FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

120
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT. ANTAM TBK UBPE PONGKOR BOGOR JAWA BARAT TAHUN 2006-2007 OLEH : EVA HERNAWATI NIM : 104101003182 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK

PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN

PT. ANTAM TBK UBPE PONGKOR

BOGOR JAWA BARAT

TAHUN 2006-2007

OLEH :

EVA HERNAWATI NIM : 104101003182

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN

PT. ANTAM TBK UBPE PONGKOR BOGOR JAWA BARAT

TAHUN 2006-2007

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

EVA HERNAWATI NIM : 104101003182

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika ini dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Desember 2008

i

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) Skripsi, 12 Desember 2008 Eva Hernawati, NIM: 104101003182

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Karakteristik Pekerja dan Unit Kerja di Area Pertambangan PT Antam Tbk UBPE Pongkor Bogor Jawa Barat Tahun 2006-2007. xxii + 79 Halaman + 11 Tabel + 5 Gambar + 4 Lampiran

ABSTRAK

Pongkor adalah salah-satu tambang emas bawah tanah di Indonesia yang menggunakan kombinasi metode penambangan konvensional dan mechanised cut and fill. Penambangan emas bawah tanah adalah kegiatan yang berbahaya dan sulit. Kejadian kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 meningkat yaitu tahun 2006 sebanyak 58 kejadian kasus kecelakaan kerja menjadi 63 kasus kecelakaan kerja di tahun 2007. Penelitian ini dilakukan karena terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja di area pertambangan dari tahun 2006 sebanyak 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus (71,4%) pada tahun 2007 dari total kasus kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Faktor-faktor yang akan diteliti adalah faktor pekerja seperti umur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa data perusahaan. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 sebanyak 749 pekerja sedangkan sampelnya 174 pekerja yang diambil secara random. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november tahun 2008.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 12,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada dua variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian kecelakaan kerja yaitu variabel umur pekerja (p value 0,05) dan variabel unit kerja (p value 0,021 ) sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah tingkat pendidikan dan masa kerja dengan (p value > 0,05).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan sebaiknya mengadakan safety talk pada seluruh shift, pembuatan IBPR lebih mendetail, safety induction lebih difokuskan pada unit kerja yang akan ditempati, pengawasan yang lebih intensif pada unit kerja yang mempunyai risiko kecelakaan yang lebih besar seperti di unit produksi tambang, peninjauan ulang SOP. Untuk studi lanjutan, dapat dilakukan

ii

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

penelitian mengenai kecelakaan kerja yang tidak hanya berdampak pada pekerja melainkan yang berdampak pada kerusakan property serta terganggunya proses produksi, mempertimbangkan klasifikasi kecelakaan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja lainnya (shift kerja dan lingkungan). Selain itu, dapat dilakukan penelitian secara kualitatif untuk melihat penyebab kecelakaan kerja dan juga dapat dilakukan penelitian dengan desain case control. Daftar bacaan : 27 (1981-2008)

iii

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH MAJOR OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH Undergraduated Thesis, December 12th 2008. Eva Hernawati, NIM: 104101003182 Relating Factors of Accident Occurrence Based on Worker’s Characteristic and Work Unit at Mining Area of PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor Bogor West Java Year 2006-2007. xxii + 79 pages+ 11 tables + 5 images+ 4 appendices

ABSTRACT

Pongkor is an underground gold mining in Indonesia that combine conventional mining and mechanised cut and fill method. Underground gold mining is a dangerous and difficult activity. The total of accident at PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor from year 2006 to year 2007 is increasing from 58 cases on 2006 to 63 cases on 2007. This research is conducted due to the increase of number of accident at mining area 40 cases (69%) to 45 cases (71.4%) from total number of accident case at PT ANTAM TBK UBPE Pongkor.

This is the quantitative research using cross-sectional study design. Researched factors are worker factor such as age, education level, work period, and work unit. The research uses questionnaire as primary data and company data as secondary data. Population of this research is entire worker of mining area of PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor year 2006-2007 numbered 749 workers while the sample are randomized 174 workers. The research is conducted in November 2008. The result shows that accident experienced worker is 12.6%. Bivariate analysis shows that there are two variables which have denoting relation with accident occurrence i.e. worker’s age variable (p value 0.05) and work unit variable (p value 0.021) while not related variables are educational level and work period (p value > 0.05). As stated by the research’s result, it is advised to give safety talk on entire shift, more detailed IBPR making, more focused safety induction on will be assigned work unit, more intensive monitoring on work unit which has greater accident risk such as at mine production unit, and SOP review. For further research, a research regarding accident which not only impacting worker but also impacting damage to property and production process disruption may be conducted as well as considering the classification of accident and other relating factors of accident occurrence (work shift and environment). Furthermore, qualitative research may be conducted to comprehend the cause of accident as well as case-control designed research. References : 27 (1981-2008)

iv

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA

DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT ANTAM TBK UBPE

PONGKOR BOGOR JAWA BARAT

TAHUN 2006-2007

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 12 Desember 2008

Iting Shofwati, ST, MKKK

Pembimbing Skripsi

v

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 12 Desember 2008

Penguji I

Iting Shofwati, ST, MKKK

Penguji II

Catur Rosidati, SKM, MKM

Penguji III

Farida Tusafariah, Mkes

vi

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Eva Hernawati

Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 7 April 1985

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon : 085693117004

Email : [email protected]

Alamat : Jl. Teri no. 27 Rt 03/05 Desa Widuri Kecamatan

Pemalang Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa

Tengah.

Pendidikan Formal : SD Negeri 02 Pemalang

SLTP Negeri 01 Pemalang

SLTA Negeri 02 Pemalang

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

بسم ا هللا ا لرحمن ا لر حيمDengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang

اليكلف اهللا نفسا إال مآءاتاها سيجعل اهللا بعد عسر يس

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan

kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. 65:7)

Nafasku mungkin lelah merangkai mimpi

Mengejar hingga ribuan kilo

Menantinya dengan mengarungi waktu

Kenyataan-kenyataan kini adalah serangkaian mimpi yang telah tercipta

Tiap hari dengan iringan fajar menegakkan langkah

Berpeluh keringat kini tak masalah

Karena aku tahu, hidup adalah langkah yang ku buat

Lukisan perjuangan yang dipajang

Bukanlah sebuah insan jika tak berbuat

Namun hanya mayat yang mampu berjalan dengan angkuh

Titik akhir perjalanan hidup takkan pernah berakhir

Kecuali jika aku tak mampu lagi bergerak..

Success will follow the good player, and they have to play in misery first….

Inspired By Ressio

This undergraduated thesis presented for my brother Ahmad Safaat SH and my lover

Sirojuttolibin ST.

viii

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

KATA PENGANTAR

سال م عليكم ورحمة ا هللا و بر آا تهلا

Syukur Alhamdulillah, peneliti ucapkan atas ridha dan hidayah-Nya serta atas

anugrah nikmat Iman, Islam, dan kesehatan dari Allah SWT sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam

tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda Rasulallah Saw.

Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui ”Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Karakteristik

Pekerja dan Unit Kerja Di Area Pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE

Pongkor Bogor Jawa Barat Tahun 2006-2007”.

Penulis menyadari, bahwa pembuatan skrpsi ini tidak dapat berhasil dengan

baik tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan serta doa dari pihak lain. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahku Edi Wijaya, Ibuku Siti Charoyah (Almarhum) yang pintar dan cantik,

Ahmad Safaat SH, Ahmad Yani, Khaerudin, Made Saenah dan keluargaku semua

atas doa, nasihat, dukungan dan bantuannya.

2. Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin Sp And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Yuli Prapanca Satar MARS, selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat atas perhatian dan masukan yang diberikan.

ix

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

4. Ibu Iting Shofwati, ST. MKKK, selaku Pembimbing skripsi atas perhatian,

masukan yang diberikan selama penelitian dan bantuannya dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Ibu Catur Rosidati, SKM. MKM, atas bimbingan yang diberikan selama penulis

melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

6. Ibu Farida Tusafariah, Mkes, selaku penguji yang telah memberikan bimbingan,

saran dan masukan kepada penulis.

7. Bapak Aryanto Budi Santoso ST. MM, Selaku Safety and Environment Manager

PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

8. Bapak Budi Purwana ST, Selaku Kepala Satuan Kerja Keselamatan Kerja dan

Pembimbing Lapangan tempat penelitian, yang telah memberikan bimbingan dan

sarannya kepada penulis.

9. Ibu Erni Herawati S.Sos, selaku AM Hiperkes dan staffnya, yang telah membantu

penulis dalam penelitian.

10. Staff Keselamatan Kerja, Pak Masrury, Pak Ali Ganda, Hartini, Pak Sudiyono,

Pak Anton TN, Pak Somaun, Pak Sugeng, Pak Abdullah, Pak Sabari, Pak Haji,

Mas Usup dan seluruh karyawan, atas bmbingan, nasihat dan masukan selama

penelitian berlangsung.

11. Sirojuttolibin ST, seseorang yang selalu menyemangatiku, mendukung, selalu

kuingat dan cayo LE forever!!!

12. Kak Zezen zaenal muttaqien beserta staffnya, atas kepercayaannya menjadikan

penulis sebagai surveyor LSI.

x

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

13. Teman-teman seperjuangan penelitian di PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor :

Farah Hayati, Eneng Batzanalah, Darief, Selamat Anugrah dan Sely Marselina

makasih atas bantuannya.

14. Sister-sisterku, Ulya, Fardil, Sari, Jazi, Neneng, Farhay, Mala, Eni, Anis, Eneng

dan teman-temanku semua yang ada di HMI Cabang Ciputat, Trims ya!!!

15. Teman-teman FKIK khususnya jurusan K3 angkatan 2004, Semangat!!!

16. Keluarga eneng BZ, mami dan tini yang telah menampungku selama penelitian di

Bogor.

17. Teman-teman seperjuangan, Elly, Izzatu, Eha, D’Mey dan semua temanku yang

tidak bisa disebutkan satu-persatu, Tank’s a lot ya.

18. Teman-teman kosan yang cantik dan baik, Irma, Eneng, Ica, Sri, Hapsah, Neneng

dan Hilda Thank’s for your support.

Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga

penulis dapat memperbaiki skripsi ini dengan sempurna dan semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses

kemajuan pendidikan selanjutnya.

و ا لسال م عليكم ورحمة ا هللا و بر آا ته

Jakarta, 12 Desember 2008

Eva Hernawati

xi

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

ABSTRACT .......................................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ................................................... vii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. viii

LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI......................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xx

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xxi

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xxiii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 8

1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 9

1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 10

1.4.1 Tujuan Umum .......................................................................... 10

1.4.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 10

xii

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 12

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti............................................................... 12

1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan......................................................... 12

1.5.3 Manfaat Bagi Akademisi.......................................................... 12

1.6 Ruang Lingkup.................................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 14

2.1 Pengertian Kecelakaan...................................................................... 14

2.2 Kerugian Kecelakaan Kerja .............................................................. 15

2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja.............................................................. 16

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Akibat Kerja......... 19

2.4.1 Faktor Pekerja .......................................................................... 20

2.4.2 Faktor Pekerjaan....................................................................... 26

2.4.1 Faktor Lingkungan................................................................... 29

2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja..................................................... ..... 31

2.6 Kerangka Teori ................................................................................. 33

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............. 34

3.1 Kerangka Konsep.............................................................................. 34

3.2 Definisi Operasional ........................................................................ 35

3.3 Hipotesis............................................................................................ 36

BAB VI METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 37

4.1 Desain Penelitian............................................................................... 37

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 37

4.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 37

xiii

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

4.3.1 Populasi .................................................................................... 37

4.3.2 Sampel...................................................................................... 38

4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data.................................................. 39

4.4.1 Pengumpulan Data ................................................................... 39

4.4.2 Pengolahan Data....................................................................... 39

4.5 Analisa Data...................................................................................... 40

BAB V HASIL .................................................................................................... 41

5.1 Gambaran Umum Perusahaan........................................................... 41

5.1.1 Profil Perusahaan ................................................................. 41

5.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi ......................................... 42

5.1.3 Proses Produksi ..................................................................... 43

5.1.4 Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2006-2007 ..................... 45

5.1.5 Unit Kerja Di Area Pertambangan ........................................ 47

5.2 Analisis Univariat ............................................................................. 52

5.2.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja ................................. 52

5.2.2 Gambaran Umur Pekerja ...................................................... 52

5.2.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Pekerja ................................ 53

5.2.4 Gambaran Masa Kerja Pekerja.............................................. 53

5.2.5 Gambaran Unit Kerja ........................................................... 54

5.3 Analisis Bivariat................................................................................ 55

5.3.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur

Pekerja................................................................................... 55

xiv

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

5.3.2 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Pekerja .................................................. 56

5.3.3 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa

Kerja Pekerja ........................................................................ 57

5.3.4 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit

Kerja...................................................................................... 58

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 59

6.1 Keterbatasan Penelitian..................................................................... 59

6.2 Analisis Univariat ............................................................................. 60

6.2.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja .................................... 60

6.2.2 Gambaran Umur Pekerja.......................................................... 63

6.2.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Pekerja.................................... 64

6.2.4 Gambaran Masa Kerja Pekerja................................................. 66

6.2.5 Gambaran Unit Kerja ............................................................... 67

6.3 Analisis Bivariat................................................................................ 68

6.3.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur

Pekerja................................................................................... 68

6.3.2 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Pekerja .................................................. 69

6.3.3 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa

Kerja Pekerja......................................................................... 72

xv

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

6.3.4 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit

Kerja...................................................................................... 74

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 77

7.1 Simpulan ........................................................................................... 77

7.2 Saran.................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvi

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional........................................................................... 35

Tabel 5.1 Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2006-2007.................. 47

Tabel 5.1 Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja ............................................... 52

Tabel 5.2 Distribusi Umur Pekerja ..................................................................... 52

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Pekerja............................................... 53

Tabel 5.4 Distribusi Masa Kerja Pekerja............................................................ 53

Tabel 5.5 Distribusi Unit Kerja .......................................................................... 54

Tabel 5.6 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur Pekerja .. 55

Tabel 5.7 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Pekerja ............................................................................. 56

Tabel 5.8 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa Kerja

Pekerja ................................................................................................ 57

Tabel 5.9 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit Kerja ....... 58

xvii

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut HW. Heinrich .......... 17

Gambar 2.2 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut Frank. E. Bird. Yr .... 18

Gambar 2.3 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut Edward Adam.......... 18

Gambar 2.4 Kerangka Teori................................................................................ 33

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 34

xviii

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Jawaban Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Analisa Univariat

Lampiran 4 Hasil Analisa Bivariat

xix

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

DAFTAR ISTILAH

Accident : Kecelakaan, setiap kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan

Agent factor : Faktor pekerjaan

Chi square : Analisis hubungan antara variabel kategorik dengan variabel

kategorik

Conveyor : Mesin pembawa batu emas dari crushing menuju ballmill

Cross sectional : Jenis penelitian non-eksperimental dalm rangka mempelajari

dinamika korelasi/hubungan antara factor-faktor risiko

dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan

tertentu.

