FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

23
FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23-35 TAHUN Artikel Penelitian disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro disusun oleh : Erizka Marwita Triyonate G2C009084 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Transcript of FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Page 1: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

FAKTOR DETERMINAN ANEMIA

PADA WANITA DEWASA USIA 23-35 TAHUN

Artikel Penelitian

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi,

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

disusun oleh :

Erizka Marwita Triyonate

G2C009084

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

HALAMAN PENGESAHAN

Artikel penelitian dengan judul “Faktor Determinan Anemia pada Wanita Dewasa

Usia 23-35 tahun” telah dipertahankan di hadapan reviewer dan telah direvisi.

Mahasiswa yang mengajukan :

Nama : Erizka Marwita Triyonate

NIM : G2C009084

Program Studi : Ilmu Gizi

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Diponegoro Semarang

Judul Proposal : Faktor Determinan Anemia pada Wanita Dewasa Usia 23-

35 tahun

Semarang, 24 Juni 2015

Pembimbing,

dr. Apoina Kartini, M.Kes

NIP. 196604171991032002

Page 3: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Faktor Determinan Anemia pada Wanita Dewasa Usia 23-35 tahun

Erizka Marwita Triyonate, Apoina Kartini*)

ABSTRAK

Latar Belakang : Salah satu masalah gizi yang biasa dialami wanita dewasa adalah anemia. Anemia

dapat disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang maupun karena obesitas. Obesitas berkaitan

dengan anemia karena penimpunan lemak di jaringan adiposa dapat menurunkan penyerapan zat

besi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor determinan anemia pada wanita dewasa usia

23-35 tahun.

Metode : Penelitian dilakukan di RW 03,04, dan 05 Kelurahan Ngaliyan Semarang dengan desain

penelitian cross-sectional. Subjek 62 wanita dewasa usia 23-35 tahun yang dipilih secara

consecutive sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin,

pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan injak digital dan tinggi badan

menggunakan microtoise. Asupan protein, iron, vitamin C, vitamin B12, folat dan seng diperoleh

dengan metode FFQ (Food Frequency Questionaire) Semi Kuantitatif kemudian dihitung dengan

nutrisoft. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi.

Hasil : Responden yang obesitas sebanyak 31 orang (50%), dan terdapat kejadian anemia sebanyak

9,7% . Sebanyak 40,3% wanita dewasa yang asupan folat kurang dari kebutuhan, sedangkan asupan

protein, vitamin C, vitamin B12, folat, besi dan seng sebagian besar sudah dalam kategori cukup.

Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada korelasi bermakna antara status gizi menurut IMT ,

asupan protein, vitamin C, folat, vitamin B12, dan seng dengan kejadian anemia pada wanita dewasa

(p= > 0,05). Ada korelasi yang bermakna antara asupan zat besi dengan kejadian anemia (p < 0,05).

Simpulan : asupan zat besi merupakan faktor determinan anemia pada wanita dewasa usia 23-35

tahun

Kata Kunci : anemia, obesitas, wanita dewasa, status gizi, asupan zat gizi

*)Penulis penanggung jawab

Determinant Factor of Anemia in 23-35 years old Adult Women

Page 4: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Erizka Marwita Triyonate, Apoina Kartini*)

ABSTRACT

Background: One of nutritions problem often occurs to adult women is anemia. Anemia can be

caused by inadequate intake of nutrients or oven obesity. Obesity is related to anemia because the

heaped fat in adipose tissue can lower the absorption of iron. Objecttive of this research is to define

the determinant factor of anemia in 23-35 years old adult women.

Method: Research was done with cross sectional design in RW 03, 04, and 05 of Kelurahan

Ngaliyan Semarang. Subjects are 62 adult women of 23-35 years old who were chosen by

consecutive sampling. Hemoglobin level was measured with cyanmethemoglobin, digital scale for

body weight, and microtoise forbody height. Protein, iron, vitamin C, vitamin B12, folate, and zinc

intake measured by using semi quantitative food frequency questionnaire (FFQ) , and calculated

with nutrisoft. Bivariate analysis test was held with correlation method.

Result: There are 31 subjects with obesity (50%) and 9.7% have anemia. There were 40.3% adult

women have inadequate folate intake , while protein, vitamin C, vitamin B12, folate, iron, and zinc

intake were adequate. Bivariate analysis showed no significant correlation of nutritional status

according to BMI , protein, vitamin C, folate, vitamin B12, zinc intake to anemia in adult women

(p=>0.05). There was significant correlation of iron intake with anemia (p<0.05).

