file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH ....

48
PEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA MUHAMMAD SOLEH Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 tahun. Energiknya masih membara. Kebiasaan baiknya masih berlaku, yaitu suka sekali bebenah, bersih-bersih dan menata ulang apa yang dilihatnya tidak beres. Saya teringat ketika kami tinggal bersama dalam acara workshop LKI di PPPG Matematika Yogyakarta. Sosok ini adalah THE MASTER OF PKG MATEMATIKA. Beliau ditempatkan di ‘istana’, yaitu wisma melati yang berbentuk rumah. Kami di wisma berbentuk asrama. Kenanga, Gladiol dan Flamboyan posisinya berderet. Sedangkan ‘istana’ Melati posisinya menghadap ke tiga asrama tadi. Setiap pagi, tengah hari, atau sore hari kami selalu menyaksikan The Master ini sedang bebenah di ‘istana’nya yang didiami sendirian. Kamis, 23 Januari 2014. Peristiwa itu terjadi. Sang Master yang tinggal sendirian di rumahnya di Depok, bebenah di pekarangan rumah. Pohon di pagar rumah itu dilihatnya tidak beres. Diambilnya tangga. Disandarkan ke pohon, dan dinaikinya. Taqdir Allah terjadi. “Gusrak gedebuk”. Sang Master terjatuh, di posisi kanan tubuhnya. Tangan dan kaki kanan tidak bisa bergerak, leher dan kepala terasa sakit. Di rumah tidak ada orang. Satu-satunya cara adalah berteriak “tolong, tolong”. Tetangga datang dan membantunya, dan menghubungkannya dengan adik dan keponakannya di Pasar Minggu. Sang Master terbaring di rumah sakit Mitra Depok dan kemudian pindah ke rumah sakit Siaga Pejaten. Kami menjenguk. Walaupun dalam kondisi sakit, semangat bicaranya masih menggebu-gebu. Alih-alih membicarakan sakitnya, beliau malah berbicara tentang sejarah PKG dan dampaknya yang cemerlang, tetapi kemudian redup memudar karena telah kehilangan forum komunikasi antar pelaku sejarahnya. Beliau menyesali istilah ‘mantan instruktur’. “PKG boleh mantan. tetapi instruktur tidak boleh mantan. Instruktur matematika harus tetap menjadi change agent, walaupun tidak diwadahi formal. Harus tetap menyuarakan kebenaran matematika, di forum manapun. Jaringan komunikasi harus ada, HP, atau Internet. Di dalam PKG banyak sekali mutiara-mutiara yang sangat diperlukan guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Anda, para instruktur, telah digembleng luar biasa, dibekali wawasan pembelajaran dan wawasan matematika yang takkan luntur oleh waktu, karena kita menyentuh hakikat, bukan hanya teknik. Hakikat 1

Transcript of file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH ....

Page 1: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

PEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA:

SEJARAH DAN DAMPAKNYA

MUHAMMAD SOLEH

Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo)

Usianya sudah menjelang 80 tahun. Energiknya masih membara. Kebiasaan baiknya masih berlaku, yaitu suka sekali bebenah, bersih-bersih dan menata ulang apa yang dilihatnya

tidak beres. Saya teringat ketika kami tinggal bersama dalam acara workshop LKI di PPPG Matematika Yogyakarta. Sosok ini adalah THE MASTER OF PKG MATEMATIKA. Beliau

ditempatkan di ‘istana’, yaitu wisma melati yang berbentuk rumah. Kami di wisma berbentuk asrama. Kenanga, Gladiol dan Flamboyan posisinya berderet. Sedangkan ‘istana’ Melati posisinya menghadap ke tiga asrama tadi. Setiap pagi, tengah hari, atau sore hari kami

selalu menyaksikan The Master ini sedang bebenah di ‘istana’nya yang didiami sendirian.

Kamis, 23 Januari 2014. Peristiwa itu terjadi. Sang Master yang tinggal sendirian di rumahnya di Depok, bebenah di pekarangan rumah. Pohon di pagar rumah itu dilihatnya

tidak beres. Diambilnya tangga. Disandarkan ke pohon, dan dinaikinya. Taqdir Allah terjadi. “Gusrak gedebuk”. Sang Master terjatuh, di posisi kanan tubuhnya. Tangan dan kaki kanan tidak bisa bergerak, leher dan kepala terasa sakit. Di rumah tidak ada orang. Satu-satunya

cara adalah berteriak “tolong, tolong”. Tetangga datang dan membantunya, dan menghubungkannya dengan adik dan keponakannya di Pasar Minggu.

Sang Master terbaring di rumah sakit Mitra Depok dan kemudian pindah ke rumah sakit Siaga Pejaten. Kami menjenguk. Walaupun dalam kondisi sakit, semangat bicaranya masih menggebu-gebu. Alih-alih membicarakan sakitnya, beliau malah berbicara tentang sejarah

PKG dan dampaknya yang cemerlang, tetapi kemudian redup memudar karena telah kehilangan forum komunikasi antar pelaku sejarahnya. Beliau menyesali istilah ‘mantan

instruktur’. “PKG boleh mantan. tetapi instruktur tidak boleh mantan. Instruktur matematika harus tetap menjadi change agent, walaupun tidak diwadahi formal. Harus tetap

menyuarakan kebenaran matematika, di forum manapun. Jaringan komunikasi harus ada, HP, atau Internet. Di dalam PKG banyak sekali mutiara-mutiara yang sangat diperlukan

guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Anda, para instruktur, telah digembleng luar biasa, dibekali wawasan pembelajaran dan wawasan matematika yang takkan luntur oleh waktu, karena kita menyentuh hakikat, bukan hanya teknik. Hakikat pembelajaran adalah

eksplorasi, dan hakikat matematika adalah problem solving. Anda, telah banyak yang menjadi pejabat, tetapi anda tidak menyuarakan matematika.

Wejangan ini, menggugah kami. Kami terpanggil untuk menuliskan kembali sejarah PKG sambil mengangkat butir-butir mutiara yang cemerlang pada masanya. Kini memudar.

1

Page 2: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

DAFTAR ISI

Prolog

I. PENDAHULUAN

II. ANALISIS SITUASIONAL PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Bersama UNESCO B. Temuan Riset C. Inovasi Pelatihan Guru

1. Dari Guru, Dengan Guru, Untuk Guru. 2. In-service dan On-service.3. Sub Sistem dari Suatu Sistem4. Maju Secara Bertahap

III. PENGEMBANGAN PROGRAM

A. Pembentukan Tim Teknis dan Administrasi B. Pengembangan Desain Pelaksanaan dan Pokok-pokok Silabus C. Pengembangan Jaringan Kerja dengan Pejabat Daerah.

IV. PENGADAAN NARA SUMBER DAN SUMBER BELAJAR

A. Perekrutan Instruktur dari Semua Provinsi B. Pelatihan Instruktur ke Luar Negeri C. Pengembangan Materi dan Bahan Pelatihan

V. IMPLEMENTASI DAN MANAJEMEN A. Program ImplementasiB. Lokakarya Instruktur C. Pelaksanaan Pelatihan di daerah D. Lokakarya Pejabat Pendukung E. Perluasan Melalui Senter F. Perluasan Melalui Sanggar

VI. MATERI PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KERJA GURU

A. Analisis Materi Pelajaran, Perencanaan dan Persiapan Pembelajaran B. Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pengajaran dan Pembelajaran C. Lembar Kerja Siswa dan Alat Bantu Belajar-Mengajar. D. Assessmen: Tes formatif, Analisis Item Tes, Diagnostik, Remedial dan

Pengayaan E. Evaluasi: Tes sumatif, , Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes. F. Soal-Soal Pemecahan Masalah dan Kreativitas.G. Kompetisi MatematikaH. Majalah MatematikaI. Seminar Guru Matematika J. Teknologi Pendidikan Matematika

2

Page 3: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

VII. BEBERAPA PELAJARAN DARI IMPLEMENTASI PKG

A. Pola Inservice-Onservice TrainingB. Kapabilitas Instruktur C. Kesan GuruD. Kompetensi Guru E. Iklim Kelas F. Variasi Sumber Belajar dan Kegiatan BelajarG. Belajar Menyenangkan dan Kompetensi SiswaH. Siswa Berbakat dan Kompetisi Matematika

VIII. DAMPAK PKG DI PROVINSI

IX. PENUTUP

A. KesimpulanB. SaranC. Harapan

EpilogMencari Harmoni Dalam Kebisingan Pembelajaran

3

Page 4: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

PENDAHULUAN

Sejarah PKG itu sifatnya, panjang, luas dan dalam. Panjang dalam dimensi waktunya yaitu dari tahun 1980 sampai 1996. Setiap tahunnya ada dua putaran, setiap putaran durasinya 16 minggu. Jadi lamanya 16 minggu x 2 putaran x 16 tahun. Luas dalam dimensi garapannya yaitu penguatan kerja guru di 26 propinsi. Setiap putaran 20 guru SMP dan 20 guru SMA. Totalnya 40 orang x 2 putaran x 16 tahun x 26 provinsi. Belum lagi dihitung ada tambahan Senter dan Sanggar PKG. Dalam tentang isinya yaitu pembelajaran dan matematika. Pembelajaran dikembangkan mulai dari pembelajaran berstruktur sampai pembelajaran eksploratif. Matematika dikembangkan mulai dari yang dangkal yaitu: Fakta, Konsep, Prinsip dan Skill sampai pada matematika rekreatif, problem solving yang melibatkan higher order thinking. Sungguh Panjang, Luas, dan Dalam.

4

Page 5: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

BAB I

ANALISIS SITUASIONAL PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Bersama UNESCO

Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan yang kokoh, yang tercantum dalam UUD 1945. Bab 13 tentang Pendidikan, ayat 31 menyatakan:(1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.(2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya. (Perubahan setelah amandemen)

Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, pendidikan di Indonesia berkembang seirama dengan semangat perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perkembangan itu, terekam dengan gamblang dalam laporan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Beeby (1979) dalam Assessment of Indonesian Education: A Guide in Planning. Dinyatakan bahwa secara kuantitas, pemerataan pendidikan dan pencapaian pendidikan dasar sangat memadai, namun dalam kualitas pendidikan keilmuan masih sangat rendah dan tradisional.

Pemerintah Republik Indonesia sebagai anggota PBB juga mendapat perhatian dari UNESCO. Dalam suatu Nota Kesepahaman, UNESCO akan membantu pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan Sains dan Matematika. Bantuan material itu berupa grant (hibah) dan akan dilanjutkan dengan Loan (pinjaman) oleh UNDP. Bantuan profesional dilakukan dengan menempatkan konsultan UNESCO/UNDP di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dari kerjasama ini, terlahirlah proyek “Improvement of Science and Mathematics Teaching in The secondary General School”. (UNESCO/UNDP, 1985). Sebagai salah satu perwujudan operasionalnya, dikembangkanlah sub proyek “ Strengthening Teachers work” yang diterjemahkan menjadi Pemantapan Kerja Guru (PKG).