Cut and fill : Metode penambangan dengan cara mengambil bijih emas

dari perut bumi kemudian rongga yang telah kosong diisi lagi

dengan material limbah, pasir dan kerikil yang merupakan

sisa hasil pengolahan yang telah bersih dari zat-zat berbahaya.

Crushing : Mesin penghancur batu emas sampai diperoleh ukuran butir

12,5 mm

Dore Bullion : Produk akhir PT ANTAM Tbk UBPE Pogkor, berupa

lempengan campuran emas dan perak dengan kandungan

emas 10%, perak 90-92% dan pengotor (impurities) 1%

Environment factor : Faktor lingkungan kerja

Frequency Rate : Tingkat kekerapan / jumlah kecelakaan yang terjadi

xx

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Hipotesis : Pernyataan sementara yang perlu di uji kebenarannya.

Host factor : Faktor pekerja yang melakukan pekerjaan

Ore : Bijih emas

Responden : Pekerja yang dijadikan sampel pada penelitian

Safety talk : Komunikasi dua arah (diskusi), bahan yang disampaikan

adalah hasil-hasil accident dan informasi lainnya yang

disampaikan setiap akan memulai pekerjaan.

Safety Sign : Tanda-tanda/gambar keselamatan kerja

Safety Patrol : Kegiatan inspeksi K3 dan lingkungan.

Safety Campaign : Promosi K3

Severity Rate : Tingkat keparahan kecelakaan

Shift : Pembagian kerja dalam waktu dua puluh empat jam

Underground Mining : Pertambangan bawah tanah

Unit Kerja : Pembagian satuan kerja di area proses maupun non proses

yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis pekerjaan

Verklaring : Surat pengalaman kerja

xxi

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

DAFTAR SINGKATAN

ANTAM : Aneka Tambang

APD : Alat Pelindung Diri

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

CIL : Carbon In Leach

FR : Frequency Rate

ILO : International Labour Organization

ISO : International Standard Organization

JAMSOSTEK : Jaminan Sosial Tenaga Kerja

JSA : Job Safety Analysis

K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

LHD : Loading, Hauling, Dumping

PT : Perseroan Terbatas

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SOP : Standard Operating Procedures

SR : Severity Rate

Tbk : Terbuka

UBPE : Unit Bisnis Penambangan Emas

xxii

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya dunia industri, dunia kerja selalu

dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa segera diatasi bila

perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Berbagai macam tantangan baru muncul

seiring dengan perkembangan jaman. Namun masalah yang selalu berkaitan dan

melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya

kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah

yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak

hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah

timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya

manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-

satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun (Bhina,

2007).

Laporan International Labour Organization (ILO) memasukkan

Indonesia sebagai negara dengan angka kecelakaan kerja terbesar kedua di

dunia. Laporan itu didasarkan pada survei terhadap 53 negara tahun lalu, sesuai

data ILO, terjadi 65.474 kecelakaan kerja di Indonesia. Di antara jumlah

tersebut, 1.451 orang tenaga kerja meninggal dunia. Selain itu, 5.326 pekerja

cacat tetap dan 58.697 sembuh tanpa cacat (Dwi, 2008).

1

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

2

Berdasarkan data dari PT. Jamsostek mengenai jumlah kecelakaan kerja

yang terjadi di Indonesia pada tahun 2006 didapatkan bahwa total kasus yang

terjadi sebanyak 95.624 yang terdiri dari cacat fungsi sebanyak 4.973 kasus,

cacat sebagian sebanyak 2.918 kasus, cacat total sebanyak 122 kasus, jumlah

kematian sebanyak 1784 kasus dan yang mengalami sembuh sebanyak 85.827

kasus. (Depnakertrans RI, 2007)

Sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 tingkat kecelakaan kerja di

Indonesia tergolong tinggi. Hal tersebut harus menjadi perhatian semua

komponen agar memperhatikan masalah keselamatan dalam bekerja.

Pelaksanaan keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan

Undang-Undang No.1 tahun 1970 dan UU No.13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

kerja dari potensi bahaya yang dihadapi. Semuanya untuk mewujudkan kondisi

kerja yang aman, sehat, bebas kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Pelalawan,

2008)

Berdasarkan data Depnakertrans, angka kecelakaan kerja di Indonesia

masih tergolong tinggi, meskipun cenderung turun dari tahun ke tahun. Tahun

2000 terjadi 98.902 kasus, tahun 2001 terjadi 104.774 kasus, tahun 2002 terjadi

103.804 kasus, tahun 2003 terjadi 105.846 kasus, tahun 2004 terjadi 95.418

kasus, tahun 2005 terjadi 99.023 kasus dan tahun 2006 menjadi 95.624 kasus

(Mohamad, 2008). Depnakertrans tahun 2007 menunjukkan 65.474 kasus

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal itu mengakibatkan jatuhnya

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

3

korban 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat, dan 58.697 orang sembuh

tanpa cacat (Ip, 2008).

Tingkat kecelakaan kerja pada PT Aneka Tambang selama lima tahun

terakhir tergolong tinggi. Korban mencapai 1.209 orang, meliputi 118 orang

meninggal dunia, 439 orang luka berat, serta 652 orang luka ringan. Korban

kecelakaan kerja di tambang pada tahun 1997 sebanyak 269 orang, meliputi 143

orang luka ringan, 102 orang luka berat, dan 24 orang meninggal dunia. Tahun

berikutnya korban kecelakaan sebanyak 259 orang, yakni 147 orang luka ringan,

93 orang luka berat, dan 19 orang meninggal dunia. Tahun 2001 sebanyak 106

orang luka ringan, 86 orang luka berat, serta 19 orang meninggal dunia. Tahun

2002 sebanyak 103 orang luka ringan, 74 orang luka berat, dan 31 orang

meninggal dunia. Pada tahun 2003 tercatat 153 orang luka ringan, 84 orang luka

berat, dan 31 orang meninggal dunia (Jan, 2004).

Kerugian akibat kecelakaan kerja digambarkan seperti gunung es,

permasalahan termasuk biaya yang terjadi sebenarnya jauh lebih besar dari apa

yang dihitung. Perbandingan antara biaya langsung dan tidak langsung adalah 1:

6-53 kali. Biaya langsung hanya biaya pengobatan dan biaya kompensasi

(asuransi) sedangkan biaya tidak langsung adalah kerugian akibat kerusakan

peralatan, bangunan, material, produksi terganggu, biaya hukum, biaya

peralatan, serta waktu untuk penyelidikan. Biaya lain ialah upah yang tetap

dibayarkan kepada korban, biaya untuk pengganti dan pelatihan, biaya kerja

lembur, kurang kemampuan korban setelah sembuh (ILO, 1983 dalam Nov,

2005).

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

4

Menurut ILO tahun 1989 (Arifin, 2004) mengemukakan bahwa

kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu :

1. Faktor pekerja seperti umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan masa

kerja.

2. Faktor pekerjaan seperti shift kerja, lama jam kerja dan unit kerja.

3. Faktor lingkungan di tempat kerja seperti faktor fisik, kimia dan biologi.

Terjadinya kecelakaan akibat kerja dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor penyebab dimana faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan

mempengaruhi. Para ahli menggolongkan faktor-faktor penyebab timbulnya

kecelakaan akibat kerja dengan cara yang berbeda-beda. John Gordon

menggolongkan faktor-faktor tersebut menurut host, agent dan environment

(Soetanto, 1990)

Teori kecelakaan dari Gordon mengemukakan tentang multiple causation

model dengan basis epidemiologi yang diambil dari Heinrich model dari konsep

loss control yang dikembangkan oleh Bird dan Loftus. Beberapa orang

menyatakan bahwa fenomena kecelakaan adalah tindakan yang tidak

diharapkan, tidak dapat dihindari dan tidak diperhatikan yang dihasilkan dari

interaksi sekumpulan besar host, agent dan faktor-faktor lingkungan disertai

dengan situasi yang melibatkan pengambilan risiko dan persepsi dari bahaya

(Hegney, 1997 dalam Susiwi, 2003).

Pada variabel umur menurut penelitian Sukamto pada pekerjaan seismic

survey di PT. Elnusa Geosains tahun 2004 dari hasil analisis statistik

menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

5

antara umur dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,040, terlihat bahwa

pekerja paling banyak mengalami kecelakaan akibat kerja adalah pekerja yang

berumur 20-30 tahun yang terjadi pada tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%),

tahun 2002 sejumlah 26 pekerja (60,5%) dan tahun 2003 sejumlah 48 pekerja

(66,7%).

Pada variabel masa kerja menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

Elnusa Geosains bahwa dari hasil analisis statistik menggunakan chi square

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan

kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,00, terlihat bahwa distribusi kecelakaan kerja

banyak terjadi adalah pekerja yang bekerja dengan masa kerja 1-6 bulan untuk 3

tahun terakhir yaitu pada tahun 2001 sejumlah 34 pekerja (68%), tahun 2002

sejumlah 42 pekerja (97,7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 71 pekerja (98,6%).

Pada variabel pendidikan menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

Elnusa Geosains juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara

pendidikan dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,012, terlihat bahwa

pendidikan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja adalah pekerja yang

mempunyai latar belakang SLTP dan SLTA tahun 2001 sebanyak 24 orang yaitu

48%, pada tahun 2002 terlihat banyak terjadi pada pekerja dengan latar belakang

SLTP sebanyak 22 orang yaitu 51,2% dan tahun 2003 banyak terjadi pada

pendidikan SLTP sebanyak 37 orang yaitu 51,4%.

Pada variabel unit kerja menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

Elnusa Geosains bahwa dari hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan

yang bermakna antara unit kerja dengan kecelakaan kerja, terlihat bahwa unit

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

6

kerja paling banyak terjadi pada pekerjaan unit topografi/surveying yakni pada

tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 20 pekerja (46%)

dan tahun 2003 sejumlah 56 pekerja (77%) dan paling sedikit terjadi kecelakaan

kerja pada pekerjaan unit recording dengan distribusi pada tahun 2001 sejumlah

4 pekerja (8%), tahun 2002 sejumlah 3 pekerja (7%) dan pada tahun 2003

sejumlah 4 pekerja (5,6%) (p value = 0,063).

Pongkor adalah salah-satunya tambang emas bawah tanah di Indonesia

yang menggunakan kombinasi metode penambangan konvensional dan

mechanised cut and fill. Penambangan emas bawah tanah adalah kegiatan yang

berbahaya dan sulit. Pada tahun 2006 ada 58 kejadian kasus kecelakaan kerja

dengan nilai FR = 3,29 dan SR = 44,152 serta pada tahun 2007 ada 63 kasus

kecelakaan kerja dengan nilai FR = 1,59 dan SR = 6,90. nilai FR dan SR dari

tahun 2006 sampai tahun 2007 menurun. Hal ini dikarenakan jam kerja pada

tahun 2006 sebanyak 1.815.516 meningkat di tahun 2007 menjadi 1.867.430

(PT. ANTAM, 2008).

Menurut studi pendahuluan di PT.Antam Tbk UBPE Pongkor diketahui

bahwa karakteristik pekerja dan karakteristik pekerjaan di area pertambangan

tersebut dicurigai sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di

PT.Antam Tbk UBPE Pongkor. Faktor-faktor tersebut seperti karakteristik

pekerja (umur, tingkat pendidikan, masa kerja) dan karakteristik pekerjaan (unit

kerja).

Umur pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor antara 23 sampai

dengan umur 55. Menurut Oborne (1982) menyatakan bahwa banyak alasan

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

7

mengapa tenaga kerja golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk

menderita kecelakaan akibat kerja lebih tinggi dibandingkan dengan golongan

umur yang lebih tua. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian

kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang

perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa-

gesa.

Tingkat pendidikan pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah

Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Menurut Arifin (2004)

menyatakan bahwa pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir

sesorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu

pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan

yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.

Masa kerja pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah 1 tahun

sampai dengan 16 tahun. Menurut ILO (1989) menyatakan bahwa perhatian

pekerja yang belum terbiasa pada lingkungan pabrik akan terpencar oleh banyak

kesan baru dan ini bersama kurangnya pengalaman dapat menjelaskan mengapa

frekuensi kecelakaan relatif tinggi di antara para pendatang baru.

Unit kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor ada 3 unit kerja yaitu

unit produksi tambang, unit development dan unit supporting. Pada unit

supporting terdiri dari sarana tambang, pengisian ulang, pemeliharaan peralatan

tambang, perencanaan tambang dan quality control (pengukuran tambang serta

pengawasan kadar dan geoteknik). Unit kerja ialah pembagian satuan kerja di

area proses maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

8

pekerjaan (Suma’mur, 1981). Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar

terhadap risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam

kecelakaan akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu

proses (Suma’mur, 1989).

Kejadian kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari

tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 meningkat dan paling banyak terjadinya

kecelakaan kerja pada area pertambangan. Pada tahun 2006 kejadian kecelakaan

kerja di area pertambangan ada 40 kasus (69%) dari total kasus kecelakaan kerja

di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor mengalami peningkatan menjadi 45 kasus

(71,4%) di tahun 2007. Hal ini perlu adanya usaha untuk mencari faktor-faktor

yang berhubungan dari kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja

seperti umur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja sehingga

kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dapat

diketahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat dicegah,

diturunkan bahkan dihilangkan angka kejadian kecelakaan kerja tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan di atas, kejadian kecelakaan kerja masih relatif tinggi

terutama di bidang industri pertambangan. Berdasarkan data laporan kecelakaan

kerja bulanan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari tahun 2006 sampai dengan

tahun 2007 bahwa jumlah kecelakaan kerja pada area pertambangan mengalami

peningkatan yaitu dari 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus (71,4%) dari total

kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Hal ini berarti pekerja di

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

9

area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor berisiko mengalami

kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja pada PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor berdampak

pada terganggunya proses pertambangan, kerusakan alat, biaya perbaikan, biaya

bagi si korban kecelakaan dan masih banyak kerugian lainnya. Kejadian

kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dapat

dicurigai ada beberapa faktor diantaranya faktor pekerja seperti umur, pendidika

dan masa kerja serta faktor pekerjaan seperti unit kerja. Semua faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja tersebut dicurigai terdapat

di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Untuk itu penulis

melakukan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM

Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

2. Bagaimana gambaran umur pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

3. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

4. Bagaimana gambaran masa kerja pekerja di area pertambangan PT. ANTAM

Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

10

5. Bagaimana gambaran unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

6. Apakah ada hubungan antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja

di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

7. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian

kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

tahun 2006-2007 ?