Conclusion: Iron intake is a determinant factor of anemia in 23-35 years old adult women.

Keywords: anemia, obesity, adult women, nutritional status, nutrient intake

*)Corresponding author

Page 5: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

PENDAHULUAN

Anemia sering terjadi di negara berkembang (developing countries)

terutama pada kelompok dewasa yaitu wanita usia subur (WUS)1 Pada populasi

3800 juta orang di Negara sedang berkembang terdapat 36% menderita anemia. Hal

ini disebabkan karena tubuh manusia mempunyai kemampuan yang terbatas dalam

menyerap kandungan besi dalam zat gizi makanan. 2

Wanita biasanya sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak

yang membatasi atau memiliki pantangan terhadap makanan.3 Ketidakseimbangan

asupan gizi seperti zat besi dapat menjadi penyebab anemia karena wanita

mengalami menstruasi setiap bulan sehingga membutuhkan asupan zat besi yang

banyak. Asupan zat besi pada makanan kurang menyebabkan cadangan besi dalam

tubuh banyak yang dibongkar sehingga dapat mempercepat terjadinya anemia.3

Anemia dapat menyebabkan cepat lelah, konsentrasi menurun dan menurunkan

daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Anemia yang terjadi pada wanita

usia subur dapat menyebabkan bertambahnya resiko kejadian bayi dengan berat

badan lahir rendah.4

Penyebab anemia bukan saja dari defisiensi besi tetapi apabila ditemukan

prevalensi tinggi maka defisiensi besi tetap menjadi faktor utamanya. Penelitian di

Meksiko menunjukkan sebesar 59,6% wanita dewasa obesitas usia18-50 tahun

terdapat hubungan obesitas dengan kejadian anemia.5 Menurut Riskesdas 2013,

angka anemia pada wanita usia subur (WUS) sebesar 32,9%.6 Prevalensi anemia

di Jawa Tengah sebesar 57,7%. 7 Hal ini mengindikasikan anemia masih menjadi

masalah kesehatan di Indonesia terutama di Jawa Tengah.8

Obesitas berkaitan dengan anemia karena penimbunan lemak di jaringan

adiposa dapat menurunkan penyerapan zat besi.5. Obesitas berhubungan dengan

terjadinya peningkatan inflamasi sistemik. Penelitian di Amerika 2008

menunjukkan bahwa jaringan lemak melepaskan berbagai macam sitokin yang

menyebabkan inflamasi sistemik yang berhubungan dengan patogenesis penyakit

metabolik dan penyakit degeneratif yang terjadi pada obesitas. Salah satu sitokin

Page 6: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

yang dilepaskan jaringan lemak ke dalam sirkulasi portal yaitu interleukin-6 yang

akan menstimulasi hati untuk memproduksi acute phase reactan yang dilepaskan

hati karena perangsangan interleukin-6 yaitu hepsidin (25 amino acid peptide).9

Hormon hepsidin adalah sebuah peptida atau protein kecil yang dihasilkan di hati

dan mengatur kadar zat besi dalam tubuh. Hepcidin menghambat penyerapan besi

dari makrofag, karena hepsidin langsung mengikat ferroportin dan menghambat

aktivitas fungsionalnya. Hepsidin menghambat penyerapan besi di eritrosit dan

juga berinteraksi dengan transmembrane zat besi exporter ferropotin untuk

menghambat pelepasan feritin dari makrofag sehingga kadar feritin di jaringan tetap

tinggi.9

Timbunan lemak pada hati dapat memicu pembentukan peroksida lipid yang

pada akhirnya akan mempengaruhi proses metabolisme besi sehingga akan terjadi

radikal bebas. Hal ini menyebabkan sintesis Hb tidak dapat berjalan dengan

sempurna. Pada tahap akhir, hemoglobin menurun jumlahnya dan eritrosit mengecil

sehingga dapat terjadilah anemia .9 Di samping itu sitokin terutama TNF-α yang

dilepaskan selama proses inflamasi juga akan berpengaruh pada regulasi feritin,

yaitu akan meningkatkan penghancuran feritin di makrofag. Pada peneliti lain juga

dikatakan bahwa leptin yang merupakan adipokin yang dihasilkan oleh jaringan

lemak juga berperan penting untuk mestimulasi pengeluaran hepsidin pada

penderita obesitas.10

Penelitian pendahuluan didapatkan Kelurahan Ngaliyan RW 03,04,10

didapatkan prevalensi obesitas sebesar 40% dari 30 orang responden. Penelitian

tentang hubungan obesitas dengan kejadian anemia pada wanita dewasa usia 23-35

tahun masih jarang dilakukan karena wanita dewasa usia 23-35 rentan mengalami

anemia. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik meneliti faktor determinan

anemia pada wanita dewasa usia 23-35 tahun.