B. Temuan Riset

Riset dalam pendidikan Matematika juga telah memaparkan temuannya, antara lain, Bana Kartasasmita dalam Soedijarto (1980) menyatakan bahwa pembelajaran matematika, “laying too much stress on the memorization of mechanical processes without giving enough attention to developing understanding; a failure to bring out the relationship within mathematics such as those between arithmetic and algebra, and those between algebra and plane geometry, as well as those between mathematics taught in school and mathematics in real life; too much wasted time; too much stress on topics which provide little motivation for students since they fail to appeal to student’s scientific curiosity; and too few improvement based on research”

Riset dalam pembelajaran dinyatakan oleh UNDP (1980), “students’ reactions are really more important than teacher’s performance, so teachers should always be concerned to find out wether the class is having problems or difficulties”

Riset dalam pelatihan guru juga telah memaparkan temuannya, antara lain, Suprapto (1980) menyatakan, “It appears that even in paternalistic society where a leader is always initiated and obeyed by his followers, a certain degree of persuasion is always important when it comes to convincing teachers to adapt to a new practice. They have to get the right feeling about the new practice, they need to feel that they belong to the

5

Page 6: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

system. That the innovation is indeed at least partly of their own, a sense of participation in the development of the new practice is essential”

C. Inovasi Pelatihan Guru

Berlandaskan temuan-temuan riset tersebut, lahirlah gagasan pembaharuan pelatihan guru, dengan merumuskan prinsip-prinsip dasar berikut, yang ternyata unik, belum pernah ada di Indonesia (bahkan mungkin di dunia). Prinsip-prinsip dasar itu adalah:1. Pelatihan guru hendaknya dilakukan: dari guru, dengan guru, dan untuk guru.2. Pelatihan guru hendaknya dilakukan dengan pola: In-service dan On-service.3. Pelatihan guru wajib bekerjasama dengan: Kantor Wilayah, Pengawas, Kepala

Sekolah, Guru dan Siswa. 4. Pelatihan guru hendaknya bertahap: Uji coba, Sasaran Terbatas, dan Seluruh

Sasaran.

Deskripsinya sebagai berikut.

Pelatihan guru hendaknya dilakukan: dari guru, dengan guru, dan untuk guru. Artinya yang menjadi nara sumber haruslah seorang guru yang masih aktif mengajar. Cara belajarnya juga haruslah bersama-sama, dalam hal menyepakati pokok bahasannya, cara mengatasinya, cara mempraktikkannya, dan cara menarik kesimpulannya. Dan akhirnya kesimpulan yang diperoleh, dimanfaatkan bersama baik oleh nara sumber maupun peserta.

Pola pelatihan In-service dan On-service mengacu pada prinsip kesinambungan antara perencanaan dan tindakan nyata di kelas. In-service artinya pelatihan di satu tempat konsentrasi (BPG). Di sinilah tempat berdiskusi, berbagi pengetahuan dan pengalaman, melatih diri, membuat perencanaan dan persiapan mengajar bersama- sama. On-service artinya praktik nyata di kelas sebagaimana tugas pokok seorang guru. Hanya saja guru harus mempraktikkan apa yang sudah disepakati sebagai rencana pelajaran bersama, dan menelaah kebaikan dan kekurangannya untuk didiskusikan lagi dalam pertemuan Sabtu. Jadi On-service terdiri dari 2 bagian yaitu mengajar di kelas dan berbagi pengalaman pada hari Sabtu di satu tempat tertentu.

Guru adalah satu komponen dari sistem sekolah. Oleh karena itu, ia tidak dapat berdiri sendiri. Apa yang dilakukan guru haruslah sejalan dengan kebersamaan unsur-unsur sekolah, yaitu Kepala Sekolah, Guru lainnya, Pengawas Sekolah dan Pejabat Kantor. Demikian juga pelatihan guru, haruslah melibatkan semua unsur itu. Maka diadakan juga Latihan Kerja Pengawas, Latihan Kerja Kepala Sekolah dan Rapat Kerja Pejabat Kantor.

Tahapan pelatihan didasarkan pada prinsip belajar dari pengalaman. Pengalaman yang masih minim dicobakan dalam lingkup kecil. Bila pengalaman sudah semakin meyakinkan, maka lingkupnya semakin diperluas, sehingga kelancaran terjamin adanya.

6

Page 7: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

LOKAKARYA INSTRUKTUR

PKG DI PROVINSITRAINING INSTRUKTUR

BAB II

PENGEMBANGAN PROGRAM

A. Pembentukan Tim Teknis dan Administrasi

Sebagai pelaksana teknis yang dilimpahkan kepada Direktorat Pendidikan Menengah Umum, maka Direktorat membentuk Tim Implementasi Pemantapan Kerja Guru. Dalam garis komando, Tim ini langsung di bawah Direktur, Bp Benny Suprapto. Dalam garis koordinasi, Tim ini berkoordinasi dengan Sub-sub Direktur. Ketua Tim adalah personal yang menguasai pembelajaran di lapangan, yang tidak lain haruslah seorang guru senior. Direktorat menjaring tenaga profesional itu untuk memimpin Tim Ini. Didapatlah seorang ibu guru, yang terakhir menjabat sebagai Konsultan di SEAMEO RECSAM (South East Asia Ministry of Education Organization Regional Education Center for Science and Mathematic,) Penang Malaysia,. Beliau adalah A.T. Pietersz. Untuk bidang Matematika, didapatlah seorang guru senior yang masih aktif mengajar di SMA Negeri 28 Jakarta. Beliau adalah Drs. Ismu Basuki Suwelo. Kedua personal ini merancang teknis dan administrasi pelaksanaan PKG.

Tugas dari Tim Teknis adalah mengelola teknis pelaksanaan, antara lain, menyusun program, skenario dan penjadwalan; pembagian tugas supervisi kepada konsultan nasional; penugasan instruktur ke daerah-daerah; dan penyusunan anggaran.

B. Pengembangan Desain Pelaksanaan dan Pokok-pokok Silabus

Dalam masalah akademik, Konsultan UNESCO/UNDP ditempatkan di Kantor Tim Teknis Implementasi tadi. Konsultan tersebut adalah Mr. Gordon Aylward sebagai konsultan tetap. Konsultan tetap dapat mengangkat konsultan part time atas biaya UNESCO. Konsultan part time Matematika adalah Mr. Bruce Henry dan Mr. Graham Willis dari Monash University Melbourne, Australia. Tim Teknis juga mengangkat konsultan nasional sebagai mitra kerja konsultan asing. Konsultan Nasional Matematika adalah Bp Hirjan dari IKIP Yogyakarta dan Bp Sumarsono dari ITB Bandung.

Tugas konsultan adalah mengembangkan Desain / Pola Pelaksanaan dan Pokok-pokok Silabus. Desain PKG tergambar sebagai berikut.

Pola Pelaksanaan PKG di Provinsi sebagai berikut.

In-service On-service Pertemuan Sabtu

7

Page 8: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

Pokok-Pokok Silabus adalah sebagai berikut.

1. Analisis Materi Pelajaran,2. Perencanaan Pembelajaran,3. Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar dan Belajar4. Assessmen dan Evaluasi Pembelajaran5. Media, Alat Bantu dan Lembar Kerja Siswa6. Teknologi Pembelajaran

C. Pengembangan Jaringan Kerja dengan Pejabat Daerah.

Di setiap provinsi dibentuk Panitia Pelaksana PKG, yang terdiri dari: Pimpinan Proyek dari Pejabat Kantor, Penanggung Jawab Program dari Pengawas, dan Penanggung Jawab Akademik dari Instruktur.

Setiap akhir putaran, jaringan kerja di provinsi ini berkumpul di Lokakarya Nasional bersamaan dengan Lokakarya Instriuktur.

8

Page 9: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

BAB III

PENGADAAN NARA SUMBER DAN SUMBER BELAJAR

A. Perekrutan Instruktur Nasional di Provinsi

1. Angkatan Pertama.

Perekrutan Instruktur angkatan pertama dilakukan pada akhir tahun 1980. Instrumen perekrutan terdiri dari: a. Tes tertulis, b. Tes Psikologi, c. Pengamatan Mengajar dan d. Wawancara. Tes tertulis berupa soal-soal matematika dan pembelajaran matematika. Tes Psikologi mengenai aspek kepribadian antara lain komitmen dan tanggung jawab. Pengamatan Mengajar dilakukan oleh Konsultan Asing atau Nasional, Staf Tim Teknis Direktorat dan Pejabat Kantor Wilayah. Aspek pengamatan adalah penguasaan materi, penguasaan kelas dan inovasi metode pembelajaran. Wawancara dilakukan sesaat setelah pelaksanaan praktik di kelas.

Karena angkatan pertama akan melaksanakan tugasnya di 3 provinsi uji coba, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Barat dan Yogyakarta, maka rekrutmen Instruktur dilakukan di 7 provinsi saja, yaitu: Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta dan Jawa Timur. Maka terjaringlah 14 calon Instruktur Nasional sebagai berikut.

a. Lahmuddin Lubis, Sumatra Utarab. Syahrial Sy, Sumatera Baratc. Lim Tek An, Sumatera Baratd. Darlius Khalik, Sumatera Barate. Sugiman Prawiroatmodjo, DKI Jakartaf. Budhi Prayitno, DKI Jakartag. Mohammad Soleh, DKI Jakartah. Burdah Natadiwirya, Jawa Barati. Angling Marie, Jawa Baratj. Al Krismanto, DIYk. P. Sumarno, DIYl. Hargiyono, DIYm. Subagyo Dirjosiswoyo, Jawa tengahn. Guntur Sumilih, Jawa Timur

2. Selanjutnya perenkrutan Instruktur berlangsung terus untuk menjangkau 27 provinsi melalui angkatan kedua angkatan ketiga.

B. Pelatihan Instruktur ke Luar Negeri

1. Angkatan Pertama

Desember 1980 Penetapan Instruktur Nasional (14 orang ). 12 Januari - 6 Maret 1981 Kursus Bahasa Inggris di British Council JakartaPengajar: Mr Sid Perrett, Mrs Phillippa Hill, Ms Elizabeth.British Council melakukan tes kemampuan awal calon Instruktur. Maka calon Instruktur dikelompokkan menjadi 2 kelompok: 1. Basic dan 2. Intermediate. Penekanan dalam kursus adalah reading, writing, listening dan speaking. Memang inilah kelemahan kita, walaupun kita sudah belajar Bahasa Inggris sejak masuk SMP.

9

Page 10: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

22 Maret - 29 Mei 1981 Kursus ITISMI (Inservice Training for Indonesian Mathematics and Science Instructor) di RECSAM Penang MalaysiaKonsultan: Bp Hirjan, Bp Sumarsono, Mr Bruce Henry, Mr Devan Velayudan, Mr Teh Pik Ching. Tim Teknis: Bp. Ismu Basuki SuweloDi kursus inilah calon instruktur dikenalkan variasi metode mengajar, variasi soal, variasi media dan alat bantu mengajar belajar. Mulailah calon instruktur mengenal soal problem solving, yang tidak jelas bagaimana memulai mengerjakannya. Mulailah calon instruktur dikenalkan metode permainan dan matematika di luar kelas. Mulailah calon instruktur dikenalkan analisis item tes, validity dan reliability. Mulailah calon instruktur dikenalkan media OHP, alat peraga dari sedotan, atau stereofoam. Mulailah calon instruktur dilatih peer teaching dan simulasi.

30 Mei - 6 Juni 1981 Study Tour di Colombo Srilanka dan Melbourne Australia. Disini bergabung Pengawas Penanggung Jawab Program: Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.Study tour ini merupakan kelanjutan dari kursus ITISMI. Tujuannya adalah mengamati secara langsung bagaimana berbagai metode yang telah dipelajari, diterapkan di sekolah. Colombo dipilih sebagai mewakili suasana sekolah di negara berkembang, sedangkan Melbourne mewakili sekolah di negara maju. Ketika di Colombo, suasananya mirip dengan Indonesia, antara lain pengajaran secara klasikal, lebih banyak performance guru, dan pembelajaran terstruktur. Ketika di Melbourne, mulai kita menyaksikan pembelajaran yang dikelompokkan, ada kelompok lamban, sedang dan cepat; lebih banyak kegiatan siswa; dan pembelajaran memanipulasi alat dan bahan. Ruang kelas diatur secara fleksibel karena bentuk meja siswanya dirancang untuk dapat dipindah dan diatur sesuai kebutuhan. Siswanya hanya sekitar 20 orang dan setiap siswa mendapat 1 loker untuk perlengkapan belajarnya. Di dinding kelas banyak didisplay hasil kerja siswa. Dengan kursus ITISMI dan studi banding ini, calon Instruktur benar-benar merasa ada sesuatu yang akan dikembangkan dalam pelatihan di Indonesia.

