Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Pelanggan Pdam Sakra ( ARYO DWIATMOJO RAKSA...
-
Upload
raksa-buana -
Category
Documents
-
view
2.918 -
download
10
description
Transcript of Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Pelanggan Pdam Sakra ( ARYO DWIATMOJO RAKSA...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN MEMBAYAR PELANGGAN PDAM DI DESA SAKRA
KECAMATAN SAKRA KABUPATEN LOMBOK TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Bagian Dari Syarat-Syarat Untuk Mencapai Kebulatan Studi Program Strata Satu (S1) Pada Fakultas Ekonomi Universitas
Mataram
Oleh :
AGUSTINA FUSPITA ANGGRAININIM : A1A 004 007
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM
2008
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………..DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………….ABSTRAK…………………………………………………………………………………..ABSTRACT…………………………………………………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang………………… ……………………………………….. 11.2. Perumusan masalah……………………………………………………... 91.3. Tujuan dan Mamfaat Penelitian ………………………………………... 9 1.31.Tujuan Penelitian …………………………………………………… 9 1.3.2.Mamfaat Penelitian ………………………………………………… 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1.Penelitian Terdahulu ………………………………………………………. 112.2.Kajian Teoretis…………………………………………………………….. 14 2.2.1.Sumberdaya Air……………………………………………………... 14 2.2.2. Penggunaan Sumberdaya Air ……………………………………… 14 2.2.3. Persyratan Air Minum ……………………………………………… 15 2.2.4. Penentuan Harga Air ……………………………………………….. 17 2.2.5. Pengertian permintaan ……………………………………………… 18 2.2.6. Penentuan Nilai(Valuation)Lingkungan Terhadap Penggunaan …… 18 2.2.7. Penentuan Nilai Lingkungan Terhadap Penggunaan Tidak Langsung 20 2.2.8. Penentuan Nilai(Valuation)Lingkungan Tanpa Penggunaan ……….. 222.3. Kerangka Konseptual ……………………………………………………… 232.4. Perumusan Hipotesis……………………………………………………….. 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian …………………………………………………………….. 263.2. Daerah Penelitian ………………………………………………………….. 263.3. Ganbaran Umum Daerah Penelitian ………………………………………. 263.4. Penentuan Responden …………………………………………………….. 273.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……………………………………… 28 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 28 3.5.2. Alat Pengumpulan Data ……………………………………………. 283.6. Jenis dan Sumber Data ……………………………………………………. 28 3.6.1. Jenis Data ……………………………………………………………. 28 3.6.2. Sumber Data …………………………………………………………. 293.7. Identifikasi dan Definisi Opersional Variabel …………………………….. 29 3.7.1. Identifikasi Variabel …………………………………………………. 29 3.7.2. Kelasifikasi Variabel ………………………………………………… 30 3.7.3. Definisi Opersinal Variabel …………………………………………. 30
3.8. Perosedur Analisis Data …………………………………………………… 31 3.8.1. Analisis Regresi Logistik …………………………………………… 31 3.8.2. Analisis Linier Berganda …………………………………………… 323.9. Uji Karakteristik …………………………………………………………… 33 3.9.1. Uji Parsial……………………………………………………………. 33 3.9.2. Uji Simultan ………………………………………………………… 35 3.9.3. Uji Koefisien Determinasi ………………………………………….. 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden …………………………………………………... 38 4.1.1. Kesedian membayar Tambahan ……………………………………... 38 4.1.2.Tingkat Pendidikan …………………………………………………... 40 4.1.3. Tingkat Pendapatan ………………………………………………….. 42 4.1.4. Air Kemasan (Galon)………………………………………………… 43 4.1.5. Persepsi Tentang Kualitas Air ………………………………………. 44 4.1.6. Keanggotaan Dalam Organisasi Lingkungan ……………………….. 464.2. Hubungan Antar Variabel …………………………………………………. 46 4.2.1. Analisis Regresi Logistik …………………………………………… 47 4.2.2. Analisis Regresi Linier Berganda ………………………………… 494.3. Pengujian Hipotesis……………………………………………………….. 52 4.3.1. Uji Parsial (Uji Z)…………………………………………………… 52 4.3.2. Uji Simultan(Uji F)………………………………………………….. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan………………………………………………………………… 555.2. Saran……………………………………………………………………….. 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
HalTabel 1
Jumlah Pelanggan dan Jumlah tagihan PDAM Kabupaten Lombok Timur Tahun 2000-2006………………………………………………
4
Tabel 2
Jumlah Pelanggan dan Jumlah Tagihan PDAM Di Desa Sakra tahun 2000-2006……………………………………………………………..
6
Tabel 3
Struktur tariff PDAM Lombok Timur berdasarkan keputusan Bupati Lombok Timur tahun 2002……………………………………………
7
Tabel 4
Data Kesediaan membayuar lebih pelanggan PDAM Di Desa Sakra dan persentasenya…………………………………………………….
39
Tabel 5
Besarnya Kesediaan membayar lebih pelanggan PDAM…………….
40
Tabel 6
Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden……………………..
41
Tabel 7
Kisaran Pendapatan Responden………………………………………
42
Tabel 8
Penggunaan air kemasan (Galon)……………………………………..
44
Tabel 9
Persepsi pelanggan tentang kualitas air PDAM……………………….
45
Tabel 10
Keanggotaan Dalam Organisasi Lingkungan…………………………
46
Tabel 11
Hasil estimasi Regresi Logistik tentang kesediaan membayar tambahan harga air PDAM Di Desa Sakra…………………………….
48
Tabel 12
Hasil estimasi Regresi Linear Berganda tentang besar kesediaan membayar lebih pelanggan PDAM…………………………………….
49
DAFTAR GAMBAR Hal.Gambar 1 Kerangka Konseptual ……………………………………………………… 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data nama responden, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, serta air kemasan (galon)
Lampiran 2 Data persepsi tentang kualitas air, keanggotaan dalam organisasi lingkungan, serta kesediaan membayarlebih
Lampiran 3 Output SPSS Regresi Logistik (Analisis Kesediaan membayar tambahan harga air PDAM)
Lampiran 4 Output SPSS Regresi Berganda (Analisis besar jumlah kesediaan membayar tambahan harga air)
Lampiran 5 Kuisioner
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pelanggan PDAM Di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur”. Dalam penelitian ini, diangkat permasalahan, apakah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan, persepsi tentang kualitas air serta keanggotaan dalam organisasi lingkungan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar tambahan harga air dan besarnya kesediaan membayar tambahan harga air PDAM.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Lokasi penelitian adalah Desa Sakra, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara, sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Penentuan responden dilakukan dengan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah data kualitatif dan kuantitatif, sedangkan sumber datanya adalah data primer dan data skunder. Alat analisis yang digunakan adalah regresi logistik dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor yang barpengaruh secara signifikan terhadap kesedian membayar tambahan harga air dan besarnya kesedian membayar lebih adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan dan persepsi tentang kualitas air. Dari hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh persamaan sebagai berikut :Y =533.530 + 0,149 X1 + 0,575X2 + 0,152X3 + 0,179X4 + 0,009X5.
Persamaan diatas menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel yang digunakan, terdapat empat variabel independen yang berpengaruh signifikan secara parsial yaitu tingkat pedidikan, tingkat pendapatan, air kemasan serta persepsi tentang kualitas air. Sedangkan secara simultan diperoleh hasil bahwa seluruh variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,507 artinya sebesar 50,7 persen variabel bebas mempengaruhi variabel terikatnya sedangkan sisanya 49,3 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model.
Berdasrkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan kepada pengelola PDAM di Desa Sakra untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, karena banyak pelanggan yang mengeluh tentang kualitas pelayanan yang dirasakan sangat kurang. Diharapkan kepada masyarakat untuk menghemat penggunaan air agar dapat menekan biaya yang dikeluarkan. Diharapkan agar pemerintah dan masyarakat bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dan hutan yang berarti bahwa keberadaan akan air juga ikut terjaga.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses peralihan menuju perubahan
baik secara fisik maupun non fisik dengan tidak terlepas dari potensi sumber
daya alam. Dengan semakin terbatasnya sumber daya alam baik dari segi
kualitas maupun kuantitas maka pemanfaatan sumber daya alam tersebut
harus dilakukan secara bijaksana dan terencana dengan baik sehingga dapat
menjamin kelestarian lingkungan hidup.
Pembangunan Ekonomi yang menitik beratkan pada pertumbuhan,
sering bertentangan dengan prinsip pelestarian lingkungan, sehingga sering
dikatakan bahwa antara pembangunan ekonomi dan lingkungn sering
terkesan kontradiktif. Tapi hal ini tidaklah selalu benar karena antara dua
kepentingan ini bisa saling berinteraksi dan berintegrasi sehingga
kepentingan ekonomi dan lingkungan bisa sama-sama tercapai. Kuatnya
saling integrasi dan ketergantungan antara dua faktor tersebut maka
diperlukan pendekatan yang cocok bagi kepentingan pembangunan
berkelanjutan atau pembangunan berwawasan lingkungan (Addinul Yakin,
1-4; 1997).
Pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai sebuah proses yang
memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan
generasi dimasa yang akan datang. Dengan kata lain pembangunan
berkelanjutan berarti memasukkan lingkungan kedalam sistem ekonomi.
Dalam hal ini lingkungan dipandang sebagai aset utama yang menyediakan
kebutuhan umat manusia.
Letak geografis Indonesia sebagai Negara tropis ekuator, tingginya
curah hujan, dan keadaan topografinya yang bergunung-gunung serta
luasnya sumber daya hutan, menyebabkan Indonesia kaya akan sumber daya
air, curah hujan rata-rata 2.779mm/tahun. Hampir seluruh wilayah Indonesia
kaya akan sumber daya air, pengecualian hanya pada sebagian kecil wilayah
Indonesia saja seperti NTT, dengan variasi hujan rata-rata 1.300mm/tahun.
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan daerah iklim tropis dengan
curah hujan rata-rata 1.000 mm/tahun – 2.000 mm/tahun dengan hari hujan
sejumlah 86 hari pertahun. Permukaan tanah yang sangat subur, sehingga
sangat menguntungkan bagi berkembang biaknya tumbuhan dan hewan.
Memiliki hutan tropis yang luas yang merupakan potensi yang besar bagi
penyediaan sumber daya kehutanan (http://www.lombokpost.co.id).
Seperti di daerah lainnya di Indonesia, upaya pengembangan air
bersih untuk daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dilakukan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Perusahan air minum berada pada
pasar monopoli alamiah (Field, 2001). Berdasarkan asumsi tersebut
pemerintah menetapkan untuk tidak menyerahkan usaha disektor air kepada
swasta, namun mengadakan sendiri usaha disektor air melalui PDAM yang
dikelola pemerintah daerah. PDAM berfungsi menyediakan pelayanan air
minum yang memadai, adil, merata dan berkesinambungan. Selain itu,
PDAM berperan juga sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Walaupun memilki landasan normatif, namun terdapat banyak
kendala dalam penyaluran air oleh PDAM kepada masyarakat. Keluhan
masyarakat mengenai air yang tidak mengalir, mengalir dalam jumlah
sangat sedikit, mengalir tetapi airnya kotor dan berbau
(http://air.bappenas.co.id).
Kabupaten Lombok Timur beriklim tropis ditandai dengan dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan rata-rata
1.882mm/tahun dengan rata-rata hari hujan per bulan selama 15 hari. Pola
penyebaran curah hujan di Kabupaten Lombok Timur umumnya berbentuk
konsentrasi dengan rata-rata curah hujan tertinggi berada dibagian tengah,
kemudian menurun sampai sekitar 1.000mm/tahun di daerah pantai. Periode
curah hujan diatas 100mm/bulan umumnya terjadi pada bulan november
sampai Februari, sedangkan periode kering dengan curah hujan dibawah
100mm/bulan terjadi pada bulan Juli dan Agustus (RPKAD Kabupaten
Lombok Timur tahun 2008).
Kabupaten Lombok Timur memilki hutan di daerah gunung Rinjani,
salah satu fungsinya adalah sebagai penampung air yang kemudian
digunakan sebagai sumber air bagi PDAM untuk didistribusikan ke
masyarakat, tanpa hutan yang baik maka tidak akan didapat air yang baik
pula. Oleh karena itu, kelestarian lingkungan sangat penting untuk tetap
dijaga dan dilestarikan.