Page 7: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada wanita dewasa usia 23-35 tahun di RW 03, 04,

dan 05 Kelurahan Ngaliyan Semarang pada bulan Oktober 2014 dan termasuk

lingkup gizi masyarakat dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 62

sampel yang dipilih secara consecutive sampling dimana populasi dikelompokkan

berdasarkan umur diantara 23-35 tahun yang memiliki berat badan normal dan

obesitas. Pada penelitian ini sampel dan kriteria inklusi terdiri dari wanita usia 23-

35 tahun di RW 03, 04, dan 05 Kelurahan Ngaliyan Semarang yang bersedia

menjadi responden, tidak sedang mengkonsumsi suplemen tambah darah, dan tidak

sedang dalam keadaan menstruasi. Variabel dependen adalah kejadian anemia pada

wanita dewasa. Variabel independen adalah status gizi, asupan protein, vitamin C,

folat, vitamin B12, zat besi dan seng wanita dewasa.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah identitas responden, data

antropometri, kadar hemoglobin, asupan protein, vitamin C, folat, vitamin B12, zat

besi dan seng. Usia didapatkan dari selisih antara tahun penelitian dengan tahun

kelahiran sesuai formulir yang telah diisi responden. Berat badan dan tinggi badan

responden didapatkan dari pengukuran langsung satu kali saat melakukan

penelitian. Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan injak digital

kapasitas 150 kg dan tingkat ketelitian 0,1 kg. Pengukuran tinggi badan

menggunakan microtoise kapasitas 200 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Status gizi

wanita dewasa ditentukan dengan menghitung nilai nilai IMT menurut WHO 2005

yang dikategorikan menjadi normal (18,5-22,9 kg/m2) dan obesitas (>25 kg/m2).

Kejadian anemia pada wanita dewasa didefinisikan sebagai suatu keadaan

dimana menurunnya kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah sehingga tidak dapat

memenuhi fungsinya yang diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin.

Pengambilan darah dilakukan oleh seorang analis langsung dianalisis di

Laboratorium “A” Swasta di Semarang. Hasilnya dikategorikan menjadi anemia

(Hb < 12 mg/dL) dan tidak anemia (Hb ≥ 12 mg/dL).

Asupan protein, vitamin C, folat, vitamin B12, zat besi dan seng bersumber

dari makanan yang diukur dengan metode FFQ (Food Frequency Questionaire)

Semi Kuantitatif dalam rentang waktu 1 bulan, kemudian dihitung menggunakan

Page 8: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

nutrisoft. Batas kebutuhan pada wanita dewasa menurut AKG sebagai berikut

asupan vitamin C 75mg, asupan folat 400mg, asupan vitamin B12 2,4mcg, asupan

zat besi 26mg dan asupan seng 10mg .

Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan program komputer.

Analisis univariat dilakukan untuk mengidentifikasi usia responden, berat badan,

tinggi badan, nilai IMT, kadar hemoglobin, asupan protein, vitamin C, folat,

vitamin B12, zat besi dan seng. Analisis bivariat dengan uji Korelasi untuk

mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian anemia pada wanita dewasa usia

23-35 tahun.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik responden

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 62 orang. Berdasarkan nilai IMT

menunjukkan status gizi responden dengan kategori normal sebanyak 31 orang

(50%) dan obesitas sebanyak 31 orang (50%). Hasil perhitungan asupan protein,

vitamin C, folat, vitamin B12, zat besi dan seng diketahui bahwa sebanyak 40,3%

wanita yang asupan folat kurang dari kebutuhan, sedangkan asupan protein, vitamin

C, vitamin B12 , zat besi dan seng sebagian besar sudah dalam kategori cukup.