2. Selanjutnya pelatihan Instruktur ke luar negeri berlangsung terus untuk membekali instruktur dari 27.

3. Pelatihan Pengembangan Lebih Lanjut

10 September - 10 Oktober 1983 Special Course for Indonesian Mathematics Instructor di Dundee College of Education Scotland United Kingdom.Konsultan: Bp Hirjan, Mr L.Logan, Mr. Allan Starritt. Mr. Allan Duncan.Peserta: 1. Ismu Basuki Suwelo (Tim Teknis), Lahmuddin Lubis (Sumut), 2. Lim Tek An (Sumbar), 3. A. Djambak (Sumsel), 4. Soegiman P. (DKI), 5. M. Soleh (DKI), 6. Burdah N. (Jabar), 7. Soebagyo Ds. (Jateng), 8. Al Krismanto (DIY) , 9. Sumaryono (DIY), 10. Ketut Sartono (Bali) 11. Koeswachyoeni (Jatim), 12. Guntur S.(Jatim), 13. Zachra Chaerani (Kalsel), 14. S. Kumadji (Sulsel), 15, Hasmanidar (Maluku) .

Kursus ini juga terdiri dari 2 bagian: a. Induksi dan b. Observasi. Dalam induksi, Instruktur mendapat pengembangan wawasan dengan memahami berbagai struktur pembelajaran. Mulai dari yang sangat terstruktur (Pembukaan, Isi, dan Penutup) sampai ke pembelajaran eksplorasi (eksplore, bahas dan temukan,

10

Page 11: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

konsolidasi dan komunikasi). Metode inkuari dikembangkan sampai ke matematika dalam kehidupan keseharian. Etika supervisi klinis: pra observasi, observasi dan post observasi dibahas. Pembuatan model pembelajaran melalui rekaman video, untuk kemudian dijadikan bahan post observasi. Dalam Kunjungan ke sekolah Instruktur mendapat pengalaman lebih mendalam, sampai menanyakan manajemen kurikulum, yang ternyata ada 3 setting untuk setiap mata pelajaran (foundation, ordinary dan advanced). Terjadilah seorang anak mendapat matematika foundation, tetapi geography advanced dan science ordinary. Manajemen kelas yang moving kelas, sehingga kelas matematika benar-benar bernuansa matematika. Organisasi staff / guru mata pelajaran juga ditempatkan per departemen. (Satu departemen untuk satu mata pelajaran). Berbagai fasilitas non akademik seperti kolam renang, lapangan bola, gymnasium, home industry, art and dance sangat lengkap.

7 September - 20 Oktober 1986 Kursus Evaluasi Dundee III di Dundee College of Education Scotland, United KingdomKonsultan: Mr L. Logan, Mr. Allan StarrittPeserta: 1. M. Soleh (DKI), 2. Al Krismanto (DIY), 3. Koeswachyoeni (Jawa Timur). 4. Jasman (Riau), 5. Jasna (Jambi), 6. Ali Imron (Lampung), 7. Sudarwati (Jateng), 8.Dirjo (Kalsel), 9.Sugiarto (Kalbar), 10.Mulyono (Kaltim), 11. Abdurrahman (NTB), 12. Kelvin (Sulteng), 13. Dominggus L. (Maluku) 14. Theodorus Arim (Papua).

Kali ini Instruktur mendalami masalah evaluasi. Instruktur dikenalkan dengan evaluasi diagnostik, mempelajari akar kesalahan siswa akibat misunderstanding. Menyusun soal diagnostik dan menebak jawaban siswa dan sekor siswa sebelum diteskan. Menyusun schedule wawancara untuk menggali jalan pikirannya. Kunjungan ke sekolah juga lebih melihat kelompok siswa yang foundation dalam matematika. Dikenalkan buku dengan sistem module sesuai dengan kecepatan siswa.

30 Maret – 27 Mei 1993 Course on Inservice Methodology in School of Education University of Bristol .

Konsultan: Mr John Hayter, Ms. Laurinda BrownPeserta: 1. M.Soleh (DKI) , 2. Budhi Prayitno (DKI), 3. Al. Krismanto (DIY), 4.

Fadjar Shadiq (NTT), 5. Solichan Abdullah (Jatim), 6. Dominggus Latuihamalo (Maluku)

Kursus ini mengedepankan Type of INSET, salah satunya adalah in-school training, yaitu training di sekolah atau beberapa sekolah (cluster). Metodologinya adalah studi kasus. Instruktur bersama guru mengidentifikasi masalah, mencari reference yang berkaitan dengan masalah, merefleksikan pengalaman yang lalu, mencari alternatif penyelesaian masalah, mencobakan alternatif yang dipilih, menseminarkan. Jadi, materi pelatihan sangat bergantung pada kebutuhan dan kondisi sekolah termasuk gurunya. Boleh jadi, masih materi dasar, boleh jadi juga materi pengembangan atau materi kreatif. Instruktur dibekali dengan communication skill:listening, questionong, discussion, and interview technique. Active listening dimulai dengan mengatur posisi wajah yang selalu menghadap ke wajah guru, kemudian diselingi dengan gesture simpati atau empati sambil mengangguk-angguk, dan selingan pertanyaan. Ada dua macam pertanyaan, yaitu reflektif dan eksploratif. Reflektif artinya kembalikan untuk menguatkan, misalnya “ Ooo maksud anda seperti ini ...... kan?” Pertanyaan eksploratif menggali kelanjutan pikirannya, misalnya “Lalu apa yang terjadi setelah itu?”. Dengan teknik ini, interview terasa seperti ngobrol

11

Page 12: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

antara dua sahabat. Instruktur juga dibimbing membuat kreasi dari topik menjadi aktivitas (topics into activity). Instruktur juga diperkenalkan dengan organisasi profesional guru yaitu ATM (Association of Teacher of Mathematics). Bahkan instruktur didaftarkan sebagai peserta konferensi ATM yang kebetulan sedang berlangsung di Sheffield. Banyak diperoleh leaflet dan booklet mengenai soal atau inovasi pembelajaran matematika. Instruktur juga diikutsertakan dalam one day meeting at open university. Sesungguhnya masih ada beberapa pelatihan lagi seperti ini

4. Pendidikan Degree Lanjutan

Lebih lanjut lagi, beberapa Instruktur mendapat kesempatan meningkatkan pendidikannya di strata 2 yaitu Master degree.

a. Di University of Bristol UK1. Lim Tek An, M.Ed. (Sumbar) 2. Mohammad Soleh, M.Ed. (DKI) 3. Koeswachyoeni, M.Ed. (Jatim) 4. Jasman Jaiman, M.Ed. (Riau) 5. Sugiarto, M.Ed. (Kalbar)

b. Di London University1. Budhi Prayitno, MA (DKI)

c. Di Perth Australia1. Al. Krismanto, M.App.Sc (DIY) 2. Guntur Sumilih, M.App.Sc (Jatim) 3. Fadjar Shadiq, M.App.Sc (NTT) 4. Dominggus Latuihamalo, M.App.Sc (Maluku) 5. Anwar Muhammad, M.App.Sc (Aceh) 6. Ali Imron, M.App.Sc (Lampung)

C. Pengembangan Materi dan Bahan Pelatihan

Sebagai angkatan pertama, Instruktur harus memproduksi Materi dan Bahan Pelatihan Guru dengan mengacu pada pokok-pokok silabus dari Konsultan. Instruktur Angkatan pertama, berbagi tugas untuk menulis draft bahan untuk didiskusikan di workshop nasional pertama. Tim Jakarta bertugas membuat Buku Pengantar Pembuatan Analisis Materi Pelajaran dan Perencanaan Pembelajaran, sekaligus menyusun AMP dari kelas 1 SMP sampai kelas 3 SMA. Tim Bandung menulis draft Teknik Evaluasi. Tim Jawa Tengah menulis draft Lembar Kerja Siswa dan Alat Peraga Matematika. Tim Yogyakarta menulis buku Metode dan Ketrampilan mengajar Matematika.

Draft-draft tersebut dibahas, disimulasikan dalam peer teaching, dan diproduksi untuk digunakan dalam pelatihan di 3 provinsi uji coba. Selanjutnya dari tahun ke tahun buku ini dikembangkan dan ditambah pada setiap Lokakarya Instruktur Nasional di PPPG Matematika Yogyakarta.

12

Page 13: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN MANAJEMEN

A. Program Implementasi Urutan-urutan program sebagai berikut.

1. Lokakarya Instruktur Penyusunan Materi Pelatihan 2. Pelaksanaan Pelatihan Uji Coba di 3 Provinsi 3. Lokakarya Evaluasi Uji Coba dan Persiapan Pelatihan dengan Sasaran Terbatas 4. Pelaksanaan Pelatihan di 9 Provinsi 5. Lokakarya Evaluasi dan Persiapan Pelatihan untuk semua Provinsi 6. Pelaksanaan Pelatihan di Semua Provinsi 7. Lokakarya Evaluasi dan Persiapan Pelatihan berikutnya8. Lokakarya Pejabat Pendukung: Kepala Bidang, Pengawas dan Kepala Sekolah.9. Perluasan Sasaran dengan Membentuk Senter-Senter 10. Perluasan Sasaran dengan Membentuk Sanggar PKG

B. Lokakarya Instruktur

Lokakarya, selanjutnya disebut Latihan Kerja Instruktur untuk pertama kalinya dilaksanakan dari tanggal 14 Sept- 24 Okt 1981 di PPPG Matematika Yogyakarta.

Pola kegiatan LKI didesain sebagai berikut.1. Pengarahan Kebijakan Direktorat2. Laporan / Presentasi Penanggung Jawab Penulisan Draft Materi Pelatihan3. Pembahasan4. Penyempurnaan5. Simulasi Pelaksanaan Pelatihan dengan Menggunakan Materi Pelatihan Tersebut6. Penyiapan Perangkat Kelengkapan lainnya.7. Pendalaman Materi Matematika oleh Dosen/Konsultan8. Pembekalan Teori-teori Pembelajaran dan Evaluasi

Pola ini terus berlaku dan berkembang pada LKI berikutnya, dengan tambahan acara evaluasi putaran lalu dan identifikasi masalah. Juga dikembangkan produk-produk baru sesuai dengan tuntutan kebutuhan di lapangan, termasuk majalah “SIGMA, Sarana Informasi Guru Matematika”.

Pada LKI ini, Instruktur mendapat tambahan wawasan dari berbagai Nara Sumber dari Dosen Perguruan Tinggi, antara lain dari IKIP Yogyakarta, dari UGM, dari Undip, dari IKIP Surabaya, dari ITB, dari Unpad.

Kunjungan Konsultan Asing juga mencerahkan inovasi-inovasi baik dalam hal pembelajaran maupun evaluasi. Antara lain dari RECSAM (Devan Velayudan), dari Monash University Australia (Shounder), dari Dundee College (Lindsay Logan, Allan Starritt, Allan Duncan, Keith Baker), dari University of Bristol (John Hayter, Laurinda Brown, Heaney) dan dari British Council (Tony Sommerset).