Pelaksanaan pembangunan di Lombok Timur dirasakan sangat
kurang, hal ini dapat terlihat seperti pengelolaan sumber daya air, ketidak
seimbangan antara pasokan dan kebutuhan air dalam perspektif ruang dan
waktu terus berlangsung menimbulkan banjir di musim hujan, kekeringan
dimusim kemarau. Terbatasnya kapasitas, rendahnya kualitas pelayanan,
tidak meratanya infrastruktur merupakan persoalan yang dihadapi.
Namun perkembangan dalam mengkonsumsi air bersih di Kabupaten
Lombok Timur terus mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan
ilmu pegetahuan dan teknologi, sehingga memberi harapan untuk dapat
mengembangkan sektor ini secara lebih baik. Berikut ini akan ditampilkan
perkembangan jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Lombok Timur dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2006.
Tabel 1. Jumlah pelanggan dan jumlah tagihan PDAM kabupaten Lombok Timur.
NO Tahun Pelanggan (Sambungan) Jumlah tagihan (Rp.000) 1 2000 8.096 1.255.6992 2001 8.692 1.422.8133 2002 9.406 1.780.4914 2003 9.437 2.033.9825 2004 11.008 2.395.9986 2005 11.791 3.494.9807 2006 12.210 4.003.554
Sumber data : Kantor PDAM kabupaten Lombok Timur
Pada Tabel 1 diatas, terlihat bahwa jumlah pelanggan PDAM tiap
tahun dari tahun 2000 sampai tahun 2006 mengalami peningkatan dimana
tahun 2000 jumlah pelanggan (per sambungan) sebanyak 8.096 sambungan,
sedangkan pada tahun 2006 meningkat cukup tinggi menjadi 12.210
sambungan. Begitu juga dengan penerimaan PDAM dari jasa layanan
tersebut meningkat dari Rp 1.255.699.650 tahun 2000, menjadi Rp
4.003.554.120 tahun 2006. Dari tabel diatas, terlihat jelas bahwa air
merupakan barang ultra esensial yang sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup, dimana jumlah pelanggan tiap tahun mengalami peningkatan.
Menurut data yang ada saat ini, terdapat lebih dari 300 PDAM
kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, salah satunya terletak di
Kabupaten Lombok Timur, PDAM ini mengaliri 10 kecamatan dan lebih
dari 100 desa yang terletak di Kabupaten Lombok Timur.
Guna mendukung kemajuan dan untuk memenuhi kebutuhan akan
air bersih di daerah pedesaan, keberadaan PDAM berfungsi untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga kegiatan masyarakat
akan menjadi lancar apabila kebutuhan akan air bersih terpenuhi dengan
baik. Hal ini terlihat dari jumlah konsumen PDAM yang terus bertambah.
Salah satu desa yang kebutuhan akan air bersih dipenuhi oleh PDAM adalah
Desa Sakra yang terletak di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur.
Desa Sakra adalah desa yang terletak kurang lebih 10km dari pusat
kota selong ibukota Lombok Timur. Desa Sakra terdiri dari 12 Dusun,
dimana hanya 3 dusun yang belum dialiri air PDAM sehingga kebutuhan
akan air bersih juga dipenuhi melalui mata air seperti sumur-sumur.
Kedalaman sumur di Desa Sakra rata-rata 8 meter sampai 20 meter
walaupun ada beberapa wilayah yang tergolong cukup subur dimana
kedalaman sumur bisa mencapai 4 meter saja (Profil Desa Sakra tahun
2008). Seperti halnya dengan jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Lombok
Timur, jumlah pelanggan PDAM di Desa Sakra juga mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, yang menunjukkan betapa pentingnya air
bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Pelanggan PDAM juga
mengalami peningkatan karena Desa Sakra adalah Desa yang kurang akan
sumber mata airnya, maka untuk memenuhi kebutuhan akan air didapat
melalui PDAM.
Dibawah ini adalah tabel tentang perkembangan jumlah pelanggan
PDAM (per sambungan) Di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten
Lombik Timur dari tahun 2000 sampai 2006.
Tabel 2. Jumlah pelanggan dan jumlah tagihan yang harus dibayar oleh pelanggan PDAM di Desa Sakra tahun 2000-2006.
NO Tahun Pelanggan (sambungan) Jumlah Tagihan (Rp. 000)1 2000 993 125.0402 2001 1.097 150.2163 2002 1.159 172.1344 2003 1.161 178.9105 2004 1.260 229.8236 2005 1.330 326.7017 2006 1.344 416.855
Sumber data : kantor PDAM kabupaten Lombok Timur
Pada Table 2 di atas, juga trelihat adanya peningkatan jumlah
pelanggan PDAM di Desa Sakra tahun 2000 sampai tahun 2006, pada tahun
2000, jumlah pelanggan (per sambungan) sebanyak 993 sambungan dan
meningkat cukup tinggi pada tahun 2006 menjadi 1.344 sambungan. Begitu
juga dengan jumlah tagihan atau pendapatan PDAM mengalami kenaikan
Rp. 125.040.650 pada tahun 2000 dan meningkat cukup tinggi pada tahun
2006 menjadi Rp 416.855.170.
Perolehan pendapatan PDAM berasal dari hasil penjualan air dan
sangat tergantung dari tarif air yang diberlakukan. PDAM tidak dapat
menentukan tarif secara sepihak menurut biaya operasionalnya, melainkan
harus memperhatikan kemampuan dan kemauan membayar dari konsumen.
Tabel 3. Struktur tarif PDAM Lombok Timur berdasarkan keputusan Bupati Lombok Timur tahun 2002:
Kelompok Pelanggan Dasar Penetapan TarifPemakaian
0>10 M3 11>20 M3 21>30 M3 31 M3 dstKELOMPOK I
IA SOSIALUMUM A 350 350 350 350IB SOSIAL UMUM B 425 425 425 425IC SOSIAL KHUSUS 350 425 525 625
KELOMPOK II2A RUMAH TANGGA A 425 550 700 7752B RUMAH TANGGA B 450 550 750 9502C INST. PEMERINTAH 560 775 900 1.200
KELOMPOK III3A NIAGA KECIL 775 900 1.200 1.4003B NIAGA BESAR 1.400 1.750 1.900 2.100
KELOMPOK IV4A INDUSTRI KECIL 1.400 1.750 1.900 2.1004B INDUSTRI BESAR 2.450 2.800 3.150 3.500
KELOMPOK V5A PELABUHAN 4.200 4.200 4.200 4.200
Sumber : kantor PDAM kabupaten Lombok Timur
Untuk memudahkan pengenaan tarif, maka PDAM membagi jenis
pelanggan dalam 5 kelompok yang terdiri dari: Kelompok Pertama, A)
Sosial Umum A yang meliputi Hydran umum pedesaan dan terminal air
pedesaan. B) Sosial Umum B, meliputi Hydran umum, kamar mandi/WC
umum dan terminal air. C) Sosial Khusus meliputi Sekolah negeri/swasta,
tempat-tempat ibadah dan panti-panti asuhan. Kelompok Kedua, A) Rumah
Tangga A, meliputi Rumah Sangat sederhana, Rumah sederhana dan rumah
tangga sedang. B) Rumah Tangga B, meliputi rumah tangga sedang, Industri
rumah tangga dan lain-lain. C) Instansi Pemerintah, meliputi instansi-
instansi pemerintah, TNI dan POLRI. Kelompok ketiga, A) Niaga Kecil,
meliputi ruko, Niaga kecil, toko, BUMN/perbankkan, bank swasta, BUMD
dan hotel melati. B) Niaga besar, meliputi hotel berbintang, PT, persero dan
lain-lain. Kelompok Empat, terdiri dari A) Industri kecil yang meliputi
industri dan niaga besar, rumah mewah dan lain-lain sejenisnya. B) Industri
Besar yang terdiri dari pabrik. Kelompok Lima merupakan kelompok
khusus adalah semua pelanggan yang tidak termasuk pada kelompok I
sampai dengan IV seperti pelabuhan.
Dari kelima kelompok diatas, kelompok V dikenakan tarif paling
tinggi yaitu rata-rata Rp 4.200,-/M3 sedangkan tarif terkecil dikenakan pada
sosial umum A pada kelompok I yang rata-rata dikenakan tarif Rp
350,-/M3.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa air merupakan
kebutuhan yang sangat fital, tanpa air manusia tidak akan bertahan hidup
begitu juga dengan makhluk hidup lainnya dan tanpa lingkungan yang baik,
maka tidak akan didapat air yang baik pula, begitu juga di daerah pedesaan,
air sangat dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan masyarakatnya. Di
Desa Sakra kebutuhan akan air cukup tinggi, dapat terlihat dari jumlah
pelanggan yang semakin meningkat tiap tahunnya. Dengan kurangnya
sumber mata air yang terdapat di Desa Sakra, dan tingginnya kebutuhan
akan air bersih, maka perlu diteliti lebih lanjut, apakah pelanggan PDAM ini
bersedia membayar lebih untuk memperoleh air bersih, hal tersebut
mendorong peneliti untuk mengambil judul penelitian tentang ”Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Pelanggan PDAM Di
Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
a.Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kesediaan membayar tambahan
harga air oleh pelanggan PDAM di Desa Sakra?
b.Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi besarnya tambahan harga air
yang bersedia dibayar oleh pelanggan PDAM di desa Sakra?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesediaan membayar tambahan air oleh pelanggan PDAM di Desa
Sakra , Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya tambahan harga air yang beredia dibayar oleh pelanggan
PDAM di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok
Timur.
1.3.2.Manfaat Penelitian
a. Secara akademik untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mencapai kebulatan study program strata satu (S1) pada fakultas
ekonomi Universitas Mataram.
b. Sebagai informasi tambahan bagi peneliti lain yang berminat
dalam masalah yang sama atau berkaitan.
c. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
informasi bagi pihak-fpihak yang terkait dengan pengembangan
air bersih (PDAM) di Nusa Tenggara Barat.
BAB II
TINJUAUNA PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian menggunakan metode kontingensi sudah banyak dilakukan,
diantaranya Analisis Tarif Gas Bumi berdasarkan Willingness To Pay oleh
Talhah Tamia Shahab (2007), Penelitian ini dimaksudakn untuk mengetahui
seberapa besar keinginanan para langganan gas bumi untuk membayar jasa
yang telah diterimanya dalam hal-hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan
untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan. Sebagai pertimbangan dalam
menentukan tarif gas bumi.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa WTP pelanggan
terhadap kenaikan tariff gas bumi sangat rendah, antara 0-2,9 persen. Survey
juga menunjukkan bahwa kualitas gas bumi yang disalurkan serta pelayanan
penyaluran gas bumi masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
Samilles Godlief Marthin (2007) melakukan Studi Kemampuan-
Kemauan Membayar konsumen Jasa Angkutan Umum Bus Damri-Patas AC
di Kota Surabaya. Penelitian ini berutjuan untuk mengetahui berapa
kemampuan-kemauan membayar konsumen, kondisi masyarakat konsumen
angkutan umum bus DAMRI, sehingga nantinya dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan didalam pemerintah menentukan kebijakan tarif yang berujung
pada besarnya subsidi yang diterima DAMRI.
Tidak Jauh berbeda dengan Samiles, I Gede Made Oka Aryawan
(2007), juga menggunakan model kontingensi untuk melakukan penelitian
tentang Valuasi Tarif Angkutan Kota Dengan Analisis Ability To Pay (ATP)
dan Willingness To Pay (WTP) pada Trayek Ubung-Krereng Di Kota
Denapsar. Penelitian tersebut bertunjuan untuk mengetahuai kemampuan dan
kemauan membayar masyarakat atas jasa angkutan kota yang ditawarkan.
Hasil studi menunjukkan bahwa 1) Tarif yang berlaku sudah diatas tariff yang
semestinya berlaku berdasarkan pendekatan biaya pokok produksi. 2)
Kelompokdengan pendapatan sampai RP. 1.000.000,- perbulan dalamkondisi
trayek Rp/Trayek, 62 persen, 42 persen dan 17perse, mempunyai ATP lebih
besar dari tariff Biaya Pokok Produksi (BPP), tariff resmi dan tariff nyata. 28
persen, 12 persen dan 2,5 prsen responden mempunyai WTP lebih besar dari
tariff BPP, tariff resmi dan tariff nyata. Kelompok responden yang
mempunyai pendapatan diatas Rp. 1.000.000,- per bulan dalam Rp/Trayek, 90
persen, 72 persen, dan 40 persen mempunyai ATP lebih besar dari tariff BPP,
tariff resmi dan tariff nyata. 19 persen, 9 persen dan 3 persen responden
mempunyai WTP lebih besar dari tariff BPP, tariff resmi dan tariff nyata.