Berikut adalah tabel karekteristik responden

Tabel 1. Tabel karakteristik responden

Variabel n (%)

Status gizi

- normal

- obesitas

31 (50%)

31 (50%)

Kejadian anemia

- normal

- anemia

56 (90,3%)

6 (9,7%)

asupan protein

- cukup (≥ 100% AKG)

- kurang (<100% AKG)

50 (80,6%)

12 (19,4%)

asupan vitamin c

- cukup (≥ 100% AKG)

- kurang (<100% AKG)

61 (98,4%)

1 (1,6%)

asupan folat

- cukup (≥ 100% AKG)

- kurang (<100% AKG)

37 (59,7%)

25 (40,3%

Lanjutan tabel 1

Page 9: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Faktor Determinan Anemia Pada Wanita Dewasa

Dilihat dari kadar hemoglobin menunjukan bahwa kadar hemoglobin

terendah 10,1 gram/dL dan tertinggi 14,5 gram/dL Dari analisis menggunakan uji

korelasi diperoleh nilai p zat besi < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

korelasi yang bermakna antara asupan zat besi dan kadar Hb pada wanita dewasa.

Tabel 2 Hubungan variabel bebas dengan kadar Hb

Variabel r p

Asupan protein -0,093 0,471 a

Asupan vitamin C 0,186 0,147 b

Asupan folat 0,062 0,634 a

Asupan vitamin B12 -0,198 0,122 b

Asupan zat besi 0,369 0,003 a

Asupan seng -0,155 0,299 b

status gizi menurut IMT 0,135 0,294 b a.pearson

b.spearman

PEMBAHASAN

Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara pemasukan dengan

pengeluaran energi dalam tubuh.11 Pada penelitian ini wanita dewasa yang

mengalami anemia sebanyak 6 orang (9,7%), obesitas sebanyak 31 orang

(50%). Sebagian besar asupan zat gizi responden (protein, vitamin C, folat,

vitamin B12, zat besi, dan seng) dalam kategori cukup. Pola konsumsi sudah

cukup baik dengan konsumsi asupan protein sumber hewani seperti telur

Variabel n (%)

asupan vitamin B12

- cukup (≥ 100% AKG)

- kurang (<100% AKG)

61 (98,4%)

1 (1,6%)

asupan zat besi

- cukup (≥ 100% AKG)

- kurang (<100% AKG)

54 (87,1%)

8 (12,9%)

asupan seng

- cukup (≥ 100% AKG)

- kurang (<100% AKG)

41 (66,1%)

21 (33,9%)

Page 10: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

ayam , hati ayam, dan ikan. Buah-buahan sumber vitamin C yang sering

dikonsumsipun beragam seperti buah jeruk dan pisang. Sumber folat seperti

sayuran hijau juga sering dikonsumsi oleh responden. Makanan seafood

sumber vitamin B12 dan seng yang sering dikonsumsi seperti ikan laut dan

daging.

Berdasarkan uji statistik asupan protein berhungan dengan kadar

hemoglobin. Protein berperan penting dalam transportasi zat besi dalam

tubuh. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi

terhambat sehingga akan terjadi defisiensi besi. Absorpsi besi yang terjadi

di usus halus dibantu oleh alat angkut protein yaitu transferin dan feritin.

Transferin mengandung besi berbentuk ferro yang berfungsi mentranspor

besi ke sumsum tulang untuk pembentukkan hemoglobin.12.. Hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian di Brazil tahun 2005 yang

menunjukkan bahwa kekurangan protein dapat mengakibatkan anemia.13

Asupan vitamin C juga tidak terdapat hubungan setelah dilakukan uji

statistik. Vitamin C membantu mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus

halus sehingga mudah diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan

hemosederin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila

diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat

bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari

transferin di dalam plasma 34 ke feritin hati. Hasil ini tidak sejalan dengan

penelitian di India yang menyatakan adanya hubungan kekurangan vitamin

C dengan kejadian anemia pada wanita dewasa. Asupan makanan dari

sumber vitamin C bersama dengan sumber yang kaya zat besi seperti

konsumsi buah-buahan dapat meningkatkan penyerapan besisecara

signifikan. 14

Vitamin B12 dan asam folat berfungsi sebagai koenzim dalam

pembentukan DNA. Defisiensi folat terkait anemia makrositik karena

kurangnya DNA. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan anemia

dengan asupan folat. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian di

Lebanese tahun 2005 dan di Mexican tahun 2002 yang menunjukkan bahwa

Page 11: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

kekurangan folat pada wanita tidak dapat mengakibatkan anemia. Pada

responden konsumsi sumber seperti telur ayam frekuensinya sering 1516.

