperasi.
Waktu yang ditempuh para buruh menuju tempat kerja
bervariatif, jika buruh menggunakan kendaraan pribadi maka
waktu yang dibutuhkan kira-kira 5 sampai 15 menit, dan adapula
buruh yang berjalan kaki menuju tempat kerja membutuhkan
waktu kurang lebih 15-45 menit. Kondisi aksesibiltas tersebut para
buruh tetap bersemangat dalam bekerja di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung
dikarenakan mereka masih butuh pekerjaan tersebut untuk
mememenuhi kebutuhan hidup mereka.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kesejahteraan bidang sosial dan ekonomi para buruh PTP Nusantara
IX (Persero)
92
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di jelaskan merupakan proses
penelitian yang telah di lakukan peneliti berdasarkan data-data yang bisa
di pertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian yang di lakukan
menggunakan metode kualitatif, tentang apakah ada faktor-faktor yang
mempengaruhi komitmen kerja para buruh di PT Perkenunan Nusantara
IX (persero) Kebun Krumput Afdeling Kubangkangkung.
Berdasarkan pemaparan pada hasil penelitian, diketahui pada bidang
sosial kesejahteraan para buruh sudah cukup baik. Kesejahteraan sosial
tersebut meliputi pengakuan di lingkungan masyarakat, kesempatan untuk
mendapatkan kehormatan atau pengakuan dan segala bentuk penghargaan
yang diberikan secara khusus oleh perusahaan sebagai pernyataan atau
pengakuan atas prestasi kerja dan perlindungan atau jaminan kesehatan
para buruh. Semuanya telah didapatkan oleh buruh di PTP Nusantara. Di
lingkungan masyarakat, para buruh tidak pernah mendapat perilaku
diskriminasi, karena memang sebagian besar masyarakat memiliki profesi
yang sama yaitu buruh dan petani. Selain itu, di lingkungan kerja
perusahaan memberikan pengakuan dan keadilan diantara para buruh
sehingga tidak ada sikap membeda-bedakan status sosial antara buruh
dengan atasan. Hal ini sudah sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan, pekerja atau buruh sebagai warga negara mempunyai
persamaan kedudukan dalam hukum, hak untuk mendapatkan pekerjaan
dan penghidupan yang layak, mengeluarkan pendapat, berkumpul dalam
satu organisasi, serta mendirikan dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh.88
Pada umumnya, kalangan buruh itu terdiri dari jenis, yaitu Pertama
adalah para pekerja merdeka, yaitu orang-orang yang bekerja dengan biaya
khusus. Mereka itu seperti para pengelola industri kerajinan yang memiliki
tempat khusus, juga pemilik bisnis atau profesi yang memiliki kantor
tersendiri. Kedua adalah para pekerja sekunder (lapisan kedua), yaitu
orang-orang yang bekerja untuk memperoleh upah atau gaji tertentu,
88
Undang-undang Ketenagakerjaan 2003, (Bandung : Fokusmedia, 2003) 176
93
seperti para buruh di lahan pertanian, perindustrian, sektor perdagangan,
serta berbagai layanan lainnya; apakah pekerjaan itu untuk pribadi-pribadi
tertentu atau untuk negara.89
Buruh PT Perkebunan Nusantara termasuk ke
dalam buruh lapisan kedua, yang bekerja untuk memperoleh upah dari
perusahaan perkebunan.
Melihat dari sisi kesejahteraan ekonomi, keberadaan PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput Afdeling Kubangkangkung
membuat kehidupan ekonomi para buruh lebih baik. Meskipun para buruh
PT Perkebunan Nusantara belum memperoleh gaji yang layak dan cukup
untuk mensejahterakan dirinya dan keluarganya. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kesejahteraan di bidang ekonomi para buruh melakukan
pekerjaan lain setelah jam kerja di pabrik selesai seperti bertani, berkebun,
atau berternak. Namun, berdasarkan observasi peneliti sebagian besar
buruh PTP Nusantara memiliki tempat tinggal yang layak dan cukup baik
dengan bangunan permanen maupun semi permanen. Selain itu, buruh
PTP Nusantara sebagian besar juga memiliki kendaaraan pribadi khusunya
motor. Hal tersebut sudah sesuai dengan data observasi yang di lakukan
oleh peneliti sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
kesejahteraan sosial dan kesejahteraan ekonomi buruh PT Perusahaan
Nusantara sudah cukup baik ditandai dengan adanya pengakuan hak asasi
manusia, kebebasan dalam mengungkapkan pendapat, dan pengakuan dari
lingkungan sosial mereka. Dari sisi ekonomi, para buruh juga memiliki
kesejahteraan yang cukup baik, dimana para buruh memiliki rumah dan
kendaraan pribadi. Meskipun gaji di PTP Nusantara cenderung kecil,
namun para buruh mendapatkan penghasilan tambahan melalui pekerjaan
lain.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja para buruh PTP
Nusantara IX (Persero)
89
Qorashi Baqir Sharief, Keringat Buruh, Hak dan Peran Pekerja dalam Islam, (Jakarta:
Al-Huda 2007), hlm. 179-180
94
Selanjutnya, peneliti akan memberikan pembahasan hasil penelitian
mengenai fakto-faktor yang mempengaruhi komitmen buruh dalam
bekerja di PT Perkebunan Nusantara, diantaranya:
a. Pendapatan finansial individu
Pendapatan finansial individu, yaitu jaminan kesejahteraan
karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji karyawan serta
fasilitas lain yang diberikan perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara
yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, diketahui bahwa
pendapatan di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung termasuk rendah. Gaji yang diberikan
perusahaan kepada para buruh Harian Lepas Murni (HLM) hanya
sebesar Rp. 24.000 dalam sehari, Buruh Harian lepas Teratur (HLT)
sebesar Rp. 35.000, dan Buruh Tetap sebesar Rp. 60.000. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 4 tentang Hak
atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Setiap
karyawan berhak menerima penghasilan yang sah atas gaji pokok
menurut perbandingan luasnya tanggung jawab masing-masing, serta
penghasilan sah lainnya yang ditetapkan oleh pemimpin.90
Seperti
halnya di PTP Nusantara, setiap buruh mendapatkan upah sesuai
bidang keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Gaji di
PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung itu masih tergolong rendah. Namun, sesuai dengan
keahlian dan kinerja dari masing-masing buruh PTP Nusantara
meskipun gaji yang diberikan masih kurang mensejahterakan.
Oleh karena itu, buruh di PT Perkebunan Nusantara memilih
pertanian dan perkebunan sebagai pendapatan utama dan bekerja di
PTP Nusantara sebagai sampingan atau tambahan bagi pendapatan
mereka agar kebutuhan mereka tercukupi. Bahkan buruh yang
mendapatkan gaji terbesar, yaitu 60.000 rupiah perhari, tetap
90
Siti Rukmana Noor, 2016, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Kegairahan Kerja Pegawai
Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Kendari, (fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Halu
Oleo Kendari) hlm, 12
95
menjadikan pertanian dan perkebunan sebagai sumber pendapatan
utama dan menjadikan pekerjaan di pabrik sebagai tambahan kususnya
di musim kemarau yang memang tidak memungkinkan untuk bertani.
Hal ini dikarena sistem bertani masyarakat desa Kubangkangkung
masih menggunakan sistem tadah hujan meskipun sudah dibuat irigasi
teknis. Karena faktanya irigasi ini tidak bisa menjamin musim tanam
yang kedua untuk warga masyarakat Kubangkangkung. Semenjak ada
sitem irigasi seperti ini dalam setahun masyarakat hanya bisa panen
satu atau dua kali saja.
Pendapatan yang diterima oleh buruh tidak mempengaruhi
komitmen mereka bekerja. Penelitian lain yang juga membahas
mengenai faktor pendapatan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Surakarta oleh Dewi Puspitasari, dan Setia Asyanti dengan hasil
penelitian faktor yang mempengaruhi tingkat komitmen kerja adalah
minat bekerja yang dilandasi niat ibadah, memiliki sikap positif
terhadap pekerjaan, pandangan bahwa pendapatan finansial individu
bukan merupakan faktor utama, dan adanya dukungan dari keluarga. 91
Tentunya, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang telah di jelaskan
di atas bahwa pendapatan finansial bukan merupakan faktor utama
yang mempengaruhi tingkat komitmen kerja. Hal tersebut di perkuat
oleh mereka yang sudah bekerja selama bertahun-tahun bahkan ada
yang berpuluh-puluhan tahun pada saat gaji di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung
belum mencapai Rp. 24.000 namun mereka sangat antusias dalam
bekerja. Mereka bertahan bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung karena sistem gaji
yang setiap setengah bulan sekali dan pekerjaanya yang bersifat lancar
setiap harinnya dan berjangka waktu panjang. Selain itu, para buruh
bertahan untuk bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX (persero)
91
Dewi puspitasari & Setya Asyanti, Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap
Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda Di Surakarta, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, hlm 58-59
96
kebun Krumput afdeling Kubangkangkung karena tingkat likuiditas
atau tingkat kelancaran pekerjaan. Namun, kondisi ekonomi
masyarakat desa Kubangkangkung berada pada tingkat menengah
kebawah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dewi Puspitasari dan Setia Asyanti tentang faktor-faktor yang paling
berpengaruh terhadap komitmen kerja perawat panti Wreda di
Surakarta, bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat komitmen kerja
adalah minat bekerja yang dilandasi niat ibadah, memiliki sikap positif
terhadap pekerjaan, pandangan bahwa pendapatan finansial individu
bukan merupakan faktor utama, dan adanya dukungan dari keluarga.92
Berdsarkan pemaparan tersebut, dapat dipahami bahwa:
1) Pekerjaan utama buruh PT Perkebunan Nusantara adalah petani
dan peternak, mereka menjadikan pekerjaan di PT Perkebunan
Nusantara sebagai tambahan penghasilan
2) Pertanian tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan masyarakat
3) Gaji yang diperoleh masyarakat di PT Perkebunan Nusantara
kecil
4) Gaji yang diberikan sesuai dengan keahlian dan tugas yang
diberikan perusahaan
5) Buruh tetep memiliki komitmen kuat untuk bekerja di PTP
Nusantara meski gaji mereka kecil dan kurang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari
Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa pendapatan
individu bukanlah faktor yang mempengaruhi komitmen buruh
bekerja di PTP Nusantara karena gaji yang diberikan masih
cenderung rendah, tetapi mereka tetap bertahan bekerja di PTP
Nusantara.
b. Pendidikan
92
Jurnal tentang faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap komitmen kerja perawat
panti Wreda di Surakarta oleh Dewi Puspitasari, dan Setia Asyanti dari Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
97
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, latar belakang
pendidikan para buruh yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara
IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangung adalah
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Namun, PT
Perkebunan Nusantara tidak memberikan patokan minimal
pendidikan atau ijazah bagi para buruh yang ingin bekerja di PTP
Nusantara. Tidak adanya patokan minimal pendidikan perusahaan
menerima buruh untuk bekerja membuat para buruh sangat
antusias dalam bekerja karena pada zaman sekarang sangat sulit
mencari pekerjaan yang bersifat lancar dan tidak mematok
pendidikan. Pendidikan rata-rata masyarakat desa
Kubangkangkung berada pada tingkat lulusan SD dan SMP
tersebut, membuat masyarakat antusias dan berusaha
memanfaatkan peluang pekerjaan yang ada disekitar mereka.