Hasil akhir dari studi ini adalah dengan adanya ATP dan WTP dapat
dijadikanpembanding dalam menganalisa tariff angkutankota yang optimal
yang didasarkan atas Biaya Pokok Produksi.
Sedangkan penelitian tentang Air Minum, baik kualitas, pelayanan
maupun Tarif air minum, sudah banyak dilakukan, diantaranya, Penelitian
yang dilakukan oleh Ade Wisni Wihandranti (2005),tentang perhitungan
Harga Pokok Penjualan air minum dalam hubungannya dengan penentuan
tarif air minum di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan
dengan tunjuan untuk mengetahui Harga Pokok Penjualan air minum,
penentuan tarif air minum dan hubungan antara perhitungan Harga Pokok
Penjualan air minum dalam menetukan tariff air minum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan Harga Pokok
Penjualan air minum yang telah diperhitungkan memiliki hubungan yang
sangat erat dalam menentukan tarif air minum. Dalam menentukan tariff air
minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor selain dengan memperhitungkan
Harga Pokok Penjualan air minum, juga berpedoman pada prinsip-prinsip
dasar penentuan tariff air minum. Prinsip penentuan tarif air minum. tersebut
diantaranya, berprinsip pada pemulihan biaya, keterjangkauan, subsidi silang,
efisiensi pemakian air, kesederhanaan, dan tranparansi.
Nur Endah Shofiani (2003) ,mahsiswa S2 di Royal Institute of
Technology, Stockholm, Sweden, membahas mengenai penilaian dan
perspektif stakeholder terhadap peran serta swasta di Jakarta. Menunjukkan
bahwa peran serta swasta tidak selalu memberikan solusi terbaik. Hal ini
tergantung dari jenis pelayanan, keterbukaan dan isi perjanjian kerjasama serta
keterampilan negosiasi pera pejabat pemerintah. Ia mendasrkan
kesimpulannya pada fakta bahwa perjanjian kerjasama agak dipaksakan tanpa
adanya kerangka hukum yang jelas.
2.2. Kajian Teoretis
2.2.1. Sumber Daya Air
Air merupakan barang ultra esensial bagi kelangsungan hidup
manusia. Tanpa air, manusia tidak mungkin dapat bertahan hidup. Air
yang ada di alam ini tidaklah statis tetapi mengalami perputaran
sehingga dalam jangka panjang air yang tersedia selalu mengalami
perpindahan. Penguapan terjadi pada air laut, danau, sungai, tanah,
maupun tumbuh-tumbuhan melalui panas matahari. Kemudian lewat
suatu proses waktu, air dalam bentuk uap terkumpul di atmosfir dalam
bentuk gumpalan-gumpalan awan hingga mengalami perubahan dalam
bentuk butiran-butiran air dan butiran-butiran es. Inilah yang jatuh ke
bumi berupa air hujan. Es dan salju.
Beberapa sumber air minum alternative yang dapat diproses
lebih lanjut sehingga layak diminum antara lain air hujan, air
permukaan, mata air di daerah pegunungan yang banyak
pepohonananya, air dari dalam tanah dengan kedalaman lebih dari tiga
meter dan khusus untuk daerah-daerah langka air bersih, perlu dilakukan
proses penyaringan dengan pengendapan secara berulang-ulang
sehingga benar-benar bersih.
2.2.2. Penggunaan Sumber Daya Air
Air dimanfaatkan oleh berbagai kegiatan antara lain rumah
tangga, industri, dan infrastruktur. Di Indonesia khususnya di negara-
negara agraris umumnya, sektor yang paling banyak menggunakan air
adalah sektor pertanian. Jenis padi-padian memerlukan air yang
terbanyak diantara berbagai tanaman. Penggunaan air untuk industri
diantaranya sebagai bahan mentah, pendingin, pengelontor kotoran atau
sisa industri. Penggunaan air untuk rumah tangga terdiri dari
penggunaan air minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya.
Eli dan Wehrwein (1940) membagi pnggunaan air menjadi dua
macam tujuan yaitu penggunaan unutk pemungutan hasil, misalnya
perikanan, tenaga air dan navigasi dan penggunaan bersifat memiliki
langsunga misalnya untuk irigasi dan industri. Pada penggunaan
pertama masyarakat hanya mempunyai hak akan air namun hanya aliran
air itu saja yang boleh dicari manfaat yang terkandung didalamnya,
sedang pengguna kedua zat itu boleh dimiliki.
2.2.3. Persyaratan Air Minum
Badan kesehatan dunia (WHO) membuat standar air sehat yang
disertifikasi oleh International Water Association (IWA) yang berpusat
di United Kingdom. Standar ini berdasarkan definisi air sehat yakni
yang terbebas dari jangkitan kuman, baik yang terlihat maupun yang
tidak terlihat dengan mata biasa.
Ada beberapa persyaratan pendefinisian air sehat secara
alamiah, berdasarkan kandungan air minum yang dikenal dengan sistem
air dengan standar I, IIA, IIB,III, IV dan V.
a) Air dengan nilai standar I adalah air yang dipersiapkan untuk
kegiatan yang sangan sensitive, seperti air minum, air kehidupan
aquatic species yang tidak diperlukan treatmen tambahan untuk end
user.
b) Sedang air pada level IIA dapat digunakan untuk aquatic sensitif
yang memerlukan conventional treatmen, seperti dimasak dan lain-
lain.
c) Untuk air pada level IIB, adalah air yang disiapkan untuk kegiatan
rekreasi seperti kolam renang dan lain-lain yang biasa kontak
langsung dengan kulit.
d) Pada level III, air memerlukan treatmen yang agak komplit
sebelum digunakan sebagai air minum.
e) Pada level IV, air biasa digunakan untuk kegiatan irigasi.
f) Sedangkan unhtuk level V ádalah air yang tidak termasuk keempat
level itu seperti air yang berasal dari limbah domestik, industri dan
lain-lain. Pada level ini, air memerlukan treatmen khusus sebelum
dialirkan ke sungai (http://www.technologyindonesia.com).
Sedangkan menurut Ir. C. Totok Sutrisno, dkk, dari segi kualitas,
air minum harus memenuhi :
a) Syarat fisik yaitu persyaratan air yang dapat diindera, baik
secara indera penglihatan, penciuman maupun indera perasa
meliputi :
b) Air tidak boleh berwarna
c) Air tidak boleh berasa
d) Air tidak boleh berbau
e) Air harus jernih
f) Suhu air kira-kira sama dengan suhu ruang sehingga air
minum tidak terlalu dingin tetapi memberi rasa segar (hendaknya di
bawah sela kurang lebih C)
g) Persyaratan kimia yaitu yang menyangkut kadar atau
kandungan zat kimia yang ada di dalam air misalnya racun, zat-zat
mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas
yang telah ditentukan sehingga dapat mengganggu kesehatan
manusia.
h) Syarat-syarat bakteriologok, yaitu persyaratan yang
menyangkut kandungan jasad renik yang terdapat dalam air minum,
dimana air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit
(patogen) sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri-bakteri
golongan coli melebihi batas-batas yang telah ditentukannya yaitu 1
coli/100 ml.air.
2.2.4. Penentuan Harga Air
Perbedaan harga air tidak selalu mencerminkan adanya
diskriminasi harga, karena pada dasarnya harga air itu selalu sama
untuk semua macam penggunaan maupun semua macam pemakai, yaitu
bila pendistribusiannya dikaitkan dengan prinsif equimarginal value in
use. Perbedaan harga air hanya akan terjadi karena adanya perbedaan
dari segi biaya yang harus dibebankan atau ditanggung oleh konsumen,
misalnya 1) karena ada biaya kapasitas, 2) biaya pelanggan, dan 3)
penyerahan; yang ketiganya bersama-sama mebentuk biaya marginal
(MC). Selanjutnya penentuan harga bagi konsumen akan berbeda-beda
karena adanya perbedaan biaya marginal, bukan karena diskriminasi
harga. Sebagai contoh seseorang konsumen yang letaknya lebih tinggi
atau lebih jauh dari sumber air akan dibebani biaya pompa atau biaya
penyerahan yang lebih tinggi yang nantinya akan tercermin pada
perbedaan harga air yang harus dibayar dibanding dengan konsumen
yang lain (Suparmoko, 1997:185).
2.2.5. Pengertian Permintaan
Dalam teori ekonomi, permintaan mempunyai pengertian yang
sedikit berbeda dengan pengertian yang digunakan sehari-hari. Menurut
pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai suatu yang absolut
yaitu jumlah barang yang dibutuhkan. Menurut ilmu ekonomi,
permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Permintaan seseorang atau masyarakat akan suatu barang
ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah harga barang itu
sendiri, harga barang lain yang terkait, tingkat pendapatan perkapita,
selera atau kebiasaan, jumlah penduduk, perkiraan harga dimasa
mendatang, distribusi pendapatan dan usaha-usaha produsen
meningkatkan penjualan (Prathama Rahardja, 2002:22).
2.2.6.Penentuan nilai (valuation) lingkungan terhadap penggunaan
Dalam analisa ekonomi lingkungan, penilaian lingkungan dari
perubahan lingkungan itu sangat kompleks karena nilai keuntungan itu
bukan hanya nilai moneter (berupa uang) dari konsumen yang
menikmati langsung (users) jasa perbaikan kualitas lingkungan tetapi
juga nilai yang berasal dari konsumen potensial dan orang lain karena
alasan tertentu (non-users) jasa tersebut mungkin juga memperoleh
keuntungan dari penyediaan barang lingkungan tersebut. Beberapa
sumber benefit yang diperoleh pengguna langsung jasa lingkungan :
1.Penentuan Nilai Lingkungan Terhadap Pengguna Langsung
Metode ini mendasarkan secara langsung pada harga pasar dan
produktifitas. Hal ini dimungkinkan bila perubahan dalam kondisi
lingkungan mempengaruhi kemampuan berproduksi. Ada tiga
pendekatan yaitu pertama yang menyangkut produktifitas yang
berubah dalam kaitannya dengan perubahan kondisi lingkungan,
pendekatan ini disebut juga dengan metode dosis-respon; kedua yang
menggambarkan hilangnya pendapatan dengan perubahan kondisi
lingkungan; dan yang ketiga pengeluaran untuk mencegah.
1) Metode Dosis-Respon (The Dose Response Methode)
Metode ini adalah suatu metode yang menganggap kualitas
lingkungan sebagai suatu factor produksi, misalnya kualitas air
bagi industri yang menggunakan air untuk tujuan proses produksi.
Kegiatan-kegiatan itu perlu adanya peningkatan kualitas
lingkungan yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap harga, tingkat pengembalian modalnya dengan
menganggap bahwa tidak ada kesempurnaan pasar yang
menganggu harga pasar, benefit dari peningkatan kualitas
lingkungan itu biasa diukur dari perubahan pasar yang biasa
diselidiki tersebut.
2) Metode Perilaku Mencegah (The Averting Behavior Method)
Metode ini menilai kualitas lingkungan berdasarkan pada
pengeluaran untuk mengurangi atau mengatasi efek negative dari
polusi. Contoh kasus pencemaran udara yang mengakibatkan
terganggunya pernafasan sehingga mengharuskan pasien
berkunjung ke dokter. Biaya berkunjung ke dokter ini dianggap
sebagai nilai dan benefit untuk meperbaiki kualitas lingkungan.
3) Metode Pengeluaran Untuk Mempertahankan (Defensive
Expenditure Methode)
Individu, perusahaan maupun pemerintah banyak
melakukan pengeluaran atau belanja demi menghindari dampak
negatif dari pencemaran lingkungan. Rusaknya lingkungan
seringkali sulit untuk dihitung, namun informasi mengenai
pengeluaran yang ditujukan untuk mengurangi dampak yang
berupa memburuknya lingkungan dapat diketahui lebih pasti.
Pendekatan ini akan memberikan nilai yang lebih rendah bagi
kondisi lingkungan yang baik.
2.2.7.Penentuan Nilai Lingkungan Terhadap Pengguna Tidak Langsung
Penentuan nilai lingkungan ini menggunakan informasi pasar
secara tidak langsung. Beberapa metode yang digunakan
dalampenentuan nilai lingkungan tidak langsung ini antara lain :
1. Metode Valuasi Kontingensi
Metode Valuasi Kontingensi (Contingent Valuation Method,
CVM) adalah cara perhitungan secara langsung, dalam hal ini
langsung menanyakan kesediaan untuk membayar (willingness to
pay, WTP) kepada masyarakat dengan titik berat preferensi individu
menilai benda publik yang penekanannya pada standar nilai uang
(Hanley dan Spash,1993).
