PLANNING PUBLIC SPEAKING - blog.ub.ac.id
Transcript of PLANNING PUBLIC SPEAKING - blog.ub.ac.id
i
ii
LEMBAR MOTTO
خَيْرُ الناسِ أنَْفَعهُُمْ لِلناسِ
Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
(HR. Ahmad)
Kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan.
(Oprah Winfrey)
Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Tidak ada
kemudahan tanpa doa.
(Ridwan Kamil)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur terpanjatkan kepada Allah SWT., karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan paper yang berjudul “Merencanakan Berbicara di Depan
Umum (Planning Public Speaking).” Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW. Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi
dan advokasi kebijakan yang diampu oleh Bapak Muhammad Shobaruddin, Dr. Drs., MA..
Penulis ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu dalam menyumbangkan pengetahuan maupun pikirannya selama proses
penyelesaian paper ini. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki isi paper pada tugas yang lain
pada waktu mendatang. Semoga dapat bermanfaat untuk semua mahasiswa dan menjadi inspirasi bagi
pembaca.
Malang, 08 Maret 2021
Penulis
Kelompok 9
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR MOTTO ................................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................iv
BAGAN ALUR PEMBAHASAN .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 1
1.3 Metode Penulisan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3
2.1 Berbicara di depan Umum sebagai Percakapan ................................................................... 3
2.2 Memilih Topik Berbicara di depan Umum ............................................................................ 3
2.3 Analisis Audiens untuk Mengadaptasi Pidato secara Efektif .............................................. 5
2.3.1 Analisis Demografis Audiens ........................................................................................... 5
2.3.2 Analisis Situasional Audiens ............................................................................................ 6
2.4 Tanggung Jawab Etis Pembicara ketika Merencanakan Pidato Publik ............................ 7
2.4.1 Pentingnya Kejujuran dan Menghindari Plagiarisme .................................................. 7
2.4.2 Menetapkan Sasaran Pidato yang Bertanggung Jawab ................................................ 8
2.5 Mendengarkan Pidato Orang Lain secara Kritis .................................................................. 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 9
3.2 Catatan Kekurangan ................................................................................................................ 9
Daftar Pustaka....................................................................................................................................... 10
v
BAGAN ALUR PEMBAHASAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Berbicara di depan Umum .............................................................. 3
Gambar 2 Memilih Topik ................................................................................ 4
Gambar 3 Demografis Audiens ....................................................................... 5
Gambar 4 Hindari Plagiarisme ........................................................................ 7
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arti penting tulisan ini dibuat yang pertama, guna memenuhi tugas mata
kuliah Komunikasi dan Advokasi Kebijakan dengan judul Merencanakan Berbicara di depan
Umum (Planning Public Speaking). Yang kedua, materi ini sangat penting dipelajari
khususnya bagi mahasiswa administrasi publik karena pada tulisan ini dijelaskan mengenai
bagaimana merencanakan berbicara di depan umum (public speaking) yang baik dan benar.
Hal tersebut sangat penting bagi sarjana administrasi publik karena nantinya sarjana
administrasi publik akan bekerja pada sektor publik yang mana pekerjannya berhubungan
dengan banyak orang. Oleh karena itu setiap sarjana administrasi publik perlu untuk
mempelajari dan menguasai public speaking dengan baik sehingga nantinya tidak
mengalami kesulitan bila mana seorang sarjana administrasi publik tersebut harus
berkomunikasi dengan orang banyak dalam waktu bersamaan.
Public speaking merupakan sebuah bentuk kebebasan mengekspresikan
pendapat atau ide-ide seseorang di depan umum yang bebas dan demokratis yang dijamin
oleh amandemen pertama konstitusi. Keterampilan berbicara di depan umum harus dimiliki
oleh setiap orang dan menjadi aset bagi dirinya. Keterampilan berbicara di depan umum
secara efektif dalam berbagai kondisi dapat meningkatkan pengaruh seorang pembicara
dalam konteks sipil, sosial, dan politik. Seperti keterampilan komunikasi lainnya, keefektifan
dalam berbicara di depan umum dapat dikembangkan dengan komitmen dan latihan.
Meskipun beberapa orang mungkin memiliki lebih banyak pengalaman dan bahkan mungkin
lebih berbakat untuk berbicara di depan umum daripada yang lain, setiap orang dapat belajar
membuat presentasi yang efektif.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui persamaan berbicara didepan umum dengan percakapan sehari-hari.