8. Apakah ada hubungan antara masa kerja pekerja dengan kejadian kecelakaan

kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-

2007 ?

9. Apakah ada hubungan antara unit kerja dengan kejadian kecelakaan kerja di

area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran kejadian kecelakaan kerja di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

2. Diketahuinya gambaran umur pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

11

3. Diketahuinya gambaran tingkat pendidikan pekerja di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

4. Diketahuinya gambaran masa kerja pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

5. Diketahuinya gambaran unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM

Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007

6. Diketahuinya hubungan antara umur pekerja dengan kejadian

kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor tahun 2006-2007.

7. Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan

kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

8. Diketahuinya hubungan antara masa kerja pekerja dengan kejadian

kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor tahun 2006-2007.

9. Diketahuinya hubungan antara unit kerja dengan kejadian kecelakaan

kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun

2006-2007.

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

12

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti

Dapat mempertajam kemampuan analitik dalam memahami

masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya masalah

kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE.

1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan

Perusahaan mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk

membuat kebijakan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dalam

rangka mengurangi bahkan menghilangkan angka kecelakaan kerja pada

pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

1.5.3 Manfaat Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan

akademisi sebagai informasi terhadap penelitian selanjutnya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik

pekerja dan unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

tahun 2006-2007. Faktor -faktor yang akan diteliti adalah faktor pekerja seperti

umur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja. Penelitian ini

dilakukan karena terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja di area

pertambangan dari tahun 2006 sebanyak 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

13

(71,4%) pada tahun 2007 dari total kasus kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november tahun 2008.

Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang berjumlah 749 orang sedangkan sampel

penelitian diambil secara random sebanyak 174 pekerja yang mengalami

kecelakaan kerja dan pekerja yang tidak mengalami kecelakaan kerja tahun

2006-2007 dari semua pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Penelitian ini

menggunakan data primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa laporan

kecelakaan kerja tahun 2006-2007, jumlah pekerja yang ada di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dan data mengenai sertifikat di

setiap unit kerja.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja ialah setiap kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan. Tidak terduga berarti tidak ada unsur-unsur kesengajaan apalagi

dalam bentuk perencanaan. Oleh karena itu, peristiwa sabotase atau tindakan

kriminal adalah di luar lingkup kecelakaan kerja. Tidak diharapkan karena setiap

kecelakaan biasanya disertai dengan kerugian material dan non material, mulai

dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat (Depnakertrans, 2003).

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan

hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa

kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan

pekerjaan. Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya

sehingga meliputi juga kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada

saat perjalanan ke dan dari tempat kerja. Misalnya seperti diatur dalam Undang-

undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JSTK).

Kecelakaan di rumah bukanlah termasuk kategori kecelakaan kerja. Kecelakaan

demikian termasuk pada kecelakaan umum hanya saja menimpa tenaga kerja di

luar pekerjaannya (Depnakertrans, 2003).

Silalahi (1985) mendefinisikan kecelakaan kerja adalah suatu kejadian

yang tidak diharapkan dan tidak dikehendaki yang mengakibatkan korban luka

pada manusia serta kerusakan pada harta dan benda.

14

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

15

Jadi dapat disimpulkan pengertian kecelakaan kerja secara umum adalah

kejadian kecelakaan yang berhubungan dengan kerja yang tidak diharapkan yang

mengakibatkan kerugian pada manusia, kerusakan pada harta dan benda serta

terganggunya proses produksi.

2.2 Kerugian Kecelakaan Kerja

Kerugian kecelakaan kerja antara lain (Depnakertrans, 2003) :

1. Penderitaan fisik, termasuk cidera/sakit ringan, berat atau cacat tubuh atau

bahkan kematian. Akibat-akibat tersebut hanya menyangkut fisik, tidak

termasuk menyangkut aspek kemanusiaan seperti :

a. Rasa sedih keluarga dan teman karena korban meninggal dunia

b. Rasa sakit akibat cidera

c. Menanggung beban psikologis akibat kehilangan salah-satu anggota

badan (terjadinya cacat permanen)

2. Kerusakan benda/mesin, peralatan, perlengkapan, bangunan, bahan

produksi/hasil produksi.

3. Terjadinya kekacauan organisasi/citra perusahaan.

4. Terlambatnya proses produksi baik sementara maupun permanen.

5. Lain-lain yang tidak diasuransikan seperti :

a. gaji yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan

karena tidak masuk kerja

b. pembayaran kompensasi

c. biaya lembur

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

16

d. biaya untuk melatih pegawai baru

e. biaya untuk menerima pegawai baru

f. waktu yang tersita untuk urusan administrasi atau untuk tenaga yang

membantu menolong korban.

2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja

Setiap kecelakaan terutama ada penyebabnya. Kecelakaan tidak tejadi

begitu saja. Ada beberapa teori tentang terjadinya suatu kecelakaan yang dikenal

dengan teori deret Domino (Depnakertrans, 2003).

a. Teori HW. Heinrich (1933), menurut teori ini terjadinya suatu kecelakaan

dapat diurutkan sebagai berikut :

1. Lingkungan sosial/keturunan (Social Environment/Ancestry)

2. Kesalahan manusia (Fault of person)

3. Perbuatan membahayakan dan bahaya yang ditimbulkan secara mekanis

atau fisik (Unsafe act and Mechanical or physical Hazard)

4. Kecelakaan (Accident)

5. Cidera

Lebih jelasnya urutan terjadinya kecelakaan tersebut dapat dilihat

seperti pada gambar 2.1. kecelakaan dimulai karena adanya keadaan

sosial atau lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkah-laku

seseorang (Kartu I). Apabila hal ini dibiarkan maka tingkah laku yang

muncul kemungkinan negatif misalnya lupa, gugup, pemarah, acuh tak

acuh dan sebagainya dan hal ini merupakan kesalahan manusia (Kartu

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

17

II). Karena adanya kesalahan manusia maka tindakan yang dilakukan

merupakan tindakan yang membahayakan (Kartu III). Akibat dari

tindakan yang tidak aman, maka timbullah kecelakaan (Kartu IV). Kalau

sampai terjadi suatu kecelakaan maka akan menimbulkan cidera (Kartu

V). Urutan kejadian kecelakaan menurut teori tersebut dapat dilihat

seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Urutan kejadian kecelakaan menurut HW. Henrich

b. Teori Frank E, Bird Yr.

Menurut teori ini urutan kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kontrol dari manajemen (Kartu I)

2. Penyebab dasar atau sumber (Kartu II)

3. Penyebab langsung atau gejala (Kartu III)

4. Insiden atau kontak (Kartu IV)

5. Kerugian terhadap manusia atau benda (Kartu V).

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

18

Urutan kejadian kecelakaan menurut teori tersebut dapat dilihat

seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2

Urutan kejadian kecelakaan menurut Frank E. Bird. Yr

c. Teori Edward Adam

Menurut Edward adam bahwa penyebab suatu kecelakaan yaitu

struktur manajemen. Pada dasarnya yang membedakan teori yang satu

dengan yang lainnya yaitu pada urutan pertama dan kedua. Urutan

seterusnya adalah sama yang berbeda hanya istilahnya saja. Urutan

kecelakaan/insiden menurut Edward Adam dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3

Urutan kejadian kecelakaan menurut Edward Adam

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

19

d. Teori Loss Causation Model

Teori lain yang lebih baru dikemukakan oleh Bird & German pada

tahun 1985. Teori ini dikenal dengan Loss Causation Model yang tidak

mempersalahkan faktor lingkungan dan keturunan. Tetapi timbulnya

kecelakaan diakibatkan oleh kegagalan dari pihak manajemen. Oleh karena

itu dalam menganalisis permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja,

analisis harus dilanjutkan sampai menemukan penyebab dasar masalah,

yang berkaitan dengan tugas dan fungsi manajemen yang tidak

dilaksanakan. Pertanyaan yang perlu dianalisis ialah tugas dan fungsi

manajemen yang mana yang tidak dilaksanakan sehingga terjadi kecelakaan.

2.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja

Timbulnya kecelakaan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana

faktor yang satu mempengaruhi faktor yang lainnya. Berdasarkan pendekatan

epidemiologi (US. Office of Technology Assesment Washington DC, 1975),

faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan akibat kerja dapat dikelompokkan

sebagai berikut (Arifin, 2004).

1. Host, yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan.

2. Agent, yaitu pekerjaan.

3. Environment, yaitu lingkungan kerja.

Menurut ILO tahun 1989 mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja

pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor pekerja, pekerjaannya dan

faktor lingkungan di tempat kerja (Arifin, 2004).

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

20

2.4.1 Faktor Pekerja

Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik pekerja yaitu sebagai

berikut :

1. Umur

Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian

kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai

kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat

kerja dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda

mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi (Hunter, 1975).

Namun umur muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan

akibat kerja, hal ini mungkin karena kecerobohan dan sikap suka

tergesa-gesa (Tresnaningsih, 1991).

New Jersey tahun 1991 sampai dengan tahun 2000

didapatkan 20% kematian dari 1.174 kecelakaan. Dari 234

kecelakaan kerja di New Jersey lebih banyak terjadi pada pekerja

usia lanjut (> 55 tahun) dari pada usia muda, antara lain : kecelakaan

transportasi perbandingan antara usia lanjut dengan usia muda 42% :

34%, terjatuh 18% : 14%, ledakan 6% : 3%.(Dina, 2007).

Dari hasil penelitian di Amerika Serikat diungkapkan bahwa

pekerja usia muda lebih banyak mengalami kecelakaan

dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Pekerja muda usia

biasanya kurang berpengalaman dalam pekerjaannya (ILO, 1989).

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

21

Banyak alasan mengapa tenaga kerja golongan umur muda

mempunyai kecenderungan untuk menderita kecelakaan akibat kerja

lebih tinggi dibandingkan dengan golongan umur yang lebih tua.

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan

akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang

perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh,

dan tergesa-gesa (Oborne, 1982).

Pada penelitian kasus kecelakaan yang terjadi di propinsi

DKI Jakarta dan Kaltim dari data tahun 2004 sampai dengan tahun

2006 oleh Jamsostek Tbk ternyata kecelakaan yang terjadi paling

banyak menimpa kelompok umur 21-25 tahun, diikuti kelompok

umur 26-30 tahun dan 31-35 tahun yang merupakan kelompok usia

paling produktif. Banyaknya kasus kecelakaan pada usia muda ini

cenderung untuk berperilaku sembrono, kurang pengalaman, senang

mencoba-coba dan mengakibatkan perilaku tidak aman dan atau

membuat kondisi kerja yang tidak aman (Depnakertrans RI, 2007).

Pada penelitian Sukamto pada pekerjaan seismic survey di

PT. Elnusa Geosains tahun 2004 dari hasil analisis statistik

menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara umur dengan kecelakaan kerja dengan

Pvalue=0,040, terlihat bahwa pekerja paling banyak mengalami

kecelakaan akibat kerja adalah pekerja yang berumur 20-30 tahun

yang terjadi pada tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

22

sejumlah 26 pekerja (60,5%) dan tahun 2003 sejumlah 48 pekerja

(66,7%).

Hasil penelitian Angreni (1993) ) di PT. Intirub bahwa

terjadinya kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada kelompok

umur 20-29 tahun (25%) kemudian menyusul kelompok umur 30-39

tahun (10,4%). Setelah dilakukan uji chi square untuk melihat

hubungan statistik antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan

kerja diperoleh hasil tidak ada hubungan bermakna diantara

keduanya (P value = 0,16)

Hasil Penelitian Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear

Indonesia bahwa dari seluruh pekerja yang mengalami kecelakaan

selama tahun 1994-1996 kejadian kecelakaan kerja yang sering

terjadi pada kelompok umur ≥ 41 tahun. Pada tahun 1994 sebanyak

22 kasus (52,4%), tahun 1995 sebanyak 33 kasus (53,4%) dan pada

tahun 1996 sebanyak 24 kasus (57,2%) dari hasil uji statistik chi

square tidak didapat hubungan yang bermakna antara umur dengan

kejadian kecelakaan (p value = 0,005).

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir sesorang

dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain

itu pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap

pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan

keselamatan kerja.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

23

Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan yang tersedia

bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, seperti Sekolah

Dasar atau bahkan tidak pernah bersekolah akan bekerja di lapangan

yang mengandalkan fisik (Efrench, 1975). Hal ini dapat

mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja karena beban fisik yang

berat dapat mengakibatkan kelelahan yang merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja.

Menurut Achmadi (1990) yang dimaksud dengan pendidikan

adalah pendidikan formal yang diperoleh di sekolah dan ini sangat

berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Namun disamping

pendidikan formal, pendidikan non formal seperti penyuluhan dan

pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam

pekerjaannya.

Pada variabel pendidikan menurut penelitian Sukamto di PT.

Elnusa Geosains tahun 2004 menunjukkan ada hubungan yang

bermakna antara pendidikan dengan kecelakaan kerja dengan

Pvalue=0,012, terlihat bahwa pendidikan yang paling sering terjadi

kecelakaan kerja adalah pekerja yang mempunyai latar belakang

SLTP dan SLTA menduduki posisi yang sama yaitu pada tahun

2001 sebanyak 24 orang yaitu 48%, pada tahun 2002 terlihat banyak

terjadi pada pekerja dengan latar belakang SLTP sebanyak 22 orang

yaitu 51,2% dan tahun 2003 banyak terjadi pada pendidikan SLTP

sebanyak 37 orang yaitu 51,4%.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

24

Menurut penelitian Angreni (1993) di PT. Intirub bahwa

angka kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada pekerja dengan

pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu dengan angka kecelakaan

sebesar 10% sedangkan angka kecelakaan paling rendah terdapat

pada pekerja dengan tingkat pendidikan SLTA (8,8%). Dengan

melakukan uji chi square dapat diketahui bahwa ternyata antara

tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja tidak

ada hubungan yang bermakna (P value = 0,83).

Hasil Penelitian Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear

Indonesia berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa pekerja

yang berpendidikan rendah mempunyai persentase yang lebih besar

mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pekerja yang

pendidikan lebih tinggi. Dari hasil uji statistik chi square antara

tingkat pendidikan dan kejadian kecelakaan kerja didapat adanya

hubungan yang bermakna (p value = 0,005)

3. Masa Kerja

Sulit untuk menarik kesimpulan yang jelas pengaruh masa

kerja dan pengalaman kerja terhadap tingkat kecelakaan karena

berbagai faktor yang menyebabkan kecelakaan saling mempengaruhi

dan tidak dapat dipisahkan. Perhatian pekerja yang belum terbiasa

pada lingkungan pabrik akan terpencar oleh banyak kesan baru dan

ini bersama kurangnya pengalaman dapat menjelaskan mengapa

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

25

frekuensi kecelakaan relatif tinggi di antara para pendatang baru

(ILO, 1989).

Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan

berbagai penelitian dengan meningginya pengalaman dan

keterampilan akan disertai dengan penurunan angka kecelakaan

akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat kerja

bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja

di tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya

belum mengetahui secara mendalam seluk-beluk pekerjaannya

(Suma’mur 1989).

Penelitian dengan studi restropektif di Hongkong dengan 383

kasus membuktikan bahwa kecelakaan akibat kerja karena mesin

terutama terjadi pada buruh yang mempunyai pengalaman kerja di

bawah 1 tahun (Ong, Sg, 1982).

Pada penelitian Sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains

bahwa dari hasil analisis statistik menggunakan chi square

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa

kerja dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,00, terlihat bahwa

distribusi kecelakaan kerja banyak terjadi adalah pekerja yang

bekerja dengan masa kerja 1-6 bulan untuk 3 tahun terakhir yaitu

pada tahun 2001 sejumlah 34 pekerja (68%), tahun 2002 sejumlah

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

26

42 pekerja (97,7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 71 pekerja

(98,6%).

Menurut penelitian Angreni (1993) ) di PT. Intirub bahwa

angka kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada pekerja dengan

masa kerja 5-9 tahun (12,9%) dan paling rendah pada pekerja

dengan masa kerja 15-19 tahun (9,1%). Uji statistik chi square

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara lamanya

masa kerja dengan kejadian kecelakan kerja (P value = 0,40)

4. Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan.

Pekerja pria dan wanita mempunyai perbedaan secara fisiologis dan

psikologis. Antara pekerja pria dan wanita memiliki perbedaan

dalam daya tahan, ukuran tubuh, postur tubuh yang dapat

mempengaruhi cara kerja (Santoso, 1999).

2.4.2 Faktor Pekerjaan

Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik pekerjaan yaitu

sebagai berikut :

1. Giliran Kerja ( Shift )

Giliran kerja adalah pembagian kerja dalam waktu dua

puluh empat jam (Andrauler P. 1989). Terdapat dua masalah

utama pada pekerja yang bekerja secara bergiliran, yaitu

ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan sistem shift

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

27

dan ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada

malam hari dan tidur pada siang hari (Andrauler P. 1989).

Pergeseran waktu kerja dari pagi, siang dan malam hari

dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kecelakaan akibat

kerja (Achmadi, 1980). Berdasarkan penelitian bahwa angka

kecelakaan akibat kerja pada tenaga kerja yang bekerja pada pagi

atau sore hari lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja yang bekerja

pada malam hari, akan tetapi ada penelitian lain yang menduga

bahwa risiko kecelakaan akibat kerja tetap tinggi pada tenaga kerja

yang bekerja pada malam hari. Hal ini adalah termasuk sumber

bahaya yang perlu dikendalikan di tempat kerja untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja (Rahmah, 1998).

Pada penelitian Angreni tahun 1993 bahwa angka

kecelakaan kerja pada PT. Intirub paling besar terdapat pada waktu

kerja jam 23.00-07.00 (shift III) yaitu sebesar 11 kecelakaan

(10,7%) dan paling kecil pada waktu jam 15.00-23.00 (shift II)

yaitu sebesar 7 kecelakaan (6,8%). Hasil dari uji statistik

diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian

kecelakaan kerja dengan shift kerja (Pvalue=0,80).

Dilihat dari shift kerja dari hasil penelitian

Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear Indonesia bahwa pada

tahun 1994 kejadian kecelakaan kerja paling sering terjadi pada

saat shift 1 sebanyak 20 kasus (47,6%) sedangkan tahun 1995

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

28

sebanyak 33 kasus (53,2%) dan pada tahun 1996 sebanyak 16

kasus (33,3%) dari hasil uji statistik chi square tidak ditemukan

hubungan yang bermakna.

2. Unit Kerja

Unit kerja ialah pembagian satuan kerja di area proses

maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis

pekerjaan (Suma’mur, 1981).

Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap risiko

terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan

akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam

suatu proses (Suma’mur, 1989).

Pada variabel unit kerja menurut penelitian Sukamto

(2004) di PT. Elnusa Geosains bahwa dari hasil uji statistik

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara unit kerja

dengan kecelakaan kerja, terlihat bahwa unit kerja paling banyak

terjadi pada pekerjaan unit topografi/surveying yakni pada tahun

2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 20 pekerja

(46%) dan tahun 2003 sejumlah 56 pekerja (77%) dan paling

sedikit terjadi kecelakaan kerja pada pekerjaan unit recording

dengan distribusi pada tahun 2001 sejumlah 4 pekerja (8%), tahun

2002 sejumlah 3 pekerja (7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 4

pekerja (5,6%) (p value = 0,063).

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

29

3. Jam Kerja

Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa dengan

memperpendek jam kerja dapat meningkatkan produktivitas setiap

jam kerja. Sebaliknya dengan memperpanjang jam kerja

mengakibatkan kecepatan kerja menjadi turun dan berkurangnya

prestasi setiap jamnya (ILO, 1989).

Pada penelitian Sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains

menyatakan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada α=5%

diperoleh nilai p=0,024. hal tersebut berarti menunjukkan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara waktu kerja dengan

kecelakaan kerja karena p value lebih kecil dari α (p value < α)

yakni distribusi kecelakaan akibat kerja banyak terjadi pada > 8

jam seperti terlihat pada tahun 2001 sejumlah 39 pekerja (78%),

tahun 2002 sejumlah 28 pekerja (65,1%) dan tahun 2003 sejumlah

39 pekerja (54,2%).

Di Indonesia peraturan yang mengatur tentang lama kerja

dan shift kerja terdapat dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja RI

No.Per.06/Men/1993 tentang waktu kerja 5 hari selama seminggu

dan 8 jam sehari (Santoso, 1999).

2.4.3 Faktor Lingkungan

Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik lingkungan kerja yaitu

sebagai berikut :

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

30

1. Faktor Fisik

a. Pencahayaan

Pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik

yang penting bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian

membuktikan bahwa pencahayaan yang tepat dan sesuai

dengan pekerjaan akan dapat menghasilkan produksi yang

maksimal dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan akibat

kerja ( ILO, 1989 ).

b. Kebisingan

Kebisingan di tempat kerja dapat berpengaruh terhadap

pekerja karena kebisingan dapat menimbulkan gangguan

perasaan, gangguan komunikasi sehingga menyebabkan salah

pengertian, tidak mendengar isyarat yang diberikan, hal ini

dapat berakibat terjadinya kecelakaan akibat kerja disamping

itu kebisingan juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran

sementara atau menetap. Nilai ambang batas kebisingan adalah

85 dBA untuk 8 jam kerja sehari atau 40 jam kerja dalam

seminggu (Suma’mur, 1990).

c. Suhu

Suhu yang nyaman untuk bekerja berbeda secara

subyektif pada setiap orang. Bagi orang Indonesia suhu yang

nyaman untuk bekerja antara 240 C – 260 C penyimpangan dari

batas kenyamanan suhu menyebabkan perasaan mengantuk dan

lelah yang dapat mengurangi ketersediaan untuk berprestasi

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

31

dan meningkatkan frekuensi kelelahan sehingga risiko pekerja

untuk menjalani kecelakaan meningkat, sebaliknya suhu yang

ekstrim dingin dapat menyebabkan ketidaktenangan dan

mengurangi daya atensi dalam bekerja (Sastro winoto, 1985

dalam Iswandari, 1998).

2. Faktor Kimia

Faktor lingkungan kimia merupakan salah satu faktor

lingkungan yang memungkinkan penyebab kecelakaan kerja. Faktor

tersebut dapat berupa bahan baku suatu produk, hasil suatu produksi

dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun limbah dari suatu

produksi.

3. Faktor Biologi

Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari

serangga maupun binatang lain yang ada di tempat kerja. Berbagai

macam penyakit dapat timbul seperti infeksi, allergi, dan sengatan

serangga maupun gigitan binatang berbisa berbagai penyakit serta

bisa menyebabkan kematian (Syahab, 1998)

2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat dicegah melalui (Depnakertrans, 2003) :

a. Penegakan peraturan perundangan, yaitu ketentuan yang diwajibkan

mengenai persyaratan kerja, syarat keselamatan kerja, perencanaan,

pemeliharaan, dan pengujian.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

32

b. Standarisasi, yaitu penetapan dan mematuhi standar keselamatan kerja,

standar prosedur kerja, standar peralatan kerja dan sebagainya.

c. Pengawasan yaitu melakukan pengawasan terhadap dipatuhinya

peraturan perundangan yang berlaku dan prosedur kerja.

d. Dengan penelitian antara lain penelitian penyelidikan atas kasus-kasus

kecelakaan yang terjadi, sehingga dapat diketahui penyebab kecelakaan,

dengan demikian kecelakaan yang serupa tidak terulang kembali.

e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan terhadap pelatihan keterampilan

kerja maupun keselamatan kerja dan cara kerja yang aman.

f. Pengendalian lingkungan kerja yaitu menciptakan kondisi lingkungan

kerja yang aman, nyaman, sehat dan selamat.

g. Penggunaan alat pelindung diri.

h. Penggunaan alat pengaman/pagar pengaman yang menggunakan mesin-

mesin atau pekerjaan yang mempunyai risiko bahaya tinggi

i. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

05/Men/1996.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

33

2.6 Kerangka Teori

Kerangka teori berdasarkan ILO tahun 1989 yang mengemukakan bahwa

kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor

pekerja, pekerjaannya dan faktor lingkungan di tempat kerja (Arifin, 2004).

Adapun kerangkanya dapat dilihat pada gambar 2.4 :

Faktor Pekerja 1. Umur 2. Tingkat

pendidikan 3. Masa kerja 4. Jenis Kelamin

KECELAKAAN KERJA

Faktor Pekerjaan 1. Shift kerja 2. Unit kerja 3. Lama Jam Kerja

Faktor Lingkungan 1. Faktor fisik 2. Faktor kimia 3. Faktor biologi

Gambar 2.4

Kerangka teori

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel bebas

(independent variabel) yaitu faktor pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja)

dan faktor pekerjaan (unit kerja) dengan variabel terikat (dependent variabel)

yaitu kejadian kecelakaan kerja. Secara rinci variabel-variabel tersebut

digambarkan dalam kerangka konsep pada gambar 3.1.

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Pekerja

1. Umur 2. Tingkat pendidikan 3. Masa kerja

KECELAKAAN KERJA

Faktor Pekerjaan

Unit kerja

Gambar 3.1

Kerangka konsep

34

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

35

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Kecelakaan kerja

Kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan korban luka pada responden.

wawancara kuesioner 1. Kecelakaan 2. Tidak celaka

Ordinal

2. Umur Lamanya waktu hidup pekerja yang dihitung berdasarkan tahun 2007 dikurangi tahun kelahiran responden.

wawancara kuesioner 1. ≤ 36 tahun 2. > 36 tahun

Ordinal

3. Pendidikan Jenjang akademik formal terakhir yang dicapai oleh responden

wawancara kuesioner 1. < SLTP 2. ≥ SLTP (Depdiknas, 2008)

Ordinal

4. Masa Kerja Lamanya responden bekerja dalam tahun di perusahaan tersebut sampai tahun 2007.

wawancara kuesioner 1. ≤ 12 tahun 2. > 12 tahun

Ordinal

6. Unit kerja Pembagian satuan kerja di area proses maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis pekerjaan (Suma’mur, 1981).

wawancara kuesioner 1. Unit Produksi Tambang

2. Unit Development

3. Unit Supporting

(PT. Antam, 2008)

Ordinal

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

36

3.3 Hipotesis

1. Adanya hubungan antara umur pekerja dengan kecelakaan kerja di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

2. Adanya hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kecelakaan

kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-

2007.

3. Adanya hubungan antara masa kerja pekerja dengan kecelakaan kerja di

area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

4. Adanya hubungan antara unit kerja dengan kecelakaan kerja di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu penelitian

terhadap variabel independen dan variabel dependen pada satu waktu yang

bersamaan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif untuk mengetahui hubungan

antara variabel bebas (independent variabel) yaitu faktor pekerja (umur,

pendidikan dan masa kerja) dan unit kerja dengan variabel terikat (dependent

variabel) yaitu kejadian kecelakaan kerja

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di area pertambangan PT. ANTAM

Tbk UBPE Pongkor yang berlokasi di desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung,

Bogor, 54 km ke sebelah Barat Daya kota Bogor. Kegiatan penelitian ini

dilaksanakan pada bulan november tahun 2008.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja yang bekerja di

area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

dengan jumlah populasi adalah 749 pekerja.

37

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

38

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah pekerja yang bekerja di area

pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang mengalami

kecelakaan kerja dan pekerja yang tidak mengalami kecelakaan kerja

tahun 2006-2007. Untuk menentukan sampelnya adalah dengan uji beda

dua proporsi dengan rumus sebagai berikut:

n = (Z1-α/2√2P(1-P)+Z1-β√P1(1-P1)+P2(1-P2))2

(P1-P2)2

n = (1,96 √2×0,175(1-0,175) + 0,84 √0,25 (1-0,25) +0,10(1-0,10)2

(0,25-0,10)2

n = 79

n = 79 X 2 = 158 orang + 10% = 174 orang.

Pada pengambilan sampel didapat 174 orang yang diambil secara

random. Jumlah sampel tersebut dikali 2 dan ditambah 10% dari

perhitungan sampel. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan

pengisian kuesioner oleh responden.

Dimana:

1. Z1-α/2 = nilai Z pada derajat kepercayaan 1- α, atau derajat kemaknaan

yaitu 5% atau 0,05

2. P = proporsi rata-rata yaitu 50 %

3. Z1-β = kekuatan uji 80% yaitu 0,84

4. P1 = proporsi umur 20-29 tahun yang mengalami kecelakaan kerja

pada penelitian sebelumnya yaitu 25% (Angreni, 1993)

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

39

5. P2 = Proporsi umur 30-39 tahun yang mengalami kecelakaan kerja

pada penelitian sebelumnya yaitu 10,4% (Angreni, 1993).

4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.4.1 Pengumpulan Data

A. Data Primer

Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakan kerja berdasarkan

karakteristik pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja) serta unit kerja

di area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

B. Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh melalui laporan kecelakaan kerja di

PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor yaitu dari mulai tahun 2006 sampai

dengan tahun 2007, data jumlah pekerja yang ada di area pertambangan

PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 dan data mengenai

sertifikat di setiap unit kerja.

4.4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Editing, memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan keseragaman data.

2. Coding, menyederhanakan data yang memberikan kode-kode tertentu

3. Processing, setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan

juga sudah melakukan pengkodingan, maka langkah selanjutnya

adalah memproses data agar dapat dianalisis. Proses data dilakukan

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

40

dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program

komputer.

4. Cleaning (pembersihan data), merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat mengentri ke

komputer.