Berhubungan dengan tingkat pendidikan yang rendah, masyarakat
sangat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu
masyarakat desa Kubangkangkung memanfaatkan peluang untuk
bekerja di PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung. Hal ini sesuai dengan komponen
komitmen kontinuitas, dimana karyawan yang terutama bekerja
berdasarkan komitmen kontinuans ini bertahan dalam organisasi
karena mereka butuh melakukan hal tersebut karena tidak adanya
pilihan lain.93
Para buruh menjelaskan bahwa yang terpenting bila ingin
bekerja di PT Perkebunan Nusantara adalah skill atau keahlian
yang baik di bidang perkebunan. Hal itu tidaklah sulit bagi para
buruh karena mereka mayoritas adalah pentani, yang memang
sudah terbiasa bekerja di bidang agraris. Selain itu bagi buruh yang
tidak atau belum memiliki skill di bidang perkebunan, perusahaan
93
Mutia Kusuma Dewi, 2011, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Psikologis Yang
Mempengaruhi Komitmen Organisasi Pada Wanita Karir Berkeluarga, (Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), hlm. 18-19
98
memberikan pelatihan di bidang tertentu sehingga para buruh dapat
belajar terlebih dahulul dan sudah dibekali keahlian berkebun
sebelum mereka bekerja. Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti
melihat bahwa ada kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori
yang diungkapkan oleh Eggi Sudjana, bahwa tenaga kerja
merupakan faktor utama dalam proses produksi, maka selayaknya
ia memperoleh imbalan nilai lebih yang proporsional melalui
pendekatan yang manusiawi, salah satunya kebuthan untuk
meningkatkan akses terhadap cara berproduksi dan peluang
ekonomi, meliputi tanah, air, vegetasi, peluang bekerja.94
Pada PT
Perusahaan nusantara, para pekerja dengan tingkat pendidikan
rendah diberikan hak berupa gaji sesuai keahlian mereka dan
diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri mereka melalui
pelatihan-pelatihan yang disediakan. Sehingga, PTP Nusantara
telah memberikan imbalan nilai lebih yang proporsional kepada
buruh mereka. Hal inilah yang menjadi komitmen bagi para buruh
untuk bekerja di PT Perkebunan Nusantara. Karena tingkat
pendidikan bukan masalah untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak bahkan di perusahaan ini, mereka dapat mengaktualisaasikan
diri mereka melalui pelatihan yang disediakan. Belum ada
penelitian yang memasukkan faktor pendidikan untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap motivasi kerja buruh, oleh karena ini
pendidikan menjadi salah satu yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelulmnya. Berdasarkan penjelasan tersebut,
dapat diperoleh informasi bahwa:
1) Tingkat pendidikan butuh PTP Nusantara rendah (hanya
lulusan SD atau SMP)
2) PT Perkebunan Nusantara tidak menjadikan pendidikan sebagai
syarat agar bisa bekerja di PTP Nusantara
94
Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringat Mengering, (Jakarta: Persaudaraan
Pekerja Muslim Indonesia, 2000), hlm 35-36
99
3) Kehlian adalah keutamaan yang harus dimiliki oleh buruh PTP
Nusantara dibandingkan dengan pendidikan
4) Buruh yang belum memiliki keahlian pada bidang tertentu,
diberikan pelatihan oleh perusahaan
Oleh karena itu, peneliti menarik kesimpulan bahwa
pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi komitmen
buruh PTP Nusantara untuk bekerja di perusahaan tersebut. Karena
buruh PT Perkebunan Nusantara menyadari bahwa perusahaan
telah memberikan kesempatan dan manfaat bagi mereka meskipun
tingkat pendidikan mereka rendah.
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor eksternal yaitu faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari
lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan
kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
Menurut pendapat dari George Massora, komitmen karyawan
didorong dengan kondisi lingkungan kerja yang adil untuk
karyawan, semakin tinggi karyawan dihargai, semakin tinggi juga
komitmen karyawan pada perusahaan tersebut.95
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kondisi lingkungan
kerja di PT Perkebunan Nusantara cukup baik. Hal ini dapat dilihat
dari perlakuan atasaan kepada para buruh PTP Nusantara.
Hubungan antara atasan dengan bawahan di PTP Nusantara cukup
dekat dan perusahaan memperlakukan setiap pekerja dengan adil.
Misalnya, melalui sistem gaji yang ada buruh diberikan upah
secara adil sesuai dengan keahlian dan bidang pekerjaan mereka.
Selain itu, jam kerja yang sesuai juga diberikan oleh perusahaan
sehingga para buruh dapat bekerja di ladang setelah jam kerja di
95
George Massora, 2017, Skripsi Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja dan
Model Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma) hlm. 16-17
100
pabrik selesai. Buruh PTP Nusantara juga menjelaskan bahwa
kepemimpinan dari para atasan di PTP Nusantara cukup flexible
sehingga para buruh merasa nyaman dan senang bekerja di PT
Perkebunan Nusantara. Hal ini termasuk kedalam komponen
komitmen afektif, berkaitan dengan keterkaitan emosional
karyawan, identifikasi karyawan pada organisasi, dan keterlibatan
karyawan pada organisasi. Dengan demikian, karyawan yang
memiliki komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja dalam
organisasi karena mereka memang ingin melakukan hal tersebut.96
seperti halnya Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Mulyaningsih menyimpulkan bahwa kepemimpinan
transformasional, motivasi, lingungan kerja dan etika kerja
mempunyai pengaruh terhadap komitmen kerja karyawan, namun
motivasi karyawan dalam bekerja memiliki faktor yang lebih
dominan terhadap komitmen kerja.97
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, bahwa kondisi lingkungan kerja di PTP Nusantara
mempengaruhi komitmen kerja para buruh. Padahal, kondisi
lingkungan kerja fisik di PT Perkebunan Nusantara IX (persero)
kebun Krumput afdeling Kubangkangkung merupakan tempat
kerja yang jauh dari kata nyaman dan aman, karena tempat kerja
yag terletak di tengah hutan dan jauh dari pemukiman warga
setempat. Namun, pihak perusahaan menyediakan sistem
pengamanan seperti Satuan Pengamanan (Security) untuk
menghindari adanya ancaman bahaya tersebut. Para buruh PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling
Kubangkangkung juga turut meminimalisir kecelakaan kerja
96
Mutia Kusuma Dewi, 2011, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Psikologis Yang
Mempengaruhi Komitmen Organisasi Pada Wanita Karir Berkeluarga, (Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 18 97
Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta (Mulyaningsih) tahun 2016. Faktor-
faktor yang mempengaruhi komitmen kerja karyawan (Studi pada karyawan batik brotoseno
Sragen)
101
dengan menggunakan atribut keselamatan kerja seperti memakai
sepatu boots dan baterai jika kodisi hutan masih dalam keadaan
gelap. Selain itu, peralatan kerja yang diperlukan untuk menunjang
para buruh bekerja tidak sulit didapatkan, karena para buruh yang
notabenya adalah para petani sehingga mereka memiliki peralatan
kerja yag dibutuhkan untuk bekerja di PT Perkebunan Nusantara
IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung yang
bidang pekerjaannya adalah di perkebunan.
Hal ini sesuai dengan pendapat di atas, yang telah
diungkapkan oleh George Massora. Sikap perusahaan kepada
buruh memang meningkatkan komitmen kerja para buruh di PTP
Nusantara. Dapat dibuktikan dengan kondisi lingkungan yang ada
di tengah hutan pun buruh tetap bekerja di perusahaan perkebunan
Nusantara karena lingkungan yang adil dan terasa kekeluargaan
antara atasan dengan bawahan maupun antar sesama buruh di PTP
Nusantara. Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Novita Marlia tentang pengaruh kepuasan kerja
karyawan terhadap kinerja karyawan pada CV Alam Prima
KomputerBandar Lampung yang menyimpulkan bahwa kinerja
karyawan di pengaruhi oleh lingkungan kerja, kemampuan
pimpinan, kesempatan untuk mengembangkan diri.98
Berdasarkan
penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1) Letak PT Perkebunan Nusantara cukup jauh dari pemukiman
dan ada di tengah hutan, namun perusahaan memberikan
fasilitas keamanan di perusahaan
2) Terciptanya suasana yang adil dan kekeluargaan antara atasan
dan bawahan PTP Nusantara sehingga komitmen buruh untuk
bekerja di PTP Nusantara cukup kuat
98
Skripsi Universitas Negeri Lampung (Novita Marlia) tahun 2010. Pengaruh Kepuasan
kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada CV Alam Prima KomputerBandar Lampung
102
Sehingga, peneliti menarik kesimpulan bahwa lingkungan kerja
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen para
buruh untuk bekerja di PTP Nusantara.
d. Otonomi
Berdasarkan hasil wawancara dengan para buruh diperoleh
informasi bahwa kewajiban mereka bekerja di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung
adalah mengikuti perintah dari atasan. Menurut Mahmudi, faktor
kepemimpinan meliputi aspek kualitas manajer dan team leader
dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan
kerja kepada karyawan melalui pemberian insentif, bonus,
penghargaan dan lainnya.99
Para buruh mengharapkan hak berupa gaji atau pendapatan
sehingga mereka wajib mengikuti aturan kerja yang di berikan oleh
atasan atau mandor PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun
Krumput afdeling Kubangkangkung. Para buruh sudah bekerja
sesuai dengan target atau aturan yang diberikan perusahaan kepada
para buruh. Berdasarkan pengamatan pada saat jam kerja para
buruh sigap dalam menyelesaikan pekerjaan atau tanggung
jawabnya dalam memenuhi target yang ditetapkan oleh
perusahaan. Target tersebut harus mampu untuk di capai setiap
harinya demi kelancaran distribusi barang yakni bentuk getah karet
menuju ke pabrik. Target ditetapkan setiap harinya agar para
pekerja mampu bekerja secara maksimal maka dilakukanlah
pembagian kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT
Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun krumput afdeling
Kubangkangkung para buruh sudah mendapatkan hak perlindungan
dan keselamatan kerja. Perusahaan memberikan jaminan kesehatan
99
George Massora, 2017, Skripsi Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja dan
Model Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma) hlm 32-33
103
jika para buruh terjadi kecelakaan kerja, perusahaan akan
menanggung biaya pengobatan para buruh. Hal ini sejalan dengan
teori yang diungkapkan oleh Mutia Kusuma Dewi, bahwa otonomi
yaitu di mana suatu pekerjaan memberikan kebebasan,
kemandirian, serta keleluasaan substansial bagi pekerja. Dengan
otonomi, diharapkan pegawai dapat mengontrol pekerjaan mereka,
seperti penjadwalan, prosedur kerja, dan tugas yang beragam.100
PTP Nusantara memberikan porsi yang jelas mulai dari pembagian
kerja, jam kerja, gaji, hingga perlindungan kecelakaan terhadap
para buruh.
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Novita
Marlina menyimpulkan bahwa Kinerja karyawan di pengaruhi oleh
lingkungan kerja, kemampuan pimpinan, kesempatan untuk
mengembangkan diri.101
Kemampuan pemimpin dalam mengatur
organisaasi mampu meningkatkan komitmen kerja para buruh
seperti halnya yang terjadi pada PTP Nusantara dimana para atasan
dapat mnjalankan tugas dan fungsi otonominya dengan baik.
Meski perusahaan memiliki otonomi untuk mengatur
pegawainya, tetapi gaya kepemimpinan perusahaan cukup flexible
sehingga tercipta keseimbangan antara ketegasan, tanggung jawab,
serta kekeluargaan di PT Perkebunan Nusantara. Hal ini juga
sesuai dengan komponen komitmen normatif yang diungkapkan
oleh Wiener dalam Allen dan Meyer yang mendefinisikan
komponen komitmen ini sebagai tekanan normatif yang
terinernalisasi secara keseluruhan untuk bertingkah laku tertentu
sehingga memenuhi tujuan dan minat organisasi. Oleh karena itu,
tingkah laku karyawan di dasari pada adanya keyakinan tentang
100
Mutia Kusuma Dewi, 2011, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Psikologis Yang
Mempengaruhi Komitmen Organisasi Pada Wanita Karir Berkeluarga, (Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), hlm 57 101 Skripsi Universitas Negeri Lampung (Novita Marlia) tahun 2010. Pengaruh Kepuasan
kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada CV Alam Prima KomputerBandar Lampung
104
“apa yang benar” serta berkaitan dengan masalah moral.102
Melalui
otonomi yang sudah ditekankan oleh perusahaan, para buruh akan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perintah perusahaan
sehingga komitmen untuk bekerja dengan baik dapat terlaksana.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa:
1) Otonomi PT Perkebunan Nusantara ada di tangan perusahaan
dan pemerintah
2) Otonomi meliputi segala kegiatan yang ada di perusahaan,
mulai dari jam kerja, pembagian tugas, hingga jaminan bagi
para pekerja
3) Otonomi yang ada di PT Perkebunan Nusantara menjadikan
para buruh memiliki komitmen agar dapat bekerja sesuai target
yang ditentukan perusahaan
Oleh karena itu, peneliti menarik kesimpulan bahwa otonomi
memengaruhi komtmen buruh untuk bekerja di PTP Nusantara.