2. Mengetahui cara memilih topik yang baik untuk berbicara didepan umum.
3. Mengetahui cara memahami audiens sehingga mampu mengadaptasi pidato secara efektif.
4. Mengetahui tanggung jawab secara etis untuk merencanakan pidato publik.
5. Mengetahui cara untuk mendengarkan secara kritis pidato orang lain.
1.3 Metode Penulisan
Penulisan paper ini menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan data sekunder. Adapun
pengertian metode analisis deskriptif menurut (Sugiono: 2009; 29) adalah suatu metode yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
2
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Jenis penulisan yang digunakan adalah kepustakaan
(library research). Untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, penulis mencari
sumber yang relevan melalui survey pustaka dan internet. Data dan informasi yang digunakan
berasal dari buku, media elektronik, dan pustaka lainnya yang relevan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Berbicara di depan Umum sebagai Percakapan
Pada umumnya berbicara di depan umum sama halnya dengan percakapan sehari-hari
hanya saja terdapat perbedaan pada tempat, waktu, dan audiensnya. James Winans (1938),
seorang profesor komunikasi terkemuka, mengatakan bahwa berbicara di depan umum yang
efektif adalah percakapan yang benar-benar diperbesar. Winans mengartikan bahwa
keterampilan berbicara di depan umum yang sukses tidak jauh berbeda dari yang kita gunakan
dalam percakapan sehari-hari. Seperti yang dijelaskan oleh Motley dan Molloy (1994),
“Kecuali untuk waktu persiapan dan penundaan pengambilan giliran, berbicara di depan umum
memiliki kesamaan mendasar dengan percakapan sehari-hari.” Pertimbangan etis, seperti
kejujuran dan penghindaran bahasa yang sarat dan kasar, penting dalam berbicara di depan
umum seperti halnya dalam percakapan sosial.
Gambar 1. Berbicara di depan umum
Selain itu, kesalahan kecil, seperti tersandung pada sebuah frase atau melupakan sebuah
kata, umumnya tidak merusak kredibilitas atau keefektifan (Motley, 1990). Kami membuat
kesalahan dalam percakapan sehari-hari dan berbicara di depan umum. Berbicara di depan
umum yang baik jarang kaku atau terlalu formal. Faktanya, pembicara publik yang paling
efektif cenderung menggunakan gaya informal dan pribadi yang mengundang pendengar untuk
merasa seolah-olah sedang diajak bicara, bukan diajar.
2.2 Memilih Topik Berbicara di depan Umum
Pidato yang dibuat dengan baik dimulai dengan topik terbatas, tujuan yang jelas, dan
pernyataan tesis ringkas yang dapat dipahami dan disimpan oleh pendengar dengan cepat.
Topik tersebut dapat diperoleh dari pikiran pembicara sendiri mauapun dapat diperoleh dari
sumber inspirasi buku, majalah, koran, televisi, maupun sumber inspirasi lainnya. Adapun hal-
4
hal yang harus diperhatikan saar memilih topik berbicara didepan umum adalah sebagai
berikut:
a. Pilih Topik yang Penting
Saat seseorang diminta untuk berbicara didepan umum maka hendaknya orang tersebut
dapat memanfaatkan kesempatan untuk berbicara mengenai topik yang dinilai penting
bagi pembicara.
Sebaiknya topik tersebut merupakan materi yang telah dikuasai dan dipahami oleh
pembicara tersebut dan pembicara memiliki minat atau ketertarikan yang besar terhadap
topik tersebut. Apabila minat atau ketertarikan pembicara besar maka akan membuat
penyampaian pembicara lebih manarik dan dinamis. Pidato adalah kesempatan ideal
untuk memengaruhi perasaan dan pemikiran orang lain tentang masalah penting yang
penting bagi pembicara.
b. Pilih Topik yang Sesuai dengan Acara Berbicara
Pengetahuan dan minat pribadi bukanlah satu-satunya kriteria untuk memilih topik. Kita
juga harus mempertimbangkan kesempatan atau situasi berbicara (Ferguson, 2008).