5. Manajemen data, proses memanipulasi atau merubah bentuk data.

6. Analisis data, proses pengolahan data serta menyusun hasil yang akan

dilaporkan.

4.5 Analisa Data

Data yang sudah diolah kemudian di analisis secara univariat dan

bivariat sebagai berikut :

1. Analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi pada variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari faktor

pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja) dan unit kerja sedangkan

variabel dependennya yaitu kejadian kecelakaan kerja.

2. Analisis bivariat, untuk melihat hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen. Analisis dilakukan dengan uji statistik chi square

sehingga jika p value ≤ 0,05 maka menunjukkan adanya hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dan jika p Value > 0,05

maka menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

BAB V

HASIL

5.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1.1. Profil Perusahaan

PT. ANTAM Tbk merupakan salah satu perusahaan pertambangan

terbesar di Indonesia dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang berada di bawah naungan Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral. Perusahaan ini mengoperasikan enam unit penambangan yang

salah satunya adalah PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang bergerak di

bidang pertambangan dan pengolahan emas dan perak, berlokasi di Bogor,

Jawa Barat, tepatnya di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung yang

dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan jarak 54 Km dari pusat

kota Bogor.

PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor mempunyai luas Kuasa

Penambangan (KP) 6.047 hektar yang berdekatan dan bahkan berada di

bawah Taman Nasional Gunung Halimun, dengan rincian Kawasan

Taman Nasional 105 Ha, Hutan Lindung 275 Ha, Hutan Produksi 2.025

Ha dan selebihnya merupakan tanah milik di luar kawasan. Dengan latar

belakang tersebut serta dilandasi pemikiran proses penambangan yang

berwawasan lingkungan, maka sejak awal PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor telah menerapkan sistem penambangan bawah tanah

(underground mining).

41

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

42

PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor telah berhasil mendapatkan

sertifikasi ISO antara lain yaitu ISO 9002 pada tahun 2002, ISO 14001

pada tahun 2002, dan yang terakhir ISO 14001 versi 2004 pada akhir

tahun 2005.

5.1.2 Visi, Misi dan Tujuan organisasi

PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor memiliki visi 2010 yaitu menjadi

perusahaan pertambangan kelas dunia yang memiliki keunggulan kompetitif

di pasar global dan terdepan dalam industri pertambangan Indonesia.

Sedangkan misinya adalah menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi

yaitu, nikel, emas dan mineral lain dengan selalu memperhatikan kelestarian

lingkungan. Mencapai keunggulan kompetitif di pasar global bersandarkan

pada kompetensi diri dengan tujuan untuk :

1 Memaksimalkan nilai pemegang saham

2 Meningkatkan kesejahteran pegawai

3 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.

Tujuan organisasi Unit Pertambangan Emas Pongkor tertera dalam

Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu, bergerak dalam bidang

pertambangan berbagai jenis bahan galian serta menjalankan usaha di

bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa yang berkaitan dengan

pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

43

5.1.3 Proses Produksi

Proses produksi pada UBPE Pongkor PT. ANTAM Tbk meliputi

pertambangan yang menghasilkan ore (bijih emas) dan pengolahan yang

menghasilkan dore bullion yang akan dikirim ke Logam Mulia Jakarta

untuk proses selanjutnya.

Proses produksi dapat dibagi menjadi 3 proses yaitu proses

penambangan, pengolahan emas dan pengolahan limbah, dengan perincian

sebagai berikut:

a. Proses Pertambangan

Sistem penambangan yang dilakukan di PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor adalah sistem cut and fill. Metode ini adalah suatu

metode penambangan dengan cara mengambil bijih emas dari perut

bumi kemudian rongga yang telah kosong dan diambil isinya diisi lagi

dengan material limbah (waste material), pasir dan kerikil yang

merupakan sisa hasil pengolahan yang telah bersih dari zat-zat

berbahaya. Untuk memasukkan material tersebut ke dalam bekas

tambang digunakan pompa dan pipa.

Siklus penambangannya adalah sebagai berikut:

1) Pengeboran (drilling)

2) Peledakan (blasting)

3) Pembersihan asap (smoke clearing)

4) Pembersihan/ penjatuhan batu gantung (barring down)

5) Penyanggaan (supporting)

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

44

6) Pemuatan (hauling)

7) Pengangkutan (transportation)

8) Pengisian ulang (back filling preparation)

9) Proses pengisian ulang (back filling operation).

Proses penambangan bijih emas ini dimulai dengan membuat

lubang bor dengan cara drilling (pemboran) untuk menempatkan

bahan peledak powergell magnum. Alat bor yang digunakan adalah

jenis jack leg dan jumbo drill dengan tenaga dari udara bertekanan

tinggi (90-120 psi). Setelah dilakukan peledakan (blasting) lalu

dilanjutkan dengan clearing smoke dengan menggunakan blower,

batuan hasil peledakan yang belum jatuh atau yang berpotensi jatuh

dibersihkan atau dijatuhkan dahulu dengan menggunakan rock bolt.

Untuk memperkuat roof batuan digunakan sistem penyanggaan

dengan menggunakan wire mesh, weld mesh, dan rock bolt.

Batuan yang berhasil diledakkan, kemudian dimuatkan

kedalam med car untuk dibawa atau dipindahkan keluar area

penambangan atau pengeboran. Setelah itu batuan tersebut

dihancurkan di crusher dan dibawa oleh conveyor ke mesin ballmill

untuk dihancurkan.

Selanjutnya lubang penambangan bekas pengeboran akan diisi

dengan limbah yang sudah diolah dan limbah yang tidak berbahaya

juga ditambahkan semen agar lubang tersebut kuat (backfilling

preparation). Proses pengisian ulang dilakukan ketika limbah

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

45

dipastikan tidak mengandung bahan kimia berbahaya sisa produksi,

kemudian limbah tersebut dicampur dengan semen dan disemprotkan

ke lubang sampai tertutup seperti semula.

b. Proses Pengolahan

Bijih emas yang berupa broken ore ditarik dan dimasukkan ke

millhole dengan scrapper lalu dimuat di atas lori (car). Selanjutnya

trolly, yaitu lokomotif dengan tenaga baterai atau arus DC, menarik

semua lori dari tambang menuju primary crushing plant. Pada primary

crushing plant ini broken ore dipreparasi atau dikecilkan sampai

ukuran 12 mm dan selanjutnya diangkut dengan belt conveyer menuju

fire ore bin untuk diproses lebih lanjut sampai menghasilkan dore

bullion dengan kadar emas 6-17 % dan kadar perak 82-92 % dan

pengotor maksimal 4 %.

Proses pengolahan UBPE Pongkor PT. ANTAM Tbk.

menggunakan standar proses sianidasi yaitu Carbon in Leach (CIL)

yang diikuti dengan proses elution dan proses electrowining. Proses

pengolahan dilakukan pada dua pabrik yang berbeda kapasitas dengan

menggunakan proses yang sama. Pada pabrik I (Plant I) mempunyai

kapasitas sebesar 500 dry million ton (ton kering per jam) dan pabrik

II (plant II) mempunyai kapasitas sebesar 720 dry million ton.

5.1.4 Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2006-2007

Kejadian kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 meningkat. Pada tahun 2006

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

46

ada 58 kejadian kasus kecelakaan kerja dengan nilai FR = 3,29 dan

SR = 44,152 serta pada tahun 2007 ada 63 kasus kecelakaan kerja dengan

nilai FR = 1,59 dan SR = 6,90. Nilai FR dan SR dari tahun 2006 ke tahun

2007 menurun. Hal ini dikarenakan jumlah jam kerja pada tahun 2006

sebanyak 1.815.516 meningkat di tahun 2007 menjadi 1.867.430 (PT.

Antam, 2008).

Kejadian kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 paling banyak terjadinya

kecelakaan kerja pada area pertambangan. Pada tahun 2006 kejadian

kecelakaan kerja di area pertambangan ada 40 kasus (69%) dari total

kasus kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor mengalami

peningkatan menjadi 45 kasus (71,4%) di tahun 2007.

Kejadian kecelakaan kerja di unit kerja area pertambangan dapat

dilihat pada tabel 5.1.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

47

Tabel 5.1

Disribusi Kejadian Kecelakaan Kerja Di Unit Kerja Area Pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Kejadian Kecelakaan Kerja Unit Kerja Tahun 2006

Tahun 2007

Produksi Tambang

22

29

Development 0 0 Supporting 18 16

Total 40 45

Dari tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa kejadian kecelakaan kerja

dari tahun 2006-2007 paling banyak di unit produksi tambang sedangkan

kejadian kecelakaan kerja dari tahun 2006-2007 paling sedikit di unit

development.

5.1.5 Unit Kerja Di Area Pertambangan

Pekerja di area pertambangan sebagian besar sudah mempunyai

verklaring dan sertifikat. Pekerja ditempatkan di unit kerja sesuai dengan

sertifikat yang didapat. Rincian unit kerja dan sertifikat di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah sebagai berikut :

1. Unit Produksi Tambang

Pada unit ini, kegiatan yang dilakukan meliputi

pengeboran (drilling), peledakan (blasting), pembersihan asap

(smoke clearing), pembersihan/ penjatuhan batu gantung

(barring down), penyanggaan (supporting), pemuatan

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

48

(hauling), pengoperasian LHD, dumping dan loading. Jumlah

pekerja di unit ini adalah 374 orang.

Sertifikat yang harus dimiliki pada unit ini meliputi

dasar-dasar tambang bawah tanah, pengoperasian alat operasi

tambang dan K3 pertambangan. Selain sertifikat tersebut,

masih ada sertifikat yang lain sesuai dengan jabatan yang

dimiliki.

2. Unit Development

Pada unit ini merupakan kegiatan sebelum aktivitas

penambangan dimulai yaitu membuat lubang-lubang baru

untuk dijadikan area penambangan bawah tanah (underground

mining). Jumlah pekerja di unit ini adalah 35 orang.

Sertifikat yang harus dimiliki pada unit ini meliputi

dasar-dasar tambang bawah tanah, K3 pertambangan dan juru

ledak kelas II. Selain sertifikat tersebut, masih ada sertifikat

yang lain sesuai dengan jabatan yang dimiliki.

3. Unit Supporting

Pada unit ini, terdiri dari beberapa sub unit yaitu sebagai

berikut :

a. Sarana Tambang

Pada sub unit ini, kegiatan yang dilakukan meliputi

pemasangan jaringan ventilasi, pengukuran udara tambang,

pemasangan wire mesh, pengoperasian peralatan sarana

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

49

tambang, melaksanakan housekeeping, dan pengangkutan

peralatan serta karyawan (transportation). Jumlah pekerja di

unit ini adalah 90 orang.

Sertifikat yang harus dimiliki pada sub unit ini meliputi

pemasangan dan pemeliharaan rel, teknik pengelasan,

pengoperasian peralatan sarana tambang, dasar-dasar tambang

bawah tanah, K3 pertambangan, dasar-dasar ventilasi tambang,

dasar-dasar konstruksi dan pengelasan. Selain sertifikat

tersebut, masih ada sertifikat yang lain sesuai dengan jabatan

yang dimiliki.

b. Pengisian Ulang

Pada sub unit ini, kegiatan yang dilakukan meliputi

pengisian ulang (back filling preparation) dan proses pengisian

ulang (back filling operation). Jumlah pekerja di unit ini adalah

77 orang.

Sertifikat yang harus dimiliki pada sub unit ini meliputi

pemasangan pitting dan piping, pumping dan K3

pertambangan. Selain sertifikat tersebut, masih ada sertifikat

yang lain sesuai dengan jabatan yang dimiliki.

c. Pemeliharaan Peralatan Tambang

Pada sub unit ini terdapat jumlah pekerja sebanyak 110

orang dan kegiatan yang dilakukan pada unit ini adalah

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

50

1) Menangani segala maintenance alat berat dan alat-alat

pertambangan.

2) Melakukan pengecekan peralatan tambang dalam

kondisi yang baik atau rusak.

3) Pemasangan mesin dan peralatan terutama di area

tambang

Sertifikat yang harus dimiliki pada sub unit ini meliputi

advance modul sistem hidrolik shift winder & jumbo drill,

advance modul hidrolik LHD listrik, menggambar teknik,

mesin diesel, pengenalan dan penggunaan hand tools, power

tools, serta alat angkat, dasar-dasar kelistrikan, pengenalan

komponen mesin, K3, hukum dan undang-undang listrik

bawah tanah dan elektronika. Selain sertifikat tersebut, masih

ada sertifikat yang lain sesuai dengan jabatan yang dimiliki.

d. Perencanaan Tambang

Pada sub unit ini, kegiatan yang dilakukan yaitu

memantau pelaksanaan kegiatan penambangan di lapangan

untuk memastikan kesesuaian dengan rencana detail kegiatan

penambangan. Jumlah pekerja di unit ini adalah 12 orang.

Sertifikat yang harus dimiliki pada sub unit ini meliputi

perencanaan tambang, dasar-dasar tambang bawah tanah dan

K3 pertambangan. Selain sertifikat tersebut, masih ada

sertifikat yang lain sesuai dengan jabatan yang dimiliki.

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

51

e Quality Control

Pada sub unit ini terdapat jumlah pekerja sebanyak 51

orang dan unit ini terbagi menjadi 2 bagian di area

pertambangan yaitu sebagai berikut:

1) Pengukuran tambang

Kegiatan yang dilakukan di bagian ini adalah

pengukuran kemajuan tambang sebelum dan sesudah

penambangan, pengukuran debit air, pengukuran

endapan tailing, pengukuran topografi dan pengukuran

lereng.

2) Pengawasan kadar dan geoteknik

Kegiatan yang dilakukan di bagian ini adalah

melaksanakan pemboran inti, pengambilan sampel dan

pengoperasian alat konvergenme

Sertifikat yang harus dimiliki pada sub unit ini meliputi

geologi dasar, juru bor inti, K3, sertifikasi juru ukur, juru ukur

dan desain tambang. Selain sertifikat tersebut, masih ada

sertifikat yang lain sesuai dengan jabatan yang dimiliki.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

52

5.2 Analisis Univariat

5.2.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Di Area Pertambangan

PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Tabel 5.2

Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja Di Area Pertambangan PT ANTAM

Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Kejadian Kecelakaan Kerja Jumlah Presentase (%) Celaka 22 12,6 Tidak celaka 152 87,4

Total 174 100

Dari tabel 5.2 diperoleh bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan

kerja sebanyak 22 pekerja (12,6%).

5.2.2 Gambaran Umur Pekerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Tabel 5.3

Distribusi Umur Pekerja Di Area Pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE

Pongkor Tahun 2006-2007

Umur Pekerja Jumlah Presentase (%) ≤ 36 tahun 93 53,4 > 36 tahun 81 46,6

Total 174 100

Dari tabel 5.3 memperlihatkan distribusi pekerja berdasarkan umur

pekerja diperoleh bahwa pekerja yang berumur kurang dari sama dengan 36

tahun sebanyak 93 pekerja (53,4%).