Zat besi penting untuk sintesis hemoglobin oleh eritrosit. Hemoglobin

tersusun dari suatu protein yaitu globin. Globin terdiri dari empat rantai

polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung besi.17

Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang bermakna antara anemia

dan asupan zat besi. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian di Nunavik

tahun 2004 yang menunjukkan bahwa anemia yang dialami wanita

reproduktif adalah anemia defisiensi besi.18 Kebutuhan yang tinggi akan

besi pada wanita terutama disebabkan kehilangan zat besi selama

menstruasi.19 Konsumsi sayur-sayuran sumber zat besi dapat mengurangi

resiko terjadinya anemia.

Seng adalah mineral penting yang dapat mengurangi terjadinya anemia.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan anemia dengan asupan

seng sehingga hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian di Nepal tahun

2009 yang menunjukkan bahwa kekurangan seng pada wanita reproduktif

dapat mengakibatkan anemia.20 Hal ini dikarenakan asupan seng yang

dikonsumsi responden cukup. Makanan sumber seng yang sering

dikonsumsi adalah kerang, ikan laut dan daging ayam.

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang

dapat dilihat dari makanan yang di konsumsi dan penggunaan zat-zat gizi

didalam tubuh. Klasifikasi IMT berdasarkan populasi asia adalah <18,5

(kg/m) underweight, 18,5-22,9 (kg/m) normal, 23-24,9 (kg/m) overweight,

25-29,9 (kg/m) obese 1, dan ≥ 30 (kg/m) obese 2. Hasil penelitian

menunjukkan tidak ada hubungan anemia dengan status gizi sehingga hasil

tersebut tidak sejalan dengan penelitian di Meksiko tahun 2011 bahwa

wanita dewasa normal dan obesitas dapat menyebabkan anemia. 5 Obesitas

berkaitan dengan anemia karena penimbunan lemak di jaringan adiposa

dapat menurunkan penyerapan zat besi.5. Timbunan lemak pada hati dapat

memicu pembentukan peroksida lipid yang pada akhirnya akan

mempengaruhi proses metabolisme besi sehingga akan terjadi radikal

Page 12: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

bebas. Hal ini menyebabkan sintesis Hb tidak dapat berjalan dengan

sempurna. Pada tahap akhir, hemoglobin menurun jumlahnya dan eritrosit

mengecil sehingga dapat terjadilah anemia .9

KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak dapat menjangkau semua

wilayah kerja Kelurahan di Kota Semarang tetapi hanya diwakili kelurahan terpilih

Page 13: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

oleh peneliti. Hanya melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, tidak melakukan

pemeriksaan darah lebih lanjut untuk memastikan terjadinya anemia defisiensi besi

misalnya kadar ferritin.

SIMPULAN

Wanita dewasa anemia sebanyak 9,7%. Asupan zat besi berhubungan

dengan kadar hemoglobin.

SARAN

Wanita dewasa perlu meningkatkan konsumsi zat besi terutama saat

menstruasi, dan mencukupi kebutuhan asupan protein, vitamin C, folat, vitamin

B12, zat besi, seng, kobalt, dan tembaga pada kebutuhan sehari-hari.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

kemudahan yang telah diberikan untuk dapat menyelesaikan artikel ini. Ucapan

terima kasih ditujukan kepada pembimbing dan dosen penguji atas saran dan

bimbingannya dalam penyusunan artikel ini; tidak lupa pula ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua Bapak F. Sri Widodo dan Ibu Rosita R M Baay; Ibu Fatma

Baay, Kakak Elvira Merida Ariwidiaristi dan Kakak Esterlita Dewi Handayani;

Bayu Primastha Yogaswara ; semua responden di RW 03,04,dan 05 Kelurahan

Ngaliyan Semarang atas partisipasi dan kerjasama dalam penelitian; teman-teman

Gizi 2009; serta semua pihak yang telah mendukung dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen gizi dan kesehatan masyarakat FKMUI. Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. hal 200-201 ; 205-206.

2007

Page 14: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

2. Bakta IM, Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. In : Sudoyo AW, Bambang

Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati, editors. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. edisi IV, jilid II. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan

Il mu Penyakit Dalam FK UI; 2006.p.622-623.