Topik harus di sesuaikan dengan tema, situai, kondisi, kendala, tuntutan suatu acara.
c. Pilih Topik yang Sesuai dengan Audiens
Pidato publik pada dasarnya bukan merupakan kesempatan untuk menampilkan diri
sendiri dengan menunjukan seberapa pintar dan seberapa banyak pengetahuan seorang
pembicara. Pidato publil pada dasarnya merupaan kesempatan untuk mempengaruhi
orang lain. Untuk mempengaruhi orang lain tersebut maka seorang pembicara harus
menentukan topik yang penting bagi dirinya dan relevan bagi pendengarnya,
pengetahuan apa yang mereka miliki, dan pengalaman atau kekhawatiran apa yang
mungkin dapat mereka bagi dengan pembicara.
d. Persempit Topik Pembahasan
Pembicara yang efektif membatasi pidato mereka pada fokus yang dapat dikelola
(McGuire, 1989). Cara lain untuk mempersempit tujuan berbicara pemicara adalah
dengan menggunakan peta pikiran (Jaffe, 2007). Peta pikiran adalah catatan informasi
holistik tentang suatu topik, yang lebih disukai oleh banyak pemikir visual daripada
Gambar 2. Memilih Topik
5
garis besarnya. Pembicara membuat peta pikiran dengan mengasosiasikan ide secara
bebas dalam kaitannya dengan bidang minat yang luas.
2.3 Analisis Audiens untuk Mengadaptasi Pidato secara Efektif
Analisis audiens adalah proses mengumpulkan informasi tentang orang-orang di audiens
pembicara sehingga pembicara dapat memahami kebutuhan, harapan, keyakinan, nilai, sikap,
dan kemungkinan pendapat mereka. Analisis audiens diperlukan untuk menemukan informasi
yang akan membantu dalam menciptakan ikatan atau identifikasi kesamaan antara sang
pembicara dan audiensnya. Semakin pembicara tahu dan memahami kebutuhan psikologis
audiensnya maka pembicara bisa mempersiapkan pidatonya dan kepercayaan diri pembicara
meningkat akan mengurangi kecemasan pembicara saat berbicara di depan audiensnya.
2.3.1 Analisis Demografis Audiens
Analisis demografis audiens bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi siapa
audiens yang diajak bicara oleh pembicara dengan mengetahui latar belakang audiens
terlebih dahulu.
Karakteristik analisis demografis ini meliputi usia, jenis kelamin, agama, warisan
budaya, ras, pekerjaan, kesetiaan politik dan tingkat pendidikan. Menurut Benjamin
(1969), ada dua langkah dalam melakukan analisis demografis yang akurat yaitu
mengumpulkan data demografis dan menafsirkan data. Informasi demografis pendengar
berguna dalam dua cara.
Pertama, informasi demografis dapat membantu pembicara untuk menyesuaikan
pidatonya dengan para audiens. Dalam merencanakan pidato harus sesuai dengan usia
pendengar yang mana dalam banyak situasi saat berpidato, pembicara akan memiliki
pendengar dari berbagai macam usia bahkan beragam generasi. Untuk itu, sebaiknya
pembicara membatasi topik hanya untuk bahasan yang akrab bagi pendengar dari segala
usia. Usia juga terkait dengan kemampuan membujuk yang dimiliki oleh pembicara,
semakin bertambahnya usia orang maka mereka cenderung tidak mengubah sikap
mereka karena orang yang lebih tua mampu menahan sikap mereka lebih lama dari
Gambar 3. Demografis Audiens
6
orang yang lebih muda disebabkan mereka telah memperoleh pengetahuan yang
mendukung sikap mereka. Informasi demografis berguna dalam memberikan wawasan
umum tentang apa dan siapa yang dapat dipercaya oleh pendengar, namun informasi
demografis ini hanya dapat memberikan profil umum grup yang ada. Pembicara dapat
memanfaatkan informasi untuk menciptakan hubungan dengan pendengarnya.
2.3.2 Analisis Situasional Audiens
Metode kedua dari analisis audiens adalah analisis audiens situasional, yang mencari
informasi tentang pendengar tertentu yang berhubungan langsung dengan topik dan
tujuan pembicara. Analisis audiens situasional memungkinkan pembicara untuk
menemukan apa yang sudah diketahui dan dipercaya oleh pendengar tentang suatu
topik, pembicara, dan peristiwa sehingga pembicara dapat beradaptasi dengan
pendengarnya.
a. Orientasi Pendengar terhadap Topik
Pembicara yang efektif mengembangkan pidatonya dengan memperhatikan minat,
pengetahuan, dan sikap pendengarnya terhadap topik pembicaraan. Dalam banyak
kasus, alasan kehadiran seorang pendengar ialah karena mereka sudah tertarik
dengan topik pidato.
b. Orientasi Pendengar terhadap Pembicara
Pembicara harus mengenali dan menyesuaikan dengan sikap pendengar terhadap
mereka agar pidato berlangsung secara efektif. Persepsi pendengar tentang
pembicara membentuk cara mereka menanggapi pesan. Semakin kredibilitas
seorang pembicara dengan pendengarnya, semakin besar kemungkinan mereka
untuk mempercayai apa yang dikatakan pembicara dan mempertimbangkannya.