Metode ini memungkinkan semua komoditas yang tidak
diperdagangkan di pasar dapat di-estimasi nilai ekonominya.
Dengan demikian nilai ekonomi suatu benda public dapat diukur
melalui konsep WTP.
2. Metode Nilai Kekayan (Hedonic Pricing Methode)
Lingkup penerapan metode nilai hedonic-MHH relative
terbatas misalnya keuntungan adanya fasilitas rekreasi atau
kesenangan yang diperoleh penghuni lokasi tertentu karena
peningkatan kualitas lingkukngan sekitarnya. Metode ini didasrkan
pada gagasan bahwa barang pasar menyediakan pembeli dengan
sejumlah jasa, yang beberapa diantaranya bisa merupakan kualitas
lingkungan. Misalnya pembangunan rumah dengan kualitas udara
segar disekitarnya, pembelinya akan menerima sebagai pelengkap,
mereka mau mebayar lebih untuk rumah yang berada di area dengan
kualitas lingkungan yang baik, dibandingkan dengan rumah kualitas
yang sama pada tempat lain yang kualitas lingkungannya jelek.
Dengan anggapan bahwa orang akan membuat pilihan seperti itu,
misalnya membeli rumah sesuai persis seperti rumah yang
diingininya informasi tentang kualitas lingkungan akan
diperhitungkan dalam harga dari rumah itu.
3. Pendekatan Biaya Perjalanan (Trafel Cost Method )
Metode biaya perjalanan dilakukan dengan menggunakan
informasi tentang jumlah uang yang dikeluarkan dan waktu yang
digunakan orang untuk mencapai tempat rekreasi untuk
mengestimasi besarnya nilai benefit dari upaya perubahan kualitas
lingkungan dari tempat rekreasi yang dikunjungi. Data tersebut lalu
dipakai untuk mengestimasi kurva permintaan adalah besarnya
kemauan untuk membayar untuk fasilitas dilokasi tersebut (Kuik,
et.al 1992).
Model yang mendasari metode penelitian ini yaitu dengan
beranggapan bahwa orang akan melakukan perjalanan berulang-
ulang ketempat rekreasi tersebut sampai pada titik dimana nilai
marginal dari perjalanan terakhir berniali sama dengan jumlah uang
dan waktu yang dihabiskan untuk mencapai lokasi tersebut.
Kemudian fungsi permintaan terhadap daerah rekreasi tersebut
diestimasi dengan menggunakan biaya perjalanan itu sebagai
representase dari nilai atau harga lokasi kunjungan itu, kalau lokasi
kunjungan itu adalah barang lingkungan maka besarnya biaya
perjalanan itu dipandang sebagai nilai yang diperoleh dari
penyediaan barang lingkungan tersebut. Lebih lanjut, dengan
mencocokkan (fixing) variabel-variabel selain biaya perjalanannya
masing-masing pada nilai rata-ratanya, surplus konsumen rata-rata
bisa ditentukan pada tingkat kunjungan rata-rata.
4. Metode Perbedaan Tingkat Upah
Metode ini didasarkan pada teori dalam pasar persaingan
sempurna dimana tingkat upah tenaga kerja akan sama dengan nilai
produktivitas marginal tenaga kerja tersebut, sedangkan penawaran
tenaga kerja akan sesuai dengan kondisis kerja dan taraf hidup
disuatu daerah. Oleh karena tingkat upah yang tinggi diperlukan
untuk menarik tenaga kerja agar mau bekerja didaerah yang
tercemar. Perbedaan tingkat upah dianggap sebagai biaya dari
adanya pencemaran tersebut.
2.2.8.Penentuan Nilai (valuation) Lingkungan Tanpa Penggunaan
1. Nilai pilihan (Option Value)
Meskipun seseorang tidak mempunyai rencana untuk
menggunakan jasa lingkungan (estetic) itu, mereka kadang-kadang
mau membayar sebagai pilihan untuk mempanfaatkannya dimasa
yang akan datang, sebagai contoh seorang yang memiliki mobil
meskipun tidak ada rencana untuk memanfaatkan transportasi
umum, berkeinginan untuk mebayar sesuatu untuk mempertahankan
oprasi transportasi tersebut sebagai pilhan lain kalau suatu saat
mobil itu mogok dan rusak.
2.Nilai Eksistensi/keberadaan (Existance Value)
Nilai atau harga yang diberikan oleh seorang terhadap
eksistensi barang lingkungan tertentu, spesies atau alam dengan
didasarkan pada etika dan norma tertentu, misalnya orang yang mau
membayar ikan paus dilautan tetap ada atau hidup, meskipun mereka
tidak mempunyai niat untuk pergi melihat.
3.Nilai Masa Depan (Biquest Value)
Orang bisa jadi membayar bagi ketersediaan barang-barang
tertentu seperti obyek wisata alam untuk generasi yang akan datang
(Adinul Yakin, 99-224;2004).
2.3. Kerangka Konseptual
Penjelasan kerangka konseptual :
Dari kerangka konseptual diatas, dapat dipaparkan sebagai
berikut ; pelanggan air PDAM adalah orang-orang yang terdaftar sebagai
pengguna jasa pelayanan air bersih di kantor PDAM. Setiap pelanggan
dikenakan tarif yang sudah ditetapkan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
menganalisis pelanggan PDAM yang terdapat di Desa Sakra Kecamatan
Sakra Kabupaten Lombok Timur untuk mendapatkan pelanggan yang
bersedia membayar tambahan harga air dan besarnya tambahan biaya yang
pelanggan bersedia bayar. Analisis ini ada dua kemungkinan respon atau
jawaban dari pelanggan PDAM yaitu “bersedia” atau “tidak bersedia”.
Jawaban atau respon pelanggan tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor
Pelanggan air PDAM
Air PDAM Desa Sakra
Kesediaan membayar tambahan harga air
Faktor-faktor yang mempengaruhi : Pendidikan, pendapatan, air kemasan, persepsi tentang kualitas air, keanggotaan dalam organisasi lingkungan dan ragam pemakaian..
Tidak bersedia Bersedia
diantaranya ; pendidikan, pendapatan, air kemasan, persepsi tentang
kualitas air, keanggotaan dalamorganisasi lingkungan dan ragam
pemakaian. Dalam penelitian ini peneliti hanya menganalisis respon atau
jawaban “bersedia” dari pelanggan PDAM di Desa Sakra, Kecamatan
Sakra, Kabupaten Lombok Timur.
2.4. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian dan perumusan masalah diatas, maka dapat
diambil sebuah hipotesis sebagai berikut:
1) “ Diduga bahwa pendidikan, pendapatan, persepsi tentang kualitas air, air
kemasan, serta keanggotaan dalam organisasi lingkungan berpengaruh
nyata terhadap kesediaan membayar tambahan harga air”.
2) “Diduga bahwa pendidikan, pendapatan, persepsi tentang kualitas air, air
kemasan dan keanggotaan dalam organisasi lingkungan berpengaruh nyata
terhadap besarnya tambahan biaya yang pelanggan PDAM di Desa Sakra
bersedia membayar”.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif. Penelitian diskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel
baik satu variabel (dependent) atau lebih (independent) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Iqbal Hasan,
7;2004).
Penggunaan jenis penelitian ini didasarkan pada masalah yang
dihadapi yaitu berusaha untuk menampilkan gambaran dan kesimpulan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pelanggan
PDAM di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur.
3.2. Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten
Lombok Timur secara purposive sampling yaitu penentuan penelitian secara
sengaja dengan pertimbangan bahwa lokasi yang mudah dijangkau dan
letaknya yang strategis sehingga lebih efektif dan efisien.
3.3. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Desa Sakra terletak di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur
dengan luas wilayah 11.238.177 m2 atau 10,11% km2 atau 40,82% dari luas
wilayah Kecamatan Sakra. Desa Sakra terdiri dari 12 dusun dan merupakan
salah satu dari 5 desa yang terletak di Kecamatan Sakra. Kecamatan Sakra
merupakan salah satu dari 12 kecamatan yang terletak di Kabupaten Lombok
Timur dengan luas wilayah 24,77 km2. Batas-batas desa Sakra sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Desa Semaya
Sebelah Selatan : Desa Gelanggang
Sebelah Barat : Desa Suwangi
Sebelah Timur : Desa Rumbuk
Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari 9 Kabupaten
Kota yang ada di Nusa Tenggara Barat yang terdapat di Pulau Lombok.
Kabupaten Lombok Timur terletak diantara Bujur Timur dan 8-9
lintang selatan. Luas wilayah (daratan) 160.555 hektar atau 1.605,55 km2
yang terdiri dari lahan sawah 45.336 hektar atau 453,03 km2 dan lahan kering
115.219 hektar atau 1.152,52 km2, dengan ketinggian kota 148 meter dari
permukaan laut.
3.4. Penentuan Responden
Dalam penelitian ini, yang dikategorikan sebagai populasi adalah
seluruh pelanggan Rumah Tangga yang ada di Desa Sakra Kecamatan Sakra
Kabupaten Lombok Timur, dimana dari 1.344 responden tersebut akan
diambil sampel sebanyak 130 orang. Teknik yang digunakan adalah Purposive
Sampling yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Dalm hal ini
untuk menghemat biaya, waktu dan tenaga (Sugiyono , 62:2000).
3.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.5.1.Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, ada beberapa teknik yang
digunakan dalam penelitian ini :
a. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakuakn
dengan cara tanya jawab langsung dengan responden dengan
berpedoman kepada daftar pertanyaan yang disiapkan terlebih
dahulu.
b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengamati
keadaan objek penelitian dalam hal ini terhadap responden,
dengan maksud untuk melengkapi dan menguji keterangan yang
diperoleh dari wawancara sehingga dapat diketahui keadaan
lapangan yang sebenarnya.
c. Metode Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan
jalan menyalin atau mencatat data-data yang terdapat pada
dokumen-dokumen milik instansi yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
3.5.2.Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuisioner. Kuisioner adalah alat penelitian yang berupa daftar
pertanyaan untuk memperoleh sejumlah keterangan dari sejumlah
responden (Nasution, 165;1988).
3.6. Jenis dan Sumber Data
3.6.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Data kuantitatif yaitu data berbentuk angka-angka. Seperti yang
mengenai pendapatan.
b) Data kualitatif yaitu data yang digunakan untuk melengkapi dan
memperjelas serta memperkuat data kuantitatif sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam menganalisis data yang diteliti
meliputi pendidikan, air kemasan, persepsi tentang kualitas air dan
keanggotaan dalam organisasi lingkungan..
3.6.2.Sumber Data
Berdasarkan sumber data, maka data yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi :
1) Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden
dengan cara wawancara langsung berdasarkan daftar pertanyaan yang
telah dipersiapkan sebelumnya (kuisioner).
2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil pengolahan
pihak kedua yang diperoleh dari hasil publikasi pihak lain seperti BPS
atau instansi yang lain.
3.7. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
3.7.1. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini variable-variabel yang digunakan dapat
diidentifikasi, dimana variable-variabel pokok adalah sebagai berikut :
1) Kesediaan membayar tambahan harga air pada PDAM
2) Besarnya tambahan harga air pada PDAM
3) Pendidikan
4) Pendapatan
5) Air kemasan
6) Persepsi tentang kualitas air
7) Keanggotaan dalam organisasi lingkungan
3.7.2. Klasifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independent variabel) merupakan variabel yang
berubah- ubah tanpa adanya pengaruh dari variable-variabel lain
meliputi : pendidikan, pendapatan, persepsi tentang kualitas air,
keanggotaan dalam organisasi lingkungan, air kemasan dan ragam
pemakaian.
2. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang
hanya akan berubah karena adanya pengaruh dari variabel-variabel
bebas seperti kesediaan membayar tambahan harga air PDAM dan
besarnya tambahan biaya.
3.7.3. Definisi Operasional Variabel
Untuk memudahkan menganalisis data maka variabel-variabel
yang dapat diidentifikasikan tersebut secara operasional dalam
penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut :
1) Kesediaan membayar tambahan biaya, merupakan kesediaan
pelanggan untuk membayar tambahan harga air PDAM.