3. Agus ZAN. Pengaruh Vitamin C Terhadap Absorpsi Zat Besi pada Ibu

Hamil Penderita Anemia. In : MEDIKA Jurnal Kedokteran dan Farmasi.

Vol. XXX; 2004.p. 496 – 499.

4. National Anemia Action Council. Anemia in Adolescents : The Teen

Scene. 2009 January 14 . Available from: http://www.anemia.org. Cited

2014 March 9

5. Ana C Cepeda-Lopez et al. 2011. Sharply higher rates of iron deficiency in

obese Mexican women and children are predicted by obesity-related

inflammation rather than by differences in dietary iron intake. Am J Clin

Nutr 2011;93:975–83

6. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian Kesehatan Kementrian

Kesehatan RI. 2013

7. Dinas Kesehatan Provinsi. . Kumpulan Laporan Program Gizi. 2009

8. Adnani, Hariza. Ilmu Kesehatan Masyarakat.. Yogyakarta: Nuha Medika.

2011.

9. Pereira et al. Fast-food habits, weight gain, and insulin resistance (the

CARDIA study): 15-year prospective analysis. Lancet 2005 Jan 1;365:36-

42

10. McClung JP, Karl JP. Iron deficiency and obesity: the contribution of

inflammation and diminished iron absorption. Nutr Rev 2008;67:100-

11. Supariasa. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. 2002.

12.Webb, Geoffrey P. Dietary Supplements and Functional Foods. UK:

Blackwell

Publishing Ltd. 2006.

13. Borelli P et al. Reduction of erythroid progenitors in protein–energy

malnutrition . British Journal of Nutrition(2007), 97, 307–314

Page 15: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

14. Mehnaz S, Afzal S, Khalil S, Khan Z. Impact of Iron, Folate & Vitamin C

Supplementation on The Prevalence of Iron Deficiency Anemia In Non-

pregnant Females of Peri Urban Areas of Aligarh Indian Journal of

Community Medicine Vol. 31, No. 3, July - September, 2006

15. Al Khatib L, Obeid O, Sibai A M, Batal M, Adra N and Hwalla N. Folate

deficiency is associated with nutritional anaemia in Lebanese women of

childbearing age. Public Health Nutrition: 9(7), 921–927

16. Morris M S, Jacques P F, Rosenberg I H, and Selhub J. Folate and vitamin

B-12 status in relation to anemia, macrocytosis, and cognitive impairment

in older Americans in the age of folic acid fortification1-4 . Am J Clin

Nutr2007;85:193–200

17. Veldman James. Anatomy and Physiology: An Easy Learner.

(diterjemahkan oleh Palupi Widyastuti). Jakarta: EGC. 2004.

18. Plante C, Blanchet C and O’Brien H T. iron Deficiency anD anemia among

Women in nunavik. Nunavik Inuit Health Survey 2004

19. Masrizal. Anemia Defisiensi Besi. Fakultas Kedokteran Universitas

Andalas. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2007,

20. Chandyo R K et al. Zinc Deficiency Is Common among Healthy Women of

Reproductive Age in Bhaktapur, Nepal. J. Nutr. 139: 594–597, 2009

Page 16: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Correlations

hb prot folat iron

hb Pearson Correlation 1 -.093 .062 .369**

Sig. (2-tailed) .471 .634 .003

N 62 62 62 62

prot Pearson Correlation -.093 1 -.022 .018

Sig. (2-tailed) .471 .864 .887

N 62 62 62 62

folat Pearson Correlation .062 -.022 1 -.046

Sig. (2-tailed) .634 .864 .721

N 62 62 62 62

iron Pearson Correlation .369** .018 -.046 1

Sig. (2-tailed) .003 .887 .721

N 62 62 62 62

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

imt .150 62 .001 .907 62 .000

hb .103 62 .165 .967 62 .095

prot .079 62 .200* .980 62 .398

vitc .130 62 .011 .945 62 .008

folat .093 62 .200* .982 62 .511

vitb12 .252 62 .000 .699 62 .000

iron .064 62 .200* .977 62 .306

seng .163 62 .000 .752 62 .000

Page 17: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Correlations

hb vitc vitb12 seng imt

Spearman's rho hb Correlation Coefficient 1.000 .186 -.198 -.155 .135

Sig. (2-tailed) . .147 .122 .229 .294

N 62 62 62 62 62

vitc Correlation Coefficient .186 1.000 .081 .140 .261*

Sig. (2-tailed) .147 . .529 .278 .040

N 62 62 62 62 62

vitb12 Correlation Coefficient -.198 .081 1.000 .326** .131

Sig. (2-tailed) .122 .529 . .010 .310

N 62 62 62 62 62

seng Correlation Coefficient -.155 .140 .326** 1.000 .087

Sig. (2-tailed) .229 .278 .010 . .500

N 62 62 62 62 62

imt Correlation Coefficient .135 .261* .131 .087 1.000

Sig. (2-tailed) .294 .040 .310 .500 .