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

53

5.2.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Pekerja Di Area Pertambangan

PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Tabel 5.4

Distribusi Tingkat Pendidikan Pekerja Di Area Pertambangan PT ANTAM

Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%) < SLTP 16 9,2 ≥ SLTP 158 90,8

Total 174 100

Dari tabel 5.4 memperlihatkan distribusi pekerja berdasarkan tingkat

pendidikan pekerja diperoleh bahwa pekerja yang mempunyai tingkat

pendidikan kurang dari SLTP sebanyak 16 pekerja (9,2%).

5.2.4 Gambaran Masa Kerja Pekerja Di Area Pertambangan PT ANTAM

Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Tabel 5.5

Distribusi Masa Kerja Pekerja Di Area Pertambangan PT ANTAM Tbk

UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Masa Kerja Jumlah Presentase (%) ≤ 12 tahun 109 62,6 > 12 tahun 65 37,4

Total 174 100 Dari tabel 5.5 memperlihatkan distribusi pekerja berdasarkan masa

kerja pekerja diperoleh bahwa pekerja yang mempunyai masa kerja kurang

dari sama dengan 12 tahun sebanyak 109 pekerja (62,6%).

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

54

5.2.5 Gambaran Unit Kerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor Tahun 2006-2007

Tabel 5.6

Distribusi Unit Kerja Di Area Pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE

Pongkor Tahun 2006-2007

Unit Kerja Jumlah Presentase (%) Unit Produksi Tambang 87 50 Unit Development 8 4,6 Unit Supporting 79 45,4 Total 174 100

Dari tabel 5.6 memperlihatkan distribusi pekerja berdasarkan unit

kerja diperoleh bahwa pekerja yang berada di unit produksi tambang

sebanyak 87 pekerja (50%).

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

55

5.3 Analisis Bivariat

5.3.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur Pekerja Di

Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-

2007

Tabel 5.7

Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur Pekerja Di Area

Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Kejadian Kecelakaan Total Ya Tidak

P (value)

Umur

N % N % N %

OR (CI 95%)

≤ 36 tahun 7 7,5 86 92,5 93 100 > 36 tahun 15 18,5 66 81,5 81 100

22 12,6 152 87,4 174 100

0,05 0,358 (0,138-0,929)

Dari tabel 5.7 terlihat bahwa dari 93 pekerja yang berumur kurang

dari sama dengan 36 tahun terdapat 7 pekerja (7,5%) yang mengalami

kecelakaan kerja dan 86 pekerja (92,5%) yang tidak mengalami kecelakaan

kerja sedangkan pekerja yang berumur lebih dari 36 tahun terdapat 81

pekerja diantaranya 15 pekerja (18,5%) yang mengalami kecelakaan kerja

dan 66 pekerja (81,5%) yang tidak mengalami kecelakaan kerja.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara intensitas kebisingan dengan fungsi pendengaran, dengan p value

0,05. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai OR = 0,358. hal ini berarti

pekerja yang berumur kurang dari sama dengan 36 tahun cenderung akan

mempunyai risiko untuk mengalami kecelakaan kerja sebesar 0,358 kali

lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang berumur lebih dari 36 tahun.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

56

5.3.2 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Pekerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor Tahun 2006-2007.

Tabel 5.8

Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pekerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun

2006-2007

Kejadian Kecelakaan Total Ya Tidak

Tingkat pendidikan

N % N %

N

%

P (value)

< SLTP 2 12,5 14 87,5 16 100 ≥ SLTP 20 12,7 138 87,3 158 100

22 12,6 152 87,4 174 100

1,000

Dari tabel 5.8 terlihat bahwa dari 16 pekerja yang mempunyai

tingkat pendidikan kurang dari SLTP terdapat 2 pekerja (12,5%) yang

mengalami kecelakaan kerja dan 14 pekerja (87,5%) yang tidak

mengalami kecelakaan kerja sedangkan terdapat 158 pekerja yang

mempunyai tingkat pendidikan lebih dari sama dengan SLTP diantaranya

20 pekerja (12,7%) yang mengalami kecelakaan kerja dan 138 pekerja

(87,3%) yang tidak mengalami kecelakaan kerja.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian kecelakaan

kerja dengan p value 1,000.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

57

5.3.3 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa Kerja

Pekerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun

2006-2007

Tabel 5.9

Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa Kerja Pekerja Di

Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Kejadian Kecelakaan Total Ya Tidak

Masa Kerja

N % N %

N

%

P (value)

≤ 12 tahun 12 11 97 89 109 100 > 12 tahun 10 15,4 55 84,6 65 100

22 12,6 152 87,4 174 100

0,546

Dari tabel 5.9 terlihat bahwa dari 109 pekerja yang mempunyai masa

kerja kurang dari sama dengan 12 tahun terdapat 12 pekerja (11%) yang

mengalami kecelakaan kerja dan 97 pekerja (89%) yang tidak mengalami

kecelakaan kerja sedangkan pekerja yang mempunyai masa kerja lebih dari

12 tahun terdapat 65 pekerja diantaranya 10 pekerja (15,4%) yang

mengalami kecelakaan kerja dan 55 pekerja (84,6%) yang tidak mengalami

kecelakaan kerja.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara masa kerja dengan kejadian kecelakaan kerja dengan p

value 0,546.

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

58

5.3.4 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit Kerja Di

Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-

2007

Tabel 5.10

Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit Kerja Di Area

Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Kejadian Kecelakaan Total Ya Tidak Unit Kerja

N % N % N %

P (value)

Unit Produksi Tambang 17 19,5 70 80,5 87 100 Unit Development 0 0 8 100 8 100 Unit Supporting 5 6,3 74 93,7 79 100 22 12,6 152 87,4 174 100

0,021

Dari tabel 5.10 terlihat bahwa dari 87 pekerja di unit produksi

tambang terdapat 17 pekerja (19,5%) yang mengalami kecelakaan kerja dan

70 pekerja (80,5%) yang tidak mengalami kecelakaan kerja, ada 8 pekerja di

unit development diantaranya tidak terdapat pekerja yang mengalami

kecelakaan kerja sebesar 0% serta ada 79 pekerja di unit supporting terdapat

5 pekerja (6,3%) yang mengalami kecelakaan kerja dan 74 pekerja (93,7%)

yang tidak mengalami kecelakaan kerja.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara unit kerja dengan kejadian kecelakaan kerja dengan p value 0,021.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja

di area pertambangan PT. Antam Tbk UBPE Pongkor Bogor Jawa Barat tahun

2006-2007 adalah sebagai berikut:

1. Peneliti tidak mengklasifikasikan responden yang celaka apakah termasuk

jenis kecelakaan kecil, ringan, berat dan fatal. Peneliti hanya melihat apakah

responden di area pertambangan PT. Antam Tbk UBPE Pongkor celaka dan

tidak celaka.

2. Peneliti tidak mempertimbangkan shift kerja.

3. Peneliti tidak melihat faktor lama jam kerja karena lama jam kerja di area

pertambangan PT. Antam Tbk UBPE Pongkor sudah sesuai dengan aturan

yaitu 8 jam dalam sehari atau 40 jam dalam satu minggu.

4. Peneliti tidak melihat faktor lingkungan di area pertambangan sehingga ada

kemungkinan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja berasal dari faktor-

faktor tersebut.

59

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

60

6.2 Analisis Univariat

6.2.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Di Area Pertambangan

PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Kecelakaan kerja ialah setiap kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan. Tidak terduga berarti tidak ada unsur-unsur kesengajaan apalagi

dalam bentuk perencanaan. Oleh karena itu, peristiwa sabotase atau

tindakan kriminal adalah di luar lingkup kecelakaan kerja. Tidak diharapkan

karena setiap kecelakaan biasanya disertai dengan kerugian material dan

non material, mulai dari yang paling ringan sampai kepada yang paling

berat (Depnakertrans, 2003).

Sistem penambangan yang dilakukan di PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor adalah sistem cut and fill. Kegiatan pertambangan mempunyai

potensi yang besar untuk terjadinya kecelakaan kerja bagi pekerja.

Kecelakaan kerja di area pertambangan sering disebut dengan kecelakaan

tambang.

Hasil analisis univariat mengungkapkan bahwa pekerja yang

mengalami kecelakaan kerja sebanyak 12,6%. Padahal pada data sekunder

dari tahun 2006-2007 kejadian kecelakaan kerja mengalami peningkatan

dari 40 kasus (69%) menjadi (71,4%) di tahun 2007 dari total kasus

kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Hal ini disebabkan

pada saat berlangsungnya penelitian tidak ditemukan semua pekerja yang

mengalami kecelakaan, hanya 22 pekerja saja yang mengalami kecelakaan

kerja.

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

61

Timbulnya kecelakaan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor,

dimana faktor yang satu mempengaruhi faktor yang lainnya. Berdasarkan

pendekatan epidemiologi (US. Office of Technology Assesment Washington

DC, 1975), faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan akibat kerja dapat

dikelompokkan sebagai berikut (Arifin, 2004).

1. Host, yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan.

2. Agent, yaitu pekerjaan.

3. Environment, yaitu lingkungan kerja.

Dari teori diatas, faktor host (pekerja) dan agent (pekerjaan) di area

pertambangan tersebut dicurigai sebagai faktor penyebab terjadinya

kecelakaan kerja di PT.Antam Tbk UBPE Pongkor. Faktor-faktor tersebut

seperti karakteristik pekerja (umur, tingkat pendidikan, masa kerja) dan

karakteristik pekerjaan (unit kerja).

Umur pekerja mempunyai pengaruh terhadap kejadian kecelakaan

akibat kerja. Menurut Oborne (1982) menyatakan bahwa banyak alasan

mengapa tenaga kerja golongan umur muda mempunyai kecenderungan

untuk menderita kecelakaan akibat kerja lebih tinggi dibandingkan dengan

golongan umur yang lebih tua. Beberapa faktor yang mempengaruhi

tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda antara

lain karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati,

ceroboh, dan tergesa-gesa.

Tingkat pendidikan pekerja berpengaruh terhadap kejadian

kecelakaan kerja. Menurut Arifin (2004) menyatakan bahwa pendidikan

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

62

seseorang berpengaruh dalam pola pikir sesorang dalam menghadapi

pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan

mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam

rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.

Masa kerja pada pekerja juga berpengaruh terhadap kejadian

kecelakaan kerja. Menurut ILO (1989) menyatakan bahwa Sulit untuk

menarik kesimpulan yang jelas pengaruh masa kerja dan pengalaman kerja

terhadap tingkat kecelakaan karena berbagai faktor yang menyebabkan

kecelakaan saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Perhatian

pekerja yang belum terbiasa pada lingkungan pabrik akan terpencar oleh

banyak kesan baru dan ini bersama kurangnya pengalaman dapat

menjelaskan mengapa frekuensi kecelakaan relatif tinggi di antara para

pendatang baru

Unit kerja ialah pembagian satuan kerja di area proses maupun non

proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis pekerjaan

(Suma’mur, 1981). Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap

risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan

akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses

(Suma’mur, 1989).

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

63

6.2.2 Gambaran Umur Pekerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian

kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecenderungan

yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibandingkan

dengan golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksi dan

kegesitan yang lebih tinggi (Hunter, 1975). Namun umur muda pun sering

pula mengalami kasus kecelakaan akibat kerja, hal ini mungkin karena

kecerobohan dan sikap suka tergesa-gesa (Tresnaningsih, 1991).

Hasil analisis univariat terlihat bahwa pekerja di area pertambangan

PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor lebih banyak pekerja yang berumur

kurang dari sama dengan 36 tahun sebanyak 93 pekerja (53,4%)

dibandingkan dengan pekerja yang berumur lebih dari 36 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa 53,4% pekerja cenderung lebih berisiko mengalami

kecelakaan kerja.

Banyak alasan mengapa tenaga kerja golongan umur muda

mempunyai kecenderungan untuk menderita kecelakaan akibat kerja lebih

tinggi dibandingkan dengan golongan umur yang lebih tua. Beberapa faktor

yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada

golongan umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang disiplin,

cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa-gesa (Oborne, 1982).

Pada penelitian kasus kecelakaan yang terjadi di propinsi DKI

Jakarta dan Kaltim dari data tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 oleh

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

64

Jamsostek Tbk ternyata kecelakaan yang terjadi paling banyak menimpa

kelompok umur 21-25 tahun, diikuti kelompok umur 26-30 tahun dan 31-35

tahun yang merupakan kelompok usia paling produktif. Banyaknya kasus

kecelakaan pada usia muda ini cenderung untuk berperilaku sembrono,

kurang pengalaman, senang mencoba-coba dan mengakibatkan perilaku

tidak aman dan atau membuat kondisi kerja yang tidak aman

(Depnakertrans RI, 2007).

Berdasarkan penelitian diatas di area pertambangan PT ANTAM

Tbk UBPE Pongkor bahwa hampir 53,4% pekerja yang berumur kurang

dari sama dengan 36 tahun merupakan kelompok umur paling produktif, hal

ini dapat mengindikasikan bahwa pekerja tersebut berisiko kecelakaan kerja

dibandingkan dengan pekerja yang berumur lebih dari 36 tahun.

6.2.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Pekerja Di Area Pertambangan

PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Menurut Achmadi (1990) yang dimaksud dengan pendidikan adalah

pendidikan formal yang diperoleh disekolah dan ini sangat berpengaruh

terhadap perilaku pekerja. Namun disamping pendidikan formal, pendidikan

non formal seperti penyuluhan dan pelatihan juga dapat berpengaruh

terhadap pekerja dalam pekerjaannya.

Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam

menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan

juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

65

diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja

(Arifin, 2004).

Menurut observasi bahwa pekerja baru akan mendapatkan training

atau pelatihan sesuai dengan pekerjaan yang akan dihadapi. Selain itu baik

pekerja kontraktor maupun pekerja PT. ANTAM UBPE Pongkor hanya

mendapatkan safety induction tentang K3 di area pertambangan secara

umum, walaupun pekerja baru hanya mendapatkan safety induction tetapi

pekerja akan mendapatkan pelatihan safety secara khusus yang

diselenggarakan setiap tahunnya.

Hasil analisis univariat terlihat bahwa pekerja yang mempunyai

tingkat pendidikan kurang dari SLTP berjumlah 16 pekerja (9,2%) lebih

sedikit dibandingkan dengan jumlah pekerja yang mempunyai tingkat

pendidikan lebih dari sama dengan SLTP sebanyak 158 pekerja (90,8%).

Hal ini menunjukkan bahwa pekerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor sebagian besar pekerja mempunyai tingkat

pendidikan yang sesuai dengan program pemerintah wajib belajar 9 tahun.