2) Besarnya tambahan biaya merupakan besarnya biaya yang
ditambahkan dan sanggup dibayarkan oleh pelanggan (rupiah)
3) Pendidikan, dalm hal ini adalah pendidikan yang ditamatkan oleh
pelanggan (skala ordinal)
4) Pendapatan, adalah pendapatan responden yang diterima dalam
satu bulan (rupiah)
5) Air kemasan, yang dimaksud apakah responden menggunakan air
kemasan untuk minum.
6) Persepsi tentang kualitas air, dalam hal ini peneliti mendefinisikan
perbedaan persepsi terhadap kualitas air oleh pelanggan (skala
likert)
7) Keanggotaan dalam organisasi lingkungan, yang dimaksud adalah
apakah pelanggan termasuk dalam anggota pecinta lingkungan
atau tidak.
3.8. Prosedur Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Analisis
Regresi Logistik dan Analisis Linear Berganda.
3.8.1.Analisis Regresi Logistik
Untuk menganalisis kesediaan membayar tambahan harga ais di
desa Sakra digunakan analisis regresi logistic. Analisis ini digunakan
untuk menganalisis pengaruh variable bebas terhadap variable terikat
dimana nilai variable bersifat binary yaitu 1 dan 0.
(Gujarati,288;2003)
Probabilitas (w=1)=pi
Probabilitas (w=0)=1-pi
Pi = Probabilitas pengunjung yang bersedia membayar tambahan
1-Pi= Probabilitas pengunjung yang tidak bersedia membayar tambahan
w=b0+b1X1+e, dimana i={1,2,3,4,5)
w= b0+b1X1+b2X2+ b3X3+b4X4+b5X5+e
w=1 →e=1-b0-biXi
w=0→e=0-b0-biXi
e= - b0-biXi
Keterangan : w = Willingness (kesediaan) membayar tambahan
e = error
3.8.2. Analisis Regresi Linear Berganda (multiple regression),
Analisis regresi linier berganda ini digunakan jika parameter dari
hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dari
satu variabel independent. Adapun rumus dibawah ini digunakan untuk
menganalisis besarnya tambahan harga air PDAM di Desa Sakra.
Y2 = β0+β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5
Keterangan :
Y2 = Besarnya tambahan harga air yang bersedia dibayar oleh pelanggan
PDAM di Desa Sakra.
β0 = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5, β6, = koefisien regresi
X1 = Pendidikan
X2 = Pendapatan
X3 = Air kemasan
X4 = Persepsi tentang kualitas air
X5 = Keanggotaan dalam organisasi lingkungan
e = error
3.9. Uji Karakteristik (First Order Test)
Untuk menguji ketepatan model dan pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial dan simultan digunakan uji statistic
yaitu uji t dan uji f dengan formulasi sebagai berikut :
3.9.1. Uji Parsial (uji secara individu)
Pengujian signifikasi koefisiensi regresi secara parsial
(individual) digunakan uji t (test). Prosedur pengujiannya sebagai
berikut:
1. Menentukan formulasi hipótesis.
Ho : βo = 0 (masing-masing variable X (X1, X2, X3, X4, X5,)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable Y)
2. Menentukal level of significant ά = 5%
3. Kriteria pengajian
-tά /2, (n-k) tά /2, (n-k)
Ha Ha Diterima Diterima
Hoditerima
Ho diterima apabila : -tά /2, (n-k) ≤ t hitung ≤ tά /2, (n-k)
Ho ditolak apabila : t hitung > tά /2, (n-k) dan –t hitung tά /2, (n-k)
4. Formulasi perhitungan uji t (test) adalah :
t hitung =
5. Kesimpulan
Apabila t hitung berada pada daerah terima Ho berarti variabel
X tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y dan
sebaliknya apabila t hitung berada pada daerah tolak Ho berarti
variabel X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
3.9.2. Uji Simultan (uji bersama-sama)
Untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y
secara simultan, maka digunakan uji f test dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
Langkah-langkah pengujian
1. Formulasi hipotesis Ho dan Ha
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0, diduga secara simultan
X1,X2,X3,X4,X5 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 = 0, diduga secara simultan
X1,X2,X3,X4,X5 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variable Y.
2. Menentukan level of significance, ά = 5%
dengan degree of freedom 95%.
3. Kriteria pegujian
HoDitolak
HoDiterima
f tab ( f ά : k-l. n-k)
Ho diterima apabila F hitung < F table
Ha diterima apabila F hitung > F table
4. Uji ststistic
F hitung =
Dimana
R2 = Koefisien determinasi
K = Jumlah variable bebas
N = jumlah sampel
5. Kesimpulan
1. Jika F hitung < F tabel
maka Ho diterima, artinya bahwa secara bersama-sama variabel
X1,X2,X3,X4,X5 tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel Y
2. Jika F hitung > F
tabel maka Ho diterima, artinya bahwa secara bersama-sama
variabel X1,X2,X3,X4,X5 mempunyai pengaruh signifikan
terhadapa variabel Y.
3.9.3. Uji Koefisien Determinasi (R )
Koefisien Determinasi berganda (R ) berguna untuk mengukur
besarnya sumbangan variable independent secara keseluruhan terhadap
variable dependennya. R memiliki nilai antara 0 dan 1 (0<R <1),
dimana bila semakin tinggi nilai R suatu regresi tersebut semakin
baik.Yang brarti bahwa keseluruhan variabel bebas secara bersama-
sama mampu menerangkan variabel dependennya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dianalisa mengenai pengaruh variabel tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan, air kemasan, persepsi tentang kualitas air , dan keanggotaan
dalam organisasi lingkungan terhadap kesediaan membayar lebih Pelanggan
Perusaahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan berapa besar Lebih Biaya Yang
Bersedia Dibayar oleh Pelanggan PDAM Di Desa Sakra Kecamatan Sakra
Kabupaten Lombok Timur. Pada bab sebelumnya telah diuraikan bahwa dalam
penelitian ini terdapat 7 variabel utama yaitu kesediaan membayar tamabahan
harga air dan besarnya kesediaan membayar lebih oleh pelanggan PDAM sebagai
variabel terikat atau dependent variable (Y) sedangkan tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan, air kemasan, persepsi tentang kualitas air dan keanggotaan dalam
organisasi lingkungan para pelanggan PDAM sebagai variabel bebas atau
independent variable (X).
4.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang akan dideskripsikan dalam penelitian
ini adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan, persepsi
tentang kualitas air serta keanggotaan dalam organisasi lingkungan.
Gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik responden adalah sebagai
berikut:
4.1.1. Kesediaan Membayar Tambahan
Willingness to pay (WTP), atau kesediaan membayar
pelanggan untuk peningkatan kualitas PDAM. Artinya jumlah
maksimum yang ingin atau bersedia dibayar oleh seseorang atau
rumah tangga untuk menikmati air yang disalurkan oleh PDAM.
Sebagian besar pelanggan tidak bersedia membayar lebih untuk
menikmati air dari jasa PDAM, selain karena faktor tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan, persepsi tentang kualitas
air dan keanggotaan dalam organisasi lingkungan, juga ditemukan
beberapa faktor lain seperti air yang jarang mengalir, mengalir dalam
jumlah sedikit, serta kualitas pelayanan yang dianggap kurang baik.
Untuk mengetahui persentase kesediaan membayar lebih pelanggan
PDAM dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4 :Data kesediaan membayar lebih Pelanggan PDAM Di Desa
Sakra dan Persentasenya.
No. Kesediaan Jumlah responden (Orang) Persentase (%)
1 Besedia 50 38.50
2 Tidak Bersedia 80 61.50
Jumlah 130 100
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 2)
Tabel di atas menunjukkan bahwa pelanggan yang bersedia
membayar lebih untuk menikmati air PDAM adalah 38.50 persen dari
jumlah keseluruhan pelanggan yang diambil sebagai sampel. Sedangkan
61.50 persen pelanggan menyatakan tidak bersedia membayar tambahan
harga air PDAM yang berarti bahwa sebagian besar dari seluruh responden
menyatakan tidak bersedia membayar lebih.. Harga dasar yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Rp.775,- untuk kelompok Rumah Tangga A
dan Rp. 950,- untuk kelompok Rumah Tangga B, dasar tarif yang
digunakan adalah tarif tertinggi pada masing-masing kelompok. Besar
kesediaan membayar lebih oleh masing-masing pelanggan PDAM juga
berbeda-beda. Mulai dari Rp. 775,- sampai dengan Rp.1.100,- per M3.
Seperti ditunjukkan dalam tabel 5 berikut.
Tabel 5 :Besarnya kesediaan membayar lebih pelanggan PDAM
No. Kesediaan Jumlah responden (orang)
Persentase (%)
1 775 52 40
2 825 6 4.60
3 875 2 1.50
4 950 28 21.50
5 975 6 4.60
6 1.000 22 16.90
7 1.050 12 9.20
8 1.100 2 1.50
Jumlah 130 100
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran )
Dari Tabel 5 di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar responden
(89.20 persen ) bersedia membayar Rp. 1.000 atau kurang. Sedangkan
sisanya adalah bersedia membayar diatas Rp. 1.000.
4.1.2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi dalam penelitian ini, karena pada umumnya tingkat
pendidikan menetukan kemampuan dan kualitas seseorang dalam
menguasai pengetahuan. Faktor ini juga berperan dalam menentukan
pilihan pelanggan untuk menggunakan atau mengkonsumsi suatu
produk barang dan jasa.
Dimana pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan
yang dimiliki oleh pelanggan maka semakin tinggi pula cara berfikir
dan cara pandang pelanggan tersebut dalam menilai sebuah jasa dalam
hal ini ialah jasa penyediaan air bersih oleh PDAM., serta semakin
tinggi cara pandang tentang pentingnya air yang ketersediaannya
sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan terutama hutan. Sehingga
hal ini akan mempengaruhi pula dalam tingkat kesediaan membayar
maupun besarnya kesediaan membayar lebih harga air PDAM yang
akan dibayarkan terhadap jasa dan lingkungan tersebut.
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang
pernah ditempuh oleh pelanggan PDAM seperti Tamat SD atau
sederajat, Tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP atau sederajat),
Tamat Sekolah Menengah Atas (SMA atau sederajat), menamatkan
jenjang Perguruan Tinggi yaitu Diploma atau Sarjana. Gambaran yang
lebih jelas mengenai tingkat pendidikan dari 130 responden dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 6 :Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Orang)
Persentase (%)
1 Tamat SD 50 38.50
2 Tamat SMP 12 9.20
3 Tamat SMA 46 35.40
4 Diploma 8 6.20
5 Sarjana 14 10.80
Jumlah 130 100
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 1)
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak
terdapat pada jenjang pendidikan SD dan SMA yaitu 73.90 persen
sedangkan sisanya adalah jenjang SMP, Diploma dan Sarjana sebanyak
29.10 persen.
4.1.3. Tingkat Pendapatan
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendapatan total yang diterima oleh masing-masing responden selama
satu bulan. Dimana pendapatan merupakan faktor yang sangat penting
dalam menentukan tingkat kesediaan membayar lebih seseorang
terhadap jasa penyaluran air oleh PDAM. Dalam corak permintaan
seseorang terhadap barang dan jasa, tinggi rendahnya tingkat pendapatan
seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi orang tersebut, dengan
kata lain, semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin tinggi pula
tingkat kesediaan seseorang untuk membayar lebih guna menikmati
kemudahan memperoleh air bersih. Sehingga bisa dikatakan besarnya
tingkat pendapatan berbanding lurus dengan kesediaan membayar lebih
dan besarnya tingkat kesediaan membayar tambahan harga air.
Hasil penelitian terhadap 130 responden diperoleh kisaran tingkat
pendapatan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 7: Kisaran Pendapatan responden
No. Kisaran Tingkat Pendapatan Responden
Jumlah Responden (Orang)
Persentase (%)
1 100.000 – 1.000.000 53 40.80
2 1.050.000 – 2.000.000 56 43.10
3 2.050.000 – 3.000.000 19 14.60
4 ≥ 3.000.000 2 1.50
Jumlah 130 100
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 1)
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai pendapatan Rp. 100.000,- sampai dengan Rp. 2.000.000,-
sebesar 83.90 persen. Sedangkan responden yang memiliki pendapatan
diatas Rp. 2.0000.000,- termasuk kecil karena persentasenya hanya sebesar
16.10 persen.
4.1.4. Penggunaan Air Kemasan
Penggunaan air kemasan yang dimaksudkan adalah apakah responden
menggunakan air kemasan atau tidak. Dari hasil penelitian, ternyata
cukup banyak responden yang menggunakan air kemasan dalam hal ini
adalah air galon. Panggunaan air gaoln mempengaruhi kemauna
membayar lebih pelanggan serta tingkat kesediaan membayar lebih.