Hal tersebut terjadi karena otonomi yang dijalankan dengan baik
menjadikan para pekerja memiliki komitmen untuk bekerja lebih
baik.
e. Keterampilan
Keterampilan merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan dalam melaksanakan proses produksi.103
Keterampilan
meliputi unsur pengetahuan keterampilan (skill), kemampuan,
kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap
individu karyawan.104
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
sebagian besar buruh PTP Nusantara adalah para buruh yang
bekerja sebagai petani sawah atau ladang palawija. Dengan kata
102
Mutia Kusuma Dewi, 2011, Skripsi Analisis Faktor-Faktor Psikologis Yang
Mempengaruhi Komitmen Organisasi Pada Wanita Karir Berkeluarga, (Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta),, hlm 18-19 103
George Massora, 2017, Skripsi Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja
dan Model Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma) hlm 32-33 104
Ibid, h. 32-33
105
lain, para buruh PT Perkebunan Nusantara sudah memiliki
keahlian yang baik pada bidang agraris khususnya pertanian dan
perkebunan. Oleh karena itu, perusahaan tidak lagi mementingkan
tingkat pendidikan bagi para buruh yang ingin bekerja di di PTP
Nusantara karena keahlian yang diutamakan. Dengan keterampilan
yang dimiliki oleh para petani akan mempermudah perusahaan
mengembangkan produksi, karena para buruh sudah menguasai
tekhnik atau cara bekerja yang baik. Maka dari itu, perusahaan
tidak akan mempersulit persyaratan jika ada burh yang ingin
bekerja di dalam perusahaan. Bagi buruh yang belum memiliki
bekal keahlian tertentu, perusahaan memberikan kesempatan bagi
buruh tersebut untuk mengikuti pelatihan. Penelitian sebelumnya,
yang dilakukan oleh Novita Marlia, menjelaskan jika Kinerja
karyawan di pengaruhi oleh lingkungan kerja, kemampuan
pimpinan, kesempatan untuk mengembangkan diri.105
Hal ini
cukup berbeda, karena peneliti membahas mengenai kreatifitas
bukan keahlian. Meski begitu, penelitian ini pada bagian keahlian
juga menjelaskan bahwa dalam kegiatan pabrik memberikan
kesempatan kepada para pekerja untuk mengembagkan
keahliannya yang tentunya berkaitan dengan kreatifitas para buruh.
Keahlian sangat mempengaruhi komitmen kerja di PTP Nusantara
karena sebenarnya jika mereka memiliki keahlian lain, tentu
mereka akan memilih untuk bekerja di tempat yang lebih baik
dengan keahlian yang lebih pula.
Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 5,
setiap pekerja memiliki hak bebas memilih dan pindah pekerjaan
sesuai bakat dan kemampuannya. Dalam hal ini, PTP Nusantara
telah memberikan kesempatan kepada setiap pekerjanya yang
memiliki skill tertentu dan menempatkannya pada posisi sesuai
105 Skripsi Universitas Negeri Lampung (Novita Marlia) tahun 2010. Pengaruh Kepuasan
kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada CV Alam Prima KomputerBandar Lampung
106
bakat yang dimiliki. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa informasi
di atas menjelaskan:
1) Buruh di PTP Nusantara mengandalkan keterampilan bidang
bertanian atau agrarian
2) Pendidikan tidak diutamakan bagi para buruh yang bekerja,
melainkan harus memiliki keterampilan
3) Buruh di PTP Nusantara diberikan pekerjaan sesuai keahlian
atau bidang mereka
4) Diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan para
pekerja
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menarik kesimpulan
bahwa keterampilan adalah faktor yang paling mempengaruhi
komitmen para buruh bekerja di PT Perusahaan Nusantara.
f. Pengembangan diri
Pengembangan diri merupakan kesempatan untuk melakukan
aktualisasi diri dan potensi lewat pekerjaan. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, PT Perkebunan Nusantara telah memberikan
kesempatan bagi para buruh untuk mengembangkan diri mereka.
Misalnya, melalui pelatihan okulasi. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Novita Marlia juga menjelaskan bahwa Kinerja
karyawan di pengaruhi oleh lingkungan kerja, kemampuan
pimpinan, kesempatan untuk mengembangkan diri106
yang
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan keahlian. Penelitian ini
sepakat dengan penelitian sebelumnya bahwa pengembangan diri
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen kerja para
buruh.
Namun, meski pada perusahaan ini terdapat pelatihan okulasi
untuk seluruh pekerja, namun tidak semua pekerja tertarik untuk
106 Skripsi Universitas Negeri Lampung (Novita Marlia) tahun 2010. Pengaruh Kepuasan
kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada CV Alam Prima KomputerBandar Lampung
107
ikut serta dalam pelatihan yang diadakan oleh pihak perusahaan
dan tidak ada pula pemaksaan serta sanksi yang diberikan oleh
perusahaan. Mayoritas pekerja yang tertarik pada pelatihan okulasi
berasal kalangan ibu-ibu. Para pekerja ibu-ibu sangat antusias
dalam mengetahui cara mengokulasi pohon karet. Namun dari
sebagian besar pekerja yang melakukan pelatihann okulasi hanya
beberapa saja yang berhasil melakukan okulasi dengan baik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa:
1) PTP Nusantara sudah memberikan kesempatan para buruh
untuk melakukan pengembangan diri
2) Pengembangan diri dilakukan melalui pelatihan okulasi
3) Tidak semua buruh tertarik untuk mengikuti pelatihan
Oleh karena itu, peneliti menarik kesimpulan bahwa
kesempatan untuk mengembangkan diri para buruh, bukanlah
faktor yang mempengaruhi komitmen kerja buruh di PTP
Nusantara. Sebab, meskipun tidak diadakan pelatihan okuliasi para
buruh akan tetap bekerja di PTP Nusantara.
g. Afiliasi
Membangun hubungan yang baik antara sesama pekerja
berpengaruh pada kinerja para buruh karena selama bekerja tentu
para buruh akan bertemu dan berhubungan secara langsung dengan
temannya. Hubungan komunikasi yang baik juga akan berpengaruh
pada bertahannya para buruh bekerja di PT Perkebunan Nusantara
IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung karena
mereka bekerja dengan perasaan senang tidak adanya tekanan
dalam pekerjaan.
Selain hubungan baik antara sesama rekan kerja, hubungan
baik juga perlu dibangun antara atasan dengan para karyawannya.
Kepemimpinan merupakan suatu proses ataupun gaya seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar oaring alin tersebut mau
108
mengikuti apa yang diinginkan oleh seorang pemimpin. Gaya
komunikasi pimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan
merupakan hal yang sangat penting karena hal tersebut merupakan
salah satu faktor keberhasilan meningkatkan suatu kinerja
karyawan pada suatu perusahaan. Gaya pemimpin perusahaan yang
fleksibel, merupakan kemampuan pimpinan untuk luwes, mudah
dan cepat menyesuaikan diri. Artinya, secara keseluruhan afiliasi di
PTP Nusantara berjalan cukup baik baik antar sesame pekerja atau
dengan atasan. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Dewi
puspitasari & Setya Asyanti bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi komitmen kerja di perusahaan salah satunya adalah
kesempatan afiliasi atau kesempatan untuk berinteraksi amtara
sesame pekerja atau dengan atasan.107
Afiliasi ini menjadikan
suasana lingkungan kerja yang nyaman dan adanya rasa
kekeluargaan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui
bahwa:
1) Afiliasi antar buruh dan kepada atasan di PTP Nusantara
berjalan dengan baik, interaksi tidak dibeda-bedakan
berdasarkan status sosial atau status pekerjaan
2) Kekeluargaan terasa kuat dan lingkungan kerja menjadi
nyaman
3) Gaya kepemimpinan flexible sehingga komitmen buruh untuk
bekerja menjadi kuat
Oleh karena itu, peneliti menarik kesimpulan bahwa afiliasi di
PTP Nusantara menjadi salah satu faktor yang cukup penting
dalam mempengaruhi komintmen para buruh untuk bekerja di PTP
Nusantara.
h. Waktu kerja
107
Dewi puspitasari & Setya Asyanti, Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap
Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda Di Surakarta, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, hlm 58-59
109
Dalam kebijakan kepegawaian di Indonesia, standar jumlah
jam kerja minimal 35 jam dalam seminggu. Karyawan
dikategorikan pekerja penuh apabila mereka bekerja lebih dari 35
jam dalam seminggu. Sebaliknya karyawan yang bekerja kurang
dari 35 jam dalam seminggu, dikategorikn sebagai karyawan
setengah pengangguran yang terlihat (visible underemployed)108
.
Berdasarkan wawancara dengan narasumber, diketahui bahwa
buruh PT Perkebunan Nusantara IX (persero) kebun Krumput
afdeling Kubangkangkung memiliki durasi waktu kerja sebesar 7
jam perhari. Durasi waktu ini merupakan kebijakan yang diberikan
oleh PT Perkebunan Nusantara IX (persero). Dengan kebijakan ini
mayoritas buruh yang bekerja sebagi petani dapat mempunyai
waktu lebih untuk melakukan kegiatan bertani. Dimana bertani ini
bagi masyarakat desan Kubangkangkung adalah suatu mata
pencaharian utama sehingga membuat masyarakat lebih nyaman
untuk tetap bekerja di PT Perkebunan Nusantan IX (persero)
dikarenakan waktu yang digunakan di pabrik tidak menghabiskan
waktu secara keseluruhan dan buruh dapat melakuka kegiatan
lainnya. Khususnya untuk ibu-ibu, mereka bisa mengurus keluarga
setelah pekerjaan selesai karena pulang kerja pada siang hari.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rocky Silvister
tentang kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja
karyawan pada PT. Jasa Baru Utama Perkasa Pekanbaru, diperoleh
bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan, kinerja, dan
komitmen karyawan adalah ketentraman kerja, jam kerja,
tunjangan dan fasilitas kerja, keterikatan emosional, keterlibatan
dalam organisasi.109
. Oleh karena itu, penelitian ini sesuai dengan
108
Deni Hermansyah, 2011, Skripsi Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Kondisi Kerja
Terhadap Disiplin Kerja Disiplin Kerja Pabrik, (Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islan
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), Hlm 30-31 109
Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru (Rocky
Silvister), tahun 2012. Pengaruh Kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja
karyawan pada PT. Jasa Baru Utama Perkasa Pekanbaru
110
penelitian sebelumnya bahwa jam kerja mempengaruhi komitmen
kerja para buruh. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami
bahwa:
1) Buruh PTP Nusantara bekerja 7 jam setiap harinya
2) Setelah jam kerja di perusahaan selesai, buruh memilih untuk
ke bertani atau berkebun
3) Buruh perempuan/ibu-ibu dapat melakukan pekerjaan rumah
dan mengurus keluarga karena jam pulang kerja di siang hari
Oleh karena itu, peneliti menarik kesimpulan bahwa jam kerja
merupakan salah satu faktor yang cukup mempengatuhi komitmen
buruh untuk bekerja di PT Perkebunan Nusantara.
i. Keamanan kerja
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti bahwa keamanan Buruh PT Perkebunan Nusantara IX
(persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung tidak
memiliki keamanan yang cukup baik, hal ini dilihat dari tempat
pekerjaan perkebunan yaitu ditengah hutan yang mana banyaknya
binatang berbahaya seperti ular. Adanya petugas Satuan Keamanan
(Satpam) hanya bertugas menjaga keamanan kantor bukan untuk
menjaga kemanan para pekerja. Jaminan terhadap keamanan akan
menimbulkan ketenangan maka hal ini akan mendorong semangat
kerja dan kegairahan kerja karyawan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dian Puspita Rani, guna menjaga
tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman
maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satunya
upaya untuk menjaga keamanan ditempat kerja dapat
111
memanfaatkan tenaga satuan petugas (satpam).110
Berdasarkan
penjelasan tersebut, diperoleh informasi bahwa:
1) Lokasi PTP Nusantara berada di tengah hutan, sehingga
cukup berbahaya
2) Terdapat petugas keamanan di pabrik
3) Adanya keharusan memakai alat keamanan bagi pekerja
pabrik
4) Terdapat jaminan untuk keselamatan pekerja
Oleh karena itu, peneliti menarik kesimpulan bahwa
keamanan kerja cukup mempengaruhi komitmen buruh untuk
bekerja di PT Perkebunan Nusantara karena adanya jaminan
keamnanan dan keselamatan kerja bagi mereka.
j. Aksesibilitas
Waktu yang ditempuh para buruh menuju tempat kerja
bervariatif, jika buruh menggunakan kendaraan pribadi maka
waktu yang dibutuhkan kira-kira 5 sampai 15 menit, dan adapula
buruh yang berjalan kaki menuju tempat kerja membutuhkan
waktu kurang lebih 15-45 menit. Kondisi aksesibiltas tersebut para
buruh tetap bersemangat dalam bekerja di PT Perkebunan
Nusantara IX (persero) kebun Krumput afdeling Kubangkangkung
dikarenakan mereka masih butuh pekerjaan tersebut untuk
mememenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mulyaningsih, tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi komitmen kerja karyawan (Studi pada
karyawan batik brotoseno Sragen), dengan hasil penelitian yang
menunjukan bahwa kepemimpinan transformasional, motivasi,
lingungan kerja dan etika kerja mempunyai pengaruh terhadap
komitmen kerja karyawan, namun motivasi karyawan dalam
110
Dian Puspita Rani, 2015, Skripsi Pengaruh Pengembangan Karir dan Lingkungan
Kerja Terhadap Motivasi Serta Implikasinya Terhadap Kepuasan Kerja, (Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), hlm. 31
112
bekerja memiliki faktor yang lebih dominan terhadap komitmen
kerja.111
Para buruh sudah terbiasa menempuh jarak cukup jauh
dengan berjalan kaki, sehingga hal tersebut tidak menjadi masalah
dibandingkan harus mencari pekerjaan dengan gaji yang jelas di
kota-kota besar. Berdasarkan observasi peneliti, ransportasi desa
Kubangkangkung sudah terbilang bagus karena letaknya berada di
pinggir jalan raya, sehingga masyarakat sangat mudah mencari
kendaraan umum, akan tetapi untuk menuju tempat kerja yang di
mulai pada pukul 05.00 WIB angkutan umum di kecamatan
Kawunganten belum beroperasi.112
Adanya PT Perusahaan
Nusantara sudah cukup membantu dan mudah dijangkau oleh
mereka karena masih berada di satu daerah yang sama.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa:
1) Akses dari rumah buruh ke PT Pekebunan Nusantara mudah
diakses baik melalui kendaraan pribadi atau dengan berjalan
kaki
2) Akses yang mudah menjadikan buruh tidak
mempermasalahkan jarak atau sulitnya menemukan
transportasi untuk pergi ke pabrik
Oleh karena itu, peneliti menarik kesimpulan bahwa
aksesibilitas cukup mempengaruhi komitmen para buruh untuk
bekerja di PT Perkebunan Nusantara.