N 62 62 62 62 62

Page 18: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Lampiran 1

INFORMED CONSENT PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Tanggal lahir :

Alamat :

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa :

Setelah memperoleh penjelasan sepenuhnya, menyadari, mengerti, dan memahami

tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta

sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dan membatalkan dari keikutsertaan,

maka saya setuju / tidak setuju *) diikutsertakan dan bersedia berperan dalam

penelitian yang berjudul :

“Hubungan Obesitas dengan Kejadian Anemia pada Wanita Dewasa Usia 23-

35 Tahun”

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.

Semarang, 2014

Mengetahui, Yang menyatakan,

Penanggungjawab Penelitian Responden Penelitian

Erizka Marwita Triyonate ...............................................

*) coret yang tidak perlu

Page 19: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Lampiran 2

FORMULIR DATA KARAKTERISTIK SUBJEK DAN RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis kelamin : P / L

3. Tempat, tanggal lahir :

4. Alamat :

RT…. RW….. Kelurahan………….

5. Nomor telepon : :

6. Pekerjaan :

a. PNS / TNI / POLRI

b. Pegawai Swasta

c. Wiraswasta

d. Lain – lain …

7. Berat badan : kg

Tinggi badan : cm

IMT :

HB :

Page 20: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Lampiran 3

FORMULIR FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (FFQ) SEMI

QUANTITATIVE

Beri ceklist pada kolom frekuensi berapa kali makanan yang dikonsumsi dalam 1

bulan. Setiap jenis makanan harus diisi berapa kali frekuensi konsumsinya seperti

yang tertulis pada jalur tabel frekuensi konsumsi.

Nama

bahan

makanan

Frekuensi konsumsi UR

T

Berat

(gram

)

Rata –

rata

asupan/

hr (gram) 2-4x

per

hari

1x

per

hari

4-6x

per

minggu

1-3x

per

minggu

1x

per

bulan

Tidak

perna

h

Makanan pokok

Nasi putih

Nasi beras

merah

Roti putih

Roti

gandum

Jagung

Umbi-

umbian:

Talas bogor

Ubi merah

Ubi ungu

Singkong

Lainnya…

Mie:

Mie instan

Bihun

Mie kuning

Soun

Misoa

Lainnya :

…..

Page 21: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Hewani

Daging

olahan

Daging

ayam

Daging

bebek

Daging sapi

Daging

kambing

Daging babi

Jeroan (hati)

Nama

bahan

makanan

Frekuensi konsumsi UR

T

Berat

(gram

)

Rata –

rata

asupan/

gr (gram) 2-4x

per

hari

1x

per

hari

4-6x

per

minggu

1-3x

per

minggu

1x

per

bulan

Tidak

perna

h

Hasil laut

(ikan segar,

kepiting,

kerang,

udang)

Telur ayam

Oalhannya:

Telur asin

Ikan asin

Nabati

Tahu

Tempe

Kacang-

kacangan

Sayuran

Bayam

Kangkung

Page 22: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Jamur

Buncis

Wortel

Terong

Selada

Sawi hijau

Kubis

Buah sayur:

Labu siam

Labu

kuning

Lobak

Nama

bahan

makanan

Frekuensi konsumsi UR

T

Berat

(gram

)

Rata –

rata

asupan/

hr (gram) 2-4x

per

hari

1x

per

hari

4-6x

per

minggu

1-3x

per

minggu

1x

per

bulan

Tidak

perna

h

Buah – buahan

Apel

Pisang

Mangga

Nanas

Pear

Jeruk

Papaya

Lainnya :

Makanan Lain

Susu full

cream

Page 23: FAKTOR DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA DEWASA USIA 23 ...

Susu kental

manis

Susu

kedelai

Santan

Gorengan

Cokelat

batangan

Biskuit

Es krim

Kecap

Saus

Mentega

Bumbu

penyedap

Manisan

Asinan

Jajanan lain