Pada umumnya, yang menggunakan air galon untuk minum adalah
orang-orang yang dapat dikatagorikan mempunyai pendapatan yang
cukup tinggi, sehingga ada sebagian dari pendapatan tersebut disisihkan
untuk membeli air galon. Atau orang-orang yang menggunakan air
galon untuk minum adalah orang-orang yang rumahnya berada didataran
yang cukup tinggi sehingga walaupun mereka termasauk pengguna jasa
PDAM tetapi karen tempat yang tinggi tersebut, sehingga air kurang
mengalir ketempat mereka. Maka air galon digunakan hanya untuk
minum saja sedangkan mandi dan mencuci bisa dilakukan di sumur-
sumur atau sungai-sungai terdekat. Hal ini juga dapat mempengaruhi
kesediaan membayar lebih pelanggan serta besarnya kesediaan
membayar lebih tersebut.
Jika penggunaan air galon karena pendapatan yang cukup tinggi,
maka kemungkinana semakin tinggi pendapatan akan mempengaruhi
semakin tinggi pula tingkat kemauan dan kemampuan membayar lebih
pelanggan akan tetapi apabila penggunaan air galon untuk minum
dikarenakan air PDAM kurang mengalir ketempat responden, maka
kesediaan membayar lebih akan makin berkurang. Dari penelitian yang
dilakukan terhadap 130 responden, didapatkan hasil seperti pada tabel
dibawah ini :
Tabel 8:Penggunaan air galon
No. Menggunakan air galon
Jumlah Responden (Orang)
Persentase (%)
1 YA 60 46.20
2 TIDAK 70 53.80
Jumlah 130 100
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 1)
Dari Tabel 8 di atas, terlihat bahwa yang menggunakan air galon
sebanyak 46.20 persen sedangkan yang tidak menggunan air galon
sebanyak 53.80 persen.
4.1.5. Persepsi Tentang Kualitas Air
Persepsi pelanggan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pandangan atau pendapat pelanggan mengenai kualitas air PDAM.
Persepsi pelanggan ini mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pelanggan untuk menggunakan jasa PDAM dalam memperoleh air
bersih. Persepsi ini juga mempengaruhi tentang kesediaan membayar
lebih serta besarnya kesediaan membayar lebih pelanggan PDAM.
Dimana semakin tinggi persepsi atau penilaian seorang pelanggan
terhadap kualitas air PDAM, akan menyebabkan semakin tinggi pula
keinginan seseorang untuk mengkonsumsi air PDAM tersebut. Persepsi
pelanggan disini termasuk pada apakah air tersebut berbau, berasa atau
tidak jernih. Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai persepsi
pelanggan tentang kualitas air PDAM dengan kategori-kategori yang
ditetapkan sebelumnya. Untuk melihat lebih jelas tentang persepsi
pelanggan tenatang kualitas air PDAM dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 9: Persepsi Pelanggan Tentang Kualitas Air PDAM
No. Persepsi Responden (Linkert)
Jumlah responden (Orang)
Persentase (%)
1 Sangat Bagus : 5 21 16.20
2 Bagus : 4 108 83.10
3 Cukup Bagus : 3 1 0.8
4 Kuranga Bagus : 2 0 0.0
5 Sangat Kurang : 1 0 0.0
Jumlah 130 100
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 2)
Dari tabel diatas terlihat bahwa 83.10 persen pelanggan PDAM
mempunyai persepsi bahwa kualitas air yang disediana oleh jasa PDAM
bagus dan 16.20 persen mengatakan sangat bagus, sisanya hanya 1 orang
atau 0.8 persen mengatakan cukup bagus. Itu berarti bahwa kualitas air
yang ditawarkan oleh PDAM Di Desa Sakra Kecamatan Sakra
Kabupaten Lombok Timur memiliki kualitas yang bagus.
4.1.6. Keanggotaan Dalam Organisasi Lingkungan
Dalam penelitian ini, keanggotaan dalam organisasi lingkungan
sangat berpengaruh terhadap kesediaan membayar tambahan harga air
dan besarnya kesediaan membayar. Dalam hal ini responden apakah
termasuk dalam anggota organisasi lingkungan atau tidak. Dari hasil
penelitian terhadap 130 responden didapatkan hasil seperti tabel dibawah
ini :
Tabel 10 : Keanggtaan Dalam Organisasi Lingkungan
No. Keanggotaan Jumlah responden (Orang) Persentase (%)1 Ikut Organisasi 8 6.20
2 Tidak Ikut Organisasi 122 93.80
Jumlah 130 100
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 2)
Dari Tabel 10 di atas terlihat bahwa 93.80 persen responden tidak
termasuk dalam anggota Organisasi Lingkungan dan sisanya sebanyak
6.20 persen responden termasuk kedalam anggota organisasi lingkungan.
4.2 Hubungan Antar Variabel
Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar dan besarnya
kesediaan membayar tambahan harga air oleh pelanggan PDAM Di Desa
Sakra Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur yaitu tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan, penggunaan air kemasan, persepsi tentang kualitas air
serta keanggotaan dalam organisasi lingkungan, hal ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat
(Kesediaan membayar tambahan harga air dan besarnya kesediaan
membayar tambahan harga air tersebut )
Secara sistematis tentang pembahasan digunakan alat analisis
statistik, yaitu dengan uji menggunakan regresi logistik untuk mengetahui
kemungkinan dari setiap variabel bebas terhadap kesediaan membayar
tambahan harga air oleh pelanggan. Selain itu juga menggunakan analisis
regresi linear berganda dengan melakukan uji secara parsial (uji Z) dan uji
secara bersama-sama atau simultan (uji F). Uji parsial digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat. Sedangkan uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dan untuk
memperkuat hasil analisis yang akan dilakukan, maka digunakan koefisien
determinasi ( ), yaitu untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat.
4.2.1. Analisis Regresi Logistik
Analisis ini bertujuan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan kajian secara statistik terhadap hasil estimasi yang
diaplikasikan dalam bentuk model logistik. Dimana dalam analisis ini
dikaji masalah seberapa besar kemungkinan pengaruh variabel bebas
(tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan, persepsi tentang
kualitas air serta keanggotaan dalam organisasi lingkungan) terhadap
variabel terikatnya (kesediaan membayar tambahan harga air).
Berdasarkan hasil perhitungan regresi logistik dengan menggunakan
program SPSS ver 16 mengenai kuatnya pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap kesediaan membayar lebih, dan dapat dilihat hasilnya
dalam tabel dibawah ini :
Tabel 11:Hasil estimasi regresi logistik tentang kesediaan membayar tambahan
harga air PDAM Di Desa Sakra.
No. Variabel Koefisien Regresi Signifikansi
1 Pendidikan (X1) 0.525 0.013
2 Pendapatan (X2) 0.000 0.023
3 Air Kemasan (X3) 1.784 0.000
4 Persepsi Tentang Kualitas Air (X4) 1.766 0.009
5 Organisasi Lingkungan (X5) 20.106 0.999
6 Konstanta -11.253 0.000
Sumber : Lampiran Data Print Out komputer Program SPSS (Lampiran 3)
Hasil analisis regresi logistik di atas dapat diketahui bahwa dari
lima variabel bebas tersebut, hanya variabel keikutsertaan dalam
organisasi lingkungan yang tidak berpengaruh secara signifikan,
sedangkan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan serta
persepsi tentang kualitas air yang mempengaruhi secara signifikan
Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kesediaan membayar lebih tambahan harga air. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seorang pelanggan maka probabilitas dari tingkat pendidikan
untuk mempengaruhi kesediaan membayar lebih akan meningkat.
Tingkat pendapatan seorang pelanggan mempunyai pengaruh
yang positif juga dalam mempengaruhi kesediaan membayar lebih
pelanggan. Semakin tinggi tingkat pendapatan seorang pelanggan, maka
semakin besar pula probabilitas dari tingkat pendapatan untuk
mempengaruhi kesediaan membayar lebih akan meningkat.
Demikian pula penggunaan air kemasan, tanda yang positif
menunjukkan bahawa, pelanggan PDAM yang menggunakan air
kemasan atau dalam hal ini air galon untuk minum, tidak menyebabkan
pelanggan kurang bersedia membayar lebih harga air, bahkan sebagian
besar pengguna air galon bersedia membayar tambahan harga air.
Persepsi pelanggan tentang kualitas air PDAM berperan cukup
besar terhadap kesediaan membayat lebih harga air. Semakin tinggi
penilaian atau persepsi pelanggan terhadap kualitas air PDAM, maka
probabilitas untuk mempengaruhi kesediaan membayar lebih pelanggan
untuk mengkonsumsi air PDAM akan meningkat.
4.2.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasrkan hasil analisis diperoleh dari regresi linear berganda
dengan menggunakan program computer SPSS 16.0 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 12 :Hasil estimasi regresi linear berganda tentang besar kesediaan membayar lebih pelanggan PDAM di Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur.
No. Variabel Koefisien Z Hitung Signifikansi
1 Konstanta (b0) 533.530 6.926 0.000
2 Pendidikan (b1) 0.149 2.029 0.045
3 Pendapatan (b2) 0.575 8.411 0.000
4 Air Galon (b3) 0.152 2.220 0.028
5 Persepsi Pelanggan (b4) 0.179 2.841 0.005
6 Keanggotaan Organisai (b5) 0.009 0.140 0.889
Sumber : Lampiran Data Print Out Komputer Program SPSS (Lampiran 4)
Berdasarkan data pada Tabel 12 di atas maka dapat dibentuk
persamaan liner sebagai berikut :
Y=533.530+0.149 X1+0.575 X2+0.152 X3+0.179 X4+0.009 X5
(0.000) (0.045) (0.000) (0.028) (0.005) (0.889)
Untuk dapat mengetahui besarnya nilai koefisien variabel tingkat
pendidikan (X1), tingkat pendapata (X2), air kemasan (X3), persepsi
tentang kualitas air (X4) dan keanggotaan dalam organisasi lingkungan
(X5). Dan Koefisien regresinya (b1, b2, b3, b4, dan b5).
Persamaan diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
antar variabel-variabel bebas dengan variabel terikatnya. nilai parameter
b0 adalah sebesar 533.530 artinya jika tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, air kemasan, persepsi tentang kualitas air serta keanggotaan
dalam organisasi lingkungan, tersebut sama dengan nol, maka kesediaan
membayar lebih pelanggan PDAM terhadap harga air bernilai 533.530.
Nilai koefisien regresi (b1) yang positif untuk variabel pendidikan,
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara tingkat pendidikan
dengan besar kesediaan membayar lebih harga air PDAM, dimana
semakin tinggi tingkat pendidikan seorang pelanggan, maka besar
kesediaan membayar lebih harga air akan semakin tinggi. Koefisien
regresi (b1) sebesar 0.149 mempunyai arti bahwa tingkat pendidikan
menyebabkan peningkatan besar kesediaan membayar lebih harga air oleh
pelanggan sebesar 0.149 kali. dengan asumsi bahwa tingkat pendapatan,
air kemasan, persepsi tentang kualitas air dan keanggotaan dalam
organisasi lingkungan dalam keadaan tetap (konstan).
Nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0.575 mempunyai arti bahwa,
apabila variabel tingkat pendidikan, air kemasan, persepsi tentang kualitas
air serta keanggotaan dalam organisasi lingkungan dalam keadaan tetap
(konstan), maka kenaikan pendapatan akan menyebabkan peningkatan
jumlah besar kesediaan membayar lebih harga air PDAM oleh pelanggan
sebesar 0.575 kali. Tanda koefisien yang positif menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara pendapatan dengan besar kesediaan
membayar responden, atau dengan kata lain semakin tinggi pendapatan
responden maka besar kesediaan membayar pelanggan akan meningkat
dan sebaliknya.
Nilai koefisien regresi (b3) sebesar 0.152 mempunyai arti bahwa
apabila tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, persepsi tentang kualitas
air serta keanggotaan dalam organisasi lingkungan dalam keadaan tetap
(konstan) maka penggunaan air kemasan oleh responden mengakibatkan
terjadinya besar peningkatan kesediaan membayar lebih harga air oleh
pelanggan sebanyak 0.152 kali. Tanda koefisien yang positif untuk
penggunaan air kemasan dengan besar kesediaan membayar lebih
pelanggan, artinya penggunaan air kemasan oleh responden akan
meningkatkan kesediaan membayar lebih harga air PDAM.