4. Keterbatasan Penelitian
a. Narasunber yang di teliti hanya masyarakat sekitar desa
Kubangkangkung.
b. Peneliti hanya mengambil beberapa sampel buruh, karena peneliti
kesulitan bertemu dengan narasumber saat bekerja di tengah hutan.
111
Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta (Mulyaningsih) tahun 2016. Faktor-
faktor yang mempengaruhi komitmen kerja karyawan (Studi pada karyawan batik brotoseno
Sragen) 112
Hasil obsevasi peneliti
113
c. Peneliti mencari teori untuk mendukung penelitian dengan jurnal,
skripsi atau penelitian terdahulu
114
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi
Kesejahteraan sosial dan kesejahteraan ekonomi buruh PT
Perusahaan Nusantara sudah cukup baik meskipun gaji di PTP Nusantara
cenderung kecil, namun para buruh mendapatkan penghasilan tambahan
melalui pekerjaan lain.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen kerja para buruh di
PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Cabang Kubangkangkung,
Kabupaten Cilacap yang pertama adalah keterampilan. Keterampilan
menjadi faktor yang paling mempengaruhi komitmen para buruh bekerja
di PT Perusahaan Nusantara karena yang dimiliki dari para buruh hanyalah
keahlian, bahkan keahlian sangat diutamakan jika ingin bekerja di PT
Perkebunan Nusantara dibandingkan pendidikan. Faktor kedua adalah
pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi komitmen
buruh PTP Nusantara untuk bekerja di perusahaan tersebut. Karena buruh
PT Perkebunan Nusantara menyadari bahwa perusahaan telah memberikan
pekerjaan bagi mereka meskipun tingkat pendidikan mereka rendah.
Faktor ketiga adalah otonomi. Otonomi memengaruhi komtmen buruh
untuk bekerja di PTP Nusantara karena otonomi yang dijalankan dengan
baik menjadikan para pekerja memiliki komitmen untuk bekerja lebih
baik. Selain itu, melalui otonomi yang ada terdapat sistem pembagian
kerja dan pembagian upah yang jelas bagi para buruh. Faktor keempat
adalah afiliasi. Afiliasi di PTP Nusantara menjadi salah satu faktor yang
cukup penting dalam mempengaruhi komintmen para buruh untuk bekerja
di PTP Nusantara karena para buruh bebas berinteraksi baik dengan
sesame buruh atau dengan atasan, sehingga tercipta suasana kerja yang
nyaman dan kekeluargaan. Faktor kelima adalah lingkungan kerja.
115
Lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
komitmen para buruh untuk bekerja di PTP Nusantara karena berkaitan
dengan afiliasi, lingkungan kerja yang nyaman membuat para buruh
merasa senang dan tidak tertekan bekerja di pabrik meski ada target
tertentu yang harus dicapai setiap harinya. Faktor keenam adalah jam
kerja. Jam kerja merupakan salah satu faktor yang cukup mempengatuhi
komitmen buruh untuk bekerja di PT Perkebunan Nusantara, karena jam
kerja yang diberikan memungkinkan para buruh untuk membagi waktu
agar dapat melakukan pekerjaan lain seperti bertani, berkebun, beternak,
atau bahkan mengurus keluarga. Faktor ketujuh adalah aksesibilitas.
Aksebilitas cukup mempengaruhi komitmen para buruh untuk bekerja di
PT Perkebunan Nusantara, karena jarak perusahaan tidak terlalu jauh dari
rumah dan akses jalan maupun transportasi mudah didapat. Faktor
kedelapan adalah keamanan kerja. Keamanan kerja cukup mempengaruhi
komitmen buruh untuk bekerja di PT Perkebunan Nusantara karena
adanya jaminan keamnanan dan keselamatan kerja bagi mereka. Faktor
kesembilan adalah kesempatan mengembangkan diri. Kesempatan untuk
mengembangkan diri diberikan melalui pelatihan okulasi agar buruh
memiliki keahlian yang lebih baik. Faktor kesepuluh atau yang terakhir
adalah pendapatan. Pendapatan individu tidak terlalu mempengaruhi
komitmen buruh bekerja di PTP Nusantara karena gaji yang diberikan
masih cenderung rendah, tetapi mereka tetap bertahan bekerja di PTP
Nusantara.
B. Implikasi
1. hak dan kewajiban buruh sesuai dengan Undang-Undang
2. Menentukan upah sesuai dengan keterampilan buruh
3. Memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja buruh
C. Saran
1. Buruh
Bagi para buruh, diharapkan agar kedepannya terus mengasah kemampuan
yang dimiliki dibidang lainnya sehingga masyarakat yang bekerja sebagai
116
buruh bisa memiliki pilihan yang lebih banyak dalam bekerja karena
keahlian yang dimiliki juga beragam. Selain itu, perlu ada peningkatan
dari segi pendidikan agar masyarakat yang memiliki skill bisa memiliki
kehidupan yang lebih baik karena didorong dengan tingkat pendidikan
yang tinggi.
2. Pemerintah
Bagi pemerintah, diharapkan agar lebih memperhatikan upah buruh harian
yang masih jauh dari kesejahteraan. Selain itu, masih perlu banyak
perbaikan dari segi pendidikan dan pembekalan untuk keterampilan
masyarakat agar kedepannya memiliki kesejahteraan hidup yang lebih
baik.
3. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar mencari faktor-faktor lain yang
mempengaruhi komitmen buruh dalam bekerja khususnya di jenis
perusahaan lain seperti perusahaan dagang atau perusahaan industri.
DAFTAR PUSTAKA
Agusmidah. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Dinamika dan Kajian Teori.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Arfida. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010.
Baqir Sharief, Qorashi. Keringat Buruh, Hak dan Peran Pekerja dalam Islam.
Jakarta: Al-Huda, 2007.
Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana,
2010.
Djumialdji, F,X. Perjanjian Kerja. Jakarta; Bumi Aksara.
Erma Widiana, Muslichah. Buku Referensi, Variabel dan Indikator yang
Mempengaruhi Komitmen dan Kinerja Organisasi Pemerintah. Surabaya:
UBHARA Manajemen Press, 2015.
Erman, Erwizadan dan Ratna Saptari. Dekolonisasi: Buruh Kota Dan
Pembentukan Bangsa,. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013.
Fahrojih, Ikhwan. Hukum Perburuhan, Konsepsi Sejarah dan Jaminan Konstitusi.
Malang: Setara Press, 2016.
Hikmawati, Fenti. Metodologi Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo Persada,
2017.
Muhaldi. Hukum Perusahaan Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010.
Rahmad Budiono, Abdul. Hukum Perburuhan. Jakarta: PT Indeks, 2009.
Sudjana, Eggi. Bayarlah Upah Sebelum Keringat Mengering. Jakarta:
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia, 2000.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2015.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).
Jakarta:Bumi Aksara, 2003.
Winarni, F dan G. Sugiyarsoi. Administrasi Gaji & Upah. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2006.
SKRIPSI DAN JURNAL
Agung Gumilar, Eko. Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. X,. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Budiyono, Tri. Problematika Posisi Buruh Pada Perusahaan Pailit.
Skripsi:Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Fitria Sumarjo, Siti. Pengaruh Kompetensi, Komitmen, Pelatihan dan
Pengembangan terhadap Kinerja Guru. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Helmawati. Strategi Perempuan Buruh Ikan Asin dalam Pemenuhan Kebutuhan
Rumah Tangga. Skripsi: Fakultas Sosial Ilmu Politik, Universitas
Lampung.
Hermansyah, Deni. Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Kondisi Kerja
TerhadapDisiplin Kerja Disiplin Kerja Pabrik. Skripsi: Fakultas Psikologi
Universitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Karo Karo, Elias. Pengaruh Komitmen Karyawan Terhadap Semangat Kerja
Karyawan Bagian Umum Pada Pt. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru.
Jurnal: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Riau.
Kusuma Dewi, Mutia. Analisis Faktor-Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi
Komitmen Organisasi Pada Wanita Karir Berkeluarga. Skripsi: Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Massora, George. Pengaruh Komitmen Karyawan, Lingkungan Kerja dan Model
Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi: Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2011.
Pima Rahmawanti, Nela. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal: Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
Malang, 2018.
Puspita Rani, Dian. Pengaruh Pengembangan Karir dan Lingkungan Kerja
Terhadap Motivasi Serta Implikasinya Terhadap Kepuasan Kerja. Skripsi:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Puspitasari Dewi dan Setia Asyanti. Jurnal: Faktor yang Paling Berpengaruh
terhadap Komitmen Kerja Perawat Panti Wreda di Surakarta. Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rukmana Noor, Siti. Analisis Faktor-Faktor Kegairahan Kerja Pegawai Pada
PT. Taspen (Persero) Cabang Kendari. Skripsi: Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Halu Oleo, Kendari.
Setiawati, Devi dan Anita Zulkaida. Perbedaan Komitmen Kerja Berdasarkan
Orientasi Peran Gender Pada Karyawan Di Bidang Kerja Non
Tradisional. Jurnal:Fakultas Psikologi. Universitas Gunadarma Depok,
2007.
Suprihati. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Perusahaan Sari Jati di Sragen. Jurnal: STIE AAS Surakarta, 2014.
Undang-undang Ketenagakerjaan Terbaru Dan Terlengkap. Yogyakarta:
Legality, 2017.
Undang-undang Ketenagakerjaan 2003. Bandung : Fokusmedia, 2003.
Whisnu Asmananto Istanto, Bramantya. Pengaruh Iklim Organisasi.
Skripsi:Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2015.
Widodo. Upaya Peningkatan Komitmen Organisasi. Jurnal: Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang, 2008.
Pedoman Observasi
Nama: Ibu Tuminem
No Objek yang diamati Tersedia Tidak
Tersedia
Keterangan
1 Mempunyai ketepatan
waktu berangkat kerja
yang baik
√ Ibu tuminem mulai
berangkat dari rumah
pada jam 05.00 WIB
2 Pencapaian sesuai target
kerja
√ ibu Tuminem
menyelesaikan
pekerjaan sesuai
dengan aturan yang di
berikan perusahaan.
3 Mempunyai pekerjaan
sampingan
√ Ibu Tuminem bekerja
di PTP Nusantara IX
(persero) karena
mencari tambahan
keuangan keluarga
4 Tingkat pendidikan √ Pendidikan ibu
Tuminem tidak lulus
SD
5 Mempunyai rumah
sendiri
√ Ibu tuminem sudah
memiliki rumah
bangunan permanen
6 Memiliki kendaraan
pribadi
√ Ibu tuminem memiliki
kendaraan motor yang
digunakan oleh
suaminya yang bekerja
sebagai buruh
penyadap di PTP
Nusantara IX (Persero)
7 Akses dari rumah
menuju tempat bekerja
√ Karena motor sudah
digunakan sama
suaminya yang bekerja
lebih awal yaitu jam
04.00
8 Transportasi umum dari
rumah menuju tempat
kerja
√ Karena rumah di desa
jadi tidak dilalui oleh
kendaraan umum
Nama : Ibu Saminah
No Objek yang diamati Tersedia Tidak
Tersedia
Keterangan
1 Mempunyai ketepatan
waktu berangkat kerja
yang baik
√ Ibu saminah mulai
berangkat kerja dari
rumah pada jam 05.15
WIB
2 Pencapaian sesuai target
kerja
√ Ibu Saminah
menyelesaikan
pekerjaan sesuai
dengan waktu yang
diberikan oleh
perusahaan.