Jadi LKI memiliki 2 fungsi, yaitu penggemblengan instruktur dan penyusunan bahan serta simulasi pelatihan.

C. Pelaksanaan Pelatihan di Provinsi

13

Page 14: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

Instruktur telah dibekali dengan filosofi PKG, yaitu dari guru, dengan guru, dan untuk guru. Juga sudah memahami fungsi inservice, on-service, dan supervisi klinis (pre, obs, post). Materi dan bahan sudah disiapkan dari LKI. Salah seorang instruktur bertindak sebagai penanggung jawab akademik. Penanggung jawab program dari Kantor (umumnya pengawas) telah menyusun jadwal dan anggaran.

Berikut ini, diuraikan kegiatan PKG secara akademik saja. Sesuai dengan pola dan pentahapan bahasan, maka kegiatannya sebagai berikut.

Dua minggu pertama adalah inservice I. Pada kesempatan ini, dibangunlah nuansa kebersamaan, dengan filosofi tadi: Dari Guru, Dengan Guru, dan Untuk Guru. Dileburlahlah istilah senior-yunior. Memasuki materi, dimulai dengan sharing pengalaman kesulitan materi dan pembelajaran di sekolah masing-masing. Kemudian dikenalkanlah Analisis Materi Pembelajaran yang mungkin dapat membantu guru dalam mengidentifikasi rincian materi, mana yang perlu tetapi tidak cukup, mana yang cukup tetapi kurang perlu, mana yang perlu dan cukup. Dilanjutkan dengan bagaimana sebaiknya membuat rencana pembelajaran per pertemuan, bukan global, seperti yang biasa dibuat di sekolah. Barulah masuk bagaimana cara mengajarkannya. Dikenalkanlah struktur pembelajaran matematika yang mendasar: Pembukaan (Induksi, motivasi, apersepsi), Inti (bahas, periksa, konsolidasi) dan ini berulang-ulang dari satu konsep ke konsep berikutnya, jadi tidak terkendala dengan misunderstanding. Diakhiri dengan penutup (rangkuman dan tindak lanjut). Berikutnya ketrampilan dasar: teknik menerangkan, teknik bertanya, teknik penggunaan papan tulis, teknik berkeliling memantau pekerjaan siswa dan lain-lainnya. Barulah masuk ke assessmen dengan merancang pertanyaan agar siswa mau menjelaskan jalan pikirannya. Kemudian bagaimana menulis soal yang baik dan pensekorannya. Dilanjutkan dengan mengidentifikasi lembar kerja dan alat peraga yang diperlukan. Pada minggu kedua, peserta benar-benar membuat rencana pelajaran untuk 6-8 minggu ke depan untuk dipakai di kelas. Beberapa RP dipilih untuk di-peer teachingkan. Asyik juga melihat guru berpura-pura jadi siswa, sedangkan guru yang menjadi guru serius sekali dengan metode barunya.

Enam minggu berikutnya, guru kembali ke sekolah mengajar sebagaimana biasa. Ini disebut Onservice. Dengan RP yang dibawa dari inservice tadi guru mengajar sambil mencermati mana yang baik, mana yang kurang baik jalannya. Dalam kesempatan ini, guru juga menanti-nanti kunjungan Instruktur untuk memantau, membantu memecahkan kesulitan guru dan mencari alternatif lain jika situasinya seperti di sekolah itu. Instruktur sudah dibekali supervisi klinis, yang artinya pengamatan yang fungsinya mendeteksi sumber kesulitan guru dan siswa, bukan mencari kesalahan guru (mengadili). Urutannya adalah diskusi pra Observasi, Observasi, dan diskusi post observasi. Pra Observasi adalah diskusi yang berfokus pada kesiapan guru mengajar, identifikasi bagian mana yang diperkirakan ada

14

Page 15: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

kesulitan, dan membuat kesepakatan aspek apa yang akan menjadi fokus pengamatan untuk dicarikan peningkatannya. Observasi adalah pengamatan proses belajar dengan fokus pada keaktifan siswa, kesulitan yang dijumpai dan mengidentifikasi bahan diskusi setelah selesai pembelajaran. Post observasi adalah diskusi setelah proses pembelajaran dengan fokus pada kesan guru tentang pembelajarannya, perkiraan ketercapaian tujuan pembelajaran, mencari alternatif mengatasi kendala yang dijumpai dan membuat kesepakatan untuk meningkatkan di kesempatan mendatang. Jadi supervisi klinis adalah pengamatan dengan nuansa kebersamaan mengidentifikasi masalah, mencari penyebab masalah, mencari alternatif penyelesaian masalah dan menambah wawasan dan ketrampilan berikutnya untuk ditularkan pada pertemuan Sabtu. Setiap Sabtu, guru berkumpul lagi di tempat pelatihan, masing-masing membawa permasalahannya. Sesi awal, laporan dari masing-masing guru. Kemudian Instruktur memberikan feedback dengan empati atas permasalahan itu, sama sekali tidak terdengar nada menyalahkan. Sungguh nyaman suasana pertemuan Sabtu, dan guru berbagi lagi mengenai rencana minggu depan.

Berikutnya, guru kembali memasuki sentra pelatihan (BPG), selama dua minggu lagi. Proses induksi dimulai lagi, tetapi dengan peningkatan jenis ketrampilan yang baru, yaitu struktur pembelajaran dengan model eksplorasi. Mulailah dikenalkan soal-soal problem solving, jenis-jenis permainan dan matematika di luar kelas. Soal-soal diagnostik dikembangkan dan analisis butir soal dan analisis validitas dan reliabilitas tes juga dikembangkan. Kemudian melanjutkan menyusun RP untuk minggu-minggu tersisa dalam semester itu.

Onservice kedua juga berjalan dengan lebih akrab lagi, dan sesekali Instruktur juga tampil di kelas untuk memotivasi siswa. Kunjungan antar sesama teman pun digalakkan, sehingga sesama guru dapat melihat suasana kelas yang berbeda dari sekolahnya.

Pada akhir kegiatan, para guru menuliskan kesan evaluatif terhadap pelatihan ini, dengan mengungkapkan bagian mana yang mereka sudah mantap, bagian mana yang setengah mantap dan bagian mana yang kurang mantap. Mereka juga ingin melanjutkan persahabatan yang terjadi antar mereka dengan membentuk alumni PKG angkatan mereka.

Sementara itu, Instruktur mengidentifikasi melalui pengamatannya, guru mana yang kompetensinya super, setengah super dan minor. Guru yang super direkomendasikan menjadi asisten Instruktur atau guru inti di sanggar PKG. Guru yang setengah super dianjurkan menjadi motivator di MGMP. Guru yang minor dianjurkan ikut lagi pada PKG putaran berikutnya.

Pada akhir putaran, Instruktur menyusun laporan, dengan fokus identifikasi materi dan proses yang bermasalah dalam pelaksanaan PKG. Masalah itu diuraikan penyebabnya dan dicarikan usulan perbaikan untuk dibawa ke LKI berikutnya. LKI selalu diadakan setiap selesai satu putaran. Demikian seterusnya putaran demi putaran berlangsung dan setiap putaran selalu ada pembaharuan akibat pembahasan di LKI tadi oleh semua instruktur dan tambahan wawasan oleh Konsultan.

D. Lokakarya Pejabat Pendukung: Kepala Bidang, Pengawas dan Kepala Sekolah.

15

Page 16: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

Karena prinsip bahwa PKG adalah subsistem dari suatu sistem organisasi sekolah, maka apa yang terjadi di PKG, disosialisasikan kepada setiap unsur persekolahan di daerah, yaitu Kepala Bidang, Pengawas dan Kepala Sekolah. Masing-masing dalam Rapat Kerja Kepala Bidang, Latihan Kerja Pengawas (LKP), Latihan Kerja Kepala Sekolah (LKKS)

1. Rapat Kerja Kepala Bidang Biasanya diwakili oleh Pejabat Panitia Penyelenggara Program

2. Latihan Kerja Pengawas (LKP)LKP diisi oleh Pengawas Penanggung Jawab Program. Penanggung Jawab Program membahas tidak hanya penyelenggaran, tetapi juga mengenal serba serbi akademik yang patut didukung pengawas, misalnya bagaimana AMP dan RP yang dikembangkan PKG agak berbeda dengan yang biasa dibuat di sekolah, atau bahwa PKG memerlukan alat peraga yang banyak dan perlu didukung oleh Kepala Sekolah.

3. Latihan Kerja Kepala SekolahKepala Sekolah hendaknya tidak hanya menguasai managemen/administrasi sekolah, tetapi juga manajemen kurikulum beserta isinya. Apa yang dikembangkan PKG, Kepala Sekolah harus memahaminya dalam arti landasan filosofinya. Kepala Sekolah berfungsi mendukung, memotivasi dan ikut membimbing guru bersama instruktur. Kepala Sekolah berbagi pengalaman dengan sesama Kepala Sekolah dalam wadah Latihan Kerja Kepala Sekolah.

E. Perluasan Sasaran dengan Membentuk Senter-Senter

Mengingat begitu luasnya wilayah provinsi, maka dirasakan perlu pembentukan perluasan sentra PKG, tidak hanya di ibukota provinsi. Maka dibentuklah senter-senter perluasan untuk mempermudah jangkauan ke sasaran. Bentuk senter sama seperti sentra di provinsi, maka diperlukan tenaga instruktur baru. Calon instruktur baru memang sudah teridentifikasi pada pelatihan PKG. Instruktur baru ini digembleng dalam Latihan Kerja Instruktur baru (LKIB) di PPPG Matematika oleh Instruktur Senior (Tim Pengembang) dan Konsultan.

F. Perluasan Sasaran dengan Membentuk Sanggar PKG

Pembaharuan pembelajaran yang dikembangkan PKG harus terus menyebar ke sekolah-sekolah dan harus tetap terpelihara . Maka ditiap kabupaten atau kecamatan dibentuklah Sanggar PKG ynag dikelola oleh Guru Inti. Calon Guru Inti memang sudah teridentifikasi dari hasil pelatihan PKG. Sanggar PKG agak berbeda dengan Senter, yaitu tidak adanya inservice. Jadi hanya terdiri dari pertemuan Sabtu dan observasi/kunjungan guru inti ke sekolah.

16

Page 17: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

BAB V

MATERI PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KERJA GURU

A. Analisis Materi Pelajaran, Perencanaan dan Persiapan Pembelajaran

Analisis Materi Pelajaran adalah rincian unsur-unsur materi yang terdapat dalam setiap sub pokok bahasan. Unsur-unsur itu berupa fakta, konsep, prinsip dan skill matematika.

Materi yang dipilih hendaknya terurut sesuai dengan proses pembentukannya. Umumnya kita terlebih dahulu menangkap konsepnya, sehingga kita dapat menjelaskan pertanyaan “Apa yang dimaksud dengan …?”. Dalam matematika, ini disebut Konsep. Kemudian kita ingin tahu cara menyebutnya atau menamakannya, sehingga kita dapat menyatakannya dengan satu istilah, atau melambangkannya dengan satu lambang. Ini disebut Fakta. Kemudian, kita mengenali lebih jauh sifat-sifat yang dimiliki oleh konsep itu dan menemukan jawaban “Mengapa ia bersifat demikian?” Ini disebut Prinsip. Selanjutnya kita ingin tahu di bidang apa konsep ini digunakan dan bagaimana cara menggunakannya, sehingga melalui latihan kita terampil menggunakannya. Ini disebut Skill. Akhirnya kita ingin merangkai keterkaitan konsep ini dengan konsep-konsep lainnya, sehingga kita dapat membuat suatu cerita tentang alir konsep. Ini disebut Peta Konsep. Lebih jauh lagi kita ingin mentransfer peta konsep itu dalam situasi yang baru (bidang lain), menggunakannya dalam suatu masalah yang lebih luas, memodifikasi, dengan berpikir, bagaimana jika …..? atau bagaimana jika tidak …..? Ini disebut aplikasi dan Transfer kemampuan matematis.