Nilai koefisien regresi (b4) sebesar 0.179 mempunyai arti bahwa
peningkatan persepsi pelanggan terhadap kualitas air dalam skala linkert
akan mengakibatkan terjadinya kenaikan besar kesediaan membayar lebih
harga air oleh pelanggan sebanyak 0.179 kali dengan asumsi bahwa
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan serta keanggotaan
dalam organisasi lingkungan dalam keadaan tetap (konstan).
4.3. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis linear berganda dilakukan uji parsial
(uji Z) dan uji simultan (uji F) diperoleh beberapa hasil mengenai pengaruh
dari variabel independennya terhadap variabel dependennya. Hasil analisis
akan dijelaskan secara statistik untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
seluruhnya sebagai berikut :
4.3.1. Uji Parsial (uji Z)
Dari hasil print out computer dengan program SPSS
(Lampiran 3), menunjukkan bahwa secara parsial terdapat empat
variable bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya (besar kesediaan membayar lebih harga air), yaitu
tingkat pendidikan X1, tingkat pendapatan X2, penggunaan air
kemasan X3 dan persepsi terhadap kualitas air X4 yang signifikan
pada α = 5 persen. Diperoleh hasil Z tabel sebesar 1,96 dengan α = 5
persen.
Variabel tingkat pendidikan (X1) mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,045 (4,5). Artinya secara parsial 95,5 persen
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap besar kesediaan membayar
lebih pelanggan PDAM. Hal ini ditunjukkan dengan Z hit > Z tabel
(2.029>1.96), yang berarti H ditolak dan menerima H , yaitu
tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap besar
kesediaan membayar lebih pelanggan dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,045 (α = 5 persen). Untuk variabel tingkat pendapatau (X2)
memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000, artinya secara parsial 99.9
persen pendapatan berpengaruh terhadap besarnya kesediaan
membayar lebih pelanggan PDAM. Hal ini juga diperkuat dengan
hasil uji Z yang yang menunjukkan bahwa nilai Z hitung yang
dimiliki oleh variabel ini lebih besar dari Z tabel yaitu 8.411>1.96
berarti hipotesis H ditolak, jadi tingkat pendapatan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap besar kesediaan membayar lebih
pelanggan PDAM. Penggunaan air Galon (X3) memiliki pengaruh
yang signifikan karena Z hitung > Z tabel (2.220>1.96), artinya
menerima hipotesis H , dan 97,2 persen secara parsial penggunaan
air galon mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besar
kesediaan membayar lebih pelanggan PDAM dengan tingkat
signifikansi 0.028 (2.8) dengan α = 5 persen. Persepsi pelanggan
terhadap kualitas air PDAM (X4) juga menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0.005. Artinya secara parsial 99.5 persen
persepsi pelanggan berpengaruh terhadap besar kesediaan membayar
lebih pelanggan PDAM. Dan hasil uji Z menunjukkan bahwa
hipotesis H ditolak dan menerima hipotesis H karena terbukti nilai
Z hitung lebih besar dari Z tabel yaitu 2.841>1.96.
Sedangkan variabel keikutsertaan dalam organisasi
lingkungan (X5), tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kesediaan membayar lebih harga air oleh pelanggan (Y).
Hal ini dapat dilihat dari nilai Z hitung dan nilai signifikansi yang
dimiliki lebih besar dari batas maksimum alfa (α) yang telah
ditentukan.
Karena terdapat variabel bebas yang berpengaruh secara
nyata pada level of significant α=5 persen terhadap variabel
terikatnya maka, dapat disimpulkan bahwa, hipotesis nol (H ) yang
menyatakan bahwa secara individual variabel (X) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat (Y) dapat ditolak,
atau menerima hipotesis alternatif (H ).
4.3.2. Uji Simultan (Uji F)
Bedasarkan hasil perhitungan pada tabel ANOVA (lampiran
3). Menunjukkan bahwa secara simultan variabel-variabel bebas
(tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan, persepsi
tentang kualitas air dan keanggotaan dalam organisasi lingkungan)
dalam model regresi ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variable terikatnya. Diperoleh nilai F hitung adalah sebesar 27.512.
Sedangkan untuk F tabel diperoleh nilai 2.45. Berdasarkan nilai
F hitung sebesar 27.512 sedangkan F tabel sebesar 2.45. Sehinggan
F hitung > F tabel (27.512>2.45) yang signifikan pada α = 5 persen,
maka H ditolak dan H diterima. Dan dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.000 sehingga nilai probabilitanya jauh lebih kecil dari 0.05
(0.000<0.05) maka model regresi layak dipakai untuk
memprediksikan besar kesediaan membayar lebih harga air oleh
pelanggan PDAM. Tingkat signifikansi sebesar 0.000 berarti bahwa
secara simultan 99.9 persen variabel bebas secara bersama-sama
mempengaruhi variabel terikatnya sedangkan 0.1 persen sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.
Maka secara simultan seluruh variabel bebas (X) berpengaruh
terhadap besar kesediaan membayar lebih pelanggan (Y). Karena
F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis nol (H ) yang
menyatakan bahwa semua variabel independent secara simultan
mampu menjelaskan variabel dependennya.
Berdasarkan hasil print out computer dengan program SPSS
ver 16 (lampiran 3) diperoleh juga hasil koefisien determinasi model
ini sebesar 0,507 artinya 50,7 persen besar kesediaan membayar
lebih pelanggan (Y) mampu dijelaskan oleh variabel-variabel
independent (X). Sedangkan 49,3 persen dijelaskan oleh faktor-
faktor lain diluar model. Koefisien korelasi berganda atau multiple R
yang digunakan untuk mengukur tingkat hubungan antara Y dengan
semua variabel yang menjelaskan secara bersama-sama adalah 52,6
persen. Yang menunjukkan hubungan antara keseluruhan variabel-
variabel bebas bersama-sama dengan variabel Y adalah kuat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan hipotesis yang diajukan, maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian dari 130 responden, ada 50 orang responden yang bersedia
membayar tambahan harga air sedeangkan sisanya 80 orang responden
menjawab tidak bersedia. Jawaban responden tersebut dipengaruhi oleh
faktor-faktor tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan, persepsi
tentang kualitas air serta keanggotaan dalam organisasi lingkungan.
2. Hasil analisis kesediaan membayar tambahan harga air, dari lima faktor
yang diidentifikasi yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air
kemasan, persepsi tentang kualitas air serta keanggotaan dalamorganisasi
lingkungan, terdapat empat faktor yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kesediaan membayar tambahan harga air yaitu tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan serta persepsi tentang
kualitas air.
3. Hasil analisis besarnya kesediaan membayar tambahan harga air,juga
dipengaruhi oleh empat faktor dari kelima faktor yang diidentifikasi yaitu
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air kemasan serta persepsi tentang
kualitas air. Sedangkan sisanya keanggotaan dalam organiasi lingkungan
tidak berpengaruh signifikan.
4. Dari keempat faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kesediaan
membayar tambahan harga air dan besarnya kesediaan membayar
tambahan harga air, keempat faktor ini mempunyai konsistensi dalam
mempengaruhi kesediaan membayar lebih serta besarnya kesediaan
membayar lebih yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, air
kemasan, serta persepsi tentang kualitas air. Jadi keempat faktor tersebut
mempunyai pengaruh yang besar atau dominan terhadap kesediaan
membayar tambahan harga air dan besarnya kesediaan membayar
tambahan harga air.
5.2. Saran
1. Diharapkan pengelola PDAM dapat meningkatkan kualitas pelayanannya
karena pelanggan sering mengeluh tentang kualitas pelayanan pegawai
PDAM yang dirasakan sangat kurang terutama ketika pelanggan ada
keluhan-keluhan. Hal ini juga yang menyebabakan kurang obyektifnya
penilaian atau jawaban terhadapa kuisioner yang berhubungan dengan
kualitas air PDAM.
2. Dianjurkan kepada semua pelanggan untuk menghemat penggunaan air,
untuk menekan biaya yang akan dikeluarkan.
3. Diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat bersama-sama menjaga
kelestarian lingkungan, karena sumber air Lombok Timur adalah hutan
yang berada di kawasan Gunung Rinjani, oleh karena itu, sangatlah perlu
agar kelestarian hutan untuk tetap dilindungi.
Lampiran 1 : Data Nama Responden, Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan serta air kemasan (Galon).
No. NAMA
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendapatan Air kemasasn
1 M.ALI SD 800,000 TIDAK2 KERTANAH SD 1,500,000 TIDAK3 MULIADI SMA 2,000,000 TIDAK4 SABIRIN SMA 1,200,000 TIDAK5 M.YAKUP SMA 2,500,000 TIDAK6 IBRAHIM SMA 1,500,000 TIDAK7 L.KERTAYANG S1 1,500,000 TIDAK8 L.ADIL SMA 800,000 TIDAK9 AHYAMULUDDIN SMA 800,000 TIDAK
10 BQ.SRIAJI SMA 1,200,000 TIDAK11 SAMIAH SD 700,000 TIDAK12 H.RAHSAD SMA 1,200,000 TIDAK
13 H.SULAEMAN SD 500,000 TIDAK14 H.MUHIDDIN SMA 2,000,000 TIDAK15 L.ZULKIPLI SMA 1,000,000 YA16 L.SAIFUL BAHRI SMA 1,200,000 TIDAK17 ABDUL HARIS SD 700,000 TIDAK18 L.KERTANAH SMA 1,200,000 TIDAK19 SUHARMAN SMA 1,000,000 TIDAK20 SALMAN SD 1,300,000 TIDAK21 PIHIRMAN SMA 2,200,000 TIDAK22 AHYAT SMA 2,400,000 YA23 NURSADI S1 2,500,000 TIDAK24 ROMUZOLLA SD 1,050,000 TIDAK25 H.ABDURRAHMAN SMP 1,500,000 TIDAK26 MUHAMMAD DIPLOMA 1,000,000 TIDAK27 H.AMIN SD 1,500,000 TIDAK28 M. SAID SD 1,200,000 TIDAK29 SIKIR SD 1,200,000 YA30 KERTASIH SD 1,000,000 TIDAK31 YUZAK KARIADI SMA 1,000,000 YA32 HAERUMAN SMA 500,000 YA33 REDE SD 500,000 TIDAK34 NURSIAH SD 400,000 TIDAK35 INAQ SINEPAH SD 2,000,000 TIDAK36 AMAQ TAUFIQ SMP 800,000 YA37 AMINOLAH SD 500,000 TIDAK38 MAMIQ SUHAINI SMP 900,000 TIDAK39 INAQ SLIHIN SD 700,000 TIDAK40 INAQ SAPOAN SD 400,000 TIDAK41 INAQ SAPRUDIN SMP 500,000 TIDAK42 MUSTAMIN SMP 1,000,000 TIDAK43 INAQ WARDANI SD 400,000 TIDAK44 AHMAD SD 1,500,000 TIDAK45 AMAQ DARSIAH SD 400,000 TIDAK46 AMAQ MATKSIAH SD 1,200,000 YA47 INAQ NIR SMP 700,000 YA48 AMIN SD 3,000,000 YA49 JUMAIDI SMA 1,500,000 TIDAK50 AMAQ MUHAMMAD SD 3,000,000 TIDAK51 MAHRIM SD 3,000,000 TIDAK52 AMAQ MAIL SD 1,200,000 TIDAK53 MANSUR SD 500,000 TIDAK54 MUHIR SD 300,000 TIDAK55 H. USMAN SMA 2,000,000 TIDAK56 HJ. ALISAH AMA 1,500,000 TIDAK57 MASPAH SD 1,000,000 TIDAK58 L.MUHADIS SMA 2,500,000 TIDAK59 SAMSUL HAYADI SMA 500,000 YA60 L. SUPRIADI SMA 500,000 YA61 ZOHRI SMP 400,000 YA62 INAQ HERMAN SD 300,000 TIDAK
63 SUPARMAN SMA 500,000 TIDAK64 SAHDAN SD 800,000 TIDAK65 RUSTAN SD 1,500,000 TIDAK66 KADIR SD 700,000 TIDAK67 H.L. ARAPAH SD 400,000 TIDAK68 L.GUNAWANG SMA 700,000 YA69 L. KERTAJAP SMA 2,000,000 YA70 M. YUSUF SMA 2,500,000 YA71 HJ. BQ. RAPIAH SD 1,500,000 TIDAK72 H. RATNADI SD 1,000,000 YA73 MAMIQ RIDWAN SMA 2,000,000 YA74 SAMSI SMA 1,000,000 YA75 INAQ GADI SD 2,000,000 YA76 AMAQ ALIMAH SD 2,000,000 YA
77MAHSUN SUPIAN HADI S1 2,000,000 YA
78 SAHNI SMP 500,000 TIDAK79 AMAQ HAR SMA 2,000,000 YA80 INAQ IWAN SD 1,000,000 TIDAK81 SUCIAH DIPLOMA 3,000,000 YA82 DRS. SUHARNO S1 2,600,000 YA83 L. MUSLIHIN SMP 3,000,000 YA84 L. RAMLI SMA 2,500,000 YA85 L. INTAYANG, SH. S1 2,000,000 YA86 H. SUJAUDIN SMA 2,200,000 TIDAK
87H. WILDAN SYARIP, SP. S1 2,500,000 YA
88 EDI S1 2,000,000 YA89 H. RUSMAN SD 4,000,000 YA90 MAMIQ HUSEN S1 2,000,000 YA91 M. SAID ALITA SMA 2,000,000 YA92 HJ. SUMIRAH DIPLOMA 3,000,000 YA93 MUHAJI, Spd. S1 3,000,000 YA94 SULAEMAN SMA 2,500,000 YA95 PURWATI SMA 2,000,000 YA96 SUPARMAN, Spd. S1 2,000,000 YA97 H. BAKAR S1 2,500,000 YA98 SURYA RAHMAN S1 2,000,000 TIDAK99 MALIKI SMA 7,000,000 YA10
0 INAQ JAN SD 2,000,000 YA10
1 H. L. KERTAMAN SMA 1,200,000 YA10
2 MUHADIS SMA 1,200,000 YA10
3 NURMAN SMP 1,500,000 YA10
4 NAPIAH SD 1,000,000 YA10
5 BURHANUDIN DIPLOMA 1,700,000 YA
106 H. YAKUP S1 3,000,000 YA
107 SAHNAN SMA 2,500,000 YA
108 H. SAHLAN DIPLOMA 3,000,000 TIDAK
109 MULIADI SMA 2,000,000 TIDAK
110 MAIMUN, Spd. S1 2,000,000 YA
111 L. KERTAWANG SMA 500,000 TIDAK
112 SUBANDIAH SMP 500,000 TIDAK
113 NURHAYANI SMA 500,000 TIDAK
114 SYARIFUDIN SMA 1,500,000 TIDAK
115 DULAMAN SMA 1,200,000 YA
116 SITI HADIJAH DIPLOMA 1,300,000 YA
117 H. SAHNUN SD 1,200,000 YA
118 H. LUKMAN SMA 1,500,000 YA
119 NASARUDIN DIPLOMA 500,000 YA
120
KOMANG SUGIARTE SMA 1,800,000 YA
121 SULAEMAN SMA 1,800,000 YA
122 MUHAMMAD SMA 1,200,000 YA
123
BQ. RITA PURNAMA Y. DIPLOMA 1,000,000 YA
124 AMAD SUKAMDI SMA 1,250,000 TIDAK
125 MASITAH SMA 1,000,000 YA
126 ZAINUDIN SMA 600,000 TIDAK
127 MARIYAM SD 1,200,000 YA
128 MULYADI SMA 1,600,000 YA
129 H.L. SLAMET SD 1,000,000 TIDAK
130
AZIZA HANNAH W.,Spd. S1 1,000,000 YA
Lampiran 2 : Data Persepsi tentang kualitas air, Keanggotaan dalam organisasi lingkungan, Kesediaan membayar lebih serta besarnya kesediaan membayar lebih.