3 Tingkat pendidikan √ Pendidikan Ibu
Saminah tidak lulus SD
4 Mempunyai pekerjaan
sampingan
√ Ibu Saminah memiliki
pekerjaan sampingan
yaitu menggembala
kambing dan
menggarap sawah
5 Mempunyai rumah
sendiri
√ Ibu Saminah sudah
memiliki bangunan
permanen bertembok
6 Memiliki kendaraan
pribadi
√ Ibu Saminah memiliki
kendaraan bermotor
7 Akses dari rumah
menuju tempat bekerja
√ Ibu Saminah pada saat
berangkat kerja diantar
menggunakan motor
oleh suaminya
8 Transportasi umum dari
rumah menuju tempat
kerja
√ Sebenrnya ada
kendaraan bis, tapi itu
jarang lewat dan
beroperasi mulai jam
06.00
Nama : Ibu Wasinem
No Objek yang diamati Tersedia Tidak
Tersedia
Keterangan
1 Mempunyai ketepatan
waktu berangkat kerja
yang baik
√ Ibu wasimen berangkat
kerja sekitar jam 05,00
WIB
2 Pencapaian sesuai target
kerja
√ Ibu Wasinem mamou
menyelesaikan target
pekerjaan sesuai
dengan waktu yang
diberikan oleh
perusahaan
3 Tingkat pendidikan
buruh
√ Pendidikan ibu
wasinem tidak lulus
SD
4 Mempunyai pekerjaan
sampingan
√ Mencari biji kacangan
dan membantu suami
mengolag nira bikin
gula merah.
5 Mempunyai rumah
sendiri
√ Ibu wasimen sudah
memiliki rumah
bangunan permanen
bertembok
6 Memiliki kendaraan
pribadi
√ Ibu wasinem sudah
memiliki kendaraan
bermotor
7 Akses dari rumah
menuju tempat bekerja
√ Karena rumah berada
di desa jadi akses
kendaraan umum sulit
di temui sehingga
memiliki kendaraan
bermotor sendiri itu
penting
8 Transportasi umum dari
rumah menuju tempat
kerja
√ Terdapat trnasportasi
umum seperti bus
tetapi beroperasi mulai
jam 06.00
Nama : Ibu Martinem
No Objek yang diamati Tersedia Tidak
Tersedia
Keterangan
1 Mempunyai ketepatan
waktu berangkat kerja
yang baik
√ ibu Martinem mulai
berangkat kerja pada
pukul 12.00 WIB mulai
kerja pada pukul 13.00
WIB
2 Pencapaian sesuai target
kerja
√ Ibu Martinem mampu
menyelesaikan target
pekerjaan sesuai
dengan waktu yang di
berikan oleh
perusahaan
3 Tingkat pendidikan
buruh
√ Ibu Martinem tidak
bersekolah sejak kecil
4 Mempunyai pekerjaan
sampingan
√ Ibu Martinem memiliki
pekerjaan sampingan
sebagai petani
5 Mempunyai rumah
sendiri
√ Ibu Martinem sudah
memiliki rumah
bangunan perpemen
bertembok
6 Memiliki kendaraan
pribadi
√ Ibu Martinem memiliki
kendaraan bermotor
7 Akses dari rumah
menuju tempat bekerja
√ Ibu wasinem menuju
tempat kerja dengan
berjalan kaki
8 Transportasi umum dari
rumah menuju tempat
kerja
√ Kendaran umum belom
memasuki wilayah
desa, jauh dari jalan
raya
Nama : Ibu Sutini
No Objek yang diamati Tersedia Tidak
Tersedia
Keterangan
1 Mempunyai ketepatan
waktu berangkat kerja
yang baik
√ Ibu Sutini mulai
berangkat kerja dari
ruma pukul 05.30 WIB
2 Pencapaian sesuai target
kerja
√ Ibu Sutini mampu
menyelesaikan target
pekerjaan sesuai
dengan waktu yang
diberikan oleh
perusahaan
3 Tingkat pendidikan
buruh
√ Ibu Sutini hanya
sekolah tamat SD
4 Mempunyai pekerjaan
sampingan
√ Ibu sutini membantu
suami membuat gula
merah
5 Mempunyai rumah
sendiri
√ Ibu Sutini sudah
memiliki rumah
berbahan kayu
6 Memiliki kendaraan
pribadi
√ Pernah memiliki
kendaraan bermotor
tetapi rusak dan tidak
bisa di perbaiki lagi
7 Akses dari rumah
menuju tempat bekerja
√ Ibu Sutini menuju
tempat kerja dengan
berjalan kaki
8 Transportasi umum dari
rumah menuju tempat
kerja
√ Kendaraan umum
belum memasuki
jalanan desa
Nama : Bapak Mimin
No Objek yang diamati Tersedia Tidak
Tersedia
Keterangan
1 Mempunyai ketepatan
waktu berangkat kerja
yang baik
√ Bapak mimin mulai
berangkat kerja dari
rumah pukul 05.30
WIB
2 Pencapaian sesuai target
kerja
√ Bapak Mimin
mampu
menyelesaikan target
pekerjaan sesuai
dengan waktu yang
diberikan oleh
perusahaan
3 Tingkat pendidikan
buruh
√ Pendidikan pak
Mimin lulus SD
4 Mempunyai pekerjaan
sampingan
√ Bapak Mimin
memiliki pekerjaan
sampingan sebagai
petani dan tukang
bangunan
5 Mempunyai rumah
sendiri
√ Bapak Mimin sudah
memiliki rumah
berbahan semen
6 Memiliki kendaraan
pribadi
√ Bapak Marja
Memiliki kendaraan
bermotor
7 Akses dari rumah
menuju tempat bekerja
√ Bapak Marjan pada
saat berangkat kerja
menggunakan motor
untuk memudahkan
akses
8 Transportasi umum dari
rumah menuju tempat
kerja
√ Tidak ada
transportasi umum
untuk menuju ke
kantor
Nama : Bapak Marjan
No Objek yang diamati Tersedia Tidak
Tersedia
Keterangan
1 Mempunyai ketepatan
waktu berangkat kerja
yang baik
√ Bapak marjan mulai
berangkat kerja dari
rumah pukul 05.30
WIB
2 Pencapaian sesuai target
kerja
√ Bapak Marjan
mampu
menyelesaikan target
pekerjaan sesuai
dengan waktu yang
diberikan oleh
perusahaan
3 Tingkat pendidikan
buruh
√ Pendidikan pak
Marjan hanya sampai
pada kelas 3 SD
4 Mempunyai pekerjaan
sampingan
√ Bapak Marjan
memiliki pekerjaan
sampingan sebagai
petani
5 Mempunyai rumah
sendiri
√ Bapak Marjan sudah
memiliki rumah
berbahan semen
6 Memiliki kendaraan
pribadi
√ Bapak Marja
Memiliki kendaraan
bermotor
7 Akses dari rumah
menuju tempat bekerja
√ Bapak Marjan pada
saat berangkat kerja
menggunakan motor
untuk memudahkan
akses
8 Transportasi umum dari
rumah menuju tempat
kerja
√ Terdapat ojek di
sekitar rumah, dan
bis beroperasi mulai
dari jam 06.00
HASIL WAWANCARA KEPALA DESA KUBANGKANGKUNG
Nama : Harsono
Usia : 46 Tahun
Hari, Tanggal/Tahun : 10 Agustus 2018
1. Sudah berapa lama menjabat jadi kelapa desa pak?
Jawab:
Dari mulai pemilihan serentak kemaren saat tahun 2016, kurang lebih sudah menjabat
selama 2 tahun.
2. Apakah rata-rata mata pencaharian penduduk desa Kubangkangkung?
Jawab:
Masyarakat disini itu rata rata petani mba, walaupun masyarakat tidak punya lahan
sendiri tapi banyak juga masyarakat yang bertani menggunakan lahan PERHUTANI
dengan sistem tumpangsari, kira-kira 20 sampai 50 % masyarakat yang menanamnya
numpang di perhutani
3. Berapakah rata-rata pendapatan sebagai tani?
Jawab:
Wah itu kalo di Tanya rata-rata saya bingung, karena di wilayah Kubangkangkung di
bidang pertanian sekalipun disini secara kasat mata itu irigasi teknis tapi secara fakta
pertanian disini itu masih tadah hujan artinya irigasi ini tidak bisa menjamin musim
tanam yang kedua untuk warga masyarakat Kubangkangkung semenjak ada irigasi itu
paling panen dua kali atau beberapa kali saja. Tidak bisa diandalkan bahwa disini
bahwa tanahnya sudah irigasi teknis sekalipun disini pola tanamnya memang selalu
mengikuti aturan dinas pertanian karena kami juga tiap musim sebagian dari kelompok
tani mendapatkan bantuan baik bibit yang hibah maupun bibit yang bersubsidi setiap
tahun ada. Cuma ya itu kendalanya belum 100% pertanian belom dinikmati warga
masyarakat Kubangkangkung yang notabenya mayoritas mata pencaharian disini
pertanian. Kembali lagi sama irigasi yang belom maksimal untuk mengolah tanah disini
4. Bagaimana kalau lagi musim kemarau atau bukan musim tanam pak, apakah kegiatan
masyarakat?
Jawab:
Kalau lagi ngga nanem ya nganggur, coba deh mba liat sawah nnti abis ini, kita sudah
kekeringan dari bulan juni tanahnya sudah pecah. Jangankan buat nanem mba, buat
memenuhi kebutuhan sehari-hari air bersih itu juga sulit sekali didapatkan sedangkan
bantuan dari pemerintah kabupaten sampai sekarang sudah habis stoknya baik dari
bantuan APBD terkait bencana kekeringan terus yang bantuan dari perusahaan yang
berupa CSR sudah habis stoknya. Itu kemaren saya dapet info dari BPDD saya sms,
mereka bilang anggaran sudah menipis dan tidak bisa lagi mendoping untuk mengirim
air bersih kembali. Tapi saya berusaha untuk meminta bantuan karena ini kan tahun
politik nah kita mendekati calon-calonnya agar memeinta bantuan untuk dibuatkan
sumur dari pada kita minta uang buat beli air itu sekali pake doang. Mending kita bikin
sumur agar bisa digunakan secara berkelanjutan
5. Kalau masyarakat tidak bekerja, bagaimana cara mereka untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari pak?
Jawab:
Karena disini mayoritas adalah petani mereka itu tidak menjual hasil panennya semua
karena melihat situasi yang seperti ini. Tapi Alhamdulillah ya warga kubangkangkung,
ya memang warga sering kerja serabutan.
6. Bagimana dengan kondisi pendidikan di desa Kubangkangkung pak?
Jawab:
Kalo dirata-rata ya SMP, kalo orang tuanya ya masih bisa dibilang hanya lulusan SD,
kalo anak-anak ya rata rata SMP, SMA masih lumayan banyak karena sudah banyak
bantuan BOS lah, kalo untuk jenjang perkulihan itu hanya dikit bisa dihitung.
7. Menurut bapak apakah motivasi masyarakat yang bekerja di PTPN, padahal untuk
gajinya kan lumayan kecil?
Jawab:
Ya kalo mau cerita rata-rata warga masyarakat yang bekerja di PT itu tingkat
perkembangan perekonomian itu sangat sangat sulit meningkat, kecuali kalo mereka
sudah mempunyai anak yang sudah tamat sekolah dan membantu perekonomian
keluarga, tapi kalo hanya mengandalkan kerja di PT ya hanya pas pasan buat makan
saja, apalagi sekarang terkait dengan berapa puluh hektar yang sudah ditebang bahkan
banyak yang dirumahkan karyawannya. Sekarang karyawannya ya itu di tempat
penebangan, mereka mengambil kayu di kumpulin terus dijual yng untuk kayu bakar
untuk mencukupi makan karena PT sudah tidak bisa diandalkan makanya banyak
karyawan yang dirumahkan sekarang.
8. Berapa gaji buruh yang bekerja di PTPN dalam sehari?
Jawab:
Kalo di Tanya masalah gaji saya tidak tahu, yang saya tahu ya gajinya itu hanya pas
cukup untuk makan saja
9. Menurut bapak, apakah kondisi lingkungan dapat mempengaruhi masyarakat untuk
bekerja di PTPN?
Jawab:
Mungkin disatu sisi itu karena adanya keterpaksaan di samping memang SDM hanya
mampu di bidang itu saja
10. Apakah karena masyarakat memiliki mata pencaharian di bidang pertanian yang
membuat masyarakat itu lebih nyaman kerja di PT yang masih berhubungan sama
pertanian?
Jawab:
Iya ada juga yang berkebun, karena pagi mereka bekerja di PT kan sampai jam satu
trus sorenya mereka berkebun, di PT itu tidak boleh tumpeng sari tanahnya,tapi kalo di
perhutani itu boleh di tumpang sari kaya yang di pinggir jalan hutan itu kan tanahnya
bersih karena itu mau di pake buat berkebun sama warga masyarakat
11. Apakah bapak mengetahui persyaratan buruh agar bisa bekerja di PTPN?
Jawab:
Kurang tau kalo buat persyaratan, tapi yang pasti hanya bisa bertani
12. Apakah di desa Kubangkangkung terdapat pelatihan kerja untuk melatih ketrampilan
warga masyarakat agar tidak hanya bertani saja?