Analisis Materi Pelajaran ini sangat membantu guru untuk merancang pembelajaran secara sistematik dan memudahkan siswa menyerap pelajaran. AMP ini boleh dikatakan sangat fenomenal dalam memenuhi kebutuhan guru, karena pada saat itu, garis-garis besar program pengajaran dalam kurikulum 1975 hanya diuraikan sampai sub-sub pokok bahasan. Apa isi sub pokok bahasan, diserahkan kepada guru tanpa adanya pedoman. AMP disambut entusias oleh guru, dan proses diskusinya sangat mengasyikkan. Diskusi AMP juga berfungsi sebagai wahana untuk membenahi pemahaman guru tentang kebenaran matematika. Instruktur boleh berbangga, bahwa pola AMP ini akhirnya digunakan dalam penjabaran materi pada GBPP Kurikulum 1984 dan juga kurikulum 1994.

Perencanaan Pembelajaran adalah peyusunan rencana pembelajaran, dengan memilah-milah pokok bahasan/sub pokok bahasan menjadi beberapa pertemuan. Setiap pertemuan diskenario apa yang akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari Pembukaan yang memuat introduksi, motivasi dan apersepsi, Bagian Inti yang memuat pengembangan materi I, memeriksa tanggapan siswa dan mengkonsolidasikan, berlanjut ke pengembangan II dan seterusnya, kemudian ada bagian latihan penerapan dan diakhiri dengan penutup yang memuat rangkuman dan tugas tindak lanjut.

Rencana Pelajaran ini juga sangat membantu guru untuk beraksi di kelas mengelola proses pembelajaran secara sistematik dan memudahkan siswa menyerap pelajaran. RP ini juga boleh dikatakan sangat fenomenal dalam memenuhi kebutuhan guru, karena pada saat itu, RP bersifat sangat global mengikuti pola PPSI. Apa isi kegiatan di kelas, diserahkan

17

Page 18: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

kepada guru tanpa adanya pedoman. RP juga disambut entusias oleh guru, dan proses diskusinya sangat mengasyikkan. Diskusi RP juga sebagai wahana untuk tukar pengalaman dalam menggunakan metode dan teknik mengajar.

Instruktur juga menegaskan bahwa RP itu masih dalam bentuk angan-angan dalam pikiran guru. Belum ada wujud konkretnya. Beberapa bagian RP perlu dikonkretkan dengan alat bantu baik berupa media maupun alat peraga. Pengadaan wujud konkret ini disebut persiapan. (ada pembedan antara planning dan preparation). Ini juga fenomenal, karena pada saat itu langka sekali alat peraga atau media yang disediakan guru.

B. Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pengajaran dan Pembelajaran

Sejalan dengan itu, guru juga dilatih untuk terampil memilih dan menggunakan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pengajaran dan Pembelajaran. Inilah jenjang pengetahuan untuk menjawab bagaimana mengajarkan matematika.

Instruktur membuat ilustrasi sebagai berikut. Siswa dengan pengetahuan awalnya berada pada satu sisi dari suatu sungai. Pengetahuan yang belum dan ingin dipelajarinya diibaratkan sebagai buah-buahan yang berada pada tepian sisi di seberang sungai itu. Bagaimana mencapainya? Pemandu mulai dengan berpikir besar, yaitu mendekatkan (menghubungkan) kedua sisi sungai itu. Alternatifnya, membuat jembatan, atau membuat tali tambang untuk bergantungan, atau mencari galah untuk melompat galah, atau membuat perahu. Dipilihlah satu saja, yaitu membuat jembatan dengan pokok pohon kelapa. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana melewati jembatan ini? Alterntifnya, duduki kemudian mengingsut (ngesot), atau merangkak dengan kaki dan tangan, atau berdiri dengan memegang galah keseimbangan. Dipilihlah satu saja, yaitu merangkak. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana merangkaknya? Tangan lebih dahulu baru kaki, atau kaki dahulu baru tangan. Perutnya diangkat atau diseret? Dipilihlah satu saja, perut diangkat, tangan dulu gerakkan, baru kaki. Pertanyaan terakhir, bagaimana mengangkat perut, setinggi apa? Gerakan tangan dan kaki sejauh mana?

Pemandu mulai membuat jembatan. Ini namanya Pendekatan. Pemandu memberi tahu, bahwa kita kesan dengan merangkak. Ini namanya strategi. Ajarkan siswa cara merangkak. Ini namanya metode. Bimbing siswa mulai mengangkat perut, letakkan tangan dan kakinya dan gerakkan. Ini namanya teknik. Sekarang siswa mempraktikkannya, dengan arah kebalikannya. Mulai angkat perut, gerakkan kaki dan tangan. Ini namanya teknik. Merangaklah. Ini namanya metode. Lewati jembatan itu dengan merangkak. Ini namanya strategi. Jaga keseimbangan jembatan itu. Ini namanya pendekatan.

Nah, pembelajaran matematika dapat didekati dengan pendekatan siswa aktif, atau pendekatan guru yang mempesona, atau pendekatan materi yang tersusun logis. PKG memilih pendekatan siswa aktif disertai pendekatan guru yang bersahabat. Strateginya, apakah siswa memperhatikan guru terlebih dahulu secara klasikal, atau materi dan alat-alat didisplay dulu, baru guru menunjukkan bagian-bagian, atau biarkan siswa mencari materi dan alat yang berserakan itu. Dipilihlah strategi kedua, yaitu lihat keseluruhan baru bahas sebagian-sebagian. Metodenya bagaimana? Apakah diterangkan, atau ditanyakan, atau diperintahkan tahap demi tahap, atau diserahkan kepada siswa dengan caranya sendiri. Dipilihlah metode bertanya. Bagiaman teknik bertanya? Apakah pertanyaan orator ke seluruh kelas dan menunggu jawaban koor dari siswa, atau pertanyaan detektif sambil berpikir, baru kemudian menunjuk siswa. Dipilihlah pertanyaan detektif yang sambil berpikir, baru menunjuk siswa. Demikianlah pembelajaran menjadi asyik sekali. Menyenangkan.

18

Page 19: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

Eksplore / eksplorasi / Gali informasi

Memproses informasielaborasi

Konsolidasikomunikasi

Aplikasi/latihan

PEMBUKAANa. Introduksib. motivasic. appersepsi

PenutupRangkumanTindak lanjut

Periksa 1

Pengembangan 2

Pengembangan 1

Periksa 1

PKG menerbitkan buku “Beberapa metode dan ketrampilan mengajar” . Yang paling fenomenal, adalah struktur pembelajaran matematika yang digambarkan sebagai berikut.

STRUKTUR PEMBELAJARAN MATEMATIKA (SPM)

VERSI 1 VERSI 2

Pola ini sekarang dipakai di kurikulum 2004

Fenomenal berikutnya, teknik bertanya, yang menggunakan gaya bertanya sambil ikut berfikir (gaya detektif). Pertanyaannya ada tingkat rendah, untuk sekedar mengingatkan saja, seperti “apa ya namanya bagian pemukaan kubus ini?”. Ada pula pertanyaan tingkat tinggi, untuk menggali ide atau kreasi pikiran siswa, seperti “bagaimana jika kubus ini direbahkan dengan menggunting beberapa rusuknya, apa yang terjadi, bayangkan bagaimana bentuk rebahannya itu dan gambarlah”. Ada jenis pertanyaan tertutup, yakni hanya ada satu jawaban saja. Ada pula pertanyaan terbuka, yang memungkinkan banyak jawaban. Dalam bertanya guru menghindari jawaban koor, dengan cara memberi sugesti mengangkat tangan (gurunya mengangkat tangan, dengan harapan diikuti siswa). Menghindari menyebut nama sebelum bertanya, sesudah mengangkat tangan baru menyebut nama siswa yang dikehendaki menjawab. Menghindari langsung membenarkan atau menyalahkan, tetapi dengan gestur, meminta siswa lain menanggapinya, sampai terdengar ramai menyetujui jawaban itu. Hal lain

19

Page 20: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

yang unik adalah penggunaan papan tulis yang memilah papan tulis menjadi 3 kolom, kolom pertama untuk materi apersepsi, kolom kedua untuk pengembangan, dan kolom ketiga untuk contoh dan terapan. Yang unik adalah guru mulai menulis dari kanan ke kiri, dengan maksud tidak menghalangi siswa untuk melihat apa yang sudah tertulis di papan tulis. Tambah menarik lagi, disana ada berbagai jenis permainan matematika, Ada puzzle dan contoh-contoh kegiatan matematika di luar kelas, dan contoh topic into activity. Topic into activity ini sekarang menjadi contextual learning. Inilah mutiara-mutiara cemerlang yang disenangi guru dan kini memudar.

C. Lembar Kerja Siswa dan Alat Bantu Belajar-Mengajar.

Dalam metode penemuan ada dua macamnya yaitu penemuan bebas dan penemuan terbimbing. Dalam penemuan terbimbing, siswa dibantu dengan perintah atau pertanyaan bertahap dan mengarah pada suatu temuan. Perintah/pertanyaan bertahap ini diwujudkan dalam suatu lembar kerja siswa. Siswa bekerja di lembaran itu mengikuti tahapan-tahapan perintah sampai akhirnya dapat mengambil kesimpulan. Lembaran itu disebut Lembar Kerja Siswa. Siswa merasa asyik belajar dengan cara ini. PKG tidak pernah mengenalkan lembar kerja siswa sebagai lembaran kumpulan soal-soal, seperti yang kini merajalela di toko-toko. Penulisnya benar-benar mengartikan lembaran kerja sebagai lembaran tempat kerja siswa.

Disamping itu, PKG mengenalkan berbagai alat bantu, dapat berupa media ataupun alat peraga atau alat praktik. Media mulai dari lembar peraga dari karton, atau plastik transparan untuk OHP, atau power point untuk komputer, atau audio video dengan audio video player. Alat peraga bisa dari sedotan limun, koin, bangun-bangun geometri dari karton manilla. Alat praktik dapat berupa klinometer untuk mengukur sudut elevasi, jangka sorong atau rodameter. Alat permainan berupa tangram, menara hanoi, lompat katak dan sebagainya. Guru senang menggunakan media, alat peraga maupun alat praktik ini. Siswa juga senang.

Ada satu angan-angan PKG yang tak kesampaian, yaitu agar di sekolah ada bengkel matematika, dimana alat peraga, alat praktik dan media ditempatkan. Disinilah anak dan guru bekerja membuat, menggunakan dan mendisplay alat-alat tersebut.

D. Assessmen: Tes formatif, Analisis Item Tes, Diagnostik, Remedial dan Pengayaan

Ini juga hal yang fenomenal dari PKG. PKG lebih mementingkan assessmen daripada evaluasi. PKG lebih mengutamakan menjajagi apa yang telah anak kuasai dan apa yang belum dikuasainya, daripada memberi label 1-10 atau A-D. Tes formatif diutamakan yaitu tes untuk mengetahui pembentukan pengetahuan siswa (daya serap) dan ketercapaian tujuan setiap butir materi. Jika seorang siswa kurang mencapai daya serap 75%, dicari sebabnya, dibagian mana yang ia tidak kuasai. Jika suatu soal tidak dikuasai oleh lebih dari 75% siswa, maka dicari sebabnya, apakah soalnya tidak jelas atau ada miskonsepsi disana.