No. Persepsi tentang kualitas air Keanggotaan Kesediaan Jumlah1 Bagus Tidak Tidak 7752 Bagus Tidak Tidak 7753 Bagus Tidak Tidak 9504 Bagus Tidak Tidak 7755 Bagus Tidak Tidak 9506 Bagus Tidak Tidak 7757 Bagus Tidak Tidak 9508 Bagus Tidak Tidak 7759 Bagus Tidak Tidak 775
10 Bagus Tidak Tidak 95011 Bagus Tidak Tidak 77512 Bagus Tidak Tidak 95013 Bagus Tidak Tidak 77514 Bagus Tidak Tidak 95015 Bagus Tidak Tidak 775
16 Bagus Tidak Tidak 95017 Bagus Tidak Tidak 77518 Bagus Tidak Tidak 95019 Bagus Tidak Tidak 77520 Bagus Tidak Tidak 95021 Bagus Tidak Tidak 95022 Bagus Tidak Tidak 95023 Bagus Tidak Tidak 95024 Bagus Tidak Tidak 77525 Bagus Tidak Tidak 95026 Bagus Tidak Tidak 77527 Bagus Tidak Tidak 95028 Bagus Tidak Tidak 77529 Bagus Tidak Tidak 77530 Bagus Tidak Tidak 77531 Sangat Bagus Tidak Tidak 95032 Sangat Bagus Tidak Tidak 77533 Bagus Tidak Tidak 77534 Bagus Tidak Tidak 77535 Bagus Tidak Tidak 95036 Bagus Tidak Tidak 77537 Bagus Tidak Tidak 77538 Bagus Tidak Tidak 77539 Bagus Tidak Tidak 77540 Bagus Tidak Tidak 77541 Bagus Tidak Tidak 77542 Bagus Tidak Tidak 77543 Bagus Tidak Tidak 77544 Bagus Tidak Tidak 77545 Bagus Tidak Tidak 77546 Bagus Tidak Tidak 77547 Bagus Tidak Tidak 77548 Bagus Tidak Tidak 95049 Bagus Tidak Tidak 77550 Bagus Tidak Tidak 95051 Bagus Tidak Tidak 95052 Sangat Bagus Tidak Tidak 77553 Sangat Bagus Tidak Tidak 77554 Bagus Tidak Tidak 77555 Bagus Tidak Tidak 95056 Sangat Bagus Tidak Tidak 95057 Sangat Bagus Tidak Tidak 77558 Bagus Tidak Tidak 95059 Bagus Tidak Tidak 77560 Bagus Tidak Tidak 77561 Bagus Tidak Tidak 77562 Bagus Tidak Tidak 77563 Bagus Tidak Tidak 77564 Bagus Tidak Tidak 77565 Bagus Tidak Tidak 775
66 Bagus Tidak Tidak 77567 Bagus Tidak Tidak 77568 Bagus Tidak Tidak 77569 Bagus Tidak Tidak 95070 Bagus Tidak Tidak 95071 Bagus Tidak Tidak 95072 Bagus Tidak Tidak 95073 Bagus Tidak Tidak 95074 Bagus Tidak Tidak 77575 Bagus Tidak Tidak 95076 Bagus Tidak Tidak 77577 Bagus Tidak Tidak 77578 Bagus Tidak Tidak 77579 Bagus Tidak Tidak 77580 Bagus Tidak Tidak 77581 Sangat Bagus Ya Ya 1,00082 Bagus Tidak Ya 1,05083 Bagus Tidak Ya 1,05084 Bagus Tidak Ya 1,00085 Bagus Tidak Ya 82586 Bagus Tidak Ya 1,00087 Bagus Tidak Ya 1,05088 Bagus Ya Ya 82589 Bagus Tidak Ya 1,10090 Bagus Tidak Ya 1,00091 Sangat Bagus Tidak Ya 1,05092 Bagus Tidak Ya 1,00093 Bagus Ya Ya 1,05094 Bagus Tidak Ya 1,00095 Sangat Bagus Tidak Ya 97596 Bagus Ya Ya 1,00097 Sangat Bagus Tidak Ya 1,05098 Sangat Bagus Tidak Ya 1,05099 Cukup Bagus Tidak Ya 1,100
100 Sangat Bagus Tidak Ya 1,000101 Bagus Tidak Ya 1,000102 Bagus Tidak Ya 975103 Bagus Tidak Ya 1,000104 Bagus Tidak Ya 975105 Bagus Tidak Ya 1,000106 Bagus Tidak Ya 1,000107 Sangat Bagus Tidak Ya 1,000108 Bagus Tidak Ya 1,000109 Bagus Tidak Ya 1,000110 Bagus Ya Ya 1,000111 Bagus Tidak Ya 875112 Sangat Bagus Tidak Ya 825113 Sangat Bagus Tidak Ya 825114 Sangat Bagus Tidak Ya 1,050115 Bagus Tidak Ya 1,050
116 Sangat Bagus Tidak Ya 975117 Bagus Tidak Ya 1,000118 Bagus Tidak Ya 1,050119 Bagus Tidak Ya 825120 Bagus Tidak Ya 1,050121 Bagus Tidak Ya 1,050122 Bagus Tidak Ya 975123 Bagus Ya Ya 875124 Sangat Bagus Ya Ya 1,000125 Sangat Bagus Tidak Ya 1,000126 Bagus Tidak Ya 825127 Bagus Tidak Ya 1,000128 Bagus Tidak Ya 1,000129 Bagus Tidak Ya 975130 Bagus Ya Ya 1,000
Lampiran 3 Output SPSS Regresi Logistik (Analisis kesediaan membayar
tambahan harga air PDAM).
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 130 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 130 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 130 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 66.047 5 .000
Block 66.047 5 .000
Model 66.047 5 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square Nagelkerke R Square
1 107.186a .398 .541
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been
reached. Final solution cannot be found.
Classification Tablea
Observed
Predicted
KESEDIAAN Percentage
Correct0 1
Step 1 KESEDIAAN 0 69 11 86.2
1 16 34 68.0
Overall Percentage 79.2
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a X1 .525 .211 6.187 1 .013 1.690
X2 .000 .000 5.138 1 .023 1.000
X3 1.784 .498 12.815 1 .000 5.953
X4 1.766 .679 6.756 1 .009 5.845
X5 20.106 1.338E4 .000 1 .999 5.396E8
Constant -11.253 3.058 13.538 1 .000 .000
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
KESEDIAAN Percentage
Correct0 1
Step 0 KESEDIAAN 0 80 0 100.0
1 50 0 .0
Overall Percentage 61.5
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.470 .180 6.797 1 .009 .625
Variables not in the Equationa
Score df Sig.
Step 0 Variables X1 29.063 1 .000
X2 15.952 1 .000
X3 31.507 1 .000
X4 7.512 1 .006
X5 13.639 1 .000
a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.
Lampiran 4 : Output SPSS Regresi Linear Berganda (Analisis besar
jumlah kesediaan membayar tambahan harga air PDAM).
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X5, X4, X2, X3,
X1a. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: BESARNYA
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .725a .526 .507 76.155
a. Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X3, X1
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 797783.002 5 159556.600 27.512 .000a
Residual 719140.074 124 5799.517
Total 1516923.077 129
a. Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X3, X1
b. Dependent Variable: BESARNYA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 533.530 77.035 6.926 .000
X1 12.159 5.993 .149 2.029 .045
X2 6.720E-5 .000 .575 8.411 .000
X3 32.986 14.860 .152 2.220 .028
X4 51.605 18.162 .179 2.841 .005
X5 4.223 30.203 .009 .140 .889
a. Dependent Variable: BESARNYA
Lampiran 5
Daftar pertanyaan (kousioner)
Silahkan saudara isi daftar pertanyaan yang ada dan Berilah tanda rumput
pada kotak (). Mohon diisi dengan sebenar-benarnya.
1. Nama : ……………………..
2. Alamat : ……………………..
3. Umur : ………… Tahun
4. Jenis Kelamin :
Pria Wanita
5. Pendidikan :
Tidak tamat SD SMA
SD Diploma
SMP S1
6. Pekerjaan :..................................
7. Berapa pendapatan anda dalam satu bulan? Rp...................
8. Apakah anda mengkonsumsi air kemasan (selain air PDAM)?.
Ya
Tidak
9. Jika anda mengkonsumsi air kemasan, berapa biaya yang anda keluarkan tiap
bulan untuk membeli air kemasan tersebut?
Rp..........................
10. Bagaimana penilaian anda terhadap kualitas air PDAM?
Sangat bagus
Bagus
Cukup bagus
Kurang bagus
Sangat tidak bagus
11. Apakah anda menjadi anggota organisasi lingkungan seperti pecinta alam atau
lainnya?
Ya
Tidak
Nama Organisasi : ............................................
12. Apakah anda bersedia membayar lebih untuk mengkonsumsi air dari jasa
PDAM?
Ya
Tidak
13. Jika anda bersedia, berapa besar biaya yang bersedia anda bayar ?
Rp..........................