Selain itu, juga diperlukan kredensial yang menetapkan seseorang sebagai ahli
dalam suatu topik.
c. Orientasi Pendengar terhadap Acara Berbicara
Pidato yang efektif menghormati situasi tertentu di mana hal itu terjadi, serta
harapan pendengar dan pengertian mereka tentang apa yang pantas dan tidak
pantas. Beradaptasi dengan acara-acara tertentu juga membutuhkan pembicara
untuk mempertimbangkan durasi bicara yang sesuai. Disamping itu, acara juga
memengaruhi jenis pidato yang akan digunakan. Mengumpulkan informasi tentang
pendengar melalui percakapan, wawancara, atau survei juga merupakan tindakan
yang tepat. Pembicara dapat melakukan survei maupun observasi untuk
mempelajari pengetahuan dan sikap pendengar terhadap pernyataan tesis yang akan
diberikan (thesis statement).
7
Analisis demografis dan situasional audiens memberikan pengetahuan langsung tentang
pendengar dan informasi yang dapat ditarik kesimpulan tambahan. Mempertimbangkan
pendengar memungkinkan pembicara membangun pidato yang disesuaikan dengan pendengar
tertentu dan dengan demikian akan memberikan dampak yang besar.
2.4 Tanggung Jawab Etis Pembicara ketika Merencanakan Pidato Publik
Berbicara di depan umum yang etis bukanlah acara satu kali. Itu tidak hanya terjadi ketika
pembicara berdiri untuk memberikan presentasi 5 menit kepada teman sekelas atau rekan
kerjanya. Berbicara di depan umum yang etis adalah sebuah proses. Proses ini dimulai saat
pembicara mulai melakukan brainstorming topik pidatonya. Setiap kali pembicara berencana
untuk berbicara dengan audiens, apakah itu di acara pidato formal atau pidato dadakan di
tempat kerja pembicara. Pembicara memiliki tanggung jawab etis yang harus dipenuhi. Dua
aspek terpenting dalam komunikasi etis mencakup kemampuan pembicara untuk tetap jujur
sambil menghindari plagiarisme dan untuk menetapkan serta memenuhi tujuan pidato yang
bertanggung jawab.
2.4.1 Pentingnya Kejujuran dan Menghindari Plagiarisme
Pembicara publik yang kredibel terbuka dan jujur dengan audiens mereka. Kejujuran
mencakup memberi tahu audiens mengapa pembicara berbicara (pernyataan tesis) dan
apa yang akan pembicara bahas selama pidato (pratinjau), sebagai berikut:
a. Identifikasi Sumber Anda
b. Putuskan Kapan Mengutip
c. Kutip sumber dengan benar
d. Pahami parafrase dan kutipan langsung
e. Kembangkan kutipan yang akurat
Pengutipan etis termasuk memberi kredit pada penulis dalam teks bahan pidato tertulis
pembicara mengakui penulis dengan lantang selama pidatonya, dan mengutip gambar
dan sumber pada alat bantu visual sang pembicara. Bagaimanapun, etika dalam
Gambar 4. Hindari Plagiarisme
8
berbicara di depan umum mencakup lebih dari sekedar mengkredit materi sumber.
Penting juga untuk berusaha mencapai tujuan pidato yang bertanggung jawab.
2.4.2 Menetapkan Sasaran Pidato yang Bertanggung Jawab
Memastikan bahwa pembicara memiliki tujuan pidato yang bertanggung jawab adalah
salah satu cara untuk mencapai komunikasi etis dalam berbicara di depan umum. Ada
beberapa tujuan pidato yang mendukung misi ini:
a. Mempromosikan keragaman,
b. Menggunakan bahasa inklusif,
c. Hindari perkataan yang mendorong kebencian,
d. Meningkatkan kesadaran sosial,
e. Menerapkan kebebasan berbicara dengan hormat.
2.5 Mendengarkan Pidato Orang Lain secara Kritis
Mempersiapkan pidato dan mendengarkan secara kritis pidato orang lain adalah dua sisi
dari mata uang yang sama. Keterampilan yang memungkinkan pembicara menyajikan pidato
etis yang efektif juga memungkinkan pendengar untuk mendengarkan secara kritis ketika orang
lain berbicara. Menganalisis pidato secara kritis memungkinkan pendengar membuat pilihan
bijak tentang bagaimana menanggapi komunikasi publik. Saat pendengar terlibat dalam analisis
kritis, perlu memeriksa pidato untuk menilainya. Berikut beberapa contoh pertanyaan yang bisa
diajukan pendegar untuk mengkritisi pidato:
• Apakah ada bukti yang memadai untuk klaim?