Jawab:
Kalo untuk sementara belom ada, dulu pernah ada dari Disnaker memang ya sekarang
harus melalui pengajuan jadi sementara belom mengajukan pelatihan ke Disnaker
13. Apakah bapak mengatahui jam kerja di PTN?
Jawab:
Untuk pekerja harian di PT itu jam 5 harus udah ada disana, itu para penyadap hutan
jam 5 pagi harus udah ada di tengah hutan untuk mengambil getahnya pulangnya jam
1 tapi untuk gajinya saya kurang tahu mba. Karena ada target untuk satu hari itu harus
menutup sekian kilo, kalo lebih dari target nnti masuk di bonus tambahan
14. Bagaimana jika terjadi kurang dari target pak?
Jawab:
Kalo kurang ya dikurangi tapi kalo kurang ngga mungkin karena motivasi mereka kan
untuk meningkatkan penghasilan.
15. Pekerja belom pulang kalo belom memenuhi target ya pak,nah itu kan kerja ditengah
hutan pak, pasti ada resiko kerja seperti di gigit ular, itu biaya pengobtan gimana pak?
Di tanggung sendiri atau ditanggung sama pihak PT?
Jawab:
Kalo terjadi seperti itu nanti biaya rumah sakit biasanya ditanggung sama PT
16. Menurut bapak, apakah hak dan kewajiban sebagai karyawan yang bekerja di PT?
jawab:
Saya kurang tau persis mba,
17. Jarak dari rumah ke tempat kerja itu kira-kira berapa kilometer pak?
Jawab:
Itu tergantung, kalo buruh penyadap itu ada yang harus ke tempat yang deket SMK
SAKA itu kan jauh rata-rata jauh saya kurang tahu, setau saya itu giliran mba. Kadang
di tempatkan di sana besoknya beda lagi.
18. Jika jaraknya jauh gimana pak? Apakah Mereka naik kendaraan atau jalan kaki?
Jawab:
Buruh penyadap itu rata-rata pake motor pasti punya motor.soalnya jauh juga berat mba
bawa getah nya.
HASIL WAWANCARA BURUH PT
Nama : Tuminem
Usia : 40 Tahun
Hari, Tanggal/Tahun : 10 Agustus 2018
1. Kerja di PT sudah berapa tahun bu?
Jawab: Sudah dua tahun lebih hampir tiga tahun
2. Ibu, kerja di PT itu gajinya berapa bu?
Jawab: Gajinya sehari itu Rp. 24.000
3. Kerjanya itu gimana bu?
Jawab: Kerjanya dari jam 06.00 pagi sampai jam 11.30 siang. Kita itu diabsen dulu jam
05.30 di kantor trus pembagian kerja, baru kita ketempat kerja masing-masing.
4. Dengan gaji Rp. 24.000 itu cukup ngga bu buat memenuhi kebutuhan ibu dan keluarga?
Jawab: Ya ngga cukup, kan buat anak sekolah juga mba.
5. Ibu pendidikan terakhirnya sekolah apa bu/
Jawab: Saya ngga tamat SD mba
6. Anak ibu berapa bu?
Jawab: anak ibu tiga
7. Terus bagaimana ibu mengatur keuangan ibu agar tercukupi buat sekolah sama buat makan
sehari-hari?
Jawab: Ya kadang-kadang ngutang
8. Ibu ada pekerjaan tambahan ngga bu selain kerja disini?
Jawab: Saya ya ngga ada, suami saya kan penyadap disini juga. Tapi kalo lagi musim
hujan Kita nggarapsawah, ini karena lagi musim kemarau udah lama banget kita Cuma
ngandelin kerja di PT doang mba.
9. Ibu, hak dan kewajiban karyawan kerja disini itu apa aja bu?
Jawab: Saya mah yang penting kerja dan nurut sama mandor mba
10. Kegiatan ibu disini ngapain aja bu kerjanya?
Jawab: Ya kita ganti-ganti mba, kadang nyiram tanaman, miwil (buangin mata tanaman),
kadang ngetrel (mupuk), kadag juga nggambar (bakal buat getah karet)
11. Kerja disini mampu mengembangkan potensi diri ngga bu?
Jawab: Ya saya jadi punya pengalaman itu semua si mba.
12. Bagaimana interaksi ibu sama temen-temen ibu disini bu?
Jawab: Baik-baik aja, becanda seru udah kaya keluarga sendiri
13. Bagaimana interaksi dengan warga sekitar PT bu?
Jawab: Ya biasa-biasa saja
14. Bagaimana komunikasi ibu dengan mandor bu?
Jawab: Ya baik si, kadang ngomelin kalo kita salah tapi ya kita biasa-biasa saja
15. Ada resiko pekerjaan ngga bu selama kerja disini?
Jawab: Ya apa yaa, ya itu paling kita diomelin sama mandor kalo kita kerjanya salah
16. Kalo kecelakaan kerja kemungkinan terjadi ngga bu?
Jawab: Ya orang kerja di hutan ya paling kegigit ular mba
17. Nah kalo kegigit ular kan kita buth biaya pengobatan, pihak perusahaan menanggung biaya
ngga bu, atau karyawan menanggung sendiri pengobatannya?
Jawab: Ya dikasih sebagian doang.
18. Ada persyaratan khusus ngga bu biar di terima kerja disini?
Jawab: Ngga ada, paling syaratnya ya niat kerja disini itu udah cukup
19. Jarak yang di tempuh dari rumah ke tempat kerja kira-kira brapa kilo bu?
Jawab: Ya kira-kira 5 kiloan mba
20. Butuh waktu berapa lama bu kesininya?
Jawab: Ya kira-kira setengan jam soalnya kan saya jalan kaki kesininya
21. Berarti ibu dari rumah itu jam 5 bu? Kan jam setengan 6 ibu harus udah di PT?
Jawab: Iya iya mba jam 5 saya sudah brangkat
HASIL WAWANCARA BURUH PT
Nama : Saminah
Usia : 35 Tahun
Hari, Tanggal/Tahun : 10 Agustus 2018
1. Sudah berapa lama ibu bekerja di PT?
Jawab: Udah lima tahun lebih
2. Berapa gaji di sini bu?
Jawab: Sekarang mah sudah naik Rp. 24.000. mulai saya masuk udah Rp. 18.000 trus
naik jadi Rp. 20.000 naik lagi jadi Rp. 22.000. nah baru kemaren naik jadi Rp. 24.000
3. Pendidikan terahir ibu apa ?
Jawab: Ah saya mah SD mba, SD juga ngga lulus
4. Anak ibu berapa bu?
Jawab: Anak baru punya tiga
5. Terus pendidikan anak ibu apa saja bu?
Jawab: Udah lulus semua, ada yang S1, D3 sama D3
6. Nah, ibu kan penghasilannya sehari di PT itu Rp. 24.000, bagaimana ibu bisa mengatur
sampai anak ibu sekolah tinggi?
Jawab: Saya mah utang-utang mba.
7. Bapaknya kerja dimana bu?
Jawab: Kerja di PT juga, jaga keamanan
8. Selain kerja disini ada penghasilan tambahan dari luar PT ngga bu?
Jawab: Ya kadang-kadang kerja di sawah, menggembala kambing juga
9. Ibu bisa kerja disawah, emang jam kerja di PT kaya giman abu aturannya?
Jawab: Ya kadang pagi kadang siang. Kalo siang itu mulai jam 12.30 sampai jam
17.00. kalo pagi ya jam 06.00 sampai jam 11.30
10. Apakah kondisi lingkungan kerja membuat ibu semangat bekerja?
Jawab: Iya semangat
11. Bagaimana interaksi ibu sama temen atau rekan kerja ibu?
Jawab: Seru si mba, suka becanda enak diajak kerja sama
12. Terus bagaimana interaksi ibu sama atasan,?
Jawab: Ya biasa aja, kalo sama atasan kita ngga akrab mba, kadang dating ngecek kita
lagikerja kalo kita salah ya diomelin
13. Kewajiban ibu kerja disini itu apa saja bu?
Jawab: Ya kadang-kadang nyiram, kadang mupuk, kadang cabutin rumput banyak lah
mba namanya pertanian mah
14. Terus apa saja hak ibu kerja disini
Jawab: Ya kita kan sudah bekerja ya berarti kita berhak menerima gaji
15. Ada resiko kerja ngga sih bu kerja disini?
Jawab: Ya paling diomelin sama mandor kalo kitta salah
16. Kalo kemungkinan kecelakaan kerja ada ngga bu?
Jawab: Pernah sih ada yang kegigit ular
17. Kalo kegigit ular itu kan dibawah kerumah sakit, biaya pengobatan itu ditanggung sama
siapa bu? Pribadi atau perusahaan membantu masalah pembiayaan?
Jawab: Ya di bantu sama perusahaan, tapi setengahnya doang ngga semuanya
18. Jarak rumah ibu ke tempat kerja ibu jauh ngga bu?
Jawab: Ya ngga, paling 3 kilo
19. Ibu kalau berangkat kerja dari rumah jam berapa?
Jawab: Jam 05.15 pagi mba kalo siang dhuhur jam 12.00 udah brangkat
20. Ibu jalan kaki atau naik motor?
Jawab: Jalan kaki ya setengah jam kalo naik motor ya cepet
21. Bu, apa sih yang membuat ibu bertahan kerja disini sampai 5 tahun lebih?
Jawab: Butuh duit mba
22. Ya kan ada kerjaan di luar sana yang gajiny lebih gede dan ngga berat kaya disini bu?
Jawab: Saya mah milih sedikit tapi lancar disini ngga pernah putus selalu ada kerjaan,
dan waktu kerja disini kan cum sampai jam 11.30 jadi saya sebagai petani masih bisa
merawat sawah, menggembala kambing pas sorenya. Dari pada diluar kadang-kadang
jauh tapi ngga nentu kalo kerjaan udah selesai bingung cari kerjaan lagi, trus kalo cari
kerjaan di luar daerah nanti yang urus sawah siapa? makanya mending kerja disini
itung-itung buat caritambhan lah lumayan dapet Rp. 24.000.
23. Bagaimana cara mendaftar kerja disini bu?
Jawab: Kalo di kebun mah asal ada kemauan ya diterima, beda lagi kalo dikantor ya
pake ijazah itu diharuskan
HASIL WAWANCARA BURUH PT
Nama : Wasinem
Usia : 53 Tahun
Hari, Tanggal/Tahun : 10 Agustus 2018
1. Kerja di PT sudah berapa tahun bu?
Jawab: Udah satu tahun lebih
2. Pendapatan ibu kerja disini berapa bu?
Jawab: Kadang ya Rp. 300.000 kadang Rp. 400.000 ngga nentu si, soalnya kadang saya
ngga masuk kerja
3. Itu gaji sebulan bu?
Jawab: Ya ngga, itu setengah bulan, kalo sebulan ya kira-kira Rp. 800.000, kan disini
gajinya setiap setngah bulan sekali.
4. Tanggal berapa aja bu bayarannya?
Jawab: Bayaran setiap tanggal 4 sama 17 kadang juga mundur sehari apa dua hari
5. Bu, dengan gaji Rp. 800.000 itu cukup ngga si buat memenuhi kebutuhan keluarga ibu,
Jawab: Ya ngga cukup mba, tapi ya dicukup-cukupin
6. Suami ibu kerja apa bu?
Jawab: Kerjanya nderes mba, itu yang bikin gula merah tapi sekarang lagi susah banget
pada kurang hasilnya karena kekeringan.
7. Hasilnya gimana bu?
Jawab: Kita matengin paling 3 hari sekali, dan paling Cuma dapet 10 kg
8. Ada mata pencaharian sampingan ngga bu?
Jawab: Ya paling nyari kacangan itu juga kalo lagi beruntung kalo ngga Cuma dapet cape
jalan doang
9. Peraturan jam kerja di PT itu gimana bu?
Jawab: Mulai jam 06.00 pagi pulangnya jam 11.30 siang
10. Berarti nyari kacangan jam berapa bu, ibu punya lahan pertanian sendiri bu?
Jawab: Iya sore jam 13.00 sampe jam 17.00 mba, saya ngga punya sawah, paling kalo
tetangga panen saya bantuin nanti dikasih bagian gitu mba
11. Nyari kacangan sama kerja di PT itu hasilnya gedean mana bu?
Jawab: Ya gedean kacangan, kalo lagi dapet kalo lagi beruntung, Cuma kerja di PT itu
walaupun kecil tapi lancar tiap harinya mba
12. Pendidikan terakhir ibu apa bu?
Jawab: Saya mah sekolah tani dari kecil tapi pernah SD
13. Ibu punya anak berapa bu?
Jawab: Anaknya 6
14. Pendidikan lulusan apaan bu?
Jawab: Lulusan SMP
15. Kondisi lingkungan menurut ibu kaya gimana yang bisa membuat ibu semangat kerja ?
Jawab: Ya niat buat kerja nyari duit juga udah bikin semangat
16. Kerja ibu disini ngapain aja bu?
Jawab: Ada ngetrel, ada ngegir, kadang mupuk, nurut pokonya sama mandor
17. Perusahaan nuntur ketrampilan para buruh ngga bu?
Jawab: Ya iya, nuntut ketrampilan
18. Ketrampilan yang kaya apa sih yang dibutuhin untuk kerja disini?
Jawab: Ya apa ya.. pokonya kit amah serba bisa disini. Yang namanya orang tani kerja
disini pasti ya bias
19. Misalnya nih, saya pengin kerja disini itu persayaratan yang harus saya penuhi itu apa aja
bu?