Biasanya dilanjutkan dengan tes diagnostik pada bagian itu, yaitu tes mendeteksi sumber kesalahpahaman siswa. Tes diagnostik disusun menurun secara sangat bertahap, mulai dari soal biasa, diturunkan ke lebih spesifik, dan terus bergerak pelan menuju ke yang elementer. Akan kelihatan, siswa dari merasa tidak bisa, kemudian pada soal berikutnya ia menjadi hampir bisa, dan soal berikutnya ia menjadi bisa. Berarti kesulitannya ditemukan pada soal yang ia hampir bisa. Ada sesuatu disana.

20

Page 21: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

Maka program selanjutnya adalah program remedial bagi yang tidak mencapai ketuntasan dengan berfokus pada hasil formatif dan diagnostik tadi. Sedangkan bagi yang telah menguasai matei diberikan soal-soal pengayaan, yaitu tambahan yang bersifat pengayaan horisontal (setara). PKG belum sampai mengembangkan eksalasi atau akselerasi. Eksalasi itu pengayaan bersifat vertical, tetapi tidak sampai mendahului kelasnya. Akselerasi itu maju terus mendahului kelasnya. Instruktur boleh bangga, bahwa ide remedial dan pengayaan ini dipakai dalam kurikulum 2004, ketika diperkenalkan standar ketuntasan minimal.

E. Evaluasi: Tes sumatif, Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes.

PKG melihat pentingnya evaluasi dari sisi fungsinya, yaitu untuk laporan kepada orangtua, untuk mengukur prestasi sekolah, untuk penempatan kelas. PKG menghindarkan penggunaan evaluasi sebagai penghukuman bagi siswa, dan melabelnya secara permanen bahwa ia bodoh.

Fungsi Evaluasi melalui tes sumatif, yaitu tes untuk mengetahui jumlah pengetahuan siswa, juga berguna untuk melatih guru, agar mampu membuat soal yang valid dan reliabel. Ini ada analisisnya sendiri. Ketika itu guru masih rajin menghitungnya secara manual, tetapi sekarang sudah ada program statistik melalui komputer untuk menghitungnya. Yang penting guru harus tahu bahwa soalnya cacat, sangat mudah dan tidak berfungsi. Valid artinya tepat sesuai dengan tujuan, sesuai dengan kebenaran materi, sesuai dengan level siswa. Reliabel artinya dipercaya dipakai dimanapun dan kapanpun hasilnya akan serupa. Pengetahuan ini sekarang sudah pudar.

F. Soal-Soal Pemecahan Masalah dan Kreativitas.

Dengan PKG, dikenallah soal-soal problem solving. Soal yang menantang siswa, karena siswa merasa paham akan soalnya dan tertarik ingin memecahkannya, dan merasa terjangkau, tetapi tidak tahu dari mana memulainya, pengetahuan apa yang digunakan, dan dengan cara apa memcahkannya. Dua hal ini yang menjadi misteri, yaitu alat (pengetahuan mana) dan strategi (cara apa) yang akan digunakannya. Siswa dituntut mengerahkan segenap orisinalitas dan kreativitas pikirannya untuk memecahkan masalah tersebut. PKG membimbing langkah-langkah pemecahan masalah yaitu: 1. Pahami masalahnya; 2. Pilih strategi yang cocok; 3. Lakukan pengolahan data dari yang diketahui menuju yang ditanyakan. 4. Verifikasi (uji) kebenaran temuannya.

Para Instruktur di LKI berlomba juga membuat PHI (Problem Hari Ini), didisplay di Mading, dan menantang instruktur lain untuk memecahkannya. Berhadiah. Akhirnya kumplan PHI dibukukan untuk bekal di provinsi masing-masing.

G. Kompetisi Matematika

Dampak dari PHI ini, setiap provinsi berinisiatif mengadakan kompetisi Matematika bagi siswa. Di Jakarta konpetisi matematika telah dimulai sejak tahun 1983, sehingga tahun 2013 yang lalu sudah mencapai kompetisi ke-30.

Sementara itu, gaung Olimpiade Matematika Internasioal (OMI (Bahasa Indonesia)) atau IMO (English)), telah sampai ke Indonesia. Pada tahun 1988 Indonesia ikut dalam IMO ke- 29 di Australia. Direkorat menunjuk konsultan PKG Bp Djoko Waliadi,

21

Page 22: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

berangkat mendampingi 3 orang siswa pilihan. Sepulangnya dari IMO, Bp Djoko Waliadi merekomendasikan agar ada sistem seleksi siswa dan ini ditangani oleh dosen perguruan tinggi. Direktorat mempercayakan Bp Andi Hakim Nasution (IPB), menjadi Leader. Sistem seleksi diadakan, yaitu soal dibuat di Pusat, seleksi di daerah dengan didatangi petugas pusat, dikoreksi di Jakarta, dipilih 10-15 siswa, dibina di PPPG Matematika oleh dosen UGM dan IPB. Dipilih 6 calon peserta IMO yang akan diberangkatkan. PPPG Matematika memproduksi buku-buku yang memuat soal-soal pembinaan siswa olimpiade matematika Internasioal, dan disebarluaskan ke provinsi. Semakin mesranya hubungan IMO dengan PKG, maka pada tahun 1992, 1994, 1995 dan 1998 salah seorang Instruktur PKG (M. Soleh) ditunjuk menjadi Deputy Leader mendampingi Bp Andi Hakim Nasution, mengawal 6 anak SMA peserta IMO ke Moskow, Hong Kong, Toronto, dan Taipei.

Barangkali, ini juga yang menginspirasi Departemen untuk menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) setiap tahun. Daerah yang sudah membudayakan kompetisi matematika, sudah siap menyambut seleksi OSN tingkat provinsi, dan nyatanya kuota tiket ke tingkat Nasional selalu lebih banyak dari provinsi lainnya.

Sementara itu, Olimpiade Matematika Internasional tingkat SD juga menggaung di Indonesia, antara lain EMIC (inisiator Thailand) dan IMSO (inisiator Indonesia). Direktorat Pembinaan TK/SD menanggapi ini dengan membuka jalur pembinaan di luar OSN (dikenal dengan istilah jalur B). Soal dibuat di Pusat, seleksi di daerah dengan dikunjungi petugas pusat, dikoreksi di Jakarta, dipilih 50-60 siswa, di bina di Jakarta. Direktorat merekrut pakar matematika unuk menjadi pembina, dan salah satunya adalah instruktur PKG yaitu M. Soleh. Direktorat juga merekrut juri untuk IMSO dan OSN, dan salah satunya adalah instruktur PKG yaitu Fadjar Shadiq. Instruktur boleh bangga, PKG menghembuskan aroma problem solving dan olimpiade.

H. Majalah Matematika

Kegemaran membaca dan menulis juga meningkat di kalangan instruktur, guru inti dan guru-guru peserta PKG yang kreatif. Maka kegemaran itu disalurkan dengan menerbitkan majalah. Di tingkat nasional, majalah hasil LKI adalah SIGMA (Sarana Interaksi Guru Matematika). PPPG Matematika menerbitkan LIMAS, PKG provinsi DKI Jakarta menerbitkan majalah KOMIK (Komunikasi Matematika Ibu Kota).

I. Seminar Guru Matematika

Sejak awal, Tahun 1983 PKG menunjukkan eksistensinya, dengan mengikuti seminar pada Konferensi ke V Himpunan Matematikawan Indonesia di Cibubur. Ketua Himpunan pada saat itu adalah Dr. Bana Kartasasmita, dosen ITB yang juga ditunjuk sebagai konsultan/nara sumber part time PKG matematika. Instruktur PKG saat itu mempresentasikan makalah. M. Soleh mempresentasikan “Pentingnya AMP bagi Guru” dan Al Krismanto mempresentasikan “Beberapa ketrampilan dan teknik Mengajar”. Peserta konferensi yang umumnya adalah dosen, mengapresiasi, bahwa mulai ada unsur guru membuat terobosan pembaharuan. Diskusi setelah presentasi, terasa seperti menyiratkan kebanggaan kakak kepada adiknya dengan memuji sambil menambahkan nasehat-nasehat kekeluargaan.

22

Page 23: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

Pengalaman berikutnya, ketika instruktur dalam pelatihan inservice methodologies di Bristol, instruktur didaftarkan sebagai peserta konferensi Association of Teacher of Mathematics. Instruktur terkagum kagum dengan banyaknya ide-ide kreatif dalam soal dan pembelajaran matematika yang dipresentasikan guru dan dosen. Lebih kagum lagi, disana berbaur guru dan dosen tanpa sekat superioritas. Mereka sama-sama profesional. Di Indonesia terasa ada sekat antara guru dan dosen.

PKG Provinsi DKI Jakarta, sejalan dengan penyelenggaraan kompetisi matematika bagi siswa, juga mengadakan seminar untuk guru. Dalam salah satu seminarnya mengundang pembicara Bp Andi Hakim Nasution. Bp Wono Setiabudi Dosen ITB, Bp Surya Ketua PGRI.

J. Teknologi Pendidikan Matematika

Pengembangan Pendidikan di era teknologi, memungkinkan siswa belajar secara mandiri dengan mengunakan software komputer. PKG juga menanggapi perkembangan teknologi pendidikan ini dengan membentuk sub proyek bernama Indonesia Mathematics Educational Network (IMEN). Rekrutmen calon pengembang software komputer dijaring dari provinsi, dari kalangan guru inti atau guru alumnus PKG yang memiliki kemahiran komputer. Calon pengembang itu kemudian dilatih di PPPG Matematika yogyakarta mengenai pemograman menggunakan bahasa program PASCAL. Kemudian dilatih merancang pembelajaran dengan program komputer, misalnya topik transformasi. Bagaimana programnya agar suatu segitiga yang ditentukan letaknya, kemudian ada perintah diputar ¼ putaran, maka di monitor akan muncul bayangan (peta) segitiga itu.

Para calon pengembang itu semakin mahir, maka pada tahap pelatihan berikutnya, mulai memproduksi software untuk pembelajaran 1 pertemuan. Pengembangan sofware ini dilakukan berkali-kali, sehingga pada masa itu produksi software sudah memenuhi kebutuhan pengajaran matematika dari SMP kelas 1 sampai SMA kelas 3.

IMEN merupakan jaringan kerja, karena sesama pengembang seluruh provinsi selalu berkomunikasi bertukar ide melalui komputer. Dan langkah ke depan direncanakan akan dirintis ASMEN, Asean Mathematics Educational Network, mengikuti jejak IPA yang sudah memiliki ASPEN, Asean Physics Educational Network. Namun karena perkembangan teknologi sangat cepat, ternyata pemograman dengan bahasa PASCAL sudah ketinggalan zaman. Maka proyek ini tidak berlanjut.

23

Page 24: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

BAB VI

BEBERAPA PELAJARAN DARI IMPLEMENTASI PKG

A. Pola Inservice-Onservice Training

Pola inservice-onservice training diapresiasi oleh beberapa konsultan asing sebagai pembaharuan model pelatihan yang efektif dan unik (belum pernah ada). Instruktur dan guru juga sangat merasakan keefekifannya dan menggairahkan serta menyenangkan.