• Apakah buktinya sudah dijelaskan, dan apakah kredibilitasnya ditetapkan?
• Apa motif pembicara?
• Apakah pembicara tampak terinformasi dan tidak bias?
• Apakah pembicara bernalar dengan baik dan tanpa kesalahan?
• Apakah pembicara menunjukkan kesadaran dan rasa hormat untuk Anda dan pendengar
lainnya?
Saat pendengar menganalisis pidato, jawaban atas pertanyaan seperti ini memberikan dasar
untuk memahami bagaimana pidato itu bekerja dan untuk mengevaluasi keefektifannya dan sejauh
mana pidato itu akan memengaruhi pendengar. Menganalisis pidato orang lain secara kritis juga
memperkaya pemahaman tentang apa yang perlu dilakukan agar efektif ketika berbicara di depan
umum.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam paper ini membahas sifat berbicara di depan umum dan langkah pertama dalam
merancang presentasi yang efektif. Berbicara di depan umum adalah percakapan yang diperluas,
di mana pembicara berinteraksi secara pribadi dengan pendengar. Untuk melakukan ini secara
efektif, penting untuk memilih dan membatasi topik pembicaraan, untuk menentukan tujuan
umum dan khusus pembicaraan, dan untuk mengembangkan pernyataan tesis (thesis statement)
yang jelas. Selain itu, merancang presentasi yang efektif membutuhkan pertimbangan pendengar.
Pembicara yang efektif mempertimbangkan apa yang pendengar ketahui, percayai, hargai,
pikirkan, dan rasakan tentang topik, pembicara, dan peristiwa. Saat pembicara beradaptasi dengan
pendengar, mereka cenderung lebih menerima ide-ide pembicara. Sebagai tanggung jawab etis
pembicara ketika merencanakan pidato publik, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu kejujuran
untuk menghindari plagiarisme, dan menetapkan sasaran untuk pidato yang bertanggung jawab.
Selain itu, mendengarkan dan menganalisis pidato secara kritis memungkinkan pendengar
membuat pilihan bijak tentang bagaimana menanggapi komunikasi publik dan untuk mengambil
suatu keputusan.
3.2 Catatan Kekurangan
Yang belum dibahas oleh penulis pada paper ini yaitu faktor apa saja yang bisa menyebabkan
gagalnya proses berbicara di depan umum (public speaking). Selain itu, belum ada pembahasan
mengenai seberapa pentingnya mempunyai kemampuan berbicara di depan umum untuk
kehidupan sehari-hari. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki isi paper dengan mengangkat
topik yang sama pada tugas yang lain di waktu mendatang. Apabila terdapat kesalahan informasi
dan kekurangan materi yang disajikan, dapat ditambahkan serta diperbaiki kedepannya.
10
Daftar Pustaka
Benjamin, B. (1969). Demographic analysis. New York: Praeger.
Cinta Sedekah, 2021. Sebaik-Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Manusia. Sumber:
https://cintasedekah.org/galeri/sebaik-baik-manusia/
Cruikshank, B. (2004). Plagiarism: It’s Alive! Texas Library Journal, 80(4), 132–136
Farhi, P. (2006, November 21). ‘Seinfeld’ comic Richards apologizes for racial rant. The Washington
Post. Retrieved from http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/
Julia, T. Wood. 2009. Communication In Our Lives, Fifth Edition. Wadswoth Publishing: Boston.
Kutip Kata. 2021. 25 Motto Hidup Orang Sukses untuk Terus Menyemangatimu. Sumber:
https://www.kutipkata.com/motto-hidup-orang-sukses/
Nine Planets. (2011). The Sun. Retrieved from http://nineplanets.org/sol.html
Peace One Day. (n.d.). Introduction. Retrieved from
http://www.peaceoneday.org/en/about/Introduction
Puri, Dewi. 2020. Soekarno Hingga Sri Mulyani! Ini 10 Quotes Orang Sukses yang Membuatmu Lebih
Produktif . Diunduh dari lifepal.co.id
Saylor.org Academy, 2020. PRDV008: Preparing and Delivering Presentations. Unit 2: Analyze Your
Audience. Sumber: https://learn.saylor.org/course/view.php?id=441