Jawab: Disini mah, kalo daftar kalo lagi dibutuhin ya ditirma asal kita bisa kerja yang
disuruh sama mandor, ngga pake ijazah mba, kecuali kalo kerjanya didalem kantor baru
ada kriteria tertentu. Kalo kerja turun dihutan mah asal bisa kerja ya ditrima
20. Komunikasi ibu dengan temen-temen kerja ibu kaya gimana bu?
Jawab: Ya akrab, ya ketawa-tawa bareng, susah-susah bareng disini pokonya udah kaya
saudara sendiri
21. Terus kalo komunikasi ibu sama atasan sama mandor PT gimana bu?
Jawab: Ya baik, atasan sering kesini sering memantau kerjaan kita
22. Selama ibu kerja di PT ada kemungkinan resiko kecelakaan kerja bu?
Jawab: Ya punya, ada yang digigit ular ada yang sakit
23. Terus kalo sakit itu biaya pengobatan di tanggung sama perusahaan apa sama buruh sendiri
bu?
Jawab: Nanggung, asal kecelakaannya di kebun
24. Bu, rumah ibu ke tempat kerja jauh ngga, berapa kilo kira-kira?
Jawab: Setengah jam jalan kaki
25. Ibu berangkat dari rumah jam berapa bu, kan mulai kerja jam 6?
Jawab: Jam 05. 00 lebih lah, karena sebelum jam 06.00 harus kumpul dulu di kantor biar
diabsen kedatangannya
26. Apa sih yang membuat ibu betah, bertahan kerja disini, padahal diluar sana banyak
pekerjaan yang gajinya lebih gede daripada kerja disini
Jawab: Ya ingin aja kerja disini, karna kalo cape ya istirahat nanti kerja lagi, kalo kerja
diluar kan harus dituntut berangkat kalo disni kita bebas
HASIL WAWANCARA BURUH PT
Nama : Martinem
Usia : 40 Tahun
Hari, Tanggal/Tahun : 10 Agustus 2018
1. Kerja disini udah berapa lama bude?
Jawab: Udah lama, setahun lebih
2. Bude ada kerjaan sampingan selain kerja disini?
Jawab: Ya dirumah, namanya ibu rumah tangga ya ngurusin rumah, paling dirumah ya
bantu memelihara kambing
3. Kerja disini itu pendapatanya berapa bu?
Jawab: Emm, Rp. 24.000
4. Itu cukup ngga bude memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga?
Jawab: Ya ngga cukup lah,
5. Terus gimana bude ngatur nya dengan pendapatan seperti itu?
Jawab: Ya sayacukup-cukupin lah, ya mau gimana lagi orang segitu penghasilannya
6. Jam kerja disini gimana bude?
Jawab: Ini saya lagi kebagian brangkt sore jadi mulai jam 13.00 sampai jam 17.00
7. Jauh ngga dari rumah bude ke tempat kerja?
Jawab: Jauh, bude jalan kaki setengah jam lebih mau satu jam
8. Dari rumah berangkat jam berapa?
Jawab: Dari rumah tadi berangkat jam 12.00
9. Nyampai sini tadi jam berapa?
Jawab: Jam satu kurang seperempat,
10. Pendidikan terakhir bude sekolah lulusan apa?
Jawab: Bude mah ngga sekolah neng
11. Bude punya anak berapa bude?
Jawab: Punya anak 3 tapi tinggal 2
12. Anaknya masih sekolah bude?
Jawab: Udah ngga pada sekolah udah lulus SMP
13. Ngga mau nerusin ke jenjang SMA bude?
Jawab: Mau nya ya sekolah, tapi ngga punya duit, kan kemaren bude sakit-sakitan
14. Lingkungan kerja disini gimana bude?
Jawab: Ya bikin semangat lah kerja disini mah
15. Hubungan komunikasi bude sama temen-temen gimana?
Jawab: Ya lancar banget, pada baik-baik banget, akrab banget kita amah, udah kaya sodara
sendiri, malah lebih dari sodara
16. Lalu komunikasi bude sama atasan gimana baik juga?
Jawab: Ya biasa aja, baik-baik aja si atasan mah
17. Sering kesini ngga bude, mantau kerjaan bude
Jawab: Ya sering lah kalau lagi mantau terus
18. Bude, kerja disini ada resiko pekerjaan ngga bude?
Jawab: Ya paling diomelin sama mandornya kalo kita salah. Ya namanya salah wajar si
diomelin
19. Perasaan bude kalo lagi diomelin sama atasan gimana?
Jawab: Ya sakit hati lah, namanya orang kalo diomelin pasti sakit, tapi ya giamana lagi
namanya kerja itu udah resiko salah diomelin, namanya orang butuh kerjaan ya diterima
saja. Pikiran saja mah butuh duit butuh kerjaan
20. Karena ada kerjaan lagi diluaran sana bude, bahkan gajinya lebih tinggi daripada kerja
disini, kenapa bude masih bertahan kerja disini?
Jawab: Kan kadang ada kadang engga kalo kerja diluar, kalo disini kan sudah pasti ada,
maunya sih diluar tapi kalo ngga pasti ada nanti gimana buat belanja makan, mending disini
sedikit tapi lancar buat makan sehari-hari
21. Tapi dengan uang Rp. 24.000 itu cukup bude?
Jawab: Kalo dibilang buat pemasukan mah itu ngga ada, duit Rp. 24.000 dapet apa sih,
tapi kalo buat makan doang mah cukup karna nasi kan udah punya beras sendiri
22. Selain disini berarti bude punya sawah juga?
Jawab: Ya punya sawah, tapi kan selalu kita panen kalo kekeringan ya gini kita ngga
nanem, tapi kita kan punya simpenan punya pasokan beras
HASIL WAWANCARA BURUH PT
Nama : Sutini
Usia : 41 Tahun
Hari, Tanggal/Tahun : 10 Agustus 2018
1. Kerja disini udah lama bu?
Jawab: Udah lumayan lama, sudah 3 tahunan
2. Ibu kerja disini pendapatannya berapa bu?
Jawab: Sama kaya yang lain, sehari Rp. 24.000 kalo lembur ya bisa Rp. 30.000
3. Sistem pembayaran disini gimana bu?
Jawab: Setiap setengah bulan sekali, tanggal 4 sama tanggal 17
4. Dengan uang sehari Rp. 24.000 itu cukup ngga bu buat kebutuhan sehari-hari
Jawab: Ya belum, tapi kan kita Cuma bantu-bantu suami cari buat tambahan uang belanja
gitu
5. Suaminya bekerja dimana bu?
Jawab: Suami saya biasanya tani kelapa, tani gula sekarang lagi ngga soalnya lagi musim
kemarau ngga ada nira
6. Trus sekarang bekerja sebagai apa bu?
Jawab: Sekarang lagi beres-beres rumah, bantuin tengga bangun rumah
7. Jam kerja disini itu gimana bu aturannya?
Jawab: Mulai jam 06.30 pulang jam 11.30
8. Trus bude berangkat dari rumah jam berapa ?
Jawab: Kadang jam 05.30 kadang jam 05.15
9. Itu bude kesini gimana? Jalan kaki atau naik kendaraan?
Jawab: Jalan kaki, kadang-kadang nebeng sama temen kalo lagi ketemu dijalan
10. Kalau jalan kaki butuh waktu berapa lama bu?
Jawab: Ya kira-kira 15 menitan lah,, ya hampir setengah jam
11. Kondisi lingkungan kerja yang bikin betah ibu kerja disini itu gimana bu?
Jawab: Betah, kerjaannya kita mampu, temen-temennya ramah, enak buaut kerja sama
gitu
12. Trus atasannya itu komunikasinya gimana bude sama para pekerja?
Jawab: Ya ramah, santai tapi serius
13. Kewajiban bude disini apa saja di bude yang dikasih buat perusahan
Jawab: Kalo berangkat pagi kita langsung nyiram kalo berangkat siang kadang ini cabutin
rumput atau mupuk dulu karena kalo nyiram itu dimulainya jam 14.30. sedangkan kita
kerja mulai jam 12.30 jadi ya sambil nunggu sambil ngerjain kerjaan yang lainnya
14. Ada resiko kerja ngga bude disini?
Jawab: Ya ada lah, misalnya ini lagi nyiram narik-narik selang trus kesrimpet jatoh
keseleo
15. Kalo terjadi kecelakaan trus butuh berobat itu biaya ditanggung sama perusahaan atau
pribadi bu?
Jawab: Katanya si ditanggung, Alhamdulillah si selama kerja disini saya belom pernah
dan jangan sampai terjadi lah yang kaya gitu
16. Bu, keterampilan apa saja sih yang dibutuhin buat kita kerja disini
Jawab: Pertama kita kerja nglontongiin yang masukin tanah ke dalem pastik buat tanam
karet, trus abis itu kita tanam, mupuk, okulasi ya okulasi, ya sebisanya kita si, nanti di atur
sama atasan kita bisanya kerja dibagian mana saja, nyiram, buang tunas banyak lah kerjaan
disini
17. Persyaratan agar bisa kerja disini itu apa saja bu?
Jawab: Yang penting kita mau kerja dan mampu bekerja iu udah cukup
18. Apa sih yang membuat ibu itu betah kerja disini bertahan kerja disini
Jawab: Ya namanya kita butuh mau gimana lagi
19. Kenapa bude ngga nyari kerjaan diluar yang gajinya lebih gede dan kerjaannya itu ngga
seberat kerja disini, disini kan kerja di tengah hutan banyak resiko yang ditanggung?
Jawab: Kalau diluar kan meski harus seminggu atau sebulan baru pulang, kalo kita kan
dirumah ada anak-anak jadi kita kan sambil ngasuh anak dirumah dan pekerjaan rumah kan
juga ngga boleh ditinggalkan, jadi kita siapain semuanya dirumah baru kita berangkat, kalo
berangkat kerja dulu nanti abis pulang kerja baru nyuci baru beres-beres rumah, kalau pergi
jauh ya kasian yang dirumah ngga bisa ngapa-ngapain
20. Berarti ibu semuanya ngumpul dirumah ya bu
Jawab: Iya, namanya orang kampung kan yang penting kumpul keluarga
21. Ibu pendidikan terakhir ibu apaan bu?
Jawab: Saya mah sekolah Cuma SD
22. Anak ibu berapa?
Jawab: Anak ibu 5
23. Pendidikannya apa saja bu?
Jawab: Anak SMA ada 2, satu ngga sekolah Cuma sampe SMP, dan yang dua masih SD
24. Ibu gimana bu ngatur keuangan keluarga buat anak sekolah, kan biaya pasti butuh banyak
bu?
Jawab: Kalo ngga mencukupi di sini aja, ya suami harus ada tambahan lagi buat sekolah
anak-anak. Kalo saya itu buat makan sehari-hari. Kalo Cuma ngandelin kerja disini saja
mah ngga cukup mba
HASIL WAWANCARA BURUH PT
Nama : Marjan
Usia : 53 Tahun
Hari, Tanggal/Tahun : 10 Agustus 2018
1. Kerja di PT sudah berapa tahun pak?
Jawab: Dulu waktu kecil pas masih bujangan juga kerja di sini, tapi berenti pas saya udah
nikah trus punya anak, nyoba kerja di luar jadi kuli bangunan. Tapi ngga lama lama ngga
kuat, akhirnya balik kampung dan kerja disini lagi.