Efektif, karena penyerapan ide-ide baru mengenai pembelajaran dilakukan melalui diskusi / pembahasan bersama, sehingga ide baru itu dipertarungkan dengan pengalaman yang ada. Dengan demikian ada proses assimilasi dan akomodasi. Diassimilasi jika memang ide baru itu dapat dikaitkan dengan pengalaman yang ada. Diakomodasi jika memang ide baru itu dapat diterima sebagai sesuatu yang lebih baik dari pengalaman yang ada. Efektif, juga karena ide baru itu dikenalkan tidak hanya dalam porsi teknik, tetapi dilatar belakangi oleh rasional mengapa teknik itu dilakukan, bahkan sampai pada filosofinya, yaitu landasan teorinya. Efektif, karena apa yang telah diterima sebagai wawasan, guru juga harus mempraktikkannya dikelas dalam onservice. Dengan itu, guru merasa, bahwa ide baru itu memang ada pengaruhnya dalam suasana kelas, dalam minat siswa, dan dalam pencapaian siswa. Efektif, karena jika ada permasalahan di kelas, tanpa menunggu lama (dalam minggu itu juga) Instruktur datang mendengarkan masalah, membantu mencarikan alternatif penyelesaian masalah, paling tidak memotivasi guru untuk bersabar, dan maju terus. Kedatangan instruktur sangat ditunggu-tunggu oleh guru.

Menggairahkan dan menyenangkan, karena terasa ada kebersamaan dengan sesama teman guru lain, dengan difasilitasi dan diayomi oleh instruktur. Menyenangkan karena terlihat siswa juga menyenangi belajar sambil aktif memanipulasi alat, atau bergairah karena ada pertanyaan yang menantang, baik dalam LKS atau dari guru. Menyenangkan karena hasil kerja siswa dipajang di dinding kelas, dan kelas tampak meriah.

Prinsip dari guru, dengan guru dan untuk guru, dirasakan sebagai perubahan segar dalam proses belajar guru, dibandingkan dengan mendengarkan kuliah dari dosen atau ceramah dari pakar matematika dari lembaga lain. Tidak ada sekat “pakewuh” , karena berbeda jabatan. ‘Dengan guru’, terasa adu pendapat menjadi seru karena instruktur mau mendengarkan dulu, dan instruktur mengakui bahwa memang itu juga pernah dialaminya, tetapi akhirnya si guru mengakui juga bahwa gagasan instruktur itu memang baik, dan meyakini bahwa instruktur sudah mempraktikkannya. Guru senang melihat instruktur juga mengajar di kelasnya dengan cara itu. Maka, sesekali guru meminta instruktur untuk mengajar di kelasnya.

Tetapi memang, pengertian Instruktur ‘dari guru’, bukanlah sembarang guru. Ia guru dalam arti masih aktif mengajar, tetapi ia telah digembleng sehingga pengetahuan dan ketrampilannya jauh melebihi guru biasa, sehingga banyak alternatif pembelajaran yang dimilikinya. Karena itu ia disegani, bukan karena jabatan, tetapi karena wawasannya.

Suatu saat, pemerintah pernah juga mengangkat guru sebagai pelatih hanya karena tes uji kompetensinya terbaik atau telah melalui ToT yang singkat. Yang terjadi adalah kebekuan suasana diskusi, karena dalam diskusi berkembang hal yang tidak terduga dan belum dipelajari oleh pelatih itu.

Inilah dua prinsip PKG yang sayang dibuang yakni Pola In-service-Onservice dan prinsip dari guru, dengan guru dan untuk guru.

24

Page 25: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

B. Kapabilitas Instruktur

Instruktur itu termasuk orang yang mahal, karena telah banyak uang negara dibelanjakan untuk peningkatan kapabilitasnya. Maka, jika pemerintah memanfaatkannya untuk segala kegiatan pengembangan, adalah sangat wajar sekali. Pada masa itu, instruktur banyak terlibat dalam berbagai kegiatan, antara lain menjadi penelaah dan penilai buku yang akan direkomendasikan pemerintah, penyusunan GBPP kurikulum 1984, 1994, 2004; pembuatan prototipe alat peraga dan alat praktik matematika, pembina olimpiade matematika, pembawa acara siaran matematika, penulis GBPP dan naskah siaran matematika, penyusun soal untuk bank soal dan untuk ujian nasional. Bahkan Instruktur juga diminta oleh Departemen Agama Direktorat Perguruan Islam untuk melatih guru-guru Madrasah Ibtidaiyyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.

Pasca PKG, ketika instruktur tidak terikat lagi dengan tugas inservice-onseervice, Kantor wilayah atau Dinas Pendidikan di daerah mempromosikan instruktur. Ada yang menjadi pengawas sekolah, Kepala Sekolah, Kepala Seksi atau Kepala Bidang atau Kepala Pusat. Sebagian menjadi widyaiswara di LPMP (eks BPG), atau P4TK (eks PPPG).

C. Kesan Guru

Dalam proses pelatihan PKG, guru-guru merasa seperti keluarga besar, saling memperhatikan, memahami dan membantu sesama. Selesai PKG mereka membentuk paguyuban alumni PKG dan masing-masing angkatan berlomba memamerkan jaketnya.

Ketrampilan yang dikembangkan dan dipraktikkan dibawah ayoman instruktur, terasa membekas, dan menjadi kebiasaan mengajar, antar lain struktur pelajaran, teknik bertanya dan penggunaan papan tulis, lembar kerja dan lain-lain. Bahkan, ketika Instruktur secara kebetulan bertemu dengan guru asuhnya di suatu kesempatan pelatihan reguler, mereka mengelu-elukan instruktur, dan berbagi cerita tentang apa yang tak pernah dilupakannya dari PKG, dan mengeluhkan model pelatihan yang sekarang.

Di Jakarta, ada seorang ibu guru peserta PKG yang ketika selesai pelatihan, lalu melahirkan putranya, dan bayi itu diberi nama dengan Prima Kurniawan Gunadi (PKG). Soalnya, ayah bayi itu adalah asisten Instruktur. Selain itu banyak juga di PKG ini yang mendapatkan pasangan jodohnya. PKG membawa berkah.

D. Kompetensi Guru

PKG telah melahirkan asisten Instruktur, Guru Inti dan Motivator MGMP. Dapat dihandalkan bahwa yang berpredikat seperti ini, sudah memiliki kompetensi mengelola pembelajaran seperti yang dicita-citakan PKG. Kompetensi guru, yakni Kompetensi Paedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Profesional telah dimilikinya. Kompetensi Paedagogik, dikembangkan oleh PKG dengan selalu menyandarkan ide/gagasannya dengan teori pendidikan yang berkembang seperti teori belajar dan teori perkembangan anak. Kompetensi kepribadian, dikembangkan PKG dengan membiasakan bersikap kerja keras, komitmen dan bertanggung jawab. Kompetensi sosial, dikembangkan PKG dengan selalu berbagi ide atau bahan persiapan mengajar, saling memahami dan membantu. Kompetensi profesional memang menjadi primadona PKG, yaitu mengajar dengan prinsip-prinsip: berencana, menguasai materi, menguasai metode, menguasai evaluasi dan menguasai tindak lanjut evaluasi.

25

Page 26: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

Guru-guru lain yang belum berpredikat seperti itu, mungkin juga banyak yang memiliki kompetensi guru yang handal, hanya saja tidak berkesempatan atau tidak bersedia menjadi guru inti. Akan terlihat, pada pemilihan guru prestasi atau promosi menjadi Kepala Sekolah, banyak terjaring dari alumni PKG, karena etos kerjanya sudah terbentuk. Pada laporan dampak PKG dari Provinsi, akan disebutkan guru berprestasi yang alumnus PKG.

Adapun guru yang tidak berprestasi walaupun sudah mengikuti PKG, pasti selalu ada, karena matematika statistik juga mengajarkan kurva normal, dimana 27 ½ % gagal, 27 ½ % cemerlang, dan sisanya normal. PKG berusaha mengangkat bagian normal ini agar lebih meninggi ke kanan, bukan melebar. Jadi kurva normal yang langsing.

E. Iklim Kelas

Masih terbayang di benak instruktur, ketika ia memasuki kelas guru asuhnya. Kelas itu semarak dengan displai hasil karya siswa. Papan Tulis telah terbagi 3 kolom dan alat penggaris dan jangka tergantung di tempatnya. Meja kursi siswa bisa diatur untuk klasikal atau untuk kerja kelompok. Ada karton manila dan kepingan magnit untuk menempelkan karton di white board. Ventilasi udara terbuka mengalirkan udara segar. Pencahayaan cukup terang. Antar meja kursi siswa ada ruang untuk guru berkeliling mengamati siswa.

Masuklah para siswa dengan ceria. Salam, dan tanpa menunggu perintah guru, siswa sudah tahu apa yang harus disiapkannya, karena guru sudah memberitahukannnya pada setiap akhir pelajaran yang lalu. Guru mulai membuka persoalan. Persoalan itu harus dikerjakan dalam kelompok. Siswa sudah terbiasa membentuk kelompok, dan mengambil karton untuk membuat laporan. Dan seterusnya.

Itulah gambaran ideal kelas PKG. Sudah tentu dalam kenyatannya, ada yang sulit, ada yang cerah dan ada yang normal. Kunci utamanya adalah komitmen guru untuk mengajar sebaik-baiknya dan dukungan Kepala Sekolah untuk memfasilitasinya.

F. Variasi Sumber Belajar dan Kegiatan Belajar

PKG berusaha mengubah kebiasaan proses belajar yang hanya mengandalkan penampilan guru. PKG berusaha meminimalisasi peran guru sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi tidak berarti menyantaikan guru. Guru tetap sibuk, tetapi sibuknya bukan menjelaskan materi, tetapi mengelola sumber belajar lain. Ada Lembar Kerja Siswa, ada demonstrasi peragaan, ada percobaan eksperimen, ada diskusi kelompok, ada bermain matematika, ada mengamati video, atau animasi komputer, ada kegiatan di luar kelas, ada proyek kunjungan ke objek yang ada matematikanya.

G. Belajar Menyenangkan dan Kompetensi Siswa

Dengan pola belajar dari berbagai sumber dan berbagai kegiatan, dampaknya menimbulkan gairah dan kesenangan tersendiri. Siswa senang dengan tantangan baru yang membuatnya penasaran. Siswa senang ketika mendapati pola yang teratur yang semula tak dilihatnya. Siswa senang dengan bermain, ada yang menang ada yang kalah. Siswa senang keluar kelas, dan tidak menyangka disana ada matematika. Siswa terpesona dengan hasil akhir yang mengagumkan. Siswa senang hasil karyanya didisplai didinding.

26

Page 27: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

KECERDASAN KREATIVITAS

KOMMITMEN

Kompetensi siswa dalam pencapaian penilaian akademik, memang tidak terdata oleh PKG. Ini patut disayangkan, tidak ada yang meneliti korelasi antara peningkatan kompetensi guru dengan peningkatan hasil belajar siswa. Tetapi kompetensi siswa dalam hal kecerdasan spasial, kecerdasan intra personal, kecerdasan inter personal, kecerdasan linguistik, kecerdasan kinestetik ada tampak berkembang. Mereka dilatih untuk mewujudkan matematika abstrak menjadi konkret dengan membuat bangun nyata, membuat statistik atau diagram. Mereka dibiasakan untuk tidak menyerah. Mereka dibiasakan untuk mendengarkan dan menyampaikan pendapat, mereka dibiasakan presentasi menyampaikan hasil kerjanya, mereka dibiasakan bermain dengan gerakan-gerakan matematis.

Itulah gambaran ideal suasana belajar dan kompetensi siswa di PKG. Sudah tentu dalam kenyataannya, ada yang sulit, ada yang cerah dan ada yang normal. Kunci utamanya adalah komitmen dan kompetensi profesional guru.