Pada pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan lebih dari sama dengan

SLTP mempunyai tingkat penyerapan lebih baik terhadap pelatihan yang

diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja

dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan kurang

dari SLTP sehingga kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT.

ANTAM Tbk UBPE Pongkor jika dilihat dari variabel pendidikan dapat

dikurangi semaksimal mungkin.

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

66

6.2.4 Gambaran Masa Kerja Pekerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM

Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-2007

Sulit untuk menarik kesimpulan yang jelas pengaruh masa kerja dan

pengalaman kerja terhadap tingkat kecelakaan karena berbagai faktor yang

menyebabkan kecelakaan saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan.

Perhatian pekerja yang belum terbiasa pada lingkungan pabrik akan

terpencar oleh banyak kesan baru dan ini bersama kurangnya pengalaman

dapat menjelaskan mengapa frekuensi kecelakaan relatif tinggi di antara

para pendatang baru (ILO, 1989).

Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan

meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan penurunan

angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat

kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja di

tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya belum

mengetahui secara mendalam seluk-beluk pekerjaannya (Suma’mur 1989).

Hasil analisis univariat terlihat bahwa masa kerja pekerja di area

pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor diperoleh bahwa pekerja

yang mempunyai masa kerja kurang dari sama dengan 12 tahun berjumlah

109 pekerja (62,6%) lebih banyak dibandingkan pekerja yang mempunyai

masa kerja lebih dari 12 tahun sebanyak 65 pekerja (37,4%).

Hal ini menunjukkan bahwa pekerja yang mempunyai masa kerja

kurang dari sama dengan 12 tahun cenderung akan mengalami kecelakaan

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

67

kerja sebab pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari sama dengan

12 tahun akan lebih berisiko mengalami kecelakaan kerja dbandingkan

dengan pekerja yang mempunyai masa kerja lebih dari 12 tahun.

6.2.5 Gambaran Unit Kerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor Tahun 2006-2007

Unit kerja ialah pembagian satuan kerja di area proses maupun non

proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis pekerjaan

(Suma’mur, 1981).

Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap risiko

terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan akibat

kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses

(Suma’mur, 1989).

Hasil analisis univariat terlihat bahwa pekerja di area pertambangan

PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor berada di beberapa unit kerja, diantaranya

pekerja yang berada di unit produksi tambang sebanyak 87 pekerja (50%),

pekerja yang berada di unit development sebanyak 8 pekerja (4,6%) dan

pekerja yang berada di unit supporting sebanyak 79 pekerja (45,4%).

Hasil analisis univariat ini menunjukkan bahwa pekerja sebagian

besar berada di unit produksi tambang dan cenderung lebih berisiko

mengalami kejadian kecelakaan kerja dibandingkan dengan unit-unit kerja

yang lain di area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor, sebab di

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

68

unit produksi tambang merupakan proses utama dalam penambangan emas

di PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

6.3 Analisis Bivariat

6.3.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur Pekerja Di

Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun 2006-

2007

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berumur kurang

dari sama dengan 36 tahun terdapat 7 pekerja (7,5%) yang mengalami

kecelakaan kerja. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja dengan p

value 0,05. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai OR = 0,358, hal ini berarti

pekerja yang berumur kurang dari sama dengan 36 tahun cenderung

mempunyai risiko untuk mengalami kecelakaan kerja sebesar 0,358 kali

lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang berumur lebih dari 36 tahun.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh sukamto

pada pekerjaan seismic survey di PT. Elnusa Geosains tahun 2004 dari hasil

analisis statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara umur dengan kecelakaan kerja dengan

Pvalue=0,040, terlihat bahwa pekerja paling banyak mengalami kecelakaan

akibat kerja adalah pekerja yang berumur 20-30 tahun yang terjadi pada

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

69

tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 26 pekerja

(60,5%) dan tahun 2003 sejumlah 48 pekerja (66,7%).

Di area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor sudah

melakukan pengendalian yaitu melakukan safety talk yang dilakukan setiap

shift I. Safety talk ini untuk mengingatkan pekerja agar lebih berhati-hati

dalam bekerja, mengingatkan untuk selalu mematuhi prosedur kerja yang

diterapkan dan memberi informasi tentang keadaan serta situasi yang terjadi

pada shift sebelumnya. Namun masih ada pekerja dari semua golongan

umur baik tua maupun muda yang tidak mengikuti safety talk karena telat

menghadiri safety talk sehingga pekerja tidak mendapat informasi dari

safety talk yang kemungkinan pekerja mengalami kecelakaan kerja di area

pertambangan.

Pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara pengendalian

administratif yaitu memberi reward and punishman bagi pekerja yang tidak

menghadiri safety talk, training keselamatan kerja bagi seluruh pekerja di

area pertambangan serta pengawasan.

6.3.2 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Pekerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor Tahun 2006-2007

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang mempunyai

tingkat pendidikan kurang dari SLTP sebanyak 12,5% yang mengalami

kecelakaan kerja. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

70

yang signifikan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian

kecelakaan kerja dengan p value 1,000.

Tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian

kecelakaan kerja disebabkan karena pekerja yang mempunyai tingkat

pendidikan kurang dari SLTP tidak berarti pengetahuan dan pengalamannya

sedikit.

Menurut observasi bahwa pekerja baru akan di training sebelum

bekerja. Isi training berbeda di setiap unit sesuai dengan pekerjaan yang

akan dihadapi. Pekerja juga akan mendapatkan training setiap tahun yang

berkaitan dengan pekerjaannya serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3). Pada program training setiap tahun biasanya pekerja akan

mendapatkan sertifikat.

Selain itu, pekerja pada penelitian ini mempunyai masa kerja

minimal satu tahun sehingga sudah mempunyai sertifikat. Pekerja baru dan

sudah mempunyai sertifikat juga akan ditraining sesuai dengan pekerjaan

yang akan dihadapi dan akan ditempatkan di unit kerja sesuai dengan

sertifikat yang dimiliki. Selain itu, Pekerja di area pertambangan sebagian

besar sudah mempunyai verklaring yang berisi surat pengalaman kerja dari

cabang PT. ANTAM yang lain.

Tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan

kecelakaan kerja juga dikarenakan pada penelitian ini perbandingan jumlah

pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan lebih dari sama dengan SLTP

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

71

lebih banyak dari pada pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan kurang

dari SLTP sehingga data pada penelitian ini relatif homogen.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

penelitian Angreni (1993) di PT. Intirub bahwa angka kecelakaan kerja

paling tinggi terdapat pada pekerja dengan pendidikan sekolah dasar (SD)

yaitu dengan angka kecelakaan sebesar 10% sedangkan angka kecelakaan

paling rendah terdapat pada pekerja dengan tingkat pendidikan SLTA

(8,8%). Dengan melakukan uji chi square dapat diketahui bahwa ternyata

antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja tidak

ada hubungan yang bermakna (P value = 0,83).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

sukamto di PT. Elnusa Geosains tahun 2004 menunjukkan ada hubungan

yang bermakna antara pendidikan dengan kecelakaan kerja dengan

Pvalue=0,012, terlihat bahwa pendidikan yang paling sering terjadi

kecelakaan kerja adalah pekerja yang mempunyai latar belakang SLTP dan

SLTA menduduki posisi yang sama yaitu pada tahun 2001 sebanyak 24

orang yaitu 48%, pada tahun 2002 terlihat banyak terjadi pada pekerja

dengan latar belakang SLTP sebanyak 22 orang yaitu 51,2% dan tahun 2003

banyak terjadi pada pendidikan SLTP sebanyak 37 orang yaitu 51,4%.

Menurut teori yang ada, bahwa yang dimaksud dengan pendidikan

adalah pendidikan formal yang diperoleh disekolah dan ini sangat

berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Namun disamping pendidikan

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

72

formal, pendidikan non formal seperti penyuluhan dan pelatihan juga dapat

berpengaruh terhadap pekerja dalam pekerjaannya (Achmadi, 1990).

Pengendalian yang sudah dilakukan oleh PT ANTAM Tbk UBPE

Pongkor di area pertambangan adalah memberi safety talk, safety induction

dan mengadakan training. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara

pengendalian administratif yaitu menempatkan seluruh pekerja sesuai

dengan kemampuan dan keahliannya.

6.3.3 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa Kerja

Pekerja Di Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun

2006-2007

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang mempunyai masa

kerja kurang dari sama dengan 12 tahun terdapat 12 pekerja (11%) yang

mengalami kecelakaan kerja. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kejadian

kecelakaan kerja dengan p value 0,546.

Tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan kejadian

kecelakaan kerja terjadi karena sebagian besar pekerja sudah mempunyai

verklaring yang berasal dari mutasi PT. ANTAM dari cabang yang lain.

Sehingga pekerja sudah mempunyai pengalaman kerja di area pertambangan

dan sudah mengetahui seluk beluk pekerjaan dan lingkungan kerja di area

pertambangan.

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

73

Selain itu, tidak adanya hubungan antara masa kerja pekerja dengan

kejadian kecelakaan kerja karena pekerja akan mendapatkan training

sebelum bekerja. Pekerja baru akan ditempatkan di unit kerja sesuai dengan

sertifikat yang dimilikinya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angreni

(1993) ) di PT. Intirub bahwa angka kecelakaan kerja paling tinggi terdapat

pada pekerja dengan masa kerja 5-9 tahun (12,9%) dan paling rendah pada

pekerja dengan masa kerja 15-19 tahun (9,1%). Uji statistik chi square

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara lamanya masa

kerja dengan kejadian kecelakan kerja (P value = 0,40).

Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains bahwa dari hasil analisis statistik

menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara masa kerja dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,00,

terlihat bahwa distribusi kecelakaan kerja banyak terjadi adalah pekerja

yang bekerja dengan masa kerja 1-6 bulan untuk 3 tahun terakhir yaitu pada

tahun 2001 sejumlah 34 pekerja (68%), tahun 2002 sejumlah 42 pekerja

(97,7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 71 pekerja (98,6%).

Pengendalian yang sudah dilakukan di PT ANTAM Tbk UBPE

Pongkor adalah pengendalian administratif yaitu mengadakan training bagi

pekerja, menggunakan alat pelindung diri yang wajib dipakai di area

pertambangan dan pekerja yang baru mulai kerja diberi safety induction

agar pekerja mengenal situasi serta keadaan tempat kerjanya dan mematuhi

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

74

semua peraturan kerja yang ada di area pertambangan PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor.

Selain pengendalian yang sudah dilakukan di area pertambangan

oleh PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Pengendalian yang lain seperti

pemasangan safety sign di sekitar lingkungan kerja dan melaksanakan

pengawasan secara intensif untuk menegur pekerja yang melanggar SOP

yang telah diterapkan.

6.3.4 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit Kerja Di

Area Pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Tahun

2006-2007

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja di unit produksi

sebanyak 19,5% yang mengalami kecelakaan kerja. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara unit kerja dengan

kejadian kecelakaan kerja dengan p value 0,021.

Kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan terutama paling

banyak ditemukan di unit produksi tambang. Hal ini disebabkan karena di

unit produksi tambang mempunyai proses kerja yang merupakan proses

utama dalam penambangan emas meliputi pengeboran (drilling), peledakan

(blasting), pembersihan asap (smoke clearing), pembersihan/ penjatuhan

batu gantung (barring down), penyanggaan (supporting), pemuatan

(hauling), pengoperasian LHD, dumping dan loading. Proses kerja pada unit

produksi tambang mempunyai beberapa jenis pekerjaan yang lebih

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

75

berbahaya sehingga berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja

dibandingkan dengan unit-unit kerja yang lain.

Menurut teori yang ada bahwa unit kerja ialah pembagian satuan

kerja di area proses maupun non proses yang masing-masing terdiri atas

beberapa jenis pekerjaan (Suma’mur, 1981). Jenis pekerjaan mempunyai

pengaruh besar terhadap risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah

dan macam kecelakaan akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan

operasi dalam suatu proses (Suma’mur, 1989).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains bahwa dari hasil uji statistik

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara unit kerja dengan

kecelakaan kerja, terlihat bahwa unit kerja paling banyak terjadi pada

pekerjaan unit topografi/surveying yakni pada tahun 2001 sejumlah 33

pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 20 pekerja (46%) dan tahun 2003

sejumlah 56 pekerja (77%) dan paling sedikit terjadi kecelakaan kerja pada

pekerjaan unit recording dengan distribusi pada tahun 2001 sejumlah 4

pekerja (8%), tahun 2002 sejumlah 3 pekerja (7%) dan pada tahun 2003

sejumlah 4 pekerja (5,6%) (p value = 0,063).

Pengendalian yang sudah dilakukan oleh PT ANTAM Tbk UBPE

Pongkor adalah melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR)

pada setiap unit kerja di area pertambangan, hasil IBPR ini akan menjadi

landasan pembuatan JSA (Job Safety Analysis) di setiap unit kerja area

pertambangan. Hasil dari JSA ini akan menjadi pedoman bagi pekerja untuk

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

76

mengurangi kejadian kecelakaan yang terjadi di area pertambangan PT

ANTAM Tbk UBPE Pongkor, penggunaan alat pelindung diri bagi pekerja

yang akan bekerja di area pertambangan, bekerja sesuai dengan SOP yang

diterapkan serta adanya safety campaign dan pemberian rewards punishman

bagi pekerja.

Selain pengendalian yang sudah dilakukan di area pertambangan

oleh PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Pengendalian yang lain seperti

pembuatan IBPR lebih mendetail sehingga risiko dan bahaya dapat

teridentifikasi secara lengkap di setiap unit kerja, melaksanakan

pengawasan yang lebih intensif terutama pada unit produksi tambang dan

peninjauan ulang SOP.

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Gambaran kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor tahun 2006-2007, pekerja yang tidak mengalami kecelakaan kerja

sebanyak 87,4%.

2. Gambaran umur pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor tahun 2006-2007, pekerja yang berumur kurang dari sama dengan 36

tahun berjumlah 93 pekerja (53,4%).

3. Gambaran tingkat pendidikan pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk

UBPE Pongkor tahun 2006-2007, jumlah pekerja yang paling banyak adalah

pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan lebih dari sama dengan SLTP

sebanyak 158 pekerja (90,8%).

4. Gambaran masa kerja pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

Pongkor tahun 2006-2007, pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari

sama dengan 12 tahun sebanyak 109 pekerja (62,6%).

5. Gambaran unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

tahun 2006-2007, jumlah pekerja paling banyak di unit produksi tambang

sebanyak 87 pekerja (50%).

6. Ada hubungan antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 dengan

p value 0,05.

77

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

78

7. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian

kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

tahun 2006-2007 dengan p value 1,000.

8. Tidak ada hubungan antara masa kerja pekerja dengan kejadian kecelakaan

kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-

2007 dengan p value 0,546.