2. Lama berarti ya pak kerja disini, kenapa pak bapak berenti di bangunan?
Jawab: Ya sudah lama banget, kerja dibangunan ya gajinya gede mba, tapi pengeluarannya
juga gede, ngga kekumpul lah, ngga beda jauh sama disini, walaupun gajinya pas-pasan
tapi kan untungnya saya bisa nyanding anak istri disini, sandang pangan juga udah terjamin
sama istri dirumah sekarang anak udah pada gede gede mah enak ada yang bantuin kerja
3. Pendapatan disini emang berapa pak?
Jawab: Gajinya dikit mba cuma Rp. 35.000 itu setengah hari, kadang saya lembur pulang
sore ya bisa dapet Rp. 60.000
4. Sistem gajiannya itu gimana pak?
Jawab: Setiap setengah bulan sekali, masuk ya di bayar kalo ngga masuk yakita ngga
dibayar. Bayaran sesuai sama berangkatnya kita lah mba
5. Jam kerja bapak kerja disini itu kaya gimana pak?
Jawab: Ya mulai kerja pagi jam 06.30 sampai jam 11.30 nanti lanjut kerja lagi jam 13.00
samapi jam 17.00
6. Kondisi lingkungan disini yang membuat bapak semangat bekerja itu kaya gimana pak?
Jawab: Ya semangat banget lah, karena saya butuh uang mba buat makan buat kebutuhan
sehari-hari lah
7. Interaksi bapak sama temen-temen kerja bapak kaya gimana pak?
Jawab: ya namanya orang desa kerja bareng ya pasti akrab, becanda humor tak terkecuali
lah deket banget
8. Kalo komunikasi bapak sama atasan itu kaya gimana?
Jawab: Atasannya enak ko disini, kadang dia juga ikut turun kerja, ya kalau saya kerja ada
yang salah ya ditegor, ya maklum si. Saya juga ngakui kesalahan tapi kalo saya ngga
ngerasa salah ya sudah saya diemin saja
9. Kewajiban apa saja si yang bapak penuhi atas kerjaan bapak?
Jawab: Ya gini ganti-ganti nurut sama atasa, kadang nebang kayu yang sudah tua- kadang
bikin lobang buat tempat taneman baru, kadang juga ngangkutin pupuk, ini disni lagi
bantuin nyiapin peralatan nyiram taneman. Tapi kadang juga saya ngga kerja disini si,
kadang saya kerja dirumah sebagai tani nanem padi, tapi lagi musim terang jadi saya fokus
kerja disini.
10. Bapak di rumah juuga punya sawah. Berarti bapak kerjanya ngga nentu ya pak.
Jawab: Ya gitu namanya hidup di desa ya serabutan yang penting dapet duit buat keluarga
11. Di tuntut keretampilan kerja ngga pak kerja disini?
Jawab: Ya di tuntut mah ya ngga, tapi kemauan kita sendiri kita butuh kerja ya berarti kita
harus bisa apa saja kerja disini, kalau mau dapet duit ya berarti kita harus bisa kerja nurut
sama atasan kita. Kalau saya ngga bisa kerja ya saya minta bantuin temen saya minta ajarin
sampe bisa, temen disini pada baik ko mau ngajarin yang ngga bisa kerjain
12. Kenapa bapak ngga usaha nyari kerjaan lain saya diluar yang gajinya gede kerjaanya juga
gampang
Jawab: Kenapa saya lebih suka disini mba? Karena disini itu kerjanya walaupun gajinya
dikit tapi lancar mba buat setiap harinya, jadi bisa nentuin buat hari-hari kedepannya kita
itu harus kaya giama
13. Tapi sebenernya dengan gaji segitu itu cukup ngga pak buat memenuhi keluarga bapak?
Jawab: Ya ngga cukup sih, tapi seberapapun orang pasti ngga cukup merasa kurang, ya
itu saya nyambung ketani atau apalah lainnya, syukuri aja
14. Kerja disini itu ada resiko kecelakaan kerja ngga pak?
Jawab: Ya jelas ada, namanya pekerjaan pasti ada resikonya keamanan, apalagi ini di
hutan mba ya jelas ada resiko ya misalnya kegigit ular. Tapi ya kita pake sepatu boots biar
menjaga diri, atau kalo yang buruh sadap kana da tuh yang jam 4 masih gelap di tengah
hutan ya bawa senter buat penerangan jalan takut ada apa pa kan.
15. Trus kalo terjadi kecelakaan seperti itu pengobatan di tanggung sendiri atau perusahaan
ikut bantu pak?
Jawab: Kalo kecelakaan kerja sedenger-dengernya saya di bantu sih, di tanggung
perusahaan
16. Jarak rumah bapak kesini jauh pak?
Jawab: Ngga begitu jauh si, rumah saya deket pak mandor marso ke selatan dikit
17. Ke tempat kerja bapak naik kendaraan apa pak?
Jawab: Saya naik motor mba, kalo jalan kaki ya cape
18. Berapa menit perjalanan kesini?
Jawab: Ya paling sepuluh menit juga sudah nyampe
19. Bapak pedidikan terakhirnya apa pak?
Jawab: Saya SD kelas 3 keluar
20. Bapak punya anak berapa?
Jawab: Punya 4 anak, pendidikannya yang satu yang cowo di STM Bunda Satria Wangon,
yang lainnya cewe sekolah SMP semua di YOS Sudarso
21. Gimana pak cara ngatur keuangan bapak buat biaya anak sekolah?
Jawab: Ya itu urusan istri saya, tapi kalo saya liat si dia ngaturnya dari segi makanan kita
yang simple, kadang ngambil sayuran di kebon yang nanem sendiri, kan dita juga ngga ada
tanggungan beras karena kita punya simpenan stok beras yang insyaAllah sampe masa
tanem selanjutnya. Hemat uang lah buat anak sekolah, saya juga dapet bantuan dari desa.
22. Terakhir nih pak, kenapa sih bapak itu bertahan betah disini ngga mau nyari kerjaan lain?
Jawab: Ya saya betah disini emang mau nyari kerja nyari uang, saya juga isa kerja di sini,
jadi saya semnagat dan mau kerja disini saja yang deket.
23. Syarat biar bisa kerja disini itu apa saja pak?
Jawab: Saya mah dating pasti jug alngsung dikasih kerjaan, PT mah yang penting kita
punya alat buat kerja sendiri. Ya kadang bawa cangkul sendiri pokony bawa alat yang
sesuai sama kerjaan kita. Nasi juga bawa sendiri dari rumah
24. Berarti gaji segitu itu kotor ya pak, belom sama uang makan dan transport atau lainnya?
Jawab: Ya iya, itu gaji segitu kita trima emanng adanya segitu mau gimana lagi mba
HASIL WAWANCARA BURUH PT
Nama : Mimin
Usia : 45 Tahun
Hari, Tanggal/Tahun : 10 Agustus 2018
1. Kerja di PT sudah berapa lama pak?
Jawab: Ah sudah ama udah puluhan taun,
2. Kerjanya ngapain aja pak disini?
Jawab: Kerjanya pindah-pindah ngga sini terus, ada ngetrel ada apa saja pokonya dikerjain
3. Nah itu kalo disini kan lagi nyiram jadi ngumpul bareng-bareng, nah kalo ngetrel kan
tengah hutan dan misah sama temen-temen, sebenernya bapak takut ngga sih pak ditengah
hutan sendirian?
Jawab: Ya takut, tapi itu udah resiko kerja dan saya kan butuh duit jadi ya terima saja,
udah takdirnya gini mba.
4. Emang berapa pak pendapatan bapak kerja disini?
Jawab: Saya di hutan dan kerja bebas si mba, jadi masih yang Rp. 24.000 sehari tapi
biasanya saya lembur si jadi dua kali lipat, atau kadang kan ada bagian lahan harus
diselesaikan satu hari dan udah dijatah berapa orang, tapi ada orang yang ngga berangkat
dan kerjaan itu tetap selesai ya kita dapet tambhan duit yang dari bagian orang yang ngga
berangkat kalo disini namanya nggendong kerjaan
5. Pak berangkat dari rumah buat kerja disini jam berapa pak?
Jawab: Jam 05.30 kekantor diabsen langsung berangkat ke bagian kerja masing-masing
6. Rumah bapak jauh dari sini ngga pak?
Jawab: Ya ngga paling 2 sampai 3 kilo
7. Naik motor atau jalan kaki pak?
Jawab: Naik motor tapi kadang ya jalan kaki
8. Kondisi lingkungan kerja yang membuat bapak semangat kerja disini itu kaya gimana pak?
Jawab: Ya kondisinya lancar walaupun sehari cuma Rp. 24.000, lancarlah bayaran juga
setengah bulan sekali
9. Pendidikan terakhir bapak sekolah apa pak?
Jawab: Pendidikannya saya ya Cuma sampai SD
10. Bapak punya anak berapa?
Jawab: Punya anak 3
11. Anaknya masih sekolah?
Jawab: Alhamdulilah saya bisa nyekolahin semua sampai SMA, anak terakhir baru lulus
kemaren sekarang lagi kerja di dealer motor
12. Bapak ada kerjaan sampingan selain kerja disini?
Jawab: Saya kerja bangunan mba, makanya saya disini kerja harian bebas soalnya saya
sering kepake di bangunan rumah. Kalo lagi ngga kerja bangun rumah ya saya kerja disini
13. Bapak nggarap sawah tidak pak?
Jawab: Ya punya, tapikan sekrang lagi ngga hujan jadi ngga nanem padi dari pada ngangur
mkanya mending kerja disini yang lancar terus hariannya lancer
14. Kerja disini sama kerja bangunan itu penghasilannya gedean mana pak?
Jawab: Ya gede bangunan tapi kan ngga lancar, ngga selalu ada yang bangun rumah setiap
harinya, kalo kerja bangunan itu sehari Rp. 70.000 mulai jam 07.00 sampai jam 16.00 tapi
kan itu makan minum udah ditanggung sama yang memperkerjakan kita. Kalo disini ngga
dapet makan sama sekali
15. Tapi bapak keren loh pak bisa nyekolahin anak semuanya lulusan SMA? Itu gimana cara
ngatur keuangan pak?
Jawab: Ya kalo lagi ada duit ya segera di bayar sekolahnya kalo lagi kepepet harus bayar
ya paling saya ngutang dulu, gali lobang tutup lobang lah. Istri saya juga bantu-bantu kerja
disini juga jadi ya lumayan lah
16. Kerja disini komunikasi bapak sama temen-temen yang lain itu giamana pak?
Jawab: Ya akrab, ya senang walaupun pekerjaan kita terbilang kadsar kita tetep berangkat
buat keesokan harinya
17. Kalo pola komunikasi baak sama atasan akrab juga?
Jawab: Ya kol ngga bener ya diomelin, kalo ngga salah ya ngga di omelin, tapi ramah si
mandor sering mantau pekerjaan kita kadang kalo lagi baik yak ta di beliin kopi
18. Kewajiban jadi karyawan bekerja disini itu apa saja pak?
Jawab: Saya mah belom karyawan, masih buruh sementara walaupun kerjaannya udah
puluhan tahun disini. Ya jadinya kalo berangkat ya di bayar ngga berangkat ya ngga
dibayar
19. Perusahaan disini nuntut keterampilan para buruh ngga ?
Jawab: Ngga si biasa aja
20. Trus ada persyaratan khusus ngga pak biar diterima kerja disini?
Jawab: Ngga juga, Cuma yang penting kita bisa kita mampu bekerja ya kita disuruh kerja
21. Ada resiko kecelakaan kerja ngga pak selama selama kerja disini,
Jawab: Ya ada, pernah ada orang yang kegigit ular, namanya kerja di hutan ya pasti banyak
resiko
22. Nah itu kalo butuh pengobatan. Perusahaan bantu biaya pengobatan pak?
Jawab: Di tanggung sama perusahaan, tapi ngga tau semuanya atau sebagian saja, tapi
itunya mah perusahaan ikut bantu bayar
23. Pak, kana da lapangan pekerjaan lain di luar sana yang gajinya lebih gede dan pekerjaan
juga ngga terlalu berat, resiko kerja juga ngga terlalu bahaya, kenapa bapak milih kerja
disini?
Jawab: Kalo dikampung ya ngga ada lah mba, cuma di PT ini doang yang lancar
pekerjaannya dan gajinya walaupun kecil juga lancar. Ngga ada yang lain lagi
24. Kenapa bapak ngga mau mencoba merantau kejakarta?
Jawab: Sudah pernah si, tapi tetep enak ngumpul sama keluarga ketemu anak istri setiap
hari, sandang pangan juga sudah terjamin sama istri, ngga kaya dijakarta apa-apa di lakuin
sendirian. Mending disini lah sedikit tapi lancar bayaran setiap setengah bulan sekali
tanggal 4 sama tanggal 17.
25. Berati bapak ngga bisa dipisah jauh-jauh sama keluarga ya pak?
Jawab: Iya mbak, enak ngga enak tetep enak ngumpul sama keluarga
DOKUMENTASI
Wawancara Kepala Desa
Kubangkangkung
Wawancara Pimpinan (Mandor)
PT Perkebunan Nusantara IX
Kegiatan Pembuatan Pupuk
Kegiatan Pembuatan Pupuk
Para Pekerja PT Perkebunan
Nusantara IX
Kegiatan Miwil (Membuang
Mata Pohon Karet)
Proses Penyiraman Tanaman
Pohon Karet
Proses Penyiraman Tanaman
Pohon Karet
Proses Penyiraman Tanaman
Pohon Karet
Kegiatan Ngetrel
Wawancara dengan Pekerja PT
Perkebunan Nusantara IX
Wawancara dengan Pekerja PT
Perkebunan Nusantara IX