H. Siswa Berbakat dan Kompetisi Matematika

Karena PKG menggalakkan soal-soal tipe problem solving yang menuntut higher order thinking (analisa, sintesa dan evaluasi) atau soal yang melatih berfikir divergen bukan seperti soal di ujian nasional yang konvergen, atau soal yang melatih berfikir lateral, bukan linear seperti yang diajarkan guru, maka di setiap kelas akan tampak siswa yang berbakat matematika. Bakat matematika itu merupakan kombinasi dari intelektual, kreativitas dan komitmen. Jika siswa memiliki paling sedikit dua dari tiga unsur ini dengan baik, maka ia berpotensi untuk ikut kompetisi dengan siswa dari sekolah lain.

Variasi kemampuan siswa ditinjau dari 3 aspek tadi, yakni: intelektual, kreativitas dan komitmen dapat digambarkan dalam diagram berikut.

Siswa yang berada dalam daerah irisan dua atau tiga himpunan itu, adalah siswa berpotensi. PKG telah banyak menemukan siswa seperti ini, dan diterjunkan ke medan kompetisi.

Demikianlah, sesungguhnya banyak mutiara-mutiara yang cemerlang dalam PKG, dan kini meredup hanya karena semua pihak melupakannya. Instruktur tidak diberdayakan lagi sebagaimana mestinya.

27

Page 28: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

BAB VII

DAMPAK PKG DI PROVINSI

Sampailah masanya kegiatan PKG mulai redup, karena ada perubahan kebijakan anggaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, memperhatikan pendayagunaan tenaga Instruktur yang sudah berperan sebagai change agent yang terbukti bekerja sangat profesional dan berkomitmen. Ditjen membuat surat edaran berupa jimbauan kepada Kanwil-kanwil provinsi agar mendayagunakan tenaga-tenaga profesional ini.

Beberapa provinsi mulai memperhatikan pengenbangan karir para Instruktur, antara lain:

1. Provinsi Aceh, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi widyaiswara LPMP, kemudian menjadi Wakil Kepala Dinas, kemudian menjadi Kepala Pusat Diklat Pegawai.

2. Provinsi Sumatera Barat, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi Kepala Sekolah, kemudian menjadi Kepala Bidang Dikmenum.

3. Provinsi Sumatera selatan, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi Pengawas Sekolah

4. Provinsi Sumatera selatan, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi Kepala Sekolah

5. Provinsi Lampung, mengorbitkan salah seorang Instrukturnya menjadi Kepala Sekolah Unggulan Provinsi.

6. Provinsi DKI Jakarta, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi Deputy Leader IMO, Pembawa acara siaran matematika di TVRI dan TPI, Pengawas Sekolah, Pembina siswa calon Peserta IMSO, serta Leader dalam berbagai lomba matematika internasional, dan karena prestasinya dianugerahkan Satyalancana Wirakarya oleh Presiden RI.

7. Provinsi DIY, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi widyaiswara di P4TK Matematika.

8. Provinsi NTT, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi widyaiswara di P4TK Matematika dan Juri IMSO dan OSN Matematika SD

9. Provinsi Jawa Tengah, mengorbitkan tiga orang Instrukturnya menjadi widyaiswara di P4TK Matematika

10. Provinsi Jawa Timur, mengorbitkan tiga orang Instrukturnya menjadi widyaiswara di LPMP

11. Provinsi Kalimantan Barat, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi widyaiswara di LPMP

12. Provinsi Kalimantan Selatan mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi widyaiswara LPMP dan Dosen.

13. Provinsi Sulawesi Tengah mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi Pengawas Sekolah

14. Provinsi Maluku, mengorbitkan seorang Instrukturnya menjadi Pengawas Sekolah

,

Sangat menyedihkan jika provinsi tidak tanggap terhadap sumber daya intelektualitas dari para instruktur ini.

28

Page 29: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pola PKG memiliki prinsip-prinsip yang unik:a. Pelatihan dilakukan: dari guru, dengan guru, dan untuk guru.b. Pelatihan dilakukan dengan pola: In-service dan On-service.c. Ada Jaringan Kerja: Kantor Wilayah, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru. d. Dilaksanakan bertahap: Uji coba, Sasaran Terbatas, dan Seluruh Sasaran.

2. Pola ini terbukti efektif, menggairahkan dan menyenangkan guru dan siswa.Efektif, karena ada proses assimilasi dan akomodasi terhadap ide baru. Efektif, karena ide baru itu dikenalkan tidak hanya dalam porsi teknik, tetapi dilatar belakangi oleh rasional mengapa teknik itu dilakukan, Efektif, karena apa yang telah diterima sebagai wawasan, guru juga harus mempraktikkannya dikelas dalam onservice. Menggairahkan karena terasa ada kebersamaan dengan sesama teman guru lain, Menyenangkan karena terlihat siswa juga menyenangi belajar sambil aktif memanipulasi alat, atau bergairah karena ada pertanyaan yang menantang, baik dalam LKS atau dari guru. Menyenangkan karena hasil kerja siswa dipajang di dinding kelas, dan kelas tampak meriah.

3. Dampak PKG berupa :a. Terangkatnya profesionalisme guru, khususnya yang terjaring menjadi asisten

instruktur, Guru Inti, Pengurus MGMP, dan Guru berprestasi lainnyab. Berkembangnya karir guru-guru tersebut menjadi kepala sekolah, pengawas

sekolah, widyaiswara, kepala seksi, kepala bidang,atau kepala Pusat c. Perubahan iklim kelas, sumber belajar, kegiatan belajar, sistem asesmen dan

penilaian, kegiatan permainan dan kegiatan matematika di luar kelas.d. Terserapnya ide PKG dalam pengembangan kurikulum nasional, penyusunan

soal-soal ujian nasional, penyusunan materi siaran Pendidikan, pengadaan alat peraga, penilaian kelayakan buku pelajaran.

e. Berimbas pada kegiatan lainnya seperti olimpiade/kompetisi, seminar guru, pameran, majalah dan MGMP

f. Berkembang secara terintegrasi berbagai aspek kecerdasan siswa: Kecerdasan matematika, spasial, linguistik, kinestetik, intra dan interpersonal.

B. SaranIde dan Produk PKG sayang untuk dilupakan. Maka disarankan agar Direktorat memproduksi kembali buku-buku produk PKG dan dibakukan serta didistribusikan ke semua provinsi untuk menjadi referensi guru.

C. HarapanSemoga pendidikan matematika di Indonesia dikelola secara kreatif, dengan tetap melayani 3 level kemampuan yaitu: matematika untuk semua (matematika sederhana kehidupan keseharian), matematika untuk kelanjutan studi bagi siswa berkemampuan belajar (matematika keilmuan), dan matematika untuk kreasi sesuatu yang baru bagi siswa berbakat (matematika rekreatif dan inovatif). Semoga.

29

Page 30: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

Epilog

Mencari Harmoni dalam Kebisingan Pembelajaran

Pak Guru tadi merasa sudah selesai menjelaskan pelajarannya, bahkan catatan yang dibuatnya sambil menerangkan tadi, dirasakannya sudah cukup jelas. Maka diletakkannya buku yang sejak tadi dipegangnya, di atas mejanya.

Sekarang giliran siswa mengerjakan latihan. Pada hal sejak tadi, siswa-siswanya sudah gerah, tidak betah, bising dengan suara pak guru yang menggebu-gebu, tidak jelas ujung pangkalnya, tidak jelas arahnya. Juga bising dengan catatan di papan tulis itu, mana yang penting, mana yang sekedar coretan iseng. Sekarang kebisingan itu berubah menjadi sunyi senyap, hanya kemerisik suara kertas, dan kebekuan pikiran, mau mulai mengerjakan soal yang mana. Pada hakikatnya siswa-siswa pindah dari satu kebisingan hingar bingar ke kebisingan kemerisik.

Sementara itu, pak guru mengalihkan pandangannya ke luar jendela kelas. Tampak olehnya kanak-kanak dari TK Melati di sebelah sekolah ini, sedang bergandengan tangan membentuk lingkaran, bergerak gemulai mengitari balon-balon merah, kuning, hijau, biru dan ungu, sambil bernyanyi “balonku ada lima, ….” “Sungguh harmonis anak-anak itu dengan balon-balonnya”, Pak guru berkata dalam hatinya. “ Konsep satu, dua, tiga, empat dan lima, serta merah, kuning, hijau biru dan ungu, berpadu dengan gerak gemulai, teriring irama nyanyian, sambil bergandengan. Sungguh, disitu ilmu, berpadu dengan psikomotor, emosi, ambisi, serta rasa sosial siswa” kata suara hatinya. . “Sungguh harmonis”, sekali lagi pak Guru bergumam.

Tiba-tiba pak Guru dikejutkan dengan suara bel tanda waktu istirahat telah tiba. Maka berhamburanlah siswa-siswa meninggalkan kelasnya. Kebisingan yang baru pun terjadilah. Kiranya, di sebelah sana, masih ada keharmonisan di dalam kebisingan.

Mengapa keharmonisan itu hanya dimiliki TK? Bukankah SD, SMP, SMA juga merindukan keharmonisan itu? Harmoni antara Intekektual, Emosional dan Spiritual. Harmoni antar Religi dan Sosial. Harmoni antara Pengetahuan dan Ketrampilan. Harmoni .... Harmoni ...... yang dikangeni. Insya Allah. Billahittaufiq walhidayah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

30

Page 31: file · Web viewPEMANTAPAN KERJA GURU MATEMATIKA: SEJARAH DAN DAMPAKNYA. MUHAMMAD SOLEH . Prolog (In memorium kepada Bapak Drs. H. Ismu Basuki Suwelo) Usianya sudah menjelang 80 t

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, A., 1987, Better Mathematics, London: HMSO

Beeby, C.E., 1979, Assessment of Indonesian Education: a Guide in Planning, Willington New Zealand: New Zealand Council forEducational resarch in association with Oxford University Press.

Bell, F.H., 1978, Teaching and Learning Mathematics in Secondary School, Iowa: Wm. C. Brown Company.

Cockcroft, W.H., 1982, Mathematics Count, London, HMSO.

Logan, L. And Starritt, A., 1988, A Student Activities for Mathematics Classes: Guide Lines for mathematics Instructors, Jakarta: Project Document (unpublished)

Pietersz, A.T., 1985, Program dan Rencana Pelaksanaan Penataran Guru Dikmenum: Pemantapan Kerja Guru dan Sanggar Pemantapan Kerja Guru, Jakarta: Dokumen Proyek (unpublished)

Soedijarto, Ibrahim, R., Khodir,A., 1890, The Indonesian Modular Instructional System for School Mathematics, in Morris, R. (ed), Studies in Mathematics Education, Volume 1, Paris: UNESCO.

Suprapto, B., 1980, Implementing a Large Scale Education Reform: an Administrator View, A Paper presented in the workshop on administrator problems in thye generalization of an inovation as a large scale educational reform, Paris: International Institute Education Planning.

Suprapto, B., 1985, Kemampuan Guru IPA dan Matematika Menjelang Tahun 2000, Bandung: Studi Persiapan Proyek Peningkatan Program Pendidikan IPA dan Matematika (unpublished)

Tim Instruktur PKG Matematika, 1987, Beberapa Metode dan Ketrampilan dalam Pengajaran Matematika, Jakarta: Depdikbud (unpublished)

UNDP/UNESCO, Indonesia: Improvement of Science and Mathematics Teaching in The Secondry General School: Project Finding and Recommendation, Paris: UNESCO.

Wilson, B. J., 1983, Report on Visit to Indonesia to Study PKG (Mathematics Section), Jakarta: Project Dokumen (unpublished).

31