9. Ada hubungan antara unit kerja dengan kejadian kecelakaan kerja di area

pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 dengan

p value 0,021.

7.2 Saran

1. Sebaiknya perusahaan mengadakan safety talk pada seluruh shift sehingga

pelaksanaan safety talk dapat diikuti oleh seluruh pekerja sebelum melakukan

pekerjaan.

2. Sebaiknya perusahaan dalam membuat IBPR untuk dijadikan JSA lebih

mendetail sehingga risiko dan bahaya yang ada di setiap unit dapat dicegah.

3. Sebaiknya safety induction bagi pekerja baru lebih difokuskan pada bahaya

dan risiko pekerja pada unit kerja yang akan ditempati.

4. Pada unit kerja yang mempunyai risiko kecelakaan yang lebih besar seperti di

unit produksi tambang, perlu dilakukan pengawasan yang lebih intensif

5. Perusahaan agar meninjau ulang SOP yang ada, apakah perlu diperbaiki lagi

SOP yang sudah ada karena mengingat situasi dan kondisi yang berubah-ubah

agar lebih meningkatkan pencegahan kecelakaan kerja.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

79

6. Bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai :

a. Kecelakaan yang tidak hanya menimpa pekerja saja tetapi juga melihat

kecelakaan yang berdampak pada kerusakan property dan terganggunya

proses produksi.

b. Klasifikasi responden yang mengalami kecelakaan apakah pekerja

mengalami celaka ringan, berat dan kecil.

c. Faktor-faktor yang lain seperti shift kerja dan faktor lingkungan.

d. Pekerja yang celaka dan tidak celaka dilihat dari kepemilikan sertifikat

dengan metode case control.

e. Penyebab kecelakaan kerja untuk dianalisis lebih mendalam dengan

melakukan penelitian secara kualitatif.

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

DAFTAR PUSTAKA

Angreni, Rita. 1993. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kecelakaan kerja

di PT. Intirub Jakarta Timur tahun 1990-1992. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Arifin, syamsul. Hubungan menstruasi dan kecelakaan kerja pada PT. tahun 2004. [cited 2008 August 17]. Available : http://www.ipin4u.esmartstudent.com/proposal.htm

Arya nugraha. Kecelakaan. July 11 2006. [cited 2008 August 17]. Available : http://aryanugraha.wordpress.com/2006/07/11/kecelakaan/

Bhina Patria. Bagaimana Behavioural Safety mengurangi angka kecelakaan kerja. 14 August 2007 [cited 2008 August 15]. Available : http://inparametric.com/bhinablog/behavior/bagaimana-behavioural-safety-mengurangi-angka-kecelakaan-kerja

David dwiarto. Desain tambang emas pongkor dioptimasi. March 27 2006. [cited 2008 August 17]. Available : http://www.ima-api.com/news.php?pid=793&act=detail

Depnakertrans RI. 2003. Jakarta. Modul pelatihan keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Depnakertrans Press.

Depnakertrans RI. Kecelakaan kerja dan faktor-faktor yang berhubungan di Indonesia (Berdasarkan data PT. Jamsostek Tbk), volume xxxx No.3. Majalah keselamatan kerja dan hiperkes. Juli-oktober 2007. Jakarta. Jakarta. Depnakertrans RI Press. Halaman 31-45

Dina dariana. Bagaimana pekerja usia lanjut dapat bekerja dengan aman dan sehat. Juny 29 2007. [cited 2008 August 17]. Available : http://www.binakesehatankerja.com/detail_berita.php?id=13

Dwi. Kecelakaan kerja RI terbesar kedua. April 3 2008. [cited 2008 August 15]. Available : http://finance.groups.yahoo.com/group/fspmi/message/1953

Emir bernas soendoro. Menggugah kesadaran buruh. May 1 2003. [cited 2008 August 17]. Available : http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0305/01/opini/285721.htm kompas opini2

ILO. Laporan PBB : Dua juta orang per tahun tewas karena kecelakaan kerja. May 5 2003. [cited 2008 August 15]. Available : http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-05/a-2003-05-05-4-1.cfm

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Internationa Labour Organitation. 1989. Pencegahan Kecelakaan . Jakarta. PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Ip. Indonesia peringkat tertinggi kecelakaan kerja. July 29 2008. [cited 2008 September 2]. Available : http://www.indofamily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=1706&Itemid=39

Iswandar, Evi. 1998. Gambaran epidemiologi kecelakaan kerja pada PT. Caltex pacific Indonesia tahun 1997. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Jan. Tinggi, Tingkat kecelakaan kerja di PT. Antam. 26 August 2004 [cited 2008 August 15]. Available : http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0408/26/ekonomi/1231106.htm

Mohamad, Ridwan. Angka kecelakaan kerja di indonesia memprihatinkan. February 2 2008. [cited 2008 August 17]. Available : http://www.sinarharapan.co.id/berita/0802/02/eko04.html

Nov, Romi. 2005. Kajian factor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja di PT. Gunanusa utama fabricators Grenyang Cilegon tahun 2002. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Pelalawan. Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia tertinggi. January 22nd 2008 [cited 2008 August 15]. Available : http://www.metroriau.com/?q=node/594 riau

Rahmah, A’mala. 1998. Gambaran epidemiologi kejadian kecelakaan akibat kerja di PT. Pelangi indah canindo TBK IV tahun 1996-1997. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Santoso, Budi Slamet. 1999. Analisa kecelakaan akibat kerja pada karyawan PT. Bakrie Pipe Industries Bekasi Tahun 1998. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Sugihsetiaraharja. 1997. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyebab kecelakaan kerja di PT. Goodyear Indonesia tahun 1994-1996. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Silalahi, Bennet W. B. & Silalahi Ramondang B. 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Seri Manajemen No. 112 Jakarta. PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Soetanto, R. 1990. Studi epidemiologi kecelakaan kerja kasus PT.X. Tahun 1987-1989. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Sukamto, 2004. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada Seismic survey di unit Geodata acqusition (GDA) PT. Elnusa Geosains tahun 2001-2003. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Suma’mur, P.K. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta. Gunung Agung. 1989.

Suma’mur, P.K. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta. CV. Haji Mas Agung. 1981.

Susiwi, Febriana. 2003. Gambaran umum kejadian kecelakaan kerja di PT. NKG berdasarkan laporan kecelakaan pada dinas tenaga kerja serang Banten tahun 2002. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

LAMPIRAN

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Lampiran 1

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Nomor Responden : Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA

DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT. ANTAM TBK UBPE

PONGKOR BOGOR JAWA BARAT

TAHUN 2006-2007

Studi ini dilakukan oleh mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat, peminatan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk mengumpulkan data sebagai bahan

penyusunan tugas akhir (skripsi). Untuk itu saya mohon kiranya Bapak-bapak

(sebagai responden studi saya) dapat meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner

ini. Jawaban Bapak akan dijaga kerahasiaannya sehingga kejujuran saudara dalam

menjawab kuesioner ini akan sangat saya hargai. Terima kasih banyak atas bantuan

dan kerjasama bapak-bapak untuk peran sertanya dalam studi saya.

Hormat Saya,

Eva Hernawati

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

LEMBAR KUESIONER

” FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT ANTAM TBK UBPE

PONGKOR BOGOR JAWA BARAT TAHUN 2006-2007”

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN (DIISI OLEH PENELITI)

A1. Nama responden…………………. [ ] A1

A2. Umur responden………………….Tahun [ ] A2

A3. Pendidikan Terakhir :

1. SD 3. SLTA

2. SLTP 4. Perguruan Tinggi

[ ] A3

A4. Kapan pertama kali bapak masuk kerja pada PT.Antam? Tahun…………….

[ ] A4

A5. Unit Kerja :

1. Unit Produksi Tambang

2. Unit Development

3. Unit Supporting

[ ] A5

PIILIH SALAH SATU JAWABAN (DIISI OLEH PENELITI)

B. Apakah bapak pernah mengalami kecelakaan kerja? 1. Pernah 2. Tidak pernah (berhenti)

[ ] B

C. Kapan bapak mengalami kecelakaan kerja tersebut? a. Tahun 2006 b. Tahun 2007

[ ] C

Terima kasih atas kerjasamanya

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Lampiran 3

Hasil Analisis Univariat Frequencies

Statistics

Responden yang mengalami kecelakaan kerja174

0ValidMissing

N

Responden yang mengalami kecelakaan kerja

22 12.6 12.6 12.6152 87.4 87.4 100.0174 100.0 100.0

celakatidak celakaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Frequencies

Statistics

umur responden kategori174

0ValidMissing

N

umur responden kategori

93 53.4 53.4 53.481 46.6 46.6 100.0

174 100.0 100.0

<=36>36Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Frequencies

Statistics

Pendidikan terakhir Responden174

0ValidMissing

N

Pendidikan terakhir Responden

16 9.2 9.2 9.2158 90.8 90.8 100.0174 100.0 100.0

< SLTP> = SLTPTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Frequencies

Statistics

masa kerja responden kategori174

0ValidMissing

N

masa kerja responden kategori

109 62.6 62.6 62.665 37.4 37.4 100.0

174 100.0 100.0

<=12>12Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Frequencies

Statistics

unit kerja kategori174

0ValidMissing

N

unit kerja kategori

87 50.0 50.0 50.08 4.6 4.6 54.6

79 45.4 45.4 100.0174 100.0 100.0

Unit Produksi TambangUnit DevelopmentUnit SupportingTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Lampiran 4

Hasil Analisis Bivariat Explore

Case Processing Summary

174 100.0% 0 .0% 174 100.0%Umur RespondenN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Descriptives

36.62 .52435.59

37.66

36.4236.00

47.8326.916

235431

9.00.489 .184

-.243 .366

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

Umur RespondenStatistic Std. Error

Tests of Normality

.079 174 .009 .969 174 .001Umur RespondenStatistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Explore

Case Processing Summary

174 100.0% 0 .0% 174 100.0%Masa kerja respondenN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Descriptives

10.78 .29010.21

11.35

11.0412.00

14.6803.831

11615

4.00-.935 .184.662 .366

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

Masa kerja respondenStatistic Std. Error

Tests of Normality

.194 174 .000 .901 174 .000Masa kerja respondenStatistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Crosstabs

Case Processing Summary

174 100.0% 0 .0% 174 100.0%

umur respondenkategori * Respondenyang mengalamikecelakaan kerja

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

umur responden kategori * Responden yang mengalami kecelakaan kerjaCrosstabulation

7 86 93

7.5% 92.5% 100.0%

15 66 81

18.5% 81.5% 100.0%

22 152 174

12.6% 87.4% 100.0%

Count% within umurresponden kategoriCount% within umurresponden kategoriCount% within umurresponden kategori

<=36

>36

umur respondenkategori

Total

celaka tidak celaka

Responden yangmengalami kecelakaan

kerjaTotal

Chi-Square Tests

4.736b 1 .0303.793 1 .0514.788 1 .029

.039 .025

4.708 1 .030

174

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is10.24.

b.

Risk Estimate

.358 .138 .929

.406 .174 .947

1.135 1.008 1.278

174

Odds Ratio for umurresponden kategori (<=36/ >36)For cohort Respondenyang mengalamikecelakaan kerja = celakaFor cohort Respondenyang mengalamikecelakaan kerja = tidakcelakaN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Crosstabs

Case Processing Summary

174 100.0% 0 .0% 174 100.0%

Pendidikan terakhirResponden * Respondenyang mengalamikecelakaan kerja

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Pendidikan terakhir Responden * Responden yang mengalami kecelakaan kerja

Crosstabulation

2 14 16

12.5% 87.5% 100.0%

20 138 158

12.7% 87.3% 100.0%

22 152 174

12.6% 87.4% 100.0%

Count% within Pendidikanterakhir RespondenCount% within Pendidikanterakhir RespondenCount% within Pendidikanterakhir Responden

< SLTP

> = SLTP

Pendidikan terakhirResponden

Total

celaka tidak celaka

Responden yangmengalami kecelakaan

kerjaTotal

Chi-Square Tests

.000b 1 .986

.000 1 1.000

.000 1 .9861.000 .672

.000 1 .986

174

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is2.02.

b.

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Risk Estimate

.986 .208 4.663

.987 .254 3.846

1.002 .825 1.217

174

Odds Ratio forPendidikan terakhirResponden (< SLTP / > =SLTP)For cohort Respondenyang mengalamikecelakaan kerja = celakaFor cohort Respondenyang mengalamikecelakaan kerja = tidakcelakaN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Crosstabs

Case Processing Summary

174 100.0% 0 .0% 174 100.0%

masa kerja respondenkategori * Respondenyang mengalamikecelakaan kerja

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

masa kerja responden kategori * Responden yang mengalami kecelakaan kerja

Crosstabulation

12 97 109

11.0% 89.0% 100.0%

10 55 65

15.4% 84.6% 100.0%

22 152 174

12.6% 87.4% 100.0%

Count% within masa kerjaresponden kategoriCount% within masa kerjaresponden kategoriCount% within masa kerjaresponden kategori

<=12

>12

masa kerja respondenkategori

Total

celaka tidak celaka

Responden yangmengalami kecelakaan

kerjaTotal

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

Chi-Square Tests

.706b 1 .401

.365 1 .546

.692 1 .406.481 .270

.702 1 .402

174

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is8.22.

b.

Risk Estimate

.680 .276 1.677

.716 .328 1.563

1.052 .930 1.189

174

Odds Ratio for masakerja responden kategori(<=12 / >12)For cohort Respondenyang mengalamikecelakaan kerja = celakaFor cohort Respondenyang mengalamikecelakaan kerja = tidakcelakaN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Crosstabs

Case Processing Summary

174 100.0% 0 .0% 174 100.0%

unit kerja kategori* Respondenyang mengalamikecelakaan kerja

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda

unit kerja kategori * Responden yang mengalami kecelakaan kerja Crosstabulation

17 70 87

19.5% 80.5% 100.0%

0 8 8

.0% 100.0% 100.0%

5 74 79

6.3% 93.7% 100.0%

22 152 174

12.6% 87.4% 100.0%

Count% within unitkerja kategoriCount% within unitkerja kategoriCount% within unitkerja kategoriCount% within unitkerja kategori

Unit Produksi Tambang

Unit Development

Unit Supporting

unit kerjakategori

Total

celaka tidak celaka

Responden yangmengalami kecelakaan

kerjaTotal

Chi-Square Tests

7.756a 2 .0218.860 2 .012

6.562 1 .010

174

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)

1 cells (16.7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 1.01.

a.

Risk Estimate

aOdds Ratio for unitkerja kategori (UnitProduksi Tambang/ Unit Development)

Value

Risk Estimate statistics cannot be computed. Theyare only computed for a 2*2 table without empty cells.

a.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …blog.ub.ac.id/myjourneys/files/2013/09/EVA-HERNAWATI.pdf · safety talk pada seluruh shift, ... tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda